33
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN S Pengkajian dilakukan pada 5 April 2012 A. Data Umum 1. Identitas Kepala Keluarga (KK) Nama Kepala Keluarga : Tn. S Usia : 42 tahun Suku : Jawa Agama : Islam Pendidikan : Perguruan Tinggi Pekerjaan : PNS 2. Alamat : Pucung, Semarang 3. Komposisi Keluarga No . Nama Umur JK Hub dengan KK TTL Pekerja an Pendidik an 1. Ny. T 36 P Istri Semarang, 1 November 1971 Pedagan g SMA 2. An. I 17 L Anak Semarang, 14 April 1995 Pelajar SMA 3. An. G 5 L Anak Semarang, 4 Agustus 2006 Pelajar TK 4. Genogram

Pengkajian Keluarga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengkajian Keluarga

Tn.M

NN.N 24 th

Ny.L

Ny.D 28 thNy.S31 thNy.T 36 th

Ny.M65 th

Tn.J 38 th

Tn.S 42 th

Tn.B 32 th

Tn.A

Ny.K 35 th Ny.A 39th

An.I 18 thn

An. G 5 thn

Hipertensi sehat

HipertensiPerokokPNS

Sehat SehatVertigoPedagang

Sehat Sehat Sehat Sehat

Penyakit Jantung Sehat

SehatKelas 3 SMA

Batuk, Kurus, pilekKelas TK B

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN S

Pengkajian dilakukan pada 5 April 2012

A. Data Umum

1. Identitas Kepala Keluarga (KK)

Nama Kepala Keluarga : Tn. S

Usia : 42 tahun

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : Perguruan Tinggi

Pekerjaan : PNS

2. Alamat : Pucung, Semarang

3. Komposisi Keluarga

No

.

Nama Umur JK Hub

dengan

KK

TTL Pekerjaan Pendidikan

1. Ny. T 36 P Istri Semarang,

1 November

1971

Pedagang SMA

2. An. I 17 L Anak Semarang,

14 April

1995

Pelajar SMA

3. An. G 5 L Anak Semarang,

4 Agustus

2006

Pelajar TK

4. Genogram

Page 2: Pengkajian Keluarga

Keterangan:

: Laki-laki : Entry Point

: Perempuan : Serumah

: Meninggal

5. Tipe Keluarga

Hasil Observasi : Merupakan keluarga inti karena di dalam rumah hanya

terdapat bapak, ibu, dan dua anak laki-laki.

Hasil Wawancara : Ny. T : “yang tinggal di rumah sini bapak, saya, mas

Indu sama Gusvi. Mak.e (mbahnya An. G di rumah sebelah). Ya setiap

saya pergi, kalau dia (An. G) di rumah mesti bilang sama mak.nya, nanti

mak.e nemenin dia.”

6. Budaya

a. Suku Bangsa

Ny. T : “bapak asli purwodadi, kalau ibu asli dari sini, asli banyumanik.

Tapi sebelum tinggal disini, saya dan ibu tinggal di daerah yang

sekarang jadi villa aster dan mulai tinggal disini tahun 1995 mbak”

b. Bahasa sehari-hari

Hasil observasi : memakai bahasa campuran bahasa jawa dan bahasa

indonesia. Jika berbicara dengan An. G, Tn. S dan Ny. T

menggunakan bahasa Indonesia. Namun saat berbicara dengan an. I

menggunakan bahasa jawa.

Hasil Wawancara : Ny. T : “ya campuran ya mbak ya. Kadang-kadang

ya pas jengkel, ya tau sendiri lah mbak. Kadang-kadang dia (an.G)

kalau disuruh gak langsung, ada aja alasannya, ya saya jengkel marah

pake bahasa jawa. Ya kadang dia (An. G) tanya “opo” kok opo,

katanya An. G dipanggil jawabnya gak boleh opo.

c. Kebiasaan adat

Ny. T : “kalo pas hamil, katanya orang tua itu kan jangan dondom-

dondom (jahit) gitu, tapi kalo hal yang lain endak. Dulu pas masih

punya bayi masih percaya kena sawan, ya karena orang tua gitu.

Page 3: Pengkajian Keluarga

Orang tua bilang ada orang meninggal, ya aku turuti aja, kan yang

bilang orang tua. Tapi itu dulu, kalau sekarang udah gak punya bayi ya

gak takut.

d. Nilai-nilai budaya dalam keluarga

Ny. T : “kalo mengambil keputusan ya tergantung. Tergantung

misalnya, yang punya rencana saya atau bapaknya gitu. Apa saya

yang bilang bapaknya atau bapaknya yang bilang saya, kalau gak

disetujui ya sudah berhenti. Misalnya masuk sekolah ya diputuskan

bersama. Ikuti kemauan bersama, ngalah salah satu.”

e. Kebiasaan budaya yang berhubungan dengan kesehatan

Ny. T : “enggak percaya sama dukun. Kalau sakit dibawanya ke dokter,

rumah sakit. Kalau an. G kan dosisnya tinggi ya, ya bukannya

sombong, kalo di puskesmas gitu memang ya bukannya ga bisa, ga

sembuh lah tapi lama gitu, di bidan juga gitu. Tapi kalau di spesialis 2

kali minum udah langsung keringet keluar trus dingin. Gak ada intinya

dukun itu apa gitu mbak.”

7. Agama

Hasil observasi : Keluarga Tn. S menganut agama islam

Hasil Wawancara :

Ny. T : “agamanya muslim. Kalau keluarga sholatnya dirumah. Kalau

bapak sholat jumat ya di mushola dekat kantornya. Disini mushola nya di

belakang. Kalau ke mushola terus terang ya mbak karena masih jiwa

muda, ya ke mushola setahun sekali gitu mbak. Biasanya kalau masih

muda itu ya banyak tantangan ya mbak ya, ya tau sih sebenernya itu gak

boleh, hehehe.”

8. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Hasil wawancara :

Tn. S : “ya saya kira-kira 2 juta lah mbak. Kalau ibu ya gak mesti namanya

juga orang dagang, ya kalo di kira-kira 1 juta gitu. Tapi langsung ilang,

lewat aja.”

Ny. T : “gajinya gak ada. Gak pernah ngitung, gak ada gajinya, gajinya

udah di min semua, setiap dapet gaji langsung hilang. Hahahaha. Tinggal

numpang lewat. Lha sekarang gimana mbak, kalo masih ada tanggungan,

Page 4: Pengkajian Keluarga

hari-hari pasti keluar uang, nanti ada keluar ini-itu, tiap bulannya pasti ada

program-programnya.”

9. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang Keluarga

Hasil wawancara :

Tn. S : “ya saya kira-kira 2 juta lah mbak. Kalau ibu ya gak mesti namanya

juga orang dagang, ya kalo di kira-kira 1 juta gitu. Tapi langsung ilang,

lewat aja.”

Ny. T : “gajinya gak ada. Gak pernah ngitung, gak ada gajinya, gajinya

udah di min semua, setiap dapet gaji langsung hilang. Hahahaha. Tinggal

numpang lewat. Lha sekarang gimana mbak, kalo masih ada tanggungan,

hari-hari pasti keluar uang, nanti ada keluar ini-itu, tiap bulannya pasti ada

program-programnya.”

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

10.Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Tahap perkembangan keluarga di keluarga Tn. S adalah tahap kelima

dimana keluarga memiliki anak pertama remaja dengan usia 17 tahun.

a. Memberikan kebebasan pergaulan yang seimbang dan

bertanggungjawab

Hasil wawancara :

Ny. T : “kalau yang besar kan urusannya sudah sendiri-sendiri ya

mbak, bu aku minta buat ini buat itu. yang penting-penting aja. Dia

biasanya main keluar sama teman-temannya. Kadang kalo pergi ya

pergi gitu aja.”

b. Mempertahankan hubungan keluarga intim dalam keluarga

Ny. T : “jarang mbak kalau di rumah lengkap gitu. Kan punya urusan

sendiri-sendiri. Bapaknya kerja, saya kerja, anak yang esar sekolah

baru pulang jam setengah 4. Nanti yang besar main sama teman-

temannya. Biasanya yang sering baremg ya aku, bapaknya sama An.

G, paling ke ADA, main mandi bola, terus makan di luar, tapi anak

yang besar ndak pernah ikut.

c. Membina komunikasi yang baik dengan anak untuk memantau

perkembangan anak.

Page 5: Pengkajian Keluarga

Ny. T : “Kalau masalah komunikasi sama An. G ya setiap hari, malah

dia itu selalu cerita semuanya, gak ada yang ditutupi. Tapi kadang an.

G harus diancam dulu kalau disuruh apa, baru mau nglakuin. Kalau

sampai rumah, saya tanyain setelah pulang sekolah dapet PR apa,

kadang jawabannya ya gak tau, gitu enak banget. Tapi kalau

komunikasi sama anak yang besar seperlunya saja. Kalau udah besar,

kalau ga butuh ga perlu ya jarang ngomong. Kan dia pulang sekolah

setengah 4 trus langsung pegang hape, belum sempet megang yang

lain, malah hapenya dulu, kadang nyari hapenya saya, nanti gak ada

hape saya ya hape bapaknya. Terus kalau pergi main gitu sampe jam

10 malem belum pulang ya tak telpon atau ditelpon bapaknya.

d. Perubahan peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

Ny. T : “iya anak saya mau lulus tapi ya ndak tak pikir yang terlalu

berat kok mbak. Kan dia yang menjalani, ya seharusnya tanggung

jawab sama dirinya sendiri, kan udah besar. Kalau nanti dia kuliah ya

gitu, sudah besar ya sudah harus tanggung jawab gak dituntun terus.”

11.Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Mempertahankan hubungan keluarga intim dalam keluarga dan membina

komunikasi yang baik dengan anak terutama dengan anak pertama.

Hasil wawancara :

Ny T :” kalo yang besar itu udah malu kalau apa-apa ngomong sama

orang tuanya, soalnya dia sudah mikir kalau punya urusan sendiri. Paling

kalau ngomong ya yang penting-penting aja dan kalau lagi butuh sesuatu.”

12.Riwayat Keluarga Inti

a. Riwayat Kesehatan sekarang

Ny. T : “Sekarang tidak ada yang sakit alhamdulillah.

Ny. T : “kalau radang kan biasanya panas dulu terus tenggorokannya

gatel, pusing. Cuma gitu aja mbak taunya, soalnya gak pernah punya

penyakit parah. Paling saya punya vertigo, kalau udah mulai pusing

muter-muter gitu saya bawa tidur, istirahat nanti bangun pusingnya

mendingan ilang gitu mbak.”

b. Riwayat Kesehatan dahulu

Ny. T : “Kalau batuk pilek ya gak setiap hari ya. Ya mungkin itu

memang penyakit ciri khas, mungkin karena kecapekan mungkin ya

Page 6: Pengkajian Keluarga

mbak, trus karena cuaca gitu. Kalo cuma pilek pasti sebulan ada yang

kena pilek bapake. Saya, an. I, an. G alhamdulillah jarang. An. G

jarang sakit juga alhamdulillah.

An. G dulu pernah masuk Rumah Sakit. Waktu 8 bulan gak tau karena

kaget atau apa, mas.nya itu kan syukuran sunatan, gak tau banyak

orang atau apa. Jadi disini rame-rame, dianya (an. G) masuk Rumah

Sakit. Sampe 2 kali, dibawa pulang dulu karena pikire disini kan lagi

rame-rame, tapi ternyata gak bisa, malem masuk Rumah Sakit lagi.”

Ny.T : “saya punya vertigo. Dulu pernah pingsan terus dibawa ke

Rumah Sakit, lupa tahun brapa itu saya masih punya anak satu.”

13.Riwayat Keluarga Sebelumnya

Ny. T : “Kalau dari bapak ibunya bapak mungkin darah tinggi ya mbak,

kalau dari keluarga saya ndak ada. Bapak saya udah ndak ada.

Meninggalnya ndak gerah. Dulu pas berangkat kerja, naik angkutan

meninggalnya di angkutan, tapi ga pernah sakit, gak pernah mengeluh.

Tiba-tiba aja gitu. Sampe banyak polisi-polisi, tadinya mau divisum tapi

pihak keluarga gak usah, istilahnya udah pasrah gitu aja.”

C. Pengkajian Lingkungan

14.Karakteristik Rumah

Hasil observasi

Rumah yang ditinggali oleh keluarga Tn S merupakan rumah milik sendiri

dan rumah tipe sederhana. Luas rumah kurang lebih 30 m2. Jumlah

ruangan :1kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang TV, 1 ruang makan, 1

dapur, 1 kamar mandi. Jumlah jendela : 1 jendela terletak di depan.

Pemanfaatan untuk semua ruangan yang terdapat di dalam rumah adalah

digunakan secara effektif sesuai dengan fungsinya. Hanya saja, ruang

keluarga sering digunakan untuk tidur karena terdapat tempat tidur dan

juga digunakan untuk makan oleh anggota keluarga. Peletakan perabotan

rumah tangga : kurang rapi dan kurang sesuai. Jenis septic tank : keluarga

Tn. S mengatakan menggunakan septic tank jenis resapan. Jarak septic

tank dengan sumber air : ± 7 m.

Masalah keamanan

Page 7: Pengkajian Keluarga

R. Tamu Kamar Tidur

R. Keluarga DapurKamar Mandi

Tempat Jemuran

R. Makan

Teras

Ny. T : “Disini aman kok mbak. Ya itu yang saya khawatir di jalan depan

rumah saya itu rame mbak, karena kalau lurus terus kesana tembusnya

unnes, jadi banyak kendaraan, saya sering taku kalau An. G main di

jalan.”

Masalah Kebersihan rumah

Hasil wawancara :

Ny. T : “Kalau rumah selalu disapu sama di pel 2 kali pagi sama sore.

Kalau pagi kan ada orang yang bersihin sama nyuci trus pulang. Nanti

sorenya saya yang nyapu. Rasanya gimana gitu kalo gak disapu, risih aja.

Kalau disini jarang ada genangan air sih mbak. Bak mandi dikuras sebulan

sekali gitu.

Kepuasan terhadap Rumah

Hasil observasi : Ny. T cukup puas dengan rumahnya. Hal itu ditunjukkan

dengan selalu membersihkan rumah setiap hari

Hasil wawancara :

Ny. T : “ya rumahnya gini-gini aja mbak, tapi ya lumayanlah, hahaha..

Denah Rumah

Keterangan

: pintu

Page 8: Pengkajian Keluarga

15.Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

Ny. T : “ada arisan RT. Ikut arisan RT, arisannya tiap minggu kedua. Kalau

arisan RW dulu saya ikut tapi males gitu lho mbak kadang kan arisannya

sampe ke pelosok-pelosok, kan kalau RW kan dari beberapa RT. Akhirnya

saya males, malese apa sampe kampung-kampung, kampung sana,

akhirnya aku males trus aku keluar. Trus kadang ndak enake tempatku

kan kurang luas, kan giliran yang nerima arisannya.

16.Mobilitas Geografis Keluarga

Ny. T : “dulu di villa aster, dulu kan belum dibuat perumahan, dulu kan

rumahnya 3, kalo orang dulu ya mbak diiming-imingi duit 18 juta itu udah

ndak kuat lah. Lha trus akhirnya disini cuma dapet segini ini rumahnya.

Jadi pindah sekitar tahun 1995, setahun setelah menikah sama bapak.

Disini ya dekat ga dekat ya mbak sama rumah sakit sama puskesmas, tapi

kan ada motor masih bisa kejangkau lah mbak.

17.Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Perkumpulan dengan keluarga

Ny. T : “jarang kumpul keluarga, kecuali ada acara, misale mbakku ada

acara selametan baru kumpul, kalo gak ya nggak mbak. Kalo ndak ya

adekku yang rumahnya di sebelah misalnya mau minjem yaudah kesini,

kalo ndak ya seperlunya aja. Hehe...

Perkumpulan dengan masyarakat

Ny. T : “kalo disini semuanya ibu-ibunya pada kerja ya mbak, jadi kan

istirahatnya kalo sore gini, kalo sore ya udah ngurusin anak-anaknya,

belajar, selesai malem, yaudah gak sempet mbak. Paling ya ngomongnya

pas pulang arisan, ngomong bareng-bareng, setelah itu yaudah pulang ke

rumah masing-masing. Kalau bapak-bapak disini ndak ada ronda gitu

mbak, ya masuk rumah masing-masing. Paling kalau bapak-bapak ya ada

kerja bakti tapi jarang.”

18.Sistem Pendukung Keluarga

a. Jumlah anggota keluarga yang sehat : 4 orang

b. Fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan

1) Fisik

Ny. T : “kalo termometer ada mbak, tapi timbangan, atau yang lain-

lain ndak ada.

Page 9: Pengkajian Keluarga

2) Psikologis

Ny. T : “Kalau dokter pribadi ndak ada, paling kalo An. G yang sakit

ya dibawa ke dokter spesialis langganan aja. Belum pernah

mendatangi psikiater, lha buat apa mbak hehe..

3) Sosial

Ny. T : “kalo anak, suami sakit ya dibawa ke dokter gitu mbak. Tapi

kalo panas, pusing biasa ya beli obat gitu. Tapi saya nggak pernah

beli obat warung, mending langsung ke apotek yang jelas sekalian

obatnya”

D. Struktur Keluarga

19.Pola Komunikasi Keluarga

Ny. T : “Kalau masalah komunikasi sama An. G ya setiap hari, malah dia

itu selalu cerita semuanya, gak ada yang ditutupi. Tapi kadang an. G

harus diancam dulu kalau disuruh apa, baru mau nglakuin. Kalau sampai

rumah, saya tanyain setelah pulang sekolah dapet PR apa, kadang

jawabannya ya gak tau, gitu enak banget. Kalo An. G sama bapaknya ya

biasa, cerita terus gitu apa aja yang mau dicritain. Tapi beda, kalau anak

yang besar seperlunya saja. Kalau udah besar, kalau ga butuh ga perlu ya

jarang ngomong. Kan dia pulang sekolah setengah 4 trus langsung

pegang hape, belum sempet megang yang lain, malah hapenya dulu,

kadang nyari hapenya saya, nanti gak ada hape saya ya hape bapaknya.

Kalau misal dia pergi, sampai jam 10 belum pulang ya ditelpon bapaknya,

ini anake kemana kok dolan sampe malem. Wis pokonya dia itu ngomong

kalo perlu aja. Tapi kalau kumpul sama temene wis rame gitu mbak. Kalau

komunikasi sama bapaknya ya biasa. Kadang kalau dia ada masalah di

kantornya ya malah pulang, tak tanyain kok gak balik lagi ke kantor,

yaudah jawabannya males, mumet malah ditinggal tidur. Tapi apa-apa

selalu bicara kalo mau mutusi gitu. Kalo punya masalah ya crita sama

suami atau keluarga tergantung masalahnya aja. Nanti suami ngasih

saran, kalo dia nyuruh gini ya saya nurut gini. Tapi kalo gak pas ya saya

kasih alesannya. Tapi kadang saya itu gak mau merepotkan dia, kalau

saya masih bisa menjangkau ya saya urusi sendiri.”

Page 10: Pengkajian Keluarga

20.Struktur Kekuatan Keluarga

a. Kemampuan keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain

untuk mengubah perilaku

Ny. T : “anak saya dua-duanya itu sering berantem mbak, mau pegang

ini, mau minta ini misal makanan ndadak berantem dulu. Susah dikasih

taunya, jaraknya jauh tapi nggak bisa ngemong.

Ny. T : “saya juga sering susah kalau nyuruh An. G belajar gitu mbak,

kalau disuruh belajar itu ada aja alesane, mau ini dulu mau itu dulu,

anak yang besar juga, udah tau mau ujian kok yo masih dolan kesana

kesini, gak ada prihatinnya sama sekali. Yaudah itu kan urusannya dia

maunya kayak gimana.”

b. Pengambilan keputusan dalam keluarga

Ny. T : “ya kalo mau mutusi saya sama suami ya ngorol gitu mbak, jadi

keputusan bersama, harus ada yang ngalah salah satu gitu.”

c. Peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan

Ny. T : “ya kalo mau mutusi saya sama suami ya ngorol gitu mbak, jadi

keputusan bersama, harus ada yang ngalah salah satu gitu, anak-anak

gak ikut-ikut, lha anak yang pertama jarang ngobrol, An. G masih kecil,

jadi suami saya sama saya yang ngomong”

21.Struktur Peran

a. Formal :

Ny. T : “ya bapaknya ya sebagai bapak, aku sebagai ibu ya gitu-gitu

lah. Terus anak ya jadi anaknya, harusnya nurut sama orang tua gitu to

mbak.”

b. Non Formal :

Ny. T : “maunya sebagai teman buat anak saya. Tapi kalo masnya

udah merasa malu ya, jadi ndak pernah cerita, jadi seperlunya aja kalo

ngomong, misalnya “bapak besok ke sekolahan ada undangan gitu gitu

trus bu ini disuruh mbayar, besok terakhir,” udah gitu aja, kalo ndak

ada ya nggak pernah cerita apa-apa lagi. Tapi kalo An. G iya mbak,

sama aku sama bapaknya juga semua pasti diceritain, ya kayak

ngomong sama temene gitu. Jadi dia ndak bisa dibohongi, ndak bisa

diumpet-umpetin.”

Page 11: Pengkajian Keluarga

Ny T : “kalau biasane ada yang sakit gitu mbak, kan saya dagang,

bapaknya kerja, ya itu mbak ma’e yang biasane ngrawat. Tapi kalau

sampai masuk rumah sakit yan saya kadang ma’e. Trus yang biasane

nggawe ayem ini yo si an G itu to mbak, kadang-kadang tingkahnya

bikin lucu, semuanya sampek ketawa. Kalau sedang ada masalah

biasane bapaknya yang memutuskan solusinya mbak. Dirumah kalo

soal bikin ribut ya nggak ada, ada pun paling ribut-ribut kecil kalo An G

males ato kalo anak-anak nakal gitu mbak. Keluarga sini adem ayem

aja kok mbak, biasalah mbak pokoknya...”

22.Nilai dan Norma Keluarga

a. Nilai budaya

Ny. T : “Kita kan rumahnya deket sama ibu ya mbak, jadi masih banyak

wejangan dari ibu yang kita harus lakuin misalnya ya kalu pas punya

anak bayi gak boleh ajak ke orang meninggal takutnya nanti sawan.

Tapi ya itu dulu sekarang anak udah mulai besar ya gak gitu-gitu amat.

Ya kalo masih ada orang tua yang sebisa mungkin dianut soalnya saya

tahu maksudnya baik ya walaukadang kurang masuk akal gitu.

Daripada anak saya kenapa-kenapa ya mendingan nurut kan gak

susah, gak ada salahnya juga to?”.

b. Nilai yang dianut keluarga

Ny. T : “ya saya sama suami ngajarin anak buat sopan santun to ya

mbak. Sama yang lebih tua paling nggak ngluruhi dulu gitu. Tapi itu lho

mbak anakku yang pertama kalau ada tamu langsung pergi gitu aja,

ndak pernah yang ngajak ngomong, apling gak nyapa. Sampe pernah

dimarahin bapaknya, kamu itu udah besar mbok yo sing sopan kalau

ada orang datemh, nggak ngloyor gitu aja pergi. Saya itu sampai

jengkel. Pernah gitu temenku dateng kesini dia diem aja. Misalnya

sama kakakku kalau misal ada acara gitu, kalau dia gak disuruh

ngomong ya apa mau dia ngomong. Tapi kalau udah campur sama

temen-temene wis ceritanya banyak.”

Ny. T : “kalau masalah main, boleh aja tapi jam 10 malem harus pulang

rumah, kalau ndak pulang, bapake biasanya telpon gitu dimana kok

belum pulang.”

Page 12: Pengkajian Keluarga

c. Norma yang dianut keluarga

Ny T :” ya kalau aturan-aturan yang biasa kita lakukan di keluarga sih

ya memang yang ada di lingkungan sekitar, kan sama-sama wong joeo

mbak jadi ya hampir sama lah. Tapi kalau di masyarakat anak-anak

biasanya diharuskan pulang maksimal jam 09.00 malam tapi kalau di

keluarga kami kita berikan kelonggaran buat yang sulung jam 10.00

malam, kan anaknya udah besar mbak jadi gak apa-apa lah.”

d. Nilai kualitas hidup dan pemeliharaan kesehatan

Ny. T : “ kalo kesehatan ya jelas nomer satu mbak. Kalo upi sakit aja

kita bawanya ke dokter spesialis kok, soalnya dia gak ngefek kalo

Cuma obat yang dari puskesmas atau bidan gitu. Sembunhya

lama,kalo di doktter spesialis 2 hari ja langsung sembuh. Dulu juga pas

lahiran upi, kan saya sempet bedrest total 3 hari terus dikasih obat

penguat tapi akhirnya dokter anjurin operasi tapi baru mau oprasi upi

udah lahir. Ya itu bapak bawanya ke RS Kusuma gak mau ke RS biasa

katany takut kalo Di RS biasa. Tapi kalo saya alhamdulillah kalo saki

sedikit langsung tak kasih obat warung kaya oskadon langsung

sembuh. Kalo bapak suka minum vitamin solanya kalo kerja malam

juga. Kalo kaka upi juga jarang sakit, beda sama upi setiap bulan pasti

ke dokter”.

e. Pendidikan

Ny. T: “ kalo sekolah itu penting mbak soalnya apa sih yang dikasih

rang tua buat bekal masa depan anak? Kan ya Cuma ilmu. Makanya

dari TK saya sudah selalucari yang paling baik buat anak. Ini juga SD

upi rencaana mau di kampus hijau Bina Insani Tembalang. Bagus

mbak tapi agak murah dibanding Al-Azhar Cuma 6 juta. Kalo mas nya

pengen saya sekolahkan di Poltekkes yang radsiologi solanya kata

temen saya cari kerja nya masih agak gampang. Jadi ini prioritas

mbak, mau gimana cara cari uangnya kalo buat sekolah ya diada-

adaakan”.

f. Persamaan

Ny. T : “ Kalo disini semuanya boleh ngomong harus ada diskusi kalo

ada sesuatu. Upi aja udah bisa protes kok. Dia tu gak bisa diboongin.

Jadi semua keluarga bebas ngomong mbak. Ya walaupun nanti tetep

Page 13: Pengkajian Keluarga

Bapak

Anak 2Anak 1

Ibu

kudu ada yang ngalah, pendapat siapa aja yang dipakai ya harus

legowo”.

g. Toleransi terhadap perbedaan

Ny. T : “ Beda itu biasa mbak ya sante aja jadinya. Asal ada

yangngalah gitu”.

h. Orientasi masa depan

Ny. T : “ Kalo saya sama bapak sih gak muluk-muluk mbak yang dekat

dulu aja upi bisa ke Bina Insani terus masnya bisa ke radiologi”.

Tn. S : “ Nilai dan norma yang dianut sama seperti yang berlaku di

masyarakat. Contohnya, anak-anak Tn S dilarang pulang melebihi jam

10 malam, apabila melakukan kesalahan segera minta maaf kepada

yang bersangkutan dalam hal tersebut. Yang lebih muda selalu

menghormati yang lebih tua”.

E. Fungsi Keluarga

23.Fungsi Afektif

Saling asuh, keakraban dan identifikasi

Ny. N: “ Ya namanya juga keluarga pasti saling sayang, ya kadang suka

ribut juga sih upi sama masnya. Padahal jaraknya jauh tapi kadang ribut

juga sih kalo pas rebutan apa gitu. Kalo saya sendiri pasti sayang lah ke

anak-anak dan bapaknya. Bapak juga pasti sayang. Pasti mendukung

terutama bapak kalo pas bapak ada masalah dikerjaan pasti saya tanya,

kadang malah kalo bapaknya jengkel ditinggal tidur mbak gak balik kerja

lagi.heee...”

Gambar kelekatan :

Pola kebutuhan-Respon keluarga

Ny. T : “Ya selalu saling ingat mengingatkan kalo ada yang salah. Kami

juga selalu berusaha memahami kebutuhan yang lain dan selalu berusaha

Page 14: Pengkajian Keluarga

untuk memenuhinya walaupun tetap memperhatikan skala prioritas, tetapi

kami selalu memberi sesuatu yang terbaik bagi keluarga. Lha kalo upi

malah kalo pas di ADA minta jajan gitu gak dikasih ya bisa ribut ntar

disana, ya saaya yang ngalah lah. Anehnya dia tu maunya blanjaan dia

diplastik sendiri pe mbak kasir bingung jadi di kasir upi inget-inget yang dia

ambil apa kalo ada yang kurang ya ditanyain. Jadi gak bisa dibooongin dia

tuh”.

Keterpisahan dan Keterkaitan

Ny. T : “ kalo kita kebetulan belum pernah tinggal jauhan mbak jadi ya

gimana ya? Bapak juga gak pernah luar kota. Tapi kalo misal harus

jauhan misal anak sekolah luar kota besok ya pasti harus jalin komunikasi

walau Cuma sms atau telepon”.

24.Fungsi Sosialisasi

Ny. T : “ Kalo kita sama anak gak pernah keras mbak apa maunya anak

aja asal masih benar. Kami tak pernah membiasakan anak untuk

menerima hadiah saat ia benar dan hukuman pun tak harus yang berat

buat anak. Kami beri anak-anak kebebasan asalkan yang penting anak

tahu bagaimana menyelesaikan tugas dengan baik dan benar, tahu ini

benar dan ini salah ya udah. Kami slalu membagi peran dalam merawat

dan membesarkan anak-anak. Misal bapak yang antar jemput ana, pas

aku sibuk ya semua ya urus bapak tapi pas bapak sibuk ya saya yang

urus anak-anak.

Anak-anak juga selalu dihargai apapaun usulannya walaupun usia mereka

belum dewasa. Kami juga menjunjung tingi adat istiadat jawa dan unggah

ungguh serta menghormati orang yang lebih tua karena ibuku juga disini

jadi selau mengingatkan.

Kalo masalah bermain mbak kami sih bebas tapi kondisi rumah kaya

gini,kadang was-was kalo jatuh, dulu aja upi pernah jatuh pe dijait lima

kok. Kalo mas nya sekarang udah besar ya jadi kadang gak mau dibatasi.

Seringnya pulang sekolah langsung pegang HP, kadang dia curang mbak

kalo ada HP ibu ya yang dipake ibu kalo punya ibu gak ada pulsa ya

punya bapak jadi pulsa dia utuh.heee...”

Page 15: Pengkajian Keluarga

25.Fungsi Perawatan Kesehatan

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Karies gigi

Ny T :” oh kalo An G itu giginya item-item itu mbak gigis. Dia sih

kebanyakan makan yang manis-manis mbak, dia itu suka minum susu

dan males minum air putih mbak. Apalagi kalau suruh gosok gigi mbak,

malasnya minta ampun. Masak ibunya yang harus nyikatin.”

Nutrisi kurang

Ny T : “ iya mbak, An G itu kurus mbak, cilik kok. Lha piye mbak, wong

disuruh maem aja susahnya minta ampun. Sudah dimasakin sop sama

ayam goreng, sopnya itu sudah ada sayur-sayurane mbak ada

makroninya juga, ya itu tadi mbak maemnya Cuma mau makroninya

aja. Malah sukanya pengen maem nasi kucing lah, pizza lah. Ah,

pokoknya susah mbak maemnya. Pokoknya yang diminta itu malah

kayak orang tua, susu jae anget, nasi kucing..hahaha..”

Gangguan belajar

Ny T :” an G masih suka semaunya sendiri, mbaca sama nulis

semaunya sendiri. Gampang bosenan, kalau misal mewarnai gitu,

belum selesai langsung loncat ini itu. Gampang bosenan mbak dia itu.

Kalau disuruh belajar, alasannya ada aja, mau ini dulu lah itu dulu lah.”

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tentang tindakan

kesehatan yang tepat

Ny T :”kalau masalah gigi sih mbak saya takutnya gigi An G itu gak

bisa tumbuh lagi sampai besar. Saya biasanya kasih motivasi dia

dengan cara membelikan sikat gigi yang lucu-lucu dan pasta gigi yang

rasanya enak sesuai dengan keinginnan dia supaya dia semangat

gosok giginya. Kalau kurus ya biasa aja mbak memang anaknya gak

doyan makan, mau gimana lagi. Padahal saya sudah memasak

macem-macem. Ayam itu lho mbak, saya goreng katanya keras, saya

buat sayur gek mau makan, semur ayam juga cuman sesuap dua suap

udah gak mau. Kalau masalah membaca dan menulis, saya takutnya

kan dia mau SD, takut aja kalau dianya ketinggalan dari teman-

temannya yang lain.”

Page 16: Pengkajian Keluarga

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Ny T :”kalau sakit gigi ya biasanya saya sikatin mbak, saya kasih

minum antibiotik sama natinyeri mbak. Kalo soal dia kurus, saya mau

gimana lagi mbak, saya gak bisa maksa dipaksapun anaknya gak mau.

Mau makan sekali aja sudah alhamdulillah, apalagi dia sukanya yang

goreng-goreng, mungkin keturunan dari saya kali ya, kan saya juga

gak begitu suka sayuran. Kalau masalah belajar, saya sudah

mengikutkan dia les di Fonem, tapi dianya itu yang celelek’an. Apalagi

kalau ketemu temannya yang cocok, masuk kelas malah bermain.saya

kurang pa ya mbak, dia minta apa-apa itu saya turuti, soalnya dia suka

bentak-bentak kalau minta. Dia minta buku gambar, pensil warna, saya

belikan mbak, sampai numpuk banyak. Tapi ya dia itu sukanya cuman

beli-beli saja, kalau sudah sampai rumah disuruh ngerjakan ya gak

mau.”

d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat

Ny. T : “aku itu ndak suka kalau rumah kotor, kan bisa bikin penyakit

makanya tak sapu tak pel 2 kali per hari. kalau masalah genangan air

disini jarang ada genangan mbak. Trus bak mandi ya dikuras teratur

sebulan 2 kali. Kalau sampah langsung dibuang di depan jurang itu to

mbak di depan rumah.”

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di

masyarakat

Ny. T : “alhamdulillah jarang ke Rumah Sakit. Kalau sakit ya dibawa ke

spesialis karena An. G itu dosisnya tinggi. Gak tau ya mbak kalau ke

puskesmas ya bukannya ga sembuh tapi lama sembuhnya, kalau ke

bidan juga gitu nggak sembuh-sembuh, cocoknya di spesialis. Kalau

lagi sakit gigi, saya udah tawarin ke dokter gigi tapi anaknya gak mau

mbak.”

26.Fungsi Reproduksi

Ny. T : “iya emang udah rencana punya anak 2 biar ga berat, apa-apa

mahal sekarang mbak, biaya sekolah apalagi. Aku pake kontrasepsi suntik

mbak, ganti-ganti mbak, yang setahun dibagi 2 separo 1 bulan separo tiap

3 bulan sekali. Suntiknya di bidan srondol asri dari kariadi.”

27.Fungsi Ekonomi

Page 17: Pengkajian Keluarga

Ny. T : “ya dicukup-cukupin mbak. Uangnya numpamg lewat gitu aja,

barusan dapet besoknya udah kepake lagi, hehehe...tapi alhamdulillah

bisa buat bayar sekolah anak-anak sama jajannya anak-anak.”

F. Stres dan Koping Keluarga

28.Stressor jangka pendek dan jangka panjang

Jangka Pendek

Ny. T : “stress nya ya paling kalau ga punya uang mbak, tanggal tua gitu

atau kalau anak berantem. Trus juga anak yang besar kan mau UAN, aku

tu prihatin kok dia yang mau ujian nyante banget masih main kesana-

kesini gitu. Tapi aku ga tak pikir beneran sih mbak, soalnya aku kan punya

vertigo, yaudahlah ndak tak ambil pusing.”

Jangka Panjang

Ny. T : “kalo stress yang lebih besar lagi ndak ada kalo sekarang, ya

paling ringan-ringan aja. Biasanya stress berat nya kalo punya masalah

apa gitu. Tapi ya itu mbak gak tak pikir berat-berat kok, diusahakan jangan

stress. Kalau spaneng mikir, kepalanya langsung sakit.”

29.Kemampuan Keluarga Berespon terhadap stressor dan strategi koping

yang digunakan

Ny. T : “ya dibuat santai aja, ndak usah dibuat spaneng lah mbak, berdoa

aja mudah-mudahan ada jalannya. Kalau masalah anak yang besar, dia

kan sudah punya tanggung jwabnya sendiri, seharusnya udah bisa mikir

yang baik mana yang nggak mana.”

G. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia

30.Nutrisi dan cairan

Ny. T : “kalau rutin 3 kali sehari bersama bareng itu enggak. Soalnya kan

kalau di rumah jarang barengnya. Ini yang besar pergi terus nanti malem

bapaknya pergi. Kalau makan barengnya ya gini aja, cuman yang besar

itu susah sekali diajak. Kadang saya, suami, An. G pergi makan keluar

tapi anak saya yang besar ndak pernah mau ikut. Saya juga jarang masak

mbak. Kalau sarapan, An. I selalu pasti sarapan, tapi dia masak sendiri,

umpama mau makan mie ya buat mie sendiri, kalau pengen telur ya

goreng telur sendiri gitu. Paling saya masak nasi aja. Kalau saya juga

Page 18: Pengkajian Keluarga

jarang makan di rumah, kalau lagi keliling, saya ya beli makan di luar.

Saya itu gak kuat makan banyak mbak, apalagi kayak sekarang malem

gak keluar, yaudah gak makan. Kalau bapaknya agak banyak makannya,

kan laki-laki ya mbak. bapaknya makan pagi di deket kantornya gitu. An. G

juga ga rutin 3 kali sehari. Semaunya dia sendiri, kalau lagi pengen makan

ya makan. Kalau disuruh makan sayur susah mbak, sukanya yang

digoreng. Trus chiki-chiki gitu lho, kalau ke ADA itu saya udah belikan roti,

nanti dia yang ambil keju coklat, tapi nanti dia milih sendiri, ambil chiki-

chiki, dan maunya yang besar lagi chikinya. Selain itu aling suka makan

mie. Saya sudah bilang jangan terlalu banyak makan mie, nanti ususnya

putus, tetep aja ngeyel. Saya juga ndak begitu suka sayur sih mbak,

hahahaha... bapaknya aja yang suka makan sayur.

Ny. T : saya ndak begitu suka minum mbak, paling sehari 2-3 gelas air

putih cukup. Hehe. Beda sama bapaknya minumnya itu buanyak banget.

Sehari bisa 2 liter. Bangun tidur aja langsung minum kok. Kalau An. G

sukanya minum minuman yang berpewarna gitu lho. Saya itu sampai

bertengkar kalau ngasih tau, kalau sekolah kan saya bawakan air putih

gitu, kalau dia gak mau sampe nangis pokoknya. Trus susu kotak itu dia

suka banget, ya saya belikan tapi tak umpetke, kalau gak kebangeten

pengen ya saya kasih. Kalau mas I kan sekolah dari pagi sampe sore ya

mbak, kalau di rumah ya ngopi sukanya. Jadi belajar sambil minum kopi.

31. Istirahat dan Tidur

Ny. T : “kalau bapak habis pulang jemput G itu tidur belum ganti baju

masih pake kaos kaki. Nanti bangun jam 3 sore. Kalau malem, kan narikin

retribusi PKL, pulang jam ndak mesti nanti tiba-tiba udah tidur bangun jam

4. Kalau saya juga gak mesti kadang jam 8 udah tidur kadang jam 11 nanti

bangun jam 4 pagi. siangnya ya ngelonin An. G itu to dari jam 12 sampe

jam setengah 3 kadang jam 2. Anak yang besar jam 9 atau jam 10, habis

belajar nanti bangun jam setengah 6 sekolah. Kalau siang gak tidur dia

mbak, baru pulang sekolah setengah 4.”

32.Olahraga

Ny. T : “Bapake tu sering badminton di kecamatan, pingpong juga. Trus

aku bilang bapake aku pengen ikut barbel, tapi kalo sore kan repot

Page 19: Pengkajian Keluarga

ngeterke ngaji An. G. Kalau An. G sama mas I ya olahraganya paling di

sekolah to mbak.”

33.Eliminasi

Ny. T : “pipisnya kalo bangun tidur siang, mau tidur malem, 3 kali dalem

sehari. Aku sih gak kuat minum banyak, makan pun juga nggak kuat

banyak, makanya awet kurus. Kalau An. G itu masih suka ngompol,

kadang kalau mainnya yang berat loncat-loncat gitu nanti malemnya

ngompol, kalau mainnya biasa aja ya ngak ngompol.”

34.Personal Hygiene

Ny. T : “kalau saya mandi 2 kali sehari mbak, kalau ndak mandi itu

rasanya lengket-lengket semua badannya. Bapaknya, mas I, sama An. G

juga 2 kali sehari. Ya tapi itu An. G kalau disuruh gosok gigi susah banget,

kadang mandi pagi aja nggak mesti sikat gigi, padahal saya sudah bilang

kalau mandi itu gosok gigi. Kalau ke ADA sukanya beli pasta gigi tapai ya

itu malah buat mainan nyuci mobil-mobilannya ndak dibuat sikat gigi. Ini

giginya sampai habis.”

H. Pengkajian Psikiatrik

35.Konsep diri

Hasil observasi:

Ny. T tidak mengalami harga diri rendah. Ny. T bercerita apa adanya, tidak

berusaha membanggakan dirinya atau merendahkan diri. Begitu pula

dengan An. G selalu bermain dengan teman-temannya. An. G tidak

pernah menyendiri dan murung. An. G jarang bertengkar dan menangis di

sekolah karena digoda temannya. Ny. T, Tn. S memiliki konsep diri yang

cukup baik, mereka berusaha untuk berpikir dan bersikap santai supaya

tidak stress. Ny T mengatakan An I adalah anak yang pemalu dan

pendiam, sejak kecil termasuk anak yang tidak banyak omong, serta tidak

mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan orang baru juga seperlunya

aja ngomong. Beda sama an G, kalo dia mah banyak omong, temennya

juga banyak.

Page 20: Pengkajian Keluarga

36.Status kesehatan mental

Saat dilakukan wawancara, Ny. T memiliki kondisi mental yang baik. Ny. T

selalu tampak bahagia dan tersenyum. Saat menjelaskan mengenai stress

yang dialami, Ny. T tidak tampak murung. Begitu juga dengan Tn. S

suaminya, bersikap ramah dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda

gangguan mental.

37.Pengkajian Resiko

(tidak terkaji)

I. Pemeriksaan Penunjang

(tidak terkaji)

J. Harapan Keluarga Terhadap Perawat Berhubungan dengan Masalah yang

Dihadapi

38.Persepsi keluarga terhadap perawat

Ny. T : perawat itu ada yang galak, ada yang baik. Pas saya melahirkan,

saya pernah dimarah-marahi gara-gara saya teriak kesakitan gitu lho. Dia

bisa bilang gitu lha wong nggak ngerasain sakit. Tapi juga ada yang baik,

mau nerangin tentang penyakitnya, kasih tau tempat beli obat, kan

biasanya ada ya mbak obat yang harus dibeli di luar, nah itu diterangin

belinya dimana.

39.Harapan keluarga kepada perawat

Ny. T : “ ya saya itu berharap kalau perawat itu bisa baik, ramah, apalagi

yang dihadapi itu kan orang sakit, butuh bantuan. Ya kalau pasien nggak

tau, ya dikasih tau yang bener, jangan malah dimarah-marahi, digetak.

Kan kalau galak malah didoain jelek sama pasiennya, apa ya mau dikasih

doa jelek. Kalau bisa ya yang halus, yang bersahabat sama pasien.”

Page 21: Pengkajian Keluarga

K. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan

Fisik

Nama Anggota Keluarga

An. G Tn. S Ny. T An. I

TD (mmHg) 110/80 130/80 110/70 120/80

Nadi

(x/menit)

76 76 80 82

RR (x/menit) 18 16 18 20

BB (kg) 15 75 48 63

TB (cm) 102 165 150 168

Kepala Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal

Rambut Hitam

kemerahan, lurus

tidak ada

ketombe, tidak

mudah patah

Hitam, agak

botak bagian

depan, tidak

ada ketombe,

ikal

Rambut lurus

(dibonding),

hitam, tidak

ada ketombe

Rambut hitam,

ikal

Konjungtiva Konjungtiva tidak

anemis

Konjungtiva

tidak anemis

Konjungtiva

tidak anemis

Sklera Sklera tidak

ikterik

Sklera tidak

ikterik

Sklera tidak

ikterik

Hidung Tidak ada

pengeluaran,

bersih, tidak ada

polip

Tidak ada

pengeluaran,

tidak ada polip,

bersih

Tidak ada

pengeluaran,

tidak ada

polip, bersih

Telinga Tidak ada

serumen,

simetris, tidak

menggunakan

alat bantu

pendengaran

Tidak ada

serumen,

simetris, tidak

menggunakan

alat bantu

pendengaran

Tidak ada

serumen,

simetris, tidak

menggunakan

alat bantu

pendengaran

Mulut Mukosa bibir

kering, tidak ada

sariawan, gigi

karies, didi

Mukosa bibir

lembab, warna

bibir kehitaman

Mukosa bibir

lembab,

warna bibir

kemerahan,

Page 22: Pengkajian Keluarga

ompong tidak ada gigi

tanggal

Kulit Kulit normal, tidak

ada kemerahan,

warna coklat

gelap

Kulit normal,

tidak ada

kemerahan,

warna coklat

gelap

Kulit normal,

warna kulit

kuning

langsat, kulit

bersih

Warna kulit

coklat gelap

Leher Tidak ada

pembesaran

tiroid

Tidak ada

pembesaran

tiroid

Tidak ada

pembesaran

tiroid

Dada Simetris, tidak

ada kemerahan,

tidak ada masa,

tidak ada retraksi

intercostalis

Abdomen Tidak teraba

massa, tidak ada

nyeri tekan

Tidak teraba

massa, tidak

ada nyeri

tekan

Tidak teraba

massa, tidak

ada nyeri

tekan

Kekuatan otot

Ekstremitas Tidak ada luka,

tidak ada edema,

tidak ada lesi

Ada luka di

kaki, tidak ada

edema, tidak

ada lesi

Tidak ada

luka, tidak ada

edema, tidak

ada lesi

Turgor kulit Elastis Elastis Elastis

Keluhan Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluan

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan