Upload
phamkhanh
View
245
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK
SISTEM PERIODIK UNSUR
KELAS X DI MA USWATUN HASANAH MANGKANG
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Kimia
Oleh:
FITRI RAHMAWATI NIM: 3104228
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal Tanda Tangan
Atik Rahmawati, S.Pd. M.Si Pembimbing I Syamsul Ma’arif, M.Ag Pembimbing II
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda Tangan
H. Mursid, M.Ag Ketua Atik Rahmawati, S.Pd. M.Si Sekretaris Drs. Sugeng Ristiyanto, M.Ag Anggota Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd. M.Kom Anggota
iv
ABSTRAK Fitri Rahmawati (NIM. 3104228). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang. Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan Tadris Kimia IAIN Walisongo Semarang, 2009.
Penelitian ini bertujuan; 1) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di MA Uswatun Hasanah mangkang, 2) Untuk mengetahui hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang, 3) Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan teknik analisis regresi. Sedangkan teknik analisis regresi yang digunakan adalah teknik analisis regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variabel (ubahan) kriterium dan prediktor. Kategori variabel pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X) pada kelas X MA Uswatun Hasanah berada dalam kategori “Cukup” yang terletak pada pada interval 72.67 – 78.83. Kategori variabel hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur (Y) kelas X MA Uswatun Hasanah berada dalam kategori “Cukup” yang terletak pada interval 68.98 – 73.12. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki korelasi positif dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah, yaitu sebesar 0.545. Hubungan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur adalah 0.545 dalam kategori “sedang”, terletak pada interval 0.40 – 0.599. Sementara itu berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dapat diketahui bahwa persamaan regresi
307.43366,0 += XY . Ada pengaruh signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur. Hal ini ditunjukkan dari nilai Freg sebesar 16.06. Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung = 16.06, sedangkan pada Ftabel untuk taraf signifikansi 5% dan 1% sebesar 4.17 dan 7.35. Karena Fhitung > Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan. Berdasarkan perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi: “tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” ditolak. Dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi: “Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” diterima. Sedangkan pengaruh positif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur yaitu sebesar 0.545. kemudian dikonsultasikan pada r tabel taraf signifikansi 5% dan 1% sebesar 0,312 dan 0.403. Karena rxy > rt (baik taraf 5% maupun 1%), maka hasilnya signifikan.
v
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 10 Januari 2009
Deklarator
FITRI RAHMAWATI NIM 3104228
vi
MOTTO
(#θçΡ uρ$ yès? uρ ’n? tã Îh É9 ø9$# 3“ uθø) −G9$# uρ ( Ÿωuρ (#θçΡ uρ$ yès? ’n?tã ÉΟ øOM} $# Èβ≡uρ ô‰ãèø9$#uρ 4 (#θà) ¨? $#uρ
©! $# ( ¨β Î) ©! $# ߉ƒÏ‰x© É>$s) Ïèø9$#
"….dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.". (al-Maidah: 2)1
1Departemen Agama RI, “Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah”, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002), hlm. 12
vii
PERSEMBAHAN
Dengan tulus ikhlas, karya yang sangat sederhana ini saya
persembahkan kepada:
Bapak H. Zamahsari dan Ibu Hj. Siti Cholifatun, walaupun karya
ini tidak sebanding dengan kasih sayang yang mereka berikan untuk
penulis tak sebanding juga dengan tetes air mata yang mengiringi
setiap doa dan setiap titik-titik keringat dalam pengorbanan dan
usaha demi penulis.
Adik-adik tercinta (M. Nur Khoiruddin dan M.Khoirul Hud), terima
kasih atas motivasi, bantuan doanya dan masukan-masukan yang
membuat penulis semakin dewasa.
Serta Teman-teman Seperjuangan.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Rabb
al-Izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua
hamba-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang
senantiasa mengikutinya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Perjalanan melelahkan ini, akan
berarti dengan ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses ini. Akan lebih berarti dengan ucapan terima
kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :
1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Prof. DR. Ibnu Hadjar,
M.Ed.
2. Dosen pembimbing, Atik Rahmawati, M.Si dan Syamsul Ma’arif, M.Ag, yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi.
3. Kepala MA Uswatun Hasanah Mangkang Dra. Hj. Muslikhah beserta staf
karyawan, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan
penelitian di MA Uswatun Hasanah Mangkang.
4. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan
kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.
5. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai
perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah
memberikan layanan yang baik bagi penulis.
6. Bapak H. Zamahsari dan Ibu Hj. Siti Cholifatun, adik-adik tercinta serta
saudara-saudara penulis yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan baik
moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam
menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.
ix
7. Teman-teman KAMMI ’04 (Ririn, Dwi, Titi, Siti, Ika, Nurul, Eva, Latifah,
Yahya, Muhktar, Ulin, dan Hadi) Semoga ikatan ukhuwah akan selalu terjaga.
Amin.
8. Teman-teman di PESMA Al-Izzah, Al-Qudwah, Isbillah, Al-Kaustar,
Darussalam, dan Al-Firdaus. “perjalanan kita masih panjang, tetap
semangat…”
9. Teman-teman Kimia 2004 “semoga kebersamaan akan selalu menjadi
kenangan yang terindah”
10. Teman-teman TIM KKN (Mami Mariyana, Budhe Nisa’, Tante Nurul)
semoga ikatan persaudaraan akan tetap terjaga, dan teman-teman TIM PPL
SMA 8 Semarang (Azis, Jauhar, Toyibah, Anie, Muka, Neli, Indri, Tutik,
Rina, dan Salamah).
11. Teman-teman seperjuangan di KAMMI & QOLBUN SALIM IAIN
Walisongo yang selama ini banyak memperkaya kehidupan ini.
12. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh
studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Kepada semua, penulis mengucapakan tarima kasih disertai do’a, semoga
budi baik diterima Allah SWT dan mendapatkan balasan berlipat ganda di
Yaumul Qiamat nanti, Amin. Serta proses yang selama ini penulis alami semoga
bermanfaat di kemudian hari sebagai bekal mengarungi kehidupan di alam nyata.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan baik dari
segi substansi (isi) maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis mengaharap
kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, 10 Januari 2009
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
PERNYATAAN ................................................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Penegasan Istilah..................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................................ 8
2. Dasar Teori Pembelajran Kooperatif ................................................ 10
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif .......................................... 12
4. Tipe Jigsaw ....................................................................................... 13
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar.................................................................... 16
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................ 18
3. Penilaian Hasil Belajar...................................................................... 27
xi
C. Sistem Periodik Unsur
1. Sistem Periodik Modern.................................................................... 28
2. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik ................ 30
3. Sifat-sifat Periodik Unsur.................................................................. 31
D. Pengaruh Pembelajran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar
Kimia....................................................................................................... 35
E. Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................................. 36
F. Pengajuan Hipotesis ................................................................................ 37
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 38
B. Variabel Penelitian .................................................................................. 38
C. Metode Penelitian ................................................................................... 39
D. Populasi dan Sampel .............................................................................. 39
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 40
F. Teknik Analisis Data............................................................................... 41
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw...................... 47
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Kimia.................................................. 51
B. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Pendahuluan ........................................................................ 55
2. Analisis Uji Hipótesis ....................................................................... 56
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 64
D. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 67
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 69
B. Saran-saran.............................................................................................. 70
C. Penutup.................................................................................................... 70
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Lajur Horizontal................................................................ 29
2. Tabel 2.2 Golongan Unsur Utama .................................................... 29
3. Tabel 2.3 Golongan Unsur Transisi ................................................. 30
4. Tabel 2.4 Hubungan Konfigurasi Elektron Dengan Sistem Periodik 31
5. Tabel 3.1 Analisis Variansi Garis Regresi i Prediktor ..................... 44
6. Tabel 4.1Nilai Instrumen Kuesioner Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Kelas X MA Uswatun Hasanah ............................................ 47
7. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw......... ....................................................................................... 49
8. Tabel 4.3 Kualifikasi dan Interval Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw................................................................................................ 50
9. Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem
Periodik Unsur Kelas X MA Uswatun Hasanah ............................... 51
10. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kimia Materi Pokok
Sistem Periodik Unsur ...................................................................... 54
11. Tabel 4.6 Kualifikasi dan Interval Hasil Belajar Kimia Materi Pokok
Sistem Periodik Unsur ..................................................................... 54
12. Tabel 4.7 Tabel Kerja Koefisien Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
dan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur........ 55
13. Tabel 4.8 Interpretasi Koefisien Korelasi ........................................ 59
14. Tabel 4.9 Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi .......................... 63
15. Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Freg dan rxy ..................................... 63
xiii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Desain Pembelajaran ................................................................ 14
2. Gambar 4.1 Histogram Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw..................... 51
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar nama responden
Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen penelitian
Lampiran 3. Uji normalitas dan homogenitas
Lampiran 4. Analisis SPSS
Lampiran 5. Surat keterangan penelitian
Lampiran 6. Penunjukan pembimbing
Lampiran 7. Surat ijin riset penelitian
Lampiran 8. Struktur kependidikan Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah
Lampiran 9. SILABUS penelitian
Lampiran 10. RPP penelitian
Lampiran 11.Transkip Ko Kurikuler dan piagam PASSKA
Lampiran 12. Daftar riwayat hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya untuk mengembangkan
seluruh potensi peserta didik seoptimal mungkin melalui pengembangan
bakat, minat dan rekayasa kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif
bagi tumbuh kembangnya seluruh potensi yang dimiliki peserta didik.
Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung
pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik di rumah atau di sekolah.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, salah satunya adalah
proses pembelajaran.
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang
didambakan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Agar proses
pembelajaran berhasil, guru harus membimbing peserta didik sedemikian rupa
sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuan sesuai dengan struktur
pengetahuan bidang yang dipelajari.
Banyak pihak mensinnyalir bahwa rendahnya mutu pendidikan saat ini
berkaitan erat dengan rendahnya motivasi peserta didik dalam belajar.
Bertambah baiknya keadaan ekonomi dan keadaan masyarakat selama 20
tahun terakhir ini semestinya dapat meningkatkan kecerdasan anak-anak yang
lahir pada masa sekarang. Hanya saja, kondisi kehidupan yang lebih baik
dengan berbagai sarana dan fasilitas cenderung menjadikan anak Indonesia
kurang termotivasi untuk belajar, yang akhirnya membawa dampak negatif
pada prestasi belajarnya.
Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian perlu
dilakukan upaya yang antara lain berupa pengembangan pembelajaran. Dalam
pengembangan pembelajaran yang perlu dilakukan saat ini adalah
pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Untuk itu perlu diupayakan satu
model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan keaktifan peserta
2
didik, serta memberikan iklim kondusif dalam pembelajaran untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik.
Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, oleh karenanya
kimia mempunyai karakteristik sama dengan sains. Karakteristik tersebut
meliputi objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaanya. Pada dasarnya
ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan atau induktif,
namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan
dikembangakan berdasarkan teori deduktif. Kimia juga ilmu yang memberi
jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam dan
energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari
segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat,
perubahan dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan
penalaran. Secara tidak langsung peserta didik diharapkan mampu memahami
konsep-konsep serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sistem periodik unsur adalah salah satu materi dalam pelajaran kimia,
dimana didalamnya menjelaskan beberapa sifat-sifat yang dapat
mempengaruhi unsur-unsur kimia, diantaranya jari-jari atom,
keelektronegatifan, afinitas elektron, energi ionisasi, titik didik dan titik cair.
Untuk memahami materi tersebut diharapkan guru dapat memilih model-
model pembelajaran atau strategi pembelajaran untuk membantu peserta didik
dalam memahami materi sistem periodik unsur.
Pembelajaran kimia pada materi sistem periodik unsur yang dilakukan
selama ini, kebanyakan guru yang masih menggunakan pembelajaran yang
berasal dari satu orang saja, seperti metode ceramah, sehingga membuat
peserta didik merasa bosan. Oleh karenanya, perlu ada perubahan paradigma
dalam menelaah proses belajar mengajar dan interaksi antara peserta didik dan
guru serta mempertimbangkan kreativitas peserta didik. Keberadaan peserta
didik perlu dipertimbangkan karena mereka bukanlah botol kosong yang bisa
diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru.
Selain itu, alur proses belajar mengajar tidak harus berasal dari guru menuju
peserta didik. Peserta didik bisa juga saling mengajar dengan sesama peserta
3
didik lainnya (peer teaching). Ini merupakan sistem pengajaran yang
memberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik
dalam tugas-tugas yang terstruktur atau bisa disebut cooperative learning.1
Ironisnya, model pembelajaran kooperatif ini belum banyak diterapkan
dalam kegiatan belajar mengajar, karena banyak guru yang enggan
menerapkan sistem kerjasama di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan
yang paling utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas
dan peserta didik tidak fokus terhadap pelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung.
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang digunakan guru didalam kelas untuk membantu belajar
setiap mata pelajaran, khususnya kimia. Dalam pembelajaran kooperatif
peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu
belajar satu sama lainnya. Kelompok-kelompok tersebut beranggotakan
peserta didik dengan hasil belajar tinggi, rata-rata, dan rendah, laki-laki dan
perempuan, peserta didik dengan latar belakang suku berbeda yang ada
dikelas. Kelompok beranggotakan heterogen ini tinggal bersama selama
beberapa pertemuan, sampai mereka dapat belajar bekerja sama dengan baik
sebagai sebuah tim.2
Jigsaw merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif,
dimana dalam model pembelajaran jigsaw ini para anggota dari tim-tim yang
berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk berdiskusi (tim ahli) saling
membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan mereka.
Kemudian peserta didik itu kembali pada tim/kelompoknya masing-masing
(tim asal) untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa
yang telah mereka pelajari sebelumnya (pada pertemuan tim ahli). Dengan
model pembelajaran jigsaw ini diharapkan dapat membantu peserta didik
1 Anita Lie, Cooperative Learning, Mempraktikkam Cooperative Learning di Ruang-ruang
Kelas, (Jakarta: Gramedia, 2005), hlm. 12 2 Muhamad Nur, Pembelajaran Kooperatif, (DEPDIKNAS, Jenderal Pendidikan dasar &
Menengah, LPMP Jawa Timur: 2005), hlm. 2
4
dalam memahami setiap pelajaran yang diberikan oleh guru, khususnya dalam
pelajaran kimia pada materi sistem periodik unsur.
Salah satu keunggulan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini adalah
dapat meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak
hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya
yang lain, serta meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk mempelajari
materi yang ditugaskan.
Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
menciptakan sebuah revolusi pembelajaran di dalam kelas, sehingga tidak ada
lagi sebuah kelas yang sunyi, serta dapat meningkatkan kreativitas peserta
didik selama proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
ini dengan judul “PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK
SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X DI MA USWATUN HASANAH
MANGKANG ”
B. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami judul penelitian
ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian
ini, sehingga diperoleh pemahaman yang jelas dan tegas, diantaranya :
1. Pengaruh
Adalah daya yang ada atau timbul dari seseorang atau benda, yang
itu membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.3 Adapun
yang dimaksud dengan pengaruh disini adalah pengaruh pelaksanaan
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar.
3 Depdikbud, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 549
5
2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana keberhasilan
individu diorientasikan dalam keberhasilan kelompok bidang studi yang
melibatkan beberapa keterampilan dan penyelesaian masalah yang
dikerjakan secara kerjasama kelompok.
3. Jigsaw
Jigsaw adalah salah satu model dalam pembelajaran kooperatif
yang menekankan pada kerja kelompok, dimana dalam setiap kelompok
terdapat tim asal dan tim ahli yang masing-masing beranggotakan 4-6
peserta didik dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif
dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu
dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada
anggota kelompok yang lain.4
4. Hasil Belajar Kimia
Hasil berarti sesuatu yang diadakan oleh usaha.5 Sedangkan belajar
berarti tahapan perubahan tingkah laku peserta didik yang positif sebagai
hasil interaksi edukatif dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.6 Kimia secara singkat dikatakan bahwa kimia merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang susunan, struktur sifat, perubahan
materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut.7 Hasil belajar
kimia yang dimaksud disini adalah hasil belajar kimia dari peserta didik
kelas X di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah Mangka
5. Materi Pokok Sistem Periodik Unsur
Materi pokok sistem periodik unsur merupakan salah satu materi
pokok yang tercantum dalam mata pelajaran kimia berdasarkan kurikulum
KTSP (Kuriklulum Tingkat Satuan Pendidikan).
4Eko, “Inovasi Pembelajaran MIPA di Sekolah dan Alternatif Implementasinya“,
http://eko13.wordpress.com/2008/05/31/inovasi-pembelajaran-mipa-di-sekolah-dan-alternatif-implementasinya-cooperative-learning-pembelajaran-kooperatif//.
5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai Pustaka, 1993), hlm. 275 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 114 7 Michael Purba, Kimia Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 3
6
Berdasarkan penegasan istilah di atas maka, secara keseluruhan maksud
dari judul skripsi ini adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun
Hasanah Mangkang.
C. Pembatasan Masalah
Dunia pendidikan tidak terlepas dari peran seorang guru dalam proses
belajar mengajar didalam kelas, selain guru metode pembelajaran tidak kalah
penting demi tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru
harus mempunyai kreativitas untuk mengembangkan metode pembelajaran,
karena jika metode yang digunakan tidak sesuai akan berdampak pada hasil
belajar peserta didik.
Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis membatasi permasalahn
pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar.
Pembelajaran dibatasi pada strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
mata pelajaran kimia materi pokok sistem periodik unsur. Demikian juga hasil
belajar yang akan diteliti dibatasi pada hasil belajar dalam aspek kognitif mata
pelajaran kimia materi pokok sistem periodik unsur. Sedangkan peserta didik
yang diteliti adalah peserta didik kelas X semester ganjil MA Uswatun
Hasanah Mangkang
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di
MA Uswatun Hasanah Mangkang?
2. Bagaimanakah hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA
Uswatun Hasanah Mangkang?
3. Apakah ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun
Hasanah Mangkang?
7
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian
ini bertujuan :
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas
X di MA Uswatun Hasanah Mangkang.
b. Untuk mengetahui hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA
Uswatun Hasanah Mangkang.
c. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA
Uswatun Hasanah Mangkang
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :
a) Bagi Peserta Didik
1). Menumbuhkan kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi
antar peserta didik.
2). Mampu memberikan sikap positif terhadap mata pelajaran kimia.
b) Bagi Guru
1). Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi
pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.
2). Sebagai informasi bagi guru, khususnya guru kimia SMA/MA
mengenai pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
c) Untuk Lembaga
1). Diharapkan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning adalah sebuah
group kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan
masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a task), atau
untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal). Ada
beberapa tehnik pembelajaran kooperatif yang berbeda, tetapi,
kesemuanya memiliki ciri-ciri dasar yang sama. Salah satu ciri dasar yang
dimaksud adalah bahwa peserta didik melakukan pekerjaan dalam
groupnya, mereka melakukan dengan saling bekerja sama (they work
cooperatively)1.
Menurut Roger T. Johnson dan David W. Johnson sebagaimana
dikutip oleh Eko, bahwa:
“Cooperative learning is a relationship in a group of students that requires positive interdependence ( a sense of sink or swim together), individual accountability (each of us has to contribute and learn), interpersonal skill (communication, leadership, decision making, and conflict resolution, face to face promotive interaction and processing (reflection on how well the team is functioning and how to function even better).”2 Pemahaman dari definisi di atas bahwa dalam pembelajaran
kooperatif tercipta kerjasama yang baik antar anggota tim, ada
ketergantungan saling memerlukan yang positif (menanamkan rasa
kebersamaan), tanggung jawab masing-masing anggota (setiap anggota
memiliki sumbangan dan belajar), keterampilan hubungan antar person
(komunikasi, kepemimpinan, membuat keputusan, dan penyelesaian
1Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga
Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007), hlm. 35 2Eko, Inovasi Pembelajaran MIPA di Sekolah dan Alternatif Implementasinya,
http://eko13.wordpress.com/2008/05/31/inovasi-pembelajaran-mipa-di-sekolah-dan-alternatif-implementasinya-cooperative-learning-pembelajaran-kooperatif//.
9
konflik), proses interaksi tatap muka (refleksi bagaimana tim berfungsi
(bekerja) dengan baik dan bagaimana untuk memfungsikannya dengan
fungsi yang lebih baik)
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi dari model
pembelajaran kelompok, dimana didalamnya terdapat serangkaian
kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan belajar yang telah dirumuskan.
Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu: (1) Adanya
peserta dalam kelompok, (2) Adanya aturan kelompok, (3) Adanya upaya
belajar setiap anggota kelompok, dan (4) Adanya tujuan yang harus
dicapai.3
Maksud dari keempat unsur di atas adalah bahwa untuk mencapai
tujuan dalam kelompoknya peserta didik harus mempunyai upaya belajar
dengan meningkatkan kemampuan yang dimiliki baik kemampuan dalam
aspek pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. Sehingga aktivitas
pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok antar peserta didik dapat
saling membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalaman, maupun
gagasan-gagasan. Untuk mencapai itu semua setiap kelompok harus
mempunyai aturan kelompok yang menjadi kesepakatan bersama misalnya
saja pemberian tugas setiap kelompok.
Dalam pembelajaran kooperatif, unsur yang paling penting yaitu
adanya peserta yang melakukan proses pembelajaran, pengelompokan
peserta didik bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan,
diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang
kemampuan, minat dan bakat peserta didik, serta campuran baik campuran
ditinjau dari minat maupun campuran yang ditinjau dari kemampuan.
Selain keempat unsur di atas, Depdiknas menambahkan 3 unsur
terpenting dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya4 :
3Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2007), cet.3. hlm. 241 4Doantara Yasa, “Metode Pembelajaran Kooperatif”,
http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/
10
1. Meningkatkan hasil akademik, maksudnya meningkatkan kinerja
peserta didik dalam tugas-tugasnya
2. Memberikan peluang agar peserta didik dapat menerima teman-
temannya yang mempunyai latar belajar yang berbeda
3. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, yaitu dengan
menghargai pendapat orang lain, menjelaskan ide atau pendapat,
bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.
Pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah kondisi pembelajaran
yang bersifat gotong royong, saling menolong dan bekerja sama. Hal ini
bukanlah hal baru dalam Islam, karena Islam mengajarkan untuk tolong
menolong dalam kebaikan. Dalam surat al-Maidah ayat 2:
(#θ çΡuρ$yès?uρ ’n? tã ÎhÉ9 ø9$# 3“ uθø)−G9 $# uρ ( Ÿωuρ (#θ çΡuρ$ yès? ’n?tã ÉΟøO M}$# Èβ≡uρô‰ãèø9 $# uρ 4 (#θ à)?$# uρ ©! $# ( ¨β Î) ©!$#
߉ƒ ωx© É>$ s)Ïèø9 $# ∩⊄∪
"….dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.". (al-Maidah : 2)5
Ayat ini menjadi prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dan saling
membantu kepada siapapun, selama tujuannya adalah kebajikan.6
2. Dasar Teori Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerjasama kelompok
serta interaksi anggota dalam kelompok. Adapun teori yang mendasari
pembelajaran kooperatif ini adalah teori motivasi dan teori kognitif.7
5Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
hlm. 12 6M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Volume 3, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 12 7Robert E. Slavin, Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media,
2008), hlm, 4
11
a) Teori Motivasi
Teori ini beranggapan bahwa motivasi peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif terletak pada penghargaan atau struktur
pencapaian, dimana peserta didik bekerja mengidentifikasi tiga unsur
yaitu, kooperatif, kompetitif, dan individualistik.8
Struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi dimana
satu-satunya cara anggota kelompok dapat meraih tujuan pribadi
mereka jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu, untuk
meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membantu
teman satu timnya untuk melakukan apapun guna membuat kelompok
mereka berhasil, dan mungkin yang lebih penting, mendorong anggota
satu kelompoknya untuk melakukan usaha yang maksimal.
b) Teori Kognitif
Teori ini menekankan pada pengaruh dari kerja sama itu sendiri
yang terkait dengan pencapaian suatu tujuan kelompok. Teori-teori
kognitif ini dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu teori
pembangunan dan teori elaborasi kognitif.9
1) Teori Pembangunan
Asumsi dasar dari teori pembangunan ini adalah interaksi
antar peserta didik berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai untuk
meningkatkan penguasaan mereka. Vygotsky mendefinisikan
wilayah pembangunan aktual seperti yang telah ditentukan oleh
penyelesaian masalah secara independen dan level pembangunan
potensial seperti yang ditentukan melalui penyelesaian masalah
dengan bantuan dari orang dewasa atau dalam kolaborasi dengan
teman yang lebih mampu.
2) Teori Elaborasi Kognitif
8Ibid. 9Ibid, hlm. 36-39
12
Elaborasi adalah suatu proses dimana informasi yang baru
diterima dikaitkan sedemikian rupa dengan pengetahuan atau
informasi lama yang telah tersimpan didalam long-term memori.10
Pandangan teori elaborasi kognitif ini amat berbeda dengan
pandangan teori pembangunan. Penelitian dalam psikologi kognitif
telah menemukan bahwa apabila informasi yang sudah ada didalam
memori dan berhubungan dengan informasi yang sudah ada
didalam memori peserta didik harus terlibat dalam semacam
pengaturan kembali kognitif atas elaborasi dari materi. Sebagai
contoh menulis rangkuman atau ringkasan dari pelajaran yang
disampaikan.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Untuk dapat melakukan pembelajaran kooperatif ini, terdapat
beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan diantaranya : 11
1) Prinsip Ketergantungan Positif (Possitive Interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian
tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota
kelompokknya. Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap
kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan
kelompoknya. Hakikat ketergantungan positif ini artinya tugas
kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang
tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja
sama yang baik dari masing-masing anggota kelompoknya.
2) Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama.
Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggota,
maka setiap anggota kelompoknya harus memiliki tanggung jawab
sesuai dengan tugasnya.
10Abdul Mu’thi, “Proses Belajar: Pendekatan kognitif”, dalam Chabib Thoha dan Abdul
Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 101
11Wina Sanjaya, Op.cit, hlm. 246-247
13
3) Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction)
Pada pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan secara
luas bagi setiap anggota kelompok untuk bertatap muka, saling
memberikan informasi, dan saling membelajarkan. Interaksi tatap
muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap
anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan,
memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi
kekurangan masing-masing anggota.
4) Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)
Pembelajaran kooperatif melatih peserta didik untuk mampu
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Untuk itu peserta didik perlu
dibekali dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya,
cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat
orang lain secara santun, tidak memojokkan, cara menyampaikan
gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan tidak berguna.
4. Strategi Pembelajaran Jigsaw
Ada banyak macam metode pembelajaran kooperatif, salah satunya
adalah model pembelajaran jigsaw. Model pembelajaran ini pertama kali
dikembangkan oleh Aronson, dkk di Universitas Texas. Pembelajaran
jigsaw ini terdiri dari tim-tim belajar yang heterogen yang beranggotakan
4-6 orang pesera didik yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian
materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada orang lain.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta
didik terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi mereka
juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada
anggota kelompok lain. Dengan demikian, peserta didik saling tergantung
dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk
mempelajari materi yang ditugaskan.
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama
bertemu untuk berdiskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain
14
tentang topik pembelajaran yang ditugaskan mereka. Setelah itu peserta
didik itu kembali pada tim/kelompoknya masing-masing (tim asal) untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah
mereka pelajari sebelumnya (pada pertemuan tim ahli).12 Desain
pembelajaran jigsaw dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
Gambar 2.1. Desain Pembelajaran Jigsaw
Untuk mata pelajaran matematika/IPA, pada umumnya peserta didik
belum mampu mempelajari materi secara mandiri. Oleh karena itu,
sebaiknya materi tetap dipresentasikan oleh guru, sedangkan yang
dikerjakan peserta didik dalam kegiatan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw ini adalah soal-soal (4 atau 5 soal yang variatif) saja.13
Dalam pembelajaran IPA khususnya kimia pada materi pokok sistem
periodik unsur, ada beberapa tahapan persiapan guru dalam pelaksanan
pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw, diantaranya:
1. Memilih materi
Persiapan guru yang paling utama adalah menentukan materi
pembelajaran. Karena tidak semua materi pelajaran bisa diterapkan
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw.
Materi yang cocok misalnya materi sistem periodik unsur.
12Ibid, hlm. 237 13Amin Suyitno, Makalah Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di
Sekolah, (Semarang: UNNES, 2006) hlm. 6
A A A A A
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
B B B B B
C C C C C
D D D D D
E E E E E
15
2. Membuat Lembar Ahli
Lembar ahli ini berisi 6 topik yang menjadi inti diskusi kelompok ahli
dengan materi sistem periodik unsur, setiap kelompok ahli akan
mendapatkan topik yang berbeda yakni jari-jari atom, jari-jari ion,
energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, serta titik didih
dan titik leleh.
3. Membuat Kuis
Kuis ini berupa tes (baik tes uraian maupun tes pilihan ganda) yang
digunakan sebagai bahan evaluasi.
4. Membagi Peserta Didik ke dalam Tim/Kelompok Asal
Peserta didik dibagi dalam kelompok asal secara heterogen yang terdiri
dari 5-6 anggota. Setiap anggota asal akan mempelajari topik yang
berbeda.
5. Membagi Peserta Didik ke dalam Kelompok Ahli
Kelompok ahli terdiri dari beberapa anggota kelompok asal yang
mempelajari topik yang sama.
Selama proses pembelajaran kimia dengan menggunakan jigsaw,
langkah-langkah yang dilakukan, diantaranya:
1. Penjelasan Materi
Penjelasan materi ini diartikan sebagai proses penyampaian materi
pokok sebelum peserta didik belajar dalam kelompok. Tujuan utama
dalam langkah ini adalah pemahaman peserta didik terhadap materi
pokok sistem periodik unsur. Pada tahap ini huru memberikan
gambaran umum tentang materi sistem periodik unsur yang harus
dikuasai yang selanjutnya peserta didik akan memperdalam materi
dalam pembelajaran kelompok (tim). Metode yang digunakan dalam
tahap ini menggunakan metode ceramah, curah pendapat, tanya jawab,
bahkan kalau perlu guru dapat menggunakan demonstrasi. Disamping
itu, guru juga dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar
proses penyampaian dapatr lebih menarik peserta didik.
2. Diskusi Kelompok Ahli
16
Peserta didik yang mempelajari topik yang sama bertemu untuk
berdiskusi dalam kelompok ahli. Terdapat 6 kelompok ahli dalam
materi sistem periodik unsur yaitu, kelompok ahli jari-jari ion,
kelompok ahli jari-jari atom, kelompok ahli energi ionisasi, kelompok
ahli afinitas elektron, kelompok ahli keelektronegatifan, serta
kelompok ahli titik tidih dan titik leleh.
3. Laporan Tim
Setelah selesai diskusi, kelompok ahli kembali ke dalam kelompok
asal untuk mengajarkan topik-topik yang mereka dapatkan di
kelompok ahli. Selanjutnya guru serta peserta didik menyamakan
persepsi tentang apa yang telah didiskusikan dalam kelompok asal
maupun kelompok ahli.
4. Tes
Sebagai evaluasi peserta didik mengerjakan kuis-kuis individual yang
mencangkup semua topik.
Kunci dari tipe jigsaw ini adalah interdepence setiap peserta didik
terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan.
Artinya setiap peserta didik harus memiliki tanggung jawab dan kerja
sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi
dan memecahkan masalah yang diberikan. Dengan demikian pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ini peserta didik dapat memahami materi sistem
periodik unsur.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.14 Menurut Benjamin S. Bloom ada 3 ranah (domain)
hasil belajar yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan menurut
A.J Romiszowski hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatau
14Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar (Jakarta: Rineka cipta,
1999), hlm. 37
17
sistem pemrosesan masukan (inputs), masukan dari sistem tersebut berupa
bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau
kinerja (performance).15
Clifford t. Morgan memberikan definisi bahwa “Learning is any
relatively permanent change in behavior or that is a result of past
experience.16 Artinya belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
tetap yang merupakan hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Geoch
dalam Sardiman AM, menjelaskan bahwa learning is a change in
performance as a result of practice.17 Dari definisi tentang belajar
tersebut, belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.
Adapun pengetian belajar (learn) dapat diartikan sebagai proses
transfer yang ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan, tingkah
laku, dan kemampuan seseorang yang relatif tetap sebagai hasil dar
latihan dan pengalaman yang terjadi melalui aktivitas mental yang bersifat
aktif, konstruktif, kumulatif, dan berorientasi pada tujuan.18
Dari pengertian belajar tersebut, dapat diambil tiga pemahaman
umum. Pertama, belajar ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan,
sikap, tingkah laku, dan keterampilan yang relatif tetap dalam diri
seseorang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.19 Dengan demikian yang
dimaksud dengan belajar adalah jika seseorang mampu menerapkan apa
yang dipahami dalam bentuk konkret sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
15Ibid, hlm.38 16Clifford. T Morgan, Introduction to Psichology, (University of Texas, Austin, 1971), hlm.
63 17Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1990),
cet. 3, hlm.22 18Abdul Mu’thi, “Proses Belajar: Pendekatan kognitif”, dalam Chabib Thoha dan Abdul
Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 94
19Ibid.
18
Kedua, belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman yang bersifat
kumulatif. Artinya, hasil belajar tidak diperoleh secara tiba-tiba, akan
tetapi berlangsung melalui proses tahap demi tahap.20 Hal ini berhubungan
dengan kemampuan seseorang, jika peserta didik bisa memahami dan
mengusai sebuah tahapan proses belajar, maka peserta didik bisa
melanjutkan ke proses tahapan selanjutnya. Akan tetapi jika peserta didik
belum bisa menguasai suatu tahapan belajar, maka peserta didik akan
kesulitan untuk melanjutkan ke proses belajar selanjutnya.
Ketiga, belajar merupakan proses aktif-konstruktif yang terjadi
melalui mental proses. Yang dimaksud mental proses adalah serangkaian
proses kognitif seperti persepsi (perception), perhatian (attention),
mengingat (memory), berfikir (thinking, reasoning), dan memecahkan
masalah (problem solving).21 Dengan kesadaran tersebut peserta didik
akan secara aktif memberikan perhatian, mengingat, berfikir, manafsirkan,
mengelompokkan, mengaitkan, mengkonfrontasikan informasi yang
diterima berdasarkan apa yang dicapai dan apa yang diaketahui
(pengetahuan lama yang telah didapatkan).
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan suatu pembelajaran bagi seorang peserta didik tidak
terlepas dari keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung. Keterlibatan dan keaktifan seorang peserta didik secara
langsung akan memberikan kesan tersendiri serta peserta didik akan cepat
menangkap (paham) pelajaran yang diberikan oleh guru. Sebagaimanan
pendapat Bobbi dePorter dalam Quantum Teaching mengutip pendapat Dr.
Vernon A. Magnesen, bahwa orang belajar 10% dari apa yang dibaca,
20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat dan 50% dari apa
yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa
yang dikatakan dan dilakukan.22
20Ibid, hlm. 94 21Ibid, hlm. 96 22Bobbi dePorter, Quantum Teaching, (Bandung: Kaifa, 2000), hlm. 57
19
Selain itu, Bobbi dePorter menjelaskan bahwa keberhasilan belajar
ditentukan juga dengan suasana menyenangkan dan menggembirakan.23
Pastinya akan sulit menikmati belajar jika seorang peserta didik merasa
tidak nyaman dan tertekan dalam proses belajar mengajarnya.
Dalam hadisnya Rosulullah SAW menjelaskan beberapa hal yang
sangat mempengaruhi perkembangan seorang anak. Dalam hal ini
Rosulullah SAW mejelaskan faktor lingkungan keluarga yang sangat
menentukan bagaimana arah pendididikan seorang anak, sebagaimana
sabda beliau :
ما من ٫ قال رسول اهللا صلىاهللا عليه وسلم׃حديث أبى هريرة رضيا هللا عنه قال
آما تنتج البهيمة ٫طرة فأبواه يهودانه وينصرا نه ويمجسا نهالفمولد إآل يولد على
24﴾ه مسلم ارو ﴿ ٠ هل تحسون فيها من جدعاء٫بهيمة جمعاء
“Diriwayatkan dari Abu hurairah Radliyallahu anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda : “setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci, bersih), kedua orangtualah yang membuatnya menjadi yahudi, nasrani dan majusi. Sebagaimana seekor ternak yang melahirkan anaknya (dengan sempurna kejadian dan anggotanya) adakah kamu menganggap hidung, telinga dan anggota lainya terpotong ?.” (HR. Muslim)
Selain faktor keluarga yang dijelaskan dalam hadist Rosulullah
SAW, Wasti Soemanto mengungkapkan bahwa hasil belajar yang dicapai
oleh peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, diantaranya :
1. Faktor dari dalam diri peserta didik yang meliputi: kemampuan,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2. Faktor lingkungan, dalam faktor lingkungan ini yang paling dominan
adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran ini
23Ibid, hlm. 76 24Abu Husain, Shohih Muslim Juz 15, (Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, tt), hlm. 169-
170
20
ialah tinggi rendahnya atau efektif tidakntya proses belajar mengajar
dalam mencapai tujuan pengajaran.25
Dengan demikian, kedua faktor di atas (kemampuan peserta didik
dan kualitas pengajar) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan
hasil belajar peserta didik. Artinya, makin tinggi kemampuan peserta didik
dan kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar peserta didik. Dan
juga faktor-faktor jika dapat dilakukan dengan pola kehidupan positif,
maka didalamnya ada hal-hal yang dianggap sebagai sesuatu yang baik,
memberi kemudahan anak didik dalam belajarnya. Apabila faktor-faktor
tersebut mengarah pada pola kehidupan yang negatif, maka akan menjadi
suatu hal yang menghambat proses belajar anak didik.
Hamman Nasiruddin menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar dalam Ta’lim Muta’alim, ada 6 yaitu:26
مجموعها ببيانن سأ نبك ع ال بستة ااالال تنا ل ا لعلم
استاذ وطول زما ن ذ آاء وحرص وا صطبا روبلغة وارشا د
“Ingatlah, kamu tidak akan berhasil dalam memperoleh ilmu kecuali ada 6 perkara yang akan dijelaskan kepdamu secara ringkas. Yaitu kecerdasan, cinta pada ilmu, kesabaran, biaya yang cukup, petunjuk guru dan masa yang lama.”
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan eksternal peserta
didik. Disisi lain Haditono mengungkapkan bahwa banyak peserta didik di
Indonesia yang mengalami underachiever27 yang disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya :
1) Kurangnya fasilitas belajar, baik di sekolah terutama di pelosok-
pelosok maupun di rumah
25Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru
Algensindo, 2000), cet V, hlm. 39-40 26Hammam Nasiruddin, Ta’lim Muta’alim, (Kudus: Menara Kudus, 1963), hlm. 55 27Underachiever adalah yang memperoleh prestasi dibawah kemampuannya yang ia miliki.
Lihat keterangannya pada buku F.J. Monks, et. All, Psikologi Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), cet II. Hlm. 234.
21
2) Kurangnya stimulasi mental orang tua di rumah, terutama bagi orang
tua yang tidak berpendidikan, ssehingga mereka tidak mengetahui
bagaimana membantu anak supaya berhasil
3) Keadaan gizi yang bilamana dapat dicapai tingkat yang lebih tinggi,
maka secara fisik, anak akan lebih mampu menggunakan kapasitas
otaknya lebih baik.28
Untuk mengetahui lebih jelasnya peneliti akan menguraikan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, diantarnya :
1. Faktor-faktor Internal
Faktor ini berasal dari dalam diri peserta didik, yakni faktor
psikologis yang berhubungan dengan jiwa peserta didik dan keinginan
yang meliputi intelegensi, minat dan perhatian, bakatmotif serta
kematangan peserta didik.
a. Intelegensi
Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan
dasar potensial bagi pencapaian hasil belajar, artinya hasil belajar
yang dicapai akan bergantung pada tingkat intelegensi, dan hasil
belajar yang dicapai tidak akan melebihi tingkat intelegensinya.29
Sehingga, semakin tinggi tinggi tingkat intelegensi, makin tinggi
pula tingkat hasil belajar yang dapat dicapai.
b. Minat dan perhatian
Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu.
Sedangkan perhatian adalah melihat dan mendengarkan dengan
baik dan teliti terhadap sesuatu.30 Perhatian bisa dipupuk dengan
memberikan stimulus yang baru, beraneka ragam atau berorientasi
28Ibid. hlm. 234 29Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005), cet V, hlm.193-194. 30Abdul Wahib, “Menumbuhkan Bakat Dan Minat Anak”, dalam Chabib Thoha dan Abdul
Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998), hlm. 79.
22
tinggi.31 Dengan demikian, jika seorang anak didik mempunyai
minat dan perhatian terhadap pelajaran yang diterimanya akan
memberikan hasil yang positif terhadap hasil atau prestasi
belajarnya.
c. Bakat
Bakat atau aptitude menurut hilgard adalah : “the capabilitiy
to learn”. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk
belajar.32 Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki
bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke
tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara
global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang
anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar
biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child, yakni
anak berbakat.33 Melihat hubungan yang erat antara bakat dengan
hasil atau prestasi belajar setidaknya ada dua alasan penting
mengapa bakat harus diketahui oleh pihak guru sebagai pendidik
dan orang tua sebagai penanggungjawab di masa depan.
Pertama, orang tua dan guru dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan anak berbakat tersebut, baik berupa kebutuhan kognitif
maupun kebutuhan afektif. Langkah yang dapat diambil oleh orang
tua adalah menyediakan lingkungan pendidikan yang sesuai
dengan bidang bakat anak. Tujuannya agar membantu anak untuk
memahami dirinya sendiri agar tidak melihat bakat sebagai suatu
beban, tetapi sebagai suatu anugerah yang harus dihargai dan
dikembangkan.34
31S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2000), hlm. 180 32Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), cet III, hlm. 57 33Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosadakarya, 2006), cet XII, hlm.135 34Abdul Wahib, Op.cit., hlm. 108.
23
Kedua, orang tua dan guru dapat membantu memberikan
informasi-informasi yang dibutuhkan guna mengembangkan bakat
anak itu sendiri.35 Transfer informasi yang terjadi antara guru dan
orang tua atau guru dan anak akan menjadi bentuk dukungan yang
sangat dibutuhkan anak dalam menjalani proses pembelajarannya.
Jika dua hal penting ini dilaksanakan oleh pihak orang tua dan
guru, maka tidak akan terjadi pemaksaan kehendak kepada anak,
karena orang tua dan guru kurang proporsional dalam
memperlakukan anak atau peserta didiknya.
d. Motif
Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat
sesuatu.36 Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha
serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam hal ini motif yang kuat akan mempunyai pengaruh terhadap
seberapa besar usaha dan kegiatan untuk mencapai tujuan belajar.
e. Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru.37 Misalnya anak dengan kakinya
sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jarinya sudah siap untuk
menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berfikir abstrak, dan
lain sebagainya.
2. Faktor-faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang timbul dari luar
diri peserta didik, yakni faktor yang mendukung hasil belajar pada diri
peserta didik, diantarannya faktor keluarga yang meliputi cara orang
tua mendidik, pengertian orang tua, relasi antar anggota keluarga.
Faktor sekolah yang meliputi kurikulum, metode mengajar, guru. Serta
faktor lingkungan masyarakat yang meliputi kegiatan peserta didik
35Ibid. 36Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 60 37Slameto,.Op.cit., hlm.58.
24
dalam masyarakat, media massa, teman bergaul seerta bentuk
kehidupan masyarakat.
1. Faktor Keluarga
a) Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya
terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang
memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya acuh tak acuh
terhadap belajar anaknya, dapat menyebabkan anak kurang
berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak sendiri sebetulnya
pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, akhirnya
kesukaran-kesukaran terjadi dalam belajarnya, sehingga hasil
yang didapatkan atau prestasinya tidak memuaskan, bahkan
mungkin gagal dalam studinya. Disinilah bimbingan orang tua
sangat memegang peranan penting yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan anak.
b) Pengertian Orang Tua
Terkadang anak mengalami lemah semangat, maka orang
tua wajib memberi pengertian dan dorongan. Sehingga
membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di
sekolah. Jikalau perlu, orang tua menghubungi gurunya untuk
mengetahui perkembangan anak di sekolah.
c) Relasi antar Anggota Keluarga
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak perlu
diusahakan relasi yang baik didalam keluarga anak tersebut.
Hubungan baik adalah yang penuh pengertian dan kasih sayang
disertai dengan binbingan dan bila perlu hukuman-hukuman
untuk mensukseskan belajar anak sendiri.
2. Faktor Sekolah
a) Kurikulum
25
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan
unsur substansial dalam pendidikan.38 Tanpa kurikulum
kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab
materi yang harus guru sampaikan harus sesuai dengan
kurikulum yang ada. Muatan kurikulum akan memperngaruhi
intensitas dan frekuensi belajar peserta didik.
b) Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus
dilalui di dalam mengajar. Metode guru yang kurang baik akan
mempengaruhi tingkat pemahaman peserta didik dan juga
belajar peserta didik. Sehingga dalam proses belajar mengajar
seorang guru harus kreatif dalam memilih metode-metode
mengajar selama proses belajar mengajar di dalam kelas.
c) Guru
Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangat
mempengaruhi hasil belajar atau prestasi peserta didik, karena
hampir seluruh aktifitas yang dilakukan oleh peserta didik
sangat bergantung pada guru, dalam hal ini efektifitas
pengelolaan faktor bahan, lingkungan, dan instrumen sebagai
faktor-faktor utama yang mempengaruhi proses dan prestasi
belajar.
Proses pembelajaran tidak berlangsung secara satu arah
(one way system) melainkan terjadi secara timbal balik
(interactive, two ways trafic system). Kedua pihak berperan
secara aktif dalam kerangka kerja (frame work), serta dengan
menggunakan cara dan kerangka berpikir (frame of
reference).39
Adapun peranan guru dalam proses pembelajaran,
diantaranya :
38Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet I, hlm. 146. 39Mulyasa, op.cit., hlm 191.
26
1). Guru sebagai demonstrator, sehingga guru hendaknya
senantiasa menguasai materi pembelajaran dan senantiasa
mengembangkan kemampuannya dalam bidang ilmu yang
dimilikinya
2). Guru sebagai pengelola kelas, sehingga guru bertanggung
jawab memelihara lingkungan fisik kelasnya, agar
senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan
serta membimbing prosese-proses intelektual, sosial,
emosional, moral, dan spiritual didalam kelas, serta
mengembangkan kompetensi dan kebiasaan bekerja dan
belajar secara efektif di kalangan peserta didik.
3). Guru sebagai fasilitator, peran guru erat kaitanya dengan
perannya sebagai pengelola kelas
4). Guru sebagai mediator, guru tidak hanya sebagai
penyampai informasi dalam pembelajaran, tetapi sebagai
perantara dalam hubungan antar manusia dengan peserta
didik
5). Guru sebagai evaluator, sehingga guru harus mampu
menilai proses dan hasil belajar yang telah dicapai, serta
memberikan umpan balik terhadap keefektifan
pembelajaran yang telah dilakukan.40
Lebih lanjut lagi, Harvey menunjukkan bahwa pola
perilaku guru yang bersifat membantu berkorelasi positif
signifikan dengan kecenderungan peserta didik untuk bekerja
sama, berpartisipasi dalam kegiatan kelas atau sekolah dan
hasil belajar.41
3. Faktor Lingkungan Masyarakat
a) Kegiatan peserta didik Dalam Masyarakat
40Ibid, hlm. 192. 41Ibid, hlm. 193
27
Kegiatan peserta didik dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi
jika terlalu banyak berkecimpung dalam kegiatan masyarakat
yang terlalu banyak akan mengganggu belajarnya, lebih-lebih
tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.
b) Media Massa
Media massa yang baik memberi pengaruh yang baik
terhadap peserta didik, dan juga berpengaruh terhadap
belajarnya. Sebaliknya, media massa yang buruk juga
berpengaruh buruk terhadap peserta didik jika tidak ada kontrol
dan pembinaan dari orang tua. Maka diharapkan peserta didik
mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari
pihak orang tua dan pendidik, baik keluarga, sekolah dan
masyarakat.
c) Teman Bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul peserta didik lebih
cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman
bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri peserta
didik, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti
mempengaruhi yang bersifat buruk juga.
d) Bentuk Kehidupan Masyarakat
Lingkungan kehidupan masyarakat sangat mempengaruhi
pola belajar dan juga kepribadian anak.
3. Penilaian Hasil Belajar
Belajar mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang
dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (intruksional), pengalaman
(proses) belajar mengajar, dan hasil belajar. Salah satu upaya untuk
mengetahui hasil belajar dapat melalui sistem penilaian. Penilaian adalah
upaya untuk mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan itu tercapi atau
28
tidak. Dengan kata lain, penelitian berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui keberhasilan proses atau hasil belajar peserta didik.42
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses
menentukan nilai suatu objek. Sehingga penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan
suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam
bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgement.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-
hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu. Sehingga
objek yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil belajar peserta didik. Hasil
belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian luas yang mencangkup bidang
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar peranan tujuan
intruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang
diinginkan peserta didik yang menjadi unsur yang paling penting sebagai
acuan dasar penilaian. Adapun fungsi dari penilaian itu sendiri yaitu,
sebagai:
a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional
b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar
c. Dasar dalam menyususn laporan kemajuan belajar peserta didik
kepada orang tua.
C. Sistem Periodik Unsur
1. Sistem Periodik Modern
Perkembangan sistem periodik pada mulanya diklasifikasikan atas
perbedaan tingkat wujud benda yaitu, padat gas, dan cair. Ada juga
pengklasifikasian didasarkan atas unsur-unsur logam dan non logam.
42Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999), cet VI, hlm.
29
Klasifikasi ini dianggap terlalu sederhana sehingga tidak dapat digunakan
untuk mempelajari unsur-unsur dan senyawa-senyawa.
Pada tahun 1869 ahli kimia dari Rusia yaitu Mendeleef dan ahli
kimia dari Jerman Lothar Meyer secara terpisah menemukan hubungan
yang lebih terperinci antara massa atom relatif dan sifat unsur. Jika unsur-
unsur tersebut disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya maka
ditemukan sifat periodik.
Sistem periodik adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan
aturan tertentu, artinya jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan
nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik.
Itulah sebabnya tabel periodik unsur dimulai dengan hidrogen, sebab
hidrogen mempunyai nomor atom 1. selanjutnya diikuti oleh unsur nomor
2, yaitu helium. Unsur-unsur dalam sistem periodik panjang dapat
dikelompokkan dalam lajur vertikal yang disebut golongan dan lajur
horizontal yang disebut periode.
a). Lajur Horizontal (periode)
Lajur horizontal berisi unsur-unsur yang disusun berdasarkan
kenaikan nomor atomnya. Jumlah kulit elektron (n) menunjukkan
suatu periode.
Tabel 2.1. Lajur Horizontal
n Kulit Periode Jumlah Unsur 1 K 1 2 2 L 2 8 3 M 3 8 4 N 4 18 5 O 5 18 6 P 6 32 7 Q 7 28 (tak lengkap)
b). Lajur Vertikal (golongan)
Lajur vertikal berisi unsure-unsur yang disusun menurut kemiripan
sifat. Golongan suatu unsur disusun berdasarkan jumlah elektron
valensi yang dinyatakan dalam huruf romawi. IUPAC (international
30
Union of Pure and Applied Chemistry) menjadikan satu antara
golongan A dan B dengan memberi nomor golongan 1 sampai 18.
1) Golongan Unsur Utama (A) terdiri dari 8 golongan
Tabel 2.2. Golongan Unsur Utama
Golongan Nama Khusus Jumlah Unsur IA Alkali 7 IIA Alkali Tanah 6 IIIA Boron Aluminium 5 IVA Karbon 5 VA Nitrogen 5 VIA Kalogen 5 VIIA Halogen 5 VIIIA Gas Mulia 6
2) Golongan Unsur Transisi (B) terdiri dari 8 golongan
Tabel 2.3. Golongan Unsur Transisi
Golongan Jumlah Unsur IIB 4 + 28 (termasuk deret lantanida dan aktinida) = 32 IVB 4 VB 4 VIB 4 VIIB 4 VIIIB 4 + 8 (terdiri dari tiga kolom) = 12
IB 4 IIB 4
Sifat unsur golongan ini mengalami peralihan dari sifat golongan
IIA hingga ditemukan kemiripan sifat pada golongan IIIA.
3) Golongan Transisi Dalam
Golongan transisi dalam adalah unsur-unsur yang pengisian
elektronnya berakhir pada orbital-orbital f atau unsure blok f yang
mempunyai dua sifat :
a. Unsur Lantanida (seperti lantan) yaitu unsur yang pengisian
elektronnya berakhir pada orbital 4f berada pada period ke 6
b. Unsur Aktinida (seperti aktinum) yaitu unsur yang pengisian
elektron terakhir pada orbital 5f dan berada pada periode ke 7.
2. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik
31
Sistem periodik disusun berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat
unsur, misalnya saja kemiripan sifat diantara unsur-unsur segolongan
terjadi karena unsur-unsur tersebut mempunyai elektron valensi yang
sama. Unsur-unsur golongan IA mempunyai kemiripan konfigurasi
elektronnya. Hal ini menyebabkan unsur dalam satu golongan mempunyai
sifat yang sama, jadi untuk mengetahui ciri-ciri sifat unsur dapat
ditunjukkan oleh elektron valensinya.
Tabel 2.4. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik
Unsur Nomor Atom K L M N O P Q H Li Na K Rb Cs Fr
1 3 11 19 37 55 87
1 2 2 2 2 2 2
1 8 8 8 8 8
1 8 18 18 18
1 8 18 32
1 8 18
1 8
1
Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik unsur dapat
ditentukan berdasarkan konfigurasi elektronnya. Golongan ditunjukkan
dengan jumlah elektron valensi, sedangkan periode ditunjukkan oleh
jumlah kulit.
3. Sifat-Sifat Periodik Unsur
Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat yang berubah secara beraturan
sesuai dengan kenaikan nomor atom yaitu dari kiri ke kanan dalam satu
periode, atau dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sifat periodik unsur
yang akan dibahas meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron,
keelektronegatifan, titik cair, serta titik didih.
a. Jari-jari Atom
Jari-jari atom (atomic radius) suatu logam adalah setengah jarak
antara dua inti pada atom-atom yang berdekatan. Untuk unsur-unsur
yang berupa molekul diatomik, jari-jari atomnya adalah setengah
32
antara inti dua atom dalam molekul tertentu.43 Besarnya jari-jari atom
logam sama dengan setengah jarak terpendek antara dua inti atom
dalam padatan. Jari-jari atom non logam sama dengan setengah
panjang ikatan antara dua inti atom yang identik.
Dalam sistem periodik unsur memperlihatkan keperiodikan jari-
jari atom baik dalam satu golongan maupun satu periode.
- Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin kecil
- Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin
besar.
r = << (dalam satu periode)
r = >> (dalam satu golongan)
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jari-jari atom
diantaranya :
1. Untuk unsur-unsur segolongan, naiknya nomor atom berarti
bertambahnya kulit elektron akibatnya semakin besar jari-jari
atomnya
2. Untuk unsur-unsur seperiode, semakin besar mutan inti, maka
semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron sehingga semakin
kecil jari-jari atomya.44
b. Jari-jari Ion
Jari-jari ion (ionic radius) adalah jari-jari kation atau anion. Ion
(tunggal) dapat terbentuk dari atom netralnya karena pelepasan atau
penyerapan elektron. Ion positif (kation) terbebtuk karena pelepasan
elektron, sedangkan ion negatif (anion) terbentuk karena penyerapan
elektron. Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata
43Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, (Jakarta: Erlangga, 2004), edisi
ketiga, Jilid I. hlm. 235 44Kristian H Sugiyarto, Kimia Organik I (Common Textbook), ( Universitas Negeri
Yogyakarta: Jurusan Kimia Fakultas Pendidikan matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2004), edisi revisi. hlm. 51-52
33
dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion positif mempunyai
jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion negatif mempunyai jari-jari
yang lebih besar.
c. Energi Ionisasi
Energi Ionisasi (ionization energy) adalah banyaknya energi
minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom
berwujud gas pada keadaan dasrnya.45 Energi ionisasi dipengaruhi oleh
besarnya muatan inti dan ukuran jari-jari atom, semakin besar muatan
inti maka makin besar pula energi ionisasinya. Karena semakin besar
jari-jari atom semakin kecil daya tarik terhadap elektron terluarnya,
sehingga makin kecil dan makin reaktif unsur tersebut.
Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom dalam periodik
unsur, dalam satu golongan, dari atas ke bawah energi ionisasi semakin
kecil. Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi
cenderung bertambah.
Ei = >> (dalam satu periodik)
Ei = << (dalam satu golongan)
d. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah kemampuan untuk menerima satu atau
lebih elektron negatif dari perubahan energi yang terjadi ketika satu
elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas.46
Afinitas elektron secara periodik dalam satu golongan dari atas
ke bawah semakin kecil, hal ini terjadi karena semakin ke bawah jari-
jari atom semakin besar sehingga daya tarik inti pada lintsan terjauh
semakin lemah. Akibatnya, tumbukan awan elektron dari luar semakin
lemahsehingga semakin sedikit juga energi yang dibebaskan. Dengan
kata lain, afinitas elektronnya semakin kecil.
45Chang, Raymond. Op. cit, hlm. 239 46Ibid, hlm. 243
34
Afinitas elektron dari kiri ke kanan cenderung semakin besar
dalam satu periode. Hal ini disebabkan jari-jari atom yang semakin
kecil sehingga daya tarik elektron terjauh ke inti semakin kuat yang
mengakibatkan tumbukan awana elektron dari luar semakin kuat. Ini
berarti bahwa semakin besar energi yang dibebaskan, afinitas
elektronnya semakin besar.
Unsur-unsur yang mempunyai afinitas elektron paling besar
adalah unsur yang paling mudah menerima elektron (paling negatif).
Sebaliknya, unsur-unsur yang mempunyai afinitas elektron paling kecil
adalah unsur-unsur yang paling sukar menerima elektron.
e. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menggambarkan
kecenderungan relatif suatu unsur menarik elektron kepihaknya dalam
suatu ikatan kimia. Misalnya hidrogen dengan fluorin mempunyai
pasangan elektron ikatan yang ditarik bersama
H : F
Elektron ditarik bersama
Dari data keelektronegatifan pada tabel periodik unsur, diketahui
bahwa keelektronegatifan hidrogen adalah 2,1, sedangkan fluorin 4,0.
hal ini berarti fluorin menarik elektron lebih kuat daripada hidrogen
dengan perbandingan 4 : 2,1.
Hubungan kecenderungan keelektonegatifan unsur dalam sistem
periodik unsur :
- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah keelektronegatifan
semakin berkurang.
- Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, keelektronegatifan
bertambah.
Keelektronegatifan = >> (dalam satu periode)
35
Keelektronegatifan = << (dalam satu golongan)
f. Titik Leleh dan Titik Didih
Atom-atom unsur alkali terikat dalam struktur terjal oleh ikatan
logam yang lemah, karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron
ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari bertambah besar. Oleh karena
itu titik leleh berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik
leleh bergantung pada kekuatan relatif dari ikatan. Kekuatan ikatan
logam bergantung pada jumlah elektron valensi. Oleh karena itu
kekuatan ikatan ini bertambah dari kiri ke kanan dalam satu periode,
misalnya Na Mg Al.47
Titik leleh = >> (dalam satu periode)
Titik Leleh = << (dalam satu golongan)
Sedangkan keperiodikan titik didih mirip dengan keperiodikan titik
leleh.
D. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw Terhadap Hasil Belajar
Kimia
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu model
pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil
yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda.
Dalam menyelesaikan tugas, anggota kelompok harus saling bekerja sama dan
membantu untuk memahami bahan pembelajarannya. Model pembelajaran ini
merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dilakukan guru guna
memberikan pemahaman terhadap peserta didik dan juga kenyamanan selama
proses belajar mengajar berlangsung.
Sedangkan hasil belajar kimia adalah bukti keberhasilan usaha yang
dapat dicapai atau aktifitas yang dilakukan secara sadar sehingga akan terjadi
47I Made sukarna, Common Textbook Kimia Dasar I, (Yogyakarta: Jurusan Kimia fakultas Pendidikan Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, 2003), hlm. 122
36
proses perubahan pada diri seseorang (peserta didik) sebagai hasil penyesuaian
diri yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu.
Melihat fakta dilapangan bahwa tercapainya tujuan pembelajaran dapat
dilihat dari hasil belajar itu sendiri. Dengan kata lain, pencapaian hasil belajar
tidak terlepas dari strategi pembelajaran yang digunakan, meskipun strategi
pembelajaran bukan satu-satunya faktor yang menentukan hasil belajar. Jadi
semakin baik atau tepat strategi pembelajaran maka akan semakin baik pula
hasil belajarnya. Dapat diasumsikan bahwa strategi pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw berhubungan dengan hasil belajar terutama dalam mata pelajaran
kimia. Dan seorang peserta didik tidak dapat memperoleh hasil yang
memuaskan tanpa adanya strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru
dalam proses belajar mengajar.
E. Kajian Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul tentang pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia pada materi
pokok sistem periodik unsur di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah
Mangkang.
Dalam penelitian ini, peneliti mendapati beberapa karya ilmiah yang
berupa penelitian tentang pembelajaran kooperatif di sekolah-sekolah yang
peneliti anggap mempunyai relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan.
Diantaranya adalah :
1. Skripsi yang disusun oleh Nur Izzah (NIM : 4195114) pada tahun 2000,
mahasiswi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul,
“Belajar Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar (Studi
Eksperimen Bidang Studi PAI) di SMP Negeri 2 Ketanggungan Brebes”
memberikan kesimpulan bahwa peningkatan hasil belajar PAI pada peserta
didik SMP 2 Ketanggungan Brebes dapat dicapai dengan menerapkan
metode belajar kelompok karena adanya dorongan emosional dan
intelektual dalam interaksi kelompok tersebut memungkinkan peserta
37
didik melampaui tingkat pengetahuan dan keterampilan peserta didik
ketika mereka belajar sendiri.48
2. Skripsi yang disusun oleh Yayuk Afiana (Nim : 3199248) pada tahun
2004, mahasisiwi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan
judul “Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran PAI di SMU
Jumantono Karanganyar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode diskusi mampu membangun kreatifitas dan daya kritis
peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMU Jumantono. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan peserta didik
untuk berargumen dalam kelompok maupun dalam bidang diskusi kelas.49
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, dalam penelitian skripsi ini
peneliti lebih menitik beratkan pada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas
X di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah Mangkang.
F. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.50
Sesuai dengan judul yang diangkat, Hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah:
Ho : Tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA
Uswatun Hasanah Mangkang.
Ha : Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar
kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun
Hasanah Mangkang
48Nur Izzah, “Belajar Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar (Studi
Eksperimen Bidang Studi PAI) di SMP N Ketanggungan Brebes”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000), t. d
49Yayuk Afiana, “Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran PAI di SMU N Jumantono Karanganyar”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004), t. d.
50Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2006), Cet 13, hlm.71
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab metodologi penelitian ini membahas tentang waktu dan tempat
penelitian, variabel penelitian, metode penelitian, populasi, sampel dan teknik
pengambilan sampel, teknik pengambilan data dan teknis analisis data. Untuk
lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut :
A. Waktu dan tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 16 Oktober 2008 sampai
30 November 2008.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah
Mangkang Tahun Pelajaran 2008-2009.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian.1 Berdasarkan pada masalah dalam penelitian ini ada dua variabel
yaitu variabel bebas atau independent yaitu variabel yang mempengaruhi (X)
dan variabel terikat atau dependent yaitu variabel yang dipengaruhi (Y).
1. Variabel bebas
Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel terikat.2 Dalam penelitian ini variabel
bebasnya yaitu pembelajaran kooperatif tipe sebagai variabel X dengan
indikator sebagai berikut :
1. Bekerjasama dalam kelompok
2. Tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
3. Berkomunikasi Aktif di dalam kelompok
1Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003), hlm. 25 2Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2003), hlm.59
39
4. Mengajarkan materi kepada anggota kelompok
5. Minat peserta didik terhadap strategi pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat adanya variabel bebas.3 Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik
unsur kelas X semester 1 di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah di
Mangkang sebagai variabel Y, dengan indikator hasil ulangan peserta
didik pada materi pokok sistem periodik unsur .
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan teknik analisis regresi.
Sedangkan teknik analisis regresi yang digunakan adalah teknik analisis
regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variabel
(ubahan) kriterium dan prediktor.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.4 Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X MA Uswatun Hasanah
Mangkang Tahun Pelajaran 2008-2009 yang berjumlah 40.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang di teliti.5 Pada penelitian
ini mengambil pendapat dari Suharsimi Arikunto yang memberi acuan
apabila subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika
3Ibid, hlm. 3 4Ibid, hlm.130 5Ibid, hlm. 131
40
jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau lebih.6
Karena dalam penelitian ini populasinya tidak ada 100 orang, maka
sampel yang digunakan adalah seluruh populasi. Sehingga penelitiannya
disebut sebagai penelitian populasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan beberapa metode
yang digunakan, diantaranya :
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.7 Metode ini digunakan
untuk mendapatkan data tentang tinjauan dan historis keadaan MA
Uswatun Hasanah Mangkang serta data nama peserta didik, nilai hasil
belajar kimia pada materi pokok sistem periodik unsur.
2. Metode Kuesioner
Metode Kuesioner (angket) adalah sebagai daftar pertanyaan untuk
memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden.8 Metode ini
digunakan unttuk memperoleh data mengenai pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dan bagaimana pengaruhnya terhadap hasil belajar kimia pada
materi pokok sistem periodik unsur.
Sasaran dari angket atau responden dalam penelitian ini adalah
peserta didik kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang.
3. Metode Tes
Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta
didik pada materi pokok sistem periodik unsur. Metode ini digunakan
6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet III, hlm. 107 7Moch. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hlm. 234 8Koenjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1994), cet
XIII, hlm 173
41
untuk menjawab permasalahan dalam penelitian yaitu adakah pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi
pokok sistem periodik unsur.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Pendahuluan
Dalam menganalisis data yang telah terkumpul dari peneliti yang
bersifat kuantitatif, peneliti menggunakan analisis data statistik. Tujuan
analisis ini adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasi.9
Pada analisis pendahuluan ini terdapat 2 data yaitu :
a. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket pada responden.
Data tersebut akan dimasukkan dalam tabel persiapan yang diberi skor
atau bobot nilai pada tiap alternatif jawaban yang menjadi acuan dalam
penelitian.
Untuk mempermudah penggolongan data statistiknya, angka
setiap item soal diberi skor sebagai berikut10 :
1) Untuk alternatif jawaban A diberi skor 4
2) Untuk alternatif Jawaban B diberi skor 3
3) Untuk alternatif jawaban C diberi skor 2
4) Untuk alternatif jawaban D diberi skor 1
Penskoran di atas digunakan untuk pertanyaan yang positif,
sedangkan pertanyaan yang negatif maka digunakan penskoran
sebaliknya.
b. Data yang diperoleh dari tes atau ulangan yang dilakukan oleh peneliti
pada responden.
Pada tahap ini data yang telah diskor kemudian dicari skor
minimal, skor maksimal, mean, dan standar deviasi sehingga dapat
diketahui keadaan pembelajaran koopertaif tipe jigsaw dan hasil belajar
9Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm. 213 10Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet III, hlm. 242
42
kimia materi pokok sistem periodik unsur yang sesungguhnya. Adapun
rumus mean dan standar deviasinya adalah:
NX
M ∑=
1)( 2
−
−= ∑
NXM
SD
Keterangan:
M : Mean (rata-rata)
∑X : Jumlah nilai
SD : Standar deviasi
N : Jumlah subyek
2. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang
diajukan, adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan data yang
akan mencari pengaruh antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X)
dengan hasil belajar kimia (Y).
Setelah data terkumpul dari proses pengumpulan data, selanjunya
dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif inferensial
untuk mengetahui pengaruh antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dengan
menggunakan rumus regresi satu prediktor dengan beberapa tahapan
sebagai berikut:11
a. Mencari korelasi antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X)
dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur (Y)
melalui metode Product Moment dari Karl Pearson
( )( )∑∑∑=
221
1
YX
YXrxy
Namun sebelum mencari rxy harus mencari nilai X2, Y2 dan XY
dengan rumus sebagai berikut:
11Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: ANDI, 2004), hlm. 1-18
43
NYXXYxy ))(( ΣΣ
−Σ=Σ
NXXx
222 )(Σ−Σ=Σ
NYYy
222 )(Σ−Σ=Σ
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia
∑XY : Jumlah perkalian nilai antara pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia
∑X : Jumlah nilai pembelajaran koperatif tipe jigsaw
∑Y : Jumlah nilai hasil belajar kimia materi pokok sistem
periodik unsur
N : Jumlah subjek
b. Mencari garis regresi satu prediktor dengan metode skor kasar
Y = aX + K
Keterangan:
Y : Kriterium
X : Prediktor
a : Bilangan koefisien prediktor
K : Bilangan konstan
Adapun harga-harga a dan K dapat dicari dengan metode skor
kasar yaitu dengan persamaan sebagai berikut:
1) 22 )( XXN
YXXYNaΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
2) XaYK −=
c. Mencari signifikansi garis regresi dengan menggunakan uji F
res
regreg RK
RKF =
44
Keterangan:
Freg : Harga bilangan F untuk garis regresi
RKreg : Rerata Kuadrat garis regresi
RKres : Rerata Kuadrat residu
Adapun harga-harga Rkreg dan RKres dapat dicari dengan tabel
3.1 berikut:
Tabel 3.1Analisis Variansi Garis Regresi 1 Prediktor
Sumber Varian Db Jk RK
Regresi 1 ( )∑∑
2
2
xxy
reg
reg
dbJK
Residu N-2 ( )
∑ ∑∑− 2
22
xxy
y res
res
JKJK
Total (T) N-1 ∑ 2y -
d. Mencari signifikansi koefisien dengan menggunakan uji t
212
rNrt−
−=
Keterangan :
t : Harga signifikansi koefisien regresi
r : Korelasi antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan
hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur
3. Analisis Lanjut
Analisis lanjut digunakan untuk membandingkan nilai frekuensi regresi
(Freg) dengan nilai F tabel (Ft) pada tabel baik signifikansi 5% atau 1%
dengan kemungkinan :
a. Jika Freg ≥ Ft berarti penelitian signifikan artinya ada pengaruh dari
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi
pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah
Mangkang.
45
b. Jika Freg ≤ Ft berarti penelitian tidak signifikan artinya tidak ada
pengaruh dari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur di MA Uswatun
Hasanah Mangkang.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Data hasil penelitian diperoleh melalui proses penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti yaitu pada tanggal 16 Oktober sampai dengan 30
November 2008 dengan subjek penelitian peserta didik kelas X Madrasah
Aliyah Uswatun Hasanah Mangkang yang berjumlah 40.
Pengumpulan data pada penelitian ini dalam pelaksanaannya dilakukan
oleh peneliti sendiri dengan tiga cara yaitu metode dokumentasi, metode
angket atau kuisioner dan metode tes. Metode dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data perangkat pembelajaran seperti Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, instrumen penelitian, struktur kependidikan di MA
Uswatun Hasanah,data responden. Adapun metode angket yang digunakan
dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data mengenai pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
Angket pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang digunakan dalam
penelitian ini disusun dan dimodifikasi oleh peneliti dengan indikator-
indikator yang digunakan yaitu: bekerjasama dalam kelompok, tanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan, berkomunikasi aktif di dalam kelompok,
mengajarkan materi kepada anggota kelompok, dan keaktifan peserta didik
terhadap strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Angket pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
empat pilihan jawaban, yaitu: jawaban A(sangat sering) diberi skor 4, jawaban
B (sering) diberi skor 3, jawaban C (kadang-kadang) diberi skor 2, dan
jawaban C (tidak pernah) diberi skor 1. Adapun pemberian nilai pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan cara menjumlah skor.
Sementara itu, metode tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda
yang terdiri dari 30 soal. Pemberian nilai dari soal tes tersebut dengan cara
menjumlahkan skor dari jawaban yang benar dibagi jumlah pertanyaan dan
dikalikan 100.
47
Sebelum data diolah, terlebih dahulu data dicari kenormalan dan
homogenitasnya dengan uji kenormalan (menggunakan uji liliefors) dan uji
homogenitas (menggunakan uji bartlet). Berdasarkan perhitungan uji
normalitas (data angket dan hasil belajar) pada lampiran, data pada penelitian
ini berdistribusi normal. Sedangkan untuk uji homogenitas (data angket
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan data hasil belajar) pada lampiran, data
penelitian ini bersifat homogen.
Setelah data berdistribusi normal dan bersifat homogen, kemudian data
diolah berdasarkan masing-masing variabel, diantaranya:
1. Deskripsi Data Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw
Untuk menentukan nilai kuantitatif pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw adalah dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden
sesuai dengan frekuensi jawaban. Agar lebih jelas, maka dapat dilihat pada
tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1. Nilai Instrumen Kuesioner Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas X MA Uswatun Hasanah
Res Nilai (X) M M-X (M-X)2 1 83 75.75 -7.25 52.5625 2 83 75.75 -7.25 52.5625 3 73 75.75 2.75 7.5625 4 73 75.75 2.75 7.5625 5 73 75.75 2.75 7.5625 6 66 75.75 9.75 95.0625 7 86 75.75 -10.25 105.0625 8 73 75.75 2.75 7.5625 9 76 75.75 -0.25 0.0625 10 73 75.75 2.75 7.5625 11 73 75.75 2.75 7.5625 12 69 75.75 6.75 45.5625 13 83 75.75 -7.25 52.5625 14 80 75.75 -4.25 18.0625 15 73 75.75 2.75 7.5625 16 79 75.75 -3.25 10.5625 17 76 75.75 -0.25 0.0625 18 76 75.75 -0.25 0.0625 19 66 75.75 9.75 95.0625 20 86 75.75 -10.25 105.0625
48
21 66 75.75 9.75 95.0625 22 66 75.75 9.75 95.0625 23 83 75.75 -7.25 52.5625 24 73 75.75 2.75 7.5625 25 69 75.75 6.75 45.5625 26 83 75.75 -7.25 52.5625 27 79 75.75 -3.25 10.5625 28 69 75.75 6.75 45.5625 29 76 75.75 -0.25 0.0625 30 83 75.75 -7.25 52.5625 31 79 75.75 -3.25 10.5625 32 75 75.75 0.75 0.5625 33 83 75.75 -7.25 52.5625 34 76 75.75 -0.25 0.0625 35 73 75.75 2.75 7.5625 36 69 75.75 6.75 45.5625 37 86 75.75 -10.25 105.0625 38 83 75.75 -7.25 52.5625 39 73 75.75 2.75 7.5625 40 66 75.75 9.75 95.0625
Jumlah 3030 - - 1519.5
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa penelitian yang
dilakukan di MA Uswatun Hasanah melalui data angket dengan jumlah
sampel 40 responden menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw nilai tertinggi adalah 86 dan nilai terendah adalah
66. Adapun rata-rata dan standar deviasinya adalah sebagai berikut:
NX
M ∑=
75.7540
3030
=
=
1)( 2
−
−= ∑
NXM
SD
1405.1519
−=
962.38= = 6.24
49
Dari data di atas dapat ditentukan kualifikasi interval nilai dengan
cara:
1. Mencari kelas interval dengan rumus:
nK log3,31+=
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 (1,602)
= 1 + 5,2868
= 6,2868 dibulatkan menjadi 6
2. Mencari Range
R = H – L
Keterangan: R = range
H = nilai tertinggi
L = nilai terendah
Dengan demikian:
R = H – L
= 86 – 66
= 20
3. Menentukan interval kelas
KRi =
620
=
= 3,333 dibulatkan menjadi 3
Kemudian hasil ini dicocokkan pada tabel distribusi frekuensi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Interval Frekuensi Nilai Tengah Fr(%)
84 – 86
81 – 83
78 – 80
75 – 77
3
8
4
6
85
82
79
76
7.5%
20%
10%
15%
50
72 – 74
69 – 71
66 - 68
10
4
5
73
70
67
25%
10%
12.5%
JUMLAH 40 - 100%
Kemudian mengubah skor mentah ke dalam nilai standar skala
lima:
M + 1,5 SD = 75.75 + 1,5 (6.24) = 75.75 + 9.36 = 85.11
M + 0,5 SD = 75.75 + 0,5 (6.24) = 75.75 + 3.12= 78.87
M - 0,5 SD = 75.75 - 0,5 (6.24) = 75.75 - 3.12 = 72.63
M - 1,5 SD = 75.75 - 1,5 (6.24) = 75.75 – 9.36 = 66.39
Dari hitungan nilai standar skala lima diperoleh data interval dan
kualifikasi sebagai berikut:
Tabel 4.3. Kualifikasi dan Interval Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw (variabel X)
Nilai Interval Rata-rata Kualifikasi Kategori
8.11– ke atas
78.87 – 85.11
72.63 – 78.87
66.39 – 72.63
ke bawah – 66.39
75.75
Istimewa
Baik
Cukup
Kurang
Buruk
Cukup
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw kelas X di MA Uswatun Hasanah sebesar 75.75 dalam kategori
“Cukup” yaitu berada pada interval 72.67 – 78.83.
Setelah data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, maka
data kemudian divisualisasikan dalam bentuk histogram seperti pada
gambar 4.1 berikut ini:
51
908580757065
MetodeJigsaw
10
8
6
4
2
0
Frequ
ency
Mean = 75.75Std. Dev. = 6.242N = 40
Gambar 4.1. Histogram Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Kimia
Untuk mengetahui data hasil belajar kimia materi pokok sistem
periodik unsur dengan menggunakan metode tes. Tes yang dilakukan
adalah tes hasil ulangan materi pokok sistem periodik unsur. Bentuk tes
yang digunakan tes pilihan ganda yang terdiri dari 30 pertanyaan. Berikut
hasil tes tentang hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur
dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Kelas X MA Uswatun Hasanah
Resp Nilai (Y) M M - Y (M - Y)2 R_1 73 71.05 -1.95 3.8025 R_2 73 71.05 -1.95 3.8025 R_3 70 71.05 1.05 1.1025 R_4 70 71.05 1.05 1.1025 R_5 70 71.05 1.05 1.1025 R_6 63 71.05 8.05 64.8025 R_7 70 71.05 1.05 1.1025 R_8 70 71.05 1.05 1.1025 R_9 73 71.05 -1.95 3.8025
R_10 70 71.05 1.05 1.1025 R_11 73 71.05 -1.95 3.8025 R_12 66 71.05 5.05 25.5025 R_13 73 71.05 -1.95 3.8025 R_14 70 71.05 1.05 1.1025 R_15 70 71.05 1.05 1.1025 R_16 76 71.05 -4.95 24.5025
52
R_17 73 71.05 -1.95 3.8025 R_18 73 71.05 -1.95 3.8025 R_19 63 71.05 8.05 64.8025 R_20 73 71.05 -1.95 3.8025 R_21 73 71.05 -1.95 3.8025 R_22 63 71.05 8.05 64.8025 R_23 73 71.05 -1.95 3.8025 R_24 80 71.05 -8.95 80.1025 R_25 76 71.05 -4.95 24.5025 R_26 70 71.05 1.05 1.1025 R_27 76 71.05 -4.95 24.5025 R_28 66 71.05 5.05 25.5025 R_29 73 71.05 -1.95 3.8025 R_30 73 71.05 -1.95 3.8025 R_31 76 71.05 -4.95 24.5025 R_32 66 71.05 5.05 25.5025 R_33 70 71.05 1.05 1.1025 R_34 73 71.05 -1.95 3.8025 R_35 70 71.05 1.05 1.1025 R_36 66 71.05 5.05 25.5025 R_37 73 71.05 -1.95 3.8025 R_38 80 71.05 -8.95 80.1025 R_39 70 71.05 1.05 1.1025 R_40 63 71.05 8.05 64.8025
Jumlah 2842 - - 685.9
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa penelitian yang
dilakukan di MA Uswatun Hasanah kelas X dengan jumlah sampel 40
responden menunjukkan bahwa hasil belajar kimia materi pokok sistem
periodik unsur peserta didik kelas X nilai tertinggi adalah 80 dan nilai
terendah adalah 63. Adapun rata-rata standar deviasinya adalah:
NY
M ∑=
05.7140
2842
=
=
53
1)( 2
−
−= ∑
NYM
SD
19.4587.17
399.685
==
=
dari data di atas dapat kita tentukan kualifikasi interval nilai
dengan cara:
a. Mencari kelas interval dengan rumus:
nK log3,31+=
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 (1,602)
= 1 + 5,2868
= 6,2868 dibulatkan menjadi 6
b. Mencari Range
R = H – L
Keterangan: R = range
H = nilai tertinggi
L = nilai terendah
Dengan demikian:
R = H – L
= 80 – 63
= 17
c. Menentukan interval kelas
KRi =
7040793.2
617
=
=
= 2.70 dibulatkan menjadi 3
54
Kemudian hasil ini dicocokkan pada tabel distribusi hasil belajar
kimia materi pokok sistem periodik unsur sebagai berikut:
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur
Interval Frekuensi Nilai Tengah Fr(%) 79 – 82
75 – 78
71 – 74
67 – 70
63 - 66
8
12
14
4
2
80.5
76.5
72.5
68.5
64.5
20%
30%
35%
10%
5%
- 40 - 100%
Kemudian mengubah skor mentah ke dalam nilai standar skala
lima:
M + 1,5 SD = 71.05 + 1,5 (4.19) = 71.05 + 6.29 = 77.34
M + 0,5 SD = 71.05 + 0,5 (4.19) = 71.05 + 2.09 = 73.14
M - 0,5 SD = 71.05 - 0,5 (4.19) = 71.05 – 2.09 = 68.96
M - 1,5 SD = 71.05 - 1,5 (4.19) = 71.05 - 6.29 = 64.76
Dari hitungan nilai standar skala lima diperoleh data interval dan
kualifikasi sebagai berikut:
Tabel 4.6. Kualifikasi dan Interval Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur (Y)
Nilai Interval Rata-rata Kualifikasi Kategori
77.34 – ke atas
73.14 – 77.34
68.96 – 73.14
64.76 – 68.96
ke bawah –64.76
71.05
Istimewa
Baik
Cukup
Kurang
Buruk
Cukup
Dari data di atas dapat diketahui bahwa mean hasil belajar kimia
materi pokok sistem periodik unsur sebesar 71.05 dalam kategori “Cukup”
yaitu berada pada interval 71-74.
55
B. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan hasil belajar kimia materi pokok
sistem periodik unsur. Dalam analisis ini langkah-langkah yang ditempuh
adalah memasukkan data-data hasil angket dan nilai atau hasil belajar yang
diperoleh ke dalam tabel kerja analisis regresi yang melibatkan data-data
tersebut.
Tabel 4.7. Tabel Kerja Koefisien Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur
Resp. X Y X2 Y2 XY R_1 83 73 6889 5329 6059 R_2 83 73 6889 5329 6059 R_3 73 70 5329 4900 5110 R_4 73 70 5329 4900 5110 R_5 73 70 5329 4900 5110 R_6 66 63 4356 3969 4158 R_7 86 70 7396 4900 6020 R_8 73 70 5329 4900 5110 R_9 76 73 5776 5329 5548 R_10 73 70 5329 4900 5110 R_11 73 73 5329 5329 5329 R_12 69 66 4761 4356 4554 R_13 83 73 6889 5329 6059 R_14 80 70 6400 4900 5600 R_15 73 70 5329 4900 5110 R_16 79 76 6241 5776 6004 R_17 76 73 5776 5329 5548 R_18 76 73 5776 5329 5548 R_19 66 63 4356 3969 4158 R_20 86 73 7396 5329 6278 R_21 66 73 4356 5329 4818 R_22 66 63 4356 3969 4158 R_23 83 73 6889 5329 6059 R_24 73 80 5329 6400 5840 R_25 69 76 4761 5776 5244 R_26 83 70 6889 4900 5810 R_27 79 76 6241 5776 6004 R_28 69 66 4761 4356 4554
56
R_29 76 73 5776 5329 5548 R_30 83 73 6889 5329 6059 R_31 79 76 6241 5776 6004 R_32 75 66 5625 4356 4950 R_33 83 70 6889 4900 5810 R_34 76 73 5776 5329 5548 R_35 73 70 5329 4900 5110 R_36 69 66 4761 4356 4554 R_37 86 73 7396 5329 6278 R_38 83 80 6889 6400 6640 R_39 73 70 5329 4900 5110 R_40 66 63 4356 3969 4158
Jumlah 3030 2842 231042 202610 215838
Dari tabel di atas dapat diketahui:
N = 40 2∑ X = 231042
∑ X = 3030 2∑Y = 202610
∑Y = 2842 ∑XY = 215838
2. Analisis Uji Hipotesis
Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan penulis, maka
dilakukan uji hipotesis satu persatu dengan menggunakan analisis regresi
satu prediktor.
Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Mencari korelasi antara prediktor (X) dengan krterium (Y)
Mencari korelasi antara prediktor (X) dengan krterium (Y)
dengan menggunakan teknik korelasi momen tangkar dari Pearson,
dengan rumus sebagai berikut:
( )( )∑∑∑=
221
1
YX
YXrxy
Namun sebelum mencari rxy harus mencari nilai X2, Y2 dan XY dengan
rumus sebagai berikut:
NYXXYxy ))(( ΣΣ
−Σ=Σ
57
NXXx
222 )(Σ−Σ=Σ
NYYy
222 )(Σ−Σ=Σ
Hasil dari masing-masing nilai di atas adalah sebagai berikut:
1) N
)X(Xx2
22 Σ−Σ=Σ
( )40
30302310422
−=
409180900231042 −=
5.229522231042 −=
5.1519=
2) N
)Y(Yy2
22 Σ−Σ=Σ
( )40
28422026102
−=
408076946202610 −=
1.201924202610 −=
9.685=
3) N
)Y)(X(XYxy ΣΣ−Σ=Σ
( )( )40
28423030215838 −=
408611260215838 −=
5.215281215838 −= 5.556=
Sehingga:
)y()x(
xyr22xy
ΣΣ
Σ=
( )( )9.6855.15195.556
=
58
05.10422255.556
=
89424.10205.556
=
545,0=
Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan diperoleh
koefisien korelasi rxy = 0.545. Selanjutnya, hasil perhitungan rxy
dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N = 40 dan
taraf signifikansi 5% (rtabel = 0.312) dengan kriteria pengujiannya
adalah jika rxy > rtabel maka terdapat hubungan (pengaruh) yang
signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil
belajar kimia. Berdasarkan perhitungan analisis regresi diperoleh rxy >
rtabel (0.545 > 0.312).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
(pengaruh) yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur.
Artinya, semakin tepat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw maka hasil belajar kimia peserta didik akan semakin tinggi, dan
sebaliknya, semakin tidak tepat pelaksanaan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw maka hasil belajar kimia semakin rendah.
Selanjutnya mencari sumbangan efektif dari variabel
pemberlajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia
materi pokok sistem periodik unsur dengan mencari koefisien
determinasi terlebih dahulu. Adapun perhitungannya sebagai berikut:
R = rxy x rxy = rxy2 = (0.545)2 = 0.297
Berdasarkan hasil analisis regresi yang telah dilakukan
diperoleh koefisien determinasi R = 0.297. hasil tersebut menunjukkan
bahwa sumbangan efektif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur adalah 29.7%.
artinya tinggi rendahnya hasil belajar kimia materi pokok sistem
periodik unsur ditentukan oleh faktor strategi pembelajaran dalam hal
59
ini adalah pembelajaran kooeratif tipe jigsaw, sedangkan sisanya
70.3% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dilibatkan dalam
penelitian ini.
Untuk mengetahui kuat lemahnya korelasi dua variabel tersebut
dapat dilihat dalam tabel interprestasi berikut ini:
Tabel 4.8. Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
0,60 – 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
Sangat Kuat
Kuat
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hubungan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw terhadap pembelajaran kimia materi pokok
sistem periodik unsur adalah 0,545 dalam kategori “sedang”, terletak
pada interval 0,40 – 0,599.
b. Uji signifikansi korelasi melalui uji t
Rumus: 21
2
r
nrth−
−=
297,01240545,0
−−
=
703,038415,0
=
83836.036029.3
= = 4.008
Karena thitung = 4.008 > ttabel (0,05 = 40) = 2,021 dan thitung = 4.008 > ttabel
(0,01 = 40) = 2,704 berarti korelasi antara variabel X dengan Y signifikan.
60
c. Mencari persamaan garis regresi
Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus
regresi sederhana satu prediktor, sebagai berikut:
KaXy +=ˆ
Keterangan:
y = kriterium
x = prediktor
a = bilangan koefisien prediktor
K = bilangan konstan
Untuk mengetahui y terlebih dahulu harus dicari harga a dan K
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
22 )( XXNYXXYNa
Σ−ΣΣΣ−Σ
=
( ) ( )( )( ) ( )2303023104240
2848303021583840−
−=
9180900924168086112608633520
−−
=
6078022260
=
= 0.366
Jadi, harga a adalah 0.366 maka untuk menentukan Y dengan
menggunakan rumus:
NY
Y ∑=
402842
=
050.71=
dan tentukan X dengan menggunakan rumus:
NX
X ∑=
403030
=
61
750.75=
Sedangkan untuk menghitung K menggunakan rumus sebagai
berikut:
XaYK −=
= 71.050 – (0.366)(75.750)
= 71.050 – 27.742596
= 43.307
Setelah diketahui nilai a sebesar 0,366 dan nilai K sebesar 43.307,
maka persamaan garis regresinya adalah:
Jadi KaXY +=ˆ
307.43366,0 += XY
d. Mencari Varian Regresi
Mencari varian regresi dengan menggunakan rumus-rumus
regresi bilangan F (uji F) dengan skor deviasi sebagai berikut:
res
regreg RK
RKF = ; db = 1 lawan N – 2
Keterangan:
Freg : Harga bilangan F untuk garis regresi
RKreg : Kuadrat rerata garis regresi
RKres : Kuadrat rerata residu
Untuk memudahkan perhitungan bilangan F maka dibuat tabel
ringkasan garis regresi sebagai berikut:
Sumber Uraian Db JK RK Freq
Regresi 1 ( )∑∑
2
2
xxy
reg
reg
dbJK
res
reg
RKRK
Residu (N – 2)( )
∑ ∑∑− 2
22
xxy
y res
res
dbJK
-
Total (T) N – 1 ∑ 2y - -
62
Selanjutnya rumus-rumus tersebut diaplikasikan ke dalam data
yang ada pada tabel kerja yang telah diketahui persamaan garis regresi
307.43366,0ˆ += XY selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus:
∑= 2y)T(JK
= 685.9
( )∑∑= 2
2
xxy
JKreg
( )5.1519
5.556 2
=
5.151925.309692
=
81.203=
( )∑ ∑
∑−= 2
22
xxy
yJKres
( )5.1519
5.5569.6852
−=
5.151925.3096929.685 −=
09.48281.2039.685
=−=
reg
regreg db
JKRK =
181.203
=
81.203=
res
resres db
JKRK =
24009.482−
=
3809.482
=
63
6866.12= dibulatkan menjadi 12.69
Jadi Freg adalah:
res
regreg RK
RKF =
69.1281.203
=
060.16= dibulatkan menjadi 16.06
Harga F diperoleh Freg kemudian dikonsultasikan dengan harga
F tabel pada taraf signifikansi 1% dan 5% dan db = N –2. Hipotesis
diterima jika Freg > Ftabel. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4.9. Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Ft Sumber Variasi
db JK RK Freg 5% 1%
Kriteria
Regresi 1 203.81 124,20 16.06 4,17 7,35 Signifikan
Residu 38 482.09 12.69 - - - -
Total 39 685.9 - - - - -
Setelah diadakan uji hipotesis, baik melalui analisis regresi dan
korelasi, maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada F tabel dan r
tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1%. Dan hasil konsultasi
diperoleh, bahwa pada F tabel taraf signifikansi 5% dan 1% nilainya
sebesar 4.17 dan 7.35. Sementara itu, nilai r tabel pada taraf
signifikansi 5% dan 1% nilainya sebesar 0.312, dan 0.403.
Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Uji Freg dan rxy
Tabel Uji
Hipotesis Nilai
5 % 1 % Keterangan Hipotesis
Freg 16.06 4.17 7.35
rxy 0.545 0.312 0.403
Signifikan Diterima
Dari uji analisis di atas, dapat diketahui bahwa ada pengaruh
positif antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
64
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur baik pada taraf
signifikansi 5% maupun 1%. Artinya, semakin tepat kualitas
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka semakin tinggi
hasil belajar peserta didik pada pembelajaran kimia materi pokok sitem
periodik unsur. Sebaliknya, semakin tidak tepat pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka semakin rendah pula hasil
belajar peserta didik pada pembelajaran kimia materi pokok sistem
periodik unsur.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa ada pengaruh yeng signifikan antara pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem
periodik unsur. Hal ini dapat dilihat dari rxy sebesar 0.545 sehingga rxy > rtabel
(0,545 > 0.312). Dengan demikian, semakin tepat metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru maka semakin tinggi hasil belajarnya, dan sebaliknya,
semakin tidak tepat metode yang digunakan oleh guru maka hasil belajarnya
semakin rendah. Selanjutnya, setiap penambahan 1 satuan metode
pembelajaran (pembelajaran kooperatif tipe jigsaw) akan menaikkan hasil
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur sebesar 0.366 satuan. Hal ini
dapat dilihat dari persamaan regresi yaitu 307.43366,0ˆ += XY .
Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung = 16.05 > Ftabel
(taraf signifikan 5% : 4.17, dan 1% : 7.35). Karena Fhitung > Ftabel, maka dapat
disimpulan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan. Berdasarkan
perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi: “Tidak ada
pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia
materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” ditolak.
Dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi: “Ada pengaruh pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem
periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” diterima. Sedangkan pengaruh
positif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi
65
pokok sistem periodik unsur yaitu sebesar 0,545, kemudian dikonsultasikan
pada r tabel (taraf signifikan 5% dan 1%, sebesar 0.312 dan0.403). Karena
rxy > rt, maka hasilnya signifikan.
Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung dari
keberhasilan kegiatan pembelajaran sebagai sinergi dari komponen-komponen
pendidikan baik instrumen output maupun input yang berupa kurikulum,
tenaga kependidikan, sarana prasarana, sistem pengolahan maupun lingkungan
sosial dengan peserta didik sebagai subyeknya. Dari komponen-komponen
tersebut, kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang
sangat penting guna menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran. Kualitas
sumberdaya manusia mencangkup metode pembelajaran yang digunakan
sebagai metode pembelajaran.
Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata variabel hasil belajar kimia
materi pokok sistem periodik unsur sebesar 71.05. Hal ini menunjukkan hasil
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun
Hasanah termasuk dalam kategori cukup. Namun demikian, dari hasil
pengamatan menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum
optimal dalam hasil belajarnya. Ini disebabkan karena pemahaman peserta
didik mengenai materi sistem periodik unsur belum begitu optimal. Namun
secara keseluruhan, hasil belajar kimia yang ditunjukkan oleh peserta didik
telah cukup baik.
Tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh
metode pembelajaran yang digunakan guru selama proses belajar mengajar
berlansung, dalam hal ini pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya hasil belajar kimia materi pokok sistem
periodik unsur ditentukan oleh faktor metode pembelajaran (pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw) sebesar 29.7%, sedangkan sisanya 70.3% ditentukan
oleh faktor lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain
tersebut mencakup faktor cara belajar, faktor minat, faktor keluarga, serta
faktor lingkungan.
66
Hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya faktor eksternal, salah satunya adalah metode mengajar yang
dilakukan oleh guru, semakin tepat metode yang dilakukan, maka semakin
mudah peserta didik memahami materi yang diajarkan, dengan demikian
semakin baik hasil belajarnya.
Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang
digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mengaktifkan peserta didik.
Jigsaw merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif, pembelajaran
ini menekankan pada peserta didik untuk belajar bersama (diskusi) untuk
memahami materi tertentu. Dalam pelaksanaannya peserta didik dituntut untuk
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi.
Pengelompokan tipe jigsaw ini dibagi dalam 2 kelompok yakni kelompok asal
dan kelompok ahli. Masing-masing kelompok asal terdiri dari beberapa
anggota kelompok yang memperhatikan keheterogenan, baik dalam
kecerdasan maupun latar belakang anggota kelompok. Sedangkan kelompok
ahli dibentuk dari beberapa anggota kelompok asal yang mempelajari topik
yang sama.
Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat membantu peserta
didik dalam memahami materi, khususnya materi sistem periodik unsur. Ini
dibuktikan dengan keaktifan peserta didik pada saat proses belajar mengajar
berlangsung serta kemampuan mereka dalam mengajarkan materi kepada
teman dalam satu kelompoknya. Slavin (1995) mengungkapkan dalam Wina
Sanjaya, bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
prestasi belajar sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat
merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berfikir, memecahkan
masalah, dan mengintergrasikan pengetahuan dan keterampilan.1
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penggunaan metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dibuktikan dengan data yang
1Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet 3, hlm. 242
67
diperoleh dari angket peserta didik terhadap pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw sebesar 75.75. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw termasuk dalam kategori cukup. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpengaruh
pada hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA
Uswatun Hasanah Mangkang.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti terjadi banyak
kendala dan hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan,
melainkan terjadi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.
Adapun keterbatasan yang dialami peneliti dalam penelitian ini adalah
pengukuran penelitian yang hanya sebatas pengaruh pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur,
tidak mengukur pada peningkatan hasil belajar. Dan juga pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hanya pada materi sistem periodik unsur.
Selain itu, tempat penelitian terbatas hanya di MA Uswatun Hasanah
Mangkang, sehingga apabila dilakukan di sekolah lain, hasil penelitian ini
dimungkinkan berbeda. Namun demikian penelitian ini dapat mewakili peserta
didik kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang.
Demikianlah beberapa keterbatasan penelitian ini. Untuk selanjutnya
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini tidak sebatas stimulus
pada hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik saja, melainkan dapat
diterapkan pada materi kimia lain yang dianggap sesuai dengan metode
tersebut. Hal ini dimaksudkan adanya tindak lanjut dari pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw menggiring pengetahuan guru dalam memudahkan
pemahaman peserta didik dalam menuntut ilmu.
Untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut yang membahas tentang
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai sarana atau perantara
penyampaian materi dalam proses belajar mengajar. Karena pada dasarnya
68
pemilihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini diprioritaskan untuk
kemudahan peserta didik selama mengikuti pelajaran.
Meskipun banyak hambatan dan halangan yang dihadapi dalam
penelitian ini, bukanlah batu sandungan, akan tetapi menjadi tantangan
tersendiri untuk penelitian kemudian.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian teoritis dan penelitian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa:
a. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan strategi pembelajaran
yang digunakan sebagai metode atau usaha guru dalam mencapai
keberhasilan pembelajaran. Kategori variabel pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw (X) pada kelas X MA Uswatun Hasanah berada dalam
kategori “Cukup” yang terletak pada interval 72.67 – 78.83.
b. Kategori variabel hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (Y) kelas X
MA Uswatun Hasanah berada dalam kategori “Cukup” yang terletak
pada interval 68.98 – 73.12 .
c. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki korelasi positif dengan
hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA
Uswatun Hasanah, yaitu sebesar 0,545. Hubungan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem
periodik unsur adalah 0,545 dalam kategori “sedang”, terletak pada
interval 0,40 – 0,599. Sementara itu berdasarkan hasil uji hipotesis
dengan menggunakan analisis regresi sederhana dapat diketahui bahwa
persamaan regresi 307.43366,0 += XY . Ada pengaruh signifikan
antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia
materi pokok sistem periodik unsur. Hal ini ditunjukkan dari nilai Freg
sebesar 16.06. Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung =
16.06, dan Ftabel (5% sebesar 4,17 dan 1% sebesar 7.35). Karena Fhitung >
Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tersebut
signifikan. Berdasarkan perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang
berbunyi: “tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X
70
MA Uswatun Hasanah” ditolak. Dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi:
“Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun
Hasanah” diterima. Sedangkan pengaruh positif pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik
unsur yaitu sebesar 0.545, kemudian dikonsultasikan pada r tabel pada
taraf signifikansi 5% maupun 1% sebesar 0.312 dan 0.403. Sehingga
rxy > rt (baik taraf 5% maupun 1%), maka hasilnya signifikan.
B. Saran-saran
Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang
ditujukan untuk pihak-pihak yang mempunyai kepentingan antar lain:
a. Disarankan bagi para guru Kimia untuk selalu melakukan perbaikan
perbaikan dan peningkatan kualitas strategi atau metode pembelajaran.
Hal ini dikarenakan metode pembelajaran merupakan salah satu
komponen penting yang menunjang hasil belajar peserta didik. Hal
tersebut dapat dilakukan bagi para guru kimia selama proses
pembelajaran dengan cara memilih inovasi-inovasi metode pembelajaran
yang tepat dengan memperhatikan materi pembelajaran, sehingga peserta
didik selama proses pembelajaran tidak akan jenuh dan mudah untuk
memahami materi yang diajarkan serta terlibat aktif dalam pembelajaran.
b. Bagi para peneliti mendatang, disarankan untuk memeperhatikan apa
yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini sehingga penelitian yang
akan datang dapat terlaksana secara baik dan dapat menghasilkan sesuatu
yang mampu dipertanggungjawabkan.
C. Penutup
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmatr, hidayah dan inayah-Nya sehingga peulis mampu
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tidak lupa, sholawat serta salam
71
senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarganya
yang senantiasa penulis nantikan syafaatnya di hari akhir kelak. Amin.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan
penelitian dan penulisan skripsi ini sehingga dapat terlaksana secra baik.
Semoga apa yang telah dilakukan dapat menjadikan sebagai amal sholeh dan
semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlimpah. Amin.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran bagi
para pembaca untuk perbaikan selanjutnya. Dan penulis berharap apa yang
menjadi kelemahan dalam penulisan skripsi ini dapat dijadikan pertimbangan
dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi mendatang.
Akhirnya, penulis berharap agar pelaksanaan penelitian dan penulisan
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan serta bagi
para pembaca sekalian. Amin Ya Rabbal Alamin. Semoga Allah SWT
meridhoi-Nya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Jakarta: Rineka cipta, 1999
Afiana, Yayuk, “Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran PAI di SMU N Jumantono Karanganyar”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004, t. d.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet 3
AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali, 1990, cet. 3
Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, Jakarta: Erlangga, 2004, edisi ketiga, Jilid I.
dePorter, Bobbi, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2000
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet 1
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Lentera Hati, 2002
Depdikbud, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998
, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993
Eko, Inovasi Pembelajaran MIPA di Sekolah dan Alternatif Implementasinya, http://eko13.wordpress.com/2008/05/31/inovasi-pembelajaran-mipa-di-sekolah-dan-alternatif-implementasinya-cooperative-learning-pembelajaran-kooperatif//
Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: ANDI, 2004
Husain, Abu, Shohih Muslim Juz 15, Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, tt
Izzah, Nur, “Belajar Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar (Studi Eksperimen Bidang Studi PAI) di SMP N Ketanggungan Brebes”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000, t. d
Koenjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia, 1994, cet 13
Lie, Anita, Cooperative Learning, Mempraktikkam Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Gramedia, 2005
Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, cet 5
Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007
Mu’thi, Abdul, “Proses Belajar: Pendekatan kognitif”, dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Monks, F.J., et. All, Psikologi Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998, cet 2
Morgan T, Clifford., “Introduction to Psichology” University of Texas, Austin, 1971
Nasir, Moch, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998
Nasiruddin, Hammam, Ta’lim Muta’alim, Magelang: Menara Kudus, 1963
Nasution, S, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000
Nur, Muhamad, Pembelajaran Kooperatif, DEPDIKNAS, Jenderal Pendidikan dasar & Menengah, LPMP Jawa Timur: 2005
Purba, Michael, Kimia Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, cet.3
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah Volume 3, Jakarta: Lentera Hati, 2002
Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1985
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, cet 3
Slavin, Robert E., Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2008
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999, cet 6
, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000, cet 5
Sugiyarto, Kristian H, Kimia Organik I (Common Textbook), Universitas Negeri Yogyakarta: Jurusan Kimia Fakultas Pendidikan matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2004, edisi revisi
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta, 2003
Sukarna, I Made, Common Textbook Kimia Dasar I, Yogyakarta: Jurusan Kimia fakultas Pendidikan Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, 2003.
Suryabrata, Sumadi, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003
Suyitno, Amin, Makalah Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah, Semarang: UNNES, 2006
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosadakarya, 2006, cet 12
Wahib, Abdul, “Menumbuhkan Bakat Dan Minat Anak”, dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998
Yasa, Doantara, Metode Pembelajaran Kooperatif, http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fitri Rahmawati
Tempat/ tanggal lahir : Kendal, 14 Juni 1986
Alamat asal : Desa Bulugede Rt. 04 Rw. 03 Patebon Kendal
Alamat sekarang : Jl. Honggowongso No. 42 Ringinwok Ngaliyan
Riwayat pendidikan :
1. SDN 02 Bulugede lulus tahun 1998
2. SLTP N 01 Gemuh lulus tahun 2001
3. SMU Futuhiyyah lulus tahun 2004
4. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo angkatan 2004
Pengalamam Organisasi :
1. KAMMI tahun 2005-2007
2. Qolbun Salim tahun 2007-2008
Semarang, 10 Januari 2009
Penulis,
Fitri Rahmawati 3104228
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X
MA USWATUN HASANAH MANGKANG
NO NAMA SISWA P/L
1. Abdul Hakim L
2. A. Amin L
3. A. Bisron L
4. A. Khoiruddin L
5. Agus Setyowati P
6. Ali Ghofar L
7. Ali Rizal L
8. Himatul Ulya P
9. Iduwin Saleh L
10. Iis Uluwiyah P
11. Juanita Ikhtiarini P
12. Khoirudin L
13. Laelul Muna P
14. Latif Sukron L
15. Moh. Zaim L
16. Mustofiyah P
17. Muzazanah P
18. Nafisatun Najwa P
19. Nanang Arif Hidayat L
20. Nilna SM P
21. Novia Rahmawati P
22. Nur Anita P
23. Nur Azizah P
24. Nur Kharisatunnisa’ P
25. Nur Ihza P
26. Nurul Fandilah P
27. Nurul Wafa P
28. Rifki Azizah P
29. Ristiyanto L
30. Romdhonah P
31. Siti Asriyah P
32. Solikudin L
33. Srisuyanti P
34. Sulistyo Irhan L
35. Suprapto L
36. Suradi L
37. Thurmudzi L
38. Ulul Amriyah P
39. Tri Indah Nur Hija P
40. Retno Yuliarti P
Kisi-kisi Instrumen
Penelitian Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pada Siswa Kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang
Variabel Penelitian Indikator No. Item Instrumen
Model Pembelajaran
Kooperatif Dengan
Pendekatan Jigsaw
1. Adanya saling
ketergantungan positif
2. Adanya tanggung
jawab perorangan
3. Tatap muka setiap
anggota kelompok
4. Adanya komunukasi
antar anggota
5. Adanya evaluasi proses
kelompok
6. Minat siswa terhadap
strategi pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
1, 2, 3, 4
5, 6, 7, 8
9, 10, 11, 12
13, 14, 15, 16
17, 18, 19, 20
21, 22, 23, 24
Hasil Evaluasi
Belajar Kimia Pokok
Bahasan Sistem
Periodik Unsur
Nilai Ulangan Harian Pada
Pokok Bahasan Sistem
Periodik Unsur
Angket Penelitian
Identitas Responden
Nama Lengkap :
Kelas :
No. Absen :
I. Angket Untuk Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Jigsaw
A. Adanya Ketergantungan Positif
1. Apabila kelompok belajar anda mendapatkan tugas, apakah tugas tersebut
dibagi secara merata?
a. Sangat Sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Apakah setiap anggota kelompok memberikan sumbangan pemikiran
sesuai kemampuan nya untuk menyelesaikan tugas bersama?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Apakah didalam kelompok anggota yang lebih pandai memberikan solusi
permasalahan kepada anggota yang kurang pandai?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Apakah dalam belajar kelompok setiap anggota saling membantu
memecahkan permasalahan?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
B. Adanya Tanggung Jawab Perorangan
5. Apakah setiap anggota kelompok menyelesaikan tugasnya dengan baik?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Apabila ada anggota yang tidak melaksanakan tugas, apakah anggota
kelompok lainya menuntut melaksanakan tugasnya agar tidak
menghambat anggota yang lain?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
7. Apabila anda ditunjuk sebagai pemimpin kelompok, apakah anda
melaksanakan dengan baik?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Apakah anda melaksanakan setiap tugas yang diberikan oleh guru dengan
baik?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
C. Tatap Muka Setiap Anggota Kelompok
9. Apakah sebelum mengerjakan tugas, diberikan kesempatan untuk
memperkenalkan diri kepada teman-teman sekelompok?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Apakah anggota kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu dan
berdiskusi?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
11. Apakah setiap anggota kelompok saling berinteraksi dan mengenal satu
sama lain?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
12. Apakah dalam mengerjakan tugas-tugas dilaksankan pada saat belajar
dalam satu kelompok?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
D. Adanya Komunikasi Antar Anggota
13. Apakah guru mengerjakan cara-cara berkomunikasi sebelum siswa belajar
kelompok di kelasnya?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Apakah setiap anggota kelompok bersedia untuk saling mendengarkan
pendapat dari anggota yang lainnya?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
15. Apakah dalam belajar kelompok masing-masing anggota kelompok
bersedia mengutarakan pendapat atau pemikirannya?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
16. Apabila ada perbedaan pendapat dalam tugas kelompok, apakah
diselesaikan secara musyawarah oleh masing-masing anggota kelompok?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
E. Adanya Evaluasi Proses Kelompok
17. Apakah guru memberikan evaluasi proses kerja kelompok dan hasil
kerjasamanya?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
18. Apakah evaluasi yang diberikan oleh guru dapat memberikan motivasi
bagi siswa untuk belajar lebih baik lagi?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
19. Apakah evaluasi hasil kerja siswa diberikan oleh guru dilakukan secara
rutin?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
20. Apakah evaluasi hasil kerja siswa diberikan oleh guru dapat dipahami
oleh anda?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
F. Minat Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran Kooperatif Dengan
Pendekatan Jigsaw
21. Apakah anda senang selama proses pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran jigsaw ?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
22. Apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran jigsaw anda
mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran ?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
23. Apakah strategi pembelajaran jigsaw memberi keuntungan bagi anda ?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
24. Apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran jigsaw materi yang
anda terima mudah dipahami ?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN
(Instrumen Tes)
Jenis Sekolah : MA Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Mata Pelajaran : Kimia Jumlah Soal : 30
Kelas/Semester : X /I Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Tahun Pelajaran : 2008/2009
Materi Kompetensi
yang diuji Indikator No. Soal
Dapat menjelaskan
perkembangan sistem periodik 1, 2, 3
Dapat menentukan periode dan
golongan suatu unsur 4, 5, 6, 7, 8
Dapat menjelaskan jari-jari
atom dan jari-jari ion suatu
unsur
9, 10, 11, 27
Dapat menjelaskan energi
ionisasi suatu unsur 12, 13, 14,
15, 29, 23
Dapat menjelaskan afinitas
elektron dalam suatu unsur 16, 17, 18
Dapat menjelaskan
keelektronegatifan suatu unsur 19, 20, 21,
22, 24, 30
Sistem
periodik
unsur
Memahami struktur atom
berdasarkan teori atom sifat-
sifat periodik unsur dalam
tabel periodik serta menyadari
keteraturannya melalui
pemahaman konfigurasi
elektron
Dapat menjelaskan titik leleh
dan titik didih dalam suatu
unsur 25, 26, 28
NAMA :
NO. ABSEN :
KELAS :
SOAL-SOAL SISTEM PERIODIK UNSUR
I. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada unsur a, b, c, d, dan e jawaban yang paling
tepat !
1. Berikut ini adalah susunan unsur berdasarkan kenaikan masa atomnya : H, Li,
Be, B, C, N, O, F, Mg, Al, Si, P, S, C, K, C menurut Newland, pasangan unsur
yang sifatnya mirip adalah . . .
a. C dengan Al c. Cl dengan Si e. Li dengan K
b. H dengan O d. B dengan Si
2. Pernyataan berikut ini yang benar tentang tabel periodik unsur Mendeleyev
adalah…
a. Disusun berdasarkan sifat fisik unsur
b. Disusun berdasarkan urutan bertambah pesatnya nomor atom
c. Lajur horizontal berisi unsur-unsur yang sifatnya mirip
d. Massa atom unsur dari atas ke bawah makin besar
e. Belum menunjukkan keteraturan sifat-sifat unsur
3. Sistem periodik modern disusun berdasarkan …
Lajur Horizontal Lajur Vertikal a Kenaikan masa atom Kemiripan sifat b Kemiripan sifat Kenaikan sifat c Kenaikan nomor atom Kenaikan massa atom d Kenaikan nomor atom Kemiripan sifat e Kemiripan sifat Kenaikan nomor atom
4. Suatu unsur terdapat dalam periode ketiga dan dalam golongan IIA. Nomor atom
unsur tersebut adalah . . .
a. 3 c. 7 e. 31
b. 5 d. 12
5. Suatu atom X memiliki 18 proton an 22 Neutron, maka atom X terletak pada
golongan/periode . . .
a. I A / 3 c. IV A / 4 e. VIII A / 3
b. II A / 4 d. VIIA/4
6. Suatu unsur terdapat dalam periode ketiga dan mempunyai 6 elektron valensi.
Nomor atom unsur tersebut adalah . . .
a. 9 c. 16 e. 25
b. 13 d. 22
7. Unsur-unsur yang terletak pada periode yang sama mempunyai . . .
a. Elektron valensi yang sama c. Sifat kimia yang sama
b. Jumlah kulit yang sama d. Jumlah elektron yang sama
c. Sifat fisis yang sama
8. Dalam sistem periodik, golongan menyatakan banyaknya . . .
a. Elektron pada kulit terluar d. Proton dalam inti atom
b. Kulit elektron e. Elektron dalam atom unsur
c. Neutron dalam inti atom
9. Diantara unsur berikut yang mempunyai jari-jari paling kecil adalah . . .
a. O2- c. Ne e. Mg2+
b. F- d. Na
10. Jika jari-jari atom (Angstrom) unsur-unsur Li, Na, K, Be, dan B, secara acak
adalah 2,03; 1,23; 1,57; 0,80; dan 0,89, maka jari-jari atom Li adalah ….
a. 2,03 c. 1,23 e. 0,80
b. 1,57 d. 0,89
11. Diantara unsur-unsur di bawah ini yang memiliki jari-jari atom terbesar adalah
…
a. 20Ca c. 37Rb e. 11Na
b. 19K d. 12Mg
12. Diantara faktor-faktor berikut ini . . .
1) Jari-jari atom 3). Jumlah elektron antara inti dan kulit
valensi
2) Muatan ini efektif
Faktor yang mempunyai nilai energi ionisasi adalah
a. Ketiganya c. (1) dan (3) e. (3) saja
b. (1) dan (2) d. (2) dan (3)
13. Diantara kelompok unsur berikut ini, yang mempunyai harga energi ionisasi
makin besar adalah . . .
a. Li, Na, K, Rb c. Na, Al, Mg, Si e. F, Cl, Br, I
b. S, N, C, B d. Li, Be, B, C
14. Kecenderungan unsur melepas elektronnya membentuk ion positif dicerminkan
oleh. . .
a. Jari-jari atom c. Afinitas elektron e. Titik leleh
b. Energi ionisasi d. Titik didih
15. Berikut ini adalah data energi ionisasi pertama (dalam kkal/mol) dari unsur-unsur
dalam satu periode.
K = 96,3 M = 2 41 P = 133 R = 131 L = 200 N = 280 Q = 119 S =
169
Urutan unsur-unsur dalam periode tersebut dari kiri ke kanan adalah . . .
a. K – R P – S –Q – l – M – N
b. K – Q – R – P – S – L – M – N
c. K – l – M – N – P – Q –R – S
d. K – P – l – Q – M – R – S – N
e. M – R – Q – P – L – K – S – N
16. Diketahui beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut ;
P = 2 8 8 1 R = 2 8 2 T = 2 7
Q = 2 8 S = 2 8 4
Unsur yang mempunyai afinitas elektron terbesar adalah . . .
a. P c. R e. T
b. Q d. S
17. Unsur A dan B mempunyai afinitas elektron berturut-turut 240 kJmol-1 dan -328
kJmol-1 berarti ….
a. Unsur A lebih mudah menyerap elektron daripada unsur B
b. Ion B- lebih stabil daripada atom B
c. Ion A- lebih stabil daripada atom A
d. Unsur A lebih bersifat non logam daripada B
e. Unsur A lebih sukar melepas elektron daripada unsur B
18. Perhatikan data afinitas elektron (kJmol-1) beberapa unsur berikut :
V W X Y Z 230 -27 -122 -141 -328
Pernyataan yang benar untuk unsur-unsur tersebut adalah ….
a. V merupakan unsur yang paling mudah membentuk ion negatif
b. Z merupakan unsur yang paling elektronegatif
c. W merupakan unsur yang paling elektropositif
d. Y merupakan unsur yang paling sulit menerima elektron
e. X membentuk ion X- dengan memerlukan elektron sebesar 122 kJmol-1
19. Pernyataan berikut yang paling benar tentang keelektronegatifan adalah . . .
a. Energi yang dibebaskan ketika suatu atom dalam wujud gas menyerap
elektron membentuk ion negatif
b. Energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron dari suatu atom dalam
wujud gas membentuk ion positif
c. Energi yang dibebaskan pada pembentukan suatu ikatan kimia
d. Bilangan yang menyatakan kecenderungan relatif unsur penarik elektron
e. Bilangan yang menyatakan energi ionisasi dari suatu unsur dengan unsur
lainnya.
20. Diantara unsur berikut yang mempunyai keelektronegatifan terbesar adalah…
a. Helium c. Flourin e. Oksigen
b. Hidrogen d. Klorin
21. Konfigurasi elektron dari unsur manakah yang memiliki keelektronegatifan
terbesar …
a. 2 5 c. 2 8 e. 2 8 8
b. 2 7 d. 2 8 1
22. Diketahui nomor atom unsur X = 12 dan nomor atom unsur Y = 15. manakah
dari pernyataan berikut yang benar mengenai kedua unsur tersebut adalah …
a. Jari-jari atom unsur Y lebih besar daripada jari-jari atom unsur X
b. Energi ionisasi unsur X lebih besar daripada energi ionisasi unsur Y
c. Elektron valensi X sama dengan elektron valensi unsur Y
d. Keelektronegatifan unsur X lebih kecil daripada keelektronegatifan unsur Y
e. Daya tarik elektron unsur X lebih besar daripada daya tarik elektron unsur
23. Jika nomor atom dalam satu golongan makin kecil maka yang bertambah besar
adalah . .
a. Jari-jari atom c. Jumlah elektron valensi e. Sifat logam
b. Masa atom d. energi ionisasi
24. Perhatikan data berikut ini
Unsur dalam 1
periode
Q p R S
Keelektronegatifan 2,45 1,45 2,83 1,00
Berdasarkan data diatas, letak unsur tersebut secara berurutan dari kiri ke kanan
adalah . .
a. O, P, Q, R, S c. S, R, O, Q, P
b. R, O, Q, P, S d. S, P, Q, O, R
25. Dalam sistem periodik dari atas ke bawah, titik leleh dan titik didih adalah . . .
a. Logam dan bukan logam bertambah
b. Logam dan bukan logam berkurang
c. Logam bertambah dan bukan logam berkurang
d. Logam berkurang dan bukan logam bertambah
e. Logam dan bukan logam tidak teratur perubahannya.
26. Titik cair dan titik didih unsur-unsur periode kedua adalah …
a. Naik secara beraturan sepanjang periode
b. Naik bertahap sampai golongan IIIA kemudian turun drastis
c. Naik bertahap sampai golongan IVA kemudian turun teratur
d. Naik bertahap sampai golongan IVA kemudian turun drastis
e. Turun secara beraturan sepanjang periode
Soal nomor 27 sampai dengan nomor 30 berkaitan dengan unsur-unsur berikut: 2P, 4Q, 6R, 9S, 10T, 17U, 19V, dan 20W
27. Unsur yang mempunyai jari-jari atom terbesar adalah ….
a. 2P c. 17U e. 20W
b. 10T d. 19V
28. Unsur yang mempunyai titik didih tertinggi adalah ….
a. 2P c. 10T e. 20W
b. 6R d. 19V
29. Unsur yang mempunyai energi ionisasi tertinggi adalah ….
a. 2P c. 9S e. 19V
b. 4Q d. 10T
30. Unsur yang mempunyai keelektronegatifan terbesar adalah ….
a. 2P c. 9S e. 20W
b. 4Q d. 19V
………………Selamat Mengerjakan………………
KUNCI JAWABAN
1. E 11. C 21. C
2. C 12. C 22. D
3. D 13. D 23. D
4. D 14. B 24. D
5. E 15. B 25. C
6. C 16. E 26. D
7. B 17. B 27. D
8. A 18. B 28. D
9. C 19. D 29. D
10. C 20. C 30. C
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Nama Sekolah : MA Uswatun Hasanah
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Alokasi waktu : 4 X 45 menit
I. Standar Kompetensi
Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
II. Kompetensi Dasar
Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur,
massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta
menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron.
III. Indikator
Siswa dapat menjelaskan dan menganalisis tabel, grafik sistem periodik unsur
untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi,
afinitas elektron, keelektronegatifan serta titik leleh dan titik didih.
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa diharapkan mampu menjelaskan dan menganalisis tabel, grafik sistem
periodik unsur untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion,
energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan serta titik leleh dan titik
didih.
V. Materi Pembelajaran
Sistem Periodik Unsur
VI. Model Pembelajaran
Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi informasi, pemberian tugas.
Model pembelajaran : kooperatif (jigsaw)
VII. Strategi Pembelajaran
Pengorganisasian No Kegiatan Pembelajaran siswa waktu
1.
Pendahuluan
Apersepsi : Tanya jawab tentang Sistem
Klasikal
5 menit
2.
periodik unsur
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Klasikal
5 menit
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kegiatan inti
Guru menyampaikan materi ajar tentang sistem
periodik unsur
Siswa diminta membentuk kelompok 5-6 siswa
setiap kelompok (sebagai tim asal)
Tiap kelompok diberikan tugas yang berupa
soal-soal untuk didiskusikan
Masing-masing kelompok diminta
mengirimkan 1 atau 2 orang anggota kelompok
ke kelompok lain untuk menjelaskan atau
menerangkan tugas yang telah diberikan
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap
anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu kelompoknya
(materi /tugas dari kelompok lain) dan tiap
anggota kelompok lainya mendengarkan
dengan sungguh-sungguh
Selama diskusi berlangsung guru memantau
tiap kelompok (baik kelompok asal maupun
kelompok ahli)
Tiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya masing-masing untuk menyamakan
persepsi.
Klasikal
Group
Group
Group
Group
Klasikal
Group
30 menit
5 menit
25 menit
30 menit
30 menit
-
30 menit
10.
Penutup
Guru menyimpulkan materi ajar mengenai
sistem periodik unsur.
Klasikal
20 menit
VIII. Alat dan Sumber Belajar
Buku paket kimia kelas X semester 1, LKS kimia kelas X semester 1 dan
buku-buku lain yang relevan.
IX. Penilaian
Jenis tagihan : Tugas kelompok, keaktifan dan ketepatan siswa dalam
menjawab.
Bentuk Instrumen : Tes uraian
Instrumen :
No Soal Diskusi
Jari-jari Ion
Apa yang dimaksud dengan jari-jari ion?
Manakah yang mempunyai jari-jari lebih besar
a. Ion Na+ atau ion Mg2+
b. Ion Cl- atau atom Cl
c. Ion F- atau ion O2-
Berikan penjelasanmu berdasarkan konfigurasi elektronnya.
1.
2.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
Jari-jari Atom
Apa yang dimaksud dengan jari-jari atom?
Urutkan unsur-unsur berikut menurut kenaikan jari-jari atomnya,
dimulai dari yang terkecil: Li, Na, K, Be, dan B
Energi Ionisasi
Apa yang dimaksud dengan energi ionisasi?
Diantara Na dan Cl, mana yang mempunyai energi ionisasi lebih
besar?(jelaskan jawabanmu)
Urutkan unsur-unsur periode ke 2 menurut kenaikan energi
ionisasinya dimulai dari yang terkecil
Afinitas Elektron
Apa yang dimaksud dengan afinitas elektron?
Diketahui afinitas elektron Magnesium : 230 Kj mol-1, dan
fluorin : -328 kJmol-1
a. Manakah yang mudah menyerap elektron atom magnesium
atau fluorin?
b. Manakah yang lebih stabil, ion Mg- atau atom Mg?
1.
2.
1.
2.
c. Manakah yang lebih stabil, atom F atau ion F?
Keelektronegatifan
Apa yang dimaksud dengan keelektronegatifan suatu unsur?
Tanpa melihat daftar keelektronegatifan, tentukan unsur mana
yang mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar
a. Boron (Z = 5) atau Oksigen (Z = 8)?
b. Fluorin (Z = 9) atau Bromin (Z = 35)?
Jelaskan jawabanmu.
Titik Didih dan Titik Leleh
Bagaimana kecenderungan ikatan logam terhadap titik leleh
dalam periodik unsur?
Urutkan unsur-unsur berikut berdasarkan titik leleh, dari yang
terbesar; Sr, Rb, In .
Jelaskan jawabanmu berdasarkan elektron valensinya!.
Kunci Jawaban Soal Diskusi
No Jawaban
1.
2.
1.
Jari-jari Ion
Jari-jari ion adalah jari-jari kation dan anion
Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata jika
dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion positif
mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion negatif
mempunyai jari-jari yang lebih besar. Sehingga;
a. Na+ > Mg2+
b. Cl- > Cl
c. O2+ < F-
Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah setengah jarak antara dua inti pada atom-
atom yang berdekatan
2.
1.
2.
1.
2.
1.
3Li = 2 1 golongan IA/periode 2
11Na = 2 8 1 golongan IA/periode 3
19K = 2 8 8 1 golongan IA/periode 4
4Be = 2 2 golongan IIA/periode 2
5B = 2 3 golongan IIIA/periode 2
Jadi B > Be > Li > Na > K
Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas satu
elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas
11Na = 2 8 1 golongan IA/periode 3
17Cl = 2 8 7 golongan VIIA/periode 3
Karena Na dan Cl termasuk dalam satu periode, sehingga dari
kiri ke kanan energi ionisasi semakin bertambah, berarti Cl > Na
Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah kemampuan untuk menerima satu atau
lebih elektron negatif dar perubahan elektron yang terjadi ketika
satu elektron diterima oleh atom unsur dalam keadaan gas
a. Fluorin lebih mudah menyerap elektron karena mempunyai
afinitas elektron negatif
b. Atom Mg lebih stabil daripada ion Mg-,karena afinitas Mg
bertanda positif, sehingga ion negatif yang dibentuknya
kurang stabil daripada atom netralnya.
c. ion F- lebih stabil daripada atom F, karena afinitas fluorin
bertanda negatif, sehingga ion negatif yang dibentuknya
lebih stabil daripada atom netralnya.
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menggambarkan
kecenderungan relatif suatu unsur menarik elektron kepihaknya
dalam suatu ikatan kimia
2.
1.
2.
a. 5B = 2 3 golongan IIIA/periode 2
8O = 2 6 golongan VIA/periode 2
Karena B dan O berada dalam satu periode maka, 8O > 5B
b. 9F = 2 7 golongan VIIA/periode 2
35Br = 2 8 18 7 golongan VIIA/periode 4
Karena F dan Cl berada dalam satu golongan, maka 17Cl > 9F
Titik Didih dan Titik Leleh
Kecenderungan ikatan logam terhadap terhadap titik leleh dalam
periodik dalam satu golongan berkurang dari atas ke bawah,
kekuatan ikatan logam bergantung pada jumlah elektron valensi,
sehingga dari kiri ke kanan dalam satu peride kekuatan ikatan
bertambah.
38Sr = 2 8 18 8 2 golongan IIA/periode 5
37Rb = 2 8 18 8 1 golongan IA/periode 5
49In = 2 8 18 18 3 golongan IIA/periode 5
Karena Sr, Rb, dan In berada dalam satu periode, sehingga
38Sr < 37Rb < 49In
Semarang, Oktober 2008
Guru Mata Pelajaran
Fitri Rahmawati
DAFTAR KELOMPOK DISKUSI JIGSAW
Kelompok I
1. A. Khoiruddin
2. Nilna S. M
3. Himatul Ulya
4. Iis Uluwiyah
5. Sri Suyanti
6. A. Bisron
Kelompok 2
1. Ali Rizal
2. Laelul Muna
3. Sulistyo Irhan
4. Nurul Fandilah
5. Suprapto
6. Khoiruddin
Kelompok 3
1. Novia R
2. A. Amin
3. Agus Setyowati
4. Retno Yuliarti
5. Mustofiyah
6. Latif Sukron
7. Nur Azizah
Kelompok 4
1. Nurul Wafa
2. Abdul Hakim
3. Romdhonah
4. Juanita I
5. Nafisatun Najwa
6. Solikhudin
7. Suprapto
Kelompok 5
1. Muzazanah
2. Tri Indah
3. Iduwin Saleh
4. Ali Ghofar
5. Nur Ihza
6. Thurmudzi
7. Nur Anita
Kelompok 6
1. Nur Charisatunnisa’
2. Rifki Azizah
3. Ristiyanto
4. ulul Amriyah
5. Nanang
6. Siti Asriyah
7. M. Zaim
Mencari Normalitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Data Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Dengan Uji Bartlett.
Uji Normalitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif
No Kode Xi Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) F(Zi) - S(Zi) 1 R-06 66 -1.56 0.4406 0.0594 0.125 0.0656 2 R-19 66 -1.56 0.4406 0.0594 0.125 0.0656 3 R-21 66 -1.56 0.4406 0.0594 0.125 0.0656 4 R-22 66 -1.56 0.4406 0.0594 0.125 0.0656 5 R-40 66 -1.56 0.4406 0.0594 0.125 0.0656 6 R-12 69 -1.08 0.3599 0.1401 0.225 0.0849 7 R-25 69 -1.08 0.3599 0.1401 0.225 0.0849 8 R-28 69 -1.08 0.3599 0.1401 0.225 0.0849 9 R-36 69 -1.08 0.3599 0.1401 0.225 0.0849 10 R-03 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 11 R-04 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 12 R-05 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 13 R-08 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 14 R-10 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 15 R-11 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 16 R-15 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 17 R-24 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 18 R-35 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 19 R-39 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 20 R-32 75 -0.120 0.3864 0.1136 0.5 0.3864 21 R-09 76 0.04 0.0160 0.516 0.625 0.109 22 R-17 76 0.04 0.0160 0.516 0.625 0.109 23 R-18 76 0.04 0.0160 0.516 0.625 0.109 24 R-29 76 0.04 0.0160 0.516 0.625 0.109 25 R-34 76 0.04 0.0160 0.516 0.625 0.109 26 R-16 79 0.52 0.1985 0.6985 0.70 0.0015 27 R-27 79 0.52 0.1985 0.6985 0.70 0.0015 28 R-31 79 0.52 0.1985 0.6985 0.70 0.0015 29 R-14 80 0.68 0.2518 0.7518 0.70 0.0518 30 R-01 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 31 R-02 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 32 R-13 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 33 R-23 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 34 R-26 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 35 R-30 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 36 R-33 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 37 R-38 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 38 R-07 86 1.64 0.4495 0.9495 1.00 0.0505 39 R-20 86 1.64 0.4495 0.9495 1.00 0.0505 40 R-37 86 1.64 0.4495 0.9495 1.00 0.0505
Dari tabel di atas diperoleh nilai L0 terbesar adalah 0.3864. Berdasarkan tabel
kritis untuk Uji Liliefors diperoleh Ltabel untuk n = 40 adalah 0.886, Data dikatakan
berdistribusi normal jika L0 < Ltabel, karena dalam perhitungan normalitas diketahui
bahwa L0 (0.3864) < Ltabel (0.886), maka data angket untuk pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw berdistribusi normal.
Uji Normalitas Data Hasil Belajar Materi Pokok
Sistem Periodik Unsur
No Kode Xi Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) F(Zi) - S(Zi) 1 R-24 63 -1.92 0.4726 0.0274 0.1 0.0726 2 R-38 63 -1.92 0.4726 0.0274 0.1 0.0726 3 R-25 63 -1.92 0.4726 0.0274 0.1 0.0726 4 R-27 63 -1.92 0.4726 0.0274 0.1 0.0726 5 R-31 66 -1.21 0.3869 0.1131 0.2 0.0869 6 R-16 66 -1.21 0.3869 0.1131 0.2 0.0869 7 R-2 66 -1.21 0.3869 0.1131 0.2 0.0869 8 R-9 66 -1.21 0.3869 0.1131 0.2 0.0869 9 R-11 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 10 R-13 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 11 R-1 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 12 R-17 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 13 R-18 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 14 R-21 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 15 R-23 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 16 R-29 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 17 R-30 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 18 R-34 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 19 R-37 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 20 R-20 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 21 R-3 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 22 R-4 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 23 R-5 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 24 R-7 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 25 R-8 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 26 R-10 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 27 R-14 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 28 R-26 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 29 R-33 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 30 R-35 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 31 R-39 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 32 R-15 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 33 R-12 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 34 R-28 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692
35 R-32 76 1.18 0.3810 0.8810 0.95 0.069 36 R-36 76 1.18 0.3810 0.8810 0.95 0.069 37 R-6 76 1.18 0.3810 0.8810 0.95 0.069 38 R-19 76 1.18 0.3810 0.8810 0.95 0.069 39 R-22 80 2.14 0.4838 0.9838 1.00 0.0162 40 R-40 80 2.14 0.4838 0.9838 1.00 0.0162
Dari tabel di atas diperoleh nilai L0 terbesar adalah 0.1692. Berdasarkan tabel
kritis untuk Uji Liliefors diperoleh Ltabel untuk n = 40 adalah 0.886, Data dikatakan
berdistribusi normal jika L0 < Ltabel, karena dalam perhitungan normalitas diketahui
bahwa L0 (0.1692) < Ltabel (0.886), maka data tes hasil belajar materi pokok sistem
periodik unsur berdistribusi normal.
Mencari Homogenitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
dan Data Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur.
Nilai Varians Sampel (dari data distribusi frekuensi) Data Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Panjang Kelas Jmlh Frek. 1 2 3 4 5 6 7
1 86 83 79 76 73 69 66 2 86 83 79 76 73 69 66 3 86 83 79 76 73 69 66 4 83 80 76 73 69 66 5 83 75 73 66 6 83 73 7 83 73 8 83 73 9 73
10 73 S1
2 = 0 S22 = 0 S3
2 = 0.25 S42 = 0.2 S5
2 = 0 S62 = 0 S7
2 = 0
Uji Homogenitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Sampel Frek dk 1/dk Si2 log Si
2 (dk)log Si2
1 3 2 0.50 0 0 0 2 8 7 0.14 0 0 0 3 4 3 0.33 0.25 -0.605 -1.806 4 6 5 0.20 0.2 -0.699 -3.495 5 10 9 0.11 0 0 0 6 4 3 0.33 0 0 0 7 5 4 0.25 0 0 0
Jumlah 40 33 1.87 0.45 -1.304 -5.301
33)0(4)0(3)0(9)2.0(5)25.0(3)0(7)0(22 ++++++
=S
053.03375.1
=
=
275.12 −=LogS
B = (-1.275) x 33 = -42.09
{ }∑ −−= 22 log)1()10(ln iSnBX
{ }
290.9035.43026.2
)301.5(275.1)3026.2(
=×=
−−−=
Dengan 05.0∝= , dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = (k-1) adalah 6, maka
didapatkan Xtabel sebesar 12.6 dan Xhitung sebesar 9.290. Sampel dikatakan homogen
jika Xhitung < Xtabel. Karena Xhitung(9.290) < Xtabel (12.6), maka sampel dari data
angket pembelajaran kooperatif tipe jigsaw bersifat homogen.
Nilai Varians Sampel (dari data distribusi frekuensi) Data Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur
Panjang Kelas Jmlh Frek. 1 2 3 4 5 1 63 70 73 76 80 2 63 70 73 76 80 3 63 70 73 76 4 63 70 73 76 5 66 70 73 6 66 70 73 7 66 70 73 8 66 70 73 9 70 73
10 70 73 11 70 73 12 70 73 13 73 14 73
S12 = 0.57 S2
2 = 0 S32 = 0 S4
2 = 0 S52 = 0
Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur
Sampel frekuensi dk 1/dk Si2 log Si
2 (dk)log Si2
1 8 7 0.14 2.57 0.410 2.87 2 12 11 0.09 0 0 0 3 14 13 0.08 0 0 0 4 4 3 0.33 0 0 0 5 2 1 1.00 0 0 0
Jumlah 40 35 1.64 2.57 0.410 2.87
35)0(1)2.0(3)0(13)0(11)57.2(72 ++++
=S
514.035
99.17
=
=
29.02 −=LogS
B = (-0.29) x 35 = -10.12
{ }∑ −−= 22 log)1()10(ln iSnBX
{ }
24.24)53.10(3026.2
410.012.10)3026.2(
−=−×=
−−=
Dengan 05.0∝= , dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = (k-1) adalah
4, maka didapatkan Xtabel sebesar 9.49 dan Xhitung sebesar -24.24. Sampel dikatakan
homogen jika Xhitung < Xtabel. Karena Xhitung(-24.24) < Xtabel (9.49), maka sampel dari
data hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur bersifat homogen.
SILABUS
Nama Sekolah : MA Uswatun Hasanah Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/1 Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Alokasi Waktu : 16 jam pelajaran (untuk UH 2 jam)
Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/bahan/
Alat Perkembangan
tabel periodik unsur
Mengkaji literatur tentang perkembangan tabel periodik unsur dalam kerja kelompok.
Presentasi hasil kajian untuk menyimpulkan dasar pengelompokan unsure-unsur
Membandingkan perkembangan tabel periodik unsure untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur
2 jam
Struktur atom Mengkaji tabel periodik unsur untuk menentukn partikel dasar, konfigurasi elektron, massa atom relatif.
Mengidentifikasikan unsure kedalam isotop, isobar dan isoton melalui kelompok kerja.
Menentukan partikel dsar (proton, elektron, dan neutron)
Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi
Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik
Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton
2 jam
1.1 Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron
Sifat fisik dan
sifat kimia unsur
Sifat keperiodikan unsur
Mengamati beberapa unsur untuk membedakan sifat logam, non logam dan metaloid.
Mengkaji keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan serta titik leleh dan titik didih unsur-unsur seperiode dan segolongan berdasrkan data atau grafik dan nomor atom melalui diskusi kelompok.
Mengklasifikasikan dan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid.
Menganalisis dan menjelaskan tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, serta titik leleh an titik didih.
Jenis tagihan : Tugas kelompok, ulangan, Bentuk instrumen : Laporan tertulis, penilaian sikap
2 jam
Sumber Buku kimia, Tabel Periodik
Bahan Lembar kerja
Menghubungkan keteraturan sifat jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, serta titik leleh dan titik didih.
Perkembangan teori atom mulai dari Dalton samapai dengan teori Atom Modern
Mengkaji literatur tentang perkembangan teori atom (di rumah setelah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya)
Mempresentasikan dan diskusi hasil kajian
Menyimpulkan hasil pembelajaran.
Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-masing teori atom berdasarkan fakta eksperimen .
2 jam
TABULASI SKOR MENTAH DATA VARIABEL HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
Subjek Nomor Butir X Nilai X2
R_1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 22 73 484
R_2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 22 73 484
R_3 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 21 70 441
R_4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 21 70 441
R_5 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 21 70 441
R_6 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 19 63 361
R_7 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 21 70 441
R_8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 21 70 441
R_9 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 22 73 484
R_10 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 21 70 441
R_11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 22 73 484
R_12 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 20 66 400
R_13 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 73 484
R_14 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 21 70 441
R_15 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 20 70 400
R_16 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 22 76 484
R_17 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 22 73 484
R_18 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 22 73 484
R_19 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 19 63 361
R_20 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21 73 441
R_21 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 22 73 484
R_22 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 19 63 361
R_23 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 22 73 484
R_24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 24 80 576
R_25 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 23 76 529
R_26 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 21 70 441
R_27 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23 76 529
R_28 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 20 66 400
R_29 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 22 73 484
R_30 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 22 73 484
R_31 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 76 529
R_32 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 20 66 400
R_33 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 21 70 441
R_34 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 22 73 484
R_35 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 21 70 441
R_36 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 20 66 400
R_37 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 22 73 484
R_38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 24 80 576
R_39 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 21 70 441
R_40 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 19 63 361
JUMLAH 29 28 29 29 30 30 30 29 28 28 33 30 38 35 36 24 23 24 25 27 29 27 27 29 24 27 26 29 21 27 853 2842 18251
TABULASI SKOR MENTAH DATA ANGKET VARIABEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
Butir Soal Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nilai (Y)
1 3 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 3 3 83 2 4 4 2 2 3 2 1 3 2 3 1 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 83 3 2 2 3 2 3 1 3 1 2 3 1 3 4 3 2 3 3 4 2 3 4 3 2 2 73 4 3 1 2 2 3 1 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 1 4 2 3 2 4 4 73 5 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 73 6 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 1 4 4 66 7 3 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 1 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 86 8 4 3 2 3 2 2 3 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 4 3 3 2 2 73 9 4 2 1 2 3 1 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3 76
10 3 2 2 3 3 1 3 2 1 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 2 3 4 73 11 3 2 3 3 2 1 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 4 3 2 2 3 1 2 2 73 12 3 4 2 2 2 1 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 4 3 2 3 3 69 13 2 2 2 2 2 1 3 3 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2 1 2 2 2 83 14 2 3 4 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 80 15 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 2 73 16 3 3 3 2 3 1 2 1 2 3 1 3 4 3 2 1 3 4 2 3 4 3 4 3 79 17 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 1 1 4 2 3 4 3 2 2 76 18 2 2 4 2 3 1 2 1 2 3 4 3 4 3 2 1 1 4 2 3 4 3 2 2 76 19 4 4 4 2 1 3 4 2 1 3 2 3 1 2 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 66 20 3 3 3 2 3 1 4 1 2 3 1 3 4 3 2 1 1 4 2 3 4 3 2 2 86 21 3 4 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 66 22 3 3 2 1 3 1 2 3 1 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 3 66 23 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 1 4 4 83 24 3 3 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 1 2 2 1 4 2 2 3 3 2 2 2 73 25 3 3 4 2 2 1 4 2 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 69
26 2 3 2 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 83 27 3 4 3 2 2 4 4 3 2 2 2 4 3 1 3 2 3 3 3 2 2 1 1 4 79 28 2 2 4 4 3 1 3 3 1 1 2 2 3 4 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 69 29 4 3 4 2 3 2 2 2 1 1 3 2 2 2 4 4 3 3 2 2 3 3 1 3 76 30 3 3 4 2 1 2 3 3 2 2 3 3 1 3 2 2 2 4 3 3 4 3 3 2 83 31 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 4 4 3 2 3 1 2 2 79 32 4 2 4 3 3 1 2 3 4 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 1 2 2 75 33 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 2 3 2 1 1 3 4 3 3 4 4 3 2 83 34 3 4 1 1 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 4 4 3 3 3 2 2 1 3 1 76 34 2 3 3 3 2 2 3 3 4 1 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 1 4 73 36 2 3 2 3 3 4 4 3 2 1 1 3 3 3 2 4 1 3 3 3 2 3 3 3 69 37 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 1 1 4 86 38 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 2 2 3 3 4 4 1 1 4 4 83 39 3 4 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 1 3 4 4 3 3 4 2 73 40 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 2 4 3 3 4 2 66
JUMLAH 3030