Upload
rilamaulida04
View
66
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mendidik anak hafids
Citation preview
MENDIDIK ANAK
HAFIDZ QUR’AN
Fauzi Yusuf
Nurin Sani Daulay
Adelia Wulandari
Annisa Rachmah
Afifah Uswatun H.
PSI
KOL
OGI
2
PENGANTAR
Memiliki buah hati merupakan dambaan setiap insan yang telah menikah, karena
dengan kehadirannya pasangan akan terasa lengkap dalam berumah tangga. Setiap orang
tua pastinya mengharapkan mempunyai anak-anak yang soleh/ solehah, sehingga
orang tua rela mempertaruhkan segalanya untuk mewujudkan impian-impiannya melalui
potensi yang dimiliki sang buah hati dan didukung oleh kemampuan yang dimiliki
orang tuanya.
3
Dalam agama Islam pendidikan diambil dari Al-Quran dan Hadist di mana Al-
Quran merupakan kitab suci yang diturunkan kepada nabi Muhmmad SAW untuk menjadi petunjuk, pelajaran serta
pedoman hidup bagi umat Islam. Dan sesungguhnya hanya orang-orang yang
mau membaca, mempelajari dan menghayati serta mengambil pelajaran dari ayat-ayat Al-Quran sehingga akan
menjadi petunjuk dan pedoman hidupnya.
4
Mengajarkan Al-Quran merupakan hak dan kewajiban utama anak yang harus
ditunaikan sesegera mungkin oleh orang tuanya.
Masa anak-anak merupakan masa yang sangat tepat untuk menanamkan rasa cinta pada Al-Quran dalam diri mereka.
Pada saat yang sama, masa ini pun merupakan langkah pertama bagi anak
untuk mencintai Al-Quran.
5
BAHASAN………….
1. Teori & Definisi Tahfidz Qur’an
2. Hukum Menghafal Al-
Quran
3. Hal yang diperhatikan
4. Langkah Menghafal
Al-Quran
5. Hambatan dan Cara
Mengatasi
6
Dasar Teori Psikologi Behavioristik•Teori belajar Thorndike disebut “connectionism”, karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Teori ini sering pula disebut “trial and error learning”. Individu yang belajar melakukan kegiatan melalui proses “trial and error learning” dalam rangka memilih respon yang tepat bagi stimulus tertentu.
•Objek penelitian dihadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan membiarkan objek melakukan berbagai aktivitas untuk merespon situasi itu. Dalam hal ini, objek mencoba berbagai cara bereaksi sehingga menemukan keberhasilan dalam membuat koneksi suatu reaksi dengan stimulasinya.
7
Lanjuuuuutttt
Hukum-hukum teori Thorndike
• “Law of readiness”: jika reaksi terhadap stimulus didukung oleh kesiapan untuk bertindak atau bereaksi itu, maka reaksi menjadi memuaskan.• “Law of exercise”: makin banyak dipraktekkan atau digunakannya hubungan stimulus respon, makin kuat hubungan itu. Praktek perlu disertai “reward”. • “Law of effect”: bilamana terjadi hubungan antara stimulus dan respon, dan dibarengi dengan “state of affairs” yang memuaskan, maka hubungan itu menjadi lebih kuat. Bilamana hubungan dibarengi “state of affairs” yang mengganggu, maka kekuatan hubungan menjadi berkurang.
8
Menghafal al-Quran adalah suatu pekerjaan mulia, dan keberhasilan seseorang dalam menghafal al-Quran tidak lepas dari keberhasilan kinerja memori atau ingatan dalam diri seseorang. Dan dalam hal ini ada tiga tahapan kerja dalam memori, yaitu:
• Encoding (memasukkan informasi dalam ingatan)• Storage (menyimpan informasi yang telah dimasukkan)• Retrieval (mengingat kembali)
Menghafal al-Quran dengan seluruh ayat yang meliputi bagian-bagian waqof, washol, fonetiknya dan lain-lain adalah sangat penting, oleh karenanya seluruh proses pengingatan terhadap ayat dan bagian-bagiannya mulai awal hingga akhir harus tepat. Keliru dalam proses memasukkan atau proses penyimpanan akan berakibat keliru pula dalam proses pengingatan kembali dan bahkan sulit ditemukan dalam gudang memori.
Perspektif Islam
9
Encoding (memasukkan informasi dalam ingatan)
•Menghafal al-Quran didahuli dengan proses encoding yaitu pemasukan informasi berupa ayat-ayat al-Quran ke dalam ingatan melalui indera pengelihatan dan pendengaran. Dua indera ini sangat penting dalam penerimaan informasi. Dalam beberapa ayat disebutkan dua indera ini selalu beriringan, inilah sebabnya dianjurkan kepada para penghafal al-Quran untuk memperdengarkan suaranya untuk didengarkan sehingga dua alat sensorik ini bekerja dengan baik.
10
Storage (menyimpan informasi yang telah dimasukkan)
Setelah proses encoding/ memasukkan informasi, proses selanjutnya adalah storage/ penyimpanan. Informasi yang masuk berupa ayat-ayat al-Quran yang dihafal, menurut Darwis Hude disimpan di gudang memori yang terletak di memori jangka panjang. Perjalanan informasi dari awal diterima indera masuk ke memori jangka pendek dan bahkan ada yang langsung masuk ke memori jangka panjang. Untuk bisa memasukkan memori dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang menurut Darwis Hude ada dua:
• Automatic Processing yaitu proses penyimpanan yang bersifat otomatis dan biasanya bersifat istimewa bagi seseorang seperti mendapat hadiah besar.• Effortful Processing yaitu penyimpanan yang diupayakan karena informasi yang masuk dianggap biasa.
11
Retrieval (mengingat kembali)
Di dalam pengungkapan kembali hafalan ayat-ayat al-Quran yang telah tersimpan dalam gudang memori menurut Darwis Hude termasuk proses retrieval yang kedua di mana pengungkapan kembali terjadi dengan pancingan. Dalam menghafal al-Quran, ayat-ayat yang telah dibaca sebelumnya menjadi pancingan yang akan dibaca kemudian.
Proses retrieval dapat terjadi dengan dua macam:• Serta merta yaitu informasi yang telah tersimpan di gudang memori secara aktif keluar tanpa adanya pancingan.•Dengan pancingan yaitu informasi yang tersimpan akan keluar dengan adanya pancingan yang ditimbulkan.
12
PENGERTIAN TAHFIDZ dan AL-QURAN
Tahfidz Quran terdiri dari dua suku kata, yaitu Tahfidz dan Quran, yang mana keduanya
mempunyai arti yang berbeda, yaitu tahfidz yang berarti menghafal. Menghafal dari kata dasar hafal yang dari bahasa arab
hafidza-yahfadzu-hifdzan, yaitu lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa.
Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf definisi menghafal adalah “proses mengulang
sesuatu baik dengan membaca atau mendengar.”
13
Dan……….Al-Quran itu ialah kitab suci yang diwahyukan Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan
kehidupannya, menurut harfiah, Quran itu berarti bacaan. Kebenaran Al-Quran dan
keterpeliharaannya sampai saat ini justru semakin terbukti. Dalam beberapa ayat Al-Quran Allah SWT telah memberikan penegasan terhadap kebenaran dan keterpeliharaannya. Firman Allah QS. At-Takwir
19-21:“Sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),
yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang mempunyai
'Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.”
Firman Allah QS. Al-Waqi’ah 77-79: “Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,
pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang
Disucikan.”
14
HUKUM MENGHAFAL AL-QURAN
Al-Quran memperkenalkan diri dengan berbagai ciri dan sifatnya. Salah satunya ialah bahwa ia merupakan salah satu kitab suci yang dijamin keasliannya oleh Allah SWT. Sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad hingga sekarang. Salah satu usaha nyata dalam proses pemeliharaan kemurnian Al-Quran itu ialah dengan menghafalkannya. ALASANNYA:
1. Al-Quran diturunkan, diterima dan diajarkan oleh Nabi SAW. Secara hafalan, sebagaimana
ditegaskan Allah dalam firman-Nya QS. Al-A’la 6-7: “Kami akan membacakan (Al Quran)
kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa, kecuali kalau Allah menghendaki.
Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.”
15
2. Hikmah turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur merupakan isyarat dan dorongan ke arah
tumbuhnya himmah untuk menghafal, dan Rasulullah merupakan figur Nabi yang
dipersiapkan untuk menguasai wahyu secara hafalan, agar Ia menjadi teladan bagi umatnya.
4. Firman Allah pada ayat 9 surah Al-Hijr: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-
Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
3. Menghafal Al-Quran hukumnya adalah fardhu kifayah. Ini berarti bahwa orang yang menghafal
Al-Quran tidak boleh kurang dari jumlah mutawatir sehingga tidak ada kemungkinan
terjadinya pemalsuan dan pengubahan terhadap ayat-ayat suci Al-Quran.
5. Membacanya adalah ibadah yang melembutkan hati, menundukkan hawa nafsu,
dan berbagi keutamaan lainnya yang tidak terhingga.
16
SYARAT WAJIB DALAM MENERAPKAN METODE MENGHAFAL AL QURAN
1. Membaca dengan benarPertama, membenarkan makhraj huruf (cara
melafalkan huruf). Kedua, akurasi pengucapan harakat. Ketiga, akurasi dalan melafalkan kata.
Keempat, akurasi bacaan penutup ayat. Lantaran terlalu sepat dan terburu-buru, seringkali pembaca
kurang memperhatikan sehingga menghafal dengan salah.
2. Hafalan yang kuatHafalan baru harus menjadi hafalan yang kuat,
tidak menoleransi suatu kesalahan sekecil apapun bentuknya, tidak pula berhenti ditengah-tengah
maupun terbata-bata.
17
3. Mengulangi hafalan dengan disimak orang lain
Cara inilah yang akan memperlihatkan kesalahan-kesalahan yang telah disebutkan.
4. Mengulang dalam waktu dekatHafalan itu bertambah kuat dengan selalu dihafal.
5. Menghubungkan dengan hafalan sebelumnya
Dalam menghafal Al Quran, harus dapat menyambungnya dengan halaman sebelumnya
dan menghubungkan dengan kelanjutannya.
18
HAL YG DIPERHATIKAN BAGI PENGHAFALAL-QURAN
1. Niat yang Benar dan Ikhlas, Ikhlas adalah memurnikan niat dan tujuan dalam beribadah hanya karena Allah SWT.
2. Istiqamah, Untuk bisa menjadi penghafal Al-Quran, cerdas itu bukan jaminan. Cerdas tanpa dibarengi tekad dan kesungguhan dari dalam diri yang dikuatkan dengan konsisten “Istiqamah” yang selalu terjaga, maka kecerdasan itu tidak akan berarti apa-apa.
3. Sabar, Secara bahasa sabar berarti al-habsu (menahan) dan al-man’u (mencegah), yang merupakan lawan kata dari al-jaz’u (keluh kesah). Orang yang sabar merupakan orang yang bertumpu pada proses dan menikmati semua proses ketika belajar menghafalkan Al-Quran. Sehingga sabar juga merupakan ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan emosional.
Sebelum Mulai Menghafal
19
Lanjutan….
4. Berdoa kepada Allah, Sehebat apa pun, yang namanya manusia adalah makhluk yang lemah. Tidak ada daya dan kekuatan beginya kecuali karena bantuan dan pertolongan dari Allah SWT. Oleh karena itu, seorang calon penghafal Al-Quran hendaklah memohon kepada Allah dengan penuh ketulusan hati agar Allah berkenan memberikan kemudahan kepadanya di dalam menghafalkan kitab-Nya, serta memberikan anugerah kepadanya agar bisa menjadi hafidz Qur’an.
5. Cinta kepada Al-Quran, Cinta merupakan sumber motivasi yang luar biasa, karena dengan perasaan cinta yang membara orang bisa melakukan hal-hal yang positif yang luar biasa pula. Dengan banyak berinteraksi dengan Al-Quran, belajar merasakan nikmatnya membaca Al-Quran.
20
Dibaca Berulang-ulang sampai Benar Bacaannya
Hal ini tidak bisa dilakukan sendiri tanpa guru atau pembimbing yang mengerti tentang ilmu tajwid dan qira’at.
1. Konsentrasi 2. Mengingat Letak Kalimat dan Ayat3. Membedakan Ayat-ayat yang Sama
Ketika Sedang Menghafal
21
LANGKAH-LANGKAH MENGHAFALAL-QUR’AN
Hal pertama yang wajib kita lakukan dan pengaruh besar pada keberlangsungan hafalan kita adalah
mengikhlaskan niat. "Kemudian didatangkan lagi seseorang yang
mempelajari ilmu dan membaca Al-Qur’an dan dia diberitahukan berbagai kenikmatan, maka dia pun mengetahuinya. Dikatakan kepadanya, "Apa yang
engkau lakukan di dunia?" orang itu menjawab, Aku telah mempelajari ilmu dan mengajarinya dan aku
membaca Al-Quran karena Engkau. "Maka, dikatakan kepadanya, "Kamu berbohong, sesungguhnya kamu
mempelajari ilmu agar kamu dikatakan seorang yang alim dan kamu membaca Al-Quran agar kamu
dikatakan seorang pembaca Al-Quran dan kamu telah mendapatkan (gelar) itu. "Kemudian Allah
memerintahkan agar wajahnya diseret dan dilemparkan ke neraka. " (HR. Muslim)
1. Mengikhlaskan Niat
22
Supaya tujuan ini tercapai, individu wajib memenuhi empat hal dasar yang musti disandang oleh seorang penghafal Al-Quran:
Jangan pernah mengeluh bahwa diri sendiri itu tidak akan bisa menghafal dan yakinkan diri bahwa
sanggup mewujudkan target.
Buatlah teladan untuk diri yang bisa dijadikan contoh dalam menghafal Al-Quran. Dan tak seorang
pun lebih pantas menjadi teladan dibanding Rasulullah, Muhammad SAW.
Catat segala yang akan terjadi bila diri sudah hafal Al-Quran.
Tiap kali berhasil menghafal dan hafalan menjadi bertambah, beri terus dukungan untuk diri sendiri,
misal memberi hadiah untuk diri sendiri dengan membeli sesuatu yang dibutuhkan.
2. Tentukan Target
23
Cara terbaik untuk mengatur berbagai aktivitas adalah membuat jadwal. Sebelum tidur, ambil dua kertas kosong. Satu untuk menulis semua aktivitas yang akan dilakukan esok hari
(planning).
Pilihlah tempat yang dapat mendukung diri untuk dapat lebih berkonsentrasi dalam menghafal Al-Quran. Metode paling tepat untuk menentukkan tempat adalah dengan duduk
didepan tembok putih dan bersih. Di Negara Turki, disediakan bilik-bilik kecil untuk para penghafal Al-Quran.
Sebelum mulai menghafal, bernafaslah dalam-dalam. Sebab melalui cara bernafas ini, agar individu dapat menghirup
oksigen yang lebih banyak lagi. Jika dalam mengambil nafas dalam, prosentase oksigen yang dihirup akan lebih besar. Lalu
darah mengikat oksigen tersebut, jantung memompa darah dan memberi suplai oksigen pada otak. Selanjutnya, otak mulai bekerja dengan labih berkualitas dari sebelumnya.
3. Manajemen waktu
4. Tempat yang Kondusif untuk Menghafal
5. Mengambil Nafas Dalam-dalam
24
[ a. hanya mempergunakan satu model cetakan mushaf dapat membantu mengingat letak ayat-ayat.
[ b. mendengarkan bacaan seorang syaikh yang mempraktikkan tajwid dengan baik (dalam membaca Al-Quran) tergolong perkara penting bagi orang yang ingin menguasai tajwid dengan tepat.
[ c. membaca dan menghafal Al-Quran dengan tartil dan suara indah membantu untuk semakin memantapkan hafalan ayat-ayat.
[ d. Menghafal Al-Quran sekaligus mentadabburi maknanya dengan tenang membantu menanamkan dan meneguhkan ayat-ayat dalam ingatan secara pelan-pelan, serta menghindari cepat lupa.
6. Konsentrasi7. Mengulang-
ulang8. Teratur dan
Rutin9. Menjaga mot
10. Faktor lain yang turut memudahkan menghafal Al-Quran:
25
PENGHALANG MENGHAFAL AL-QURAN DAN KIAT MENGATASINYA
1. BERALIH KE BIDANG YANG LAIN
Yakni, beralih memperhatikan hal lain seperti hadits, syair atau internet. Individu yang seperti ini selalu merasa
unggul, beralasan berkonsentrasi pada bidangnya dan melupakan Al-Quran. Inilah yang dalam ilmu psikologi
disebut “mencari kompensasi”. Yakni, upaya seseorang meraih sukses dalan satu bidang untuk menutupi
ketidakmampuannya dalam bidang lain.
2. MENGAKU TELAH HAFAL AL-QURAN
Kasus seperti ini banyak terjadi di zaman sekarang. Seorang bisa melihat laki-laki dan perempuan mengklaim
telah hafal Al-Quran sehingga dihormati. Padahal, sebenarnya ia belum hafal. Dan dalam hati, orang ini
merasa pecundang (minder), sudah mengatakan yang tidak sebenarnya dan bahwa ia telah “mengenakan baju
yang bukan miliknya”. Sikap ini dalam ilmu psikologi disebut “menjelma”. Yakni, seseorang mengarang-ngarang
dan meminjam untuk dirinya sifat positif yang dimiliki orang lain.
26
3. MELANGKAH MUNDUR DENGAN ALASAN TAWADHU’
Yakni, melangkah mundur dengan alasan tawadhu’, ada bisikan jiwa atau lainnya. Misalnya dalam melihat seorang murid mengalami penurunan drastis dalam hal semangat menghafal dan mengulanginya, setelah sebelumnya ia begitu bergairah, giat dan bersemangat. Inilah yang dalam ilmu psikologi disebut “penurunan spirit”.
4. MOTIVASI DAN SEMANGAT MANDEG
Yakni, motivasi dan semangat mandeg pada batas tertentu, tidak bergeser dari batas ini meskipun muncul rangsangan-rangsangan lain dan kendati ada berbagai stimulus. Dalam taraf ini, seseorang mengalami pengendapan dan kebekuan (pikiran) serta sangat tidak enjoy dengan dirinya sendiri. Sebab, misalnya ia bertahan pada hafalan 7 juz serta tidak mampu menambahnya, dan ini berlangsung selama bertahun-tahun.
27
FAKTOR-FAKTOR KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QURAN DALAM WAKTU SINGKAT
Faktor kemampuan seseorang yang dapat menghafal Al-Quran dalam waktu singkat:1. Adanya keinginan atau semangat yang menggebu
untuk menghafal2. Menempuh upaya-upaya dalam rangka menghafal3. Keyakinan bahwa Allah telah memilih Anda untuk
menghafal Kitab-Nya4. Berusaha menjauhi semua orang yang bisa
membebani tekad5. Memanfaatkan semua waktu
28
6. Memiliki azam yang kuat,Menghafal Al-Quran bukan perkara kecil ditilik dari pahalanya disisi Allah, tekad kuat untuk menghafal Al-Quran dan membutuhkan cobaan serta ujian. Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman, ” sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabut [29] :2)
7. Menetapkan batas waktu untuk mengkhatamkannya8. Antusias untuk segera menyelesaikan hafalan Al-
Quran9. Menundukkan semua rintangan10.Menjadikan ibadah sebagai salah satu media
penolong dalam menghafal