Upload
firmandkawaguchi
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II Keperawatan Keluarga Dengan Asma
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Depkes RI 1988).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan. (Salvicion G bailon dan Aracelis Maglaya 1989).
Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a) Unit terkecil masyarakat
b) Terdiri dari dua orang atau lebih
c) Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
d) Hidup dalam satu rumah tangga
e) Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga
f) Berinteraksi diantara sesame anggota keluarga
g) Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h) Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Type keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami atau istri
4. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lngkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai tingkat perkembangannya baik fisik,
mental, social dan spiritual
5. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih saying dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Pengaturan penggunaan pengahasilan keluarga untuk memnuhi kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya
pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku
anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilkinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating dalam memenuhi peranannya
sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
6. Ciri – Ciri Keluarga
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e. Ada pengambil keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam suatu rumah.
7. Tahap – Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga
b. Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus,
melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat
dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak,
karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orangtuanya. Dan
kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan
teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang
kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitive terhadap pengaruh lingkungan
dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama,
norma-norma social budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapi anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-
tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yan paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas
diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat
diperlukan. Komunikasi dan saling pengerti antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara
dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap
selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga
h. Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri
berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan bila tidak dapat menerima kenyataan
akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orangtua mempersiapkan diri untuk
meninggalkan dunia yang fana ini.
8. Tugas – Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
9. Tugas –Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai
tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981)
membagi5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga, yaitu :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga
e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang
menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
10. Keluarga Kelompok Risiko Tinggi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah
keluarga-keluarga yang tergolong risiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi:
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut :
1) Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah
2) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri
3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit keturunan
b. Keluarga dengan ibu dengan risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil :
1) Umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun)
2) Menderita kekurangan gizi/anemia, hipertensi
3) Primipara atau multipara
4) Riwayat persalinan dengan komplikasi
c. Keluarga dimana anak manjadi risiko tinggi, karena :
1) Lahir premature/BBLR
2) Berat badan sukar naik
3) Lahir dengan cacat bawaan
4) ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi
5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya.
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga
1) Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan
2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga sehingga sering timbul cekcok dan
ketegangan
3) Ada anggota keluarga yang sering sakit
Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai, atau lari meninggalkan keluarga.
B. Konsep Dasar Penyakit Asma
1. Pengertian Asma
Asma adalah suatu kondisi dimana jalan udara dalam paru-paru meradang hingga lebih
sensitif terhadap faktor khusus (pemicu) yang menyebabkan jalan udara menyempit hingga
aliran udara berkurang dan mengakibatkan sesak napas dan bunyi napas mengikik (Professor Jon
Ayres, 2003).
Asma adalah penyakit paru yang di dalamnya terdapat obstruksi jalan napas, inflamasi jalan
napas dan jalan napas yang hiperresponsif atau spasme otot polos bronchial. (Cecily,2002)
Sistem pernafasan meliputi :
a. Rongga hidung : yang menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara inspirasi.
b. Laring (Adam’s apple atau jakun) : yang berperan untuk pembentukan suara dan untuk
melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan karena ini dapat menyebabkan
batuk bila terangsang.
c. Trakea yang bercabang menjadi dua bronkus
d. Saluran utama bronkus
Merupakan percabangan trakea bercabang menjadi bagian kanan dan kiri. Panjang kira-kra 5cm,
diameter 11-13 mm. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea. Bronkus bercabang-
cabang menjadi bronkeolus. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan. Bronkiolus berakhir
pada kantung udara (alveolus).
e. Alveolus
Terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil terdiri atas selapis sel epitel pipih dan
banyak bermuara kapiler darah yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas.
f. Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksternal, oksigen dipungut melalui hidung
dan mulut. Pada waktu bernafas oksigen masuk melalui trakea dan pada pipa bronkhial ke
alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonalis. Alveoli memisahkan
oksigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah merah dan dibawa ke
jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Di dalam paru-paru, karbondioksida
merupakan hasil buang metabolisme, menembus membran alveoli, dari kapiler darah ke alveoli
dan setelah melalui membran pipa bronkhial dan trakea, dikeluar melalui hidung dan mulut.
g. Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner :
1) Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.
2) Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh,
karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.
3) Distribusi arus udara dan arus darah.
Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler, CO2 lebih mudah berdifusi
dari pada O2. (Pearce, Ec, 2000).
2. Klasifikasi Derajat AsmaTabel 2.1
Klasifikasi Derajat Asma
Derajat Asma Gejala Gejala Malam
INTERMITENMingguan
1. Gejala < 1x/minggu2. Tanpa gejala di luar serangan3. Serangan singkat4. Fungsi paru asimtomatik dan
normal luar serangan
≤ 2 kali sebulan
PERSISTEN RINGANMingguan
1. Gejala > 1x/minggu tapi < 1x/hari
2. Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur
>2 kali seminggu
PERSISTEN SEDANGHarian
1. Gejala harian2. Menggunakan obat setiap hari3. Serangan mengganggu
aktivitas dan tidur4. Serangan 2x/minggu, bisa
berhari-hari
>sekali seminggu
PERSISTEN BERAT 1. Gejala terus-menerus Sering
Kontinu 2. Aktivitas fisik terbatas
3. Etiologi Asma
Ada beberapa faktor predisposisi dan predispetasi timbulnya serangan asma bronchial yang
dapat digolongkan pada 2 faktor terdiri dari :.
a. Faktor predisposisi, meliputi :
1) Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara
penularannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat
juga menderita penyakit alergi. Karena ada bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asma bronchial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitifitas saluran
pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor Predispetasi
1) Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
Ex : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
b) Ingestan, yang masuk melalui mulut
Ex : makanan dan obat-obatan
c) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
Ex : perhiasan, logam dan jam tangan
2) Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi timbulnya asma.
Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Selain itu
juga kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti musim hujan, musim
kemarau, musim bunga, arah angina serbuk bunga serta debu.
3) Stress
Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera
diobati penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk
menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum teratasi maka gejala asmanya
belum bisa diobati
4) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan
asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium
hewan, terkena bulu-bulu binatang industry tekstil, pabrik abses, polisi lalu lintas. Gejala ini
membaik pada waktu libur atau cuti
5) Olahraga / aktivitas jasmani yang berat
Sebagian berat penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau
olahraga yang berat, seperti lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan
asma kerena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
4. Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat hiperaktivitas bronkus.
Obstruksi jalan nafas dapat reversible secara spontan maupun dengan pengobatan.
Gejala-gejala asma antara lain :
a. Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop
b. Batuk produktif, sering terjadi pada malam hari
c. Napas atau dada seperti tertekan
d. Pasien menggunakan otot-otot tambahan untuk bernafas dan mungkin membungkuk ke depan
untuk bernafas dengan lebih baik.
e. Dispnea dengan ekspirasi memanjang
f. Cuping hidung melebar
g. Sianosis
h. Ansietas, iritabilitas sampai penurunan tingkat kesadaran.
Gejalanya bersifat paroksimal, yaitu membaik pada siang hari dan memburuk pada malam hari.
Berdasarkan penyebabnya, asma dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe yaitu :
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik
seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering
dihubungkan dengan adanya satu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada
faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma
ekstrinsik.
2. Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi
saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan
berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronik dan emfisema.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergi dan
non-alergi
5. Patofisiologi
Pencetus serangan asma bermacam-macam., bisa dari alergen, emosi/stress, keturunan.
Pencetus serangan ini mempengaruhi munculnya antibodi dan antigen. Dengan adanya alergi
pula menyebabkan pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya, seperti bradikinin, dan
anafilatoxin. Pengeluaran zat-zat mediator ini menyebabkan 3 hal, yaitu kontraksi otot polos,
peningkatan permeabilitas kapiler, peningkatan sekresi mukus. Peningkatan sekresi mukus ini
mengakibatkan peningkatan produksi mukus dan menurunkan nafsu makan sehingga
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Asma juga ditandai dengan kontraksi dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan
sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-
benda asing di udara. Selama serangan asmatik, bronkiolus menjadi meradang dan terjadi
peningkatan sekresi mucus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak, kemudian
meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan distress pernafasan. Orang yang
mengalami asma akan mengalami kesulitan bernafas. Hal ini menyebabkan hiperinflasi pada
alveoli dan perubahan pertukaran gas. Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian tidak
adekuat ventilasi dan saturasi O2 sehingga terjadi penurunan po2 (hipoksia). Selama seranagan
asmatik, Co2 tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi dan
menyebabkan asidosis respiratory. Kemudian system pernafasan akan mengadakan kompensasi
dengan meningkatkan pernafasan (takipnea).
6. Komplikasi
a. Status asmatikus
b. Pneumonia
c. Pneumothoraks
d. Emfisema kronik
e. Gagal nafas
f. Bronchitis
g. Fraktur iga
h. Kematian
7. Pencegahan
Diharapkan dengan mencegah dan mengendalikan faktor pencetus serangan asma makin
berkurang atau derajat asma semakin ringan. Pada dasarnya obat-obat anti asma dipakai untuk
mencegah dan mengendalikan gejala asma.
a. Pencegahan (controller) yaitu obat yang dipakai setiap hari, dengan tujuan agar gejala asma
persisten tetap terkendali.
b. Penghilang gejala (reliever) yaitu obat penghilang gejala yang dapat merelaksasi bronkontruksi
dan gejala-gejala yang menyertainya segera.
8. Penatalaksanaan
Tujuan terapi asma adalah :
a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma dan mencegah kekambuhan
b. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya
c. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan exercise
d. Menghindari efek samping obat asma
e. Mencegah obstruksi jalan napas yang ireversibel
Strategi pengobatan pada asma bronchial terbagi 2, yaitu :
1. Pengobatan non farmakologik :
a. Memberikan penyuluhan
b. Menghindari faktor pencetus
c. Pemberian cairan
d. Fisioterapi
e. Beri O2 bila perlu
2. Pengobatan farmakologik :
a. Bronkodilata : obat yang dapat melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :
1) Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efedrin)
Adapun nama-nama obat yang termasuk golongan ini adalah : Orsiprenalin (alupent), Fenoterol
(Berotec) dan Terbutalin (bricasma). Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk
tablet, sirup, suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan adalah MDI (Metered Dose
Inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma
Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent, Berotec, Brivasma serta Ventolin) yang oleh alat
khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus) untuk selanjutnya dihirup.
2) Santin (teofilin), jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan ini adalah: Aminofilin
(Amicam supp) dan Teofilin (Amilix). Efek dari teofilin sama dengan obat golongan
simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan
efeknya saling memperkuat. Cara pemakaian : dalam bentuk injek digunakan obat
teofilin/aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikkan perlahan-lahan langsung ke
pembuluh darah dan ada juga obat yang diberikan peroral seperti tablet dan sirupnya. Karena
sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya berhati-hati bila minum obat
ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal
tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
Proses keperawatan adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang diajukan atau
dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan
melalui perawatan sebagai sarana/penyalur.(effendy1998:38)
Asuhan keparawatan pada keluarga merupakan bagian penting dalam upaya menyelesaikan
masalah yang dihadapi sasaran, baik sebagai sasaran keluarga sendiri , sasaran individu maupun
sasaran kelompok bahkan sasaran yang lebih luas yaitu masyarakat.
Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan satu sama lainnya dan bersifat
dinamis, dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap, dengan
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pengkajian
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien
dan keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan
sistem yang berintegrasi dan kesanggupan untuk mengatasinya.
Untuk mendapatkan data keluarga yang akurat perlu sumber informasi dari anggota keluarga
yang paling mengetahui keadaan keluarga dan biasanya adalah ibu. Sedangkan informasi tentang
potensi keluarga dapat diperoleh dari pengambilan keputusan dalam keluarga, biasanya adalah
kepala keluarga, atau kadang-kadang orangtua. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui cara :
a. Wawancara
Yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, sosial budaya,
ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dan sebagainya.
b. Observasi
Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah dianggap cukup
melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya
ventilasi, penerangan, keberhasilan dan sebagainya.
c. Studi Dokumentasi
Studi berkaitan dengan perkembangan kasus anak dan dewasa, diantaranya melalui kartu
menuju sehat, kartu keluarga dan catatan-catatan kesehatan lain.
d. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan,
berkaitan dengan keadaan fisik misalnya kehamilan dan tanda-tanda penyakit. Data-data yang
dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Data Umum
a) Kepala keluarga dan komposisi keluarga
b) Tipe keluarga
c) Suku bangsa dan agama
d) Status sosial ekonomi keluarga
e) Aktivitas rekreasi keluarga
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
a) Tahap perkembangan keluarga
b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c) Riwayat kesehatan keluarga inti
3) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
b) Karakteristik tetangga dan komunitasnya
c) Mobilitas geografis keluarga
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e) Sistem pendukung keluarga
4) Struktur keluarga
a) Struktur peran
b) Nilai dan norma keluarga
c) Pola komunikasi keluarga
d) Struktur kekuatan keluarga
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi ekonomi
b) Fungsi mendapatkan status sosial
c) Fungsi pendidikan
d) Fungsi sosialisasi
e) Fungsi keperawatan. Tujuan dari fungsi keperawatan :
(1) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masa kesehatan
(2) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenal tindakan kesehatan
yang tepat
(3) Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
(4) Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
(5) Mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dimasyarakat
f) Fungsi religius
g) Fungsi rekreasi
h) Fungsi reproduksi
i) Fungsi afeksi
6) Stress dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
c) Strategi koping yang digunakan
d) Disfungsi strategi adaptasi
7) Pemeriksaan keluarga
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga meliputi pemeriksaan kebutuhan
dasar individu, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu.
8) Harapan keluarga
Perlu dikaji harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan status
kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam
tentang situasi kesehatan, lingkungan, nilai, norma, kultur yang dianut oleh keluarga mengacu
pada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta berbagai alasan dari ketidakmampuan
keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan
memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. Yang termasuk didalamnya adalah :
1) Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum diagnosa
2) Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan
normal.
b. Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan) adalah masa keperawatan yang belum terjadi tetapi
tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera
mendapat bantuan perawat.
c. Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dan keluarga ketika keluarga telah mampu
memenuhi kemampuan kesehatannya dan mempunyai suumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat ditingkatkan.
3. Prioritas Masalah
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan
pada beberapa criteria sebagai berikut :
a. Sifat masalah dikelompokkan menjadi:
1) Keadaan tidak atau kurang sehat
2) Ancaman kesehatan
3) Keadaan sejahtera
b. Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi
masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan:
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah
2) Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga
3) Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan, waktu
4) Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan
c. Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat
dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan. Yang perlu diperhatikan:
1) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
2) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah
3) Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi parah
d. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya
dan diatasi melalui intervensi keperawatan, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga menilai masalah keluarga tersebut. Dalam menentukan prioritas kesehatan dan
keperawatan keluarga perlu disusun skala prioritas sebagai berikut:
Tabel 2.2
Tabel Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
No.
Kriteria Nilai Bobot
1
Sifat masalahSkala : Ancaman kesehatanTidak atau kurang sehatKrisis
231
1
2
Kemungkinan masalah yang dapat diubahSkala : dengan mudahHanya sebagianTidak dapat
210
2
3
Potensi masalah dapat dicegah tinggiSkala : tinggiCukupRendah
321
1
4
Menonjolnya masalahSkala : masalah berat harus ditanganiMasalah tidak perlu ditanganiMasalah tidak dirasakan
210
1
Skoring :
a) Tentukan skor untuk setiap kriteria
b) Skor dibagi dengan angka dan dikalikan dengan bobot
c) Jumlah skor untuk semua kriteria
d) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
4. Penyusunan Prioritas Diagnosa Keperawatan
a. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan karena:
1) Kurang pengetahuan/ketidaktauan fakta
2) Rasa takut akibat masalah yang diketahui
3) Sifat dan falsafah hidup
b. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,
disebabkan karena:
1) Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
3) Keluarga tidak sanggup mememcahkan masalah karena kurang pengetahuan dan kurangnya
sumber daya manusia.
4) Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga
5) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
6) Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
7) Takut dari akibat tindakan
8) Sikap negative terhadap masalah kesehatan
9) Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
10) Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
c. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan karena:
1) Tidak mengetahui keadaan penyakit
2) Tidak mengetahui tentang perawatan yang dibutuhkan
3) Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4) Tidak seimbang sumber daya yang ada dalam keluarga.
5) Konflik
6) Sikap dan pandangan hidup
d. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
perkembangan pribadi anggota keluarga, disebabkan karena:
1) Sumber keluarga tidak cukup
2) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat memelihara kebersihan rumah
3) Ketidaktauan pentingnya fasilitas lingkungan
4) Sikap dan pandangan hidup
5) Ketidak kompakan keluarga karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh
terhadap yang mempunyai masalah
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara kesehatan, disebabkan
karena:
1) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
3) Kurang percaya pada petugas kesehatan dan lembaga kesehatan
4) Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
5) Rasa takut pada akibat dari tindakan
5. Perencanaan Keperawatan Keluarga
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat
untuk dilaksanakan dalam pemecahan masalah kesehatan / keperawatan yang telah
diidentifikasikan (Effendy, 1995).
Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga dengan Asma meliputi kegiatan yang
bertujuan:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan.
1) Tujuan: Keluarga mampu mengenal masalah penyakit Asma
2) Intervensi:
a) Beri penjelasan kepada keluarga tentang pengertian Asma, faktor pencetus, tanda dan gejala,
serta penanganannya.
b) Diskusikan dengan keluarga tentang hal-hal yang telah dijelaskan
c) Tanyakan kembali tentang apa yang didiskusikan
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara yang tepat
1) Tujuan: Keluarga sanggup mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat
2) Intervensi:
a) Beri penjelasan pada keluarga tentang sifat, berat dan luasnya masalah
b) Berikan beberapa pilihan kepada keluarga mengenai tindakan yang tepat
c) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan pemilihan tindakan yang
tepat.
c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit.
1) Tujuan: Keluarga dapat melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang mengalami asma
2) Intervensi:
a) Jelaskan kepada keluarga cara penanganan penyakit asma
b) Anjurkan kepada penderita makan makanan yang bergizi
c) Anjurkan kepada penderita memperhatikan waktu beristirahat
d) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan
e) Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
d. Membantu keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
keluarga
1) Tujuan: Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang proses penyembuhan
dan pencegahan asma.
2) Intervensi:
a) Jelaskan pada keluarga tentang lingkungan yang berpengaruh untuk menunjang proses
penyembuhan asma
b) Mendemonstrasikan kepada keluarga cara menciptakan lingkungan yang dapat menunjang proses
pencegahan dan penyembuhan penyakit asma.
c) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
e. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungannya.
1) Tujuan: Keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengobati penyakit asma
2) Intervensi
Jelaskan kepada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang ada untuk pemeriksaan dan
pengobatan Asma
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan pada rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun.
Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan
masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah :
a. Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan
b. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh
c. Tidak mau mengatasi situasi
d. Adat istiadat yang berlaku
e. Mempertahankan suatu pola tingkah laku
f. Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran
g. Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan
Faktor lain yang bersumber dari perawat:
a. Menggunakan pola pendekatan yang tidak tepat (kaku)
b. Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor-faktor sosial budaya
c. Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga:
a. Sumber daya keluarga (keuangan) dan tingkat pendidikan keluarga
b. Adat istiadat yang berlaku
c. Respon dalam penerimaan keluarga
d. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
7. Evaluasi
Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dan kriteria yang telah
ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu
disusun rencana perawatan yang baru.
Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga penting
diperhatikan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dengan Asma diharapkan :
a. Keluarga mampu mengenal masalah Asma
b. Keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat
c. Keluarga mampu melakukan perawatan yang tepat pada anggota keluarga yang sakit
d. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan untuk menunjang penyembuhan dan pencegahan
penyakit Asma
e. Keluarga mampu menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk penatalaksanaan
Asma