27
Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan Judul Pratikum : Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan Topik Pratikum : Asinan sayur dengan metode MPN Praktek ke-/Gol : 7/1 Hari/Tanggal : Kamis/22 November 2012 Tujuan Pratikum : Mahasiswa dapat melakukan analisis kualitatif mikrobiologi dengan metode MPN Tinjauan Pustaka : MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah sampel atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan volume atau massa sampel. Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika ditanam dalam tabung menghasilkaan frekensi pertumbuhan tabung positif “kadang-kadang tetapi tidak selalu”. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin “sering” tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel

Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Page 1: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Judul Pratikum : Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan

Topik Pratikum : Asinan sayur dengan metode MPN

Praktek ke-/Gol : 7/1

Hari/Tanggal : Kamis/22 November 2012

Tujuan Pratikum : Mahasiswa dapat melakukan analisis kualitatif

mikrobiologi dengan metode MPN

Tinjauan Pustaka :

MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan

data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam

seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan

jumlah sampel atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga

dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan

volume atau massa sampel. Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan

sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme

yang pas/sesuai dan jika ditanam dalam tabung menghasilkaan frekensi

pertumbuhan tabung positif “kadang-kadang tetapi tidak selalu”. Semakin besar

jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah pengenceran yang dilakukan)

maka semakin “sering” tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel

yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang dilakukan) maka semakin

“jarang” tabung positif yang muncul. Jumlah sampel/pengenceran yang baik

adalah yang menghasilkan tabung positif “kadang-kadang tetapi tidak selalu”.

Semua tabung positif yang dihasilkan sangat tergantung dengan probabilitas sel

yang terambil oleh pipet saat memasukkannya ke dalam media. Oleh karena itu

homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini. Frekuensi positif (ya) atau

negatif (tidak) ini menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada sampel

sebelum diencerkan.

Page 2: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Asumsi yang diterapkan dalam metode MPN adalah :

1. Bakteri terdistribusi sempurna dalam sampel

2. Sel bakteri terpisah-pisah secara individual, tidak dalam bentuk rantai atau

kumpulan (bakteri coliform termasuk E. coli terpisah sempurna tiap selnya

dan tidak membentuk rantai).

3. Media yang dipilih telah sesuai untuk pertumbuhan bakteri target dalam suhu

dan waktu inkubasi tertentu sehingga minimal satu sel hidup mampu

menghasilkan tabung positif selama masa inkubasi tersebut.

4. Jumlah yang didapatkan menggambarkan bakteri yang hidup (viable) saja.

Sel yang terluka dan tidak mampu menghasilkan tabung positif tidak akan

terdeteksi.

MPN dinilai dari perkiraan unit tumbuh (Growth Unit / GU) seperti CFU,

bukan dari sel individu. Meskipun begitu baik nilai CFU atau MPN dapat

menggambarkan seberapa banyak sel individu yang tersebar dalam sampel.

Metode MPN dirancang dan lebih cocok untuk diterapkan pada sampel yang

memiliki konsentrasi <100/g atau ml. Oleh karena itu nilai MPN dari sampel yang

memiliki populasi mikroorganisme yang tinggi umumnya tidak begitu

menggambarkan jumlah mikroorganisme yang sebenarnya. Jika jumlah kombinasi

tabung positif tidak sesuai dengan tabel maka sampel harus diuji ulang. Semakin

banyak seri tabung maka semakin tinggi akurasinya tetapi juga akan

mempertinggi biaya analisa.

Pemilihan media sangat berpengaruh terhadap metode MPN yang

dilakukan. Umumnya media yang digunakan mengandung bahan nutrisi khusus

untuk pertumbuhan bakteri tertentu. Misalnya dalam mendeteksi kelompok

coliform dapat menggunakan media Brilliant Green Lactose 2% Bile (BGLB)

broth. Di dalam media ini mengandung lactose dan garam empedu (bile salt) yang

hanya mengizinkan coliform  untuk tumbuh. Jika terdapat ketidaksesuaian jenis

media dan bakteri yang diinginkan maka metode MPN akan menghitung bukan

bakteri yang dituju. Untuk menghitung coliform dapat menggunakan Lauryl

Sulphate Tryptose (LST) broth, sedangkan untuk menghitung E.coli diperlukan

media EC (Escherichia coli) broth.  

Page 3: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Alat :

1. Test tube

2. Pipet volumetrik

3. Tabung durham

4. Rak test tube

5. Spirtus

6. Gelas kimia

Bahan :

1. Air asinan sayur

2. Alkohol

3. Aquadest

Prosedur :

Metode MPN

1. Dibuuat satu seri pengenceran bahan dan masing-masing tingkat

pengenceran terdiri dari 3 tabung. Yang akan ditentukan jumlahnya

adalah mikroba yang dapat memfermentasikan laktosa dan medianya

adalah laktosa broth.

2. Inkubasi 24 jam, amati jumlah tabung positif pada masing-masing

tingkat pengenceran.

Hasil :

Bahan Pengenceran ∑ tabung Kombinasi MPN/ml

Air asinan

sayur

10-1 +++

3, 3, 3 24 x 1/10-210-2 +++

10-3 +++

Air sumur

10-1 +++

3, 3, 3 24 x 1/10-210-2 +++

10-3 +++

Page 4: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Air asinan sayur

Nilai MPN = 24 x 1/10-2 = 2,4 x 103

Air Sumur

Nilai MPN = 24 x 1/10-2 = 2,4 x 103

Pembahasan :

Pada pratikum analisis kuantitatif mikrobiologi pada air sumur dan air

asinan sayur dengan metode MPN didapatkan hasil akhir, untuk air asinan sayur

2,4 x 103 dan air sumur 2,4 x 103. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui

keberadaan bakteri coliform yang merupakan indikator terkontaminasi atau

tidaknya lingkunag perairan.

Pengamatan dengan metode MPN didapatkan hasil pada air sumur

maupun air asinan sayur memiliki kekeruhan yang dapat diartikan bahwa semua

tabung memiliki bakteri yang dapat memfermentasi laktosa dan tingkat kekeruhan

pada tabung berbeda-beda.

Pada tabung pengenceran 10-3 terdapat gas pada tabung durham. Hali ini

terjadi karena adanya coliform pada sampel tersebut. Jika ada bakteri coliform

pada tabung 10-3, Maka pada tabung 10-1 dan 10-2 seharusnya juga ada, tapi dala

pengamatan tidak ditemukan adanya gas pada tabung durham. Hal ini terjadi

karena pada pelaksanaan pratikum, pipet yang digunakan untuk mengambis

sampel ternyata dipanaskan dan langsung digunakan untuk mengambil sampel

sehingga bakteri coliiformnya mati. Pada ketiga tabung pengenceran 10 -3 cuma

satu tabung yang didapatkan gelembung gas pad tabung durham. Adanya bakteri

coliform pada air asinan sayur dan air sumur dapat menjadi indikasi kemungkinan

adanya organisme patogen lainnya. Jenis bakteri coliform tertentu misalnya e-coli

bersifat patogen dan juga dapat menyebabkan diare, mual dan tidak enak badan.

Kesimpulan :

1. Air asinan sayur dan air sumur mengandung coliform yang mampu

memfermentasi laktosa.

2. Semakin banyak gelembung dan kekeruhan yang terbentuk pada tabung

durham menandakan kualitas air buruk.

Page 5: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

3. Bakteri coliform digunakan sebagai indikator keberadaan atau

terkontaminasinya air.

Daftar Pustaka :

1. Thamrin, M. Husni. dkk.. 2012. Penuntun Pratikum Mikrobiologi Pangan.

Padang : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang

2. Http://Ekmon.Saurus.blogspot.com

Padang, 28 November 2012

Pembimbing Pratikum Yang Membuat Laporan

Reszkita Gumanti

NIM : 112110195

Page 6: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Judul Pratikum : Uji aktifitas starter dalam fermenttasi makanan

Topik Pratikum : Yogurt tanpa penyimpanan, ragi roti fermifan, ragi tape

Praktek ke-/Gol : 8/1

Hari/Tanggal : Kamis/29 November 2012

Tujuan Pratikum :

1. Mengetahui waktu yag diperlukan ragi tape (khamir) untuk membuat

bahan tersebut menjadi asam.

2. Mengamati tingkat perubahan struktur asam dalam waktu 1 jam.

Tinjauan Pustaka :

Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga

dihasilkan produk yang dikehendaki. Mikrobia yang umumnya terlibat dalam

fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang. Contoh bakteri yang digunakan

dalam fermentasi adalah Acetobacter xylinum pada pembuatan nata decoco,

Acetobacter aceti pada pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam fermentasi

adalah Saccharomyces cerevisiae dalam pembuatan alkohol sedang contoh

kapang adalah Rhizopus sp pada pembuatan tempe, Monascus purpureus pada

pembuatan angkak dan sebagainya.

Fermentasi dapat dilakukan menggunakan kultur murni ataupun alami

serta dengan kultur tunggal ataupun kultur campuran. Fermentasi menggunakan

kultur alami umumnya dilakukan pada proses fermentasi tradisional yang

memanfaatkan mikroorganisme yang ada di lingkungan. Salah satu contoh produk

pangan yang dihasilkan dengan fermentasi alami adalah gatot dan growol yang

dibuat dari singkong. Tape merupakan produk fermentasi tradisional yang

diinokulasi dengan kultur campuran dengan jumlah dan jenis yang tidak diketahui

sehingga hasilnya sering tidak stabil. Ragi tape yang bagus harus dikembangkan

dari kultur murni.Kultur murni adalah mikroorganisme yang akan digunakan

dalam fermentasi dengan sifat-dan karaktersitik yang diketahui dengan pasti

sehingga produk yang dihasilkan memiliki stabilitas kualitas yang jelas. Dalam

proses fermentasi kultur murni dapat digunakan secara tunggal ataupun secara

campuran. Contoh penggunaan kultur murni tunggal adalah Lactobacillus casei

Page 7: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

pada fermentasi susu sedang contoh campuran kultur murni adalah pada

fermentasi kecap, yang menggunakan Aspergillus oryzae pada saat fermentasi

kapang dan saat fermentasi garam digunakan bakteri Pediococcus sp dan khamir

Saccharomyces rouxii.

Tujuan fermentasi pangan awalnya adalah untuk mengawetkan pangan

yang bersifat musiman dan mudah rusak. Sejalan dengan perkembangan alternatif

pengawetan pangan maka pengembangan produk pangan fermentasi saat ini lebih

karena tekstur, aroma dan rasanya yang unik. Dampak positif dari produk

fermentasi terhadap kesehatan konsumen juga menjadi alasan pengembangan

produk fermentasi sekarang ini. Pemecahan komponen yang kompleks menjadi

komponen-komponen yang lebih sederhana menyebabkan produk fermentasi

lebih mudah dicerna daripada produk pangan asalnya. Pada beberapa produk

fermentasi, dilaporkan pula adanya peningkatan kandungan beberapa vitamin,

antioksidan, dan senyawa lain yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu, ketika

produk diproduksi sebagai produk probiotik, maka keberadaan “mikroba baik”

yang dapat mencapai usus dalam keadaan hidup dapat membantu menjaga

kesehatan saluran cerna dan, tergantung dari jenis bakterinya, juga dapat

mencegah munculnya penyakit-penyakit degeneratif.

Alat :

1. Tabung elemeyer (2 tabung 200-250ml dan 1 tabung 50ml)

2. 1 gelas kimia

3. Penangas air/waterbath

4. Sendok

5. Inkubator

6. PH meter

7. Buret dan pipet 10 ml

8. Batang pengaduk

Page 8: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Bahan :

1. Kultur yogurt

2. Ragi tape merk : fermifan, mauurifan, saft instan

3. Ragi tape

4. 100 ml susu pasteurisasi

5. 50 gr terigu

6. Bubur tepung beras instan

7. Larutan fenolfalin 1%

8. Larutan NaOH 0,1 N

Prosedur :

a. Uji aktivitas kultur yogurt

1. Hangatkan 100ml susu pasteurisasi di dalam penangas air 370C.

2. Masukkan dalam elemeyer dan tambahkan 2% kultur yogurt.

3. Inkubasi pada suhu 450C selama 2 jam dan amati setiap 1 jam mulai dari

awal.

4. Pengamatan yang dilakukan meliputi kekentalan visual, bau, asam, pH dan

total asam.

5. Pengukuran pH dilakukan dengan cara mengambil sebanyyak kira-kira

20ml bahan dan diukur pHnya dengan menggunakan pH meter.

6. Untuk mengukur total asam :

- Pipet 50ml bahan dan dipindahkan ke dalam tabung elemeyer 50ml,

campur dengan 10ml air destilasi dan tambahkan 5 tetes larutan

fenolftalin 1%.

- Titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 sampai timbul warna

merah muda.

- Total asam dihitung dengan persen asam laktat, denga rumus :

% asam laktat =ml NaOH xnormalitas NaOH x

110

x90

ml atau gr ataucontoh

Page 9: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

b. Uji aktivitas ragi roti

1. Larutkan 2gr ragi roti ke dalam 30ml air hangat dan dicampurkan dengan

50gr tepung terigu dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit di dalam

1 mangkok.

2. Adonan roti dibuat dengan cara menekan-nekan dengan sendok/batang

gelas selama 5 menit.

3. Adonan kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah dilapisi

minyak dan ditekan ke bawah.

4. Lakukan inkubasi dalam suhu ruang selama 2 jam (volume pada

aerob/terbuka dan anaerob/tertutup) dan amati pertambahan volume setiap

jam yang dinyatakan dalam ml/30 menit.

5. Bandingkan aktifitas keempat merk ragi roti yang digunakan.

c. Uji aktivitas ragi tape

1. Masukkan 100ml bubur tepung beras encer ke dalam tabung elemeyer 200-

250ml.

2. Tambahkan 4gr ragi tape yang telah dihancurkan dan aduk rata.

3. Inkubasi pada suhu 370C selama 2 jam dan amati setiap satu jam, amati

perubahan kekentalan, bau, asam/alkohol, pH dan total assam seperti yang

dilakukan terhadap kultur yogurt.

Hasil :

a. Uji aktivitas ragi roti

Merk Ragi WaktuPengembangan Adonan

Aerob An-aerob

Ferifan Awal 29 ml 29 ml

30 Menit 48 ml 50 ml

60 Menit 49 ml m 52 ml

90 Menit 52 ml 54 ml

120 Menit 54 ml 56 ml

Maurifan Awal 34 ml 38 ml

Page 10: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

30 Menit 49 ml 56 ml

60 Menit 50 ml 58 ml

90 Menit 53 ml 60 ml

120 Menit 54 ml 62 ml

Saft Instan Awal 42 ml 52 ml

30 Menit 54 ml 82 ml

60 Menit 70 ml 90 ml

90 Menit 74 ml 96 ml

120 Menit 78 ml 100 ml

b. Uji aktivitas kultur yogurt dan ragi tape

Kultur/Ragi Jam Kekentalan Bau pH Total Asam

Kultur Yogurt

Tanpa

penyimpanan

0 Encer Bau susu

1 Encer Bau susu 6 18%

2 Encer Bau susu 6 14%

Ragi tape

0 Encer Normal

1 Endapan Asam 6 3.6%

2 Endapan Lebih asam 6 1.8%

Persen asam laktat

a. Yogurt 1 jam

% asam laktat =ml NaOH xnormalitas NaOH x

110

x90

ml atau gr ataucontoh

= 2 x 0,1 x

110

x90

10

= 1,810

= 0,18 %

Page 11: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Yogurt 2 jam

% asam laktat =ml NaOH xnormalitas NaOH x

110

x90

ml atau gr ataucontoh

= 1,6 x0,1 x

110

x 90

10

= 1,4410

= 0,144 %

b. Ragi tape 1 jam

% asam laktat =ml NaOH xnormalitas NaOH x

110

x90

ml atau gr ataucontoh

= 0,4 x 0,1 x

110

x 90

10

= 0,3610

= 0,036 %

Ragi tape 2 jam

% asam laktat =ml NaOH xnormalitas NaOH x

110

x90

ml atau gr ataucontoh

= 0,2 x 0,1 x

110

x 90

10

= 0,1810

= 0,018 %

Pembahasan :

Mutu makanan fermentasi dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain

kondisi fermentasi, lamanya fermentasi, jumlah dan aktivitas starter yang

ditambahkan. Oleh karena itu aktivitas bakteri asam laktat dapat mempengaruhi

Page 12: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

bakteri asam laktat pada susu yang dapat mendeteksi terbentuknya asam laktat, Ph

dan terbentuknya viskositas.

Pratikum yang dilakukan pada kkali ini adalah uji aktivitas kultur yogurt

dan ragi tape serta uji aktivitas ragi roti. Ragi pada pembuatan roti adalah

Saccaromyces cerevisae, Prinsip dari aktivittas ragi roti adalah bila bahan dasar

dari tepung dan khamir ditambahkan, maka pati protein dari tepung akan

menyerap air membentuk adonan dan ragi akan memperfentasi gula yang ada dan

menghasilkan CO2. Penggunaan air hangat pada pratikum untuk mengaktifkan

enzim.

Pengamatan adonan dilakukan dengan memasukkan ke dalam gelas ukur

yang tertutup (kondisi an-aerob) dan kondisi terbuka (aerob). Pengembangan

adonan lebih cepat pada kondisian-aerob karena sel khamir cepat tumbuh di

lingkungan an-aerobik. Pada kondisi aerob, udara yang masuk dapat menghambat

kerja dan pertumbuhan sel khamir. Ketika diamati terdapat CO2 yang terbentuk

perlahan-lahan oleh khamir. Penambahan adonan lebih cepat pada fermifan

dibandingkan maurifan maupun saft instan.

Pada pengamatan uji aktifitas kultur yogurt, didapatkan semakin lama

waktu fermentasi maka bakteri asam laktat akan menurunkan Ph yogurt sehingga

yogurt bersifat lebih asam. Hasil ini menyebabkan protein susu teragulasi dan

akan menggumpal dan semakin kental Hasil yang diperoleh pada pratikum

kekentalan semakin bertambah seiring bertambahnya waktu, namun ada pula hasil

yang menunjukkan Ph konstan. Sedangkan kadar asam laktat yang dihasilkan

semakin meningkat.

Pada ragi tape dengan penggenceran tepung beras ditambah ragi tape, pada

1 jam pertama terdapat endapan dengan bau yang asam dan pada jam kedua

terdapat lebih banyak endapan dengan bau yang lebih asam. Semakin lama waktu

yang digunakan untuk fermentasi, cairan tepung tersebut semain kental dan kadar

asam laktat juga meningkat.

Kesimpulan :

Page 13: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

1. Aktivitas asam laktat dalam fermentasi susu dapat dideteksi dengan

terbentuknya asam laktat, Ph dan kekentalan. Demikian pula dengan

fermentasi ragi tape.

2. Semakin lama waktu yang digunakan untuk fermentasi, maka kekentalan

dan keasaman yang dihasilkan juga bertambah tinggi.

Daftar Pustaka :

1. Http//:Ilmu Pangan Fermentasi Tradisional Inndonesia. Htm

2. Http//:Fermentasi Agroindustri Pangan.Html

3. Thamrin, M. Husni. dkk.. 2012. Penuntun Pratikum Mikrobiologi Pangan.

Padang : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang

Padang, Desember 2012

Pembimbing Pratikum Yang Membuat Laporan

Reszkita Gumanti

NIM : 112110195

Page 14: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Judul Pratikum : Uji kerusakan bahan makanan

Topik Pratikum : Susu

Praktek ke-/Gol : 9/1

Hari/Tanggal : Kamis/6 Desember 2012

Tujuan Pratikum : Mengetahui kerusakan bahan makanan yang disebabkan

oleh mikroorganisme

Tinjauan Pustaka :

Makanan dikategorikan rusak apabila mengalami penurunankualitas dari

yangg telah ditentukan. Faktor yang menntukan kualitas makanan antara lain:

warna, tekstur, citarasa (rasa dan bau), bentuk dan tidak terdapat abnormalitas.

Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh faktor – faktor sebagai

berikut : pertumbuhan dan aktivitas mikroba terutama bakteri, kapang, khamir,

aktivitas enzim – enzim di dalam bahan pangan, serangga, parasit dan tikus, suhu

termasuk oksigen, sinar dan waktu. Mikroba terutama bakteri, kapang dan khamir

penyebab kerusakan pangan yang dapat ditemukan dimana saja baik di tanah, air,

udara, di atas bulu ternak dan di dalam usus.

Kerusakan makanan oleh mikroba dapat terjadi apabila :

1. Mikroba masuk ke dalam makanan

2. Kondisi makanan (Ph, Aw, potensi redoks, nutrisi) mendukung

pertumbuhan mikroba kontaminan.

Page 15: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

3. Makanan yang disimpan pada kondisi yang mendukung pertumbuhan

mikroba dalam jangka waktu tertentu, jumlah tinggi.

Faktor yang mempengaruhi kerusakan makaan oleh mikroba :

1. Tipe mikroba

2. Jumlah mikroba

3. Mikroorganisme predominan

Bentuk-bentuk kerusakan oleh mikroba :

1. Berjamur

2. Busuk

3. Berlendir

4. Perubahan warna

5. Berlendir kental seperti tali (roppiness)

6. Kerusakan fermentatif

7. Pembusukan bahan pangan berprotein

Alat :

1. Cawan petri

2. Batang pengoles

3. Gelas objek

4. Gelas penutup

5. Jarum oase

6. Mikroskop

7. Tabung reaksi

Bahan :

1. Larutan violet kristal

2. Larutan yodium

3. Alkohol 95%

4. Larutan SafraninLarutan Malachine green (hijau malasit)

5. Media agar PDA dan NA

Prosedur :

Page 16: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

1. Lihat secarra fisik : warna, aroma, kekentalan/tekstur.

2. Lihat morfologi mikroba yang tumbuh dengan mikroskop.

Fiksasi dan lakukanpewarnaan gram seperti pratikum II

3. Lakukan isolasi : tanam di media agar PDA untuk melihat kapang dan

khamir serta media NA untuk melihat bakteri pada 2 cawan petri setiap

kelompok. Lihat mikroba apa yang tumbuh pada cawan petri setelah 24

jam.

Hasil :

a. Pengamatan fisik

Pengamatan Segar 24 Jam

Warna Putih Putih

Aroma Susu segar Agak asam

Kekentalan Cair Agak kental

b. Pengamatan dengan mikroskop

Susu Segar Susu 24 jam

Page 17: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Lactobacillus

c. Penanaman pada NA dan PDA (isolasi mikroba)

NA

Susu segar = 2

Susu 24 jam = 8

PDA

Susu segar = 1

Susu 24 jam = 2

Pembahasan :

Page 18: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Kerussakan bahan makanan oleh mikroba dapat terjadi apabila mikrobba

masuk ke dalam bahan makanan, kondisi makanan yang mendukung pertumbuhan

mikroba dan makanan yang disimpan pada kondisi yang mendukung pertumbuhan

mikroorganisme.

Pengamatan uji kerusakan bahan makanan kali ini dilakukan pada susu

segar dan susu yang dibiarrkan pada udara terbuka selama 24 jam. Pengamatan

fisik susu segar bewarna putih susu dengan aroma susu segar serta masih cair,

sedangkan pada susu yang dibiarkan pada udara terbuka selama 24 jam, keadaan

fisiknya berubah dengan agak sedikit kental dan baunya agak sedikit asam.

Pada pengamatan dengan mikroskop, pada susu segar ditemukan sedikit

mikroorganismenya. Biasanya tidak akan ditemukan mikroorganisme di dalam

susu tersebut karena susu tersebut merupakan susu pasteurisasi. Mikroba yang

terdapat pada susu tersebut mungkin karena mikrobba yang masuk terbawa oleh

udara karena sebelum pengamattan susunya terbuka di udara terbuka. Pada susu

yang dibiiarkan pada udara terbuka selama 24 jam ditemukan banyak mikroba,

karena selama 24 jam dibuka mikroba dengan mudahnya masuk dan bisa dibantu

oleh udara.

Pada isolasi mikroba, penanaman pada PDA, pada susu segar ditemukan 1

mikroba, sedangkan pada NA ditemukan 2 buah mikroba. Penanaman pada NA

pada susu yang dibiarkan selama 24 jam ditemukan pertumbuhan mikroba yang

lebih banyak yaitu 8 buah. Pada PDA ditemukan mikroba sebanyak 2 buah.

Berdasarkan penanaman dan pertumbuhan yang banyak ditemukan pada NA,

berarti mikroorganisme yang tumbuh adalah bakteri, karea bakteri hanya bisa

tumbuh pada media NA.

Berdasarkan pengamatan tersebut, didapatkan pada susu segar belum

terdapat kerusakan akibat mikroorganisme. Pada susu yang dibiarkan di udara

terbuka selama 24 jam telah ditemukan kerusakan oleh mikroorganisme yang

dapat terlihat dari pengamatan fisik dan penanaman mikroba. Pada susu mikroba

yang merusak antara lain Lactobacillus, Streptoccocus, Bacillus, Pseudomonas

dan Micrococus.

Kesimpulan :

Page 19: Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

1. Pada susu segar tidak ditemukan kerusakan oleh mikroorganisme.

2. Pada susu yang dibiarkan padda udara terbuka selama 24 jam ditemukan

kerusakan oleh mikroorganisme.

3. Pada susu mikroba yang merusak antara lain Lactobacillus, Streptoccocus,

Bacillus, Pseudomonas dan Micrococus.

Daftar Pustaka :

1. Http//:Kerusakan makanan oleh mikroorganisme.html

2. Thamrin, M. Husni. dkk.. 2012. Penuntun Pratikum Mikrobiologi Pangan.

Padang : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang

Padang, Desember 2012

Pembimbing Pratikum Yang Membuat Laporan

Reszkita Gumanti

NIM : 112110195

3.