Upload
ida-bagus-indrayana
View
65
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah traktur urogenital
Citation preview
TRAKTUS UROGENITAL
Ida Bagus Indrayana M
10.2009.119
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510.
(021) 5634-2061
PENDAHULUAN
Pada wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur akan mengeluarkan darah (Menstruasi/Haid). Pada umumnya peristiwa haid akan mulai terjadi saat umur 11-16 tahun. Pada awalnya mungkin tidak teratur. Dan akan menjadi reguler(normal) setelah 6bln-2 tahun dengan siklus haid + 28 hari. Jaid biasa terjadi antara 2-8 hari dengan volume 50-100 ml.
Faktor-faktor pelepasan yang dihasilkan Hipothalamus bekerja pada kelenjar Hyporfise lobus anterior, yang selanjutnya mengeluarkan hormon Gonadotropin, yaitu FSH (Folicie Stimulating Hormon) dan LH (Lueteinising Hormon) yang merangsang dan mengatur perubahan berkala ovarium.
Pada permulaan setiap daur ovarium sejumlah Folicie Promodial, berkisar anara 5-12 mulai tumbuh dibawah pengaruh FSH dan hanya 1 yang mencapai kematangan sempurna dan hanya 1 oosit yang dikeluarkan. Selama pertumbuhan folikel, banyak sel foliker dan sel telur terbentuk. Sel ini menghasilkan estrogen, yang merangsang hyporfesis mengeluarkan LH. Hormon ini (LH) dibutuhkan untuk tahap-tahap terakhir pematangan folikel dan merangsang pelepasan oosit.
PEMBAHASAN
I. Struktur Makroskopis
Ketika dilahirkan normalnya seorang anak wanita telah mempunyai organ
reproduksi yang lengkap, akan tetapi belum berfungsi sepenuhnya dengan sempurna. Organ
reproduksi akan berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas,
dimana ditandai dengan perubahan-perubahan pada organ seks, seperti pembesaran payudara,
pinggul dan keluar darah haid (menstruasi).
Anatomi organ reproduksi wanita terdiri atas vulva, vagina, serviks (cerviks), rahim (uterus),
saluran telur (fallopian tube/tuba falopi) dan indung telur (ovary/ovarium).
A. Vulva
Vulva merupakan suatu daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons
pubis, labia (labia mayora dan labia minora), klitoris, daerah ujung luar vagina dan saluran
kemih.
Mons pubis : gundukan jaringan lemak yang terdapat dibagian bawah perut, Daerah
ini dapat dikenali dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan
tumbuh saat seorang gadis beranjak dewasa.
Labia: Lipatan berbentuk seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis.Terdiri dari
dua bibir, yaitu labium mayora (bibir luar) merupakan bibir yang tebal dan besar dan
labium minora (bibir dalam), merupakan bibir yang tipis yang menjaga jalan masuk
ke vagina.
Klitoris : merupakan organ kecil yang terletak pada pertemuan antara ke dua labia
minora dan dasar mons pubis. Ukurannya sebesar kacang polong, penuh dengan sel
syaraf sensorik dan pembuluh darah. Organ mungil ini sangat sensitif dan berperan
besar dalam fungsi seksual.
B. Vagina
Vagina merupakan saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir
pada rahim. Vagina dilalui oleh darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir.
Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini sangat
hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa melebar seukuran bayi yang melewatinya.
Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal
dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda antara tiap wanita. Selaput ini akan
robek pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga
dsb.
C. Serviks
Serviks dikenal juga dengan istilah mulut rahim. Disebut demikian karena serviks
memang merupakan bagian terdepan dari rahim yang menonjol ke dalam vagina. Sehingga
berhubungan dengan bagian vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir (mucus). Pada
sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastik, dan licin. Hal ini membantu
spermatozoa untuk mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan
membuka saat proses persalinan dimulai.
D. Rahim (Uterus)
Uterus merupakan suatu organ muskular berbentuk seperti pir yang terletak diantara
kandung kencing dan rektum.
Fungsi dari uterus adalah:
Setiap bulan, berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan ditandai adanya
perubahan dan pelepasan dari endometirum.
Selama kehamilan sebagai tempat implantasi, retensi dan nutrisi konseptus.
Saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks
uterus, isi konsepsi dikeluarkan.
Ukuran panjang uterus normalnya:
Anak-anak : 2-3 cm
Nulipara ( wanita yang belum pernah melahirkan) : 6-8cm
{remultipara (wanita yang pernah melahirkan 1kali) : 7cm
Multipara (wanita yang pernah melahirkan lebih dari 1 kali) : 8-9cm
Uterus terdiri atas dua bagian utama yaitu serviks dan korpus uteri.
Serviks uteri
Serviks uteri merupakan bagian terbawah uterus, yang terdiri dari pars vaginalis dan
pars supravaginalis. Komponen utama dalam serviks uteri adalah otot polos, jalianan jaringan
ikat kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio
cervicis uteri dengan lubang ostium uteri externum, yang dilapisi epitel skuamokolumnar
mukosa serviks, dan ostium uteri internum.
Korpus uteri
Korpus uteri terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intra abdomen, tengah lapisan muskular / miometrium berupa otot
polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular),
serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh
sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intra abdomen
mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Hubungan
antara kavum uteri dan kanalis servikalis ke dalam vagina disebut ostium uteri eksternum.
Isthmus adalah bagian uterus antar korpus dan serviks uteri, yang diliputi oleh peritoneum
viserale. Isthmus, akan melebar selama kehamilan dan disebut segmen bawah rahim.
Organ yang berbatasan dengan uterus adalah sebagai berikut:
Sebelah atas: rongga rahim berhubungan dengan tuba falopi
Sebelah bawah: berbatasan dengan saluran leher rahim (kanalis servikalis)
Uterus terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan
rongga perut.
Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada
proses persalinan (kontraksi)
Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur
yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi pembuluh
darah.
Sikap dan letak uterus dalam rongga panggul terfiksasi dengan baik karena disokong dan
dipertahankan oleh:
Tonus rahim sendiri
Tekanan intra abdominal
Otot-otot dasar panggul
Ligamentum-ligamentum
Ligamentum-ligamentum uterus adalah sebagai berikut:
Ligamentum latum: Ligamentum latum terletak di sebelah kanan dan kiri uterus,
meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga uterus seolah-olah
menggantung pada tuba.
Ligamentum rotundum: Ligamentum rotundum terletak di bagian atas lateral dari
uterus, kaudal dari insersi tuba. Ligamen ini menahan uterus antefleksi.
Ligamentum infundibulo pelvikum: Indifundibulo pelvikum ada dua yaitu di bagian
kiri kanan dari infundibulum dan ovarium. Ligamentum ini menggantungkan uterus
pada dinding panggul.
Ligamentum kardinale: Ligamentum kardinale terdapat di kiri kanan dari serviks
setinggi ostium internum ke dinding panggul.
Ligamentum sakro uterinum: Ligamentum sakro uterinum terdapat di kiri dan kanan
dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
Ligamentum vesiko uterinum: Ligamentum vesiko uterinum terletak pada daerah
uterus ke kandung kencing.
Letak uterus adalah sebagai berikut:
Antefleksi (menekan ke depan), merupakan letak fisiologis
Retrofleksi (menghadap ke belakang)
Anteversio, uterus terdorong ke depan
Retroversio, uterus terdorong ke belakang
Torsio, uterus yang memutar
Setelah menstruasi permukaan dalam uterus menjadi tebal karena pengaruh hormon estrogen.
Kemudian terjadi ovulasi diikuti dengan keluarnya cairan karena pengaruh hormon
progresteron. Bila tidak terjadi pembuahan maka lapisan tadi bersama sel telur akan terlepas
(meluruh) dan keluar melalui vagina yang disebut sebagai menstruasi. Waktu antara dua
menstruasi disebut siklus menstruasi. Walaupun rata-rata periodenya datang setiap 28 hari,
hal ini dapat bervariasi pada setiap perempuan. Periode ini juga sangat tidak teratur pada 2-3
tahun pertama mulai menstruasi.
E. Saluran Telur (oviduct/tuba fallopii)
Tuba falopii adalah organ yang dikenal dengan istilah saluran telur. Saluran telur
adalah sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10cm yang
menghubungkan uterus dengan ovarium melalui fimbria. Ujung yang satu dari tuba falopii
akan bermuara di uterus sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas dan terhubung ke
dalam rongga abdomen.
Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai yang bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria
dan berguna untuk menangkap sel telur saat dilepaskan oleh ovarium (indung telur). Dari
fimbria, telur akan digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur
menuju ke dalam rahim.
F. Ovarium/indung telur
Ovarium adalah alat reproduksi yang setelah dewasa menghasilkan ova/ ovum (sel
telur). Selain itu, ovarium juga berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang mengeluarkan
hormon esterogen dan progesterone. Pada waktu hamil, ovarium akan menghasilkan hormon
relaxin. Ovarium disini merupakan homolog dari testis Pada mullipara (wanita yg belum
pernah melahirkan), ovarium terletak di sebelah dorsal dari lig. Latum pada dinding lateral
pelvis. Pada dinding lateral ini terletak dalam fossa ovarica dimana fossa ini disebelah dorsal
nya dibatasi oleh ureter dan a. hypogastrica. Ventralnya : a. umbilicalis (Lig. Umbilicale
laterale). Skeletopi nya terletak setinggi spina iliaca anterior superior (SIAS) dan sedikit
lateral dr linea lateralis.
Morfologi Ovarium
Margo Liberal ( margo yang bebas tanpa penggantung) dan Margo Mesovaricus
( margo yang menempel pada mesovarium),
Ektremitas Uterina (superior) ( ujung yang yang dekat dengan uterus) dan Ekstremitas
Tubaria (inferior) ( ujung yang dekat dengan Tubae Unterinae)
Facies Medialis ( Facies yang datar yang menghadap ke Tubae Uterinae) dan Facies
Latelaris ( facies yang lebih cembung yang menghadap ke Ligamentum Suspensorium
Ovarii)
Penggantung Ovarium
Lig. Ovarii Propium : ligamentum yang membentang dari extremitas uterina menuju
ke corpus uteri disebelah dorsocaudal tempat masuknya tuba uterina ke uterus.
Lig. Suspensorium Ovarii : ligamentum yang membentang dari extremitas tubaria
kearah cranial dan menghilang pada lapisan yang menutupi Musculus Psoas Major
Lig. Mesovarium adalah ligamentum yang merupakan duplicat dari lapisan
mesenterica yang melebar ke arah dorsal
Vaskularisasi Ovarium
Ovarium mendapatkan vaskularisasi dari a. ovarica dan v. ovarica. Dimana v. ovarica dextra
akan bermuara ke VCI. Sedangkan v. ovarica sinistra akan bermuara ke v. renalis sinistra lalu
akan bermuara ke VCI
Innervasi Ovarium
Ovarium dipersarafi oleh Plexus Hypogastricus
II. Struktur Mikroskopis
A. Ovarium
Indung telur ovarium berjumlah sepasang, kiri dan kanan, bentuknya lonjong agak
gepeng. Berada dalam rongga peritoneum, menggantung pada ligament besar oleh selaput
peritoneum sendiri, disebut mesovarium. Menggantung pula pada uterus oleh ligamen
ovarium. Lapisan terluar ovarium terdiri dari epitel germinal, selapis sel bentuk kubus yang
berasal dari selaput peritoneum. Ovarium terdiri dari dua bagian, yaitu korteks dan medulla.
Korteks adalah bagian kulit ovarium, di bawah epitel germinal. Terdiri dari jaringan ikat
interstisial, yang disebut stroma. Diantara stroma terdapat banyak folikel . Folikel
mengandung sel telur (oosit) dalam berbagai tingkat pertumbuhan. Setiap oosit diselaputi
oleh sel folikel. Berbatasan dengan epitel germ inal, stroma memadat membentuk lapisan,
disebut tunca albuginea. Stroma banyak mengandung serat retikuler dan sel bentuk gelendong
mirip fibroblast.2
Medulla adalah bagian sumsum ovarium. Batas korteks dan medulla tidak tampak. Medulla
terdiri atas jaringan ikat. Bagian ini banyak mengandung pembuluh darah, sehinga sumsum
disebut juga zona vasculosa.
Dalam stroma terdapat banyak folikel. Folikel sudah terbentuk pada masa embrio, dan waktu
wanita akil baligh jumlah folikel dalam sebelah ovarium sejumlah 20.000 butir. Ketika usia
lanjut, folikelnya kian susut dan menagalami degenerasi yang disebut atresia. Ketika atresia,
mitosis folikel terhenti, dan sel-sel lepas dari susunannya menyelaputi oosit. Oosit sendiri jadi
mati dan autolysis. Tempat folikel yang atresia itu diisi oleh jaringan stroma.
Sekitar 0.25% saja folikel yang mengalami pertumbuhan sesuai dengan oosit yang
dikandung. Terdapat tiga tahap pertumbuhan folikel yaitu :
Folikel primordial
Terdiri dari satu oosit primer yang diselaputi oleh selapis sel folikel yang gepeng. Oosit I
tumbuh dari mitosis oogonium, disusul dengan meiosis I sampai tingkat profase saja.
Kemudian berhenti kemudian folikel itu menjadi dormant. Folikel tersebut akan tumbuha jika
wanita telah dewasa.
Folikel tumbuh
Folikel primordial yang tumbuh menjadi folikel matang, kemudian terjadi ovulasi.
Pertumbuhan itu terdapat tiga tahap, sehingga folikel tumbuh dibagi menjadi folikel primer,
folikel sekunder dan folikel tertier.
Folikel Graaf
Folikel Graaf disebut juga folikel matang. Oosit dengan selaput sel folikel yang terdiri dari
beberapa lapis yang berada dalam cumulus oophorus, satu tonjolan stratum granulosum ke
antrum. Antrum kini menjadi satu dan lebih luas daripada folikel tertier. Rongganya berisi
cairan yang disebut liquor folliculi. Lapisan sel folkel yang menyelaputi oosit disebut corona
radiata.
B. Tuba Falopii
Tuba fallopi disebut juga tuba uterina atau oviduk. Bagian kelamin ini menampung
telur yang ovulasi, tempat terjadinya pembuahan, kemudian menyalurkan oosit yang sudah
dibuahi ke dalam uterus. Tuba sepasang kiri dan kanan, sesuai dengan ovarium yang
sepasang. Bagian ujung yang menampung oosit disebut infundibulum dan tonjolannya yang
menjaring membentuk penadah, disebut fimbriae.
Dinding saluran ini terdiri dari tiga lapisan yaitu tunika mucosa. Tunika muscularis dan
tunika serosa. Tunika mucosa, terdiri atas jaringan epitel, yang selnya selapis bentuk batang,
atau berlapis semu. Sel epitel dapat dibedakan atas dua macam, yaitu sel bersilia dan sel
penggetah. Sel bersilia untuk mengayuhkan bahan yang ada dalam lumen yang berisi lendir.
Sel penggetah befungsi untuk menghasilkan lendir, sebagai media bagi oosit atau
spermatozoa. Sel bersilia lebih rendah daripada sel penggetah. Sel penggetah mengandung
banyak granula sekresi.
Tunika mucosa membentuk tonjolan bercabang. Tonjolan itu membentuk beberapa
alur longitudinal, yang diduga untuk melancarkan penyaluran spermatozoa atau oosit yang
sudah dibuahi..Tunika muscularis terletak di bawah tunika mucosa, keduanya dibatasi oleh
lapisan jaringan ikat yang tipis. Tunika ini terdiri atas serat otot polos yang terdiri dari dua
lapis, sirkuler sebelah dalam, longitudinal sebelah luar. Lapisan otot ini berperan untuk
kontraksi tuba, yang perlu untuk melancarkan transport spermatozoa atau oosit. Tunika
serosa adalah penerusan selaput peritonium, terdiri atas jaringan ikat, dan disebelah luar
dilapisi oleh sel mesotel yang gepeng.
C. Uterus
Rahim atau uterus berada ditengah atau hanya ada satu. Pada bagian anteriornya
bermuara tuba sepasang kiri dan kanan, dan ke bagian posteriornya bermuara vagina. Seperti
pada tuba fallopi, dinding uterus juga terdiri dari tiga lapisan yaitu tunika mucosa, tunika
muscularis dan tunika serosa. Tunika mucosa dikenal sebagai endometrium. Terdiri atas
jaringan epitel dan lamina propia. Sel epitel berbentuk batang dan dibedakan menjadi sel
bersilia dan sel penggetah. Di bawah lapisan epitel terdapat lamina propia yang mengandung
banyak kelenjar yang menggetahkan lendir. Sel lebih banyak daripada serat dalam lapisan ini,
sehingga disebut endometrium yang serupa dengan mesenkhim (jaringan ikat embrio).
Dalam endometrium ditemukan banyak arteri yang melilit.Tunika muscularis terletak
dibawah tunika mucosa, lebih dikenal dengan sebutan myometrium. Terdiri dari jaringan otot
polos dan sedikit jaringan ikat. Lapisan ini sangat tebal, hingga mencapai 2-3 cm. Dapat
dibedakan menjadi empat strata, yaitu stratum submucosum, stratum vaskulare, stratum
supravasculare, dan stratum subserosum. Tunika serosa terdiri dari serat kolagen dan
fibroblast. Terkadang juga ditemukan serat elastis dan retikulosa. Bagian terluarnya dilapisi
mesotel yang merupakan terusan peritoneum.
D. Vagina
Vagina disebut juga lubang sanggama. Lubang ini menghubungkan rahim dengan
vulva. Jaringan penyusunnya terdiri dari tunika mucosa, tunika muscularis dan tunika
adventitia. Tunika mucosa mengandung jaringan epitel berlapis dan mengelupas. Tidak ada
kelenjar lendir pada vagina. Lendir yang berada di vagina berasal dari serviks. Pada lamina
propia terdapat banyak serat elastik dan limfosit. Terkadang juga ditemukan nodul limfa.
Tunika muscularis terletak diluar tunika mucosa, mengandung serat otot polos dua lapis,
sesuai dengan letak seratnya itu sirkuler dan longitudinal.
III. Siklus Menstruasi
Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang
disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat
kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan membentuk
siklus menstruasi.
Menstruasi pertama (menarke) pada remaja putri sering terjadi pada usia 11 tahun. Namun
tidak tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun. Menstruasi merupakan
pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari menarke
sampai terjadinya menopause.
Awal siklus menstruasi dihitung sejak terjadinya perdarahan pada hari ke-1 dan berakhir tepat
sebelum siklus menstruasi berikutnya. Umumnya, siklus menstruasi yang terjadi berkisar
antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat
sebelum menopause.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan
menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14
terjadi pelepasan telur dari ovarium (disebut ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu
tuba falopii. Di dalam tuba falopii dapat terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi
pembuahan, sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin sehingga
terjadilah kehamilan.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan
dan terjadilah perdarahan atau disebut sebagai siklus menstruasi. Siklus dapat berlangsung
selama 3-5 hari, terkadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium
kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.3
Siklus menstruasi dibagi menjadi 3 fase, yakni fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal.4
Fase Folikuler / proliferasi
Fase folikuler dimulai dari hari ke-1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat
dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi
pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit
meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing
mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.
Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap
penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan.
Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap
dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang
telah dilepaskan.
Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah
yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika
perdarahannya sangat hebat.
Fase Ovulasi
Fase ovulasi dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel
telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar
LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan
melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada
perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama
beberapa menit sampai beberapa jam.
Fase Luteal / Sekresi
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah
melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum
yang menghasilkan sejumlah besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan
tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk
memperkirakan terjadinya ovulasi.
Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai,
kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG
(human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan
progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri.
Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
IV. Hormon-hormon yang berperan
GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis
anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH.
Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium
wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik / pulsatif,
waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah.
Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme
feedback negatif.
LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan
terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan
progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap
fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium
secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui
konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.
Juga mengatur distribusi lemak tubuh.
Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan/regenerasi
tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos/osteoporosis, dapat
diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang
optimal jika terjadi implantasi.
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai
sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml),
kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-
hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi
imunologik.
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya
kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
V. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis
dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium).
Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari
fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid
telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah
secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit
primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis
tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan
sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki
masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua
sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil
disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu
satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan
polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya
yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub
sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan
ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.
VI. Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran FSH,
kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH
merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang
tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam
ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi
mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi
ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum.
Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan
mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi,
korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional
endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh
PENUTUP
Kesimpulan
Hipotesis diterima yaitu anak umur 16 tahun mengalami keluhan haid tidak teratur
dikarenakan gangguan mekanisme fungsional dari organ reproduksi wanita.
DAFTAR PUSAKA
1. Anatomi reproduksi wanita diunduh dari www.obstetriginekologi.com pada tanggal 5
Oktober 2010
2. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskop
histology. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2007, hal 101-39.
3. Paola Bortot, Guido Masarotto, Bruno Scarpa. Sequential predictions of menstrual cycle lengths.Biostatistics. Oxford: Oct 2010. Vol. 11, Iss. 4; p. 741
4. Siklus menstruasi wanita diunduh dari www.biohealthworld.com pada tanggal 5
Oktober 2010
5. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2008.
6. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta: EGC, 2002.