122
i PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X DI MA USWATUN HASANAH MANGKANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Kimia Oleh: FITRI RAHMAWATI NIM: 3104228 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/89/jtptiain-gdl... · TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS

Embed Size (px)

Citation preview

i

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK

SISTEM PERIODIK UNSUR

KELAS X DI MA USWATUN HASANAH MANGKANG

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Kimia

Oleh:

FITRI RAHMAWATI NIM: 3104228

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2009

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tanggal Tanda Tangan

Atik Rahmawati, S.Pd. M.Si Pembimbing I Syamsul Ma’arif, M.Ag Pembimbing II

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Tanggal Tanda Tangan

H. Mursid, M.Ag Ketua Atik Rahmawati, S.Pd. M.Si Sekretaris Drs. Sugeng Ristiyanto, M.Ag Anggota Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd. M.Kom Anggota

iv

ABSTRAK Fitri Rahmawati (NIM. 3104228). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang. Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan Tadris Kimia IAIN Walisongo Semarang, 2009.

Penelitian ini bertujuan; 1) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di MA Uswatun Hasanah mangkang, 2) Untuk mengetahui hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang, 3) Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan teknik analisis regresi. Sedangkan teknik analisis regresi yang digunakan adalah teknik analisis regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variabel (ubahan) kriterium dan prediktor. Kategori variabel pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X) pada kelas X MA Uswatun Hasanah berada dalam kategori “Cukup” yang terletak pada pada interval 72.67 – 78.83. Kategori variabel hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur (Y) kelas X MA Uswatun Hasanah berada dalam kategori “Cukup” yang terletak pada interval 68.98 – 73.12. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki korelasi positif dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah, yaitu sebesar 0.545. Hubungan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur adalah 0.545 dalam kategori “sedang”, terletak pada interval 0.40 – 0.599. Sementara itu berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dapat diketahui bahwa persamaan regresi

307.43366,0 += XY . Ada pengaruh signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur. Hal ini ditunjukkan dari nilai Freg sebesar 16.06. Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung = 16.06, sedangkan pada Ftabel untuk taraf signifikansi 5% dan 1% sebesar 4.17 dan 7.35. Karena Fhitung > Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan. Berdasarkan perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi: “tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” ditolak. Dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi: “Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” diterima. Sedangkan pengaruh positif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur yaitu sebesar 0.545. kemudian dikonsultasikan pada r tabel taraf signifikansi 5% dan 1% sebesar 0,312 dan 0.403. Karena rxy > rt (baik taraf 5% maupun 1%), maka hasilnya signifikan.

v

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan

bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 10 Januari 2009

Deklarator

FITRI RAHMAWATI NIM 3104228

vi

MOTTO

(#θçΡ uρ$ yès? uρ ’n? tã Îh É9 ø9$# 3“ uθø) −G9$# uρ ( Ÿωuρ (#θçΡ uρ$ yès? ’n?tã ÉΟ øOM} $# Èβ≡uρ ô‰ãèø9$#uρ 4 (#θà) ¨? $#uρ

©! $# ( ¨β Î) ©! $# ߉ƒÏ‰x© É>$s) Ïèø9$#

"….dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah

amat berat siksa-Nya.". (al-Maidah: 2)1

1Departemen Agama RI, “Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah”, (Jakarta: Lentera

Hati, 2002), hlm. 12

vii

PERSEMBAHAN

Dengan tulus ikhlas, karya yang sangat sederhana ini saya

persembahkan kepada:

Bapak H. Zamahsari dan Ibu Hj. Siti Cholifatun, walaupun karya

ini tidak sebanding dengan kasih sayang yang mereka berikan untuk

penulis tak sebanding juga dengan tetes air mata yang mengiringi

setiap doa dan setiap titik-titik keringat dalam pengorbanan dan

usaha demi penulis.

Adik-adik tercinta (M. Nur Khoiruddin dan M.Khoirul Hud), terima

kasih atas motivasi, bantuan doanya dan masukan-masukan yang

membuat penulis semakin dewasa.

Serta Teman-teman Seperjuangan.

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Rabb

al-Izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua

hamba-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi

Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang

senantiasa mengikutinya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak

mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Perjalanan melelahkan ini, akan

berarti dengan ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak

yang telah membantu dalam proses ini. Akan lebih berarti dengan ucapan terima

kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :

1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Prof. DR. Ibnu Hadjar,

M.Ed.

2. Dosen pembimbing, Atik Rahmawati, M.Si dan Syamsul Ma’arif, M.Ag, yang

telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi.

3. Kepala MA Uswatun Hasanah Mangkang Dra. Hj. Muslikhah beserta staf

karyawan, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan

penelitian di MA Uswatun Hasanah Mangkang.

4. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan

kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.

5. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai

perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah

memberikan layanan yang baik bagi penulis.

6. Bapak H. Zamahsari dan Ibu Hj. Siti Cholifatun, adik-adik tercinta serta

saudara-saudara penulis yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan baik

moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam

menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.

ix

7. Teman-teman KAMMI ’04 (Ririn, Dwi, Titi, Siti, Ika, Nurul, Eva, Latifah,

Yahya, Muhktar, Ulin, dan Hadi) Semoga ikatan ukhuwah akan selalu terjaga.

Amin.

8. Teman-teman di PESMA Al-Izzah, Al-Qudwah, Isbillah, Al-Kaustar,

Darussalam, dan Al-Firdaus. “perjalanan kita masih panjang, tetap

semangat…”

9. Teman-teman Kimia 2004 “semoga kebersamaan akan selalu menjadi

kenangan yang terindah”

10. Teman-teman TIM KKN (Mami Mariyana, Budhe Nisa’, Tante Nurul)

semoga ikatan persaudaraan akan tetap terjaga, dan teman-teman TIM PPL

SMA 8 Semarang (Azis, Jauhar, Toyibah, Anie, Muka, Neli, Indri, Tutik,

Rina, dan Salamah).

11. Teman-teman seperjuangan di KAMMI & QOLBUN SALIM IAIN

Walisongo yang selama ini banyak memperkaya kehidupan ini.

12. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh

studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu.

Kepada semua, penulis mengucapakan tarima kasih disertai do’a, semoga

budi baik diterima Allah SWT dan mendapatkan balasan berlipat ganda di

Yaumul Qiamat nanti, Amin. Serta proses yang selama ini penulis alami semoga

bermanfaat di kemudian hari sebagai bekal mengarungi kehidupan di alam nyata.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan baik dari

segi substansi (isi) maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis mengaharap

kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

Semarang, 10 Januari 2009

Penulis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................. iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

PERNYATAAN ................................................................................................. v

MOTTO ............................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Penegasan Istilah..................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................................ 8

2. Dasar Teori Pembelajran Kooperatif ................................................ 10

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif .......................................... 12

4. Tipe Jigsaw ....................................................................................... 13

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar.................................................................... 16

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................ 18

3. Penilaian Hasil Belajar...................................................................... 27

xi

C. Sistem Periodik Unsur

1. Sistem Periodik Modern.................................................................... 28

2. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik ................ 30

3. Sifat-sifat Periodik Unsur.................................................................. 31

D. Pengaruh Pembelajran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar

Kimia....................................................................................................... 35

E. Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................................. 36

F. Pengajuan Hipotesis ................................................................................ 37

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 38

B. Variabel Penelitian .................................................................................. 38

C. Metode Penelitian ................................................................................... 39

D. Populasi dan Sampel .............................................................................. 39

E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 40

F. Teknik Analisis Data............................................................................... 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw...................... 47

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Kimia.................................................. 51

B. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Pendahuluan ........................................................................ 55

2. Analisis Uji Hipótesis ....................................................................... 56

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 64

D. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 67

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 69

B. Saran-saran.............................................................................................. 70

C. Penutup.................................................................................................... 70

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Lajur Horizontal................................................................ 29

2. Tabel 2.2 Golongan Unsur Utama .................................................... 29

3. Tabel 2.3 Golongan Unsur Transisi ................................................. 30

4. Tabel 2.4 Hubungan Konfigurasi Elektron Dengan Sistem Periodik 31

5. Tabel 3.1 Analisis Variansi Garis Regresi i Prediktor ..................... 44

6. Tabel 4.1Nilai Instrumen Kuesioner Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Kelas X MA Uswatun Hasanah ............................................ 47

7. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw......... ....................................................................................... 49

8. Tabel 4.3 Kualifikasi dan Interval Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw................................................................................................ 50

9. Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem

Periodik Unsur Kelas X MA Uswatun Hasanah ............................... 51

10. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kimia Materi Pokok

Sistem Periodik Unsur ...................................................................... 54

11. Tabel 4.6 Kualifikasi dan Interval Hasil Belajar Kimia Materi Pokok

Sistem Periodik Unsur ..................................................................... 54

12. Tabel 4.7 Tabel Kerja Koefisien Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

dan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur........ 55

13. Tabel 4.8 Interpretasi Koefisien Korelasi ........................................ 59

14. Tabel 4.9 Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi .......................... 63

15. Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Freg dan rxy ..................................... 63

xiii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Desain Pembelajaran ................................................................ 14

2. Gambar 4.1 Histogram Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw..................... 51

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar nama responden

Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen penelitian

Lampiran 3. Uji normalitas dan homogenitas

Lampiran 4. Analisis SPSS

Lampiran 5. Surat keterangan penelitian

Lampiran 6. Penunjukan pembimbing

Lampiran 7. Surat ijin riset penelitian

Lampiran 8. Struktur kependidikan Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah

Lampiran 9. SILABUS penelitian

Lampiran 10. RPP penelitian

Lampiran 11.Transkip Ko Kurikuler dan piagam PASSKA

Lampiran 12. Daftar riwayat hidup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya untuk mengembangkan

seluruh potensi peserta didik seoptimal mungkin melalui pengembangan

bakat, minat dan rekayasa kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif

bagi tumbuh kembangnya seluruh potensi yang dimiliki peserta didik.

Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung

pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik di rumah atau di sekolah.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, salah satunya adalah

proses pembelajaran.

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang

didambakan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Agar proses

pembelajaran berhasil, guru harus membimbing peserta didik sedemikian rupa

sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuan sesuai dengan struktur

pengetahuan bidang yang dipelajari.

Banyak pihak mensinnyalir bahwa rendahnya mutu pendidikan saat ini

berkaitan erat dengan rendahnya motivasi peserta didik dalam belajar.

Bertambah baiknya keadaan ekonomi dan keadaan masyarakat selama 20

tahun terakhir ini semestinya dapat meningkatkan kecerdasan anak-anak yang

lahir pada masa sekarang. Hanya saja, kondisi kehidupan yang lebih baik

dengan berbagai sarana dan fasilitas cenderung menjadikan anak Indonesia

kurang termotivasi untuk belajar, yang akhirnya membawa dampak negatif

pada prestasi belajarnya.

Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian perlu

dilakukan upaya yang antara lain berupa pengembangan pembelajaran. Dalam

pengembangan pembelajaran yang perlu dilakukan saat ini adalah

pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Untuk itu perlu diupayakan satu

model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan keaktifan peserta

2

didik, serta memberikan iklim kondusif dalam pembelajaran untuk

meningkatkan kreativitas peserta didik.

Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, oleh karenanya

kimia mempunyai karakteristik sama dengan sains. Karakteristik tersebut

meliputi objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaanya. Pada dasarnya

ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan atau induktif,

namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan

dikembangakan berdasarkan teori deduktif. Kimia juga ilmu yang memberi

jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam dan

energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari

segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat,

perubahan dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan

penalaran. Secara tidak langsung peserta didik diharapkan mampu memahami

konsep-konsep serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sistem periodik unsur adalah salah satu materi dalam pelajaran kimia,

dimana didalamnya menjelaskan beberapa sifat-sifat yang dapat

mempengaruhi unsur-unsur kimia, diantaranya jari-jari atom,

keelektronegatifan, afinitas elektron, energi ionisasi, titik didik dan titik cair.

Untuk memahami materi tersebut diharapkan guru dapat memilih model-

model pembelajaran atau strategi pembelajaran untuk membantu peserta didik

dalam memahami materi sistem periodik unsur.

Pembelajaran kimia pada materi sistem periodik unsur yang dilakukan

selama ini, kebanyakan guru yang masih menggunakan pembelajaran yang

berasal dari satu orang saja, seperti metode ceramah, sehingga membuat

peserta didik merasa bosan. Oleh karenanya, perlu ada perubahan paradigma

dalam menelaah proses belajar mengajar dan interaksi antara peserta didik dan

guru serta mempertimbangkan kreativitas peserta didik. Keberadaan peserta

didik perlu dipertimbangkan karena mereka bukanlah botol kosong yang bisa

diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru.

Selain itu, alur proses belajar mengajar tidak harus berasal dari guru menuju

peserta didik. Peserta didik bisa juga saling mengajar dengan sesama peserta

3

didik lainnya (peer teaching). Ini merupakan sistem pengajaran yang

memberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik

dalam tugas-tugas yang terstruktur atau bisa disebut cooperative learning.1

Ironisnya, model pembelajaran kooperatif ini belum banyak diterapkan

dalam kegiatan belajar mengajar, karena banyak guru yang enggan

menerapkan sistem kerjasama di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan

yang paling utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas

dan peserta didik tidak fokus terhadap pelajaran selama proses pembelajaran

berlangsung.

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi

pembelajaran yang digunakan guru didalam kelas untuk membantu belajar

setiap mata pelajaran, khususnya kimia. Dalam pembelajaran kooperatif

peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu

belajar satu sama lainnya. Kelompok-kelompok tersebut beranggotakan

peserta didik dengan hasil belajar tinggi, rata-rata, dan rendah, laki-laki dan

perempuan, peserta didik dengan latar belakang suku berbeda yang ada

dikelas. Kelompok beranggotakan heterogen ini tinggal bersama selama

beberapa pertemuan, sampai mereka dapat belajar bekerja sama dengan baik

sebagai sebuah tim.2

Jigsaw merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif,

dimana dalam model pembelajaran jigsaw ini para anggota dari tim-tim yang

berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk berdiskusi (tim ahli) saling

membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan mereka.

Kemudian peserta didik itu kembali pada tim/kelompoknya masing-masing

(tim asal) untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa

yang telah mereka pelajari sebelumnya (pada pertemuan tim ahli). Dengan

model pembelajaran jigsaw ini diharapkan dapat membantu peserta didik

1 Anita Lie, Cooperative Learning, Mempraktikkam Cooperative Learning di Ruang-ruang

Kelas, (Jakarta: Gramedia, 2005), hlm. 12 2 Muhamad Nur, Pembelajaran Kooperatif, (DEPDIKNAS, Jenderal Pendidikan dasar &

Menengah, LPMP Jawa Timur: 2005), hlm. 2

4

dalam memahami setiap pelajaran yang diberikan oleh guru, khususnya dalam

pelajaran kimia pada materi sistem periodik unsur.

Salah satu keunggulan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini adalah

dapat meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap

pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak

hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap

memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya

yang lain, serta meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk mempelajari

materi yang ditugaskan.

Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

menciptakan sebuah revolusi pembelajaran di dalam kelas, sehingga tidak ada

lagi sebuah kelas yang sunyi, serta dapat meningkatkan kreativitas peserta

didik selama proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

ini dengan judul “PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK

SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X DI MA USWATUN HASANAH

MANGKANG ”

B. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami judul penelitian

ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian

ini, sehingga diperoleh pemahaman yang jelas dan tegas, diantaranya :

1. Pengaruh

Adalah daya yang ada atau timbul dari seseorang atau benda, yang

itu membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.3 Adapun

yang dimaksud dengan pengaruh disini adalah pengaruh pelaksanaan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar.

3 Depdikbud, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 549

5

2. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana keberhasilan

individu diorientasikan dalam keberhasilan kelompok bidang studi yang

melibatkan beberapa keterampilan dan penyelesaian masalah yang

dikerjakan secara kerjasama kelompok.

3. Jigsaw

Jigsaw adalah salah satu model dalam pembelajaran kooperatif

yang menekankan pada kerja kelompok, dimana dalam setiap kelompok

terdapat tim asal dan tim ahli yang masing-masing beranggotakan 4-6

peserta didik dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif

dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu

dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada

anggota kelompok yang lain.4

4. Hasil Belajar Kimia

Hasil berarti sesuatu yang diadakan oleh usaha.5 Sedangkan belajar

berarti tahapan perubahan tingkah laku peserta didik yang positif sebagai

hasil interaksi edukatif dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif.6 Kimia secara singkat dikatakan bahwa kimia merupakan ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang susunan, struktur sifat, perubahan

materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut.7 Hasil belajar

kimia yang dimaksud disini adalah hasil belajar kimia dari peserta didik

kelas X di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah Mangka

5. Materi Pokok Sistem Periodik Unsur

Materi pokok sistem periodik unsur merupakan salah satu materi

pokok yang tercantum dalam mata pelajaran kimia berdasarkan kurikulum

KTSP (Kuriklulum Tingkat Satuan Pendidikan).

4Eko, “Inovasi Pembelajaran MIPA di Sekolah dan Alternatif Implementasinya“,

http://eko13.wordpress.com/2008/05/31/inovasi-pembelajaran-mipa-di-sekolah-dan-alternatif-implementasinya-cooperative-learning-pembelajaran-kooperatif//.

5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai Pustaka, 1993), hlm. 275 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 114 7 Michael Purba, Kimia Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 3

6

Berdasarkan penegasan istilah di atas maka, secara keseluruhan maksud

dari judul skripsi ini adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil

belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun

Hasanah Mangkang.

C. Pembatasan Masalah

Dunia pendidikan tidak terlepas dari peran seorang guru dalam proses

belajar mengajar didalam kelas, selain guru metode pembelajaran tidak kalah

penting demi tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru

harus mempunyai kreativitas untuk mengembangkan metode pembelajaran,

karena jika metode yang digunakan tidak sesuai akan berdampak pada hasil

belajar peserta didik.

Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis membatasi permasalahn

pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar.

Pembelajaran dibatasi pada strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam

mata pelajaran kimia materi pokok sistem periodik unsur. Demikian juga hasil

belajar yang akan diteliti dibatasi pada hasil belajar dalam aspek kognitif mata

pelajaran kimia materi pokok sistem periodik unsur. Sedangkan peserta didik

yang diteliti adalah peserta didik kelas X semester ganjil MA Uswatun

Hasanah Mangkang

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di

MA Uswatun Hasanah Mangkang?

2. Bagaimanakah hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA

Uswatun Hasanah Mangkang?

3. Apakah ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil

belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun

Hasanah Mangkang?

7

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian

ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas

X di MA Uswatun Hasanah Mangkang.

b. Untuk mengetahui hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA

Uswatun Hasanah Mangkang.

c. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap

hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA

Uswatun Hasanah Mangkang

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :

a) Bagi Peserta Didik

1). Menumbuhkan kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi

antar peserta didik.

2). Mampu memberikan sikap positif terhadap mata pelajaran kimia.

b) Bagi Guru

1). Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi

pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.

2). Sebagai informasi bagi guru, khususnya guru kimia SMA/MA

mengenai pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

c) Untuk Lembaga

1). Diharapkan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah.

8

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning adalah sebuah

group kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan

masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a task), atau

untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal). Ada

beberapa tehnik pembelajaran kooperatif yang berbeda, tetapi,

kesemuanya memiliki ciri-ciri dasar yang sama. Salah satu ciri dasar yang

dimaksud adalah bahwa peserta didik melakukan pekerjaan dalam

groupnya, mereka melakukan dengan saling bekerja sama (they work

cooperatively)1.

Menurut Roger T. Johnson dan David W. Johnson sebagaimana

dikutip oleh Eko, bahwa:

“Cooperative learning is a relationship in a group of students that requires positive interdependence ( a sense of sink or swim together), individual accountability (each of us has to contribute and learn), interpersonal skill (communication, leadership, decision making, and conflict resolution, face to face promotive interaction and processing (reflection on how well the team is functioning and how to function even better).”2 Pemahaman dari definisi di atas bahwa dalam pembelajaran

kooperatif tercipta kerjasama yang baik antar anggota tim, ada

ketergantungan saling memerlukan yang positif (menanamkan rasa

kebersamaan), tanggung jawab masing-masing anggota (setiap anggota

memiliki sumbangan dan belajar), keterampilan hubungan antar person

(komunikasi, kepemimpinan, membuat keputusan, dan penyelesaian

1Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga

Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007), hlm. 35 2Eko, Inovasi Pembelajaran MIPA di Sekolah dan Alternatif Implementasinya,

http://eko13.wordpress.com/2008/05/31/inovasi-pembelajaran-mipa-di-sekolah-dan-alternatif-implementasinya-cooperative-learning-pembelajaran-kooperatif//.

9

konflik), proses interaksi tatap muka (refleksi bagaimana tim berfungsi

(bekerja) dengan baik dan bagaimana untuk memfungsikannya dengan

fungsi yang lebih baik)

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi dari model

pembelajaran kelompok, dimana didalamnya terdapat serangkaian

kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-

kelompok tertentu untuk mencapai tujuan belajar yang telah dirumuskan.

Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu: (1) Adanya

peserta dalam kelompok, (2) Adanya aturan kelompok, (3) Adanya upaya

belajar setiap anggota kelompok, dan (4) Adanya tujuan yang harus

dicapai.3

Maksud dari keempat unsur di atas adalah bahwa untuk mencapai

tujuan dalam kelompoknya peserta didik harus mempunyai upaya belajar

dengan meningkatkan kemampuan yang dimiliki baik kemampuan dalam

aspek pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. Sehingga aktivitas

pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok antar peserta didik dapat

saling membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalaman, maupun

gagasan-gagasan. Untuk mencapai itu semua setiap kelompok harus

mempunyai aturan kelompok yang menjadi kesepakatan bersama misalnya

saja pemberian tugas setiap kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif, unsur yang paling penting yaitu

adanya peserta yang melakukan proses pembelajaran, pengelompokan

peserta didik bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan,

diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang

kemampuan, minat dan bakat peserta didik, serta campuran baik campuran

ditinjau dari minat maupun campuran yang ditinjau dari kemampuan.

Selain keempat unsur di atas, Depdiknas menambahkan 3 unsur

terpenting dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya4 :

3Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2007), cet.3. hlm. 241 4Doantara Yasa, “Metode Pembelajaran Kooperatif”,

http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/

10

1. Meningkatkan hasil akademik, maksudnya meningkatkan kinerja

peserta didik dalam tugas-tugasnya

2. Memberikan peluang agar peserta didik dapat menerima teman-

temannya yang mempunyai latar belajar yang berbeda

3. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, yaitu dengan

menghargai pendapat orang lain, menjelaskan ide atau pendapat,

bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.

Pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah kondisi pembelajaran

yang bersifat gotong royong, saling menolong dan bekerja sama. Hal ini

bukanlah hal baru dalam Islam, karena Islam mengajarkan untuk tolong

menolong dalam kebaikan. Dalam surat al-Maidah ayat 2:

(#θ çΡuρ$yès?uρ ’n? tã ÎhÉ9 ø9$# 3“ uθø)−G9 $# uρ ( Ÿωuρ (#θ çΡuρ$ yès? ’n?tã ÉΟøO M}$# Èβ≡uρô‰ãèø9 $# uρ 4 (#θ à)?$# uρ ©! $# ( ¨β Î) ©!$#

߉ƒ ωx© É>$ s)Ïèø9 $# ∩⊄∪

"….dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.". (al-Maidah : 2)5

Ayat ini menjadi prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dan saling

membantu kepada siapapun, selama tujuannya adalah kebajikan.6

2. Dasar Teori Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerjasama kelompok

serta interaksi anggota dalam kelompok. Adapun teori yang mendasari

pembelajaran kooperatif ini adalah teori motivasi dan teori kognitif.7

5Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),

hlm. 12 6M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Volume 3, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 12 7Robert E. Slavin, Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media,

2008), hlm, 4

11

a) Teori Motivasi

Teori ini beranggapan bahwa motivasi peserta didik dalam

pembelajaran kooperatif terletak pada penghargaan atau struktur

pencapaian, dimana peserta didik bekerja mengidentifikasi tiga unsur

yaitu, kooperatif, kompetitif, dan individualistik.8

Struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi dimana

satu-satunya cara anggota kelompok dapat meraih tujuan pribadi

mereka jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu, untuk

meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membantu

teman satu timnya untuk melakukan apapun guna membuat kelompok

mereka berhasil, dan mungkin yang lebih penting, mendorong anggota

satu kelompoknya untuk melakukan usaha yang maksimal.

b) Teori Kognitif

Teori ini menekankan pada pengaruh dari kerja sama itu sendiri

yang terkait dengan pencapaian suatu tujuan kelompok. Teori-teori

kognitif ini dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu teori

pembangunan dan teori elaborasi kognitif.9

1) Teori Pembangunan

Asumsi dasar dari teori pembangunan ini adalah interaksi

antar peserta didik berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai untuk

meningkatkan penguasaan mereka. Vygotsky mendefinisikan

wilayah pembangunan aktual seperti yang telah ditentukan oleh

penyelesaian masalah secara independen dan level pembangunan

potensial seperti yang ditentukan melalui penyelesaian masalah

dengan bantuan dari orang dewasa atau dalam kolaborasi dengan

teman yang lebih mampu.

2) Teori Elaborasi Kognitif

8Ibid. 9Ibid, hlm. 36-39

12

Elaborasi adalah suatu proses dimana informasi yang baru

diterima dikaitkan sedemikian rupa dengan pengetahuan atau

informasi lama yang telah tersimpan didalam long-term memori.10

Pandangan teori elaborasi kognitif ini amat berbeda dengan

pandangan teori pembangunan. Penelitian dalam psikologi kognitif

telah menemukan bahwa apabila informasi yang sudah ada didalam

memori dan berhubungan dengan informasi yang sudah ada

didalam memori peserta didik harus terlibat dalam semacam

pengaturan kembali kognitif atas elaborasi dari materi. Sebagai

contoh menulis rangkuman atau ringkasan dari pelajaran yang

disampaikan.

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Untuk dapat melakukan pembelajaran kooperatif ini, terdapat

beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan diantaranya : 11

1) Prinsip Ketergantungan Positif (Possitive Interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian

tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota

kelompokknya. Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap

kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan

kelompoknya. Hakikat ketergantungan positif ini artinya tugas

kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang

tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja

sama yang baik dari masing-masing anggota kelompoknya.

2) Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama.

Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggota,

maka setiap anggota kelompoknya harus memiliki tanggung jawab

sesuai dengan tugasnya.

10Abdul Mu’thi, “Proses Belajar: Pendekatan kognitif”, dalam Chabib Thoha dan Abdul

Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 101

11Wina Sanjaya, Op.cit, hlm. 246-247

13

3) Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction)

Pada pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan secara

luas bagi setiap anggota kelompok untuk bertatap muka, saling

memberikan informasi, dan saling membelajarkan. Interaksi tatap

muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap

anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan,

memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi

kekurangan masing-masing anggota.

4) Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)

Pembelajaran kooperatif melatih peserta didik untuk mampu

berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Untuk itu peserta didik perlu

dibekali dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya,

cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat

orang lain secara santun, tidak memojokkan, cara menyampaikan

gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan tidak berguna.

4. Strategi Pembelajaran Jigsaw

Ada banyak macam metode pembelajaran kooperatif, salah satunya

adalah model pembelajaran jigsaw. Model pembelajaran ini pertama kali

dikembangkan oleh Aronson, dkk di Universitas Texas. Pembelajaran

jigsaw ini terdiri dari tim-tim belajar yang heterogen yang beranggotakan

4-6 orang pesera didik yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian

materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada orang lain.

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta

didik terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi mereka

juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada

anggota kelompok lain. Dengan demikian, peserta didik saling tergantung

dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk

mempelajari materi yang ditugaskan.

Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama

bertemu untuk berdiskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain

14

tentang topik pembelajaran yang ditugaskan mereka. Setelah itu peserta

didik itu kembali pada tim/kelompoknya masing-masing (tim asal) untuk

menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah

mereka pelajari sebelumnya (pada pertemuan tim ahli).12 Desain

pembelajaran jigsaw dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Gambar 2.1. Desain Pembelajaran Jigsaw

Untuk mata pelajaran matematika/IPA, pada umumnya peserta didik

belum mampu mempelajari materi secara mandiri. Oleh karena itu,

sebaiknya materi tetap dipresentasikan oleh guru, sedangkan yang

dikerjakan peserta didik dalam kegiatan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw ini adalah soal-soal (4 atau 5 soal yang variatif) saja.13

Dalam pembelajaran IPA khususnya kimia pada materi pokok sistem

periodik unsur, ada beberapa tahapan persiapan guru dalam pelaksanan

pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw, diantaranya:

1. Memilih materi

Persiapan guru yang paling utama adalah menentukan materi

pembelajaran. Karena tidak semua materi pelajaran bisa diterapkan

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw.

Materi yang cocok misalnya materi sistem periodik unsur.

12Ibid, hlm. 237 13Amin Suyitno, Makalah Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di

Sekolah, (Semarang: UNNES, 2006) hlm. 6

A A A A A

A B C D E

A B C D E

A B C D E

A B C D E

A B C D E

B B B B B

C C C C C

D D D D D

E E E E E

15

2. Membuat Lembar Ahli

Lembar ahli ini berisi 6 topik yang menjadi inti diskusi kelompok ahli

dengan materi sistem periodik unsur, setiap kelompok ahli akan

mendapatkan topik yang berbeda yakni jari-jari atom, jari-jari ion,

energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, serta titik didih

dan titik leleh.

3. Membuat Kuis

Kuis ini berupa tes (baik tes uraian maupun tes pilihan ganda) yang

digunakan sebagai bahan evaluasi.

4. Membagi Peserta Didik ke dalam Tim/Kelompok Asal

Peserta didik dibagi dalam kelompok asal secara heterogen yang terdiri

dari 5-6 anggota. Setiap anggota asal akan mempelajari topik yang

berbeda.

5. Membagi Peserta Didik ke dalam Kelompok Ahli

Kelompok ahli terdiri dari beberapa anggota kelompok asal yang

mempelajari topik yang sama.

Selama proses pembelajaran kimia dengan menggunakan jigsaw,

langkah-langkah yang dilakukan, diantaranya:

1. Penjelasan Materi

Penjelasan materi ini diartikan sebagai proses penyampaian materi

pokok sebelum peserta didik belajar dalam kelompok. Tujuan utama

dalam langkah ini adalah pemahaman peserta didik terhadap materi

pokok sistem periodik unsur. Pada tahap ini huru memberikan

gambaran umum tentang materi sistem periodik unsur yang harus

dikuasai yang selanjutnya peserta didik akan memperdalam materi

dalam pembelajaran kelompok (tim). Metode yang digunakan dalam

tahap ini menggunakan metode ceramah, curah pendapat, tanya jawab,

bahkan kalau perlu guru dapat menggunakan demonstrasi. Disamping

itu, guru juga dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar

proses penyampaian dapatr lebih menarik peserta didik.

2. Diskusi Kelompok Ahli

16

Peserta didik yang mempelajari topik yang sama bertemu untuk

berdiskusi dalam kelompok ahli. Terdapat 6 kelompok ahli dalam

materi sistem periodik unsur yaitu, kelompok ahli jari-jari ion,

kelompok ahli jari-jari atom, kelompok ahli energi ionisasi, kelompok

ahli afinitas elektron, kelompok ahli keelektronegatifan, serta

kelompok ahli titik tidih dan titik leleh.

3. Laporan Tim

Setelah selesai diskusi, kelompok ahli kembali ke dalam kelompok

asal untuk mengajarkan topik-topik yang mereka dapatkan di

kelompok ahli. Selanjutnya guru serta peserta didik menyamakan

persepsi tentang apa yang telah didiskusikan dalam kelompok asal

maupun kelompok ahli.

4. Tes

Sebagai evaluasi peserta didik mengerjakan kuis-kuis individual yang

mencangkup semua topik.

Kunci dari tipe jigsaw ini adalah interdepence setiap peserta didik

terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan.

Artinya setiap peserta didik harus memiliki tanggung jawab dan kerja

sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi

dan memecahkan masalah yang diberikan. Dengan demikian pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw ini peserta didik dapat memahami materi sistem

periodik unsur.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar.14 Menurut Benjamin S. Bloom ada 3 ranah (domain)

hasil belajar yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan menurut

A.J Romiszowski hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatau

14Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar (Jakarta: Rineka cipta,

1999), hlm. 37

17

sistem pemrosesan masukan (inputs), masukan dari sistem tersebut berupa

bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau

kinerja (performance).15

Clifford t. Morgan memberikan definisi bahwa “Learning is any

relatively permanent change in behavior or that is a result of past

experience.16 Artinya belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif

tetap yang merupakan hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Geoch

dalam Sardiman AM, menjelaskan bahwa learning is a change in

performance as a result of practice.17 Dari definisi tentang belajar

tersebut, belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.

Adapun pengetian belajar (learn) dapat diartikan sebagai proses

transfer yang ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan, tingkah

laku, dan kemampuan seseorang yang relatif tetap sebagai hasil dar

latihan dan pengalaman yang terjadi melalui aktivitas mental yang bersifat

aktif, konstruktif, kumulatif, dan berorientasi pada tujuan.18

Dari pengertian belajar tersebut, dapat diambil tiga pemahaman

umum. Pertama, belajar ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan,

sikap, tingkah laku, dan keterampilan yang relatif tetap dalam diri

seseorang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.19 Dengan demikian yang

dimaksud dengan belajar adalah jika seseorang mampu menerapkan apa

yang dipahami dalam bentuk konkret sesuai dengan tujuan yang

diinginkan.

15Ibid, hlm.38 16Clifford. T Morgan, Introduction to Psichology, (University of Texas, Austin, 1971), hlm.

63 17Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1990),

cet. 3, hlm.22 18Abdul Mu’thi, “Proses Belajar: Pendekatan kognitif”, dalam Chabib Thoha dan Abdul

Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 94

19Ibid.

18

Kedua, belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman yang bersifat

kumulatif. Artinya, hasil belajar tidak diperoleh secara tiba-tiba, akan

tetapi berlangsung melalui proses tahap demi tahap.20 Hal ini berhubungan

dengan kemampuan seseorang, jika peserta didik bisa memahami dan

mengusai sebuah tahapan proses belajar, maka peserta didik bisa

melanjutkan ke proses tahapan selanjutnya. Akan tetapi jika peserta didik

belum bisa menguasai suatu tahapan belajar, maka peserta didik akan

kesulitan untuk melanjutkan ke proses belajar selanjutnya.

Ketiga, belajar merupakan proses aktif-konstruktif yang terjadi

melalui mental proses. Yang dimaksud mental proses adalah serangkaian

proses kognitif seperti persepsi (perception), perhatian (attention),

mengingat (memory), berfikir (thinking, reasoning), dan memecahkan

masalah (problem solving).21 Dengan kesadaran tersebut peserta didik

akan secara aktif memberikan perhatian, mengingat, berfikir, manafsirkan,

mengelompokkan, mengaitkan, mengkonfrontasikan informasi yang

diterima berdasarkan apa yang dicapai dan apa yang diaketahui

(pengetahuan lama yang telah didapatkan).

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan suatu pembelajaran bagi seorang peserta didik tidak

terlepas dari keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran

berlangsung. Keterlibatan dan keaktifan seorang peserta didik secara

langsung akan memberikan kesan tersendiri serta peserta didik akan cepat

menangkap (paham) pelajaran yang diberikan oleh guru. Sebagaimanan

pendapat Bobbi dePorter dalam Quantum Teaching mengutip pendapat Dr.

Vernon A. Magnesen, bahwa orang belajar 10% dari apa yang dibaca,

20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat dan 50% dari apa

yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa

yang dikatakan dan dilakukan.22

20Ibid, hlm. 94 21Ibid, hlm. 96 22Bobbi dePorter, Quantum Teaching, (Bandung: Kaifa, 2000), hlm. 57

19

Selain itu, Bobbi dePorter menjelaskan bahwa keberhasilan belajar

ditentukan juga dengan suasana menyenangkan dan menggembirakan.23

Pastinya akan sulit menikmati belajar jika seorang peserta didik merasa

tidak nyaman dan tertekan dalam proses belajar mengajarnya.

Dalam hadisnya Rosulullah SAW menjelaskan beberapa hal yang

sangat mempengaruhi perkembangan seorang anak. Dalam hal ini

Rosulullah SAW mejelaskan faktor lingkungan keluarga yang sangat

menentukan bagaimana arah pendididikan seorang anak, sebagaimana

sabda beliau :

ما من ٫ قال رسول اهللا صلىاهللا عليه وسلم׃حديث أبى هريرة رضيا هللا عنه قال

آما تنتج البهيمة ٫طرة فأبواه يهودانه وينصرا نه ويمجسا نهالفمولد إآل يولد على

24﴾ه مسلم ارو ﴿ ٠ هل تحسون فيها من جدعاء٫بهيمة جمعاء

“Diriwayatkan dari Abu hurairah Radliyallahu anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda : “setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci, bersih), kedua orangtualah yang membuatnya menjadi yahudi, nasrani dan majusi. Sebagaimana seekor ternak yang melahirkan anaknya (dengan sempurna kejadian dan anggotanya) adakah kamu menganggap hidung, telinga dan anggota lainya terpotong ?.” (HR. Muslim)

Selain faktor keluarga yang dijelaskan dalam hadist Rosulullah

SAW, Wasti Soemanto mengungkapkan bahwa hasil belajar yang dicapai

oleh peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, diantaranya :

1. Faktor dari dalam diri peserta didik yang meliputi: kemampuan,

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

2. Faktor lingkungan, dalam faktor lingkungan ini yang paling dominan

adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran ini

23Ibid, hlm. 76 24Abu Husain, Shohih Muslim Juz 15, (Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, tt), hlm. 169-

170

20

ialah tinggi rendahnya atau efektif tidakntya proses belajar mengajar

dalam mencapai tujuan pengajaran.25

Dengan demikian, kedua faktor di atas (kemampuan peserta didik

dan kualitas pengajar) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan

hasil belajar peserta didik. Artinya, makin tinggi kemampuan peserta didik

dan kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar peserta didik. Dan

juga faktor-faktor jika dapat dilakukan dengan pola kehidupan positif,

maka didalamnya ada hal-hal yang dianggap sebagai sesuatu yang baik,

memberi kemudahan anak didik dalam belajarnya. Apabila faktor-faktor

tersebut mengarah pada pola kehidupan yang negatif, maka akan menjadi

suatu hal yang menghambat proses belajar anak didik.

Hamman Nasiruddin menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar dalam Ta’lim Muta’alim, ada 6 yaitu:26

مجموعها ببيانن سأ نبك ع ال بستة ااالال تنا ل ا لعلم

استاذ وطول زما ن ذ آاء وحرص وا صطبا روبلغة وارشا د

“Ingatlah, kamu tidak akan berhasil dalam memperoleh ilmu kecuali ada 6 perkara yang akan dijelaskan kepdamu secara ringkas. Yaitu kecerdasan, cinta pada ilmu, kesabaran, biaya yang cukup, petunjuk guru dan masa yang lama.”

Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan eksternal peserta

didik. Disisi lain Haditono mengungkapkan bahwa banyak peserta didik di

Indonesia yang mengalami underachiever27 yang disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya :

1) Kurangnya fasilitas belajar, baik di sekolah terutama di pelosok-

pelosok maupun di rumah

25Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru

Algensindo, 2000), cet V, hlm. 39-40 26Hammam Nasiruddin, Ta’lim Muta’alim, (Kudus: Menara Kudus, 1963), hlm. 55 27Underachiever adalah yang memperoleh prestasi dibawah kemampuannya yang ia miliki.

Lihat keterangannya pada buku F.J. Monks, et. All, Psikologi Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), cet II. Hlm. 234.

21

2) Kurangnya stimulasi mental orang tua di rumah, terutama bagi orang

tua yang tidak berpendidikan, ssehingga mereka tidak mengetahui

bagaimana membantu anak supaya berhasil

3) Keadaan gizi yang bilamana dapat dicapai tingkat yang lebih tinggi,

maka secara fisik, anak akan lebih mampu menggunakan kapasitas

otaknya lebih baik.28

Untuk mengetahui lebih jelasnya peneliti akan menguraikan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, diantarnya :

1. Faktor-faktor Internal

Faktor ini berasal dari dalam diri peserta didik, yakni faktor

psikologis yang berhubungan dengan jiwa peserta didik dan keinginan

yang meliputi intelegensi, minat dan perhatian, bakatmotif serta

kematangan peserta didik.

a. Intelegensi

Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan

dasar potensial bagi pencapaian hasil belajar, artinya hasil belajar

yang dicapai akan bergantung pada tingkat intelegensi, dan hasil

belajar yang dicapai tidak akan melebihi tingkat intelegensinya.29

Sehingga, semakin tinggi tinggi tingkat intelegensi, makin tinggi

pula tingkat hasil belajar yang dapat dicapai.

b. Minat dan perhatian

Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu.

Sedangkan perhatian adalah melihat dan mendengarkan dengan

baik dan teliti terhadap sesuatu.30 Perhatian bisa dipupuk dengan

memberikan stimulus yang baru, beraneka ragam atau berorientasi

28Ibid. hlm. 234 29Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2005), cet V, hlm.193-194. 30Abdul Wahib, “Menumbuhkan Bakat Dan Minat Anak”, dalam Chabib Thoha dan Abdul

Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998), hlm. 79.

22

tinggi.31 Dengan demikian, jika seorang anak didik mempunyai

minat dan perhatian terhadap pelajaran yang diterimanya akan

memberikan hasil yang positif terhadap hasil atau prestasi

belajarnya.

c. Bakat

Bakat atau aptitude menurut hilgard adalah : “the capabilitiy

to learn”. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk

belajar.32 Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki

bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara

global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang

anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar

biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child, yakni

anak berbakat.33 Melihat hubungan yang erat antara bakat dengan

hasil atau prestasi belajar setidaknya ada dua alasan penting

mengapa bakat harus diketahui oleh pihak guru sebagai pendidik

dan orang tua sebagai penanggungjawab di masa depan.

Pertama, orang tua dan guru dapat memenuhi kebutuhan-

kebutuhan anak berbakat tersebut, baik berupa kebutuhan kognitif

maupun kebutuhan afektif. Langkah yang dapat diambil oleh orang

tua adalah menyediakan lingkungan pendidikan yang sesuai

dengan bidang bakat anak. Tujuannya agar membantu anak untuk

memahami dirinya sendiri agar tidak melihat bakat sebagai suatu

beban, tetapi sebagai suatu anugerah yang harus dihargai dan

dikembangkan.34

31S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2000), hlm. 180 32Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

1995), cet III, hlm. 57 33Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosadakarya, 2006), cet XII, hlm.135 34Abdul Wahib, Op.cit., hlm. 108.

23

Kedua, orang tua dan guru dapat membantu memberikan

informasi-informasi yang dibutuhkan guna mengembangkan bakat

anak itu sendiri.35 Transfer informasi yang terjadi antara guru dan

orang tua atau guru dan anak akan menjadi bentuk dukungan yang

sangat dibutuhkan anak dalam menjalani proses pembelajarannya.

Jika dua hal penting ini dilaksanakan oleh pihak orang tua dan

guru, maka tidak akan terjadi pemaksaan kehendak kepada anak,

karena orang tua dan guru kurang proporsional dalam

memperlakukan anak atau peserta didiknya.

d. Motif

Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat

sesuatu.36 Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha

serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam hal ini motif yang kuat akan mempunyai pengaruh terhadap

seberapa besar usaha dan kegiatan untuk mencapai tujuan belajar.

e. Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru.37 Misalnya anak dengan kakinya

sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jarinya sudah siap untuk

menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berfikir abstrak, dan

lain sebagainya.

2. Faktor-faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang timbul dari luar

diri peserta didik, yakni faktor yang mendukung hasil belajar pada diri

peserta didik, diantarannya faktor keluarga yang meliputi cara orang

tua mendidik, pengertian orang tua, relasi antar anggota keluarga.

Faktor sekolah yang meliputi kurikulum, metode mengajar, guru. Serta

faktor lingkungan masyarakat yang meliputi kegiatan peserta didik

35Ibid. 36Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 60 37Slameto,.Op.cit., hlm.58.

24

dalam masyarakat, media massa, teman bergaul seerta bentuk

kehidupan masyarakat.

1. Faktor Keluarga

a) Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya

terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang

memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya acuh tak acuh

terhadap belajar anaknya, dapat menyebabkan anak kurang

berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak sendiri sebetulnya

pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, akhirnya

kesukaran-kesukaran terjadi dalam belajarnya, sehingga hasil

yang didapatkan atau prestasinya tidak memuaskan, bahkan

mungkin gagal dalam studinya. Disinilah bimbingan orang tua

sangat memegang peranan penting yang sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan anak.

b) Pengertian Orang Tua

Terkadang anak mengalami lemah semangat, maka orang

tua wajib memberi pengertian dan dorongan. Sehingga

membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di

sekolah. Jikalau perlu, orang tua menghubungi gurunya untuk

mengetahui perkembangan anak di sekolah.

c) Relasi antar Anggota Keluarga

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak perlu

diusahakan relasi yang baik didalam keluarga anak tersebut.

Hubungan baik adalah yang penuh pengertian dan kasih sayang

disertai dengan binbingan dan bila perlu hukuman-hukuman

untuk mensukseskan belajar anak sendiri.

2. Faktor Sekolah

a) Kurikulum

25

Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan

unsur substansial dalam pendidikan.38 Tanpa kurikulum

kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab

materi yang harus guru sampaikan harus sesuai dengan

kurikulum yang ada. Muatan kurikulum akan memperngaruhi

intensitas dan frekuensi belajar peserta didik.

b) Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus

dilalui di dalam mengajar. Metode guru yang kurang baik akan

mempengaruhi tingkat pemahaman peserta didik dan juga

belajar peserta didik. Sehingga dalam proses belajar mengajar

seorang guru harus kreatif dalam memilih metode-metode

mengajar selama proses belajar mengajar di dalam kelas.

c) Guru

Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangat

mempengaruhi hasil belajar atau prestasi peserta didik, karena

hampir seluruh aktifitas yang dilakukan oleh peserta didik

sangat bergantung pada guru, dalam hal ini efektifitas

pengelolaan faktor bahan, lingkungan, dan instrumen sebagai

faktor-faktor utama yang mempengaruhi proses dan prestasi

belajar.

Proses pembelajaran tidak berlangsung secara satu arah

(one way system) melainkan terjadi secara timbal balik

(interactive, two ways trafic system). Kedua pihak berperan

secara aktif dalam kerangka kerja (frame work), serta dengan

menggunakan cara dan kerangka berpikir (frame of

reference).39

Adapun peranan guru dalam proses pembelajaran,

diantaranya :

38Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet I, hlm. 146. 39Mulyasa, op.cit., hlm 191.

26

1). Guru sebagai demonstrator, sehingga guru hendaknya

senantiasa menguasai materi pembelajaran dan senantiasa

mengembangkan kemampuannya dalam bidang ilmu yang

dimilikinya

2). Guru sebagai pengelola kelas, sehingga guru bertanggung

jawab memelihara lingkungan fisik kelasnya, agar

senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan

serta membimbing prosese-proses intelektual, sosial,

emosional, moral, dan spiritual didalam kelas, serta

mengembangkan kompetensi dan kebiasaan bekerja dan

belajar secara efektif di kalangan peserta didik.

3). Guru sebagai fasilitator, peran guru erat kaitanya dengan

perannya sebagai pengelola kelas

4). Guru sebagai mediator, guru tidak hanya sebagai

penyampai informasi dalam pembelajaran, tetapi sebagai

perantara dalam hubungan antar manusia dengan peserta

didik

5). Guru sebagai evaluator, sehingga guru harus mampu

menilai proses dan hasil belajar yang telah dicapai, serta

memberikan umpan balik terhadap keefektifan

pembelajaran yang telah dilakukan.40

Lebih lanjut lagi, Harvey menunjukkan bahwa pola

perilaku guru yang bersifat membantu berkorelasi positif

signifikan dengan kecenderungan peserta didik untuk bekerja

sama, berpartisipasi dalam kegiatan kelas atau sekolah dan

hasil belajar.41

3. Faktor Lingkungan Masyarakat

a) Kegiatan peserta didik Dalam Masyarakat

40Ibid, hlm. 192. 41Ibid, hlm. 193

27

Kegiatan peserta didik dalam masyarakat dapat

menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi

jika terlalu banyak berkecimpung dalam kegiatan masyarakat

yang terlalu banyak akan mengganggu belajarnya, lebih-lebih

tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.

b) Media Massa

Media massa yang baik memberi pengaruh yang baik

terhadap peserta didik, dan juga berpengaruh terhadap

belajarnya. Sebaliknya, media massa yang buruk juga

berpengaruh buruk terhadap peserta didik jika tidak ada kontrol

dan pembinaan dari orang tua. Maka diharapkan peserta didik

mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari

pihak orang tua dan pendidik, baik keluarga, sekolah dan

masyarakat.

c) Teman Bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul peserta didik lebih

cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman

bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri peserta

didik, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti

mempengaruhi yang bersifat buruk juga.

d) Bentuk Kehidupan Masyarakat

Lingkungan kehidupan masyarakat sangat mempengaruhi

pola belajar dan juga kepribadian anak.

3. Penilaian Hasil Belajar

Belajar mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang

dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (intruksional), pengalaman

(proses) belajar mengajar, dan hasil belajar. Salah satu upaya untuk

mengetahui hasil belajar dapat melalui sistem penilaian. Penilaian adalah

upaya untuk mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan itu tercapi atau

28

tidak. Dengan kata lain, penelitian berfungsi sebagai alat untuk

mengetahui keberhasilan proses atau hasil belajar peserta didik.42

Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses

menentukan nilai suatu objek. Sehingga penilaian adalah proses

memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan

suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam

bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgement.

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-

hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu. Sehingga

objek yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil belajar peserta didik. Hasil

belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian luas yang mencangkup bidang

kognitif, afektif dan psikomotorik.

Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar peranan tujuan

intruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang

diinginkan peserta didik yang menjadi unsur yang paling penting sebagai

acuan dasar penilaian. Adapun fungsi dari penilaian itu sendiri yaitu,

sebagai:

a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional

b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar

c. Dasar dalam menyususn laporan kemajuan belajar peserta didik

kepada orang tua.

C. Sistem Periodik Unsur

1. Sistem Periodik Modern

Perkembangan sistem periodik pada mulanya diklasifikasikan atas

perbedaan tingkat wujud benda yaitu, padat gas, dan cair. Ada juga

pengklasifikasian didasarkan atas unsur-unsur logam dan non logam.

42Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1999), cet VI, hlm.

29

Klasifikasi ini dianggap terlalu sederhana sehingga tidak dapat digunakan

untuk mempelajari unsur-unsur dan senyawa-senyawa.

Pada tahun 1869 ahli kimia dari Rusia yaitu Mendeleef dan ahli

kimia dari Jerman Lothar Meyer secara terpisah menemukan hubungan

yang lebih terperinci antara massa atom relatif dan sifat unsur. Jika unsur-

unsur tersebut disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya maka

ditemukan sifat periodik.

Sistem periodik adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan

aturan tertentu, artinya jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan

nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik.

Itulah sebabnya tabel periodik unsur dimulai dengan hidrogen, sebab

hidrogen mempunyai nomor atom 1. selanjutnya diikuti oleh unsur nomor

2, yaitu helium. Unsur-unsur dalam sistem periodik panjang dapat

dikelompokkan dalam lajur vertikal yang disebut golongan dan lajur

horizontal yang disebut periode.

a). Lajur Horizontal (periode)

Lajur horizontal berisi unsur-unsur yang disusun berdasarkan

kenaikan nomor atomnya. Jumlah kulit elektron (n) menunjukkan

suatu periode.

Tabel 2.1. Lajur Horizontal

n Kulit Periode Jumlah Unsur 1 K 1 2 2 L 2 8 3 M 3 8 4 N 4 18 5 O 5 18 6 P 6 32 7 Q 7 28 (tak lengkap)

b). Lajur Vertikal (golongan)

Lajur vertikal berisi unsure-unsur yang disusun menurut kemiripan

sifat. Golongan suatu unsur disusun berdasarkan jumlah elektron

valensi yang dinyatakan dalam huruf romawi. IUPAC (international

30

Union of Pure and Applied Chemistry) menjadikan satu antara

golongan A dan B dengan memberi nomor golongan 1 sampai 18.

1) Golongan Unsur Utama (A) terdiri dari 8 golongan

Tabel 2.2. Golongan Unsur Utama

Golongan Nama Khusus Jumlah Unsur IA Alkali 7 IIA Alkali Tanah 6 IIIA Boron Aluminium 5 IVA Karbon 5 VA Nitrogen 5 VIA Kalogen 5 VIIA Halogen 5 VIIIA Gas Mulia 6

2) Golongan Unsur Transisi (B) terdiri dari 8 golongan

Tabel 2.3. Golongan Unsur Transisi

Golongan Jumlah Unsur IIB 4 + 28 (termasuk deret lantanida dan aktinida) = 32 IVB 4 VB 4 VIB 4 VIIB 4 VIIIB 4 + 8 (terdiri dari tiga kolom) = 12

IB 4 IIB 4

Sifat unsur golongan ini mengalami peralihan dari sifat golongan

IIA hingga ditemukan kemiripan sifat pada golongan IIIA.

3) Golongan Transisi Dalam

Golongan transisi dalam adalah unsur-unsur yang pengisian

elektronnya berakhir pada orbital-orbital f atau unsure blok f yang

mempunyai dua sifat :

a. Unsur Lantanida (seperti lantan) yaitu unsur yang pengisian

elektronnya berakhir pada orbital 4f berada pada period ke 6

b. Unsur Aktinida (seperti aktinum) yaitu unsur yang pengisian

elektron terakhir pada orbital 5f dan berada pada periode ke 7.

2. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik

31

Sistem periodik disusun berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat

unsur, misalnya saja kemiripan sifat diantara unsur-unsur segolongan

terjadi karena unsur-unsur tersebut mempunyai elektron valensi yang

sama. Unsur-unsur golongan IA mempunyai kemiripan konfigurasi

elektronnya. Hal ini menyebabkan unsur dalam satu golongan mempunyai

sifat yang sama, jadi untuk mengetahui ciri-ciri sifat unsur dapat

ditunjukkan oleh elektron valensinya.

Tabel 2.4. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik

Unsur Nomor Atom K L M N O P Q H Li Na K Rb Cs Fr

1 3 11 19 37 55 87

1 2 2 2 2 2 2

1 8 8 8 8 8

1 8 18 18 18

1 8 18 32

1 8 18

1 8

1

Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik unsur dapat

ditentukan berdasarkan konfigurasi elektronnya. Golongan ditunjukkan

dengan jumlah elektron valensi, sedangkan periode ditunjukkan oleh

jumlah kulit.

3. Sifat-Sifat Periodik Unsur

Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat yang berubah secara beraturan

sesuai dengan kenaikan nomor atom yaitu dari kiri ke kanan dalam satu

periode, atau dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sifat periodik unsur

yang akan dibahas meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron,

keelektronegatifan, titik cair, serta titik didih.

a. Jari-jari Atom

Jari-jari atom (atomic radius) suatu logam adalah setengah jarak

antara dua inti pada atom-atom yang berdekatan. Untuk unsur-unsur

yang berupa molekul diatomik, jari-jari atomnya adalah setengah

32

antara inti dua atom dalam molekul tertentu.43 Besarnya jari-jari atom

logam sama dengan setengah jarak terpendek antara dua inti atom

dalam padatan. Jari-jari atom non logam sama dengan setengah

panjang ikatan antara dua inti atom yang identik.

Dalam sistem periodik unsur memperlihatkan keperiodikan jari-

jari atom baik dalam satu golongan maupun satu periode.

- Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin kecil

- Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin

besar.

r = << (dalam satu periode)

r = >> (dalam satu golongan)

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jari-jari atom

diantaranya :

1. Untuk unsur-unsur segolongan, naiknya nomor atom berarti

bertambahnya kulit elektron akibatnya semakin besar jari-jari

atomnya

2. Untuk unsur-unsur seperiode, semakin besar mutan inti, maka

semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron sehingga semakin

kecil jari-jari atomya.44

b. Jari-jari Ion

Jari-jari ion (ionic radius) adalah jari-jari kation atau anion. Ion

(tunggal) dapat terbentuk dari atom netralnya karena pelepasan atau

penyerapan elektron. Ion positif (kation) terbebtuk karena pelepasan

elektron, sedangkan ion negatif (anion) terbentuk karena penyerapan

elektron. Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata

43Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, (Jakarta: Erlangga, 2004), edisi

ketiga, Jilid I. hlm. 235 44Kristian H Sugiyarto, Kimia Organik I (Common Textbook), ( Universitas Negeri

Yogyakarta: Jurusan Kimia Fakultas Pendidikan matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2004), edisi revisi. hlm. 51-52

33

dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion positif mempunyai

jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion negatif mempunyai jari-jari

yang lebih besar.

c. Energi Ionisasi

Energi Ionisasi (ionization energy) adalah banyaknya energi

minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom

berwujud gas pada keadaan dasrnya.45 Energi ionisasi dipengaruhi oleh

besarnya muatan inti dan ukuran jari-jari atom, semakin besar muatan

inti maka makin besar pula energi ionisasinya. Karena semakin besar

jari-jari atom semakin kecil daya tarik terhadap elektron terluarnya,

sehingga makin kecil dan makin reaktif unsur tersebut.

Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom dalam periodik

unsur, dalam satu golongan, dari atas ke bawah energi ionisasi semakin

kecil. Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi

cenderung bertambah.

Ei = >> (dalam satu periodik)

Ei = << (dalam satu golongan)

d. Afinitas Elektron

Afinitas elektron adalah kemampuan untuk menerima satu atau

lebih elektron negatif dari perubahan energi yang terjadi ketika satu

elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas.46

Afinitas elektron secara periodik dalam satu golongan dari atas

ke bawah semakin kecil, hal ini terjadi karena semakin ke bawah jari-

jari atom semakin besar sehingga daya tarik inti pada lintsan terjauh

semakin lemah. Akibatnya, tumbukan awan elektron dari luar semakin

lemahsehingga semakin sedikit juga energi yang dibebaskan. Dengan

kata lain, afinitas elektronnya semakin kecil.

45Chang, Raymond. Op. cit, hlm. 239 46Ibid, hlm. 243

34

Afinitas elektron dari kiri ke kanan cenderung semakin besar

dalam satu periode. Hal ini disebabkan jari-jari atom yang semakin

kecil sehingga daya tarik elektron terjauh ke inti semakin kuat yang

mengakibatkan tumbukan awana elektron dari luar semakin kuat. Ini

berarti bahwa semakin besar energi yang dibebaskan, afinitas

elektronnya semakin besar.

Unsur-unsur yang mempunyai afinitas elektron paling besar

adalah unsur yang paling mudah menerima elektron (paling negatif).

Sebaliknya, unsur-unsur yang mempunyai afinitas elektron paling kecil

adalah unsur-unsur yang paling sukar menerima elektron.

e. Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menggambarkan

kecenderungan relatif suatu unsur menarik elektron kepihaknya dalam

suatu ikatan kimia. Misalnya hidrogen dengan fluorin mempunyai

pasangan elektron ikatan yang ditarik bersama

H : F

Elektron ditarik bersama

Dari data keelektronegatifan pada tabel periodik unsur, diketahui

bahwa keelektronegatifan hidrogen adalah 2,1, sedangkan fluorin 4,0.

hal ini berarti fluorin menarik elektron lebih kuat daripada hidrogen

dengan perbandingan 4 : 2,1.

Hubungan kecenderungan keelektonegatifan unsur dalam sistem

periodik unsur :

- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah keelektronegatifan

semakin berkurang.

- Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, keelektronegatifan

bertambah.

Keelektronegatifan = >> (dalam satu periode)

35

Keelektronegatifan = << (dalam satu golongan)

f. Titik Leleh dan Titik Didih

Atom-atom unsur alkali terikat dalam struktur terjal oleh ikatan

logam yang lemah, karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron

ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari bertambah besar. Oleh karena

itu titik leleh berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik

leleh bergantung pada kekuatan relatif dari ikatan. Kekuatan ikatan

logam bergantung pada jumlah elektron valensi. Oleh karena itu

kekuatan ikatan ini bertambah dari kiri ke kanan dalam satu periode,

misalnya Na Mg Al.47

Titik leleh = >> (dalam satu periode)

Titik Leleh = << (dalam satu golongan)

Sedangkan keperiodikan titik didih mirip dengan keperiodikan titik

leleh.

D. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw Terhadap Hasil Belajar

Kimia

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu model

pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil

yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda.

Dalam menyelesaikan tugas, anggota kelompok harus saling bekerja sama dan

membantu untuk memahami bahan pembelajarannya. Model pembelajaran ini

merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dilakukan guru guna

memberikan pemahaman terhadap peserta didik dan juga kenyamanan selama

proses belajar mengajar berlangsung.

Sedangkan hasil belajar kimia adalah bukti keberhasilan usaha yang

dapat dicapai atau aktifitas yang dilakukan secara sadar sehingga akan terjadi

47I Made sukarna, Common Textbook Kimia Dasar I, (Yogyakarta: Jurusan Kimia fakultas Pendidikan Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, 2003), hlm. 122

36

proses perubahan pada diri seseorang (peserta didik) sebagai hasil penyesuaian

diri yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu.

Melihat fakta dilapangan bahwa tercapainya tujuan pembelajaran dapat

dilihat dari hasil belajar itu sendiri. Dengan kata lain, pencapaian hasil belajar

tidak terlepas dari strategi pembelajaran yang digunakan, meskipun strategi

pembelajaran bukan satu-satunya faktor yang menentukan hasil belajar. Jadi

semakin baik atau tepat strategi pembelajaran maka akan semakin baik pula

hasil belajarnya. Dapat diasumsikan bahwa strategi pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw berhubungan dengan hasil belajar terutama dalam mata pelajaran

kimia. Dan seorang peserta didik tidak dapat memperoleh hasil yang

memuaskan tanpa adanya strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru

dalam proses belajar mengajar.

E. Kajian Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul tentang pengaruh

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia pada materi

pokok sistem periodik unsur di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah

Mangkang.

Dalam penelitian ini, peneliti mendapati beberapa karya ilmiah yang

berupa penelitian tentang pembelajaran kooperatif di sekolah-sekolah yang

peneliti anggap mempunyai relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan.

Diantaranya adalah :

1. Skripsi yang disusun oleh Nur Izzah (NIM : 4195114) pada tahun 2000,

mahasiswi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul,

“Belajar Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar (Studi

Eksperimen Bidang Studi PAI) di SMP Negeri 2 Ketanggungan Brebes”

memberikan kesimpulan bahwa peningkatan hasil belajar PAI pada peserta

didik SMP 2 Ketanggungan Brebes dapat dicapai dengan menerapkan

metode belajar kelompok karena adanya dorongan emosional dan

intelektual dalam interaksi kelompok tersebut memungkinkan peserta

37

didik melampaui tingkat pengetahuan dan keterampilan peserta didik

ketika mereka belajar sendiri.48

2. Skripsi yang disusun oleh Yayuk Afiana (Nim : 3199248) pada tahun

2004, mahasisiwi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan

judul “Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran PAI di SMU

Jumantono Karanganyar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penerapan metode diskusi mampu membangun kreatifitas dan daya kritis

peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMU Jumantono. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan peserta didik

untuk berargumen dalam kelompok maupun dalam bidang diskusi kelas.49

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, dalam penelitian skripsi ini

peneliti lebih menitik beratkan pada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas

X di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah Mangkang.

F. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.50

Sesuai dengan judul yang diangkat, Hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah:

Ho : Tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil

belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA

Uswatun Hasanah Mangkang.

Ha : Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar

kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun

Hasanah Mangkang

48Nur Izzah, “Belajar Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar (Studi

Eksperimen Bidang Studi PAI) di SMP N Ketanggungan Brebes”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000), t. d

49Yayuk Afiana, “Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran PAI di SMU N Jumantono Karanganyar”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004), t. d.

50Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2006), Cet 13, hlm.71

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab metodologi penelitian ini membahas tentang waktu dan tempat

penelitian, variabel penelitian, metode penelitian, populasi, sampel dan teknik

pengambilan sampel, teknik pengambilan data dan teknis analisis data. Untuk

lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut :

A. Waktu dan tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 16 Oktober 2008 sampai

30 November 2008.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah

Mangkang Tahun Pelajaran 2008-2009.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

penelitian.1 Berdasarkan pada masalah dalam penelitian ini ada dua variabel

yaitu variabel bebas atau independent yaitu variabel yang mempengaruhi (X)

dan variabel terikat atau dependent yaitu variabel yang dipengaruhi (Y).

1. Variabel bebas

Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang menjadi sebab

timbulnya atau berubahnya variabel terikat.2 Dalam penelitian ini variabel

bebasnya yaitu pembelajaran kooperatif tipe sebagai variabel X dengan

indikator sebagai berikut :

1. Bekerjasama dalam kelompok

2. Tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

3. Berkomunikasi Aktif di dalam kelompok

1Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003), hlm. 25 2Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2003), hlm.59

39

4. Mengajarkan materi kepada anggota kelompok

5. Minat peserta didik terhadap strategi pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat adanya variabel bebas.3 Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik

unsur kelas X semester 1 di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah di

Mangkang sebagai variabel Y, dengan indikator hasil ulangan peserta

didik pada materi pokok sistem periodik unsur .

C. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan teknik analisis regresi.

Sedangkan teknik analisis regresi yang digunakan adalah teknik analisis

regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Teknik ini digunakan untuk

memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variabel

(ubahan) kriterium dan prediktor.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.4 Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X MA Uswatun Hasanah

Mangkang Tahun Pelajaran 2008-2009 yang berjumlah 40.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang di teliti.5 Pada penelitian

ini mengambil pendapat dari Suharsimi Arikunto yang memberi acuan

apabila subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua,

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika

3Ibid, hlm. 3 4Ibid, hlm.130 5Ibid, hlm. 131

40

jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%

atau lebih.6

Karena dalam penelitian ini populasinya tidak ada 100 orang, maka

sampel yang digunakan adalah seluruh populasi. Sehingga penelitiannya

disebut sebagai penelitian populasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan beberapa metode

yang digunakan, diantaranya :

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.7 Metode ini digunakan

untuk mendapatkan data tentang tinjauan dan historis keadaan MA

Uswatun Hasanah Mangkang serta data nama peserta didik, nilai hasil

belajar kimia pada materi pokok sistem periodik unsur.

2. Metode Kuesioner

Metode Kuesioner (angket) adalah sebagai daftar pertanyaan untuk

memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden.8 Metode ini

digunakan unttuk memperoleh data mengenai pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dan bagaimana pengaruhnya terhadap hasil belajar kimia pada

materi pokok sistem periodik unsur.

Sasaran dari angket atau responden dalam penelitian ini adalah

peserta didik kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang.

3. Metode Tes

Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta

didik pada materi pokok sistem periodik unsur. Metode ini digunakan

6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet III, hlm. 107 7Moch. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hlm. 234 8Koenjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1994), cet

XIII, hlm 173

41

untuk menjawab permasalahan dalam penelitian yaitu adakah pengaruh

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi

pokok sistem periodik unsur.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Pendahuluan

Dalam menganalisis data yang telah terkumpul dari peneliti yang

bersifat kuantitatif, peneliti menggunakan analisis data statistik. Tujuan

analisis ini adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah

dibaca dan diinterpretasi.9

Pada analisis pendahuluan ini terdapat 2 data yaitu :

a. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket pada responden.

Data tersebut akan dimasukkan dalam tabel persiapan yang diberi skor

atau bobot nilai pada tiap alternatif jawaban yang menjadi acuan dalam

penelitian.

Untuk mempermudah penggolongan data statistiknya, angka

setiap item soal diberi skor sebagai berikut10 :

1) Untuk alternatif jawaban A diberi skor 4

2) Untuk alternatif Jawaban B diberi skor 3

3) Untuk alternatif jawaban C diberi skor 2

4) Untuk alternatif jawaban D diberi skor 1

Penskoran di atas digunakan untuk pertanyaan yang positif,

sedangkan pertanyaan yang negatif maka digunakan penskoran

sebaliknya.

b. Data yang diperoleh dari tes atau ulangan yang dilakukan oleh peneliti

pada responden.

Pada tahap ini data yang telah diskor kemudian dicari skor

minimal, skor maksimal, mean, dan standar deviasi sehingga dapat

diketahui keadaan pembelajaran koopertaif tipe jigsaw dan hasil belajar

9Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm. 213 10Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet III, hlm. 242

42

kimia materi pokok sistem periodik unsur yang sesungguhnya. Adapun

rumus mean dan standar deviasinya adalah:

NX

M ∑=

1)( 2

−= ∑

NXM

SD

Keterangan:

M : Mean (rata-rata)

∑X : Jumlah nilai

SD : Standar deviasi

N : Jumlah subyek

2. Analisis Uji Hipotesis

Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang

diajukan, adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan data yang

akan mencari pengaruh antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X)

dengan hasil belajar kimia (Y).

Setelah data terkumpul dari proses pengumpulan data, selanjunya

dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif inferensial

untuk mengetahui pengaruh antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dengan

menggunakan rumus regresi satu prediktor dengan beberapa tahapan

sebagai berikut:11

a. Mencari korelasi antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X)

dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur (Y)

melalui metode Product Moment dari Karl Pearson

( )( )∑∑∑=

221

1

YX

YXrxy

Namun sebelum mencari rxy harus mencari nilai X2, Y2 dan XY

dengan rumus sebagai berikut:

11Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: ANDI, 2004), hlm. 1-18

43

NYXXYxy ))(( ΣΣ

−Σ=Σ

NXXx

222 )(Σ−Σ=Σ

NYYy

222 )(Σ−Σ=Σ

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia

∑XY : Jumlah perkalian nilai antara pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia

∑X : Jumlah nilai pembelajaran koperatif tipe jigsaw

∑Y : Jumlah nilai hasil belajar kimia materi pokok sistem

periodik unsur

N : Jumlah subjek

b. Mencari garis regresi satu prediktor dengan metode skor kasar

Y = aX + K

Keterangan:

Y : Kriterium

X : Prediktor

a : Bilangan koefisien prediktor

K : Bilangan konstan

Adapun harga-harga a dan K dapat dicari dengan metode skor

kasar yaitu dengan persamaan sebagai berikut:

1) 22 )( XXN

YXXYNaΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

2) XaYK −=

c. Mencari signifikansi garis regresi dengan menggunakan uji F

res

regreg RK

RKF =

44

Keterangan:

Freg : Harga bilangan F untuk garis regresi

RKreg : Rerata Kuadrat garis regresi

RKres : Rerata Kuadrat residu

Adapun harga-harga Rkreg dan RKres dapat dicari dengan tabel

3.1 berikut:

Tabel 3.1Analisis Variansi Garis Regresi 1 Prediktor

Sumber Varian Db Jk RK

Regresi 1 ( )∑∑

2

2

xxy

reg

reg

dbJK

Residu N-2 ( )

∑ ∑∑− 2

22

xxy

y res

res

JKJK

Total (T) N-1 ∑ 2y -

d. Mencari signifikansi koefisien dengan menggunakan uji t

212

rNrt−

−=

Keterangan :

t : Harga signifikansi koefisien regresi

r : Korelasi antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan

hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur

3. Analisis Lanjut

Analisis lanjut digunakan untuk membandingkan nilai frekuensi regresi

(Freg) dengan nilai F tabel (Ft) pada tabel baik signifikansi 5% atau 1%

dengan kemungkinan :

a. Jika Freg ≥ Ft berarti penelitian signifikan artinya ada pengaruh dari

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi

pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah

Mangkang.

45

b. Jika Freg ≤ Ft berarti penelitian tidak signifikan artinya tidak ada

pengaruh dari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil

belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur di MA Uswatun

Hasanah Mangkang.

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian diperoleh melalui proses penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti yaitu pada tanggal 16 Oktober sampai dengan 30

November 2008 dengan subjek penelitian peserta didik kelas X Madrasah

Aliyah Uswatun Hasanah Mangkang yang berjumlah 40.

Pengumpulan data pada penelitian ini dalam pelaksanaannya dilakukan

oleh peneliti sendiri dengan tiga cara yaitu metode dokumentasi, metode

angket atau kuisioner dan metode tes. Metode dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan data perangkat pembelajaran seperti Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, instrumen penelitian, struktur kependidikan di MA

Uswatun Hasanah,data responden. Adapun metode angket yang digunakan

dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data mengenai pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

Angket pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang digunakan dalam

penelitian ini disusun dan dimodifikasi oleh peneliti dengan indikator-

indikator yang digunakan yaitu: bekerjasama dalam kelompok, tanggung

jawab terhadap tugas yang diberikan, berkomunikasi aktif di dalam kelompok,

mengajarkan materi kepada anggota kelompok, dan keaktifan peserta didik

terhadap strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Angket pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

empat pilihan jawaban, yaitu: jawaban A(sangat sering) diberi skor 4, jawaban

B (sering) diberi skor 3, jawaban C (kadang-kadang) diberi skor 2, dan

jawaban C (tidak pernah) diberi skor 1. Adapun pemberian nilai pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dengan cara menjumlah skor.

Sementara itu, metode tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda

yang terdiri dari 30 soal. Pemberian nilai dari soal tes tersebut dengan cara

menjumlahkan skor dari jawaban yang benar dibagi jumlah pertanyaan dan

dikalikan 100.

47

Sebelum data diolah, terlebih dahulu data dicari kenormalan dan

homogenitasnya dengan uji kenormalan (menggunakan uji liliefors) dan uji

homogenitas (menggunakan uji bartlet). Berdasarkan perhitungan uji

normalitas (data angket dan hasil belajar) pada lampiran, data pada penelitian

ini berdistribusi normal. Sedangkan untuk uji homogenitas (data angket

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan data hasil belajar) pada lampiran, data

penelitian ini bersifat homogen.

Setelah data berdistribusi normal dan bersifat homogen, kemudian data

diolah berdasarkan masing-masing variabel, diantaranya:

1. Deskripsi Data Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw

Untuk menentukan nilai kuantitatif pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw adalah dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden

sesuai dengan frekuensi jawaban. Agar lebih jelas, maka dapat dilihat pada

tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1. Nilai Instrumen Kuesioner Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas X MA Uswatun Hasanah

Res Nilai (X) M M-X (M-X)2 1 83 75.75 -7.25 52.5625 2 83 75.75 -7.25 52.5625 3 73 75.75 2.75 7.5625 4 73 75.75 2.75 7.5625 5 73 75.75 2.75 7.5625 6 66 75.75 9.75 95.0625 7 86 75.75 -10.25 105.0625 8 73 75.75 2.75 7.5625 9 76 75.75 -0.25 0.0625 10 73 75.75 2.75 7.5625 11 73 75.75 2.75 7.5625 12 69 75.75 6.75 45.5625 13 83 75.75 -7.25 52.5625 14 80 75.75 -4.25 18.0625 15 73 75.75 2.75 7.5625 16 79 75.75 -3.25 10.5625 17 76 75.75 -0.25 0.0625 18 76 75.75 -0.25 0.0625 19 66 75.75 9.75 95.0625 20 86 75.75 -10.25 105.0625

48

21 66 75.75 9.75 95.0625 22 66 75.75 9.75 95.0625 23 83 75.75 -7.25 52.5625 24 73 75.75 2.75 7.5625 25 69 75.75 6.75 45.5625 26 83 75.75 -7.25 52.5625 27 79 75.75 -3.25 10.5625 28 69 75.75 6.75 45.5625 29 76 75.75 -0.25 0.0625 30 83 75.75 -7.25 52.5625 31 79 75.75 -3.25 10.5625 32 75 75.75 0.75 0.5625 33 83 75.75 -7.25 52.5625 34 76 75.75 -0.25 0.0625 35 73 75.75 2.75 7.5625 36 69 75.75 6.75 45.5625 37 86 75.75 -10.25 105.0625 38 83 75.75 -7.25 52.5625 39 73 75.75 2.75 7.5625 40 66 75.75 9.75 95.0625

Jumlah 3030 - - 1519.5

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa penelitian yang

dilakukan di MA Uswatun Hasanah melalui data angket dengan jumlah

sampel 40 responden menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw nilai tertinggi adalah 86 dan nilai terendah adalah

66. Adapun rata-rata dan standar deviasinya adalah sebagai berikut:

NX

M ∑=

75.7540

3030

=

=

1)( 2

−= ∑

NXM

SD

1405.1519

−=

962.38= = 6.24

49

Dari data di atas dapat ditentukan kualifikasi interval nilai dengan

cara:

1. Mencari kelas interval dengan rumus:

nK log3,31+=

= 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,602)

= 1 + 5,2868

= 6,2868 dibulatkan menjadi 6

2. Mencari Range

R = H – L

Keterangan: R = range

H = nilai tertinggi

L = nilai terendah

Dengan demikian:

R = H – L

= 86 – 66

= 20

3. Menentukan interval kelas

KRi =

620

=

= 3,333 dibulatkan menjadi 3

Kemudian hasil ini dicocokkan pada tabel distribusi frekuensi

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Interval Frekuensi Nilai Tengah Fr(%)

84 – 86

81 – 83

78 – 80

75 – 77

3

8

4

6

85

82

79

76

7.5%

20%

10%

15%

50

72 – 74

69 – 71

66 - 68

10

4

5

73

70

67

25%

10%

12.5%

JUMLAH 40 - 100%

Kemudian mengubah skor mentah ke dalam nilai standar skala

lima:

M + 1,5 SD = 75.75 + 1,5 (6.24) = 75.75 + 9.36 = 85.11

M + 0,5 SD = 75.75 + 0,5 (6.24) = 75.75 + 3.12= 78.87

M - 0,5 SD = 75.75 - 0,5 (6.24) = 75.75 - 3.12 = 72.63

M - 1,5 SD = 75.75 - 1,5 (6.24) = 75.75 – 9.36 = 66.39

Dari hitungan nilai standar skala lima diperoleh data interval dan

kualifikasi sebagai berikut:

Tabel 4.3. Kualifikasi dan Interval Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw (variabel X)

Nilai Interval Rata-rata Kualifikasi Kategori

8.11– ke atas

78.87 – 85.11

72.63 – 78.87

66.39 – 72.63

ke bawah – 66.39

75.75

Istimewa

Baik

Cukup

Kurang

Buruk

Cukup

Dari data di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw kelas X di MA Uswatun Hasanah sebesar 75.75 dalam kategori

“Cukup” yaitu berada pada interval 72.67 – 78.83.

Setelah data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, maka

data kemudian divisualisasikan dalam bentuk histogram seperti pada

gambar 4.1 berikut ini:

51

908580757065

MetodeJigsaw

10

8

6

4

2

0

Frequ

ency

Mean = 75.75Std. Dev. = 6.242N = 40

Gambar 4.1. Histogram Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Kimia

Untuk mengetahui data hasil belajar kimia materi pokok sistem

periodik unsur dengan menggunakan metode tes. Tes yang dilakukan

adalah tes hasil ulangan materi pokok sistem periodik unsur. Bentuk tes

yang digunakan tes pilihan ganda yang terdiri dari 30 pertanyaan. Berikut

hasil tes tentang hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur

dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Kelas X MA Uswatun Hasanah

Resp Nilai (Y) M M - Y (M - Y)2 R_1 73 71.05 -1.95 3.8025 R_2 73 71.05 -1.95 3.8025 R_3 70 71.05 1.05 1.1025 R_4 70 71.05 1.05 1.1025 R_5 70 71.05 1.05 1.1025 R_6 63 71.05 8.05 64.8025 R_7 70 71.05 1.05 1.1025 R_8 70 71.05 1.05 1.1025 R_9 73 71.05 -1.95 3.8025

R_10 70 71.05 1.05 1.1025 R_11 73 71.05 -1.95 3.8025 R_12 66 71.05 5.05 25.5025 R_13 73 71.05 -1.95 3.8025 R_14 70 71.05 1.05 1.1025 R_15 70 71.05 1.05 1.1025 R_16 76 71.05 -4.95 24.5025

52

R_17 73 71.05 -1.95 3.8025 R_18 73 71.05 -1.95 3.8025 R_19 63 71.05 8.05 64.8025 R_20 73 71.05 -1.95 3.8025 R_21 73 71.05 -1.95 3.8025 R_22 63 71.05 8.05 64.8025 R_23 73 71.05 -1.95 3.8025 R_24 80 71.05 -8.95 80.1025 R_25 76 71.05 -4.95 24.5025 R_26 70 71.05 1.05 1.1025 R_27 76 71.05 -4.95 24.5025 R_28 66 71.05 5.05 25.5025 R_29 73 71.05 -1.95 3.8025 R_30 73 71.05 -1.95 3.8025 R_31 76 71.05 -4.95 24.5025 R_32 66 71.05 5.05 25.5025 R_33 70 71.05 1.05 1.1025 R_34 73 71.05 -1.95 3.8025 R_35 70 71.05 1.05 1.1025 R_36 66 71.05 5.05 25.5025 R_37 73 71.05 -1.95 3.8025 R_38 80 71.05 -8.95 80.1025 R_39 70 71.05 1.05 1.1025 R_40 63 71.05 8.05 64.8025

Jumlah 2842 - - 685.9

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa penelitian yang

dilakukan di MA Uswatun Hasanah kelas X dengan jumlah sampel 40

responden menunjukkan bahwa hasil belajar kimia materi pokok sistem

periodik unsur peserta didik kelas X nilai tertinggi adalah 80 dan nilai

terendah adalah 63. Adapun rata-rata standar deviasinya adalah:

NY

M ∑=

05.7140

2842

=

=

53

1)( 2

−= ∑

NYM

SD

19.4587.17

399.685

==

=

dari data di atas dapat kita tentukan kualifikasi interval nilai

dengan cara:

a. Mencari kelas interval dengan rumus:

nK log3,31+=

= 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,602)

= 1 + 5,2868

= 6,2868 dibulatkan menjadi 6

b. Mencari Range

R = H – L

Keterangan: R = range

H = nilai tertinggi

L = nilai terendah

Dengan demikian:

R = H – L

= 80 – 63

= 17

c. Menentukan interval kelas

KRi =

7040793.2

617

=

=

= 2.70 dibulatkan menjadi 3

54

Kemudian hasil ini dicocokkan pada tabel distribusi hasil belajar

kimia materi pokok sistem periodik unsur sebagai berikut:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur

Interval Frekuensi Nilai Tengah Fr(%) 79 – 82

75 – 78

71 – 74

67 – 70

63 - 66

8

12

14

4

2

80.5

76.5

72.5

68.5

64.5

20%

30%

35%

10%

5%

- 40 - 100%

Kemudian mengubah skor mentah ke dalam nilai standar skala

lima:

M + 1,5 SD = 71.05 + 1,5 (4.19) = 71.05 + 6.29 = 77.34

M + 0,5 SD = 71.05 + 0,5 (4.19) = 71.05 + 2.09 = 73.14

M - 0,5 SD = 71.05 - 0,5 (4.19) = 71.05 – 2.09 = 68.96

M - 1,5 SD = 71.05 - 1,5 (4.19) = 71.05 - 6.29 = 64.76

Dari hitungan nilai standar skala lima diperoleh data interval dan

kualifikasi sebagai berikut:

Tabel 4.6. Kualifikasi dan Interval Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur (Y)

Nilai Interval Rata-rata Kualifikasi Kategori

77.34 – ke atas

73.14 – 77.34

68.96 – 73.14

64.76 – 68.96

ke bawah –64.76

71.05

Istimewa

Baik

Cukup

Kurang

Buruk

Cukup

Dari data di atas dapat diketahui bahwa mean hasil belajar kimia

materi pokok sistem periodik unsur sebesar 71.05 dalam kategori “Cukup”

yaitu berada pada interval 71-74.

55

B. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan hasil belajar kimia materi pokok

sistem periodik unsur. Dalam analisis ini langkah-langkah yang ditempuh

adalah memasukkan data-data hasil angket dan nilai atau hasil belajar yang

diperoleh ke dalam tabel kerja analisis regresi yang melibatkan data-data

tersebut.

Tabel 4.7. Tabel Kerja Koefisien Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur

Resp. X Y X2 Y2 XY R_1 83 73 6889 5329 6059 R_2 83 73 6889 5329 6059 R_3 73 70 5329 4900 5110 R_4 73 70 5329 4900 5110 R_5 73 70 5329 4900 5110 R_6 66 63 4356 3969 4158 R_7 86 70 7396 4900 6020 R_8 73 70 5329 4900 5110 R_9 76 73 5776 5329 5548 R_10 73 70 5329 4900 5110 R_11 73 73 5329 5329 5329 R_12 69 66 4761 4356 4554 R_13 83 73 6889 5329 6059 R_14 80 70 6400 4900 5600 R_15 73 70 5329 4900 5110 R_16 79 76 6241 5776 6004 R_17 76 73 5776 5329 5548 R_18 76 73 5776 5329 5548 R_19 66 63 4356 3969 4158 R_20 86 73 7396 5329 6278 R_21 66 73 4356 5329 4818 R_22 66 63 4356 3969 4158 R_23 83 73 6889 5329 6059 R_24 73 80 5329 6400 5840 R_25 69 76 4761 5776 5244 R_26 83 70 6889 4900 5810 R_27 79 76 6241 5776 6004 R_28 69 66 4761 4356 4554

56

R_29 76 73 5776 5329 5548 R_30 83 73 6889 5329 6059 R_31 79 76 6241 5776 6004 R_32 75 66 5625 4356 4950 R_33 83 70 6889 4900 5810 R_34 76 73 5776 5329 5548 R_35 73 70 5329 4900 5110 R_36 69 66 4761 4356 4554 R_37 86 73 7396 5329 6278 R_38 83 80 6889 6400 6640 R_39 73 70 5329 4900 5110 R_40 66 63 4356 3969 4158

Jumlah 3030 2842 231042 202610 215838

Dari tabel di atas dapat diketahui:

N = 40 2∑ X = 231042

∑ X = 3030 2∑Y = 202610

∑Y = 2842 ∑XY = 215838

2. Analisis Uji Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan penulis, maka

dilakukan uji hipotesis satu persatu dengan menggunakan analisis regresi

satu prediktor.

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Mencari korelasi antara prediktor (X) dengan krterium (Y)

Mencari korelasi antara prediktor (X) dengan krterium (Y)

dengan menggunakan teknik korelasi momen tangkar dari Pearson,

dengan rumus sebagai berikut:

( )( )∑∑∑=

221

1

YX

YXrxy

Namun sebelum mencari rxy harus mencari nilai X2, Y2 dan XY dengan

rumus sebagai berikut:

NYXXYxy ))(( ΣΣ

−Σ=Σ

57

NXXx

222 )(Σ−Σ=Σ

NYYy

222 )(Σ−Σ=Σ

Hasil dari masing-masing nilai di atas adalah sebagai berikut:

1) N

)X(Xx2

22 Σ−Σ=Σ

( )40

30302310422

−=

409180900231042 −=

5.229522231042 −=

5.1519=

2) N

)Y(Yy2

22 Σ−Σ=Σ

( )40

28422026102

−=

408076946202610 −=

1.201924202610 −=

9.685=

3) N

)Y)(X(XYxy ΣΣ−Σ=Σ

( )( )40

28423030215838 −=

408611260215838 −=

5.215281215838 −= 5.556=

Sehingga:

)y()x(

xyr22xy

ΣΣ

Σ=

( )( )9.6855.15195.556

=

58

05.10422255.556

=

89424.10205.556

=

545,0=

Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan diperoleh

koefisien korelasi rxy = 0.545. Selanjutnya, hasil perhitungan rxy

dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N = 40 dan

taraf signifikansi 5% (rtabel = 0.312) dengan kriteria pengujiannya

adalah jika rxy > rtabel maka terdapat hubungan (pengaruh) yang

signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil

belajar kimia. Berdasarkan perhitungan analisis regresi diperoleh rxy >

rtabel (0.545 > 0.312).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

(pengaruh) yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur.

Artinya, semakin tepat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw maka hasil belajar kimia peserta didik akan semakin tinggi, dan

sebaliknya, semakin tidak tepat pelaksanaan pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw maka hasil belajar kimia semakin rendah.

Selanjutnya mencari sumbangan efektif dari variabel

pemberlajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia

materi pokok sistem periodik unsur dengan mencari koefisien

determinasi terlebih dahulu. Adapun perhitungannya sebagai berikut:

R = rxy x rxy = rxy2 = (0.545)2 = 0.297

Berdasarkan hasil analisis regresi yang telah dilakukan

diperoleh koefisien determinasi R = 0.297. hasil tersebut menunjukkan

bahwa sumbangan efektif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap

hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur adalah 29.7%.

artinya tinggi rendahnya hasil belajar kimia materi pokok sistem

periodik unsur ditentukan oleh faktor strategi pembelajaran dalam hal

59

ini adalah pembelajaran kooeratif tipe jigsaw, sedangkan sisanya

70.3% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dilibatkan dalam

penelitian ini.

Untuk mengetahui kuat lemahnya korelasi dua variabel tersebut

dapat dilihat dalam tabel interprestasi berikut ini:

Tabel 4.8. Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000

0,60 – 0,799

0,40 – 0,599

0,20 – 0,399

0,00 – 0,199

Sangat Kuat

Kuat

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hubungan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw terhadap pembelajaran kimia materi pokok

sistem periodik unsur adalah 0,545 dalam kategori “sedang”, terletak

pada interval 0,40 – 0,599.

b. Uji signifikansi korelasi melalui uji t

Rumus: 21

2

r

nrth−

−=

297,01240545,0

−−

=

703,038415,0

=

83836.036029.3

= = 4.008

Karena thitung = 4.008 > ttabel (0,05 = 40) = 2,021 dan thitung = 4.008 > ttabel

(0,01 = 40) = 2,704 berarti korelasi antara variabel X dengan Y signifikan.

60

c. Mencari persamaan garis regresi

Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus

regresi sederhana satu prediktor, sebagai berikut:

KaXy +=ˆ

Keterangan:

y = kriterium

x = prediktor

a = bilangan koefisien prediktor

K = bilangan konstan

Untuk mengetahui y terlebih dahulu harus dicari harga a dan K

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

22 )( XXNYXXYNa

Σ−ΣΣΣ−Σ

=

( ) ( )( )( ) ( )2303023104240

2848303021583840−

−=

9180900924168086112608633520

−−

=

6078022260

=

= 0.366

Jadi, harga a adalah 0.366 maka untuk menentukan Y dengan

menggunakan rumus:

NY

Y ∑=

402842

=

050.71=

dan tentukan X dengan menggunakan rumus:

NX

X ∑=

403030

=

61

750.75=

Sedangkan untuk menghitung K menggunakan rumus sebagai

berikut:

XaYK −=

= 71.050 – (0.366)(75.750)

= 71.050 – 27.742596

= 43.307

Setelah diketahui nilai a sebesar 0,366 dan nilai K sebesar 43.307,

maka persamaan garis regresinya adalah:

Jadi KaXY +=ˆ

307.43366,0 += XY

d. Mencari Varian Regresi

Mencari varian regresi dengan menggunakan rumus-rumus

regresi bilangan F (uji F) dengan skor deviasi sebagai berikut:

res

regreg RK

RKF = ; db = 1 lawan N – 2

Keterangan:

Freg : Harga bilangan F untuk garis regresi

RKreg : Kuadrat rerata garis regresi

RKres : Kuadrat rerata residu

Untuk memudahkan perhitungan bilangan F maka dibuat tabel

ringkasan garis regresi sebagai berikut:

Sumber Uraian Db JK RK Freq

Regresi 1 ( )∑∑

2

2

xxy

reg

reg

dbJK

res

reg

RKRK

Residu (N – 2)( )

∑ ∑∑− 2

22

xxy

y res

res

dbJK

-

Total (T) N – 1 ∑ 2y - -

62

Selanjutnya rumus-rumus tersebut diaplikasikan ke dalam data

yang ada pada tabel kerja yang telah diketahui persamaan garis regresi

307.43366,0ˆ += XY selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus:

∑= 2y)T(JK

= 685.9

( )∑∑= 2

2

xxy

JKreg

( )5.1519

5.556 2

=

5.151925.309692

=

81.203=

( )∑ ∑

∑−= 2

22

xxy

yJKres

( )5.1519

5.5569.6852

−=

5.151925.3096929.685 −=

09.48281.2039.685

=−=

reg

regreg db

JKRK =

181.203

=

81.203=

res

resres db

JKRK =

24009.482−

=

3809.482

=

63

6866.12= dibulatkan menjadi 12.69

Jadi Freg adalah:

res

regreg RK

RKF =

69.1281.203

=

060.16= dibulatkan menjadi 16.06

Harga F diperoleh Freg kemudian dikonsultasikan dengan harga

F tabel pada taraf signifikansi 1% dan 5% dan db = N –2. Hipotesis

diterima jika Freg > Ftabel. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Tabel 4.9. Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi

Ft Sumber Variasi

db JK RK Freg 5% 1%

Kriteria

Regresi 1 203.81 124,20 16.06 4,17 7,35 Signifikan

Residu 38 482.09 12.69 - - - -

Total 39 685.9 - - - - -

Setelah diadakan uji hipotesis, baik melalui analisis regresi dan

korelasi, maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada F tabel dan r

tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1%. Dan hasil konsultasi

diperoleh, bahwa pada F tabel taraf signifikansi 5% dan 1% nilainya

sebesar 4.17 dan 7.35. Sementara itu, nilai r tabel pada taraf

signifikansi 5% dan 1% nilainya sebesar 0.312, dan 0.403.

Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Uji Freg dan rxy

Tabel Uji

Hipotesis Nilai

5 % 1 % Keterangan Hipotesis

Freg 16.06 4.17 7.35

rxy 0.545 0.312 0.403

Signifikan Diterima

Dari uji analisis di atas, dapat diketahui bahwa ada pengaruh

positif antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil

64

belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur baik pada taraf

signifikansi 5% maupun 1%. Artinya, semakin tepat kualitas

pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka semakin tinggi

hasil belajar peserta didik pada pembelajaran kimia materi pokok sitem

periodik unsur. Sebaliknya, semakin tidak tepat pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka semakin rendah pula hasil

belajar peserta didik pada pembelajaran kimia materi pokok sistem

periodik unsur.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa ada pengaruh yeng signifikan antara pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem

periodik unsur. Hal ini dapat dilihat dari rxy sebesar 0.545 sehingga rxy > rtabel

(0,545 > 0.312). Dengan demikian, semakin tepat metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru maka semakin tinggi hasil belajarnya, dan sebaliknya,

semakin tidak tepat metode yang digunakan oleh guru maka hasil belajarnya

semakin rendah. Selanjutnya, setiap penambahan 1 satuan metode

pembelajaran (pembelajaran kooperatif tipe jigsaw) akan menaikkan hasil

belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur sebesar 0.366 satuan. Hal ini

dapat dilihat dari persamaan regresi yaitu 307.43366,0ˆ += XY .

Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung = 16.05 > Ftabel

(taraf signifikan 5% : 4.17, dan 1% : 7.35). Karena Fhitung > Ftabel, maka dapat

disimpulan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan. Berdasarkan

perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi: “Tidak ada

pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia

materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” ditolak.

Dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi: “Ada pengaruh pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem

periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” diterima. Sedangkan pengaruh

positif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi

65

pokok sistem periodik unsur yaitu sebesar 0,545, kemudian dikonsultasikan

pada r tabel (taraf signifikan 5% dan 1%, sebesar 0.312 dan0.403). Karena

rxy > rt, maka hasilnya signifikan.

Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung dari

keberhasilan kegiatan pembelajaran sebagai sinergi dari komponen-komponen

pendidikan baik instrumen output maupun input yang berupa kurikulum,

tenaga kependidikan, sarana prasarana, sistem pengolahan maupun lingkungan

sosial dengan peserta didik sebagai subyeknya. Dari komponen-komponen

tersebut, kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang

sangat penting guna menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran. Kualitas

sumberdaya manusia mencangkup metode pembelajaran yang digunakan

sebagai metode pembelajaran.

Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata variabel hasil belajar kimia

materi pokok sistem periodik unsur sebesar 71.05. Hal ini menunjukkan hasil

belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun

Hasanah termasuk dalam kategori cukup. Namun demikian, dari hasil

pengamatan menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum

optimal dalam hasil belajarnya. Ini disebabkan karena pemahaman peserta

didik mengenai materi sistem periodik unsur belum begitu optimal. Namun

secara keseluruhan, hasil belajar kimia yang ditunjukkan oleh peserta didik

telah cukup baik.

Tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh

metode pembelajaran yang digunakan guru selama proses belajar mengajar

berlansung, dalam hal ini pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tinggi rendahnya hasil belajar kimia materi pokok sistem

periodik unsur ditentukan oleh faktor metode pembelajaran (pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw) sebesar 29.7%, sedangkan sisanya 70.3% ditentukan

oleh faktor lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain

tersebut mencakup faktor cara belajar, faktor minat, faktor keluarga, serta

faktor lingkungan.

66

Hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya faktor eksternal, salah satunya adalah metode mengajar yang

dilakukan oleh guru, semakin tepat metode yang dilakukan, maka semakin

mudah peserta didik memahami materi yang diajarkan, dengan demikian

semakin baik hasil belajarnya.

Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang

digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mengaktifkan peserta didik.

Jigsaw merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif, pembelajaran

ini menekankan pada peserta didik untuk belajar bersama (diskusi) untuk

memahami materi tertentu. Dalam pelaksanaannya peserta didik dituntut untuk

membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi.

Pengelompokan tipe jigsaw ini dibagi dalam 2 kelompok yakni kelompok asal

dan kelompok ahli. Masing-masing kelompok asal terdiri dari beberapa

anggota kelompok yang memperhatikan keheterogenan, baik dalam

kecerdasan maupun latar belakang anggota kelompok. Sedangkan kelompok

ahli dibentuk dari beberapa anggota kelompok asal yang mempelajari topik

yang sama.

Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat membantu peserta

didik dalam memahami materi, khususnya materi sistem periodik unsur. Ini

dibuktikan dengan keaktifan peserta didik pada saat proses belajar mengajar

berlangsung serta kemampuan mereka dalam mengajarkan materi kepada

teman dalam satu kelompoknya. Slavin (1995) mengungkapkan dalam Wina

Sanjaya, bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan

prestasi belajar sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial,

menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat

merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berfikir, memecahkan

masalah, dan mengintergrasikan pengetahuan dan keterampilan.1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penggunaan metode

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dibuktikan dengan data yang

1Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet 3, hlm. 242

67

diperoleh dari angket peserta didik terhadap pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw sebesar 75.75. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw termasuk dalam kategori cukup. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpengaruh

pada hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA

Uswatun Hasanah Mangkang.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti terjadi banyak

kendala dan hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan,

melainkan terjadi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.

Adapun keterbatasan yang dialami peneliti dalam penelitian ini adalah

pengukuran penelitian yang hanya sebatas pengaruh pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur,

tidak mengukur pada peningkatan hasil belajar. Dan juga pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hanya pada materi sistem periodik unsur.

Selain itu, tempat penelitian terbatas hanya di MA Uswatun Hasanah

Mangkang, sehingga apabila dilakukan di sekolah lain, hasil penelitian ini

dimungkinkan berbeda. Namun demikian penelitian ini dapat mewakili peserta

didik kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang.

Demikianlah beberapa keterbatasan penelitian ini. Untuk selanjutnya

pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini tidak sebatas stimulus

pada hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik saja, melainkan dapat

diterapkan pada materi kimia lain yang dianggap sesuai dengan metode

tersebut. Hal ini dimaksudkan adanya tindak lanjut dari pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw menggiring pengetahuan guru dalam memudahkan

pemahaman peserta didik dalam menuntut ilmu.

Untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut yang membahas tentang

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai sarana atau perantara

penyampaian materi dalam proses belajar mengajar. Karena pada dasarnya

68

pemilihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini diprioritaskan untuk

kemudahan peserta didik selama mengikuti pelajaran.

Meskipun banyak hambatan dan halangan yang dihadapi dalam

penelitian ini, bukanlah batu sandungan, akan tetapi menjadi tantangan

tersendiri untuk penelitian kemudian.

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian teoritis dan penelitian yang telah dilakukan

dapat disimpulkan bahwa:

a. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan strategi pembelajaran

yang digunakan sebagai metode atau usaha guru dalam mencapai

keberhasilan pembelajaran. Kategori variabel pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw (X) pada kelas X MA Uswatun Hasanah berada dalam

kategori “Cukup” yang terletak pada interval 72.67 – 78.83.

b. Kategori variabel hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (Y) kelas X

MA Uswatun Hasanah berada dalam kategori “Cukup” yang terletak

pada interval 68.98 – 73.12 .

c. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki korelasi positif dengan

hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA

Uswatun Hasanah, yaitu sebesar 0,545. Hubungan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem

periodik unsur adalah 0,545 dalam kategori “sedang”, terletak pada

interval 0,40 – 0,599. Sementara itu berdasarkan hasil uji hipotesis

dengan menggunakan analisis regresi sederhana dapat diketahui bahwa

persamaan regresi 307.43366,0 += XY . Ada pengaruh signifikan

antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia

materi pokok sistem periodik unsur. Hal ini ditunjukkan dari nilai Freg

sebesar 16.06. Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung =

16.06, dan Ftabel (5% sebesar 4,17 dan 1% sebesar 7.35). Karena Fhitung >

Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tersebut

signifikan. Berdasarkan perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang

berbunyi: “tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X

70

MA Uswatun Hasanah” ditolak. Dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi:

“Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil

belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun

Hasanah” diterima. Sedangkan pengaruh positif pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik

unsur yaitu sebesar 0.545, kemudian dikonsultasikan pada r tabel pada

taraf signifikansi 5% maupun 1% sebesar 0.312 dan 0.403. Sehingga

rxy > rt (baik taraf 5% maupun 1%), maka hasilnya signifikan.

B. Saran-saran

Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang

ditujukan untuk pihak-pihak yang mempunyai kepentingan antar lain:

a. Disarankan bagi para guru Kimia untuk selalu melakukan perbaikan

perbaikan dan peningkatan kualitas strategi atau metode pembelajaran.

Hal ini dikarenakan metode pembelajaran merupakan salah satu

komponen penting yang menunjang hasil belajar peserta didik. Hal

tersebut dapat dilakukan bagi para guru kimia selama proses

pembelajaran dengan cara memilih inovasi-inovasi metode pembelajaran

yang tepat dengan memperhatikan materi pembelajaran, sehingga peserta

didik selama proses pembelajaran tidak akan jenuh dan mudah untuk

memahami materi yang diajarkan serta terlibat aktif dalam pembelajaran.

b. Bagi para peneliti mendatang, disarankan untuk memeperhatikan apa

yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini sehingga penelitian yang

akan datang dapat terlaksana secara baik dan dapat menghasilkan sesuatu

yang mampu dipertanggungjawabkan.

C. Penutup

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmatr, hidayah dan inayah-Nya sehingga peulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tidak lupa, sholawat serta salam

71

senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarganya

yang senantiasa penulis nantikan syafaatnya di hari akhir kelak. Amin.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan

penelitian dan penulisan skripsi ini sehingga dapat terlaksana secra baik.

Semoga apa yang telah dilakukan dapat menjadikan sebagai amal sholeh dan

semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlimpah. Amin.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran bagi

para pembaca untuk perbaikan selanjutnya. Dan penulis berharap apa yang

menjadi kelemahan dalam penulisan skripsi ini dapat dijadikan pertimbangan

dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi mendatang.

Akhirnya, penulis berharap agar pelaksanaan penelitian dan penulisan

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan serta bagi

para pembaca sekalian. Amin Ya Rabbal Alamin. Semoga Allah SWT

meridhoi-Nya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Jakarta: Rineka cipta, 1999

Afiana, Yayuk, “Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran PAI di SMU N Jumantono Karanganyar”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004, t. d.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet 3

AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali, 1990, cet. 3

Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, Jakarta: Erlangga, 2004, edisi ketiga, Jilid I.

dePorter, Bobbi, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2000

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet 1

Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Lentera Hati, 2002

Depdikbud, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998

, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993

Eko, Inovasi Pembelajaran MIPA di Sekolah dan Alternatif Implementasinya, http://eko13.wordpress.com/2008/05/31/inovasi-pembelajaran-mipa-di-sekolah-dan-alternatif-implementasinya-cooperative-learning-pembelajaran-kooperatif//

Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: ANDI, 2004

Husain, Abu, Shohih Muslim Juz 15, Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, tt

Izzah, Nur, “Belajar Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar (Studi Eksperimen Bidang Studi PAI) di SMP N Ketanggungan Brebes”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000, t. d

Koenjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia, 1994, cet 13

Lie, Anita, Cooperative Learning, Mempraktikkam Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Gramedia, 2005

Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, cet 5

Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007

Mu’thi, Abdul, “Proses Belajar: Pendekatan kognitif”, dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998

Monks, F.J., et. All, Psikologi Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998, cet 2

Morgan T, Clifford., “Introduction to Psichology” University of Texas, Austin, 1971

Nasir, Moch, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998

Nasiruddin, Hammam, Ta’lim Muta’alim, Magelang: Menara Kudus, 1963

Nasution, S, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000

Nur, Muhamad, Pembelajaran Kooperatif, DEPDIKNAS, Jenderal Pendidikan dasar & Menengah, LPMP Jawa Timur: 2005

Purba, Michael, Kimia Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, cet.3

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah Volume 3, Jakarta: Lentera Hati, 2002

Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1985

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, cet 3

Slavin, Robert E., Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2008

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999, cet 6

, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000, cet 5

Sugiyarto, Kristian H, Kimia Organik I (Common Textbook), Universitas Negeri Yogyakarta: Jurusan Kimia Fakultas Pendidikan matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2004, edisi revisi

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta, 2003

Sukarna, I Made, Common Textbook Kimia Dasar I, Yogyakarta: Jurusan Kimia fakultas Pendidikan Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, 2003.

Suryabrata, Sumadi, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003

Suyitno, Amin, Makalah Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah, Semarang: UNNES, 2006

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosadakarya, 2006, cet 12

Wahib, Abdul, “Menumbuhkan Bakat Dan Minat Anak”, dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998

Yasa, Doantara, Metode Pembelajaran Kooperatif, http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fitri Rahmawati

Tempat/ tanggal lahir : Kendal, 14 Juni 1986

Alamat asal : Desa Bulugede Rt. 04 Rw. 03 Patebon Kendal

Alamat sekarang : Jl. Honggowongso No. 42 Ringinwok Ngaliyan

Riwayat pendidikan :

1. SDN 02 Bulugede lulus tahun 1998

2. SLTP N 01 Gemuh lulus tahun 2001

3. SMU Futuhiyyah lulus tahun 2004

4. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo angkatan 2004

Pengalamam Organisasi :

1. KAMMI tahun 2005-2007

2. Qolbun Salim tahun 2007-2008

Semarang, 10 Januari 2009

Penulis,

Fitri Rahmawati 3104228

DAFTAR NAMA SISWA KELAS X

MA USWATUN HASANAH MANGKANG

NO NAMA SISWA P/L

1. Abdul Hakim L

2. A. Amin L

3. A. Bisron L

4. A. Khoiruddin L

5. Agus Setyowati P

6. Ali Ghofar L

7. Ali Rizal L

8. Himatul Ulya P

9. Iduwin Saleh L

10. Iis Uluwiyah P

11. Juanita Ikhtiarini P

12. Khoirudin L

13. Laelul Muna P

14. Latif Sukron L

15. Moh. Zaim L

16. Mustofiyah P

17. Muzazanah P

18. Nafisatun Najwa P

19. Nanang Arif Hidayat L

20. Nilna SM P

21. Novia Rahmawati P

22. Nur Anita P

23. Nur Azizah P

24. Nur Kharisatunnisa’ P

25. Nur Ihza P

26. Nurul Fandilah P

27. Nurul Wafa P

28. Rifki Azizah P

29. Ristiyanto L

30. Romdhonah P

31. Siti Asriyah P

32. Solikudin L

33. Srisuyanti P

34. Sulistyo Irhan L

35. Suprapto L

36. Suradi L

37. Thurmudzi L

38. Ulul Amriyah P

39. Tri Indah Nur Hija P

40. Retno Yuliarti P

Kisi-kisi Instrumen

Penelitian Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pada Siswa Kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang

Variabel Penelitian Indikator No. Item Instrumen

Model Pembelajaran

Kooperatif Dengan

Pendekatan Jigsaw

1. Adanya saling

ketergantungan positif

2. Adanya tanggung

jawab perorangan

3. Tatap muka setiap

anggota kelompok

4. Adanya komunukasi

antar anggota

5. Adanya evaluasi proses

kelompok

6. Minat siswa terhadap

strategi pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw

1, 2, 3, 4

5, 6, 7, 8

9, 10, 11, 12

13, 14, 15, 16

17, 18, 19, 20

21, 22, 23, 24

Hasil Evaluasi

Belajar Kimia Pokok

Bahasan Sistem

Periodik Unsur

Nilai Ulangan Harian Pada

Pokok Bahasan Sistem

Periodik Unsur

Angket Penelitian

Identitas Responden

Nama Lengkap :

Kelas :

No. Absen :

I. Angket Untuk Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Jigsaw

A. Adanya Ketergantungan Positif

1. Apabila kelompok belajar anda mendapatkan tugas, apakah tugas tersebut

dibagi secara merata?

a. Sangat Sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

2. Apakah setiap anggota kelompok memberikan sumbangan pemikiran

sesuai kemampuan nya untuk menyelesaikan tugas bersama?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

3. Apakah didalam kelompok anggota yang lebih pandai memberikan solusi

permasalahan kepada anggota yang kurang pandai?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

4. Apakah dalam belajar kelompok setiap anggota saling membantu

memecahkan permasalahan?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

B. Adanya Tanggung Jawab Perorangan

5. Apakah setiap anggota kelompok menyelesaikan tugasnya dengan baik?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

6. Apabila ada anggota yang tidak melaksanakan tugas, apakah anggota

kelompok lainya menuntut melaksanakan tugasnya agar tidak

menghambat anggota yang lain?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

7. Apabila anda ditunjuk sebagai pemimpin kelompok, apakah anda

melaksanakan dengan baik?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

8. Apakah anda melaksanakan setiap tugas yang diberikan oleh guru dengan

baik?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

C. Tatap Muka Setiap Anggota Kelompok

9. Apakah sebelum mengerjakan tugas, diberikan kesempatan untuk

memperkenalkan diri kepada teman-teman sekelompok?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

10. Apakah anggota kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu dan

berdiskusi?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

11. Apakah setiap anggota kelompok saling berinteraksi dan mengenal satu

sama lain?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

12. Apakah dalam mengerjakan tugas-tugas dilaksankan pada saat belajar

dalam satu kelompok?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

D. Adanya Komunikasi Antar Anggota

13. Apakah guru mengerjakan cara-cara berkomunikasi sebelum siswa belajar

kelompok di kelasnya?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

14. Apakah setiap anggota kelompok bersedia untuk saling mendengarkan

pendapat dari anggota yang lainnya?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

15. Apakah dalam belajar kelompok masing-masing anggota kelompok

bersedia mengutarakan pendapat atau pemikirannya?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

16. Apabila ada perbedaan pendapat dalam tugas kelompok, apakah

diselesaikan secara musyawarah oleh masing-masing anggota kelompok?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

E. Adanya Evaluasi Proses Kelompok

17. Apakah guru memberikan evaluasi proses kerja kelompok dan hasil

kerjasamanya?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

18. Apakah evaluasi yang diberikan oleh guru dapat memberikan motivasi

bagi siswa untuk belajar lebih baik lagi?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

19. Apakah evaluasi hasil kerja siswa diberikan oleh guru dilakukan secara

rutin?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

20. Apakah evaluasi hasil kerja siswa diberikan oleh guru dapat dipahami

oleh anda?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

F. Minat Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran Kooperatif Dengan

Pendekatan Jigsaw

21. Apakah anda senang selama proses pembelajaran menggunakan strategi

pembelajaran jigsaw ?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

22. Apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran jigsaw anda

mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran ?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

23. Apakah strategi pembelajaran jigsaw memberi keuntungan bagi anda ?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

24. Apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran jigsaw materi yang

anda terima mudah dipahami ?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN

(Instrumen Tes)

Jenis Sekolah : MA Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Mata Pelajaran : Kimia Jumlah Soal : 30

Kelas/Semester : X /I Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Tahun Pelajaran : 2008/2009

Materi Kompetensi

yang diuji Indikator No. Soal

Dapat menjelaskan

perkembangan sistem periodik 1, 2, 3

Dapat menentukan periode dan

golongan suatu unsur 4, 5, 6, 7, 8

Dapat menjelaskan jari-jari

atom dan jari-jari ion suatu

unsur

9, 10, 11, 27

Dapat menjelaskan energi

ionisasi suatu unsur 12, 13, 14,

15, 29, 23

Dapat menjelaskan afinitas

elektron dalam suatu unsur 16, 17, 18

Dapat menjelaskan

keelektronegatifan suatu unsur 19, 20, 21,

22, 24, 30

Sistem

periodik

unsur

Memahami struktur atom

berdasarkan teori atom sifat-

sifat periodik unsur dalam

tabel periodik serta menyadari

keteraturannya melalui

pemahaman konfigurasi

elektron

Dapat menjelaskan titik leleh

dan titik didih dalam suatu

unsur 25, 26, 28

NAMA :

NO. ABSEN :

KELAS :

SOAL-SOAL SISTEM PERIODIK UNSUR

I. Pilihan Ganda

Berilah tanda silang (X) pada unsur a, b, c, d, dan e jawaban yang paling

tepat !

1. Berikut ini adalah susunan unsur berdasarkan kenaikan masa atomnya : H, Li,

Be, B, C, N, O, F, Mg, Al, Si, P, S, C, K, C menurut Newland, pasangan unsur

yang sifatnya mirip adalah . . .

a. C dengan Al c. Cl dengan Si e. Li dengan K

b. H dengan O d. B dengan Si

2. Pernyataan berikut ini yang benar tentang tabel periodik unsur Mendeleyev

adalah…

a. Disusun berdasarkan sifat fisik unsur

b. Disusun berdasarkan urutan bertambah pesatnya nomor atom

c. Lajur horizontal berisi unsur-unsur yang sifatnya mirip

d. Massa atom unsur dari atas ke bawah makin besar

e. Belum menunjukkan keteraturan sifat-sifat unsur

3. Sistem periodik modern disusun berdasarkan …

Lajur Horizontal Lajur Vertikal a Kenaikan masa atom Kemiripan sifat b Kemiripan sifat Kenaikan sifat c Kenaikan nomor atom Kenaikan massa atom d Kenaikan nomor atom Kemiripan sifat e Kemiripan sifat Kenaikan nomor atom

4. Suatu unsur terdapat dalam periode ketiga dan dalam golongan IIA. Nomor atom

unsur tersebut adalah . . .

a. 3 c. 7 e. 31

b. 5 d. 12

5. Suatu atom X memiliki 18 proton an 22 Neutron, maka atom X terletak pada

golongan/periode . . .

a. I A / 3 c. IV A / 4 e. VIII A / 3

b. II A / 4 d. VIIA/4

6. Suatu unsur terdapat dalam periode ketiga dan mempunyai 6 elektron valensi.

Nomor atom unsur tersebut adalah . . .

a. 9 c. 16 e. 25

b. 13 d. 22

7. Unsur-unsur yang terletak pada periode yang sama mempunyai . . .

a. Elektron valensi yang sama c. Sifat kimia yang sama

b. Jumlah kulit yang sama d. Jumlah elektron yang sama

c. Sifat fisis yang sama

8. Dalam sistem periodik, golongan menyatakan banyaknya . . .

a. Elektron pada kulit terluar d. Proton dalam inti atom

b. Kulit elektron e. Elektron dalam atom unsur

c. Neutron dalam inti atom

9. Diantara unsur berikut yang mempunyai jari-jari paling kecil adalah . . .

a. O2- c. Ne e. Mg2+

b. F- d. Na

10. Jika jari-jari atom (Angstrom) unsur-unsur Li, Na, K, Be, dan B, secara acak

adalah 2,03; 1,23; 1,57; 0,80; dan 0,89, maka jari-jari atom Li adalah ….

a. 2,03 c. 1,23 e. 0,80

b. 1,57 d. 0,89

11. Diantara unsur-unsur di bawah ini yang memiliki jari-jari atom terbesar adalah

a. 20Ca c. 37Rb e. 11Na

b. 19K d. 12Mg

12. Diantara faktor-faktor berikut ini . . .

1) Jari-jari atom 3). Jumlah elektron antara inti dan kulit

valensi

2) Muatan ini efektif

Faktor yang mempunyai nilai energi ionisasi adalah

a. Ketiganya c. (1) dan (3) e. (3) saja

b. (1) dan (2) d. (2) dan (3)

13. Diantara kelompok unsur berikut ini, yang mempunyai harga energi ionisasi

makin besar adalah . . .

a. Li, Na, K, Rb c. Na, Al, Mg, Si e. F, Cl, Br, I

b. S, N, C, B d. Li, Be, B, C

14. Kecenderungan unsur melepas elektronnya membentuk ion positif dicerminkan

oleh. . .

a. Jari-jari atom c. Afinitas elektron e. Titik leleh

b. Energi ionisasi d. Titik didih

15. Berikut ini adalah data energi ionisasi pertama (dalam kkal/mol) dari unsur-unsur

dalam satu periode.

K = 96,3 M = 2 41 P = 133 R = 131 L = 200 N = 280 Q = 119 S =

169

Urutan unsur-unsur dalam periode tersebut dari kiri ke kanan adalah . . .

a. K – R P – S –Q – l – M – N

b. K – Q – R – P – S – L – M – N

c. K – l – M – N – P – Q –R – S

d. K – P – l – Q – M – R – S – N

e. M – R – Q – P – L – K – S – N

16. Diketahui beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut ;

P = 2 8 8 1 R = 2 8 2 T = 2 7

Q = 2 8 S = 2 8 4

Unsur yang mempunyai afinitas elektron terbesar adalah . . .

a. P c. R e. T

b. Q d. S

17. Unsur A dan B mempunyai afinitas elektron berturut-turut 240 kJmol-1 dan -328

kJmol-1 berarti ….

a. Unsur A lebih mudah menyerap elektron daripada unsur B

b. Ion B- lebih stabil daripada atom B

c. Ion A- lebih stabil daripada atom A

d. Unsur A lebih bersifat non logam daripada B

e. Unsur A lebih sukar melepas elektron daripada unsur B

18. Perhatikan data afinitas elektron (kJmol-1) beberapa unsur berikut :

V W X Y Z 230 -27 -122 -141 -328

Pernyataan yang benar untuk unsur-unsur tersebut adalah ….

a. V merupakan unsur yang paling mudah membentuk ion negatif

b. Z merupakan unsur yang paling elektronegatif

c. W merupakan unsur yang paling elektropositif

d. Y merupakan unsur yang paling sulit menerima elektron

e. X membentuk ion X- dengan memerlukan elektron sebesar 122 kJmol-1

19. Pernyataan berikut yang paling benar tentang keelektronegatifan adalah . . .

a. Energi yang dibebaskan ketika suatu atom dalam wujud gas menyerap

elektron membentuk ion negatif

b. Energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron dari suatu atom dalam

wujud gas membentuk ion positif

c. Energi yang dibebaskan pada pembentukan suatu ikatan kimia

d. Bilangan yang menyatakan kecenderungan relatif unsur penarik elektron

e. Bilangan yang menyatakan energi ionisasi dari suatu unsur dengan unsur

lainnya.

20. Diantara unsur berikut yang mempunyai keelektronegatifan terbesar adalah…

a. Helium c. Flourin e. Oksigen

b. Hidrogen d. Klorin

21. Konfigurasi elektron dari unsur manakah yang memiliki keelektronegatifan

terbesar …

a. 2 5 c. 2 8 e. 2 8 8

b. 2 7 d. 2 8 1

22. Diketahui nomor atom unsur X = 12 dan nomor atom unsur Y = 15. manakah

dari pernyataan berikut yang benar mengenai kedua unsur tersebut adalah …

a. Jari-jari atom unsur Y lebih besar daripada jari-jari atom unsur X

b. Energi ionisasi unsur X lebih besar daripada energi ionisasi unsur Y

c. Elektron valensi X sama dengan elektron valensi unsur Y

d. Keelektronegatifan unsur X lebih kecil daripada keelektronegatifan unsur Y

e. Daya tarik elektron unsur X lebih besar daripada daya tarik elektron unsur

23. Jika nomor atom dalam satu golongan makin kecil maka yang bertambah besar

adalah . .

a. Jari-jari atom c. Jumlah elektron valensi e. Sifat logam

b. Masa atom d. energi ionisasi

24. Perhatikan data berikut ini

Unsur dalam 1

periode

Q p R S

Keelektronegatifan 2,45 1,45 2,83 1,00

Berdasarkan data diatas, letak unsur tersebut secara berurutan dari kiri ke kanan

adalah . .

a. O, P, Q, R, S c. S, R, O, Q, P

b. R, O, Q, P, S d. S, P, Q, O, R

25. Dalam sistem periodik dari atas ke bawah, titik leleh dan titik didih adalah . . .

a. Logam dan bukan logam bertambah

b. Logam dan bukan logam berkurang

c. Logam bertambah dan bukan logam berkurang

d. Logam berkurang dan bukan logam bertambah

e. Logam dan bukan logam tidak teratur perubahannya.

26. Titik cair dan titik didih unsur-unsur periode kedua adalah …

a. Naik secara beraturan sepanjang periode

b. Naik bertahap sampai golongan IIIA kemudian turun drastis

c. Naik bertahap sampai golongan IVA kemudian turun teratur

d. Naik bertahap sampai golongan IVA kemudian turun drastis

e. Turun secara beraturan sepanjang periode

Soal nomor 27 sampai dengan nomor 30 berkaitan dengan unsur-unsur berikut: 2P, 4Q, 6R, 9S, 10T, 17U, 19V, dan 20W

27. Unsur yang mempunyai jari-jari atom terbesar adalah ….

a. 2P c. 17U e. 20W

b. 10T d. 19V

28. Unsur yang mempunyai titik didih tertinggi adalah ….

a. 2P c. 10T e. 20W

b. 6R d. 19V

29. Unsur yang mempunyai energi ionisasi tertinggi adalah ….

a. 2P c. 9S e. 19V

b. 4Q d. 10T

30. Unsur yang mempunyai keelektronegatifan terbesar adalah ….

a. 2P c. 9S e. 20W

b. 4Q d. 19V

………………Selamat Mengerjakan………………

KUNCI JAWABAN

1. E 11. C 21. C

2. C 12. C 22. D

3. D 13. D 23. D

4. D 14. B 24. D

5. E 15. B 25. C

6. C 16. E 26. D

7. B 17. B 27. D

8. A 18. B 28. D

9. C 19. D 29. D

10. C 20. C 30. C

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) Nama Sekolah : MA Uswatun Hasanah

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/1

Alokasi waktu : 4 X 45 menit

I. Standar Kompetensi

Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.

II. Kompetensi Dasar

Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur,

massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta

menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron.

III. Indikator

Siswa dapat menjelaskan dan menganalisis tabel, grafik sistem periodik unsur

untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi,

afinitas elektron, keelektronegatifan serta titik leleh dan titik didih.

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa diharapkan mampu menjelaskan dan menganalisis tabel, grafik sistem

periodik unsur untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion,

energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan serta titik leleh dan titik

didih.

V. Materi Pembelajaran

Sistem Periodik Unsur

VI. Model Pembelajaran

Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi informasi, pemberian tugas.

Model pembelajaran : kooperatif (jigsaw)

VII. Strategi Pembelajaran

Pengorganisasian No Kegiatan Pembelajaran siswa waktu

1.

Pendahuluan

Apersepsi : Tanya jawab tentang Sistem

Klasikal

5 menit

2.

periodik unsur

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Klasikal

5 menit

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kegiatan inti

Guru menyampaikan materi ajar tentang sistem

periodik unsur

Siswa diminta membentuk kelompok 5-6 siswa

setiap kelompok (sebagai tim asal)

Tiap kelompok diberikan tugas yang berupa

soal-soal untuk didiskusikan

Masing-masing kelompok diminta

mengirimkan 1 atau 2 orang anggota kelompok

ke kelompok lain untuk menjelaskan atau

menerangkan tugas yang telah diberikan

Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap

anggota kembali ke kelompok asal dan

bergantian mengajar teman satu kelompoknya

(materi /tugas dari kelompok lain) dan tiap

anggota kelompok lainya mendengarkan

dengan sungguh-sungguh

Selama diskusi berlangsung guru memantau

tiap kelompok (baik kelompok asal maupun

kelompok ahli)

Tiap kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya masing-masing untuk menyamakan

persepsi.

Klasikal

Group

Group

Group

Group

Klasikal

Group

30 menit

5 menit

25 menit

30 menit

30 menit

-

30 menit

10.

Penutup

Guru menyimpulkan materi ajar mengenai

sistem periodik unsur.

Klasikal

20 menit

VIII. Alat dan Sumber Belajar

Buku paket kimia kelas X semester 1, LKS kimia kelas X semester 1 dan

buku-buku lain yang relevan.

IX. Penilaian

Jenis tagihan : Tugas kelompok, keaktifan dan ketepatan siswa dalam

menjawab.

Bentuk Instrumen : Tes uraian

Instrumen :

No Soal Diskusi

Jari-jari Ion

Apa yang dimaksud dengan jari-jari ion?

Manakah yang mempunyai jari-jari lebih besar

a. Ion Na+ atau ion Mg2+

b. Ion Cl- atau atom Cl

c. Ion F- atau ion O2-

Berikan penjelasanmu berdasarkan konfigurasi elektronnya.

1.

2.

1.

2.

1.

2.

3.

1.

2.

Jari-jari Atom

Apa yang dimaksud dengan jari-jari atom?

Urutkan unsur-unsur berikut menurut kenaikan jari-jari atomnya,

dimulai dari yang terkecil: Li, Na, K, Be, dan B

Energi Ionisasi

Apa yang dimaksud dengan energi ionisasi?

Diantara Na dan Cl, mana yang mempunyai energi ionisasi lebih

besar?(jelaskan jawabanmu)

Urutkan unsur-unsur periode ke 2 menurut kenaikan energi

ionisasinya dimulai dari yang terkecil

Afinitas Elektron

Apa yang dimaksud dengan afinitas elektron?

Diketahui afinitas elektron Magnesium : 230 Kj mol-1, dan

fluorin : -328 kJmol-1

a. Manakah yang mudah menyerap elektron atom magnesium

atau fluorin?

b. Manakah yang lebih stabil, ion Mg- atau atom Mg?

1.

2.

1.

2.

c. Manakah yang lebih stabil, atom F atau ion F?

Keelektronegatifan

Apa yang dimaksud dengan keelektronegatifan suatu unsur?

Tanpa melihat daftar keelektronegatifan, tentukan unsur mana

yang mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar

a. Boron (Z = 5) atau Oksigen (Z = 8)?

b. Fluorin (Z = 9) atau Bromin (Z = 35)?

Jelaskan jawabanmu.

Titik Didih dan Titik Leleh

Bagaimana kecenderungan ikatan logam terhadap titik leleh

dalam periodik unsur?

Urutkan unsur-unsur berikut berdasarkan titik leleh, dari yang

terbesar; Sr, Rb, In .

Jelaskan jawabanmu berdasarkan elektron valensinya!.

Kunci Jawaban Soal Diskusi

No Jawaban

1.

2.

1.

Jari-jari Ion

Jari-jari ion adalah jari-jari kation dan anion

Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata jika

dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion positif

mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion negatif

mempunyai jari-jari yang lebih besar. Sehingga;

a. Na+ > Mg2+

b. Cl- > Cl

c. O2+ < F-

Jari-jari Atom

Jari-jari atom adalah setengah jarak antara dua inti pada atom-

atom yang berdekatan

2.

1.

2.

1.

2.

1.

3Li = 2 1 golongan IA/periode 2

11Na = 2 8 1 golongan IA/periode 3

19K = 2 8 8 1 golongan IA/periode 4

4Be = 2 2 golongan IIA/periode 2

5B = 2 3 golongan IIIA/periode 2

Jadi B > Be > Li > Na > K

Energi Ionisasi

Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas satu

elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas

11Na = 2 8 1 golongan IA/periode 3

17Cl = 2 8 7 golongan VIIA/periode 3

Karena Na dan Cl termasuk dalam satu periode, sehingga dari

kiri ke kanan energi ionisasi semakin bertambah, berarti Cl > Na

Afinitas Elektron

Afinitas elektron adalah kemampuan untuk menerima satu atau

lebih elektron negatif dar perubahan elektron yang terjadi ketika

satu elektron diterima oleh atom unsur dalam keadaan gas

a. Fluorin lebih mudah menyerap elektron karena mempunyai

afinitas elektron negatif

b. Atom Mg lebih stabil daripada ion Mg-,karena afinitas Mg

bertanda positif, sehingga ion negatif yang dibentuknya

kurang stabil daripada atom netralnya.

c. ion F- lebih stabil daripada atom F, karena afinitas fluorin

bertanda negatif, sehingga ion negatif yang dibentuknya

lebih stabil daripada atom netralnya.

Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menggambarkan

kecenderungan relatif suatu unsur menarik elektron kepihaknya

dalam suatu ikatan kimia

2.

1.

2.

a. 5B = 2 3 golongan IIIA/periode 2

8O = 2 6 golongan VIA/periode 2

Karena B dan O berada dalam satu periode maka, 8O > 5B

b. 9F = 2 7 golongan VIIA/periode 2

35Br = 2 8 18 7 golongan VIIA/periode 4

Karena F dan Cl berada dalam satu golongan, maka 17Cl > 9F

Titik Didih dan Titik Leleh

Kecenderungan ikatan logam terhadap terhadap titik leleh dalam

periodik dalam satu golongan berkurang dari atas ke bawah,

kekuatan ikatan logam bergantung pada jumlah elektron valensi,

sehingga dari kiri ke kanan dalam satu peride kekuatan ikatan

bertambah.

38Sr = 2 8 18 8 2 golongan IIA/periode 5

37Rb = 2 8 18 8 1 golongan IA/periode 5

49In = 2 8 18 18 3 golongan IIA/periode 5

Karena Sr, Rb, dan In berada dalam satu periode, sehingga

38Sr < 37Rb < 49In

Semarang, Oktober 2008

Guru Mata Pelajaran

Fitri Rahmawati

DAFTAR KELOMPOK DISKUSI JIGSAW

Kelompok I

1. A. Khoiruddin

2. Nilna S. M

3. Himatul Ulya

4. Iis Uluwiyah

5. Sri Suyanti

6. A. Bisron

Kelompok 2

1. Ali Rizal

2. Laelul Muna

3. Sulistyo Irhan

4. Nurul Fandilah

5. Suprapto

6. Khoiruddin

Kelompok 3

1. Novia R

2. A. Amin

3. Agus Setyowati

4. Retno Yuliarti

5. Mustofiyah

6. Latif Sukron

7. Nur Azizah

Kelompok 4

1. Nurul Wafa

2. Abdul Hakim

3. Romdhonah

4. Juanita I

5. Nafisatun Najwa

6. Solikhudin

7. Suprapto

Kelompok 5

1. Muzazanah

2. Tri Indah

3. Iduwin Saleh

4. Ali Ghofar

5. Nur Ihza

6. Thurmudzi

7. Nur Anita

Kelompok 6

1. Nur Charisatunnisa’

2. Rifki Azizah

3. Ristiyanto

4. ulul Amriyah

5. Nanang

6. Siti Asriyah

7. M. Zaim

Mencari Normalitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Data Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Dengan Uji Bartlett.

Uji Normalitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif

No Kode Xi Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) F(Zi) - S(Zi) 1 R-06 66 -1.56 0.4406 0.0594 0.125 0.0656 2 R-19 66 -1.56 0.4406 0.0594 0.125 0.0656 3 R-21 66 -1.56 0.4406 0.0594 0.125 0.0656 4 R-22 66 -1.56 0.4406 0.0594 0.125 0.0656 5 R-40 66 -1.56 0.4406 0.0594 0.125 0.0656 6 R-12 69 -1.08 0.3599 0.1401 0.225 0.0849 7 R-25 69 -1.08 0.3599 0.1401 0.225 0.0849 8 R-28 69 -1.08 0.3599 0.1401 0.225 0.0849 9 R-36 69 -1.08 0.3599 0.1401 0.225 0.0849 10 R-03 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 11 R-04 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 12 R-05 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 13 R-08 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 14 R-10 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 15 R-11 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 16 R-15 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 17 R-24 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 18 R-35 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 19 R-39 73 -0.44 0.1700 0.33 0.475 0.145 20 R-32 75 -0.120 0.3864 0.1136 0.5 0.3864 21 R-09 76 0.04 0.0160 0.516 0.625 0.109 22 R-17 76 0.04 0.0160 0.516 0.625 0.109 23 R-18 76 0.04 0.0160 0.516 0.625 0.109 24 R-29 76 0.04 0.0160 0.516 0.625 0.109 25 R-34 76 0.04 0.0160 0.516 0.625 0.109 26 R-16 79 0.52 0.1985 0.6985 0.70 0.0015 27 R-27 79 0.52 0.1985 0.6985 0.70 0.0015 28 R-31 79 0.52 0.1985 0.6985 0.70 0.0015 29 R-14 80 0.68 0.2518 0.7518 0.70 0.0518 30 R-01 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 31 R-02 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 32 R-13 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 33 R-23 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 34 R-26 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 35 R-30 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 36 R-33 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 37 R-38 83 1.16 0.3770 0.877 0.925 0.048 38 R-07 86 1.64 0.4495 0.9495 1.00 0.0505 39 R-20 86 1.64 0.4495 0.9495 1.00 0.0505 40 R-37 86 1.64 0.4495 0.9495 1.00 0.0505

Dari tabel di atas diperoleh nilai L0 terbesar adalah 0.3864. Berdasarkan tabel

kritis untuk Uji Liliefors diperoleh Ltabel untuk n = 40 adalah 0.886, Data dikatakan

berdistribusi normal jika L0 < Ltabel, karena dalam perhitungan normalitas diketahui

bahwa L0 (0.3864) < Ltabel (0.886), maka data angket untuk pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw berdistribusi normal.

Uji Normalitas Data Hasil Belajar Materi Pokok

Sistem Periodik Unsur

No Kode Xi Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) F(Zi) - S(Zi) 1 R-24 63 -1.92 0.4726 0.0274 0.1 0.0726 2 R-38 63 -1.92 0.4726 0.0274 0.1 0.0726 3 R-25 63 -1.92 0.4726 0.0274 0.1 0.0726 4 R-27 63 -1.92 0.4726 0.0274 0.1 0.0726 5 R-31 66 -1.21 0.3869 0.1131 0.2 0.0869 6 R-16 66 -1.21 0.3869 0.1131 0.2 0.0869 7 R-2 66 -1.21 0.3869 0.1131 0.2 0.0869 8 R-9 66 -1.21 0.3869 0.1131 0.2 0.0869 9 R-11 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 10 R-13 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 11 R-1 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 12 R-17 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 13 R-18 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 14 R-21 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 15 R-23 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 16 R-29 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 17 R-30 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 18 R-34 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 19 R-37 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 20 R-20 70 -0.25 0.1026 0.3974 0.5 0.1026 21 R-3 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 22 R-4 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 23 R-5 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 24 R-7 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 25 R-8 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 26 R-10 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 27 R-14 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 28 R-26 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 29 R-33 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 30 R-35 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 31 R-39 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 32 R-15 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 33 R-12 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692 34 R-28 73 0.47 0.1808 0.6808 0.85 0.1692

35 R-32 76 1.18 0.3810 0.8810 0.95 0.069 36 R-36 76 1.18 0.3810 0.8810 0.95 0.069 37 R-6 76 1.18 0.3810 0.8810 0.95 0.069 38 R-19 76 1.18 0.3810 0.8810 0.95 0.069 39 R-22 80 2.14 0.4838 0.9838 1.00 0.0162 40 R-40 80 2.14 0.4838 0.9838 1.00 0.0162

Dari tabel di atas diperoleh nilai L0 terbesar adalah 0.1692. Berdasarkan tabel

kritis untuk Uji Liliefors diperoleh Ltabel untuk n = 40 adalah 0.886, Data dikatakan

berdistribusi normal jika L0 < Ltabel, karena dalam perhitungan normalitas diketahui

bahwa L0 (0.1692) < Ltabel (0.886), maka data tes hasil belajar materi pokok sistem

periodik unsur berdistribusi normal.

Mencari Homogenitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

dan Data Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur.

Nilai Varians Sampel (dari data distribusi frekuensi) Data Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Panjang Kelas Jmlh Frek. 1 2 3 4 5 6 7

1 86 83 79 76 73 69 66 2 86 83 79 76 73 69 66 3 86 83 79 76 73 69 66 4 83 80 76 73 69 66 5 83 75 73 66 6 83 73 7 83 73 8 83 73 9 73

10 73 S1

2 = 0 S22 = 0 S3

2 = 0.25 S42 = 0.2 S5

2 = 0 S62 = 0 S7

2 = 0

Uji Homogenitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Sampel Frek dk 1/dk Si2 log Si

2 (dk)log Si2

1 3 2 0.50 0 0 0 2 8 7 0.14 0 0 0 3 4 3 0.33 0.25 -0.605 -1.806 4 6 5 0.20 0.2 -0.699 -3.495 5 10 9 0.11 0 0 0 6 4 3 0.33 0 0 0 7 5 4 0.25 0 0 0

Jumlah 40 33 1.87 0.45 -1.304 -5.301

33)0(4)0(3)0(9)2.0(5)25.0(3)0(7)0(22 ++++++

=S

053.03375.1

=

=

275.12 −=LogS

B = (-1.275) x 33 = -42.09

{ }∑ −−= 22 log)1()10(ln iSnBX

{ }

290.9035.43026.2

)301.5(275.1)3026.2(

=×=

−−−=

Dengan 05.0∝= , dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = (k-1) adalah 6, maka

didapatkan Xtabel sebesar 12.6 dan Xhitung sebesar 9.290. Sampel dikatakan homogen

jika Xhitung < Xtabel. Karena Xhitung(9.290) < Xtabel (12.6), maka sampel dari data

angket pembelajaran kooperatif tipe jigsaw bersifat homogen.

Nilai Varians Sampel (dari data distribusi frekuensi) Data Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur

Panjang Kelas Jmlh Frek. 1 2 3 4 5 1 63 70 73 76 80 2 63 70 73 76 80 3 63 70 73 76 4 63 70 73 76 5 66 70 73 6 66 70 73 7 66 70 73 8 66 70 73 9 70 73

10 70 73 11 70 73 12 70 73 13 73 14 73

S12 = 0.57 S2

2 = 0 S32 = 0 S4

2 = 0 S52 = 0

Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur

Sampel frekuensi dk 1/dk Si2 log Si

2 (dk)log Si2

1 8 7 0.14 2.57 0.410 2.87 2 12 11 0.09 0 0 0 3 14 13 0.08 0 0 0 4 4 3 0.33 0 0 0 5 2 1 1.00 0 0 0

Jumlah 40 35 1.64 2.57 0.410 2.87

35)0(1)2.0(3)0(13)0(11)57.2(72 ++++

=S

514.035

99.17

=

=

29.02 −=LogS

B = (-0.29) x 35 = -10.12

{ }∑ −−= 22 log)1()10(ln iSnBX

{ }

24.24)53.10(3026.2

410.012.10)3026.2(

−=−×=

−−=

Dengan 05.0∝= , dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = (k-1) adalah

4, maka didapatkan Xtabel sebesar 9.49 dan Xhitung sebesar -24.24. Sampel dikatakan

homogen jika Xhitung < Xtabel. Karena Xhitung(-24.24) < Xtabel (9.49), maka sampel dari

data hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur bersifat homogen.

SILABUS

Nama Sekolah : MA Uswatun Hasanah Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/1 Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Alokasi Waktu : 16 jam pelajaran (untuk UH 2 jam)

Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/bahan/

Alat Perkembangan

tabel periodik unsur

Mengkaji literatur tentang perkembangan tabel periodik unsur dalam kerja kelompok.

Presentasi hasil kajian untuk menyimpulkan dasar pengelompokan unsure-unsur

Membandingkan perkembangan tabel periodik unsure untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.

Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur

2 jam

Struktur atom Mengkaji tabel periodik unsur untuk menentukn partikel dasar, konfigurasi elektron, massa atom relatif.

Mengidentifikasikan unsure kedalam isotop, isobar dan isoton melalui kelompok kerja.

Menentukan partikel dsar (proton, elektron, dan neutron)

Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi

Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik

Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton

2 jam

1.1 Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron

Sifat fisik dan

sifat kimia unsur

Sifat keperiodikan unsur

Mengamati beberapa unsur untuk membedakan sifat logam, non logam dan metaloid.

Mengkaji keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan serta titik leleh dan titik didih unsur-unsur seperiode dan segolongan berdasrkan data atau grafik dan nomor atom melalui diskusi kelompok.

Mengklasifikasikan dan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid.

Menganalisis dan menjelaskan tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, serta titik leleh an titik didih.

Jenis tagihan : Tugas kelompok, ulangan, Bentuk instrumen : Laporan tertulis, penilaian sikap

2 jam

Sumber Buku kimia, Tabel Periodik

Bahan Lembar kerja

Menghubungkan keteraturan sifat jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, serta titik leleh dan titik didih.

Perkembangan teori atom mulai dari Dalton samapai dengan teori Atom Modern

Mengkaji literatur tentang perkembangan teori atom (di rumah setelah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya)

Mempresentasikan dan diskusi hasil kajian

Menyimpulkan hasil pembelajaran.

Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-masing teori atom berdasarkan fakta eksperimen .

2 jam

TABULASI SKOR MENTAH DATA VARIABEL HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Subjek Nomor Butir X Nilai X2

R_1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 22 73 484

R_2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 22 73 484

R_3 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 21 70 441

R_4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 21 70 441

R_5 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 21 70 441

R_6 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 19 63 361

R_7 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 21 70 441

R_8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 21 70 441

R_9 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 22 73 484

R_10 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 21 70 441

R_11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 22 73 484

R_12 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 20 66 400

R_13 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 73 484

R_14 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 21 70 441

R_15 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 20 70 400

R_16 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 22 76 484

R_17 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 22 73 484

R_18 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 22 73 484

R_19 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 19 63 361

R_20 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21 73 441

R_21 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 22 73 484

R_22 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 19 63 361

R_23 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 22 73 484

R_24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 24 80 576

R_25 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 23 76 529

R_26 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 21 70 441

R_27 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23 76 529

R_28 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 20 66 400

R_29 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 22 73 484

R_30 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 22 73 484

R_31 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 76 529

R_32 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 20 66 400

R_33 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 21 70 441

R_34 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 22 73 484

R_35 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 21 70 441

R_36 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 20 66 400

R_37 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 22 73 484

R_38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 24 80 576

R_39 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 21 70 441

R_40 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 19 63 361

JUMLAH 29 28 29 29 30 30 30 29 28 28 33 30 38 35 36 24 23 24 25 27 29 27 27 29 24 27 26 29 21 27 853 2842 18251

TABULASI SKOR MENTAH DATA ANGKET VARIABEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Butir Soal Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Nilai (Y)

1 3 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 3 3 83 2 4 4 2 2 3 2 1 3 2 3 1 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 83 3 2 2 3 2 3 1 3 1 2 3 1 3 4 3 2 3 3 4 2 3 4 3 2 2 73 4 3 1 2 2 3 1 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 1 4 2 3 2 4 4 73 5 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 73 6 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 1 4 4 66 7 3 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 1 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 86 8 4 3 2 3 2 2 3 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 4 3 3 2 2 73 9 4 2 1 2 3 1 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3 76

10 3 2 2 3 3 1 3 2 1 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 2 3 4 73 11 3 2 3 3 2 1 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 4 3 2 2 3 1 2 2 73 12 3 4 2 2 2 1 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 4 3 2 3 3 69 13 2 2 2 2 2 1 3 3 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2 1 2 2 2 83 14 2 3 4 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 80 15 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 2 73 16 3 3 3 2 3 1 2 1 2 3 1 3 4 3 2 1 3 4 2 3 4 3 4 3 79 17 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 1 1 4 2 3 4 3 2 2 76 18 2 2 4 2 3 1 2 1 2 3 4 3 4 3 2 1 1 4 2 3 4 3 2 2 76 19 4 4 4 2 1 3 4 2 1 3 2 3 1 2 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 66 20 3 3 3 2 3 1 4 1 2 3 1 3 4 3 2 1 1 4 2 3 4 3 2 2 86 21 3 4 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 66 22 3 3 2 1 3 1 2 3 1 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 3 66 23 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 1 4 4 83 24 3 3 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 1 2 2 1 4 2 2 3 3 2 2 2 73 25 3 3 4 2 2 1 4 2 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 69

26 2 3 2 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 83 27 3 4 3 2 2 4 4 3 2 2 2 4 3 1 3 2 3 3 3 2 2 1 1 4 79 28 2 2 4 4 3 1 3 3 1 1 2 2 3 4 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 69 29 4 3 4 2 3 2 2 2 1 1 3 2 2 2 4 4 3 3 2 2 3 3 1 3 76 30 3 3 4 2 1 2 3 3 2 2 3 3 1 3 2 2 2 4 3 3 4 3 3 2 83 31 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 4 4 3 2 3 1 2 2 79 32 4 2 4 3 3 1 2 3 4 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 1 2 2 75 33 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 2 3 2 1 1 3 4 3 3 4 4 3 2 83 34 3 4 1 1 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 4 4 3 3 3 2 2 1 3 1 76 34 2 3 3 3 2 2 3 3 4 1 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 1 4 73 36 2 3 2 3 3 4 4 3 2 1 1 3 3 3 2 4 1 3 3 3 2 3 3 3 69 37 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 1 1 4 86 38 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 2 2 3 3 4 4 1 1 4 4 83 39 3 4 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 1 3 4 4 3 3 4 2 73 40 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 2 4 3 3 4 2 66

JUMLAH 3030