Upload
tyox-comag
View
37
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya kami dapat
menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Ca Mammae” sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Laporan kasus ini dibuat berdasarkan data dan informasi serta pengetahuan yang
diperoleh selama kepanitraan klinik di SMF Bedah. Penyusunan laporan kasus ini dibuat
untuk memenuhi tugas kepanitraan klinik di SMF Bedah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr.Dicky D. Sp.B selaku dosen pembimbing
serta semua teman sejawat yang turut membantu dalam penyusunan makalah laporan kasus
hingga selesai.
Kami menyadari laporan kasus ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan kasus ini.
Semoga dapat bermanfaat bagi para membaca.
Mojokerto, 22 Agustus 2013
Penyusun,
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus
Ca Mammae
Telah disetujui dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Dokter Pembimbing
Dr.Dicky D.Sp.B
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. iii
BAB I. LAPORAN KASUS
1.1. Identitas pasien
……………………………………………………………. 1
1.2. Anamnesa
…………………………………………………………………. 1
1.3. Pemeriksaan fisik
…………………………………………………………. 3
1.4. Diagnosa
…………………………………………………………………… 4
1.5. Penatalaksanaan
…………………………………………………………….. 4
1.6. Penunjang
………………………………………………………………….. 5
BAB II Pembahasan
2.1. Definisi
…………………………………………………………….….. 9
2.2. Etiologi
………………………………………………. 9
2.3. Anatomi
………………………………………………………………. 10
2.4. Faktor Resiko
………………………………………………………………. 12
2.5. Gejala Klinis
…………………………………………………………………. 12
2.6. Diagnosis
………………………………………………………………….. 12
2.7. Penatalaksanaan……………………………………………………………… 13
2.8.Jenis Ca mammae……………………………………………………………..
13
2.9.Stadium, Sistem TNM, dan Jalur Penyebarannya………………….................
14
2.10 Pengobatan …………………………………………………………………. 18
Daftar pustaka……………………………………………………………… 20
iii
LAPORAN KASUS
1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Lik Annah
Umur : 46 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pulorejo - Pralon
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Marital : Menikah
Tgl MRS : 24 Juli 2013
Tgl Pemeriksaan : 4 juli 2013
No RM : S1307020201
1.2 ANAMNESA
SUBJEKTIF
Keluhan Utama : benjolan di payudara kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh pada payudara kanannya terasa ada benjolan, benjolan muncul 2,5
tahun yang lalu. Benjolan mula-mula kecil dan tidak bernanah, kemudian benjolan
membesar dan ada nanah. Saat benjolan masih kecil tidak nyeri,tetapi saat benjolan
mulai membesar mulai terasa nyeri. Nyerinya hilang timbul. Batuk (+) berdahak,
batuk kalau udara dingin atau kena debu. Pilek (-), Sesak (+), Pusing (-), mual(-),
muntah(-),Makan dan minum (+) dbn , BAK (+) dbn ,BAB (+) dbn, Berat badan
semakin turun dari 40 kg menjadi 37 kg.
1Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami kejadian ini sebelumnya Kencing manis (-) Penyakit darah tinggi (-) Penyakit Jantung (-) Asma (+) sejak kecil kambuh kalau udara dingin dan kena debu Alergi obat (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang serupa dengan pasien.
Riwayat haid
Haid pertama kali usia 14 th.
Haid lancar tiap bulan selama 7 hari.
Saat haid payudara terasa keras,tetapi tidak nyeri.
Belum menopause
Riwayat ginekologi
Memiliki anak 1,melahirkan usia 40 th. Melahirkan sesar,alasan sesar yaitu pecah ketuban.
Menyusui anak selama 2 bulan saja,payudara kiri keluar ASI Cuma 2 bulan,sedangkan payudara kanan keluar ASI Cuma 1 bulan kemudian PASIEN berhenti menyusui.
Riwayat alat kontrasepsi
Pemakaian KB suntik 3 bulan sekali selama 3 bulan kemudian ganti KB pil selama 1 bulan.KB berhenti setelah ada benjolan di payudara kanan.
Riwayat pengobatan
Kalau nyeri diminumi ponstan.
Riwayat sosial dan kebiasaan
Sering makan makanan yang berlemak seperti soto daging (jeroan) dan bakso.
2
Riwayat operasi
Belum pernah operasi pada payudara sebelumnya.
OBJEKTIF
1.3 Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 4-5-6
Tanda vital
• tensi :120/80 • suhu :36 derajat celcius • nadi :70x/ menit • pernapasan : 20x / menit
Kepala/leher
● a/i/c/d -/-/-/-
benjolan pada kepala dan leher (-),nyeri kepala (-)
● Thorax
Inspeksi : simetris, retraksi -/-, jejas (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
vesikuler +/+, rh -/-, wh -/-
● Abdomen:
- Soepel
- bising usus (+) normal
- meterorismus(-)
- nyeri tekan (-)
3
- hepar / lien tidak teraba.
Ekstremitas :
- Akral hangat, kering , merah +/+
- Oedema -/-
- CRT < 2dtk,
Status lokalis pada mammae dextra:
Inspeksi :
warna kulit : kemerahan
peau d’orange : +
Ulkus : +
retraksi papilla mammae : +
pengeluaran sekret : +
inflamasi : +
Palpasi
teraba benjolan,
-lokasi : mammae dextra
-ukuran : ± 5 cm
-bentuk/permukaan : berdungkul2
-konsistensi : padat keras
-nyeri : +
1.4 Assesment:
Tumor mammae dextra dengan T2,N0, M0 ,suspect ke arah keganasan
1.5 Planning diagnosa:
Saran untuk melakukan pemeriksaan FNAB
4
1.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang diagnostic
1. USG : tampak bayangan masa hiperekoik inhomogen noduler, tampak kasar, vaskularisasi bertambah pada kuadaran atas. Suspek Ca mamae dextra
2. FNAB: mikroskopis : sedian sitologi menunjukkan sel-sel berkelompok dan tersebar atipi dan polimrfik, sitoplasma luas eosinophylik, didapatkan sel ganas.Kesimpulan: Karsinoma duktal invasive
3. Mammografi: tidak dilakukan
4. Rontgen Thoraks: pulmo dan cor normal, tidak tampak tanda-tanda pulmo metastase dan bone metastase. Darah Lengkap Tgl 5/7/13
Wbc : 7.900 /uL PLT : 350.000 /uL
Hgb :13.4 g/dL
Hct : 39.1 %
Prognosis
Prognosis kanker payudara tergantung dari : Besarnya tumor primer.
Banyaknya/besarnya kelenjar axilla yang positf.
Fiksasi ke dasar dari tumor primer.
Tipe histologis tumor/invasi ke pembuluh darah.
Tingkatan tumor anaplastik.
Umur/keadaan menstruasi
5
Lampiran
Darah lengkap
Urine lengkap
6
FNAB
USG abdomen
7
EKG
Foto thorax
8
Bab II
Pembahasan
KANKER PAYUDARA (CA MAMMAE)
A. Definisi
Ca mammae adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di dalam jaringan
mammae. Ca Mammae adalah kanker yang menyerang jaringan payudara yang menyebabkan
sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara
tidak terkendali Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai
suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan
kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Belum ada
data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit
menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama di antara kanker lainnya
pada wanita.
B. Etiologi
Saat ini belum ditemukan data yang pasti yang menjadi faktor penyebab utama penyakit
ca mammae. Sampai saat ini terjadinya ca mammae diduga akibat interaksi yang rumit dari
banyak faktor seperti faktor genetika, lingkungan, dan hormonal yaitu kadar hormon estrogen
dalam tubuh yang berlebihan
9
C. Anatomi Payudara
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong lemak,
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral atas kelenjar payudara,
jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya ke arah aksila, disebut penonjolan Spence atau
ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran ke papilla mamae, yang disebut duktus lactiferous. Di antara kelenjar
susu dan fasia pectoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan
lemak. Di antara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang
memberi rangka untuk payudara.
10
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari a.mamaria
interna, a.torakalis lateralis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa a.interkostalis
(Hidayat S., 1997).
Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n. interkostalis. Jaringan
kelenjar payudara sediri diurus oleh saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang perlu
diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni
n.interkostobrakialis dan n.kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah
aksila dan bagian medial lengan atas. Pada diseksi aksila, saraf ini sedapat mungkin
disingkirkan sehingga tidak terjadi mati rasa di daerah tersebut (Hidayat S., 1997).
Saraf n.pektoralis yang mengurus m.pektoralis mayor dan minor, n. torakodorsalis yang
menguurus m.latisimus dorsi, dan n.torakalis longus yang mengurus m.serratus anterior
sedapat mungkin dipertahankan pada mastektomi dengan diseksi aksila.
Patofisiologi
Ca mammae terjadi karena hilangnya kontrol atau proliferasi sel payudara dan
apoptosis sehingga sel payudara berpoliferasi secara terus-menerus. Hilangnya fungsi
apoptosis menyebabkan ketidakmampuan mendeteksi kerusakan sel akibat kerusakan
DNA.Peningkatan jumlah sel tidak normal umumnya membentuk benjolan yang
disebut tumor atau kanker.
Sel-sel yang menyebar kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang
akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Keganasan
kanker payudara ini dengan menyerang sel-sel nomal disekitarnya, terutama sel-sel
yang lemah. Sel kanker akan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara penderita akan
membesar tidak seperti biasanya.
Ca mammae berasal dari epitel saluran dan kelenjar payudara. Pertumbuhan dimulai
dari dalam duktus ataupun kelenjar lobulus yang disebut karsinoma non invasif.
Kemudian tumor menerobos ke luar dinding duktus atau kelenjar di daerah lobulus
dan invasi ke dalam stroma, yang dikenal dengan nama karsinoma invasif.
Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh di
kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksiler atau supraklavikuler
membesar. Ca mammae pertama kali menyebar ke kelenjar aksila regional. Lokasi
metastasis paling jauh yaitu tulang, hati, paru, pleura, dan otak.
11
Faktor Risiko
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara. Ada beberapa faktor
resiko yang dapat meningkatkan terjadinya ca mammae yaitu :
1. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki riwayat keluarga ada yang menderita ca mammae seperti pada ibu,
saudara perempuan, atau adik/kakak memiliki resiko terkena ca mammae 2 hingga 3 kali
lebih tinggi.
2. Hormon
Haid pertama (menarche) sebelum umur 10 tahun, mati haid (menopause) setelah umur 55
tahun, tidak menikah atau tidak pernah melahirkan anak, melahirkan anak setelah umur 35
tahun dan tidak pernah menyusui anak.
3. Umur
Wanita berumur >30 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar mendapat kanker payudara
dan kemungkinan tersebut bertambah setelah menopause.
4. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi payudara akibat tumor
jinak atatu tumor ganas kontralateral.
5. Wanita yang mendapat radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding dada.
6. Peningkatan berat badan yang signifikan pada usia dewasa.
7. Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3 hingga 4 kali lebih tinggi
(Dalimartha, 2004).
8. Lama menggunakan kontrasepsi oral
9. Pola konsumsi makanan berlemak
10. Kurangnya aktivitas fisik
Gejala Klinis Karsinoma payudara biasanya mempunyai gambaran klinis sebagai berikut :
12
a. Terdapat benjolan keras yang lebih melekat atau terfiksir.
b. Tarikan pada kulit di atas tumor.
c. Ulserasi atau koreng.
d. Peau’d orange.
e. Discharge dari puting susu.
f. Asimetri payudara.
g. Retraksi puting susu.
h. Elovasi dari puting susu.
i. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak.
j. Satelit tumor di kulit.
k. Eksim pada puting susu.
l. Edema.
Tipe Ca mammae berdasarkan gambaran histopatologi :
1. Karsinoma duktal menginflitrasi
Adalah tipe histopatologi yang paling umum, merupakan 75 % dari semua jenis kanker
payudara. Kanker ini sangat jelas karena keras saat palpasi. Kanker jenis ini biasanya
bermetastasis ke nodus aksila, tulang, paru, hepar dan otak
2. Karsinoma lobular menginfiltrasi
Tipe ini umumnya multisentris, dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah satu atau
kedua mammae. Karsinoma lobular biasanya bermetastasis ke permukaan meningeal.
3. Karsinoma modular
Pada 6 % karsinoma modular tumbuh dalam kapsul, dapat menjadi besar tetapi meluas
dengan lambat, sehingga prognosis seringkali lebih baik.
4. Karsinoma musinus
Pada 3 % karsinoma musinus adalah penghasil lendir, juga tumbuh dengan lambat.
5. Karsinoma duktal-tubular
Hanya 2% dan jarang terjadi, karena metastasis aksilaris secara histologi tidak lazim maka
prognosisnya sangat baik.
13
6. Karsinoma inflamantori
Merupakan tipe karsinoma mammae yang jarang (1-2 %) dan menimbulkan gejala-gejala
yang berbeda dari karsinoma mammae yang lain. Tumor ini nyeri tekan dan sangat nyeri,
mammae secara abnormal keras dan membesar. Kulit diatas tumor merah dan agak hitam.
Sering terjadi edema dan retraksi papilla mammae
Stadium, Sistem TNM, dan Jalur Penyebarannya
a. Stadium Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat jauh. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM yang direkomendasikan oleh UICC(International Union Against Cancer dari WHO atau World Health Organization) / AJCC(American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons.
Stadium I
Tumor terbatas pada payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan di bawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm. Kelenjar getah bening regional belum teraba.
Stadium II
Besar tumor 2,5-5 cm dan sudah ada satu atau beberapa Kelenjar Getah Bening (KGB) aksila yang masih bebas dengan diameter < 2 cm.
Stadium IIIa
Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tetapi masih bebas di jaringan sekitarnya, KGB aksila masih bebas satu sama lain.
Stadium IIIb
Tumor sudah meluas ke dalam payudara (5-10 cm) fiksasi pada kulit atau dinding dada, kulit merah, dan ada oedema (>1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi dan atau nodul.
14
Stadium IV
Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dan III), tetapi sudah disertai dengan KGB aksila supra-klavikula dan metastasis jauh lainnya.
T = ukuran primer tumor.
Ukuran T secara klinis, radiologis, dan mikroskopis adalah sama.
Nilai T dalam cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm.
Tx : Tumor primer tidak dapat dnilai.
To : Tidak terdapat tumor primer.
Tis : Karsinoma in situ.
Tis(DCIS) : Ductal Carcinoma In Situ.
Tis(LCIS) : Lobular Carcinoma In Situ.
Tis(Paget’s) : Penyakit Paget pada putting tanpa adanya tumor.
Catatan: Penyakit Paget dengan adanya tumor dikelompokkan sesuai dengan ukuran tumornya.
T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2cm atau kurang.
T1mic : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang.
T1a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm.
T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm.
T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm.
T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5 cm.
T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm.
T4 : Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau kulit.
T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis.
15
T4b : Edema (termasuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang terbatas pada 1 payudara.
T4c : Mencakup kedua hal di atas.
T4d : Metastasis karsinomatosa
N = kelenjar getah bening regional.
Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya).
N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.
N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yang mobil.
N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya pembesaran kgb ke mamaria interna ipsilateral (klinis) tanpa adanya metastasis ke kgb aksila.
N2a : Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau melekat ke struktur lain.
N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis dan tidak terdapat metastasis pada kgb aksila.
N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa metastasis kgb aksila atau klinis terdapat metastasis pada kgb aksila; atau metastasis pada kgb supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb aksila/mamaria interna.
N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral.
N3b : Metastasis ke kgb mamaria interna dan kgb aksila.
N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula.
Catatan: Terdeteksi secara klinis; terdeteksi dengan pemeriksaan fisik atau secara imaging (di luar limfoscintigrafi).
16
M = metastasis jauh.
Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai.
M0 : Tidak terdapat metastasis jauh.
M1 : Terdapat metastasis jauh
Jalur Penyebaran
Invasi local Kanker mammae sebagian besar timbul dari epitel duktus kelenjar. Tumor pada mulanya menjalar dalam duktus, lalu menginvasi dinding duktus dan ke sekitarnya, ke anterior mengenai kulit, posterior ke otot pektoralis hingga ke dinding toraks (Wan Desen, 2008).
Metastasis kelenjar limfe regional
Metastasis tersering karsinoma mammae adalah ke kelenjar limfe aksilar. Data di China menunjukkan: mendekati 60% pasien kanker mammae pada konsultasi awal menderita metastasis kelenjar limfe aksilar. Semakin lanjut stadiumnya, diferensiasi sel kanker makin buruk, angka metastasis makin tinggi. Kelenjar limfe mammaria interna juga merupakan jalur metastasis yang penting. Menurut observasi klinik patologik, bila tumor di sisi medial dan kelenjar limfe aksilar positif, angka metastasis kelenjar limfe mammaria interna adalah 50%; jika kelenjar limfe aksilar negative, angka metastasis adalah 15%. Karena vasa limfatik dalam kelenjar mammae saling beranastomosis, ada sebagian lesi walaupun terletak di sisi lateral, juga mungkin bermetastasis ke kelenjar limfe mammaria interna. Metastasis di kelenjar limfe aksilar maupun kelenjar limfe mammaria interna dapat lebih lanjut bermetastasis ke kelenjar limfe supraklavikular.
Metastasis hematogen
Sel kanker dapat melalui saluran limfatik akhirnya masuk ke pembuluh darah, juga dapat langsung menginvasi masuk pembuluh darah (melalui vena kava atau sistem vena interkostal-vertebral) hingga timbul metastasis hematogen. Hasil autopsy menunjukkan lokasi tersering metastasis adalah paru, tulang, hati, pleura, dan adrenal.
17
Tes Diagnostik
a. Mammografi
Dengan tes ini dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun. Bila secara klinis dicurigai
ada tumor dan pada mamografi tidak ditemukan apa-apa, pemeriksaan harus dilanjutkan
dengan biopsi sebab sering karsinoma tidak tampak pada mammogram. Sebaliknya bila
mamografi positif dan secara klinis tidak teraba tumor pemeriksaan harus dilanjutkan dengan
pungsi atau biopsi.
b. Ulrasonografi
USG biasanya digunakan bersamaan bersama dengan mamografi, tujuannya untuk
membedakan kista yang berisi cairan atau solid. Untuk menentukan stadium dapat
menggunakan foto thoraks, USG abdomen, Bone scanning dan CT scan.
c. X-foto thorax
Dapat membantu mengetahui adanya keganasan dan mendeteksi adanya metastase ke paru-
paru.
d. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Merupakan pemeriksaan sitologi dimana bahan pemeriksaan diperoleh dari hasil punksi
jarum terhadap lesi yang dapat dipakai untuk menentukan apakah akan segera disiapkan
pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjutkan oleh pemeriksaan lain. Cara
pemeriksaan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, namun tidak dapat
memastikan tidak adanya keganasan. Hasil negatif pada pemeriksaan ini dapat berarti bahwa
jarum biopsi tidak mengenai daerah keganasan sehingga biopsi eksisi tetap diperlukan untuk
konfirmasi hasil negatif tersebut (Sjamsuhidayat, 2004).
Pengobatan
Pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap kondisi
penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi. Pengobatannya terdiri dari
pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon.
18
1. Pembedahan
a. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan mammae. Ada 3 jenis mastektomi yaitu :
1) Modified Radycal Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh mammae, jaringan
mammae di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
2) Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh mammae saja, tanpa kelenjar
di ketiak.
3) Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari mammae. Biasanya disebut
Lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan
seluruh mammae. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya
kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir mammae.
b. Kelenjar Getah Bening (KGB) Ketiak.
Pengangkatan KGB Ketiak dilakukan terhadap penderita ca mammae yang menyebar tetapi
besar tumornya lebih dari 2,5 cm.
2. Non Pembedahan
a. Terapi radiasi
Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena ca dengan menggunakan sinar X
dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di mammae
setelah operasi. Efek pengobatan ini adalah tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang,
warna kulit di sekitar mammae menjadi hitam serta Hb dan leukosit cenderung menurun
sebagai akibat dari radiasi.
b. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau
kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Obat –obatan ini tidak hanya
membunuh sel kanker pada mammae, tetapi juga seluruh sel dalam tubuh. Efek dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok. Sistematik
setelah mastektomi, paliatif pada penyakit yang lanjut.
19
c. Terapi hormon dan endokrin
Pemberian hormon dilakukan apabila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi
hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi.
Obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong
pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.
Diberikan pada kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,
coferektomi adrenalektomi hipofisektomi
20
DAFTAR PUSTAKA
Tjindarbumi, D. 2002. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya dalam Deteksi Dini Kanker. Jakarta : FK UI.
Sjamsuhidayat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC. Kejadian Kanker Payudara. Magister Programme of Epidemiology,
University of Diponegoro, Semarang, Indonesia No 5248. Tapan, Erik. 2005. Kanker, Antioksidan, dan Terapi Komplementer. Jakarta :
Elex Media Komputindo.
Tim Penanggulangan dan Pelayanan Kanker Payudara Terpadu Paripurna RS
Kanker Dharmais. 2002. Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini Edisi 1
Cetakan 1. Jakarta : Pustaka Populer Obor.
Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.