26

Click here to load reader

laporan Praktik Lapangan

  • Upload
    chazani

  • View
    990

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENDAHULUAN A. Mineral 1. Pengenalan Mineral Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terbentuk secara alami, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dan memiliki struktur kristal yang tercermin dalam bentuk dan sifat fisiknya. Setiap mineral memiliki satu bentuk kristal tapi suatu senyawa dapat memiliki lebih dari satu mineral dan kejadian seperti itu dinamakan pollymorf. Kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang mem

Citation preview

Page 1: laporan Praktik Lapangan

PENDAHULUAN

A. Mineral

1. Pengenalan Mineral

Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terbentuk secara alami, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dan memiliki struktur kristal yang tercermin dalam bentuk dan sifat fisiknya.

Setiap mineral memiliki satu bentuk kristal tapi suatu senyawa dapat memiliki lebih dari satu mineral dan kejadian seperti itu dinamakan pollymorf. Kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur.

Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan melakukan analisa secara kimiawi, dan yang kedua yang paling umum dilkakukan adalah dengan cara mengenal sifat-sifat fisiknya, diantaranya:

1. Bentuk kristal (crystall form): Apabila suatu mineral mendapat kesempatan

untuk berkembang tanpa mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk

kristalnya yang khas. Bentuk kristal merupakan kumpulan dari sisi-sisi yang

membentuk permukaan luar kristal. Bentuk bentuk kristal antara lain Triklin,

Monoklin, Tetragonal, Orthorombik, Hexagonal, Kubik, Trigonal dll. Ada 32

macam gelas kristal yang dipersatukan dalam 6 sistem kristal, yaitu:

REGULER, Kubus atau ISOMETRIK ketiga poros sama panjang dan

berpotongan tegak lurus satu sama lain (contoh : intan, pirit, garam batu)

TETRAGONAL (berbintang empat) ketiga poros tegak lurus satu sama lain,

dua poros sama panjang sedangkan poros ketiga berbeda (contoh

chalkopirit, rutil, zircon).

HEKSAGONAL (berbintang enam) Hablur ini mempunyai empat poros,

tiga poros sama panjang dan terletak dalam satu bidang, bersilangdengan

sudut 120 derajat (60 derajat), tetapi poros ke-empat tegak lurus atas bidang

itu dan panjangnya berbeda (contoh apalit, beryl, korundum).

Page 2: laporan Praktik Lapangan

ORTOROMBIS (irisan wajik) ketiga poros tidak sama panjang du poros

berpotongan siku-siku dan poros ketiga memotong miring bidang kedua

poros tadi (berit, belerang, topaz)

MONOKLIN (miring sebelah) ketiga poros tidak sama panjang, dua dari

porosnya berpotongan sorong & poros ketiga tegak lurus atas kedua poros

tadi (gips, muskovit, augit)

TRIKLIN (miring, ketiga arah) ketiga poros tidak sama panjang dan

berpotongan serong satu sama lain(albit, anortit, distin)

Gambar 3.1 Berbagai bentuk bangun struktur kristal

2. Warna (color): Merupakan warna yang terlihat dipermukaan yang bersih dan sinar yang vukup. Warna mineral memang bukan penciri utama untuk dapat membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak ada warna-warna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu didalamnya. Sebagai contoh warna gelap mengindikasikan terdapatnya unsur besi dan warna terang diindikasikan banyak mengandung aluminium.

Page 3: laporan Praktik Lapangan

3. Goresan atau Cerat (streak): Warna serbuk mineral yang tertinggal saat digoreskan pada suatu bidang dan lebih khas dibandingkan warna mineral itu sendiri.

4. Kilap (luster): Merupakan kenampakan pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam (Metallic) dan Kilap Non-Logam.. Kilap Non-logam antara lain: kilap mutiara (Pearly), kilap kaca (Vitrous), kilap sutera (Silky), kelap minyak (Resinous), dan kilap tanah (Dull).

5. Bidang belah (fracture): Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang “lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral.

6. Kekarasan (hardness): Merupakan sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (pengikisan) atau mudah tergores (scratching). Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.

Kekerasan Mineral Kekerasan Mineral

1 Talc

2 Gypsum

3 Calcite

4 Fluorite

5 Apatite

6 Orthoclase

7 Quartz

8 Topaz

9 Corundum

10 Diamond

Skala Kekerasan Relatif Mineral (Mohs)

7. Berat jenis (specific gravity): Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya.

dimana W1= berat butir mineral di udara

W2= berat butir mineral di air

SG = W1/(W1-W2)

Page 4: laporan Praktik Lapangan

B. Batuan Beku

1. Pengertian Batuan Beku

Batuan beku atau batuan igneus adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).

Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan intrusive. Beku ekstrusif : batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung di permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi.

2. Struktur Batuan Beku (kenampakan)

a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.

b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisanc. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah

poligonal seperti batang pensil. d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-

gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit

g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran

3. Tekstur Batuan Beku

a) Faneritik (Phaneritic), yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh mineral-mineral yang berukuran kasar.

b) Afanitik (Aphanitic), yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran halus.

c) Porfiritik (Porphyritic), merupakan tekstur yang khusus dimana terdapat campuran antara butiran kasar denga butiran yang halus.

d) Gelas (Glassy), yaitu tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf).e) Piroklastik, yaitu memiliki fragmen material vulkanik.

4. Klasifikasi Batuan Beku

Berdasarkan kandungan kimianya (kandungan SiO2) batuan beku diklasifikasikan menjadi empat yaitu:

Page 5: laporan Praktik Lapangan

1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit, Ryolit.

2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%. Contohnya Diorit, Andesit

3. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya Gabbro, Basalt

4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%

Gambar 3.8 Klasifikasi batuan beku berdasarkan Tekstur dan Komposisi Mineral

GRANITIS ANDESITIS BASALTIS ULTRAMAFIS

Intrusive Granite Diorite Gabro

PeridotiteExtrusive Rhyolite Andesite Basalt

Komposisi Mineral Utama

Kuarsa, K-Feldspar Intermediate Plagioclase

Amphibol, Biotite

Ca-Plagiclase Olivine

Page 6: laporan Praktik Lapangan

Na-Plagioclase Pyroxene Pyroxene

Mineral

Sedikit

Muscovite, Biotite

Amphibole Pyroxene

Olivine

Amphibole

Ca-Plagioclase

(Anorthite)

Tabel 3.4 Batuan beku berdasarkan kandungan mineral utama dan minor mineral

C. Batuan Sedimen

1. Pengertian

Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atauy hasil aktivitas kimia maupun organik oleh organism yang diendapkan lapis demi lapis di permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan, litifikasi, dan proses pembatuan yang meliputi kompaksi dan sementasi. Proses pengendapan sedimen terjadi terus menerus sesuai dengan berjalannya waktu sehingga endapan sedimen semakin lama semakin bertambah tebal. Beban sedimen yang semakin tebal mengakibatkan endapan sedimen mengalami kompaksi. Sedimen yang terkompaksi kemudian mengalami proses diagenesa, sementasi dan akhirnya mengalami lithifikasi (pembatuan) menjadi batuan sedimen.

2. Klasifikasi

Secara garis besar, genesa batuan sedimen dapat dibagi menjadi dua, yaitu : Batuan Sedimen Klastik dan Batuan Sedimen Non-klastik.

a) Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari hasil rombakan batuan yang sudah ada (batuan beku, metamorf, atau sedimen) yang kemudian diangkut oleh media (air, angin, gletser) dan diendapkan disuatu cekungan.

b) Batuan sedimen non-klastik adalah kelompok batuan sedimen yang genesanya (pembentukannya) dapat berasal dari proses kimiawi, atau sedimen yang berasal dari sisa-sisa organisme yang telah mati. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah sedimen evaporit (evaporites), karbonat (carbonates), batugamping dan dolomit (limestones and dolostone), serta batuan bersilika (siliceous rocks), rijang (chert)

Page 7: laporan Praktik Lapangan

1. Batuan Sedimen Evaporit - terbentuk sebagai hasil proses penguapan (evaporation) air laut. Proses penguapan air laut menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia yang pada akhirnya akan menghablur apabila hampir semua kandungan air manjadi uap. Proses pembentukan garam dilakukan dengan cara ini. Proses penguapan ini memerlukan sinar matahari yang cukup lama. Contoh batuan ini seperti Batuan garam (Rock salt) yang berupa halite (NaCl), Batuan gipsum (Rock gypsum) yang berupa gypsum (CaSO4.2H20), Travertine yang terdiri dari calcium carbonate (CaCO3), merupakan batuan karbonat. Batuan travertin umumnya terbentuk dalam gua batugamping dan juga di kawasan air panas (hot springs).

2. Batuan Sedimen Karbonat - terbentuk dari hasil proses kimiawi, dan juga proses biokimia. Kelompok batuan karbonat antara lain adalah batugamping dan dolomit.

Mineral utama pembentuk batuan karbonat adalah: Kalsit (Calcite) (CaCO3) dan Dolomit (Dolomite) (CaMg(CO3)2)

Nama-nama batuan karbonat:

a. Mikrit (Micrite) (microcrystalline limestone), berbutir sangat halus, mempunyai warna kelabu cerah hingga gelap, tersusun dari lumpur karbonat (lime mud) yang juga dikenali sebagai calcilutite.

b. Batugamping oolitik (Oolitic limestone) batugamping yang komponen utamanya terdiri dari bahan atau allokem oolit yang berbentuk bulat

c. Batugamping berfosil (Fossiliferous limestone) merupakan batuan karbonat hasil dari proses biokimia. Fosil yang terdiri dari bahan / mineral kalsit atau dolomit merupakan bahan utama yang membentuk batuan ini.

d. Kokina (Coquina) cangkang fosil yang tersimen

e. Chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonic seperti coccolithophores; fizzes readily in acid

f. Batugamping kristalin (Crystalline limestone)

g. Travertine terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air panas hasil dari proses kimia

h. Batugamping intraklastik (intraclastic limestone), pelleted limestone

3. Batuan Silika - tersusun dari mineral silika (SiO2) dan merupakan hasil dari proses kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan

Page 8: laporan Praktik Lapangan

organisme yang berkomposisi silika seperti diatomae, radiolaria dan sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi batuan bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti kalsium karbonat. Kelompok batuan silika adalah:

a) Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal dari organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth). b) Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses lelehan, masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga gelap. Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok organisme bersilika, atau dapat juga dari proses diagenesis batuan karbonat.

4. Batuan Organik (batubara) - terdiri ipada kumpulan material organik yang akhirnya mengeras menjadi batu. Contoh yang paling baik adalah batubara. Serpihan daun dan batang tumbuhan yang tebal dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan lingkungan daratan), apabila mengalami tekanan yang tinggi akan termampatkan, dan akhirnya berubah menjadi bahan hidrokarbon batubara.

3. Pemerian batuan sedimen

Dalam pemerian batuan sedimen klastik ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti:

1. Besar Butir adalah ukuran butir dari material penyusun batuan sedimen diukur berdasarkan klasifikasi Wentword.Diameter butir (mm) Istilah< 256 Bourder (bongkah)64 s/d 256 Cobble (berangkal)4 s/d 64 Pebble (kerakal)2 s/d 4 Granuale (kerikil)1/16 s/d 2 Sand (pasir)1/256 s/d 1/16 Silt (lanau)>1/256 Clay (lempung)

2. Bentuk butir pada sedimen klastik dibagi menjadi : Rounded (Membundar ), Sub-rounded (Membundar tanggung), Sub-angular (Menyudut tanggung), dan angular (Menyudut).

3. Kemas (Fabric) adalah hubungan antara masa dasar dengan fragmen batuan / mineralnya. Kemas pada batuan sedimen ada 2, yaitu : Kemas Terbuka, yaitu hubungan antara masa dasar dan fragmen butiran yang kontras sehingga terlihat fragmen butiran mengambang diatas masa dasar batuan. Kemas tertutup, yaitu hubungan antar fragmen butiran yang relatif seragam, sehingga menyebabkan masa dasar tidak terlihat).

Page 9: laporan Praktik Lapangan

4. Pemilahan (Sorting) adalah keseragaman ukuran butir dari fragmen penyusun batuan. Dibagi menjadi Terpilah: sangat baik, baik, sedang, buruk, sangat buruk.

5. Kebundaran adalah tingkat kelengkungan dari setiap fragmen/butir. Istilah yang dipakai adalah Well rounded, Rounded, Sub-rounded, Sub-anguler, Anguler (menyudut)

6. Porositas (Kesarangan) adalah ruang yang terdapat diantara fragmen butiran yang ada pada batuan. Jenis porositas pada batuan sedimen adalah Porositas Baik, Porositas Sedang, Porositas Buruk.

7. Sementasi (Cement) adalah bahan pengikat antar butir dari fragmen penyusun batuan. Macam dari bahan semen pada batuan sedimen klastik adalah : karbonat, silika, dan oksida besi.

8. Permeabilitas (Kelulusan) adalah sifat yang dimiliki oleh batuan untuk dapat meloloskan air. Jenis permeabilitas pada batuan sedimen adalah permeabilitas baik, permeabilitas sedang, permeabilitas buruk.

Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Klastik (berdasarkan ukuran dan bentuk butir) dan Batuan Sedimen Non-klastik (berdasarkan genesa pembentukannya).

Tabel 3.7 Klasiikasi Batuan Sedimen Klastik

BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Tekstur Ukuran Butir Komposisi Nama Batuan

Klastik

Gravel > 2 mm

Fragmen batuan membundar

Konglomerat

Fragmen batuan menyudut

Breksi

1/16 - 2 mm

Mineral kuarsa dominan Batupasir Kuarsa

Kuarsa dan felspar Batupasir Arkose

Kuarsa, felspar, lempung dan fragmen batuan

Batupasir Graywacke

< 1/256 mm

Laminasi Serpih

masif Lempung

Page 10: laporan Praktik Lapangan

BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

Kelompok Tekstur Komposisi Nama Batuan

An-organik

Klastik / Non-klastik

Calcite, CaCO3 Batugamping Klastik

Klastik / Non-klastik

Dolomite, CaMg(CO3)2 Dolomite

Non-klastik Mikrokristalin quartz, SiO2

Rijang (Chert)

Non-klastik Halite, NaCl Batu Garam

Non-klastik Gypsum, CaSO4-2H2O Batu Gypsum

Biokimia

Klastik / Non-klastik

Calcite, CaCO3 Batugamping Terumbu

Non-klastik Mikrokristalin Quartz Rijang (Chert)

Non-klastik Sisa Tumbuhan yang terubah

Batubara

Tabel 3.8 Klasifikasi Batuan Non-Klastik

4. Struktur batuan sedimenPada hakikatnya, struktur sedimen dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu struktur sedimen primer dan struktur sedimen sekunder, namun demikan berdasarkan proses pembentukan batuan sedimen, maka struktur sedimen dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :1. struktur sedimen yang terbentuk sebelum proses pembatuan ; 2. struktur sedimen yang terbentuk pada proses sedimentasi (struktur primer); 3. struktur sedimen yang terbentuk setelah pembentukan batuan sedimen (struktur sekunder).a. Struktur sedimen yang terbentuk sebelum proses pembatuan (lithifikasi) - Struktur sedimen yang terbentuk sebelum proses pembatuan dapat terjadi di bagian atas lapisan, sebelum lapisan atau endapan yang lebih muda atau endapan baru di endapkan. Struktur-struktur ini sangat penting untuk menentukan arah aliran atau arah sedimentasi.b. Struktur sedimen yang terbentuk pada proses sedimentasi (struktur primer) Struktur yang terbentuk semasa proses pengendapan,

Page 11: laporan Praktik Lapangan

antara lain adalah perlapisan mendatar (flat bedding), perlapisan silang-siur (cross bedding), laminasi sejajar (paralel lamination), dan laminasi ripple mark.c. Struktur yang terbentuk setelah proses pengendapan - Struktur ini terbentuk selepas sedimen terendap. Ini termasuklah struktur beban, 'pseudonodules' dimana sebahagian lapisan pasir jatuh dan masuk kedalam lapisan lumpur di bawahnya, laminasi konvolut (convolute lamination) dan sebagainya. Struktur nendatan, hasil dari pergerakan mendatar sedimen yang membentuk lipatan juga termasuk dalam struktur selepas endapan. Nendatan boleh berlaku di tebing sungai, delta dan juga laut dalan dan ianya sangat berguna untuk menentukan arah cerun kuno.

Namun ada beberapa tekstur yang biasa dipakai berdasarkan penampakan fisik batuab sedimen tersebut, diantaranya:

Massive- permukaan batuan terlihat halus.

Fragmental- terdapat frahmen-fragmen batuan yang terlihat jelas pada batuan tersebut. Misalnya pada batuan breksi dan konglomerat.

Perlapis- memperlihatkan perlapisan.

Page 12: laporan Praktik Lapangan

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari diadakannya fieldtrip adalah untuk mengenalkan pada

praktikan mengenai pekerjaan yang nantinya akan dijalankan oleh praktikan yaitu

di lapangan sehingga diharapkan praktikan nantinya tidak akan canggung dan

asing lagi ketika menghadapi pekerjaannya. Selain itu juga untuk mengenalkan

pada praktikan mengenai kejadian atau fenomena singkapan yang ada di lapangan

dan mengenai penyebaran serta proses dan penggolomgan singkapan itu sendiri

sehingga praktikan tidak asing lagi dengan kejadian singkapan dan nantinya dapat

mendeskripsikan kejadian singkapan itu sendiri.

Page 13: laporan Praktik Lapangan

No. Lokasi Pengamatan(LP): 1 Hari/Tanggal: Rabu, 23 Desember 2009Nama Lokasi : Sindang, Sungai Klawing

Waktu Pengamatan:8.40 WIB s/d 9.15 WIB

Koordinat GPS: E109023’06,3/S07019’21,1

Cuaca: Cerah

Unsur Geologi yang diamati: Singkapan batuan sedimen

Foto:

Deskripsi Singkapan:

Singkapan berjarak kurang lebih 30 m dari jembatan dan kurang lebih 10 m dari

pinggir sungai. Tinggi singkapan kurang lebih 8 m dengan puncak yabg telah

ditumbuhi oleh vegetasi tumbuhan. Warna dari singkapan itu sendiri adalah

coklat. Singkapan menghadap kearah Utara. Morfologi daerah singkapan sendiri

adalah flowvial.

Jenis Batuan : Batuan Sedimen

Deskripsi Batuan :

Batuan sedimen yang tersingkap pada tempat tersebut berasal dari endapan

material yang terbawa oleh aliran sungai. Material-material yang dibawa oleh

aliran sungai terpengaruh oleh gaya gravitasi yang karena masanya jatuh ke

bawah dan mengendap di bawah sungai yang kemudian mengalami suatu proses

litifikasi dan diagenesi dan akhirnya menjadi suatu tubuh batuan sedimen. Batuan

sedimen yang tersingkap tergolong dalam Batu Pasir yang memiliki warna abu-

abu gelap. Tekstur batu itu klastik dengan struktur berlapis. Batu pasir yang

diamati pada singkapan tersebut memiliki butiran yang kasar hai itu dikarenakan

pada saat pembentukannya aliran sungai, yang membawa material-material batuan

Page 14: laporan Praktik Lapangan

, kencang(deras) sehingga hnya material yang memiliki masa yang berat saja yang

akan terendapkan. Batu pasir tersebut memiliki komposisi berupa sand (pasir) dan

kuarsa, selain itu juga terdapat mineral lain seperti lempung, hematite, ilmenite,

feldspar, dan mica.

Setelah dilakukan pengukuran terhadap kekar batuan tersebut diketahui memiliki

streik-deepnya N 870E/ S 300W. dan potensi geologi pada singkapan tersebut

adalah sebagai penambangan batu dan pasir.

No. Lokasi Pengamatan(LP): 2 Hari/Tanggal: Rabu, 23 Desember 2009Nama Lokasi : Tlahab Kidul, Kec. Karangreja

Waktu Pengamatan:9.52 WIB s/d 10.23 WIB

Koordinat GPS: E07015,989/S109020,3301

Cuaca: cerah

Unsur Geologi yang diamati: Singkapan Batuan Beku

Foto:

Deskripsi Singkapan:

Singkapan berada kurang lebih 2m dari jalan raya dan merupakan tempat

penambangan batu. Singkapan yang diamati termasuk singkapan batuan beku.

Singkapan tersebut memiliki ketahanan yang baik (resisten terhadap erosi)

dibandingkan dengan daerah disekitarnya. Hal itu terlihat dengan lebih

menonjolnya singkapan itu dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Singkapan

berupa kekar pembentukan.

Jenis Batuan : Batuan Beku

Deskripsi Batuan :

Singkapan batuan beku yang terjadi terbentuk dari magma yang keluar ke

permukaan yang kemudian karena perbedaan temperature dan tekanan mengalami

penurunan suhu dan akhirnya membeku (batuan beku ektrusif). Batuan beku yang

tersingkap bernama Andesit. Singkapan Andesit yang diamati memiliki warna

abu-abu kehitaman. Sifat batuannya intermediet. Andesit bertekstur vesikuler

Page 15: laporan Praktik Lapangan

(berlubang-lubang) karena pada proses terbentuknya pada saat membeku dari

magma dimana magma itu berasal dari dalam bumi yang memiliki temperatur dan

tekanan tertentu mengalami perubahan temperatur dan tekanan tertentu saat

muncul di permukaan. Perubahan temperatur dan tekanan yang terjadi dapat

menguubah fasa unsure yang terkandung dalam magma itu dari fasa cair ke fasa

gas yang kemudian akan menekan keluar dan terbentuklah lubang-lubang pada

batuan beku yang terbentuk. Andesit tersebut juga memiliki struktur vesikuler.

Komposisi pada singkapan andesit tersebut diantaranya biotit dan plagioklas, serta

amphibol dan piroksen.

Dari hasil perngukuran streik-deep yang dilakukan diketahui. Potensi geologi

daerah tersebut adalah sebagai tempat penambangan batu.

No. Lokasi Pengamatan(LP): 3 Hari/Tanggal: Rabu, 23 Desember 2009Nama Lokasi : Bukit Mendelem, Jambe Kembar

Waktu Pengamatan: 11.13 WIB s/d 13.03 WIB

Koordinat GPS: E07013,5637/S109020,0763

Cuaca: cerah

Unsur Geologi yang diamati: Singkapan Batuan Beku

Foto:

Deskripsi Singkapan:

Singkapan yang diamati termasuk singkapan kekar tiang dan termasuk singkapan

batuan beku. Singkapan batuan terletak di daerah dataran tinggi sekitar 2000 m di

atas permukaan laut. Struktur singkapan kekar kolom (menonjol). Resistensi

singkapan tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Termasuk kekar primer.

Tanah di sekitar singkapan termasuk tanah alluvial. Sudut elevasi singkapan

sekitar 430.

Jenis Batuan : Batuan Beku

Deskripsi Batuan :

Page 16: laporan Praktik Lapangan

Singkapan batuan yang diamati diketahui terbentuk di dalam bumi (intrusif).

Mulanya magma yang ada di dalam bumi mengalami penurunan suhu dan

membeku, karena adanya gaya endogen batuan beku yang terbentuk di dalam tadi

keluar ke permukaan. Batuan beku yang diamati diketahui bernama Diorit.

Teksturnya faneritik karena Kristal mineralnya terlihat (besar) dan saling

mengunci. Struktur singkapan batuan beku tersebut jointing/columnar join. Dalam

singkapan batuan beku tersebut terdapat zona lemah. Hal itu terlihat dengan

adanya bagian batuan yang longsor dan runtuh. Batuan tersebut merupakan tubuh

batuan intrusif yang berdimensi sekitar seperti batolit dengan tinggi sekitar 130 m

dan lebar sekitar 100 m.

Dari hasil pengukuran terhadap reruntuhan batuan singkapan didapat data N

3200E/ S 670W. Potensi geologi batuan tersebut diantaranya sebagai bahan

bangunan, ornament rumah, dan sebagai daerah pariwisata.

No. Lokasi Pengamatan(LP): 4 Hari/Tanggal: Rabu, 23 Desember 2009Nama Lokasi : Belakang RM Jambe Kembar, Pemalang.

Waktu Pengamatan:14.09 WIB s/d 14.31 WIB

Koordinat GPS: S07010,8649/E109019,554

Cuaca: gerimis

Unsur Geologi yang diamati: Singkapan batuan sedimen

Foto:

Deskripsi Singkapan:

Singkapan berada di belakang Rumah Makan Jambe Kembar. Lokasi singkapan

berada kurang lebih 30 m dari jalan raya. Singkapan yang diamati termasuk

singkapan batuan sedimen yaitu batuan lempung. pada singkapan tersebut di

beberapa bagian masih bersifat lunak dan medah hancur dan ada bagian yang

telah mengeras. Dan singkapan berwarna coklat kemerahan.

Jenis Batuan : Batuan Sedimen

Deskripsi Batuan :

Page 17: laporan Praktik Lapangan

Proses terbentuknya singkapan batuan sedimen tersebut berasal dari pengendapan

material- material batuan yang terbawa oleh arus sungai, pada jaman dahulu ada

dan sekarang telah menghilang karena proses alam. Karena arus sungai tersebut

pelan maka material-material yang terendapkan memiliki masa yang kecil.

Singkapan yang diamati merupakan singkapan batuan sedimen yang bernama

Batuan Lempung. Warna dari Batuan Lempung tersebut coklat kemerahan.

Teksturnya klastik karena terbentuk dari endapan fragmen-fragmen betuan,

dengan butiran lempung. Struktur batuan lempung tersebut menunjukkan

perlapisan. Dari pengamatan sampel batu yang diambil menunjukkan bahwa

sortasi batuan lempung tersebut sangat baik.

Dilakukan pengukuran streik-deep terhadap kekar singkapan tersebut dan

didapatkan data N 1360E/ S 310W.

No. Lokasi Pengamatan(LP): 5 Hari/Tanggal: Rabu, 23 Desember 2009Nama Lokasi : Belakang RM Jambe Kembar, Pemalang.

Waktu Pengamatan:14.36 WIB s/d 14.47 WIB

Koordinat GPS: S07010,8545/E109019,5417

Cuaca: cerah

Unsur Geologi yang diamati: Singkapan Piroklastik

Foto:

Deskripsi Singkapan:

Singkapan batuan yang diamati merupakan perpaduan antara batuan sedimen

dengan batuan beku, dimana batuan beku lebih mendominasi. Singkapan tersebut

terletak kurang lebih 4 m dari bibir sungai dan 3 m dari permukaan sungai.

Singkapan ini merupakan singkapan berfragmen dan memiliki tinggi sekitar 6 m

dan lebar sekitar 5 m.

Jenis Batuan : Batuan Sedimen dan Batuan Beku Piroklastik

Deskripsi Batuan :

Page 18: laporan Praktik Lapangan

Singkapan batuan yang diamati merupakan perpaduan antara batuan sedimen

dengan beku. Prosesnya batuan beku tetapi batuannya masih panas. Fragmennya

meruncing berarti merupakan batuan Breksi Piroklastik. Batuan ini berwarna abu-

abu kehitaman.

No. Lokasi Pengamatan(LP): 6 Hari/Tanggal: Rabu, 23 Desember 2009Nama Lokasi : Belakang RM Jambe Kembar, Pemalang.

Waktu Pengamatan:14.40 WIB s/d 15.29 WIB

Koordinat GPS: S07010,9420/E109019,5302

Cuaca: cerah

Unsur Geologi yang diamati: Singkapan Batuan Beku dan Sedimen

Foto:

Deskripsi Singkapan:

Singkapan berada di pinggir sungai. Singkapan yang diamati terdiri dari batuan

beku dengan batuan sedimen. Tubuh singkapan tersebut telah ditumbuhi oleh

vegetasi tanaman semak dan ada juga beberapa pohon di atasnya

Jenis Batuan : Batuan Sedimen dan Batuan Beku Piroklastik

Deskripsi Batuan :

Jenis batuan yang membentuk singkapan itu terdiri dari batuan sedimen dengan

batuan beku dimana batuan sedimen yang membentuk termasuk ke dalam batuan

lempung sedangkan batuang bekunya termasuk batuan diorite.

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Endarto, Danang.2005.Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UNS Press

Handoyo, Agung. 2002. Buku Pedoman Geologi Lapangan. Bandung :

Departemen Teknik Geologi ITB

Page 19: laporan Praktik Lapangan

Setia, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung : Nova

http://ilmubatuan.blogspot.com

http://www.google.com

http://www.kamilismail.blogspot.com