Upload
alfina-subiantoro
View
38
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rongga mulut memiliki kondisi lingkungan yang sangat kompleks, dimana
kemungkinan iritasi mekanik, fisik dan kimiawi dapat mempengaruhi terjadinya
perubahan kondisi lingkungan rongga mulut dan memungkinkan terjadinya suatu
penyakit mulut. Menurut survei ke-3 National Health and Nutrition Examination
(NHANES), iritasi mekanik dari kebiasaan menggigit bibir dan pipi menempati urutan
ke-3 dalam menimbulkan penyakit mulut, yaitu sebesar 3,05 % dari 17.235 responden
dewasa di Amerika Serikat.1
Berbagai macam penyakit yang dapat terjadi pada jaringan lunak mulut
karena iritasi mekanik seperti kebiasaan menggigit bibir dan pipi, diantaranya adalah
hemangioma. Hemangioma merupakan suatu proliferasi yang sifatnya jinak dari sel-
sel endotelium pembuluh darah dan umumnya tidak menimbulkan keluhan.2-5
Bilamana penyakit jaringan lunak rongga mulut tidak memberikan gejala rasa sakit,
umumnya pasien tidak datang berobat, padahal kemungkinan besar lesi yang tidak
memberikan keluhan itu merupakan tanda awal dari suatu keganasan atau tanda awal
dari penyakit sistemik yang berbahaya, sehingga seringkali pasien baru datang
berobat ke dokter gigi dalam keadaan sakit berat atau stadium terminal. Keadaan ini
akan memperburuk prognosa penyakitnya karena mulut yang sakit akan terganggu
fungsinya.6
1
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan lokasinya, hemangioma lebih banyak ditemukan pada daerah
kepala dan leher. Pada daerah rongga mulut sering ditemukan di bibir, lidah dan
mukosa bukal. 7-11
Insidens hemangioma sering terjadi pada bayi dan anak-anak, sekitar 1,1% -
2,6% terjadi pada bayi dan 10% - 12% pada anak-anak di atas usia 1 tahun. Lebih
sering terjadi pada wanita dibanding pria dengan rasio 3:1 karena berhubungan
dengan hormonal dan bertambah cepat pertumbuhannya pada saat pubertas dan
kehamilan.3,8
Walaupun lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak, hemangioma juga
dijumpai pada orang dewasa. Dari studi prevalensi penyakit mulut di Minnesota,
Amerika serikat, dari 23.616 orang dewasa berusia lebih dari 35 tahun yang
dilakukan pemeriksaan pada rongga mulutnya, dijumpai hemangioma sebanyak 0,4
kasus per 1.000 orang.12 Penelitian pada bulan Maret 2007 di Brasil menunjukkan
sebanyak 22 kasus hemangioma dari 154 kasus gangguan vaskular atau sekitar 0,9
%.10 Hemangioma yang terjadi pada orang dewasa diakibatkan oleh abnormalitas
perkembangan vaskular semasa kanak-kanak, yang mana hemangioma itu tidak
mengalami fase involusi sebagaimana yang seharusnya terjadi ataupun tidak
mengalami regresi secara total, ditambah lagi dengan trauma yang ada akibat
kebiasaan-kebiasaan masa kecil yang berlanjut terus sampai dewasa seperti kebiasaan
mengigit bibir atau menggigit pipi, diperparah lagi dengan faktor lain seperti
merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan.13
Dari hasil tinjauan beberapa jurnal dan literatur, kasus hemangioma rongga
mulut pada orang dewasa tidak memiliki jumlah yang menonjol bila dibandingkan
2
Universitas Sumatera Utara
dengan kasus lesi-lesi oral lainnya. Walaupun prevalensinya tidak sebanyak kasus lesi
oral lain, dokter gigi harus mengetahui gambaran klinis hemangioma, patogenesisnya,
dan diagnosa bandingnya dengan tujuan mengatasi dampak buruk yang mungkin
ditimbulkan oleh hemangioma.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang
terkait yaitu :
1. Bagaimana patogenesis terjadinya hemangioma kavernosa pada bibir dan
mukosa bukal ?
2. Mengapa hemangioma bisa timbul di dua tempat ?
3. Apakah pertambahan usia akan memperparah hemangioma tersebut ?
4. Bagaimana prognosanya jika tidak dirawat ?
5. Apakah lesi tersebut bisa berkembang ke arah keganasan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk membahas patogenesis
terjadinya hemangioma kavernosa pada bibir dan mukosa bukal, membahas mengapa
bisa timbul di dua tempat tersebut, menjelaskan apakah pertambahan usia akan
memperparah hemangioma tersebut, memaparkan prognosa penyakit bila tidak
dilakukan perawatan serta kemungkinannya untuk berkembang ke arah keganasan.
Manfaat penulisan skripsi ini adalah untuk menambah pengetahuan
mahasiswa kedokteran gigi mengenai tumor rongga mulut khususnya hemangioma,
3
Universitas Sumatera Utara
sebagai media informasi bagi praktisi medis serta untuk memberi edukasi dan
informasi kepada masyarakat agar menghilangkan kebiasaan yang kurang baik
sehingga timbulnya penyakit dapat dicegah.
1.4 Ruang Lingkup
Dalam skripsi ini diuraikan mengenai hemangioma meliputi definisi,
epidemiologi, patogenesis, klasifikasi, gambaran klinis dan histopatologis, diagnosa
banding, penatalaksanaan dan edukasi kepada masyarakat. Akan dilaporkan juga
suatu kasus hemangioma bibir dan mukosa bukal pada pasien laki-laki, berusia 40
tahun yang datang ke klinik Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi USU.
4
Universitas Sumatera Utara