21
Hyperplasia Prostat Jinak

PPT blok 20

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BPH

Citation preview

Hyperplasia Prostat Jinak

Hyperplasia Prostat Jinak

Skenario 9

Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang kepoliklinik dengan keluhan sering BAK, terutama pada malam hari. Setiap setelah selesai BAK, pasien selalu merasa tidak lampias dan pancaran urinnya lemah. Keluhan ini sudah dirasakan selama 6 bulan terakhir dan dirasa semakin memberat

Anamnesis

Identitas pasien

Keluhan utama

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat sosial-ekonomi

Pemeriksaan Fisik

RT Pembesaran prostat

- konsistensi prostat kenyal

- lobus kanan dan kiri simetris dan tidak didapatkan nodul

Keadaan umum

TTV

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Pemeriksaan Penunjang

Urinalisis

Darah rutin

Faal ginjal

Elektrolit

Kultur urin

Foto polos abdomen

USG

PSA

Diagnosis Banding

Karsinoma prostat

Striktur urethra

ISK

Karsinoma Prostat

Keganasan terbanyak pada urogenitalia pria.

Faktor hormonal, genetik, lingkungan, infeksi, dan diet.

kelenjar prostat normal prostate intraepithelial neoplasia (PIN) karsinoma prostat stadium lanjut metastasis.

Nodul keras pada prostat saat RT, gangguan sal. kemih, gangguan sistemik, nyeri tulang.

Striktur Uretra

Penyempitan atau pengerut ( konstriksi ) lumen uretra

kogenital dan didapat

Pria > wantita

ISK

Ditemukannya bakteri pada urin di kandung kemih, yang umumnya steril dan infeksi pada saluran kemih (prostatitis, uretritis).

Escherichia coli pada wanita

Pada pria dan pasien di rumah sakit, 30-40% Proteus, Stafilokok, dan bahkan Pseudomonas.

Gejala iritasi kandung kemih; disuria frek. Miksi bertambah, demam, mual, dan nyeri pada ginjal

Working Diagnosis

Hiperplasia prostat jinak/ benign prostatic hyperplasia (BPH)

Etiologi

Penuaan

Dihidrotestosteron (DHT) metabolit androgen

Ketidakseimbangan estrogen-testosteron estrogen > testosteron, sensitifitas sel prostat thd androgen , jumlah reseptor androgen , apoptosis .

Interaksi stroma-epitel

Berkurangnya kematian sel prostat

Teori sel stem

Patofisiologi

Perubahan traktus urinarius

Decompensasi

(tidak berkontraksi)

Pembesaaran prostat

Disfungsi SKBA

Resistensi pada leher buli-bulii

Hipertrofii/penebalan M.detrusor

(kompensasi)

epidemiologi

Prevalensi BPH secara histologi pada otopsi didapatkan peningkatan dari sekitar 20% pada pria usia 41-50 tahun, menjadi 50% pada pria usia 51-60 tahun, dan >90% pada pria usia lebih dari 80 tahun.

Pada usia lanjut beberapa pria mengalami pembesaran prostat benigna. Keadaan ini dialami oleh 50% pria yang berusia 60 tahun dan kurang lebih 80% pria yang berusia 80 tahun.

Faktor Resiko

Penuaan

Perubahan fungsi testicular

Gejala Klinis

Akibat adanya obstruksi aliran kandung kemih:

Pancaran urin yang lemah (weak stream)

Aliran terhenti-henti

Frequency/ polakisuria

Nokturia

Komplikasi

Inkontinesia

Batu saluran kemih

Infeksi saluran kemih

Gagal ginjal

Penatalaksanaan

Non-medikamentosa

Watchful waiting (pilihan tanpa terapi)

jangan mengkonsumsi kopi atau alkohol setelah makan malam,

kurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengiritasi buli-buli (kopi atau cokelat),

batasi penggunaan obat-obat influenza yang mengandung fenilpropanolamin

kurangi makanan pedas dan asin, dan

jangan menahan kencing terlalu lama.

medikamentosa

Penghambat reseptor adrenergik-

fenoksibenzamin, penghambat adrenergik-1 adalah: prazosin yang diberikan dua kali sehari, terazosin, aflusozin, dan doksazosin yang diberikan sekali sehari.

Penghambat 5 -redukstase

finasteride 5 mg sehari yang diberikan sekali

Terapi Pembedahan

Transurethral resection of the prostate (TURP)

Memperbaiki gejala BPH hingga 90%, meningkatkan laju pancaran urine hingga 100%.

Transurethral Incision of the Prostate (TUIP)

Teknik TUIP meliputi insisi dengan pisau Collin pada posisi jam 5 dan 7. Insisi dimulai di arah distal menuju orifisium ureter dan meluas ke arah verumontanum.

Prognosis

Pasien dengan hiperplasia prostat dapat memiliki prognosis yang baik, jika didampingi dengan kontrol berkala yang teratur setelah mendapat terapi maupun pembedahan.

Kesimpulan

Hipotesis diterima -> pasien mengalami hiperplasia prostat