Upload
ruu-chan
View
423
Download
10
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KASUS
“The Infection Disease”
Tutor : Ibu Yuliati Ssc,MBiomedDisusun Oleh :Kelompok C1
1.Camelia2.Ilham Dzulkarnain3.Irma Nurmilla Febrianti4.Kusuma Rizky Anggy Sutrisno5.Melysa Fachlentina6.Nurul Setyowati7.Rindu Ayu Widya Sari8.Rocky Dousye Umboh9.Selviwati
10.Syarif Hidayatulloh
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA2006
QuickTime™ and aTIFF (Uncompressed) decompressor
are needed to see this picture.
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan………………………….
1.1 Latar Belakang……………………. 1
1.2 Tujuan……………………………….1
BAB II Pembahasan
2.1 Mikrobiologi………………………..22.1.1 Virus2.1.2 Bakteri2.1.3 Fungi
2.2 Immunologi2.2.1 Imunitas Spesifik dan
Nonspesifik2.2.2 Infeksi
2.3 Tonsil2.3.1 Patogenesis demam2.3.2 Tonsilitis
2.4 Swab2.4.1 Throat Swab
2.5 Antibiotik dan Antimikroba2.5.1 Pennicilin
BAB III Kesimpulan
Daftar Pustaka
VIRUS
Virus adalah kata Latin untuk racun. Virus mrupakan penyebab infeksi terkecil (diameter 20-300 nm), mengandung satu jenis asam nukleat (RNA atau DNA) sebagai genomnya. Asam nukleat terbungkus dalam kulit protein dan seluruh satuan virus disebut
virion.
Quic k T im e™ and aT IF F (Unc om pres s ed) dec om pres s o r
a re needed to s ee th is p ic ture .
Kapsid : Kulit protein yang simetris yang membungkus genom asam nukleat.Nukleokapsis : Kapsid bersama asam nukleat.Kapsomer : Kumpulan polipeptida yang akan membentuk kapsid bila sudah
terkumpul.
Susunan Kimiawi Virus
Protein virusProtein virus ini memiliki peranan seperti:1. Melindungi genom virus terhadap daya kerja nuklease2. Berpartisipasi pada perlengkapan partikel virus pada sel yang peka3. Menentukan simetri struktural partikel virus
Asam nuklet virusVirus hanya mengandung satu jenis asam nukleat (RNA atau DNA). Asam nukleat ini
berfungsi untuk mengatur informasi genetik yang diperlukan virus untuk berreplikasi. Urutan dan komposisi nukleotida setiap asam nukleat virus adalah khas. Salah satu sifat yang berguna untuk penentuan asam nukleat virus adalah isi guanin + sitosin tetap.
Lipid virusVirus yang mengandung lipid ini bersifat peka terhadap eter, dan virus yang tidak
mengandung eter bersifat resisten terhadap eter. Apabila virus kehilangan lipid maka tingkat infektifitasnya akan berkurang.
Karbohidrat virusPembungkus virus ini mengandung glikoprotein yaitu glukosa yang berikatan dengan
protein. Glikoprotein ini merupakan antigen virus yang penting.
Reaksi Tehadap Penyebab Fisik atau Kimiawi
Panas dan DinginInfektivitas virus akan rusak pada pemanasan 50-60 0 C selama 30 menit ( kecuali
virus hepatitis, virus adenosatelit, dan virus scrapie). Virus dapat diawetkan dengan penyimpanan pada suhu hampir beku dan beberapa dapat tahan liofilisasi dan demikian dapat disimpan dalam keadaan kering pada suhu 40 C atau bahkan suhu kamar.Stabilisasi virus dengan garamVirus dapat distabilkan oleh garam-garam tertentu seperti molar MgCl2 menstabilkan picorna virus dan reovirus, molar MgSO4 menstabilkan orthovirus, myxovirus, dan paramyxovirus, dan Na2SO4 menstabilkan herpesvirus.
pHVirus biasanya stabil pada pH 5.0 dan 9,0
Penyinaran
Ultra ungu, sinar-X, dan partikel berenergi tinggi menghilangkan aktivitas virus. Dosisnya bervariasi untuk macam-macam virus.
AntibiotikaAntibiotika dan sulfanamida antikuman tidak memiliki kuman terhadap virus.
Klasifikasi Virus
Berdasarkan penataan sub satuan morfologinya virus dapat dibedakan menjadi:1. Yang memiliki simetri heliks, contoh: paramixovirus dan
orthomixovirus.2. Yang memiliki simetri kubus, contoh: adenovirus3. Yang memiliki struktur kompleks, contoh: poxvirus
Virus yang mengandung DNA1. Parvovirus
Ukurannya sangat kecil (20 nm). DNAnya beruntai tunggal. Memiliki struktur simertis berbentuk kubus dengan jumlah kapsomer 32. Virus ini tidak memiliki pembungkus dan replikasi terjadi dalam inti sel yang terinfeksi.
2. HepadnavirusUkurannya kecil (42 nm). DNAnya bulat dan sebagian beruntai ganda. Virus ini mengandung inti nukleokapsid dan pembungkusnya mengandung lipid.
3. PapovavirusBerukuran kecl (45-55 nm). Virus ini bersifat resiten terhadap eter. Bentuk DNAnya bulat dan beruntai ganda. Mamiliki jumlah kapsomer 72. Bereplikasi dalam inti,dengan silkus pertumbuhan yang lambat.
4. AdenovirusUkurannya sedang (70-90 nm). DNAnya rantai ganda, dengan jumlah kapsomer 252. Virus ini tidak memiliki pembungkus, dan dapat menyebabkan infeksi pada manusia terutama pada selaput lendir. Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit pernafasan akut, faringitis dan konyunktivitis.
5. HerpesvirusVirus ini berukuran sedang, dengan DNA beruntai ganda. Memiliki jumlah kapsomer 162. Virus ini mempunyai pembungkus yang mengandung lipid.
6. PoxvirusVirus ini berukuran besar dengan pembungkus yang mengandung lipid. Virus ini memiliki antigen nukleoprotein dan bereplikasi dalam sel sitoplasma. Virus ini biasanya dapat menimbulkan lesi pada kulit.
Virus yang mengandung RNA:1. Piconarvirus
Memiliki ukuran yang kecil (20-30 nm). Virus ini resisten terhadap terhadap eter dan dapat menyebabkan infeksi pada manusia seperti Rhinovirus yang menyebabkan common cold.
2. ReovirusBerukuran sedang (60-80 nm). Virus ini bersifat resisten terhadap eter. Contohnya adalah Rotavirus yang menyebabkan gastroenteristis infartil.
3. ArbovirusVirus ini sering menyebabkan infeksi pada manusia, seperti dengue, demam kuning, dan virus ensefalitis.
4. TogavirusVirus ini memiliki pembungkus yang mengandung lipid dan bersifat peka terhadap eter. Contohnya adalah sinolbis virus.
5. ArenavirusVirus ini memiliki pembungkus dengan tingkat infektivitas yang rendah.
6. CoronavirusVirus ini memiliki pembungkus dan dapat diisolasi pada penderita penyakit akut saluran pernapasan bagian atas.
7. RetrovirusVirus ini memiliki pembungkus. Contohnya adalah virus leukimia dan arkoma binatang.
8. BunyavirusVirus ini berbentuk bulat dengan ukuran 90-100 nm. Virus ini memiliki pembungkus dan berreplikasi pada sitoplasma.
9. DithomyxovirusVirus ini berbentuk bulat atau filamen dengan ukuran sedang (80-120 nm) dan memiliki pembungkus. Nukleokapsid dibentuk dalam inti sedangkan hemaglutinin dan neuramidase dibentuk dalam sitoplasma.
10. ParamyxovirusVirus ini berukuran besar (150-300 nm) dan resisten terhadap daktinomisin. Nukleokapsid dan hemaglutinin dibentuk dalam sitoplasma. Virus ini dapat menyebabkan infeksi pada manusia, seperti virus gondongan, campak, parainfluenza dan sinsial pernapasan.
11. RabdovirusBerukuran 70x175 nm. Contohnya adalah virus rabies.
Pembiakan Virus (Kultur Virus)
Virus dapat dibiakkan dalam biakan sel atau dalam telur berembrio dengan keadaan lingkungan yang dapat dikndalikan dengan ketat yang digunakan untuk penelitian ptogenesis virus dan onkogenesis virus.Isolasi virus biasanya menggunakan teknik biakan sel yang tergantung pada kepekaan sel terhadap virus tersebut. Multiplikasi virus dapat dilihat melalui:
1. Efek Sitopatik2. Hambatan metabolisme sel atau kegagalan sel yang terinfeksi untuk menghasilkan
asam3. Timbulnya hemaglutinin4. Adanya hemadsorpsi (adsorpsi sel darah merah oleh sel-sel terinfeksi) karena
adanya hemaglutinin yang bertand virus dalam selaput sel.
Untuk isolasi virus biasanya dilakukan percobaan pada binatang seperti mencit, tikus, hamster, monyet, kelinci. Untuk isolasi virus tertentu digunakan mencit baru lahir (umur kurang dari 48 jam).
Selain dengan biakan sel biasanya menggunakan telur berembrio. Pada telur berembrio ini biasanya yang diinokulasi adalah selaput khorioliantoik, kantong amnion, kantong allantoik, kantong kuning telur. Setelah diinokulasi telur dierami kembali dan diperiksa setiap hari untuk melihat tanda-tanda kehidupan. Setelah pengeraman, cairan atau jaringan diambil dan dipelihara untuk mencari pertumbuhan virus.
REPODUKSI VIRUS
Proses-Proses:Penempelan(attachement)
dalam proses ini dipengaruhi oleh reseptor spesifik, seperti bakteriofag yang menjadikan medianya hanya bakteri. Karena hanya di bakteri saja yang ada reseptor spesifiknya.penempelan virion terhadap membrane sel berlandaskan mekanisme elektrostatik dan dipermudah oleh ion logam Mg++.Penyusupan(penetrasi)Dalam proses ini virus masuk melalui membrane ke sitoplasma.virus yang memangsa sel, masuk beserta dengan Virionnya(kapsid)..Pelepasan pembungkus luar(Uncoating)Merupakan pelepasan Asam nukleat infektif berupa DNA, RNA di keluarkan melalui Virion. seperti bakterifag hanya melepaskan asam nukleadnya dan kapsidnya berada diluar.Replikasi asam nukleat Dan sintesis komponen asam nukleat tersebut yang bentuknya DNA menuju ke nucleus untuk melakukan transkripsi, Virus DNA tidak memiliki enzim untuk melakukan transkripsi. Sehingga dia menggunakan RNA polymerase untuk melakukan transkripsi. Setelah terbentuknya mRNA, lalu mRNA akan menuju sitoplasma untuk di translasikan oleh poliribosom. Dan terbentuklah Asam-asm amino yang berfungsi untuk:
1. polipeptida structural2. Enzim virion3. Enzim yang tidak bersifat structural dan berhubungan dengan transkripsi atau
sintesis DNA(Ex : RNA polymerase,Ligase dll)4. Protein yang mengatur supresi transkripsi atau translasi oleh oleh sel5. protein yang mengatur supresi expresi gen awal virus.
Penyusunan virion terjadi di nucleus sel, ketika protein yang di bentuk sitoplasma bergabung dengan DNA yang bereplikasi di inti sel.Virion yang sudah lenkap bergerak menuju membrane se. virus yang berselubung akan mendapat sebungnya di membrane sel.
Sedangkan Virus RNA proses transkripsi ,translasi dan replikasi berbeda dengan DNA. Jumlah informasi genetic lebih sedikit dan akhirnya proses pematangannya yang hampir seluruhnya melalui proses budding dari membrane sitoplasma. Dalam proses transkripsi V.RNA sudah memiliki Enzim tersendiri, untuk melakukan transkripsi. Sehingga dia melakukan proses transkripsi di sitoplasma, dan translasi di sitoplasma. Penyusunan irion juga di sitoplasma.
Periode perkembangan VirusNya:
(Ref MIKROBIOLOGI UI)
BAKTERI
Cobalah Anda perhatikan gambar dibawah ini.Gambar ini adalah bagian-bagian dari struktur bakteri, yang akan kita pelajari secara terperinci.
Gambar 5. Struktur DNA
Bagian-bagian dari struktur bakteri ini meliputi:
1)Dinding selDinding sel ini tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan (murein) yaitu susunan yang terdiri dari polimerbesar dan terbuat
2)
3)
dari N – asetil glukosamin dan asam N – asetil muramat yang saling berikatan silang dengan ikatan kovalen.KapsulMerupakan selaput licin terdiri dari polisakarida terletak di luar dinding sel, bakteri yang patogen memiliki kapsul berfungsi mempertahankan diri dari antitoksin yang dihasilkan sel inang.Flagel (cambuk getar)Berfungsi untuk bergerak, flagel melekat pada membran luar di dinding sel. Berdasarkan letak dan jumlah flagel yang dimiliki maka bakteri dibedakan menjadi: * Monotrik:* Lopotrik :
* Amfitrik :
* Peritrik :
yaitu bakteri yang memiliki sebuah flagel pada satu ujungnya.yaitu bakteri yang pada satu ujungnya memiliki lebih dari satu flagel.yaitu bakteri yang pada kedua ujungnya hanya terdapat satu buah flagel.yaitu bakteri yang memiliki flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
Gambar 6. Jenis-jenis bakteri berdasarkan jumlah flagel yang dimiliki
4)
5)
6)7)8)
Membran selTersusun atas lemak dan protein, bersifat semipermeable, berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat ke dalam sel.MesosomTerbentuk dari membran sel yang tidak membentuk lipatan. Organel ini berfungsi sebagai tempat pemisahan dua molekul DNA dan berperan juga dalam pembentukan dinding sel baru antara kedua sel anak tersebut.Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya reaksi metabolik.DNA untuk mengontrol sintesis protein dan pembawaan sifat.Ribosom tersusun atas protein dan RNA, sebagai tempat sintesis protein.
INTI / NUKLEUS Prokariota Benang DNA /Fibril DNA, BM 2-3 x 109,
Kromosom tunggal, air 80 % Pewarnaan : Fuelgen
MEMBRAN SITOPLASMA = membran sel Komposisi : fosfolipid + protein
Tidak mengandung sterol kecuali mycoplasma
Ditempat tertentu terdapat cekungan kedalam : Convulated Invagination
Ada 2 jenis mesosom Septal mesosom yang berfungsi untuk pembelahan sel,
tempat melekatnya DNA Lateral mesosom
FUNGSI MEMBRAN SITOPLASMA1. Tempat transport bahan makanan secara selektif2. Pada bakteri aerob, sebagai tempat transport elektron
dan oksidasi-fosforilasi3. Tempat ekskresi bagi eksoenzim yang hidrolitik4. Mengandung enzim dan molekul yang berfungsi pd
biosintesis DNA, polimerisasi dinding sel dan lipid membran [fungsi biosintetik]
5. Mengandung reseptor dan protein untuk sistim kemotaktik Dinding sel
Tekanan osmotik ± 5 – 10 atm Sangat kuat Terdiri dari lapisan PEPTIDOGLIKAN = Murein =
mukopeptida Fungsi :
Peran penting dalam proses pembelahan sel Melaksanakan sendiri biosintesis untuk membentuk
dinding sel Beberapa lapisan tertentu pada dinding sel
merupakan determinan dari antigen permukaan kuman
Pada bakteri Gram -/N salah satu lapisan mempunyai aktivitas endotoksin yang tidak spesifik
yaitu lipopolisakarida [LPS] ® pada beberapa binatang bersifat toksik
Dinding sel Gram +/P, tebal 20 – 80 nm, 60 – 100%, terdiri dari peptidoglikan
Dinding sel Gram -/N, tipis, 10-20% peptidoglikan, selebihnya protein, fosfolipid dan lipopolisakarida [=asam lemak]
Pewarnaan : SEDERHANA dan DIFFERENSIASI [GRAM,BTA]
PEWARNAAN : a. SEDERHANA [HANYA UNTUK MENGETAHUI MORFOLOGI KUMAN]
Prinsip : Dinding sel kuman mampu mengikat zat warna yang diberikan
Pewarnaan hanya menggunakan satu macam zat warnaZat warna : Gentiant violet ® ungu
Fuksin / safranin ® merahMethylen blue ® biru
b. DIFERENSIAL [ MENGETAHUI SIFAT KUMAN BERDASARKAN RESPON TERHADAP ZAT WARNA]
Pewarnaan menggunakan lebih dari satu macam zat warna1. GRAM [ Christian Gram, 1884]Prinsip : Kuman Gram positip akan mengikat zat warna primer
[gentian violet] yang tidak akan dilepas pada saat pencucian alkohol, sehingga kuman akan berwarna UNGU, sedangkan kuman Gram negatif akan melepaskan zat warna gentian violet pada saat pencucian alkohol, dan akan mengikat zat warna sekunder [fuksin] sehingga kuman akan berwarna MERAH
Perbedaan sifat antara kuman Gram Positif dan Negatif Gram Positif Gram Negatif
Dinding sel: Lap Peptidoglikan Tebal Tipis Kadar lipid 1-4 % 11 – 22%
Resistensi thd alkali [1% KOH] tdk larut larutKepekaan thd Jodium lebih peka Kurang pekaToksin yang dibentuk Eksotoksin EndotoksinResistensi terhadap tellurit Lebih tahan Lebih
peka
Sifat tahan asam ada yang tahan asam tdk ada yg tahan asam
Kepekaan tdd penisilim Lebih peka Kurang peka
Kepekaan thd streptomisin Tidak peka PekaPatogen semua, kecualisemua,kecualiMycobacterium, Fam
Neisseriaceae Corynebacterium, Listeria, Bacillus, Clostridium
Dasar perpedaan : TEORI SALTON : Kadar lipid yang tinggi (20%) di dalam dinding sel kuman Gram negatif [lipid larut pada saat pencucian alkohol] ® pori-pori membesar ® zat warna larut ® kuman tidak berwarna Kuman Gram positif, denaturasi protein saat pencucian alkohol ® protein keras, pori-pori mengeras ® terbentuk kompleks ungu kristal-yodiumTEORI PERMEABILITAS DINDING SEL : Berdasarkan tebal tipisnya lapisan peptidoglikan. Kuman Gram positip : dinding peptidfofglikan tebal ® permeabilitas kurang ® komplek ungu kristal yodium tidak dapat keluarKuman Gram Negatif: dinding peptidoglikan tipis ® permeabilitias sel lebih besar ® memungkinkan untuk terlepasnya komplek ungu kristal yod
2. Tahan asam [ Acid fast staining ] Ada 2 metoda : ZIEHL – NEELSEN dan KINYOUN-GABBET / TAN THIAM HOK Prinsip : Kuman tahan asam tidak akan melepas zat warna primer [karbol fuksin] dalam pencucian alkohol asam sehingga akan berwarna MERAH, sedangkan kuman tidak tahan akan melepaskan zat warna karbol fuksin dan akan mengikat zat warna sekunder [methylen blue] sehingga akan berwarna BIRU.
Sifat tahan asam ini disebabkan karena terdapatnya asam mikolat [lipid] yang yang terikat dalam dinding sel. Bakteri tahan asam sebagain besar dinding selnya terdiri dari : Peptidoglikan, arabinogalaktan dan lipid.
KAPSUL Merupakan polimer ekstrasel [umumnya polisakarida]
yang berkondensasi dan membentuk lapisan disekeliling sel
Koloni berlendir [media padat]
Tahan terhadap efek fagositosis [pertahanan diri]
Dapat melekat erat pada hospes [mis; Streptococcus mutans pada permukaan gigi, membentuk plaque, mengeluarkan asam ® karies gigi
Bersifat dapat dilalui zat warna tetapi sangat buruk dalam mengikat zat warna
Komposisi kimiawi setiap mikroorganisme berbeda Polimer glukosa [=dekstran], Leuconostoc
mesenteroides Polimer gula-amino [=asam hialuronat],
Staphylococcus pyogenik Polipeptida [=polimer asam D-Glutamat], Bacillus
anthracis Kompleks polisakarida – protein, Bacillus dysentrie
Kapsul tidak mengikat zat warna, indeks bias rendah ® DASAR PEWARNAAN
• Metoda pewarnaan simpai :a. Pewarnaan MUIR : simpai berwarna biru dan badan kuman berwarna merahb. Pewarnaan HISS : simpai berwarna ungu muda dan badan kuman ungu tuac. Pewarnaan GINS Burri : Merupakan kombinasi pewarnaan negatif dengan pewarnaan sederhana, simpai tidak berwarna, badan kuman berwarna merah dengan latar belakang hitam.
FLAGEL Flagel merupakan komponen tambahan dari sel yang
menyerupai benang, terdiri dari protein FLAGELIN Dikenal 4 jenis flagel :
Monotrikh ® Flagel tunggal pada salah satu ujung, misal : Vibrio Sp
Lofotrikh ® Terdapat 1 atau lebih flagel disalah satu ujung, misal: Alcaligenes Spp
Amfitrikh ® Terdapat 1 atau lebih flagel di kedua ujung, misal: Alcaligenes Spp
Peritrikh ® Flagel tersebar diseluruh badan kuman ® Proteus vulgaris
Pewarnaan GRAY
Digunakan pemantek/mordant (asam tanat) untuk meningkatkan afinitas flagel terhadap zat warna dan memperbesar diameter flagel. Zat warna yang digunakan : Karbol fuhksin ® Flagel dan badan kuman berwarna merah
KAPSUL / SIMPAIKAPSUL / SIMPAI
KAPSULGLIKOKALIKS
Polimer membentuk anyaman fibril jarang yang meluas keluar dari sel
Streptococcus mutansKlebsiella pneumoniae
SIMPAI
Polimer membentuk suatu lapisan padat,berbatas jelas mengelilingi sel
Bacillus megateriumBacillus subtilis
Pewarnaan NOVEL, ZETTNOW, dan FONTANA-TRIBONDEAU ® menggunakan impregnasi Ag
Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, misal kekurangan nutrisi dan air, suhu yang sangat panas atau sangat dingin serta racun, maka sel bakteri akan membentuk endospora misal pada bakteri Clostridium dan Basilus.
Gambar 7. Endospora
Bakteri Gram +/P, genus aerob: Bacillus, genus an aerob: Clostridium, Genus lain : Sporosarcina, Rickettsia penyebab Q-Fever [Coxiella burnetti]
Spora merupakan bentuk dormansi dari sel. Merupakan respon terhadap lingkungan yang buruk
Merupakan sel dormansi
Sifat – sifat endospora
Dinding spora : mengandung peptidoglikan
Inti/core : mengandung kromosom lengkapKorteks : lapisan tebal, peptidoglikan yang istimewa, peka
terhadap lisozim, otolisis ® berperan dalam perkecambahan spora
Pembungkus /Coat ; terdiri dari protein seperti keratin, tidak dapat ditembus ® daya resistensi terhadap zat kimiawi
Eksosporium : selaput lipoprotein yang mengandung hidrat arang
Tahapan sporulasi, secara morfologik;
Pengasingan inti ® selaput sel tumbuh ke dalam ® pembentukan lapisan khusus [dinding spora dan korteks antara selaput berhadapan, pembungkus dan eksosporium, diluar selaput] ® Lisis sel vegetatif
Tahapan berkecambahan / germinasi :
Penggiatan /aktifasi [=merusak pembungkus spora] ® Pembayatan /inisiasi [=merusak peptidoglikan korteks] ® menyerap air ® Dipikolinat kalsium dilepas ® enzim hidrolitik akan merusak beberapo bagian spora ® pertumbuhan keluar /Ourgrowth [=perombakan korteks ® keluarnya sel vegetatip baru] ® Biosintesis aktif ® Pembelahan sel
Letak spora ; ujung badan bakteri ® Terminal, Clostridium tetaniTengah badan bakteri ® Sentral, Clostridium anthraxisDiantara ujung dan tengan badan bakteri ® Subterminal,
Bacillus subtilis
Pewarnaan KLEIN : didapat spora kuman berwarna merah dan badan kuman berwarna biru(agar spora terbentuk dilakukan pemanasan, agar pori-pori
membesar sehingga zat warna dapat menembus).
PILI Tonjolan pada permukaan sel yang kaku dimiliki
oleh bakteri Gram Negatip, terdiri dari subsatuan protein
Sekelompok kokus Gram +/p [Streptococcus] memiliki lapisan fimbrie yang merupakan antigen permukaan ®M. Protein
Ada 2 jenis pili
Pili biasa, fungsi perlekatan/adhesi dengan sel tuan rumah. Memberikan sifat patogen karena antigen kolonisasi [colinization antigen]
Pili seks; fungsi bertanggung jawab atas perlekatan sel-sel donor pada konjugasi. Terbungkus oleh partikel faga, fungsi sebagai reseptor.
PERANAN BAKTERI DALAM KEHIDUPAN
1. Sebagai Mahluk Pengurai/Saprovor.Bersama-sama dengan jamur, bakteri berperan sebagai pengurai mahluk-mahluk yang sudah mati
2. Penghasil Antibiotik.Dari bakteri golongan Actinomycetes (bentuk peralihan antara
bakteri dan jamur) dihasilkan bermacam-macam antibiotik. Misalnya: Streptomisin >> dari Streptomyces griseus, Kloramfemikol >> dariStreptomyces venezuelae.
3. Penghasil Bahan Pangan.- Asam cuka >> dari Acetobacter acetil- Yoghurt >> dari Lactobacillurs bulgaricus- Sari kelapa/Nata de Coco >> dari Acetobacter xylinum
4. Pengikat N2 bebas di udara:Bersimbiosis dengan tanaman Leguminosae (tanaman buah
polong)- Rhizobium leguminosarum dan R. radicicola.
Hidup bebas :- Azotobacter, Rhodospirillum rubrum, Clostridium pasteurianum.
MERUGIKAN MAHLUK LAINBakteri patogen adalah bakteri parasit yang dapat menimbulkan penyakit pada organisme lain.
Pada tumbuhan misalnya:Xanthomonas citri >> penyebab kanker batang jeruk.Erwinia trachelphilia >> penyebab penyakit busuk daun labu.
Pada hewan misalnya:Bacillus antraxis >> penyebab penyakit anthrax pada hewan ternak.Actynomyces bovis >> penyebab penyakit bengkak pada rahang sapi.
Pada manusia misalnya:Salmonella thyphosa >> penyebab penyakit tifusMycobacterium tuberculosis >> penyebab penyakit TBCMycobacterium leprae >> penyebab penyakit lepraTreponema pallidum >> penyebab penyakit sifilisShigella dysentriae >> penyebab penyakit disentri basilerDiplococcus pneumoniae >> penyebab penyakit radang paru-paruVibrio cholera >> penyebab penyakit kolera
TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN TERHADAP PENYAKIT BAKTERI
1.Tindakan pencegahan dengan pemberian vaksin.Misalnya vaksin BCG >> pencegahan terhadap penyakit TBCVaksin DPT >> pencegahan penyakit difteri, pertusis dan tetanus
2.Tindakan pengobatan:Dapat dengan cara pemberian antibiotik
PENGAWETAN MAKANAN1. Cara-cara tradisional >> pengasapan, penggaraman, pengeringan,
pemanisan2. Cara-cara modern -> Sterilisasi, Pasteurisasi, pendinginan,
penggunaan bahan kima dan teknik iradiasi
Fungi
A. karakteristik fungi1. fungi adalah eukariota.2. fungi memproleh zat gizi organiknya dengan absorbsi.a. sebagian besar fungi adalah parasit, zat gizi dari badan pejamu hidup diserap
jamur.b. Sebagian fungi adalah saprofit, zat gizi dari materi organic mati.c. Sebagian fungi adalah mutualis, dapat menyerap zat gizi dari pejamu, tetapi juga
menguntungkan pejamu.3. 3 jenis fungi utama dibedakan dari strukturnya.a. kapang adalah mikroorganisme multisel berfilamen.b. Fleshy fungi adalah multisel berfilamen yang menghasilkan badan reproduksi
yang kental.c. Khamir adalah organisme unisel tidak berfilamen.
B. struktur fungi1. struktur vegetatif adalah bagian sel yang terlibat dalam katabolisme dan
pertumbuhan .a. hifa adalah filament panjang sel yang bergabung bersama membentuk badan suatu
kapang.b. Septa adalah sekat yang membagi hifa sebagian besar fungi menjadi sel berinti
satu.c. Sebagian besar miselia fungi adalah haploid.d. Fungi tidak memiliki struktur flagella dan tidak bergerak.2. miselium reproduktif ataru aerial adalah bagian fungi yang berurusan dengan
reproduksi.a. spora pada umumnya dihasilkan secara aseksual.b. Spora terdispersi oleh angina atau air.
C. riwayat hidup umum fungi1. spora seksual adalah yang paling sering dihasilkan oleh miseliun aerial organisme
satu haploid. Spora dihasilkan melalui mitosis dan selanjutnya melakukan pembelahan sel.
a. zygomicota menghasilkan spora seksual didalam kantong yang disebut sporangia diujung hifa aerial.
b. Ascomycota menghasilkan spora berantai yang disebut konodia.c. Basidiomycota tidak mel;angsungkan reproduksi aseksual.2. budding adalah jenis reproduksi aseksual yang sel induk membentuk tonjolan
(tunas) yang memanjang dan pada akhirnya terputus sebagai sel anak yang independent.
3. spora seksual fungi dibentuk dengan reproduksi seksual.4. deuteromycota atau fungi tidak sempurna adalah kelompok fungi yang tidak
diketahui reproduksi seksualnya.
5. lichen secara simbiotik sdalah gabungan fungi sdan alga. Keduanya memiliki hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.
Imunitas non spesifik(Non adaptif)Imunitas yang didapat secara alamiah, sejak lahir sudah ada.Ada peran sel-sel non limfoid(makrofag, PMN, sel kupfer)Setiap mekanisme imunitas non-spesifik.Mekanisme pertahanan terdiri dari:
System retikoloendotelial Meliputi organ-organ retikuloendotelial( limpa, hepar, jaringan limfoid & paru) yang dapat menyaring mikroorganisme. Jalur alternative aktivasi komplemenJalur alternative yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh dengan melawan infeksi didalam tubuh ketika tidak ada antibody. aktivasi jalur alternative di mulai dengan permukaan mikroba. FagositosisTerjadi ketika tidak ada antibody, mikroorganisme masuk ke dalam system limfatik, paru, sumsum tulang/aliran darah (organ-organ retikuloendotelial). lalu minkroorganisme di fagositosis oleh sel non limfoid dapat mencangkup makrofag(monosit di sumsum tulang),Granulosit(PMN) yang berada di organ-organ retikuloendotelial.Yang mempengaruhi fagositosis → Antibody( jika melapisi mikroorganisme Dapat mempermudah proses ingesti oleh Fagosit). InflamasiTerjadi infeksi memacu sel Host(makrofag) menghasilkan mediator system imunitas(monokin(sitokin dari monosit), Interleuktin-1, Tumor nakrosis factor-α(TNF-α), prostaglandin,leukotrien). Terjadi perubahan pembuluh darah akibat mediator tersebut, perubahan itu menyebabkan : dilatasi arteriol local & kapiler, cairan edema menimbun pada area infeksi dan menyumbat saluran limfatik(bengkak), perubahan molekul adhesi selectin dan integrin pada sel endotel(kapiler) & leukosit lalu leukosit menempel pada endotel dan akan terekstravasasi(keluar). Demam Mikroorganisme(bakteri gram negatif) menghasilkan Endotoksin berupa pirogen lalu makrofag, PMN, sel kupfer menghasilkan sitokin berupa interleuktin-1(IL-1). Pelepasan IL-1 berfungsi untuk pelepasan prostaglandin, lalu ketika mencapai hypothalamus terjadilah demam.
Demam berfungsi untuk pembentukan Antibody, ketika suhu meningkat produksi antibody akan semakin cepat.
Imunitas spesifik (Adaptif)
Imunitas yang di dapat secara aktif(Antibody sudah ada ketika ada kontak dengan antigen) dan pasif (antibody baru dibentuk ketika ada kontak dengan antigen)Ada peran sel-sel limfoit (Limfoit B dan Limfoit T)
Peran Limfoit T dalam interaksi selular(adanya respon imun dari antigen yang diperantarai oleh sel-sel) Dan peran Limfoit B menghasilkan Antibody.
Sel T di bentuk di sumsum tulang → lalu sel T bermaturasi di Tymus(untuk membagi beberapa sub kelas Sel T dengan fungsi spesifik) → ketika ada Antigen → Sel T berinteraksi dengan sel penyaji antigen (makrofag/Sel B) untuk mengenali antigen patogen→ menghasilkan sitokin untuk sel-sel T yang sudah dibagi menjadi sub kelas(pembagian sub kelas sel T sebagai aktivasi makrofag, inflamasi oleh PMN, Deferensiasi Sel T sitoksin, aktivasi sel B tuk mengahasilkan Antibodi). → sitokin di berikan pada sel B→ sel B mengalami poliferasi klonal dan berdiferensi membentuk sel plasma yang kemudian memproduksi imunoglobin spesifik(Antibody).
Skema:
(REF MIKROBIOLOGI JAWETZ,MELNICK, & ADELBERG) INFEKSI
Infeksi adalah adanya invasi dan perkembangbiakan mikroorganisme (MO) di dalam jaringan.
Faktor Mikroba Pada Infeksi :Daya TransmisiDaya InvasiKemampuan untuk menimbulkan penyakit
Agen Infeksi : Virus, Bakteri/kuman, Fungi, Parasit
Masing masing agen adalah patogen : MO penyebab penyakit, dan memilki patogenesitas atau kualitas untuk menghasilkan penyakit yang berbeda. Patogenesitas diukur dengan virulensi yaitu derajat patogenesitas suatu MO yang ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menginfeksi dan menimbulkan penyakit yang bersifat fatal.
Jenis Jenis Infeksi
Infeksi OportunistikApabila terdapat ligkungan yang sesuai, organisme akan berubah dan menimbulkan
penyakit.
Infeksi Nosokomial / Infeksi R.S.Terjadi di R.S. oleh kuman di R.S. Dapat terjadi pada penderita, tenaga kesehatan, dan
juga setiap orang yang datang ke R.S. Penyakit infeksi yang sedang dalam masa inkubasi waktu penderita masuk R.S bukan infeksi Nosokomial.
Faktor Faktor
Agen Penyakit : Parasit, Kuman, Virus, Fungi, Rickettsia
Reservoir : ex : ManusiaEnvironment : Udara, suhuPenularan : Kontak Lagsung : perawat
Alat : Endoskopi Udara Vektor : Lalat
Hospes :Kulit : Leptospira Pencernaan : Salmonella Pernafasan : atas 5
Bawah 5
Pencegahan
Yang dapat mencegah adalah tindakan cuci tangan dan pakai masker. Sedangkan infeksi yang tidak dapat diceah adalah karena factor hospes sendiri yang berubah atau menurun daya imunitasnya karena sakitnya atau karena pengobatannya.
Ketika terdapat MO asing yang menginvasi tubuh, tubuh memiliki rangkaian sistim pertahanan untuk mencegah terjadinya infeksi.
1. Kulit dan Mukosa OrofaringBatas utama antara lingkungan dan tubuh manusia adalah kulit. Kulit memiliki berbagai
barrier mekanis yang baik terhadap infeksi :
KeratinEpitel berlapis gepeng FISIKEksidis (Pengelupasan kulit)Keringat (Membersihkan permukaan kulit) - KIMIAFlora normal – BIOLOGI
Lapisan mulut dan sebagian besar faring serupa dengan kulit karena terdiri dari epitel berlapis yang merupakan infeksi dari barier mekanis unutk mencegah invasi mikroba. Namun, barrier mekanis ini sebenarnya memiliki kelemahan di sepanjang gusi dan di daerah tonsil. Mukosa orofaring juga didekontaminasi oleh aliran saliva yang dengan mudah menghanyutkan partikel-pertikel yang ada. Selain itu, terdapat zat-zat dalam saliva yang menghambat MO tertentu. Akhirnya, mulut dan faring juga memiliki banyak flora normal yang dapat bekerja unutk menghalangi pertumbuhan beberapa kuman yang potensial
2. Saluran Pencernaan
Lambung : asam Usus Halus : Gerak peristaltic cepat yang memepertahankan
populasi bakteri dalam lumen tetap sedikit: Mukus. Memebentuk selimut kental, menangkap bakteri dan
mendorongnya ke distal oleh gerakan peristaltic: Antibodi, menghambat perlekatan bakteri.
Usus Besar : Flora Normal (E.coli ), Berkompetisi dalam makanan atau mengeluarkan antibody.
3. Saluran Pernafasan
Sel sel TinggiMukusSilia, dengan gerakan yang selalu mengarah ke mulut, hidung, dan ke arah luar tubuh.
4. Sawar Pertahanan lain
Saluran kemih : Epitel berlapis dan kerja aliran kemih
Mata ; Bulu mata, kotoran mata, air mataVagina : Epitel kuat berlapis banyak, Mukus, Flora normal .
5. RadangJika agen yang menular berhasil menembus salah satu barrier tubuh dan memasuki
jaringan, maka barisan pertahanan berikutnya adalah reaksi perdangan akut. Radang adalah keadaan saat aspek humoral (antibody) dan aspek selular pertahanan tubuh bersatu atau reaksi vascular yang menimbulkan pengiriman cairan, zat-zat terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan intersesial di daerah cedera.
Tahapan Radang
Rubor (Kemerahan)Arteriol berdilatasi memungkinkan lebih banyak darah mengalir sehingga kapiler
kapiler kosong cepat terisi dengan darah (HIPEREMIA = Kelebihan darah pada suatu jaringan )
Kalor (Panas)Terjadi bersamaan dengan rubor. Hal ini normal karena permukaan tubuh < 37 oC.
Daerah peradangan menjadi lebih hangat karena lebih banyak darah ( 37 oC) yang dialirkan ke daerah tersebut.
Dolor (Nyeri)Dapat terjadi karena perubahan PH local, konsentrasi ion-ion tertentu yang
merangsang ujung- ujung sayaraf. Kemudian adanya pelepasan zat-zat kimia tertentu dan peningkatan tekanan local yang mengaibatkan nyeri.
Tumor (Bengkak)Pembengkakan local dihasilkan sel sel dan cairan dari aliran darah ke intersesial,
sehingga menimbulkan EXUDAT yaitu berkumpulnya cairan di suatu jaringan.
Fungsio LaesaKarena bengkak, nyeri dan reaksi-reaksi lainnya harusnya menimbulkan
keabnormalan, namun bagaimana fungsi bisa terganggu belum dipahami secara rinci.Aspek AspekSelularPeradangan
MarginasiKetika arteriol berdilatasi pada awal peradangan akut, aliran darah ke daerah radang
meningkat. Akan tetapi, sifat aliran darah segera berubah. Karena cairan bocor keluar dari mikrosirkulasi dengan peningkatan permeabilitas, unusr unsure darah dlam jumlah banyak (eritrosit, trombosit, dan leukosit) tetap tertinggal, dan viskositas (kekentalan) darah meningkat, aliran melambat, leukosit mengalami marginasi/pavementing yaitu bergerak ke bagian perifer arus, di sepanjang lapisan pembulu darah
EmigrasiLeukosit bergerak secara ameboid, leukosit terlihat memiliki kemampuan mengulurkan
pseupodi ke dalam ruang yang mungkin ada di dua sel endotel dan kemudian secara bertahap mendorong dan muncul di sisi lain, suatu proses yang disebut emigrasi/diapedesis. Karena ininilah sel sel leukosit dalam jumlah sangat banyak masuk ke dalam daerah peradangan dalam waktu singakt.
KemotaksisPergerakan leukosit di intersesial pada jaringan meradang setelah leukosit beremigrasi
terarah pada berbagai “sinyal” kimia. Fenomena ini disebut sebagai kemotaksis
Mediator Peradangan
Mediator adalah zat zat yang dilepaskan secara endogen unutk menyebabkan peradangan.
Amin-amin VasoaktifHistamin : Mampu menghasilkan vaodilatasi dan peningkatan permeabilitas vascular.
Faktor faktor plasmaFaktor Hageman (Faktor XII) : Mengatur sistim pertahanan yang dikandung plasma
darah. Terdapat dalam plasma dalam bnetuk inaktif yang dapat diaktivasi ketika terjadi cedera dan mencetuskan kaskade atau pembekuan, menyebabkan pembentukan fibrin.
Metabolit Asam ArakhidonatBerasal dari fosfolipid pada banyak membran sel. Ketika terjadi cedera bekerja dengan 2
jalur, yaitu siklooksigenase dan lipooksigenase yang menghasilkan berbagai zat yang menunjukkan kisaran luas efek efek vascular dan kemotaktik peradangan.
Produk-Produk Sel LainSalah satu contoh dari sekian banyak mediator yang ada adalah Sitokin yang dilepaskan
oleh berbagai sel, terutama limfosit dan makrofag.
Pola-Pola Peradangan
Eksudat NonSelular
Eksudat Serosa
Terdiri atas protein yang bocor dari pembuluh pembuluh darah permeable di darah peradangan bersama cairan yang menyertainya (Lepuh)
Eksudat Fibrinosa
Terbentuk sat protein yang keluar dari pembuluh darah di daerah peradangan mengandung banyak fibrinogen. Sering dijumpai di atas permukaan serosa yang meradang sepert pleura dan pericardium.
Eksudat Musinosa/Kataral
Hanya dapat terbentuk dia atas permukaan membran mukosa . Berbeda dari eksudat lain karena merupakan sekresi selular, bukannya dari sesuatu yang keluar dari aliran darah (Pilek)
Eksudat Selular
Eksudat Neutrofilik
Eksudat yang paling sering dijumpai terutama terdiri atas PMN, dalam jmulah yang begitu banyak sehingga lebih menonjol daripada bagian cairan dan proteinosa eksudat neutrofilik semacam ini disebut purulen.
Eksudat Campuran
Eksudat FibrinopurulenEksudat MukopurulenEksudat SerofibrinosaDst
Peradangan Granulomatosa
Suatu pola peradangan khas dan berbeda yang dapat terjadi di mana saja adalah peradangan garnulomatosa. Sifat khas perdangan ini adalah pengumpulan makrofag dalam jumlah besar dan agregasi makrofag menjadi gumpalan gumpalan nodular yang disebut granuloma. Granuloma biasanya terbentuk karena adanya beberapa agen penyerang yang menetap di dalam jaringan yang resisten terhadap usaha tubuh untuk membuangnya. Agen agen semacam itu biasanya berupa bahan bahan tidak larut tapi steril atau khusunya MO yang resisten. (Mycobacterium tuberculosis). Respon terhadap organisme ini adalah khas Granulomatosa
6. Pembuluh Limf
Kejadian kejadian pada sistim limfatik sejalan dengan reaksi pembuluh darah pada reaksi peradangan akut. Di daerah peradangan terjadi peningkatan mencolok pada aliran limf yang keluar dari daerah itu, pengangkutan aliran bahan bahan (protein dan sel) melalui limfatik menguntungkan karena meminimalkan bengkak dengan mengeluarkan eksudat namun hal ini bisa membuat agen penyakit dapat menyebar di dalam kelenjar limfe dan menyebabkan limfedenitis, peradangan pada pembuluh limfe. Atau disebut limfadenopati.
7. Pertahanan Terakhir
Jika penyebaran agen menular tidak terhenti pada kelenjar limfe atau jika agen langsung memasuki vena saat pertama kali menginvasi, maka terdapat infeksi pada aliran darah. Ledakan bakteri dalam aliran darah dapat terjadi (Bakteremia), hal ini biasanya ditangani secara cepat dan efektif oleh makrofag. Namun jika organisme berjumlah sangat banyak dan cukup resisiten, maka makrofag dapat ditaklukan dan menyebabkan organisme tersebut menetap di dalam darah dan menimbulkan gejala gejala Malaise, kelemahan, dan tanda tanda demam, mengigil dan sebagainya. Keadaan ini dinamakan septicemia atau sepsis.Jika organisme menjadi semakin banyak hingga bersirkulasi dalam bentuk gumpalan, tersangkut pada banyak organ, dan menimbulkan banyak mikroabses. Keadaan ini dinamakan septikopiemia atau piemia
PATOGENESIS DEMAM
Demam adalah tanda utama penyakit yang umum diketahui.
Apabila kita mengalami demam maka mekanisme-mekanisme pengatur suhu seolah-olah disesuaikan, yaitu lebih tinggi dari normal. Selanjutnya, reseptor suhu memberi sinyal bahwa suhu tubuh lebih rendah dari penyetelan yang baru. Lalu mekanisme untuk menaikan suhu tubuh diaktifkan sehingga timbul rasa kedinginan atau menggigil.
Demam dapat terjadi karena toksin dari bakteri, yaitu Endotoksin. Apabila endotoksin masuk ke dalam suatu jaringan dalam tubuh, jaringan tersebut akan mengalami peradangan dan akan mendapat rangsangan pirogen lain.↓Monosit, makrofag, sel-sel Kupffer↓ sitokinArea preoptik hipotalamus↓ prostaglandinMenigkatkan titik penyetelan suhu↓Demam
Demam bermanfaat karena timbul dan menetap sebagai respon terhadap infeksi dan penyakit. Banyak mikroorganisme tumbuh baik dalam rentang suhu yang relatif sempit sehingga mengkatnya suhu dapat menghambat pertumbuhannya. Selain itu, pembentukan atau produksi antibodi meningkat apabila suhu tubuh tinggi. Tapi jika suhu tubuh mencapai lebih dari 41°C dapat menyebabkan kerusakan pada otak yang permanen dan jika mencapai lebih dari 43°C dapat mengakibakan heat stroke dan kematian.
MUNTAH
Muntah merupakan cara integrasi refleks viseral di medula oblongata. Dimulai dengan salivasi dan rasa mual → peristaltik terbalik mengeluarkan isi usus halus ke bagian atas ke dalam lambung → glotis menutup → otot-otot dinding perut berkontraksi → meningkatnya tekanan intraabdomen → sfingter esofagus bawah dan esofagus berelaksasi → isi lambung terdorong keluar.
Jalur-jalur Aferen
Iritasi pada mukosa traktus gastrointestinal bagian atas → impuls diteruskan ke medula oblongata melalui jalur-jalur aferen di saraf simpatis dan vagus
Area pengendali muntah → mentah terhadap rangsangan yang dipicu oleh emosi
Serat-serat aferen → perantara mual dan muntahSel-sel kemoreseptor → memicu muntah yang dirangsang zat-zat kimia tertentu dalam darah.
FARINGITIS
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan atau faring. Penyebabnya bisa karena virus dan bakteri. Baik pada infeksi karena virus maupun bakteri gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah (exudates).
Faringitis Virus Faringitis Bakteri- tak ditemukan nanah di tengah - sering ditemukan nanah ditengah- demam ringan/tanpa demam - demam ringan/sedang- jumlah sel darah putih nomal/tinggi - jumlah sel darah putih tinggi- kelenjar getah bening normal/membesar - pembengkakan ringan-sedang pada
kelenjar getah bening- tidak tumbuh bakteri - tumbuh bakteri- virus penyakit common cold, flu, - streptokokus grup AAdenovirus, mononucleosis/HIV spt : korinebakterium, arkanobakterium,
neisseria gonorrhaeae
Tonsil
Massa jaringan yang bulat dan kecil yang merupakan jaringan limfoid(Kamus Kedokteran Dorland)
Amandel (Kamus Inggris Indonesia)
Buccal Mucosa Buccal : lapisan dalam dari pipi Mucosa : selaput lendir Buccal mucosa : selaput lendir yang ada di lapisan dalam dari pipi
Inflamasi/radang
Serangkaian proses nonspesifik inheren yang saling berhubungan dan diaktifkan sebagai respon terhadap invasi benda asing, kerusakan jaringan ataupun keduanya. Tujuannya ialah untuk menarik protein plasma dan fagosit ke daerah yang terinvasi utk :
1. Mengisolasi, menghancurkan dan menginaktifkan agent yang masuk2. Membersihkan debris3. Menyiapkan jaringan untuk proses penyembuhan dan perbaikan
Rangkaian kejadian yang terjadi pada respon peradangan terhadap masuknya bakteri melalui celah di kulit :
1. Pertahanan oleh makrofag residenMelakukan pertahanan sebelum mekanisme lain dapat dimobilisasi
2. Vasodilatasi lokalMeningkatkan aliran darah lokal untuk lebih banyak menyalurkan leukosit fagositik dan protein plasma. Menimbulkan kemerahan dan rasa panas setempat
3. Peningkatan permeabilitas kapilerMemungkinkan protein plasma keluar ke jaringan yang meradang
4. Edema lokalPembengkakan dan nyeri setempat yang terjadi akibat peningkatan tekanan osmotik koloid di cairan intestinum yang disebabkan oleh kebocoran protein plasma dan peningkatan tekanan darah kapiler akibat peningkatan aliran darah lokal
5. Pembatasan/pengepungan daerah yang meradangDitimbulkan oleh pembentukan bekuan di cairan intestinum yang mengelilingi bakteri
6. Emigrasi leukosit, terutama monosit, yang matang menjadi makrofag jaringan, dan neutrofilDilakukan melalui proses marginalisasi, diapedesis, gerakan amuboid dan kemotaksis
7. Proliferasi leukositDisebabkan oleh pengeluaran leukosit (yang sudah dibentuk sebelumnya) dari sumsum tulang dan peningkatan pembentukan leukosit baru
8. Destruksi bakteri oleh leukositDilakukan oleh nuetrofil dan makrofag di tempat kejadian, ditingkatkan oleh kerja opsonin
9. Sekresi mediator peradangan oleh fagositMembunuh bakteri melalui cara-cara nonfagositik; merangsang pengeluaran histamin; menginduksi manifestasi sistemik seperti demam; mencetuskan sistem pembekuan dan antipembekuan; mengaktifkan sistem kinin, yang memperkuat banyak proses peradangan dan mengaktifkan reseptor nyeri lokal; menurunkan konsentrasi besi dalam plasma, yang diperlukan untuk multiplikasi bakteri; merangsang pelepasan protein fase-akut dari hati, yang menggunakan berbagai respon imun; merangsang produksi neutrofil; meningkatkan proliferasi dan diferensiasi sel B dan T
10. Perbaikan jaringanDilakukan dengan mengganti sel-sel yang hilang melalui pembelahan sel-sel spesifik organ yang sehat di sekitarnya atau pembentukan jaringan parut oleh fibroblas jaringan akut.
Exudate
Bahan, seperti cairan, sel, debris yang keluar dari dalam pembuluh darah dan berkumpul atau menumpuk dalam jaringan atau pada permukaan jaringan yang terjadi akibat peradanganTONSILITAS
Tonsil atau amandel merupakan pelindung utama pada anak terhadap serangan benda asing seperti virus bakteri atau jenis lain.seperti zat yang merangsang seperti es, kerupuk dan lain-lain. Biasanya bila serangan hebat, amandel anak meradang , merupakan tanda adanya perlawanan tubuh. Namun kadang-kadang perlindungan tubuh ini berlebihan sehingga amandel meradang dan membesar serta menggaganggu tubuh dengan timbulnya panas, batuk dan pilek. Serangan amandel ini disebut tonsilitis.
TONSILITAS
Tonsilitis dapat terjadi setiap saat tergantung pencetus dan daya tahan tubuh. Bila serangan tonsilitis justru mengganggu kehidupan anak seperti serangan berulang dalam tenggang waktu dekat dan mengganggu asupan makan, maka dipikirkan untuk diangkat atau tonsilektomi.
Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang terletak pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan. Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah satu gangguan THT (Telinga Hidung & Tenggorokan). Tonsilitis dapat bersifat akut atau kronis. Bentuk akut yang tidak parah biasanya berlangsung sekitar 4-6 hari, dan umumnya menyerang anak-anak pada usia 5-10 tahun. Sedangkan radang amandel/tonsil yang kronis terjadi secara berulang-ulang dan berlangsung lama.
Radang amandel/tonsil (tonsilitis) disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptokokus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus. Pada radang amandel yang akut biasanya dimulai dengan gejala sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit saat menelan makanan, kadang-kadang muntah. Tonsilitis dapat menyebabkan amandel menjadi bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh badan, kedinginan, sakit kepala, dan sakit
pada telinga. Kelenjar getah bening melemah di dalam daerah submandibuler. Bagian belakang tenggorokan akan terasa mengerut sehingga sukar menelan.
Pada tonsilitis kronis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar nanah pada lekukan tonsil. Serangan terjadi secara berulang-ulang, tonsil kelihatan membesar, merah, dan terjadi abses (berbintik-bintik nanah berwarna putih kekuning-kuningan). Pembesaran tonsil/amandel bisa sangat besar sehingga tonsil kiri dan kanan saling bertemu dan dapat mengganggu jalan pernapasan. Peradangan tonsil yang akut ataupun pembengkakan tonsil yang tidak terlalu besar dan tidak menghalangi jalan pernapasan, serta tidak menimbulkan komplikasi tidak perlu dilakukan pembedahan/operasi, karena tonsil yang terbuat dari jaringan getah bening dapat berfungsi mencegah tubuh agar tidak terkena penyakit yang berhubungan dengan infeksi.
Untuk perawatan dan pengobatannya dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
a) Diusahakan untuk minum banyak air atau cairan seperti sari buah, terutama selama demam.
b) Jangan minum es, sirop, es krim, makanan dan minuman yang didinginkan, gorengan, makanan awetan yang diasinkan, dan manisan.
c) Berkumur air garam hangat 3-4 kali sehari.d) Menaruh kompres hangat pada leher setiap hari.e) diberikan terapi antibiotik (atas petunjuk dokter) apabila ada infeksi bakteri dan
untuk mencegah komplikasi.f) Istirahat yang cukup.
Namun apabila tonsilitis kronis dengan pembengkakan tonsil yang terlalu besar sehingga mengakibatkan terganggunya jalan pernapasan, atau munculnya komplikasi, biasanya diperlukan pembedahan/operasi untuk mengeluarkan tonsil.Tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk perawatan dan pengobatan radang amandel (tonsilitis) diantaranya mempunyai efek sebagai antiradang, antibiotik, dan menghilangkan bengkak (anti-bengkak).
Berikut ini beberapa contoh ramuan tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk radang amandel (tonsilitis) :Bubuk sambiloto sebanyak 3 - 4,5 gram diseduh dengan 200 cc air panas, tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk, lalu diminum hangat-hangat. Atau 30 gram sambiloto segar/15 gram yang kering, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya ditambahkan 200 cc jus buah nanas, diaduk, lalu diminum untuk 3 kali sehari, setiap kali minum 200 cc. (untuk tonsilitis akut)2 buah mengkudu/pace matang + 20 gram kunyit, dicuci dan dihaluskan, disaring dan diambil airnya, tambahkan air perasan 1 buah jeruk nipis, dan 1 sendok makan madu, diaduk, lalu diminum. Lakukan 2-3 kali sehari. (untuk tonsilitis akut).30 gram benalu jeruk nipis atau benalu teh + 30 gram temu putih + 10 gram sambiloto kering + 20 gram kunyit, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali minum 200 cc. (Untuk tonsilitis kronis dengan pembesaran tonsil yang agak besar).10 lembar daun cocor bebek dihaluskan atau dijus, airnya digunakan untuk berkumur di tenggorokan. Lakukan 2-3 kali sehari.
30-60 gram akar kembang pukul empat dijus, airnya digunakan untuk berkumur di tenggorokan, lalu ditelan. Lakukan 2 kali sehari.
Cara yang terbaik untuk menghindari serangan tonsisilitis adalah dengan mencegah ranggsangan yang dapat menimbulkan radang.
LYMPHADENOPATHY
Limphadenopati adalah penyakit / kelainan pada kelenjar atau aliran getah bening (sistem limfatik).Biasanya penyakit tersebut terlihat sebagai menjadi bengkak tanpa rasa sakit.Ada ratusan kelenjar getah bening ditubuh kita.Ukurannya sebesar kepala peniti hingga biji kacang.Organ ini penting untuk fungsi system kekebalan tubuh dengan tugas menyerang infeksi dan menyaring cairan getah bening. Kelenjar getah bening terdapat di mulut, leher, lengan bawah,dan ketiak.Mekanisme Mikroorganisme yang masuk dalam tubuh diikat oleh limfosit dan makrofag kemudian dibawa ke kelenjar limfe karena terlalu banyak mikroorganisme yang dilisiskan terjadi penumpukan di kelenjar getah bening yang menyebabkan pembengkakan di bagian tonsil.
THROAT SWAB
Alat yang dipakai berupa lidi berkapas yang steril. Tehnik pengambilannya dilakukan secara manual.Lidi berkapas steril tersebut dimasukkan ke dalam mulut, kemudian diambil cairan / lendir yang ada di tonsil. Setelah diambil, apusan lidi berkapas dimasukkan ke dalam tabung steril. Didalam tabung dapat dimasukkan sedikit air untuk mencegah bahan apusan menjadi kering.Untuk perkembangbiakan mikroorganisme dibutuhkan medium.Medium yang dipakai ialah agar nutrien biasanya agar Dekstrosa Subouraud tanpa pemberian antibiotik. Medium tersebut merupakan substansi yang menunjang pertumbuhan mikroorganisme.Fungsi medium :
- untuk meningkatkan kemampuan kuman untuk membelah diri- untuk melakukan identifikasi- untuk menguji kadar obat / resistansi antibiotic
Setelah mikroorganisme diberi medium di biarkan selama 2 hari. Setelah itu mikroorganisme akan berkembang biak dan dapat dilihat mana yang patogen dan non patogen.
OBAT ANTIBIOTIK
Jenis-Jenis Obat Antibiotik :
☺ Penisilin Penisilin berasal dari jamur genus Penicillium (misal, Penicillium notatum).
Diperoleh dengan cara ekstrasi biakan cair yang tumbuh dalam perbenihan khusus.Penisilin alamiah yang paling banyak digunakan adalah penisilin G.Penisilin G adalah obat pilihan untuk infeksi yang disebabkan oleh sterptokokus, pneumokokus, meningokokus, spiroketa, klostridia, batang gram positif aerob, stafilakokus dan gonokokus, dan Actynomyces.
☺ Sefalosporin Sefalosforin berasal dari jamur spesies Cephalosporium. Sefalosporin memiliki aktivitas antikuman yang rendah.
☺ Tetrasiklin Semua tetrasiklin mudah diserap dari saluran pencernaan dan menyebar luas dalam jaringan. Obat ini untuk menghambat pertumbuhan bakteri garam positif dan gram negatif yang peka dan merupakan obat pilihan untuk infeksi yang disebabkan oleh riketsia, klmidia, dan Mycoplasma pneumoniae. ☺ Klorafenikol Klorafenikol adalah zat kimia yang mula-mula dihasilkan oleh biakan Sterptomyces venezuelae. Klorafenikol merupakan penghambat sintesis protein yang kuat pada mikroorganisme.
☺ Eritromisin Eritromisin diperoleh dari Streptomyces erythreus. Obat ini menghambat pembentukan protein dengan mengganggu reaksi translokasi dan pembentukan kompleks inisiasi. Eritromisin merupakan obat untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif.
☺ Klindamisin & Linkomisin Linkomisin (berasal dari Streptomyces lincolnensis) dan klindamisin (derivat dengan substitusi-klor). Obat-obat ini tahan asam dan diberikan melalui mulut, atau dengan suntikan secara intravena. Obat-obat tersebut tersebar luas dalam jaringan kecuali susunan saraf pusat.
☺ Vankomisin Vankomisin dihasilkan oleh Streptomyces orientalis. Zat ini sukar diserap oleh usus.
☺ Teikoplanin Teikoplanin adalah glikopeptida dengan struktur yang mirip dengan vankomisin. Obat ini aktif melawan stafilokokus, streptokokus, enterokokus, dan bakteri gram positif lainnya.
☺ Polimiksin Polimiksin bersifat bakterisidal terhadap batang aerob gram negatif terasuk Pseudomonas dan Seratia. ☺ Aminoglikosida
Aminogikosida terdiri dari streptomisin, neomisin, kanamisin, amikasin, gentamisin, tobramisin, sisomisin, netilmisin, dan lain-lain. Semuanya menghambat sintesis protein dari bakteri dengan melekat pada unit 30S ribosom bakteri dan menghambat fungsinya.
☺ Spektinomisin Spektinomisin adalah antibiotika aminosiklitol ( serumpun dengan aminoglikosida ) untuk pemberian intramuskuler.
☺ Isoniazid Isoniazid mempunyai efek yang sangat kecil terhadap sebagian besar bakteri tetapi aktivitasnya terhadap mikobakteria, terutama Mycobacterium tuberculosis sangat mencolok.
☺ Etambutol Etambutol adalah suatu obat sintetis, dapat larut dalam air, dan tahan panas.
☺ Rifampin Rifampin dihasilkan oleh Streptomyces mediterranei.
☺ Asam Aminosalisilat Sebagian besar bakteri tidak dihambat oleh asam aminosalisilat.
☺ Pirazinamida Obat ini mudah diserap melalui saluran pencernaan dan disebarkan secara luas dalam jaringan. Mycobacterium tuberculosis resisten terhadap pirazinamida.
☺ Sikloserin Sikloserin adalah antibiotika yang aktif terhadap banyak jenis mikroorganisme, termasuk bakteri koliform, Proteus, dan basil tuberkel.
☺ Kuinolon Obat ini terhadap banyak bakteri gram positif dan gram negatif. Daya kerja semua kuinolon meliputi penghambatan sintesis DNA bakteri.
☺ Sulfonamida & Trimetoprim Sulfonamida sangat berguna pada pengobatan nokardiosis dan serangan pertama kali ifeksi saluran kemih oleh bakteri bentuk koli. Trmetoprim efektif mengobati infeksi saluran kemih tanpa komplikasi.
☺ Dapson Dapson digunakan untuk mengobati pneumonia Pneumocystis carinii pada pasien AIDS.
☺ Metronidazol
Metronidazol digunakan untuk pengobatan Trichomonas, Giardia, dan infeksi amoeba.