18
Makalah Unit Operasi Farmasi Industri Liquid-Liquid/Liquid-Solid Mixing Oleh: Kelompok 1 Ririn Sinaga, S. Farm 138115152 Sevy Merisca, S. Farm 138115153 Sisilia Mirsya Anastasia, S. Farm 138115154 Yulio Nur Aji Surya, S. Farm 138115155 PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014

Makalah Unit Operasi Farmasi Industri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mixing liquid-liquid and liquid-solid

Citation preview

  • Makalah Unit Operasi Farmasi Industri

    Liquid-Liquid/Liquid-Solid Mixing

    Oleh:

    Kelompok 1

    Ririn Sinaga, S. Farm 138115152

    Sevy Merisca, S. Farm 138115153

    Sisilia Mirsya Anastasia, S. Farm 138115154

    Yulio Nur Aji Surya, S. Farm 138115155

    PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2014

  • Liquid-Liquid/Liquid-Solid Mixing

    A. Mixing

    Definisi mixing/pencampuran adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk

    mengubah sistem yang non homogen/seragam menjadi sistem yang

    homogen/seragam.

    Pencampuran dapat dilakukan pada satu fase yang sama atau campuran

    fase, yaitu padat, cair dan gas. Pada pencampuran dengan fase yang berbeda tentu

    membutuhkan jenis alat yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan.

    Tipe campuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Campuran positif

    Jenis campuran terbentuk ketika dua atau lebih dari dua gas atau cairan

    yang dapat terlarut dicampur bersama-sama dengan cara proses difusi.

    Dalam hal ini tidak ada energi yang diperlukan untuk pembentukan

    campuran. Pencampuran bahan ini tidak menimbulkan masalah dalam

    pencampuran.

    2. Campuran negatif

    Jenis campuran terbentuk ketika padatan yang tidak larut dicampur dengan

    cairan pembawa untuk membentuk suspensi atau ketika dua cairan tidak

    saling bercampur dicampur untuk membentuk emulsi. Campuran ini lebih

    sulit untuk dibentuk dan membutuhkan derajat pencampuran yang tinggi

    dengan bantuan external force karena ada kecenderungan komponen

    campuran ini memisah kembali kecuali mereka terus diaduk.

    3. Campuran netral

    Banyak produk farmasi seperti pasta dan salep adalah contoh dari

    campuran netral. Masing-masing komponen pada produk tersebut tidak

    memiliki kecenderungan untuk bercampur secara spontan tetapi jika

    komponen dalam produk tersebut dicampurkan, mereka tidak dapat

    memisah dengan mudah.

  • B. Tujuan Mixing

    Tujuan dilakukannya pencampuran atau mixing adalah:

    1. Menghasilkancampuranbahandengankomposisitertentudanhomogen.

    2. Mempertahankankondisicampuranselama proses kimiadanfisika agar

    tetaphomogen.

    C. Kapan Diperlukan Mixing

    1. Manakala membutuhkan sistem yang homogen.

    Dalam industri farmasi sangat banyak dibutuhkan proses pencampuran

    karena seringkali pembuatan suatu produk farmasi melibatkan beberapa

    bahan. Proses pencampuran menjadi salah satu titik kritis dalam proses

    pembuatan obat karena apabila tidak dilakukan dengan bahan dan alat

    yang tepat akan mempengaruhi kualitas produk obat seperti stabilitas dan

    homogenitas bahan. Homogenitas bahan dalam suatu produk merupakan

    hal yang sangat penting karena terkait dengan dosis pada produk obat

    tersebut. Stabilitas produk juga dapat terpengaruh apalagi jika produk

    merupakan campuran negatif, jika tidak ditambahkan surfaktan dan alat

    yang tidak dapat mencampurkan dengan baik maka campuran bahan akan

    memisah kembali pada waktu yang lebih cepat. Perlu diperhatikan faktor-

    faktor yang dapat mempengaruhi sistem homogen dalam suatu campuran.

    2. Manakala membutuhkan kecepatan pindah panas/pindah massa

    Proses melarutkan suatu zat padat yang dapat terlarut dalam cairan

    pembawa merupakan salah satu contoh perpindahan massa, yaitu dimana

    massa zat padat berpindah ke dalam zat cair atau pelarut. Adanya proses

    pengadukan atau pencampuran tentu akan mempercepat proses pindah

    massa ini dibandingkan jika tidak ada proses pengadukan. Adanya

    ketidakmerataan suhu juga dapat dipercepat dengan adanya proses

    pencampuran yang disertai pengadukan karena adanya perpindahan panas

    yang terjadi. Proses pencampuran terkait perpindahan panas menjadi

    penting pada beberapa kasus produksi obat contohnya pada pembuatan

  • sediaan berbentuk emulsi dimana suhu menjadi salah satu titik kritis dalam

    proses pembuatannya.

    Contoh:

    Liquid-liquid Solid-liquid

    Mencampurkan liquid (saling

    larut)

    Dispersi solid (tidak saling

    larut)

    Mendispersikan liquid (tidak

    saling larut)

    Disolusi solid (saling larut)

    Meningkatkan pindah panas

    antara bahan cair dan penukar

    panas

    Kristalisasi

    D. Mekanisme Mixing

    1. Bulk transport

    Gerakanbahandalamjumlahbesar yang dicampurdarisatutempatketempat

    lain dalamsatusistem secara bersama-sama. Contoh dalam mekanisme ini

    yaitu ketika mencampurkan dua macam bahan yang berbeda dalam sebuah

    botol, ketika botol tersebut dibalikkan maka kedua bahan tersebut

    berpindah secara bersama-sama. Ketika kedua bahan tersebut berpindah

    maka ada proses pencampuran kedua bahan tersebut sehingga dapat

    tercapai produk akhir berupa campuran bahan tersebut yang homogen.

    2. Turbulent mixing

    Aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak

    stabil dengan kecepatan berfluktuasi. Karena gerakan partikel yang tidak

    beraturan maka garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan.

    Akibat yang ditimbulkan oleh mekanisme ini yaitu terjadi proses

    pencampuran antara partikel yang berada pada sisi tertentu berpindah ke

    sisi yang lain yang saling memotong garis alir antar partikel fluida.

    Mekanisme tubulen ini merupakan yang dibutuhkan pada proses

    pencampuran karena dengan mekanisme ini partikel dapat tersebar merata

    ke semua sisi sistem campuran. Gambar aliran turbulen:

  • 3. Laminar mixing

    Aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan yang

    membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sama lain.Pada

    mekanisme ini partikel tidak saling memotong garis alir fluida yang

    menyebabkan partikel yang berada diatas tetap diatas dan partikel yang

    berada dibawah tetap dibawah. Oleh karena itu proses pencampuran tidak

    dapat terjadi merata atau jika memungkinkan merata maka memerlukan

    waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan aliran turbulen.

    4. Molecular mixing

    Pencampuran pada tingkat molekuler yang dihasilkan dari gerak termal

    molekul.Pada mekanisme ini pencampuran dapat terjadi dengan mudah

    karena gerakan partikel secara molekular. Adanya termal membuat

    partikel bergerak lebih cepat sehingga akan tercampur dengan sendirinya

    pada larutan pembawanya. Contohnya pada pewarna yang diteteskan pada

    air jernih. Semakin lama maka pewarna akan tercampur merata pada air,

    dan akan lebih cepat merata jika suhunya dinaikkan.

  • E. Faktor yang Mempengaruhi Mixing Liquid-liquid

    Berdasarkan karakter zat yang akan dicampurkan, meliputi:

    1. Kelarutan

    a. Miscible (saling campur)

    Suatu liquid yang akan dicampurkan dengan liquid lain dan saling

    campur maka akan memudahkan proses pencampuran. Dengan

    karakter zat yang demikian maka hanya memerlukan energi untuk

    mencampurkan yang lebih sedikit dan waktu yang lebih cepat untuk

    mencapai homogenitas jika dibandingkan dengan pencampuran

    beberapa liquid yang tidak saling campur.

    b. Immiscible (tidak saling campur)

    Apabila liquid yang akan dicampurkan dengan liquid lain tidak

    saling campur maka perlu adanya pemaksaan atau energi yang lebih

    besar untuk mencampurkannya. Kecenderungannya adalah ketika

    pengadukan dihentikan maka zat yang tidak saling campur tersebut

    akan memisah kembali. Oleh karena itu diperlukan suatu surfaktan

    untuk mempertahankan kondisi pencampuran sehingga ketika

    pengadukan dihentikan maka produk campuran yang dihasilkan tetap

    terdispersi homogen.

    2. Viskositas

    Apabila viskositas liquid yang dicampurkan semakin rendah, maka

    proses pencampuran akan lebih mudah. Hal ini dikarenakan partikel

    pada cairan dengan viskositas yang rendah akan lebih mudah untuk

    berpindah, sehingga dengan sedikit pengadukan saja campuran bahan

    akan mudah terbentuk. Jika viskositas bahan yang dicampurkan

    semakin tinggi maka memerlukan energi yang lebih besar agar partikel

    dapat berpindah dan akhirnya dapat menjadi homogen.

    3. Densitas

    Semakin besar perbedaan densitas maka semakin susah tercampur.

    Liquid yang memiliki densitas lebih besar maka cenderung akan berada

    dibawah dan liquid yang memiliki densitas lebih kecil akan berada

  • diatas. Perbedaan densitas ini akan membuat kedua liquid yang akan

    dicampurkan menjadi lebih susah tercampur.

    Berdasarkan sifat aliran

    Aliran yang turbulen meningkatkan proses mixing dibandingkan aliran

    yang laminar. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sifat aliran yang

    turbulen akan membuat partikel bergerak saling memotong garis alir fluida

    sehingga partikel akan saling berpindah dan menjadi tercampur di semua

    sisi bagian campuran. Sifat aliran ini dapat dipengaruhi oleh bentuk vessel

    atau tangki pengaduk dan juga pengaduk. Dalam vessel seringkali

    ditambahkan baffle untuk membuat aliran yang terjadi selama pengadukan

    menjadi turbulen. Pengaduk juga berpengaruh dari bentuk pengaduk dan

    letak pengaduk disesuaikan pada masing-masing alat untuk membuat

    aliran menjadi turbulen.

    F. Faktor yang Mempengaruhi Mixing Liquid-Solid

    Berdasarkan karakter zat yang akan dicampurkan, meliputi:

    1. Ukuran partikel

    Ukuran partikel solid yang makin besar membuat luas permukaan

    kontak partikel menjadi semakin kecil, sehingga proses pencampuran

    bahan menjadi kurang baik. Pencampuran kurang baik karena

    kecenderungan adanya gaya gravitasi yang membuat partikel berukuran

    besar mudah mengendap, hal ini akan membuat homogenitas campuran

    menjadi berkurang. Jika ukuran partikel semakin kecil maka luas

    permukaan kontak semakin besar, partikel solid akan banyak

    mengalami kontak dengan bahan liquid, sehingga proses pencampuran

    akan makin baik. Ukuran partikel yang kecil cenderung akan

    mengalami beberapa gaya seperti gaya van der walls dan gerak browns

    sehingga partikel solid akan tersebar ke semua sisi liquid yang

    menyebabkan campuran lebih homogen.

    2. Bentuk Partikel

  • Partikel solid yang memiliki bentuk yang tidak teratur cenderung akan

    lebih susah untuk dicampurkan, hal ini dikarenakan bentuknyanya yang

    tidak teratur dapat mengakibatkan terjadinya interlocking antar partikel

    solid. Ketika antar partikel solid mengalami interlocking maka akan

    lebih susah terpisah kembali selama proses pencampuran. Berbeda

    halnya jika bentuk partikel solid lebih beraturan dan permukaannya

    cenderung rata maka akan mudah untuk berpindah dan kecenduran

    untuk mengalami interlocking akan lebih kecil, sehingga ketika proses

    pencampuran partikel solid akan lebih mudah dicampurkan dan menjadi

    homogen.

    3. Kelarutan

    Partikel solid yang larut pada bahan cair yang dicampurkan akan lebih

    mudah tercampur. Namun jika partikel solid tidak terlarut pada bahan

    cair yang dicampurkan maka diperlukan tambahan suspending agent

    untuk membuat partikel solid terdispersi secara merata di semua bagian

    bahan cair sehingga campuran yang terbentuk homogen.

    Berdasarkan sifat aliran

    Sama seperti penjelasan pada sebelumnya bahwa sifat aliran yang turbulen

    akan membuat partikel bergerak saling memotong garis alir fluida

    sehingga partikel akan saling berpindah dan menjadi tercampur di semua

    sisi bagian campuran.

  • G. Tingkat Suspensi Solid

    Proses pengadukan solid-liquid menghasilkan 3 tingkat suspensi solid:

    Keterangan gambar:

    (a) Partial suspension

    Pada proses ini partikel solid belum tercampur seluruhnya, secara visual

    partikel solid hanya berada pada bagian bawah vessel atau tangki

    pengadukan. Pada kasus ini tidak semua permukaan solid dapat

    mengalami kontak langsung dengan bagian liquid yang berada diatasnya

    untuk mengalami transfer massa, transfer panas atau reaksi kimia. Partial

    suspension ini merupakan tingkat pengadukan suspensi yang cukup dapat

    mencampurkan bahan solid dengan liquid dengan syarat partikel solid

    merupakan bahan yang sangat mudah larut pada bahan liquid.

    (b) Complete suspension

    Pada proses ini semua partikel solid telah mengalami perpindahan

    dengan tidak adanya partikel solid yang berada di bagian dasar vessel

    selama lebih dari 2 detik. Dengan tingkat suspensi ini maka permukaan

    solid dari semua partikel dapat mengalami kontak dengan bahan cair

    untuk mengalami transfer massa, transfer panas atau reaksi kimia.

    (c) Uniform suspension

    Pada proses ini semua partikel solid telah tercampur merata dengan

    liquid di seluruh bagian liquid. Keadaan ini merupakan keadaan

    sempurna dimana homogenitas partikel tercapai dengan baik.

  • H. Tipe Aliran Menggunakan Alat Pengaduk

    Tipe Aliran pada proses mixing menggunakan alat pengaduk:

    a. Tangensial : pengaduk ini akan menimbulkan aliran fluida yang

    mempunyai arah melingkar, berputar pada porosnya. Kecenderungan tipe

    aliran ini adalah menghasilkan aliran vortex. Aliran dapat dicapai dengan

    menggunakan bentuk pengaduk yang sesuai seperti paddle. Letak paddle

    pada bulk juga akan mempengaruhi keefetivan dari pencampuran tersebut,

    dimana tidak seluruh bagian campuran didalam bulk akan bergerak dan

    tercampur.

    b. Radial : pengadukan ini akan menimbulkan arah aliran menuju dinding

    vessel, kemudian fluida bergerak kebawah atau keatas berputar ke arah

    bawah dan kembali lagi menuju poros pengaduk untuk kemudian berputar

    menuju dinding lagi. Aliran ini dapat terjadi dengan adanya baffle dan

    menggunakan bentuk pengaduk yang sesuai seperti turbine. Baffle

    merupakan alat yang ditambahkan pada sisi tepi bulk, agar terjadi benturan

    saat fluida bergerak akibat perputaran pengaduk. Baffle akan membantu

    proses pencampuran dan meningkatkan kontak antar partikel.

  • c. Axial : Pengaduk ini akan menimbulkan arus atau aliran yang sejajar dengan

    sumbu poros pengaduk. Aliran fluida akan menuju dasar vessel kemudian naik ke

    atas dan kembali turun menuju poros pengaduk. Aliran ini dapat terbentuk

    menggunakan bantuan adanya baffle dan bentuk pengaduk yang sesuai seperti

    propeller.

    I. Liquid-Liquid/Liquid-Solid Mixer

    Shaker mixers

    Dalam mixer ini, bahan yang ada didalam wadah akan diaduk oleh

    oscillator. Prinsip dari alat ini adalah pencampuran yang diakibatkan oleh

    getaran dari oscillator. Getaran yang ditimbulkan akan menimbulkan

    gesekan antar zat dan membuat aliran turbulen. Aliran tersebut akan

    meningkatkan kontak antar zat dan perpindahan antar zat, lama waktu

    getar dan kecepatan gerak oscillator akan dioptimasi disesuaikan dengan

    karakteristik zat yang akan dicampur dan kuantitas dari zat tersebut.

    Kelemahan dari shaker mixers adalah tidak dapat digunakan untuk

    mencampur zat dengan viskositas tinggi, selain itu waktu pencampuran

    relatif lama.

  • Propeller mixers

    Propeller mixer memiliki pengaduk berbentuk seperti baling-baling pada

    kipas angin, dengan bentuk pengaduk seperti ini propeller mixer dapat

    menghasilkan aliran axial dan radial. Kecepatan putar pengaduk400 - 1750

    putaran/menit.Dapat digunakan untuk mensuspensikan partikel solid

    dalam liquid. Atau mencampurkan bahan liquid-liquid dengan cepat.

    Namun memiliki kelemahan yaitu tidak dapat digunakan untuk

    mencampur liquid dengan viskositas lebih dari 5000 centipoises.

    Paddle mixers

    Paddle mixer memiliki perbedaan bentuk pengaduk dengan yang lainnya,

    memiliki kecepatan putar 20-120 putaran/menit. Bentuk pengaduk

    memiliki 2 macam, ada yang berbentuk rongga sehingga dapat digunakan

    Bentuk pengaduk pada paddle

    mixer

    Bentuk pengaduk pada propeller

    mixer

  • untuk mencampur liquid dengan viskositas lebih tinggi. Putaran yang

    dihasilkan membentuk tipe aliran tangensial dan radial. Dapat digunakan

    untuk mencampurkan liquid dengan viskositas sekitar 1000 centipoises.

    Turbine mixers

    Turbin mixer memiliki bentuk pengaduk paling kompleks, dengan rongga

    dibagian dalam. Dari bentuk tersebut turbin mixer dapat memiliki

    kecepatan putar yang cukup tinggi yaitu 110-200 putaran/menit.Jenis

    pengaduk mirip paddle mixer, namun memiliki blade yang lebih

    banyak.Tipe aliran yang dihasilkan tangensial dan radial.Dapat digunakan

    untuk mencampurkan liquid dengan viskositas lebih dari 100.000

    centipoises.

    Static mixers

    Bentuk pengaduk pada turbine

    mixer

  • Static mixer pada dasarnya adalah alat untuk mixing dimana mixer

    yang digunakan untuk mencampurkan dalam kondisi statis atau tidak

    bergerak, melainkan aliran fluidanya yang dilewatkan melalui mixer.

    Mixer berupa alat yang berbentuk sekat-sekat yang memiliki pola tertentu

    sehingga ketika fluida dialirkan maka akan mengalami manipulasi arah

    aliran. Aliran fluida akan terbagi ketika melewati satu sekat kemudian

    ketika melewati sekat berikutnya akan terbagi lagi sehingga partikel-

    partikel yang sebelumnya terpisah menjadi tersebar dan menjadi homogen.

    Fluida dialirkan ke dalam sebuah pipa yang berisi mixer tersebut dan

    dengan cara ini maka jika pipa mixer yang digunakan semakin panjang

    maka fluida akan semakin banyak mengalami manipulasi sehingga

    campuran yang terbentuk akan makin homogen.

    J. Case Study

    Pada sebuah industri farmasi hendak membuat suatu produk sirup

    dimana konsentrasinya 60-75% yang terdiri dari sukrosa, maltodextrin,

    glukosa, dan sisanya merupakan bahan pengental, bahan penstabil dan zat

    aktif.

    Untuk memproduksi sirup tersebut maka pabrik tersebut harus

    mencapai poin penting:

    Melarutkan gula untuk membentuk syrup

    Membasahi bahan yang berbentuk bubuk

    Memadukan bahan viskositas yang sangat berbeda

    Mendispersikan atau melarutkan bahan aktif

    Sirup yang terbentuk harus lembut, tidak mengalami aglomerasi dan

    homogen

    Peralatan harus sesuai dengan standar GMP

    Permasalahan yang muncul apabila pabrik menggunakan mixer

    konvensional yang hanya menggunakan agitator yaitu:

    Agitator konvensional tidak dapat melarutkan gula konsentrasi tinggi pada

    suhu kamar.

  • Pemanasan dilakukan untuk membantu proses pelarutan, dan

    menyebabkan proses menjadi tidak efisien.

    Proses pendinginan setelah proses pemanasan semakin menambah biaya

    dan waktu proses.

    Kristalisasi sirup dapat terjadi selama pemanasan/pendinginan.

    Bahan aktif dapat rusak oleh panas.

    Solusinya adalah menggunakan mixer yang telah dimodifikasi yaitu

    tanki pengaduk disambungkan dengan sebuah pipa menuju semacam pompa

    yang juga dimodifikasi dimana dalam pompa terdapat rotor mixer yang

    berbentuk seperti baling-baling yang berfungsi untuk menghaluskan dan

    mencampurkan serbuk yang akan dicampurkan dengan liquid. Tahapannya

    dapat dijabarkan sebagai berikut:

    Tanki diisi dengan bahan liquid dan agitator

    mulai dinyalakan tanpa pemanasan liquid.

    Mesin pompa termodifikasi dinyalakan dan

    bubuk bahan ditempatkan ke dalam corong

    penambahan bahan serbuk. Kran pembuka

    corong dibuka dan serbuk akan mengalir ke

    dalam pipa untuk menuju mesin pompa.

    Kecepatan putaran baling-baling dalam pompa

    yang cepat memudahkan masuknya serbuk ke

    pompa bersamaan dengan aliran liquid.

    Kecepatan baling-baling yang cepat berkontak

    dengan serbuk solid yang akan dicampurkan

    dengan liquid sehingga partikel solid mengalami

    pengecilan ukuran partikel akibat adanya kontak

    ini. Liquid dan solid yang telah tercampur ini

    menuju ke tanki untuk dicampurkan kembali

    dan akan mengalami sirkulasi untuk kembali

    menuju pompa. Dengan cara ini larutan yang

    terbentuk dapat terjamin homogennya.

  • Gambar rangkaian mixer secara utuh

    K. Diskusi

    1. Omega/138115150

    Pertanyaan: Apakah tekanan aliran fluida berpengaruh pada pencampuran

    dengan static mixer?

    Jawaban: Tekanan aliran memiliki pengaruh terhadap pencampuran

    dengan static mixer karena static mixer bekerja dengan melakukan

    manipulasi aliran fluida sehingga bahan yang sebelumnya terpisah dapat

    terbagi oleh karena adanya sekat dalam pipa dan semakin banyak sekat

    maka aliran akan banyak terbagi yang menjadikan fluida yang homogen.

    Dapat terjadi ketika melewati satu sekat dan hendak menuju ke sekat

    kedua, liquid sudah saling bergabung kembali ke liquid sejenisnya jika

    tekanannya kurang kuat. Oleh karena itu tekanan harus tepat untuk

    menghasilkan manipulasi aliran yang diinginkan.

    2. Mbak Melani

    Pertanyaan: Apakah static mixer dapat digunakan pada pembuatan emulsi?

    Kalau ukuran nano partikel bagaimana?

    Jawaban: Static mixer dapat digunakan untuk pembuatan emulsi, tetapi

    karena sifat bahan yang tidak saling larut maka ada kemungkinan setelah

    selesai melewati mixer maka kedua fase liquid akan memisah kembali.

    Oleh karena itu diperlukan suatu bahan tambahan yaitu emulgator untuk

    mempertahankan kondisi pencampuran sehingga setelah melalui mixer

  • kondisi campuran masih tetap homogen. Untuk pembuatan nano partikel

    bisa dimungkinkan terjadi tetapi bergantung pada panjang mixer yang

    digunakan, semakin panjang mixer maka manipulasi aliran fluida semakin

    banyak terjadi. Ketika aliran makin banyak terbagi maka kemungkinan

    mencapai ukuran nano pun juga dapat tercapai, dipengaruhi juga oleh

    kecepatan aliran fluida.

    3. Ega/138115134

    Pertanyaan: Apakah prinsip dari static mixer?

    Jawaban: Static mixer pada dasarnya adalah alat untuk mixing dimana

    mixer yang digunakan untuk mencampurkan dalam kondisi statis atau

    tidak bergerak, melainkan aliran fluidanya yang dilewatkan melalui mixer.

    Mixer berupa alat yang berbentuk sekat-sekat yang memiliki pola tertentu

    sehingga ketika fluida dialirkan maka akan mengalami manipulasi arah

    aliran. Aliran fluida akan terbagi ketika melewati satu sekat kemudian

    ketika melewati sekat berikutnya akan terbagi lagi sehingga partikel-

    partikel yang sebelumnya terpisah menjadi tersebar dan menjadi homogen.

    Fluida dialirkan ke dalam sebuah pipa yang berisi mixer tersebut dan

    dengan cara ini maka jika pipa mixer yang digunakan semakin panjang

    maka fluida akan semakin banyak mengalami manipulasi sehingga

    campuran yang terbentuk akan makin homogen.

    4. Laras/138115144

    Pertanyaan: Saat menggunakan alat,yang harus ditentukan terlebih dahulu

    alatnya atau karakteristik zat yang akan dicampurkan?

    Jawaban: Yang pertama dilakukan adalah melihat karakteristik zat akan

    dicampurkan terlebih dahulu. Kemudian memilih alat yang sesuai dengan

    kebutuhan, misalnya ketika akan mencampurkan liquid-liquid yang

    miscible dan viskositas rendah maka cukup dengan menggunakan agitator

    konvensional dan kecepatan putar yang rendah sudah dapat

    mencampurkan bahan tersebut. Tetapi jika zat yang akan dicampurkan

    berupa bahan yang viskositas tinggi maka dapat dibantu dengan bantuan

    pompa yang telah dimodifikasi seperti pada contoh kasus.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Bhatt, B., and Agrawal S.S., 2007, Pharmaceutical Engineering, Delhi Institute of Pharmaceutical Science and Research, New Delhi, 3-9.

    Paul, E., Atiemo-Obeng, V., and Kresta, S., 2004, Handbook of Industrial Mixing:

    Science and Practice, John Wiley and Sons Inc., 556.

    Ross, C., 2014, Static Mixer Designs and Applications, Ross White Paper:

    Solutions to Batch Mixing Issues, New York, 2-3.

    Silverson, 2014, Production of Cough Mixtures and Pharmaceutical Syrups,

    Silverson Machines, Inc, 2-4.