46
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ASMA BRONKHIAL A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI 1988). Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Salvicion G bailon dan Aracelis Maglaya 1989). Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah : a) Unit terkecil masyarakat b) Terdiri dari dua orang atau lebih c) Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah d) Hidup dalam satu rumah tangga e) Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga f) Berinteraksi diantara sesame anggota keluarga

LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ASMA BRONKHIAL

A.  Konsep Dasar Keluarga

1.         Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI 1988).

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam

suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-

masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Salvicion G bailon dan

Aracelis Maglaya 1989).

Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :

a)    Unit terkecil masyarakat

b)   Terdiri dari dua orang atau lebih

c)    Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah

d)   Hidup dalam satu rumah tangga

e)    Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga

f)    Berinteraksi diantara sesame anggota keluarga

g)   Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.

h)   Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

2.         Type keluarga

a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak-anak.

b. Keluarga besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak

saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan

sebagainya.

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

c. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria

yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga kabitas (Cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan

tetapi membentuk suatu keluarga.

3.         Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

e. Keluarga kawinan

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa

sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami atau

istri

4.      Peran Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari

keluarga, kelompok dan masyarakat.

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

a.       Peranan ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperanan sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai

anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya.

b.      Peranan ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung

dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lngkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari

nafkah tambahan dalam keluarganya.

c.      Peranan anak

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual

5.      Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :

a.          Fungsi Biologis

1)      Untuk meneruskan keturunan

2)      Memelihara dan membesarkan anak

3)      Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

4)      Memelihara dan merawat anggota keluarga

b.         Fungsi Psikologis

1)      Memberikan kasih saying dan rasa aman

2)      Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

3)      Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

4)      Memberikan identitas keluarga

c.          Fungsi sosialisasi

1)      Membina sosialisasi pada anak

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

2)      Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan

anak

3)      Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

d.         Fungsi ekonomi

1)      Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

2)      Pengaturan penggunaan pengahasilan keluarga untuk memnuhi kebutuhan

keluarga

3)      Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang

akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

e.       Fungsi pendidikan

1)      Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan

membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilkinya.

2)      Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating dalam

memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

3)      Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

6.      Ciri – Ciri Keluarga

a.    Diikat dalam suatu tali perkawinan

b.    Ada hubungan darah

c.    Ada ikatan batin

d.   Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya

e.    Ada pengambil keputusan

f.     Kerjasama diantara anggota keluarga

g.    Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

h.    Tinggal dalam suatu rumah.

7.      Tahap – Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :

a.       Tahap pembentukan keluarga

Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

b.      Tahap menjelang kelahiran anak

Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi

penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan

saat-saat yang sangat dinantikan.

c.       Tahap menghadapi bayi

Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang

kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada

kedua orangtuanya. Dan kondisinya masih sangat lemah.

d.      Tahap menghadapi anak prasekolah

Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai

bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena

tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat

sensitive terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai

menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma social

budaya dan sebagainya.

e.       Tahap menghadapi anak sekolah

Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari

anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur,

mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.

f.       Tahap menghadapi anak remaja

Tahap ini adalah tahap yan paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan

mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan

dari kedua orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengerti antara kedua

orangtua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.

g.      Tahap melepaskan anak ke masyarakat

Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan

pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam

memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai

kehidupan berumah tangga

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

h.      Tahap berdua kembali

Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri,

tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan bila

tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.

i.        Tahap masa tua

Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orangtua mempersiapkan diri

untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

8.      Tugas – Tugas Keluarga

 Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :

a.       Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

b.      Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

c.       Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing-masing

d.      Sosialisasi antar anggota keluarga

e.       Pengaturan jumlah anggota keluarga

f.       Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

g.      Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas

h.      Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

9.    Tugas –Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,

keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling

memelihara. Freeman (1981) membagi5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh

keluarga, yaitu :

a.    Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya

b.    Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

c.    Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang

tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu

muda.

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

d.   Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga

e.    Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga-

lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-

fasilitas kesehatan yang ada.

10.  Keluarga Kelompok Risiko Tinggi

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, yang menjadi prioritas

utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong risiko tinggi dalam bidang kesehatan,

meliputi:

a.       Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah

sebagai berikut :

1)      Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah

2)      Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri

3)      Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit

keturunan

b.      Keluarga dengan ibu dengan risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil :

1)      Umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun)

2)      Menderita kekurangan gizi/anemia, hipertensi

3)      Primipara atau multipara

4)      Riwayat persalinan dengan komplikasi

c.       Keluarga dimana anak manjadi risiko tinggi, karena :

1)      Lahir premature/BBLR

2)      Berat badan sukar naik

3)      Lahir dengan cacat bawaan

4)      ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi

5)      Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya.

d.      Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga

1)      Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

2)      Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga sehingga sering

timbul cekcok dan ketegangan

3)      Ada anggota keluarga yang sering sakit

B.     Konsep Dasar Penyakit Asma

1.      Pengertian Asma

Asma adalah suatu kondisi dimana jalan udara dalam paru-paru meradang

hingga lebih sensitif terhadap faktor khusus (pemicu) yang menyebabkan jalan udara

menyempit hingga aliran udara berkurang dan mengakibatkan sesak napas dan bunyi

napas mengikik (Professor Jon Ayres, 2003). 

Asma adalah penyakit paru yang di dalamnya terdapat obstruksi jalan napas,

inflamasi jalan napas dan jalan napas yang hiperresponsif atau spasme otot polos

bronchial. (Cecily,2002)

Sistem pernafasan meliputi :

a.       Rongga hidung : yang menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara

inspirasi.

b.      Laring (Adam’s apple atau jakun) : yang berperan untuk pembentukan suara

dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan

karena ini dapat menyebabkan batuk bila terangsang.

c.       Trakea yang bercabang menjadi dua bronkus

d.      Saluran utama bronkus

Merupakan percabangan trakea bercabang menjadi bagian kanan dan kiri.

Panjang kira-kra 5cm, diameter 11-13 mm. Struktur lapisan mukosa bronkus

sama dengan trakea. Bronkus bercabang-cabang menjadi bronkeolus.

Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan. Bronkiolus berakhir pada kantung

udara (alveolus).

e.      Alveolus

Terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil terdiri atas selapis

sel epitel pipih dan banyak bermuara kapiler darah yang memungkinkan

terjadinya pertukaran gas.

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

f.       Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksternal, oksigen

dipungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas oksigen masuk

melalui trakea dan pada pipa bronkhial ke alveoli, dan dapat erat hubungan

dengan darah di dalam kapiler pulmonalis. Alveoli memisahkan oksigen dari

darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah merah dan dibawa

ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Di dalam paru-

paru, karbondioksida merupakan hasil buang metabolisme, menembus

membran alveoli, dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui membran

pipa bronkhial dan trakea, dikeluar melalui hidung dan mulut.

g.      Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner :

1)      Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam

alveoli dengan udara luar.

2)      Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke

seluruh tubuh, karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.

3)      Distribusi arus udara dan arus darah.

Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler, CO2

lebih mudah berdifusi dari pada O2. (Pearce, Ec, 2000).

2.      Klasifikasi Derajat Asma

Tabel 2.1

Klasifikasi Derajat Asma

Derajat Asma Gejala Gejala Malam

INTERMITEN

Mingguan

1.      Gejala < 1x/minggu

2.      Tanpa gejala di luar

serangan

3.      Serangan singkat

4.      Fungsi paru asimtomatik

dan normal luar serangan

≤ 2 kali sebulan

PERSISTEN RINGAN

Mingguan

1.      Gejala > 1x/minggu tapi <

1x/hari

>2 kali seminggu

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

2.      Serangan dapat

mengganggu aktivitas dan

tidur

PERSISTEN SEDANG

Harian

1.      Gejala harian

2.      Menggunakan obat setiap

hari

3.      Serangan mengganggu

aktivitas dan tidur

4.      Serangan 2x/minggu, bisa

berhari-hari

>sekali seminggu

PERSISTEN BERAT

Kontinu

1.      Gejala terus-menerus

2.      Aktivitas fisik terbatasSering

3.      Etiologi Asma

Ada beberapa faktor predisposisi dan predispetasi timbulnya serangan asma

bronchial yang dapat digolongkan pada 2 faktor terdiri dari :.

a.       Faktor predisposisi, meliputi :

1)      Genetik

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui

bagaimana cara penularannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi

biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena

ada bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronchial

jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitifitas saluran

pernafasannya juga bisa diturunkan.

b.      Faktor Presipitasi

1)      Alergen

Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

a)      Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan

Ex : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.

b)      Ingestan, yang masuk melalui mulut

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

Ex : makanan dan obat-obatan

c)      Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit

Ex : perhiasan, logam dan jam tangan 

2)      Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi

timbulnya asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu

terjadinya serangan asma. Selain itu juga kadang-kadang serangan berhubungan

dengan musim, seperti musim hujan, musim kemarau, musim bunga, arah angina

serbuk bunga serta debu.

3)      Stress

Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu

juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang

timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi

perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya

belum teratasi maka gejala asmanya belum bisa diobati

4)      Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja juga mempunyai hubungan langsung dengan sebab

terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya

orang yang bekerja di laboratorium hewan, terkena bulu-bulu binatang industry

tekstil, pabrik abses, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti

5)      Olahraga / aktivitas jasmani yang berat

Sebagian berat penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan

aktifitas jasmani atau olahraga yang berat, seperti lari cepat paling mudah

menimbulkan serangan asma. Serangan asma kerena aktifitas biasanya terjadi segera

setelah selesai aktifitas tersebut.     

4.      Manifestasi Klinis

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat

hiperaktivitas bronkus. Obstruksi jalan nafas dapat reversible secara spontan maupun

dengan pengobatan.

Gejala-gejala asma antara lain :

a.       Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop

b.      Batuk produktif, sering terjadi pada malam hari

c.       Napas atau dada seperti tertekan

d.      Pasien menggunakan otot-otot tambahan untuk bernafas dan mungkin

membungkuk ke depan untuk bernafas dengan lebih baik.

e.       Dispnea dengan ekspirasi memanjang

f.       Cuping hidung melebar

g.      Sianosis

h.      Ansietas, iritabilitas sampai penurunan tingkat kesadaran.

Gejalanya bersifat paroksimal, yaitu membaik pada siang hari dan memburuk

pada malam hari.

Berdasarkan penyebabnya, asma dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe yaitu :

Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor

pencetus yang spesifik seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan

dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya satu

predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor

pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas maka akan terjadi serangan

asma ekstrinsik.

Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap

pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau

bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.

Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya

waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronik dan emfisema.

Asma gabungan

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik

dari bentuk alergi dan non-alergi 

5.      Patofisiologi

Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang

menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas

bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma

tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi

mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal

dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan

antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang

terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan

bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut

meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan

menyebabkan sel ini akan pengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin,

zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), factor kemotaktik

eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan

menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun ekresi

mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus

sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.

Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada

selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa

menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka

sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan

obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat

melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi.

Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru

menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan

udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel ches

Pencetus:

Alergen Cuaca Emosi Olah raga

Respon imun menjadi aktif

Pelepasan mediator humoral:

Histamine SRS-A Serotonin Kinin

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

6. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:

Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal

eosinopil.

Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari

cabang bronkus.

Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat

mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

b. Pemeriksaan darah

Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi

hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.

Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.

Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeks

Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada

waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Broncos Edema mukosa Sekresi

meningkat inflamasi

Penghambat kostikosteroid

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

7. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah

dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila

terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:

Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.

Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah.

Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.

Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium,

maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

b. Pemeriksaan tes kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

c. Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi

menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema

paru yaitu :

Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan

clock wise rotation.

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB

( Right bundle branch block).

Tanda-tanda hipoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan

VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.

d. Scanning paru

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi

udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.

e. Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling

cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan

bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian

bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik.

Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan

diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 20%.

Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga

penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa

keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.

7.      Komplikasi

a.       Status asmatikus

b.      Pneumonia

c.       Pneumothoraks

d.      Emfisema kronik

e.       Gagal nafas

f.       Bronchitis

g.      Fraktur iga

h.      Kematian

8.      Pencegahan

Diharapkan dengan mencegah dan mengendalikan faktor pencetus serangan

asma makin berkurang atau derajat asma semakin ringan. Pada dasarnya obat-obat

anti asma dipakai untuk mencegah dan mengendalikan gejala asma.

a.       Pencegahan (controller) yaitu obat yang dipakai setiap hari, dengan tujuan

agar gejala asma persisten tetap terkendali.

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

b.      Penghilang gejala (reliever) yaitu obat penghilang gejala yang dapat

merelaksasi bronkontruksi dan gejala-gejala yang menyertainya segera.

9.      Penatalaksanaan

Tujuan terapi asma adalah :

a.       Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma dan mencegah kekambuhan

b.      Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya

c.       Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan

exercise

d.      Menghindari efek samping obat asma

e.       Mencegah obstruksi jalan napas yang ireversibel

Strategi pengobatan pada asma bronchial terbagi 2, yaitu :

1.      Pengobatan non farmakologik :

a.       Memberikan penyuluhan

b.      Menghindari faktor pencetus

c.       Pemberian cairan

d.      Fisioterapi

e.       Beri O2 bila perlu

2.      Pengobatan farmakologik :

Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:

a. Pengobatan non farmakologik:

Memberikan penyuluhan

Menghindari faktor pencetus

Pemberian cairan

Fisiotherapy

Beri O2 bila perlu.

b. Pengobatan farmakologik :

Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2

golongan :

a. Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)

Nama obat :

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

Orsiprenalin (Alupent)

Fenoterol (berotec)

Terbutalin (bricasma)

Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet,

sirup, suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI

(Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus

yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau

cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin)

yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel

yang sangat halus ) untuk selanjutnya dihirup.

b. Santin (teofilin)

Nama obat :

Aminofilin (Amicam supp)

Aminofilin (Euphilin Retard)

Teofilin (Amilex)

Efek dari teofilin sama dengan obat golongan impatomimetik,

tetapi cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini

dikombinasikan efeknya saling memperkuat.

Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai

pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung

ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk

tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah

sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya

berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk

supositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus.

Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak

dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering)

Kromalin

Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan

asma. Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat

setelah pemakaian satu bulan.

Ketolifen

Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya

diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah dapat

diberika secara oral.

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

C.  Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang

diajukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat

dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana/penyalur.

(effendy1998:38)

Asuhan keparawatan pada keluarga merupakan bagian penting dalam upaya

menyelesaikan masalah yang dihadapi sasaran, baik sebagai sasaran keluarga sendiri ,

sasaran individu maupun sasaran kelompok bahkan sasaran yang lebih luas yaitu

masyarakat.

Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan satu sama

lainnya dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan

perkembangan dari tahap, dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1.      Pengkajian

Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur

keadaan klien dan keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga

maupun sosial, yang merupakan sistem yang berintegrasi dan kesanggupan untuk

mengatasinya.

Untuk mendapatkan data keluarga yang akurat perlu sumber informasi dari

anggota keluarga yang paling mengetahui keadaan keluarga dan biasanya adalah ibu.

Sedangkan informasi tentang potensi keluarga dapat diperoleh dari pengambilan

keputusan dalam keluarga, biasanya adalah kepala keluarga, atau kadang-kadang

orangtua. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui cara :

a.      Wawancara

Yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental,

sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dan sebagainya.

b.      Observasi

Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah

dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan

lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan, keberhasilan dan sebagainya.

Page 21: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

c.       Studi Dokumentasi

Studi berkaitan dengan perkembangan kasus anak dan dewasa, diantaranya

melalui kartu menuju sehat, kartu keluarga dan catatan-catatan kesehatan lain.

d.      Pemeriksaan Fisik

Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan

dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik misalnya kehamilan dan tanda-

tanda penyakit. Data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut :

1)      Data Umum

a)      Kepala keluarga dan komposisi keluarga

b)      Tipe keluarga

c)      Suku bangsa dan agama

d)     Status sosial ekonomi keluarga

e)      Aktivitas rekreasi keluarga

2)      Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.

a)      Tahap perkembangan keluarga

b)      Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

c)      Riwayat kesehatan keluarga inti

3)      Data Lingkungan

a)      Karakteristik rumah

b)      Karakteristik tetangga dan komunitasnya

c)      Mobilitas geografis keluarga

d)     Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

e)      Sistem pendukung keluarga

4)      Struktur keluarga

a)      Struktur peran

b)      Nilai dan norma keluarga

c)      Pola komunikasi keluarga

d)     Struktur kekuatan keluarga

5)      Fungsi keluarga

a)      Fungsi ekonomi

Page 22: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

b)      Fungsi mendapatkan status sosial

c)      Fungsi pendidikan

d)     Fungsi sosialisasi

e)      Fungsi keperawatan. Tujuan dari fungsi keperawatan :

Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masa kesehatan

Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

mengenal tindakan kesehatan yang tepat

Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit

Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi

lingkungan rumah yang sehat

Mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan dimasyarakat

f)       Fungsi religius

g)      Fungsi rekreasi

h)      Fungsi reproduksi

i)        Fungsi afeksi

6)      Stress dan koping keluarga

a)      Stresor jangka pendek dan jangka panjang

b)      Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

c)      Strategi koping yang digunakan

d)     Disfungsi strategi adaptasi

7)      Pemeriksaan keluarga

Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga meliputi pemeriksaan

kebutuhan dasar individu, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu. 

8)      Harapan keluarga

Perlu dikaji harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk

membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.

Page 23: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

2.      Perumusan Masalah

Perumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan

pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan, nilai, norma,

kultur yang dianut oleh keluarga mengacu pada tipologi masalah kesehatan dan

keperawatan serta berbagai alasan dari ketidakmampuan keluarga dalam

melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

a.       Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga

dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. Yang termasuk didalamnya

adalah :

1)      Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum diagnosa

2)      Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai

dengan pertumbuhan normal.

b.      Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan) adalah masa keperawatan yang

belum terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi

dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.

c.       Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dan keluarga ketika keluarga

telah mampu memenuhi kemampuan kesehatannya dan mempunyai suumber

penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

3.      Prioritas Masalah

Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus

didasarkan pada beberapa criteria sebagai berikut :

a.       Sifat masalah dikelompokkan menjadi:

1)      Keadaan tidak atau kurang sehat

2)      Ancaman kesehatan

3)      Keadaan sejahtera

Page 24: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

b.      Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan keberhasilan untuk

mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi

keperawatan dan kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1)      Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk menangani

masalah

2)      Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga

3)      Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan, waktu

4)      Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan

c.       Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan

timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan

kesehatan. Yang perlu diperhatikan:

1)      Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu

2)      Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki

masalah

3)      Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi

parah

d.      Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam

hal beratnya dan diatasi melalui intervensi keperawatan, perawat perlu menilai

persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keluarga tersebut. Dalam

menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun skala

prioritas sebagai berikut:

Tabel 2.2

Tabel Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga

No

.Kriteria Nilai Bobot

1

Sifat masalah

Skala : Ancaman kesehatan

Tidak atau kurang sehat

Krisis

2

3

1

1

Page 25: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

2

Kemungkinan masalah yang dapat diubah

Skala : dengan mudah

Hanya sebagian

Tidak dapat

2

1

0

2

3

Potensi masalah dapat dicegah tinggi

Skala : tinggi

Cukup

Rendah

3

2

1

1

4

Menonjolnya  masalah

Skala : masalah berat harus ditangani

Masalah tidak perlu ditangani

Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Skoring :

a)      Tentukan skor untuk setiap kriteria

b)      Skor dibagi dengan angka dan dikalikan dengan bobot

c)      Jumlah skor untuk semua kriteria

d)     Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

4.      Penyusunan Prioritas Diagnosa Keperawatan

a.       Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan karena:

1)      Kurang pengetahuan/ketidaktauan fakta

2)      Rasa takut akibat masalah yang diketahui

3)      Sifat dan falsafah hidup

b.      Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan

yang tepat, disebabkan karena:

1)      Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah

2)      Masalah kesehatan tidak begitu menonjol

3)      Keluarga tidak sanggup mememcahkan masalah karena kurang pengetahuan

dan kurangnya sumber daya manusia.

Page 26: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

4)      Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga

5)      Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan

6)      Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada

7)      Takut dari akibat tindakan

8)      Sikap negative terhadap masalah kesehatan

9)      Fasilitas kesehatan tidak terjangkau

10)  Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan

c.       Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan karena:

1)      Tidak mengetahui keadaan penyakit

2)      Tidak mengetahui tentang perawatan yang dibutuhkan

3)      Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan

4)      Tidak seimbang sumber daya yang ada dalam keluarga.

5)      Konflik

6)      Sikap dan pandangan hidup

d.     Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi

kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga, disebabkan karena:

1)      Sumber keluarga tidak cukup

2)      Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat memelihara kebersihan rumah

3)      Ketidaktauan pentingnya fasilitas lingkungan

4)      Sikap dan pandangan hidup

5)      Ketidak kompakan keluarga karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada

kesepakatan, acuh terhadap yang mempunyai masalah

e.       Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara

kesehatan, disebabkan karena:

1)      Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada

2)      Tidak memahami keuntungan yang diperoleh

3)      Kurang percaya pada petugas kesehatan dan lembaga kesehatan

4)      Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan

5)      Rasa takut pada akibat dari tindakan

Page 27: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

5.      Perencanaan Keperawatan Keluarga

Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan

oleh perawat untuk dilaksanakan dalam pemecahan masalah kesehatan / keperawatan

yang telah diidentifikasikan (Effendy, 1995).

Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga dengan Asma meliputi

kegiatan yang bertujuan:

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan.

Tujuan: Keluarga mampu mengenal masalah penyakit Asma

Intervensi:

Beri penjelasan kepada keluarga tentang pengertian Asma, faktor

pencetus, tanda dan gejala, serta penanganannya.

Diskusikan dengan keluarga tentang hal-hal yang telah dijelaskan

Tanyakan kembali tentang apa yang didiskusikan

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara yang tepat

Tujuan: Keluarga sanggup mengambil keputusan dalam melakukan tindakan

yang tepat

Intervensi:

Beri penjelasan pada keluarga tentang sifat, berat dan luasnya masalah

Berikan beberapa pilihan kepada keluarga mengenai tindakan yang

tepat

Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan

pemilihan tindakan yang tepat.

c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit.

Tujuan: Keluarga dapat melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang

mengalami asma

Intervensi:

Jelaskan kepada keluarga cara penanganan penyakit asma

Anjurkan kepada penderita makan makanan yang bergizi

Anjurkan kepada penderita memperhatikan waktu beristirahat

Page 28: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan

Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya

d. Membantu keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang dapat meningkatkan

kesehatan keluarga

Tujuan: Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang  proses

penyembuhan dan pencegahan asma.

Intervensi:

Jelaskan pada keluarga tentang lingkungan yang berpengaruh untuk

menunjang proses penyembuhan asma

Mendemonstrasikan kepada keluarga cara menciptakan lingkungan yang

dapat menunjang proses pencegahan dan penyembuhan penyakit asma.

Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.

e. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di

lingkungannya.

Tujuan: Keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengobati

penyakit asma

Intervensi: Jelaskan kepada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang ada untuk

pemeriksaan dan pengobatan Asma

6.      Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan pada rencana

asuhan keperawatan yang telah disusun.

Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam

memecahkan masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya

adalah :

a.       Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan

b.      Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh

c.       Tidak mau mengatasi situasi

d.      Adat istiadat yang berlaku

e.       Mempertahankan suatu pola tingkah laku

Page 29: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

f.       Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran

g.      Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan

Faktor lain yang bersumber dari perawat:

a.       Menggunakan pola pendekatan yang tidak tepat (kaku)

b.      Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor-faktor sosial

budaya

c.       Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap

keluarga:

a.       Sumber daya keluarga (keuangan) dan tingkat pendidikan keluarga

b.      Adat istiadat yang berlaku

c.       Respon dalam penerimaan keluarga

d.      Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

7.      Evaluasi

Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dan

kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak

atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana perawatan yang baru.

Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga

penting diperhatikan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dengan Asma diharapkan :

a.       Keluarga mampu mengenal masalah Asma

b.      Keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang

tepat

c.       Keluarga mampu melakukan perawatan yang tepat pada anggota keluarga

yang sakit

d.      Keluarga dapat memodifikasi lingkungan untuk menunjang penyembuhan

dan pencegahan penyakit Asma

e.       Keluarga mampu menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk

penatalaksanaan Asma

Page 30: LAPORAN PENDAHULUAN keperawatan keluarga dengan asma

DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja, K. (1990) “Asma Bronchiale”, dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam,

Jakarta : FK UI.

Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta : AGC.

Crockett, A. (1997) “Penanganan Asma dalam Penyakit Primer”, Jakarta: Hipocrates.

Crompton, G. (1980) “Diagnosis and Management of Respiratory Disease”, Blacwell

Scientific Publication.

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan

Keperawatan”, Jakarta : EGC.

Guyton & Hall (1997) “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”, Jakarta : EGC.

Hudak & Gallo (1997) “Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik”, Volume 1,

Jakarta : EGC.

Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit”,Jakarta : EGC.

Pullen, R. L. (1995) “Pulmonary Disease”, Philadelpia : Lea & Febiger.

Rab, T. (1996) “Ilmu Penyakit Paru”, Jakarta : Hipokrates.

Rab, T. (1998) “Agenda Gawat Darurat”, Jakarta : Hipokrates.

Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) “Keperawatan Medikal Bedah”, Buku

Satu, Jakarta : Salemba Medika.

Staff Pengajar FK UI (1997) “Ilmu Kesehatan Anak”, Jakarta : Info Medika.

Sundaru, H. (1995) “Asma ; Apa dan Bagaimana Pengobatannya”, Jakarta: FK UI