Upload
vodat
View
249
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING
UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII A Semester II MTs Fatahillah Bringin Kecamatan Ngaliyan Semarang Tahu
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALSONGO
i
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING BERBASIS PAIKEM
UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII A Semester II MTs Fatahillah Bringin Kecamatan Ngaliyan Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Dalam Ilmu Pendidikan Fisika
Disusun Oleh :
MUHAMMAD SUBAKIR
NIM : 053611045
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALSONGO
SEMARANG
2010
UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII A Semester II MTs Fatahillah Bringin n Pelajaran 2009/2010)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
ii
iii
iv
MOTTO
Pertanda kecerdasan sejati bukanlah pengetahuan, tapi imajinasi. (Albert Einstein,
Fisikawan AS, 1879-1955).1
Imajinasi lebih berharga daripada ilmu pengetahuan logika. Logika akan membawa
Anda dari A ke B. Imajinasi akan membawa Anda kemana-mana. (Albert Einstein,
Fisikawan AS, 1879-1955).2
1Sunarty Risma, “Kata-kata Bijak Albert Einstein Tentang Kehidupan”,http://physics-is-my-
life-,blogspot.com/2006/08/kata-kata-bijak-einstein-tentang.html,hlm. 1
2 Ibid .
v
PERSEMBAHAN
Sekiranya skripsi yang sangat sederhana ini diberi nilai dan arti, maka nilai tersebut
penulis persembahkan kepada:
Ibu tercinta, yang tak henti-hentinya mencari nafkah, bersujud, berdoa untuk
anaknya supaya menjadi anak sholeh, berbakti padanya dan berhasil dalam
kehidupan dunia dan akhirat.
Bapak tercinta yang sedang menuju surga, semoga ini menjadi awal yang baik
untuk anakmu berserah diri padanya dan selalu istiqomah mendoakan bapak.
Keluarga tercinta dan saudara-saudaraku yang menjadi inspirator untukku.
Bapak ibu guru, ustadz-ustadzah dan dosen Fisika yang membina dan
membimbingku dengan ilmunya.
Rifa yang menjadi kendala dan motivasi untuk tetap bangkit dan berdiri tegap
sampai sekarang ini.
Teman-teman senasib dan seperjuangan Tadris Fisika Angkatan 2005.
Teman-teman CAMP SAHABAT, kakak-kakak RACANA, sahabat PMII dan
teman-teman IMADE.
Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini.
Pembaca yang budiman.
vi
vii
ABSTRAK
Muhammad Subakir (053611045). Implementasi Model Pembelajaran Concept Mapping Berbasis PAIKEM Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Materi Pokok Cahaya Siswa Kelas VIII A Semester II MTs Fatahillah Bringin Kecamatan Ngaliyan Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Program Studi Tadris Fisika Jurusan Tadris fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2010.
Penelitian ini bertujuan untuk : 1). Menemukan skenario pembelajaran IPA (fisika) dengan implementasi model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM materi pokok cahaya semester II kelas VIII A MTs Fatahillah Semarang Tahun pelajaran 2009/2010 yang lebih operasional, 2).Meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran IPA (fisika) dengan menggunakan model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM materi pokok cahaya semester II kelas VIII A MTs Fatahillah Semarang Tahun pelajaran 2009/2010.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) pada peserta didik kelas VIIIA MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan Semarangdengan penggunaan model spiral dari Kemmis dan Mc.Taggart yang pelaksanaan tindakannya dalam siklus. Setiap siklus terdapat empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui lembar kusioner dan lembar observasi. Data yang sudah terkumpul, dianalisis secara kuantitatif dengan mencari nilai rata-rata dan persentase yang digunakan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa maupun sikap siswa terhadap proses pembelajaran fisika, selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan memberikan penjelasan terhadap peningkatan minat belajar siswa dan sikap siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM materi pokok cahaya.
Melalui model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM minat siswa pada pembelajaran IPA dapat ditingkatkan sebesar 27,27% dari 60,60% pada siklus I menjadi 87,87% pada siklus II. Sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil/tercapai karena sudah mencapai indikator keberhasilan yakni meningkatnya minat belajar siswa baik individu maupun kelompok yang ditandai dengan banyaknya siswa yang berminat ≥ 75%.
Berdasarkan hasil penelitian ini, implementasi model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM dapat meningkatkan minat belajar siswa pada materi pokok cahaya semester II kelas VIII A MTs Fatahillah Semarang Tahun pelajaran 2009/2010.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan nikmat, rahmat dan taufik-Nya kepada semua hambanya tidak terkecuali
kepada penulis. Hanya karena karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada beliau nabi
besar Muhammad SAW beserta keluarganya.
Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran, penulis menyampaikan bahwa
skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu.
Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Ed, selaku dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang
2. Andi Fadlan, M. Sc.dan H. Mursid, M.Ag, selaku pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan skripsi.
4. Kepala Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang beserta staf dan karyawan
yang telah memberikan pelayanan perpustakaan yang penulis perlukan dalam
penelitian skripsi ini.
5. Kepala Madrasah Tsanawiyah Fatahillah Bringin Ngaliyan Semarang H
Lukman Nur Amin, AH, Lc, dan guru MAPEL IPA kelas VIII Bp. Slamet
Santoso, S.Si yang telah memberi kesempatan dan bantuan kepada penulis
selama penelitian.
ix
6. Peserta didik di MTs Fatahillah Bringin, Ngaliyan Semarang khususya kelas
VIII A.
7. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu dalam
proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebut satu-persatu.
Kepada semuanya penulis ucapkan terima kasih disertai do’a semoga amal
baiknya tercatat sebagai amal soleh dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari
Allah SWT. Amien
Penulis mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam menyusun
skripsi ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, 5 Juli 2010
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................. iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
DEKLARASI ...................................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..xiii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xiv
DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………… xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan dan manfaat Penelitian
1. Manfaat Penelitian................................................................ 3
2. Manfaat Penelitian................................................................ 3
D. Penegasan Istilah ...................................................................... 4
BAB II: MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING DAN MINAT
BELAJAR
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian belajar.................................................................. 6
2. Pengertian pembelajaran ....................................................... 8
B. Model-Model Pembelajaran
1. Pengertian model pembelajaran ……………… .................. 9
xi
2. Macam-macam model pembelajaran ………………......... 10
C. Minat
1. Pengertian Minat ……………… ....................................... 11
2. Pengaruh minat terhadap siswa dalam belajar…………… 12
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat………………... 13
D. Concept Mapping (Peta Konsep)
1. Pengertian concept mapping ……………… ..................... 14
2. Tujuan penerapan concept mapping ……………….......... 15
3. Langkah-langkah membuat concept mapping ……………15
4. Beberapa teknik mengajar dengan model concept mapping
………………………........................................................ 16
5. Kelebihan dan kekurangan …………… ............................ 18
E. Pembelajaran PAIKEM
1. Pengertian ……………….................................................. 19
2. Indikator dan prinsip-prinsip penmerapan PAIKEM …… 20
F. Cahaya
1. Pengertian cahaya ………………...................................... 22
2. Sifat-sifat cahaya…………… ............................................ 23
3. Pemantulan cahaya………………..................................... 24
4. Pemantulan pada cermin datar……………… ................... 24
5. Pemantulan cahaya pada cermin cekung ……………....... 25
6. Rumus cermin cekung ………………............................... 25
7. Pemantulan cahaya pada cermin cembung ……………... 26
8. Rumus cermin cembung ………………............................ 27
G. Kajian Penelitian Yang Relevan……………… ..................... 27
H. Kerangka Berfikir………………............................................ 29
I. Hipotesis Tindakan.................................................................. 31
xii
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian ................................................................... 32
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 32
C. Rencana Dan Prosedur Penelitian
Siklu I ...................................................................................... 32
Siklus II ................................................................................... 34
D. Jenis Data ............................................................................... 35
E. Metode Pengumpulan Data .................................................... 35
F. Metode Analisis Data
1. Data Hasil Angket ……………… ..................................... 36
2. Data Hasil Observasi………….......................................... 36
G. Indikator Pencapaian .............................................................. 37
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Profil tempat penelitian ……………… ............................. 39
2. Pra siklus……………… .................................................... 39
3. Hasil angket minat belajar siswa…………........................ 40
4. Hasil observasi keaktifan siswa…………......................... 43
B. Pembahasan .............................................................................. 46
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 56
B. Saran.......................................................................................... 57
C. Penutup...................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL 1 : Indikator dan prinsip penerapan PAIKEM ……..…..…….…20
TABEL 2 : Hasil angket minat siswa tiap pernyataan siklus I dan II…...41
TABEL 3 : Hasil angket minat seluruh siswa Siklus I dan II..…………..42
TABEL 4 : Hasil observasi keaktifan siswa tiap aspek siklus I dan II…..44
TABEL 5 : Hasil observasi keaktifan siswa Siklus I dan II………….…..45
xiv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 : Pemantulan pada cermin datar…………………….......24
GAMBAR 2 : Pembentukan sinar istimewa pada cermin cekung...…..25
GAMBAR 3 : Pembentukan sinar istimewa pada cermin cembung.….26
xv
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK 1 : Hasil angket siswa tiap pernyataan siklus I dan II …..........24
GRAFIK 2 : Hasil angket minat belajar siswa siklus I dan II.. ..…….....24
GRAFIK 3 : Hasil observasi keaktifan siswa tiap aspek siklus I dan II…26
GRAFIK 4 : Hasil observasi keaktifan siswa siklus I dan II……….……..26
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sektor yang sangat menentukan kualitas hidup suatu
bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa,
keberhasilan pendidikan juga secara otomatis membawa keberhasilan sebuah
bangsa. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki kehidupan suatu bangsa, harus
dimulai dari penataan dalam segala aspek dalam pendidikan, mulai dari aspek
tujuan, sarana, pembelajaran, menejerial dan aspek lain yang secara langsung
maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.
Pembelajaran merupakan bagian elemen yang memiliki peran yang
sangat dominan untuk mewujudkan kualitas baik proses maupun lulusan (output)
pendidikan. Pembelajaran juga memiliki pengaruh yang menyebabkan kualitas
pendidikan menjadi rendah. Artinya pembelajaran sangat tergantung dari
kemampuan guru dalam melaksanakan atau mengemas proses pembelajaran.
Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik dan tepat akan memberikan
kontribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya pembelajaran yang
dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit
dikembangkan atau diperdayakan.
Menyoroti pembelajaran IPA (fisika) yang selama ini berlangsung di
sekolah menengah pertama (SMP/MTs) ada yang berpendapat bahwa
pembelajaran IPA (fisika) kurang concern terhadap persoalan bagaimana
mengubah pengetahuan IPA (fisika) yang kognitif menjadi “makna” dan “nilai”
yang perlu diinternalisasikan dalam diri siswa lewat berbagai cara di antaranya
media atau forum. Pembelajaran lebih menitikberatkan pada aspek korespondensi
tekstual yang lebih menekankan hafalan rumus dan teks pada buku mata
pelajaran.
2
Hal inipun terjadi di MTs Fatahillah Ngaliyan Semarang, seperti apa yang
telah disampaikan oleh bapak Selamet selaku guru mata pelajaran IPA di MTs
Fatahillah Semarang menyatakan bahwa, pembelajaran IPA (fisika) di sekolah
tersebut mengalami kemerosotan pencapaian ketuntasan klasikal turun dari 60%
menjadi 50% dari jumlah keseluruhan siswa kelas VIII, di mana KKM mata
pelajaran IPA (fisika) adalah 60 pada ranah afektif juga terjadi penurunan, baik
itu berupa semangat maupun minat belajar siswa, sehinga berimbas pada
penurunan dalam pencapaian ketuntasan klasikal yang harusnya 60% menjadi
50%, hal ini disebabkan karena pembelajaran yang dilaksanakan oleh bapak
Selamet masih menerapkan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, diskusi
dan pemberian tugas. Cara-cara tersebut diakui atau tidak membuat siswa tampak
bosan, jenuh, dan kurang bersemangat dalam belajar.3
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu strategi
pembelajaran yang tepat dan menarik, di mana siswa kooperatif, dapat bertanya
meskipun tidak pada guru secara langsung, mengemukakan pendapat, serta
memiliki kesan terhadap materi dan mampu mengaplikasikan teori di dunia
nyata.
Dengan bertolak dari uraian di atas, maka perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan minat belajar siswa. Untuk itu peneliti bermaksud melakukan
penelitian dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Concept Mapping
Berbasis PAIKEM untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Materi Pokok
Cahaya”.
3Hasil wawancara dengan bapak Selamet tanggal 3 September 2009, jam 11 di MTs
Fatahillah Ngaliyan Semarang.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi model pembelajaran concept mapping berbasis
PAIKEM pada materi pokok Cahaya Semester II Kelas VIII A MTs Fatahillah
Semarang Tahun pelajaran 2009/2010 yang dapat meningkatkan minat belajar
siswa?
2. Apakah implementasi model pembelajaran concept mapping berbasis
PAIKEM dapat meningkatkan minat belajar siswa MTs Fatahillah Semarang
Kelas VIII A Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 pada materi pokok
Cahaya?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Menemukan skenario pembelajaran IPA (fisika) dengan implementasi
model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM materi pokok
cahaya semester II kelas VIII A MTs Fatahillah Semarang Tahun pelajaran
2009/2010 yang lebih operasional.
b. Untuk meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran IPA (fisika).
Dengan menggunakan model pembelajaran concept mapping berbasis
PAIKEM materi pokok cahaya semester II kelas VIII A MTs Fatahillah
Semarang Tahun pelajaran 2009/2010
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :
a. Bagi siswa
1) Dengan menggunakan model pembelajaran concept mapping berbasis
PAIKEM dapat menumbuhkan dan meningkatkan semangat siswa untuk
belajar (IPA) fisika.
4
2) Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran (IPA)
fisika.
b. Bagi guru
Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi
pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.
c. Bagi satuan pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
berguna bagi satuan pendidikan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
kajian bersama agar dapat meningkatkan kualitas satuan pendidikan.
d. Bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman secara langsung bagaimana penggunaan
strategi pembelajaran yang baik.
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah interpretasi pembaca dalam mengartikan judul
skripsi ini dan untuk membatasi permasalahan yang ada, maka perlu kiranya
diberikan beberapa pengertian dan penjelasan tentang istilah-istilah yang terdapat
dalam judul skripsi ini.
Adapun penjelasan istilah dari skripsi yang berjudul “Implementasi
Model Pembelajaran Concept Mapping Berbasis PAIKEM Untuk Meningkatkan
Minat Belajar Siswa pada Materi Pokok Cahaya” adalah sebagai berikut :
1. Concept Mapping (peta konsep)
Peta konsep adalah suatu gambaran skematis untuk mempresentasikan
suatu rangkaian konsep yang berkaitan antar konsep-konsep. Peta ini
mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antara konsep dan
menekankan gagasan-gagasan pokok (Novak & Gown, 1984). Peta konsep
disusun hirarkis, konsep yang lebih umum berada di atas dalam peta itu,
sedangkan yang khusus di bawah. Dalam peta konsep, konsep-konsep
5
disusun hirarkis dan relasi antar konsep diletakkan di antara konsep-konsep
dengan anak panah.4
2. PAIKEM
Pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, Menyenangkan) adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara
langsung untuk aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran ini adalah
pembelajaran yang mengonsep sebuah suasana pembelajaran di mana siswa
dapat nyaman, menyenangkan, dan bermakna tanpa ada rasa siswa takut dan
bosan. Pentingnya pembelajaran berbasis PAIKEM dikarenakan dalam
pembelajaran yang sekarang digunakan guru dalam sekolah-sekolah
cenderung masih menggunakan ceramah, dan juga murid sendiri masih
hanya bersifat sebagai pendengar yang hanya melihat, dan mencatat apa yang
disampaikan guru. PAIKEM merupakan pendekatan dalam proses belajar
mengajar yang bila diterapkan secara tepat berpeluang dapat meningkatkan
tiga hal, pertama maksimalisasi pengaruh fisik terhadap jiwa, kedua
maksimalisasi pengaruh jiwa terhadap proses psikofisik dan psikososial, dan
ketiga, bimbingan ke arah pengalaman kehidupan spiritual.5
3. Minat.
Minat adalah rasa lebih dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa adanya yang menyuruh. Minat pada dasarnya penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
4Suparno Paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivisme & Menyenangkan,
(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007). hlm.146.5Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM,
(Semarang:RaSAIL,2008), Cet I. hlm. 5
6
4. Cahaya
Cahaya adalah sebuah gelombang elektromagnetik, bila dipancarkan
atau diserap cahaya memperlihatkan sifat-sifat partikel. Cahaya dipancarkan
oleh muatan listrik yang dipercepat yang diberi kelebihan energi kalor atau
pengosongan muatan listrik.6
6Hugh D. Young dan Roger A. Freedman, Fisika Universitas, (Jakarta:Erlangga,
2004), Jilid II, hlm. 520.
7
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING
DAN MINAT BELAJAR
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Ilmu merupakan harta yang sangat mulia bagi orang yang
memilikinya, sebegitu mulianya Allah meninggikan derajatnya bagi orang
yang berilmu dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu. Ilmu tidak
didapat secara langsung dan sekejap, artinya ilmu didapat melalui belajar dan
belajar membutuhkan proses yang sangat panjang tidak dapat secara
langsung ataupun didapat dari warisan dari orang tua atau leluhurnya, seperti
dalam surat An-Nahl ayat 78 :
7
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur”.
Ini mengartikan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan bodoh dan
tidak mengetahui sedikit apapun, sehingga manusia diperintahkan untuk
mencari ilmu yang dilalui dalam proses belajar secara arti luas.
Pengertian belajar menurut kamus besar bahasa Indonesia belajar
mempunyai arti belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau
7Yayasan Amalan Ummat Islam Ya Ummi Fatimah Pati, Al-Qur’an dan Terjemah, (Depok:
SABIQ, 2010), hlm. 275.
8
ilmu; tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.8
Beberapa pakar juga mendefinisikan sebagai berikut:
a. Syaiful Bahri Djamarah mendefinisikan belajar sebagai serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang
menyangkut afektif, kognitif juga psikomotorik.9 Pengertian ini menitik
beratkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam
interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman – pengalaman belajar.
b. Sedangkan menurut Sardiman A. M bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
menirukan dan lain sebagainya.10 Belajar akan lebih baik jika si subyek
belajar itu mengalami atau melakukannya. Jadi tidak bersifat verbalistik.
c. Nana Sudjana mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan perubahan sebagai hasil. Proses belajar juga ditunjukkan
dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya,
sikap dan tingkah laku, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya
serta aspek ain yang ada pada individu.11 Menurut pengertian ini belajar
adalah suatu proses yang akan membawa suatu perubahan pada individu
yang belajar.
d. Sedangkan Abdul Aziz mendefinisikan belajar sebagai berikut:
8Departemen Penddikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Cet. 3, hlm. 663. 9Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. 1, hlm. 13. 10Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001), hlm. 71. 11Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2000), hlm. 28.
9
سابقة خبرة على یطراء المتعلم ذھن فى تغییر ھو التعلم!ان
جدیدا تغییرا فیھا فیحدث“Belajar merupakan suatu perubahan di dalam pemikiran siswa yang
dihasilkan atas pengalaman terdahulu kemudian terjadi perubahan yang
baru”.12
Dari beberapa definisi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja yang menghasilkan perubahan
tingkah laku yang relatif tetap melalui latihan dan pengalaman.
2. Pengertian Pembelajaran
Sesuai dengan pengertian belajar secara umum yaitu bahwa belajar
merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi perubahan tingkah
laku. Maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah
yang lebih baik. Pengertian pembelajaran secara khusus menurut beberapa
teori antara lain:
a. Teori Behavioristik
Pembelajaran anak didik adalah usaha guru membentuk tingkah
laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus).13
b. Kognitif
Kognitif pembelajaran adalah cara guru memberikan kepada siswa
untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang
dipelajari. Ini sesuai dengan pengertian pelajaran menurut aliran kognitif
12Sholeh Abdul Aziz Dan Abdul Majid, at Tarbiyah wa Thuruqu at Taddris, (Makkah:
Darul Ma’arif, t.t), hlm. 169.13Darsono M, dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP Press, 2003), hlm. 24.
10
yang menekankan pada kemampuan kognisi (mengenal pada individu
yang belajar).14
c. Gestalt
Pembelajaran yaitu usaha guru dalam memberikan materi
sedemikian rupa, sehingga siswa mudah mengorganisir (mengaturnya)
menjadi gestalt (pola bermakna).15
d. Humanistik
Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk
memilih bahan belajar dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan
kemampuannya.16
Hal yang medasari pembelajaran model concept mampping berbasis
PAIKEM adalah teori pembelajaran humanistik, artinya siswa sendiri yang
memilih kegiatan belajar mengajar sesuai dengan minat mereka. Sehingga guru
harus membuat suasana pemebelajaran sedemikian rupa supaya siswa berminat
untuk belajar tanpa ada tekanan suatu apapun, dengan hal tersebutlah
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dapat digali secara optimal.
B. Model-model pembelajaran
1. Pengertian
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan/ suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran kelas/
pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru
14Ibid. 15Ibid, hlm. 25. 16Ibid.,
11
dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.17 Model pembelajaran
merupakan suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang
diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan
akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.
Sebagai guru, kita harus mampu melakukan identifikasi kekuatan dan
kelemahan model-model pembelajaran yang tepat, mampu memilihnya secara
tepat dan mampu mengembangkannya serta menerapkannya dalam proses
pembelajaran.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang
akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan
kelas. Fungsinya adalah sebagai pedoman bagi perancang mengajar dan para
guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Menurut Nisbet (1985) sebagaimana telah dikutip oleh Erman
Suherman bahwa tidak ada cara belajar (tunggal) yang paling benar, dan cara
mengajar yang paling baik, orang-orang berbeda dalam kemampuan
intelektual, sikap, dan kepribadian sehingga mereka mengadopsi pendekatan-
pendekatan yang karakteristiknya berbeda untuk belajar. Dari sini dapat kita
katakan bahwa masing-masing individu akan memilih cara dan gayanya
sendiri untuk belajar dan untuk mengajar, namun setidak-tidaknya ada
karakteristik tertentu dalam pendekatan pembelajaran tertentu yang khas
dibandingkan dengan pendekatan lain.18
2. Macam-macam model pembelajaran
Macam-macam model pembelajaran diantaranya :
17 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 5.18Erman Suherman Ar, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Jakarta :
Universitas Pendidikan Indonesia, 2004), hlm. 74.
12
a. Model pembelajaran langsung (direct intruction)
Adalah model pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstrukur dengan baik yang dapat diajarkan
dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
b. Model pembelajaran kooperatif learning (cooperative learning)
Adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja sama secara
berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
c. Model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based instruction)
Adalah model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya
permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni
penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan
nyata.
d. Model pembelajaran inkuiri
Adalah model pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuanya dengan penuh percaya diri.
C. Minat
1. Pengertian
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya penerimaan akan
suatu antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Crow and Crow menyatakan
bahwa minat berhubungan dengan gerak yang mendorong seseorang untuk
13
menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.19
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa minat adalah gejala
psikis yang timbul dari perpaduan keinginan dan kemauan yang ada pada diri
seseorang, yang direalisasikan atau di ekspresikan dengan adanya perasaan
senang yang menyebabkan adanya perhatian terbesar terhadap suatu obyek,
sehingga orang tersebut mempunyai kecenderungan hati untuk berbuat sesuatu
terhadap obyek tersebut.
Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya, dapat
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa
sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.20
2. Pengaruh minat terhadap siswa dalam belajar
Telah dijelaskan di atas bahwa, minat adalah keinginan jiwa terhadap
sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal
ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-
citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau
keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu.
Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor
penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa dengan minat,
tujuan belajar tidak akan tercapai.
Untuk mencapai tujuan belajar yang dimaksud diperlakukan adanya
faktor pendorong atau minat dalam diri setiap siswa yang belajar. Dengan
demikian, adanya minat dalam diri siswa yang belajar, mereka dapat
memusatkan perhatiannya terhadap bidang studi yang dipelajarinya.
19Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2008), Cet. III, hlm. 121.20Ibid, hlm. 121.
14
Jika minat siswa dapat dibangkitkan, kemudian seluruh perhatiannya
dapat dipusatkan kepada bidang studi yang dipelajarinya, keadaan kelas dapat
menjadi tenang. Sebab siswa tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan
hal-hal yang melanggar ketertiban kelas. Dengan demikian proses belajar
mengajar dapat berlangsung dengan baik dan siswa pun dapat mencapai
tujuan belajar sebagaimana yang diharapkan.
Dari keterangan di atas, dapat dipahami bahwa minat termasuk salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan dalam belajar. Oleh karena
itu, jika sekiranya siswa tidak memiliki minat atau kurang perhatian untuk
menerima pelajaran, guru sedapat mungkin mengusahakan membangkitkan
minat siswa melalui berbagai cara atau metode. Karena akibat dari siswa yang
tidak memiliki minat belajar, mereka tidak dapat mencapai hasil belajar yang
maksimal.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
Menurut Muhibbin Syah faktor yang mempengaruhi minat ada dua,
yaitu :
a. Faktor Inrinsik, yaitu hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa
sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar, meliputi
perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut.
b. Faktor Ektrinsik, yaitu hal dan keadaan yang datang dari luar individu
siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, meliputi
pujian, hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua dan
cara guru mengajar.21
21Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Cet I, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 137.
15
Sedangkan menurut Crow and Crow (1973) sebagaimana yang dikutip
oleh Abdur Rahman Saleh, terdapat tiga faktor yang menjadikan timbulnya
minat, yaitu :22
a. Dorongan dari dalam individu, misalnya dorongan untuk makan, ingin tahu
seks. Dorongan untuk makan membangkitkan minat untuk belajar atau
mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-lain,
sedangkan dorongan rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk
belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian dan lain-lain.
b. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya minat untuk belajar atau
menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapatkan penghargaan
di masyarakat.
c. Faktor emosional, mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila
seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan
perasaan senang dan memperkuat minat, sebaliknya kegagalan akan
menghilangkan minat.
D. Concept Mapping (Peta Konsep)
1. Pengertian
Peta konsep merupakan salah satu model pembelajaran yang sedang
berkembang saat ini di mana pembelajarannya menekankan pada skema yang
harus dimiliki oleh siswa sebagai modal awal sebelum masuk ke materi yang
lebih dalam, artinya siswa diharuskan memahami betul alur pelajaran yang
akan dipelajari, sehingga dalam pembelajaran siswa tidak bingung karena
22Abdur Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 263-265.
16
siswa diberi pengetahuan awal skema alur pembelajarannya. Selain itu juga
antara siswa dan guru dalam satu persepsi yang sama.
Banyak pengertian tentang peta konsep di antaranya menerangkan
bahwa peta konsep adalah suatu gambaran skematis untuk mempresentasikan
suatu rangkaian konsep yang berkaitan antar konsep-konsep”.23 Konsep-
konsep di sini adalah konsep yang mempunyai hubungan secara langsung
yang ditunjukkan dengan sebuah skema yang disertai dengan garis
penghubung atau anak panah sehingga terlihat jelas hubungan antara konsep-
konsep tersebut. Peta konsep juga di artikan sebagai sebuah strategi atau
model pembelajaran di mana meminta mahasiswa mensintesis atau membuat
suatu gambar atau diagram tentang konsep-konsep utama yang saling
berhubungan, yang ditandai dengan garis panah dan ditulis level yang
membunyikan bentuk hubungan antar konsep-konsep utama itu.24
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peta konsep merupakan
suatu model pembelajaran yang digunakan untuk menguatkan pengetahuan
dan pemahaman siswa terhadap bahan-bahan yang telah dibacanya dengan
mengambil konsep-konsep yang ada kemudian dituangkan dalam bentuk peta,
baik berupa bagan ataupun pohon konsep.
2. Tujuan penerapan peta konsep
Adapun tujuan dari penerapan peta konsep di antaranya adalah25 :
a. Mengembangkan kemampuan menggambarkan kesimpulan-kesimpulan
yang masuk akal.
b. Menyamakan persepsi antara guru dan siswa.
c. Belajar konsep-konsep dan teori-teori.
23Paul Suparno, op. cit,. hlm. 146.24Hisyam Ali, et. Al., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:Insan Madani, 2002), hlm.
170. 25Ibid., hlm. 169
17
d. Mengembangkan kemampuan mensintesis dan mengintegrasikan
informasi atau ide menjadi satu.
e. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara holistis untuk melihat
keseluruhan dan bagian-bagian.
f. Membiasakan kinerja otak untuk menganalisa sesuatu hal dengan konsep-
konsep
3. Langkah-langkah membuat peta konsep
Untuk mendesain materi pelajaran dalam bentuk concept mapping
(peta konsep), ada beberapa langkah yang harus dilakukan, di antaranya:26
a. Brainstorming atau curahan gagasan.
b. Menentukan konsep (topik) utama (mayor)
c. Menulis dan menyusun konsep-konsep dalam satu bentuk gambar.
d. Menghubungkan konsep-konsep dengan garis.
e. Memberikan label di atas garis panah.
Adapun yang dimaksudkan dalam langkah-langkah membuat peta
konsep adalah sebagai berikut :
a. Brainstorming atau curahan gagasan adalah mengemukakan gagasan atau
konsep-konsep yang berkaitan masalah, topik, teks, atau wacana yang
sedang dipelajari sebanyak-banyaknya tanpa adanya suatu batasan tanpa
adanya beban takut salah.
b. Menentukan konsep (topik) utama (mayor) adalah penentuan konsep-
konsep yang sudah di curahkan dalam bentuk gagasan atau konsep-
konsep untuk di seleksi menjadi konsep yang lebih umum atau utama, dan
apabila ada konsep-konsep yang dapat dicairkan ke dalam satu konsep
utama untuk dapat dijadikan satu, sehingga menjadi lebih ringkas.
c. Menulis dan menyusun konsep-konsep dalam satu bentuk gambar adalah
menuliskan konsep-konsep utama yang sudah diseleksi kemudian
26Bernawi Munthe, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta:Insan Madani, 2009), hlm. 13.
18
dituliskan ke dalam kertas secara terpisah untuk dibentuk ke dalam
gambar dalam satu halaman.
d. Menghubungkan konsep-konsep dengan garis adalah menghubungkan
antara konsep satu dengan konsep yang lain dengan menggunakan anak
panah sehingga hubungan antara konsep terlihat jelas.
e. Memberikan label di atas garis panah adalah memberikan keterangan
antara konsep satu dengan yang lainnya sehingga memperjelas sifat
hubungannya.
4. Beberapa teknik mengajar dengan model peta konsep
Peta konsep dengan jelas menunjukkan konsep pokok dari suatu bahan
atau topik dan bagaimana relasi dan hubungan antara konsep-konsep yang
ada. Dari peta tersebut dapat mengerti secara garis besar inti dari topik atau
bahan yang diajarkan kepada siswa.
Peta konsep ini dapat digunakan untuk mengajarkan konsep fisika
kepada siswa. Bila guru dapat membantu siswa mengerti konsep dasar dari
suatu bahan, maka siswa sudah dapat menguasai bahan itu secara garis besar.
Ada beberapa cara untuk mengajarkan bahan fisika dengan peta
konsep, yaitu :27
a. Guru menerapkan suatu bahan fisika dengan memakai peta konsep.
Dari peta konsep itu guru menjelaskan masing-masing konsep
yang ada kaitannya dengan yang lain dengan segala contohnya. Dengan
cara ini, peta konsep digunakan sebagai suatu rangkuman keseluruhan
atau skema untuk memudahkan siswa menangkap keseluruhan. Dengan
cara ini, peta konsep membantu mempermudah guru dalam menjelaskan
materi fisika kepada siswa secara jelas dan terarah.
b. Siswa yang membuat peta konsep dan guru yang membantu
27Paul Suparno, op. cit., hlm. 148.
19
Dalam cara ini, siswa diminta oleh guru untuk secara bebas
membuat peta konsep suatu bahan. Misalnya sebelum bahan dibahas,
siswa diminta membaca di rumah. Pada saat di sekolah, siswa diminta
membuat peta konsep sendiri. Setelah itu guru meminta agar siswa agar
membuat peta konsep nya dan relasi yang ada. Bila ada konsep yang tidak
tepat dan relasi yang tidak tepat, guru mempertanyakan mengapa itu
terjadi? lalu guru membantu agar siswa memperbaiki peta konsepnya.
c. Peta konsep digabungkan dengan metode lain
Peta konsep dapat juga digunakan dalam mengajar dengan
menggabungkan dengan metode lain sehingga lebih tepat dan membuat
siswa lebih sungguh belajar lebih mendalam dan baik. Misalnya
digabungkan dengan metode diskusi, presentasi, metode ceramah dari
guru.
5. Kelebihan dan kekurangan
Adapun kelebihan dan kekurangan dari peta konsep ini diantaranya :
a. Kelebihan
1) Sebagai sarana untuk membiasakan otak berfikir terkonsep dalam
segala hal.
2) Dapat digunakan sebagai pengganti ringkasan yang lebih fleksibel.
3) Dapat mempermudah pemahaman siswa dan guru.
4) Dapat menyatukan satu persepsi antara guru dan siswa.
5) Dapat digunakan dalam berbagai hal.
b. Kekurangan
1) Pemahaman peta konsep dapat dicapai dengan syarat siswa sudah
membaca pokok bahasan.
2) Pemahaman secara global kurang terperinci.
20
E. Pembelajaran PAIKEM
Metode pembelajaran merupakan sarat mutlak bagi guru untuk
mengantarkan siswa dalam pencapaian sebuah arti pendidikan yang
sesungguhnya, di mana tidak hanya menuntut ketercapaian ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik, tetapi juga bagaimana pembelajaran tersebut bermakna
dan dapat mengaplikasikannya di masyarakat. Ini menjadi penting karena metode
pembelajaran merupakan suatu kendaraan yang akan dicapai dalam mencapai
tujuan. Di mana kendaraan tersebut didesain sedemikian indahnya supaya
menjadi kendaraan yang menarik dan nyaman untuk dipakai dalam perjalanan.
Metode pembelajaran atau sering digunakan istilah strategi belajar
mengajar mengalami dinamika dalam praktek dunia pendidikan. Tidak terkecuali
di Indonesia, dinamika tersebut terjadi dari masa ke masa seiring dengan
kebijakan pemberlakuan kurikulum pendidikan mulai kurikulum 1975, 1984,
1994, 2004, dan KTSP 2006. Dalam catatan sejarah pendidikan nasional, telah
dikenal beberapa pendekatan atau strategi pembelajaran seperti SAS (Sintesis,
Analisis, Sistematis), CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), CTL (Contextual
Teaching and Learning), Lift Skills Education, PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dan yang paling dikenal akhir-akhir ini
adalah PAIKEM.28
1. Pengertian
Secara bahasa, kata PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Adapun yang
dimaksudkan PAIKEM tersebut secara terperinci yang adalah :
a. Aktif, pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan.
28Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM, (Semarang:RaSAIL,
2008), Cet I. hlm. 45.
21
b. Inovatif, pembelajaran merupakan proses pemaknaan atas realitas
kehidupan yang dipelajari.
c. Kreatif, pembelajaran harus menumbuhkan pemikiran kritis, karena
dengan pemikiran seperti itulah kreativitas dapat dikembangkan.
d. Efektif, pembelajaran efektif adalah jantungnya sekolah efektif.
e. Menyenangkan, pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran
dengan suasana socio emotional climate positif.
Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang
berkembang dengan cara membantu siswa membangun keterkaitan antara
informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang
dimiliki dan dikuasai oleh siswa. Siswa dibelajarkan bagaimana mereka
mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat digunakan di luar
kelas. 29
Pembelajaran PAIKEM merupakan pembelajaran yang
memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk
mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahaman dengan menekankan
kepada belajar sambil bekerja, sementara itu guru menggunakan berbagi
sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.30
2. Indikator dan prinsip-prinsip penerapan PAIKEM
Dalam penetapan PAIKEM oleh pendidik atau guru bisa dilihat dan
dicermati berbagai indikasi yang muncul pada saat proses belajar mengajar
dilaksanakan. Di samping itu, pendidik juga perlu memperhatikan berbagai
29Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:Pustaka
Pelajar, 2009), hlm. ix.30Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif, (Jakarta:AV Publisher,
2009), hlm. 208.
22
prinsip ketika menerapkan pembelajaran PAIKEM, di antaranya dapat dilihat
pada tabel indikator dibawah ini.31
Tabel 1 : Indikator dan prinsip penerapan PAIKEM
No Indikator Proses Penjelasan Metode
1.
2.
3.
PEKERJAAN ANAK
(diungkapkan dengan
bahasa/ kata-kata anak
sendiri)]
KEGIATAN ANAK
(anak banyak diberi
kesempatan untuk
mengalami/
mengerjakan sendiri)
RUANG KELAS
(penuh pajangan hasil
karya anak dan alat
peraga sederhana
buatan guru dan
siswa)
PAIKEM sangat
mengutamakan agar
anak mampu berpikir,
berkata-kata, dan
mengungkap sendiri.
Bila anak mengalami
kesulitan mengerjakan
sendiri, mereka belajar
meneliti tentang apa
saja
Banyak yang dapat
dipajang di kelas dan
dari hasil pajangan itu
anak saling belajar.
Alat peraga yang
sering dipergunakan
diletakkan di tempat
yang strategis
Guru membimbing
anak dan
memajang hasil
karya anak agar
dapat saling belajar
Guru dan murid
interaktif dan hasil
pekerjaan anak
dipajang.
Pengamatan ruang
kelas dan dilihat
apa saja yang
dibutuhkan untuk
dipajang, di mana,
dan bagaimana
memajangnya
Diskusi, kerja
kelompok, kerja
mandiri,
pendekatan
individual guru
31Ismail SM, op. cit., Cet I, hlm. 53.
23
4.
5.
6.
7.
8.
PENATAAN MEJA
KURSI SISWA
(meja kursi anak dapat
diatur secara fleksibel)
SUASANA BEBAS
(siswa memiliki
dukungan suasana
bebas untuk
menyampaikan/
mengungkapkan
pendapat)
UMPAN BALIK
GURU
(guru memberi tugas
yang bervariasi dan
secara langsung
memberi umpan balik
agar siswa
memperbaiki
kesalahan )
SUDUT BACA
(sudut kelas sangat
baik bila diciptakan
sebagai sudut baca
Guru mengajar
dengan berbagai cara,
misalnya lewat
kelompok, diskusi,
anak berpasangan,
dsb. Kerja individual
anak juga perlu
dilakukan.
Anak dilatih untuk
mengungkapkan
pendapat secara bebas,
baik dalam diskusi,
tulisan maupun
kegiatan lain.
Guru memberikan
tugas yang mendorong
siswa bereksploitasi,
dan guru memberikan
bimbingan individual
ataupun kelompok
dalam hal
penyelesaian masalah
(melatih penyelesaian
masalah)
Sudut baca di ruang
kelas akan mendorong
siswa untuk terdorong
terhadap siswa
yang prestasinya
kurang baik.
Guru dan siswa
mendengarkan dan
menghargai
pendapat siswa
lain, diskusi dan
kerja individual
Penugasan
individual atau
kelompok,
bimbingan
langsung dan
penyelesaian
masalah
Observasi kelas,
diskusi, pendekatan
terhadap orang tua.
24
untuk siswa )
LINGKUNGAN
SEKITAR
(lingkungan sekitar
sekolah dijadikan
media pembelajaran)
dan gemar membaca.
(siswa didekatkan
dengan buku-buku)
Sawah, lapangan,
pohon, sungai, kantor
pos, puskesmas dll,
harus dioptimalkan
pemanfaatannya untuk
pembelajaran.
Observasi
lapangan,
eksplorasi, diskusi
kelompok, tugas
individual.
F. Cahaya
1. Pengertian
Di dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 35 disebutkan:
32 “Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti
sebuah celah yang tak tebus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di
dalam kaca, kaca itu bagaikan bintang seperti mutiara. Dinyalakan dengan
minyak dari pohon yang diberkahi yaitu pohon zaitun, (yang tumbuh) tidak di
32Yayasan Amalan Ummat Islam Ya Ummi Fatimah Pati, Al-Qur’an dan Terjemah, (Depok:
SABIQ, 2010), hlm. 354.
25
sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat. Hampir-hampir minyak
menerangi, walaupun ia tidak disentuh api. Cahayanya di atas cahaya, Allah
membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dikehendaki, dan Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu”
Ayat ini menerangkan bahwasanya cahaya itu adalah perumpamaan
sebuah celah dinding yang di dalam celah tersebut tidak tembus sehingga
tidak dapat diterpa angin. Dan cahaya tersebut yang hanya di miliki oleh Allah
sendiri.
Selain itu, cahaya dalam sains diartikan sebagai sebuah gelombang
elektromagnetik, bila dipancarkan atau diserap cahaya memperlihatkan sifat-
sifat partikel. Cahaya dipancarkan oleh muatan listrik yang dipercepat yang
diberi kelebihan energi kalor atau pengosongan muatan listrik.33
Cahaya menurut Newton (1642-1727) adalah suatu benda yang terdiri
dari partikel-partilkel ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh
sumbernya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sementara itu
menurut Huygens (1629-1695), cahaya adalah gelombang seperti bunyi,
perbedaan antara keduanya hanya pada frekuensi dan panjang gelombang
saja.
2. Sifat-sifat cahaya
Cahaya memiliki beberapa sifat, sehingga optika dapat dibagi ke
dalam 2 cabang yaitu :34
a. Optika geometri adalah cabang optika di mana deskripsi sinar sudah
mencukupi. Adapun sifat-sifat cahaya yang termasuk dalam pembahasan
ini di antaranya cahaya bersifat reflektif dan reflektif, dispersi (diuraikan),
polarisasi.
33Hugh D. Young dan Roger A. Freedman, op.cit., Jilid II, hlm. 520.34Ibid, hlm. 497.
26
ri
A
N
C
B
b. Optika fisis adalah cabang optika yang secara spesifik menggunakan
prilaku gelombang. Adapun sifat-sifat cahaya yang termasuk dalam
kategori ini adalah cahaya bersifat interferensi (dipadukan) dan difraksi
(dilenturkan).
3. Pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya terbagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Pemantulan teratur, adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu
berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata)
dan mengkilap, sehingga arah pemantulan cahaya tersebut menuju ke
suatu arah tertentu.
b. Pemantulan baur (difus), adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika
suatu berkas cahaya yang jatuh pada benda yang mempunyai permukaan
kasar (tidak rata), sehingga arah pantulan cahaya tidak teratur.
Dalam pemantulan cahaya dikenal Hukum Snellius, yang menyatakan
bahwa :
a. Sinar datang (A), sinar pantul (C), dan garis nomal (N) terletak pada satu
bidang datar (B), dan bertemu pada satu titik.
b. Sudut datang (i) besarnya sama dengan sudut pantul (r).
Gambar 1 : Pemantulan pada cermin datar (Hukum Snellius)
27
4. Pemantulan pada cermin datar
Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa sebuah
bidang datar. Adapun sifat-sifat bayangan pada cermin datar,yaitu :
a. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
b. Bayangannya maya.
c. Bentuk dan ukuran sama dengan bentuk dan ukuran benda.
d. Bayangan yang terbentuk tegak.
5. Pemantulan cahaya pada cermin cekung
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung
Gambar 2 : Pembentukan sinar istimewa pada cermin cekung
a. Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus ( ).
b. Sinar datang melalui titik fokus ( ) dipantulkan sejajar sumbu utama.
c. Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan (P) dipantulkan
kembali melalui titik pusat kelengkungan itu.
6. Rumus cermin cekung
Hubungan antara jarak benda ( ), jarak bayangan ( ′) dan jarak fokus
cermin ( ) secara matematis dirumuskan :
+ = (2.1)
dimana =
28
dengan: = Jarak benda (cm)
′ = Jarak bayangan (cm)
= Jarak fokus cermin (cm)
R = Jari-jari cermin (cm)
Cermin cekung bersifat konvergen (mengumpulkan sinar) sehingga
disebut cermin positif. Nilai dan R bersifat positif. Apabila bayangan yang
terjadi bersifat maya, maka jarak bayangan ( ′) bernilai negatif.
Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung kadang-kadang
diperbesar, kadang-kadang diperkecil. Hal ini bergantung pada letak benda.
Perbesaran (M) bayangan pada cermin cekung dapat ditentukan dengan rumus
= = (2.2)
dengan: M = Perbesaran bayangan (kali)
ℎ′ = Tinggi bayangan (cm)
ℎ = Tinggi benda (cm)
7. Pemantulan cahaya pada cermin cembung
Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung:
Gambar 3 : Pembentukan sinar istimewa pada cermin cembung
29
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus
b. Sinar datang yang menuju titik fokus f dipantulkan sejajar sumbu uama.
c. Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah
dari titik kelengkungan itu.
8. Rumus cermin cembung
Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, jarak fokus, dan jari-
jari kelengkungan cermin cembung sama dengan cermin cekung, yaitu :
1 + 1′ = 1 (2.3)
dimana =dengan: = Jarak benda (cm)
= Jarak bayangan (cm)
= Jarak fokus cermin (cm)
R = Jari-jari cermin (cm)
Pada cermin cembung nilai dan R selalu negatif. Hal ini disebabkan
fokus dan jari-jari cermin berada dibelakang cermin cembung.
Seperti cermin cekung, perbesaran cermin cembung dinyatakan
dengan rumus :
= = (2.4)
dengan: M = Perbesaran bayangan (kali)
ℎ′ = Tinggi bayangan (cm)
ℎ = Tinggi benda (cm)
30
G. Kajian Penelitian Yang Relevan
Pada hakikatnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto
kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun kekurangannya,
sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Dan untuk
menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan
yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan
dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis akan memaparkan beberapa bentuk
tulisan yang sudah ada. Ada beberapa bentuk tulisan penelitian yang akan penulis
paparkan.
Penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis
temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya
dengan skripsi yang akan penulis susun. Beberapa penelitian yang sudah teruji
kesahihannya di antaranya meliputi:
1. Penelitian Rohmi Nuzulia 2008, yang melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Concept mapping Terhadap Hasil
Belajar Fisika Pada Kelas XI SMA Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang Tahun
2007/2008”. Setelah dilaksanakan penelitian ada perbedaan hasil belajar fisika
pokok bahasan getaran antara pembelajaran dengan menggunakan concept
mapping lebih baik dari pada pembelajaran yang tanpa menggunakan concept
mapping pada siswa XI SMA Negri Subah Kabupaten Batang tahun
2007/2008.
2. Penelitian Abdul Hamid Muammar 2007, yang melakukan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Peningkatan Minat Belajar Fisika Menggunakan Media
Permainan Monopoli Pada Siswa Kelas X Semester II di MA Walisongo
Pecangaan Jepara Tahun 2006/2007”. Setelah dilaksanakan penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan media permainan monopoli dapat
meningkatkan minat belajar, diamana pada siklus I pencapaian minat belajar
siswa adalah 88,9% yang tercermin dengan ketuntasan belajar degan
persentase 66,7%, pada siklus II terjadi peningkatan minat belajar siswa
31
dengan persentase 94% atau meningkat 5,3% dari pada siklus I dengan
persentase ketuntasan belajar 80,3% serta rata-rata 69%.
Peneliti mengambil kajian pustaka pendukung di atas untuk dijadikan
referensi dalam penelitian dengan judul "Implementasi model pembelajaran
concept mapping berbasis PAIKEM untuk meningkatkan minat belajar siswa
materi pokok pemantulan cahaya semester II kelas VIII MTs Fatahillah
Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010”. Penelitian ini memiliki kesamaan
dengan dua penelitian tersebut yaitu sama-sama penelitian tindakan kelas.
Namun, ada hal yang yang membedakan dari keduanya yaitu materi ajar yang
diteliti, siswa dan penerapan strategi pembelajaran PAIKEM.
H. Kerangka Berpikir
Upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
IPA (fisika), guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang optimal
dengan menerapkan berbagai model pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA
(fisika), salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan
suatu pokok bahasan adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang diajarkan, karena siswa cenderung cepat bosan dan malas apabila
pembelajaran yang digunakan hanya sekedar ceramah.
Menyoroti pembelajaran fisika yang selama ini berlangsung di sekolah
ada yang berpendapat bahwa pembelajaran fisika kurang concern terhadap
persoalan bagaimana mengubah pengetahuan fisika yang kognitif menjadi
“makna” dan “nilai” yang perlu di internalisasikan dalam diri siswa lewat
berbagai cara di antaranya media atau forum. Pembelajaran lebih menitik
beratkan pada aspek korespondensi tekstual yang lebih menekankan hafalan
rumus dan teks pada buku mata pelajaran.
Dalam belajar fisika hendaknya fakta konsep dan prinsip-prinsip fakta
tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan
tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke kepala orang
32
lain (siswa). Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan
dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka. Pengetahuan
atau pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif bukan hanya diterima secara
pasif dari guru mereka.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu strategi
pembelajaran yang tepat dan menarik, di mana siswa kooperatif, dapat bertanya
meskipun tidak pada guru secara langsung, mengemukakan pendapat, serta
memiliki kesan terhadap materi dan mampu mengaplikasikan teori di dunia
nyata.
Jika dilihat dari kenyataan yang ada di lapangan, seperti apa yang telah
disampaikan oleh Bapak Selamet selaku guru mata pelajaran IPA di MTs
Fatahillah Semarang menyatakan bahwa : “pembelajaran IPA (fisika) di sekolah
tersebut mengalami kemerosotan di mana pencapaian ketuntasan klasikal turun
dari 60% menjadi 50% dari jumlah keseluruhan siswa kelas VIII, di mana KKM
mata pelajaran IPA (fisika) adalah 60”. Hal ini disebabkan karena dalam
pembelajaran yang digunakan bapak Selamet menggunakan metode klasikal,
sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal, dalam pembelajaran fisika konsep
merupakan hal sangat penting dan siswa harus mampu mengusai dan
mendefinisikan dengan bahasanya sendiri sehingga siswa dapat menganalisa
persamaan dan perbedaan masing-masing teori ataupun hukum. Penguasaan
konsep bisa menggunakan berbagai cara di atarannya dengan menggunakan
bentuk bagan concept mapping . Dalam bab cahaya sub pokok bahasan
pemantulan cahaya, siswa sering mengalami kesulitan dalam mengusai teori-teori
pada materi sub pokok Pemantulan, sehingga sangat diperlukan penguasaan
concept mapping pemantulan, keterkaitan antara satu sub bab pokok pemantulan
dengan sub bab yang lainnya dapat dijelaskan dengan bagan yang sudah
disediakan, sehingga siswa dapat menganalisa dan dapat menjelaskan sendiri
concept mapping dari bagan baik itu berupa persamaan dan perbedaan masing-
masing sifat-sifat cahaya pada suatu bidang tertentu. Dari sini perlu adanya
33
sebuah terobosan di mana guru tidak hanya menyampaikan ilmu secara
konvensional (ceramah) tetapi perlu adanya kreativitas yang dapat meningkatkan
minat belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran fisika ”.35
Dengan bertolak dari uraian di atas, maka penulis memandang perlu
penelitian dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Concept Mapping
Berbasis PAIKEM Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Cahaya”.
I. Hipotesis Tindakan
Hipotesis berasal dari dua kata “hypo” yang artinya di bawah dan “thesa”
yang artinya kemenangan.36 Jadi, Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling
tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis dikatakan sementara karena kebenarannya
masih perlu diuji atau dites kebenarannya dengan data yang asalnya dari
lapangan.
Hipotesis juga penting peranannya karena dapat menunjukkan harapan
dari peneliti yang direfleksikan dalam hubungan ubahan atau variabel dalam
permasalahan penelitian.37 Hipotesis dalam penelitian ini adalah implementasi
model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM dapat meningkatkan
minat belajar siswa MTs Fatahillah Semarang kelas VIII A semester II tahun
pelajaran 2009/2010 pada materi pokok cahaya.
35Hasil wawancara pada bapak Selamet tanggal 3 September 2009 jam 11.30 di MTs
Fatahillah Semarang.36Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi 5 Cet.
XII, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 64.37Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: bumi
Aksara, 2004), hlm. 41.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Subyek yang akan diteliti adalah siswa Kelas VIII A Semester II MTs
Fatahillah Bringin, Kecamatan Ngaliyan Semarang, Tahun Pelajaran 2009/2010.
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs Fatahillah Semarang
Kelas VIII A Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini
direncanakan selama 3 (tiga) bulan dimulai bulan Januari sampai dengan bulan
April.
C. Rencana Dan Prosedur Penelitian
Siklus I
1. Perencanaan
a. Observasi awal, mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan
guru bidang studi dan mencari informasi tentang pembelajaran di kelas
pada siswa kemudian merumuskan masalah tentang apa yang muncul
ketika dalam pembelajaran.
b. Menyusun dan mengembangkan skenario pembelajaran fisika dengan
model implementasi concept mapping berbasis PAIKEM, yang terdiri
atas perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran).
c. Menyusun angket atau kuesioner dan lembar observasi sebagai
instrumen penelitian.
35
d. Menyiapkan sumber belajar yang berupa buku-buku berisi materi
pemantulan cahaya dengan implementasi concept mappping berbasis
PAIKEM.
2. Tindakan
a. Guru membagi kelompok menjadi 6 kelompok dengan anggota tiap
kelompok 6 orang, kemudian setiap anggota diberi nomor 1 sampai
dengan 6.
b. Kursi ditata dengan bentuk U.
c. Guru menanyakan dari PR yang sudah diberikan oleh guru untuk
merangkum materi kemudian dikoreksi oleh guru.
d. Guru memberikan lembar kegiatan siswa pada tiap siswa.
e. Guru mendemonstrasikan tentang perambatan cahaya, pembentukan
bayangan umbra, penumbra dan pemantulan pada cermin datar dengan
alat sederhana.
f. Siswa diminta untuk mengisi lembar kegiatan tersebut saat proses
demonstrasi
g. Kemudian lembar kegiatan dikumpulkan lagi kepada guru dan
dikoreksi.
h. Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing
kelompok sesuai dengan nomor urut yang ditentukan.
i. Sebagai penguatan guru membagikan concept mapping yang kosong
sebagian beserta kartu jawabannya, kemudian siswa diminta untuk
menempelkan yang kosong tersebut.
j. Setelah itu siswa diminta untuk menjelaskannya di depan disertai
dengan argumentasinya.
k. Guru memberikan apresiasi pada siswa, kemudian guru mencocokkan
hasil pekerjaan siswa dengan jawaban yang benar.
36
3. Pengamatan
a. Observasi mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan instrumen
pengamatan pembelajaran siswa.
b. Guru mengevaluasi, merespon siswa selama pembelajaran dan meminta
siswa mengisi angket.
4. Refleksi
Refleksi merupakan analisis data hasil pengamatan dari tindakan
yang telah dilakukan. Adapun refleksi tersebut di antaranya :
a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan
b. Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan
mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi,
apakah ada yang perlu dipertahankan dan diperbaiki.
c. Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1.
Apabila dari analisis data yang diperoleh tidak mencapai indikator
pencapaian maka dilakukan perbaikan dalam siklus II
Siklus II
1. Perencanaan
Rencana pada siklus II merupakan hasil refleksi dari siklus I untuk
mengatasi atau memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I.
2. Tindakan
Tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I, hanya
yang membedakan pada materi yang akan diajarkan, yaitu pemantulan
cermin cekung dan cermin cembung. Di samping itu tindakan yang
dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
3. Observasi
a. Observasi dilakukan terhadap dampak dari pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi dan angket.
37
b. Observasi pada siklus ini hampir sama dengan observasi pada siklus I,
tetapi pada siklus ini lebih memperhatikan ketercapaian indikator
pencapaian yang ditetapkan yaitu meningkatnya siswa yang bertanya
dan minat siswa .
4. Refleksi
Setelah pelaksanaan siklus II diharapkan kekurangan pada pelaksanaan
pembelajaran fisika menggunakan penerapan concept mapping dapat
diminimalkan. Jika dalam analisis data pada siklus II sudah mencapai
indikator yang ditetapkan yaitu KKM minimal 60 pada aspek afektif dan
ketuntasan belajar klasikal ≥ 75% dari jumlah siswa, maka penelitian
dianggap berhasil.
D. Jenis Data
1. Angket (Kuesioner)
Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada siswa untuk dijawab.38
Metode angket ini digunakan untuk mengetahui minat belajar dan
respon siswa setelah diterapkan model pembelajaran concept mapping
berbasis PAIKEM selama pembelajaran. Angket ini berisi tanggapan siswa
setelah mengalami sendiri proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM.
Adapun masing-masing aspek minat yang digunakan dalam instrument
penelitian ini :
a. Saya senang pada materi mata pelajaran IPA (fisika).
b. Saya senang mengikuti mata pelajaran IPA (fisika) sesuai jadwal.
38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : CV.
AFABETA, 2006), hlm. 158.
38
c. Saya mencatat semua penjelasan dari guru.
d. Saya mencari referensi lain untuk memperdalam materi.
e. Saya mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat
waktu.
f. Saya memperhatikan guru pada saat pembelajaran IPA (fisika)
berlangsung.
g. Saya bertanya dalam proses pembelajaran IPA (fisika) berlangsung.
h. Saya berdiskusi dengan taman apabila saya menghadapi kesulitan dalam
pembelajaran ini.
i. Saya mengimplementasikan pengetahuan IPA (fisika) saya dalam
kehidupan sehari-hari.
j. Saya membantu teman yang kesulitan belajar IPA (fisika).
2. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Metode observasi adalah
metode untuk mempelajari gejala kejiwaan melalui pengamatan dengan
sengaja, teliti dan sistematis39.
Pengamatan di sini menggunakan lembar observasi yang termasuk
dalam jenis sistem pengamatan dengan membatasi pada sejumlah variabel,
yaitu aspek afektifnya/keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan model pembelajaran concept mapping
berbasis PAIKEM.
Adapun aktifitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah :
a. Kehadiran.
b. Perhatian terhadap proses pembelajaran.
c. Kesesuaian catatan materi pelajaran.
d. Keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan soal.
39 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm. 5.
39
e. Kedisiplinan dalam mengerjakan tugas.
E. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data disesuaikan dengan jenis data yang akan
diambil, yaitu:
1. Data minat belajar siswa diperoleh dari angket.
2. Data keaktifan siswa yang diperoleh dari lembar observasi.
F. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan melihat proses
pembelajaran untuk melihat minat belajar siswa sebelum dan sesudah diberi
pembelajaran implementasi concept mapping berbasis PAIKEM. Dalam
menganalisis data digunakan beberapa rumus sebagai berikut :
1. Data Hasil Angket (Kuesioner)
Analisis yang dilakukan dalam lembar angket ini menggunakan nilai
penskoran di mana terdapat 10 pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban, skor 4
untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban sering, 2 untuk jawaban jarang, dan 1
untuk jawaban tidak pernah. Sehingga skor minimum yang didapat adalah 4
dan skor maksimum adalah 40. Skor ini kemudian dikategorikan menjadi 4
kategori :40
10 – 16 : dikategorikan tidak berminat
17 – 24 : dikategorikan kurang berminat
25 – 32 : dikategorikan berminat
33 – 40 : siswa dikategorikan sangat berminat
Dalam menganalisa data angket peneliti mengambil standar minimal
siswa tuntas dengan skor minimal 25 kategori berminat, kemudian skor yang
40Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
Gaung Persada Press,2008), hlm. 41.
40
didapat siswa dikonversikan menjadi nilai dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:41
100MaksimumSkor
didikpesertatotalSkorNilai (3.1)
2. Data Hasil Observasi
Data hasil observasi proses pembelajaran adalah dengan menghitung
jumlah skor pengamatan dari penilaian lembar observasi afektif siswa. Untuk
mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, pada
observasi ini terdapat 5 aspek pengamatan yaitu meliputi: kehadiran, perhatian
terhadap proses pembelajaran, kesesuaian catatan materi pelajaran,
pengonstruksian pada saat latihan soal, kedisiplinan dalam mengerjakan tugas.
Dalam masing-masing pernyataan terdapat 4 kriteria penskoran, sehingga skor
minimum yang didapat 5 dan skor maksimum adalah 20. Skor kemudian
dikategorikan menjadi 4 kategori :
4 – 8 : keaktifan/respon siswa terhadap pelajaran IPA (fisika) rendah.
9 – 12 : keaktifan/respon siswa terhadap pelajaran IPA (fisika) sedang.
13 – 16 : keaktifan/respon siswa terhadap pelajaran IPA (fisika) tinggi .
17 – 20: keaktifan/respon siswa terhadap pelajaran IPA (fisika) sangat tinggi.
Dalam menganalisa data observasi peneliti mengambil standar
minimal siswa tuntas skor minimal 13 dengan kategori respon siswa terhadap
siswa tinggi, kemudian skor yang didapat siswa dikonversikan menjadi nilai
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:42
100MaksimumSkor
didikpesertatotalSkorNilai (3.2)
41Drs. Asep Jihad, M.Pd., Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008),
hlm. 125.42Ibid,.
41
G. Indikator Pencapaian
Peningkatan minat belajar siswa setelah pembelajaran dengan
pendekatan model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM siswa
Kelas VIII A Semester II MTs Fatahillah Semarang pada materi pokok Cahaya,
ditandai dengan :
1. Meningkatnya minat belajar siswa baik individu maupun kelompok yang
ditandai dengan banyaknya siswa yang berminat ≥ 75% yang didapat dari
siswa yang dinyatakan berminat dan sangat berminat.
2. Meningkatnya keaktifan siswa yang ditandai jumlah siswa yang aktif ≥ 75%
yang didapat dari siswa yang dinyatakan respon siswa terhadap mata
pelajaran IPA (fisika) tinggi dan sangat tinggi.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Profil Tempat Penelitian
Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah MTs Fatahillah, yang
berlokasi di kelurahan Bringin, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.
Sekolah ini didirikan pada tahun 1984, dimana kepemilikan tanah atau
bangunan milik yayasan dengan luas tanah 500 m dan luas seluruh
bangunan ± 300 m2.
Lingkungan fisik sekolah terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang BP,
ruang guru, ruang belajar (kelas), dan perpustakaan. Kondisi perpustakaan
sudah baik dan buku-buku yang dimiliki hampir lengkap. Sedangkan tempat
parkir di sekolah belum ada, sehingga kendaraan tamu masih diletakkan di
halaman depan sekolah.
MTs Fatahillah Ngaliyan memiliki 19 karyawan, yang terdiri dari : 1
orang kepala sekolah, dan 16 guru, 1 orang penjaga sekolah dan 1 tata usaha.
Ditinjau dari sumber dayanya, mayoritas guru merupakan lulusan sarjana
pendidikan dan sains.
Jumlah siswa secara keseluruhan tahun ajaran 2009/2010 berjumlah
181 siswa yang terdiri dari : 61 siswa kelas VII, 69 siswa kelas VIII, dan 51
siswa kelas IX. Adapun jumlah ruang kelas ada 6 ruangan, yang terdiri dari:
kelas VII 2 ruangan, kelas VIII 2 ruangan, dan kelas IX 2 ruangan. Kelas
yang digunakan sebagai subyek dalam penelitian ini adalah kelas VIII A
dengan jumlah siswa 33 orang.
2. Pra siklus
Pada pra siklus peneliti mencari data awal sebagai acuan dengan
mewawancarai guru mata pelajaran IPA (fisika) dan melakukan pengamatan
43
secara langsung ketika guru mengajar. Adapun hasil dari wawancara dengan
bapak Selamet selaku guru mata pelajaran IPA (fisika) kelas VIII yaitu:
pembelajaran IPA (fisika) kelas VIII mengalami kemerosotan dimana
pencapaian ketuntasan klasikal turun dari 60% menjadi 50% dari jumlah
keseluruhan siswa kelas VIII, di mana KKM mata pelajaran IPA (fisika)
adalah 60, hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya rendahnya minat
siswa untuk belajar fisika dan ketersediaan alat peraga. Selian itu, hasil dari
pengamatan peneliti menun jukkan bahwa guru kurang memberikan motivasi
pada siswa dan metode yang guru gunakan kurang bervariasi, artinya guru
hanya menggunakan metode ceramah dalam menjagarkan pelajaran IPA
(fisika) sehingga siswa bosan, hal ini yang menjadi salah satu faktor
rendahnya minat siswa untuk belajar IPA (fisika).
3. Hasil Angket Minat belajar siswa
Hasil Angket minat siswa dengan menggunakan koseioner terdapat 10
pernyataan diantaranya :
1. Saya senang pada materi pelajaran fisika.
2. Saya mengikuti mata pelajaran fisika sesuai dengan jadwal.
3. Saya mencatat semua penjelasan dari guru.
4. Saya mencari referensi lain untuk memperdalam materi.
5. Saya mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat
waktu
6. Saya memperhatikan guru pada saat pembelajaran IPA (fisika)
berlangsung.
7. Saya bertanya dalam proses pembelajaran IPA (fisika).
8. Saya berdiskusi denagn teman apabila saya menghadapi kesulitan dalam
pelajaran ini.
9. Saya mengimplementasikan pengetahuan IPA (fisika) dalam kehidupan
sehari-hari.
10.Saya membantu teman yang sedang kesulitan belajar IPA (fisika).
44
Adapun hasil angket minat belajar siswa tiap pernyataanpada
pembelajaran siklus I dan siklus II menggunakan model pembelajaran concept
mapping berbasis PAIKEM ditunjukkan oleh tabel 4.1
Tabel 2: Hasil angket minat belajar siswa tiap pernyataan terhadap pelajaran IPA (fisika)
Dari tabel diatas terlihat adanya kenaikan minat siswa disetiap
pernyataan dan ada pula yang tetap, adapun kenaikan masing-masing
pernyataan dijelaskan sebagai berikut :
Pernyataan 1 : Kenaikan mencapai 13,64%, dari 65,90% menjadi 79,54%.
Pernyataan 2 : Kenaikan mencapai 11,12%, dari 67,42% menjadi 78,03%.
Pernyataan 3 : Kenaikan mencapai 7,88%, dari 64,39% menjadi 77,27%.
Pernyataan 4 : Kenaikan mencapai 15,91%, dari 52,27% menjadi 68,18%.
Pernyataan 5 : Kenaikan mencapai 6,82%, dari 56,81% menjadi 63,63%.
Pernyataan 6 : Tidak mengalami kenaikan dengan persentase 72,72%.
Pernyataan 7 : Kenaikan mencapai 7,57%, dari 56,06% menjadi 63,63%.
NoPernya
taan
Siklus I Siklus II
Skor Persentase Kasifikasi Skor Persentase Kasifikasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
87
89
85
69
75
96
74
79
59
64
65,90%
67,42%
64,39%
52,27%
56,81%
72,72%
56,06%
59,84%
44,69%
48,48%
Baik
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
105
103
102
90
84
96
84
84
79
72
79,54%
78,03%
77,27%
68,18%
63,63%
72,72%
63,63%
63,63%
59,84%
54,54%
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Pernyataan 8 : Kenaikan mencapai 3,79%, dari 59,84% menjadi 63,63%.
Pernyataan 9 : Kenaikan mencapai 15,15%, dari 44,69% menjadi 59,84%.
Pernyataan10 : Kenaikan mencapai 6,06%, dari 48,48% menjadi 54,54%.
Hasil dari tabel
dibawah ini :
Grafik 1 : Hasil angket minat belajar siswa
Hasil minat belajar
siklus II menggunakan model pembelajaran
PAIKEM ditunjukkan oleh tabel 4.1
Tabel 3: Hasil angket minat belajar
No
1
2
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa minat belajar siswa pada siklus
II mengalami peningkatan sebesar 27,27%, dari pencapaian pada siklus I
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%
45
Kenaikan mencapai 3,79%, dari 59,84% menjadi 63,63%.
Kenaikan mencapai 15,15%, dari 44,69% menjadi 59,84%.
Kenaikan mencapai 6,06%, dari 48,48% menjadi 54,54%.
Hasil dari tabel diatas juga dapat dilihat perbandinganya melalui grafik
Hasil angket minat belajar siswa tiap pernyataan terhadap peIPA (fisika)
Hasil minat belajar keseluruhan siswa pada pembelajaran siklus I dan
siklus II menggunakan model pembelajaran concept mapping
PAIKEM ditunjukkan oleh tabel 4.1
Hasil angket minat belajar seluruh siswa terhadap pelaja(fisika)
No Siklus Hasil
Siklus I
Siklus II
60,60%
87,87%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa minat belajar siswa pada siklus
II mengalami peningkatan sebesar 27,27%, dari pencapaian pada siklus I
Kenaikan mencapai 3,79%, dari 59,84% menjadi 63,63%.
Kenaikan mencapai 15,15%, dari 44,69% menjadi 59,84%.
Kenaikan mencapai 6,06%, dari 48,48% menjadi 54,54%.
diatas juga dapat dilihat perbandinganya melalui grafik
terhadap pelajaran
siswa pada pembelajaran siklus I dan
concept mapping berbasis
siswa terhadap pelajaran IPA
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa minat belajar siswa pada siklus
II mengalami peningkatan sebesar 27,27%, dari pencapaian pada siklus I
Siklus I
Siklus II
sebesar 60,60%. Pada siklus II hasil yang dicapai telah memenuhi indikator
pencapaian yaitu meningkatnya minat be
kelompok yang ditandai dengan banyaknya siswa yang berminat
ini tidak terlepas dari hasil evaluasi pada siklus I yang ditindaklanjuti pada
siklus II sehingga hasil yang dicapai lebih maksimal.
Hasil angket minat
dibawah ini.
Grafik 2 : Hasil angket minat belajar
4. Hasil Observasi keaktifan
Hasil lembar observasi keaktifan siswa menggunakan 5 aspek penilain
daintaranya :
1. Kehadiran
2. Perhatian terhadap proses pebelajaran
3. Kesesuaian catatan materi pelajaran.
4. Aktif mengerjakan latihan soal.
5. Kedisplinan dalam mengerjakan tugas.
Adapun
0.00%10.00%
20.00%30.00%40.00%
50.00%60.00%70.00%80.00%
90.00%
46
sebesar 60,60%. Pada siklus II hasil yang dicapai telah memenuhi indikator
pencapaian yaitu meningkatnya minat belajar siswa baik individu maupun
kelompok yang ditandai dengan banyaknya siswa yang berminat
ini tidak terlepas dari hasil evaluasi pada siklus I yang ditindaklanjuti pada
siklus II sehingga hasil yang dicapai lebih maksimal.
Hasil angket minat keseluruhan siswa dapat dilihat melalui grafik
Hasil angket minat belajar keseluruhan siswa terhadap pelajaran IPA (fisika)
keaktifan siswa
Hasil lembar observasi keaktifan siswa menggunakan 5 aspek penilain
Perhatian terhadap proses pebelajaran
Kesesuaian catatan materi pelajaran.
tif mengerjakan latihan soal.
Kedisplinan dalam mengerjakan tugas.
Adapun lembar observasi keaktifan siswa tiap
0.00%10.00%
20.00%30.00%40.00%
50.00%60.00%70.00%80.00%
90.00%
Siklus I Siklus II
sebesar 60,60%. Pada siklus II hasil yang dicapai telah memenuhi indikator
lajar siswa baik individu maupun
kelompok yang ditandai dengan banyaknya siswa yang berminat ≥ 75%. Hal
ini tidak terlepas dari hasil evaluasi pada siklus I yang ditindaklanjuti pada
keseluruhan siswa dapat dilihat melalui grafik
siswa terhadap pelajaran
Hasil lembar observasi keaktifan siswa menggunakan 5 aspek penilain
tiap aspek pada
47
pembelajaran siklus I dan siklus II menggunakan model pembelajaran concept
mapping berbasis PAIKEM ditunjukkan oleh tabel 4.1
Tabel 4: Hasil lembar observasi keaktifan siswa tiap aspek terhadap pelajaran IPA (fisika)
Dari tabel diatas terlihat adanya kenaikan keaktifan siswa disetiap
aspek dan ada pula yang tetap, adapun kenaikan masing-masing aspek
dijelaskan sebagai berikut :
Pernyataan 1 : Kenaikan mencapai 10,61%, dari 67,42% menjadi 78,03%.
Pernyataan 2 : Tidak mengalami kenaikan dengan persentase 72,72%.
Pernyataan 3 : Kenaikan mencapai 12,12%, dari 64,39% menjadi 76,51%.
Pernyataan 4 : Kenaikan mencapai 3,79%, dari 59,84% menjadi 63,63%.
Pernyataan 5 : Kenaikan mencapai 6,82%, dari 56,81% menjadi 63,63%.
NoAspek
penilaian
Siklus I Siklus II
Skor Persentase Kasifikasi Skor Persentase Kasifikasi
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
89
96
85
79
75
67,42%
72,72%
64,39%
59,84%
56,81%
Baik
Baik
Baik
Cukup
Cukup
103
96
101
84
84
78,03%
72,72%
76,51%
63,63%
63,63%
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Grafik 3 : Hasil
Hasil lembar observasi
pembelajaran sikl
pembelajaran concept mapping
Table 5: Hasil observasi
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
terjadi peningkatan sebesar 30,04%. Hal ini disebabkan pada pembelajaran
yang kedua siswa lebih berani bertanya dan siswa sudah terbiasa dengan
menggunakan model
pembelajaran.
Hasil observasi
grafik dibawah ini.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Aspek 1
No
1
2
48
Hasil lembar observasi keaktifan siswa tiap aspek pelajaran IPA (fisika)
Hasil lembar observasi keaktifan keseluruhan siswa terhadap proses
pembelajaran siklus I dan siklus II dengan menggunakan model
concept mapping berbasis PAIKEM ditunjukkan
Hasil observasi keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran IPA (fisika)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa keaktifan siswa pada siklus II
terjadi peningkatan sebesar 30,04%. Hal ini disebabkan pada pembelajaran
yang kedua siswa lebih berani bertanya dan siswa sudah terbiasa dengan
menggunakan model concept mapping berbasis PAIKEM dalam
observasi keaktifan keseluruhan siswa dapat dilihat melalui
grafik dibawah ini.
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5
Siklus Hasil
Siklus I
Siklus II
63,60%
94,00 %.
aspek terhadap
siswa terhadap proses
siklus II dengan menggunakan model
ditunjukkan oleh tabel 5.
siswa terhadap proses pembelajaran IPA
siswa pada siklus II
terjadi peningkatan sebesar 30,04%. Hal ini disebabkan pada pembelajaran
yang kedua siswa lebih berani bertanya dan siswa sudah terbiasa dengan
berbasis PAIKEM dalam
keaktifan keseluruhan siswa dapat dilihat melalui
Siklus I
Siklus II
Grafik 4 : Hasil
Berdasarkan
siswa pada siklus I dan siklus II terlihat bahwa penggunaan model
mapping berbasis P
pelajaran IPA (fisika) materi pokok pemantulan cahaya dan
terhadap proses pembelajaran.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil data yang telah diuraikan di atas, dapat diketahui bahwa
terdapat peningkatan minat dan
menggunakan model pembelajaran
materi pokok pemantulan cahaya. Adapun kegiatan pada setiap siklus dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Siklus I dari penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Maret 2010,
pukul 10.15 WIB –
siswa, hanya 33 siswa yang hadir karena 3 siswa dinyatakan telah keluar. Pada
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
49
Hasil lembar observasi keaktifan keseluruhan siswa terhadap pelajaran IPA (fisika)
Berdasarkan deskripsi hasil kuesioner dan lembar observasi
siswa pada siklus I dan siklus II terlihat bahwa penggunaan model
AIKEM dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran IPA (fisika) materi pokok pemantulan cahaya dan keaktifan
terhadap proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil data yang telah diuraikan di atas, dapat diketahui bahwa
t peningkatan minat dan keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II dengan
menggunakan model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM
materi pokok pemantulan cahaya. Adapun kegiatan pada setiap siklus dapat
dijabarkan sebagai berikut:
ri penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Maret 2010,
– 11.45 WIB. Dari jumlah siswa yang terdaftar sebanyak 36
siswa yang hadir karena 3 siswa dinyatakan telah keluar. Pada
Siklus I Siklus II
siswa terhadap
hasil kuesioner dan lembar observasi keaktifan
siswa pada siklus I dan siklus II terlihat bahwa penggunaan model concept
AIKEM dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata
keaktifan siswa
Berdasarkan hasil data yang telah diuraikan di atas, dapat diketahui bahwa
siswa pada siklus I dan siklus II dengan
berbasis PAIKEM pada
materi pokok pemantulan cahaya. Adapun kegiatan pada setiap siklus dapat
ri penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Maret 2010,
11.45 WIB. Dari jumlah siswa yang terdaftar sebanyak 36
siswa yang hadir karena 3 siswa dinyatakan telah keluar. Pada
50
siklus I pembelajaran menggunakan model Numbered Heads Together dan
sebagai penguat pemahaman siswa guru menggunakan peta konsep. Pembelajaran
siklus I dimulai dengan guru menyampaikan apersepsi mengenai materi cahaya,
kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi
cahaya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa. Setelah itu, guru
meminta siswa untuk mengumpulkan PR yang sudah dikerjakan yakni
merangkum materi yang akan dipelajari pada hari itu. Sebagai awal, guru
menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi-materi yang akan dipelajari selama
proses pembelajaran berlangsung. Kemudian guru membagi kelompok menjadi 6
kelompok yang terdiri dari 5-6 orang, setiap anggota kelompok diberi nomor 1
sampai 6. Pemberian nama kelompok disesuaikan dengan nama-nama tokoh
fisika dengan harapan selain siswa belajar materi fisika, siswa juga belajar
mengenal nama-nama tokoh ilmuwan fisika diantaranya :
1. Kelompok 1 : Einstein
2. Kelompok 2 : Plato
3. Kelompok 3 : Galileo
4. Kelompok 4 : Archimedes
5. Kelompok 5 : John Dalton
6. Kelompok 6 : Alfa Edison
Langkah berikutnya guru mendesain tempat duduk siswa dengan bentuk U
dengan harapan guru dan peneliti lebih mudah untuk mengamati kegiatan siswa.
Dalam mendesain tempat duduk, siswa masih banyak yang ramai sehingga
suasananya gaduh, namun tidak berapa lama kemudian guru dapat menenangkan
suasana kembali. Setelah itu guru menjelaskan pengertian cahaya dengan singkat,
siswa mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Setelah guru selesai
menjelaskan, siswa diminta mencatat apa yang ditulis oleh guru. Sesekali guru
juga mewarnai suasana belajar dengan canda tawa untuk menghilangkan
kejenuhan siswa. Guru dan peneliti mendemonstrasikan materi umbra dan
penumbra dengan menggunakan alat sederhana yang terdiri dari bola pingpong,
51
senter, tali, dan kertas HVS sebagai layar. Sebelum memulai demonstrasi, guru
memberikan lembar kerja siswa kepada seluruh siswa. Setelah demonstrasi
selesai, guru dan peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan lembar kerja yang
sudah diisi oleh siswa. Pada saat guru meminta siswa bertanya, siswa masih
belum berani bertanya. Untuk mengatasi hal tersebut, guru terus mendorong dan
memotivasi siswa untuk bertanya sehingga ada beberapa anak yang mau bertanya
sekalipun dalam pertanyaannya kurang berbobot. Guru memberikan pertanyaan
kepada masing-masing siswa sesuai dengan nomor yang telah ditentukan. Ketika
ditanya siswa masih belum bisa menjawab dengan tepat dan ada juga yang tidak
bisa. Guru melanjutkan materi dengan demonstrasi materi pemantulan cahaya
pada cermin datar.
Sebagai penguatan guru memberikan peta konsep kosong sebagian beserta
jawaban kepada masing-masing kelompok. Kemudian siswa diminta untuk
menempelkan konsep-konsep yang ada ke dalam kolom-kolom yang masih
kosong dengan batasan waktu maksimal 5 menit. Setelah selesai masing-masing
kelompok menjelaskan peta konsepnya di depan kelas disertai argumentasinya,
kemudian masing-masing kelompok diminta untuk mengajukan pertanyaan
kepada kelompok yang berada di depan. Proses diskusi berlangsung kurang lebih
20 menit, pada saat siswa menerangkan di depan, siswa masih belum berani untuk
menyampaikan hasil concept mappingnya dan masih ada sebagian siswa yang
saling dorong untuk meminta temanya ke depan. Setelah selesai guru
menyimpulkan hasil presentasi yang telah dilaksanakan. Sebagai akhir
pembelajaran guru memberikan soal uji kompetensi kepada siswa untuk
mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah disampaikan, dan
guru membagikan lembar angket kepada siswa untuk mengetahui minat siswa
terhadap pelajaran IPA, guru mengakhiri pembelajaran dengan salam dan
meminta siswa untuk merangkum materi yang akan dipelajari untuk pertemuan
selanjutnya, yakni: materi pemantulan cermin cekung dan cembung.
Hasil tindakan pada siklus I menunjukkan bahwa minat siswa terhadap
52
pelajaran IPA (fisika) yang dihasilkan dari lembar kuesioner yang telah dibagikan
kepada siswa mencapai 60,60% dari jumlah keseluruhan siswa. Pada siklus I
belum dikatakan berhasil karena siswa belum mencapai indikator pencapaian,
yakni: meningkatnya minat belajar siswa baik individu maupun kelompok yang
ditandai dengan banyaknya siswa yang berminat ≥ 75% dari jumlah keseluruhan
siswa, sehingga perlu diadakan tindakan siklus selanjutnya.
Setelah pelaksanaan peneliti bersama kolaborator melihat hasil observasi
yang telah dilakukan. Adapun hasil dari hasil observasi yang telah dilakukan
dengan menggunakan lembar observasi peneliti dan guru menyimpulkan bahwa :
1. Beberapa siswa masih datang terlambat ketika masuk kelas.
2. Siswa sudah cukup memperhatikan, walaupun masih ada beberapa siswa
yang belum memperhatikan.
3. Siswa masih belum berani untuk bertanya kepada guru.
4. Catatan siswa belum rapi, kurang sistematis, dan kurang lengkap.
5. Siswa masih kurang aktif dan kurang memahami dalam mengerjakan latihan
soal.
6. Siswa masih tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas.
7. Keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran IPA (fisika) mencapai 63,
60%, pada tindakan siklus I ini belum dikatakan berhasil karena hasil belum
mencapai indikator pencapaian yang diinginkan yakni meningkatnya
keaktifan siswa yang ditandai jumlah siswa yang aktif ≥ 75% dari jumlah
keseluruhan siswa yang mencapai standar minimal skor 13 dengan kriteria
keaktifan siswa terhadap pelajaran IPA (fisika) tinggi.
Setelah mendapatkan hasil tersebut peneliti bersama kolaborator
merefleksikan dan mengevaluasi proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan siklus II selanjutnya. Pada
kedisiplinan siswa dalam masuk kelas menunjukkan ada sebagian siswa yang
masih terlambat , hal ini disebabkan kelas VIII A dengan Mushola dan kantin
jaraknya jauh. Selain itu siswa malas untuk mengikuti pelajaran IPA, karena
53
mereka beranggapan bahwa pelajaran IPA sulit dan rumit. Untuk mengatasi hal
itu diharapkan pada saat pembunyian Bel waktunya dipercepat 5 menit sehingga
siswa punya waktu untuk menuju kelas. Anggapan siswa tentang pelajaran IPA
itu sulit maka guru perlu merubah cara pandang siswa dengan pemanfaatan model
dan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif, sehingga siswa lebih mudah
menyerap pelajaran dan siswa dapat menguasai pelajaran lebih optimal. Pada
proses pembelajaran masih ada sebgaian siswa yang kurang memperhatikan
pembelajaran hal ini disebabkan siswa masih belum memahami pelajaran yang
disampaikan, selain itu guru kurang mengawasi siswa yang posisi tempat duduk
di belakang, untuk menanganinya guru perlu memberikan perhatian yang lebih
kepada siswa yang belum paham dan guru sesekali menyempatkan untuk
mendampingi siswa yang posisi duduknya di belakang. Dilihat dari catatan siswa
masih terdapat kekurangan baik itu berupa materi ataupun kerapian, hal ini
disebabkan guru dalam menyampaikan materi terlalu cepat dan suara guru kurang
keras, sehingga siswa yang tempat duduknya di belakang kurang mendengar.
Untuk mengatasi hal itu, dalam penyampaian materi guru harus menyesuaikan
kemampuan siswa dalam mencatat dan guru lebih keras suaranya dalam
menyampaikan materi. Dalam mengerjakan latihan soal siswa masih
kebingungan, hal ini disebabkan guru jarang membahas latihan-latihan soal,
sehingga siswa masih kebingungan dalam mengerjakan soal, untuk mengatasinya
guru perlu memperbanyak latihan-latihan soal. Dalam mengumpulkan tugas,
siswa tidak tepat waktu, hal ini disebabkan siswa dalam mengerjakan tugas tidak
disiplin. Untuk mengatasi hal itu guru perlu memotivasi siswa untuk disiplin
dalam mengerjakan tugas yang guru berikan. Dari hasil refleksi dan evaluasi
tersebut diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada pada siklus I,
sehingga permasalahan tersebut tidak terulang pada siklus II dan pada siklus II
hasil yang dicapai lebih maksimal.
Tindakan kelas siklus II berupa hasil refleksi dan evaluasi dari siklus I
sehingga pelaksanaannya merupakan perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus
54
I. Tindakan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan, yakni pada hari Rabu dan
Kamis tanggal 24-25 Maret 2010. Pada hari Rabu 24 Maret 2010 pembelajaran
dimulai pukul 10.15 WIB hingga pukul 11.45 WIB. Pada siklus II pembelajaran
difokuskan pada siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran,
siswa diajak belajar mandiri, belajar memahami materi, belajar menyampaikan
materi dan cara menyelesaikan latihan-latihan soal. Dalam pembelajaran siklus II
guru menggunakan model pembelajaran small group discussion dan peta konsep
sebagai penguatan pemahaman siswa. Pada awal pembelajaran dimulai, guru
memberi motivasi pada siswa bahwa disiplin dalam segala hal penting bagi siswa,
karena dengan kedisplinan mereka akan belajar menghargai waktu, diri sendiri
dan orang lain. Keidisiplinan harus diterapkan dalam segala hal, baik berupa
kedisiplinan masuk kelas, atau dalam mengerjakan pekerjaan rumah (tugas).
Selain itu guru memberikan motivasi kepada siswa untuk tidak takut bertanya dan
meminta tolong kepada siapapun, baik itu kepada guru atau kepada temanya
ketika mengalamai kesulitan atau belum memahami materi. Setelah itu, guru
mereview pembelajaran kemarin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
kepada siswa untuk mengingat kembali materi yang telah disampaikan. Respon
siswa dalam menanggapi pertanyaan guru sudah cukup baik, siswa dapat
menjawab setiap pertanyaan yang guru sampaikan walaupun dalam
penyampaianya menggunakan bahasa mereka sendiri. Salah satu contohnya ketika
guru mengajukan pertanyaan, “Penumbra disebut juga sebagai bayangan apa?”,
kemudia salah satu siswa siswa bayangan remang-remang, sementara yang lain
menjawab bayangan kabur dan baur. Walaupun kurang tepat, tetapi guru sudah
dapat melihat antusias siswa untuk berani menjawab pertanyaan dari guru. Setelah
mereview, guru melanjutkan dengan menanyakan pekerjaan rumah yakni
merangkum materi yang akan dipelajari hari ini, dilanjutkan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi cermin cekung dan cembung, di antaranya:
“Mengapa ketika orang bercermin pada cermin cekung akan terlihat lebih besar
dan ketika bercermin pada cermin cembung terlihat lebih kecil dan pendek?”.
55
Dalam menjawab pertanyaan tersebut siswa cukup antusias.
Pada langkah berikutnya, guru mendesain tempat duduk bercorak tim,
dengan posisi guru di depan. Guru meminta masing-masing kelompok untuk
menempati tepat duduknya, kemudian guru meminta masing-maing kelompok
untuk berdiskusi. Adapun pembagian materi masing-masig kelompok sebagai
berikut :
1. Kelompok Einstein : sinar-sinar istimewa pada cermin cekung
2. Kelompok Plato : hubungan antara f, s, s’, R pada cermin cekung
3. Kelompok Galileo : perbesaran pada cermin cekung
4. Kelompok Archimedes : sinar-sinar istimewa pada cermin cembung
5. Kelompok John Dalton: hubungan antara f, s, s’, R pada cermn cembung
6. Kelompok Alfa Edison : perbesaran pada cermin cembung
Siswa diminta berdiskusi pada kelompok masing-masing selama 7 menit
dan setelah itu guru meminta masing-masing kelompok untuk menunjuk 3 orang
temannya untuk menyampaikan materi di depan dengan waktu maksimal 10
menit. Sementara itu kelompok yang lain memberikan pertayaan atau masukan
kepada kelompok yang sedang presentasi. Guru dan peneliti mendampingi siswa
selama diskusi berlangsung, apabila siswa belum mampu menjawab pertanyaan,
guru menambahi jawaban untuk memperjelas jawaban. Ketika 3 kelompok baru
selesai presentasi waktu jam pelajaran selesai, sehingga presentasi dilanjutkan
pada hari berikutnya yakni pada hari kamis tanggal 25 Maret 2007. Guru menutup
pelajaran dengan meminta kelompok yang belum presentasi untuk mempersipkan
materinya dirumah, supaya presentasi lebih maksimal dan guru mengakhiri
dengan salam.
Pada hari kamis pembelajaran dimulai dengan melanjutkan diskusi
masing-masing kelompok yang belum maju presentasi. Selama diskusi
berlangsung peneliti mengisi lembar observasi respon siswa terhadap proses
pembelajaran berlangsung. Setelah diskusi selesai, guru menyimpulkan hasil
diskusi dan memberikan sedikit penjelasan tentang materi tersebut, kemudian
56
guru melanjutkan dengan membagikan peta konsep kosong sebagain. Pada siklus
II dalam proses penguatan pemahaman dengan menggunakan peta konsep ada
perbedaan, dimana siswa diminta untuk membuat garis keterkaitan masing-
masing konsep, kemudian siswa membuat konsep secara utuh. Dalam proses
pembuatan siswa sudah memahami alur pembuatan peta konsep yang diharapkan
karena siswa mengingat peta konsep yang sebelumnya, sehingga siswa lebih
mudah dalam memadukan masing-masing konsep.
Dalam sela-sela pembuatan peta konsep guru menginstruksikan untuk
meminta 3 siswa dari masing-masing kelompok yang belum maju untuk
menyampaikan peta konsepnya dan kelompok yang lainya untuk saling
memberikan masukan dan pertanyaan. Setelah selesai, guru memberikan latihan
soal kepada siswa, kemudian guru memberikan kusioner pada siswa. Guru
meminta siswa untuk mengumpulkan kuesioner yang telah diisi dan guru
menyimpulkan hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
concept mapping berbasis PAIKEM, kemudian guru merefleksi dan menutupnya
dengan salam.
Pada siklus II ini terlihat siswa mulai belajar mandiri secara serius
terhadap kelompoknya masing-masing, dan siswa mulai berani mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang belum mereka pahami kepada peneliti dan guru,
sehingga pembelajaran menjadi aktif. Selain itu, siswa lebih kondusif dan lebih
aktif dalam pembelajaran yang ditandai siswa lebih aktif bertanya dan
menyampaikan argumentasinya. Hasil angket minat siswa meningkat sebesar
27,27% dari 60,60% pada siklus I menjadi 87,87% pada siklus II.
Berdasarkan pengamatan pada siklus II, dimana guru memberikan
tindakan pada siklus II berdasarkan refleksi pada siklus I dalam pelaksanaan
siklus II sudah baik. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan pembelajaran pada
sikus II ini menjadi baik di antaranya :
1. Guru aktif memberikan motivasi pada siswa tentang pentingya kedisplinan
dan memotivasi siswa untuk tidak segan-segan bertanya kepada guru, peneliti
57
atau temanya ketika mengalami kesulitan atau kurang memahami materi.
2. Guru aktif mendampingi siswa dalam belajar secara menyeluruh.
3. Guru merubah desain tempat duduk supaya siswa tidak jenuh.
4. Guru mengatur waktu dengan baik, sehingga semua tahap pembelajaran bisa
dilaksanakan dengan baik.
Hasil observasi yang didapat oleh peneliti bersama kolaborator
menunjukkan bahwa :
1. Siswa hadir tepat waktu dan siswa lebih siap untuk mengikuti pembelajaran.
2. Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif.
3. Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, mendukung, dan
menyanggah pendapat teman bertambah lancar.
4. Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan bertambah baik.
5. Siswa memperhatikan pembelajaran dan berani bertanya.
6. Catatan siswa lengkap dan sistematis.
7. Siswa sudah tidak kesulitan dalam mengerjakan latihan soal.
8. Siswa tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.
9. Hasil observasi yang dicapai pada siklus II ini mengalami peningkatan sebesar
30,04% dari 63,60% pada siklus I menjadi 94,00 % pada siklus II.
Refleksi dan evaluasi yang dilakukan pada tindakan siklus II ini
menunjukkan bahwa keberanian siswa dalam bertanya dan menyampaikan
pendapat mengalami peningkatan, pemusatan perhatian siswa sudah cukup
optimal. Penerapan model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM
berhasil meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran IPA (fisika) materi
pokok pemantulan cahaya. Hal ini terlihat pada siklus II dimana hasil angket dan
minat siswa mengalami peningkatan dan hasil yang dicapai sudah mencapai
indikator yang diinginkan, yakni meningkatnya minat belajar siswa baik individu
maupun kelompok yang ditandai dengan banyaknya siswa yang berminat ≥ 75%
dan meningkatnya keaktifan siswa yang ditandai jumlah siswa yang aktif ≥ 75%.
Berdasarakan penelitian sebelumnya peneliti mencari relevansi diantara
58
keduanya dengan penelitian yang telah peneliti lakukan. Penelitian yang
dilakukan oleh Rohmi Nuzulia 2008 dengan judul “Pengaruh Pembelajaran
Concept mapping Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Kelas XI SMA Negeri 1
Subah Kabupaten Batang Tahun 2007/2008” yang menghasilkan adanya
perbedaan hasil belajar fisika pokok bahasan getaran antara pembelajaran dengan
menggunakan concept mapping lebih baik dari pada pembelajaran yang tanpa
menggunakan concept mapping pada siswa XI SMA Negri Subah Kabupaten
Batang tahun 2007/2008. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Abdul
Hamid Muammar dengan judul Peningkatan Minat Belajar Fisika Menggunakan
Media Permainan Monopoli Pada Siswa Kelas X Semester II di MA Walisongo
Pecangaan Jepara Tahun 2006/2007 yang menghasilkan penggunaan media
permainan monopoli dapat meningkatkan minat belajar, dimana pada siklus I
pencapaian minat belajar siswa adalah 88,9% yang tercermin dengan ketuntasan
belajar degan persentase 66,7%, pada siklus II terjadi peningkatan minat belajar
siswa dengan persentase 94% atau meningkat 5,3% dari pada siklus I dengan
persentase ketuntasan belajar 80,3% serta rata-rata 69%.
Terlihat bahwasanya pada penelitian yang pertama pembelajaran concept
mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan pada penelitian yang kedua
terlihat bahwa meningkatnya minat belajar dipengaruhi oleh penggunaan media
pembelajaran. Relevansi dengan penelitian sebelumnya terlihat bahwasanya
concept mapping dapat meningkatkan hasil belajar dan penelitina yang dilakukan
oleh peneliti model pembelajaran concept mapping dapat meningkatkan minat
belajar siswa relevansi diantara penelitian keduanya menunjukkan bahwa ketika
minat dapat ditingkatkan secara tidak langsung akan berpengaruh pada hasil
belajar siswa. Pada penelitian kedua menunjukkan bawha minat belajar
dipengaruhi oleh media pembelajaran, penelitian yang dilakukan oleh peneliti
mengabungkan diantara keduanya dimana penggunaan model pembelajaran
concept mapping berbasis PAIKEM yang didalamnya terdapat strategi yang
mengajak siswa untuk belajar dan bermain dengan menggunakan media dialam
59
sekitar, sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa untuk belajar IPA
(fiska), selain itu meningkatnya minat belajar tersebut akan berbengaruh pada
hasil belajar siswa.
60
BAB V
KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IVdapat
disimpulkan bahwa:
1. Implementasi model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM pada
materi pokok Cahaya Semester II Kelas VIII A MTs Fatahillah Semarang
Tahun pelajaran 2009/2010 sebagai berikut :
a. Sebelum pembelajaran dimulai siswa diminta untuk mempelajari dan
meringkas materi terlebih dahulu di rumah.
b. Guru membagi kelompok menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok diberi
no 1 sampai dengan 6.
c. Kursi ditata dengan bentuk leter U.
d. Guru memulai proses pembelajaran.
e. Pada akhir pembelajaran membagikan peta konsep yang kosong sebagian
beserta kartu jawabannya, kemudian siswa diminta untuk menempelkan
yang kosong tersebut.
f. Setelah itu siswa diminta untuk mempresentasikan peta konsep masing-
masing di depan disertai dengan argumentasinya.
g. Kelompok yang lain memberikan pertanyaan atau masukan kepada
kelompok yang sedang presentasi.
h. Guru mendampingi siswa selama diskusi berlangsung, apabila siswa belum
mampu menjawab pertanyaan, guru menambahi jawaban untuk
memperjelas jawaban
i. Guru memberikan apresiasi pada siswa, dan menyimpulkan hasil
presentasi.
2. Penerapan model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM pada
materi pokok pemantulan cahaya dapat meningkatkan minat belajar IPA
61
(fisika) materi pokok pemantulan cahaya siswa kelas VIII A semester 2 MTs
Fatahillah Bringin, Ngaliyan Semarang. Adapun hasil peningkatan minat siswa
terhadap pembelajaran IPA (fisika) materi pokok pemantulan cahaya sebesar
27,27% dari 60,60% pada siklus I menjadi 87,87% pada siklus II.
B. Saran
Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, berdasarkan penelitian tindakan
kelas yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin memberikan saran yang mungkin
dapat menjadi bahan masukan antara lain sebagai berikut :
1. Model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM perlu dilakukan
terutama oleh pengajar karena dapat meningkatkan minat belajar siswa pada
materi ajar khususnya pemantulan cahaya.
2. Guru yang ingin menerapkan model pembelajaran model pembelajaran
concept mapping berbasis PAIKEM hendaknya mempersiapkan secara
matang materi yang akan disampaikan, selain itu guru harus mampu
mengelola kelas sehingga hasil dapat dicapai secara maksimal.
3. Selain itu juga model pembelajaran concept mapping berbasis PAIKEM perlu
dilakukan terutama oleh pengajar karena dapat memberikan konsep awal pada
siswa dan juga mengajarkan siswa untuk berfikir secara terkonsep sehingga
memudahkan untuk melangkah .
C. Penutup
Syukur Alhamdulillah dengan rahmat dan hidayah Allah SWT penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penulisan dan
pembahasan skripsi ini masih banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Karenanya
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk sempurnanya skripsi ini.
Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga
penelitian yang telah dilakukan dapat bermanfaat dan mendapat ridho-Nya. Amin.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Sholeh Aziz Dan Abdul Majid, at Tarbiyah wa Thuruqu at Taddris, Makkah: Darul Ma’arif, t.t.
Abdul Wahab, M., Abdur Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Prenada Media,2004.
Ali, Hisyam, et. Al., Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:Insan Madani, 2002.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakte, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.
Bahri, Syaiful Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. 1.
Darsono M, dkk., Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP Press, 2003
Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif, Jakarta:AV Publisher, 2009.
Departemen Penddikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Cet. 3. Suparno Paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivisme & Menyenangkan, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007.
Djali, Psikologi Pendidikan, Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2008.
Haryati, Mimin, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan,Jakarta : Gaung Persada Press, 2008.
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM, Semarang:RaSAIL,2008.Cet I
Jihad, asep, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008.
Munthe, Bernawi, Desain Pembelajaran, Yogyakarta:Insan Madani, 2009.
Pusat Kurikulum Balitbang, Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu, Jakarta: Depdiknas, 2006
Rahman, Afzalur, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, cet 2
Risma Sunarty, “Kata-kata Bijak Albert Einstein Tentang Kehidupan”,http://physics-is-my-life-,blogspot.com/2006/08/kata-kata-bijak-einstein-tentang.html.
Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja
63
Grafindo Persada, 2001.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000.
Sugioyo, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung : CV. ALFABETA, 2006.
Suherman, Erman Ar., dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia, 2004.
Sukardi, Metode penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Suparno, Paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivisme & Menyenangkan, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007
Suprijono, Agus, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009.
Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. 1.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos, 1999.
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007.
Yayasan Amalan Ummat Islam Ya Ummi Fatimah Pati, Al-Qur’an dan Terjemah, Depok: SABIQ, 2010.
Young, Hugh D. dan Roger A. Freedman, Fisika Universitas, Jilid II, Jakarta:Erlangga, 2004.
64
65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian
Lampiran 2 : Silabus
Lampiran 3 : RPP Siklus I dan Siklus II
Lampiran 4 : Lembar Kerja siswa (LKS)
Lampiran 5 : Peta Konsep Cahaya
Lampiran 6 : Daftar Nama Siswa
Lampiran 7 : Daftar Nama Kelompok
Lampiran 8 : Lembar angket
Lampiran 9 : Lembar Observasi dan instrument observasi
Lampiran 10 : Hasil Agket Siklus I dan II
Lampiran 11 : Hasil Observasi Siklus I dan II
Lampiran 12 : Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 13 : Lain-Lain
66
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MATA PELAJARAN:IPA (FISIKA)
KELAS/SEMESTER:VIIIA/GENAP
SEKOLAH:MTs FATAHILLAH BRINGIN, NGALIYAN SEMARANG
NO AGENDA WAKTU KETERANGAN
1 Observasi awal 21 Juni 2009 1. Meninjau tempat penelitian dan meminta izin
riset kepada kepala sekolah.
2. Menyerahkan Surat izin pra riset kepada
kepala sekolah
3 September
2009
Wawancara kepada guru mata pelajaran IPA
kelas VIII A.
11 Januari 2010 1. Menyerahkan surat izin riset.
2. Menyerahkan proposal skripsi.
3. Wawancara guru mata pelajaran IPA kelas
VIII A
2 Pra siklus 9-10 Maret 2010 1. Mengamati guru mitra mengajar
2. Melakukan evaluasi dan refleksi dengan guru
mitra
3. Melakukan wawancara terstruktur
4. Menyusun RPP siklus 1,angket dan
observasi siklus 1
3 Siklus I 17 Maret 2010 1. Menerapkan pembelajan dengan
menggunakan model pemebelajaran concept
mapping berbasis PAIKEM
2. Melakukan evaluasi dan refleksi
3. Menyusun RPP untuk siklus 2
67
4 Siklus II 24-25 Maret
2010
1. Menerapkan pembelajan dengan
menggunakan model pemebelajaran concept
mapping berbasis PAIKEM
2. Melakukan evaluasi dan refleksi dengan guru
mitra
5 Penulisan
laporan
5 April
2010
1. Mengolah dan mengumpulkan data pra
siklus,siklus I dan siklus II
2. Membuat laporan hasil penelitian
68
SILABUS
Sekolah : MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan Semarang
Kelas : VIII A (Delapan)
Mata Pelajaran : IPA Terpadu (Fisika)
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Tindakan Pembelajaran : Siklus I/Siklus II
Kompetens
i Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajar
Kegiatan
pembelajaranIndikator
PenilaianAlokasi
Waktu
Sumber
BelajarTeknikBentuk
Instrume
Contoh
Instrumen
Menyelidiki
sifat-sifat
cahaya dan
hubunganny
a dengan
berbagai
bentuk
cermin dan
lensa.
Cahaya Menjelaskan
pengertian
cahaya dan sifat-
sifat cahaya.
Mengidentifikasi
sifat-sifat
pemantulan
cahaya pada
cermin datar,
cekung dan
cembung.
Mengaplikasikan
Rumus-rumus
cermin cekung
dan cembung
dalam
penyelesaian
soal.
Mengaplikasikan
pembelajaran
pada kehidupan
sehari-hari
Siswa mampu
menjelaskan
pengertian
cahaya dan
sifat-sifat
cahaya.
Siswa mampu
menjelaskan
sifat-sifat
pemantulan
pada cermin
datar, cekung
dan cembung.
Siswa mampu
mengidentifik
asi bentuk
bayangan
yang
terbentuk
pada cermin
cekung dan
cembung baik
Tes
tertulis
Observasi
Penugasa
n
Tes isian
Lembar
observasi,
Pekerjaan
rumah
8 × 45’ Buku IPA
Terpadu kelas
VIII, buku
referensi yang
relevan.
69
Kompetens
i Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajar
Kegiatan
pembelajaranIndikator
PenilaianAlokasi
Waktu
Sumber
BelajarTeknikBentuk
Instrume
Contoh
Instrumen
itu di ruang I,
II, III, IV.
Siswa mampu
menyelesaika
n soal-soal
yang
berkaiatn
dengan
cahaya sesuai
dengan rumus
pemantulan
cermin
cekung dan
cembung.
Siswa mampu
mengaplikasi
kanya
mengetahui
fungsinya
dalam
kehidupan
sehari
70
Lampiran 3 a
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan Pendidikan : MTs Fatahilla Bringin , Ngaliyan Semarang
Kelas/Semester : Kelas VIIIA/Semester II
Mata pelajaran : IPA /Cahaya
Siklus : I
Standart Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang, dan
optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi dasar : Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya
dengan
berbagai bentuk cermin dan lensa.
Indikator :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian cahaya yang ditunjukkan dengan
menjawab pertanyaan dari guru.
2. Siswa dapat menjelaskan pembentukan bayangan umbra dan penumbra yang
ditunjukan dengan demontrasi sederhana.
3. Siswa menyebutkan dan menjelaskan sifat-sifat pemantulan cahaya yang
ditunjukkan dengan praktek sederhana.
4. Siswa dapat menjelaskan hukum pemantulan cahaya yang ditunjukkan dengan
hafalan dan mendemontrasikanya dalam bentuk gambar.
5. Siswa dapat menjelaskan proses pembentukan bayangan pada cermin datar
yang ditunjukkan dengan mengerjakan soal yang guru berikan.
6. Siswa dapat menyebutkan manfaat cermin datar dalam kehidupan sehari-hari.
71
Pertemuan ke- : 1
Tujuan pembelajaran :
Siswa diaharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian cahaya dengan benar melalui uji kompetensi.
2. Mengetahui tentang bayangan umbra, penumbra dan proses pembentukan
bayangan tersebut melalui percobaan sederhana dengan benar.
3. Membedakan pemantulan teratur dan pemantulan tidak teratur (baur) dengan
benar melalui percobaan sederhana.
4. Menyebutkan bunyi hukum pemantulan cahaya (Hukum Snellius) baik secara
lisan maupun menggunakan gambar dengan benar.
5. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada cermin datar dengan benar
melalui gambar.
6. Menyebutkan manfaat cermin datar dalam kehidupan sehari-hari minimal
3(tiga).
Materi ajar :
1. Pengertian Cahaya
a. Cahaya merambat lurus
b. Bayangan umbra dan penumbra.
2. Pemantulan Cahaya
a. Pemantulan teratur dan baur.
b. Hukum pemantulan
3. Cermin dan sifat-sifat bayangan
a. Cermin datar.
b. Pembentukan bayangan pada cermin datar
Model pembelajaran
1. Numbered Heads Together
2. Peta konsep
72
Langkah-langkah pembelajaran
No Proses pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan
1. Apersepsi dan motivasi mereview tentang pembelajaran
sebelumnya, dan menanyakan PR yang sudah diberikan .
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Memberikan pertanyaan untuk merangsang pembelajaran
yaitu :
Mengapa benda di sekitar kita dapat terlihat oleh
mata?
5 menit
2 Kegiatan Inti
a. Guru membagi kelompok menjadi 6 kelompok dan
setiap kelompok diberi no 1 sampai dengan 6.
b. Kursi ditata dengan bentuk leter U.
c. Guru menanyakan dari PR yang sudah diberikan oleh
guru untuk merangkum materi kemudian dikoreksi
oleh guru.
d. Guru memberikan lembar kerja materi ajar yang akan
disampaikan dimana lembar kerja tersebut ada
sebagian poin-poin yang dikosongi untuk nantinya
diisi oleh siswa.
e. Guru mendemontrasikan tentang perambatan cahaya,
pembentukan bayangan umbra, penumbra dan
pemantulan pada cermin datar dengan alat sederhana.
f. Siswa diminta untuk mengisi lembar kerja tersebut
saat proses demonstrasi
g. Kemudian lembar kerja dikumpulkan lagi kepada
guru dan dikoreksi.
5 menit
5 menit
3 menit
2 menit
10 menit
10 menit
3 menit
12 menit
73
h. Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada
masing-masing kelompok sesuai dengan no urut yang
guru tentukan.
i. Sebagai penguatan guru membagikan peta kosep
yang kosong sebagian beserta kartu jawabannya,
kemudian siswa diminta untuk menempelkan yang
kosong tersebut.
j. Setelah itu siswa diminta untuk menjelaskanya di
depan disertai dengan argumentasinya.
k. Guru memberikan apresiasi pada siswa, kemudian
guru mencocokkan hasilnya dengan jawaban yang
benar.
l. Guru memberikan penilaian tentang aktivitas siswa
dengan mengamati diskusi melalui lembar observasi.
m. Guru memberikan lembar angket untuk mengetahui
minat belajar siswa dalam pebelajaran IPA (fisika)
materi pokok cahaya.
5 menit
10 menit
3 Penutup
1. Guru mengevaluasi terhadap diskusi yang
berlangsung.
2. Guru menyimpulkan hasil hasil pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
3. Uji kompetensi (terlampir)
4. Pekerjaan rumah (LKS/buku paket)
20 menit
Teknik Penilaian
a. Tes tulis : Tes isian
b. Observasi : Lembar observasi
c. Penugasan : Tugas Rumah
74
Lampiran uji kotmpetensi :
Tes uraian
Jawablah penyataan berikut ini degan benar.
1. Apa yang kamu ketahui tentang cahaya?
2. Jelaskan pengertian bayangan umbra dan penumbra!
3. Ada berapa macam pemtulan cahaya? Sebutkan dan jelaskan!
4. Apa bunyi Hukum Snellius? Nyatakan pula dengan gambar!
5. Bagaimana sifat bayangan yang terbentuk pada cermin datar? Berikan
contoh manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
Kunci jawaban tes uraian
1. Cahaya adalah salah satu bentuk gelombang yang dalam perambatanya
tidak memerlukan medium (dapat merambat dalam ruang hampa)
2. Bayangan umbra adalah bayangan inti yang terbentuk oleh benda,
Bayangan Penumbra adalah bayangan kabur yang terbentuk oleh benda
3. Ada 2,
Teratur : adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas cahaya
jatuh pada benda yang mempunyai permuakaan licin (rata) dan megkilap,
sehingga arah pemantulan cahaya tersebut menuju ke suatu arah tertentu.
Baur : adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas cahaya
jatuh pada benda yang mempunyai permukaan kasar (tidak rata), sehingga
arah pemantulan cahaya tidak teratur
4. a. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada suatu bidang
datar.
b. Sudut datang besarnya sama dengan sudut pantul
75
ri
AN
C
B
5. Sifat-sifat yang terbentuk oleh cermin datar adalah sebagai berikut :
a. Bayangan maya.
b. Bayangan sama tegak dengan bendanya.
c. Bayangan sama besar dengan bendanya.
d. Bayangan sama tinggi dengan bendanya.
Adapun manfaatnya diantaraya: Untuk bercermin, sebagai pemantulan.
76
Lampiran 3 b
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan Pendidikan : MTs Fatahilla Bringin , Ngaliyan Semarang
Kelas/Semester : Kelas VIIIA/Semester II
Mata pelajaran : IPA /Cahaya
Siklus II : II
Standart Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang, dan
optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi dasar : Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya
dengan
berbagai bentuk cermin dan lensa.
Indikator :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian cermin cekung dan cembung melalui uji
kompetensi.
2. Siswa mampu menyebutkan sinar istimewa cermin cekung dan cembung dan
mampu mengambar pembentukan sinar istimewa.
3. Siswa dapat mengambarkan pembentukan bayangan pada cermin cekung, dan
cermin cembung melaui demontrasi gambar.
4. Siswa dapat menjelaskan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, jarak
fokus dan perbesaran bayangan melalui gambar ataupun melalui uji
kompetensi.
5. Siswa mampu mengaplikasikan rumus cermin cekung dan cembung dalam
menyelesaikan soal/uji kompetensi.
6. Siswa dapat menyebutkan manfaat cermin cembung dan cekung dalam
kehidupan sehari-hari.
77
Pertemuan ke- : 2 dan 3
Tujuan pembelajaran :
Siswa diaharapkan dapat :
1. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung dengan
benar melalui gambar.
2. Menjelaskan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin
cekung dan cembung dengan benar malalui gambar.
3. Menjelaskan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus
dengan benar melalui penyelesaian soal.
4. Menjelaskan pengertian perbesaran bayangan dengan benar melalui gambar
dan aplikasinya dalam penyelesaian soal.
5. Menyebutkan manfaat cermin cekung dan cembung dalam kehidupan sehari-
hari dengan benar minimal 3 (tiga).
Materi ajar :
1. Pemantulan cahaya pada cermin cekung
d. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung
e. Rumus cermin cembung
2. Pemantulan cahaya pada cermin cembung
d. Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung:
e. Rumus cermin cembung
Model pembelajaran
1. Small Group Discussion
2. Peta Konsep
Langkah-langkah pembelajaran
No Proses pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan 5 menit
78
1. Apersepsi dan motivasi mereview tentang
pembelajaran sebelumnya, dan menanyakan PR yang
sudah diberikan .
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Memberikan pertanyaan untuk merangsang
pembelajaran yaitu :
Mengapa ketika kita bercermin di cermin cekung
atau cembung kita kelihatan kecil atau besar?
2 Kegiatan Inti
a. Guru membagi kelompok menjadi 6 kelompok,
b. Kursi ditata dengan bentuk corak tim .
c. Guru menanyakan dari PR yang sudah diberikan oleh
guru untuk merangkum materi, kemudian dikoreksi
oleh guru.
d. Guru meminta masing-masing kelompok untuk
berdiskusi dengan materi yang telah diberikan.
Adapun pembagian pembahasanya adalah Kelompok
1 : Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung
Kelompok 2 : Hubungan antara f, s, s’, R pada
cermin cekung
Kelompok 3 : Perbesaran pada cermin cekung
Kelompok 4 : Sinar-sinar istimewa pada cermin
cembung
Kelompok 5 : Hubungan antara f, s, s’, R pada
cermn cembung
Kelompok 6 : Perbesaran pada cermin cembung
e. Selain siswa berdiskusi tentang materi tersebut guru
meminta masing-masing kelopok untuk membuat
5 menit
20 menit
30 menit
10 menit
79
minimal 3 pertanyaan untuk kelompok yang lainya.
f. Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mempresentasikanya. Setelah selesai kelompok lainya
untuk menanggapi presentasi yang telah
dipresentasikan
g. Sebagai penguatan guru membagikan peta kosep yang
kosong sebagian beserta kartu jawabannya, kemudian
siswa diminta untuk menempelkan yang kosong
tersebut.
h. Setelah itu siswa diminta untuk menjelaskanya di
depan disertai dengan argumentasinya.
i. Guru meminta siswa untuk meringkas dari kelompok
1 sampai 6 tentang presentasi yang telah disampaiakan
masing-masing individu.
j. Guru meminta hasil ringkasan tersebut.
k. Guru memberikan penilaian tentang aktivitas siswa
dengan mengamati diskusi pada lembar observasi.
l. Guru memberikan lembar angket untuk mengetahui
minat belajar siswa dalam pebelajaran IPA (fisika)
materi pokok cahaya.
5 menit
5 menit
3 menit
5 menit
3 Penutup
1. Guru mengevaluasi terhadap diskusi yang
berlangsung.
2. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
3. Uji kompetensi (terlampir)
4. Pekerjaan rumah (LKS/buku paket)
10 menit
80
PO
Teknik Penilaian
a. Tes tulis : Tes isian
b. Observasi : Lembar observasi
c. Penugasan : Tugas Rumah
Lampiran Uji Kompetensi :
Soal !
Tes uraian
Jawablah penyataan berikut ini degan benar.
1. Gambarkan berkas sinar-sinar istimewa dari cermin cekung.
2. Sebuah benda berada 15 cm di depan cermin cekung yang memiliki
kelengkungan 60 cm. Di mana letak bayangan dan berapa perbesaranya?
3. Gambarkan berkas sinar-sinar istimewa dari cermin cembung.
4. Sebuah cermin cembung jarak fokusnya 8 cm. Jika jarak bayangan ke
cermin 6 cm, maka berapa jarak benda ke cermin dan perbesaranya?
Kunci jawaban
Tes uraian
1. Gambar berkas sinar istimewa pada cermin cekung.
c a
b
P f
Sinar-sinar istimewa cermin cekung
a. Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus ( ).
b. Sinar datang melalui titik fokus (f) dipantulkan sejajar sumbu utama.
c. Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan (P) dipantulkan
kembali melalui titik pusat kelengkungan itu.
2. Jarak bayanganya adalah : -30 cm
81
Perbesaranya adalah : 2 Kali
3. Berkas sinar cermin cekung
c
a
b
Sinar-sinar istimewa cermin cekung
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus
b. Sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah dari
titik kelengkungan itu.
4. Jarak bayanganya adalah: 24
Perbesaran bayanganya adalah: 1/4 (diperkecil)
82
Lampiran 4
LEMBAR KERJA SISWA
Nama : ……………………………..
Kelas : ……………………………..
No absen : ……………………………..
Materi : Bayangan Umbra dan Penumbra
Tujuan : Mengamati bayangan Umbra dan Penumbra
Alat dan bahan : 1. Lampu senter
2. Bola ping pong
3. Seutas tali
4. Layar
Cara kerja : 1. Sediakan alat dan bahan
2. Susunlah alat sesuai dengan gambar
3. Nyalakan lampu senter dan amati bayangan yang terjadi
pada layar.
4. Geser bola tersebut mendekati layar atau mendekati senter
sehingga mendapatkan bayangan yang jelas dan kabur
Petunjuk pengisian:
1. Perhatikan saat guru mendemonstrasikan pembentukan bayangan umbra penumbra
2. Isilah titik-titik dibawah ini berdasarkan pengamatan terhadap demonstrasi.
Pernyataan :
1. Lampu senter merupakan salah satu bentuk …………………...
2. Terbentuknya sebuah ……………… dikarenakan adanya ………….. yang
mengenai benda.
3. Benda akan terbentuk bayangan apabila benda tersebut tidak ……………….
4. Apabila benda didekatkan dengan …………………, bayanganya akan terlihat
kabur.
83
5. Dan apabila benda didekatkan ……………bayangan yang terbentuk terlihat jelas.
6. Ada ……..buah bayangan yang tampak pada layar.
7. …………… adalah bayangan yang terlihat sangat jelas.
8. Umbra juga disebut dengan bayangan ……
9. Penumbra adalah bayangan yang telihat ………… yang berada di sekeliling
bayangan inti.
10. Penumbra disebut juga sebagai bayangan ……………….
11. Pada peristiwa gerhana matahari atau bulan, orang dapat melihat gerhana total
ketika orang tersebut terletak dibayangan ……………..
Gambar 1: Pembentukan bayangan umbra penumbra
Kunci jawaban
1. Sumber cahaya2. Bayangan, cahaya3. Tembus cahaya4. Sumber cahaya/senter5. Layar 6. 2 (dua)7. Umbra, 8. inti.9. Kabur.10. Kabur/baur11. Umbra
84
Lampiran 4
LEMBAR KERJA SISWA
Nama : ……………………………..
Kelas : ……………………………..
No absen : ……………………………..
Materi : Pemantulan pada cermin datar
Tujuan : Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya pada crmin
Alat dan bahan : 1. Lampu senter 4. Pengaris
2. Cermin datar 5. Busur drajat
3. Kertas karton 6. Kertas HVS
Cara kerja :1. Sediakan alat dan bahan
2.Tutuplah kaca senter dengan kertas karbon yang di tengah-
tengahnya diberi lubang kecil.
3. Tarik garis horisontal pada keras HVS, lalu tarik pula garis
yang tegak lurus dengan garis tadi di tengah-tangahnya.
Letakan cermin datar di atas kertas tersebut dengan garis
yang tegak lurus berada ditegah-tengah cermin. Seperti
terlihat pada gambar.
4. Jatuhkan seberkas sinar pada titik perpotongan kedua garis
tersebut.
5. Berilah tanda perjalanan berkas sinar datang dan berkas
sinar pantul dari cermin pada kertas tersebut.
6. Ambilah kertas HVS, lalu tariklah garis datang dan sinar
pantul yang telah diberi tanda tersebut.
85
7. Ukurlah sudut antara sinar datang dan garis tegak lurus
cermin serta ukurlah pula sudut antara sinar pantul dan
garis tegak lurus cermin. Bandingkan hasilnya.
8. Ulangi kegiatan di atas beberapa kali untuk mendapatkan
kesimpulan yang benar.
Petunjuk pengisian :
1. Perhatikan saat guru mendemonstrasikan pembentukan bayangan umbra
penumbra
2. Isilah titik-titik dibawah ini dan berdasarkan pengamatan terhadap demonstrasi.
Pernyataan :
1. …………………. adalah sinar yang menuju cermin.
2. ………………. adalah sinar yang dipantulkan kecermin.
3. ……………..adalah garis yang tegak lurus dengan bidang datar/permukaan
cermin.
4. Sudut antara ……………. dan …………disebut sudut datang.
5. Sudut antara …………….. dan………………….. disebut sudut pantul.
6. Hukum pemantulan pada cermin disebut juga dengan ………………….
7. Sinar datang,………………. dan …………….. terletak pada satu bidang datar.
8. Besar ...................sama dengan besar ………………
i r
Gambar 2 : Pemantulan cahaya pada cermin
86
Kunci jawaban
1. Sinar datang. 5. Sinar datang, garis normal
2. Sinar pantul. 6. Sinar pantul, garis normal
3. Garis normal. 7. Hukum snellius
4. Sinar datang, garis normal 8. Sudut datang, sudut pantul
87
PETA KONSEP PEMANTULAN CAHAYA
Sifat-sifat
Sinar-sinar istimewa
Sifat-sifat
Bayangan
Pada :Ruang IRuang IIRuang IIIRuang IV
Pada :Ruang IRuang IIRuang IIIRuang IV
CAHAYA
Merambat Lurus Merambat Dalam
Ruang Hampa
Dipantulkan Dibiaskan Memiliki Energi
Cermin Cembung Cermin Cekung
Cermin
Memiliki sifat
Sifat-sifat sinar
Sinar-sinar istimewa
Pemantulan teratur Pemantulan tidak teratur
Hukum Pemantulan (Hukum Snellius)
Rumus Rumus
= = ℎℎ
+ = dimana =Untuk cermin cembung = bernilai
negative ( - )
Cermin Lengkung Cermin Datar
Menghasilkan
88
Lampiran 6DAFTAR SISWA KELAS VIII A
MTs FATAHILLAH BRINGIN SEMARANGTAHUN PELAJARAN 2009/2010
NO NAMA KETRANGAN 1 Achmad Zakiyatul Kahfi Laki-Laki2 Ahmad Sholeh Laki-Laki3 Ardika Danu Saputa Laki-Laki4 Atina Fitriana Perempuan 5 Avinda Deviyanti Perempuan 6 Budi Purnomo Laki-Laki7 Cintya Yulinda Putri Perempuan 8 Desy Kurniawati Perempuan 9 Dewangga Adi Murdani Perempuan 10 Fauziyah Perempuan 11 Fenti Astutik Perempuan 12 Franstica Hardiana Safitri Perempuan 13 Himatul Aliyah Perempuan 14 Intan Dwi Lestari Perempuan 15 Johan Ari Setiawan Laki-Laki16 Kholifatul Imamah Perempuan 17 Lisa Umi Hanik Perempuan 18 M. Fatachul Alim Laki-Laki19 Melinda Gita Dewi Perempuan 20 Miftahul Khusaiani Laki-Laki21 Moch. Yanuar Abdillah Laki-Laki22 Mohammad Choirul Sobiqin Laki-Laki23 Muhammad Sidiq Ma'ani Laki-Laki24 Mumtammam Laki-Laki25 Nurlayly Febryana Perempuan 26 Nurul Wafa Laki-Laki27 Prasetyo Nur Harjunadi Laki-Laki28 Safatun Ulfa Perempuan 29 Siti Badriyah Perempuan 30 Siti Nur Qori'ah Perempuan
89
31 Sri Bekti Sulasih Perempuan 32 Subeki Laki-Laki33 Zahrotun Niswah Perempuan
90
Lampiran 7
DAFTAR NAMA KELOMPOK SIKLUS I DAN SIKLUS II
BERDASARKAN TOKOH FISIKA
1. EINSTEINa. Achmad Zakiyatul Kahfib. Ardika Danu Saputac. Avinda Deviyantid. Cintya Yulinda Putrie. Dewangga Adi Murdanif. Fenti Astutik
2. PLATOa. Himatul Aliyahb. Johan Ari Setiawanc. M. Fatachul Alimd. Miftahul Khusaianie. Mohammad Choirul Sobiqin
3. GALILEOa. Mumtammamb. Nurul Wafac. Siti Badriyahd. Sri Bekti Sulasihe. Zahrotun Niswah
4. ARCHIMEDESa. Ahmad Sholehb. Atina Fitrianac. Budi Purnomod. Desy Kurniawatie. Fauziyahf. Franstica Hardiana Safitri
91
5. JOHN DALTONa. Intan Dwi Lestarib. Kholifatul Imamahc. Lisa Umi Hanikd. Melinda Gita Dewie. Moch. Yanuar Abdillahf. Muhammad Sidiq Ma'ani
6. ALFA EDISONa. Nurlayly Febryanab. Prasetyo Nur Harjunadic. Safaatun Ulfad. Siti Nur Qori'ahe. Subeki
92
Lampiran 8
Lembar Kuesioner Penilaian Pada Minat Siswa Pada Pembelajaran Fisika Berbasis PAIKEM
Satuan Pendidikan : MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan SemarangMata Pelajaran : IPA (Fisika)Nama Siswa : ……………………………..Kelas : VIII ASiklus : I/IIGuru MAPEL : Tugas : Berilah tanda cek list ( √ ) pada kolom frekuensi (selalu, sering,
jarang dan tidak pernah) sesuai dengan kenyataan yang Saudara alami terhadap pernyataan berikut ini!
No Pernyataan Frekuensi
Selalu Sering JarangTidak pernah
1Saya senang pada materi mata pelajaran fisika
2Saya mengikuti mata pelajaran fisikasesuai dengan jadwal
3 Saya mencatat semua penjelasan dari guru
4Saya mencari referensi lain untuk memperdalam materi
5Saya mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu
6Saya memperhatikan guru pada saat pembelajaran IPA (Fisika) berlangsung
7Saya bertanya dalam proses pembelajaran IPA (Fisika)
8Saya berdiskusi dengan teman apabila saya menghadapi kesulitan dalam pelajaranini
9Saya mengimplementasikan pengetahuan IPA (Fisika) saya dalam kehidupan sehari-hari
10Saya membantu teman yang kesulitan belajar IPA (Fisika)
93
Keterangan :1. Skor 4 untuk jawaban selalu2. Skor 3 untuk jawaban sering3. Skor 2 untuk jawaban jarang4. Skor 1 untuk jawaban tidak pernah
94
Lampiran 9 b
Instrumen Observasi Aktifitas Terhadap Proses Pembelajaran Dan Skor Penilaian
No Aspek Penilaian
Indikator Skor
1 Kehadiran
1.1Hadir tepat waktu dan siap mengikuti pembelajaran
4
1.2 Hadir tepat waktu dan kurang siap 3
mengikuti pembelajaran1.3 Hadir terlambat dan siap mengikuti 2
pembelajaran
1.4Hadir terlambat dan tidak siap mengikuti
1
pembelajaran
2
Perhatian terhadap proses
pembelajaran
2.1 Memperhatikan pembelajaran dan 4
bertanya
2.2 Memperhatikan pembelajaran dan tidak 3
bertanya2.3 Kurang memperhatikan pembelajaran 2
dan bertanya
2.4 Tidak memperhatikan pembelajaran dan 1
tidak bertanya
3
Kesesuaian catatan materi
pelajaran
3.1 Lengkap, sistematis, dan rapi 4
3.2 Lengkap dan sistematis 33.3 Lengkap dan kurang sistematis 2
3.4 Tidak lengkap 1
4
Pengkonstruksian materi
pada saat latihan
soal
4.1 Aktif mengkonstruksi materi dan4
membantu temannya4.2 Aktif mengkonstruksi materi dan tidak
3membantu temannya
4.3 Kurang aktif mengkonstruksi materi &2
membantu temannya
4.4 Tidak aktif mengkonstruksi materi 15 Kedisiplin 5.1 Penyerahan tugas tepat waktu dan
95
an dalam mengerjakan tugas
lengkap5.2 Penyerahan tugas tepat waktu dan
3kurang lengkap
5.3 Penyerahan tugas terlambat dan2
lengkap
5.4 Penyerahan tugas terlambat dan 1
kurang lengkap
96
Lampiran 10 a
Hasil Rekapitilasi Penilaian Lembar Kuesioner/Angket Minat Siswa Terhadap Pembelajaran IPA (Fisika)
Menggunakan Model Pembelajaran Concept Mapping Berbasis PAIKEM
Satuan Pendidikan : MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan SemarangMata Pelajaran : IPA (Fisika)Tanggal : 17 Maret 2010Siklus : IKelas : VIII AGuru Mata Pelajaran : Bapak Selamet Santoso
NO NAMASKOR
JML prsntase% KETERANGAN NOMOR SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR
1Achmad Zakiyatul K. 2 2 2 2 2 3 2 3 1 1 20 50,00%
Kurang Berminat
2 Ahmad Sholeh 2 2 2 2 2 3 2 3 1 1 20 50,00%Kurang
Berminat
3Ardika Danu Saputa 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 19 47,50%
Kurang Berminat
4 Atina Fitriana 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27 67,50% Berminat5 Avinda Deviyanti 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 26 65,00% Berminat6 Budi Purnomo 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 25 62,50% Berminat
7Cintya Yulinda Putri 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 26 65,00% Berminat
8 Desy Kurniawati 2 2 2 2 2 3 2 3 1 1 20 50,00%Kurang
Berminat
9Dewangga Adi Murdani 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 20 50,00%
Kurang Berminat
10 Fauziyah 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 26 65,00% Berminat11 Fenti Astutik 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 25 62,50% Berminat
12Franstica Hardiana S. 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 25 62,50% Berminat
13 Himatul Aliyah 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 25 62,50% Berminat14 Intan Dwi Lestari 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 26 65,00% Berminat
15Johan Ari Setiawan 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 20 50,00%
Kurang Berminat
16 Kholifatul 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 25 62,50% Berminat
97
Imamah
17 Lisa Umi Hanik 3 3 3 2 4 3 3 3 1 2 27 67,50% Berminat18 M. Fatachul Alim 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 25 62,50% Berminat
19Melinda Gita Dewi 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 25 62,50% Berminat
20Miftahul Khusaiani 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 19 47,50%
Kurang Berminat
21Moch. Yanuar Abdillah 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 20 50,00%
Kurang Berminat
22Mohammad Choirul S. 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 22 55,00%
Kurang Berminat
23Muhammad Sidiq Ma'ani 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 25 62,50% Berminat
24 Mumtammah 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 21 52,50%Kurang
Berminat
25Nurlayly Febryana 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 25 62,50% Berminat
26 Nurul Wafa 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 25 62,50% Berminat
27Prasetyo Nur Harjunadi 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 19 47,50%
Kurang Berminat
28 Safatun Ulfa 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 25 62,50% Berminat
29 Siti Badriyah 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 22 55,00%Kurang
Berminat30 Siti Nur Qori'ah 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 25 62,50% Berminat31 Sri Bekti Sulasih 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 25 62,50% Berminat
32 Subeki 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 23 57,50%Kurang
Berminat33 Zahrotun Niswah 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 29 72,50% Berminat
Jumlah 87 89 85 69 75 96 74 79 59 64 777Rata-rata skor 2,6 2,7 3 2,1 2 2,9 2,2 2,4 2 2 23,545 58, 87%
Persentase 60,60%
Klasifikasi Skor, dengan skor minimum 10 dan maksimum 40
No Skor dalam persen(%) Kategori1 10 – 16 25 – 50 Tidak Berminat2 17 – 24 43 – 60 Kurang Berminat3 25 – 32 63 – 80 Berminat4 33 – 40 83 – 100 Sangat Berminat
98
Klasifikasi Skor masing pernyataan, dengan skor minimum 33 dan maksimum 132
No Skor dalam persen(%) Kategori1 33 – 57 25 – 43,1 Kurang 2 58 – 82 43,9 – 62,1 Cukup3 83 – 107 62,8 – 81 Baik4 108 – 132 81,8– 100 Sangat Baik
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap pelajaran IPA mencapai 60,60%pada siklus I belum dikatakan berhasil karena belum mencapai indikator pencapaian yakni meningkatnya minat belajar siswa mencapai ≥ 75% dari jumlah keseluruhan siswa sehingga perlu diadakanya tindakan siklus selanjutnya
99
Lampiran 10 b
Hasil Penilaian Lembar Kuesioner/Angket Minat Siswa Terhadap Pembelajaran IPA (Fisika)
Menggunakan Model Pembelajaran Concept Mapping Berbasis PAIKEM
Satuan Pendidikan : MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan SemarangMata Pelajaran : IPA (Fisika)Tanggal : 24-25 Maret 2010Siklus : IIKelas : VIII AGuru Mata Pelajaran : Bapak Selamet Santoso
NO NAMASKOR
JML prsntase% KETNOMOR SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR
1Achmad Zakiyatul Kahfi 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 25 62,50% Berminat
2 Ahmad Sholeh 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 26 65,00% Berminat
3 Ardika Danu Saputa 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 24 60,00%Kurang
Berminat
4 Atina Fitriana 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 34 85,00%Sangat
Berminat 5 Avinda Deviyanti 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 29 72,50% Berminat6 Budi Purnomo 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 26 65,00% Berminat7 Cintya Yulinda Putri 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 77,50% Berminat8 Desy Kurniawati 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 26 65,00% Berminat
9Dewangga Adi Murdani 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 24 60,00%
Kurang Berminat
10 Fauziyah 4 4 3 2 2 2 3 3 2 3 28 70,00% Berminat11 Fenti Astutik 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 25 62,50% Berminat12 Franstica Hardiana S 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 26 65,00% Berminat13 Himatul Aliyah 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 26 65,00% Berminat14 Intan Dwi Lestari 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 29 72,50% Berminat15 Johan Ari Setiawan 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 25 62,50% Berminat16 Kholifatul Imamah 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 27 67,50% Berminat17 Lisa Umi Hanik 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 29 72,50% Berminat18 M. Fatachul Alim 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 72,50% Berminat19 Melinda Gita Dewi 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 27 67,50% Berminat
100
20 Miftahul Khusaiani 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 25 62,50% Berminat
21Moch. Yanuar Abdillah 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 24 60,00%
Kurang Berminat
22Mohammad Choirul S. 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 26 65,00% Berminat
23 Muhammad Sidiq M 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 27 67,50% Berminat24 Mumtammah 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 27 67,50% Berminat25 Nurlayly Febryana 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 28 70,00% Berminat26 Nurul Wafa 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75,00% Berminat
27Prasetyo Nur Harjunadi 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 24 60,00%
Kurang Berminat
28 Safatun Ulfa 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28 70,00% Berminat29 Siti Badriyah 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28 70,00% Berminat30 Siti Nur Qori'ah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 72,50% Berminat31 Sri Bekti Sulasih 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28 70,00% Berminat32 Subeki 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 27 67,50% Berminat
33 Zahrotun Niswah 4 4 4 3 4 3 3 3 3 334
85,00%Sangat
Berminat Jumlah 105 103 101 90 84 96 84 84 79 75 901Rata-rata skor 3,2 3,1 3,1 3 2,5 3 3 2,5 2 2 27,303 70,20%Persentase 87,87%
Klasifikasi Skor, dengan skor minimum 10 dan maksimum 40
No Skor dalam
persen(%) Kategori1 10 – 16 25 – 50 Tidak Berminat2 17 – 24 43 – 60 Kurang Berminat3 25 – 32 63 – 80 Berminat4 33 – 40 83 – 100 Sangat Berminat
Klasifikasi Skor masing pernyataan, dengan skor minimum 33 dan maksimum 132
No Skor dalam persen(%) Kategori1 33 – 57 25 – 43,1 Kurang 2 58 – 82 43,9 – 62,1 Cukup3 83 – 107 62,8 – 81 Baik4 108 – 132 81,8– 100 Sangat Baik
dari data diatas disimpulkan bahwa minat siswa terhadap pelajaran IPA mencapai 87,87%pada siklus II dapat dikatakan berhasil karena tercapainya indikator pencapaian yakni meningkatnya minat belajar siswa mencapai keseluruhan siswa
101
dari data diatas disimpulkan bahwa minat siswa terhadap pelajaran IPA mencapai
pada siklus II dapat dikatakan berhasil karena tercapainya indikator pencapaian yakni meningkatnya minat belajar siswa mencapai ≥ 75% dari jumlah
102
Lampiran 11 a
Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Aktifitas Terhadap Proses Pembelajaran MTs FATAHILLAH BRINGIN SEMARANG
Satuan pendidikan : MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan SemarangMata Pelajaran : IPA (Fisika)Kelas / Semester : VIII A/II (Genap)Tindakan Pembelajaran : Siklus IHari/tgl : 17 Maret 2010
NAMA SKOR YANG DIPEROLEH
JML prsntase% KETTIAP ASPEK1 2 3 4 5
1 Achmad Zakiyatul Kahfi 2 3 2 3 2 12 60,00% sedang 2 Ahmad Sholeh 2 3 2 3 2 12 60,00% sedang 3 Ardika Danu Saputa 2 3 2 1 2 10 50,00% sedang 4 Atina Fitriana 3 3 3 3 2 14 70,00% tinggi5 Avinda Deviyanti 2 3 3 3 2 13 65,00% tinggi6 Budi Purnomo 3 3 3 3 2 14 70,00% tinggi7 Cintya Yulinda Putri 3 3 3 3 3 15 75,00% tinggi8 Desy Kurniawati 2 3 2 3 2 12 60,00% sedang 9 Dewangga Adi Murdani 2 3 2 2 2 11 55,00% sedang 10 Fauziyah 3 2 3 3 2 13 65,00% tinggi11 Fenti Astutik 3 3 3 2 3 14 70,00% tinggi12 Franstica Hardiana Safitri 3 3 3 3 2 14 70,00% tinggi13 Himatul Aliyah 3 3 3 2 2 13 65,00% tinggi14 Intan Dwi Lestari 3 3 3 3 2 14 70,00% tinggi15 Johan Ari Setiawan 2 3 2 2 2 11 55,00% sedang 16 Kholifatul Imamah 3 3 2 2 3 13 65,00% tinggi17 Lisa Umi Hanik 3 3 3 3 4 16 80,00% tinggi18 M. Fatachul Alim 3 3 3 2 2 13 65,00% tinggi19 Melinda Gita Dewi 3 3 3 2 2 13 65,00% tinggi20 Miftahul Khusaiani 2 3 2 2 2 11 55,00% sedang 21 Moch. Yanuar Abdillah 3 2 2 2 2 11 55,00% sedang
22Mohammad Choirul Sobiqin 2 3 2 2 2 11 55,00% sedang
23 Muhammad Sidiq Ma'ani 3 3 2 2 3 13 65,00% tinggi
103
24 Mumtammah 2 3 2 2 2 11 55,00% sedang 25 Nurlayly Febryana 3 3 3 2 2 13 65,00% tinggi26 Nurul Wafa 3 3 3 2 3 14 70,00% tinggi27 Prasetyo Nur Harjunadi 3 2 2 2 2 11 55,00% sedang 28 Safatun Ulfa 3 3 3 3 2 14 70,00% tinggi29 Siti Badriyah 2 3 3 2 2 12 60,00% sedang 30 Siti Nur Qori'ah 3 3 3 2 2 13 65,00% tinggi31 Sri Bekti Sulasih 3 3 3 3 2 14 70,00% tinggi32 Subeki 3 3 2 2 3 13 65,00% tinggi33 Zahrotun Niswah 4 3 3 3 3 16 80,00% tinggi
Jumlah 89 96 85 79 75 424skor rata-rata 2,7 2,91 2,58 2,39 2,3 12,8 64,00% tinggi
persentase 67,4 72,7 64,4 59,8 57 80 63,60%
Klasifikasi Skor, dengan skor minimum 4 dan maksimum 20
No Skor dalam persen(%) Kategori 1 4 – 8 20 – 40 rendah.2 9 – 12 45 – 60 sedang3 13 – 16 65 – 80 tinggi
4 18 – 20 90 – 100 sangat
tinggi
Klasifikasi Skor masing pernyataan, dengan skor minimum 33 dan maksimum 132
No Skor dalam persen(%) Kategori1 33 – 57 25 – 43,1 Kurang 2 58 – 82 43,9 – 62,1 Cukup3 83 – 107 62,8 – 81 Baik4 108 – 132 81,8– 100 Sangat Baik
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sikap siswa terhadap proses pembelajaranIPA (fisika) menggunakan model pembelajaran concept mapping mencapai 63,6%dalam siklus I ini belum dikatakan berhasil karena belum mencapai indikator yakni meningkatnya pencapaian keaktifan siswa yang ditandai keaktifan siswa bertanya mencapai ≥ 75% dari jumlah keseluruhan siswa sehingg perlu diadakanya siklus selanjutnyauntuk mencapai indkator keberhasilan
104
105
Lampiran 11 b
Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi AktifitasTerhadap Proses Pembelajaran MTs FATAHILLAH BRINGIN SEMARANG
Satuan pendidikan : MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan SemarangMata Pelajaran : IPA (Fisika)Kelas / Semester : VIII A/II (Genap)Tindakan Pembelajaran : Siklus IHari/tgl : 24 -5 Maret 2010
NO NAMA SKOR YANG DIPEROLEH
JML prsntase% KETTIAP ASPEK1 2 3 4 5
1Achmad Zakiyatul Kahfi 3 3 3 3 2 14 70,00% tinggi
2 Ahmad Sholeh 3 3 3 3 2 14 70,00% tinggi3 Ardika Danu Saputa 3 3 3 2 2 13 65,00% tinggi4 Atina Fitriana 4 3 4 3 3 17 85,00% tinggi5 Avinda Deviyanti 3 3 3 3 2 14 70,00% tinggi6 Budi Purnomo 3 3 3 3 2 14 70,00% tinggi7 Cintya Yulinda Putri 3 3 3 3 3 15 75,00% tinggi8 Desy Kurniawati 3 3 3 3 2 14 70,00% tinggi
9Dewangga Adi Murdani 3 3 3 2 2 13 65,00% tinggi
10 Fauziyah 4 2 3 3 2 14 70,00% tinggi11 Fenti Astutik 3 3 3 2 3 14 70,00% tinggi
12Franstica Hardiana Safitri 3 3 3 3 2 14 70,00% tinggi
13 Himatul Aliyah 3 3 3 2 2 13 65,00% tinggi14 Intan Dwi Lestari 4 3 3 3 2 15 75,00% tinggi15 Johan Ari Setiawan 3 3 3 2 2 13 65,00% tinggi16 Kholifatul Imamah 3 3 3 2 3 14 70,00% tinggi17 Lisa Umi Hanik 3 3 3 3 4 16 80,00% tinggi18 M. Fatachul Alim 3 3 3 3 3 15 75,00% tinggi19 Melinda Gita Dewi 3 3 3 2 2 13 65,00% tinggi20 Miftahul Khusaiani 3 3 3 2 2 13 65,00% tinggi21 Moch. Yanuar Abdillah 3 2 3 2 2 12 60,00% sedang
106
22 Mohammad Choirul S. 3 3 3 2 2 13 65,00% tinggi
23Muhammad Sidiq Ma'ani 3 3 3 2 3 14 70,00% tinggi
24 Mumtammah 3 3 3 2 3 14 70,00% tinggi25 Nurlayly Febryana 3 3 3 2 3 14 70,00% tinggi26 Nurul Wafa 3 3 3 3 3 15 75,00% tinggi27 Prasetyo Nur Harjunadi 3 2 3 2 2 12 60,00% sedang28 Safatun Ulfa 3 3 3 3 3 15 75,00% tinggi29 Siti Badriyah 3 3 3 3 3 15 75,00% tinggi30 Siti Nur Qori'ah 3 3 3 3 3 15 75,00% tinggi31 Sri Bekti Sulasih 3 3 3 3 3 15 75,00% tinggi32 Subeki 3 3 3 2 3 14 70,00% tinggi
33 Zahrotun Niswah 4 3 4 3 4 18 90,00% sangat tinggi
Jumlah 103 96 101 84 84 468skor rata-rata 3,1 2,91 3,06 2,55 2,5 14,2 71,00% tinggipersentase 78 72,7 76,5 63,6 64 88,8 94%
Klasifikasi Skor, dengan skor minimum 4 dan maksimum 20
No Skor dalam persen(%) Kategori 1 4 – 8 20 – 40 rendah.2 9 – 12 45 – 60 sedang3 13 – 16 65 – 80 tinggi
4 18 – 20 90 – 100 sangat
tinggi
Klasifikasi Skor masing pernyataan, dengan skor minimum 33 dan maksimum 132
No Skor dalam persen(%) Kategori1 33 – 57 25 – 43,1 Kurang 2 58 – 82 43,9 – 62,1 Cukup3 83 – 107 62,8 – 81 Baik4 108 – 132 81,8– 100 Sangat Baik
Pada siklus II dapat disimpulkan bahwa sikap siswa terhadap proses pembelajaran IPA(fisika) menggunakan model pembelajaran concept Mapping mencapai 94%
dan dalam siklus II ini dapat dikatakan berhasil karena sudah mencapai indikator pencapaian yakni meningkatnya keaktifan siswa yang ditandai keaktifan siswa bertanya mencapai dari jumlah keseluruhan siswa
107
dan dalam siklus II ini dapat dikatakan berhasil karena sudah mencapai indikator pencapaian yakni meningkatnya keaktifan siswa yang ditandai keaktifan siswa bertanya mencapai dari jumlah keseluruhan
dan dalam siklus II ini dapat dikatakan berhasil karena sudah mencapai indikator pencapaian yakni meningkatnya keaktifan siswa yang ditandai keaktifan siswa bertanya mencapai ≥ 75%
108
Lampiran 12
FOTO-FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Guru sedang menerangkan materi yang akan dipelajari
Guru menerangkan materi pelajaran dengan ceramah.
Ketua kelompok memberikan masukan tentang posisi konsep
Suasana kerjasama dalam kelompok saat menempelkan peta konsepnya
Salah satu kelompok sedang presentasi hasil peta konsepnya
Peneliti ikut mendampingi siswa belajar.
109
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Muhammad Subakir
Tempat tanggal lahir : Demak, 17 April 1986
Alamat : Morosari, Sayung Demak
Phone : 085 740 191 730
Email : [email protected]
Pendidikan Formal : TK Pertiwi (Lulus 1992)
SDN Bedono II (Lulus 1999)
MTs Nahdlatus Syubban Sayung Demak (Lulus
2002)
MA Darul Ulum Jepara (Lulus 2005)
S1 IAIN Walisongo Semarang 2005-sekarang
Non formal : PON-PES Al- Hidayah Jepara 2002-2005
Pengalaman Organisasi :
Wakil Komandan UK SAR dan PASKOBRA Racana Walisongo Tahun 2006
Pengurus Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Tahun 2006
Koordinator Penerbitan dan kajian ilmiah PMII Rayon Tarbiyah Tahun 2007
Komandan Birawa Racana Walisongo Tahun 2007
Pengurus PMII komisariat Walisongo Semarang Tahun 2008
Dewan Bidang Teknik Kepramukaan Racana Walisongo Tahun 2008
Wakil Ketua Racana Racana Walisongo Tahun 2009
Pengurus DEMA IAIN Walisongo Tahun 2009
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 17 Juni 2010