16
Identifikasi Penerapan Konsep Transit Oriented Development bagi Perjalanan Komuter Kawasan Banyumanik, Kota Semarang Oleh: Nograito Wimardana T. L2D 007 041 SIDANG PROPOSAL TUGAS AKHIR Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2011

PPT Sidang Proposal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PPT Sidang Proposal

Identifikasi Penerapan Konsep Transit Oriented Development bagi Perjalanan Komuter Kawasan

Banyumanik, Kota Semarang

Oleh:Nograito Wimardana T.L2D 007 041

SIDANG PROPOSAL TUGAS AKHIR

Jurusan Perencanaan Wilayah dan KotaFakultas TeknikUniversitas DiponegoroSemarang2011

Page 2: PPT Sidang Proposal

OUTLINELatar Belakang dan Rumusan MasalahTujuan dan SasaranRuang Lingkup dan JustifikasiVariabel PenelitianKawasan Banyumanik dan Permasalahan

TransportasiKerangka Desain PenelitianKebutuhan Data PenelitianTeknik Pengumpulan DataTeknik AnalisisKerangka Analisis PenelitianJadwal Pelaksanaan Penelitian

Page 3: PPT Sidang Proposal

Latar Belakang dan Rumusan MasalahPerpindahan permukiman

penduduk ke kawasan pinggiran akibat keterbatasan lahan

perkotaan(urban sprawl pusat Kota

Semarang)

Kualitas pelayanan angkutan umum yang semakin menurun sehingga kurang diminati oleh

masyarakat

Belum adanya kebijakan yang jelas dan tepat dari

pemerintah untuk mengatasi permasalahan transportasi di

Kota Semarang

Kepemilikan kendaraan pribadi tidak dibatasi dan moda transportasi publik yang handal tidak tersedia

sehingga peningkatan permintaan perjalanan komuter dengan kendaraan pribadi tidak dapat

dihindari

Permasalahan kemacetan lalu lintas perkotaan semakin parah akibat volume lalu lintas kendaraan

yang melebihi kapasitas jaringan jalan

Bagaimana penerapan konsep/strategi TDM melalui TOD di Kawasan Banyumanik, Kota Semarang sesuai dengan karakteristik lokal dan kondisi eksisting yang

terjadi di lapangan?

Menurunnya kualitas udara akibat polusi dari kendaraan bermotor yang berdampak

pada kesehatan

Pemborosan bahan bakar mesin saat kendaraan bermotor diam akibat kemacetan lalu lintas

Page 4: PPT Sidang Proposal

Tujuan dan SasaranTUJUANMengidentifikasi kemungkinan bentuk penerapan

konsep/strategi TDM melalui TOD bagi perjalanan komuter Kawasan Banyumanik, Kota Semarang sesuai dengan karakteristik lokal dan kondisi eksisting yang terjadi di lapangan.

SASARANMengidentifikasi karakteristik permintaan perjalanan

komuter Kawasan BanyumanikMenganalisis permasalahan spesifik Kawasan Banyumanik

(penggunaan kendaraan pribadi, kualitas pelayanan angkutan umum, dan pengaturan ruang kota)

Menganalisis kemungkinan bentuk penerapan konsep TOD Kawasan Banyumanik

Page 5: PPT Sidang Proposal

Ruang Lingkup dan JustifikasiRUANG LINGKUP MATERIPermintaan perjalananTravel Demand Management (TDM)Transit Oriented Development (TOD)Peran ahli dalam perumusan konsep

JUSTIFIKASI WILAYAH STUDIKawasan Banyumanik sebagai sub pusat pelayanan baruKawasan Banyumanik sebagai koridor bangkitan terbesar ke

pusat Kota Semarang dari arah Selatan, yaitu 35% Jl. Perintis Kemerdekaan – Jl. Setia Budi berpotensi terjadi

overload apabila volume lalu lintas kendaraan semakin meningkat

Kawasan Banyumanik dilalu tol Semarang – SoloTerminal Banyumanik dan Pudak Payung berpotensi untuk

menjadi embrio pengembangan kawasan TOD

Page 6: PPT Sidang Proposal

Variabel PenelitianNo. Sasaran Variabel

Bagaimana karakteristik permintaan perjalanan komuter Kawasan Banyumanik?

1. Karakteristik permintaan

perjalanan komuter Kawasan

Banyumanik

Pendapatan penduduk

Ongkos transportasi

Preferensi penggunaan moda transportasi

Kepemilikan kendaraan

Tujuan/maksud perjalanan

Kualitas pelayanan angkutan umum: kenyamanan, keamanan, keandalan

Tata guna lahan di tempat asal dan tujuan

Jarak perjalanan

Bagaimana permasalahan penggunaan kendaraan pribadi, kualitas pelayanan angkutan umum, pengaturan ruang kota di Kawasan Banyumanik?

2. Permasalahan spesifik Kawasan

Banyumanik

Sebab dan akibat permasalahan

Peran dan upaya (regulasi) pemerintah terhadap permasalahan

Bagaimana bentuk konsep TOD dalam memanajemen permintaan perjalanan komuter Kawasan Banyumanik?

3. Konsep Transit Oriented

Development Kawasan

Banyumanik

Struktur ruang kota: mixed-use, jarak transit dengan kawasan kepadatan tinggi dan rendah, jarak transit dengan

angkutan feeder, pola guna lahan disekitar kawasan transit, lingkungan transit yang people friendly, kemudahan

pergantian moda, manajemen parkir, pohon dan lampu jalan, serta open space.

Jaringan jalan: Pola jalan grid dengan jalur sepeda tarpisah dari jalur kendaraan bermotor, jalur pejalan kaki,

jalur khusus high occupancy vehicle (HOV), dan waktu tempuh menuju transit.

Dukungan kawasan hinterland

Persepsi atau penerimaan masyarakat: orientasi pro lingkungan, kesadaran akan masalah, norma individu,

keinginan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan keamanan transit.

Strategi TDM lain yang mendukung fungsi TOD: pengaturan waktu dan biaya parkir, ridesharing, peraturan

perjalanan (infrastruktur, kepemilikan kendaraan, penggunaan kendaraan), serta peraturan pengembangan

(arahan pengembangan, managemen pertumbuhan, biaya dampak).

Page 7: PPT Sidang Proposal

Kawasan BanyumanikBerdasarkan arahan RTRW Kota Semarang 2010-2030, Kawasan Banyumanik yang termasuk ke dalam BWK VII difungsikan sebagai kawasan pengembangan untuk menampung limpahan perkembangan penduduk dari pusat Kota Semarang.

FUNGSI DAN KEDUDUKAN KAWASANBANYUMANIK:1. Fungsi utama adalah sebagai penampung

limpahan penduduk dari pusat Kota Semarang

2. Dilalui oleh Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Setiabudi (jalan arteri primer) yang merupakan gerbang pintu masuk Kota Semarang dari arah Selatan.

3. Kecenderungan perkembangan Kota Semarang kearah Selatan yang menjangkau kawasan Banyumanik dan sekitarnya.

Page 8: PPT Sidang Proposal

Permasalahan TransportasiPENGGUNAAN KENDARAAN PRIBADI Pertumbuhan jumlah kendaraan Kota Semarang per tahun tidak

sebanding dengan pertumbuhan jalan. Jumlah kendaraan terdaftar pada tahun 2007, yaitu sebanyak 704.560 unit sepeda motor (82 %) dan 147.791 unit mobil (18 %) dengan tingkat pertumbuhan kendaraan sebesar 2,5 % per tahun (Dinas Perhubungan). Di kecamatan Banyumanik, menurut data statistik tahun 2000-2005 peningkatan jumlah sepeda motor mencapai 14,04% sedangkan untuk mobil penumpang mencapai 16,44%.

JATINGALEH(halosemarang.com)

TEMBALANG(suaramerdeka.com)

PINTU TOL SUKUN(suaramerdeka.com)

Page 9: PPT Sidang Proposal

Permasalahan TransportasiPELAYANAN ANGKUTAN UMUM Meningkatnya harga BBM dan kemudahan memiliki kendaraan pribadi

Menurunnya jumlah pengguna angkutan umum kualitas pelayanan angkutan umum semakin menurun. Selain itu, masyarakat tidak memiliki pilihan moda alternatif lain yang sebaik kendaraan pribadi. Masyarakat cenderung lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena lima hal, yaitu biaya perjalanan, fleksibilitas, aksesibilitas, kenyamanan, dan keamanan.

MIKROLETBUS

(Dinas Perhubungan)

Page 10: PPT Sidang Proposal

Tujuan: Mengidentifikasi penerapan konsep/strategi TDM melalui TOD bagi perjalanan komuter Kawasan Banyumanik, Kota Semarang sesuai dengan karakteristik lokal dan kondisi

eksisting yang terjadi di lapangan

Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3

Sasaran

Mengidentifikasi karakteristik permintaan

perjalanan komuter Kawasan Banyumanik

Menganalisis permasalahan spesifik Kawasan Banyumanik

(penggunaan kendaraan pribadi, kualitas pelayanan

angkutan umum, dan pengaturan ruang kota)

Menganalisis kemungkinan bentuk penerapan konsep TOD Kawasan

Banyumanik

Definisi

Karakteristik sosial-ekonomi dan pola

pergerakan komuter

Permasalahan spesifik yang ada di Kawasan Banyumanik

terkait permintaan perjalanan komuter, sistem transportasi,

dan pola ruang

Desain pola, perumusan regulasi, penerimaan masyarakat, dan strategi

pendukung konsep TOD yang terbentuk berdasarkan identifikasi dan

analisis yang telah dilakukan

Variabel

Karakteristik permintaan perjalanan, dilihat

dari:

Pendapatan penduduk

Ongkos transportasi

Preferensi penggunaan moda transportasi

Kepemilikan kendaraan

Tujuan/maksud perjalanan

Kualitas pelayanan angkutan umum:

kenyamanan, keamanan, keandalan

Tata guna lahan di tempat asal dan

tujuan Jarak perjalanan

Sebab dan akibat permasalahan

Peran dan upaya (regulasi) pemerintah terhadap

permasalahan

Struktur ruang kota: mixed-use, jarak transit dengan kawasan

kepadatan tinggi dan rendah, jarak transit dengan angkutan feeder,

pola guna lahan disekitar kawasan transit, lingkungan transit yang

people friendly, kemudahan pergantian moda, manajemen parkir,

pohon dan lampu jalan, serta open space.

Jaringan jalan: Pola jalan grid dengan jalur sepeda tarpisah dari

jalur kendaraan bermotor, jalur pejalan kaki, jalur khusus high

occupancy vehicle (HOV), dan waktu tempuh menuju transit.

Dukungan kawasan hinterland

Persepsi atau penerimaan masyarakat: orientasi pro lingkungan,

kesadaran akan masalah, norma individu, keinginan untuk

mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan keamanan transit.

Strategi TDM lain yang mendukung fungsi TOD: pengaturan

waktu dan biaya parkir, ridesharing, peraturan perjalanan

(infrastruktur, kepemilikan kendaraan, penggunaan kendaraan),

serta peraturan pengembangan (arahan pengembangan,

managemen pertumbuhan, biaya dampak).

Teknik

AnalisisDeskriptif kuantitatif dan kualitatif Deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif

Teknik

Peng.

Data

Kajian dokumen/skripsi, observasi, dan

wawancaraWawancara ahli dengan menggunakan Metode Delphi Wawancara ahli dengan menggunakan Metode Delphi

Page 11: PPT Sidang Proposal

No. Variabel Data Tahun Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

1. Mengidentifikasi karakteristik permintaan perjalanan komuter Kawasan Banyumanik

Karakteristik sosial-ekonomi

dan pola pergerakan komuter

Pendapatan penduduk

Ongkos transportasi

Preferensi penggunaan moda transportasi

Kepemilikan kendaraan

Tujuan/maksud perjalanan

Kualitas pelayanan angkutan umum: kenyamanan, keamanan, keandalan

Tata guna lahan di tempat asal dan tujuan

Jarak perjalanan

Terbaru,

2011

Dinas

Perhubungan,

Bappeda, dan BPS

Kota Semarang,

perpustakaan PWK

Undip, pelaku

perjalanan, serta

hasil survei

penelitian

Primer dan Sekunder: kajian

dokumen/ skripsi, observasi,

dan wawancara

2. Menganalisis permasalahan spesifik Kawasan Banyumanik (penggunaan kendaraan pribadi, kualitas pelayanan angkutan umum, dan pengaturan ruang kota)

Permasalahan spesifik yang

ada di Kawasan Banyumanik

terkait permintaan perjalanan

komuter, sistem transportasi,

dan pola ruang

Sebab dan akibat permasalahan

Peran dan upaya (regulasi) pemerintah terhadap permasalahan

Terbaru,

2011

Akademisi,

praktisi, dan tokoh

masyarakat yang

concern di bidang

transportasi

Primer: Wawancara ahli dengan

menggunakan Metode Delphi

3. Menganalisis kemungkinan bentuk penerapan konsep TOD Kawasan Banyumanik

Desain pola, perumusan

regulasi, penerimaan

masyarakat, dan strategi

pendukung konsep TOD yang

terbentuk berdasarkan

identifikasi dan analisis yang

telah dilakukan

Struktur ruang kota: mixed-use, jarak transit dengan kawasan kepadatan tinggi dan

rendah, jarak transit dengan angkutan feeder, pola guna lahan disekitar kawasan

transit, lingkungan transit yang people friendly, kemudahan pergantian moda,

manajemen parkir, pohon dan lampu jalan, serta open space.

Jaringan jalan: Pola jalan grid dengan jalur sepeda tarpisah dari jalur kendaraan

bermotor, jalur pejalan kaki, jalur khusus high occupancy vehicle (HOV), dan

waktu tempuh menuju transit.

Dukungan kawasan hinterland

Persepsi atau penerimaan masyarakat: orientasi pro lingkungan, kesadaran akan

masalah, norma individu, keinginan untuk mengurangi penggunaan kendaraan

pribadi, dan keamanan transit.

Strategi TDM lain yang mendukung fungsi TOD: pengaturan waktu dan biaya

parkir, ridesharing, peraturan perjalanan (infrastruktur, kepemilikan kendaraan,

penggunaan kendaraan), serta peraturan pengembangan (arahan pengembangan,

managemen pertumbuhan, biaya dampak).

Terbaru,

2011

Akademisi,

praktisi, dan tokoh

masyarakat yang

concern di bidang

transportasi

Primer: Wawancara ahli dengan

menggunakan Metode Delphi

Page 12: PPT Sidang Proposal

Teknik Pengumpulan DataDATA SEKUNDER1.Kajian dokumen: dilakukan untuk mengumpulkan data tentang

karakteristik permintaan perjalanan Kawasan Banyumanik, melalui skripsi, hasil survei penelitian, atau dokumen-dokumen mengenai transportasi di perpustakaan PWK Universitas Diponegoro, Dinas Perhubungan, Bappeda, dan BPS Kota Semarang.

DATA PRIMER2.Observasi lapangan: dilakukan untuk memperoleh gambaran

atau deskripsi kondisi transportasi dan karakteristik permintaan perjalanan Kawasan Banyumanik (mendukung data sekunder).

3.Wawancara: dilakukan untuk menggali informasi dari ahli-ahli dan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian di bidang transportasi terkait permasalahan spesifik dan kemungkinan bentuk penerapan konsep TOD di Kawasan Banyumanik. Wawancara dilakukan dengan Metode Delphi.

Page 13: PPT Sidang Proposal

Teknik AnalisisTEKNIK ANALISIS1.Identifikasi karakteristik permintaan perjalanan:

teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Data-data yang diperoleh akan dijelaskan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran karakteristik permintaan perjalanan komuter Kawasan Banyumanik.

2.Analisis permasalahan spesifik dan kemungkinan bentuk penerapakan konsep TOD: teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Delphi. Data-data pada analisis ini diperoleh dari hasil wawancara dengan para ahli dan tokoh masyarakat yang concern di bidang transportasi. Wawancara dengan Metode Delphi bertujuan untuk memverifikasi pendapat dari beberapa ahli tentang kedua topik tersebut sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang berdasar pada berbagai macam perspektif dan bersifat komprehensif.

Page 14: PPT Sidang Proposal

Kerangka AnalisisINPUT PROSES OUTPUT

Identifikasi karakteristik permintaan perjalanan

(deskriptif kuantitaifdan kualitatif)

Permasalahan spesifik, dilihat dari:· Penggunaan kendaraan pribadi· Kualitas pelayanan angkutan umum· Pengaturan ruang kota

Analisis permasalahan spesifik (deskriptif kualitatif)

Analisis kemungkinan bentuk penerapan konsep TOD (deskriptif

kualitatif)

Konsep TOD, dilihat dari:· Struktur ruang kota· Jaringan jalan· Dukungan kawasan hinterland· Persepsi/penerimaan masyarakat· Strategi TDM lain yang mendukung TOD

Bentuk konsep TOD yang dapat diterapkan bagi perjalanan komuter

Kawasan Banyumanik sesuai dengan karakteristik lokal

Permasalahan spesifik Kawasan Banyumanik

Karakteristik permintaan perjalanan, dilihat dari:· Pendapatan penduduk· Ongkos transportasi· Preferensi penggunaan moda

transportasi · Kepemilikan kendaraan· Tujuan/maksud perjalanan· Kualitas pelayanan angkutan umum:

kenyamanan, keamanan, keandalan· Tata guna lahan di tempat asal dan

tujuan· Jarak perjalanan

Karakteristik permintaan perjalanan komuter Kawasan Banyumanik

Page 15: PPT Sidang Proposal

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No. Uraian Kegiatan

Waktu

Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Persiapan survey

a. Perijian dan Revisi Proposal

2.

Survei dan observasi lapangan

a. Survei Primer

b. Survei Sekunder

3.

Kegiatan penyusunan laporan

a. Kompilasi data 

b. Bab I Pendahuluan

c. Bab II Kajian Literatur

d.Bab III Gambaran Umum Wilayah

Studi

e. Bab IV Analisis

f. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

g. Sidang Pembahasan

h. Revisi

i. Sidang Akhir

Page 16: PPT Sidang Proposal

TERIMA KASIH