Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan
Judul Pratikum : Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan
Topik Pratikum : Asinan sayur dengan metode MPN
Praktek ke-/Gol : 7/1
Hari/Tanggal : Kamis/22 November 2012
Tujuan Pratikum : Mahasiswa dapat melakukan analisis kualitatif
mikrobiologi dengan metode MPN
Tinjauan Pustaka :
MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan
data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam
seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan
jumlah sampel atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga
dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan
volume atau massa sampel. Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan
sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme
yang pas/sesuai dan jika ditanam dalam tabung menghasilkaan frekensi
pertumbuhan tabung positif “kadang-kadang tetapi tidak selalu”. Semakin besar
jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah pengenceran yang dilakukan)
maka semakin “sering” tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel
yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang dilakukan) maka semakin
“jarang” tabung positif yang muncul. Jumlah sampel/pengenceran yang baik
adalah yang menghasilkan tabung positif “kadang-kadang tetapi tidak selalu”.
Semua tabung positif yang dihasilkan sangat tergantung dengan probabilitas sel
yang terambil oleh pipet saat memasukkannya ke dalam media. Oleh karena itu
homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini. Frekuensi positif (ya) atau
negatif (tidak) ini menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada sampel
sebelum diencerkan.
Asumsi yang diterapkan dalam metode MPN adalah :
1. Bakteri terdistribusi sempurna dalam sampel
2. Sel bakteri terpisah-pisah secara individual, tidak dalam bentuk rantai atau
kumpulan (bakteri coliform termasuk E. coli terpisah sempurna tiap selnya
dan tidak membentuk rantai).
3. Media yang dipilih telah sesuai untuk pertumbuhan bakteri target dalam suhu
dan waktu inkubasi tertentu sehingga minimal satu sel hidup mampu
menghasilkan tabung positif selama masa inkubasi tersebut.
4. Jumlah yang didapatkan menggambarkan bakteri yang hidup (viable) saja.
Sel yang terluka dan tidak mampu menghasilkan tabung positif tidak akan
terdeteksi.
MPN dinilai dari perkiraan unit tumbuh (Growth Unit / GU) seperti CFU,
bukan dari sel individu. Meskipun begitu baik nilai CFU atau MPN dapat
menggambarkan seberapa banyak sel individu yang tersebar dalam sampel.
Metode MPN dirancang dan lebih cocok untuk diterapkan pada sampel yang
memiliki konsentrasi <100/g atau ml. Oleh karena itu nilai MPN dari sampel yang
memiliki populasi mikroorganisme yang tinggi umumnya tidak begitu
menggambarkan jumlah mikroorganisme yang sebenarnya. Jika jumlah kombinasi
tabung positif tidak sesuai dengan tabel maka sampel harus diuji ulang. Semakin
banyak seri tabung maka semakin tinggi akurasinya tetapi juga akan
mempertinggi biaya analisa.
Pemilihan media sangat berpengaruh terhadap metode MPN yang
dilakukan. Umumnya media yang digunakan mengandung bahan nutrisi khusus
untuk pertumbuhan bakteri tertentu. Misalnya dalam mendeteksi kelompok
coliform dapat menggunakan media Brilliant Green Lactose 2% Bile (BGLB)
broth. Di dalam media ini mengandung lactose dan garam empedu (bile salt) yang
hanya mengizinkan coliform untuk tumbuh. Jika terdapat ketidaksesuaian jenis
media dan bakteri yang diinginkan maka metode MPN akan menghitung bukan
bakteri yang dituju. Untuk menghitung coliform dapat menggunakan Lauryl
Sulphate Tryptose (LST) broth, sedangkan untuk menghitung E.coli diperlukan
media EC (Escherichia coli) broth.
Alat :
1. Test tube
2. Pipet volumetrik
3. Tabung durham
4. Rak test tube
5. Spirtus
6. Gelas kimia
Bahan :
1. Air asinan sayur
2. Alkohol
3. Aquadest
Prosedur :
Metode MPN
1. Dibuuat satu seri pengenceran bahan dan masing-masing tingkat
pengenceran terdiri dari 3 tabung. Yang akan ditentukan jumlahnya
adalah mikroba yang dapat memfermentasikan laktosa dan medianya
adalah laktosa broth.
2. Inkubasi 24 jam, amati jumlah tabung positif pada masing-masing
tingkat pengenceran.
Hasil :
Bahan Pengenceran ∑ tabung Kombinasi MPN/ml
Air asinan
sayur
10-1 +++
3, 3, 3 24 x 1/10-210-2 +++
10-3 +++
Air sumur
10-1 +++
3, 3, 3 24 x 1/10-210-2 +++
10-3 +++
Air asinan sayur
Nilai MPN = 24 x 1/10-2 = 2,4 x 103
Air Sumur
Nilai MPN = 24 x 1/10-2 = 2,4 x 103
Pembahasan :
Pada pratikum analisis kuantitatif mikrobiologi pada air sumur dan air
asinan sayur dengan metode MPN didapatkan hasil akhir, untuk air asinan sayur
2,4 x 103 dan air sumur 2,4 x 103. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui
keberadaan bakteri coliform yang merupakan indikator terkontaminasi atau
tidaknya lingkunag perairan.
Pengamatan dengan metode MPN didapatkan hasil pada air sumur
maupun air asinan sayur memiliki kekeruhan yang dapat diartikan bahwa semua
tabung memiliki bakteri yang dapat memfermentasi laktosa dan tingkat kekeruhan
pada tabung berbeda-beda.
Pada tabung pengenceran 10-3 terdapat gas pada tabung durham. Hali ini
terjadi karena adanya coliform pada sampel tersebut. Jika ada bakteri coliform
pada tabung 10-3, Maka pada tabung 10-1 dan 10-2 seharusnya juga ada, tapi dala
pengamatan tidak ditemukan adanya gas pada tabung durham. Hal ini terjadi
karena pada pelaksanaan pratikum, pipet yang digunakan untuk mengambis
sampel ternyata dipanaskan dan langsung digunakan untuk mengambil sampel
sehingga bakteri coliiformnya mati. Pada ketiga tabung pengenceran 10 -3 cuma
satu tabung yang didapatkan gelembung gas pad tabung durham. Adanya bakteri
coliform pada air asinan sayur dan air sumur dapat menjadi indikasi kemungkinan
adanya organisme patogen lainnya. Jenis bakteri coliform tertentu misalnya e-coli
bersifat patogen dan juga dapat menyebabkan diare, mual dan tidak enak badan.
Kesimpulan :
1. Air asinan sayur dan air sumur mengandung coliform yang mampu
memfermentasi laktosa.
2. Semakin banyak gelembung dan kekeruhan yang terbentuk pada tabung
durham menandakan kualitas air buruk.
3. Bakteri coliform digunakan sebagai indikator keberadaan atau
terkontaminasinya air.
Daftar Pustaka :
1. Thamrin, M. Husni. dkk.. 2012. Penuntun Pratikum Mikrobiologi Pangan.
Padang : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang
2. Http://Ekmon.Saurus.blogspot.com
Padang, 28 November 2012
Pembimbing Pratikum Yang Membuat Laporan
Reszkita Gumanti
NIM : 112110195
Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan
Judul Pratikum : Uji aktifitas starter dalam fermenttasi makanan
Topik Pratikum : Yogurt tanpa penyimpanan, ragi roti fermifan, ragi tape
Praktek ke-/Gol : 8/1
Hari/Tanggal : Kamis/29 November 2012
Tujuan Pratikum :
1. Mengetahui waktu yag diperlukan ragi tape (khamir) untuk membuat
bahan tersebut menjadi asam.
2. Mengamati tingkat perubahan struktur asam dalam waktu 1 jam.
Tinjauan Pustaka :
Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga
dihasilkan produk yang dikehendaki. Mikrobia yang umumnya terlibat dalam
fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang. Contoh bakteri yang digunakan
dalam fermentasi adalah Acetobacter xylinum pada pembuatan nata decoco,
Acetobacter aceti pada pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam fermentasi
adalah Saccharomyces cerevisiae dalam pembuatan alkohol sedang contoh
kapang adalah Rhizopus sp pada pembuatan tempe, Monascus purpureus pada
pembuatan angkak dan sebagainya.
Fermentasi dapat dilakukan menggunakan kultur murni ataupun alami
serta dengan kultur tunggal ataupun kultur campuran. Fermentasi menggunakan
kultur alami umumnya dilakukan pada proses fermentasi tradisional yang
memanfaatkan mikroorganisme yang ada di lingkungan. Salah satu contoh produk
pangan yang dihasilkan dengan fermentasi alami adalah gatot dan growol yang
dibuat dari singkong. Tape merupakan produk fermentasi tradisional yang
diinokulasi dengan kultur campuran dengan jumlah dan jenis yang tidak diketahui
sehingga hasilnya sering tidak stabil. Ragi tape yang bagus harus dikembangkan
dari kultur murni.Kultur murni adalah mikroorganisme yang akan digunakan
dalam fermentasi dengan sifat-dan karaktersitik yang diketahui dengan pasti
sehingga produk yang dihasilkan memiliki stabilitas kualitas yang jelas. Dalam
proses fermentasi kultur murni dapat digunakan secara tunggal ataupun secara
campuran. Contoh penggunaan kultur murni tunggal adalah Lactobacillus casei
pada fermentasi susu sedang contoh campuran kultur murni adalah pada
fermentasi kecap, yang menggunakan Aspergillus oryzae pada saat fermentasi
kapang dan saat fermentasi garam digunakan bakteri Pediococcus sp dan khamir
Saccharomyces rouxii.
Tujuan fermentasi pangan awalnya adalah untuk mengawetkan pangan
yang bersifat musiman dan mudah rusak. Sejalan dengan perkembangan alternatif
pengawetan pangan maka pengembangan produk pangan fermentasi saat ini lebih
karena tekstur, aroma dan rasanya yang unik. Dampak positif dari produk
fermentasi terhadap kesehatan konsumen juga menjadi alasan pengembangan
produk fermentasi sekarang ini. Pemecahan komponen yang kompleks menjadi
komponen-komponen yang lebih sederhana menyebabkan produk fermentasi
lebih mudah dicerna daripada produk pangan asalnya. Pada beberapa produk
fermentasi, dilaporkan pula adanya peningkatan kandungan beberapa vitamin,
antioksidan, dan senyawa lain yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu, ketika
produk diproduksi sebagai produk probiotik, maka keberadaan “mikroba baik”
yang dapat mencapai usus dalam keadaan hidup dapat membantu menjaga
kesehatan saluran cerna dan, tergantung dari jenis bakterinya, juga dapat
mencegah munculnya penyakit-penyakit degeneratif.
Alat :
1. Tabung elemeyer (2 tabung 200-250ml dan 1 tabung 50ml)
2. 1 gelas kimia
3. Penangas air/waterbath
4. Sendok
5. Inkubator
6. PH meter
7. Buret dan pipet 10 ml
8. Batang pengaduk
Bahan :
1. Kultur yogurt
2. Ragi tape merk : fermifan, mauurifan, saft instan
3. Ragi tape
4. 100 ml susu pasteurisasi
5. 50 gr terigu
6. Bubur tepung beras instan
7. Larutan fenolfalin 1%
8. Larutan NaOH 0,1 N
Prosedur :
a. Uji aktivitas kultur yogurt
1. Hangatkan 100ml susu pasteurisasi di dalam penangas air 370C.
2. Masukkan dalam elemeyer dan tambahkan 2% kultur yogurt.
3. Inkubasi pada suhu 450C selama 2 jam dan amati setiap 1 jam mulai dari
awal.
4. Pengamatan yang dilakukan meliputi kekentalan visual, bau, asam, pH dan
total asam.
5. Pengukuran pH dilakukan dengan cara mengambil sebanyyak kira-kira
20ml bahan dan diukur pHnya dengan menggunakan pH meter.
6. Untuk mengukur total asam :
- Pipet 50ml bahan dan dipindahkan ke dalam tabung elemeyer 50ml,
campur dengan 10ml air destilasi dan tambahkan 5 tetes larutan
fenolftalin 1%.
- Titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 sampai timbul warna
merah muda.
- Total asam dihitung dengan persen asam laktat, denga rumus :
% asam laktat =ml NaOH xnormalitas NaOH x
110
x90
ml atau gr ataucontoh
b. Uji aktivitas ragi roti
1. Larutkan 2gr ragi roti ke dalam 30ml air hangat dan dicampurkan dengan
50gr tepung terigu dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit di dalam
1 mangkok.
2. Adonan roti dibuat dengan cara menekan-nekan dengan sendok/batang
gelas selama 5 menit.
3. Adonan kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah dilapisi
minyak dan ditekan ke bawah.
4. Lakukan inkubasi dalam suhu ruang selama 2 jam (volume pada
aerob/terbuka dan anaerob/tertutup) dan amati pertambahan volume setiap
jam yang dinyatakan dalam ml/30 menit.
5. Bandingkan aktifitas keempat merk ragi roti yang digunakan.
c. Uji aktivitas ragi tape
1. Masukkan 100ml bubur tepung beras encer ke dalam tabung elemeyer 200-
250ml.
2. Tambahkan 4gr ragi tape yang telah dihancurkan dan aduk rata.
3. Inkubasi pada suhu 370C selama 2 jam dan amati setiap satu jam, amati
perubahan kekentalan, bau, asam/alkohol, pH dan total assam seperti yang
dilakukan terhadap kultur yogurt.
Hasil :
a. Uji aktivitas ragi roti
Merk Ragi WaktuPengembangan Adonan
Aerob An-aerob
Ferifan Awal 29 ml 29 ml
30 Menit 48 ml 50 ml
60 Menit 49 ml m 52 ml
90 Menit 52 ml 54 ml
120 Menit 54 ml 56 ml
Maurifan Awal 34 ml 38 ml
30 Menit 49 ml 56 ml
60 Menit 50 ml 58 ml
90 Menit 53 ml 60 ml
120 Menit 54 ml 62 ml
Saft Instan Awal 42 ml 52 ml
30 Menit 54 ml 82 ml
60 Menit 70 ml 90 ml
90 Menit 74 ml 96 ml
120 Menit 78 ml 100 ml
b. Uji aktivitas kultur yogurt dan ragi tape
Kultur/Ragi Jam Kekentalan Bau pH Total Asam
Kultur Yogurt
Tanpa
penyimpanan
0 Encer Bau susu
1 Encer Bau susu 6 18%
2 Encer Bau susu 6 14%
Ragi tape
0 Encer Normal
1 Endapan Asam 6 3.6%
2 Endapan Lebih asam 6 1.8%
Persen asam laktat
a. Yogurt 1 jam
% asam laktat =ml NaOH xnormalitas NaOH x
110
x90
ml atau gr ataucontoh
= 2 x 0,1 x
110
x90
10
= 1,810
= 0,18 %
Yogurt 2 jam
% asam laktat =ml NaOH xnormalitas NaOH x
110
x90
ml atau gr ataucontoh
= 1,6 x0,1 x
110
x 90
10
= 1,4410
= 0,144 %
b. Ragi tape 1 jam
% asam laktat =ml NaOH xnormalitas NaOH x
110
x90
ml atau gr ataucontoh
= 0,4 x 0,1 x
110
x 90
10
= 0,3610
= 0,036 %
Ragi tape 2 jam
% asam laktat =ml NaOH xnormalitas NaOH x
110
x90
ml atau gr ataucontoh
= 0,2 x 0,1 x
110
x 90
10
= 0,1810
= 0,018 %
Pembahasan :
Mutu makanan fermentasi dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain
kondisi fermentasi, lamanya fermentasi, jumlah dan aktivitas starter yang
ditambahkan. Oleh karena itu aktivitas bakteri asam laktat dapat mempengaruhi
bakteri asam laktat pada susu yang dapat mendeteksi terbentuknya asam laktat, Ph
dan terbentuknya viskositas.
Pratikum yang dilakukan pada kkali ini adalah uji aktivitas kultur yogurt
dan ragi tape serta uji aktivitas ragi roti. Ragi pada pembuatan roti adalah
Saccaromyces cerevisae, Prinsip dari aktivittas ragi roti adalah bila bahan dasar
dari tepung dan khamir ditambahkan, maka pati protein dari tepung akan
menyerap air membentuk adonan dan ragi akan memperfentasi gula yang ada dan
menghasilkan CO2. Penggunaan air hangat pada pratikum untuk mengaktifkan
enzim.
Pengamatan adonan dilakukan dengan memasukkan ke dalam gelas ukur
yang tertutup (kondisi an-aerob) dan kondisi terbuka (aerob). Pengembangan
adonan lebih cepat pada kondisian-aerob karena sel khamir cepat tumbuh di
lingkungan an-aerobik. Pada kondisi aerob, udara yang masuk dapat menghambat
kerja dan pertumbuhan sel khamir. Ketika diamati terdapat CO2 yang terbentuk
perlahan-lahan oleh khamir. Penambahan adonan lebih cepat pada fermifan
dibandingkan maurifan maupun saft instan.
Pada pengamatan uji aktifitas kultur yogurt, didapatkan semakin lama
waktu fermentasi maka bakteri asam laktat akan menurunkan Ph yogurt sehingga
yogurt bersifat lebih asam. Hasil ini menyebabkan protein susu teragulasi dan
akan menggumpal dan semakin kental Hasil yang diperoleh pada pratikum
kekentalan semakin bertambah seiring bertambahnya waktu, namun ada pula hasil
yang menunjukkan Ph konstan. Sedangkan kadar asam laktat yang dihasilkan
semakin meningkat.
Pada ragi tape dengan penggenceran tepung beras ditambah ragi tape, pada
1 jam pertama terdapat endapan dengan bau yang asam dan pada jam kedua
terdapat lebih banyak endapan dengan bau yang lebih asam. Semakin lama waktu
yang digunakan untuk fermentasi, cairan tepung tersebut semain kental dan kadar
asam laktat juga meningkat.
Kesimpulan :
1. Aktivitas asam laktat dalam fermentasi susu dapat dideteksi dengan
terbentuknya asam laktat, Ph dan kekentalan. Demikian pula dengan
fermentasi ragi tape.
2. Semakin lama waktu yang digunakan untuk fermentasi, maka kekentalan
dan keasaman yang dihasilkan juga bertambah tinggi.
Daftar Pustaka :
1. Http//:Ilmu Pangan Fermentasi Tradisional Inndonesia. Htm
2. Http//:Fermentasi Agroindustri Pangan.Html
3. Thamrin, M. Husni. dkk.. 2012. Penuntun Pratikum Mikrobiologi Pangan.
Padang : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang
Padang, Desember 2012
Pembimbing Pratikum Yang Membuat Laporan
Reszkita Gumanti
NIM : 112110195
Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan
Judul Pratikum : Uji kerusakan bahan makanan
Topik Pratikum : Susu
Praktek ke-/Gol : 9/1
Hari/Tanggal : Kamis/6 Desember 2012
Tujuan Pratikum : Mengetahui kerusakan bahan makanan yang disebabkan
oleh mikroorganisme
Tinjauan Pustaka :
Makanan dikategorikan rusak apabila mengalami penurunankualitas dari
yangg telah ditentukan. Faktor yang menntukan kualitas makanan antara lain:
warna, tekstur, citarasa (rasa dan bau), bentuk dan tidak terdapat abnormalitas.
Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh faktor – faktor sebagai
berikut : pertumbuhan dan aktivitas mikroba terutama bakteri, kapang, khamir,
aktivitas enzim – enzim di dalam bahan pangan, serangga, parasit dan tikus, suhu
termasuk oksigen, sinar dan waktu. Mikroba terutama bakteri, kapang dan khamir
penyebab kerusakan pangan yang dapat ditemukan dimana saja baik di tanah, air,
udara, di atas bulu ternak dan di dalam usus.
Kerusakan makanan oleh mikroba dapat terjadi apabila :
1. Mikroba masuk ke dalam makanan
2. Kondisi makanan (Ph, Aw, potensi redoks, nutrisi) mendukung
pertumbuhan mikroba kontaminan.
3. Makanan yang disimpan pada kondisi yang mendukung pertumbuhan
mikroba dalam jangka waktu tertentu, jumlah tinggi.
Faktor yang mempengaruhi kerusakan makaan oleh mikroba :
1. Tipe mikroba
2. Jumlah mikroba
3. Mikroorganisme predominan
Bentuk-bentuk kerusakan oleh mikroba :
1. Berjamur
2. Busuk
3. Berlendir
4. Perubahan warna
5. Berlendir kental seperti tali (roppiness)
6. Kerusakan fermentatif
7. Pembusukan bahan pangan berprotein
Alat :
1. Cawan petri
2. Batang pengoles
3. Gelas objek
4. Gelas penutup
5. Jarum oase
6. Mikroskop
7. Tabung reaksi
Bahan :
1. Larutan violet kristal
2. Larutan yodium
3. Alkohol 95%
4. Larutan SafraninLarutan Malachine green (hijau malasit)
5. Media agar PDA dan NA
Prosedur :
1. Lihat secarra fisik : warna, aroma, kekentalan/tekstur.
2. Lihat morfologi mikroba yang tumbuh dengan mikroskop.
Fiksasi dan lakukanpewarnaan gram seperti pratikum II
3. Lakukan isolasi : tanam di media agar PDA untuk melihat kapang dan
khamir serta media NA untuk melihat bakteri pada 2 cawan petri setiap
kelompok. Lihat mikroba apa yang tumbuh pada cawan petri setelah 24
jam.
Hasil :
a. Pengamatan fisik
Pengamatan Segar 24 Jam
Warna Putih Putih
Aroma Susu segar Agak asam
Kekentalan Cair Agak kental
b. Pengamatan dengan mikroskop
Susu Segar Susu 24 jam
Lactobacillus
c. Penanaman pada NA dan PDA (isolasi mikroba)
NA
Susu segar = 2
Susu 24 jam = 8
PDA
Susu segar = 1
Susu 24 jam = 2
Pembahasan :
Kerussakan bahan makanan oleh mikroba dapat terjadi apabila mikrobba
masuk ke dalam bahan makanan, kondisi makanan yang mendukung pertumbuhan
mikroba dan makanan yang disimpan pada kondisi yang mendukung pertumbuhan
mikroorganisme.
Pengamatan uji kerusakan bahan makanan kali ini dilakukan pada susu
segar dan susu yang dibiarrkan pada udara terbuka selama 24 jam. Pengamatan
fisik susu segar bewarna putih susu dengan aroma susu segar serta masih cair,
sedangkan pada susu yang dibiarkan pada udara terbuka selama 24 jam, keadaan
fisiknya berubah dengan agak sedikit kental dan baunya agak sedikit asam.
Pada pengamatan dengan mikroskop, pada susu segar ditemukan sedikit
mikroorganismenya. Biasanya tidak akan ditemukan mikroorganisme di dalam
susu tersebut karena susu tersebut merupakan susu pasteurisasi. Mikroba yang
terdapat pada susu tersebut mungkin karena mikrobba yang masuk terbawa oleh
udara karena sebelum pengamattan susunya terbuka di udara terbuka. Pada susu
yang dibiiarkan pada udara terbuka selama 24 jam ditemukan banyak mikroba,
karena selama 24 jam dibuka mikroba dengan mudahnya masuk dan bisa dibantu
oleh udara.
Pada isolasi mikroba, penanaman pada PDA, pada susu segar ditemukan 1
mikroba, sedangkan pada NA ditemukan 2 buah mikroba. Penanaman pada NA
pada susu yang dibiarkan selama 24 jam ditemukan pertumbuhan mikroba yang
lebih banyak yaitu 8 buah. Pada PDA ditemukan mikroba sebanyak 2 buah.
Berdasarkan penanaman dan pertumbuhan yang banyak ditemukan pada NA,
berarti mikroorganisme yang tumbuh adalah bakteri, karea bakteri hanya bisa
tumbuh pada media NA.
Berdasarkan pengamatan tersebut, didapatkan pada susu segar belum
terdapat kerusakan akibat mikroorganisme. Pada susu yang dibiarkan di udara
terbuka selama 24 jam telah ditemukan kerusakan oleh mikroorganisme yang
dapat terlihat dari pengamatan fisik dan penanaman mikroba. Pada susu mikroba
yang merusak antara lain Lactobacillus, Streptoccocus, Bacillus, Pseudomonas
dan Micrococus.
Kesimpulan :
1. Pada susu segar tidak ditemukan kerusakan oleh mikroorganisme.
2. Pada susu yang dibiarkan padda udara terbuka selama 24 jam ditemukan
kerusakan oleh mikroorganisme.
3. Pada susu mikroba yang merusak antara lain Lactobacillus, Streptoccocus,
Bacillus, Pseudomonas dan Micrococus.
Daftar Pustaka :
1. Http//:Kerusakan makanan oleh mikroorganisme.html
2. Thamrin, M. Husni. dkk.. 2012. Penuntun Pratikum Mikrobiologi Pangan.
Padang : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang
Padang, Desember 2012
Pembimbing Pratikum Yang Membuat Laporan
Reszkita Gumanti
NIM : 112110195
3.