21
PENGKAJIAN DAN PEMERIKSAAN FISIK KEPERAWATAN SISTEM KARDIOVASKULER Miliyan jamil.S.Kep.Ners.

PENGKAJIAN DAN PEMERIKSAAN KARDIOVASKULER.ppt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kardio, pengkajian, IPPA

Citation preview

  • PENGKAJIAN DAN PEMERIKSAAN FISIK KEPERAWATAN SISTEM KARDIOVASKULERMiliyan jamil.S.Kep.Ners.

  • AnamnesaNama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, suku dan agamaKeluhan utama : sesak nafas, batuk lendir atau darah, nyeri dada, pingsan, berdebar-debar, cepat lelah dll. Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit terdahulu Riwayat keluarga

  • AnamnesaRiwayat pekerjaanRiwayat geografiRiwayat allergiKebiasaan sosialKebiasaan merokok

  • Pemeriksaan Fisik

    1.Pemeriksaan kepala dan leher a.Raut muka Bentuk mukan: bulat, lonjong dll Ekspresi tampak sesak, gelisah, kesakitan Tes syaraf dengan menyeringai, mengerutkan dahi untuk memeriksa nervus V, VII

  • Pemeriksaan Fisikb.Bibirc.Mata Konjungtiva : Sklera Kornea - Arkus senilis Eksopthalmus - tirotosikosis Gerakan bola mata Reflek kornea Funduscopy

  • Pemeriksaan FisikTekanan Vena Jugularis JVPArteri karotisPalpasi : Berdenyut keras seperti berdansa

    ( AI / RA)Paling tepat untuk memeriksa henti jantungPerlu dibandingkan kiri dan kanan, untuk mengetahui adanya penyempitan pembuluh darah di daerah itu.Auskultasi : Bising (bruit) arteri karotis, penyempitan katup aorta.

  • Kelenjar tiroid

    Inspeksi

    Tengadah sedikit, telan ludah, teliti bentuk dan simetrisnya.Palpasi Auskultasi

    Bising pada kelenjar tiroid menunjukkan vaskularisasi yang meningkat, disebabkan oleh hiperfungsi.

  • Trakea

    Pemeriksa berdiri disamping kanan penderita, tempelkan jari tengah pada bagian bawah trakea. Pada perabaan keatas, kebawah dan kesamping, kedudukan trakea dapatlah ditentukan apakah ditengah, bergeser kekanan/kiri. Bila pada tiap denyut jantung trakea terasa tertarik kebawah (tanda oliver), kemungkinan aneurisma aorta atau tumor mediastinum.

  • Pemeriksaan fisik jantung Inspeksi

    Bentuk prekordiumDenyut pada apeks jantungDenyut nadi pada dadaDenyut vena

  • Ictus Cordis

    Normal dewasa : terletak di ruang sela iga ke 4 kiri 2 3 cm dari garis mid klavikularis. Daerah yang berdenyut seluas kuku ibu jari. Normal anak : terletak diruang sela iga ke 4 kiri.

    Denyut apeks tergeser ke samping kiri pada keadaan patologis, misalnya : penyakit jantung, skoliosis/kifoskoliosis, efusi fleura, pneumothorak, tumor mediastinum, abdomen membuncit

  • Denyut nadi pada dada Timbul denyutan di sela iga 2 kanan aneurisme aorta. Timbul denyutan di sela iga 2 kiri :dilatasi arteri pulmonalis (PDA, aneurisme a. pulmonalis), aneurisme aorta desenden. Retraksi (tarikan kedalam) di prekordium seirama dengan systole pada perikarditis adesiva, insufisiensi tricuspid/aorta.

  • Denyut vena

    Vena didada dan punggung tak tampak denyutannya. Yang kelihatan berdenyut hanya vena jugularis interna dan eksterna.

  • Palpasi Pada palpasi jantung, telapak tangan diletakkan diatas prekordium dan dilakukan perabaan diatas iktus kordis (apical impulse) Lokasi point of masksimal impulse , normal terletak pada ruang sela iga V kira-kira 1 jari medial dari garis midklavikular (medial dari apeks anatomis). Pada bentuk dada yang panjang dan gepeng, iktus kordis terdapat pada iga VI medial dari garis midklavikular, sedang pada bentuk dada yang lebih pendek lebar, letak iktus kordis agak ke lateral. Pada keadaan normal lebar iktus kordis yang teraba adalah 1-2 cm2.

  • PalpasiBila kekuatan volum dan kualitas jantung meningkat maka terjadi systolic lift, systolic heaving, dan dalam keadaan ini daerah iktus kordis akan teraba lebih melebar. Getaran bising yang ditimbulkan dapat teraba misalnya pada Duktus Arteriosis Persisten (DAP) kecil berupa getaran bising di sela iga kiri sternum

    Urutan palpasiTeliti denyutan dan getaran (thrill) di prekordiumTeliti pergerakan trakea

  • Denyut Apeks

    Normal di sela iga ke 5 (2-3 cm medial garis mid klavikularis). Bisa tak teraba oleh karena kegemukan, dinding thoraks tebal, emfisema,dll.Meningkat bila curah jantung besar misalnya pada insufisiensi aorta / mitralSedikit meningkat pada hipertensi dan stenosis aorta.Getaran (thrill)Bising jantung yang keras (derajat IV/6 atau lebih) akan teraba sebagai getaran pada palpasi.Lokasi di sela iga 2 kiri sternum, misalnya pada pulmonal stenosis.Lokasi di sela iga 4 kiri sternum misalnya pada Ventrikular Septal Depect.Lokasi di sela-sela iga 2 kanan sternum (basis) misalnya pada Aortik stenosisLokasi di apeks - diastole : pada Mitral Stenosis, sistol : Mitral Insufisiensi.Getaran tersebut lebih mudah diraba bila penderita membungkuk kedepan, dengan napas ditahan waktu ekspirasi, kecuali getaran MS yang lebih mudah teraba bila penderita berbaring pada sisi kiri.

  • Getaran (thrill)

    Bising jantung yang keras (derajat IV/6 atau lebih) akan teraba sebagai getaran pada palpasi.Lokasi di sela iga 2 kiri sternum, misalnya pada pulmonal stenosis.Lokasi di sela iga 4 kiri sternum misalnya pada Ventrikular Septal Depect.Lokasi di sela-sela iga 2 kanan sternum (basis) misalnya pada Aortik stenosisLokasi di apeks - diastole : pada Mitral Stenosis, sistol : Mitral Insufisiensi.

  • Auskultasi JantungDiperhatikan :Nada berhubungan dengan frekuensi tinggi rendahnya getaran.Kerasnya (intensitas), berhubungan dengan ampitudo gelombang suara.Kualitas bunyi dihubungkan dengan timbre yaitu jumlah nada dasar dengan bermacam-macam jenis vibrasi bunyi yang menjadi komponen-komponen bunyi yang terdengar.

  • Letak Bunyi JantungKatup pulmonal

    Persambungan iga 3 kiri dengan sternumKatup aorta

    Pada sternum, lebih rendah dan lebih medial daripada katup pulmonal.Katup mitral

    Pada sternum, dekat batas atas sendi antara iga 4 dengan sternum.Katup tricuspid

    Pada sternum (arah menyilang sternum), sesuai garis penghubung proyeksi katup mitral dengan sendi antara sternum dengan iga kanan ke 5.

  • Bunyi jantung

    BJ 1 ditimbulkan oleh penutupan katup mitral dan tricuspidBJ 2 ditimbulkan oleh penutupan katup aorta dan pulmonal

    Normal BJ 1 lebih keras dari BJ 2, tetapi BJ 1 nadanya rendah sedang BJ 2 nadanya tinggi.

  • Bunyi FisiologikBJ 3 terdengar samar-samar pada awal fase diastolic (BJ 2) normal pada orang muda, karena getaran pada otot-otot dan korda tendine katup mitral/tricuspid waktu ventrikel terisi darah yang deras.BJ 4 Umumnya tak terdengar.Letaknya pada akhir fase diastolic (presistolik), jadi sesaat sebelum BJ 1, timbul diantara gelombang P dan kompleks QRS dan disebabkan oleh kontraksi otot atrium.

  • Bunyi Fisiologik BJ 1 yang terpisah : BJ 1 oleh karena penutupan Mitral dan Trikuspid; BJ 2 oleh karena penutupan katup aorta dan pulmonal. Bila ada selisih waktu yang cukup lama antara penutupan kedua katup yang bersangkutan, maka BJ1 dan BJ 2 terdengar terpisah.