Upload
buihanh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MENDIDIK MANUSIA WIRASWASTA
LEWAT SEKOLAH
Paper Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Kewirausahaan Dalam Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs.Rubino R,M.Pd
Disusun Oleh :
SUGIHARTO
A 410 050 088
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2008
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah kewiraswastaan (entrepreneurship) sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat, walaupun maknanya belum begitu difahami benar. Masih banyak di
antara kita belum menyadari pentingnya kewiraswastaan.
Kenyataan menunjukkan bahwa kehidupan sekarang haruslah diwarnai
oleh inovasi-inovasi diberbagai bidang. Dimana setiap manusia dituntut memiliki
inovasi ,sebagai proses kreatif. Seseorang tidak dapat sukses apabila ia belum
memiliki semangat untuk berwirausaha.
Di Indonesia kesadaran untuk berwirausaha masih sangat kecil. Hal ini
disebabkan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu secara
historis Indonesia merupakan negara bekas jajahan negara Belanda. Dimana
sebagian besar anggota beranggapan bahwa menjadi seorang pekeerja(terutama
sebagai pegawai negeri) adalah Priyayi / orang yang mempunyai status sosial
cukup tinggi dan disegani oleh Warga masyarakat. Selain itu kurangnya perhatian
dari para pendidik mengenai pentingnya pendidikan kewirausahan.
Diberbagai Negara besar termasuk Amerika Serikat mulai
mengembangkan pendidikan kejuruan. Karena dirasa penting untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang berarah pada usaha,guna memperbaiki posisi Amerika
dalam persaingan ekonomi dan militer.
Maka dirasa begitu perlu bangsa Indonesia untuk mengembangkan
pendidikan kewirausahaan baik disekolah maupun di perguruan tinggi. Karena
Indonesia merupakan negara yang sedang berkambang. Dimana masyarakatnya
harus mampu berfikir lebih kedepan untuk meningkatkan kesejahteranya pada
umumnya dan Bangsa dan Negara pada khususnya. Sehingga masyarakat
diharapkan pula untuk tidak selalu berfikir menjadi seorang pegawai negri atau
bawahan saja.
Oleh karena itu perlu diberikan wawasan dan pemahaman dalam
berwiraswasta,maka dituntut adanya penyajian pelajaran tentang kewirausahaan
dan pendidikan tidak hanya mengarah pada pendidikan bersifat kognitif,tetapi
juga afektif dan psikomotorik. Sehingga seorang anak tidak hanya mempunyai
kemampuan pelajaran eksak saja tetapi juga sosial termasuk pada bisnis.
Memasuki milenium ke tiga dan persiapan global yang lebih beretika
sangat mendesak membuat program reorientasi semangat kewirausahaan pada
pengusaha kita agar mengubah orientasi yang sangat individualistik, menjadi
orientasi yang lebih sehat sebagaimana dikatakan pakar kewirausahaan Raymond
Y. Kao dari Singapura.
Seorang wirausaha harus memiliki karakter dasar yaitu adanya visi yang jauh
kedepan yang menjadi dasar pendorong perubahan den karena kemampuan
mengkombinasikan berbagai sumberdaya untuk menndapatkan suatu yang baru.
Seorang penulis membuat analogi bahwa mencari ciri seorang wirausahawan
sama dengan mencari binatang mitos. Orang merasa mengetahui bentuknya, tetapi
kalau dicari tidak bisa ditemukan di manapun.
Kewirausahaan saat ini sedang digalakkan di Indonesia baik lingkungan
perguruan tinggi, masyarakat umum maupun kalangan pengusaha kecil serta
pemerintahan.
Besarnya peranan kewirausahaan bagi peningkatan perekonomian
masyarakat Indonesia saat ini, menjadikan wirausaha sebagai topik yang menarik
untuk dibahas. Masing-masing pihak mencoba meraih kesempatan-kesempatan
yang ada untuk dapat dimanfaatkan dalam pengembangan kegiatan wirausaha ini.
Di dalam paper ini akan dibahas masalah bagaimana mendidik manusia
wiraswasta lewat sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kewirausahaan
Secara Etimologis, Wira berarti perwira, utama, teladan, berani.Swa
berarti sendiri,sedangkan Sta berati berdiri. Jadi wiraswasta berarti keberanian
berdiri di atas kaki sendiri (dalam berusaha, bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidup).
Kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk
memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan
untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik, serta menciptakan dan
menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja efisien,
melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan
managemen.
Pengertian di atas mencakup esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang
positip terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan
atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan
produktif untuk mencapai tujuan serta sikap mental untuk merealisasikan
tanggapan yang positip tersebut. Semangat, perilaku dan kemampuan wirausaha
tentunya bervariasi satu sama lain dan alas dasar itu wirausaha dikelompokkan
menjadi tiga tingkatan yaitu : wirausaha awal, wirausaha tangguh, wirausaha
unggul. Wirausaha yang perilaku dan kemampiannya yang lebih menonjol dalam
memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output
dan memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur.
Sebaliknya wirausaha yaitu perilaku dan kemampuannya menonjol dalam
kreatifitas, inovasi serta mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim disebut
Innovative Entrepreneur.
Untuk menjadi pengusaha yang sukses seorang dituntut untuk, memenuhi
kualifikasi sebagai seorang wirausahawan. Pada kenyataannya tidak semua
pengusaha adalah wirausahawan yang memiliki sifat kewirausahaan. Pada
umumnya yang dimaksud dengan wirausaha sama dengan wiraswasta atau
pengusaha yaitu semua orang yang memiliki usaha atau melakukan kegiatan
usaha untuk memperoleh keuntungan atau komisi. Ciri negatif tapi sangat
menonjol pada sebagian pengusaha kita ditahun 80-an dan 90-an adalah Semangat
dan perilaku mereka mencari keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya dengan
menghalalkan segala cara.
Wirausaha adalah seseorang yg merasakan adanya peluang, mengejar
peluang yg sesuai dng situasi dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan suatu hal yg
dpt dicapai (Jose Charlos Jarilo-Mossi). Wiraswasta adalah seseorang yg mampu
menciptakan produk / jasa dengan kekuatan inovasi shg lebih efisien / efektif serta
bertujuan untuk kesejahteraan dirinya ( orang lain)
Kewirausahaan adalah suatu pola tingkah laku manajerial yg terpadu
dalam upaya pemanfaatan peluang yg tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yg
dimiliki (Howard H. Stevenson). Resiko Wirausaha yaitu : Obstacle ( hambatan),
Hardship ( kesulitan), Very rewarding life (imbalan / hasil yg memukau).
Pengertian tersebut di atas berarti bahwa seseorang wiraswastawan modal
utamanya adalah ketekunan yang dilandasi sikap optimis, kreatif dan melakukan
usaha sebagai pendiri pertama disertai pula dengan keberanian menanggung
resiko berdasarkan suatu perhitungan dan perencanaan yang tepat, adanya
perhitungan dan perencanaan yang tepat sebetulnya wiraswastawan bukanlah
pengambil resiko melainkan penentu resiko.
Dari beberapa pendapat tersebut ternyata wiraswasta pengertiannya luas
sekali oleh karena sangat luasnya, maka pernah sebagian orang menyarankan
istilah wiraswasta khusus diperuntukkan bagi lingkup swasta, sedangkan di
lingkup pemerintahan sebaiknya digunakan istilah wira karya. Namun apapun
istilah yang digunakan aspek kemandirian, dengan keberanian, otonom berdaulat,
merdeka lahir dan batin merupakan aspek yang khas dan penting dalam
berwiraswasta.
2. Pendidikan Wiraswasta di Sekolah
Pendidikan kewirausahan pada dasarnya dilaksanakan guna menumbuhkan
jiwa berwirauasaha pada para siswa dan para staf pengajar. Tumbuhnya
pendidikan ini karena didorong oleh keinginan dan semangat untuk menghadapi
persaingan global. Dimana setiap orang dituntut untuk mampu menampilkan
keahlian-keahlian serta inovasi baru agar tidak kalah bersaing dengan negara lain.
Program Pengembangan kewirausahaan diharapkan menjadi wahana yang
sinergis antara penguasaan sain dan teknologi dengan jiwa kewirausahaan. Serta
dengan berkembangan pendidikan kewirausahan diharapkan seorang siswa tidak
hanya akan berkembang nilai akademisnya saja. Akan tetapi juga akan
memberikan kemandirian perekonomian dalam kewirausahaan. Sebagai akibatnya
akan memberikan kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan
(peluang) dalam bisnis serta kemampuan mengoptimalisasikan sumber daya dan
mengambil tindakan serta memiliki motivasi tinggi dalam mengambil resiko
dalam rangka menyukseskan bisnisnya.
Minat siswa terhadap kewiraswastaan perlu diketahui oleh guru maupun
siswa irusendiri mengingat minat ini dapat mengarahkan siswa untuk melakukan
pilihan dalam menentukan cita-citanya. Cita-cita merupakan perwujudan dari
minat dalam hubungan dengan proses/jangkauan masa depan bagi siswa untuk
merencanakan dan menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan atau
pekerjaan yang diinginkan. Siswa yang berminat dalam berwirasawasta cenderung
memilih karir ke sektor swasta dan berwiraswasta. Dalam kaitan ilmu
pengetahuan, siswa yang berminat dalam wiraswasta akan tertarik dengan
pengetahuan/ilmu yang berhubungan dengan minatnya tersebut.
Peranan sekolah atau peguruan tinggi adalah untuk memotivasi siswa agar
setelah lulus mereka mampu menjadi seorang wirausahaan muda yang berkualitas
dan siap bersaing. Sehingga semakin banyak lulusan siswa atau mahasiswa dapat
mengurangi pertambahan jumlah pengangguran bahkan menambah jumlah
lapangan kerja. Akan tetapi sekarang pertanyaannya adalah apakah sekolah atau
perguruan tinggi dapat melahirkan atau mencetak wirausahawan muda? Oleh
karena itu sekarang peranan sekolah dan perguruan tinggi memotivasi para
lulusansekolah atau sarjana menjadi seorang wirausahawan muda untuk
meningkatkan jumlah wiraussahawan serta diharapkan mampu membuka
lowongan baru.
Pendidikan kejuruan atau kewirausahan khususnya yng berkenaan dengan
bisnis ,dapat dilakukan pada setiap jenjang pendidikan dimulai dari Sekolah
Dasar,Sekolah Menengah Pertama,Sekolah Menengah Atas sampai pada
Perguruan Tinggi. Sebagai negara yang sedang berkembang ,Indonesia masih
kekurangan wirausahawan. Hal ini masih dapat dipahami, karena kondisi
pendidikan di Indonesia masih belum menunjang kebutuhan pembangunan pada
sektor Ekonomi. Hal ini terbukti bahwa hampir seluruh sekolah masih didominasi
oleh pelaksanaan pendidikan dan pembelajarang yang konvensional. Semua
terjadi karena institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung
pertumbuhan wirausahawan.
Sekolah dan Perguruan Tinggi juga harus dapat memberikan motivasibagi
para lulusannya menjadi young entrepreneurs merupakan bagian salaah satu
faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan. Menurut Tomas Zimmeren,ada
delapan faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan antara lain:
1. Wirausahawan Sebagai Pahlawan
Faktor tersebut sangat mendorong setiap oranguntuk mencoba mempunyai
usaha sendiri karena adanya sikap masyarakat bahwa seorang wirausahawan
dianggap sebagai seorang pahlawan serta sebagai model untuk diikuti. Oleh
kerena itu setatus ini akan mendorong seseorang untuk memulai usahanya sendiri.
2. Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan wirausahaan sangat diminati di Luar Negeri ,karena
masyarakat takut dengan berkurangnya berkurangnya kesempatan kerja yang
tersedia sehingga mendorong mereka untuk belajar kewirausahaan dengan tujuan
setelah lulus mereka dapat membuka usaha sendiri.
3. Faktor Ekonomi ddan Kependudukan
Sebagian besar orang memulai bisnis antara umur 25 tahun sampaidengan
39 tahun. Hal ini di dukung oleh komposisi jumlah penduduk pada suatu negara.
Ter lebih lagi bahwa wira usahawan tidak dibatasi oleh umur , jenis kelamin , ras ,
latar belakang ekonomi , atau apaun juga dalam pencapaian sukses dengan
memiliki bisnis sendiri.
4. Pergeseran ke Ekonomi Jasa
Karena sektor jasa relatif rendah investasi awalnya sehinga menjadi
populer dikalangan para usahawan dan mendorong mereka untuk mencoba
memulai usaha sendiri pada bidang jasa.
5. Kemajuan Teknologi
Dengan bantuan mesin bisnis modern seperti komputer , laptop ,
notebook , mesin fax , mesin penjawab telepon,dll seseorang dapat bekerja
dirumah layaknya bisnis besar. Apalagi sekarang semua mesin-mesin tersebut
harganya berada jangkauan bisnis kecil.
6. Gaya Hidup Bebas
Seorang usahawan memiliki waktu luang dan kebebasan untuk keluarga dan
teman. Memiliki banyak waktu senggang berarti memiliki waktu untuk
mengendalikan stres yang berhubungan dengan masalah kerja.
7. E-Commerce dan World-Wide-Web
perdagangan secara on-line tumbuh cepat sekali , sehingga menciptakan
perdagangan dengan banyak kesempatan bagi para wirwusahawan berbasis
internet atau website.
8. Peluang Intenasional
Dalam pencarian pelanggan ,bisnis kecil kini tidak lagi dibatasi dalam
ruang lingkup Negara sendiri. Pergeseran Ekonomi global yang dramatis telah
membuka pintu peluang bisnis yang luar biasa bagi para usahawan yang bersedia
menggapai seluruh dunia.
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa sekolah dan perguruan
tinggi mempunyai peranan penting dalam memotivasi peserta didik agar mampu
dan siap untuk berwira usaha sendiri. Oleh karena itu sekolah dan perguruan
tinggi berperan menyadiakan wadah yang memberikan kesempatan untuk
memulai usaha yang dimulai sejak ia bersekolah hingga lulus. Serta memberikan
wawasan serta gambaran secara jelas tentang manfaat berwirausaha. Karena jika
tidak, kemungkinan besar para siswa dan mahasiswa tadak termotivasi untuk
memperdalam keterampilan berbisnisnya .
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sebuah lembaga pendidikan formal yaitu sekolah dan perguruan tinggi
mempunyi peranan yang besar dalam membentuk usahawan muda yang siap
bersaing dengan dunia. Oleh karena itu semua pihak sekolah dan perguruan tinggi
juga perlu mengetahui serta memotivasi siswa dalam berwirausaha. Sehingga
menumbuhkan pemikiran yang lebih maju,serta tidak hanya berharap menjadi
seorang pegawai saja. Bahkan harus dapat menumbuhkan pemikiran untuk
membuka usaha sendiri dimana akan mengurangi penganguran atau juga mungkin
dapat membuka lowongan pekerjaan sendiri.
Dari berberapa faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi usahawan
ada tiga faktor paling dominan yaitu faktor kesempatan , faktor kebebasan , faktor
kepuasan hidup. Maka diharapkan sekolah dan perguruan tinggi memberikan
informasi bahwa wirausahawan akan mendapatkan beberapa kesempatan ,
kebebasan , dan kepuasan hidup.serta penyampaiannya harus terus menerus
disampaikan agar anak terus termotuvasi melakukannya. Serta meminimalisir
perasaan takut menghadapi resiko bisnis yang mungkin muncul dan membuat
mereka membatalkan rencana bisnis mereka sejak dini.
Selain memberikan motivasi sekolah dan perguruan tinggi harus mampu
menyediakan wadah untuk mengembangkan kewirausahaan. Serta pemerintah
diharapkan memberikan dukungan pada pengembangan pendidikan kewirausahan
ini. Karena dengan dukungan dari semua pihak, perkembangan kewirausahaan
akan memberikan banyak keuntungan. Contoh mudahnya adalah memperkecil
jumlah pengangguran setelah lulus sekolah atau menjadi sarjana. Serta yang tidak
kalah penting adalah terbukanya banyak lowongan kerja baru bagi masyarakat.
Untuk itu anak-anak perlu diberi materi, ketrampilan dan motivasi dan
membangkitkan minat berwiraswasta. Minat siswa terhadap berwiraswasta perlu
dikembangkan oleh para pendidik di sekolah kejuruan. Sebab sekolah kejuruan
merupakan sekolah yang berkompeten untuk menghasilkan tenagatenaga kerja
tingkat menengah baik disektor swasta maupun negeri, serta berkompeten untuk
mencetak tenaga kerja mandiri yaitu lulusan yang mampu menciptakan lapangan
kerja sendiri (wiraswasta) yang dapat mengatasi dirinya sendiri dalam masalah
pekerjaan dan dapat membantu orang lain dalam mendapatkan pekerjaan.
Daftar Pustakawww.guruvalah.20m.com_prestasi belajar kewirausahaan dengan minat
berwiraswasta
Sutardi,Tata S.kom,MM.Peran Pendidikan Tinggi Dalam Memotivasi Sarjana Menjadi Wirausahawan. Jakarta [email protected] :2008