laporan praktik las

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perkembangan zaman menyebabkan teknologi industri juga semakin berkembang. Pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama produksi suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-alat rumah tangga hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium dan lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa pemanfaatan logam, kemajuan peradaban manuasia tidak mungkin terjadi. Berbagai macam konstruksi mesin, bangunan dan lainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu teknologi penyambungan tersebut adalah dengan pengelasan.

B. Sasaran Sasaran dari Mata Kuliah Praktik Las dan Tempa adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

C. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari Mata Kuliah Praktik Las dan Tempa Memenuhi tugas Mata Kuliah Pratik Las dan Tempa Menambah wawasan tentang las. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan pengelasan

1

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Las Secara Umum Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.

B. Las Listrik 1. Pengertian adalah suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap dengan menggunaan busur listrik untuk pemanasan. Panas oleh busur listrik terjadi karena adanya loncatan elektron dari elektroda melalui udara ke benda kerja. Elektron tersebut bertumbukan dengan udara/gas serta memisahkannya menjadi elektron dan ion positif. Daerah di mana terjadi loncatan elektron disebut busur (Arc). Menurut Bernados (1885) bahwa busur yang terjadi di antara katoda karbon dan anoda logam dapat meleburkan logam sehingga bisa dipakai untuk penyambungan 2 buah logam.

2. Jenis-Jenis Pesawat Las Listrik a. Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC) Macam-macam pesawat las ini seperti Transformator las, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin.

Transformator las yang kebanyakan digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200 sampai 500 amper. Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya operasinya yang rendah2

disamping harganya yang relatif murah. Voltase keluar dari pesawat transformator ini antara 38 sampai 70 volt. Kelebihan mesin las AC : a. Perlengkapan dan perawatan lebih murah b. Kabel massa dan kabel elektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi yang dihasilkan c. Nyala busur kecil sehingga mengurangi timbulnya keropos pada rigi-rigi las b. Pesawat Las Arus Searah (DC) Pesawat las arus searah ini dapat berupa pesawat transformator rectifier, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor listrik. Salah satu jenis dari pesawat las arus searah yaitu pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor tistrik (motor generator) Keuntungan mesin las DC: a. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil, b. Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC, c. Tingkat kebisingan lebih rendah, d. Mesin las lebih fleksibel, e. Dapat digunakan untuk pengelasan pelat tipis

3. Pengkutuban Elektroda a. Pengkutuban Langsung Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif dan kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebagai sirkuit las istrik dengan elektroda negatif. (DC-).

3

b. Pengkutuban terbalik Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan kabel massa dipasang pada terminal negative. Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)

4. Pengaruh Pengkutuban pada Hasil Las Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung kepada : o Jenis bahan dasar yang akan dilas o Jenis elektroda yang dipergunakan Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebaliknya. Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya.4

5. Tegangan dan Arus Listrik pada Mesin Las Volt adalah suatu satuan tegangan listrik yang dapat diukur dengan suatu alat voltmeter. Tegangan diantara elektroda dan bahan dasar menggerakkan electron-elektron melintasi busur.

Ampere adalah jumlah arus listrik yang mengalir yang dapat diukur dengan amperemeter. Lengkung listrik yang panjang akan menurunkan arus dan menaikkan tegangan.

6. Perlengkapan Las listrik a. Kabel Las Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu : a. kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda. b. kabel massa

5

menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. c. kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC - DC.

b. Pemegang Elektroda Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.

c. Palu Las Palu Las digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Berhati-hatilah membersihkan terak Las dengan palu Las karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.

6

d. Sikat Kawat Dipergunakan untuk : Membersihkan benda kerja yang akan dilas. Membersihkan terak Las yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

e. Klem Massa Klem massa adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja . Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat, minyak.

f. Tang Penjepit Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau

memindahkan benda kerja yang masih panas.

7

C. Las Oksi-Asetilin 1. Pengertian adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilen melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu nyalanya bisa mencapai 3500C. Oksigen berasal dari proses hidrolisa atau pencairan udara. Oksigen disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa.

Gas asetilen yang digunakan untuk pengelasan dapat diperoleh dengan membeli pada tabung-tabung yang ada di pasaran atau dengan cara membuat sendiri. Alat yang berfungsi sebagai pembuat dan penyimpan gas asetilen disebut generator asetilen. Gas asetilen yang dibuat pada generator diperoleh dengan cara mereaksikan CaC2 ( Kalsium Karbida ) dengan air.

2. Perlengkapan Las Oksi-Asetilin a. Tabung Gas Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung.8

Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu.

b. Katup Tabung Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja. c. Regulator Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada katup tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekanan hingga mencapai tekanan kerja torch. Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekana kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator. Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.

9

d. Selang gas Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakan selang gas. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang.

e. Torch/Brander ( Pembakar ) untuk mengatur campuran gas oksigen dan asetilen serta pembakarannya. Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch, tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api.

Dari keterangan diatas, toch memiliki dua fungsi yaitu : 1. Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar. 2. Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel. f. Pematik api Las Alat yang berfungsi untuk menyalakan api las.

10

g. Tip Cleaner Alat ini berfungsi untuk membersihkan lubang mulut pembakar.

3. Proses Pengelasan Oksi-Asetilin a. Nyala Api Nyala api Karburasi Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.

Nyala api Netral Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut.

11

Nyala api oksidasi Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

b. Teknik Pengelasan Posisi pengelasan di bawah tangan Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara 60 dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30 - 40 dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus. Posisi pengelasan datar ( horizontal ) Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70 dan miring kira-kira 10 di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10 di atas garis mendatar. Posisi pengelasan tegak ( vertical ) Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah. Kawat pengisi12

ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 45-60 dan sudut brander sebesar 80. Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead ) Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10 dari garis vertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45-60. Pengelasan arah ke kiri ( maju ) Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas. Pengelasan arah ke kanan ( mundur ) Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas. c. Keuntungan mengelas Oksi Asetilin Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan

minimal/sedikit. Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknikteknik pengelasan yang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari. Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana. Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.

13

D. LAS KARBIT (asetilen sistem tetes) 1. Pengertian adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang menggunakan gas karbit (gas aseteline=C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi.

Generator asetilen jenis ini air diteteskan kepermukaan karbit yang terletak pada laci didalam rotor, gas asetilen yang terbentuk kemudian masuk keruang gas, dari ruang gas masuk kekunci air dan siap digunakan. Generator asetilen harus mendapatkan perawatan dan perhatian yang khusus karena sistem ini menghasilkan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau tetapi mudah terbakar dan mempunyai sifat racun bila dihirup dalam jumlah yang banyak sehingga harus disimpan dengan baik . Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi100 kPa dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mampu menahan tekanan sampai 1,7 MPa. Pada dasarnya Prinsip kerja las karbit adalah sama dengan las oksiasetelin. Bedanya pada las oksi-asetelin gas asetelin sudah ada pada generator asetelin dan biasanya dapat dibeli di pasaran sedangkan pada14

las karbit gas asetelin terbentuk setelah karbit dimasukkan ke dalam laci karbit pada generator asetelin kemudian air diteteskan kepermukaan karbit yang terletak pada laci didalam rotor. Untuk yang lainnya adalah sama, yang membedakan adalah generator asetelinnya.

2. Perlengkapan Las Karbit a. Tabung Gas Tabung gas oksigen berfungsi untuk menampung gas oksigen dalam kondisi bertekanan. .

b. Katup Tabung Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung oksigen maka digunakan katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan. c. Regulator Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada katup tabung oksigen dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekanan hingga mencapai tekanan kerja torch. Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekanan kerja harus

dipertahankan tetap oleh regulator.

15

d. Selang gas Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakan selang gas. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang.

e. Torch/Brander ( Pembakar ) untuk mengatur campuran gas oksigen dan asetilen serta pembakarannya. Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch, tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api.

Dari keterangan diatas, toch memiliki dua fungsi yaitu : 4. Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar. 5. Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel. f. Pematik api Las16

Alat yang berfungsi untuk menyalakan api las.

g. Tip Cleaner Alat ini berfungsi untuk membersihkan lubang mulut pembakar.

3. Proses Pengelasan Oksi-Asetilin a. Nyala Api Nyala api Karburasi Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.

Nyala api Netral Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari

17

udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut.

Nyala api oksidasi Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

b. Teknik Pengelasan Posisi pengelasan di bawah tangan Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara 60 dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30 - 40 dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus. Posisi pengelasan datar ( horizontal ) Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap18

benda kerja menyudut 70 dan miring kira-kira 10 di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10 di atas garis mendatar. Posisi pengelasan tegak ( vertical ) Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 45-60 dan sudut brander sebesar 80. Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead ) Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10 dari garis vertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45-60. Pengelasan arah ke kiri ( maju ) Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas. Pengelasan arah ke kanan ( mundur ) Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas.

19

E. Keselamatan Kerja KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. 1. Gunakan pakaian kerja dan alat alat keselamatan kerja. 2. Bacalah petunjuk pratikum 3. Lakukan pengukuran dan pengamatan dengan teliti. 4. Gunakan pelindung muka / kacamata las . 5. Gunakan jaket las. 6. Gunakan sepatu las. 7. Regulator oksigen dan asetilin jangan sampai bocor 8. Jangan meletakan korek api deat dengan katup tabung asetilin . 9. Jangan membuka katup botol gas asetilin sebelum regulator dipasang dengan baikkerjakanlah dengan teliti. 10. Jangan meletakan peralatan yang tidak perlu di meja kerja. 11. Hati-hati dalam melakukan praktek.

PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA 1. Topeng dan Kacamata Las Topeng Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata,Topeng las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang dapat menahan sinsar las dengan kaca las. Ukuran kaca Ias yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las adalah sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.

20

2. Sarung Tangan (Welding Gloves) Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.

3. Apron Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau dari asbes. Ada beberapa jenis/bagian apron : apron lengan apron lengkap apron dada

4. Sepatu Las Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api. Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

21

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK LAS DAN TEMPA

A.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Las dan Tempa dilaksanakan pada: Waktu : Setiap Hari Senin, pukul 13.00-16.00 WIB (Semester III) Tempat : Laboratorium Las Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan, fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Proses Pelaksanaan 1. Las Listrik a. BENDA KERJA I (Membuat rigi-rigi menggunakan las listrik): Menyiapkan benda kerja Meletakkan benda kerja pada tempat pengelasan Memasang elektroda Memulai pengelasan yaitu pada permukaan benda kerja dengan cara digoyang pelan agar terbentuk rigi-rigi b. BENDA KERJA II (Menyambung kepingan besi secara sejajar): Menyiapkan benda kerja Meletakkan benda kerja pada tempat pengelasan Memasang elektroda Membuat titik di kedua ujung benda agar benda tersambung Menyambung benda dengan pengelasan seperti pada pembuatan rigi-rigi pada sambungan kedua benda c. BENDA KERJA III (Menyambung benda dengan bentuk L): Menyiapkan benda kerja Meletakkan benda kerja pada tempat pengelasan

22

Memasang elektroda Meletakkan benda sedemikian rupa sehingga membentuk L Membuat titik di kedua ujung benda agar benda tersambung Menyambung benda dengan pengelasan pada sudut sambungan kedua benda

d. BENDA KERJA IV (Menyambung benda kerja dengan bentuk T): Menyiapkan benda kerja Meletakkan benda kerja pada tempat pengelasan Memasang elektroda Meletakkan benda sedemikian rupa sehingga membentuk T Membuat titik di kedua ujung benda agar benda tersambung Menyambung benda dengan pengelasan pada kedua sudut sambungan kedua benda e. BENDA KERJA V (Menyambung pipa): Menyiapkan benda kerja Meletakkan benda kerja pada tempat pengelasan Memasang elektroda Membuat beberapa titik pada sambungan pipa agar kedudukannya tidak berubah Menyambung pipa tersebut dengan pengelasan sepanjang keliling pipa pada sambungan tersebut

2. Las Oksi-Asetilin a. Menyiapkan semua peralatan yang akan dipergunakan. b. Memeriksa brander harus dalam keadaan tertutup. c. Membuka tabung gas oksigen dan asetilen dengan cara mengendorkan baut penutupnya dengan kunci pembuka. d. Memeriksa isi tabung gas dengan melihat manometer penunjuk tekanan yang terpasang pada regulator. e. Mengatur tekanan kerja dengan memutar handel pada regulatornya (putaran ke kanan untuk memperbesar tekanan gas). f. Membuka sedikit gas asetilen pada brander dan menyalakannya dengan api.23

g. Membuka dan sekaligus mengatur besar kecilnya gas oksigen pada brander sampai diperoleh nyala netral. h. Mulai melakukan pengelasan dengan mengarahkan nyala api brander pada logam induknya. i. Bila logam induk sudah mulai mencair, kemudian mengarahkan logam pengisi pada bagian logam induk yang mencair dan mengayunkan brander sampai terbentuk rigi-rigi las yang diinginkan. j. Latihan menyambung benda kerja. k. Selesai pengelasan tutup kran katup pengatur asetilin dan oksigen pada brander. l. Melaksanakan praktikum dengan serius dan berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. m. Setelah praktikum selesai, membersihkan tempat dan peralatan praktikum serta mengembalikannya pada tempat semula. 3. Las Karbit a. Menyiapkan semua peralatan yang akan dipergunakan. b. Memeriksa brander harus dalam keadaan tertutup. c. Membuka tabung gas oksigen dengan cara mengendorkan baut penutupnya dengan kunci pembuka. d. Memeriksa isi tabung gas dengan melihat manometer penunjuk tekanan yang terpasang pada regulator. e. Membuat gas asetelin 1) Masukkan karbit pada laci karbit 2) Tutup dengan rapat, jangan sampai ada air yang keluar 3) Buka keran pengatur tekanan f. Mengatur tekanan kerja dengan memutar handel pada regulator oksigen (putaran ke kanan untuk memperbesar tekanan gas). g. Membuka sedikit gas asetilen pada brander dan menyalakannya dengan api. h. Membuka dan sekaligus mengatur besar kecilnya gas oksigen pada brander sampai diperoleh nyala netral. i. Mulai melakukan pengelasan dengan mengarahkan nyala api brander pada logam induknya.

24

j. Bila logam induk sudah mulai mencair, kemudian mengarahkan logam pengisi pada bagian logam induk yang mencair dan mengayunkan brander sampai terbentuk rigi-rigi las yang diinginkan. k. Latihan menyambung benda kerja. l. Selesai pengelasan tutup kran katup pengatur asetilin dan oksigen pada brander. m. Melaksanakan praktikum dengan serius dan berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. n. Setelah praktikum selesai, membersihkan tempat dan peralatan praktikum serta mengembalikannya pada tempat semula.

25

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN: o Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida. o Setelah membaca dan membuat laporan praktik las, mahasiswa memahami yang dimaksud pengelasan, alat-alat las dan cara penggunaanya, serta cara pengelasan. o Setelah menyelesaikan seluruh jobsheet yang ditentukan dalam praktik las listrik, mahasiswa dapat melaksanakan praktik dengan baik.

B. SARAN: o Dalam melaksanakan Praktik Las dan Tempa, hendaknya selalu memperhatikan keselamatan kerja. o Selalu menggunakan peralatan sesuai ketentuan. o Hendaknya laboratorium/bengkel las lebih diperhatikan dari sisi kebersihan, ventilasi dan sebagainya, agar menjamin keselamatan kerja mahasiswa. o Hendaknya peralatan las dan pendukungnya dilengkapi.

26

DAFTAR PUSTAKA

http://kamissore.blogspot.com/2009/06/kerja-las-listrik-dan-gas.html http://laslistrik.blogspot.com/2009/06/.html http://materi-kuliah.blogspot.com/2009/06/.html http://.arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.html http://hendraapex.blogspot.com/2010/05/teknik-las-asitelin.html http://id.wikipedia.org/wiki/Las_karbit

27