26
MAKALAH KIMIA Oleh: Nur Athifah XI IPA 1

MAKALAH KIMIA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH KIMIA

MAKALAH KIMIA

Oleh: Nur Athifah XI IPA 1

Page 2: MAKALAH KIMIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas

rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih

banyak kekurangan,baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang

digunakan. Oleh karena itu, segalakritik dan saran yang bersifat

membangun guna perbaikan laporan kerja praktek ini lebihlanjut, akan

penulis terima dengan senang hati. Tidak lupa penulis ucapkan terima

kasihkepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas

ini.

Akhirnya meskipun dalam penyusunan makalah ini penyusun telah

mencurahkan semua kemampuan, namun penyusun sangat menyadari

bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan

keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan penyusun. Oleh

karena itu penyusun sangat mengharapkan saran. Sekian dan terima

kasih.

Jakarta, 15 Juni

2011

Penyusun

Page 3: MAKALAH KIMIA

i

Daftar IsiKATA

PENGANTAR..................................................................................................

.. i

DAFTAR ISI....................................................................................................

ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. DISKRIPSI......................................................................................... ....

1

B. PRASYARAT......................................................................................

..... 1

C. PETUNJUK PENGGUNAAN

MODUL.......................................................... 1

BAB II PEMBELAJARAN

1. MATERI

PEMBELAJARAN......................................................................... 2

2. PENGERTIAN LARUTAN ASAM

BASA........................................................ 2

3. PENGERTIAN

KESETIMBANGAN............................................................. 7

4. PENGERTIAN

KOLOID............................................................................11

BAB III PENUTUP

A. K

ESIMPULAN.........................................................................................

4

Page 4: MAKALAH KIMIA

B. SOAL

SOAL............................................................................................ 5

C. KUNCI JAWABAN DAN

PEMBAHASAN...................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Kimia meliputi larutan asam dan larutan basa, kesetimbangan

dalam larutan, dan juga sistem koloid. Pembahasan-pembahasan ini

akan dibahas dalam modul ini.

B. PRASYARAT

Bagi pembaca hendaknya mengetahui hal berikut, agar

mudah memahami isi makalah ini:

1. Modul materi

2. Kimia dasar

Page 5: MAKALAH KIMIA

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Langkah langkah belajar yang ditempuh:

a) Bacalah dengan cermat

b) Pahami dan diskusikan

c) Setelah membaca sampai selesai, pelajarilah bahan dengan

seksama sampai tuntas.

2. Kompetensi

Setelah mempelajari makalah ini diharapkan pembaca

memahami pembahasan-pembahasanya.

1

Bab 1

Larutan Asam dan Larutan Basa1.1 Pengertian

Asam

Asam itu asal ya dari bahasa latin, yaitu denfan ktaacidus yang artinya masam.

Asam menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut

dalam pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak-sedikitnya ion hidrogen yang

dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya.

No    Nama asam        Terdapat dalam

1.    Asam asetat        Larutan cuka

2.    Asam askorbat        Jeruk,tomat,sayuran

3.     Asam sitrat        Jeruk

4.     Asam tanat        Teh

5.     Asam karbonat        Minuman berkarbonasi

6.     Asam klorida        Lambung

7.     Asam nitrat        Pupuk,peledak (TNT)

8.    Asam laktat        Susu yang difermentasikan

9.     Asam sulfat        Baterai mobil,pupuk

10.    Asam benzoat        bahan pengawet makanan

1. Sifat asam

Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

a.    Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap.

Page 6: MAKALAH KIMIA

b.    Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.

c.    Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7).

d.    Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam.

e.    Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai

berikut.

•    Lakmus biru -> berubah menjadi warna merah.

•    Lakmus merah -> tetap berwarna merah.

f.    Menghantarkan arus listrik.

g.    Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.

2. Pengelompokan asam

Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a.    Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam

larutannya

(asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya).

b.    Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam

larutannya (hanya terionisasi sebagian).

Asam juga berguna dalam kehidupan sehari-hari kita lho, contohnya    adalah sebagai

berikut:

a.    Proses dalam pembuatan pupuk

b.    Proses dalam Pembuatan obat-obatan

c.    Pembersih permukaan logam

d.    Proses pembuatan Bahan peledak

e.    Proses pembuatan Pengawet makanan

Basa

Basa kalu menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah

menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang dihasilkan,

maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat menetralisasikan  asam (H+) dan

menghasilkan air (H20).

Inilah Beberapa basa yang sudah dikenal oleh manusia yang dapat dilihat pada tabel

berikut

No    Nama asam        Terdapat dalam

1.     Aluminium hidroksida    Deodoran dan antasida

2.     Kalsium hidroksida    Mortar dan plester

3.    Magnesium hidroksida    Obat urus-urus dan antasida

4.    Natrium hidroksida    Bahan sabun

1.Karakteristik basa

Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut.

a.    Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit.

b.    Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH”.

c.    Memiliki pH di atas 7 (pH > 7).

d.      Bersifat elektrolit.

e.      Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai

berikut.

•    Lakmus merah -> berubah warnanya menjadi biru.

•    Lakmus biru -> tetap berwarna biru

f.      Menetralkan sifat asam.

Page 7: MAKALAH KIMIA

2. Pengelompokan basa

Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH”, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu :

a.    Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang

besar. Basa

kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik. Contohnya kayak Natrium

hidroksida,

Kalsium hidroksida, dan Kalium hidroksida.

b.    Sedangkan Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH” dalam

jumlah

kecil.Contohnya kayak ammonia.

3. Penggunaan basa dalam suatu kehidupan sehari-hari

a.    Bahan dalam pembuatan semen.

b.    Pembuatan deterjen/sabun.

c.    Baking soda dalam pembuatan kue.

Garam

Garam ialah zat senyawa yang telah disusun oleh ion positif (anion) basa dan ion negatif

(kation) asam. Jika asam dan basa tepat habis bereaksi maka reaksinya disebut reaksi

penetralan (reaksi netralisasi).

Beberapa contoh garam yang dikenal orang sebagai berikut.

NO    Nama garam         Rumus        Nama dagang        manfaat

1.    Natrium klorida        NaCI        Garam dapur        Penamabah rasa makanan

2.    Natrium bikarbonat  NaHCO3    baking soda        Pengembang kue

3.    Kalsium karbonat    CaCO3        kalsit                  Cat tembok dan bahan karet

4.     Kalsium nitrat        KNO3         Saltpeter              Pupuk dan bahan peledak

5.    Kalsium karbonat    K2CO3        Potash                 Sabun dan kaca

6.     Natrium posfat       Na3PO4        TSP                     Deterjen

7.    Amonium klorida      NH4CI        Salmiak            Baterai kering

Berikut ini ragam indikator.

1.    Indikator alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhah)

Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa,

tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya. Contohnya kayak Ekstrak bunga mawar.

Ekstrak kembang sepatu. Ekstrak kunyit. Ekstrak temulawak. Ekstrak wortel. Ekstrak kol

(kubis) merah. Tanaman Hydrangea

Indikator sintetis yang umum ini digunakan di laboratorium adalah:

a.  Kertas lakmus. Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya

mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus berwarna

Page 8: MAKALAH KIMIA

merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti lakmus bersifat

basa.

b. Indikator sintesis, yang memiliki kisaran nilai pH adalah:

Nama indikator        trayek pH    Perubahan warna

1. fenolftalein (pp)      8,3-10         tak berwarna-merah muda

2. Metil orange(Mo)     3,2-4,4        Merah-kuning

3. Metil merah (Mm)    4,8-6,0        Merah-kuning

4. Bromtimol biru (Bb)  6,0-7,6        Kuning-biru

5. Metil biru (Mb)         10,6-13,4     Biru-ungu

Indikator universal, yakni indikator yang punya warna standar yang berbeda untuk setiap

nilai pH 1 - 14. Fungsi indikator universal adalah untuk memeriksa derajat keasaman

(pH) suatu zat secara akurat. Mat yang termasuk indikator universal adalah pH meter

yang menghasilkan data pembacaan indikator secara digital.

Berikut ini adalah karakteristik dari garam.

1.    Memiliki titik lebur yang tinggi.

2.    Merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat.

3.    Dalam bentuk leburan atau larutan dapat menghantarkan listrik.

4.    Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral. Sifat ini tergantung dari jenis

asam/basa kuat pembentuknya.

Secara umum, proses pembentukan garam dirumuskan sebagai berikut.

Asam + Basa -> Garam + Air

Contoh:

2Cu (s)    + 2HCI                   2CuCI         H2

(logam tembaga) + (asam klorida encer) -> tembaga klorida + (gas hidrogen)

Reaksi kimia lain yang dapat menghasilkan garam adalah:

1.Asam                + Basa                 menghasilkan garam + air

2.Basa                 + Oksida asam    menghasilkan garam + air

Page 9: MAKALAH KIMIA

3.Asam                + Oksida basa     menghasilkan garam + air

4.Oksida asam    + Oksida basa      Menghasilkan garam

5.Logam              + Asam                menghasilkan garam menghasilkan garam + H2

Indikator, Skala Keasaman dan Kebasaan

Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa. Indikator

digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Selain itu,

indikator juga digunakan untuk mengetahui titik tingkat kekuatan asam atau basa. Skala

keasaman dan kebasaan ditunjukkan oleh besar-kecilnya nilai pH yang skalanya dari 0

sampai dengan 14. Semakin kecil nilai pH maka senyawa tersebut semakin asam.

Sebaliknya, semakin besar nilai pH maka senyawa tersebut semakin bersifat basa.

Indikator dapat terbuat dari zat warna alami tanaman atau dibuat secara sintetis di

laboratorium. Syarat dapat atau tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam-basa adalah

bisa terjadi perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam atau

basa.

1.2 Teori

Sejak berabad-abad yang lalu, pakar kimia mendefinisikan asam dan basa berdasar sifat larutannya. Larutan asam memiliki rasa masam dan

bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). sedangkan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik ( licin).Namun ada beberapa pendapat yang menjelaskan penyebab sifat asam dan basa. Pada tahun 1777, Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) mengemukakan bahwa asam mengandung unsur oksigen. Davy kemudian menyimpulkan bahwa unsur hidrogenlah yang merupakan unsur dasar asam. Kemudian tahun 1814 Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) menyimpulkan bahwa asam adalah suatu zat yang dapat menetralkan alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu dengan yang lain.Namun konsep/pendapat yang cukup memuaskan, dan dapat diterima hingga saat ini dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927), yaitu :

asam

asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. dengan kata lain, pembawa sifat asam adalah ion H+. dan dirumuskan dengan

HxZ(aq)---------»xH+(aq) + Zx-(aq)basabasa adalah zat yang dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-). dengan kata lain, pembawa sifat basa adalah (OH-). dan dirumuskan dengan

M(OH)x(aq)---------»Mx+(aq) + xOH-(aq)

Page 10: MAKALAH KIMIA

BAB 2

Kesetimbangan dalam Larutan

A. REAKSI BERKESUDAHAN DAN DAPAT BALIK Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik. Apabila dalam suatu reaksi kimia, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri maka, reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum reaksi kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai:A + B → C + D

Page 11: MAKALAH KIMIA

ADA DUA MACAM SISTEM KESETIMBANGAN, YAITU : 1. Kesetimbangan dalam sistem homogen Kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan Contoh: NH4OH(aq) → NH4+(aq) + OH- (aq) 2. Kesetimbangan dalam sistem heterogen a. Kesetimbangan dalam sistem padat gas Contoh: CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g) b. Kesetimbangan sistem padat larutan Contoh: BaSO4(s) → Ba2+(aq) + SO42- (aq) c. Kesetimbangan dalam sistem larutan padat gas Contoh: Ca(HCO3)2(aq) → CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

HUKUM KESETIMBANGANHukum Guldberg dan Wange:Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap,maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa dimana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap.Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B → c C + d D maka:Kc = (C)c x (D)d / (A)a x (B)bKc adalah konstanta kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap.

BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKANJika zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang dimasukkan dalam, persamaan kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi zat padat adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam harga Kc itu.Contoh: C(s) + CO2(g) → 2CO(g)Kc = (CO)2 / (CO2)Jika kesetimbangan antara zat pada t dan larutan yang dimasukkan dalam perhitungan Kc hanya konsentrasi zat-zat yang larut saja.Contoh: Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)Kc = (Zn2+) / (CO2+)Untuk kesetimbangan antara zat-zat dalam larutan jika pelarutnya tergolong salah satu reaktan atau hasil reaksinya maka konsentrasi dari pelarut itu tidak dimasukkan dalam perhitungan Kc.Contoh: CH3COO-(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)Kc = (CH3COOH) x (OH-) / (CH3COO-)Contoh soal:1. Satu mol AB direaksikan dengan satu mol CD menurut persamaan reaksi:AB(g) + CD(g) → AD(g) + BC(g)Setelah kesetimbangan tercapai ternyata 3/4 mol senyawa CD berubah menjadi AD dan BC. Kalau volume ruangan 1 liter, tentukan tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini !Jawab:Perhatikan reaksi kesetimbangan di atas jika ternyata CD berubah (bereaksi) sebanyak 3/4 mol maka AB yang bereaksi juga 3/4 mol (karena koefsiennya sama). Dalam keadaan kesetimbangan:(AD) = (BC) = 3/4 mol/l(AB) sisa = (CD) sisa = 1 - 3/4 = 1/4 n mol/lKc = [(AD) x (BC)]/[(AB) x (CD)] = [(3/4) x (3/4)]/[(1/4) x (1/4)] = 92. Jika tetapan kesetimbangan untuk reaksi:A(g) + 2B(g) → 4C(g)

Page 12: MAKALAH KIMIA

sama dengan 0.25, maka berapakah besarnya tetapan kesetimbangan bagi reaksi:2C(g) → 1/2A(g) + B(g)Jawab:- Untuk reaksi pertama: K1 = (C)4/[(A) x (B)2] = 0.25- Untuk reaksi kedua : K2 = [(A)1/2 x (B)]/(C)2- Hubungan antara K1 dan K2 dapat dinyatakan sebagai:K1 = 1 / (K2)2 → K2 = 2Azas Le Chatelier menyatakan: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan.Bagi reaksi: A + B → C + DKEMUNGKINAN TERJADINYA PERGESERANa. Dari kiri ke kanan, berarti A bereaksi dengan B memhentuk C dan D, sehingga jumlah mol A dan Bherkurang, sedangkan C dan D bertambah.b. Dari kanan ke kiri, berarti C dan D bereaksi membentuk A dan B. sehingga jumlah mol C dan Dherkurang, sedangkan A dan B bertambah.C. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGGESER LETA K KESETIMBANGAN ADALAH :1. Perubahan konsentrasi salah satu zat2. Perubahan volume atau tekanan3. Perubahan suhu1. PERUBAHAN KONSENTRASI SALAH SATU ZATApabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut.Contoh: 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)- Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.- Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.2. PERUBAHAN VOLUME ATAU TEKANANJika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan volume (bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan berupa pergeseran kesetimbangan.Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien Reaksi Kecil.Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien reaksi besar.Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak menggeserletak kesetimbangan.Contoh: N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

Koefisien reaksi di kanan = 2Koefisien reaksi di kiri = 4 Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (= volume diperkecil), maka kesetimbangan akan

Page 13: MAKALAH KIMIA

bergeser ke kanan Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (= volume diperbesar), maka kesetimbangan akanbergeser ke kiri.

3. PERUBAHAN SUHUMenurut Van't Hoff: Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm). Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).Contoh:2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g) ; H = -216 kJ Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.PENGARUH KATALISATOR TERHADAP KESETIMBANGANFungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan kesetimbangan Kc tetap), hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.D. HUBUNGAN ANTARA HARGA Kc DENGAN Kp

Untuk reaksi umum:a A(g) + b B(g) → c C(g) + d D(g)Harga tetapan kesetimbangan:Kc = [(C)c . (D)d] / [(A)a . (B)b]Kp = (PCc x PDd) / (PAa x PBb)dimana: PA, PB, PC dan PD merupakan tekanan parsial masing-masing gas A, B. C dan D.Secara matematis, hubungan antara Kc dan Kp dapat diturunkan sebagai:Kp = Kc (RT) Δndimana Δn adalah selisih (jumlah koefisien gas kanan) dan (jumlah koefisien gas kiri).Contoh:Jika diketahui reaksi kesetimbangan:CO2(g) + C(s) → 2CO(g)Pada suhu 300o C, harga Kp= 16. Hitunglah tekanan parsial CO2, jika tekanan total dalam ruang 5 atm!Jawab:Misalkan tekanan parsial gas CO = x atm, maka tekanan parsial gas CO2= (5 - x) atm.Kp = (PCO)2 / PCO2 = x2 / (5 - x) = 16 x = 4Jadi tekanan parsial gas CO2 = (5 - 4) = 1 atmDisosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana.Derajat disosiasi adalah perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-mula.Contoh:2NH3(g) → N2(g) + 3H2(g)besarnya nilai derajat disosiasi (): = mol NH3 yang terurai / mol NH3 mula-mulaHarga derajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika:a = 0 berarti tidak terjadi penguraiana = 1 berarti terjadi penguraian sempurna0 < < 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang (disosiasi sebagian).Contoh:

Page 14: MAKALAH KIMIA

Dalam reaksi disosiasi N2O4 berdasarkan persamaanN2O4(g) → 2NO2(g)banyaknya mol N2O4 dan NO2 pada keadaan setimbang adalah sama.Pada keadaan ini berapakah harga derajat disosiasinya ?Jawab:Misalkan mol N2O4 mula-mula = a molmol N2O4 yang terurai = a mol → mol N2O4 sisa = a (1 - ) molmol NO2 yang terbentuk = 2 x mol N2O4 yang terurai = 2 a molPada keadaan setimbang:mol N2O4 sisa = mol NO2 yang terbentuka(1 - ) = 2a → 1 - = 2 → = 1/3

BAB 3

SISTEM KOLOID

Sistem koloidDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Page 15: MAKALAH KIMIA

Belum Diperiksa

Susu adalah koloid teremulsi dari lemak susu dalam air

Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki olehlarutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).

Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari.Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.

[sunting]Macam-macam koloidKoloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fasa zat pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid:

Page 16: MAKALAH KIMIA

Aerosol  yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).

Sol  Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta).

Emulsi  Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).

Buih  Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).

Gel  sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem, kanji dan Gel silika).

[sunting]Sifat-sifat Koloid

Efek Tyndall

Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.

Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

Gerak Brown

Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel

Page 17: MAKALAH KIMIA

suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.

Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

Adsorpsi

Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.

Muatan koloid

Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.

Koagulasi koloid

Page 18: MAKALAH KIMIA

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.

Koloid pelindung

Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.

Dialisis

Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.

Elektroforesis

Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.

KESIMPULAN

1. Bentuk bentuk energy yang dimiliki oleh suatu zat , antara lain

energy kalor, energy kimia, energy listrik, energy cahay, energy

bunyi dan energy mekanik

Page 19: MAKALAH KIMIA

2. Hokum kekekalan energy menyatakan bahwa energy tidak dapat

diciptakan dan tidak dapat di musnahkan, hanya dapat diubah dr

suatu bentuk kebentuk yang lain.

3. Entalpi (H) adalah jumlah dari semua bentuk energy yang dimiliki

oleh suatu zat pada tekanan tetap.

4. Perubahan entalpi (∆H) adalah perubahan kalor yang terjado pada

suatu reaksi kimia pada tekanan tetap .

5. Perubahan entalpi standar (∆H ) perubahan entalpi reaksi yg diukur

pada temperature 298 K dan tekanan 1 atm

SOAL

1. Tentukan entalpi pembakaran gas etana , jika diketahui :

∆H°F C2H6(g) = - 84,7 kj/mol

∆H°F CO2(g) = -393,5 kj/mol

Page 20: MAKALAH KIMIA

∆H°F H2O(l) = -285,8 KJ/mol

2. Pada penguraian 1 mol gas amoniak diperlukan kalor sebesar 46,2

kj/mol …

a. Berapa harga ∆H pembentukan gas amoniak

b. Pembentukan gas amoniak tergolong reaksi eksoterm ataukah

endoterm ?

3. Dalam calorimeter terdapat zat yang bereaksi secara eksotermik

dan ternyata 0,5 kg air yg mengelilinginya sebagai pelarut

mengalami kenaikan temperature sebesar 3° c . kalor jenis air = 4,2

j/g K. berapakah kalor reaksi zat yang dilepaskan oleh reaksi itu…

a. 6,2 Kj

b. 4,2 KJ

c. 3,4 KJ

d. 8,5 KJ

e. 6,3 KJ

KUNCI JAWABAN DAN CARA

PENYELESAIAN

1. C2H6(g) + 3½O2(g) 2CO2(g) + 3H2O(l)

Page 21: MAKALAH KIMIA

∆H reaksi = (2.∆H°F CO

2. C

3. E

Diketahui : ∆T : 300 K

C air: 4,2 j/g K.

M: 500 gram

Ditanya : Q ?

Jawab: Q = m.c. ∆T

= 500 gram x 4,2 j/gr K x 300 K

= 6.300 j

= 6,3 kj