107
PREVALENSI, KESADARAN, DAN TERAPI RESPONDEN HIPERTENSI DI DUKUH JRAGUNG, JOGOTIRTO, BERBAH, SLEMAN, YOGYAKARTA (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Chatarina Danik Wijayanti NIM : 118114086 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

  • Upload
    buimien

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

PREVALENSI, KESADARAN, DAN TERAPI RESPONDEN HIPERTENSI

DI DUKUH JRAGUNG, JOGOTIRTO, BERBAH, SLEMAN, YOGYAKARTA

(KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Chatarina Danik Wijayanti

NIM : 118114086

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

i

PREVALENSI, KESADARAN, DAN TERAPI RESPONDEN HIPERTENSI

DI DUKUH JRAGUNG, JOGOTIRTO, BERBAH, SLEMAN, YOGYAKARTA

(KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Chatarina Danik Wijayanti

NIM : 118114086

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Terkadang, Tuhan Tidak Mengubah Situasi yang Ku Hadapi……..

Karna Tuhan Mencoba Mengubah Cara Pandangku melihat Situasi Hidup ini

Tuhan Terkadang sering Menguji Ku dalam situasi sulit…..

Hingga ku tak sanggup melangkah dan tertawa, Karna satu alasan

Tuhan Tak Memberikan apa yang Ku inginkan…….

Tetapi Tuhan Slalu Berkarya dalam diriku dan berikan apa yang Ku

Butuhkan……………………………………….

Karna Tuhan Maha mengetahui apa yang Terbaik bagiku….

Kupersembahkan buat:

“Jesus Christ”

Ibu-Bapakku Tercinta

Ungkapan rasa hormat dan baktiku

Saudara-saudaraku Yosephine, Bernadheta, Adhi Syaputra

Teman setiaku Victor Armando, Teman-teman seperjuangan 2011

serta Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

v

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas berkat,

rahmat, kasih serta penyertaannnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan baik yang berjudul “Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden

Hipertensi Di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta (Kajian

Faktor Risiko Kesehatan)”. Berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi dengan baik. Karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan

berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Rita Suhadi, MSi., Apt. selaku pembimbing, atas perhatian, bimbingan,

semangat, dukungan serta arahan yang diberikan selama penyusunan proposal,

pengambilan data, pengolahan data dan penyusunan skripsi.

3. dr. Fenty M.Kes., Sp.PK selaku dosen yang memberikan pelatihan pengukuran

tekanan darah untuk pengambilan data dan dosen penguji skripsi yang

memberikan kritik serta saran selama menyusun skripsi.

4. Maria Wisnu Donowati., M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah

memberikan kritik dan saran selama menyusun skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

vi

5. Bapak-Ibu Dosen yang memberikan bimbingan perkuliahan, serta karyawan

Universitas Sanata Dharma yang membantu dalam segala administrasi

6. Kecamatan Berbah, Kepala Desa Jogotirto dan Kepala Dukuh Jragung yang

sudah bersedia memberikan ijin sebagai tempat penelitian.

7. Ibu Agustina Margawati dan Bapak Albertus Wahyu Widodo selaku kedua

orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang, semangat, dukungan

dan perjuangan untuk memberikan biaya selama menempuh perkuliahan.

8. Yosephine, Bernadeta, Adhi dan Victor, keluarga yang senantiasa mendoakan

serta memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

9. Lusia, Dini, Diana, Brigita, Chelsy, Christia, Anisetus, Irvan memberikan

semangat dalam penyusunan skripsi. Sahabat skipsi payung Opi, Tesa, Greta,

Yovica, Niken, Meilisa, Yudis, Berna, Gesty, Gita yang saling mendukung

dalam penyusunan skripsi. Serta teman-teman angkatan 2011, khususnya kelas

FKK A.

Semoga Tuhan Yang Maha Kasih memberikan berkat-Nya kepada semua

pihak yang telah bersedia membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis

menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan karya tulis ilmiah

ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 5 Februari 2015

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iv

PRAKATA .................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... vii

PERNYATAAN PUBLIKASI ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xviii

INTISARI ................................................................................................................... xix

ABSTRACT ................................................................................................................ xx

BAB 1 PENGANTAR .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

2. Keaslian Penelitian .......................................................................................... 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

x

3. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 8

B. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 8

1. Tujuan Umum .................................................................................................. 8

2. Tujuan Khusus ................................................................................................. 8

BAB II PENELAAH PUSTAKA ............................................................................... 10

A. Hipertensi .......................................................................................................... 10

1.Definisi Hipertensi .......................................................................................... 10

B. Faktor Risiko Hipertensi .................................................................................... 12

1. Umur ............................................................................................................. 13

2. Jenis Kelamin................................................................................................. 14

3. BMI ................................................................................................................ 14

4. Pola Makan (asupan garam dan makanan berlemak) .................................... 15

5. Aktivitas Fisik (Olahraga) ............................................................................. 16

6. Kebiasaan Merokok ....................................................................................... 17

7. Komsumsi Alkohol ........................................................................................ 18

8. Penyakit Penyerta ......................................................................................... 18

C. Teori Rule of Halves. ......................................................................................... 19

D. Penatalaksanaan Hipertensi ............................................................................... 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

xi

1. Tujuan pengobatan pada penderita hipertensi ................................................ 20

2. Terapi Farmakologi ....................................................................................... 20

3. Terapi Non-Farmakologi ............................................................................... 23

E. Pengukuran Tekanan Darah ............................................................................... 23

F. Landasan Teori................................................................................................... 24

G. Hipotesis ............................................................................................................ 26

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 27

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................................ 27

B. Variabel Penelitian ............................................................................................ 28

1. Variabel Bebas ............................................................................................... 28

2. Variabel Tergantung ...................................................................................... 28

3. Variabel Pengacau Terkendali ....................................................................... 28

4. Variabel Pengacau Tak Terkendali ............................................................... 28

C. Definisi Operasional ........................................................................................... 28

D. Subyek Penelitian ............................................................................................... 32

E. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................. 33

F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................. 33

G. Teknik Pengambilan Sampel .............................................................................. 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

xii

H. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 37

I. Tata Cara Penelitian ............................................................................................ 37

1. Observasi Awal .............................................................................................. 37

2. Permohonan Ijin dan Kerjasama .................................................................... 37

3. Pembuatan informed consent ......................................................................... 37

4. Seleksi Responden ......................................................................................... 38

5. Validitas dan Reabilitas Instrument Penelitian .............................................. 38

6. Pengukuran Tekanan Darah ........................................................................... 38

7. Penjelasan Hasil Pemeriksaan ....................................................................... 39

8. Pengelompokan Data ..................................................................................... 40

J. Perumusan Hipotesis ........................................................................................... 41

K. Analisis DataPerumusan Hipotesis .................................................................... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 46

A. Prevalensi Hipertensi Di Padukuhan Jragung ................................................... 50

1. Umur .............................................................................................................. 51

2. Jenis Kelamin................................................................................................. 52

3. BMI ................................................................................................................ 52

4. Pola Makan (asupan garam dan komsumsi makanan berlemak) ................... 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

xiii

5. Aktivitas Fisik (Olahraga) ............................................................................. 53

6. Kebiasaan Merokok ....................................................................................... 53

7. Penyakit Penyerta .......................................................................................... 54

B. Analisis Hubungan Perbedaan Faktor Risiko Kesehatan ................................. 54

1. Analisis Hubungan Perbedaan Faktor Risiko Kesehatan dengan Prevalensi 56

a. BMI ........................................................................................................... 56

b. Pola Makan (asupan garam dan komsumsi makan berlemak) .................. 57

c. Aktivitas Fisik (olahraga) .......................................................................... 58

d. Kebiasaan Merokok .................................................................................. 59

e. Penyakit Penyerta ...................................................................................... 59

2. Analisis Hubungan Pebedaan Faktor Risiko Kesehatan dengan Kesadaran

Hipertensi ........................................................................................................... 60

a. BMI ........................................................................................................... 61

b. Pola Makan (asupan garam dan komsumsi makanan berlemak) .............. 61

c. Aktivitas Fisik (Olahraga) ......................................................................... 62

d. Kebiasaan Merokok .................................................................................. 62

e. Penyakit Penyerta ...................................................................................... 62

3. Analisis Hubungan Perbedaan Faktor Risiko Kesehatan dengan Terapi

Hipertensi ........................................................................................................... 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

xiv

a. BMI.. ......................................................................................................... 64

b. Pola Makan (asupan garam dan komsumsi makanan berlemak) .............. 64

c. Aktivitas Fisik (Olahraga) ......................................................................... 65

d. Kebiasaan Merokok .................................................................................. 66

e. Penyakit Penyerta ...................................................................................... 67

4. Pengendalian Tekanan Darah pada Responden Sadar Hipertensi Terapi.. ... .67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 69

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 69

B. Saran .................................................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 71

LAMPIRAN ................................................................................................................ 74

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................... 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Klasifikasi tingkat tekanan darah (mmHg) menurut ESH dan ESC .............. 10

Tabel II. Komplikasi hipertensi .................................................................................. 18

Tabel III. Definisi operasional .................................................................................... 28

Tabel IV. Uji one way Anova ...................................................................................... 42

Tabel V. Uji tes “t”...................................................................................................... 43

Tabel VI. Menghitung OR .......................................................................................... 44

Tabel VII. Profil umum masyarakat di Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah,

Sleman, Yogyakarta tahun 2014 ................................................................... 47

Tabel VIII. Profil tekanan darah terhadap jenis kelamin, umur, dan faktor risiko

kesehatan di Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta

tahun 2014. .................................................................................................... 49

Tabel IX. Prevalensi hipertensi di Padukuhan Jragung, Jogotirto,Berbah, Sleman,

Yogyakarta tahun 2014 ................................................................................. 50

Tabel X. Hubungan faktor risiko kesehatan terhadap prevalensi di Padukuhan

Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta tahun 2012....................... 56

Tabel XI. Hubungan faktor risiko kesehatan terhadap kesadaran hipertensi di

Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

xvi

2014............................................................................................................... 60

Tabel XII. Hubungan faktor risiko kesehatan terhadap kesadaran hipertensi terapi di

Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta tahun 2014

dengan Prevalensi ......................................................................................... 63

Tabel XIII. Pengendalian tekanan darah pada responden hipertensi terapi di

Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta tahun 2014 .... 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Patofisiologi hipertensi .............................................................................. 11

Gambar 2.Teori Rule of halves.................................................................................... 19

Gambar 3. Pengobatan farmakologi pada hipertensi ................................................. 21

Gambar 4. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 34

Gambar 5.Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling ........................... 35

Gambar 6. Prosedur kerja responden di Padukuhan Jragung ..................................... 40

Gambar 7.Perumusan hipotesis penelitian ................................................................. 41

Gambar 8.Responden penelitian di Padukuhan Jragung tahun 2014 .......................... 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin Penelitian Di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman,

Yogyakarta ............................................................................................................. 74

2. Validitas dan Realibilitas Instrumen ..................................................................... 76

3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengukuran Tekanan Darah ...................... 78

4. Surat keterangan latihan pengukuran tekanan darah ............................................. 79

5. Informed Consent Penelitian Di Dukuh Jragung .................................................. 80

6. Ethical Clearence ................................................................................................. 83

7. Case Report Form (CRF) Responden Di Dukuh Jragung .................................... 85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

xix

INTISARI

Tujuan penelitian melakukan observasi prevalensi hipertensi, kesadaran, dan

terapi responden hipertensi di Padukuhan Jragung Kabupaten Sleman. Hipertensi

merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik ≥140mmHg

dan tekanan darah diastolik ≥90mmHg. Penelitian berdasarkan teori the rule of halves

menyatakan hanya seperdelapan dari keseluruhan populasi melakukan terapi

hipertensi terkontrol.

Penelitian farmakoepidemiologi jenis observasional survei dengan desain

cross-sectional. Pengambilan sampel secara purposive sampling diperoleh 244

responden dengan usia ≥40 tahun dan dilakukan pengukuran tekanan darah, BB serta

tinggi badan. Faktor risiko kesehatan meliputi BMI, aktivitas merokok, konsumsi

alkohol, pola makan (asupan garam dan komsumsi makanan berlemak), aktivitas fisik

(olahraga) dan penyakit penyerta. Analisis Chi-square dengan taraf kepercayaan 95%

untuk mengetahui signifikansi (p<0,05) setiap faktor terhadap prevalensi, kesadaran,

dan terapi hipertensi. Hasil penelitian, prevalensi hipertensi 59,84% terdiri dari sadar

hipertensi terapi 23,77%, sadar hipertensi tidak terapi 12,30% dan tidak sadar

hipertensi 23,77%. Faktor risiko kesehatan pola makan (asupan garam) nilai p=0,005

OR 4,167 (95%CI) 1,466-11,839, penyakit penyerta nilai p=0,016 OR 1,625 (95%CI)

1,364-1,937, dan aktivitas fisik (olahraga) nilai p=0,028 OR 3,286 (95%CI) 1,099-

9,820 yang menunjukkan adanya perbedaan dengan terapi hipertensi.

Kata kunci: Prevalensi, Hipertensi, Kesadaran, Terapi, Faktor Risiko Kesehatan

Hipertensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

xx

ABSTRACT

The research objective observation of hypertension prevalence, awareness,

and treatment of hypertension in hamlets Jragung regency Sleman. Hypertension is a

condition of the increase in syctolic blood pressure ≥140mmHg and diastolic

≥90mmHg. The study is based on the theory of the rule of halves which means only

one-eighth of the whole population can do the controlled therapy.

Farmakoepidemiology research, is a type of observational, survey with a

cross-sectional design. It was done through a purposive sampling of 244 respondents

aged ≥40 years old, and the respondents‟ blood pressure measurement, body weight

and body height were measured. The health risk factors include BMI, smoking

history, alcohol consumption, fatty foods consumption and food intake (salt intake),

physical activity (exercise) and comorbidities. The Chi-square statistics with 95%

confidence level was used in the analysis, to determine the significance (p<0,05) of

each factor to the prevalence of hypertension, respondents awareness, and treatment

used. Research, the prevalence of hypertension 59,84% consists of awareness

treatment of hypertension 23,77%, awareness not treatment of hypertension 12,30%

and unconsciously of hypertension 23,77%. The health risk factors such as (salt

intake) values p=0,005 OR 4,167 (95% CI) 1,466-11,839, the value of comorbidities

p=0,016 OR 1,625 (95% CI) 1,364-1,937, and physical activity (exercise) value

p=0,028 OR 3,286 (95% CI) 1,099-9,820 indicate an association with hypertension

therapy.

Key words : prevalence, hypertension; awareness and therapy, the health risk factors

hypertension

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah

secara berkala melebihi batas normal dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti

stroke, gagal ginjal dan hipertrofi vertrikel kanan (Wahdah, 2011). Peningkatan

tekanan darah pada pasien hipertensi ≥140mmHg tekanan sistolik dan atau

≥90mmHg tekanan darah diastolik, yang memiliki hubungan secara linear dengan

morbiditas dan mortalitas terkait dengan penyakit kardiovaskular. Hipertensi

memberikan gejala yang berlanjut pada organ-organ tubuh dan mengakibatkan

terjadinya kerusakan seperti stroke, penyakit jantung koroner yang terjadi apabila ada

kerusakan pada pembuluh darah jantung, terjadinya penyempitan ventrikel kiri atau

bilik kiri (pada otot jantung), gagal ginjal, diabetes mellitus (DM), dan penyakit

pembuluh lainnya (Departemen Kesehatan RI, 2012).

Berdasarkan data The National Health and Nutrition Examination Survey

(NHANES) pada tahun 1999-2000, sejumlah 29-31% orang dewasa menderita

hipertensi di Amerika. Perbandingan dengan data NHANES pada tahun 1988-1991

terjadi peningkatan penderita hipertensi sebanyak lima belas juta (Wahdah, 2011).

Berdasarkan data WHO pada tahun 2010 menunjukan bahwa setengah dari penderita

hipertensi diketahui 25% yang melakukan pengobatan. Hipertensi yang mendapatkan

pengobatan dengan baik hingga kontrol sebanyak 12,5%. Dibandingkan dengan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

2

yang diperoleh berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan

bahwa sebagian besar warga tidak menyadari bahwa menderita hipertensi. Data

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan adanya peningkatan pasien

hipertensi setiap tahun. Peningkatan jumlah penderita hipertensi dapat disebabkan

karena penyakit hipertensi tidak menunjukkan gejala-gejala yang spesifik the silent

disease, sehingga masyarakat tidak menyadari jika menderita hipertensi (Wahdah,

2011).

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertensi seperti obesitas, usia,

aktivitas merokok, jenis kelamin, olahraga, dan gaya hidup memiliki pengaruh

memicu terjadinya hipertensi. Tekanan darah yang tinggi merupakan faktor risiko

mayor untuk serangan jantung, stroke dan gagal jantung. Perolehan data berdasarkan

American Heart Association (AHA) menunjukkan sebanyak 69% dari penderita

serangan jantung, 77% dari penderita stroke dan 74 dari penderita gagal jantung

mengidap penyakit hipertensi. Peningkatan hipertensi di Indonesia cukup besar setiap

tahun. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 sebesar 8,3% dan

mengalami peningkatan pada tahun 2004 menjadi 27,5% (Rahajeng dan Tuminah,

2009).

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pembuluh darah

yang memiliki peranan pada hipertensi seperti merokok, alkohol, asam lemak jenuh

dan kolesterol yang kadarnya tinggi di dalam darah. Faktor-faktor yang memiliki

hubungan bermakna dengan hipertensi yaitu umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

3

BMI, komsumsi asin (garam), komsumsi makanan berlemak, kebiasaan konsumsi

alkohol, diabetes mellitus, kolesterol total dan iskemi. Kelompok dengan umur ≥40

tahun ada peningkatan prevalensi hipertensi (Rahajeng dan Tuminah, 2009).

Berdasarkan data Rumah Sakit dan Puskesmas di Jawa Tengah menunjukkan

prevalensi penderita hipertensi terjadi peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2004

prevalensi penderita hipertensi sebesar 17,34% pada tahun 2005 meningkat menjadi

29,35%, sedangkan pada tahun 2006 menjadi 39,47% (Seksi P2PTM Dinkes Provinsi

Jateng, 2005). Tahun 2007 Yogyakarta merupakan provinsi kelima dengan kasus

hipertensi terbanyak. Provinsi Yogyakarta pada tahun 2008 berada pada posisi kedua

dalam kasus hipertensi. Berdasarkan profil Kesehatan Provinsi DIY, tahun 2007

terdapat lebih dari 80% masyarakat DIY meninggal akibat penyakit tidak menular,

salah satunya yaitu hipertensi. Tahun 2012 Survailans Terpadu Penyakit (STP)

Puskesmas di Yogyakarta terdapat 29.546 penderita hipertensi. Yogyakarta masuk

dalam urutan ketiga dari 10 besar penyakit berbasis STP Puskesmas (Seksi P2PTM

Dinkes Provinsi Jateng, 2005).

Di Indonesia kesadaran terkait terapi hipertensi hingga kontrol masih rendah.

Teori Rule of halves mengungkapkan bahwa dari populasi terdapat setengah populasi

yang menderita hipertensi, setengah dari populasi hipertensi sudah terdiagnosa

hipertensi dan setengahnya belum terdiagnosa. Populasi hipertensi yang terdiagnosa

hipertensi setengahnya melakukan terapi dan setengahnya tidak melakukan terapi

(Deepa, Shanthirani, Pradeepa, and Mohan, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

4

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Dukuh menunjukkan data prevalensi

hipertensi di Padukuhan Jragung cukup tinggi, data diperoleh berdasarkan

pengobatan gratis yang pernah dilakukan. Penulis tertarik untuk melakukan evaluasi

prevalensi hipertensi, kesadaran, dan terapi berdasarkan faktor risiko kesehatan

meliputi BMI, aktivitas merokok, kebiasaan minum alkohol, pola makan (asupan

garam dan makanan berlemak), aktivitas fisik (olahraga), dan penyakit penyerta di

Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Diharapkan masyarakat

di Padukuhan Jragung dapat melakukan tindakan lebih lanjut apabila terjadi

peningkatan tekanan darah secara berkala melebihi batas normal.

1. Rumusan masalah

a. Berapa besar proporsi prevalensi hipertensi, kesadaran terhadap hipertensi,

terapi dan proporsi pengendalian tekanan darah pada responden di Padukuhan

Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta?

b. Adakah perbedaan faktor risiko kesehatan (BMI, pola makan (asupan garam

dan kosumsi makanan berlemak), aktivitas fisik (olahraga), aktivitas merokok,

komsumsi alkohol, dan penyakit penyerta) terhadap prevalensi, kesadaran, dan

terapi hipertensi di Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman,

Yogyakarta?

2. Keaslian penelitian

Sejauh sepengetahuan penulis, beberapa penelitian yang berkaitan dengan

variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

5

Responden Hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta

(Kajian Faktor Risiko Kesehatan) antara lain:

a. Sugiharto, 2007. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat

Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar. Perbedaan terdapat pada sampel

penelitian terdiri dari 155 kasus dan 155 kontrol, sampel diambil secara

proportional random sampling. Tujuan penelitian adalah mencari informasi

besar risiko faktor yang melekat atau tidak dapat diubah (faktor demografi dan

riwayat keluarga) dan faktor risiko yang dapat diubah (pola hidup dan status

kesehatan) sebagai faktor risiko hipertensi. Hasil penelitian adalah faktor-faktor

yang terbukti sebagai faktor risiko hipertensi yaitu umur, riwayat keluarga,

konsumsi garam, sering konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, tidak

biasa olahraga, olahraga tidak ideal, obesitas dan penggunaan pil KB 12 tahun

berturut-turut. Faktor-faktor yang tidak terbukti sebagai faktor risiko hipertensi

adalah jenis kelamin perempuan, kebiasaan merokok, kebiasaan mengkonsumsi

minuman beralkohol dan stres kejiwaan.

b. Haendra dan Prayitno, 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan

Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Persamaan

dengan peneliti adalah metode yang digunakan kuantitaf, teknik pengambilan

sampel secara purposive. Sedangkan perbedaannya terletak pada cara

pengambilan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa

responden yang menderita hipertensi sebesar (30,7%) sedangkan responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

6

yang tekanan darahnya normal sebesar (69,3%). Jenis kelamin pada penelitian

tidak memiliki hubungan secara statistik dengan tekanan darah p>0,05.

Sedangkan umur, pendidikan, pekerjaan, IMT, kebiasaan merokok, konsumsi

alkohol, kebiasaan olahraga, asupan natrium, asupan kalium memiliki

hubungan secara statistik dengan tekanan darah p<0,05.

c. Pradono, 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi di

Daerah Perkotaan. Persamaan terdapat pada tekanan darah diukur dengan

Digital Sphygmomanometer. Perbedaan terdapat pada ukuran sampel terdiri dari

18.601 responden, usia di atas 15 tahun baik laki-laki dan perempuan dari 10

persen dari wilayah perkotaan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa responden ≥45 tahun adalah faktor yang paling berkontribusi untuk

inceasing dari tekanan darah (OR=2,4), diikuti oleh kelebihan berat badan

obesitas (OR=2,3), obesitas-pusat (OR=1,6), hyperglikemi (OR=1,5), durasi

merokok (OR=1,5), gangguan mental (OR =1,3), status ekonomi (OR=1,2) dan

status belum menikah (OR=1,2). Konsumsi baik makanan panggang dan

makanan dengan pengawet dapat mengurangi tekanan darah responden (uji

anova, p=0,000).

d. Seksi P2PTM, Dinas Kesehatan provinsi Jawa Tengah, 2006. Survei

Keterpaparan Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat Di Jawa

Tengah. Persamaan pada desain yang digunakan yaitu studi cross sectional.

Perbedaan terdapat pada rentan usia pada responden, 6.000 responden berusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

7

25-65 tahun. Prevalensi hipertensi laki-laki 22,6%, perempuan 19,8%, obesitas

laki-laki 7,9%, obesitas perempuan 15,8% hiperkolesterolemi, laki-laki 26,1%,

perempuan 25,9%, perokok 60,3%, dan olahraga 3 kali atau lebih perminggu

pada laki-laki 44,05 dan perempuan 26,6%. Hubungan antara beberapa variabel

langsung dan tidak langsung yang mempunyai nilai p<0,00 antara lain aktivitas

berat dengan BMI, olahraga dengan BMI, konsumsi asin dengan hipertensi,

makanan gorengan dengan kolesterol, dan lainnya.

e. Haris, Stevens, Thomas, Schreiner, and Folsom, 2000. Association of fat

distribution and obesity with hypertension in a Bi-ethnic population: The ARIC

study. Perbedaan populasinya deskriptif dan subyek 15.063 kulit hitam dan

kulit putih Amerika 45-64 tahun dari tahun 1987-1989. Persamaan terdapat

pada desain penelitian yang menggunakan cross sectional study. Tujuan

penelitian menguji hubungan antara hipertensi dengan obesitas dan distribusi

lemak pada laki-laki dan perempuan kulit hitam dan kulit putih. Hasil penelitian

adalah perempuan kulit hitam yang obesitas berisiko 2,77 kali menderita

hipertensi dibanding dengan perempuan kulit hitam yang tidak obesitas.

Perempuan kulit putih yang obesitas berisiko menderita hipertensi 5,40 kali

dibanding perempuan kulit putih yang tidak obesitas. Laki-laki kulit hitam yang

obesitas berisiko 3,06 kali untuk menderita hipertensi dibanding dengan laki-

laki kulit hitam yang tidak obesitas. Laki-laki kulit putih berisiko menderita

hipertensi 4,06 kali dibanding laki-laki kulit putih tidak obesitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

8

3. Manfaat penelitian

a .Manfaat teoritis bagi penelitian, hasil ini sebagai referensi tentang faktor risiko

kesehatan penderita hipertensi yang meliputi BMI, pola makan (asupan garam

dan kosumsi makanan berlemak), aktivitas fisik (olahraga), aktivitas merokok,

komsumsi alkohol, dan penyakit penyerta.

b. Manfaat praktis hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberikan gambaran

prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi dengan faktor risiko kesehatan

meliputi BMI, pola makan (asupan garam dan kosumsi makanan berlemak),

aktivitas fisik (olahraga), aktivitas merokok, komsumsi alkohol, dan penyakit

penyerta) terhadap penderita hipertensi di Padukuhan Jragung Kabupaten

Sleman sehingga dapat mengetahui tekanan darah dan memantau kesehatan

fisik secara lebih intensif.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Melakukan observasi prevalensi hipertensi, kesadaran dan terapi responden

hipertensi di Padukuhan Jragung Kabupaten Sleman.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui proporsi prevalensi hipertensi, kesadaran responden terhadap

hipertensi, dan terapi pengendalian tekanan darah yang terjadi di Padukuhan

Jragung Kabupaten Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

9

b. Melakukan evaluasi terhadap perbedaan faktor risiko kesehatan (BMI, pola

makan (asupan garam dan komsumsi makanan berlemak), aktivitas fisik

(olahraga), aktivitas merokok, komsumsi alkohol, dan penyakit penyerta

terhadap prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi yang dilakukan pada

masyarakat di Padukuhan Jragung Kabupaten Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

10

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Hipertensi

1. Definisi hipertensi

Hipertensi merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler dengan

komplikasi seperti penyakit arteri koroner, gagal jantung, stroke, maupun

kegagalan ginjal, hipertrofi vertikel kanan. Penderita hipertensi memiliki risiko

terkena serangan jantung 10 tahun kemudian setelah dinyatakan menderita

hipertensi (Departemen Kesehatan RI, 2012). Hipertensi merupakan peningkatan

tekanan darah secara berkala melewati batas normal tekanan darah. Hipertensi

merupakan penyakit kategori the silent disease (Orbach, et al., 2013). Berdasarkan

European Society of Hypertension (ESH) dan European Society of Cardiology

(ESC), dikatakan hipertensi apabila nilai tekanan darah sistolik ≥140mmHg

dan/atau nilai tekanan darah diastolik ≥90mmHg (Mancia, Fagard, Narkiewicz,

Redon, Zanchetti, Bohm, et al., 2013).

Tabel I. Klasifikasi tingkat tekanan darah (mmHg) menurut ESH dan ESC

(Mancia, et al., 2013)

Kategori Sistolik (mmHg) Keterangan Diastolik

(mmHg)

Optimal <120 dan <80

Normal 120-129 dan/atau 80-84

Normal Kategori

Tinggi 130-139 dan/atau 85-89

Kelas 1 140-159 dan/atau 90-99

Kelas 2 160-179 dan/atau 100-109

Kelas 3 ≥180 dan/atau ≥110

Isolasi Sistolik ≥140 dan <90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

11

Gambar 1. Patofisiologi hipertensi Price and Wilson, 2005

Angiotensin II

ACE

Angiotensin I

Renin

Meningkatnya sekresi hormon

ADH dan rasa haus Stimulasi sekresi aldosteron dari

korteks adrenal

Urin sedikit : pekat dan

osmolitasnya Menurunkan ekskresi NaCl dengan

mereabsorsinya di tubulus ginjal

Mengentalkan

Peningkatan konsentrasi NaCl di

pembuluh darah Menarik cairan intraseluler

ekstraseluler

Volume darah naik dan

menyebabkan tekanan darah naik

Diencerkan dengan cara

meningkatkan volume ekstraseluler

Volume darah meningkat dan

menyebabkan tekanan darah

meningkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

12

Mekanisme terjadinya hipertensi yaitu melalui terbentuknya angiotensin II

dari angoitensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memiliki

peran dalam pengaturan tekanan darah, angiotensinogen diproduksi hati. Hormon

renin yang diproduksi ginjal akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin

I. ACE yang ada di paru-paru, mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II

yang dapat menaikkan tekanan darah melalui dua aksi (Price and Wilson, 2005).

Meningkatnya sekresi hormon anti diuretik (ADH yang diproduksi oleh

hipotalamus yaitu kelenjar pituitari dan bekerja pada ginjal yang mengatur

osmolalitas serta volume urin) dan menimbulkan rasa haus. Peningkatan ADH

menyebabkan urin yang diekskresikan ke luar tubuh sedikit sehingga osmolitasnya

menjadi tinggi dan pekat. Tingginya osmolitas dan pekat urin dapat diencerkan

dengan cara peningkatan volume cairan ekstraseluler dengan menarik cairan pada

bagian intraseluler. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan volume darah dan

meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh faktor sosio

demografi dan faktor risiko kesehatan (Price and Wilson, 2005).

B. Faktor Risiko Hipertensi

Faktor risiko hipertensi memiliki korelasi signifikan dengan usia, aktivitas

fisik, body mass index (BMI), dan pola hidup (Sharma, et al., 2006). Hipertensi dan

BMI ada hubungan yang bermakna ditunjukan dengan nilai signifikan pada uji

statistik p<0,05 (Chataut, Adhikari, and Sinha, 2011). Berikut beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi hipertensi meliputi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

13

1. Umur

Faktor umur dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi, pada usia lanjut

terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpati serta penurunan

sensitivitas pada fungsi fisiologis. Pertambahan usia menyebabkan terjadinya

peningkatan tekanan darah (Kumar, Abbas, and Fausto, 2005). Menurut survei

tahun 2002, diperoleh angka prevalensi penyakit hipertensi tanpa pengobatan di

Indonesia adalah 37,32% dari populasi dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun

yang berasal dari berbagai pulau besar di Indonesia (Setiati and Sutrisna, 2005).

Pasien usia ≥60 tahun, 50–60% memiliki tekanan darah lebih besar atau

sama dengan 140/90mmHg (Wahdah, 2011). Pada usia 45 tahun ke atas, dinding

arteri mengalami penebalan akibat adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan

otot, sehingga pembuluh darah akan menyempit dan menjadi kaku. Hal ini

disebabkan karena pengaturan metabolisme zat kapur (kalsium) mengalami

gangguan dengan pertambahan usia yang semakin tua, sehingga banyak zat kapur

yang ada di dalam darah (hypercalcidemia) menyebabkan darah menjadi kental

dan peningkatan tekanan darah. Endapan kalsium pada pembuluh darah

(arteriosclerosis), menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga aliran

darah terganggu hal ini yang memacu adanya peningkatan tekanan darah.

Peningkatan tekanan darah sistolik disebabkan karena adanya penurunan

kelenturan pembuluh darah besar (arteri). Penurunan elastisitas arteri dan

cenderung kaku menyebabkan darah mengalir kurang lancar, agar kebutuhan darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

14

di jaringan tercukupi maka jantung memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan

darah meningkat. Penurunan fungsi fisiologis menyebabkan sensitivitas kerja

organ berkurang sehingga aliran darah keginjal dan laju glomerulus terjadi

penurunan (Kumar, et al., 2005).

2. Jenis kelamin

Perempuan lebih banyak memiliki potensi menderita hipertensi dibanding

dengan pria, hal ini disebabkan karena terdapatnya hormon estrogen pada wanita

sebelum terjadi menopouse. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan

prevalensi terjadinya hipertensi pada laki-laki dan perempuan, lebih banyak pada

perempuan. Perempuan terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum

menopause. Sebelum menopause perempuan dilindungi dengan hormon estrogen

yang memiliki peranan dalam peningkatan kadar HDL. Peningkatan HDL dapat

sebagai faktor pelindung pencegah terjadinya aterosklerosis. Pada saat perempuan

premenopause mulai mengalami penurunan adanya hormon estrogen yang

memberikan perlindungan pada pembuluh darah (Kumar, et al., 2005).

3. BMI

Makan berlebihan dapat menyebabkan obesitas. Obesitas lebih cepat terjadi

dengan pola hidup yang pasif (kurang olahraga). Berat badan yang mencapai

indeks massa tubuh ≥25 (berat badan (kg)) dibagi kuadrat tinggi badan (m) disebut

kegemukan. Obesitas merupakan faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi.

Obesitas menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung dan curah jantung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

15

(Wahdah, 2011). Orang dengan obesitas memiliki tahanan perifer berkurang dan

aktivitas saraf simpatis meningkat serta aktivitas renin plasma yang rendah

(Suyono dan Slamet, 2001).

Obesitas memiliki hubungan dengan peningkatan tekanan darah. Obesitas

dihubungkan dengan adanya pertambahan jaringan lemak dapat menyebabkan

penyumbatan pada pembuluh darah sehingga mengganggu suplai oksigen dan zat

makanan ke organ tubuh. Adanya pertambahan jaringan lemak yang berlebihan

dapat menyempitkan pembuluh darah sehingga aliran darah tidak lancar dan

terjadi peningkatan tekanan darah (Chataut, et al., 2011).

4. Pola makan (asupan garam dan komsumsi makanan berlemak)

Komsumsi garam yang berlebihan akan menyebabkan peningkatan volume

plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Pada kondisi ini maka akan diikuti oleh

peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan

hemodinamik atau biasa disebut sitem pendarahan) yang normal. Pada keadaan

hipertensi esensial mekanisme ini terganggu (Radecki, 2000).

Garam menyebabkan terjadinya penumpukan cairan dalam tubuh, karena

menarik cairan diluar sel agar tidak keluar sehingga menyebabkan peningkatan

volume dan tekanan darah. Asupan garam 3 g atau kurang ditemukan tekanan

darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 g tekanan darahnya

rata-rata lebih tinggi. Asupan garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari

setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari (Radecki, 2000). Kadar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

16

sodium yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) yaitu

tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 g sodium atau 6 g garam) perhari.

Aldosteron dapat mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara absorpsi dari

tubulus ginjal (Wahdah, 2011).

Mengkonsumsi makanan berlemak yang berlebihan dapat menyebabkan

terjadinya obesitas. Obesitas akan menyebabkan peningkatan frekuensi denyut

jantung dan meningkatkan pembentukan kolesterol yang berlebihan yang dapat

menyebabkan aterosklerosis dan hal ini dapat memicu terjadinya penyakit tertentu,

seperti penyakit jantung, darah tinggi dan lain-lain (Kumar, et al., 2005).

5. Aktivitas fisik (olahraga)

Olahraga dihubungkan dengan faktor obesitas, pada umumnya orang yang

jarang olahraga memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami obesitas. Orang yang

tidak aktif memiliki kecenderungan frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi

sehingga otot jantung akan bekerja lebih keras setiap kali kontraksi. Jantung yang

bekerja lebih keras akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah

(Kumar, et al., 2005).

Stamford pada penelitiannya mengatakan bahwa olahraga, memiliki

kemampuan untuk menurunkan tekanan sistolik maupun diastolik pada tekanan

darah tinggi tingkat ringan. Aerobic menimbulkan efek seperti beta blocker yang

dapat menenangkan sistem saraf simpatis dan melambatkan denyut jantung.

Olahraga juga dapat menurunkan jumlah keluarnya noradrenalin dan hormon-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

17

hormon lain yang menyebabkan stress dapat memicu terjadinya penyempitan

pembuluh darah dan menaikkan tekanan darah (Sadoso, 1995).

Aerobic memilik manfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan

kesehatan daya tahan jantung, paru, peredaran darah, otot-otot, dan sendi-sendi.

Peningkatan tekanan darah dapat terjadi pada saat melakukan aerobic dan ketika

istirahat tekanan darah akan mengalami penurunan. Penurunan tekanan darah ini

disebabkan karena pembuluh darah mengalami pelebaran, relaksasi dan terjadinya

penurunan aktivitas memompa jantung ketika beristirahat. Olahraga memiliki

kemampuan menurunkan tahanan perifer dan menurunkan denyut jantung

sehingga menurunkan cardiac output dan menurunkan tekanan darah (Syatria,

2006).

6. Kebiasaan merokok

Merokok merupakan faktor penyebab peningkatan tekanan darah tinggi

karena dalam tembakau ada kandungan nikotin. Kebiasaan merokok lebih dari 1

bungkus memiliki risiko hipertensi 2 kali lebih besar dari pada orang yang tidak

merokok (Wahdah, 2011). Kandungan nikotin pada rokok menyebabkan terjadinya

peningkatan tekanan darah. Zat nikotin yang diserap oleh pembuluh darah di

dalam paru-paru dan diedarkan keseluruh aliran darah di tubuh, sampai ke otak.

Otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan cara memberi sinyal pada kelenjar

adrenal agar melepaskan epinefrin (adrenalin). Penyempitan pembuluh darah,

peningkatan kerja jantung sehingga tekanan darah meningkat disebabkan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

18

reaksi antara nikotin dan otak yang merangsang pelepasan adrenalin. Karbon

monoksida (CO) memiliki kemampuan menarik sel darah merah lebih kuat dari

kemampuan menarik oksigen, menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah

pembawa oksigen ke jantung dan jaringan lainnya (Sheps and Sheldon, 2005).

7. Mengkonsumsi alkohol.

Responden dengan riwayat mengkonsumsi alkohol memiliki risiko

hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki

riwayat mengkonsumsi alkohol (Wang, et al., 2006). Komsumsi alkohol dapat

meningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah yang memicu

terjadinya peningkatan tekanan darah. Minuman beralkohol dalam jangka panjang

dapat merusak jantung dan organ-organ lainnya sehingga dapat menggangu sistem

kerja organ-organ pada tubuh (Suyono dan Slamet, 2001).

8. Penyakit penyerta

Tabel II. Komplikasi hipertensi (Hoeymans, Smit, Verkleij, and Kromhout, 1999)

No Sistem Organ Komplikasi

1 Jantung Infark miokard

Angina pectoris

Gagal jantung kongestif

2 Sistem saraf pusat Stroke

Ensefalopati hipertensif

3 Ginjal Gagal ginjal kronis

4 Mata Retinopati hipertensif

5 Pembuluh darah perifer Penyakit pembuluh darah perifer

Stroke dapat terjadi karena tekanan darah tinggi di otak, atau akibat embolus

yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah tinggi. Stroke

dapat terjadi pada hipertensi kronis. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

19

koroner yang arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium

atau apabila terbentuk tronbus yang menghambat aliran darah pada pembuluh darah.

Gagal ginjal terjadi karena kegagalan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler

glomerulus ginjal. Ensefalopati dapat terjadi pada hipertensi maligna, tekanan yang

sangat tinggi menyebabkan kelainan kapiler yang mendorong cairan ke ruang

intertistial di seluruh susunan syaraf pusat. Hipertensi dapat disebabkan karena

gangguan pada ginjal, endokrin, gangguan genetik pada fungsi renal tubular, dan

lainnya seperti kehamilan, induksi obat, sleep apnoea. Cidera di kepala atau

pendarahan di otak yang berat dan tumor atau sebagai reaksi pembedahan dapat

menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah

disebabkan berbagai macam faktor, terkait dengan gangguan kardiovaskular,

dyslipidemia dan diabetes mellitus (Ng, Stanley, and Williams, 2010).

C. Teori Rule of Halves

Gambar 2. Teori Rule of Halves menggunakan nilai setengah (Deepa, et al., 2003)

Kesadaran masyarakat di Indonesia dalam pengontrolan tekanan darah masih

rendah. Angka kesadaran hipertensi di Indonesia hanya mencapai 50% lebih rendah

dibandingkan dengan Amerika. Angka kesadaran hipertensi Amerika mencapai 69%.

Populasi sampeL 100%

386

Hipertensi 50%

Sadar

hipertensi

25%

Tidak sadar hipertensi

25%

Terapi 12,5%

Tidak terapi

12,5%

Tidak hipertensi

50%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

20

Data tersebut menunjukkan kurang dari 10% yang tekanan darah terkontrol dengan

baik (Bustan, 1997). The Rule of halves dapat digunakan dalam penelitian bidang

hipertensi (Hooker, Cowab, and Freeman, 1999). The Rule of halves merupakan teori

yang menyajikan median dalam statistik terdapat cakupan populasi setengah dari

populasi pasien tidak diketahui oleh pelayanan kesehatan (belum terdiagnosis),

setengah dari populasi hipertensi yang tidak menerima terapi (pengobatan) dan

setengah dari mereka diperlakukan (terapi), setengah dari pasien yang terapi sampai

kontrol, tidak sampai kontrol (Deepa, et al., 2003).

D. Penatalaksanaan Hipertensi

1. Tujuan pengobatan pada penderita hipertensi :

a. Target tekanan darah <140/90mmHg, untuk individu berisiko tinggi seperti

diabetes mellitus, gagal ginjal target tekanan darah adalah <130/80mmHg.

b. Penurunan morbiditas, mortalitas kardiovaskuler dan menghambat laju penyakit

ginjal.

c. Tekanan darah sistolik merupakan indikasi yang baik untuk risiko

kardiovaskuler dari pada tekanan darah diastolik dan seharusnya dijadikan

tanda klinik primer dalam mengontrol hipertensi (Sukandar, dkk., 2008).

2. Terapi farmakologi

Obat antihipertensi untuk mengobati hipertensi dan yang memiliki risiko

tinggi terkena penyakit kardiovaskular serta memiliki risiko terkena stroke

maupun miokard infark. Golongan obat hipertensi yang bisa digunakan antara lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

21

golongan Diuretik, Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor seperti

Captopril®

, Angiotensin Reseptor Bloker (ARB atau AIIRA) seperti, Calcium

Chanel Bloker (CCB), dan golongan obat lainnya. Obat hipertensi dapat diberikan

dengan kombinasi (Purwanto, 2008).

Gambar 3. Pengobatan farmakologi pada hipertensi (Wells, Dipiro, Schwinghammer, and

Dipiro, 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

22

Diuretik mekanisme kerjanya menurunkan tekanan darah dengan

menyebabkan diuresis. Pengurangan volume plasma dan stroke volume (SV)

berhubungan dengan diuresis dalam penurunan curah jantung cardiac output (CO)

dan tekanan darah. ACE membatu produksi angiotensin II yang memiliki peran

dalam regulasi tekanan darah arteri. Inhibitor ACE (ACE-I) mencegah perubahan

angiotensin I menjadi angiotensin II (vasokonstriktor potensial dan stimulus

sekresi aldosteron). ACE-I juga dapat mencegah degradasi bradikinin dan

menstimulasi sintesis senyawa vasodilator termasuk prostaglandin E2 ARB

mekanisme kerjanya menahan langsung reseptor angiotensin tipe 1 (AT1) reseptor

yang menghubungkan efek angiotensin II (vasokontriksi, pelepasan aldosterone,

aktivasi simpatetik, pelepasan hormon antidiuretik dan kontriksi arteriol eferen

glomerulus) (Wells, et al., 2009).

β-Bloker mekanisme kerjanya menurunkan curah jantung melalui

kronotropik negatif dan efek inotropik jantung serta inhibisi pelepasan renin dari

ginjal. CCB mekanisme kerjanya menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos

dengan menghambat saluran kalsium yang sensitif terhadap tegangan (voltage

sensitive), sehingga dapat mengurangi masuknya kalsium ekstraseluler ke dalam

sel. Relaksasi otot polos vascular menyebabkan vasodilatasi dan berhubungan

dengan reduksi tekanan darah. Antagonis kanal kalsium dihidropiridin dapat

menyebabkan aktifitas reflex simpatetik dan semua golongan obat ini (kecuali

amlodipine) memberikan efek inotropatik negatif (Wells, et al., 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

23

3. Terapi Non Farmakologi

Perubahan gaya hidup direkomendasi JNC VII agar mencegah dan

mengendalikan hipertensi, subyek diharapkan menurunkan berat badan kisaran

normal yakni BMI berkisar 18,5-24,9kg/m2. Mengatur pola makan sesuai anjuran

Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH), untuk mengkonsumsi buah,

sayuran yang cukup serta susu rendah lemak. Mengurangi asupan natrium, asupan

natrium perhari harus dibatasi kurang dari atau sama dengan 100 mEq (2,4 g

natrium atau 6 g natrium klorida). Melakukan aktivitas fisik (olahraga),

mengurangi kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok (Straka, 2008).

E. Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri,

tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi yang disebut tekanan sistolik

sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung

beristirahat. Tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah.

Organ jantung dan pembuluh darah memiliki peran penting pada proses ini, jantung

berfungsi sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan

darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang

kuat. Pengukuran tekanan darah diukur pada posisi duduk pada lengan kanan sedikit

flexi posisinya, lengan baju dinaikkan, kemudian dipasang manset yang lebarnya

dapat melingkar sekurang-kurangnya 2/3 panjang lengan atas dan tidak menempel

baju (Handayani, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

24

1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran tekanan darah :

a. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada posisi duduk atau berbaring

(posisi lengan tangan harus dapat diletakkan dengan santai).

b. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk, akan memberikan angka yang

agak lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring meskipun selisihnya

relatif kecil.

c. Tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat pengukuran. Pada orang yang

bangun tidur, akan didapatkan tekanan darah paling rendah. Tekanan darah

yang diukur setelah berjalan kaki atau aktifitas fisik lain akan memberi angka

yang lebih tinggi. Merokok atau minum kopi akan menyebabkan tekanan darah

sedikit naik.

d. Ukuran manset harus sesuai dengan lingkar lengan, bagian yang mengembang

harus melingkari 80% lengan dan mencakup dua pertiga dari panjang lengan

atas (Lany, 2005).

F. Landasan Teori

Tekanan darah merupakan desakan darah terhadap dinding-dinding arteri

ketika darah dipompa dari jantung menuju jaringan. Hipertensi merupakan suatu

keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah secara persisten melebihi batas normal

dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti stroke, hipertrofi vertikel dan gagal

ginjal (Departemen Kesehatan, 2012). Berdasarkan ESH dan ESC hipertensi yaitu

peningkatan tekanan darah sistolik yang ≥140mmHg dan tekanan diastoliknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

25

≥90mmHg secara berkala dalam keadaan istirahat (Mancia, et al., 2013). Hipertensi

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu umur, jenis kelamin, BMI, pola

makan (konsumsi garam dan komsumsi makanan berlemak), aktivitas fisik

(olahraga), kebiasaan merokok, komsumsi alkohol, dan penyakit penyerta (Rahajeng

dan Tuminah, 2009). Tekanan darah seseorang dapat dikatakan normal apabila

tekanan darah sistolik tidak melebihi 140mmHg dan tekanan darah diastolik tidak

melebihi 90mmHg dalam keadaan sedang istirahat (Departemen Kesehatan RI, 2012)

Usia merupakan salah satu faktor risiko dari hipertensi. Daya tahan tubuh

akan semakin menurun dengan bertambahnya usia, tetapi penurunan daya tahan tubuh

ini dapat berkurang apabila seseorang berolahraga secara teratur. Pada usia 45 tahun

secara fisiologis tubuh mulai mengalami penurunan fungsi organ (Kumar, et al.,

2005). Aktifitas fisik (olahraga) memiliki pengaruh pada semua komponen kesegaran

jasmani, latihan fisik dapat dilakukan dengan melakukan aerobic. Aerobic secara

teratur dapat mempengaruhi atau meningkatkan daya tahan kardiovaskular dan

mempengaruhi adanya lemak di dalam tubuh dan dapat mengurangi obesitas pada

seseorang (Sugiharto, 2007). Laki-laki perokok memiliki risiko lebih besar terkena

hipertensi. Rokok mengandung nikotin yang dapat diserap oleh tubuh sampai keotak.

Otak akan bereaksi terhadap zat nikotin dengan memberikan sinyal pada kelenjar

adrenal agar melepaskan epinefrin (adrenalin). Penyempitan pembuluh darah

menyebabkan peningkatan kerja jantung sehingga tekanan darah meningkat hal ini

dapat terjadi akibat reaksi nikotin dan otak yang merangnsang pelepasan adrenalin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

26

Hal ini juga didukung dengan kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Penyakit penyerta

menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu penyakit yang berhubungan dengan

kerja kardiovaskular (Sheps and Sheldon, 2005). Masyarakat yang akan diteliti yaitu

masyarakat di Padukuhan Jragung.

Hasil wawancara dengan kepala dukuh berdasarkan data pengobatan yang

pernah dilakukan di Padukuhan Jragung menunjukkan prevalensi hipertensi cukup

tinggi. Populasi di padukuhan Jragung dengan usia ≥40 tahun berjumlah 386 orang.

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui proporsi prevalensi hipertensi, kesadaran

responden terhadap hipertensi, dan terapi pengendalian tekanan darah serta

melakukan evaluasi terhadap pengaruh faktor risiko kesehatan (BMI, pola makan

terkait asupan garam dan komsumsi makanan berlemak, aktivitas fisik (olahraga),

aktivitas merokok, komsumsi alkohol dan penyakit penyerta) terhadap prevalensi,

kesadaran dan terapi hipertensi yang dilakukan pada masyarakat di Padukuhan

Jragung Kabupaten Sleman.

G. Hipotesis

Ada perbedaan dari faktor risiko kesehatan (BMI, pola makan terkait asupan

garam dan komsumsi makanan berlemak, aktivitas fisik (olahraga), aktivitas

merokok, komsumsi alkohol dan penyakit penyerta) terhadap prevalensi, kesadaran,

dan terapi hipertensi di Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan survei farmakoepidemiologi dengan jenis

penelitian observasional analitik. Survei farmakoepidemilogi merupakan studi

tentang penggunaan dan efek obat dalam suatu populasi. Jenis penelitian

observasional yaitu suatu penelitian yang tidak melakukan intervensi pada subyek

penelitian. Data yang diperoleh dari jenis penelitian observasional murni berupa data

dari subyek penelitian dihasilkan tanpa dilakukan intervensi (Brian and Stephen,

2006). Penelitian ini dilakukan wawancara secara langsung dengan subyek penelitian

untuk menggali informasi terkait variabel-variabel yang akan digunakan untuk

dianalisis. Selain itu, dilakukan juga pengukuran tekanan darah, berat badan serta

tinggi badan untuk mengetahui tekanan darah responden dan menghitung BMI. Data

yang diperoleh pada penelitian ini murni dari subyek uji secara langsung dan tanpa

melakukan intervensi pada subyek penelitian.

Jenis observasional analitik merupakan penelitian yang mencari hubungan

antara variabel dengan cara melakukan suatu analisis pada data yang diperoleh dalam

populasi. Desain observasional adalah cross sectional (potong lintang) yaitu peneliti

melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu waktu serta variabel bebas

dan tergantung diukur pada satu titik. Setiap subyek penelitian hanya dilakukan

observasi satu kali dan pengukuran pada variabel subyek pada waktu yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

28

Penelitian cross sectional tidak perlu dilakukan pemeriksaan atau pengukuran yang

sifatnya berulang pada waktu yang berbeda cukup dalam satu waktu yang sama.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Faktor risiko kesehatan meliputi BMI, pola makan (asupan garam dan

komsumsi makanan berlemak.), aktivitas fisik (olahraga), kebiasaan merokok,

komsumsi alkohol dan penyakit penyerta.

2. Variabel tergantung

Tekanan darah (mmHg), Prevalensi, Kesadaran dan Terapi hipertensi.

3. Variabel pengacau terkendali

Usia, jenis kelamin.

4. Variabel pengacau tak terkendali

Aktivitas selain olahraga, lifestyle (gaya hidup), dan terapi lain yang

dilakukan (di luar terapi hipertensi).

C. Definisi Operasional

Tabel III. Definisi operasional, kategori, dan cara pengukuran

No Variabel Definisi Operasional Kategori Cara Pengukuran

1 Pengukuran

tekanan

darah

Pengukuran tekanan

darah untuk

mengetahui tekanan

darah sitolik,

diastolik serta

denyut nadi

responden.

Standar

ESH dan

ESC 2013.

Pengukuran dengan

digital

Sphygmamonometer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

29

Tabel III. Lanjutan

No Variabel Definisi Operasional Kategori Cara Pengukuran

2 Hipertensi Peningkatan tekanan

darah secara

sewaktu melebihi

batas normal,

peningkatan tekanan

darah ≥140mmHg

tekanan sistolik dan

atau ≥90mmHg

tekanan diastoliknya

di dalam arteri

(Mancia, et al.,

2013) atau

responden yang

menderita hipertensi

terkontrol (data

diperoleh dari hasil

wawancara warga).

1.Hipertensi

2.Tidak

Hipertensi

Melakukan pengukuran

tekanan darah.

3 Kesadaran Kesadaran hipertensi

adalah keadaan

responden penelitian

mengerti bahwa

dirinya menderita

hipertensi.

1.Sadar

hipertensi

2. Tidak

sadar

hipertensi

Wawancara dengan

responden

4 Kesadaran

hipertensi

terapi

Kesadaran hipertensi

terapi adalah suatu

keadaan responden

mengerti bahwa

dirinya menderita

hipertensi dan

melakukan terapi

secara farmakologi

dan/atau non-

farmakologi.

1.Sadar

hipertensi

terapi

2.Sadar

hipertensi

tidak terapi

Wawancara dengan

responden

5 Karakteris-

tik individu

Kondisi individu

yang dapat

mempengaruhi

prevalensi hipertensi

1.Umur

2.Jenis

kelamin

Wawancara dan observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

30

Tabel III. Lanjutan

No Variabel Definisi Operasional Kategori Cara Pengukuran

6 Usia Usia responden yang

dikategorikan oleh

peneliti berdasarkan

WHO dengan

rentang 10 tahun.

dikategorik-

an dalam

rentang:

1.40-49

2.50-59

3.60-69

4.70-79

5.80-89

6.90-99

Wawancara dengan

responden

7 Faktor

risiko

Faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi

atau menyebabkan

terjadinya hipertensi.

1.BMI

2.Pola

makan

(terkait

asupan

garam dan

makanan

berlemak)

3.Aktivitas

fisik

(olahraga)

4.Merokok

5.Alkohol

6.Penyakit

penyerta.

Wawancara dengan

responden

8 BMI Menentukan kategori

responden yang

masuk dalam

obesitas dan tidak

obesitas yang

digolongkan

berdasarkan

perbandingan antara

berat badan (kg)

dengan kuadrat

tinggi badan (m2)

.

BMI ≥25

kg/m2 yaitu

obesitas.

Mengukur tinggi badan

dengan meteran

pengukur tinggi badan

dan berat badan

menggunakan

timbangan injak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

31

Tabel III. Lanjutan

No Variabel Definisi Operasional Kategori Cara Pengukuran

9 Pola makan Perilaku dalam

mengkomsumsi

makanan yang

terdiri dari

mengkomsumsi

makanan asin dan

makanan yang

banyak mengandung

lemak (daging).

1.Makanan

asin adalah

makanan

yang

dominan

memiliki

rasa asin

(garam).

2.Makanan

berlemak

adalah

makanan

yang lebih

dominan

mengandung

lemak

(daging).

Wawancara dengan

responden

10 Aktivitas

Fisik

(Olahraga)

Kegiatan fisik yang

dilakukan sehari-hari

atau secara rutin.

Olahraga

merupakan

suatu

kegiatan

untuk

memberikan

kebugaran

pada tubuh

misalnya

jalan sehat,

aerobic,

senam, lari

pagi dan

lain-lain

secara

teratur.

Wawancara dengan

responden.

11 Aktivitas

merokok

(kebiasaan

merokok)

Kebiasaan seseorang

melakukan aktivitas

menghisap rokok.

Kebiasaan

merokok/

memiliki

riwayat

merokok

sebelumnya.

Wawancara dengan

responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

32

Tabel III. Lanjutan

No Variabel Definisi Operasional Kategori Cara Pengukuran

12 Komsumsi

alkohol

Suatu aktivitas yang

menjadi rutinitas

keseharian

komsumsi alkohol

atau pernah

melakukan

komsumsi alkohol.

Kebiasaan

minum

alkohol atau

pernah

memiliki

riwayat

melakukan

komsumsi

alkohol

sebelumnya.

Wawancara dengan

responden.

13 Penyakit

penyerta

Penyakit-penyakit

yang memiliki

hubungan dengan

hipertensi.

Ada

penyakit

penyerta

yang

diderita oleh

responden

seperti

gangguan

jantung,

ginjal,

kolesterol,

diabetes

mellitus

Wawancara dengan

responden

D. Subyek Penelitian

Berdasarkan profil di Padukuhan Jragung terdapat ± 386 orang yang berusia

≥40 tahun. Berdasarkan laporan dari Kepala Dukuh yang mengacu pada data

pengobatan gratis setempat bahwa masyarakat di Padukuhan Jragung banyak yang

menderita hipertensi. Di Padukuhan Jragung belum pernah ada yang melakukan

penelitian observasional dengan responden penyandang hipertensi. Responden dalam

penelitian ini adalah penduduk di Padukuhan Jragung Kabupaten Sleman yang

memenuhi kriteria inklusi dari yaitu pria dan wanita usia ≥40 tahun .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

33

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Padukuhan Jragung yang terletak di Kelurahan

Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Padukuhan Jragung

terdiri dari RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, RT 05 dan RT 06. Lokasi di Padukuhan

Jragung masih sejuk dan sangat terlihat perdesaan alaminya. Jarak antara Padukuhan

Jragung untuk menuju ke kota ± 15 km yang dapat ditempuh selama ±30 menit.

Penelitian ini menggunakan pendekatan rancangan secara cross-sectional rentang

waktu Mei-Juni waktu pengambilan data.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2014 yang berjudul Prevalensi, Kesadaran, dan

Terapi Responden Hipertensi di Kabupaten Sleman (Kajian Faktor Risiko Kesehatan

dan Faktor Sosio-Ekonomi). Penelitian ini dilakukan berkelompok yang berjumlah

sebanyak 12 orang. Berdasarkan Gambar 4 menunjukan bahwa ruang lingkup

penelitian payung Sanata Dharma di Padukuhan Jragung, Kadirojo II, Sembir,

Krodan, Blambangan, dan Sambisari, pada masing-masing padukuhan terkait faktor

risiko kesehatan dan sosio-ekonomi.

Ruang lingkup penelitian peneliti dengan judul Prevalensi, Kesadaran, dan

Terapi Responden Hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman,

Yogyakarta (Kajian Faktor Risiko Kesehatan) berada di Padukuhan Jragung,

Kelurahan Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

34

Gambar 4. Ruang lingkup penelitian Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden

Hipertensi di Kabupaten Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

35

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel (sampling) pada penelitian dilakukan secara

non-random dengan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel menggunakan

teknik purposive sampling, merupakan teknik pengambilan sampel yang

menggunakan unsur-unsur purposive (sengaja) sesuai dengan kriteria-kriteria

penelitian yang sudah ditetapkan peneliti. Syarat-syarat menentukan sampel pada

purposive sampling yaitu:

1. Penentuan karakteristik populasi dilakukan di dalam studi pendahuluan.

2. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri/sifat-sifat/karakteristik tertentu.

3. Merupakan ciri-ciri pokok populasi serta subyek yang diambil sebagai sampel

benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang

terdapat pada populasi (Gilbert and Churchill, 2001)

Gambar 5. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling

Populasi 653 Orang

Populasi ≥40 th 386 Orang

Responden Terapi

58 Orang

Responden penelitian 244 Orang

Purposive

sampling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

36

Responden yang ditetapkan berusia ≥40 tahun. Responden diambil dengan

teknik purposive sampling secara non-random diperoleh sebanyak 244 orang dari

total populasi dengan usia ≥40 tahun berjumlah 386 orang. Responden penelitian

sebanyak 244 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel dengan

kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi

a. Bersedia menjadi responden dengan informed consent. Responden bersedia

mengisi informed consent yang sudah disediakan oleh peneliti dan bersedia

menandatanginya sebagai tanda bukti kebersediaan responden untuk terlibat

dalam penelitian dan ketersediaan untuk diambil data sesuai dengan apa yang

diperlukan peneliti.

b. Umur ≥40 Tahun. Responden yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah

responden dengan usia ≥40 tahun. Dan merupakan warga Padukuhan Jragung,

Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Responden yang digunakan yaitu

merupakan responden yang bertempat tinggal di Padukuhan Jragung, Jogotirto,

Berbah, Sleman, Yogyakarta.

2. Kriteria Ekslusi

a. Calon responden tidak bersedia mengisi informed consent secara lengkap.

b. Responden belum menyelesaikan tahapan dari peneliti dengan urutan

pengisian informed consent, pengukuran tekanan darah, BB, tinggi badan

dan wawancara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

37

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian adalah Case Report Form (CRF)

yang dibuat oleh peneliti, alat pengukur tinggi badan, timbangan berat badan,

sphygmomanometer digital. Alat pengukur tinggi badan dan timbangan berat badan

berfungsi untuk mengukur body mass index (BMI). Pengukuran tekanan darah

dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer digital.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari padukuhan untuk diteliti dengan

prevalensi penyandang hipertensi yang tinggi. Data diperoleh dari pelayanan

kesehatan terdekat/pengobatan yang diselenggarakan di padukuhan tersebut.

2. Permohonan ijin dan kerjasama

Permohonan ijin ditujukan kepada Kepala Dukuh Jragung, Kabupaten

Sleman. Permohonan ijin selanjutnya ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance dengan No KE/FK/579/EC

Permohonan ijin dilakukan untuk memenuhi etika penelitian menggunakan

tekanan darah manusia dan hasil penelitian dapat dipublikasikan.

3. Pembuatan informed consent

Informed consent untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

38

Mada Yogyakarta. Responden diminta mengisi nama, alamat, usia dan

menandatanganinya.

4. Seleksi responden

Subjek penelitian dilakukan setelah mendapat ijin kepala Dukuh Jragung

Kabupaten Sleman. Peneliti akan memberikan penjelasan mengenai kegunaan dan

tujuan penelitian kepada calon responden. Responden diminta untuk mengisi

nama, alamat, usia dan tanda tangan. Warga Pandukuhan Jragung yang bersedia

menjadi responden akan diukur tekanan darahnya dan diwancara terkait data yang

dibutuhkan berdasarkan CRF.

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2012,

instrumen yang memiliki validitas dan reliabel yang baik dapat dinyatakan dengan

nilai CV (coefficient of variation) ≤5%. Penelitian ini nilai CV dilakukan dengan

perbandingan alat tensi peneliti dengan tensi yang sudah divalidasi milik Rumah

Sakit. Untuk melihat realibel dilakukan percobaan dengan cara melakukan tensi

pada 3 orang masing-masing sebanyak 5 kali, dengan jarak waktu 10 menit setiap

kali pengukuran.

6. Pengukuran tekanan darah

Penelitian ini menggunakan alat Digital Sphygmomanometer (pengukur

tekanan darah), timbangan berat badan injak (kg) dan microtoise (pengukur tinggi

badan). Alat yang digunakan penelitian dilakukan kalibrasi, tujuan kalibrasi untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

39

meningkatkan keamanan dan keakurasian informasi hasil pengukuran yang

dilakukan peneliti pada pasien menggunakan peralatan kesehatan. Pengukuran

tekanan darah meliputi tekanan darah sistolik dan diastolik. Pengukuran

antropometri pengukuran berat badan dan tinggi/panjang badan. Pengukuran

tekanan darah diukur pada posisi duduk pada lengan kanan sedikit flexi posisinya,

lengan baju dinaikkan, kemudian dipasang manset yang lebarnya dapat melingkar

sekurang-kurangnya 2/3 panjang lengan atas dan tidak menempel baju.

Pengukuran dilakukan 2 kali berturut-turut dengan interval 2 menit. Apabila

terdapat selisih tekanan darah >10 mmHg pada pengukuran ke 1 dan ke 2 baik

pada sistolik atau pada diastolik, lakukan pengukuran ke-3 (Departemen

Kesehatan RI, 2007).

Pengukuran tekanan darah responden penelitian yang telah menanda tangani

informed consent, dilakukan pengukuran tekanan darah pada bagian lengan kiri

atas dan posisi duduk tegak (apabila pasien tidak bisa duduk atau perlu perlakuan

khusus dapat dilakukan pengukuran tekanan darah dengan cara berbaring).

Pengukuran tekanan darah menggunakan alat sphygmomanometer digital.

Pengukuran dilakukan 2 kali berturut-turut, agar dapat menentukan tekanan darah

yang spesifik (Departemen Kesehatan RI, 2007).

7. Penjelasan hasil pemeriksaan

Peneliti dapat memberikan penjelasan kepada responden terkait hasil

pemeriksaan untuk melayani rasa ingin tahu responden, disertai dengan penggalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

40

informasi dari responden. Informasi yang didapat dari responden akan diolah

sebagai data analisis.

8. Pengelompokan data

Pengelompokan data dilakukan dengan kategorisasi data sejenis, meliputi

penyusunan dan penggolongan dalam kategori-kategori kemudian dilakukan

interpretasi data. Data hasil pengukuran dan wawancara secara langsung dengan

responden penelitian akan dikumpulkan/direkam di dalam CRF kemudian

dipindahkan ke file Microsoft Excel.

Gambar 6. Prosedur kerja responden di Padukuhan Jragung

Observasi awal

Permohonan ijin dan kerjasama diajukkan kepada

Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Falkutas Kedokteran UGM

Buat Informed consent

Melakukan penentapan calon

responden

Melakukan validitas dan reliabilitas

intrumen penelitian

Dilakukan pengukuran

tekanan darah

Wawancara pada responden terkait

faktor risiki kesehatan

Hasil pengukuran

tekanan darah

dijelaskan oleh

responden

Pengisian CRF dan dilakukan

pengelompokan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

41

J. Perumusan Hipotesis

Gambar 7. Hubungan perbedaan antara faktor risiko kesehatan dengan prevalensi,

kesadaran, terapi hipertensi

Faktor Risiko Hipertensi

Ho : P1 ≤ P2

H1,2 : P1>P2 ; α<0.05

P1: Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden, merokok;

alkohol; tidak olahraga; tidak mengatur pola makan asupan garam dan

komsumsi makanan berlemak; BMI≥25 kg/m2; adanya penyakit penyerta yang

berhubungan dengan kardiovaskular.

P2: Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden yang tidak

merokok; tidak komsumsi alkohol; berolahraga; mengatur pola makan yaitu

asupan garam dan tidak komsumsi makanan berlemak; BMI<25 kg/m2; tidak

ada penyakit penyerta yang berhubungan dengan kardiovaskular.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

42

K. Analisis Data Penelitian

Data yang sudah diperoleh dari pengukuran dan wawancara pada responden

penelitian secara langsung, kemudian dipindahkan serta dianalisis di Microsoft Excel.

Pengolahan data pertama yaitu melakukan editing dari data yang sudah ada, memilih

variabel yang akan diteliti dan melakukan pemisahan untuk responden yang tidak

memenuhi kriteria inklusi. Contohnya, terdapat data yang tidak lengkap informasinya

pada responden sehingga data responden ini dilakukan cleaning. Pada penelitian ini

penulis menggunakan responden berjumlah 244 responden dan tidak ada data yang

dilakukan ekslusi. Data yang sudah selesai dilakukan editing sesuai dengan faktor

risiko kesehatan (BMI, pola makan (asupan garam dan komsumsi makanan

berlemak), olahraga, merokok, alkohol, dan penyakit penyerta) kemudian diolah

dengan program komputer.

Data profil terkait dengan kategori usia menggunakan uji Anova yaitu

Anova satu arah (one way Anova). One way Anova digunakan untuk variabel yang

akan dianalisis terdiri dari satu variabel bebas. Tujuan analisis menggunakan anova

adalah menguji perbedaan mean.

Tabel IV. Uji one way Anova pada umur

Usia (tahun)

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99

Sistolik/

Diastolik/

Denyut

nadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

43

Uji Anova dilakukan antara sistolik dengan kategori usia, diastolik dengan

kategori usia dan denyut nadi dengan kategori usia. Hasil dari uji Anova akan

menunjukan nilai mean, standar deviasi (SD) dan nilai p. Anova digunakan untuk

mencari perbedaan yang signifikan dengan multivariable. Karena multivariable jadi

tidak bisa dilakukan uji tes t pada kategori usia (Hartono,2011).

Uji tes t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean sampel dari dua variabel yang

dikomparatifkan, uji tes t efektif apabila digunakan menghitung nilai signifikan

dengan jumlah variabelnya dua. (Hartono, 2011).

Tabel V. Uji tes t pada BMI

BMI Kg/m2

≥25 <25

Sistolik/

Diastolik/

Denyut

Nadi

Terkait profil tekanan darah, denyut nadi terhadap jenis kelamin terhadap masing-

masing faktor risiko kesehatan (BMI, pola makan (komsumsi asin dan makanan

berlemak), aktivitas fisik (olahraga), kebiasaan merokok, komsumsi alkohol, dan

penyakit penyerta) dianalisis menggunakan uji tes t. Menurut teori batas pusat

(Central Limit Theorem) menyatakan bahwa sampel n>30 distribusi sampling

mendekati normal (Hartono, 2011).

Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan frekuensi prevalensi hipertensi,

kesadaran hipertensi, terapi hipertensi serta proporsi penggunaan obat antihipertensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

44

di Padukuhan Jragung. Analisis menggunakan croostab (tabulasi silang) digunakan

untuk mengetahui frekuensi dari masing-masing variabel. Data diolah menggunakan

Chi-Square, Chi-Square merupakan salah satu tes statistik non parametik (non-

parametic test) atau tes bebas distribusi. Uji Chi-Square diterapkan pada kasus yang

akan diuji apakah frekuensi yang diamati (data observasi) untuk membuktikan atau

ada perbedaan secara nyata (Hartono, 2011).

Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikansi dari faktor risiko

kesehatan terhadap responden hipertensi dan menghitung nilai OR (95% CI).

Keputusan diambil berdasarkan tingkat signifikan (nilai p) yaitu :

a. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak

b. Jika nilai p < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima

Tabel VI. Menghitung nilai Odds Ratio paparan terhadap kasus dengan tabel 2×2

Penyakit

Paparan

Kasus (+) Kontrol (-)

Terpapar a b

Tidak terpapar c d

Keterangan :

Total : a + b , c + d

: a + c, b + d

Jadi : a + b + c + d

Besarnya nilai OR (odds ratio) ditentukan dengan rumus: a × d / b × c

dengan nilai Confidence Interval (CI) 95%. Nilai OR adalah merupakan ukuran

paparan (faktor risiko) dengan kejadian penyakit , dihitung dari angka kejadian pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

45

kelompok berisiko (terpapar faktor risiko) dibandingkan dengan angka kejadian

penyakit pada kelompok yang tidak berisiko (tidak terpapar faktor risiko) (Hartono,

2011). Pada tahap terakhir dilakukan penghitungan frekuensi pengendalian responden

hipertensi terapi baik dengan farmakologi maupun non farmakologis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini terkait prevalensi hipertensi,

kesadaran terhadap hipertensi, dan terapi hipertensi di Padukuhan Jragung Kabupaten

Sleman. Peneliti melakukan pembahasan terkait faktor risiko kesehatan yang

memiliki perbedaan faktor risiko kesehatan (BMI, pola makan (asupan garam dan

komsumsi makanan berlemak), aktivitas fisik (olahraga), aktivitas merokok,

komsumsi alkohol, dan penyakit penyerta) terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi

hipertensi. Tujuan dari penelitian yaitu mengevaluasi proporsi prevalensi, kesadaran

serta terapi responden hipertensi dan mengevaluasi pengaruh faktor risiko kesehatan

(BMI, pola makan (asupan garam dan komsumsi makanan berlemak), aktivitas fisik

(olahraga), kebiasaan merokok, komsumsi alkohol, dan penyakit penyerta) terhadap

prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi yang dilakukan pada masyarakat di

Padukuhan Jragung.

Survei ± selama 3 bulan, peneliti dapat mengevaluasi proporsi prevalensi,

kesadaran, terapi responden hipertensi serta pengaruh faktor risiko kesehatan yang

terdiri dari BMI, pola makan (asupan garam dan komsumsi makanan berlemak),

aktivitas merokok, aktivitas fisik (olahraga), alkohol, dan penyakit penyerta terhadap

prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi yang dilakukan pada masyarakat di

Padukuhan Jragung secara non farmakologi atau farmakologi. Padukuhan Jragung

terdapat ± 386 orang dengan usia ≥40 tahun pada 6 RT.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

47

Tabel VII. Profil umum masyarakat di Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman,

Yogyakarta tahun 2014

Karakteristik responden n %

Umur (tahun)

40-49 78 31,97

50-59 78 31,97

60-69 45 18,44

70-79 29 11,89

80-89 10 4,09

90-99 4 1,64

Pekerjaan:

Outdoor

Indoor

135

109

55,33

44,67

Pendidikan:

≤SMP

>SMP

171

73

70,08

29,92

Penghasilan:

≤UMR

217

88,93

Jenis kelamin:

Laki-laki

87

35,7

BMI (kg/m2)

≥25

<25

44

200

18,03

81,97

Pola makan

Asupan garam tinggi

Ya

Tidak

Komsumsi makanan berlemak (daging)

Ya

Tidak

57

187

30

214

23,36

76,64

12,30

87,70

Tidak olahraga

Ya

Tidak

180

64

73,77

26,23

Merokok

Ya

Tidak

40

204

16,40

83,60

Alkohol

Ya

Tidak

4

240

1,64

98,36

Penyakit penyerta

Ya

Tidak

17

227

6,97

93,03

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

48

Berdasarkan Tabel VII kelompok umur 40-49 tahun terdapat 78 orang,

kelompok umur 50-59 tahun terdapat 78 orang, kelompok umur 60-69 tahun terdapat

45 orang, kelompok umur 70-79 tahun 29 orang, kelompok umur 80-89 terdapat 10

orang dan pada kelompok umur 90-99 tahun terdapat 4 orang. Berdasarkan rentang

kelompok umur 40-49 tahun dan 50-59 tahun, merupakan kelompok umur terbanyak

dengan 78 orang. Pekerjaan terbanyak di Padukuhan Jragung yaitu 135 orang outdoor

dengan penghasilan yang kurang dari UMR Yogyakarta sebanyak 217 orang.

Sebanyak 171 orang di Padukuhan Jragung menempuh pendidikan ≤SMP. Jenis

kelamin yang dominan dalam penelitian ini di Padukuhan Jragung adalah perempuan,

dari jumlah total 244 responden penelitian terdiri dari 87 orang laki-laki. Masyarakat

di Padukuhan Jragung yang memiliki BMI ≥25 kg/m2 sebanyak 44 orang. Terkait

dengan pola makan yang suka mengkomsumsi asupan garam tinggi sebanyak 87

orang dan makanan berlemak (daging) sebanyak 30 orang.

Responden yang menjalani olahraga secara teratur sebanyak 64 orang, yang

melakukan aktivitas merokok sebanyak 40 orang dan komsumsi alkohol sebanyak 4

orang. Berdasarkan data yang diperoleh faktor risiko kesehatan terkait komsumsi

alkohol tidak dibahas lebih lanjut karena data responden dengan konsumsi alkohol

terlalu kecil yaitu 4 orang dari total 244 responden penelitian. Penderita penyakit

penyerta yang terkait dengan kardiovaskular di Padukuhan Jragung berjumlah 17

orang. Di Padukuhan Jragung ada beberapa tenaga kesehatan yang membuka praktek

dan masyarakat sering melakukan pengecekan kesehatan di tempat praktek tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

49

Tabel VIII. Profil tekanan darah terhadap jenis kelamin, umur, dan faktor risiko kesehatan

di Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta tahun 2014

Variabel TDS TDD DN Nilai p

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

146,2±21,7

142,4±23,7

84,8±13,0

82,7±12,3

80,2±11,7

80,3±10,4

TDS=0,499

TDD=0,800

DN= 0,611

Umur (tahun)

40-49

50-59

60-69

70-79

80-89

90-99

135,5±20,5

143,5±21,6

155,4±24,5

148,2±20,9

140,8±30,7

155,2±20,9

84,1±13,2

83,4±10,9

87,5±12,9

79,7±10,2

75,1±17,1

74,2±11,2

81,8±11,7

80,2±9,8

80,3±10,9

78,1±10,1

77,9±12,1

72,2±12,0

TDS=0,907

TDD=0,648

DN=0,813

BMI (kg/m2)

≥25

<25

145,5±22,1

143,4±233

87,8±9,9

82,5±12,9

84,3±9,8

79,4±10,8

TDS = 0,327

TDD = 0,120

DN=0,307

Pola makan

Asupan garam tinggi

Ya

Tidak

Makanan berlemak

(daging)

Ya

Tidak

141,9±21,5

144,3±23,5

141,1±20,3

144,1±23,4

85,9±11,8

82,7±12,7

84,4±11,3

83,3±12,7

82,0±10,3

79,7±10,9

78,9±10,6

80,5±10,9

TDS=0,168

TDD=0,296

DN=0,739

TDS=0,597

TDD=0,982

DN=0,662

Tidak olahraga

Ya

Tidak

143,5±21,9

144,6±25,9

83,2±12,2

84,2±13,6

80,3±10,3

80,3±12,3

TDS=0,084

TDD=0,396

DN=0,353

Merokok

Ya

Tidak

144,4±21,3

143,6±23,4

83,6±12,9

83,4±12,5

70,3±10,2

80,7±10,9

TDS=0,593

TDD=0,685

DN=0,564

Penyakit penyerta

Ya

Tidak

152,6±25,7

143,1±22,8

84,5±14,9

83,4±12,4

79,4±15,8

80,3±10,4

TDS=0,545

TDD=1,000

DN=0,083 Nilai p di uji dengan uji “t”, kecuali pada umur dengan uji anova

Profil umum terkait tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan

denyut nadi terhadap faktor jenis kelamin, umur, BMI, pola makan (asupan garam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

50

tinggi dan komsumsi makanan berlemak), aktivitas fisik (olahraga), merokok dan

penyakit penyerta di Padukuhan Jragung menunjukkan nilai p >0,05.

A. Prevalensi Hipertensi di Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman,

Yogyakarta tahun 2014

Tabel IX. Prevalensi hipertensi di Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman,

Yogyakarta tahun 2014

Variabel Hipertensi Tidak

Hipertensi

Total

n % n % n %

Umur (tahun)

40-49

50-59

60-69

70-79

80-89

90-99

36

47

36

18

6

3

14,7

19,3

14,7

7,4

2,6

1,2

42

31

9

11

4

1

17,2

12,7

3,7

4,5

1,6

0,4

78

78

45

29

10

4

31,9

32

18,4

11,9

4,2

1,6

Laki-laki 56 23 31 12,7 87 35,7

BMI (kg/m2)

≥25

<25

29

117

11,9

48

15

83

6,1

34,0

44

200

18

82

Pola makan

Asupan garam tinggi

Ya

Tidak

Makanan berlemak

(daging)

Ya

Tidak

33

113

17

129

13,5

46,3

7

52,9

24

74

13

85

9,9

30,3

5,3

34,8

57

187

30

214

23,4

76,6

12,3

87,7

Tidak olahraga

Ya

Tidak

107

39

43,8

16

73

25

30

10,2

180

64

73,8

26,2

Merokok

Ya

Tidak

25

121

10,2

49,6

15

83

6,2

34,0

40

204

16,4

83,6

Penyakit penyerta

Ya

Tidak

12

134

4,9

55

5

93

2,0

38,1

17

227

6,9

93,1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

51

Responden penelitian di Padukuhan Jragung diklasifikasikan dalam

kelompok hipertensi dan tidak hipertensi. Kelompok yang dominan dalam populasi

yaitu kelompok hipertensi. Populasi terdapat 244 responden, sebanyak 146 kelompok

hipertensi dan 98 kelompok bukan hipertensi.

1. Umur

Berdasarkan kelompok umur kelompok hipertensi dan tidak hipertensi

dibagi menjadi 6 rentang yaitu kelompok umur 40-49 tahun, 50-59 tahun, 60-69

tahun, 70-79 tahun, 80-89 tahun dan 90-99 tahun. Rentang umur 40-49 pada

kelompok hipertensi berjumlah 36 orang dan kelompok tidak hipertensi berjumlah 42

orang. Rentang umur 50-59 tahun, kelompok hipertensi berjumlah 47 orang dan

kelompok tidak hipertensi berjumlah 31 orang. Rentang umur 60-69 tahun, kelompok

hipertensi berjumlah 36 orang dan kelompok tidak hipertensi berjumlah 9 orang.

Rentang umur 70-79 tahun, kelompok hipertensi berjumlah 18 orang dan pada

kelompok tidak hipertensi berjumlah 11 orang. Rentang umur 80-89 tahun, kelompok

hipertensi berjumlah 6 orang dan pada kelompok tidak hipertensi berjumlah 4 orang.

Rentang umur 90-99 tahun, kelompok hipertensi berjumlah 3 orang dan kelompok

tidak hipertensi berjumlah 1 orang.

Pada kelompok hipertensi jumlah yang paling banyak pada rentang umur 50-

59 tahun sedangkan pada kelompok tidak hipertensi jumlah paling banyak pada range

umur 40-49 tahun. Distribusi responden berdasarkan kelompok umur hipertensi dan

tidak hipertensi di Padukuhan Jragung dapat dilihat pada Tabel IX. Perolehan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

52

menunjukkan responden dengan umur 50-59 tahun merupakan kelompok umur

terbanyak dengan 47 orang penderita hipertensi. Umur yang lebih dari 40 tahun

memiliki risiko hipertensi (Setiati and Sutrisna, 2005). Pertambahan umur hingga

usia lanjut memiliki risiko hipertensi lebih besar 40% dengan kematian 50% diatas

umur 60 tahun (Nurkhalida, 2003). Elastisitas dari arteri mulai berkurang dan

menyebabkan tekanan darah meningkat ketika usia 50 tahun hingga 60 tahun

(Staessen, Jiguang, Giuseppe, and Willem, 2003). Umur merupakan salah satu faktor

risiko hipertensi. Pertambahan umur mempengaruhi perubahan fisiologis, pada usia

lanjut akan terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpati sehingga

mengurangi sensitivitasnya dan memiliki risiko hipertensi (Kumar, et al., 2005).

2. Jenis kelamin

Kelompok hipertensi dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 56 orang.

Kelompok bukan hipertensi dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 31 orang.

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin kelompok hipertensi dan tidak

hipertensi di Padukuhan Jragung dapat dilihat pada Tabel IX. Berdasarkan data jenis

kelamin perempuan memiliki jumlah lebih banyak dibandingkan laki-laki. Responden

penelitian perempuan dengan hipertensi berjumlah 90 orang dan laki-laki berjumlah

56 orang.

3. BMI

Berdasarkan data yang dipaparkan pada Tabel IX. kelompok hipertensi

dengan BMI ≥25 kg/m2 berjumlah 29 orang dan BMI <25 kg/m

2 berjumlah 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

53

orang. Kelompok tidak hipertensi dengan BMI ≥25 kg/m2 berjumlah 15 orang dan

BMI <25 kg/m2 berjumlah 83 orang. Distribusi responden berdasarkan BMI

kelompok hipertensi dan tidak hipertensi di Padukuhan Jragung dapat dilihat pada

Tabel IX.

4. Pola makan (asupan garam dan komsumsi makanan berlemak)

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel IX. kelompok hipertensi yang

mengkomsumsi makanan dengan asupan garam tinggi berjumlah 33 orang dan pada

kelompok tidak hipertensi berjumlah 24 orang. Berdasarkan data yang diperoleh pada

Tabel IX. kelompok hipertensi yang mengkonsumsi makanan berlemak sejumlah 17

orang dan pada kelompok tidak hipertensi berjumlah 13 orang. Distribusi responden

berdasarkan pola makan (asupan garam dan komsumsi makanan berlemak) kelompok

hipertensi dan tidak hipertensi di Padukuhan Jragung dapat dilihat pada Tabel IX.

5. Aktivitas fisik (olahraga)

Berdasarkan data yang dipaparkan pada Tabel IX. kelompok hipertensi yang

melakukan aktivitas fisik (olahraga) sejumlah 39 orang dan pada kelompok tidak

hipertensi yang melakukan olahraga berjumlah 25 orang. Distribusi responden

berdasarkan aktivitas fisik (olahraga) dapat dilihat pada Tabel IX.

6. Merokok

Berdasarkan kelompok hipertensi terdapat sebanyak 25 orang yang merokok

dan pada kelompok tidak hipertensi terdapat 15 orang yang merokok. Distribusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

54

responden berdasarkan aktivitas merokok dari kelompok hipertensi dan tidak

hipertensi di Padukuhan Jragung dapat dilihat pada Tabel IX.

7. Penyakit penyerta

Berdasarkan data yang dipaparkan pada Tabel IX. kelompok hipertensi

dengan penyakit penyerta berjumlah 12 orang dan pada kelompok tidak hipertensi

berjumlah 5 orang.

B. Hubungan Perbedaan antara Faktor Risiko Kesehatan dengan Prevalensi

Hipertensi, Kesadaran Hipertensi dan Terapi Hipertensi di Padukuhan

Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan perbedaan dari

masing-masing faktor risiko kesehatan (variabel bebas) yang terdiri dari BMI, pola

makan yaitu asupan garam dan komsumsi makanan berlemak, aktifitas fisik

(olahraga), aktifitas merokok, dan penyakit penyerta yang dihubungkan dengan

kejadian hipertensi, kesadaran hipertensi, serta terapi hipertensi. Adanya nilai yang

menunjukkan hubungan bermakna antara faktor risiko kesehatan dengan kejadian

hipertensi, kesadaran hipertensi dan terapi hipertensi di Padukuhan Jragung

ditunjukkan dengan nilai p <0,05.

Teori Rule of halves mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat dalam

pengontrolan tekanan darah disajikan dengan median statistik dengan nilai setengah

dari populasi. Populasi umum pada suatu wilayah terdapat setengah populasi yang

menderita hipertensi, dari populasi hipertensi terdapat setengahnya menyadari bahwa

menderita hipertensi, dan dari populasi orang yang menyadari menderita hipertensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

55

hanya setengahnya yang melakukan pengontrolan tekanan darah atau melakukan

terapi baik farmakologi atau non farmakologi (Deepa, et al, 2003).

Gambar 8. Responden Penelitian di Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman,

Yogyakarta Tahun 2014

Berdasarkan data populasi responden hipertensi sebanyak 58 responden

sadar hipertensi dan melakukan terapi, sebanyak 30 responden sadar hipertensi dan

tidak melakukan terapi serta sebanyak 58 responden tidak sadar bahwa dirinya

menderita hipertensi. Data responden yang tidak hipertensi sebanyak 98 responden.

Berdasarkan data penelitian, adanya teori Rule of halves tidak terbukti. Karena nilai

yang diperoleh oleh peneliti tidak menunjukkan adanya nilai setengah dari populasi.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian prevalensinya melebihi nilai setengah dalam

teori Rule of halves. Distribusi responden menderita hipertensi ditunjukan Gambar 8.

Responden hipertensi diklasifikasikan sadar hipertensi terapi, sadar hipertensi tidak

terapi dan tidak sadar hipertensi. Berikut analisis hubungan perbedaan faktor risiko

kesehatan dengan prevalensi, kesadaran hipertensi dan terapi hipertensi :

Responden Dusun

Jragung 244 Orang

386

Hipertensi 146 (59,84%) Orang

Sadar Hipertensi

88 (36,07%) Orang

Tidak Sadar Hipertensi 58

(23,77%)Orang

Tidak Terapi 30 (12,3%) Orang

Tidak Hipertensi 98 (40,16%)

Orang

Terapi 58 (23,77%)

Orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

56

1. Analisis hubungan perbedaan faktor risiko kesehatan dengan prevalensi

Tabel X. Hubungan perbedaan faktor risiko kesehatan terhadap prevalensi di Padukuhan

Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta tahun 2014

Variabel Hipertensi

(n)

Tidak

Hipertensi (n)

p OR (95%CI)

BMI (kg/m2)

≥25

<25

29

117

15

83

0,364

1,372

(0,692-2,718)

Pola makan:

Asupan garam tinggi

Ya

Tidak

Makanan berlemak

(daging)

Ya

Tidak

33

113

17

129

24

74

13

85

0,733

0,705

1,111

(0,608-2,028)

1,161

(0,536-2,512)

Tidak olahraga

Ya

Tidak

107

39

73

25

0,834

1,064

(0,594-1,908)

Merokok

Ya

Tidak

25

121

15

83

0,707

1,142

(0,569-2,299)

Penyakit penyerta

Ya

Tidak

12

134

5

93

0,348

1,666 (0,568-

4,887) Nilai p>0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian ditolak)

Nilai p<0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian diterima)

a. BMI

Penelitian terkait BMI dikategorikan menjadi dua yaitu <25 kg/m2 dan ≥25

kg/m2. Berikut dapat dilihat hubungan antara BMI dengan prevalesi hipertensi di

Padukuhan Jragung pada Tabel X. Hasil analisis statistik yang diperoleh

menunjukkan berbeda tidak bermakna antara BMI dan prevalensi hipertensi,

dipaparkan pada Tabel X. dengan nilai p=0,364 OR 1,372 (95% CI) 0,692-2,718

sebaran data melebar sampai batas bawah <1 yang artinya OR tidak bermakna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

57

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang diperoleh tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Wong-Ho dan Liebert Mary yang menyatakan bahwa

obesitas memberikan risiko hipertensi sebesar 2-6 kali lipat (Sugiharto, 2007).

Berdasarkan penelitian yang sebelumnya diungkapkan bahwa obesitas

menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung (Wahdah, 2011). Obesitas

dihubungkan dengan adanya pertambahan jaringan lemak dapat menyebabkan

penyumbatan pada pembuluh darah sehingga mengganggu suplai oksigen dan zat

makanan ke organ tubuh serta dapat menyempitkan pembuluh darah sehingga aliran

darah tidak lancar dan terjadi peningkatan tekanan darah (Chataut, et al., 2011).

b. Pola makan (asupan garam dan komsumsi makanan berlemak)

Penelitian terkait komsumsi/asupan garam dikategorikan menjadi dua yaitu

responden yang mengkomsumsi garam tinggi (ya) dan yang tidak mengkomsumsi

garam (tidak). Data dapat dilihat hubungan antara asupan garam dengan prevalensi

hipertensi pada Tabel X. Berdasarkan hasil analisis statistik yang diperoleh

menunjukkan berbeda tidak bermakna antara asupan garam dengan prevalensi

hipertensi, nilai p=0,733 OR 1,111 (95% CI) 0,608-2,028 sebaran data melebar

sampai batas bawah <1 yang artinya OR tidak bermakna. Hasil penelitian berbeda

dengan penelitian Radecki, hasilnya bahwa orang dengan kebiasaan mengkomsumsi

garam memiliki risiko terserang hipertensi. Secara teori garam dapat menyebabkan

penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan ke luar sel agar tidak keluar

sehingga volume darah dan tekanan darah meningkat (Wahdah, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

58

Penelitian yang terkait hubungan antara komsumsi makanan berlemak

(daging) dikategorikan menjadi komsumsi daging (ya) dan tidak komsumsi daging

(tidak). Berikut dapat dilihat hubungan antara faktor risiko komsumsi makanan

berlemak (daging) dengan prevalensi hipertensi pada Tabel X. Berdasarkan data yang

dianalisis secara statistik menujukkan berbeda tidak bermakna faktor risiko kebiasan

komsumsi makanan berlemak terhadap prevalensi hipertensi, dengan nilai p=0,705

OR 1,161 (95% CI) 0,536-2,512 sebaran data melebar sampai batas bawah <1 yang

artinya OR tidak bermakna. Hasil penelitian berbeda dengan teori, komsumsi

makanan berlemak dihubungkan dengan terjadinya peningkatan berat badan yang

mempengaruhi terjadinya hipertensi. Adanya peningkatan berat badan dan menjadi

obesitas dapat meningkatkan aterosklerosis (Wahdah, 2011).

c. Aktivitas fisik (olahraga)

Penelitian terkait olahraga, berikut dapat dilihat hubungan antara olahraga

dengan prevalensi hipertensi pada Tabel X. Berdasarkan hasil analisis statistik

menunjukkan berbeda tidak bermakna dengan nilai p=0,834 OR 1,064 (95% CI)

0,594-1,908 sebaran data melebar sampai batas bawah <1 yang artinya OR tidak

bermakna. Penelitian ini sependapat dengan penelitian Hernelahti yang tidak dapat

membuktikan adanya hubungan antara olahraga dengan terjadinya hipertensi

(Sugiharto, 2007). Secara teori olahraga yang teratur dapat menurunkan perifer yang

akan menurunkan tekanan darah. Olahraga dikaitkan dengan obesitas, olahraga

teratur dapat mencegah obesitas dan tidak berisiko hipertensi (Wahdah, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

59

d. Kebiasaan merokok

Penelitian terkait kebiasaan merokok dikategorikan menjadi 2 yaitu merokok

(ya) dan tidak merokok (tidak) pada Tabel X. Berdasarkan hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa kebiasaan merokok berbeda tidak bermakna dengan prevalensi

hipertensi, nilai p=0,707 OR 1,142 (95%CI) 0,569-2,299 sebaran data melebar

sampai batas bawah <1 yang artinya OR tidak bermakna . Hasil dari analisis data,

tidak sejalan dengan penelitian Sheps and Sheldon yang menunjukan adanya

hubungan antara merokok dengan terjadinya hipertensi (Sheps and Sheldon, 2005).

Berdasarkan teori aktivitas merokok dapat memicu terjadinya hipertensi dan

meningkatkan frekuensi jantung (Wahdah, 2011). Kandungan nikotin dan

karbondioksida yang terkandung di dalam rokok dapat merusak lapisan endotel

pembuluh darah arteri, akibatnya menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang

dan dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan darah (Sheps and Sheldon, 2005).

e. Penyakit penyerta

Penelitian terkait penyakit penyerta dikategorikan menjadi ada penyakit

penyerta (ya) dan tidak ada penyakit penyerta (tidak) pada Tabel X. Berdasarkan hasil

data yang sudah dianalisis menujukkan berbeda tidak bermakna antara penyakit

penyerta terhadap prevalensi hipertensi. Nilai p=0,348 OR 1,666 (95 % CI) 0,568-

4,887 sebaran data melebar sampai batas bawah <1 yang artinya OR tidak bermakna.

Hasil penelitian tidak sejalan dengan teori, berdasarkan teori hipertensi dapat

disebabkan karena penyakit penyerta seperti gangguan pada ginjal, endokrin, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

60

gangguan fungsi renal, diabetes melitus, kolesterol dan iskemi. Pada kondisi ini dapat

menggangu tekanan darah pada tubuh, sehingga dapat menyebabkan terjadinya

hipertensi (Price and Wilson, 2005).

Hasil analisis statistik faktor risiko kesehatan (BMI, pola makan (asupan

garam dan komsumsi makanan berlemak), merokok, aktivitas fisik (olahraga), dan

penyakit penyerta) berbeda tidak bermakna terhadap prevalensi hipertensi dengan

nilai p>0,05 yang menunjukkan bahwa hipotesis peneliti tidak dapat diterima karena

tidak dapat dibuktikan adanya perbedaan yang bermakna pada faktor risiko kesehatan

terhadap hipertensi.

2. Analisis hubungan perbedaan faktor risiko kesehatan dengan kesadaran

hipertensi

Tabel XI. Hubungan perbedaan faktor risiko kesehatan terhadap kesadaran hipertensi di

Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta tahun 2014

Variabel Sadar

Hipertensi

(n)

Tidak Sadar

Hipertensi (n)

p OR (95%CI)

BMI

≥25

<25

19

69

10

48

0,519

1,322

(0,565-3,092)

Pola makan:

Asupan garam tinggi

Ya

Tidak

Makanan berlemak

Ya

20

68

12

13

45

5

0,965

0,355

0,982

(0,444-2,172)

0,597

Tidak 76 53 (0,199-1,796)

Tidak olahraga

Ya

Tidak

60

28

11

47

0,086

1,994

(0,900-4,416)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

61

Tabel XI. Lanjutan

Merokok

Ya

Tidak

14

74

11

47

0,631

0,808

(0,339-1,930)

Penyakit penyerta

Ya

Tidak

10

78

2

56

0,088

3,590 (0,757-

17,023) Nilai p>0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian ditolak)

Nilai p<0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian diterima)

a. BMI

Penelitian terkait hubungan antara faktor risiko BMI terhadap kesadaran

hipertensi, dapat dilihat pada Tabel XI. Berdasarkan hasil analisis statistik

menunjukkan berbeda tidak bermakna antara faktor risiko BMI terhadap kesadaran

hipertensi ditunjukkan dengan nilai p=0,519 OR 1,322 (95% CI) 0,565-3,092 sebaran

data melebar sampai batas bawah <1 yang artinya OR tidak bermakna.

b. Pola makan (asupan garam dan komsumsi makanan berlemak)

Penelitian terkait hubungan faktor risiko asupan garam dan komsumsi

makanan berlemak terhadap kesadaran hipertensi dilihat pada Tabel XI. Berdasarkan

hasil analisis statistik menunjukkan bahwa faktor risiko terkait asupan garam

terhadap kesadaran hipertensi menunjukkan berbeda tidak bermakna dengan

kesadaran hipertensi, dengan nilai p=0,965 OR 0,982 (95% CI) 0,444-2,172 sebaran

data melebar sampai batas bawah <1 yang artinya OR tidak bermakna. Sedangkan,

berdasarkan hasil analisis statistik terkait komsumsi makanan berlemak tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

62

memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kesadaran hipertensi nilai p=0,355 OR

0,596 (95% CI) 0,199-1,796.

c. Aktivitas fisik (olahraga)

Penelitian terkait hubungan aktivitas fisik (olahraga) dengan kesadaran

hipertensi dapat dilihat pada Tabel XI. Berdasarkan hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa aktivitas fisik (olahraga) menunjukkan berbeda tidak bermakna

dengan kesadaran hipertensi ditunjukkan dengan nilai p=0,086 OR 1,994 (95% CI)

0,900-4,416 sebaran data melebar sampai batas bawah <1 yang artinya OR tidak

bermakna .

d. Merokok

Penelitian terkait faktor risiko kebiasaan merokok terhadap kesadaran

hipertensi dapat dilihat pada Tabel XI. Berdasarkan hasil analisis statistik

menunjukan berbeda tidak bermakna antara kebiasaan merokok dengan kesadaran

dengan nilai p=0,631 OR 0,808 (95% CI) 0,339-1,930 sebaran data melebar sampai

batas bawah <1 yang artinya OR tidak bermakna.

e. Penyakit penyerta

Penelitian terkait faktor risiko penyakit penyerta terhadap kesadaran

hipertensi dapat dilihat pada Tabel XI. Berdasarkan hasil analisis statistik

menunjukan bahwa adanya penyakit penyerta terkait kardiovaskular berbeda tidak

bermakna dengan kesadaran hipertensi, nilai p=0,088 OR 3,590 (95% CI) 0,757-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

63

17,023 sebaran data melebar sampai batas bawah <1 yang artinya OR tidak

bermakna.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh pada penelitian, faktor risiko

kesehatan yang meliputi BMI, pola makan (asupan garam dan komsumsi makanan

berlemak), aktivitas fisik (olahraga), merokok, dan penyakit penyerta hasilnya

berbeda tidak bermakna pada kesadaran hipertensi di Padukuhan Jragung dengan

nilai p>0,05.

3. Analisis hubungan perbedaan faktor risiko kesehatan terhadap terapi

hipertensi

Tabel XII. Hubungan perbedaan faktor risiko kesehatan terhadap kesadaran hipertensi

terapi di Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta tahun 2014

Variabel Sadar

Hipertensi

Terapi (n)

Sadar

Hipertensi

Tidak Terapi

(n)

P OR (95%CI)

BMI (kg/m2)

≥25

<25

15

43

4

26

0,176

2,267

(0,679-7,571)

Pola makan:

Asupan garam tinggi

Ya

Tidak

Makanan berlemak

(daging)

Ya

Tidak

8

50

8

50

12

18

4

26

0,005

0,952

4,167(1,466-

11,839)

0,962

(0,265-3,494)

Tidak olahraga

Ya

Tidak

35

23

25

5

0,028

3,286

(1,099-9,820)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

64

Tabel XII. Lanjutan

Merokok

Ya

Tidak

6

52

8

22

0,047

0,317

(0,098-1,022)

Penyakit penyerta

Ya

Tidak

10

48

0

30

0,016

1,625

(1,364-1,937)

Nilai p>0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian ditolak)

Nilai p<0,05 dengan uji Chi-Square (hipotesis penelitian diterima)

a. BMI

Penelitian terkait hubungan faktor risiko BMI dengan terapi hipertensi dapat

dilihat pada Tabel XII. Berdasarkan hasil analisis statistik dari dua golongan BMI

yaitu ≥25 kg/m2 dan <25 kg/m

2 menunjukkan berbeda tidak bermakna antara BMI

dengan terapi hipertensi, nilai p=0,176 OR 2,267 (95% CI) 0,679-7,571 sebaran data

melebar sampai batas bawah <1 yang artinya OR tidak bermakna.

b. Pola makan (asupan garam dan komsumsi makanan berlemak)

Penelitian terkait hubungan faktor risiko pola makan (asupan garam dan

komsumsi makanan berlemak) dengan terapi hipertensi dapat dilihat pada Tabel XII.

Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaan faktor risiko terkait

pola makan (asupan garam) dengan terapi hipertensi, memiliki hubungan yang

bermakna, nilai p=0,005 OR 4,167 (95% CI) 1,466-11-839. Responden terapi dan

tidak terapi, dari kedua data yang dipaparkan diperoleh bahwa respon yang sadar

hipertensi terapi melalukan kontrol dalam pola makan (asin) lebih besar dibandingkan

orang yang sadar hipertensi tidak terapi. Pada responden sadar hipertensi terapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

65

terdapat 50 orang dari 58 orang yang menjaga pola makan terkait garam. Sedangkan

pada responden yang sadar hipertensi tetapi tidak melakukan terapi terdapat 18 orang

yang tidak mengkonsumsi asin dari 30 orang.

Garam dapat menyebabkan terjadinya penumpukan cairan didalam tubuh

karena akan menarik cairan di luar sel agar tidak keluar sehingga dapat meningkatkan

volume dan tekanan darah (Nurkhalida, 2003). Berdasarkan hasil statistik terkait pola

makan (komsumsi makanan berlemak) berbeda tidak bermakna terhadap terapi

hipertensi nilai p=0,952 OR 0,962 (95% CI) 0,265-3,494 sebaran data melebar

sampai batas bawah <1 yang artinya OR tidak bermakna.

c. Aktivitas fisik (Olahraga)

Penelitian terkait hubungan antara faktor risiko aktivitas fisik (olahraga)

terhadap terapi hipertensi dapat dilihat pada Tabel XII. Berdasarkan hasil analisis

data statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara faktor risiko aktivitas

fisik (olahraga) dengan terapi hipertensi, nilai p=0,028 OR 3,286 (95% CI) 1,099-

9,820. Responden pada kelompok sadar hipertensi terapi yang melakukan olahraga

sebanyak 23 orang dari total 58 orang dan pada kelompok sadar hipertensi tidak

melakukan terapi terdapat 5 orang yang melakukan olahraga dari total 30 orang.

Olahraga dapat mempengaruhi timbulnya hipertensi, karena olahraga

dihubungkan dengan kemampuan menurunkan tahanan perifer yang dapat

menurunkkan tekanan darah. Olahraga ini memiliki hubungan dengan obesitas, yang

mana dengan kondisi orang yang tidak pernah olahraga dapat mengalami obesitas .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

66

Orang yang tidak aktif dalam kehidupan sehari-hari biasanya memiliki denyut

jantung yang lebih cepat. Denyut jantung yang cepat akan menyebabkan otot jantung

bekerja lebih keras setiap kontraksi. Apabila kondisi jantung yang harus memompa

darah yang makin cepat dan cepat hingga tidak terkontrol maka makin besar juga

beban yang ditanggung oleh arteri, hal ini yang memicu terjadinya hipertensi (Sheps

and Sheldon, 2005).

d. Kebiasaan Merokok

Hubungan antara faktor risiko kebiasaan merokok dengan terapi hipertensi

menunjukkan bahwa kebiasaan merokok memiliki perbedaan dengan terapi hipertensi

tetapi tidak bermakna dengan nilai p=0,047 OR 0,317 (95% CI) 0,098-1,022 sebaran

data melebar sampai batas bawah <1 yang artinya OR tidak bermakna. Hasil dari

analisis statistik dapat dilihat pada Tabel XII.

Berdasarkan hasil analisis statistik yang diperoleh kelompok sadar

hipertensi terapi di Padukuhan Jragung yang merokok berjumlah 6 orang dari total 58

orang sedangkan pada kelompok sadar hipertensi tidak terapi sebanyak 8 orang

merokok dari total 30 orang. Merokok dapat menyebabkan peningkatan tekanan

darah tinggi, dalam tembakau yang mengandung nikotin. Responden yang sadar

hipertensi terapi yang melakukan aktivitas merokok hanya sedikit. Orang yang

memiliki kebiasaan merokok lebih rentan hipertensi dari pada orang yang tidak

merokok (Wahdah, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

67

e. Penyakit Penyerta

Hubungan faktor risiko terkait penyakit penyerta memiliki perbedaan yang

bermakna dengan terapi hipertensi, nilai p=0,016 OR 1,625 (95% CI) 1,364-1,937.

Hubungan faktor risiko penyakit penyerta dengan terapi hipertensi dapat dilihat pada

Tabel XII.

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor risiko kesehatan BMI,

komsumsi makanan berlemak dan merokok berbedaan tidak bermakna dengan terapi

hipertensi. Terkait faktor risiko kesehatan lainnya seperti pola makan (asupan garam),

olahraga, dan penyakit penyerta memiliki perbedaan yang bermakna terhadap terapi

hipertensi.

4. Pengendalian tekanan darah pada responden sadar hipertensi terapi

Pengendalian tekanan darah responden sadar hipetensi terapi dengan

(farmakologi dan non farmakologi) dan mengatur pola makan (asupan garam).

Tabel XIII. Pengendalian tekanan darah pada responden hipertensi terapi di Padukuhan

Jragung tahun 2014

Obat n %

Captropil 44 75,862

Farmabes 1 1,724

Amplodipine 6 10,345

Kombinasi 1 1,724

Non-farmakologi 6 10,345

Penggunaan obat captropil pada hipertensi di Padukuhan Jragung sebesar 44

orang, obat farmabes pada hipertensi 1 orang, obat amplodipine 6 orang, kombinasi 1

orang dan dengan non farmakologi sebanyak 6 orang. Secara umum masyarakat di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

68

Padukuhan Jragung yang menderita hipertensi dan melakukan terapi melakukan

terapi dengan non farmakologi dengan cara mengkomsumsi mentimun, daun sirih

merah dan mengurangi asupan garam untuk mengobati hipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Prevalensi responden yang menderita hipertensi dari 244 (100%) responden,

sebanyak 146 (59,84%) responden berdasarkan teori Rule of Halves disimpulkan

bahwa semakin buruk tingkat kesehatan warga, yang terdiri dari sadar hipertensi

tidak terapi 30 (12,30%) responden, tidak sadar hipertensi 58 (23,77%) responden

dan sadar hipertensi terapi 58 (23,77%) responden berdasarkan teori Rule of

Halves disimpulkan bahwa tingkat kesadaran terapi hipertensi warga semakin

baik.

2. Faktor risiko kesehatan BMI, pola makan terdiri dari asupan garam dan komsumsi

makanan berlemak, merokok, aktivitas fisik/olahraga, penyakit penyerta tidak ada

perbedaan yang bermakna terhadap prevalensi dan kesadaran hipertensi,

sedangkan faktor risiko pola makan (asupan garam), penyakit penyerta, olahraga

ada perbedaan bermakna terhadap terapi hipertensi.

B. Saran

1. Sebaiknya Dinas Kesehatan memberikan sosialisasi terkait kesehatan masyarakat

khususnya pada kelompok yang berisiko besar mengalami hipertensi. Untuk

menjalankan upaya tersebut, perlu dilakukan penggolongan peserta penyuluhan

sesuai dengan pendidikan, umur dan daerah tempat tinggal agar informasi dapat

diterima dan dilaksanakan sesuai harapan. Peserta diberikan pelatihan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

70

pencegahan, pengobatan dan pengkontrolan terkait hipertensi serta disediakan

sarana informasi yang mudah diakses dan dipahami masyarakat terkait informasi

tentang penyakit hipertensi .

2. Masyarakat sebaiknya mulai menyadari tentang kesehatan salah satunya terkait

hipertensi, untuk itu masyarakat di Padukuhan Jragung disarankan melakukan

pengukuran tekanan darah secara rutin minimal 1 bulan sekali di Posyandu yang

sudah disediakan dan mematuhi pola hidup sehat.

3. Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor yang tidak memiliki hubungan

secara bermakna dengan hipertensi walaupun secara teori memiliki hubungan yang

bermakna dengan hipertensi, maka diperlukan penelitian dan kajian lebih lanjut,

khususnya untuk variabel-variabel terkait di luar variabel yang telah diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

71

DAFTAR PUSTAKA

Brian, L.S., and Stephen, E.K., 2006, Textbook of Pharcoepidemiology, Wiley,

University of Pennsylvania, pp. 1-63.

Bustan, M.N., 1997, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta, Jakarta,

hal. 29-38.

Chataut, J., Adhikari, R.K., and Sinha, N.P., 2011, Prevalence and Risk Factors for

Hypertensionin Adults Living in Central Development Region of Nepal,

Kathmandu Univ Med J., 33 (1), 13–8.

Deepa, R., Shanthirani, C.H., Pradeepa, R., and Mohan,V., 2003, Is the „Rule of

Halves‟ in Hypertension Still Valid-Evidence from the Chennai Urban

Population Study, JAPI, http://www.ncbi.nlm.gov/pubmed/12725257, access

of 20 February 2014.

Departemen Kesehatan RI, 2007, Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan , Depkes

RI, Jakarta, hal. 2-6.

Departemen Kesehatan RI, 2012, Masalah Hipertensi di Indonesia, Departemen

Kesehatan RI, http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=1909, diakes

pada tanggal 20 Febuari 2014.

Gilbert, A., and Churchill, Jr., 2001, Basic Marketing Research, 4th

ed., diterjemahkan

oleh Dwi Kartini, hal. 13, Erlangga, Jakarta.

Haendra, F., dan Prayitno, N., 2013, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012,

Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1-6.

Handayani, Y.N., 2013, Hipertensi pada Pekerja Perusahaan Migas X di Kalimantan

Timur, Indonesia Makara Seri Kesehatan In Press, Indonesia, hal. 28-30.

Haris, M. M., Stevens, J., Thomas, N., Schreiner, P., Folsom, A. R., 2000,

Association of fat distribution and obesity with hypertension in a Bi-ethnic

population: The ARIC study, Obesity Research, 8 (7), 516-524.

Hartono, 2011, Statistik untuk Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 117-200,

220-230.

Hoeymans, N., Smit H., A., Verkleij, H., Kromhout, D., 1999, Cardiovascular Risk

Factors in Netherlands. Eur Heart, 520.

Hooker, R.C., Cowab,N., and Freeman,G.K., 1999, Better by half : hypertension in

the elderly and the „ the of halves‟: a primary care audit of the clinical

computer record as a springboard to improving care, Oxford University

Press, www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10381016, access of 20 February

2014.

Kumar V., Abbas A.K., and Fausto N., 2005, Hypertensive Vascular Disease, Dalam:

Robn and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th

ed., Elsevier Saunders,

Philadelpia, pp.528-529.

Lany, G., 2005, Hipertensi, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, hal. 9-19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

72

Mancia, G., Fagard, R., Narkiewicz, K., Redon, J., Zanchetti, A., Bohm, M., et al.,

2013, 2013 Guidelines for the management of arterial hypertension, JYPY

hypertension, 1462-1536.

Ng, H.K., Stanley, A.G., and Williams, B., 2010, Hypertension, Elsevier Ltd, 403-

404.

Nurkalida, 2003, Warta Kesehatan Masyarakat, Depkes RI., Jakarta, hal 19-21.

Orbach, H., Matok, I., Gorodischer, R., Sheiner, E., Daniel, S., Wiztitzer, A., et al.,

2013, Hypertension and antihypertensive drugsin pregnancy and perinatal

outcomes, American Journal of Obstetrics & Gynecology, 1-6.

Radecki, T.E.J.D., 2000, Hypertension: Salt is a Major Risk Factor, USA. J

Cardiovasc., 7 (1), 25-8.

Rahajeng, E. dan Tuminah, S., 2009, Prevalensi Hipertensi dan Determinasinya di

Indonesia, Majalah Kedokteran Indonesia, 59 (12), 581-582.

Purwanto, 2008, Data Obat Indonesia, Mulia Purna Jaya Terbit, Jakarta, hal. 315,

322, 376.

Pradono, J., 2010, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi di

Daerah Perkotaan, Gizi Indon, 33 (1), 59-66.

Price and Wilson, Pathophysiology:Clinical Concepts of Disease Processe ed 6,

diterjemahkan oleh Huriawati., hal 517-656, 867-992., EGC, Jakarta.

Sadoso, S., 1995, Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga 3, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, hal. 93-94.

Seksi P2PTM Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2005, Surveilans Penyakit

Tidak Menular pada Rumah Sakit dan Puskesmas Di Jawa Tengah, Dinas

Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, Semarang.

Seksi P2PTM Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2006, Survei FaktorRisiko

PTM pada Masyarakat di Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa

Tengah, Semarang.

Setiati, S. and Sutrisna, B., 2005, Prevalence of Hypertension without Anti-

hypertensive Medications and Its Association with Social Demographic

Characteristics Among 40 Yearsand Above Adult Population in Indonesia,

Acta Med Indones. 20-21.

Sharma, D., Man, B.K.C., Rajbhandari, S., Raut, R., Baidya, S.G., Kafle, P.M., et al.,

2006, Study of Prevalence Awereness and Control of Hypertension in a

Suburban Area of Kathmandu Nepal, Indian Heart J., 58, 34 – 37.

Sheps and Sheldon, G., 2005, Mayo Clinic Hipertensi: Mengatasi Tekanan Darah

Tinggi, PT Intisari Mediatama, Jakarta, pp.26,158.

Staessen, V. J., Jiguang, W., Giuseppe, B., Willem, H. B., 2003. Ambulatory Blood

Pressure Monotoring Practical Consideration. JYPY, 8 (4), 103-107.

Straka, R.J., 2008, Pharmaceutical Principles and Practise, The McGraw Hill

Companies, USA, pp. 9-31.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

73

Sugiharto, A., 2007, Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat

(Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar), Tesis, 16, 33-35. Universitas

Diponegoro, Semarang.

Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adnyana, I.K., Setiadi, A.P., dan Kusnandar,

2008, Iso Farmakoterapi, PT. ISFI, Jakarta, hal.120-133.

Suyono dan Slamet, 2001, Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II FKUI, Balai Pustaka,

Jakarta, hal. 253, 454-459,463-464.

Syatria, 2006, Pengaruh Olahraga Terprogram Terhadap Tekanan Darah pada

Mahasiswa Falkutas Kedokteran Universitas Diponegoro yang Mengikuti

Ekstrakurikuler Basket, Skripsi, 5, Universitas Diponegoro, Semarang

Wahdah, N., 2011, Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes, Multipress, Yogyakarta,

hal.43-52.

Wang, W., Lee, E.T., Fabsitz, R.R., Devereux, R., Best, L., Welty, T.K., et al., 2006,

A Longitudinal Study of Hypertension Risk Factors and Their Relation to

Cardiovascular Disease: The Strong Heart Study, Hypertension : AHA

Journals, 47, 403-409.

Wells, G., Dipiro, T., Schwinghammer, L., Dipiro, V., 2009, Pharmacotherapy

Hanbook, 7th

ed., The McGraw-Hill Companies, United States, pp. 111-129.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

74

LAMPIRAN

A. LAMPIRAN PENELITIAN

1. Surat Ijin Penelitian Di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

76

2. Validitas dan Realibilitas Instrumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

78

3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengukuran Tekanan Darah

SOP PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENGGUNAKAN SPYGMOMANOMETER

DIGITAL

a. Baterai diperiksa sebelum digunakan.

b. Lilitkan Cuff di sekitar lengan secara pas dan tidak ketat. Sejajarkan dengan

jantung.

c. Letakkan lengan dengan ditumpukan di atas meja agar sejajar dengan

jantung.

d. Pasien dijelaskan bahwa saat pengukuran berjalan, Cuff akan mengembang

untuk sementara waktu dan akan mengempis kembali.

e. Saat dilakukan pengukuran, biarkan Cuff mengembang dan mengempis. Jika

pasien merasa tidak nyaman, matikan alat. Kemudian catat hasil pengukuran

sistolik dan diastolik pada layar pembacaan.

f. Biarkan pasien untuk istirahat terlebih dahulu. Jika nilai sistolik dan diastolik

yang diukur mempunyai perbedaan lebih dari 5mmHg, maka dilakukan

pengukuran ulang dan diambil nilai rata-rata dari kedua pengukuran tersebut.

g. Catat tekanan darah sistolik (atas) dan diastolik (bawah).

h. Hasil pengukuran tekanan darah diberitahukan kepada pasien. Apabila

tekanan darah yang dilakukan tidak normal, sarankan ke pasien untuk

memeriksa lebih lanjut ke dokter untuk mengetahui informasi selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

79

4. Surat keterangan latihan pengukuran tekanan darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

80

5. Informed Consent Penelitian Di Dukuh Jragung

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK

Kami dari tim peneliti yang diketuai oleh Yovica Sagina. Dari Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma akan melakukan penelitian yang berjudul “Prevalensi

Kesadaran dan Terapi Hipertensi dengan Kajian Faktor Resiko Kesehatan dan

Sosio-Ekonomi di Sleman”. Penelitian ini bertujuan untuk

1. Melakukan evaluasi kesadaran pasien terkait hipertensi

2. Melakukan evaluasi terapi hipertensi yang digunakan oleh pasien

3. Melakukan identifikasi faktor resiko kesehatan dan sosio-ekonomi hipertensi

Tim peneliti mengajak Dr. Rita Suhadi, MSi., Apt untuk ikut serta dalam penelitian

ini.

Penelitian ini membutuhkan sekitar 200 atau 300 subyek penelitian, dengan jangka

waktu keikutsertaan masing-masing subyek sekitar 1 bulan .

A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian

Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila Anda

sudah memutuskan untuk ikut, Anda juga bebas untuk mengundurkan diri/ berubah

pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau pun sanksi apapun.

B. Informasi Tambahan

Bapak/ ibu/ saudara diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum

jelas

sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu terjadi efek samping atau

membutuhkan penjelasan lebih lanjut, Bapak/ ibu/ saudara dapat menghubungi

Yovica Sagina pada 085743337760.

Bapak/ ibu/ saudara juga dapat menanyakan tentang penelitian kepada Komite Etik

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM (Telp. 9017225 dari

lingkungan UGM) atau 0274-7134955 dari luar, atau email:

[email protected]).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

81

PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN

Semua penjelasan tersebut telah disampaikan kepada saya dan semua pertanyaan saya

telah dijawab oleh peneliti. Saya mengerti bahwa bila memerlukan penjelasan,

saya dapat menanyakan kepada Yovica Sagina

Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini

Tandatangan pasien/subyek: Tanggal:

(Nama jelas :................................................)

Tanda Tangan saksi :

(Nama jelas :................................................)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

82

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK

Kami dari tim peneliti yang diketuai oleh Yovica Sagina dari Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma akan melakukan penelitian yang berjudul “Prevalensi

Kesadaran dan Terapi Hipertensi dengan Kajian Faktor Resiko Kesehatan dan

Sosio-Ekonomi di Sleman”.

Penelitian ini bertujuan untuk

4. Mengevaluasi kesadaran pasien terkait hipertensi

5. Mengevaluasi terapi hipertensi yang digunakan oleh pasien

6. Mengevaluasi faktor resiko kesehatan hipertensi dan sosio-ekonomi

Tim peneliti mengajak bapak/ibu/saudara untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Penelitian ini membutuhkan sekitar 200 atau 300 subyek penelitian, dengan jangka

waktu keikutsertaan masing-masing subyek sekitar 1 bulan. Sebelum peneliti

menemui bapak/ibu/saudara, peneliti ingin menanyakan:

1. Apakah bapak/ibu/saudara bersedia bertemu secara langsung (tatap muka)

dengan peneliti?

a. ya

b. tidak

2. Jika tidak setuju, apakah bapak/ibu/saudara mau memberikan informasi

melalui media komunikasi (telepon, HP)

a. ya

b. Tidak

Bila semua dijawab dengan tidak, maka peneliti tidak berhak menghubungi calon

subyek penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

83

6.Ethical Clearence

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

85

7. Case Report Form (CRF) Responden Di Dukuh Jragung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

86

BIOGRAFI PENULIS

Chatarina Danik Wijayanti, lahir di Desa Jragung, Kelurahan

Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

pada tanggal 03 Maret 1993 anak ketiga dari 2 bersaudara. Anak

dari pasangan Albertus Wahyu Widodo dan Agustina Margawati.

Penulis menempuh pendidikan di TKK Kanisius Totogan di

Sleman Yogyakarta pada tahun 1998-1999, SDK Totogan di

Sleman Yogyakarta pada tahun 1999-2005, SMP Negeri 1 Berbah

di Sleman Yogyakarta pada tahun 2005-2008, SMA Negeri 1

Prambanan di Sleman Yogyakarta pada tahun 2008-2011. Selanjutnya penulis

melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma pada tahun 2011-2015. Selama menempuh pendidikan S1 penulis aktif

dalam beberapa kepanitiaan seperti keikutsertaan sebagai panitia Dies Natalis XIX

Falkutas Farmasi USD tahun 2014, peserta seminar “Menjawab Permasalahan di

Indonesia dengan kurikulum baru?” tahun 2013, sie komsumsi dalam kepanitiaan

Sumpahan Apoteker XXV tahun 2013, peserta seminar HIV AIDS tahun 2011,

PKMM I dan II pada tahun 2011 dan 2013, peserta Seminar Nasional tema Diabetes

Mellitus tahun 2011, volunteer pada kepanitiaan Desa Mitra tahun 2013, sie

komsumsi dalam kepanitiaan (Kampanye Informasi Obat) KIO tahun 2013, sie

komsumsi pada kepanitiaan Donor Darah tahun 2011, sie konsumsi dalam Pharmacy

Day pada tahun 2012. Selain itu, penulis juga pernah mengikuti Program Kreativitas

Mahasiswa (PKM) bidang pengabdian kepada masyarakat yang didanai DIKTI pada

tahun 2013 dan 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI