Tugas Metopel Proposal)

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS PENDAPATAN KONSESI FEE PADA PT (PERSERO) ANGKASA PURA II CABANG BANDAR UDARA SULTANSYARIF KASIM II PEKANBARU

PROPOSAL

OLEH :

DWI YANA PUTRINIM : 09 021 32 482

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2011

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalah ............. .................. ........................... 1 1.2 Perumusan Masalah .................... .................. ........................... 4 1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian .. .................. ........................... 4 1.3.1 Tujuan Penelitian ............ .................. ........................... 4 1.3.2 Manfaat Penelitian .......... .................. ........................... 5 1.4 Sistematika Penulisan ................. .................. ........................... 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 Konsep Pemasaran ...................... .................. ........................... 8 Konsep dan Teori Pendapatan ..... .................. ........................... 10 Sumber-Sumber Pendapatan ....... .................. ........................... 14 Penerapan dan Pengakuan Pendapatan .......... ........................... 15 Konsep Anggaran ........................ .................. ........................... 16 Konsep Pendapatan Konsesi Fee .................. ........................... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 3.2 3.3 3.4 Tempat dan waktu Penelitian ...... .................. ........................... 26 Jenis dan Sumber Data ................ .................. ........................... 26 Teknik Pengumpulan Data ........... .................. ........................... 26 Metode Analisa Data .................... .................. ........................... 27

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Bandar udara memiliki peranan yang lebih luas yaitu selain sebagai tempat transit maupun tempat keberangkatan bagi para penumpang, bandar udara juga dapat sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional serta menjadi pusat bisnis dengan segala keunikannya. Pada Bandar Udara, fungsi-sungsi manajemen masih memegang peranan yang sangat penting untuk menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan dalam meningkatkan laba operasi dalam usahanya. Maka dari itu perlu bagi perusahaan untuk memperhatikan aspek -aspek yang dapat mempengaruhi pendapatan dari perusahaan tersebut. Seperti aspek perencanaan, pengarahan serta pengendalian, dan yang tidak kalah pentingnya adalah terciptanya hubungan bisnis yang harmonis antara mitra usaha. Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap p erusahaan yang biaya

kegiatan operasinya berasal dari sumber dana yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, maka para pembuat kebijakan selalu mengarahkan untuk lebih mengefektifkan potensi sumber daya yang dimiliki untuk mencapai sasaran sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan. Berdasarkan hal diatas maka PT (Persero) Angkasa Pura II cabang

Bandar Udara SSK II Pekanbaru diberikan kebebasan untuk menggali dan mengelola sumber daya yang dimilikinya yang dapat meningkatan pendapatan perusahaan tersebut. PT (Persero) Angkasa Pura II Cabang Bandara SSK II Pekanbaru, memiliki sumber -sumber pendapatan yang dapat memberikan laba kepada perusahaan. Dimana pada perusahaan ini terdapat dua jenis sumber pendapatan yaitu pandapatan aeronotika dan pendapatan non aeronotika. Salah satu jenis pendapatan non aeronautika adalah pendapatan dari konsesi fee, yang merupakan pendapatan usaha dari pelayanan jasa penunjang kegiatan penerbangan. Pendapatan konsesi fee meliputi ground hadling, flight catering, pertokoan, restoran, mini market, antena pemancar, dan lain-lain. Berdasarkan data yang diperoleh pada pra penelitian bahwa pendapatan konsesi fee di PT (Persero) Angakasa Pura II Cabang

Bandara SSK II Pekanbaru selalu diatas target yang ditetapkan, namun untuk tahun 2006 hal itu tidak terjadi lagi. Tidak tercapainya target di tahun 2006 diasumsikan ada beberapa konsesioner yang tidak melakukan pembayaran atau mungkin saja turunnya penjualan dari mitra bisnis, karena bersarnya pandapatan dari konsesi fee berdasarkan pada

persentase yang telah disepakati oleh ke dua belah pihak. Biasanya besarnya persentase dari konsesi fee berkisar antara 7 % sampai 9 %. Disamping itu, guna menunjang keperluan pengelolaan dalam pencapaian target pendapatan konsesi fee duperlukan adanya suatu tolak

ukur yang akurat sehingga dapat digunakan oleh para menejer dalam membuat ditetapkan. Alat yang sering digunakan tersebut berupa laporan realisasi anggaran, dimana laporan ini merupakan cerminan dari aktivitas yang telah direalisasikan selama satu periode dan bertitik tolak dari laporan realisasi inilah dapat dilakukan evaluasi terhadap hasil -hasil yang telah dicapai yang sekaligus merupakan acuan atau pedoman dalam strategi perusahaan untuk mencapai target yang telah

mengoptumalkan sumberdaya yang tersedia. Berdasarkan pada uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, maka hal ini penulis tuangkan dalam sebuah karya ilmiah (Skripsi) yang berjudul : Analisis

Pendapatan Konsesi Fee Pada PT (Persero) Angkasa Pura II Cabang Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. 1.2 Perumusan Masalah Adapun yang menjadi permasalah dalam penelitian ini adalah :1. Bagaimana penerimaan pendapatan konsesi fee pada PT (Persero) Angkasa Pura II Cabang Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. 2. Apakah penerimaan pendapatan konsesi fee sudah terealisasi atau belum berdasarkan target yang ditetapkan.

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan pendapatan

konsesi fee pada PT (Persero) Angkasa Pura II Cabang Bandar UdaraSultan Syarif Kasim II Pekanbaru.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :1. Untuk mengetahui bagaimana penerimaan pendapatan konsesi fee pada PT (Persero) Angkasa Pura II Cabang Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

2. Untuk mengetahui apakah penerimaan pendapatan konsesi fee sudahterealisasi atau belum berdasarkan target yang ditetapkan 3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan

pendapatan konsesi fee pada PT (Persero) Angkasa Pura II CabangBandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.

1.3.2

Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat pada berbagai

pihak, diantaranya : 1. Bagi perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertumbangan dalam merumuskan kebijakan dalam mengatasi permasalahan penerimaan pendapatan non aeronautika. 2. Bagi akademik, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan di perpustakaan Universitas Riau Pekanbaru.

3. Bagi Peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai wadah

untuk

menuangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Universitas Riau Pekanbaru, disamping itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan peneliti khususnya mengenai pendapatan konsesi fee. 4. Bagi Penelitia Selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi yang meneliti topik yang sama. 1.4 Sistematika Penulisan Agar lebih terarahnya penulisan skripsi ini, maka penulis menuangkan hasil penelitian ini dalam 5 (lima) bab, dimana masing-masing babnya terdiri dari sub-sub babnya, secara garis besar masing-masing bab adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bagian ini merupakan bagian akhir dari penulisan skripsi ini, dimana pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta diakhir dengan penulisan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan disajikan teori-teori yang dapat mendukung dan relevan dengan penelitian ini, diantaranya konsep pendapatan, konsep sumber-sumber pendapatan dan teori-teori lainnya.

BAB III

: METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan tentang tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data serta metode analisa data.

BAB IV

: ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan inti dari penelitian ini, dimana bab ini akan menjabarkan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan, sehingga analisa yang akan memberikan kebijakan yang mungkin dijalankan akan terjawab dalam bab ini.

BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian ini, dimana pada bagian ini akan ditarik beberapa kesimpulan dan saran yang didasarkan pada analisa bab-bab sebelumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pemasaran Penetapan pengembangan yang produk dilakukan perusahaan selalu dipengaruhi oleh dua fak-tor yaitu faktor intern yang dapat dikontrol oleh perusahaan, dan faktor ekstern yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan, ini biasanya datang dari luar perusahaan seperti peraturan pemerintah, situasi perekonomian dunia, daya beli masyarakat dan perkembangan teknolog. Para ahli mendefenisikan pemasaran secara berbeda, namun pada hakekatnya mempunyal arti yang sama. Secara lebih jelas defenisi pemasaran dapat dillhat dari defenisi yang dikemukakan para ahli. Menurut Kotler (2000 ; 121) Pemasaran adalah adalah analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran dan hubungan yang

menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk inencapai tujuan organisasi. Dari defenisi di atas diketahui bahwa variabel-variabel pemasaran itu berbeda dalam pengawasan perusahaan yang berarti bahwa perusahaan dapat mengendalikan variabel-variabel tersebut dalam usahanya

mempengaruhi permintaan terhadap hasil produksinya serta selalu mencari caracara yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Tekanan

utama pemasaran adalah pasar, karena pada akhirnya produk yang ditawarkan oleh perusahaan diarahkan pada pasar. Sedangkan menurut Stanton (2003 ; 45) memberikan pengertian pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan balk kepada pembeli yang datang maupun pembeli potensial". Keempat unsur yang terdapat dalam kom binasi t ersebut saling berhubungan. Lagi pula kita meninjau konsep sistem sebagai keputusan dimana masing-masing elemen di dalamnya saling mempengaruhi juga, setiap variabel yang ada mempunyai banyak sekali sub variabel. Perusahaan dapat memasarkan sesuatu atau beberapa macam produk baik yang ada hubungannya maupun tidak. Secara ringkas, masing-masing variabel pemasaran adalah sebagai berikut :1. Produk

Dalam pengelolaan produk termasuk pula perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang baik untuk di pasarkan oleh perusahaan. Perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah produk yang ada, menambah p r o d u k ya n g b a r u , a t a u m e n g a m b i l t i n d a k a n l a i n ya n g d a p a t mempengaruhi kebijaksanaan dalain penentuan produk.2. Harga

Dalam kebijaksanaan harga manajemen harus menentukan harga dasar dari produknya, kemudian menentukan kebijaksanaan menyangkut

potongan harga, pembayaran ongkos kirim dan hal-hal lain yang berhubungan dengan harga.3. Promosi

Promosi

ini

merupakan

komponen

yang

dipakai

untuk

memberitahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk. perusahaan. Adapun kegiatan yang termasuk kegiatan dalam promosi adalah : periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas, hubungan masyarakat. 4. Distribusi Sebagal dasar tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan dalam saluran distribusi, serta mengembangkan sistem distribusi yang secara fisik menangani dan menyangkut produk melalui saluran tersebut. Ini dimaksudkan agar produk-nya dapat mencapai pasar yang dituju tepat pads waktunya. Dari defenisi di atas diketahul bahwa marketing merupakan inti sistem pemasaran, jadi variabel-variabel yang terdapat di dalamnya satu sama lainya saling mempengaruhi dan saling berhubungan, sehingga kegiatankegiatan ini perlu dikombinasikan dan dikoordinir agar perusahaan dapat melakukan tugas pemasarannya seefektif mungkin.

2.2 Konsep dan Teori PendapatanKelangsungan hidup dan sukses suatu perusahaan sangat tergantung kepada kemampuan perusahaan atau unit usaha tersebut menjalankan aktivitasnya untuk

memperoleh pendapatan yang maksimal yang pada akhirnya berpengaruh terhadap laba perusahaan atau unit usaha. Laba atau rugi suatu periode untuk sebuah unit usaha atau perusahaan dalam perhitungan laba rugi yang sebenarnya adalah penambahan atau pengurangan modal pemilik yang dihasilkan oleh operasi. Pada akhir periode akuntansi, saldi beban dan saldo pendapatan dilaporkan dalam perhitungan laba rugi. Laporan laba rugi adalah adalah semua laporan yang menunjukan pendapatanpendapatan dan biaya-biaya dari semua unit usaha untuk satu periode tertentu. Selisuh antara pendapatan dan biaya merupakan laba yangb diperoeh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan rugi laba yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau pelaporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan juga untuk mengetahui hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode. Pengertian pendapatan tidak bisa hanya difokuskan pada satu pengertian saja, karena hingga kini belum ada kesepakatan atau rumusan yang jelas tentang pengertian pendapatan itu sendiri. Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli untuk menjelaskan tentang pengertian pendapatan. Pengertian yang dikemukakan para ahli tersebut pada dasarnya mempunyai tujuan dan maksud yang sama. Perbedaan pengertian pendapatan yang dikemukan oleh masing-masing, ahli itu antara lain disebabkan karena pendapatan dikaitkan dengan prosedur akuntansi tertentu, jenis perubahan nilai tertentu, dan kaidah implisit atau yang diasumsikanuntuk

menetapkan kapan pendapatan harus dilaporkan.Pendapatan merupakan faktor penting demi kelangsungan hidup operasi perusahaan, karena pendapatan mempengaruhi tingkat laba yang diharapkin agar untuk menjamin kehidupan perusahaan. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dapat dilihat

dari pendapatannya. Dimana besarnya laba tergambar dari selisih antara pendapatan baik dari pendapatan operasi maupun pendapatan diluar operasi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan baik biaya operasi maupun biaya non operasi. Ada beberapa definisi

pendapatan yang dikemukakan oleh beberapa ahli, Naman secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai jumlah yang dapat diukur dalam satuan sebagai hasil dari penjualan barang dagangan, produk atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk mengambil kesimpulan apa yang dimaksud dengan pendapatan, berikut defenisi pendapatan yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu : Menurut Niswonger, Fees dan Warren (2001:45) Pendapatan adalah merupakan kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klein, penyewaam harta, pinjaman uang dan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan.

Selanjutnya definisi pendapatan menurut Kusnadi, H.IIN/IA (2000:49) "....Pendapatan adalah suatu penam bahan aktiva, yang

mengakibatkan bertambahnya modal tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang, melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain, karena pendapatan ini dapat dikatakan jugs sebagai kontra prestasi yang diterima perusahaan atas jasa-jasa yang telah diberikan pihak lain."

Difenisi pendapatan menurut Soemarso S.R (2002: 274) "Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul dari penyerahan barang dan jasa atau aktivitas

usaha lainnya dalam suatu periode...." Menurut Zaki (2004 ; 30) yang dimaksud dengan pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan hutangnya (atau kombunasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama dari unit usaha, kemudian dari luar kegiatan operasional perusahaan ada yang disebut dengan pendapatan lain yang terdiri dari pendapatan bunga, deviden, sewa, royalty dan fee. Selanjutnya Harnanto (2001 ; 25) mengatakan bahwa pendapatan adalah meliputi semua sumber-sumber ekonomi yang diterima oleh perusahaan dari transaksi penujaualan barang dan penyerahan jasa-jasa kepada pihak ketiga. Didalam laporan keuangan diukur dengan jumlah kenaikan bruto dari aktiva atau berkurangnya hutang (selain dari transaksi modal). Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendapatan adalah kenaikan kotor dalam modal pemilik sebagai hasil dari kegiatan usaha dan profesional yang ditujukan untuk mencari laba. Beberapa sumber pendapatan yang timbul dari transaksi tersebut adalah : 1. Hasil penjualan (berang dangangan atau produk jadi). 2. Keuntungan bersih (laba) atas penjualan aktiva tetap, surat-surat berharga (investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang) 3. Pendapatan jasa angkutan, servis dan reparasi, bunga, royalty, sewa, deviden dan sebagainya.

Berdasarkan

kutipan-kutipan

tersebut,

jelaslah

bahwa

pendapatan

merupakan peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban sebagai akibat dari kegiatan perusahaan.

2.3 Sumber-Sumber Pendapatan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, pendapatan diakui pada saat realisasinya. Sedangkan sumber dari pendapatan adalah : a)Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada langganan.

b)

Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut telah dilakukan dan dapat dibuatkan fakturnya.

c) Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva/sumber -sumber ekonomis perusahaan oleh pihak lain, seperti :pendapatan bunga, sewa dan royalti, diakui sejalan dengan berlalunya waktu atau pada saat digunakannya aktiva bersangkutan. d) Pendapatan penjualan aktiva diluar barang dagang, seperti : penjualan aktiva.tetap atau surat berharga diakui pada tanggal penjualan.

Penafsiran yang berbeda atas sifat pendapatan tercermin pada pandangan yang berlainan mengenai apa yang harus dimasukkan ke dalam pendapatan. Setelah kita membaca kesimpulan diatas secara umum dapat disimpulkan, bahwa :1. Pendapatan operasi yang berasal dari kegiatan perusahaan

merupakan pendapatan utama.

2. Pendapatan non operasi yang berasal dari kegiatan perusahaan yang jarang dilakukan disebut pendapatan sampingan.

2.4 Penerapan dan Pengakuan Pendapatan Konsep penerapan pendapatan dalam literatur akuntansi umumnya bahwa stock penerapan laba yang dapat diterima oleh para akuntan adalah pendekatan transaksi yang sering disebut dengan metode penanding (Matching Method)

Pendekatan ini mengukur hasil-hasil transaksi perusahaan

yang

melibatkan penetapan jumlah pendekatan yang diperoleh suatu satuan usaha selama satu periode tertentu dan jumlah yang dapat diaplikasikan pada pendapatan karna biaya yang harus dipertemukan dengan pendapatannya maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Dan pengakuan pendapatan terdapat masalah yang dihadapi oleh peru usahaan kapan pendapatan itu diakui oleh perusahan tersebut. Soemarso S.R. (2002 : 275), ada empat kejadian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan saat diakuinya pendapatan :1. Pada saat dilakukan penjualan 2. Pada saat pembayaran telah diterima 3. Pada saat bagian tahap produksi diselesaikan 4. Pada saat selesainya produksi 2.5 Konsep Anggaran

Anggaran adalah alat bantu manajemen yang lazim digunakan dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian karena anggaran dapat dijadikan sebagai pedoman kerja yang akan memberikan aturan-aturan untuk

mencapai target yang telah ditetapkan. Anggaran dapat diterapkan pada berbagai bentuk badan usaha dan dalam pelaksanaannya akan berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain tergantung pada luasnya perusahaan tersebut. Banyak pendapat dari para. ahli yang memberikan pandangan mengenai pengertian anggaran. Tetapi definisi tersebut tidak jauh berbeda dan mempunyai maksud yang sama yaitu rencana kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu yang dinyatakan secara kuantitatif. Agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai pengertian anggaran, berikut akan dikutip beberapa pengertian anggaran menurut para, ahli. Soemarso SR (2004 : 11) mendefinisikan anggaran sebagai berikut : " Budgeting adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang serta analisa dan pengontrolannya ". Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan sarana untuk menjabarkan tujuan perusahaan yang berisi rencana kegiatan dimasa yang akan datang. Apabila rencana ini dibandingkan dengan realisasinya maka dapat dijadikan sebagai alat kontrol dalam perusahaan. Pendapat Munandar (2002 : 1) mengenai pengertian anggaran adalah sebagai berikut : "Budget (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa yang akan datang ".

Selanjutnya Mulyadi (2003: 488) mendefinisikan anggaran sebagai berikut : Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar atau satuan ukuran lain yang menyangkut jangka waktu satu lazim.

Dari kedua pengertian diatas dapat cligambarkan bahwa anggaran merupakan rencana untuk mencapai target yang ditetapkan perusahaan dimasa yang akan datang dan dinyatakan dalam satuan moneter dan juga dinyatakan bahwa ruang lingkup anggaran yaitu seluruh kegiatan perusahaan. Dari beberapa pengertian tersebut , dapat disimpulkan mengenai karakteristik dari anggaran. Seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi (2003 ; 489495) bahwa karakteristik anggaran itu adalah sebagai berikut : 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.Anggaran berisi kuantifikasi keuangan rencan kerja perusahaan yang dinyatakan dalam satuan keuangan dan disamping itu juga dapat dinyatakan dalam satuan lain misalnya satuan kilogram untuk kuantitas produk yang dijual.

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. Pada umumnya perusahaan menetapkan jangka waktu anggaran untuk satu tahun, sedangkan anggaran jangka pendek kemungkinan mencakup jangka waktu tiga atau enam bulan. 3. Anggaran berisi komitmen manajemen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwewenang yang lebih tinggi dari penyusun anggaran. 5. Penelaahan dilakukan melalui proses negosiasi antara manajer atas dan manajer bawah untuk mencapai sasaran anggaran dan usulan sumber daya yang dipandang memadai untuk melaksanakan aktivitas tersebut. 6. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu. Suatu anggaran tidaklah mudah untuk direvisi selama kondisi yang dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran tidak mengalami perubahan yang signifikan. 7. Secara berkala kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan angka dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan. Perbandingan antara anggaran dengan realisasinya sangat perlu dilakukan terutama untuk mengetahui penyimpangan yang mungkin terjadi. Tujuan dan Manfaat Anggaran Pada umumnya perusahaan menggunakan anggaran dengan tujuan yang sama yaitu sebagai alait bantu manajemen untuk memberikan pedoman kerja dimasa akan datang. Sedangkan menurut Heitger, Ogan dan Matulich (2002 ; 290) penyusunan anggaran bertujuan untuk : 1. Accomplish periodic planning requirements.Perencanaan biasanya digunakan untuk mengkoordinasikan semua usaha mencapai tujuan perusahaan. Anggaran sebagai salah satu bagian dari perencanaan, menyediakan kerangka kerja dengan menentukan tujuan periodik yang dapat diukur bagi setiap tahap perencanaan.

2.

Foster coordination, cooperation, and communication.Suatu anggaran akan mengintegrasikan berbagai rencana pada setiap bagian perusahaan dan merupakan sarana untuk saling bertukar pikiran pengkoordinasian berbagai rencana tersebut. dan

3. Force manager to quantify their plans.Anggaran yang telah dikuantifisir akan memungkinkan manajer untuk

me mb a n di n gka n bi a ya d an manf aat dar i su at u ke gi at a n unt u k mengevaluasi alokasi sumber daya yang tetap.

Establish a framework for evaluating and controlling performance. Anggaran merupakan perkiraan manajemen terhadap operasi dimasa yang akan datang serta sebagai pengukuran kinerja suatu entitas pelaksananya dengan membandingkan kinerja actual dengan kinerja yang diharapkan.Create awareness of the cost of operating a business. Dalam penyusunan anggaran, manajer harus dengan cermat memikirkan rencana yang akan dilaksanakan terutama dari segi biaya dan mafaatnya. Satisfylegal and contractual requirements. Meskipun

kebanyakan

perusahaan

komersial tidak membutuhkan anggaran legal seperti badan usaha pemerintah tetapi tetap dibutuhkan anggaran dalam hal persetujuan kontrak kerja maupun persetujuan pinjaman.Goal orientation and employee motivation. Dengan menetapkan standar tertentu

atas pencapaian tujuan perusahaan,

anggaran dapat menjadi alat untuk

memotivasi karyawan dalam bekerja sendiri. Sejalan dengan penetapan tujuan tersebut dapat dilihat bahwa anggaran

memberikan manfaaat bagi. perusahaan terutama untuk membantu manajemen dalam melaksanakan fungsinya. Adapun manfaat dari anggaran tersebut adalah sebagai berikut :a. Alat Perencanaan

Perencanaan adalah perumusan dari berbagai persoalan tentang tindakan apa yang harus, dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Welsch, Hilton dan Gordon tedemahan

Purwatiningsih dan Maudy Warouw (2002 ;:5). Perencanaan merupakan suatu proses pengemhangan tujuan perusahaan (Ian memilih kegiatan-kegiatan yang dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan tersebut . D a l a m h u b u n g a n n y a d e n g a n a n g g a r a n , p e r e n c a n a a n mengidentifikasikan output yang diinginkan sedangkan penyusunan anggaran

mengidentifikasikan input yang dibutuhkan untuk mencapai output tersebut. b. Alat Pengkoordinasial Anggaran berfungsi sebagai alai pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan balk untuk menuju kesasaran yang telah ditetapkan c. Alat Pengendalian Anderson dan Sollenberg (2002 ; 304) memberikan definisi tentang pengendalian (controlling) sebagai berikut : "Controlling is the process of using feedback on actual operation to report result versus plan, to evaluate performance and measure achievement of plans and goal and deviations from policies ".

Pada definisi diatas lebih menekankan pengertian pengendalian pada perbandingan antara hasil dan rencana dan selanjutnya pengevaluasian dari hasil yang dicapai. Secara garis besar hubungan anggaran dengan proses pengendalian terdiri atas tiga kegiatan utama yaitu :

1. Mengukur realisasi anggaran

2. Membandingakan antara anggaran dengan realisasi anggaran yang direncanakan.

3. Mengambil tindakan perbaikan apabila terdapat penyimpangan anggaran

Penyusunan anggaran tergantung pada besar atau kecilnya perusahaan serta kebutuhan manajemen perusahaan tersebut. Anggaran dapat diklasifikasikan berdasarkan jangka waktu, fleksibilitas, sifat dan ruang lingkupnya. Klasifikasi anggaran dalam kaitannya dengan jangka waktu, Munandar (2002 : 6) membagi anggaran atas : 1. Budget strategic (strategic budget), ialah anggaran yang berlaku untuk jangka panjang yaitu jangka waktu yang melebihi satu periode akuntansi (melebihi satu tahun). 2. Budget taktis (tactical budget), ialah anggaran yang berlaku untuk jangka pendek yaitu satu periode akuntansi atau kurang. Dari segi fleksibilitasnya, Gunawan Adi Saputro dan Marwan Asri (2002:24) membedakan anggaran atas dua bagian :

a. Fixed Budget, merupakan anggaran yang dibuat untuk suatu tingkat kegiatan selama jangka waktu tertentu.

b. Flexible Budget, merupakan anggaran yang diperhitungkan untuk beberapa tingkat kapasitas produksi atau satuan kapasitas lainnya. Berdasarkan sifatnya, Kamaruddin Ahmad (2003 : 153) membagi anggaran atas : 1. Appropriation budget, ialah anggaran yang memberikan batas dari rencana pengeluaran yang boleh dilakukan. Pemberian batasan disini bermaksud untuk membatasi jumlah pengeluaran yang boleh dilakukan untuk hal tertentu. 2. Performance budget, ialah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi, aktivitas atau hasil yang akan diperoleh. Dari segi ruang lingkupnya, Gunawan Adi Saputro (1992 25) membagi anggaran atas : 1. Comprehensive budget, yaitu anggaran yang meliputi keseluruhan fungsi aktivitas, unit atau bagian yang ada diperusahaan. Anggaran ini sering juga disebut dengan Master Budget atau anggaran induk. Secara garis besar anggaran komprehensif berisi anggaran taksiran yang dikelompokkan atas dua bagian yaitu : a. Operating budget, ialah anggaran yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang, terdiri atas budget induk rugi -laba dan budget

penunjang rugi-laba. b. Financial budget, ialah anggaran yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi financial perusahaan pads suatu saat tertentu yang akan datang, terdiri atas anggaran induk neraca dan budget penunjang neraca.

3. Partial budget, yaitu anggaran yang ruang lingkupnya dibatasi untuk satu atau beberapa bagian atau unit tertentu yang ada diperusahaan.

2.6 Konsep Pendapatan Konsesi Fee Pendapatan merupakan balas jasa dari pemakaian faktor-faktor produksi oleh perusahaan. Di PT (Persero) Angkasa Pura II pada dasarnya terdapat dua jenis pendapatan yaitu pendapatan aeronautika dan pendapatan non aeronautika. Pendapatan non aeronotika adalah pendapatan yang bersumber diluar jasa penerbangan. Dimana jenis-jenis pendapatan ini adalah : a. Sewa Ruang b. Sewa Gudang c. Sewa Tanah d. Sewa Tanah Diperkeras e. Konsesi f. Parkir Kendaraan, Pas : a) Parkir Mobil b) Parkir Motor c) Pas Bandara g. Sewa Listrik h. Sewa Air

i. j.

Sewa Telpon Sewa Tempat Reklame

k. Jasa Pelayanan Marshaling l. Sewa AMACS/CUTE

m. Ground Handling n. Sewa Pergudangan Cargo o. STV/Kabel Data/Non Aero Lainnya Sedangankan yang dikatakan dengan pendapatan aeronoutika adalah jenis pendapatan yang berasal dari jasa penerbangan. Jenis-jenis pendapatan ini antara lain : a. Bea Pendaratan b. Pelayanan Penerbangan c. Pelayanan Penumpang d. Pemakaian Aviobridge e. Pemakaian Counter Dengan demikian pendapatan konsesi adalah salah satu jenis pendapatan dari unit usaha yang ada du PT (Persero) Angkasa Pura II Cabang Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, dimana besar kecilnya pendapatan berdasarkan persentase tertentu yaitu berkisar 7% sampai 9% dari pendapatan mitra bisnis.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT (Persero) Angkasa Pura II Cabang Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru yang terletak di jalan Perhubungan Udara Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai Propinsi Riau. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2007 sampai bulan Juni 2007.

3.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dipubikasikan oleh pihak lain, dalam hal ini adalah data yang diperoleh langsung dari PT (Persero) Angkasa Pura II Cabang Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, seperti data mengenai pendapatan, taget pendapatanm sejarah perusahaan dan data-data lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan pengumpulan data maka penulis menggunakan metoda dokumentasi, yaitu salah satu cara pengumpulan data dengan mengandakan data atau menduplikasikan data yang didapat dari PT (Persero) Angkasa Pura II Cabang Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.

3.5 Metode Analisa Data Metode yang digunakan dalam analisa data adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan dalam rangka merealisasikan pendapatan berdasarkan target. Dimana pada analisa ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dan selanjutnya dibandingkan dengan teori yang ada. Sedangkan metode analisa data kuantitatif digunakan untuk menganalisa tingkatb efektiftas penerimaan dari pendapatan konsesi fee.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, (2004), Intermediate Accounting, Edisi Ke Lima, BPFE, Yogyakarta. David W.Cravens (2001), Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta, Jilid II, Edisi Ketiga. Alih Bahasa Wilhelmus. Jilid I, Erlangga. Kenis, I , 2002, Effect of Budgetary Goal Characteristics on Manajerial Attitudies and Performance, The Acounting Review. Kotler Philip (2000), Manajemen Pemasaran, Jakarta, Edisi ke Enam, Erlangga, Mardiamo, 2000, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi, Yogyakarta. Mulyadi, 2003, Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi ke-II Penerbit STIE YPKN, Yogyakarta, Niswonger, 2000, Prinsp-Prinsp Akuntansi, Edisi ke XVI, Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta. Saputro dan Gunawan Adi, 2002, Anggaran Perusahaan, Edisi ke tiga, BPFEYogyakarta. Soehardi Sigit (1999), Metodologi Penelitian, Yogyakarta Cetakan Pertama, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Sariana Wiyata Sofyan Assauri (2002), Manajemen Pemasaran K o n s e p d a n S t r a t e g i , J a k a r t a , R aj a w a l i Dasar