Upload
yahya-muhammad
View
1.882
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah Kimia Polimer dan Polimerisasi
Citation preview
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .` . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . IPENDAHULUANSERTA TUJUAN DAN MAKSUD . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . IIISI :1. BAB I : REAKSI PEMBENTUKAN POLIMER / POLIMERISASI
A. KONSEP DASAR ILMU POLIMER
B. DEFINISI DAN TATA NAMA
DEFINISI
TATA NAMA (NOMENKLATUR)
C. PENGERTIAN POLIMER
POLIMER ALAMI
POLIMER SINTETIS
D. PROSES POLIMERISASI
E. STRUKTUR POLIMER
2. BAB II : PENGGOLONGAN POLIMER
A. POLIMER BERDASARKAN MONOMERNYA
HOMOPOLIMER. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
KOPOLIMER. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
B. POLIMER BERDASARKAN SIFAT THERMALNYA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
C. POLIMER BERDASARKAN ASALNYA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
POLIMER SINTETIS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
POLIMER ALAMI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
D. POLIMER BERDASARKAN REAKSI PEMBENTUKANNYA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
POLIMER ADISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
POLIMER KONDENSASI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
E. POLIMER TERMOPLASTIK DAN TERMOSETING. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
POLIMER TERMOPLASTIK. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
POLIMER TERMOSETING. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
KESIMPULAN / RANGKUMAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20SOAL LATIHAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22PENYUSUN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
1
2
3
4
5
Abstrak Polimer adalah molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang
kecil, sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer. Di zaman globalisasi dan era teknologi, dewasa ini kita dapat melihat betapa polimer itu hampir menjadi barang kebutuhan sehari-hari, terutama polimer sintetik, seperti plastik dan serat buatan. Karena plastik bersifat mencair dan mudah mengalir jika dipanaskan. Beberapa produk dari plastik misalnya pipa, mainan anak-anak, dapat pula berbentuk lembaran seperti pembungkus makanan atau bahan dan berupa cairan pelapis cat mobil, pernis.
Keyword : polimer, polimer sintetik; plastik dan serat buatan
PendahuluanPolimer menjadi bahan kimia yang terkenal di zaman millenium ini, seperti halnya dengan bahan
kimia lainnya, polimer dibutuhkan juga karena tuntutan zaman yang semakin canggih dan serba cepat.
Polimer sudah ada dan digunakan sejak dahulu seperti kapas, wool, dan damar, bahan-bahan ini termasuk
dalam polimer alam. Sedangkan polimer sintetik dikenal mulai tahun 1925, dan setelah hipotesis
makromolekul yang dikemukakan oleh Staudinger mendapat hadiah Nobel pada tahun 1955, teknologi
polimer mulai berkembang pesat. Beberapa contoh polimer sintesis yang ada dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain serat-serat tekstil poliester dan nilon, plastik polietilena untuk botol susu, karet untuk ban
mobil dan plastik poliuretana untuk jantung buatan.
Karet merupakan polimer alam yang terpenting dan dipakai secara luas. Bentuk utama dari karet
alam, terdiri dari 97% cis-1,4-poliisoprena, dikenal sebagai hevea rubber. Karet ini diperoleh dengan
menyadap kulit pohon (hevea brasiliensis) yang tumbuh liar. Hampir semua karet alam diperoleh sebagai
lateks yang terdiri dari sekitar 32 – 35% karet dan sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula,
protein, sterol, ester dan garam.
Polimer alam lain adalah polisakarida, selulosa dan lignin yang merupakan bahan dari kayu.
Makalah ini bertujuan agar kita dapat memahami dan mengerti akan reaksi pembentukan polimer
atau yang kita sebut polimerisasi dan penggolongan polimer. Indonesia sebagai paru-paru bumi ini. Banyak
tumbuhan yang bermanfaat khususnya yang menghasilkan polimer alam tumbuh di Indonesia, dewasa ini
kita dapat melihat sendiri bagaimana berguna dan pentingnya hasil alam Indonesia. Seharusnya kita dapat
lebih memanfaatkan alam ini, tentu sesuai dengan batasnya, tidak merusak alam dan tidak melakukan
eksploitasi berlebihan.
BAB I
A. KONSEP DASAR ILMU POLIMER
MAKROMOLEKUL adalah molekul raksasa (giant) dimana paling sedikit seribu atom terikat
bersama oleh ikatan kovalen. Makromolekul ini mungkin rantai linear, bercabang, atau jaringan tiga
dimensi.
Makromolekul dibagi atas dua material yaitu :
1. Material biologis (makromolekul alam)
Contoh : karet alam, wool, selulosa, sutera dan asbes
2. Material non biologis (makromolekul sintetik)
Contoh : plastik, serat sintetik, elastomer sintetik
Material biologis dapat menunjang tersediaanya pangan dan dibahas dalam biokimia sedang material
non biologis mencakup bahan sintetik. Banyak makromolekul sintetik memiliki struktur yang relatif
sederhana, karena mereka terdiri dari unit ulangan yang identik (unit struktural). Inilah sebabnya mereka
disebut polimer.
Berdasarkan kegunaannya polimer digolongkan atas :
a. Polimer komersial (commodity polymers)
Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, harganya murah dan banyak dipakai dalam kehidupan
sehari hari. Kegunaan sehari-hari dari polimer ini ditunjukkan dalam tabel 1.1
Contoh : Polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena (PS), polivinilklorida (PVC), melamin formaldehid
Tabel 1.1 Contoh dan kegunaan polimer komersial
Polimer komersial Kegunaan atau manfaat
Polietilena massa jenis rendah(LDPE)
Polietilena massa jenis rendah(HDPE)
Polipropilena (PP)
Poli(vinil klorida) (PVC)
Polistirena (PS)
Lapisan pengemas, isolasi kawat, dan kabel, barang mainan, botol yang lentur, bahan pelapis
Botol, drum, pipa, saluran, lembaran, film, isolasi kawat dan kabel
Tali, anyaman, karpet, film
Bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk lantaui, isolasi kawat dan kabel
Bahan pengemas (busa), perabotan rumah, barang mainan
b. Polimer teknik (engineering polymers)
Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di negara maju. Polimer ini
cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang lebih baik. Polimer ini
banyak dipakai dalam bidang transportasi (mobil, truk, kapal udara), bahan bangunan (pipa ledeng), barang-
barang listrik dan elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin-mesin industri dan barang-barang konsumsi
Contoh : Nylon, polikarbonat, polisulfon, poliester
c. Polimer fungsional (functional polymers)
Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk tujuan khusus dengan
produksinya dalam skala kecil, Contoh : kevlar, nomex, textura, polimer penghantar arus dan foton, polimer
peka cahaya, membran, biopolimer
B. Definisi Dan Tata Nama (Nomenklatur)
1. Definisi
1.1. Polimer
Molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang kecil, sederhana
dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir setara dengan monomer
yaitu bahan awal dari polimer.
1.2. Monomer
Sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer. Untuk contoh, etilena adalah monomer yang
dapat dipolimerisasi menjadi polietilena (lihat reaksi berikut). Asam amino termasuk monomer juga,
yang dapat dipolimerisasi menjadi polipeptida dengan pelepasan air
Reaksi :
Monomer polimer
n H2N C C N C C
OR
H
HR O
H
OH
n
- H2O
asam amino polipeptida
monomer Unit Ulangan terikat secara
kovaken dengan unit ulangan lainnya
CH2CH2H2C CH2n
n
etilena Polimer polietilena
polimerisasi
Unit ulangan dapat memiliki struktur linear atau bercabang. Unit ulangan bercabang dapat membentuk
polimer jaringan tiga dimensi. Tabel 1.2 menunjukkan beberapa contoh polimer, monomer, dan unit
ulangannya.
Tabel 1.2 Polimer, monomer, dan unit ulangannya
Polimer Monomer unit ulangan
Polietilena CH2 = CH2 - CH2CH2 –
poli(vinil klorida) CH2 = CHCl - CH2CHCl –
Poliisobutilena
polistirenaCH2 CH CH2 CH
Polikaprolaktam (nylon-6)
H - N(CH2)5C - OH
H O
- N(CH2)5C -
H O
Poliisoprena (karet alam)
CH2 = CH - C = CH2
CH3
- CH2CH = C - CH2 -
CH3
2. Tata Nama (Nomenklatur)
CH2 C
CH3
CH3
CH2 C
CH3
CH3
Jumlah yang sangat besar dari struktur polimer menuntut adanya sistem tata nama yang masuk akal.
Berikut ini adalah aturan pemberian nama polimer vinil yang didasarkan atas nama monomer (nama sumber
atau umum), taktisitas dan isomer :
2.1. Nama monomer satu kata :
Ditandai dengan melekatkan awalan poli pada nama monomer
Contoh :
Polistirena
polietilena
Politetrafluoroetilena (teflon, merk dari du Pont)
2.2. Nama monomer lebih dari satu kata atau didahului sebuah huruf atau angka
Nama monomer diletakkan dalam kurung diawali poli
Contoh :
Poli(asam akrilat)
Poli(-metil stirena)
Poli(1-pentena)
2.2.1. Untuk taktisitas polimer
CHCH2
CH2CH2
CF2CF2
CH2CH
CO2H
CH2CH
CH2CH2CH3
CH2C
CH3
diawali huruf i untuk isotaktik atau s (sindiotaktik) sebelum poli
Contoh : i-polistirena (polimer polistirena dengan taktisitas isotaktik)
2.2.2. Untuk isomer struktural dan geometrik
Ditunjukkan dengan menggunakan awalan cis atau trans dan 1,2- atau 1,4- sebelum poli
Contoh : trans-1,4-poli(1,3-butadiena)
IUPAC merekomendasikan nama polimer diturunkan dari struktur unit dasar, atau unit ulang
konstitusi (CRU singkatan dari constitutional repeating unit) melalui tahapan sebagai berikut :
1. Pengidentifikasian unit struktural terkecil (CRU)
2. Sub unit CRU ditetapkan prioritasnya berdasarkan titik pengikatan dan ditulis prioritasnya
menurun dari kiri ke kanan (lihat penulisan nama polistirena)
CH CH2
3. Substituen-substituen diberi nomor dari kiri ke kanan
4. Nama CRU diletakkan dalam kurung biasa (atau kurung siku dan kurung biasa kalau perlu), dan
diawali dengan poli
Tabel 1.3 Contoh pemberian beberapa nama polimer menurut sumber monomernya dan IUPAC
Nama Sumber Nama IUPAC
Polietilena
Politetrafluoroetilena
Polistirena
Poli(asam akrilat)
Poli(-metilstirena)
Poli(1-pentena)
Poli(metilena)
Poli(difluorometilena)
Poli(1-feniletilena)
Poli(1-karboksilatoetilena)
Poli(1-metil-1-feniletilena)
Poli[1-(1-propil)etilena]
Untuk tata nama polimer non vinil seperti polimer kondensasi umumnya lebih rumit darpada polimer
vinil. Polimer polimer ini biasanya dinamai sesuai dengan monomer mula-mula atau gugus fungsional dari
unit ulangan.
Contoh : nylon, umumnya disebut nylon-6,6 (66 atau 6/6), lebih deskriptif disebut poli(heksametilen
adipamida) yang menunjukkan poliamidasi heksametilendiamin (disebut juga 1,6-heksan diamin) dengan
asam adipat. Lihat gambar berikut
n HO - C - (CH2)4 - C - OH + n H2N - (CH2)6 - NH2
asam adipat heksametilediamin
C - (CH2)4 - C - NH - (CH2)6 - NH
O O
nylon-6,6
n
Mengikuti rekomendasi IUPAC, kopolimer (polimer yang diturunkan dari lebih satu jenis monomer)
dinamai dengan cara menggabungkan istilah konektif yang ditulis miring antara nama nama monomer yang
dimasukkan dalam kurung atau antara dua atau lebih nama polimer. Istilah konektif menandai jenis
kopolimer sebagaimana enam kelas kopolimer yang ditunjukkan dalam tabel 1.4 berikut
Tabel 1.4 Berbagai jenis kopolimer
Jenis kopolimer Konektif Contoh
Tak dikhususkan -co- Poli[stirena-co-(metil metakrilat)]
Statistik -stat- Poli(stirena-stat-butadiena)
Random/acak -ran- Poli[etilen-ran-(vinil asetat)]
Alternating (bergantian) -alt- Poli(stirena-alt-(maleat anhidrida)]
Blok -blok- Polistirena-blok-polibutadiena
Graft (cangkok/tempel) -graft- Polibutadiena-graft-polistirena
C. PENGERTIAN POLIMER
1. Polimer Alami
Polimer alam adalah senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme mahluk hidup. Contoh
sederhana polimer alam adalah karet alam, pati, selulosa dan protein. Jumlahnya yang terbatas dan sifat
polimer alam yang kurang stabil, mudah menyerap air, tidak stabil karena pemanasan dan sukar dibentuk
menyebabkan penggunaanya amat terbatas.
2. Polimer sintetis
Polimer sintetik merupakan jenis polimer yang dihasilkan melalui sintesis kimia, produksi umumnya
dilakukan dalam skala besar untuk kepentingan hidup manusia. Bentuk polimer sintetik yang dihasilkan
dapat berupa plastik dan serat buatan. Plastik merupakan polimer yang memiliki sifat mencair atau mudah
mengalir jika dipanaskan, sehingga mudah dibentuk atau dicetak. Beberapa produk dari plastik misalnya
pipa, mainan anak-anak, dapat pula berbentuk lembaran seperti pembungkus makanan atau bahan dan
berupa cairan pelapis cat mobil, pernis perhatikan Gambar 13.3.
Beberapa contoh monomer ditunjukkan dalam Gambar 2, sedangkan Gambar 3 mengilustrasikan pembentukan
polimer.
Gambar 2. Beberapa contoh monomer dari kiri ke kanan: vinil klorida, propena, tetra-fluoroetilena, dan stirena
Gambar 3. Monomer akrilonitril membentuk polimer poliakrilonitril (PAN), yang dikenall dengan nama orlon, dan
digunakan sebagai karpet dan pakaian “rajutan”. Ikatan rangkap pada karbon dalam monomer berubah menjadi
ikatan tunggal, dan berikatan dengan atom karbon lain membentuk polimer.
D. Proses Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekulmolekul kecil (monomer) yang membentuk
molekul yang besar. Ada dua jenis reaksi polimerisasi, yaitu : polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi
Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan pembentukan molekul kecil (H2O,
NH3).
Contoh :
Alkohol + asam ester + air
HOCH2CH2OH + + H2O
Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh
adisi monomer.
Contoh :
HOC - (CH2)4COH
OO
n H2C = CH CH2 C
Cl Cl
H
n
polivinilklorida (PVC)vinilklorida
E. Struktur Polimer
Bila Anda ingin memahami struktur polimer, Anda dapat mengidentifikasi monomer yang secara
berulang-ulang menyusun polimer tersebut. Karena polimer merupakan molekul yang besar, maka polimer
umumnya disajikan dengan menggambarkan hanya sebuah rantai. Sebuah rantai yang digambarkan tadi
harus mencakup paling tidak satu satuan ulang yang lengkap.
Amati dengan cermat struktur dari pecahan molekul selulosa yang ditunjukkan dalam Gambar 4.
Gambar 4. Selulosa, merupakan komponen utama tumbuhan, suatu senyawa organik yang kemungkinan
sangat berlimpah di bumi. Bahan tumbuhan ini ditemukan di dalam dinding sel buah-buahan dan sayuran,
tidak dapat dicerna oleh manusia. Selulosa yang melewati sistem pencernaan makanan tidak diubah, namun
digunakan sebagai serat makanan ` diulang? Ingat bahwa bagian cincin dari molekul selulosa semuanya
identik. Ada satuan-satuan monomer yang bergabung membentuk polimer. Glukosa adalah nama monomer
yang ditemukan di dalam selulosa. Berdasarkan Gambar 4, satuan glukosa yang digambarkan dalam bentuk
sederhana tanpa atom karbon dan hidrogen. Struktur lengkap glukosa digambarkan sebagai berikut.
BAB IIA. PENGGOLONGAN POLIMER
Senyawa-senyawa polimer didapatkan dengan dua cara, yaitu yang berasal dari alam (polimer alam) dan
di polimer yang sengaja dibuat oleh manusia (polimer sintetis).
Polimer yang sudah ada dialam (polimer alam), seperti :
1. Amilum dalam beras, jagung dan kentang
2. Selulosa dalam kayu
3. Protein terdapat dalam daging
4. Karet alam diperoleh dari getah atau lateks pohon karet
Karet alam merupakan polimer dari senyawa hidrokarbon, yaitu 2-metil-1,3-butadiena (isoprena). Ada juga
polimer yang dibuat dari bahan baku kimia disebut polimer sintetis seperti polyetena, polipropilena, poly
vynil chlorida (PVC), dan nylon. Kebanyakan polimer ini sebagai plastik yang digunakan untuk berbagai
keperluan baik untuk rumah tangga, industri, atau mainan anak-anak.
Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) yang membentuk
molekul yang besar. Ada dua jenis reaksi polimerisasi, yaitu : polimerisasi adisi danpolimerisasi
kondensasi.
Polimerisasi Adisi
Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan tak jenuh (ikatan rangkap dengan melakukan
reaksi dengan cara membuka ikatan rangkap (reaksi adisi) dan menghasilkan senyawa polimer dengan
ikatan jenuh.
Mekanisme reaksi :
Atau dapat dituliskan :
1. POLIMER BERDASARKAN MONOMERNYA
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan atashomopolimer dan kopolimer. Homopolimer
terbentuk dari sejenis monomer, sedangkan kopolimer terbentuk lebih dari sejenis monomer. Uraian berikut
menjelaskan perbedaan dua golongan polimer tersebut.
1.1. Homopolimer
Homopolimer merupakan polimer yang terdiri dari satu macam monomer, dengan struktur polimer. . . –
A – A – A – A – A – A -. . . Salah satu contoh pembentukan homopolimer dari polivinil klorida adalah
sebagai berikut.
1.2. Kopolimer
Kopolimer merupakan polimer yang tersusun dari dua macam atau lebih monomer. Contoh: polimer
SBS (polimer stirena-butadiena-stirena)
Jenis-jenis kopolimer
a) Kopolimer acak, yaitu kopolimer yang mempunyai sejumlah satuan berulang yang berbeda tersusun
secara acak dalam rantai polimer. Strukturnya: . . . – A – B – A – A – B – B – A – A -. . . .
b) Kopolimer bergantian, yaitu kopolimer yang mempunyai beberapa kesatuan ulang yang berbeda
berselang-seling adanya dalam rantai polimer. Strukturnya:. . . – A – B – A – B – A – B – A – B – . . .
c) Kopolimer balok (blok), yaitu kopolimer yang mempunyai suatu kesatuan berulang berselang-seling
dengan kesatuan berulang lainnya dalam rantai polimer. Strukturnya: . . . – A – A – A – A – B – B – B – B –
A – A – A – A -. . .
d) Kopolimer tempel/grafit, yaitu kopolimer yang mempunyai satu macam kesatuan berulang menempel
pada polimer tulang punggung lurus yang mengandung hanya satu macam kesatuan berulang dari satu jenis
monomer. Strukturnya
2. POLIMER BERDASARKAN SIFAT THERMALNYA
Plastik adalah salah satu bentuk polimer yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
plastik memiliki sifat-sifat khusus, antara lain lebih mudah larut pada pelarut yang sesuai, pada suhu tinggi
akan lunak, tetapi akan mengeras kembali jika didinginkan dan struktur molekulnya linier atau bercabang
tanpa ikatan silang antar rantai. Proses melunak dan mengeras ini dapat terjadi berulang kali. Sifat ini
dijelaskan sebagai sifat termoplastik.
Bahan-bahan yang bersifat termoplastik mudah untuk diolah kembali karena setiap kali dipanaskan, bahan-
bahan tersebut dapat dituangkan ke dalam cetakan yang berbeda untuk membuat produk plastik yang baru.
Polietilen (PE) dan polivinilklorida (PVC) merupakan contoh jenis polimer ini.
Sedangkan beberapa plastik lainnya mempunyai sifat-sifat tidak dapat larut dalam pelarut apapun, tidak
meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap asam dan basa, jika dipanaskan akan rusak dan tidak dapat
kembali seperti semula dan struktur molekulnya mempunyai ikatan silang antar rantai. Polimer seperti ini
disusun secara permanen dalam bentuk pertama kali mereka dicetak, disebutpolimer termosetting.
Plastik-plastik termosetting biasanya bersifat keras karena mereka mempunyai ikatan-ikatan silang. Plastik
termoset menjadi lebih keras ketika dipanaskan karena panas itu menyebabkan ikatan-ikatan silang lebih
mudah terbentuk. Bakelit, poli(melanin formaldehida) dan poli (urea formaldehida) adalah contoh polimer
ini. Sekalipun polimer-polimer termoseting lebih sulit untuk dipakai ulang daripada termoplastik, namun
polimer tersebut lebih tahan lama. Polimer ini banyak digunakan untuk membuat alat-alat rumah tangga
yang tahan panas seperti cangkir.
Perbedaan sifat-sifat plastik termoplas dan termoset disimpulkan pada Tabel 1. Perbedaan sifat plastik
termoplas dan plastik termoset
3. POLIMER BERDASARKAN ASALNYA
Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam danpolimer buatan. Polimer alam telah
dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas, karet, wol, dan sutra. Polimer buatan
dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer regenerasi adalah polimer alam yang
dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah
polimer yang dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik.
3.1. Polimer Sintetis
Polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil kondensasi fenol dengan
formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran Belgia Leo Baekeland pada tahun 1907. Bakelit
merupakan salah satu jenis dari produk-produk konsumsi yang dipakai secara luas. Beberapa contoh polimer
yang dibuat oleh pabrik adalah nylon dan poliester, kantong plastik dan botol, pita karet, dan masih banyak
produk lain yang Anda lihat sehari-hari.
Aktivitas olahraga akan berbeda tanpa polimer sintesis. Bola, seragam, rumput buatan, dan net yang
digunakan sepak bola umumnya terbuat dari polimer sintesis
3.2. Polimer alam
Laboratorium bukan satu-satunya tempat mensintesis polimer. Selsel kehidupan juga merupakan pabrik
polimer yang efisien. Protein, DNA, kitin pada kerangka luar serangga, wool, jaring laba-laba, sutera dan
kepompong ngengat, adalah polimer-polimer yang disintesis secara alami. Serat-serat selulosa yang kuat
menyebabkan batang pohon menjadi kuat dan tegar untuk tumbuh dengan tinggi seratus kaki dibentuk dari
monomer-monomer glukosa, yang berupa padatan kristalin yang berasa manis.
Banyak polimer-polimer sintesis dikembangkan sebagai pengganti sutra. Gagasan untuk proses tersebut
adalah benang-benang sintesis yang dibentuk di pabrik diambil dari laba-laba. AmatiGambar 6 yang
menggambarkan kesamaan antara pemintalan dari laba-laba dan pemintalan secara industri.
Gambar 6. Pemintalan secara industri (a) dan pemintalan dari laba-laba (b). Benang yang panjang, halus dipintal
ketika molekul-molekul polimer itu ditekan melalui lubang kecil didalam pemintalan, baik secara alami dan industri
Karet merupakan polimer alam yang terpenting dan dipakai secara luas. Bentuk utama dari karet alam, terdiri dari
97% cis-1,4-poliisoprena, dikenal sebagai hevea rubber. Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon
(hevea brasiliensis) yang tumbuh liar. Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari sekitar
32 – 35% karet dan sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol, ester dan garam.
Polimer alam lain adalah polisakarida, selulosa dan lignin yang merupakan bahan dari kayu.
4. POLIMER BERDASARKAN REAKSI PEMBENTUKANNYA
Polimerisasi merupakan suatu jenis reaksi kimia dimana monomer-monomer bereaksi untuk
membentuk rantai yang besar. Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi
adisidan polimerisasi kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung
pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya,
sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk
sampingan selama berlangsungnya proses polimerisasi.
4.1. Polimer Adisi
Reaksi pembentukan teflon dari monomer-monomernya tetrafluoroetilen, disebut reaksi
adisi. Perhatikan Gambar 7 yang menunjukkan bahwa monomer etilena mengandung ikatan rangkap dua,
sedangkan di dalam polietilena tidak terdapat ikatan rangkap dua.
Gambar 7. Monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang digunakan sebagai
tas plastik, pembungkus makanan, dan botol. Pasangan elektron ekstra dari ikatan rangkap dua pada tiap
monomer etilena digunakan untuk membentuk suatu ikatan baru menjadi monomer yang lain
Menurut jenis reaksi adisi ini, monomer-monomer yang mengandung ikatan rangkap dua saling
bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain, membentuk rantai panjang. Produk yang dihasilkan
dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua atom dari monomer awal. Berdasarkan Gambar 7, yang
dimaksud polimerisasi adisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai dengan
pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomermonomernya yang membentuk ikatan tunggal.
Dalam reaksi ini tidak disertai terbentuknya molekul-molekul kecil seperti H2O atau NH3.
Contoh lain dari polimer adisi diilustrasikan pada Gambar 8. Suatu film plastik yang tipis terbuat dari
monomer etilen dan permen karet dapat dibentuk dari monomer vinil asetat.
Gambar 8. Polietilen dan polivinil asetat adalah contoh polimer yang dibuat melalui polimerisasi adisi.
Dalam reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi rantai. Mekanisme polimerisasi adisi dapat
dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
Sebagai contoh mekanisme polimerisasi adisi dari pembentukan polietilena
a) Inisiasi, untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi molekul monomer pada salah
satu radikal bebas yang terbentuk. Bila kita nyatakan radikal bebas yang terbentuk dari inisiator sebagai R’,
dan molekul monomer dinyatakan dengan CH2 = CH2, maka tahap inisiasi dapat digambarkan sebagai
berikut:
b) Propagasi, dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal monomer yang terbentuk
dalam tahap inisiasi
Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana ikatan rangkap C= C dalam
monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal C – C pada polimer polietilena
c) Terminasi, dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal
mula-mula yang terbentuk dari inisiator (R’) CH2 – CH2 + R � CH2 – CH2- R atau antara radikal polimer
yang sedang tumbuh dengan radikal polimer lainnya, sehingga akan membentuk polimer dengan berat
molekul tinggi R-(CH2)n-CH2° + °CH2-(CH2)n-R’ � R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)n-R’ Beberapa contoh
polimer yang terbentuk dari polimerisasi adisi dan reaksinya antara lain.
Polivinil klorida
n CH2 = CHCl → [ - CH2 - CHCl - CH2 - CHCl - ]n Vinil klorida polivinil klorida
Poliakrilonitril
n CH2 = CHCN → [ - CH2 - CHCN - ]n
Polistirena
4.2. Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer
yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil
seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara adisi untuk
membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan
dihasilkannya suatu molekul kecil – biasanya air – dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap
monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit
lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.
Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer bergabung dengan gugus-OH
dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air. Reaksi kondensasi yang digunakan untuk membuat
satu jenis nilon ditunjukkan pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Gambar 9. Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 – diaminoheksana dan asam adipat
yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon. Nylon diberi nama menurut jumlah atom karbon pada
setiap unit monomer. Dalam gambar ini, ada enam atom karbon di setiap monomer, maka jenis nylon ini
disebut nylon 66.
Gambar 10. Pembuatan Nylon 66 yang sangat mudah di laboratorium.
Contoh lain dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang bersifat keras, dan dracon, yang
digunakan sebagai serat pakaian dan karpet, pendukung pada tape – audio dan tape – video, dan kantong
plastik.
Monomer yang dapat mengalami reaksi polimerisasi secara kondensasi adalah monomer-monomer yang
mempunyai gugus fungsi, seperti gugus -OH; -COOH; dan NH3.
4.2.1. Berdasarkan penggunaan polimer:
Serat: polimer yang dimanfaatkan sebagai serat. Misalnya: untuk kain dan benang. Contoh: poliester,
nilon, dan dakron.
Plastik: polimer yang dimanfaatkan untuk plastik. Contoh: bakelit, polietilena, PVC, polisterina, dan
polipropilena.
4.2.2. Berdasarkan sifatnya terhadap panas:
Polimer termoplas/termoplastis: polimer yang melunak ketika dipanaskan dan dapat kembali ke bentuk
semula. Contoh: PVC, polietilena, polipropilena
Polimer termosetting: polimer yang tidak melunak ketika dipanaskan dan tidak dapat kembali ke bentuk
semula. Contoh: melamin, selulosa
5. POLIMER TERMOPLASTIK DAN TERMOSETING
Polimer disebut juga dengan makromolekul merupakan molekul besar yang dibangun dengan
pengulangan oleh molekul sederhana yang disebut monomer. Polimer (polymer) berasal dari dua kata,
yaitu poly(banyak) dan meros (bagian – bagian).
Klasifikasi polimer salah satunya berdasarkan ketahanan terhadap panas (termal). Klasifikasi polimer ini
dibedakan menjadi dua, yaitu polimer termoplastik dan polimer termoseting.
5.1. Polimer Termoplastik
Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika polimer
jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi
berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk
mendapatkan produk polimer yang baru.
Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik ini tidak
memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul linear atau bercabang.
Bentuk struktur termoplastik sebagai berikut.
Bentuk struktur bercabang termoplastik.
Polimer termoplastik memiliki sifat – sifat khusus sebagai berikut.
- Berat molekul kecil
- Tidak tahan terhadap panas.
- Jika dipanaskan akan melunak.
- Jika didinginkan akan mengeras.
- Mudah untuk diregangkan.
- Fleksibel.
- Titik leleh rendah.
- Dapat dibentuk ulang (daur ulang).
- Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.
- Memiliki struktur molekul linear/bercabang.
Contoh plastik termoplastik sebagai berikut.
- Polietilena (PE) = Botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa saluran, isolasi kawat dan
kabel, kantong plastik dan jas hujan.
- Polivinilklorida (PVC) = pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit sintetis, ubin plastik, piringan
hitam, bungkus makanan, sol sepatu, sarung tangan dan botol detergen.
- Polipropena (PP) = karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi plastik, alat-alat
rumah sakit, komponen mesin cuci, pembungkus tekstil, dan permadani.
- Polistirena = Insulator, sol sepatu, penggaris, gantungan baju.
5.2. PolimerTermoseting
Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika polimer ini
dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini
bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah,
maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi.
Polimer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu dipanaskan. Hal ini
membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan silang pada polimer ini, maka semakin
kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak
atau lepasnya ikatan silang antar rantai polimer.
Bentuk struktur ikatan silang sebagai berikut.
Sifat polimer termoseting sebagai berikut.
- Keras dan kaku (tidak fleksibel)
- Jika dipanaskan akan mengeras.
- Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).
- Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
- Jika dipanaskan akan meleleh.
- Tahan terhadap asam basa.
- Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul.
Contoh plastik termoseting :
Bakelit = asbak, fitting lampu listrik, steker listrik, peralatan fotografi, radio, perekat plywood.
KESIMPULAN
Polimerisasi adalah proses atau reaksi penggabungan molekul molekul kecil (monomer) yang membentuk molekul yang besar.
Polimer alam adalah senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme mahluk hidup. Polimer sintetik merupakan jenis polimer yang dihasilkan melalui sintesis kimia, produksi umumnya
dilakukan dalam skala besar untuk kepentingan hidup manusia. Terdapat dua jenis polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan kondensasi
Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi monomer, polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan pembentukan molekul kecil (H2O, NH3).
Penggolongan polimer dibagi atas empat, yaitu polimer berdasarkan monomernya, polimer berdasarkan asalnya, polimerisasi berdasarkan sifat thermalnya, polimerisasi berdasarkan reaksi pembentukannya.
Berdasarkan jenis monomernya polimer dibedakan atas homopolimer dan kopolimer. Homopolimer terbentuk dari sejenis monomer, sedangkan kopolimer terbentuk lebih dari sejenis
monomer. Jenis-jenis kopolimer adalah; kopolimer acak, kopolimer bergantian, kopolimer balok(blok),
kopolimer tempel atau grafit. Kopolimer acak yaitu kopolimer yang mempunyai sejumlah satuan berulang yang berbeda tersusun
secara acak dalam rantai polimer. Kopolimer bergantian adalah kopolimer yang mempunyai beberapa kesatuan yang berbeda,
berselang-seling adanya rantai polimer. Kopolimer balok(blok) adalah kopolimer yang mempunyai suatu kesatuan berulang berselang-seling
dengan kesatuan berulang lainnya dalam rantai polimer. Kopolimer tempel yaitu kopolimer yang mempunyai satu macam kesatuan berulang menempel pada
polimer tulang punggung lurus yang mengandung hanya satu macam kesatuan berulang dari satu jenis monomer.
Polimer berdasarkan sifat thermalnya terbagi dua, yaitu polimer termoplastik dan polimer termoplastik.
Polimer termoplastik adalah plastik yang pada suhu tinggi akan lunak, tetapi akan mengeras kembali jika didinginkan dan struktur molekulnya linier atau bercabang tanpa ikatan silang antar rantai. Proses melunak dan mengeras ini dapat terjadi berulang kali.
Polimer termosetting adalah polimer yang disusun secara permanen dalam bentuk pertama kali dicetak, mempunyai sifat tidak dapat larut dalam pelarut apapun, tidak meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap asam dan basa, jika dipanaskan akan rusak dan tidak dapat kembali seperti semula dan struktur molekulnya mempunyai ikatan silang antar rantai.
Polimer berdasarkan asalnya terbagi dua, yaitu polimer alami, dan polimer sintetis. Polimer berdasarkan reaksi pembentukannya terbagi dua, yaitu polimer adisi dan kondensasi. Polimer termoplastik memiliki sifat, yaitu berat molekul kecil, tidak tahan terhadap panas, jika
dipanaskan akan melunak, jika didinginkan akan mengeras, mudah diregangkan(fleksibel), titik leleh rendah, dapat didaur ulang, mudah larut dalam pelarut yang sesuai, memiliki struktur molekul linear/bercabang.
Polimer termoseting memiliki sifat, yaitu keras & kaku, jika dipanaskan akan mengeras, tidak dapat dibentuk ulang(sukar di daur ulang), tidak dapat larut dalam pelarut apapun, jika dipanaskan akan meleleh, tahan terhadap asam basa, mempunyai ikatan silang antar rantai molekul.
Soal 1. Sebutkan penertian dari polimerisasi!
2. Jelaskan perbedaan dari polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi!
3. Jelaskan pengertian polimer alam dan sintetis
4. Tuliskan contoh polimer kondensasi!
5. Tuliskan tahap-tahap dari mekanisme polimerisasi adisi!
6. Tulis contoh termoplastik!
7. Tuliskan contoh polimer yang terbentuk dari polimerisasi adisi, berserta reaksinya!
8. Tuliskan penggolongan polimer!
9. Apa saja sifat-sifat polimer termoplastik?
10. Apa saja sifat-sifat polimer termoseting?
JAWABAN1. Polimerisasi adalah proses atau reaksi penggabungan molekul molekul kecil (monomer) yang
membentuk molekul yang besar.2. Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh
adisi monomer, polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan pembentukan molekul kecil (H2O, NH3).
3. Polimer alam adalah senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme mahluk hidup, sedangkan Polimer sintetis merupakan jenis polimer yang dihasilkan melalui sintesis kimia, produksi umumnya dilakukan dalam skala besar untuk kepentingan hidup manusia.
4. Alkohol + asam ester + air
HOCH2CH2OH + + H2O
5. 1. Tahap Inisiasi, 2. Tahap Propagasi, 3. Tahap Terminasi
6. Polietilena (PE), Polivinilklorida (PVC), Polipropena (PP), Polistirena.
7. Polivinil klorida
n CH2 = CHCl → [ - CH2 - CHCl - CH2 - CHCl - ]n Vinil klorida polivinil klorida
Poliakrilonitril
n CH2 = CHCN → [ - CH2 - CHCN - ]n
8. polimer berdasarkan monomernyapolimer berdasarkan sifat thermalnyapolimer berdasarkan asalnyapolimer berdasarkan reaksi pembentukannya
9. berat molekul kecil, tidak tahan terhadap panas, jika dipanaskan akan melunak, jika didinginkan akan mengeras, mudah diregangkan(fleksibel), titik leleh rendah, dapat didaur ulang, mudah larut dalam pelarut yang sesuai, memiliki struktur molekul linear/bercabang
10. keras & kaku, jika dipanaskan akan mengeras, tidak dapat dibentuk ulang(sukar di daur ulang), tidak dapat larut dalam pelarut apapun, jika dipanaskan akan meleleh, tahan terhadap asam basa, mempunyai ikatan silang antar rantai molekul.
HOC - (CH2)4COH
OO
DAFTAR PUSTAKA
1. Malcolm, P.S., 2001. Polymer Chemistry : An Introduction, diindonesiakan oleh Lis Sopyan, cetakan pertama, PT Pradnya Paramita : Jakarta
2. Fried, J.R., 1995. Polymer Science and Technology. Prentice Hall PTR : New Jersey
3. Mark, J.E. 1992. Inorganic Polymers. Prentice-Hall International, Inc. : New Jersey
4. Odian, G. 1991. Principles of Polymerization. 3rd edition, John Wiley & Sons, Inc : New York
5. Van Krevelen, D.W., 1990. Properties of Polymers. Elsevier Science B.V : Amsterdam
6. Sperling, L.H., 1986. Introduction to Physical Polymer Science. John Wiley & Sons, Inc : New York
7. Billmeyer, F.W., 1984. TextBook of Polymer Science. 3rd edition, Joh Willey & Sons Inc : New York
8. McCaffery, E.L., 1970. Laboratory Preparation for Macromolecular Chemistry. McGraw-Hill Book Company : New York
9. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-polimer/
10. http://matematika-ipa.com/polimer-devinisi-polimer-reaksi-polimerisasi-sifat-polimer-kegunaan-dan- dampak-polimer-terhadap-lingkungan/
PENYUSUN
Kelompok : Kelompok IKelas : III Gambar BangunanKetua : Muhammad Yahya S.Anggota : Abdul Rani
: Eko Prasetyo
: Kartika Z.
: Sudarmawanto