15
BAB 1 PENDAHULUAN Letak lintang merupakan salah satu malpresentasi dalam bidang obstetri. Pada posisi melintang, biasanya bahu berada diatas pintu atas panggul, kepala berada pada salah satu fossa iliaca, dan bokong di fossa lainnya. 1 Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96,8%, bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,05% dan dahi 0,01%. 1 Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari beberapa faktor seperti multiparitas, kesempitan panggul, plasenta previa, cairan amnion berlebih, prematuritas, mioma uteri, kehamilan ganda, dan kelainan bentuk rahim (uterus arcuatus). 2, 3 Untuk penegakan diagnosa, posisi melintang biasanya mudah dikenali, seringkali hanya dengan inspeksi terlihat perut melebar kesamping, namun selain dari inspeksi dapat juga dilakukan pemeriksaan palpasi, auskultasi, pemeriksaan dalam (VT) dan foto rontgen. 3, 4 1

letak lintang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

letak lintang

Citation preview

BAB 1

PENDAHULUAN

Letak lintang merupakan salah satu malpresentasi dalam bidang obstetri. Pada posisi melintang, biasanya bahu berada diatas pintu atas panggul, kepala berada pada salah satu fossa iliaca, dan bokong di fossa lainnya.1

Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96,8%, bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,05% dan dahi 0,01%. 1Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari beberapa faktor seperti multiparitas, kesempitan panggul, plasenta previa, cairan amnion berlebih, prematuritas, mioma uteri, kehamilan ganda, dan kelainan bentuk rahim (uterus arcuatus). 2, 3Untuk penegakan diagnosa, posisi melintang biasanya mudah dikenali, seringkali hanya dengan inspeksi terlihat perut melebar kesamping, namun selain dari inspeksi dapat juga dilakukan pemeriksaan palpasi, auskultasi, pemeriksaan dalam (VT) dan foto rontgen. 3, 4Secara umum, dimulainya persalinan aktif pada wanita dengan letak lintang sudah merupakan indikasi seksio sesarea. Sebelum persalinan atau pada awal persalinan, dengan ketuban yang masih utuh, upaya versi luar layak dicoba bila tidak ada komplikasi obstetrik lain yang merupakan indikasi dilakukannya seksio sesarea.3Persalinan dengan presentasi bahu meningkatkan resiko maternal dan sangat menambah ancaman kematian pada bayi. Kebanyakan kematian ibu akibat komplikasi kasus kasep terjadi karena rupture uteri spontan atau traumatik akibat tindakan versi dan ekstraksi yang keliru serta terlambat. 3BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Letak lintang adalah bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90 derajat. 4Jika sudut yang dibentuk kedua sumbu ini tajam disebut oblique lie, yang terdiri dari deviated head presentation (letak kepala mengolak) dan deviated breech presentation (letak bokong mengolak). Karena biasanya yang paling rendah adalah bahu, maka dalam hal ini disebut juga shoulder presentation. 4Pada posisi melintang, biasanya bahu berada diatas pintu atas panggul, kepala berada pada salah satu fossa iliaca, dan bokong di fossa lainnya. Keadaan ini menciptakan presentasi bahu dengan sisi ibu, tempat akromion terletak, menentukan arah posisi janin, yaitu akromial kanan atau kiri. Dan karena pada kedua sisi tersebut, punggung janin dapat berada di anterior atau posterior, superior atau inferior, biasanya dibedakan lagi menjadi dorsoanterior dan dorsoposterior. 32.2. Klasifikasi Menurut letak kepala terbagi atas : 4 LLi I : kepala di kiri LLi II : kepala di kanan Menurut posisi punggung terbagi atas : 4 Dorso anterior (di depan)

Dorso posterior (di belakang)

Dorso superior (di atas)

Dorso inferior (di bawah)

2.3. Epidemiologi

Angka kejadian letak lintang berkisar antara 0,5-2%. Dari beberapa rumah sakit pendidikan di Indonesia dilaporkan : Medan 0,6%, Jakarta 0,1%, Bandung 1,9%. Greenhill melaporkan 0,3%. 4Posisi melintang ditemukan hanya satu kali dari 322 pelahiran tunggal (0,3%) pada Mayo Clinic dan University of Iowa Hospital (Cruikshank dan White, 1973; Jhonson 1964). Hal ini hampir sama dengan insiden pada Parkland Hospital, dengan sekitar 1 dari 335 janin tunggal yang lahir selama lebih dari 4 tahun. 3

2.4. Etiologi

Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari beberapa faktor, sering pula penyebabnya tetap merupakan suatu misteri. Faktor-faktor tersebut adalah : 2, 3, 4 Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi

Janin prematur

Plasenta previa

Kelainan bentuk rahim

Cairan amnion yang berlebih

Panggul sempit

Mioma uteri

Kehamilan ganda

Perempuan yang telah melahirkan empat kali atau lebih memiliki resiko 10 kali lipat untuk terjadinya posisi melintang dibandingkan dengan nulipara. Relaksasi abdomen dan berbentuk pendulum memungkinkan uterus untuk jatuh kedepan, mengubah aksis panjang janin jauh dari aksis jalan lahir dan menjadi posisi oblik atau melintang. Plasenta previa dan panggul sempit berperan dengan cara yang serupa. Posisi melintang atau oblik biasanya terjadi pada persalinan yang posisi awalnya longitudinal. 32.5. Penegakan diagnosisPosisi melintang biasanya mudah dikenali, seringkali hanya dengan inspeksi, namun selain dari inspeksi dapat juga dilakukan pemeriksaan palpasi, auskultasi, pemeriksaan dalam (VT) dan foto rontgen. 2, 3, 4 Inspeksi

Perut membuncit kesamping

Palpasi

Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan

Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali jika bahu sudah masuk kedalam pintu atas panggul

Kepala (ballottement) teraba dikanan atau dikiri

Gambar 2.1 manuver Leopold yang dilakukan pada perempuan dengan janin dalam posis melintang

Auskultasi

DJJ setinggi pusat kanan atau kiri Pemeriksaan dalam (VT)

Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau tangan kiri lakukan dengan cara bersalaman

Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup kekanan atau kekiri. Bila kepala terletak dikiri, ketiak menutup kekiri. Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada dengan klavikula

Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah USGTampak janin dalam letak lintang2.6. Mekanisme persalinanMekanisme persalinan dengan letak lintang pada awalnya terjadi versio spontanea yang hanya mungkin terjadi jika ketuban masih utuh. Letak janin yang menetap dalam letak lintang, pada umumnya tidak dapat lahir spontan. Janin hanya dapat lahir spontan, bila kecil (prematur), sudah mati dan menjadi lembek atau bila panggul luas. 2, 4Pada bayi yang sangat kecil dan panggul yang sangat besar, persalinan biasanya berlangsung dengan mudah. Akan tetapi pada bayi yang besar, umumnya pelahiran sangat sukar karena engagement tidak mungkin terjadi sampai terdapat molase secara nyata yang menimbulkan pemendekan diameter oksipitomentalis atau yang lebih sering terjadi baik fleksi menjadi presentasi oksiput atau ekstensi menjadi presentasi muka. 3Beberapa cara janin lahir spontan yaitu : 4 Evolusio spontanea

Menurut DENMAN

Setelah bahu lahir kemudian diikuti bokong, perut, dada dan akhirnya kepala

Menurut DOUGLAS

Bahu diikuti oleh dada, perut, bokong, dan akhirnya kepala

Conduplicatio corpora

Kepala dan perut berlipat bersama-sama lahir memasuki panggul. Kadang-kadang oleh karena his, letak lintang berubah spontan menambil bangun semula dari uterus menjadi letak membujur, kepala atau bokong, namun hal ini jarang sekali terjadi. Kalau letak lintang dibiarkan , maka bahu akan masuk kedalam panggul, turun makin lama makin dalam sampai rongga panggul terisi seluruhnya oleh badan janin. Bagian korpus uteri mengecil sedang SBR meregang. Hal ini disebut letak lintang kasep = neglected transverse lie

Adanya letak lintang kasep dapat diketahui bila ada ruptur uteri mengancam; bila tangan dimasukkan kedalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul serta dengan narkosa yang dalam tetap sulit merubah letak janin.2.7. Penanganan

Dalam kehamilan, setelah didiagnosis, letak lintang diusahakan untuk dilakukan versi luar dengan segera yaitu sebelum persalinan atau pada awal persalinan, dengan ketuban yang masih utuh. Phelan dan rekan (1986) merekomendasikan upaya tersebut dilakukan hanya setelah usia kehamilan berusia 39 minggu karena tingginya (83%) frekuensi perubahan spontan menjadi letak longitudinal. Jika selama awal persalinan kepala bayi dapat diputar dengan manipulasi abdomen hingga masuk kepanggul, posisi kepala tersebut harus dipertahankan didalam panggul selama beberapa kontraksi berikutnya untuk mencoba memfiksasi kepala bayi didalam panggul. Bila tindakan ini gagal, tindakan seksio sesarea harus segera dilakukan karena versi dan ekstraksi mengandung resiko yang besar bagi ibu maupun anaknya.2, 3Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan pada janin letak lintang.4 Sewaktu hamil

Usahakan jadi letak membujur (kepala atau bokong) dengan melakukan versi luar pada primi dengan usia kehamilan 34 minggu, atau multi pada kehamilan 36 minggu

Sewaktu partus

Janin dapat dilahirkan dengan cara pervaginam, yaitu dengan versi dan ekstraksi atau embriotomi (dekapitasi-eviserasi) bila janin sudah meninggal; atau dapat dengan sectio caesaria. Tingkat pertolongan

a. Bila ketuban belum pecah

Pembukaan 5 cm

versi luar

b. Bila ketuban sudah pecahBaru pecah dan pembukaan lengkapversi dan ekstraksi

Lama pecah

sectio caesariaLetak lintang kasep, anak hidup

sectio caesariaLetak lintang kasep, anak matilaparotomi, atau jika fasilitas kurang, embriotomi secara hati-hati2.8. Komplikasi dan prognosa

Persalinan dengan presentasi bahu meningkatkan resiko maternal dengan sangat menambah ancaman kematian pada bayi. Kebanyakan kematian ibu akibat komplikasi kasus kasep terjadi karena rupture uteri spontan atau traumatik akibat tindakan versi dan ekstraksi yang keliru serta terlambat. 3

Letak lintang merupakan letak janin yang tidak mungkin dapat lahir melalui persalinan secara spontan dan berbahaya baik bagi ibu maupun anaknya. Pada umumnya walaupun lahirnya spontan, akan ada kecenderungan anak yang dilahirkan mati. Hal ini disebabkan karena prolapsus funiculi dan asfiksia akibat kontraksi rahim yang terlalu kuat. Penyebab lainnya yang dapat menyebabkan kematian adalah tekukan leher yang terlalu kuat. Hal ini sangat tergantung pada saat pecahnya ketuban. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani hal ini adalah mengusahakan agar ketuban tetap utuh selama mungkin, misalnya dengan meminta ibu untuk tidak mengejan, tidak mengizinkan ibu banyak berjalan, ibu tidak diberi augmentasi his, serta pada saat pemeriksaan dalam jangan sampai memecahkan ketuban. 2

Bahaya yang mengancam bagi ibu adalah ruptur uteri, baik spontan atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini dengan demikian mudah dapat infeksi intrapartum. 4Angka kematian tinggi (25-40%) pada bayi disebabkan oleh : 4 Prolaps funiculi Trauma partus Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus Ketuban pecah diniBAB 3KESIMPULAN

Letak lintang adalah bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90 derajat

Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari beberapa faktor seperti multiparitas, kesempitan panggul, plasenta previa, cairan amnion berlebih, prematuritas, mioma uteri, kehamilan ganda, dan kelainan bentuk rahim (uterus arcuatus).

Posisi melintang biasanya mudah dikenali, seringkali hanya dengan inspeksi, namun selain dari inspeksi dapat juga dilakukan pemeriksaan palpasi, auskultasi, pemeriksaan dalam (VT) dan foto rontgen.

janin yang menetap dalam letak lintang, pada umumnya tidak dapat lahir spontan. Janin hanya dapat lahir spontan, bila kecil (prematur), sudah mati dan menjadi leatau bila panggul luas.

Dalam kehamilan, setelah didiagnosis, letak lintang diusahakan untuk dilakukan versi luar dengan segera yaitu sebelum persalinan atau pada awal persalinan, dengan ketuban yang masih utuh.

Letak lintang merupakan letak janin yang tidak mungkin dapat lahir melalui persalinan secara spontan dan berbahaya baik bagi ibu maupun anaknya.

Bahaya yang mengancam bagi ibu adalah ruptur uteri, baik spontan atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini dengan demikian mudah dapat infeksi intrapartum.

Angka kematian tinggi (25-40%) pada bayi disebabkan oleh prolaps funiculi, trauma partus, hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus dan ketuban pecah dini.REFERENSI1. Sarwono P. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2008.2. Sondakh J. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta : Penerbit Eralangga, 2013.

3. Cunningham F.G, et al. Obstetri Williams Edisi 21 Volume 1. Jakarta : EGC, 2005.

4. Mochtar R. Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jilid 1. Jakarta : EGC, 1998.1