Perawatan Ludwig Angina

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 Perawatan Ludwig Angina

    1/7

    Bila terjadi penyakit ini maka perlu dilakukan tindakan bedah dengan segera dengan

    trakeostomi sebagai jalan nafas buatan. Kemudian jika jalan nafas telah ditangani

    dapat diberikan antibiotik intravena seperti oksasilin atau nafsilin, dan dilakukan incisi

    pada pus untuk mengurangi tekanan. Dan juga perlu dilakukan perawatan gigi

    penyebab infeksi (sumber infeksi) baik perawatan endodontik maupun periodontik.

    Insisi (Drainase) Ekstraoral pada Infeksi Odontogen

    Tindakan insisi pada kasus abses rongga mulut yang disebabkan oleh infeksi odontogen

    dapat dilakukan dengan tehnik insisi ekstra oral maupun intra oral, tergantung dari jenis dan

    anatomi absesnya. Penempatan insisi untuk drainase ekstra oral infeksi kepala leher harus

    melihat lipatan alami kulit dari garis Langer yaitu ditempatkan sejajar dengan ketegangan

    kulit. Insisi yang menyilang garis Langer dari kulit bersifat tidak menguntungkan dan

    mengakibatkan penyembuhan yang secara kosmetik jelek. Beberapa kasus infeksi

    odontogen yang membutuhkan insisi ekstraoral tersebut antara lain : abses subkutan, abses

    bukal, abses mental, abses submental, abses submandibular, abses pharingeal lateral, abses

    retrofaringeal, abses spasium parotis, plegmon, dan angina ludwig. Oleh sebab

    itu, pengetahuan yang seksama oleh dokter gigi mengenai anatomi fascial dan leher sangat

    penting.

    Gambaran klinis abses subkutan. Pembuatan insisi pada abses subkutan, penggunaan

    hemostat dan pemasangan drain (Fragiskos, 2007)

    Definisi Insisi dan Drainase

    http://dentosca.wordpress.com/2011/08/21/insisi-drainase-ekstraoral-pada-infeksi-odontogen/http://dentosca.files.wordpress.com/2011/08/insisi-abses.jpghttp://dentosca.wordpress.com/2011/08/21/insisi-drainase-ekstraoral-pada-infeksi-odontogen/
  • 7/30/2019 Perawatan Ludwig Angina

    2/7

    Perawatan pada abses pada prinsipnya adalah insisi dan drainase. Insisi adalah pembuatan

    jalan keluar nanah secara bedah (dengan scapel). Insisi drainase merupakan tindakan

    membuang materi purulent yang toksik, sehingga mengurangi tekanan pada jaringan,

    memudahkan suplai darah yang mengandung antibiotik dan elemen pertahanan tubuh serta

    meningkatkan kadar oksigen di daerah infeksi (Hambali, 2008).

    Drainase adalah tindakan eksplorasi padafascial space yang terlibat untuk mengeluarkan

    nanah dari dalam jaringan, biasanya dengan menggunakan hemostat. untuk mempertahankan

    drainase dari pus perlu dilakukan pemasangan drain, misalnya denganrubber

    drain ataupenrose drain, untuk mencegah menutupnya luka insisi sebelum drainase pus

    tuntas (Lopez-Piriz et al., 2007).

    Tujuan Insisi dan Drainase

    Tujuan dari tindakan insisi dan drainase, yaitu mencegah terjadinya perluasan abses/infeksi

    ke jaringan lain, mengurangi rasa sakit, menurunkan jumlah populasi mikroba beserta

    toksinnya, memperbaiki vaskularisasi jaringan (karena pada daerah abses vakularisasi

    jaringan biasanya jelek) sehingga tubuh lebih mampu menanggulangi infeksi yang ada dan

    pemberian antibiotik lebih efektif, dan mencegah terjadinya jaringan parut akibat drainase

    spontan dari abses. Selain itu, drainase dapat juga dilakukan dengan melakukan open bur dan

    ekstirpasi jarngan pulpa nekrotik, atau dengan pencabutan gigi penyebab (Topazian et al,

    1994).

    Tehnik Insisi dan DrainaseInsisi dan drainase biasanya merupakan prosedur bedah yang sederhana. Pengetahuan tentang

    anatomi wajah dan leher diperlukan untuk melakukan drainase yang tepat pada abses yang

    lebih dalam. Abses seharusnya dikeluarkan bila ada fluktuasi, sebelum pecah dan pusnya

    keluar. Insisi dan drainase adalah perawatan yang terbaik pada abses (Topazian et al, 1994).

    Insisi tajam yang cepat pada mukosa oral yang berdekatan dengan tulang alveolar biasanya

    cukup untuk menghasilkan pengeluaran pus yang banyak, sebuah ungkapan abad ke-18 dan

    19 yang berupa deskriptif dan seruan. Ahli bedah yang dapat membuat relief instan dan dapat

    sembuh dengan pengeluaran pus dari abses patut dipuji dan oleh sebab itu lebih dikenaldaripada teman sejawat yang kurang terampil yang menginsisi sebelum waktunya atau pada

    tempat yang salah (Peterson, 2003).

    Prinsip berikut ini harus digunakan bila memungkinkan pada saat melakukan insisi dan

    drainase adalah sebagai berikut (Topazian et al., 1994; Peterson, 2003; Odell, 2004).

    Melakukan insisi pada kulit dan mukosa yang sehat. Insisi yang ditempatkan pada sisifluktuasi maksimum di mana jaringannya nekrotik atau mulai perforasi dapat

    menyebabkan kerutan, jaringan parut yang tidak estetis (Gambar 1)

  • 7/30/2019 Perawatan Ludwig Angina

    3/7

    Penempatan insisi untuk drainase ekstraoral infeksi kepala leher. Insisi pada titik-titik

    berikut ini digunakan untuk drainase infeksi pada spasium yang terindikasi: superficial dan

    deep temporal, submasseteric, submandibular, submental, sublingual, pterygomandibular,

    retropharyngeal, lateral pharyngeal, retropharyngeal (Peterson, 2003)

    Tempatkan insisi pada daerah yang dapat diterima secara estetis, seperti di bawahbayangan rahang atau pada lipatan kulit alami (Gambar 2).

    Garis Langer wajah. Laserasi yang menyilang garis Langer dari kulit bersifat tidak

    http://dentosca.files.wordpress.com/2011/08/garis-langer.jpghttp://dentosca.files.wordpress.com/2011/08/garis-langer.jpg
  • 7/30/2019 Perawatan Ludwig Angina

    4/7

    menguntungkan dan mengakibatkan penyembuhan yang secara kosmetik jelek. Insisi bagian

    fasia ditempatkan sejajar dengan ketegangan kulit. (Pedersen, 1996).

    Apabila memungkinkan tempatkan insisi pada posisi yang bebas agar drainase sesuaidengan gravitasi.

    Lakukan pemotongan tumpul, dengan clamp bedah rapat atau jari, sampai ke jaringanpaling bawah dan jalajahi seluruh bagian kavitas abses dengan perlahan-lahan sehingga

    daerah kompartemen pus terganggu dan dapat diekskavasi. Perluas pemotongan ke

    akar gigi yang bertanggung jawab terhadap infeksi

    Tempatkan drain (lateks steril atau catheter) dan stabilkan dengan jahitan. Pertimbangkan penggunaan drain tembus bilateral, infeksi ruang submandibula. Jangan tinggalkan drain pada tempatnya lebih dari waktu yang ditentukan; lepaskan

    drain apabila drainase sudah minimal. Adanya drain dapat mengeluarkan eksudat dan

    dapat menjadi pintu gerbang masuknya bakteri penyerbu sekunder.

    Bersihkan tepi luka setiap hari dalam keadaan steril untuk membersihkan bekuan darahdan debris.

    Pengetahuan yang seksama mengenai anatomi fascial dan leher sangat penting untuk drain

    yang tepat pada abses yang dalam, tetapi abses yang membatasi daerah dentoalveolar

    menunjukkan batas anatomi yang tidak jelas bagi ahli bedah. Hanya mukosa yang tipis dan

    menonjol yang memisahkanscalpeldari infeksi. Idealnya, abses harus didrain ketika ada

    fluktuasi sebelum ada ruptur dan drainase spontan. Insisi dan drainase paling bagus dilakukan

    pada saat ada tanda awal dari pematangan abses ini, meskipun drainase pembedahan jugaefektif, sebelum adanya perkembangan klasik fluktuasi (Peterson, 2003).

    Teknik insisi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut (Peterson, 2003).

    (1) Aplikasi larutan antiseptik sebelum insisi.

    (2) Anestesi dilakukan pada daerah sekitar drainase abses yang akan dilakukan dengan

    anestesi infiltrasi.

    (3) Untuk mencegah penyebaran mikroba ke jaringan sekitarnya maka direncanakan insisi :

    Menghindari duktus (Wharton, Stensen) dan pembuluh darah besar. Drainase yang cukup, maka insisi dilakukan pada bagian superfisial pada titik terendah

    akumulasi untuk menghindari sakit dan pengeluaran pus sesuai gravitasi.

    Jika memungkinkan insisi dilakukan pada daerah yang baik secara estetik, jikamemungkinkan dilakukan secara intraoral.

    Insisi dan drainase abses harus dilakukan pada saat yang tepat, saat fluktuasi positif.

  • 7/30/2019 Perawatan Ludwig Angina

    5/7

    (4) Drainase abses diawali dengan hemostat dimasukkan ke dalam rongga abses dengan

    ujung tertutup, lakukan eksplorasi kemudian dikeluarkan dengan unjung terbuka. Bersamaan

    dengan eksplorasi, dilakukan pijatan lunak untuk mempermudah pengeluaran pus.

    (5) Penembatan drain karet di dalam rongga abses dan distabilasi dengan jahitan pada salah

    satu tepi insisi untuk menjaga insisi menutup dan drainase.

    (6) Pencabutan gigi penyebab secepatnya.

  • 7/30/2019 Perawatan Ludwig Angina

    6/7

    Patogenesis :

    Nekrosis pulpa karena karies dalam yang tidak terawat dan periodontal pocket dalam merupakan

    jalan bakteri untuk mencapai jaringan periapikal.

    Karena jumlah bakteri yang banyak, maka infeksi yang terjadi akan menyebar ke tulang spongiosa

    sampai tulang cortical. Jika tulang ini tipis, maka infeksi akan menembus dan masuk ke

    jaringan lunak.

    Odontogen dapat menyebar melalui jaringan ikat (perkontinuitatum), pembuluh darah

    (hematogenous), dan pembuluh limfe (limfogenous). Yang paling sering terjadi adalah

    penjalaran secara perkontinuitatum karena adanya celah/ruang di antara jaringan yang

    berpotensi sebagai tempat berkumpulnya pus.

    Selain infeksi gigi abses juga dapat disebabkan pericoronitis, yaitu suatu infeksi gusi yang

    disebabkan erupsi molar ketiga yang tidak sempurna.

    - Gejala klinis :

    Demam, takipnu dan takikardi Timbul bersamaan dengan sepsis.

    Pembengkakan submentalmulut tidak dapat membuka.

    Pembengkakan yang menegang

    Bengkak meluas ke arah lateral dan pasien mengalami abrasi pada hidung

    nyeri tenggorok dan leher

    pembengkakan di daerah submandibulahiperemis

    nyeri tekan dan keras pada perabaan (seperti kayu)

    Trismus

    disfonia (a hot potato voice).

    http://1.bp.blogspot.com/_OxlsTrsqRaU/TMrG1cYYlxI/AAAAAAAAAHI/gtxwddby-1Q/s1600/28503-1404807971092-1559175364-989869-2837561-n.jpg
  • 7/30/2019 Perawatan Ludwig Angina

    7/7

    - Penatalaksanaan :

    4 Prinsip utama :

    1. Proteksi dan kontrol jalan napas

    2. Pemberian antibiotik yang adekuat

    3. Insisi dan drainase abses

    4. Hidrasi dan nutrisi adekuat

    Tracheostomy --> jika terdapat sesak napas berat.

    untuk mengurangi pembengkakan mukosa dapat diberikan nebulisasi epinefrin

    Antibiotik IV penisilin, klindamisin, siprofloksasin, cefoxitin, piperacilin-tazobactam,

    amoksisilin-clavulanate, metronidazole.

    pengobatan gigi mungkin diperlukan untuk infeksi gigi yang menyebabkan angina Ludwig's.