metopel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metopel

Citation preview

Tugas Metode PenelitianPEMANFAATAN POTENSI HIDROTHERMAL UNTUK PLTPB DENGAN METODE GEOLISTRIK DI KECAMATAN DESA PARBUBU TAPANULI UTARADisusun

oleh:Kelompok :Fisika Unimed Medan 2011 Nama : NIM :Bill Clinkton S4113240001Devi Sunday H 4113240004Donita T M4113240005Jeddah Yanti4113240013Julyha4112240007Rita N.Silaban4113240025

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Medan2013BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangSalah satu kebutuhan hidup manusia adalah sumber daya energi. Ketersediaan sumber daya energi yang bersifat tidak dapat diperbaharui seperti bahan bakar minyak dan gas yang pada saat ini kondisinya semakin menipis merupakan suatu permasalahan penting. Hal ini disebabkan oleh adanya eksploitasi secara terus menerus dalam jumlah besar dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan energi di berbagai sektor bidang. Oleh karena itu, diperlukan adanya solusi untuk dilakukan penelitian-penelitian guna mencari energi alternative.sebagai pengganti bahan bakar minyak dan bahan bakar gas yang salah satunya adalah panas bumi.Energi panas bumi adalah energi sumber daya alam berupa air panas atau uap yang terbentuk dalam reservoir di dalam bumi melalui pemanasan air bawah permukaan oleh batuan beku panas. Air permukaan yang berasal dari sungai, hujan, danau, laut dan lain-lain meresap menjadi air tanah, mengalir dan bersentuhan dengan tubuh magma atau batuan beku panas tersebut, mendidih serta kemudian membentuk air dan uap panas ( Hydrothermal ). Karena berat jenis, temperatur dan tekanannya, uap dan air panas ini mengalir kembali ke permukaan melalui bidang-bidang rekahan di lapisan kulit bumi (Tim Pertamina, 2007)Ketersediaan sumberdaya energi bahan bakar minyak bumi (BBM) akan semakin menipis seiring dengan perjalanan waktu. Sumber daya energi yang merupakan produk sampingan dari BBM, yaitu bahan bakar gas (BBG) keberadaannya jugamengikuti BBM karena keduanya bersifat tidak dapat diperbaharui (non renewable). Oleh karena itu upaya penelitian yang berkelanjutan dalam rangka mendapatkan energi alternatif pengganti energi yang tidak terbarukan (non renewable) ini harus terus dilakukan.(Nurul Hidayat, 2011)Dalam ilmu sains, cara yang dapat dilakukan untuk mengekploitasi energi panas bumi adalah dengan memanfaatkan ilmu Geofisika. Geofisika adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi yang menggunakan parameter-parameter fisika. Dalam hal ini yang menjadi target adalah bumi bawah permukaan. Parameter - parameter fisika yang digunakan adalah parameter mekanika yang meliputi metode seismik, gaya berat (gravity), magnetik dan Geolistrik. ( Imron Rosyid, 2011 : 2)Posisi Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng (Eurasia, Hindia Australia, dan Pasifik ) menyebabkan terbentuknya deretan gunungapi di sebagian wilayah negara ini, dan menyebabkan terbentuknya sumber energi panasbumi di sekitar gunungapi tersebut. Energi panasbumi ini dapat dimanfaatkan secara langsung untuk pengeringan produksi hasil pertanian, pariwisata dan kebutuhan rumah tangga ataupun secara tidak langsung sebagai penggerak turbin pembangkit listrik. Kepulauan Indonesia terletak disekitar equator (garis khatulisti wa) yai tu sekitar 6o Lintang Utara (LU) 12o Lintang Selatan (LS) dan diantara 95o 140o Bujur Timur (BT). ( Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum, 2005 : 3)Provinsi Sumatera Utara terletak pada pesisir geografis antara 10 40 dan 980 1000 BT. Pantai timur Sumatera Utara memiliki garis pantai sepanjang 545 km. Wilayah pesisir timur sumatera utara terdiri dari 7 Kabupaten/Kota, yaitu : Kabupaten Langkat, Kota Medan, Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai. Luas wilayah kecamatan pesisir di bagian timur Sumatera Utara adalah 443.133.44 km2 yang terdiri dari 35 kecamatan pesisir dengan jumlah desa sebanyak 436 desa. Di pantai timur Sumatera Utara hanya terdapat 6 ( enam ) pulau-pulau kecil. Pantai Barat Sumatera Utara memiliki garis pantai sepanjang 763,47 km ( termasuk pulau Nias ). Wilayah pantai barat Sumatera Utara terdiri dari 6 ( enam ) Kabupaten/Kota yaitu : Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupten Mandailing Natal, Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan. Laut administrasi kawasan pesisir pantai Barat mencapai 25.328 km2 (sekitar 39,93% dari Luas Provinsi Sumatera Utara). Jumlah pulau-pulau kecil yang terdapat di Pantai Barat Sumatera Utara mencapai 156 pulau. (Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, 2005 2012 : 1)

Di Indonesia terdapat kepulauan Sumatera yang terletak pada pertemuan dua lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia, menyebabkan di pulau Sumatera sering terjadi gempa bumi dan banyak dijumpai daerah potensi panas bumi. Potensi panas bumi di Sumatera mencapai 9562 MW. Jika dibandingkan dengan pulau-pulau lain diIndonesia, potensi tersebut adalah yang terbesar. (Wardhana, 1998 : 1). Desa Parbubu terletak di Kecamatan Tarutung Sumatera Utara. Desa Parbubu memiliki potensi Panas Bumi yang dapat dimanfaatkan sebagaik sumber energi berupa PLTP. Selama ini Panas Bumi dimanfaatkan sebagai pemandian air soda. Kolam mandi dibuat langsung dari sumber air soda yang keluar dari dalam tanah. Sumber air panas ini berasal dari panas bumi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode geolistrik (tahanan jenis), dimana metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang sangat popular dan sering digunakan baik dalam survey geologi maupun eksplorasi. Hal ini disebabkan karena metode geolistrik (tahanan jenis) sangat bagus untuk mengetahui kondisi atau struktur geologi bawah permukaan berdasarkan variasi tahanan jenis batuannya. Terutama untuk daerah yang mempunyai kontras tahanan jenis yang cukup jelas terhadap sekitarnya, seperti untuk keperluan eksplorasi panas bumi (geothermal). Hal ini dapat ditunjukkan dengan penampang harga tahanan jenis yang semakin kecil sehingga mencerminkan karakteristik fisik atau struktur bawah permukaan. Kondisi ideal geologi yang memenuhi persyaratan daerah panasbumi (geothermal reservoir) yang dapat menghasilkan uap panas adalah adanya sumber panas (heat source), adanya batuan reservoir dengan porositas dan permeabilitas cukup tinggi berisi fluida panas (ada pengisian kembali air dingin melalui rekahan atau sesar), serta adanya batuan penutup (cap rock) yang dapat menahan pelepasan panas. Sumber panas bumi berasal dari aktivitas gunung api yang berupa magma. Adanya aktivitas gunung api banyak memberikan manfaat bagi manusia dimana salah satu manfaat tersebut adalah adanya potensi geothermal. Manfaat air panas selain untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan pariwisawata, juga bermanfaat sebagai energi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) dan juga sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi dan gas bumi serta batubara yang jumlahnya hampir habis. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) pada prinsipnya samaseperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTPB uap berasal dari reservoir panas bumi. Untuk mengetahui besarnya potensi air panas tersebut, maka perlu diadakan penelitian di sekitar sumber air panas Desa Parbubu yang masih belum terpublikasikan dalam artian hanya masyarakat sekitar yang mengetahui akan adanya sumber air panas tersebut. Melalui penelitian ini diharapkan bisa di ketahui seberapa besar potensi air panas yang dimiliki. (Ika Yuli, 2011 : 2)Penelitian panas bumi dengan menggunakan metode geolistrik ini terbukti pernah dilakukan oleh Minarno ( 2000), penyelidikan panasbumi daerah Mataloko dengan menggunakan metode tahanan listrik (geolistrik) konfigurasi Schlumberger, menunjukkan bahwa daerah tersebut mempunyai potensi struktur panas bumi yang ditunjukkan oleh nilai tahanan jenis yang relatif kecil. Untuk metode Werner pernah dilakukan oleh Ika ( 2011) yang dilakukan di daerah sumber air panas Kasin Kota Batu. Maka dalam pengambilan daerah survei geolistrik ini menurut laporan Subdit Panas Bumi Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana bahwa daerah Songgoriti Batu merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi panas bumi (geothermal). Penelitian panas bumi juga dilakukan oleh Nurul Hidayat (2011) dengan menggunakan metode anomali bouger untuk menentukan daerah geothermal.

1.2. . Identifikasi Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah mengenai bagaimana analisis model optimasi konversi energi panas bumi ke energi listrik. Konversi energi panas bumi ke energi listrik dapat dilakukan dengan berbagai cara atau system yakni menggunakan metode geolistrik.

1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah yang akan dibahas dirumuskan sebagai berikut :1. Bagaimana kondisi atau struktur geologi bawah permukaan berdasarkan variasi tahanan jenis batuannya yang akan dijadikan sample.2. Bagaimana Potensi Geotermal di Desa Parbubu, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.3. Dapatkah Geotermal (Panas Bumi) dijadikan sebagai sumber Energi PLTPB.

1.4. Batasan Masalah Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :1. Penelitian ini dilakukan di Desa Parbubu,Tapanuli Utara,Sumatera Utara.2. Perhitungan panas bumi yang dilakukan tidak lepas dari mengetahui kondisi atau struktur geologi bawah permukaan berdasarkan variasi tahanan jenis batuannya yang akan dijadikan sample.3. Penelitian ini difokuskan pada daerah yang memiliki potensi panas bumi

1.5. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:1. Mengetahui kondisi atau struktur geologi bawah permukaan berdasarkan variasi tahanan jenis batuannya yang berpotensi sebagai parameter adanya energi panas bumi.2. Mengetahui kegunaan Sumber Energi Panas Bumi berupa potensi Hidrothermal untuk pembangunan PLTPB di Desa Parbubu, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.3. Mengetahui besar potensi hidrothermal pada daerah yang memiliki panas bumi yang tinggi

1.6. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi penelitian lebih lanjut tentang sumber panas bumi yang ada di Sumatera Utara dan dapat memanfatkan Geotermal (Panas Bumi) sebagai pembangunan PLTPB.2. Memberi pandangan baru pada masyarakat bahwa Geotermal (Panas Bumi) bisa dimanfaatkan.3. Mengetahui penentuan batas luas sumberdaya (spekulatif dan hipotesis) sampai dengan penentuan besarnya volume cadangan (tereka, tertunjuk dan terbukti) dari reservoir panas bumi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Geothermal

Secara bahasa, kata geothermal terbentuk dari dua kata yaitu geo yang berarti bumi dan thermal yang artinya panas. Jadi istilah geothermal diartikan sebagai panas bumi. Geothermal juga dapat diartikan sebagai panas bumi yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Panas bumi secara umum dapat diartikan sebagai jumlah kandungan panas yang tersimpan dalam bumi dan membentuk sistem panas bumi yang telah ada sejak bumi terbentuk. Sistem panas bumi tersebut mencakup sistem hidrothermal yang merupakan sistem tata air, proses pemanasan dan kondisi sistem dimana air yang terpanasi terkumpul sehingga sistem panas bumi mempunyai persyaratan seperti harus tersedianya air, batuan pemanas, batuan sarang, dan batuan penutup (Alzwar, Samodra,Tarigan, 1987).

Gambar 2.1: Sistem Air Panas Bumi ((Alzwar, Samodra,Tarigan, 1987). 2.2 Metode GeolistrikMetode geolistrik resistivitas bekerja karena pengukuran beda potensial pada titik- titik di permukaan bumi yang diproduksi dengan langsung mengalirkan arus ke bawah permukaan. Hal ini bermanfaat untuk menentukan distribusi resistivitas di bawah permukaan dan kemudian digunakan untuk interpretasi material-material yang ada di dalam bumi.

Gambar 2.2 Rangkaian Listrik Sederhana (Burger, 1992)

Hambatan dari resistor sebagaimana yang diilustrasikan pada gambar di atas bergantung pada panjang kolom pipa dan juga material dasar yang menyusunnya, yang kita namakan resistivitas dan dinotasikan dalam , Resistivitas atau tahanan jenis suatu bahan adalah besaran/ parameter yang menunjukkan tingkat hambatannya terhadap arus listrik. Bahan yang mempunyai resistivitas makin besar, berarti makin sukar untuk dilalui arus listrik. Biasanya tahanan jenis diberi simbol . Tahanan jenis adalah kebalikan dari daya hantar jenis yang diberi simbol .

Jadi, = 1/.

Satuan adalah ohm meterMetode resistivitas adalah metode geofisika untuk menyelidiki struktur bawah permukaan berdasar perbedaan resistivitas batuan.

Resistivitas atau tahanan jenis dapat ditentukan dengan menggunakan hukum ohm , yang berlaku untuk arus listrik I yang melewati bahan berbentuk silinder dengan luas penampang A dan panjang L dan diberi beda tegangan antara ujung-ujungnya. Sounding adalah penyelidikan perubahan resistivitas bawah permukaan kearah vertikal. Caranya: pada titik ukur yang tetap, jarak elektroda arus dan tegangan diubah / divariasi. Konfigurasi elektroda yang biasanya dipakai adalah konfigurasi Schlumberger. Mapping adalah penyelidikan perubahan resistivitas bawah permukaan kearah lateral (horizontal). Caranya: dengan cara elektroda arus dan tegangan tetap, titik ukur dipindah/ digeser secara horisontal. Konfigurasi elektroda yang biasa dipakai adalah konfigurasi Wenner atau dipol-dipol.(waluyo, 2001)2.3 Metode Geolistrik ResistivitasMetode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang cukup banyak digunakan dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena resistivitas dari batuan sangat sensitif terhadap kandungan airnya dimana bumi dianggap sebagai sebuah resistor. Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari jenis metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi. Metode resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektroda arus, sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik, dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur. Metoda tahanan jenis adalah salah satu metoda dari kelompok metoda geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik dalam batuan dibawah permukaan bumi. Yang dipelajari disini mencakup besaran medan potensial , medan elektromagnetik yang diakibatkan oleh aliran arus listrik secara alamiah (pasif) maupun secara buatan (aktif). Beberapa metoda yang termasuk didalam kelompok ini adalah : Tahanan jenis Tahanan jenis head on Potensial diri Polarisasi terimbas EM VLF Magnetoeluric Arus Telurik Elektromagnetik.Metode Geolistrik resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik ke permukaan bumi yang kemudian diukur beda potensial diantara dua buah elektrode potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran bawah permukaan dengan arus yang tetap akan diperoleh suatu variasi beda tegangan yang berakibat akan terdapat variasi resistansi yang akan membawa suatu informasi tentang struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan menganggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif atau seperti perilaku resistor, dimana material-materialnya memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghantarkan arus listrik.Ilustrasi garis ekipotensial yang terjadi akibat injeksi arus ditunjukkan pada dua titik arus yang berlawanan di permukaan bumi dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 3. Pola aliran arus dan bidang ekipotensialSemakin besar jarak antar elektroda menyebabkan makin dalam tanah yang dapat diukur. 2.4 Konfigurasi Wenner

Gambar 4. Dua elektroda arus dan dua elektroda potensial pada permukaan tanah homogen isotropik pada resisitivitas (Telford,1990).Ketika arus diinjeksikan pada permukaan tanah melalui dua elektroda arus C1 dan C2, maka beda potensial yang terjadi dari gambar 3, pada elektroda P1 dan P2 adalah:

Kemudian, untuk mengukur nilai resistivitas di lapangan digunakan persamaan:

Namun karena sifat bumi yang pada umumnya berlapis (terutama di dekat permukaan) perandaian bahwa mediumnya adalah homogen tidak terpenuhi. Biasanya resistivitas yang terukur tersebut dikenal sebagai resistivitas semu atau apparent resistivity, yang biasa dituliskan dengan simbol . Besar resistivitas semu dipengaruhi oleh konfigurasi elektroda yang digunakan, hal ini disebabkan karena setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor k yang berbeda berdasar susunan dari elektrodanya. Konfigurasi wenner mempunyai ciri jarak antar elektroda adalah sama, sehingga memberikan faktor geometri yang diperoleh dari

Gambar 5. Konfigurasi wenner(Burger, 1992)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksakan sekitar 2 minggu pada bulan November 2013 , lokasi penelitian terletak pada koordinat 200 LU 98057 BT disekitar sumber air panas soda di Desa Parbubu, Kabupaten Tarutung, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.BULANMINGGU

1234

NOVEMBER

3.2 Alat dan BahanNoNama Alat dan BahanJumlah

1ARES-G4 v4.7, SN: 0609135Seperangkat

2Baterai 1 buah

3Elektroda32 buah

4Kabel4 Gulung

5Karet Pengikat32 buah

6Palu1 buah

3.3 Diagram Alir

3.4 Teknik Analisis Data

3.5 Prosedur DataNoProseedur KerjaGambar

1Menyiapkan Alat dan Bahan yang akan digunakan

-------

2Memasang kabel Elektroda dan kabel dari baterai ke alat ARES-G4 v4.7, SN: 0609135

3Membentangkan 4 gulung kabel kearah kanan dan kiri alat

4Menancapkan Elektroda pada setiap besi kabel

5Mengikat elektroda ke kabel atau besi kabel

6Menghidupkan Alat, mengatur dan Alat itu akan menghitung secara otomatis

7Jika ada elektroda yang tidak nyambung, alat akan meberikan peringatan, maka, tempat dimana elektroda bermasalah tersebut harus disiram.