43
Nama : Putu Yoana Alvitasari NIM : 10 – 2008 - 061 Kelompok : C - 5

pbl ana blok 9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Page 1: pbl ana blok 9

Nama : Putu Yoana Alvitasari

NIM : 10 – 2008 - 061

Kelompok : C - 5

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

2009

Page 2: pbl ana blok 9

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… i

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

BAB II ISI…………………………………………………………………………. 2

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….. 26

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….….. 27

Page 3: pbl ana blok 9

BAB I

Pendahuluan

Sistem Digestivus atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam yang

menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa

proses tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga

lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam

usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.

Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan

prosesnya sehingga zat makanan siap memasuki proses metabolisme di dalam sel tubuh.

Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana dan

dapat diserap oleh usus halus, kemudian digunakan oleh sel tubuh.

Dalam makalah ini akan membahas mengenai struktur saluran dan organ

perncernaan secara makroskopik dan juga secara mikroskopik. Juga akan membahas

mengenai mekanisme percernaan dan cara pemeriksaannya secara radiologi dan

laboratorium.

Page 4: pbl ana blok 9

BAB II

Digestivus - 1

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran dan kelenjar pencernaan. Saluran

pencernaan merupakan saluran yang dilalui bahan makanan.Kelenjar pencernaan adalah

bagian yang mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna makanan.

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-

turut dimulai dari :

1. Rongga Mulut,

2. Esofagus

3. Lambung

4. Usus Halus

5. Usus Besar

6. Rektum

7. Anus.

Page 5: pbl ana blok 9

Struktur Makroskopik

Rongga Mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut,

dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan

makanan. Pada Mulut terdapat :

a.Gigi

Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang

kecil-kecil. Gigi terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri atas

mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi, dan akar gigi

yang tertanam dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang

berwarna putih. Kalsium, fluoride, dan fosfat merupakan bagian penyusun email. Untuk

perkembangan dan pemeliharaan gigi yang bai, zat-zat tersebut harus ada di dalam

makanan dalam jumlah yang cukup. Akar dilapisi semen yang melekatkan akar pada

gusi. Ada tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang berguna untuk

memotong makanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham

(molar) untuk mengunyah makanan.

b.Lidah

Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.

Di dalam rongga mulut, lidah menempatkan makanan di antara gigi sehingga mudah

dikunyah dan bercampur dengan air liur. Makanan ini kemudian dibentuk menjadi

lembek dan bulat yang disebut bolus. Kemudian bolus dengan bantuan lidah, didorong

menuju faring.

c.Kelenjar Ludah

Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut: kel sublingual, submandibula, parotis.

Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5

liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat

antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat

menjadi disakarida.

Page 6: pbl ana blok 9

Faring

Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk

kedalam tekak )faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang

rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan (esophagus). Pada pangkal faring

terdapat katup pernapasan yang disebut epiglottis. Epiglotis berfungsi untuk menutup

ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan.

Setelah melalui faring, bolus menuju ke esophagus; suatu organ berbentuk tabung lurus,

berotot lurik, dan berdidnding tebal. Otot kerongkongan berkontraksi sehingga

menimbulkan gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot

kerongkongan ini disebut gerakan peristaltik.

Esofagus (Kerongkongan)

Saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung

saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat

klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan).

Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat

berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat

berjalan menuju lambung

Lambung

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. terdiri dari

4 bagian yaitu kardia, fundus, corpus(badan) dan pilorus.Lambung dapat menampung

makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos

yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut.

Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar,

dan otot menyerong. Otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk bolus, memecahnya

secara mekanis, dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah lambung mengandung

HCl, enzim pepsin, dan renin.

Page 7: pbl ana blok 9

Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan

bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan

lambung adalah :

Asam HCl , HCl berfungsi untuk membunuh kuman-kuman yang masuk

berasama bolus akan mengaktifkan enzim pepsin. Sebagai disinfektan, serta

merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus.

Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi peptone.

Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang

dihasilkan sangat sedikit

Renin , Renin berfungsi untuk menggumpalkan protein susu. Setelah melalui

pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan yang

disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam

usus halus. Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya

dimiliki oleh bayi.

Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan

menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.

Fungsi HCI Lambung :

1. Merangsang keluamya sekretin

2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.

3. Desinfektan

Page 8: pbl ana blok 9

4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu

mengeluarkan getahnya.

Usus Halus

Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang

sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm),

jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Suatu lubang pada dinding duodenum

menghubungkan usus 12 jari dengan saluran getah pancreas dan saluran empedu.

Pankreas menghasilkan enzim

tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan menuju duodenum. Tripsin berfungsi

merombak protein menjadi asam amino. Amilase mengubah amilum menjadi maltosa.

Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh

hati dan ditampung dalam kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum.

Getah empedu berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian ini terjadi

pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat makanan setelah melalui

jejunum menjadi bentuk yang siap diserap. Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum.

Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili

usus halus; akan dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam

lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus;

akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah.

Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan

senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar

pankreas yang dilepaskan ke usus halus.

Page 9: pbl ana blok 9

Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :

Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida

Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin

mengubah pepton menjadi asam amino.

Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia

yang dihasilkan ke usus halus

Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan

empedu ke dalam usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :

Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung

Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan

tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.

Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida

Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol

Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.

Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino

Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat

Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar

normal

Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal

Usus Besar (Kolon)

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki

panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar terdiri atas usus

buntu (appendiks), bagian yang menaik (ascending colon), bagian yang mendatar

(transverse colon), bagian yang menurun (descending colon), dan berakhir pada anus.

Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa.

Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dapat tercerna,

misalnya selulosa.

Page 10: pbl ana blok 9

Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bila kadar air pada

sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan air

tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding usus besar akan

mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat

banyak sekali mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan

tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau

disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.

Fungsi kolon adalah :

a. Menyerap air selama proses pencernaan.

b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis

dengan bakteri usus, misalnya E.coli.

c. Membentuk massa feses

d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses

dari tubuh ddefekasi.

Page 11: pbl ana blok 9

Rektum dan Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat

anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap

dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot

spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Rectum merupakan

ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah colon sigmoid) dan berakhir di anus.

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada

colon desendens. Jika colon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka

timbul keinginan untuk buang air besar.orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa

menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan

dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar. Anus merupakan

lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian

anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin

berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

Hepar

Hepar merupakan organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, diantaranya

berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding

usus yang mempunyai banyak pembuluh darah kecil-kecil(kapiler). Kapiler ini

mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan

pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi

pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah dalam 2 cara: bakteri dan

partikel asing lain diserap dari usus dan dibuang, berbagai zat gizi yang diserap dari usus

selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan oleh tubuh. Proses tersebut berlangsung

dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke

dalam sirkulasi umum. Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam

tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati.

Digunakan untuk membuat empedu. Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di

dalam kandung empedu

Page 12: pbl ana blok 9

Vesica velea

Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang

selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus communis.

Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung

empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum. Duktus pankreatikus

bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam duodenum.

Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya

sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu

serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi.

Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan

makanan. Empedu memiliki 2 fungsi penting: membantu pencernaan dan penyerapan

lemak, serta berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama

hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:

- Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam

lemak untuk membantu proses penyerapan.

- Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu

menggerakkan isinya.

- Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari

sel darah merah yang dihancurkan.

- Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh.

- Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.

Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan

kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh

garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. dalam

setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di

colon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari

unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.

Page 13: pbl ana blok 9

Pancreas

Terdiri dari 2 jaringan dasar:

o asinus, menghasilkan enzim-enzim pencernaan.

o Pulau pankreas, menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke

dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah.

Enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai

saluran ke dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung dengan

saluran empedu pada sfingter oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum.

apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang

terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus

Struktur Mikroskopik

Cavum Oris

Struktur histologis bagian-bagian yang tedapat pada cavum oris : labium oris,

buccal, dent, gingivae, linguae, pallatum molle, dan pallatum durum.

1. Labium Oris

Labium oris dapat dibagi dalam 3 area :

- Area Cutanea : struktur kulit tipis dengan adnexa kulit yang biasa terdapat

- Area merah bibir ( area intermedia) : epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk.

Epitelnya transparan karena mengandung butir-butir eleidin. Area ini berwarna merah

karena papila jaringan ikatnya tinggi-tingi dan mengandung banyak kapiler.

- Area Oral Mukosa : bagian ini mempunyai struktur histologis yang sama dengan pipi,

epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk. Pada tunika submukosanya terdapat kelenjar

Page 14: pbl ana blok 9

labialis yang bersifat seromukus. Dibawah submukosa didapati otot lurik ( M. Orbikularis

Oris )

2. Linguae

Semua permukaan dorsal lidah merupakan papil-papil lidah. Epitelnya berlapis

gepeng bertanduk atau tidak bertanduk. Papila linguae terdapat di 2/3 bagian anterior

lidah terdiri dari papila filiformis, fungiformis, dan papila sirkumvalata. Papila filiformis

dan fungiformis merupakan jaringan ikat yang ditutup oleh epitel. Papila sirkumvalata

tersusun dalam sulcus terminalis yang membentuk huruf V. Papila sirkumvalata letak

dibawah permukaan lidah dikelilingi oleh dinding epitel lidah. Papila filiformis

bentuknya runcing dan tidak terdapat taste buds. Papila fungiformis permukaannya lebih

lebar dari dasarnya, terletak diantara papila filiformis, ada papila sekunder dan taste buds.

1/3 posteror dari permukaan lidah bebas dari papila lidah, disini terdapat tonsila linguae.

Lidah disusun oleh otot-otot lidah. Otot intrinsik lidah merupakan unsur utama lidah,

berjalan vertikal, longitudinal, dan transversal. Otot ekstrinsik terletak di dasar lidah.

3. Dentin

Membentuk bagian terbesar gigi, sudah mengalami mineralisasi seperti tulang.

Berasal dari mesoderm. Dibentuk oleh odontobas. Zat antar sel yang belum mengalami

mineralisasi membentuk predentin ( dentin muda ). Kandungannya kadar garam Ca nya

80%, zat organiknya 20% ( serat kolagen, fosfoprotein, glikoprotein, glikosaminoglikan).

4. Email

Berasal dari ektoderm, merupakan bahan terkeras pada tubuh. Tidak mengandung

kolagen, kaya akan enamelin yaitu suatu protein yang kaya prolin. Dibentuk oleh

ameloblas. Terdiri dari 99% anorganik, terutama Ca fosfat dalam bentuk kristal apatit,

bahan organik hanya 1%.

5. Gigi

Gigi terdiri dari : mahkota gigi yang dilapisi email, akar gigi, leher gigi / serviks

Page 15: pbl ana blok 9

Jaringan penyokong gigi ( periodontium ) terdiri atas : sementum, membran

periodontalis, processus alveolaris, ginggiva.

Sementum adalah lapisan tipis yang meliputi dentin akar gigi, mulai dari leher

sampai ujung bawahnya, berfungsi untuk mengikat gigi pada membran periodontal.

Secara histologis serupa dengan tulang, terdiri dari matriks serabut kolagen kasar yang

mengalami kalsifikasi.

Pulpa gigi merupakan jaringan ikal longgar dengan fibroblas, kolagen, substansi

dasar, saraf, pembuluh darah. Permukaan epitel odontoblas sampai ke dentin.

Membran periodontal merupakan penyangga yang mengikat gigi ke tulang.

Terdiri dari jaringan ikat padat fibrosa mengandung glikosaminoglikan, fibroblas,

osteoblas, pembuluh darah, limfe, dan saraf.

6. Gusi ( Ginggiva)

Gusi adalah membran mukosa yang meliputi periosteumtulang alveolar dan

melekat pada atas leher gigi. Membran mukosa gusi : epitel berlapis gepeng dengan

lapisan tanduk, lamina propia membentuk papil tinggi dan ramping dan banyak jala

kapiler, tampak berwarna merah muda.

Dinding Saluran Cerna

Lapisan dinding saluran cerna dari dalam ke luar : tunika mukosa, tunika submukosa,

tunika muskularis eksterna, tunika adventisia / fibrosa.

Sifat umum dinding saluran cerna :

1. Tunika Mukosa : tersusu atas epitel mukosa, lamina propia, tunika muskularis mukosa

(TMM) berupa lapisan otot dimulai dari oesophagus, TMM membatasi lamina propia

dengan T. Submukosa.

Page 16: pbl ana blok 9

2. Tunika Submukosa : merupakan jaringan ikat padat, terdapat pembuluh darah, limfe,

dan saraf. Terdapat plexus otonom yaitu plexus submukosa Meissner.

3. Tunika Muskularis Eksterna : terdiri dari 2 bagian yaitu tunika muskularis sirkular /

interna dan tunika muskularis longitudinal / eksterna. Diantara kedua lapisan otot terdapat

plexus otonom yaitu plexus Myenterikus Aurbach.

4. Tunika Adventisia / fibrosa : merupakan jaringan ikat longgar. Bila didapati mesotel

diluarnya ( peritoneum ) maka lapisan ini disebut tunika serosa. Terdapat pembuluh darah

dan limfe, seringkali banyak jaringan lemak.

Oesophagus

Pada tunika mukosa merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan lapisan

tanduk. TMM hanya satu lapis longitudinal. Pada lamina propia didapati kelenjar mukus

yang merupakan perluasan kelenjar kardia.

Pada tunika submukosa terdapat kelenjar mukus yang disebut kelenjar submukosa

atau kelenjar oesophageal glands.

Pada tunika muskularis, pada 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik, 1/3 tengah

terdiri dari campuran otot polos dan otot lurik, 1/3 distal seluruhnya otot polos.

Gaster

Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastrica.

Epitel mukosa selapis torak tanpa sel goblet. Ada 3 daerah : cardia, fundus, pilorus.

Lapisan otot tebal untuk menggiling / mencampur makanan. Dindingnya sangat berlipat

disebut rugae. Sitoplasma pada permukaan apikalnya mengandung musigen. Intinya oval.

Pada lamina propia terdapat kelenjar di cardia, fundus, maupun pilorus. Kelenjar mulai

dari dasar gastric pits meluas ke arah Tmm.

Page 17: pbl ana blok 9

Kelenjar kardia dan pilorus mengandung mukus, jumlah hanya sedikit. Kelenjar

pilorus relatif pendek, simpleks, tubulosa bercabang. Mukus dari kelenjar-kelenjar

melindungi lambung dari autodigestion.

Kelenjar Fundus dimulai dari dasar gastric pits ke seluruh lamina propia sampai

dengan Tmm. Kelenjar terbagi atas bagian leher, korpus, dan fundus. Pada kelenjar

fundus terdapat 4 macam sel : chief sel merupakan sel terbanyak, berbentuk piramid,

pada bagian apikal terdapat butir-butir zimogen yang mengandung pepsinogen. Parietal

sel menghasilkan HCl dan faktor intrinsik lambung, bentuk oval, banyak terdapat pada

korpus kelenjar, sitoplasma asidofil. Mucous neck sel bentuk sel kubus atau torak rendah,

sitoplasma bergranula halus pcat mengandung musigen, lebih pucat dari chief sel.

Enterochromafin sel / enteroendokrin sel mensekresi serotonin, histamin, gastrin dan

enteroglukagon.

Usus Halus

Dibagi dalam 3 bagian yaitu : duodenum, jejunum, dan ileum. Epitel terdiri dari

selapis torak dan sel goblet. Sel goblet ke arah distal makin banyak. Beberapa centi

pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan,

tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili). Vili dan mikrovili

menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga menambah

jumlah zat gizi yang diserap. Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum,

terdiri dari jejunum dan ileum. Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan

lemak dan zat gizi lainnya. Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas

karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili. Dinding usus terdapat pembuluh

darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.

Vili di duodenum bentuknya lebar, di jejunum bundar seperti lidah, dan pada

ileum berbentuk jari. Plika sirkularis kerkringi merupakan lipatan mukosa dan

submukosa. Pada jejunum plika kerkringi tinggi-tinggi. Sepanjang membran mukosa

terdapat glandula intestinalis (kriptus lieberkuhn), tubulosa simpleks, yang bermuara

diantara vili intestinalis. Pada dasar kriptus terdapat sel paneth di bagian apikalnya

Page 18: pbl ana blok 9

mengandung granula eosinofil. Sel-sel kriptus menggantikan sel-sel epitel permukaan

yang rusak.

Duodenum ciri khasnya terdapat kelenjar brunner. Jejunum tidak mempunyai

kelenjar brunner atau plaque peyeri, ciri khasnya plika sirkularis kerkringi tinggi-tinggi.

Ileum terdapat agregat limfonoduli atau agmina peyeri/plaque peyeri di lamina propia

meluas ke tunika submukosa.

Colon

Tunika mukosa tidak mengandung plika sirkularis dan vili intestinal. Sel goblet

banyak diantara sel epitel. Ada kriptus lieberkuhn. Sel paneth dan sel argentafin sedikit

sekali. Terdapat noduli solitarius. Tunika muskularis lngitudinal membentuk 3 pita

lngitudinal disebut taenia coli.

Appendix

Appendix punya limfonoduli yang banyak. Lumennya sempit, sering berisi debris,

kadang berbentuk segitiga. Banyak folikel limphoid di submukosa. Struktur menyerupai

usus besar, tidak ada taenia colli.

Rectum

Rektum mukosanya mempunyai lipatan longitudinal rectal collumn / anal collumn

of Morgagni, berakhir kira-kira ½ inchi dari orrificium anal. Epitelnya selapis torak,

terdapat kriptus. Pertemuan rektum dengan anus disebut linea pectinata.

Anus

Dibagi dalam 3 segmen : zona collumnaris merupakan epitel berlapis kubus,

terdapat kel.cirkumanalis. Zona intermedia merupakan epitel berlapis gepeng tidak

bertanduk. Zona cutanea berupa kulit biasa.

Anus tunika mukosanya mengandung banyak pembuluh darah, saraf dan badan

vater vacini. Pembuluh-pembuluh vena membentuk plexus hemmoroid. TMMnya

membentuk M. Dilatator ani internus. T. Muskularis sirkular menebal jadi M. Sphincter

ani internus. Diluar lapisan otot ini terdapat jaringan otot lurik M. Sphincter ani

eksternus.

Page 19: pbl ana blok 9

Kelenjar Parotis

Merupakan kelenjar liur terbesar, 100% mucous. Duktus sekretoriusnya disebut

juga pars striata. Duktus interkalaris / isthmus mengalirkan sekret dari pars terminal yang

serous.

Kelenjar Submandibular

Kelenjar submandibular pars terminalis yang serous lebih dominan dari yang

mucous ( mucoserous). Duktus ekskretorius dikelilingi jaringan ikat longgar.

Kelenjar Sublingualis

Kelenjar sublingual merupakan seromukous. Bulan sabit gianuzzi lebih banyak

dan besar-besar. Aspek sitoplasma sel yang serous kemerah-merahan pada bagian apikal

mengandung granula zimogen. Sitoplasma yang mukous pucat bervakuol. Pars terminalis

terdapat sel mioepitel. Isthmus kelenjar sublingualis pendek sehingga sukar dilihat.

Pankreas

Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin.Duktus interkalarisnya

panjang-panjang dan epitelnya selapis gepeng. Bentuk sel asinusnya lebih kecil dari sel

asinus parotis. Pars terminalisnya 100% serous dan ditengah pars terminalis sering

dijumpai sel-sel sentroasini yang merupakan bagian dari isthmus. Tidak ada sel

myoepitel.

Hepar

Hepar diliputi kapsula glissoni. Septa membagi hepar menjadi lobuli-lobuli. Porta

hepatis berisi : pembuluh limfe, pembuluh empedu, v. Porta, dan a. Hepatica. Unit

fungsional hepar adalah 1 lobulus. Bagian sentral lobulus hati yaitu venasentralis. Sel-sel

hepar tersusun radier. Segitiga kiernan berisi : a.hepatica, v. Porta, duktus biliaris dan

pembuluh limfe. Sel hati berbentuk poligonal dengan inti oval, ada pigmen lipofuschin.

Sel hati dikelilingi oleh berkas serat-serat retikulin. Sinusoid hati dibatasi oleh sel endotel

sinus dan sel kupfer yang bersifat fagosit.

Vesika Felea

Vesika felea sifat utamanya tanpa TMM. Tunika mukosa ada epitel selapis torak,

pada lamina propia didapati sinus rockystansky aschof. Tunika muskularisnya tidak

teratur. Tunika perimusularisnya berupa anyaman penyambung jarang, disini didapati

duktus aberans luscha. Tunika adventisia merupakan membran serosa.

Page 20: pbl ana blok 9

Proses Pencernaan Makanan

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa.

Prosesnya sebagai berikut :

a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh

bikarbonat dari pancreas.

b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya.

Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi

disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida,

yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke

seluruh tubuh oleh peredaran darah.

c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka

pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino.

Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran

darah.

d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh

cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak).

Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol.

Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh

pembuluh limfe.

Mekanisme Sistem Pencernaan

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa.

Prosesnya sebagai berikut :

Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh

bikarbonat dari pancreas.

Page 21: pbl ana blok 9

Karbohidrat

Sebelum karbohidrat dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh,

maka karbohidrat harus dipecah menjadi persenyawaan yang lebih sederhana

(monosakarida) untuk dapat melewati dinding usus halus, kemudian masuk ke dalam

sirkulasi darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

Karbohidrat terdapat dalam beras, jagung, gandum, kentang, ubi-ubian, buah-

buahan, dan madu. Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh kita. Setiap

satu gram karbohidrat dapat menghasilkan

energi sekitar 4 kilokalori. Kalau kita konversikan I kalori = 4,2 joule, maka 1 gram

karbohidrat menghasilkan energi sebesar 16,8 kilojoule.

Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah menjadi molekul gula

sederhana seperti glukosa. Bentuk gula sederhana inilah yang diserap oleh tubuh. Jika

manusia mengonsumsi karbohidrat melebihi kebutuhan energi, maka karbohidrat akan

disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Glikogen akan disimpan di hati dan otot.

Lemak akan disimpan disekitar perut, ginjal, dan bawah kulit. Kekurangan karbohidrat

akan menyebabkan badan lemah, kurus, semangat kerja atau belajar menurun,

dan daya tahan terhadap penyakit berkurang.

Absorpsi Karbohidrat dalam Usus Halus

Karbohidrat diserap usus halus dalam bentuk monosakarida. Karbohidrat diserap

melalui mekanisme pompa yang membutuhkan energi (ATP) dan perlu bantuan carrier

ion Na (transporting agent). Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan karbohidrat:

1. Hormon insulin yang akan meningkatkan transport glukosa ke dalam jaringan sel.

Berarti juga mempertinggi penyerapan glukosa dalam jaringan , akibatnya akan

mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati.

2. Tiamin (vit B1), piridoksin, asam panthotenat, hormon tiroksin berperan besar dalam

penyerapan dan metabolisme karbohidrat.

Protein

Sumber protein dapat berasal dari hewan dan disebut protein hewani, misalnya

lemak, daging, susu, ikan, telur dan keju. Sumber protein yang berasal dari

Page 22: pbl ana blok 9

tumbuhandisebut protein nabati. Contohnya adalah kedelai, kacang tanah, dan kacang

hijau.

Protein berfungsi sebagai komponen struktural dan fungsional. Fungsi structural

berhubungan dengan fungsi pembangun tubuh dan pengganti sel-sel yang rusak. Fungsi

fungsional berkaitan dengan fungsinya sebagai komponen proses-proses biokimia sel

seperti hormon dan enzim.

Selama proses pencernaan, protein akan diubah menjadi pepton dengan bantuan

enzim pepsin di dalam lambung. Kemudian pepton akan diubah menjadi asam amino

dengan bantuan enzim tripsin di dalam usus halus. Asam amino inilah yang akan diserap

oleh tubuh. Sama seperti karbohidrat, setiap 1 gram protein dapat menghasilkan energi

sebesar 17 kilojoule. Kekurangan protein dapat menyebabkan busung lapar.

Absorpsi Protein dalam Usus Halus Sebagian besar protein diabsorpsi dalam

bentuk asam amino, proses ini terjadi sebagian besar dalam jejenum.

Asam amino (transport aktif) melewati sel epitel pada villi. Asam amino keluar dari sel

epitel (difusi) → kapiler darah. Penyerapan sama dengan yang ditempuh monosakarida.

Dalam waktu yang bersamaan dipeptida dan tripeptida → sel epitel (transport aktif).

Sebagian besar dipeptida dan tripeptida dihidrolisis menjadi asam amino di dalam sel

epitel (difusi)→ kapiler darah dalam villi. Asam amino dari kapiler diangkut oleh darah

menuju hati melalui sistem vena porta hepatica. Asam amino dibebaskan oleh sel hati →

jantung → seluruh tubuh melalui aliran darah.

Lipid

Sumber lemak dapat berasal dari hewan dan disebut dengan lemak hewani,

misalnya lemak daging, mentega, susu, ikan basah, telur dan minyak ikan. Sumber lemak

yang bersal dari tumbuhan disebut lemak nabati. Contohnya adalah kelapa, kemiri,

kacang-kacangan, dan alpukat.

Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan pelarut vitamin A, D, E, dan K.

Lemak disimpan dalam jaringan bawah kulit. Setiap satu gram lemak dapat menghasilkan

energi sekitar 9 kilokalori atau 38 kilojoule.

Page 23: pbl ana blok 9

Pencernaan sebagian besar pencernaan lemak terjadi di dalam usus halus.

Langkah pertama, proses pengolahan asam lemak netral (trigliserida) yang terdapat

melimpah pada makanan oleh garam-garam empedu. Garam-garam empedu memecah

globula lemak ke dalam bentuk droplet-droplet yang berdiameter 1 µm. Droplet

bercampur dengan garam empedu membentuk gumpalan yang disebut micelles.

Langkah kedua, enzim yang disekresi oleh getah pankreas yaitu pancreatic lipase

menghidrolisis setiap molekul lemak menjadi asam lemak dan monogliserida yang

merupakan produk akhir pencernaan lemak.

Absorpsi Lipids dalam Usus Halus

Absorpsi lipids terutama terjadi dalam jejenum (bagian tengah usus halus).

Lipids diabsorpsi oleh usus halus dalam bentuk monogliserida, asam lemak rantai pendek

dan asam lemak rantai panjang.

Pemeriksaan

Anamnesis

Memberi kepada pemeriksa : - Informasi tentang diagnosis / mengarah ke diagnosis

- Informasi tentang derajat kelainan dan penyakit

- Informasi tentang etiologi

- Informasi tentang interaksi kelainan pada anak dan keluarganya

Informasi tentang Etiologi

Riwayat keluarga : ada kencendrungan familial baik penyakit bawaan maupun didapat.

Page 24: pbl ana blok 9

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli

medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil

pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan

membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya,

pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada

anggota gerak.

Pemeriksaan fisik mempunyai 4 tahap pemeriksaan, yaitu inspeksi, palpasi,

perkusi, dan auskultasi.

1. Inspeksi. Pada pemeriksaan ini hanya untuk melihat kulit (warna, lesi, dan

sikatrik), bentuk abdomen (cembung, cekung, rata), dsb.

2. Palpasi. Pada pemeriksaan ini, pasien diminta untuk menekuk lutut membentuk

sudut 45-60 derajat agar otot abdomen teregang sehingga memudahkan

pemeriksaan. Selanjutnya, dilakukan palpasi hepar, lien, ginjal dan pemeriksaan

asites untuk mengetahui apakah ada kelainan dan rasa nyeri pada abdomen pasien.

3. Perkusi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan batas-batas hepar, lien, dan

organ abdomen lainnya agar dapat mengetahui apakah ada perbesaran organ atau

tidak.

4. Auskultasi. Dalam pemeriksaan ini, kita dapat mendengar bunyi pada abdomen

pasien, seperti normoperistaltik, hipoperistaltik, dan hiperperistaltik.

Radiologi

1. Rontgen

Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak

memerlukan persiapan khusus dari penderita.

Page 25: pbl ana blok 9

Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:

- suatu penyumbatan

- kelumpuhan saluran pencernaan

- pola udara abnormal di dalam rongga perut

- pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).

2. Sinar X pada Abdomen

Sinar X pada abdomen berguna untuk mendeteksi ukuran, struktur, dan jaringan

tubuh yang abnormal.

Dalam pemeriksaan ini, prosedur yang harus dijalankan, antara lain:

Asupan makanan dan cairan biasa tidak dibatasi. Pakaian dilepaskan dan pasien

hanya menggunakan gaun kertas atau kain. Pasien berbaring pada posisi terlentang

dengan lengan terlentang di atas meja sinar X yang telah dimiringkan.

3. CT scan abdomen

CT abdomen berguna untuk mendiagnosis tumor, obstruksi, kista, hematoma, dan

kondisi lainnya yang terjadi pada abdomen. Zat pewarna kontras per IV dapat digunakan

unutk meningkatkan visualisasi. Ginjal dan aliran urin mudah terlihat dengan zat kontras.

4. USG Perut

USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-

organ dalam. USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati

dan pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya. USG juga dapat

menunjukkan adanya cairan. Tetapi USG bukan alat yang baik untuk menentukan

permukaan saluran pencernaan, sehingga tidak digunakan untuk melihat tumor dan

penyebab perdarahan di lambung, usus halus atau usus besar. USG merupakan prosedur

yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak memiliki resiko. Pemeriksa menekan sebuah alat

kecil di dinding perut dan mengarahkan gelombang suara ke berbagai bagian perut

dengan menggerakkan alat tersebut. Gambaran dari organ dalam bisa dilihat pada layar

monitor dan bisa dicetak atau direkam dalam filem video.

Laboratorium

1. Pemeriksaan Lipase (serum)

Nilai normal:

Dewasa : 114-286 U/l

Page 26: pbl ana blok 9

Anak : 20-136 IU/l

Tujuan : mengetahui keberadaan pancreatitis akut atau gangguan pankreatitik lainnya.

Prosedur : Kumpulkan 3-5 ml darah vena dalam tabung tertutup merah. Cegah terjadinya

hemolisis. Pasien dianjurkan untuk puasa, kecuali tetap diperbolehkan minum air selama

8-12 jam.

2. Pemeriksaan Amilase (serum)

Nilai normal:

Dewasa : 30-170 U/I

Hamil : Sedikit meningkat

Anak : tidak dapat dilakukan

Tujuan : membantu dalam mendiagnosis pancreatitis akut dan masalah kesehatan lainnya.

Prosedur : Kumpulkan 3-5 ml darah vena dalam tabung tertutup merah

Pasien dianjurkan tidak makan dalam waktu 1-2 jam sebelum pemeriksaan

3. Pemeriksaan Pepsinogen (serum)

Nilai normal:

Dewasa : 124-142 ng/ml

Tujuan : menentukan penyebab gangguan lambung

Prosedur : Pasien harus berpuasa selama 8-12 jam sebelum uji dilakukan.

Kumpulkan 5-7 ml vena dalam tabuh tertutup merah

4. Pemeriksaan Urobilinogen (feses)

Tujuan : membantu dalam menentukan kerusakan hati. Pada keadaam normal bilirubin

tidak ada pada feses, kecuali pada bayi yang baru lahir. Keadaan abnormal jika terjadi

diare berat.

5. Pemeriksaan Bilirubin (urine)

Tujuan : untuk mendeteksi kelainan pada hati

Prosedur : Tidak ada pembatasan asupan makanan ataupun minuman Lakukan uji

bilirubin urine dalam 1 jam. Jauhkan urine dari sinar ultraviolet.

6. Pemeriksaan Makroskopis Tinja

Jumlah : 100-200gr/ hari

Frekuensi : 1-2 kali/hari

Warna : Kuning tua atau coklat

Page 27: pbl ana blok 9

Konsistensi : berbentuk dan lunak

Tidak mengandung lendir, darah, dan pus

7. Pemeriksaan Mikroskopis Tinja

Eritrosit : normal ada di dalam feses

Leukosit : normal tidak ada

Sisa makanan : serat daging, tumbuhan, butir lemak

Kristal : normal (calcium oksalat, tripel fosfat), abnormal (hematoidin, kristal Charcoat

Leyden)

Makrofag : ukuran lebih besar dari leukosit, berinti satu, daya fagositosis

8. Parasentesis

Parasentesis adalah memasukkan jarum ke dalam rongga perut dan mengambil cairannya.

Dalam keadaan normal, rongga perut diluar saluran pencernaan hanya mengandung

sejumlah kecil cairan. Cairan bisa terkumpul dalam keadaan-keadaan tertentu, seperti

perforasi lambung atau usus, penyakit hati, kanker atau pecahnya limpa. Parasentesis

digunakan untuk memperoleh contoh cairan untuk keperluan pemeriksaan atau untuk

membuang cairan yang berlebihan. Pemeriksaan fisik (kadang disertai dengan USG)

dilakukan sebelum parasentesis untuk memperkuat dugaan bahwa rongga perut

mengandung cairan yang berlebihan. Selanjutnya daerah kulit (biasanya tepat dibawah

pusar) dibersihkan dengan larutan antiseptik dan dibius lokal. Melalui kulit dan otot

dinding perut, dimasukkan jarum yang dihubungkan dengan tabung suntik ke dalam

rongga perut dimana cairan terkumpul. Sejumlah kecil cairan diambil untuk pemeriksaan

laboratorium atau sampai 0,96 liter cairan diambil untuk mengurangi pembengkakan

perut.

Page 28: pbl ana blok 9

BAB III

Penutup

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

manusia,diantaranya adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting

dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia. Melalui mkanan, manusia dapat

memperoleh nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Nutrisi tersebut berupa karbohidrat,

protein, lemak, vitamin, dan garam mineral.

Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan

prosesnya sehingga zat makanan siap memasuki proses metabolisme di dalam sel tubuh.

Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana dan

dapat diserap oleh usus halus, kemudian digunakan oleh sel tubuh.

Gangguan pada sistem pencernaan akan menyebabkan gangguan fungsi berbagai

sel tubuh dan akan menimbulkan berbagai macam manifestasi klinis

Page 29: pbl ana blok 9

DAFTAR PUSTAKA

1. Medicastore. Biologi sistem pencernaan. Diunduh dari http://www.medicastore.com,

23 Juli 2009.

2. Pencernaan makanan pada manusia. November 2008. Diunduh dari

http://gurungeblog.files.wordpress.com, 23 Juli 2009.

3. Sistem digestivus. Diunduh dari http://popbooks.co.cc, 23 Juli 2009.

4.Farid, F. Hepar. November 2007. Diunduh dari http://fadlyansyah.blogspot.com.html,

23 Juli 2009.

5. Sherwood, Laura. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 2nd Ed. Buku EGC 2001:537-087.

6. Mekanisme pencernaan. Maret 2009. Diunduh dari http://mariasmutig.blogspot.com/2009/03/mekanisme-pencernaan.html, 23 Juli 2009.

7. Medicastore. Fisiologi saluran cerna. Diunduh dari http://www.medicastore.com, 23

Juli 2009.

8. Lee, JL. Pedoman pemeriksaan laboratorium dan diagnostik. 6nd Ed. Buku EGC 2008.

9.Pemeriksaan diagnostik untuk saluran pencernaan. Diunduh dari

http://medicastore.com/penyakit, 23 Juli 2009.