35
Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028) BAB XXXV MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA TUJUAN BELAJAR TUJUAN KOGNITIF Setelah membaca bab ini dengan seksama, maka Anda sudah akan dapat: 1. Mengetahui perubahan fisiologis pada lanjut usia. 1.1. Menceritakan kembali perubahan-perubahan fisiologis pada lanjut usia. 1.2. Menceritakan kembali perubahan-perubahan fisiologis pada lanjut usia di Indonesia. 2. Mengetahui komposisi dan asupan gizi pada lanjut usia. 2.1. Menyebutkan zat-zat dan mineral penting yang berhubungan dengan masalah gizi pada lanjut usia. 2.2. Menceritakan kembali komposisi asupan gizi yang seimbang yang dibutuhkan lanjut usia. TUJUAN AFEKTIF Setelah membaca ini dengan penuh perhatian, maka penulis mengharapkan Anda sudah akan dapat: 1. Mengetahui perubahan jaringan aktif tubuh pada lanjut usia. 1.1. Menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan perubahan jaringan aktif tubuh pada lanjut usia. 1.2. Menceritakan masalah gizi yang berkaitan dengan lanjut usia. 2. Menerapkan pola gizi yang baik pada lanjut usia dalam dunia kedokteran. 2.1. Menentukan zat gizi, vitamin dan mineral yang dibutuhkan lanjut usia dengan komposisi yang tepat. 2.2. Menerapkan pola gizi yang tepat pada lanjut usia agar dapat menurunkan permasalahan gizi pada lanjut usia. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 695

MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

BAB XXXVMASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA

TUJUAN BELAJAR

TUJUAN KOGNITIFSetelah membaca bab ini dengan seksama, maka Anda sudah akan dapat:1. Mengetahui perubahan fisiologis pada lanjut usia.

1.1. Menceritakan kembali perubahan-perubahan fisiologis pada lanjut usia.1.2. Menceritakan kembali perubahan-perubahan fisiologis pada lanjut usia di

Indonesia.2. Mengetahui komposisi dan asupan gizi pada lanjut usia.

2.1. Menyebutkan zat-zat dan mineral penting yang berhubungan dengan masalah gizi pada lanjut usia.

2.2. Menceritakan kembali komposisi asupan gizi yang seimbang yang dibutuhkan lanjut usia.

TUJUAN AFEKTIFSetelah membaca ini dengan penuh perhatian, maka penulis mengharapkan Anda sudah akan dapat:1. Mengetahui perubahan jaringan aktif tubuh pada lanjut usia.

1.1. Menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan perubahan jaringan aktif tubuh pada lanjut usia.

1.2. Menceritakan masalah gizi yang berkaitan dengan lanjut usia.2. Menerapkan pola gizi yang baik pada lanjut usia dalam dunia kedokteran.

2.1. Menentukan zat gizi, vitamin dan mineral yang dibutuhkan lanjut usia dengan komposisi yang tepat.

2.2. Menerapkan pola gizi yang tepat pada lanjut usia agar dapat menurunkan permasalahan gizi pada lanjut usia.

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 695

Page 2: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

I. PENDAHULUAN Pada proses menua ditandai dengan kehilangan secara progresif lean body mass (LBM = jaringan aktif tubuh) yang sudah dimulai sejak usia 40 tahun disertai dengan menurunnya metabolisme basal sebesar 2% setiap tahunnya (Pennington, 1988) yang disertai dengan perubahan disemua sistem didalam tubuh manusia. Bila seseorang berhasil mencapai usia lanjut maka upaya yang harus dilakukan adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas kehidupannya tetap baik. Pengamatan pada manusia menunjukkan bahwa gizi yang tidak benar, aktivitas fisik kurang, obesitas, stres, merokok dan mengkonsumsi alkohol yang berlebihan memiliki kontribusi yang besar terhadap penurunan berbagai fungsi organ dan perubahan status gizi pada lanjut usia. Perubahan status gizi pada lanjut usia dikaitkan dengan perubahan lingkungan dan status kesehatan mereka. Faktor kesehatan yang berperan dalam perubahan status gizi adalah naiknya insiden penyakit degenerasi maupun non degenerasi yang berakibat pada perubahan asupan makanan,absorpsi,dan utilitas zat-zat gizi di jaringan. Masalah gizi yang kerap kali menimpa lanjut usia dapat dicegah seandainya tiap lanjut usia dan tenaga kesehatan mampu mendeteksi secara dini. Pengetahuan tentang gizi yang baik serta mempertahankan aktivitas fisik dapat menghambat atau memperlambat kemunduran fungsi alat tubuh yang disebabkan dengan bertambahnya umur.

II. PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA LANJUT USIAA. Perubahan pada panca indera terutama pengecap.

Sekresi saliva berkurang mengakibatkan pengeringan rongga mulut. Papil-papil pada permukaan lidah mengalami atrofi sehingga terjadi penurunan sensitivitas terhadap rasa terutama rasa manis dan asin. Keadaan ini akan mempengaruhi nafsu makan, dan dengan demikian asupan gizi juga akan terpengaruh. Keadaan ini mulai pada usia 70 tahun. Perubahan indera penciuman, penglihatan dan pendengaran juga mengalami penurunan fungsi seiring dengan bertambahnya usia.

B. Esofagus Lapisan otot polos esofagus dan sfingter gastro esofageal mulai melemah yang akan menyebabkan gangguan kontraksi dan refluk gastrointestinal spontan sehingga terjadi kesulitan menelan dan makan menjadi tidak nyaman.

C. Lambung Pengosongan lambung lebih lambat,sehingga orang akan makan lebih sedikit karena lambung terasa penuh, terjadilah anoreksia. Penyerapan zat gizi berkurang dan produksi asam lambung menjadi lebih sedikit untuk mencerna makanan. Di atas umur 60 tahun, sekresi HCl dan pepsin berkurang, akibatnya absorpsi protein, vitamin dan zat besi menjadi berkurang. Terjadi overgrowth bakteri sehingga terjadi penurunan faktor intrinsik yang juga membatasi absorbsi vitamin B12, penurunan sekresi asam lambung dan ezim pankreas, fungsi asam empedu menurun menghambat pencernaan lemak dan protein, terjadi juga malabsorbsi lemak dan diare.

D. Tulang Kepadatan tulang akan menurun,dengan bertambahnya usia. Kehilangan massa tulang terjadi secara perlahan pada pria dan wanita dimulai pada usia 35 tahun yaitu usia dimana massa tulang puncak tercapai. Dampaknya tulang akan

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 696

Page 3: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

mudah rapuh (keropos) dan patah , mengalami cedera, trauma yang kecil saja dapat menyebabkan fraktur.

E. Otot Penurunan berat badan sebagai akibat hilangnya jaringan otot dan jaringan lemak tubuh. Presentasi lemak tubuh bertambah pada usia 40 tahun dan berkurang setelah usia 70 tahun. Penurunan Lean Body Mass (otot,organ tubuh,tulang) dan metabolisme dalam sel-sel otot berkurang sesuai dengan usia. Penurunan kekuatan otot mengakibatkan orang sering merasa letih dan merasa lemah, daya tahan tubuh menurun karena terjadi atrofi. Berkurangnya protein tubuh akan menambah lemak tubuh. Perubahan metabolisme lemak ditandai dengan naiknya kadar kolesterol total dan trigliserida.

F. Ginjal Fungsi ginjal menurun sekitar 55% antara usia 35 – 80 tahun. Reaksi asam basa terhadap perubahan metabolisme melambat. Pembuangan sisa-sisa metabolisme protein dan elektrolit yang harus dilakukan ginjal menjadi beban tersendiri.

G. Jantung dan Pembuluh darah Perubahan yang terkait dengan ketuaan sulit dibedakan dengan perubahanyang diakibatkan oleh penyakit. Pada lanjut usia jumlah jaringan ikat pada jantung (baik katup maupun ventrikel)meningkat sehingga efisien fungsi pompa jantung berkurang. Pembuluh darah besar terutama aorta menebal dan menjadi fibrosis. Pengerasan ini, selain mengurangi aliran darah dan meningkatkan kerja ventrikel kiri,juga mengakibatkan ketidakefisienan baroreseptor (tertanam pada dinding aorta, arteri pulmonalis, sinus karotikus). Kemampuan tubuh untuk mengatur tekanan darah berkurang.

H. Paru-paru Elastisitas jaringan paru dan dinding dada berkurang, kekuatan kontraksi otot pernapasan menurun sehingga konsumsi oksigen akan menurun pada lanjut usia. Perubahan ini berujung pada penurunan fungsi paru.

I. Kelenjar endokrin Terjadi perubahan dalam kecepatan dan jumlah sekresi,respon terhadap stimulasi serta struktur kelenjar endokrin. Pada usia diatas 60 tahun terjadi penurunan sekresi testosteron, estrogen, dan progesteron.

J. Kulit dan rambut Kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastis lagi. Rambut rontok dan berwarna putih, kering dan tidak mengkilat.

K. Fungsi imunologik Penurunan fungsi imunologik sesuai dengan umur yang berakibat tingginya kemungkinan terjadinya infeksi dan keganasan. Ada kemungkinan jika terjadi peningkatan pemasukan vitamin dan mineral termasuk zinc, dapat meniadakan reaksi ini.

III. KEBUTUHAN RNERGI DAN ZAT GIZI PADA LANJUT USIATabel 3.1. KGR / RDA

Negara Usia yang dibedakan

Indonesia 46 – 59 thn > 60 thnAmerika serikat 25 – 50 thn > 51 thn

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 697

Page 4: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

Canada 25 – 49 thn 50 – 74 thn > 75 thnJepang Tiap dekade sampai 80 tahun keatas

Tabel 3.2. ENERGI YANG DIPERLUKANIndonesia 49 – 59 thn > 60 thn

Pria 2500 kkal 2200 kkal

Wanita 2100 kkal 1850 kkal

Amerika serikat 25 – 50 thn 51 tahun

Pria 2900 kkal 2300 kkal

Wanita 2200 kkal 1900 kkal

Produksi energi menurun secara progresif dengan bertambahnya usia. Penurunan ini terjadi oleh karena berkurangnya jaringan aktif (metabolizing tissue). Kebutuhan energi untuk aktivitas menurun lebih besar daripada untuk metabolisme basal.

Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air (62,4%), protein (16,9%), lemak (13,8%), hidrat arang dan garam (6,9%). Agar dapat mencapai komposisi yang tepat bagi tubuh, manusia memenuhinya melalui makanan yang berasal dari sumber hewani dan nabati.

Gambar 3.1 USDA Diet Pyramid

Zat gizi dapat digolongkan kedalam 6 golongan yaitu :

- Karbohidrat

- Lemak

- Protein

- Mineral

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 698

Page 5: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

- Vitamin

- AirZat-zat ini dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok besar yaitu:

- Zat yang memberikan energi untuk pergerakan tubuh maupun reaksi. Yang tergolong ini adalah karbohidrat, lemak, dan protein.

- Zat yang membangun dan memperbaiki tubuh (merupakan bahan bangunan tubuh). Yang termasuk golongan ini adalah air, protein, lemak, karbohidrat, dan mineral.

- Zat yang bersifat sebagai pelumas berbagai reaksi kimia maupun reaksi dalam tubuh. Termasuk didalamnya adalah vitamin dan mineral

Tabel 3.3. Asupan yang dianjurkan

Laki-laki Perempuan

Inggris Indonesia Inggris Indonesia75+ 60+ 75+ 60+

Energi (Kal) 2100 2200 1900 1850Protein (g) 53 62 48 54Zat besi (mg) 10 13 10 14Kalsium (mg) 500 500 500 500Vit.C (mg) 30 60 30 60

Dibawah ini adalah beberapa unsur yang perlu diperhatikan pada lanjut usia :

A. KARBOHIDRATHidrat arang ( karbohidrat) memiliki beberapa fungsi,antara lain: Sebagai sumber energi Pemberi rasa manis pada makanan Penghemat protein Mengatur metabolisme lemak Membantu pengeluaran feses

Gambar 3.2. Sumber Karbohidrat Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula; termasuk juga hasil olahan bahan-bahan seperti bihun, mie, roti, tepung - tepungan, selai, sirup, dan lain-lain.

Pada umumnya lanjut usia mengkonsumsi karbohidrat hanya 45-50%, seharusnya 55-60% dari total kalori. Peningkatan asupan karbohidrat kompleks memungkinkan peningkatan asupan mineral, vitamin dan serat. Umumnya lanjut usia menderita kekurangan lactase, yaitu suatu enzim yang berfungsi menghidrolisis laktosa. Ketiadaan proses hidrolisis mengakibatkan laktosa tidak dapat diserap, yang kemudian dapat menyebabkan diare, karena laktosa dimetabolisme oleh bakteri usus. Hal inilah yang menyebabkan banyak lanjut usia tidak mau mengkonsumsi susu. Mengingat kandungan mikronutrien maka bila menderita intoleransi laktosa maka dianjurkan untuk mengkonsumsi susu yang rendah laktosa.

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 699

Page 6: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

B. PROTEINProtein berfungsi sebagai: Mengatur keseimbangan air Mengangkut zat-zat gizi Sumber energi Pertumbuhan dan pemeliharaan Pembentukan antibodi

Gambar 3.3. Sumber ProteinSumber protein ada 2,yaitu :1.Hewani : telur, susu, daging, unggas, ikan, kerang

2.Nabati : kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, dan kacang-kacangan lainnya.Pada lanjut usia sehat, kebutuhan protein 12–15% dari total energi. Pada lanjut usia tidak dibutuhkan jumlah protein yang berlebihan karena akan memperberat kerja ginjal dan

hati. Menurut WHO kecukupan protein pada usia > 60 ahun adalah 0,75 g/KgBB/hari. The Food and Nutrition Board, kebutuhan protein pada lanjut usia sehat adalah 0,8 g/KgBB/hari, baik bagi pria maupun wanita.

C. LEMAK Fungsi lemak: Sebagai sumber energi ( 2X karbohidrat ). Memberikan rasa kenyang dan kelezatan. Sumber asam lemak esensial. Pelaruk vitamin A,D,E,K. Sebagai bantalan organ ( terutama jaringan saraf ). Memelihara suhu tubuh (isolator ). Memberi bentuk tubuh ( terutama pada wanita).

Pada lanjut usia dibutuhkan lemak 20-30% dari total kalori. WHO (1990 ) menganjurkan konsumsi lemak 15-30% dari total kalori. Dianjurkan paling banyak 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh dan 3-7% dari lemak jenuh ganda.

Konsumsi kolesterol yang dianjurkan ≤300mg/hari. Kolesterol merupakan komponen penting dinding sel dan menjadi bahan dasar pembentukan asam empedu dan hormon seks. Kelebihan dan kekurangan lemak diwujudkan dalam bentuk kadar kolesterol darah. Peningkatan kadar kolesterol dapat mempertinggi resiko penyakit jantung koroner.

Gambar 3.4. Sumber lemak

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 700

Page 7: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

Sumber lemak : minyak, tumbuh-tumbuhan, mentega, margarin ,lemak hewan, kacang-kacangan, biji-bijian, daging dan ayam gemuk, susu, keju dan makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak.

D. AIR Fungsi air dalam tubuh,yaitu : Pelarut dan alat angkut Katalisator Pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh Fasilitator pertumbuhan Pengatur suhuKebutuhan air pada lanjut usia 30 ml/KgBB atau 1500 – 2000cc/hari. Semakin tua

umur seseorang, fungsi kerja organ khususnya ginjal makin berkurang. Air berguna untuk mengangkut sisa-sisa oksidasi tubuh dan bermanfaat mendorong gerak peristaltik usus pada saat berlangsung proses pencernaan.

E. VITAMINSetiap jenis vitamin yang masuk ke dalam tubuh akan mengatur sendiri dengan

proses yang berbeda. Karena perannya yang amat spesifik, setiap jenis vitamin tidak dapat menggantikan jenis vitamin yang lain.

Jenis vitamin ada yang larut lemak dan larut air. Yang termasuk dalam larut lemak adalah vitamin A, D, E, K.

VITAMIN AFungsi :- Penglihatan- Diferensiasi Sel- Fungsi kekebalan- Fungsi pertumbuhan dan perkembangan- Fungsi reproduksi- Pencegahan kanker dan penyakit jantung

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 701

Page 8: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

Gambar 3.5. Vitamin A

Tabel 3.4. Angka kecukupan Vitamin A yang dianjurkanJenis Kelamin/umur Angka kecukupan gizi yang dianjurkanPria ≥ 60 thn 600 µg retinol ( setara 3600 µg beta – karoten )

Wanita ≥ 60 thn 500 µg retinol ( setara 3600 µg beta – karoten )

Gambar 3.6. Sumber vitamin A

Sumber Vitamin A : Hati, kuning telur, susu, mentega, wortel, minyak ikanSumber karoten : Sayuran berwarna hijau

tua, sayuran dan buah berwarna jingga seperti daun singkong, bayam, kacang panjang, buncis, tomat, pepaya, mangga, jeruk.

VITAMIN B1 ( TIAMIN )Fungsi : Vitamin B1 di arbsorbsi melalui usus kecil, serta mengalami fosforilasi dalam selaput lendir.

Gambar 3.7. Sumber vitamin B1

Sumber : - Tumbuhan : Padi-padian, biji-bijian, kacang-kacangan.- Binatang : Hati, ginjal, telur, susu, daging babi.Kekurangan tiamin dapat menimbulkan gejala seperti kesemutan, mudah

lemas, capai.

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 702

Page 9: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

VITAMIN B2 ( RIBOFLAVIN ) Fungsi :- Menopang sistem kardiovaskuler dan saraf- Membantu pembentukan protein, hormon, dan sel darah merah

Gambar 3.8. Sumber Vitamin B2

Sumber : ayam, pisang, kacang kedelai, ikan, susu, beras merah, hati, kentang

VITAMIN B6 ( Piridoksin ) Fungsi :- Menopang sistem kardiovakuler dan saraf- Metabolisme asam amino dan protein- Membantu membentuk hormon dan sel darah merah

Gambar 3.9. Sumber Vitamin B6

Sumber : Ayam, pisang, kacang kedelai, ikan, susu, beras merah, hati,kentangDefisiensi piridoksin dapat mengakibatkan neuritis perifer, gangguan kulit dan

kekurangan darah.

VITAMIN B12 ( SIANOKOBALAMIN ) Vitamin B12 mengandung C, H, O, N, P, dan Co. Vitamin B12 juga berhubungan dengan anemia pernisiosa.Bentuk-bentuk aktif dari sianokobalamin :- Cyanocobalamin ( Vitamin B12 ) : CN –Co- Hydroxycobalamin ( Vitamin B12a ) : OH – Co- Aquacobalamin ( Vitamin B12b ) : H2O – Co- Nitrocobalamin ( Vitamin B12c ) : NO2 – CoPeranan dari sianokobalamin :- Pembentukan asam nukleat ( DNA an RNA )- Siankobalamin + asam pantotenat = Purin dan Pirimidin- Sintesa dan transfer gugus labil CH3Sumber : Hati sapi, ayam, kerang, tiram, ikan sarden, telur, susu.

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 703

Page 10: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

Jenis Vitamin B Pria WanitaVitamin B 1( Tiamin) 1,0 mg 1,0 mgVitamin B 2 ( Riboflavin) 1,2 mg 1,0 mgVitamin B 6 (Piridoksin ) 2,0 mg 1,6 mg

Vitamin B 12 ( Kobalamin ) 1,0 mg 1,0 mgTabel 3.5. Asupan Vitamin B yang Dianjurkan Bagi Lanjut usia ( > 60 tahun )

VITAMIN C ( Asam askorbat ) Fungsi :- Antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas- Membantu sintesis kalogen- Membantu absorbsi zat besi dan kalsium- Membantu pembentukan Hb- Mencegah infeksi, kanker, serta penyakit jantung

Gambar 3.10. Sumber Vitamin C

Sumber : Buah jeruk, sayur berdaun hijau, hati, ginjal, pepaya, kiwi, apel, strawberi.Kadar vitamin C dalam buah dan sayur tergantung dari :- Jenis buah (asam) dan sayuran- Cara / tempat penyimpanan- Iklim- Kesuburan tanah- Pengolahan

Kebutuhan vitamin C bagi lanjut usia: 60 mg / hari

Defisiensi : Defisiensi vitamin C yang jelas jarang ditemukan. Yang banyak ditemui adalah defisiensi pada orang yang sedikit makan buah dan sayur, orang dengan konsumsi alkohol tinggi, lanjut usia dengan diet yang terbatas, orang yang sakit berat dan lama.

Gejala defisiensi vitamin C yang klasik :- Follicular hyperkeratosis- Gusi bengkak dan meradang- Gigi goyang dan mudah tanggal- Kering pada mulut dan mata- Kerontokan rambut- Kulit kering dan gatal- Kalau ada kelainan dalam sintesis kalogen, maka penyembuhan luka akan lama,

jaringan perut dapat pecah kembali, mudah terbentuk infeksi sekunder pada daerah yang berdarah.

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 704

Page 11: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

- VITAMIN D

Fungsi : - Membantu pembentukan tulang bersama vitamin A dan C, hormon paratiroid dan

kalsitonin, protein kolagen serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium, dan flour.

- Membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor yang tersedia dalam darah diendapkan pada proses pengerasan tulang.

Pada lanjut usia dengan defisiensi kalsium, sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi kalsium 1000-1500 mg/hari. Penambahan suplemen vitamin D (800 IU/hari) dapat diberikan pada lanjut usia yang sangat sedikit terpapar sinar matahari dan pada lanjut usia yang tidak mendapatkan vitamin D yang cukup pada makanan.

Gambar 3.11. Sumber Vitamin D

Sumber: Sinar matahari dan dari makanan dalam bentuk kolekalsiferol yaitu kuning

telur, hati, mentega, dan minyak ikan.

VITAMIN E Defisiensi vitamin E sangat jarang terjadi kecuali pada keadaan malnutrisi dan kelemahan pada lanjut usia. Vitamin E sangat berguna sebagai antioksidan yang dapat menghambat jumlah radikal bebas yang diproduksi oleh tubuh dan proses kimia yang dapat menyebabkan penuaan, namun fakta kliniknya belum begitu nyata.Angka kecukupan gizi :

- Pria > 60 tahun : 10 mg/hari- Wanita > 60 tahun : 8 mg/hari

Gambar 3.12. Sumber Vitamin E

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 705

Page 12: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

Sumber : Minyak sayur, kacang-kacangan mentah, biji-bijian, sayur berdaun hijau dan buah-buahan.

VITAMIN K Fungsi :Membantu pembekuan darah dan sebagai kofaktor enzim didalam tubuh.Sumber :- Daun hijau seperti brokoli, kol, lobak, selada- Kuning telur- Hati- Minyak kacang kedele- Flora bakteri dalam usus

Gambar 3.13. Sumber vitamin K

Defisiensi vitamin K jarang terjadi. Defisiensi dapat terjadi pada :- Malabsorbsi lipid- Rusaknya flora usus akibat pengobatan dengan antibiotik dalam waktu lama- Penyakit hati yang berhubungan dengan vitamin KAngka kecukupan gizi :- Pria > 60 tahun : 80 µg / hari- Wanita > 60 tahun : 65 µg / hari

F. MINERAL BESI ( Fe )

Fungsi: - Pembentukan hemoglobin- Meningkatkan kekebalan tubuh

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 706

Page 13: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

- Menambah energiKeseimbangan zat besi ditentukan oleh penyerapan, penyimpanan, dan pengeluaran

zat besi. Penurunan asam lambung mempengaruhi penyerapan. Obat-obatan juga berpengaruh dalam penyerapan seperti kolestiramin yang banyak digunakan lanjut usia untuk menurunkan kadar kolesterol ternyata menurunkan penyerapan zat besi.

Kebutuhan yang dianjurkan : 10 mg/hari.Sumber : Hati, daging, kacang-kacangan, gandum, sayur berdaun hijau.

SENG ( Zn )Fungsi:- Memelihara struktur protein- Fungsi metabolisme- Meningkatkan imunitas- Replikasi sel- Mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas

Sumber : Kacang-kacangan, ikan laut, tiram, telurKebutuhan pada lanjut usia pria 15 mg/hari, dan untuk lanjut usia wanita 12

mg/hari.Defisiensi seng dapat menyebabkan dysgeusia, anoreksia, penyembuhan luka yang

lama, menurunnya daya tahan tubuh dan berkurangnya nafsu makan.

MAGNESIUM ( Mg )Fungsi:- Sintesis dan sekresi insulin- Transpor glukosa ke dalam sel- Metabolisme glukosa

Sumber : Sayuran hijau, sereal, biji-bijian, kacang-kacangan, daging, susu, dan hasil olahannya.

Kecukupan magnesium untuk pria dewasa 280 mg/hari dan untuk wanita 250 mg/hari. Suplemen magnesium sangat dibutuhkan bagi para lanjut usia yang menjalani terapi diuretik.

KALSIUM ( Ca )Fungsi: Menjaga keseimbangan air dan garam dalam tubuh.Sumber: Buah, sayuran, kacang-kacangan.Kebutuhan minimum sebanyak 2000 mg / hari.

Efek samping pemberian vitamin dan mineral pada lanjut usia :

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 707

Indikasi diberikan vitamin dan mineral pada lanjut usia :1. Pertimbangan dokter akan status gizi pasiennya.2. Penyakit kronis yang menimbulkan maknitrisi.3. Penyakit yang membutuhkan diet rendah protein, gangguan penyerapan

lambung, dehidrasi dimana dibutuhkan mineral kalium/natrium.

Page 14: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

- Tidak ada, kecuali bila dimakan secara berlebihan. Vitamin B, C larut dalam air, sehingga apabila terdapat dalam jumlah yang berlebihan akan disimpan dalam tubuh dan akan menyebabkan keracunan.

- Vitamin A yang berlebihan akan mengakibatkan penglihatan kabur,rambut rontok dan kulit kering/kuning.

- Vitamin D yang berlebihan menyebabkan perubahan tulang, penumpukan kalsium dalam otot/organ tubuh, batu/kegagalan ginjal dan artritis.

G. SERATSerat merupakan komponen makanan yang berasal dari sumber nabati, berguna

untuk membuang segala materi sisa-sisa pencernaan dari dalam saluran cerna. Serat dalam tubuh sangat berguna dan membantu mendorong gerak peristaltik

usus serta dapat mencegah konstipasi (mengerasnya feses) pada masa usia lanjut, serta menghindari berbagai penyakit antara lain mencegah kanker usus besar, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus dan kegemukan.

Sumber : sayuran, buah-buahan.Kebutuhan serat : 30 gram/hari.

IV. KEADAAN GIZI DAN PERUBAHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN LANJUT USIA

Pertimbangan – pertimbangan dalam pemberian kebutuhan nutrisi pada lanjut usia sangat bervariasi bagi tiap individu, tergantung dari keadaan kesehatan, aktivitas fisik dan psikologisnya.1. Kebiasaan dan tingkat aktivitas

Pada usia antara 40–80 tahun terjadi penurunan masa otot > 40% disertai dengan penurunan cairan tubuh total dan peningkatan proporsi lemak tubuh cadangan. Asupan kalori kemungkinan sangat rendah pada usia lanjut. Pada salah satu penelitian, 16 – 20% lanjut usia>60 tahun mengkonsumsi hanya 1000 kkal/hari. Perubahan yang nyata dalam tubuh adalah hilangnya kalsium dalam tulang. Berkurangnya kalsium dalam tulang disebabkan faktor–faktor seperti penurunan hormon estrogen pada wanita pasca menopause, penurunan aktifitas fisik, penurunan intake kalsium, dan penurunan absorsi kalsium dalam usus.

2. Perubahan fisikTampak penurunan dari sensasi haus dan kompensasi dari Total Water Loss

(berkurangnya jumlah cairan tubuh) pada lanjut usia pria. Hal ini menunjukkan bahwa respon terhadap dehidrasi berkurang sehubungan dengan bertambahnya usia. Nafsu makan berkurang karena penurunan dari indera pengecap dan juga indera penciuman.

3. Perubahan psikososialLebih dari 60% pria dan 20% wanita berusia 65 tahun ke atas hidup sendiri,

hal ini mengarah pada penurunan asupan makanandan dapat menyebabkan defisiensi kalori–protein atau defisiensi mikronutrien. Penurunan pendapatan umumnya terjadi pada lanjut usia wanita, menyebabkan terbatasnya pemilihan makanan yang kaya akan gizi dan dapat mengarah pada malnutrisi lanjut usia.

4. Keadaan lain yang berhubungan dengan lanjut usiaKeadaan lain pada lanjut usia yang dapat berpengaruh pada keadaan gizi

yaitu pengobatan, keadaan gigi yang buruk, demensia, neoplasma, alkoholisme (berhubungan dengan defisiensi tiamin dan folat), berkurangnya aktivitas hidup sehari-hari, infeksi, dan depresi.

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 708

Page 15: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

V. MASALAH GIZI YANG MENGENAI GOLONGAN LANJUT USIAMalnutrisi Energi Protein

Malnutrisi dapat berarti gizi kurang ataupun gizi lebih. Pada gizi lebih terdapat susunan makanan mungkin seimbang, tapi jumlah yang dikonsumsi secara keseluruhan melebihan apa yang dibutuhkan oleh tubuh.

Pada gizi kurang, mungkin susunan makanan juga masih seimbang, hanya jumlah keseluruhannya tidak mencukupi kebutuhan tubuh.

Walaupun penyebab yang tersering dari malnutrisi pada lanjut usia adalah aspek sosial, gigi, psikologi dan farmakologi, penyebab lain seperti infeksi kronis dan neoplasma harus diperhatikan.

Patofisiologi dari malnutrisi terjadi karena satu atau beberapa komponen berikut :- Berkurangnya asupan makanan dan mikronutrien- Menurunnya penyerapan makanan oleh karena penyakit saluran pencernaan- Meningkatnya kebutuhan akan protein,kalori dan mikronutrien karena infeksi atau stressFaktor resiko untuk status gizi kurang pada lanjut usia adalah :- Antropometris, bila berat badan menurun > 10% dalam 6 bulan terakhir.- Riwayat gizi, bila ada :

o Berbagai intoleransi terhadap makanan (diare)o Tidak nafsu makan/menolak makano Makanan tidak seimbango Penggunaan vitamin (suplemen makanan) dengan dosis berlebihano Ketidaktahuano Masalah ekonomio Isolasi sosialo Keadaan gigi yang buruk

- Penyakit : penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya, alkoholisme, depresi, demensia, polifarmasi.

Gejala dan tanda :Klinikus harus memperhatikan satu atau lebih faktor resiko seperti isolasi sosial, masalah gigi, polifarmasi dan depresi yang merawat dalam keadaan malnutrisi.

Tanda-tanda pada pasien sering ditemukan dalam keadaan avitaminosis, defisiensi mineral atau hanya terdapat tanda berkurangnya berat badan, cepat lelah atau penurunan kemampuan kognitif.

Beberapa indikator keadaan gizi kurang/buruk pada lanjut usia (Kretchmer & Zimmermann, 1997) :1. Penurunan berat badan secara berkelanjutan2. Berat Badan / Tinggi Badan yang rendah secara bermakna3. Penurunan serum protein secara bermakna4. Perubahan fungsi tubuh secara bermakna5. Asupan energi dan zat gizi lain di bawah AKG6. Penurunan lingkar lengan atas secara bermakna7. Penurunan tebal lemak bawah kulit/lipatan kulit secara bermakna8. Munculnya obesitas berdasarkan berat badan ideal, indeks massa tubuh9. Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 709

Page 16: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

osteoporosis, defisiensi asam folat dan vitamin B12.Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui :1. Pemeriksaan klinik, meliputi :

(1). Tanda-tanda yang dianggap memiliki nilai dalam pemeriksaan gizi(2). Gejala-gejala yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut(3). Gejala-gejala yang tidak berhubungan dengan gizi

2. Pemeriksaan antropometrik, merupakan pengukuran variasi berbagai dimensi fisik dan komposisi tubuh secara umum pada berbagai tahapan usia dan derajat kesehatan, meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak bawah kulit.3. Pemeriksaan biokimiawi, paling mudah adalah darah dan urin.4. Pemeriksaan biofisik, misalnya terhadap tulang untuk menilai derajat osteoporosis.Status gizi secara kasar diukur dengan BMI (Body Mass Index) atau IMT (Indeks Massa Tubuh) dan RLPP (Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul).

IMT = BB ( Kg)/TB ( m² )

Tabel 5.1. Klasifikasi IMT menurut WHO (1995) :

IMT ≤ 18,49 Kekurangan berat badan

IMT 18,5 – 24,99 Normal

IMT 25 – 29,99 Kelebihan berat badan tingkat ringan (overweight)

IMT ≥ 30 Kelebihan berat badan tingkat berat (obesitas)

IMT berdasarkan jenis kelamin :Kekurangan berat badan : Pria : IMT < 20 Wanita : IMT < 19Normal : Pria : IMT 20-25 Wanita : IMT 19-24

Kelebihan berat badan tingkat ringan (overweight): Pria : IMT 25-27 Wanita : IMT 24-27Kelebihan berat badan tingkat berat (obesitas): Pria : IMT > 27 Wanita : IMT > 27

Tapi perlu diingat, lanjut usia dalam perjalanan usianya dapat mengalami pengurangan tinggi badan. Hal ini disebabkan antara lain :1. Berkurangnya komponen cairan tubuh, sehingga discus intervertebralis relatif

kurang mengandung air sehingga menjadi lebih pipih dan mengakibatkan tinggi badan berkurang.

2. Makin tua makin kifosis sehingga tinggi tegak lurusnya berkurang.3. Osteoporosis pada lanjut usia wanita mudah mengakibatkan fraktur vertebra

sehingga tinggi badan berkurang. Penurunan tinggi badan ini akan mempengaruhi hasil IMT.

Oleh sebab itu dianjurkan menggunakan ukuran tinggi lutut (knee height) untuk menentukan secara pasti tinggi badan lanjut usia.

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 710

Page 17: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

TB pria : 59,01 + ( 2,08 X TL )TB wanita : 75,00 + ( 1,91 X TL ) – ( 0,17 X U )TL = Tinggi Lutut (cm)U = Usia (tahun)

Tabel 5.2. Skala rasio menurut klasifikasi Bray,1992 :RLPP Pria RLPP Wanita

≤ 0,95 Tidak beresiko terhadap penyakit kardiovaskular

-

> 0,95 Beresiko terhadap penyakit kardiovaskular

-

≤0,8 - Tidak berisiko terhadap penyakit kardiovaskular

> 0,8 - Berisiko terhadap penyakit kardiovaskuler

Yang saat ini digunakan untuk penilaian status gizi adalah : Mini Nutritional Assessment (MNA) = Penilaian Status Gizi Mini

Nama : Jenis kelamin : Umur : Tgl :BB (kg) : TB (cm) : TL/kneeheigt (cm) :I. Penilaian Antropometrik1. IMT (BB/TB dlm kg/m2) : 0 = IMT < 19 1 = 19 ≤ IMT < 21 2 = 21 ≤ IMT < 23 3 = IMT ≥ 232. LLA = Lingkar Lengan Atas (dlm cm) : 0,0 = LLA < 21 0,5 = 21 ≤ LLA ≤ 22 1,0 = LLA > 223. LB = Lingkar Betis (dlm cm) : 0 = LB < 31 1 = LB ≥ 314. Kehilangan BB selama 3 bln terakhir : 0 = Kehilangan BB > 3 kg 1 = Tidak tahu berapa besar kehilangan BB 2 = Kehilangan BB antara 1-3 kg 3 = Tidak ada kehilangan BB

II. Evaluasi Menyeluruh :5. Apakah pasien hidup bebas, tidak tergantung pada suatu nursing home ? 0 = Tidak 1 = Ya6. Apakah pasien menggunakan lebih dari 3 jenis obat perhari ? 0 = Ya 1 = Tidak7. Selama 3 bulan terakhir, apakah pasien pernah menderita stres psikologis atau penyakit akut ? 0 = Ya 1 = Tidak8. Mobilitas : 0 = Terbaring di tempat tidur/ kursi 1 = Dapat berpindah dari tempat tidur/kursi, tapi tidak dapat berjalan keluar 2 = Dapat berjalan-jalan keluar 9. Masalah neuro-psikologik : 0 = Demensia berat/depresi 1 = Demensia sedang 2 = Tidak ada masalah neuro- psikologik

10. Berapa banyak makan penuh (tidak sisa) yang pasien makan tiap hari ?

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 711

Page 18: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

0 = 1 X makan 1 = 2 X makan 2 = 3 X makan

III. Penilaian Terhadap diet11. Dekubitus / ulkus pada kulit : 0 = Ada 1 = Tidak ada

12. Bagaimana konsumsinya ? - Sedikitnya 1 X konsumsi produk dari susu (susu, keju, yoghurt) perhari ? Ya/Tidak

- 2 X atau lebih konsumsi kacang- kacangan/telur perminggu ?

Ya/Tidak - Konsumsi daging, ikan, unggas setiap

hari ? Ya/Tidak 0,0 = Jika 0/1 ya 0,5 = Jika 2 ya 1,0 = Jika 3 ya13. Apakah mengkonsumsi 2 X/lebih buah/sayuran perhari ? 0 = Tidak 1 = Ya14.Apakah intake makanan pasien menurun

selama 3 bulan terakhir akibat kehilangan nafsu makan, gangguan GIT, kesulitan mengunyah dan menelan ?

0 = Kehilangan nafsu makan tingkat berat

1 = Kehilangan nafsu makan tingkat sedang

2 = Tidak kehilangan nafsu makan15. Berapa gelas – air, jus, kopi, teh, susu, anggur, bir yang pasien konsumsi perhari ? 0,0 = < 3 gelas 0,5 = 3 – 5 gelas 1,0 = > 5 gelas16. Model pemberian makan : 0 = Makan butuh bantuan orang lain 1 = Makan sendiri – dengan beberapa kesulitan 2 = Makan sendiri tanpa kesulitan

IV. Penilaian Subjektif17. Apakah pasien menaruh perhatian akan adanya masalah gizi ? 0 = Malnutrisi berat 1 = Tidak tahu/malnutrisi sedang 2 = Tidak ada masalah gizi18. Dalam perbandingan dengan orang lain yang usianya sama, bagaimana pasien memperhatikan status kesehatannya ? 0,0 = Tidak baik 0,5 = Tidak tahu 1,0 = Baik 2,0 = Lebih baik

Total ( maks 30 point ) :Score : ≥ 24 point = gizi baik 17 – 23,5 point = resiko malnutrisi < 17 point = gizi kurang/buruk

Pemeriksaan laboratorium :1. Serum albumin

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 712

Page 19: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

Serum albumin tidak menurun secara bermakna dengan meningkatnya usia pada lanjut usia sehat. Kadar albumin sering dipakai sebagai petunjuk dalam menentukan malnutrisi protein, tapi bukan marker yang baik untuk melihat perubahan status protein dalam jangka panjang.Penurunan kadar serum albumin dapat mengarah pada kondisi fisik yang sangat buruk. Hipoalbuminemia dapat disebabkan oleh penyakit GIT, penyakit hati, hipotiroid, decompensasi cordis, infeksi, defisiensi Zn. Faktor – faktor yang mempengaruhi konsentrasi kadar serum albumin selain defisiensi asupan makanan adalah stres, infeksi, gangguan absorpsi, overhidrasi, sintesis yang inadekuat pada penyakit hati yang kuat dan sindrom nefrotik. ≤ 11 mg% menunjukkan adanya malnutrisi.

2. Hb Hb dipakai untuk mendeteksi anemia gizi yang berhubungan dengan malnutrisi. Hipohemoglobinemia dapat disebabkan proses menua, defisiensi nutrien dan penyakit kronik. Pria < 12 gr% dan wanita < 11gr% menunjukkan adanya anemia.

3. Transferin Penurunan kadar transferin merupakan petunjuk yang lebih spesifik dalam menentukan malnutrisi protein dibandingkan dengan kadar serum albumin.

4. Kolesterol Kadar kolesterol yang sangat rendah mungkin terlihat pada keadaan malnutrisi berat.

Penatalaksanaan :Dilakukan oleh tim yang terdiri atas : geriatrician, dietician, perawat, pekerja sosial, psikolog, pharmacist, occupational theurapist. Formulasi gizi

Beberapa formulasi gizi dalam bentuk hiperosmolar dan berhubungan dengan diare. Diare yang terjadi pada pasien yang menerima formulasi gizi biasanya disebabkan karena infeksi atau obat-obatan.

Nutrisi parenteral Biasanya ditujukan kepada pasien dengan kondisi kesehatan yang lebih parah termasuk gangguan fungsi saluran pencernaan.

Program pelatihan Lanjut usia yang mengalami isolasi sosial dapat dilatih melalui program-program seperti adult day health centers, senior center dan meals on weels yang dapat mengarahkan pasien tersebut menjadi lebih mandiri.

B. ObesitasKegemukan pada lanjut usia harus dikonsultasikan guna pengaturan gizi yang bertujuan untuk mengurangi berat badan dan meminimalkan resiko. Kegemukan (obesitas) ditentukan dari 20% berat badan ideal dan menimbulkan konsekuensi klinis yang penting antara lain :1. Peningkatan insiden penyakit kardiovaskuler, DM, hipertensi.2. Penurunan fungsi tubuh3. Peningkatan resiko terjadinya tromboemboli. Data statistik yang diteliti oleh maskapai asuransi kesehatan membuktikan bahwa orang yang mempunyai berat badan berlebihan (overweight) mempunyai usia relatif lebih pendek. Salah satu penyebab dari obesitas pada lanjut usia adalah karena waktu

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 713

Page 20: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

kegiatan yang berkurang, justru kalori makanannya tidak dikurangi, sehingga menumpuk sebagai lemak dibawah kulit. Hal ini dapat dihitung dengan rumus Body Mass Index.

C. Diabetes Mellitus

Gambar 5.1. Diagram Penderita Diabetes Mellitus (umur 20-69) 1988-1992.

Seperti diketahui bahwa dengan meningkatnya umur, intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Intoleransi glukosa pada lanjut usia berkaitan dengan :- obesitas- aktivitas fisik yang berkurang- kurangnya massa otot- penyakit penyerta- penggunaan obat-obatan- penurunan sekresi insulin dan resistensi insulinKeluhan umum untuk pasien DM seperti poliuria, polifagia dan polidipsi. Sebaliknya yang sering dikeluhkan oleh pasien adalah akibat komplikasi degenerasi kronik pada pembuluh darah dan saraf, misalnya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim. 20-50% DM lanjut usia dapat dikendalikan dengan baik hanya dengan diet saja.Perencanaan makan :Susunan makanan yang baik pada penderita mengandung jumlah kalori yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Sebenarnya tidak ada perbedaan antara anjuran makanan sehat untuk orang biasa dengan penderita DM, yaitu gizi seimbang. Susunan makanan yang baik bagi penderita DM, yaitu :Komposisi makanan : 10-15% protein

20-25% lemak 60-70% karbohidrat

Harus cukup kaloriKalori adalah satuan energi yang sangat penting untuk semua aktivitas kehidupan sel. Semua orang termasuk penderita DM harus cukup makan agar kebutuhan kalorinya terpenuhi. Kebutuhan kalori ini sangat individual sifatnya, tergantung dari aktivitas fisik, keadaan patologik seperti infeksi, pasca trauma, operasi. Kalori yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus Harris Benedict.

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 714

Page 21: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

Makanan yang beranekaragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Makanan sumber karbohidrat kompleks lebih baik dikonsumsi daripada karbohidrat sederhana yang refined, karena karbohidrat kompleks dicerna dan diserap didalam tubuh lebih lama daripada karbohidrat sederhana sehingga dengan mengkonsumsi karbohidrat kompleks orang tidak segera merasa lapar.

D. HipertensiSebenarnya penyakit hipertensi tidak perlu diobati secara khusus jika sifatnya tidak menetap atau hanya terjadi sewaktu-waktu dan normal kembali pada pengukuran selanjutnya. Yang harus diwaspadai adalah hipertensi yang bersifat menetap dan cukup lama. Lanjut usia dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darahnya > 140/90 mmHg.Pengobatan utama adalah mengetahui faktor pencetus, yang sering terjadi adalah pola konsumsi makanan tinggi lemak yang disertai rendahnya daya bakar kalori sehingga terjadi penyumbatan saluran pembuluh darah oleh lemak.Perencanaan makanan :o Kurangi usapan garam sampai 70-90 mEq/hari atau sama dengan 2 gr sodium

atau 5 gr NaCl/garam dapur.o Kurangi makanan yang banyak mengandung garamo Mempertinggi asupan kalsiumo Kurangi makanan yang mengandung lemak jenuho Tingkatkan konsumsi sayur dan buaho Tidak mengkonsumsi alkohol dan merokok

E. OsteoporosisOsteoporosis terjadi karena proses demineralisasi tulang. Proses ini mulai berlangsung pada usia 30 tahunan. Penyebab proses ini adalah :o Defisiensi kalsiumo Penurunan estrogen karena post-menopauseo Kurangnya aktifitas fisikPerencanaan makanan :o Konsumsi susu dengan kadar kalsium tinggio Konsumsi makanan tinggi kalsiumo Hindari makanan tinggi proteino Hindari minum alkohol, kopi, dan antasida yang mengandung alumuniumo Tidak merokok

F. AnemiaAnemia banyak terjadi pada lanjut usia yang biasanya disebabkan oleh kekurangan Fe. Untuk mencegah anemia ini dapat dlakukan antara lain : banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, jika perlu ditambah suplemen yang mengandung Fe.

VI. SUPLEMEN GIZI BAGI LANJUT USIAUmumnya lanjut usia terpengaruh untuk mengkonsumsi gizi karena pengaruh iklan. Hasil survei di California mengungkapkan bahwa 72% lanjut usia mengkonsumsi

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 715

Page 22: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

suplemen gizi vitamin C dan vitamin E dosis tinggi. Data tentang konsumsi suplemen di Indonesia belum ada.Beberapa suplemen yang dianjurkan bagi lanjut usia : Vitamin E

Dikenal sebagai antioksidan, mencegah kerusakan karena radikal bebas dan menurunkan resiko penyakit jantung.

SeleniumMembantu tugas enzim glutation, yaitu enzim pengusir radikal bebas. Merupakan komponen penting bersama vitamin C dalam memerangi penyakit jantung juga kanker

SengBerfungsi sebagai penghasil antibodi, juga sebagai antioksidan.

Beta KarotenMencegah terjadinya katarak

Omega 3Dapat mencegah kerusakan sel otak sekaligus mempertajam daya ingat, mengencerkan darah, mengurangi resiko penyakit jantung dan stroke.

Vitamin CMembantu pembentukan kolagen, meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu pembentukan glikoaminoglikan dan chondroitine untuk persendian.

FeMencegah anemia.

VII. PRINSIP PENGOLAHAN GIZI PADA LANJUT USIAAda tiga faktor utama yang sangat berperan dalam menentukan kebutuhan zat gizi pada lanjut usia :1. Menurunnya fungsi fisiologis2. Meningkatnya frekuensi sakit3. Menurunnya nafsu makan akibat bertambahnya usiaMengingat pentingnya gizi ini, maka lanjut usia dianjurkan untuk selalu memperhatikan dan merencanakan kebutuhan makannya. Minimal tahu apa yang harus di makan.Beberapa langkah perencanaan makanan : 1. Jadwal makan harus dibuat lebih sering namun dengan porsi kecil. Hal ini

berkaitan dengan kemampuan fisik lanjut usia yang sudah banyak berkurang untuk mengolah makanan secara sempurna.

2. Banyak minum air putih dan mengurangi garam, sehingga kerja ginjal akan lebih ringan dan pengeluaran sisa makanan menjadi lebih lancar.

3. Mengurangi asupan makanan sumber kalori untuk menjaga berat badan agar tetap normal.

4. Bagi mereka yang benar-benar lanjut usia, usahakan makan makanan yang mudah dicerna dan hindari makanan yang terlalu gurih dan manis. Bila ada kesukaran karena gigi yang ompong, lunakkan terlebih dahulu. Usahakan ada makanan selingan antara pukul 10.00 pagi, seperti susu, biskuit, puding, atau sari buah.

5. Batasi minum kopi atau teh. Bila sudah menjadi kebiasaan usahakan yang encer saja. Karena kedua jenis minuman ini merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.

VIII. KESIMPULAN

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 716

Page 23: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

Proporsi lanjut usia diseluruh dunia meningkat dengan tajam, sehingga status kesehatan lanjut usia dan sistem pelayanan kesehatan bagi lanjut usia perlu diperhatikan. Bertambahnya usia seseorang erat kaitannya dengan bertambahnya ketidakmampuan karena terjadinya kemunduran kondisi fisik serta perubahan dalam proses metabolisme dan meningkatnya ketergantungan yang berkaitan dengan gangguan fungsional. Maka dari itu perlu adanya perhatian khusus agar zat-zat gizi yang diperlukan dapat diberikan secara adekuat. Diantara para lanjut usia banyak sekali variasi namun perubahan yang terjadi diperkirakan sama. Jenis dan jumlah unsur-unsur zat gizi dalam makanan sangat menentukan status gizi seseorang, juga berperan besar dalam penyembuhan penyakit dan mempertahankan kualitas hidup yang baik. Mengenali tanda-tanda awal gangguan gizi pada lanjut usia sangat penting karena kadang terlewati oleh kita untuk memperhatikan dan memberi pertolongan serta terapi yang tepat untuk mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Doyle, Derek dkk. Oxford Textbook of Palliative Medicine 2nd edition. Oxford: Oxford University Press, 2001

Hazzard, William R. Dkk. Principles of Geriatric Medicine and Gerontology. USA: Mc Graw Hill.Inc, 1990

Lubis, D.Bachtiar. Makalah: ”Kebutuhan pasien yang akan meninggal”. Dibacakan di Konas ke-2 API di Jakarta, 9-11 April 2005

Nugroho, Wahyudi. Keperawatan gerontologik edisi 2. Jakarta: EGC, 2000

Nuhonni, Siti Anisa. Makalah: ”Aspek Rehabilitasi pada End of Life Care”. Dibacakan di Konas ke-2 API di Jakarta, 9-11 April 2005

Setiabudhi, Tony; Hardywinoto. Panduan Gerontologi Tinjauan dari Berbagai Aspek, Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup para Lanjut Usia. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1999

Yuwana, Arimanto. Makalah: “Perawatan Terminal”. Dibacakan di Konas ke-2 API di Jakarta, 9-11 April 2005

http://www.google.com/

http://www.yahoo.com/

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 717

Page 24: MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/BAB-35... · Web viewTitle MASALAH NUTRISI PADA LANJUT USIA Author Fendy Setiawan,

Masalah Nutrisi pada Lanjut Usia Fendy Setiawan, S.Ked (406080028)

http://www.altavista.com/

http://www.emedicine.com/

Kepaniteraan Klinik Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 718