77
PENGKAJIAN SISTEM INTEGUMEN

pengkajian integumen.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pengkajian integumen.ppt

PENGKAJIAN SISTEM INTEGUMEN

Page 2: pengkajian integumen.ppt

PRINSIP YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN SEBELUM

PENGKAJIAN SISTEM INTEGUMEN ;

• Cedera atau kerusakan kulit predisposisi klien terhadap infeksi

• Hidrasi kulit dan membran mukosa memperlihatkan kemampuan tubuh meregulasi suhu tubuh

Page 3: pengkajian integumen.ppt

• Perubahan suhu tubuh adanya gangguan aliran darah

• Kondisi kulit atau penyakit dibawah kulit mungkin dapat terdeteksi

• Karakter (kulit dapat merefleksikan tingkat higiene seseorang )

AREA YANG DIKAJI KULIT, KUKU, RAMBUT TERMASUK MEMBRAN MUKOSA

Page 4: pengkajian integumen.ppt

I. BIODATA

1. IDENTITAS KLIEN– Nama– Umur– Jenis kelamin– Suku bangsa– Status marital– Pendidikan– Pekerjaan ,. Dli

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Page 5: pengkajian integumen.ppt

RIWAYAT KESEHATAN

• KELUHAN UTAMA PQRST• MASALAH WAKTU DIDATA

- Permulaan serangan ( awal kejadian) :

•Apa•Kapan•Mengapa

Page 6: pengkajian integumen.ppt

–Tindakan yang sudah dilakukan– Lamanya ( berulang, selang seling, musimam )

–tempat, (berpencar, lama/baru, arah)

–Faktor predisposisi ( pekerjaan , lingkungan, geografis)

Page 7: pengkajian integumen.ppt

MASALAH WAKTU DIDATA

– Tanda-tanda ( gatal, nyeri, demam)– Kegiatan /aktifitas sekarang (dibatasi

atau berubah)– Terapi sekarang dan yang lalu ( efek

terapi)– Dampak penyakit terhadap gaya hidup,

dan konsep diri– Faktor psikologis (kehilangan, cemas,

stress)– Perasan pasen

Page 8: pengkajian integumen.ppt

RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

• Apa klien menggunkan obat topikal atau ramuan sendiri ke kulit

• Cara perawatan kulit, kesalon perawatan kulit, menggunakan lampu pemanas atau pil perawatan kulit

• Reaksi kulit terhadap alergi (musim atau situasional)

Page 9: pengkajian integumen.ppt

• Tanya kepada klien adanya lesi kemerahan atau memar akibat terkena gangguan panas, dingin atau stress

• Tanyakan apakah klien sering terpapar sinar matahari, apakah menggunakan pelindung atau tidak

• Kebiasaan mandi, berapa kali mandi , jenis sabun yang digunakan

RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

Page 10: pengkajian integumen.ppt

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

• Adakah keluarga yang menderita penyakit kulit yang serius, contohnya kanker kulit , atau psoriasis– Genetik genogram– Menular daftar keluarga yang

serumah / sering kontak

Page 11: pengkajian integumen.ppt

• ALAT KHUSUS – sarung tangan disposible– Pencahayaan yang cukup

• PERSIAPAN KLIEN – Untuk pengkajian seluruh permukaan kulit,

klien harus melakukan beberapa posisi– Area yang diperiksa sebaiknya terbuka penuh– Bersihkan daerah yang akan diperiksa bila

daerah itu tidak bersih

PENGKAJIAN FISIK

Page 12: pengkajian integumen.ppt

• TEKNIK PENGKAJIAN HARUS SISTEMATIS

PERSIAPAN PERAWAT

– Cuci tangan– Gunakan sarung tangan pada klien yang

mempunyai lesi lembab atau terbuka

Page 13: pengkajian integumen.ppt

PELAKSANAAN

Inspeksi• Warna dan pigmentasi kulit , normal

tergantung pada bahan dasarnya; melanin, keratin, Hb dll :

• Kecoklatan• Kebiruan • Kemerahan• Kekuning-kuningan• Pucat

Page 14: pengkajian integumen.ppt

INSPEKSI

• Perhatikan daerah kulit yang terjadi variasi warna

• Inspeksi warna bibir, kuku, telapak tangan dan konjungtiva

• Inspeksi adanya lesi , kaji warna, ukuran, lokasi, jenis, kelompok dan cara penularannya

• Inspeksi setiap area yang terjadi edema mengenai lokasi, warna dan bentuk

Page 15: pengkajian integumen.ppt

PALPASI• Dengan ujung jari , palpasi permukaan

kulit u/ mendeteksi kelembabannya. Kulit normal kering, kecuali daerah lipatan. Kelembaban kulit tergantung kepada : – Aktivitas– Temperatur– Status emosi– Usia– Latihan– Demam– Lingkungan– kecemasan

Page 16: pengkajian integumen.ppt

PALPASI

• Palpasi suhu kulit dengan bagian punggung tangan, bandingkan bagian yang simetris , dan bandingkan bagian atas dan bawah, normalnya suhu kulit hangat

• U/ tekstur kulit, tekan secara ringan kulit dengan ujung jari Tekstur kulit tidak sama pada seluruh tubuh

• Palpasi kulit untuk memeriksa kelembutan, ketegangan dan kedalaman lesi permukaan

Page 17: pengkajian integumen.ppt

PALPASI

• Kaji turgor kulit, dengan mencubit daerah punggung tangan atau lengan bawah dan lepaskan, kulit yang normal usia kurang dari 65 tahun biasanya cepat kembali keposisi awal

• Palpasi daerah edema terhadap ,mobilitas, konsistensi dan nyeri tekan. Tekan dengan kuat kira-kira 5 detik dan lepaskan :

Page 18: pengkajian integumen.ppt

PENYIMPANGAN DARI NORMAL• kelainan warna kulit• kulit yang sangat kering terjadi dehidrasi• adanya kehangatan setempat Inflamasi

atau infeksi• perubahan setempat reaksi alergi /

kosmetik• perubahan tekstur kulit terjadi karena ,

tekanan. Gesekan, iritasi dll • turgor kulit dapat hilang karena edema atau

dehidrasi• Pengerasan daerah setempat dibawah kulit

Page 19: pengkajian integumen.ppt

PENGKAJIAN KUKU

• Kuku dapat merefleksikan keadaan kesehatan, status nutrisi dan pekerjaan seseorang

• Alat yang dipakai ; pencahayaan yang cukup dan sarung tangan disposible bila ada drainage

• Pada saat pemeriksaan klien bisa duduk atau berbaring

Page 20: pengkajian integumen.ppt

PENGKAJIAN KUKU

• Kaji riwayat kesehatan klien tentang ;

• Adakah riwayat trauma pada kuku saat ini atau sebelumnya

• Riwayat pekerjan klien• Perawatan kuku• Penyakit pada kuku tangan dan kaki

sebelumnya

Page 21: pengkajian integumen.ppt

TEKNIK PENGKAJIAN KUKU

• Inspeksi – warna dasar kuku– Ketebalan– bentuk– tekstur– kondisi jaringan sekitar kuku

Page 22: pengkajian integumen.ppt

TEKNIK PENGKAJIAN KUKU

• Kuku normal biasanya transparan, halus dan cembung dengan kulit ari disekitarnya

• Inspeksi sudut antara kuku dan dasar kuku, normal sudut dasar kuku adalah 160 o

• Palpasi dasar kuku , kemudian kaji CRT , normal kuku dasarnya kokoh , CRT antara 2-3 detik

Page 23: pengkajian integumen.ppt

PENYIMPANGAN DARI NORMAL

• Pertumbuhan kuku terganggu oleh adanya cedera langsung atau penyakit umum

• Kuku berwarna biru menunjukan adanya sianosis, warna putih pucat pada dasar kuku menunjukna terjadinya anemia

• Pada kuku juga dapat menunjukan terjadinya defisiensi nutrisi

Page 24: pengkajian integumen.ppt

PENYIMPANGAN DARI NORMAL

• Perdarahan di bawah kuku menunjukkan telah terjadi trauma, sirosis, penyakit DM, hipertensi dan endokarditis

• Pada penyakit sistemik akan terjadi perubahan bentuk atau lengkung kuku

• CRT lambat menandakan terjadinya ketidak cukupan sirkulasi arteri

• Kuku yang digigit akan tampak pendek dan kasar bergerigi

Page 25: pengkajian integumen.ppt

PENGKAJIAN RAMBUT

• Alat yang dipakai pada pengkajian rambut adalah pencahayaan yang cukup dan sarung tangan disposible bila perlu

• Jelaskan pada klien tentang pentingnya memisah-misahkan rambut untuk mendeteksi masalah yang mungkin timbul

• Tanyakan kepada klien apakah klien menggunakan rambut palsu atau tidak, jika pakai minta klien untuk melepaskannya

Page 26: pengkajian integumen.ppt

PENGKAJIAN RAMBUT

• Tanyakan pada klien apakah klien melihat perubahan pada rambutnya

• Identifikasi jenis shampo, produk perawatan rambut yang lain dan alat pengeriting yang digunakan

• Tanya juga apa klien ini sedang menerima pengobatan kemoterapi atau tidak

Page 27: pengkajian integumen.ppt

TEKNIK PEMERIKSAAN RAMBUT

• Inspeksi penyebaran, ketebalan, tekstur dn lubrikasi dari batang rambut

• Inspeksi lesi-lesi yang terjadi pada kepala dan folikel rambut pada kulit kepala untuk mengkaji ada tidaknya kutu rambut, luka gigitan atau erupsi pustular

Page 28: pengkajian integumen.ppt

TEKNIK PEMERIKSAAN RAMBUT

• rambut biasanya tersebar merata tidak terlalu kering dan berminyak

• Ujung rambut normal berwarna hitam, coklat, merah bervariasi tergantung ras dan jenis kulit

Page 29: pengkajian integumen.ppt

PENYIMPANGAN DARI NORMAL

• Penyebaran pertumbuhan rambut yang tidak merata kemungkinan terjadi gangguan hormonal

• Wanita hirtutisme berambut pada bibir atas(kumis), pipi dan dagu, rambut halus sebelum pubertas lebih kasar

• Ram but rontok biasanya terjadi karena gangguan penyakit pada kulit kepala, gangguan fungsi tubuh ( demam) dan pemberian anestesi umum

Page 30: pengkajian integumen.ppt

PENYIMPANGAN DARI NORMAL

• Rambut terlalu berminyak akibat gangguan hormon androgen

• Rambut atau bulu kering kasar dapat terjadi akibat gangguan nutrisi yang buruk

• Rambut kering dan rapuh akibat sampo atau pemakaian kimiawi yang berlebihan

Page 31: pengkajian integumen.ppt

BENTUK-BENTUK KELAINAN KULITMenurut SIEMENS (1958)

• Setinggi permukaan kulit : macula• Bentuk peralihan :

– tdk terbatas pada permukaan kulit :• Eritema• Telangiektase

– Diatas permukaan kulit :• Urtika• Vesikel• Bula

Page 32: pengkajian integumen.ppt

• Bentuk peralihan , tdk terbatas pada suatu lapisan saja: - Sikatrik ( Hipotrofi / hipertrofi )– Anetoderma erosi– Ekskoriasi– Ulkus

• Yang melekat di permukaan kulit (deposit):– Skuama– Krusta– dll

Page 33: pengkajian integumen.ppt

Bentuk peralihan , tdk terbatas pada suatu lapisan saja– Kista– Pustul– Abses– Papul– Nodus– Tumor– Vegetasi

Page 34: pengkajian integumen.ppt

DEFINISI MACAM-MACAM KELAINAN

• Makula kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna semata-mata melanoderma , leukoderma purpura petekie, ekimose

• Eritema kemerahan pd kulit yg disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler reversible

• Urtika edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan –lahan

Page 35: pengkajian integumen.ppt

• Abses kumpulan nanah dalam jaringan , batas antara ruangan yang berisi nanah dna jaringan disekitar tdk jelas , terbentuk dr infiltrat radang

• Papul Penonjolan di atas permukaan kulit , sirkumkrip, ukuran < ½ cm , berisi zat padat , dgn bentuyk yg bermacam-macam

• Nodus massa padat sirkumkrip , terletak di kutan dan subkutan, dpt menonjol. Bila diameter < Nodulus

Page 36: pengkajian integumen.ppt

• Vesikel gelembung berisi serum, beratap berukuran kurang dari ½ cm garis tengah dan mempunyai dasar. Bila berisi darah (vesikel hemorargik)

• Pustul versikel yg berisi nanah

• Bula Versikel yg berukuran lebih besar

• Kista ruangan berdinding dan berisi cairan , sel maupun sisa sel. , bukan akibat perdangan

Page 37: pengkajian integumen.ppt

• Tumor istilah umum ntk benjolan yg berdasarkan pertumbuhan sel a/ jaringan

• Vegetasi pertumbuhan berupa peninjolan bulat a/ runcing yg menjadi satu . bisa timbul di bawah permukaan kulit ( tukak)

• Sikatrik jaringan tak utuh, relief kulit tdk normal, eprmukaan kulit licin, dan tdk tdpt adneksa kulit atropik / hipertropik

Page 38: pengkajian integumen.ppt

• Anetoderma bila kulit kehilangan elastisitas tanpa perubahan berarti pada bagian kulit yg lain, dpt dilihat pd bagian yg bila ditekan dgn jari seakan-akan berlubang strie gravidarum

• Erosi kelainan yg disebabkan kehilangan jaringan yg tdk melampaui stratum basal c/ kulit digaruk sampai stratum spinosum ( keluar cairan )

• Ekskoriasi Hilangnya jaringan kulit sampai stratum papilla Garukan > dlm hingga tergores sampai ujung papil ( selain serum drh akan keluar)

Page 39: pengkajian integumen.ppt

• Ulkus hilangnya jaringan yg > dlm dr ekskoriasis berdinding, dasar dan isi

• Skuama lap stratum korneum yg terlepas dr kulit , dpt halus a/ kasar , tebal, luas sep lembaran kertas

• Krusta cairan badan yg mengering, dpt bercampur dgn jaringan nekrotik maupun benda asing

Page 40: pengkajian integumen.ppt

• Likenifikasi Penebalan kulit diserta relief kulit yg makin jelas

• Guma Infiltrat sirkumkrip, menahun , destruktif, biasanya melunak

• Eksantema kelianan kulit yg timbul dlm waktu yg singkat , tdk berlangsung lama , umumnya didahului oleh demam

• Fagedenikum proses yg menjurus ke dalam dan meluas ( Ulkus Tropikum)

Page 41: pengkajian integumen.ppt

• Telebrans proses yg menjurus ke dalam• Monomorf Kelainan kulit , hanya stu

macam ruam kulit

• Polimorf Kelainan kulit yg sedang berkembang terdiri atas bermacam-macam efloresensi

• Telangiektase Pelebaran embuluh darah kapiler yg menetap pada kulit

• Roseola eksantema berwarna merah tembaga pada sifilis dan frambusia

Page 42: pengkajian integumen.ppt

ISTILAH, UKURAN, SUSUNAN, PENYEBARAN DAN LOKASI LESI

• Ukuran – Miliar : sebesar kepala jarum pentul– Lentikular : sebesar biji jagung– Numular : sebesar uang logam 1000 rupiah– Plakat : lebih besar dari nummular

Page 43: pengkajian integumen.ppt

• Susunan kelainan /bentuk– Liniar : seperti garis lurus– Sirsinar / anular : sep lingkaran– Arsinar : berbentuk bulan sabit– Polisiklik : bentuk pinggiran yg sambung menyambung– Korimbiformis : susunan sep induk ayam yg dikelilingi anaknya– Bentuk : teratur / tdk teratur

Page 44: pengkajian integumen.ppt

Penyebaran dan lokalisasi

• Sirkumkrip : berbatas tegas• Difus : tdk berbatas tegas• Generalisata : tersebar pd sebagian besar tubuh• Regional : mengenai daerah tertentu badan• Universalis : seluruh / hampir seluruh tubuh• Solitary : hanya satu lesi• Herpetiformis : vesikel berkelompok seperti pd herper zoster• Konfluens : dua atu lebih lesai yg menjadi satu

Page 45: pengkajian integumen.ppt

• Diskret : terpisah satu dgn yg lainnya• Serpiginosa : proses yg menjalar ke satu jurusan diikuti o/

penyembuhan pd bag yg ditinggalkan• Irisformis : eritema berbentuk bulat lonjong dengan vesikel

warna yg > gelap ditengahnya• Simetrik : mengenai kedua belah badan yg sama• Bilateral : mengenai kedua belah badan• Unilateral : mengenai sebelah badan

Page 46: pengkajian integumen.ppt
Page 47: pengkajian integumen.ppt
Page 48: pengkajian integumen.ppt
Page 49: pengkajian integumen.ppt
Page 50: pengkajian integumen.ppt
Page 51: pengkajian integumen.ppt
Page 52: pengkajian integumen.ppt
Page 53: pengkajian integumen.ppt
Page 54: pengkajian integumen.ppt
Page 55: pengkajian integumen.ppt

PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA GANGGUAN SISTEM

INTEGUMEN1. Biopsi kulit ( punch biopsy)

– Tujuan mendapatkan jaringan bagi pemeriksaan mikroskopik yang dilakukan melalui eksisi dengan scalpel atau penusukan dengan alat khusus

– Yang diambil bagian tengah jaringan

Page 56: pengkajian integumen.ppt

• Dilakukan oleh team medis dilakukan pada :– nodul kulit yg asalnya tdk jelas

( maligna ? )

– plak dgn bentuk dan warna tdk lazim

– diagnostik yg tepat pada pembentukan lepuh atau kelainan kulit yg lain

Page 57: pengkajian integumen.ppt

• Caranya :– Pilih lesi yg paling dewasa dan tumbuh

sempurna

– Bila ada bula pilih lesi yg paling awal. Usahakan bula tepat utuh

– Bersihkan daerah biopsy deg alcohol perlahan-lahan dan hati –hati agar skuama, krusta dan vesikel tetap utuh

Page 58: pengkajian integumen.ppt

– Daerah biopsy dianastesi dgn lidokain 0,5 – 2 % dgn 1: 1000 epinefrin ke dlm dermis bag dalam (utk menghambat perdarahan)

– Gunakan scalpel atau alat punch biopsy utk mengambil jaringan

– Renggangkan kulit disekitar lesi dengan arah tegak lurus thd lipatan kulit

Page 59: pengkajian integumen.ppt

– Punch biopsy ditekan kuat-kuat ke bawah lesi dgn gerakan berputar yg memotong ke depan dan ke belakang sampai jaringan sub kutan

– Jika punch diangkat akan tertinggal bekas luka berbentuyk epilsoid

Page 60: pengkajian integumen.ppt

• Jaringan diambil dengan foreps atau jarum , Pangkal jaringan dipotong dgn gunting a/ scalpel tajam sampai ke jaringan lemak

• Specimen diangkat masukan ke dlm formalin 10 %

• Penekanan dilakukan utk mengatasi perdarahan , atau bisa juga dijahit ( jahitan dibuka sesudah 7-14 hari)

Page 61: pengkajian integumen.ppt

2. Shave Biopsi• Biopsi irisan• Mengambil bagian kulit yg meninggi di

atas permukaan jaringan sekitar • Bermanfaat untuk :

– biopsy– pengambilan berbagai pertumbuhan tumor

epidermis yg benigna ( keratosis, nevus) – Penegasan diagnosa histologis lesi maligna

( basal cell carsinoma)

Page 62: pengkajian integumen.ppt

• Caranya ;– bersihkan dan anestesi daerah yg akan

dibiopsi– Bila tepi jaringan sekitar dan bawah lesi

diperlukan , irisan dilakukan segera sesudah injeksi anestesi ketika jaringan jaringan masih menonjol

– Jaringan diambil dgn pemotongan dr lateral dgn scalpel setinggi permukaan kulit

Page 63: pengkajian integumen.ppt

• Bila lesi yg menonjol saja yg diperlukan , pengambilan dilakukan beberapa menit sesudah anestesi sampai pembengkakan menyusut kembali

• Masukan jaringan ke dlm formalin kirim untk pem patologis

• Utk hemostasis tekan daerah irisan, atau dikaustik atau dgn elektrodesikasi

Page 64: pengkajian integumen.ppt

3. Imunoflurosensi ( IF)

• untuk mengidentifikasi lokasi suatu reaksi imun

• mengkombinasikan antigen a/ antibody dgn zat warna fluorokrom

• tes If pd kulit (direk test teknik pemeriksaan untuk mendeteksi autoantibodi thd bagian-bagian kulit

• indirek mendeteksi antibody yg

spesifik dlm serum

Page 65: pengkajian integumen.ppt

4. pengerokan kulit ( biakan jamur)

• Konfirmasi segera terhadap adanya infeksi jamur

• Dilakukan pada semua lesi yg berskuama dari semua bagian tubuh

• Pelaksanaan :– Bersihkan kulit dgn alkohol biarkan kering– Kerok dgn slakpel a/ tepi gelas obyek bagian

lesi yg aktif, kumpulkan jaringan pd pada bagi tengah gelas obyek

Page 66: pengkajian integumen.ppt

Pelaksanaan – Fragmen yg tipis dan kecil dpt diperiksa

langsung, sedangkan yang besar da tebal hrs dipotong dgn scalpel

– Bubuhi dgn cat Swartz- Medrik Stain (SMS) atau 10-20 % KOH , tutup dgn gelas penutup ( dekglas) panaskan dgn hati-hati , jangan sampia mendidih selama 15-20 detik

– Preparat dgn SMS diperiksa segera. Kalau dgn Koh dinginkan dulu 10 menit

Page 67: pengkajian integumen.ppt

Pelaksanaan

– Preparat dgn SMS diperiksa dibawah scaning lens sedangkan preparat KOH diperiksa secara kering dgn pembesaran kuat

– Dgn SMS hifa dan spora berwarna biru dgn latar belakang merah, sedangkan dgn KOH tampak sbg pipa dgn benda oval yg refraktil dgn latar belakang sel dan debris

Page 68: pengkajian integumen.ppt

* Untuk rambut dan kuku

– Periksa kulit kepala dgn lampu wood. – Apabila yg fluoresensi lesi tunggal,

cabut 10-15 helai rambut utk pemeriksaan

– Lesi tdk tunggal periksa skuama dan 10-15 helai rambut scr acak ditempat yg terkena lesi

Page 69: pengkajian integumen.ppt

– Kuku yg berubah bentuk, distrofi, hipertrofi atau berfigmen dikerat-kerat pada sebuah kaca pemeriksaan

– Panaskan diatas obyek glass atau dlm tabung reaksi dgn KOH 10-40 % dan biarkan mendingin dlm 15-30 menit

– Jaringan dpt dicat dgn SMs a/ lagsung diperiksa

Page 70: pengkajian integumen.ppt

5. pemeriksaan apus tzanck

• dgn pemeriksaan memungkinkan lesi majemuk dpt diperiksa secara berulang dan memungkinakn konfirmasi diagnosa beberapa proses penyakit dgn segera

Page 71: pengkajian integumen.ppt

Cara pemeriksaan

• Pilih lesi awal yg tdk menunjukan tanda-tanda adanya trauma a/ infeksi

• Pisahkan a/ angkatlah atap gelembung dgn scalpel atau guting yg tajam. Seraplah cairan yg melimpah dgn kain kasa

• Scr hati-hati ambil isi gelembung dan keroklah dasar vesikula dgn scalpel a/ kuret jangan terjadi perdarahan

• Buat usapan tipis pd gelas obyek yg bersih

Page 72: pengkajian integumen.ppt

• Keringkan di udara jaringan difiksasi dgn memasukannya ke dlm etanol sebanyak 4-5 kali a/ direndam dalam larutan tsb selama 1-2 menit

• Dicat dgn cat Wright, giemsa ( 1 tts / 1 mm air) selama 30 menit . atau giemsa yg tdk siencerkan selama 5 menit.

• Periksa dgn mikroskop mula-mula yg lemah dulu

• Untuk yg > kuat dgn menggunakan minyak imersi

Page 73: pengkajian integumen.ppt

Gambaran mikroskopik

• Herpes simplex, herpes zoster , varicella sel raksasa dgn bentuk aneh , mononuclear / multinuclear

• Isi moluskum massa majemuk, besar, oval smapai bundar , berbatas halus

• Erupsi bullosa sel inflamasi saja

Page 74: pengkajian integumen.ppt

6. pemeriksaa cahaya Wood

• tes ini tergantung pd lampu khusus utk memproduksi cahaya ultraviolet gelombang panjang sinar berpendar berwarna ungu-gelap yg khas

• warna lebih ejals pd tempat yg gelap• utk membedakan lesi epidermis dgn lesi

dermis dan lesi hipopigmentasi serta hiperpigmentasi dgn kulit normal

• cahaya tdk berbahaya bagi pasen jelaskan kpd pasen

Page 75: pengkajian integumen.ppt

• tujuan :– menemukan dan mengontrol jamur pd

kulit kepala– menemukan infeksi jamur lain– menemukan infeksi bakteri

Page 76: pengkajian integumen.ppt

7. Pemeriksaan foto klinis

Foto klinis dibuat untuk memperlihatkan sifat serta luasnya kelainan kulit dan digunakan utk menentukan progresifitas a/ perbaikan setelah dilakukan terapi

Page 77: pengkajian integumen.ppt