Upload
youkin-koishi-artsen
View
33
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KASUS
HEMOROID
Disusun Oleh:
SHAFFURA (1081700017)
Pembimbing :
dr. Iskandar Sarumpaet,Sp.B
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
SMF ILMU THT KL RSUD WALED CIREBON
2013
1
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. Khozinah
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Buntut Kec. Astanajapura
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : Tamat SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 30-3-13
Anamnesis
Keluhan utama : Terdapat benjolan di anus
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RSUD Waled dengan keluhan terdapat benjolan di anus sudah sejak
3 bulan yang lalu, kecil, tidak mengganggu, dan tidak terasa nyeri. Kemudian 3 bulan
sebelum masuk Rumah Sakit (SMRS), benjolan dirasakan makin lama makin membesar.
Awalnya benjolan ini tidak terasa sakit, dan masuk dengan sendirinya. namun sejak 3 hari
ini, benjolan mulai terasa sakit. Benjolan keluar saat BAB, mengejan dan saat posisi
jongkok. Dan Benjolan ini hanya bisa dimasukkan dengan tangan. Benjolan ini terasa sangat
nyeri sehingga membuat posisi duduk tidak nyaman.
Pasien juga mengeluh terkadang BAB disertai darah menetes berwarna merah segar,
darah tidak bercampur dengan kotoran, dan darah keluar setelah buang air besar.
Pasien mengaku sering mengeluhkan adanya BAB yang keras dan jarang. Pasien tidak
mengeluh adanya perubahan pada pola BAB, tidak ada perubahan pada kotorannya, pasien
juga merasakan puas setelah buang air besar, tidak ada rasa penuh. Tidak ada perubahan pada
pola makan dan tidak ada penurunan berat badan dalam waktu yang singkat. sebelumnya
pasien sudah pernah berobat satu kali ke puskesmas, namun belum ada perbaikan.
2
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) sejak 1 tahun yang lalu, pengobatan tidak terkontrol paling tinggi
180/100
Riwayat diabetes meLitus disangkal oleh pasien.
Riwayat penyakit Kuning disangkal
Pasien sering mengalami BAB keras sejak 5 bulan, dan sering mengedan bila BAB keras.
Riwayat Pribadi
Pasien jarang memakan makanan yang berserat,minum air putih, paling sering minum air
teh.
II. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 140/70 mmHg
Nadi : 84x/mnt
Respirasi : 20x/mnt
Temperatur : 36,8˚C
Status General :
Kepala : Normocephali
Mata : Anemis (-/-), ikterus (-/-), reflek pupil (+/+)
Telinga : simetris, serumen (-), sekret (-), edema (-), eritema (-), nyeri (-)
Hidung : deformitas septum (-), pernafasan cuping hidung (-), sekret (-)
Mulut : simetris, tidak ada perdarahan gusi, tidak ada gigi berlubang
Leher : simetris, deformita trakea (-), pembesaran KGB (-)
Thoraks : Cor : S1-2 reguler, murmur (–), gallop (-)
Paru : VBS (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : inspeksi : bentuk cembung, herniasi (-), tanda radang (-)
auskultasi : suara peristaltik (+)
palpasi : nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
3
perkusi : timpani
Ekstremitas : hangat, simetris, tanda iflamasi (-), nyeri (-)
Status Lokalis a/r anorektal
L : Tidak ada fisura ani, abses, terdapat dermatitis/eksema, tonus Sfingter ani kuat, rectum(ampulla recti) tidak kolaps, dan Tampak benjolan dari anus, ukuran 2 x 2 cm, berwarna kemerahan, pada arah jam 7
F : Konsistensi lunak, tidak berbenjol-benjol, terdapat darah berwarna merah segar, lendir, tidak terdapat feses, Nyeri Tekan (+), benjolan tidak dapat masuk spontan, namun dapat masuk dengan bantuan tangan
M : Nyeri Gerak (+)Sarung tangan : terdapat darah segar, lendir, dan tidak terdapat sisa feses.
III. LABORATORIUM
Pada tanggal 30 maret 2013
Hb : 12,9 g/dl
Ht : 41%
Trombosit : 289.000 /ul
Leukosit : 7.100 /ul
Golongan darah / Rh : O / +
GDS : 121 mg/dl
Ureum : 12 mg/dl
Kreatinin : 0,7 mg/dl
Albumin : 3,6 mg/dl
Basofil : 0 %
Eosinofil : 0 %
Net.batang : 0%
Net.segmen :73%4
Limfosit :21%
Monosit :6 %
Natrium :140
Kalium :2,6
Clorida :97
IV. RESUME
Pasien datang ke RSUD Waled dengan keluhan terdapat benjolan di anus sudah sejak
3 bulan yang lalu, kecil, tidak mengganggu, dan tidak terasa nyeri. Kemudian 3 bulan
sebelum masuk Rumah Sakit (SMRS), benjolan dirasakan makin lama makin membesar.
Awalnya benjolan ini tidak terasa sakit, dapat masuk dengan sendirinya. namun sejak 3 hari
ini, benjolan mulai terasa sakit. Benjolan keluar saat BAB, mengejan dan saat posisi
jongkok. Dan Benjolan ini dapat dimasukkan dengan tangan. Benjolan ini terasa sangat nyeri
sehingga membuat posisi duduk tidak nyaman.
Pasien juga mengeluh terkadang BAB disertai darah menetes berwarna merah segar,
darah tidak bercampur dengan kotoran, dan darah keluar setelah buang air besar.
Pasien mengaku sering mengeluhkan adanya BAB yang keras dan jarang. Pasien tidak
mengeluh adanya perubahan pada pola BAB, tidak ada perubahan pada kotorannya, pasien
juga merasakan puas setelah buang air besar, tidak ada rasa penuh. Tidak ada perubahan pada
pola makan dan tidak ada penurunan berat badan dalam waktu yang singkat. sebelumnya
pasien sudah pernah berobat satu kali ke puskesmas, namun belum ada perbaikan.
5
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) sejak 1 tahun yang lalu, pengobatan tidak terkontrol paling tinggi
180/100
Riwayat asma, alergi, dan diabetes meLitus disangkal oleh pasien.
Riwayat penyakit Kuning disangkal
Pasien sering mengalami BAB keras sejak 5 bulan, dan sering mengedan bila BAB
keras.
Riwayat Pribadi
Pasien jarang memakan makanan yang berserat,minum air putih, paling sering minum
air teh.
V. Diagnosis Diferential
Hemoroid Interna Grade IIICa. rekti
VI. Diagnosis Kerja
Hemoroid interna Grade III
VII. TERAPI
1. Non-Farmakoterapi
- Diet tinggi serat
2. Farmakoterapi
- IVFD RL 24 tpm
- Ultraproct supp 1x1
- laxadin syrp 2x1
- ambeven topical
operatif: Hemoroidektomi
6
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonamQuo ad fungsionam : ad bonam
7
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Hemoroid berasal dari bahasa Yunani, yaitu haem = blood (darah) dan rhoos
= flowing (mengalir), maka darah yang mengalir pada waktu defekasi maupun
sesudahnya menjadi gejala yang paling sering dikeluhkan oleh penderita hemoroid.
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang bukan
merupakan kelainan patologik. Hanya apabila hemoroid menyebabkan keluhan atau
penyulit, diperlukan tindakan.
Hemoroid atau wasir atau ambeien adalah pelebaran vena di dalam pleksus
hemorroidalis, merupakan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang
mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar.
II. Anatomi dan Fisiologi
Kanalis analis berasal dari proktoderm yang merupakan invaginasi ectoderm,
sedangkan rectum berasal dari entoderm. Karena perbedaan asal anus dan rectum
ini, maka perdarahan, persyarafan dan pengaliran vena dan limfe juga berbeda,
demikian pula epitel yang menutupinya.
Rectum dilapisi oleh mukosa glanduler usus sedangkan kanalis analis oleh
anoderm yang merupakan lanjutan epitel berlapis gepeng kulit luar. Daerah batas
rectum dan kanalis analis ditandai dengan perubahan jenis epitel. Kanalis analis dan
kulit luar di sekitarnya kaya akan persyarafan sensoris somatic dan peka terhadap
rangsangan nyeri, sedangkan mukosa rectum mempunyai persyarafan autonom dan
tidak peka terhadap nyeri.
Darah vena di atas garis anorektum mengalir melalui sistem porta, sedangkan
yang berasal dari anus dialirkan ke sistem kava melalui cabang vena iliaka.
Kanalis analis berukuran panjang kurang lebih 3 cm. Batas atas kanalis anus
disebut garis anorektum, garis mukokutan, linea pektinata (berbentuk sisir) atau
8
linea dentate (berbentuk gigi). Di daerah ini terdapat kripta anus dan muara kelenjar
anus antara kolumna rectum. Lekukan antar sfingter sirkuler dapat diraba di dalam
kanalis analis sewaktu melakukan colok dubur.dan menunjukkan batas antara
sfingter intern dan sfingter extern.
Perdarahan Arteri. Arteri hemoroidalis superior adalah kelanjutan langsung
a.mesenterika inferior. Arte,ri ini membagi diri menjadi dua cabang utama, yaitu
kiri dan kanan. Cabang yang kanan bercabang lagi. Letak ketiga cabang terakhir ini
mungkin dapat menjelaskan letak hemoroid interna yang khas yaitu dua buah di
perempat sebelah kanan dan sebuah di perempat lateral kiri.
Arteri hemoroidalis medialis merupakan percabangan anterior a.iliaka
interna, sedangkan a.hemoroidalis inferior cabang dari a.pudenda interna.
Anastomosis antara arcade pembuluh inferior dan superior mempunyai makna
penting pada tindak bedah atau sumbatan aterosklerotik di daerah percabangan
aorta dan a.iliaka. Perdarahan di pleksus hemoroidalis merupakan kolateral luas dan
kaya sekali darah sehingga perdarahan dari hemoroid interna menghasilkan darah
segar yang berwarna merah dan bukan darah vena warna kebiruan.
Perdarahan Vena. Vena hemoroidalis superior berasal dari pleksus
hemoroidalis internus dan berjalan ke arah cranial ke dalam v.mesenterika inferior
dan seterusnya melalui v.lienalis ke vena porta. Vena hemoroidalis inferior
mengalirkan darah ke dalam vena pudenda interna dan ke dalam vena iliaka interna
dan system kava. Pembesaran vena hemoroidalis dapat menimbulkan keluhan
hemoroid.
Aliran limfe. Pembuluh limfe dari kanalis membentuk pleksus halus yang
mengalirkan limfe menuju ke kelenjar limfe inguinal, selanjutnya dari sini cairan
limfe terus mengalir sampai kelenjar limfe iliaka.
Persyarafan. Persyarafan rectum terdiri atas system simpatik dan
parasimpatik. Serabut simpatik berasal dari pleksus mesenterikus inferior dan dari
system parasakral yang terbentuk dari ganglion simpatis lumbal ruas kedua, ketiga
dan keempat.
9
III. Etiologi
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :
1) Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organic
Kelainan organik yang dapat menyebabkan gangguan adalah :
a. Hepar sirosis hepatis
10
Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar
sehingga terjadi hipertensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain
ke esofagus dan pleksus hemoroidalis.
b. Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis
c. Tumor intra abdomen, terutama di daerah pelvis, yang menekan vena
sehingga aliranya terganggu. Misalnya tumor rektal.
2) Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor
penyebab timbulnya Hemoroid. Faktor faktor yang mungkin berperan :
a. Keturunan atau heriditer
Dalam hal ini yang menurun adalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan
bukan hemoroidnya.
b. Anatomi
Vena di daerah mesenterium tidak mempunyai katup. Sehingga darah mudah
kembali, dan menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.
c. Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :
o Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana gaya gravitasi
akan mempengaruhi timbulnya hemoroid.
o Diare menahun/kronis
o Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat
o Tonus spingter ani yang kaku atau lemah
o Hubungan seks tidak lazim (perianal)
o Sembelit/ konstipasi/ obstipasi menahun
o Obesitas
o Usia lanjut
o Batuk berat
Pada seseorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya
hemoroid yaitu :
1. Adanya tumor intra abdomen
2. Kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil akibat pengaruh perubahan hormonal
3. Mengedan, sewaktu partus.11
IV. Klasifikasi
1. Hemoroid Interna
Hemoroid interna adalah pelebaran pleksus vena hemoroidalis superior di atas
linea dentata/garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini
merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum sebelah
bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan
( jam 7 ), kanan belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3). Hemoroid yang lebih
kecil terdapat di antara ketiga letak primer tesebut.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
a. Derajat I
Timbul perdarahan varises, prolaps / tonjolan mokosa tidak melalui anus
dan hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
b. Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat
defekasi, tapi setelah defekasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan
sendirinya.
c. Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan
sendirinya tetapi harus didorong.
d. Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat
defekasi tidak dapat dimasukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul
trombus yang di ikuti infeksi dan kadang kadang timbul perlingkaran anus,
sering disebut dengan Hemoroid Inkarserata karena seakan - akan ada yang
mempersempit hemoroid yang keluar itu. Maka setelah beberapa saat akan
timbul nekrosis.
STADIUM PADA HEMORRHOID INTERNA
HEMORRHOID INTERNA
12
DERAJAT BERDARAH MENONJOL REPOSISII + - -II (+) + SpontanIII (+) + ManualIV (+) Tetap -
Internal hemorrhoids occur higher up in the anal canal,
out of sight. Bleeding is the most common symptom of
internal hemorrhoids, and often the only one in mild cases.
2. Hemoroid Externa
Hemoroid eksterna merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid
inferior terdapat di sebelah distal linea dentata/garis mukokutan di dalam
jaringan di bawah epitel anus.
Hemoroid eksterna dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna
akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah :
- Rasa sakit dan nyeri
- Rasa gatal pada daerah hemorid
13
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada
kulit merupakan reseptor rasa sakit.
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih
dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh
darah.
External hemorrhoids are visible-occurring out side the
anus. They are basically skin-covered veins that have
ballooned and appear blue. Usually they appear without any
symptoms. When inflamed, however, they become red and
tender.
V. Patofisiologi
14
VI. Manifestasi klinis
Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau “wasir” tanpa ada hubungannya
dengan gejala rektum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada
hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna
yang mengalami trombosis.
Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama dari hemoroid interna akibat
trauma oleh faeces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak
tercampur dengan faeces, dapat hanya berupa garis pada faeces atau kertas
pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet
menjadi merah. Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat
menonjol keluar menyebabkan prolaps. Pada tahap awal, penonjolan ini hanya
terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah defekasi. Pada
stadium yang lebih lanjut, hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah
defekasi agar masuk kembali ke dalam anus.
Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps
menetap dan tidak bisa didorong masuk lagi. Keluarnya mukus dan terdapatnya
faeces pada pakaian dalam merupakn ciri hemoroid yang mengalami prolaps
menetap. Iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai
pruritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus menerus dan
15
rangsangan mukus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis yang luas
dengan udem dan radang.
VII. Diagnosis
Diagnosis hemoroid yang membengkak dan terasa nyeri ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan di daerah anus dan rektum. Untuk keadaan yang
lebih serius, misalnya tumor, bisa dibantu dengan pemeriksaan anoskopi dan
sigmoidoskopi.
1. Anamnesis :
a. BAB dengan darah segar
- Bercampur feses darah menetes
- Berupa garis pada feses ( tanda khas )
b. Rasa tidak enak saat defakasi
c. Tidak puas sesudah defekasi
d. Anemia
e. Adanya prolaps
e. Iritasi kulit
f. Nyeri : Hemoroid eksterna dengan thrombosis
2. Pemeriksaan Fisis
a. Hemoroid Interna
- Hemoroid interna yang prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang
tertutup mukosa.
- Colok dubur : benjolan tidak teraba , kecuali ada penebalan atau fibrosis
mukosa.
b. Hemoroiod Eksterna
- Benjolan yang ditutupi kulit
- Trombosis : benjolan warna kebiruan, unilokuler/multilokuler, nyeri tekan.
3. Pemeriksaan Penunjang
16
a. Pemeriksaan Colok Dubur
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat
diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya
tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid
sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada
perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini
untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum (teraba berbenjol-
benjol dan tidak teratur).
b. Pemeriksaan Anoskopi
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam
posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus
sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas
panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol
ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran
hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.
Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam
anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.
c. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi,
karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang
menyertai. Faeces harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
VIII. Diagnosis Banding
Perdarahan :
1. Karsinoma kolorektum
2. Penyakit divertikel
17
3. Polip
4. Kolitis ulserosa
Benjolan :
1. Ca anorektal
2. Prolaps recti / procidentia
IX. Komplikasi
1. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar
2. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis
3. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan, vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman – kumannya.
X. Tata Laksana
1. Penatalaksanaan Medis
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat
hemoroid yang ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi.
a. Non-farmakologis
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki
defekasi.
Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum,
perbaikan pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management
Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses,
dan perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting).
18
Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus
dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini,
eksudat/sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang
lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.
b. Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan
dan gejala.
Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:
1. Obat yang memperbaiki defekasi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan
pelicin tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak
dipakai antara lain psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax,
Metamucil, Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang
dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara
membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Efek
samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah laxant atau
pencahar (ex.: laxadine, dulcolax, dll).
2. Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri,
atau kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol,
Boraginol N/S dan Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid
digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Contoh
obat misalnya Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.
3. Obat penghenti perdarahan
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya
vena hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang
berasal dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas
dinding pembuluh darah.
4. Obat penyembuh dan pencegah serangan
19
Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu
2×2 tablet selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan
terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.
2. Penatalaksanaan Tindakan Operatif
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan eksterna atau semua derajat
hemoroid yang tidak berespon terhadap pengobatan medis.
a. Prosedur ligasi pita karet
Hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat ditangani
dengan ligasi gelang karet menurut Barron. Dengan bantuan anoskop, mukosa
di atas hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap ke tabung
ligator khusus. Gelang karet didorong dari ligator dan ditempatkan secara
rapat di sekeliling mukosa pleksus hemoroidalis tersebut. Pada satu kali terapi
hanya diikat satu kompleks hemoroid, sedangkan ligasi berikutnya dilakukan
dalam jarak waktu 2 – 4 minggu.
Penyulit utama dari ligasi ini adalah timbulnya nyeri karena terkenanya
garis mukokutan. Untuk menghindari ini maka gelang tersebut ditempatkan
cukup jauh dari garis mukokutan. Nyeri yang hebat dapat pula disebabkan
infeksi. Perdarahan dapat terjadi waktu hemoroid mengalami nekrosis,
biasanya setelah 7 – 10 hari.
b. Krioterapi / bedah beku
Hemoroid dapat pula dibekukan dengan suhu yang rendah sekali. Jika
digunakan dengan cermat, dan hanya diberikan ke bagian atas hemoroid pada
sambungan anus rektum, maka krioterapi mencapai hasil yang serupa dengan
yang terlihat pada ligasi dengan gelang karet dan tidak ada nyeri. Dingin
diinduksi melalui sonde dari mesin kecil yang dirancang bagi proses ini.
Tindakan ini cepat dan mudah dilakukan dalam tempat praktek atau klinik.
Terapi ini tidak dipakai secara luas karena mukosa yang nekrotik sukar
ditentukan luasnya. Krioterapi ini lebih cocok untuk terapi paliatif pada
karsinoma rektum yang ireponibel.
20
c. Hemoroidektomi
Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun
dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat
dilakukan dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak dapat sembuh
dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemoroid derajat
IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera
dengan hemoroidektomi.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam hemoroidektomi adalah eksisi
yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi
sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan
tidak mengganggu sfingter anus. Eksisi jaringan ini harus digabung dengan
rekonstruksi tunika mukosa karena telah terjadi deformitas kanalis analis
akibat prolapsus mukosa.
Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah konvensional
(menggunakan pisau dan gunting), bedah laser ( sinar laser sebagai alat
pemotong) dan bedah stapler ( menggunakan alat dengan prinsip kerja
stapler).
Bedah konvensional
Saat ini ada 3 teknik operasi yang biasa digunakan yaitu :
1. Teknik Milligan – Morgan
Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama (jam 3, 7
dan 11). Teknik ini dikembangkan di Inggris oleh Milligan dan Morgan
pada tahun 1973. Basis massa hemoroid tepat diatas linea mukokutan
dipegang dengan hemostat dan diretraksi dari rektum. Kemudian dipasang
jahitan transfiksi catgut proksimal terhadap pleksus hemoroidalis. Penting
untuk mencegah pemasangan jahitan melalui otot sfingter internus.
Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap hemoroid eksterna. Suatu
incisi elips dibuat dengan skalpel melalui kulit dan tunika mukosa sekitar
pleksus hemoroidalis internus dan eksternus, yang dibebaskan dari
21
jaringan yang mendasarinya. Hemoroid dieksisi secara keseluruhan. Bila
diseksi mencapai jahitan transfiksi cat gut maka hemoroid ekstena
dibawah kulit dieksisi. Setelah mengamankan hemostasis, maka mukosa
dan kulit anus ditutup secara longitudinal dengan jahitan jelujur sederhana.
Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang dibuang pada satu
waktu. Striktura rektum dapat merupakan komplikasi dari eksisi tunika
mukosa rektum yang terlalu banyak. Sehingga lebih baik mengambil
terlalu sedikit daripada mengambil terlalu banyak jaringan.
2. Teknik Whitehead
Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu
dengan mengupas seluruh hemoroid dengan membebaskan mukosa dari
submukosa dan mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu.
Lalu mengusahakan kontinuitas mukosa kembali.
3. Teknik Langenbeck
Teknik Langenback ditujukan untuk tonjolan soliter. Pada teknik
Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier dengan klem. Lakukan
jahitan jelujur di bawah klem dengan cat gut chromic no 2/0. Kemudian
eksisi jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur di
bawah klem diikat. Teknik ini lebih sering digunakan karena caranya
mudah dan tidak mengandung resiko pembentukan jaringan parut sekunder
yang biasa menimbulkan stenosis.
Bedah Laser
Pada prinsipnya, pembedahan ini sama dengan pembedahan konvensional,
hanya alat pemotongnya menggunakan laser. Saat laser memotong, pembuluh
jaringan terpatri sehingga tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak
luka dan dengan nyeri yang minimal.
Pada bedah dengan laser, nyeri berkurang karena syaraf rasa nyeri ikut
terpatri. Di anus, terdapat banyak syaraf. Pada bedah konvensional, saat post
operasi akan terasa nyeri sekali karena pada saat memotong jaringan, serabut
syaraf terbuka akibat nya serabut syaraf tidak mengerut sedangkan
selubungnya mengerut.
22
Sedangkan pada bedah laser, serabut syaraf dan selubung syaraf menempel
jadi satu, seperti terpatri sehingga serabut syaraf tidak terbuka. Untuk
hemoroidektomi, dibutuhkan daya laser 12 – 14 watt. Setelah jaringan
diangkat, luka bekas operasi direndam cairan antiseptik. Dalam waktu 4 – 6
minggu, luka akan mengering. Prosedur ini bisa dilakukan hanya dengan
rawat jalan.
Bedah Stapler
Teknik ini juga dikenal dengan nama Procedure for Prolapse Hemorrhoids
(PPH) atau Hemoroid Circular Stapler. Teknik ini mulai diperkenalkan pada
tahun 1993 oleh dokter berkebangsaan Italia yang bernama Longo sehingga
teknik ini juga sering disebut teknik Longo. Di Indonesia sendiri alat ini
diperkenalkan pada tahun 1999. Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip
kerja stapler. Bentuk alat ini seperti senter, terdiri dari lingkaran di depan dan
pendorong di belakangnya.
Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami yang terdapat di saluran
anus. Fungsinya adalah sebagai bantalan saat buang air besar. Kerjasama
jaringan hemoroid dan m. sfinter ani untuk melebar dan mengerut menjamin
kontrol keluarnya cairan dan kotoran dari dubur. Teknik PPH ini mengurangi
prolaps jaringan hemoroid dengan mendorongnya ke atas garis mukokutan
dan mengembalikan jaringan hemoroid ini ke posisi anatominya semula
karena jaringan hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB,
sehingga tidak perlu dibuang semua.
Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan ke posisi anatomis, tidak
mengganggu fungsi anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena
tindakan dilakukan di luar bagian sensitif, tindakan berlangsung cepat sekitar
20 – 45 menit, pasien pulih lebih cepat sehingga rawat inap di rumah sakit
semakin singkat.
Namun risiko perdarahan, trombosis, serta penyempitan saluran anus masih
dapat terjadi.
23
Kontraindikasi PPH adalah fistula anus, bengkak, gangren, penyempitan
anus, prolaps jaringan hemoroid yang tebal, serta pada pasien dengan
gangguan koagulasi (pembekuan darah).
Komplikasi yang dapat timbul paska tindakan invasif adalah perdarahan
sekunder, selulitis, abses, fistula, fissura, dan inkontinensia.
3. Penatalaksanaan Tindakan non-operatif
a. Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tekhnik
terbaru yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
b. Skleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya
5% fenol dalam minyak nabati. Efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan
berdarah, juga membantu mencegah prolaps. Penyuntikan diberikan ke
submukosa dalam jaringan areolar yang longgar di bawah hemoroid interna
dengan tujuan menimbulkan peradangan steril yang kemudian menjadi
fibrotik dan meninggalkan parut. Penyuntikan dilakukan di sebelah atas dari
garis mukokutan dengan jarum yang panjang melalui anoskop. Apabila
penyuntikan dilakukan pada tempat yang tepat maka tidak ada nyeri.
Penyulit penyuntikan termasuk infeksi, prostatitis akut jika masuk dalam
prostat, dan reaksi hipersensitivitas terhadap obat yang disuntikan.Terapi
suntikan bahan sklerotik bersama nasehat tentang makanan merupakan terapi
yang efektif untuk hemoroid interna derajat I dan II, tidak tepat untuk
hemoroid yang lebih parah atau prolaps.
XI. Pencegahan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:
1. Jalankan pola hidup sehat
2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)
3. Makan makanan berserat
4. Hindari terlalu banyak duduk
5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.
24
6. Hindari hubunga seks yang tidak wajar
7. Minum air yang cukup
8. Jangan menahan kencing dan berak
9. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan
10. Jangan mengejan berlebihan
11. Duduk berendam pada air hangat
12. Minum obat sesuai anjuran dokter
XII. Prognosis
Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat
menjadi asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih
dahulu pada semua kasus. Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang
baik. Sesudah terapi penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan
makan makanan serat agar dapat mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid.
25
DAFTAR PUSTAKA
o Anonim. Hemorrhoid. Available at : http://www.hemoroid.net.
(Accessed : December,12, 2010).
o Anonim. Hemoroid. Available at : http://www.majalahfarmacia.com.
(Accessed : December,12, 2010)
o Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selecta Kedokteran, Jilid II, Edisi
III, FK UI, Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324.
o Syamsuhidajat, R. & Wim de Jong. 2005. Usus Halus, apemndiks, kolon,
dan anorektum. Dalam :Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.
o Thornton, S.C. Hemorrhoids. Available at : http://www.emedicine. com /
med/topic2821.htm. Last Update: November 20, 2007
26