Upload
ihsan-alkahf
View
158
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN
KERUSAKAN OZON
OLEH:
NAMA : CHAIRUL ICHSAN
NPM : A1F011016
DOSEN PENGAMPU : Dr. M. Lutfi Firdaus, MT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat kemurahan-Nya makalah
ini dapat saya selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Makalah ini berisikan berbagai hal
mengenai lapisan ozon, penyebab kerusakan ozon dan dampak bagi manusia serta solusi
kerusakan ozon.
Sebagai manusia saya menyadari bahwa saya masih jauh dari sempurna, tidak terkecuali
dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu saya mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan
dalam makalah ini, meskipun saya telah mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran dari
berbagai pihak, terutama dari dosen Kimia Lingkungan saya Dr. M. Lutfi Firdaus, MT. Saya juga
menampung kritik dan saran dari para pembaca, agar saya dapat menyusun makalah yang lebih
baik lagi nanti. Semoga makalah yang saya buat dapat bermanfaat.
Bengkulu, 30 Oktober 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPersoalan semakin rumit ketika pemerintah menjadikan industri sebagai lahan
mencari keuntungan (pendapatan asli daerah) sehingga industri semakin menunjukkan
egonya. Saat ini lapisan ozon telah berada pada titik yang mengkhawatirkan. Wilayah yang
paling berdampak adalah kutub utara dan selatan. Hal ini karena di atas kedua kutub
tersebut ( di lapisan ozon ) terjadi reaksi antara ion chlor dan brom dengan ozon. Ion chlor
dan brom sendiri dihasilkan dari reaksi antara zat-zat kimia perusak lapisan ozon ( BPO )
dengan sinar ultraviolet. Akibat paling buruk pada lingkungan adalah terjadinya perubahan
suhu secara global. Gunung-gunung es di kutub utara akan mencair mengakibatkan naiknya
permukaan air laut, dan secara perlan-lahan hilanglah daratan. Sejumlah prediksi tentang
Indonesia di antaranya kenaikan permukaan air laut akan menggenangi daratan sejauh 50 m
dari garis pantai kepulauan Indonesia sepanjang 81.000 km. Lebih dari 405.000 Ha di
daratan Indonesia akan tenggelam, artinya ribuan pulau kecil terancam terhapus dari peta.
Radiasi ultraviolet juga akan berpengaruh pada kesehatan manusia. Untuk setiap
penipisan satu persen lapisan ozon diperkirakan sebanyak 2 % radiasi ultraviolet sampai ke
permukaan bumi, dan menyebabkan peningkatan kanker kulit sampai 5 %. Sekitar 12-15
juta orang di seluruh dunia menderita kebutaan akibat katarak dan diperkirakan makin lama
jumlahnya makin meningkat bila kerusakan lapisan ozon tidak cepat ditanggulangi. Ini
adalah proses pemusnahan bumi secara cepat, mungkin dalam periode 100 tahun
mendatang menurut Stephen R.Covey dalam bukunya The 7 Habbits of Highly Effective
People dan ramalan komputer World 3 USA.
Untuk mengendalikan kerusakan lapisan ozon yang diperlukan saat ini adalah peran
serta semua pihak, baik pemerintah, industri maupun masyarakat. Namun, saat ini, sulit
mengharapkan industri untuk tidak memproduksi bahan perusak lapisan ozon (BPO) seperti
CFC, halotan, metil bromida. Karena, kecenderungan industri mengejar keuntungan demi
kelangsungan hidup perusahaan dan karyawannya. Contoh industri-industri besar di
Amerika Serikat seperti Exxon, melobi pemerintah Amerika Serikat agar menolak Protokol
Kyoto yang mengatur penurunan konsentrasi gas-gas rumah kaca (termasuk freon) di
atmosfer yang menyebabkan perubahan iklim. Dan efeknya, pemerintah AS menolak
Protokol Kyoto.
Oleh karena itu diperlukan pengetahuan mengenai kerusakan ozon agar dapat
mengurangi dampak dari persoalan tersebut. Kita semua harus memandang serius masalah
ini dan berupaya untuk mencegah atau meminimalkan penipisan lapisan ozon di alam ini
dengan cara meminimalkan penggunaan bahan-bahan yang dapat mempertipis ozon agar
generasi yang akan datang dapat mewarisi alam sekitar yang masih baik.
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan memberikan informasi pada masyarakat umum maupun
civitas akademik mengenai penyebab dan dampak kerusakan ozon serta cara
penanggulangan dari bahaya masalah lingkungan tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Ozon
Ozon merupakan gas yang secara alami terdapat didalm atmosfer. Lapisan ozon mulai
dikenal oleh seorang ilmuwan dari Jerman, Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1839. Ozon
adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari matahari. Ozon di udara berfungsi
menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan kita semua.
Ozon juga diproduksi manusia untuk dipergunakan sebagai bahan pemurni air, pemutih, dan salah
satu unsur pembentuk plastik. Setiap molekul ozon mengandung 3 atom oksigen dengan rumus
kimia O3. Ozon ditemukan terutama di lapisan atmosfer bagian bawah. Kira – kira 10% ozon
atmospheric terdapat di Troposfir, suatu lapisan Tamosfir yang paling dekat dengan bumi (mulai
dari permukaan bumi hingga 10-16 Km).
Ozon troposfir terbentuk dari reaksi kimia yang disebabkan adanya gas pencemar hasil
aktivitas manusia, sehingga berbahaya terhadap system kehidupan. Sisanya sebanyak 90% terdapat
di Stratosfir, terutama antara bagian puncak lapisan trofosfir hingga ketinggian 50 Km. Ozon di
stratosfir ini terbentuk secara alami, dikenal dengan lapisan ozon (ozone layer) dan sangat berguna
bagi system kehidupan. Istilah 'ozon' atau lebih tepat lagi 'lapisan ozon' mulai mendapat perhatian
sekitar tahun 1980an ketika para ilmuwan menemukan adanya 'lubang' di lapisan ozon di Antartika.
Lubang tersebut merupakan hasil dari tenaga matahari yang mengeluarkan radiasi ultra yang tinggi.
Radiasi itu berpecah menjadi molekul oksigen sekaligus melepaskan atom bebas di mana
setengahnya diikat dengan molekul oksigen yang lain untuk membentuk ozon (Achmad, 2004).
2.2 Manfaat Ozon
Lapisan ozon melindungi bumi dari paparan sinar Ultra Violet B (UV-B) yang
sangat berbahaya bagi makhluk hidup di muka bumi. UV-B yang mempunyai panjang
gelombang 280-315 nm, sebagian diserap oleh lapisan ozon, dengan demikian jumlah UV-
B yang mencapai bumi jumlahnya sangat sedikit. Paparan UV-B terhadap manusia dapat
mengakibatkan penyakit kanker kulit, katarak dan mengurangi system kekebalan tubuh.
Paparan UV-B juga dapat merusak kehidupan tanaman, organisme bersel satu dan
ekosistem perairan. Sedangkan UV-A (dengan panjang gelombang 315-400 nm) tidak
diserap oleh lapisan ozon. Radiasi UV-A dari sinar matahari sangat bermanfaat bagi
kelangsungan hidup makhluk hidup di permukaan bumi.
Lapisan ozon sangat penting karena ia menyerap radiasi ultra violet (UV) dari
matahari untuk melindungi radiasi yang tinggi sampai ke permukaan bumi. Radiasi dalam
bentuk UV spektrum mempunyai jarak gelombang yang lebih pendek daripada cahaya.
Radiasi UV dengan jarak gelombang adalah di antara 280 hingga 315 nanometer yang
dikenali UV-B dan ia merusak hampir semua kehidupan. Dengan menyerap radiasi UV-B
sebelum ia sampai ke permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi dari efek radiasi
yang merusak kehidupan. Ozon stratospheric juga memberi efek pada suhu atmosfer yang
menentukan suhu dunia. Berdasar hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang menjadi
pelindung bumi dari radiasi UV-B ini semakin menipis. Gas CFC disebut juga sebagai gas
yang menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon ini. CFC digunakan oleh masyarakat
modern seperti lemari es, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan buih dan bahan
pelarut terutamanya bagi kilang-kilang elektronik. Para ilmuwan sebenarnya sudah
membuat teori dan ramalan mengenai penipisan lapisan ozon ini tahun 1970an (Susanta,
2008).
2.3 Penyebab Kerusakan Ozon
Kerusakan lapisan ozon adalah istilah yang sering digunakan untuk
mendeskripsikan berkurangnya atau hilangnya lapisan ozon yang terdapat pada lapisan
atmosfir. Berdasarkan laporan dari NASA bahwa lubang ozon di Antartika telah mencapai
29 juta Km². Konsentrasi rata – rata lapisan ozon kurang dari 200 DU dikategorikan
sebagai lubang ozon (Ozone Hole). Penyebab rusaknya atau menipisnya lapisan ozon yaitu
oleh Bahan Perusak Ozon (BPO) yang diemisikan dari berbagai kegiatan, baik dalam
menggunakan atau memproduksi barang mengandung BPO. Ancaman yang diketahui
terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) yang mengakibatkan
menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak
terkira banyaknya, misalnya: AC, Kulkas, bahan dorong dalam penyembur (aerosol),
diantaranya kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau
parfum pembuatan busa, bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik.
Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer
sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan
ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV,
dan membebaskan atom Klorin. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan
menghasilkan Lubang Ozon. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar
UV memasuki bumi. Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon
antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’
tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi
atau awal musim panas (Julianti, 2008).
2.4 Dampak Kerusakan Ozon
Lapisan ozon yang merupakan lapisan pelindung bumi dapat mengalami kerusakan.
Kerusakan ini dapat menimbulkan banyak dampak buruk yang akan dirasakan secara
langsung maupun tidak langsung bagi seluruh isi bumi. Hal ini tentu saja berlaku pula bagi
manusia, hewan dan tumbuhan yang ada di bumi.
Penipisan lapisan ozon mulai dirasa sebagai proses kerusakan karena proses yang
berlangsung tidak secara alamiah. Penipisan yang terjadi pada lapisan ozon terdeteksi
berlangsung dengan total penipisan yang tidak lazim. Kerusakan pada lapisan ozon mulai
tampak pertama kali pada terjadinya lubang ozon di lapisan stratosfer yang terdapat di atas
Antartika, Kutub Selatan pada tahun 1985. Lubang ini disebabkan oleh adanya penipisan
lapisan ozon antara ketinggian tertentu di seluruh antartika pada musin semi. Pembentukan
lubang pada lapisan ozon tersebut berlangsung setiap bulan September dan akan pulih pada
keadaan normal saat telah melewati musim semi atau musim panas.
Proses perusakan lapisan ozon dimulai dengan pelepasan gas halogen yang
mengansung Klorin atau Bromin di permukaan bumi. Gas halogen tersebut terakumulasi di
lapisan atmosfir bawah (troposfir) yang selanjutnya akan bergerak ke lapisan stratosfir.
Akumulasi tersebut terjadi karena sebagian besar gas tersebut ketika berada pada bagian
troposfir tidak mudah bereaksi (stabil) sehingga gas-gas tersebut terakumulasi dan bergerak
ke lapisan stratosfer. Gas halogen tidak bereaksi langsung dengan ozon. Pada saat berada di
stratosfir, gas halogen tersebut secara kimia di ubah oleh radiasi ultaviolet dari matahari
menjadi gas-gas halogen yang reaktif. Gas-gas reaktif tersebut merusak ozon yang ada di
stratosfir. Rata-rata kerusakan ozon total yang disebabkan oleh gas-gas reaktif tersebut
diperkirakan kecil di daerah tropis dan meningkat hingga 10% di lintang menengah (daerah
sub tropis) . Di kawasan kutub, kehadiran awan-awan stratosfir kutub meningkatkan
kelimpahan gas halogen yang paling reaktif. Hal ini menyebabkan kerusakan ozon terjadi
lebih parah di kawasan kutub terutama pada musim dingin dan semi. Dalam kurun waktu
yang relatif panjang , udara di stratosfir bergerak kembali ke troposfir, membawa gas
halogen yang reaktif. Gas-gas tersebut kemudian hilang dari atmosfir oleh hujan dan salju
dan terkubur di bumi. Proses ini mengakhiri kerusakan ozon oleh atom-atom klorin dan
bromin yang awalnya dilepas ke atmosfir dalam bentuk molekul-molekul gas halogen.
Salah satu contoh gas halogen yang paling banyak menyebabkan kerusakan lapisan
ozon di udara adalah reaksi antara lapisan ozon dengan radikal Chlor yang berasal dari
senyawa CFC (Chloro Fluoro Carbon) atau yang biasa disebut Freon. Dalam waktu kira-
kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Begitu
mencapai stratosfir, maka molekul-molekul CFC yang biasanya stabil karena terpapar
langsung terhadap radiasi UV akan terurai menjadi atom-atom yang reaktif. Atom-atom
reaktif tersebut selanjutnya bereaksi dengan ozon menghasilkan senyawa baru. Sayangnya
senyawa baru tersebut tidak stabil dan terus-menerus bereaksi merusak ozon. Satu atom
klorin dapat merusak ribuan molekul ozon sebelum akhirnya terikat menjadi senyawa yang
stabil. Ketika itu kerusakan ozon berhenti.
Dalam masyarakat, CFC biasa digunakan sebagai bahan pendingin AC, lemari es,
bagan penyemprot pestisida, pengharum ruangan, penyemprot rambut, parfum, penyemprot
cat, pembuatan busa, serta pada pelarut bahan pencuci kering (dry cleaning). Pada
kenyataannya, satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 taun dalam
atmosfir sebelum berhasil dihapuskan.
Reaksi yang terjadi pada lapisan ozon adalah sebagai berikut:
O2 + sinar matahari (ultra violet) O + O
O2 + O O3
Kerusakan pada lapisan ozon
Cl2F2C + Ultra Violet ClF2C + Cl*
O3 + Cl*(radikal) ClO + O2
ClO + O Cl + O2Penipisan lapisan ozon paling banyak terjadi di daerah benua Antartika karena
benua Antartika memiliki temperatur udara musim dingin (berkisar antara September
hingga Oktober) di stratosfer sangat rendah sehingga banyak terbentuk PSC. Sedangkan
pada benua Arktik musim dingin lebih hangat karena adanya gelombang planet yng kuat
sehingga mengacaukan sirkulasi udara dinginnya. Senyawa CFC dapat tiba hingga di benua
Antartika dikarenakan terbawa oleh aliran udara. Namun bukan berarti penipisan ozon
hanya bisa terjadi di daerah Antartika saja. Penipisan dapat terjadi pada benua-benua
lainnya namun dengan waktu yang relatif lebih lama.
Berdasarkan data ilmiah, selain CFC terdapat pula bahan-bahan kimia yang
merupakan buatan manusia yang dapat membahayakan lapisan ozon seperti Halon, Metil
Bromida, dan bahan perusak lainnya. Selain itu, gas Karbon Dioksida juga dapat
menyebabkan efek rumah kaca yang menyebabkan naiknya tempertaur bumu (global
warming). Global waming ini dapat menyebabkan melelehnya lapisan es di kutub sehingga
seluruh daratan bumi ini bisa tenggelam. Global warming terjadi karena lapisan gas
CO2 menghalangi sinar infra merah untuk keluar dari bumi menembus lapisan atmosfer
(infra merah terperangkap sehingga memanaskan bumi). Namun, gas CO2 yang ada di
lapisan atmosfer juga menghalangi sinar infra merah dari matahari untuk lewat sehingga
suhu di stratosfer menjadi semakin dingin. Suhu yang semakin dingin ini mempercepat
terbentuknya Mother of Pearl (Julianti, 2008).
BAB III
PEMBAHASAN
Ozon merupakan lapisan dari atmosfer yang menghalangi radiasi ultraviolet B (UV-B)
dari matahari. Sekitar 70-90% radiasi ultraviolet B (UV-B) ini disaring oleh lapisan ozon.
Radiasi langsung UV-B adalah radiasi yang berbahaya dan mematikan tanaman, hewan,
termasuk manusia. Para peneliti lingkungan hidup menemukan bahwa lapisan ozon telah
berlubang sebesar benua Amerika. Lubang ozon ini terbentuk karena terlalu banyaknya gas
CFC (chloro-fluoro-carbon) di udara. Gas CFC atau yang biasanya disebut freon berkumpul di
bagian atas atmosfer, lalu akan berinteraksi dengan pantulan cahaya matahari sehingga
merusak lapisan ozon (Susanta dan Sutjahjo, 2008).
Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa ozon adalah molekul gas yang terdiri dari 3 atom
Oksigen dan mempunyai rumus kimia O3. Molekul Ozon bersifat tidak stabil dan akan selalu
berusaha mencari ’sasaran’ untuk dapat melepaskan satu atom Oksigen dengan cara oksidasi,
sehingga dapat berubah menjadi molekul Oksigenyang stabil (O2). Karena sifat oksidatornya
yang sangat kuat, maka Ozon sangat unggul untuk desinfeksi (membunuh kuman),
detoksifikasi (menetralkan zat beracun) dan deodorisasi (menghilangkan bau tidak enak)
dalam air dan udara.
Dalam hal desinfeksi / sterilisasi air, teknologi Ozon paling unggul dan sangat efektif.
Ozon dapat menghancurkan kuman, bakteri, virus, jamur, spora, kista, lumut dan zat organik
lainnya. Selain itu, juga dapat menetralisir zat inorganik / mineral yang berlebihan / beracun.
Penggunaan Ozon tidak menghasilkan zat sisa yang membahayakan kesehatan. Bahkan
sebaliknya, akan menambah kadar oksigen dalam air sehingga lebih segar dan sehat.
Selain itu, Teknologi Ozon juga digunakan untuk meningkatkan kualitas air di danau /
tambak / sungai yang tercemar, dan pengolahan limbah pabrik. Ozon juga menghilangkan bau
tak sedap di pabrik / rumah / kantor / mobil seperti bau asap rokok, bau cat, bau karpet baru
dsb. Pengobatan ikan dalam akuarium juga telah menggunakan teknologi ozon. Kolam renang
dan spa modern menggunakan ozon untuk menjernihkan dan membunuh kuman. Karenanya,
iritasi mata / mata merah sehabis berenang tidak lagi menjadi masalah.
Teknologi ozon sebagai pengawet makanan yang aman akan segera diperkenalkan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ke masyarakat. Teknologi ini merupakan
alternatif untuk menggantikan penggunaan pengawet makanan berbahaya yang selama ini
masih banyak digunakan.
“Teknologi ini dapat menggantikan pemakaian formalin yang membahayakan
kesehatan namun sampai sekarang masih banyak dipakai masyarakat untuk mengawetkan
makanan,” kata Peneliti LIPI dari Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi Dr.
Anto Tri Sugiharto, dalam siaran pers LIPI, Sayas (15/3).
Dalam aplikasinya, lanjut Dr. Anto, ozon merupakan zat aktif yang jika bereaksi dapat
membunuh bakteri. Teknologi ozon yang dikembangkannya menggunakan metode
pengolahan sterilisasi dengan menggunakan air berozon. Teknologi ozon mulai dikembangkan
Dr. Anto pada 2005 dan telah diujicobakan untuk mengawetkan tomat pascapanen di Balai
Penelitian Sayuran Departemen Pertanian di Lembang, Bandung pada 2006.
“Deptan punya masalah dengan sayuran pascapanen yang masih banyak mengandung
peptisida dan cepat busuk karena mengandung bakteri,” katanya. Dengan menggunakan
teknologi ini, tomat dicuci dan disemprot sehingga bakterinya terbunuh dan pestisidanya
luruh. Hasil tomatnya bersih dan bisa awet sampai kira-kira tiga minggu.
Menurut dia, teknologi ozon tidak menimbulkan efek negatif seperti formalin karena
langsung dapat berubah menjadi oksigen. Dengan demikian, tidak ada zat yang tertinggal di
makanan sehingga tidak memiliki efek samping dan aman.
Solusi dari Kerusakan OzonKerusakan ozon memang merupakan permasalahan bersama dari manusia yang berada
di dunia ini. Tidak peduli warga Negara mana mereka berasal atau dimana mereka tinggal.
Oleh karena itu, Melalui pertemuan yang diadakan di Wina pada tanggal 22 Maret 1985 dan
pertemuan di Montreal, Kanada pada tanggal 16 September 1987, telah disepakati untuk
mengurangi konsumsi bahan perusak lapisan ozon (BPO), termasuk CFC secara bertahap.
Dalam melaksanakan Program Penghapusan BPO, sejak tahun 1995 Pemerintah
Indonesia telah mendapatkan bantuan dari Multilateral Fund (MLF), suatu badan yang
didirikan oleh Protokol Montreal untuk mengelola kontribusi finansial dari negara yang terdiri
dari negara-negara maju dengan tujuan membantu negara-negara (negara-negara berkembang)
yang mempunyai nilai konsumsi BPO kurang dari 0.3 kg pertahun. Dana tersebut diberikan
dalam bentuk hibah (grant) yang disalurkan melalui 3 Implementing Agency yaitu UNIDO,
UNDP dan World Bank. Hibah diberikan secara langsung kepada perusahaan yang akan
mengganti teknologi yang masih menggunakan BPO dengan teknologi yang non BPO dalam
proses produksinya.
Untuk pengurangan gas CFC dan non halon dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain:
1. RecoveryMengambil bahan refrigerant bpo dengan proses penyedotan menggunakan alat
recovery unit yang ditampung kembali dalam tabung penampungan.
2. RecycleMemproses kandungan bahan refrigeran bpo dari material yang mengkontaminasinya.
3. ReclamationMemproses kemurnian bahan refrigeran bpo dan menurunkan material yang
mengkontaminasinya.
4. DestructionProses penghancuran refrigeran bpo dengan cara dibakar pada suhu antara 1000 c s/d
1200 c.
Selain pengurangan, pemerintah juga memberikan sanksi yaitu, pencabutan Izin
Usaha Industri (IUI) atau Tanda Daftar Industri (TDI) dan atau sanksi lainnya sesuai
peraturan- perundangan yang berlaku Surat Kementerian Negara Lingkungan Hidup Nomor
B-4934/Dep.III/LH/08/2006 tanggal 7 Agustus 2006 perihal Revisi Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Nomor 790/MPP /Kep/12/2002 TENTANG LARANGAN
MEMPRODUKSI BAHAN PERUSAK LAPISAN OZON SERTA MEMPRODUKSI
BARANG YANG MENGGUNAKAN BAHAN PERUSAK LAPISAN OZON.
KEPMENPERIND NO. 33/2007
Tabel 1 Daftar Bahan Perusak Lapisan Ozon
No. HS Zat Kimia Uraian Barang
2903.14.00.00
2903.19.00.00
2903.30.20.00
2903.41.00.00
2903.42.00.00
2903.43.00.00
2903.44.00.00
2903.44.00.00
2903.45.10.00
2903.45.22.00
2903.45.21.00
2903.45.37.00
2903.45.36.00
2903.45.35.00
2903.45.34.00
2903.45.33.00
CCl4 (CTC)
CH3CCl3
CH3Br
CFC-11
CFC-12
CFC-113
CFC-114
CFC-115
CFC-13
CFC-112
CFC-111
CFC-217
CFC-216
CFC-215
CFC-214
CFC-213
Karbon Tetraklorida
1.1.1. Trikloroetana
Turunan Fluorinasi, Brominasi atau lodinasi dari HC asiklik
Trikloro fluoro metana
Dikloro difluoro metana
Trikloro trifluoro etana
Dikloro tetra fluoro etana
Kloro pentafluoro etana
Klorotrifluoro metana
Tetrakloro difluoro etana
Pentakloro fluoro etana
Kloro heptafluoro propana
Dikloro Hexafluoro Propana
Trikloro Pentafluoro Propana
Tetrakloro tetrafluoro propana
Pentakloro Trifluoro propana
Dan terakhir yang kita dapat lakukan untuk mengurangi kerusakan ozon adalah dari
perilak kita, kepedulian kita. Untk tidak menggunakan bahan yang mengandung perusak ozon,
dan menerapkan langkah- langkah diatas.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Lapisan ozon merupakan hal terpenting dalam berlangsungnya kehidupan di dunia,
baik tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kerusakan ozon yang terjadi dapat mengakibatkan
perubahan- perubahan kondisi alam yang dapat merugikan atau menghalangi kehidupan.
Dengan semakin banyaknya populasi manusia di dunia ini, kita tidak dapat menghilangkan
100% penyebab terjadinya kerusakan ozon, namun kita dapat menguranginya dengan tidak
menggunakan lagi bahan- bahan perusak ozon sehingga lapisan ozon dapat kita jaga.
Kerusakan ozon yang terjadi hendaknya dapat diminimalisasi dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan alam.
4.2 Saran
Untuk menanggulangi dampak kerusakan ozon maka perlu dilakukakn beberapa solusi,
antara lain: hendaknya tidak menggunakan BPO (Bahan Perusak Ozon) dalam semua aktivitas
dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah harus tegas terhadap pihak industri yang masih
menggunakan BPO dengan pencabutan izin usaha industri atau sanksi yang lain sesuai
ketentuan berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Bahan Perusak Ozon [terhubung berkala] http://www.paradigm-
consultant.com/2010/03/ 03/ bahan-perusak-ozon-ods-dari-pelarut/ [28 Oktober 2012]
Anonim. 2006. Lapisan Ozon [terhubung berkala] http://underscore37. wordpress. com/
2006/05/15/ penipisan-lapisan-ozon/ [28 Oktober 2012]
Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Julianti, Araini. 2008. Kerusakan Ozon [terhubung berkala] http://ray07blogqoe.blogspot.com/
2008/10/kerusakan-ozon.html [28 Oktober 2012]
Susanta dan Sutjahjo. 2008. Akankah Indonesia Tenggelam akibat Pemanasan
Global?. Surabaya: Penebar Plus.