Upload
fatimah-az-zahra
View
382
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH KIMIA
Oleh: Nur Athifah XI IPA 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih
banyak kekurangan,baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang
digunakan. Oleh karena itu, segalakritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan laporan kerja praktek ini lebihlanjut, akan
penulis terima dengan senang hati. Tidak lupa penulis ucapkan terima
kasihkepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas
ini.
Akhirnya meskipun dalam penyusunan makalah ini penyusun telah
mencurahkan semua kemampuan, namun penyusun sangat menyadari
bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan
keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan penyusun. Oleh
karena itu penyusun sangat mengharapkan saran. Sekian dan terima
kasih.
Jakarta, 15 Juni
2011
Penyusun
i
Daftar IsiKATA
PENGANTAR..................................................................................................
.. i
DAFTAR ISI....................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. DISKRIPSI......................................................................................... ....
1
B. PRASYARAT......................................................................................
..... 1
C. PETUNJUK PENGGUNAAN
MODUL.......................................................... 1
BAB II PEMBELAJARAN
1. MATERI
PEMBELAJARAN......................................................................... 2
2. PENGERTIAN LARUTAN ASAM
BASA........................................................ 2
3. PENGERTIAN
KESETIMBANGAN............................................................. 7
4. PENGERTIAN
KOLOID............................................................................11
BAB III PENUTUP
A. K
ESIMPULAN.........................................................................................
4
B. SOAL
SOAL............................................................................................ 5
C. KUNCI JAWABAN DAN
PEMBAHASAN...................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Kimia meliputi larutan asam dan larutan basa, kesetimbangan
dalam larutan, dan juga sistem koloid. Pembahasan-pembahasan ini
akan dibahas dalam modul ini.
B. PRASYARAT
Bagi pembaca hendaknya mengetahui hal berikut, agar
mudah memahami isi makalah ini:
1. Modul materi
2. Kimia dasar
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Langkah langkah belajar yang ditempuh:
a) Bacalah dengan cermat
b) Pahami dan diskusikan
c) Setelah membaca sampai selesai, pelajarilah bahan dengan
seksama sampai tuntas.
2. Kompetensi
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan pembaca
memahami pembahasan-pembahasanya.
1
Bab 1
Larutan Asam dan Larutan Basa1.1 Pengertian
Asam
Asam itu asal ya dari bahasa latin, yaitu denfan ktaacidus yang artinya masam.
Asam menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut
dalam pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak-sedikitnya ion hidrogen yang
dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya.
No Nama asam Terdapat dalam
1. Asam asetat Larutan cuka
2. Asam askorbat Jeruk,tomat,sayuran
3. Asam sitrat Jeruk
4. Asam tanat Teh
5. Asam karbonat Minuman berkarbonasi
6. Asam klorida Lambung
7. Asam nitrat Pupuk,peledak (TNT)
8. Asam laktat Susu yang difermentasikan
9. Asam sulfat Baterai mobil,pupuk
10. Asam benzoat bahan pengawet makanan
1. Sifat asam
Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap.
b. Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
c. Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7).
d. Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam.
e. Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai
berikut.
• Lakmus biru -> berubah menjadi warna merah.
• Lakmus merah -> tetap berwarna merah.
f. Menghantarkan arus listrik.
g. Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.
2. Pengelompokan asam
Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam
larutannya
(asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya).
b. Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam
larutannya (hanya terionisasi sebagian).
Asam juga berguna dalam kehidupan sehari-hari kita lho, contohnya adalah sebagai
berikut:
a. Proses dalam pembuatan pupuk
b. Proses dalam Pembuatan obat-obatan
c. Pembersih permukaan logam
d. Proses pembuatan Bahan peledak
e. Proses pembuatan Pengawet makanan
Basa
Basa kalu menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah
menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang dihasilkan,
maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat menetralisasikan asam (H+) dan
menghasilkan air (H20).
Inilah Beberapa basa yang sudah dikenal oleh manusia yang dapat dilihat pada tabel
berikut
No Nama asam Terdapat dalam
1. Aluminium hidroksida Deodoran dan antasida
2. Kalsium hidroksida Mortar dan plester
3. Magnesium hidroksida Obat urus-urus dan antasida
4. Natrium hidroksida Bahan sabun
1.Karakteristik basa
Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut.
a. Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit.
b. Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH”.
c. Memiliki pH di atas 7 (pH > 7).
d. Bersifat elektrolit.
e. Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai
berikut.
• Lakmus merah -> berubah warnanya menjadi biru.
• Lakmus biru -> tetap berwarna biru
f. Menetralkan sifat asam.
2. Pengelompokan basa
Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH”, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang
besar. Basa
kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik. Contohnya kayak Natrium
hidroksida,
Kalsium hidroksida, dan Kalium hidroksida.
b. Sedangkan Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH” dalam
jumlah
kecil.Contohnya kayak ammonia.
3. Penggunaan basa dalam suatu kehidupan sehari-hari
a. Bahan dalam pembuatan semen.
b. Pembuatan deterjen/sabun.
c. Baking soda dalam pembuatan kue.
Garam
Garam ialah zat senyawa yang telah disusun oleh ion positif (anion) basa dan ion negatif
(kation) asam. Jika asam dan basa tepat habis bereaksi maka reaksinya disebut reaksi
penetralan (reaksi netralisasi).
Beberapa contoh garam yang dikenal orang sebagai berikut.
NO Nama garam Rumus Nama dagang manfaat
1. Natrium klorida NaCI Garam dapur Penamabah rasa makanan
2. Natrium bikarbonat NaHCO3 baking soda Pengembang kue
3. Kalsium karbonat CaCO3 kalsit Cat tembok dan bahan karet
4. Kalsium nitrat KNO3 Saltpeter Pupuk dan bahan peledak
5. Kalsium karbonat K2CO3 Potash Sabun dan kaca
6. Natrium posfat Na3PO4 TSP Deterjen
7. Amonium klorida NH4CI Salmiak Baterai kering
Berikut ini ragam indikator.
1. Indikator alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhah)
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa,
tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya. Contohnya kayak Ekstrak bunga mawar.
Ekstrak kembang sepatu. Ekstrak kunyit. Ekstrak temulawak. Ekstrak wortel. Ekstrak kol
(kubis) merah. Tanaman Hydrangea
Indikator sintetis yang umum ini digunakan di laboratorium adalah:
a. Kertas lakmus. Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya
mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus berwarna
merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti lakmus bersifat
basa.
b. Indikator sintesis, yang memiliki kisaran nilai pH adalah:
Nama indikator trayek pH Perubahan warna
1. fenolftalein (pp) 8,3-10 tak berwarna-merah muda
2. Metil orange(Mo) 3,2-4,4 Merah-kuning
3. Metil merah (Mm) 4,8-6,0 Merah-kuning
4. Bromtimol biru (Bb) 6,0-7,6 Kuning-biru
5. Metil biru (Mb) 10,6-13,4 Biru-ungu
Indikator universal, yakni indikator yang punya warna standar yang berbeda untuk setiap
nilai pH 1 - 14. Fungsi indikator universal adalah untuk memeriksa derajat keasaman
(pH) suatu zat secara akurat. Mat yang termasuk indikator universal adalah pH meter
yang menghasilkan data pembacaan indikator secara digital.
Berikut ini adalah karakteristik dari garam.
1. Memiliki titik lebur yang tinggi.
2. Merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat.
3. Dalam bentuk leburan atau larutan dapat menghantarkan listrik.
4. Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral. Sifat ini tergantung dari jenis
asam/basa kuat pembentuknya.
Secara umum, proses pembentukan garam dirumuskan sebagai berikut.
Asam + Basa -> Garam + Air
Contoh:
2Cu (s) + 2HCI 2CuCI H2
(logam tembaga) + (asam klorida encer) -> tembaga klorida + (gas hidrogen)
Reaksi kimia lain yang dapat menghasilkan garam adalah:
1.Asam + Basa menghasilkan garam + air
2.Basa + Oksida asam menghasilkan garam + air
3.Asam + Oksida basa menghasilkan garam + air
4.Oksida asam + Oksida basa Menghasilkan garam
5.Logam + Asam menghasilkan garam menghasilkan garam + H2
Indikator, Skala Keasaman dan Kebasaan
Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa. Indikator
digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Selain itu,
indikator juga digunakan untuk mengetahui titik tingkat kekuatan asam atau basa. Skala
keasaman dan kebasaan ditunjukkan oleh besar-kecilnya nilai pH yang skalanya dari 0
sampai dengan 14. Semakin kecil nilai pH maka senyawa tersebut semakin asam.
Sebaliknya, semakin besar nilai pH maka senyawa tersebut semakin bersifat basa.
Indikator dapat terbuat dari zat warna alami tanaman atau dibuat secara sintetis di
laboratorium. Syarat dapat atau tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam-basa adalah
bisa terjadi perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam atau
basa.
1.2 Teori
Sejak berabad-abad yang lalu, pakar kimia mendefinisikan asam dan basa berdasar sifat larutannya. Larutan asam memiliki rasa masam dan
bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). sedangkan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik ( licin).Namun ada beberapa pendapat yang menjelaskan penyebab sifat asam dan basa. Pada tahun 1777, Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) mengemukakan bahwa asam mengandung unsur oksigen. Davy kemudian menyimpulkan bahwa unsur hidrogenlah yang merupakan unsur dasar asam. Kemudian tahun 1814 Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) menyimpulkan bahwa asam adalah suatu zat yang dapat menetralkan alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu dengan yang lain.Namun konsep/pendapat yang cukup memuaskan, dan dapat diterima hingga saat ini dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927), yaitu :
asam
asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. dengan kata lain, pembawa sifat asam adalah ion H+. dan dirumuskan dengan
HxZ(aq)---------»xH+(aq) + Zx-(aq)basabasa adalah zat yang dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-). dengan kata lain, pembawa sifat basa adalah (OH-). dan dirumuskan dengan
M(OH)x(aq)---------»Mx+(aq) + xOH-(aq)
BAB 2
Kesetimbangan dalam Larutan
A. REAKSI BERKESUDAHAN DAN DAPAT BALIK Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik. Apabila dalam suatu reaksi kimia, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri maka, reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum reaksi kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai:A + B → C + D
ADA DUA MACAM SISTEM KESETIMBANGAN, YAITU : 1. Kesetimbangan dalam sistem homogen Kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan Contoh: NH4OH(aq) → NH4+(aq) + OH- (aq) 2. Kesetimbangan dalam sistem heterogen a. Kesetimbangan dalam sistem padat gas Contoh: CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g) b. Kesetimbangan sistem padat larutan Contoh: BaSO4(s) → Ba2+(aq) + SO42- (aq) c. Kesetimbangan dalam sistem larutan padat gas Contoh: Ca(HCO3)2(aq) → CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
HUKUM KESETIMBANGANHukum Guldberg dan Wange:Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap,maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa dimana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap.Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B → c C + d D maka:Kc = (C)c x (D)d / (A)a x (B)bKc adalah konstanta kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap.
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKANJika zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang dimasukkan dalam, persamaan kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi zat padat adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam harga Kc itu.Contoh: C(s) + CO2(g) → 2CO(g)Kc = (CO)2 / (CO2)Jika kesetimbangan antara zat pada t dan larutan yang dimasukkan dalam perhitungan Kc hanya konsentrasi zat-zat yang larut saja.Contoh: Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)Kc = (Zn2+) / (CO2+)Untuk kesetimbangan antara zat-zat dalam larutan jika pelarutnya tergolong salah satu reaktan atau hasil reaksinya maka konsentrasi dari pelarut itu tidak dimasukkan dalam perhitungan Kc.Contoh: CH3COO-(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)Kc = (CH3COOH) x (OH-) / (CH3COO-)Contoh soal:1. Satu mol AB direaksikan dengan satu mol CD menurut persamaan reaksi:AB(g) + CD(g) → AD(g) + BC(g)Setelah kesetimbangan tercapai ternyata 3/4 mol senyawa CD berubah menjadi AD dan BC. Kalau volume ruangan 1 liter, tentukan tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini !Jawab:Perhatikan reaksi kesetimbangan di atas jika ternyata CD berubah (bereaksi) sebanyak 3/4 mol maka AB yang bereaksi juga 3/4 mol (karena koefsiennya sama). Dalam keadaan kesetimbangan:(AD) = (BC) = 3/4 mol/l(AB) sisa = (CD) sisa = 1 - 3/4 = 1/4 n mol/lKc = [(AD) x (BC)]/[(AB) x (CD)] = [(3/4) x (3/4)]/[(1/4) x (1/4)] = 92. Jika tetapan kesetimbangan untuk reaksi:A(g) + 2B(g) → 4C(g)
sama dengan 0.25, maka berapakah besarnya tetapan kesetimbangan bagi reaksi:2C(g) → 1/2A(g) + B(g)Jawab:- Untuk reaksi pertama: K1 = (C)4/[(A) x (B)2] = 0.25- Untuk reaksi kedua : K2 = [(A)1/2 x (B)]/(C)2- Hubungan antara K1 dan K2 dapat dinyatakan sebagai:K1 = 1 / (K2)2 → K2 = 2Azas Le Chatelier menyatakan: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan.Bagi reaksi: A + B → C + DKEMUNGKINAN TERJADINYA PERGESERANa. Dari kiri ke kanan, berarti A bereaksi dengan B memhentuk C dan D, sehingga jumlah mol A dan Bherkurang, sedangkan C dan D bertambah.b. Dari kanan ke kiri, berarti C dan D bereaksi membentuk A dan B. sehingga jumlah mol C dan Dherkurang, sedangkan A dan B bertambah.C. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGGESER LETA K KESETIMBANGAN ADALAH :1. Perubahan konsentrasi salah satu zat2. Perubahan volume atau tekanan3. Perubahan suhu1. PERUBAHAN KONSENTRASI SALAH SATU ZATApabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut.Contoh: 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)- Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.- Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.2. PERUBAHAN VOLUME ATAU TEKANANJika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan volume (bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan berupa pergeseran kesetimbangan.Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien Reaksi Kecil.Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien reaksi besar.Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak menggeserletak kesetimbangan.Contoh: N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Koefisien reaksi di kanan = 2Koefisien reaksi di kiri = 4 Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (= volume diperkecil), maka kesetimbangan akan
bergeser ke kanan Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (= volume diperbesar), maka kesetimbangan akanbergeser ke kiri.
3. PERUBAHAN SUHUMenurut Van't Hoff: Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm). Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).Contoh:2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g) ; H = -216 kJ Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.PENGARUH KATALISATOR TERHADAP KESETIMBANGANFungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan kesetimbangan Kc tetap), hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.D. HUBUNGAN ANTARA HARGA Kc DENGAN Kp
Untuk reaksi umum:a A(g) + b B(g) → c C(g) + d D(g)Harga tetapan kesetimbangan:Kc = [(C)c . (D)d] / [(A)a . (B)b]Kp = (PCc x PDd) / (PAa x PBb)dimana: PA, PB, PC dan PD merupakan tekanan parsial masing-masing gas A, B. C dan D.Secara matematis, hubungan antara Kc dan Kp dapat diturunkan sebagai:Kp = Kc (RT) Δndimana Δn adalah selisih (jumlah koefisien gas kanan) dan (jumlah koefisien gas kiri).Contoh:Jika diketahui reaksi kesetimbangan:CO2(g) + C(s) → 2CO(g)Pada suhu 300o C, harga Kp= 16. Hitunglah tekanan parsial CO2, jika tekanan total dalam ruang 5 atm!Jawab:Misalkan tekanan parsial gas CO = x atm, maka tekanan parsial gas CO2= (5 - x) atm.Kp = (PCO)2 / PCO2 = x2 / (5 - x) = 16 x = 4Jadi tekanan parsial gas CO2 = (5 - 4) = 1 atmDisosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana.Derajat disosiasi adalah perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-mula.Contoh:2NH3(g) → N2(g) + 3H2(g)besarnya nilai derajat disosiasi (): = mol NH3 yang terurai / mol NH3 mula-mulaHarga derajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika:a = 0 berarti tidak terjadi penguraiana = 1 berarti terjadi penguraian sempurna0 < < 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang (disosiasi sebagian).Contoh:
Dalam reaksi disosiasi N2O4 berdasarkan persamaanN2O4(g) → 2NO2(g)banyaknya mol N2O4 dan NO2 pada keadaan setimbang adalah sama.Pada keadaan ini berapakah harga derajat disosiasinya ?Jawab:Misalkan mol N2O4 mula-mula = a molmol N2O4 yang terurai = a mol → mol N2O4 sisa = a (1 - ) molmol NO2 yang terbentuk = 2 x mol N2O4 yang terurai = 2 a molPada keadaan setimbang:mol N2O4 sisa = mol NO2 yang terbentuka(1 - ) = 2a → 1 - = 2 → = 1/3
BAB 3
SISTEM KOLOID
Sistem koloidDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Susu adalah koloid teremulsi dari lemak susu dalam air
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki olehlarutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari.Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
[sunting]Macam-macam koloidKoloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fasa zat pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid:
Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).
Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta).
Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).
Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).
Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem, kanji dan Gel silika).
[sunting]Sifat-sifat Koloid
Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel
suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.
Muatan koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.
Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.
Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.
Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.
KESIMPULAN
1. Bentuk bentuk energy yang dimiliki oleh suatu zat , antara lain
energy kalor, energy kimia, energy listrik, energy cahay, energy
bunyi dan energy mekanik
2. Hokum kekekalan energy menyatakan bahwa energy tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat di musnahkan, hanya dapat diubah dr
suatu bentuk kebentuk yang lain.
3. Entalpi (H) adalah jumlah dari semua bentuk energy yang dimiliki
oleh suatu zat pada tekanan tetap.
4. Perubahan entalpi (∆H) adalah perubahan kalor yang terjado pada
suatu reaksi kimia pada tekanan tetap .
5. Perubahan entalpi standar (∆H ) perubahan entalpi reaksi yg diukur
pada temperature 298 K dan tekanan 1 atm
SOAL
1. Tentukan entalpi pembakaran gas etana , jika diketahui :
∆H°F C2H6(g) = - 84,7 kj/mol
∆H°F CO2(g) = -393,5 kj/mol
∆H°F H2O(l) = -285,8 KJ/mol
2. Pada penguraian 1 mol gas amoniak diperlukan kalor sebesar 46,2
kj/mol …
a. Berapa harga ∆H pembentukan gas amoniak
b. Pembentukan gas amoniak tergolong reaksi eksoterm ataukah
endoterm ?
3. Dalam calorimeter terdapat zat yang bereaksi secara eksotermik
dan ternyata 0,5 kg air yg mengelilinginya sebagai pelarut
mengalami kenaikan temperature sebesar 3° c . kalor jenis air = 4,2
j/g K. berapakah kalor reaksi zat yang dilepaskan oleh reaksi itu…
a. 6,2 Kj
b. 4,2 KJ
c. 3,4 KJ
d. 8,5 KJ
e. 6,3 KJ
KUNCI JAWABAN DAN CARA
PENYELESAIAN
1. C2H6(g) + 3½O2(g) 2CO2(g) + 3H2O(l)
∆H reaksi = (2.∆H°F CO
2. C
3. E
Diketahui : ∆T : 300 K
C air: 4,2 j/g K.
M: 500 gram
Ditanya : Q ?
Jawab: Q = m.c. ∆T
= 500 gram x 4,2 j/gr K x 300 K
= 6.300 j
= 6,3 kj