75
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN ASMA BRONKIAL DI RUANG YOSEPH RS PALANG BIRU GOMBONG Disusun oleh : Ari Pamungkas 10.100 AKADEMI PERAWATAN SERULINGMAS MAOS – CILACAP 2012 BAB I PENDAHULUAN A. DEFINISI Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.( Huddak & Gallo, 1997 )

Asuhan Keperawatan Pada Asma

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Asma

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.SDENGAN ASMA BRONKIAL

DI RUANG YOSEPHRS PALANG BIRU

GOMBONG

Disusun oleh :Ari Pamungkas

10.100

AKADEMI PERAWATAN SERULINGMASMAOS – CILACAP

2012

BAB I

PENDAHULUAN

A.    DEFINISI

Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.( Huddak & Gallo, 1997 )

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Asma

 Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.( Smeltzer, 2002 : 611)            Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)

B.     PATHOFISIOLOGI

            Asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversibel. Obstruksi disebabkan oleh satu atau lebih dari yang berikut ini : 1. Kontraksi otot –otot yang mengelilingi bronkus, yang menyempitkan jalannafas.2.Pembegkakan membran yang melapisi bronkus 3.Pengisian bronkus dengan mukus yang kental.Selain itu, otot-otot bronkial dan kelenjar mukosa membesar ; sputum yang kental banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara tertangkap kedalam jaringan paru. Mekanisme yang terjadi dari perubahn ini tidak diketahui, tetapi apa yang paling diketahui adalah keterlibatan sistem imunologis dan sistem saraf otonom.Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel –sel mast dalam paru. Pemajan ulang terhadap anti gen mengakibatkan ikatan anti gen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast( disebut mediator) seperti histamin, bradikinin dan prostaglandin. Stimulasi reseptor –beta mengakibatkan peningkatan tingkat cAMP, yang menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyebabkan bronkodilatasi. Teori yang diajukan adalah penyekatan b-adrenergik terjadi pada individu dengan asma. Akibatnya asmatik rentan terhadap peningkatana pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot polos.

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Asma

C.    PATHWAY

                         Factor dasar dan pencetus                    kurang pengetahuan                                             Reaksi antigen-antibodi

                        Dilepaskan mediator-mediator kimia

Kontraksi otot-otot polos        peningkatan permeabilitis       peningkatanPada saluran pernafasan                      kapiler                             sekresi

      Bronkospasme                        edema mukosa                   penyumbatan                                                                                                  Jalan nafas                                                                                                  oleh secret

                                                                                                         inflamasi                                                                                                          mukosa

pola nafas tdk efektif     obstruksi jalan nafas       bersihkan              resiko                                                                              jalan nafas             tinggi                                                                             tidak efektif           infeksi

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Asma

            ekspirasi terhambat                 - sesak nafas                            cemas                                                            -wheezing               CO2 meningkat                    -kontraksi otot-otot                                                              Pernafasan                         gangguan           Ggn.pertukaran gas                                                        Istirahat tidur

                 Kelelahan                              anoreksia

         Intoleransi aktivitas        ggn. Pemenuhan keb.nutrisi  

           D.    TANDA DAN GEJALA / MANIFESTASI KLINIS

Stadium dini

Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek

b. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul

Whezing belum ada

d.Belum ada kelainan bentuk thorak

Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E

BGA belum patologis

FAKTOR SPASME BRONCHIOLUS DAN EDEMA YANG LEBIH DOMINAN

a.       Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum

b.      Whezing

c.       Ronchi basah bila terdapat hipersekresi

d.      Penurunan tekanan parsial O2

2. Stadium lanjut/kronik

a.       Batuk, ronchi

b.       Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan

c.       Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan

d.      Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)

e.       Thorak seperti barel chest

f.        Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Asma

g.       Sianosis

 (Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)

E.     PEMERIKASAAN PENUNJANG

Beberapa pemeriksaan penunjang seperti :a. Spirometri :Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.b. Tes provokasi :1) Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus.2) Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewat tes spirometri.3) Tes provokasi bronkial seperti :Tes provokasi histamin, metakolin, alergen, kegiatan jasmani, hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi dengan aqua destilata.4) Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi Ig E yang spesifik dalam tubuh.c. Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum.d. Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.e. Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.f. Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.g. Pemeriksaan sputum.h. Komplikasi

F.     PENGKAJIAN

a.       Awitan distres pernafasan tiba-tiba

       -  Perpanjangan ekspirasi mengi

       -  Penggunaan otot-otot aksesori             

       -  Perpendekan periode inpirasi

       -  Sesak nafas

 -  Restraksi interkostral dan esternal   

 -  Krekels

b.      Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar

c.       Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan

d.      Diaforesis

e.       Distensi vera leher

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Asma

f.       Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku

g.      Batuk keras, kering : batuk produktif sulit

h.      Perubahan tingkat kesadaran

i.        Hipokria

j.        Hipotensi

k.      Dehidrasi

l.        Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati

G.    DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL1.      Bersikan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sekret.2.      Gangguan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan

gangguan suplai oksigen.3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia.4.      Kurang pengetahuan nerhubungan dengan kurang informasi / tidak

mengenal informasi.

H.    INTERVENSII.       Bersikan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sekret.a.       kriteria hasil

-mempertahankan jalan nafas pasien dengan bunyi nafas jelas/bersih-menunjukan perilaku untuk memperbaiki bersihkan jalan nafas,misalnya : batuk efektif dan mengeluarkan secret.

           b.    intervensi

 - Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki

- Kaji/pantau frekuensi pernafasan

- Catat adanya/derajat diespnea  misalnya : gelisah, ansietas, distres pernafasan,  penggunaan

otot bantu

- kaji pasien untuk posisi yang nyaman (semi fowler)

- pertahankan polusi lingkungan minimum

- observasi karakteristik batuk,misalnya : menetap,batuk pendek,basah

- tingkatkan masukan cairan sampai 3000ml/hari

- berikan obat sesuai indikasi.

c.   rasional

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Asma

- mengetahui bunyi nafas wheezing(mengi),krekels,ronki

- mengetahui frekuensi pernafasan

- mengetaui derajat diespnea

- posisi semi fowler dapat mengurangi sesak nafas

- menghindari polusi lingkungan

- mengetahui karakteristik batuk

- masukan cairan dapat mengurangi sesak nafas pasien

- memberikan obat sesuai indikasi

2.      Gangguan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen.

a.       kriteria hasil-menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat yang rentang normal dan bebas gejala distress penafasan- berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan

                  b.   intervensi

- kaji frekuensi,kedalaman pernafasan,catat penggunaan otot  aksesori,nafas

bibir,ketidakmampuan bicara/berbincang.

-  tinggikan kepala tempat tidur / semi fowler.

- dorong pengeluaran sputum

- auskultasi bunyi nafas

- awasi tingkat kesadaran

- awasi tanda vital dan irama jantung

- berikan oksigen sesuai indikasi.

                   c. rasional

- mengetahui frekuensi,kedalaman nafas,catat penggunaan otot aksesori,nafas

bibir,ketidakmampuan bicara/berbincang.

- semi fowler dapat mengurangi sesak.

- untuk mengeluarkan sputum

- mengetahui bunyi nafas.

- mengetahui tingkat kesadaran pasien.

- mengetahiu tanda-tanda vital dan irama jantung.

- oksigen dapat menguangi sesak nafas pasien.

3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Asma

a.       Kriteria hasil-menunjukan peningkatan berat badan.- menunjukan perilaku/perubahan pada hidup untuk meningkatkan dan/mempertahankan berat badan yang ideal.

      b. intervensi

            - kaji kebiasaan diet,masukan oral,catat derajat kesulitan makan.

            - evaluasi BAB.

            - auskultasi bunyi usus

            - berikan perawatan oral sering,buang secret.

            - dorong pasien untuk istirahat.

            - anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.

            - hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.

            - hindari makanan yang sangat panas/ dingin.

            - timbang berat badan pasien.

       c. rasional.

            - mengetahui kebiasaan diet, masukan oral

            - mengetahui hasil BAB.

            - mengetahui bunyi usus pasien.

            - untuk membersikan mulut pasien agar merasa lebih nyaman.

            - agar pasien beristirahat.

            - makan sedikit tapi sering dapat memeuhi kebutuhan pasien.

- makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat dapat mengembungkan perut pasien.

- makanan yang panas dan dingin dapat merusak mulut pasien maupun lambung pasien.

- mengetahui berat badan pasien.

4.      Kurang pengetahuan nerhubungan dengan kurang informasi / tidak mengenal informasi.

a.       Kriteria hasil-menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan.- mengidentifikasi hubungan tanda/gejala- melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan.

      b.  intervensi

            - jelaskan proses penyakit kepada pasien maupun keluarga pasien.

            - instruksikan untuk latihan nafas dalam dan batuk efektif.

- diskusikan tentang obat yang digunakan,efek samping,dan reaksi yang tidak diinginkan.

- tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi.

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Asma

- beritahu efek bahaya merokok kepada pasien.

- berikan informasi tentang pembatasan aktivitas.

      c.  rasional

            - agar pasien mengerti tentang penyakit yang di derita pasien.

            - agar pasien mengerti cara latihan nafas dan batuk efektif.

            - agar pasien mengerti obat yang digunakan.

            - agar pasien mengerti perawatan oral.

            - agar pasien tidak / berhenti merokok.

            - agar pasien mengerti untuk membatasi aktivitasnya.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.SDENGAN ASMA BRONKIAL

DI RUANG YOSEPHRS PALANG BIRU

GOMBONG

I.                   PENGKAJIAN

-          Tanggal / jam MRS     : 29 Januari 2012, pukul 13.50 WIB-          Ruang                          : Yoseph-          No.Register                 :   --          Dx.Medis                    : Asma Bronkial-          Tanggal Pengkajian     : 31 Januari 2012. Pukul 09.00 WIB

II.                IDENTITAS KLIEN-          Nama                           : Tn.S-          Umur                           : 44 tahun-          Jenis Kelamin              : laki-laki-          Agama                         : islam-          Suku / bangsa              : jawa-          Bahasa                         : jawa , Indonesia-          Pendidikan                  : SD

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Asma

-          Pekerjaan                     : tani-          Status                          : sudah menikah-          Alamat                        : Pohkumbang,Karanganyar

Penanggung jawab                  :-          Nama                           : Ny.T-          Alamat                        : Pohkumbang,Karanganyar-          Hubungan dengan klien : istri

III.             RIWAYAT PENYAKIT

1. Keluhan Utama

-          Klien mengeluh dadanya sesak dan batuk.

2. Riwayat penyakit sekarang

      -      pasien datang dari IGD dengan keluhan dadanya sesak dan batuk,pasien juga

mengatakan tubuhnya lemas.

      3.   Riwayat penyakit dahulu

-      sejak dulu pernah mengalami alergi terhadap asap dan debu yang    berkelebihan

4.    Diagnosa medik pada saat masuk RS,pemeriksaan penunjang,tindakan yang  telah

dilakukan.

-     Diagnosa medis                       : Asma Bronkial

-     Pemeriksaan penunjang           :   -

-     Tindakan yg telah dilakukan   : infus D5% + Aminophilin 20tpm

IV.  PENGKAJIAN SAAT INI1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

-          Apabila sakit,klien segera berobat ke Rumah Sakit/puskesmas

       2. Pola nutrisi / metabolik

-          Program diit RS          : bubur kasar

-          Intake makanan :

 Sebelum sakit             : 3x sehari,makan habis 1 porsi,sayur,laukpauk

Selama sakit               : 3x sehari makan habis 3 – 4sendok  sayur,laukpauk

-          Intake cairan :                        

Sebelum sakit               : 5 - 7 gelas sehari,air putih

Selama sakit                : 3 – 4 gelas sehari, air putih

3.Pola eliminasi

a. Buang air besar :

Sebelum sakit : 1x sehari, warna kuning

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Asma

 Selama sakit   : 1x sehari, warna kuning.

b.      Buang air kecil :

Sebelum sakit  : 6-7x sehari,warna kuning.

selama sakit     : 3 – 4x  sehari, warna kuning,tidak terpasang DC

4.pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit :KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI 0 1 2 3 4

MAKAN/MINUM V

MANDI V

TOILETING V

BERPAKAIAN V

MOBILITAS DITEMPAT TIDUR V

BERPINDAH V

AMBULASI / ROM V

Ket :

0 =mandiri.

1 =alat bantu.

2 =dibantu oranglain.

3 =dibantu orang lain dan alat.

4 =tergantung total .

Selama sakit :KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI 0 1 2 3 4

MAKAN/MINUM V

MANDI V

TOILETING V

BERPAKAIAN V

MOBILITAS DITEMPAT TIDUR V

BERPINDAH V

AMBULASI / ROM V

Ket :

0 =mandiri.

1 =alat bantu.

2 =dibantu oranglain.

3 =dibantu orang lain dan alat.

4 =tergantung total .

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Asma

      5.Pola tidur dan istirahat

- Lama tidur siang 2 jam.

- Lama tidur malam 7 jam.

- Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnya.

     6.Pola persepsual

- Penglihatan   : pandangan masih baik,tidak menggunakan alat bantu

- Pendengaran : pendengaran masih baik,tidak menggunakan alat bantu

- Pengecapan   : pengecapan masih berfungsi dengan baik.

7.Pola persepsi diri.

- Pasien yakin penyakitnya akan sembuh. 

      8.Pola Seksualitas Dan Reproduksi

- Pasien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.

9. Pola Peran Hubungan

-pasien sebagai kepala keluarga ,dan mempunyai hubungan baik dengan     keluarganya.

10. Pola management koping - stress

- Pasien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya.

11. Sistem Nilai Dan Kepercayaan

-pasien beraga islam dan selalu berdo’a untuk kesembuhannya.

PEMERIKSAAN FISIK

-Kesadaran                  : compos metis

-Tanda-tanda vital       : TD     =110 / 70 mmHg,

  N       = 105 x/menit

  RR     = 30x/menit

  S        = 36,8ᵒC

-Kepala                        :  bentuk mesochepal, rambut hitam , tidak ada lesi pada kepala, keadaan rambut pasien juga

bagus, tidak rontok,  tidak ada benjolan.

                           : - mata klien simetris, mata tidak bengkak,tidak memakai alat bantu penglihatan.

-Hidung                       : - ada septum,

  - ada cuping hidung

  - terpasang slang oksigen 2 liter

-Telinga                       : - ada serumen

  - fungsi pendengaran masih baik.

-Mulut                         : - gigi klien bersih

  - warna bibir pucat

  - mukosa bibir kering.

-Leher                          : - tidak ada pembesaran kelenjar tiroid .

-Thorak                        : -payudara      : -

-jantung         : - saat dilakukan auskultasi jantung   di dapatkan S1 < S2

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Asma

-abdomen                      : I       :  bentuk simetris,tidak ada lesi

                             A      : terdengar bising usus 12x / menit

                             P      : terdengar  bunyi timpani.

                             P      : tidak ada nyeri tekan pada 4 kuadran

- Paru – paru                 : I : bentuk simetris,tetapi saat klien bernafas klien terlihat pengembangan dada yang tidak

simetris.

                            A : terdapat bunyi wheezing(mengi)

                            P : bunyi pekak,menunjukan adanya penumpukan   secret.

                            P : saat dilakukan palpasi taktil fremitus dapat terasa getaran yang berat.

            -genetalia                     :  - laki-laki

    - tidak terpasang dower cateter (DC)

            -punggung                   : - tidak ada lesi/jejes pada punggung

-ekstimitas                   :  - atas   : tangan kanan terpasang infus D5%  20tpm + aminophilin

                                                   - bawah: tidak ada edema

PROGRAM TERAPI  (31 Januari 2012)

-          Infus D5% + aminophilin 20 tpm-          Oral Ambroxol            : 3x1 (30mg)-          Injeksi dexametason   : 3x1 (5mg)-          Injeksi ranitidine         : 3x1 (50mg)-          Injeksi cefotaxime       :3x1 (gr)

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG (30 januari 2012, pukul 13.00)Pemeriksaan Hasil Normal Satuan Keterangan

Gula Darah        Sewaktu 94 <200 mg/dlKimia       Creatinin 0.9 0,7 – 1,2 mg/dlHemoglobin 15,0 L = 13,6

P = 12 - 14gr%

Jumlah lekosit 4.100 4.000– 11.000 /mmk

ANALISA DATANO. DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 DS : - Pasien mengatakan dadanya sesak

        Klien mengatakan dirinya

-peningkatan produksi sekret

-bersihkan jalan nafas tidak efektif.

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Asma

menderita batuk yang disertai dahak yang kentalDO : TD : 110/70mmHg          S   : 36,8ᵒC          N  : 105x / menit          RR : 30x / menit

        Pasien terlihat sesak

2 DS : - klien mengatakan sesak

DO : terpasang oksigen 2 liter

-gangguan suplai oksigen

-gangguan kerusakan pertukaran gas.  

3 DS : - klien mengatakan tidak nafsu makan.

        Klien mengatakan makan hanya habis 3 – 4 sendok.

        Klien mengatakan minum hanya habis 3 – 4 gelas sehariDO : - makanan tidak habis.

-Anoreksia. -perubahan nutrisi kuang dari kebutuhan tubuh.

DIAGNOSA KEPERAWATAN1.      Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

peningkatan produksi sekret.2.      Gangguan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan

gangguan suplai oksigen.3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia.

INTERVENSI KEPERAWATANNO. DX.KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL1 Bersihkan jalan nafas

tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi secret,ditandai dengan : DS : -klen mengatakan dadanya sesak.DO: -TD=110/70mmHgS = 36,8 CN = 105x/menit

Setelah dilkukan tind.kep slama 3x24jam,dhrapkan klien :-klien merasa nyaman-sesak nafas berkurang/hilang-mukus berkurang-tidak terdapat

-auskultasi bunyi nafas

- kaji frekuensi pernafasan

- posisikanpasien semi fowler.

- mengetahui adanya bunyi wheezing.ronki

- mengetahui frekuensi pernafasan

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Asma

RR= 30x/ menit bunyi wheezing-tidak ada cuping hidung

- berikan obat sesuai indikasi

- observasi karakteristik batuk

- semi fowler dapat mengurangi sesak

- untuk mengurangi sesak

- mengetahui karakteristik batuk.

2 Gangguan kerusakan

pertukaran gas

berhubungan dengan

gangguan suplai

oksigen.ditandai dengan :

DS: klien mengatakan

sesak

DO: terpasang oksigen 2

liter

Setelah dilkukan tind.kep slama 3x24jam,dihrpkanKlien bernafas dengan baik,dengan kriteria hasil:-klien tidak menggunakan oksigen- klien tidak sesak lagi

-kaji frekuensi kedalaman pernafasan

- atur posisi semi fowler

- dorong pengeluaran sputum

- auskultasi bunyi nafas

- observasi tanda-tanda vital dan irama jantung

- berikan oksigen sesuai indikasi

-mengetahui frekuensi,kedalaman pernafasan

- semi fowler dapat mengurangi sesak

- untukmengeluarkan sputum

- mengetahui bunyi nafas

- mengetahui tanda-tanda vital pasien dan irama jantung pasien

- terapi oksigen dapat mengurangi sesak

3 Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

anoreksia. Ditandai

dengan:

DS: pasien mengatakan

tidak nafsu makan.

-pasien mengatakan

makan hanya habis 3-4

Setelah dilkukan tind.kep slama 3x24jam,dihrapknNutrisi pasien terpenuhi,dengan kriteria hasil:-nutrisi pasien terpenuhi- nafsu makan pasien bertambah- berat badan pasien bertambah

-auskultasi bunyi usus

- kaji kebiasaan diet

- anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering

- hindari makanan yang

-mengetahui bunyi usus

- mengetahui kebiasaan diet

- makan sedikit tapisering dapat menambah nutrisi pasien

- makanan yang merangsang dapat

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Asma

sendok saja

DO: makanan tidak habis

Merangsang

-timbang berat badan pasien

memberukan rasa sakit pada perut.

-mengetahui berat badan pasien

IMPLEMENTASI KEPERAWATANNO.DIAGNO

SAHARI/TGL/

JAMIMPLEMENTASI EVALUAS

I RESPONPARA

F1

1

1

1,2

2

2

3

3

3

Selasa,31/1/2012

09.00

09.05

09.10

09.15

09.20

10.00

10.05

10.10

10.15

- mengkaji keadaan umum pasien.

- mengkaji frekuensi pernafasan

- mengauskultasi bunyi paru

- memposisikan pasien semi fowler

- memonitor oksigen pasien

- mengauskultasi bunyi usus

- mengkaji kebiasaan diet(masukan oral)

- menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.

- menganjurkan pasien untuk tidak makan makanan yang merangsang(pedas,panas,dingin)

- menimbang berat badan pasien.

- mengukur tanda-tanda vital pasien

- Pasien terlihat sesak

-RR = 30x/menit

-Terdengar bunyi wheezing-pasien mnegatakan lebih nyaman-terpasang oksigen 2 liter,

-terdengar bising usus

-pasien tidak nafsu makan

-pasien mau melakukannya

-pasien mengerti dan mau melakukannya

-berat badan pasien 58kg

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Asma

3

2

10.20

11.00

-TD=110/70S = 36,8 CN =105x/mnitRR= 30x/ menit

1

1

1,2,3

2

3

2

2

Rabu,1/2/201207.00

08.00

08.05

08.10

08.15

11.00

11.05

-mengkaji keadaan umum pasien

-mengkaji frekuensi pernafasan

- memberikan obat ambroxol(oral),inj.cefotaxime,ranitidine(IV)

- memonitor oksigen pasien

-mengkaji masukan oral

- mengukur tanda-tanda vital pasien

- menganjurkan pasien untuk istirahat

-pasien terlihat lebih tenang- RR=25x/mnit

-pasien mau diberi obat

-masien masih menggunakan oksigen

-pasien mengatakan mulai nafsu makan- TD=110/70S = 36,8 CN =98x/mnitRR= 25x/ menit

-pasien beristirahat

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Asma

1

2

1,2

3

2

2

3

3

Kamis,2/2/201221.00

21.05

21.10

23.00

23.05

05.00

06.30

06.35

-mengkaji keadaan umum pasien

- memonitor oksigen

- mengkaji frekuensi pernafasan

- memberikan obat cefotaxime(IV)

- menganjurkan pasien untuk istirahat kembali

- mengukur tanda-tanda vital pasien

- mengkaji masukan oral

- menimbang berat badan pasien

-pasien mengatakan sesaknya berkurang- pasien tidak menggunakan slang oksigen- RR=23x/mnit

- masien mau diberi obat

-pasien mau istirahat dan tidur kembali

-TD=110/80S= 36,5CRR=23x/mnitN= 95x/mnit

- pasien menhatakan mulai nafsu makan,habis ½ porsi

-berat badan pasien 58,2kg

CATATAN PERKEMBANGANTANGGAL/JAM NO.DX.KEP CATATAN PERKEMBANGAN PARAF

31/1/201214.00

1 S = pasien mengatakan masih sesak nafasO = pasien terlihat sesak,RR=30x/menitA = masalah belum teratasiP = lanjutkan intervensi keperawatan

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Asma

14.00 2S = pasien mengatakan sesakO = pasien menggunakan oksigenA = masalah belum teratasiP = lanjutkan intervensi keperawatan

14.00 3S = pasien mengatakan tidak nafsu makanO = pasien masih terlihat lemas,makanan tidak habisA = masalah belum teratasiP = lanjutkan intervensi keperawatan

1/2/101214.00

1 S = pasien mengatakan sesaknya berkurangO = pasien terlihat lebih tenang,RR=25x/menitA = masalah teratasi sebagianP = lanjutkan intervensi keperawatan

14.00 2 S = pasien mengatakan sesaknya berkurangO = pasien masih menggunakan oksigenA = masalah teratasi sebagianP = lanjutkan intervensi keperawatan

14.00 3 S = pasien mengatakanmulai nafsu makanO = makanan habis ¼ porsiA = masalah teratasi sebagianP = lanjutkan intervensi keperawatan

2/2/201207.00

1 S = pasien mengatakansesaknya berkurangO = pasien terlihat lebih tenang,RR=24x/menitA = masalah teratasi sebagianP = lanjutkan intervensi keperawatan

07.00 2 S = pasien mengatakansesaknya berkurang ,sudah lebih nyamanO = pasien tidak menggunakan oksigenA = masalah teratasi sebagianP = lanjutkan intervensi keperawatan

07.00 3 S = pasien mengatakan mulai nafsu makan kembaliO = pasien makan habis ½ porsiA = masalah teratasi sebagianP = lanjutkan intervensi keperawatan

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Asma

DAFTAR PUSTAKA

http://ariebencolenk.blogspot.com/2012/01/asma-bronkial.html

Judith M.Wilkinson,2007,Diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan Kriteria hasil

NOC

NANDA,2001-2002,Diagnosis keperawatan Nanda,Yogyakarta;UGM

http://ariebencolenk.blogspot.com/2012/02/askep-asma-bronkial.html

askep asma

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. “A”DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN : ASMADI RUANG UGD RSU “A”

A. Pengkajian1. Identitas a. Identitas KlienNama : Tn. AUmur : 20 Tahun Jenis Kelamin : Laki-lakiAgama : IslamPendidikan : PTNPekerjaan : MahasiswaSuku/Bangsa : Sunda/IndonesiaStatus Material : Belum KawinTgl. Masuk RS : 20 Desember 2008No. Med. CM : 11111Ruang/Kamar : UGDDiagnosa Medis : AsmaTgl. Pengkajian : 21 Desember 2008Alamat : Jl. KH. Akhmad Dahlan No. 20

Page 21: Asuhan Keperawatan Pada Asma

b. Identitas PenanggungjawabNama : Tn. BUmur : 45 Tahun Pendidikan : SMAJenis Kelamin : Laki-lakiPekerjaan : PNSAlamat : Jl. KH. Akhmad Dahlan No. 20Hubungan dengan Klien : Ayah 

2. Riwayat Kesehatan1) Keluhan UtamaKlien mengeluh nafas sesak.2) Riwayat Kesehatan/Keperawatan SekarangPada tanggal 20 Desember 2008, pukul: 20.00 WIB klien datang ke Rumah Sakit Umum ”A” dan mengalami rawat inap di ruag UGD. Klien mengatakan nafasnya menjadi sesak setelah minum air es (karena kedinginan). Klien mengalami sesak nafas disertai batuk berdahak dan pusing.3) Riwayat Kesehatan DahuluKlien mengatakan sering penyakit seperti ini dan pernah dirawat di Rumah Sakit ”X” sebelumnya. 4) Riwayat Kesehatan KeluargaKlien mengatakan keluarganya ada yang pernah atau sedang menderita penyakit yang diderita klien dan klien mengatakan keluarganya ada yang memiliki penyakit keturunan yaitu Ibu Tn. ”A”.

3. Fungsi Kesehatan1) Pola AktivitasNo. Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit1. Nutrisi dan Cairana. Nutrisi Jenis Frekuensi Tambahan Pantangan  Keluhanb. Cairan Jenis Frekuensi Jumlah/hari Keluhan 

Nasi3 x/hariLauk pauk, sayur

Page 22: Asuhan Keperawatan Pada Asma

Tidak AdaTidak ada

Air putih, air teh6-8 gelas/hari 1600 ccTidak ada 

Nasi3 x/hariLauk pauk, sayurTidak AdaTidak ada

Air putih, air teh6-8 gelas/hari 1600 ccTidak ada2. Eliminasia. BAB Konsistensi Frekuensi Warnab. BAK Warna Frekuensi Jumlah Keluhan 

Lembek1-2 x/hariKuning muda

Kuning mudaTidak tentu 1400-1600 ccTidak ada 

Lembek1-2 x/hariKuning khas

Kuning mudaTidak tentu 1400-1600 ccTidak ada3. Istirahat/tidur Siang

Page 23: Asuhan Keperawatan Pada Asma

Malam 3-4 jam7-8 jam 3-4 jam7-8 jam4. Personal Hygene Mandi Cuci Rambut Gosok gigi Ganti Pakaian 2 x/hari2 x/hari2 x/hari2 x/hari

1 x/hariBelum pernah2 x/hari2 x/hari

2) Data Penunjang Data SosialHubungan klien terhadap perawat dan hubungan klien dengan keluarga dan sesama pasien baik dan sangat koopeatif. Data EkonomiKlien termasuk golongan kelurga yang berkecukupan, ini dapat terlihat dari cara pembayaran, keluarga klien tidak pernah mengalami kesulitan dalam hal pembayaran pengobatan. Data SpritualKlien seorang muslim, klien selalu berdoa untuk kesembuhan penyakit yang dideritanya. Namun untuk melaksanakan ibadah (shalat) klien menyatakan sedikit terganggu.

Data PsikologisKlien kelihatan cemas, klien sangat tegar dan optimistis. Klien yakin akan kesembuhan penyakit yang dideritanya.

4. Pemeriksaan Fisik1) Keadaan Umum : Penampilan : Klien terlihat lesu dan cemas Kesadaran : Compos Mentis2) Tanda-tanda Vital : T : 360 C P : 88 x/menit R : 27 x/menit S : 120/80 mmHg3) Pemerikasaan Kepala dan Leher : Kepala dan Rambut

Page 24: Asuhan Keperawatan Pada Asma

a. Bentuk : Ovalb. Keadaan : Kulit kepala bersih, tektur rambut lembut, tidak rontok, dan tidak beruban.c. Kebersihan : Bersihd. Keluhan : Tidak ada Mataa. Conjungtiva : An Anemisb. Sclera : An Ikterikc. Pupil : Bulat Isocord. Keluhan : Tidak ada

Hidunga. Bentuk : Simetrisb. Fungsi Penciuman : Baik, dapat membedakan bau-bauanc. Kebersihan : Bersihd. Cuping hidung : (+)e. Keluhan : Tidak ada Telingaa. Bentuk : Simetrisb. Fungsi pendengaran : Baikc. Alat bantu : Tidak adad. Keluhan : Tidak ada Oral Capitya. Mukosa bibir : Simetrisb. Kondisi gigi : Bersihc. Fungsi menelan : Baikd. Fungsi pengecapan : Baike. Kondisi lidah : Baik f. Keluhan : Tidak ada  Lehera. Kelenjar Tiroid : Tidak terdapat pembesaranb. Pergerakan : Baikc. Keluhan : Tidak ada4) Pemeriksaan Dada :a. Bentuk : Simetrisb. Pergerakan : Simetris c. Pola nafas : cepatd. Frekuensi nafas : 27 x/menite. Bunyi nafas : wheezingf. Keluhan : Klien mengeluh sesak5) Pemeriksaan Abdomen : a. Bentuk : Simetris b. Bising Usus : 8 x/menitc. Massa saat palpasi : Tidak teraba massad. Keluhan : Tidak ada6) Pemeriksaan Ekstremitas Atasa. Bentuk : Simetrisb. Kondisi kuku : Bersih

Page 25: Asuhan Keperawatan Pada Asma

c. Kelainan warna : Tidak adad. Oedema : Tidak adae. Pergerakan : Baikf. Keluhan : Tidak ada7) Pemeriksaan Ekstremitas Bawaha. Bentuk : Simetrisb. Kondisi kuku : Bersihc. Alat yang terpasang : Tidak adad. Kelainan warna : Tidak adae. Oedema : Tidak adaf. Pergerakan : Baikg. Keluhan : Tidak ada8) Pemeriksaan Genetaliaa. Varises : Tidak adab. Oedema : Tidak adac. Kebersihan : Bersihd. Pendarahan : Tidak adae. Keluhan : Tidak ada9) Pemeriksaan Integumena. Lesi : Tidak adab. Decubitus : Tidak adac. Kebersihan : Bersihd. Oedema : Tidak adae. Suhu : 360 Cf. Turgor : Baikg. Kelainan warna : Tidak ada5. Analisa DataNo DATA Kemungkinan/Penyebab Masalah1. DO : Pernapasan:27x/mnt Terdengar bunyi nafas wheezing Terdapat batuk sedikit berdahak Terdapat retraksi otot pernafasanDS : Klien mengeluh sesak Penyempitan jalan nafas (bronchus) Pola nafas tidak efektif2. DO : Klien terlihat antusias sewaktu diberi penjelasan tentang penyakitnya Klien terlihat agak cemasDS : Klien banyak bertanya tentang penyakitnya dan tidak mengetahui kondisi penyakit yang dideritanya. Kurangnya pengetahuan mengenai proses penyakitnya. Gangguan rasa aman dan cemas.3. DO: Klien terlihat lesu Pernafasan:27x/mnt Aktifitas klien dibantuDS: Klien sering meminta keluarga dan perawat untuk melayani aktivitasnya.

Page 26: Asuhan Keperawatan Pada Asma

Penyempitan jalan nafas

Suplai O2 kurang

kelemahan fisik

Aktivitas terganggu Gangguan pola aktivitas

B. Diagnosis Keperawatan1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan jalan nafas (bronchus) yang ditandai dengan pernafasan 27 x/menit, terdengar bunyi nafas wheezing, terdapat batuk sedikit berdahak, terdapat retraksi otot pernafasan dan klien mengeluh sesak.2. Gangguan rasa aman dan cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai proses penyakit yang diderita yang ditandai dengan klien terlihat antusias sewaktu diberi penjelasan tentang penyakitnya dan terlihat agak cemas serta klien banyak bertanya tentang penyakitnya.3. Gangguan pola aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik yang ditandai dengan klien sering meminta kelurga dan perawat untuk melayani aktivitasnya.

C. Perencanaan

PERENCANAAN KEPERAWATAN/ NURSING CARE PLAN (NCP)Nama : Tn. A No. Med. CM : 11111Umur : 20 Tahun Tgl. Masuk RS : 20 Desember 2008Jenis Kelamin : Laki-laki Diagnosa Medis : Asma

No Hari/Tgl. DiagnosaKeperawatan PERENCANAANTujuan Intervensi Rasional1. Minggu,21 Des2008

Page 27: Asuhan Keperawatan Pada Asma

Pkl. 09.00WIB Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan jalan nafas (bronchus) yang ditandai dengan pernafasan 27 x/menit, terdengar bunyi nafas wheezing, terdapat batuk sedikit berdahak, terdapat retraksi otot pernafasan dan klien mengeluh sesak.

Jalan nafas kembali efektif setelah 1 menit .TUK: Sesak berkurang Batuk berkurang Klien dapat mengeluarkan sputum Wheezing berkurang/hilang Tanda-tanda vital dalam batas normal 1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya: meringi, bronkhi.

2. Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi dan ekspirasi.

3. Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya tinggikan kepala. 

4. Berikan air hangat

5. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.

6. Kolaborasi: Berikan obat sesui indikasi. Bronkodilator spiriva 1x1 (inhalasi). Berikan oksigen tambahan dan humidifikasi tambahan, misalnya nebulizer. 1. Bronkhi, mengi menyertai obstruksi jalan nafas/kegagalan pernafasan.2. Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan selama strest/adanya proses infeksi akut.3. Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.4. Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.5. Dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah ketidaknyamanan upaya bernafas.6. Membebaskan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.Memaksimalkan bernafas dan menurunkun kerja nafas, memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran secret.2. Minggu,21 Des2008

Page 28: Asuhan Keperawatan Pada Asma

Pkl. 11.00WIB Gangguan rasa aman dan cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai proses penyakit yang diderita yang ditandai dengan klien terlihat antusias sewaktu diberi penjelasan tentang penyakitnya dan terlihat agak cemas serta klien banyak bertanya tentang penyakitnya.

Pengetahuan klien tentang proses penyakit menjadi bertambah.TUK :1. Mencari tentang proses penyakit: Klien mengerti tentang definisi asma. Klien mengerti komplikasi dari asma.• • 1. Diskusikan aspek ketidaknyamanan dari penyakit, lamanya penyembuhan, dan harapan kesembuhan.2. Berikan Informasi dalam bentuk tertulis dan verbal.

3. Tekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif (latihan pernafasan).

4. Identifikasi tanda atau gejala yang memerlukan pelaporan pemberi perawatan kesehatan.

5. Buat langkah untuk meningkatkan kesehatan umum dan kesejahteraan, misalnya: istirahat dan aktivitas seimbang, diet baik. 1. Informasi dapat membantu ansietas dan masalah berlebihan.

2. Kelemahan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengasimilasi informasi atau mengikuti program medik.3. Selama awal 6-8 minggi setelah pulang, pasien beresiko besar untuk kambuh dari penyakitnya. 4. Upaya evaluasi dan intervensi tepat waktu dapar mencegah meminimalkan komplikasi.5. Menaikkan pertahanan alamiah atau imunitas. 3. Minggu,21 Des 2008

Pkl.13.00WIB Gangguan pola aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik yang ditandai dengan klien sering meminta kelurga dan perawat untuk melayani aktivitasnya.

Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.TUK: Keadaan umum klien baik Badan tidak lemas

Page 29: Asuhan Keperawatan Pada Asma

Klien dapat beraktivitas secara mandiri Kekuatan otot terasa pada skala sedang 1. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Catat laporan peningkatan kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas.2. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat.

3. Bantu pasien dalam memilih posisi nyaman untuk istirahat atau tidur.

4. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. 1. Menetapkan kebutuhan/kemampuan pasien dan memudahkan pilihan intervensi.

2. Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan.3. Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi atau menunduk ke depan meja atau bantal.4. Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, menaikkan istirahat.

asuhan keperawatan pada pasien asma

I PUTU ANDRIA WARDANA04 . 07. 1618B\KP\VI

ASMADEFINISI asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara. PENYEBAB pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga. 

pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus

Page 30: Asuhan Keperawatan Pada Asma

berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas. 

sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang. 

tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien. 

sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara. GEJALA frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala. 

suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan nafas yang berbunyi (wheezing, mengi, bengek), batuk dan sesak nafas. bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan nafasnya. di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak nafas, batuk atau rasa sesak di dada. serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari. 

gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala. 

selama serangan asama, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat. 

pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan. 

Page 31: Asuhan Keperawatan Pada Asma

meskipin telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna, 

kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita. DIAGNOSA diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. 

untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan. 

menentukan faktor pemicu asma seringkali tidak mudah. tes kulit alergi bisa membantu menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. jika diagnosisnya masih meragukan atau jika dirasa sangat penting untuk mengetahui faktor pemicu terjadinya asma, maka bisa dilakukan bronchial challenge test. PENGOBATAN obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan. 

agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik. 

bronkodilator yang yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik. 

sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam. bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan. 

bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif. penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat. bronkodilator per-oral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat. 

Page 32: Asuhan Keperawatan Pada Asma

jenis bronkodilator lainnya adalah teofilin. teofilin biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet long-acting. pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah). 

jumlah teofilin di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah yang terlalu banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang. pada saat pertama kali mengkonsumsi teofilin, penderita bisa merasakan sedikit mual atau gelisah. kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri dengan obat. pada dosis yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi (jantung berdebar). juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan, ketakuatan), muntah, dan kejang. 

kortikosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala asma. jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap kortikosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan. tetapi penggunaan tablet atau suntikan kortikosteroid jangka panjang bisa menyebabkan: - gangguan proses penyembuhan luka - terhambatnya pertumbuhan anak-anak - hilangnya kalsium dari tulang - perdarahan lambung - katarak prematur - peningkatan kadar gula darah - penambahan berat badan - kelaparan - kelainan mental. 

tablet atau suntikan kortikosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi serangan asma yang berat. untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler kortikosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya. kortikosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma. 

kromolin dan nedokromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. obat ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan. obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olah raga. obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala. 

obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada

Page 33: Asuhan Keperawatan Pada Asma

penderita yang sebelumnya telah mengkonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik. 

pengubah leukotrien (contohnya montelukas, zafirlukas dan zileuton) merupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan asma. obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala asma). 

pengobatan untuk serangan asma 

suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk membuka saluran pernafasan. obat yang digunakan untuk mencegah juga digunakan untuk mengobati asma, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang berbeda. 

agonis reseptor beta-adrenergik digunakan dalam bentuk inhaler (obat hirup) atau sebagai nebulizer (untuk sesak nafas yang sangat berat). nebulizer mengarahkan udara atau oksigen dibawah tekanan melalui suatu larutan obat, sehingga menghasilkan kabut untuk dihirup oleh penderita. 

pengobatan asma juga bisa dilakukan dengan memberikan suntikan epinefrin atau terbutalin di bawah kulit dan aminofilin (sejenis teofilin) melalui infus intravena. 

penderita yang mengalami serangan hebat dan tidak menunjukkan perbaikan terhadap pengobatan lainnya, bisa mendapatkan suntikan kortikosteroid, biasanya secara intravena (melalui pembuluh darah). 

pada serangan asma yang berat biasanya kadar oksigen darahnya rendah, sehingga diberikan tambahan oksigen. jika terjadi dehidrasi, mungkin perlu diberikan cairan intravena. jika diduga terjadi infeksi, diberikan antibiotik. 

selama suatu serangan asma yang berat, dilakukan: - pemeriksaan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah - pemeriksaan fungsi paru-paru (biasanya dengan spirometer atau peak flow meter) - pemeriksaan rontgen dada. 

pengobatan asma jangka panjang 

salah satu pengobatan asma yang paling efektif adalah inhaler yang mengandung agonis reseptor beta-adrenergik. penggunaan inhaler yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung. jika pemakaian inhaler bronkodilator sebanyak 2-4 kali/hari selama 1 bulan tidak mampu mengurangi gejala, bisa ditambahkan inhaler kortikosteroid, kromolin atau pengubah leukotrien. jika gejalanya menetap, terutama pada malam hari, juga bisa ditambahkan teofilin per-oral. PENCEGAHAN serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga

Page 34: Asuhan Keperawatan Pada Asma

TUTORIAL Tuan K datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, tuan K mempunyai riwayat penyakit asma. Setiap pagi dan malam ia selalu merasa sesak nafas. Tuan K mengatakan suara nafas seperti peluit ketika merasa sesak nafas. Dari pemeriksaan perawat mendapatkan suara nafas wheezing, wajah pasien terlihat pucat, retraksi otot dada.

A. Penyakit Asma1. Pengertian Asma Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan berbagai sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi jalan nafas, dan gejala pernafasan (mengi dan sesak). Obstruksi jalan nafas umumnya bersifat reversible, namun dapat menjadi kurang reversible bahkan relative non reversible tergantung berat dan lamanya penyakit. (Kapita Selekta 1, hal 476 – 477).

Asma berasal dari kata Yunani yang artinya terengah-engah dan berarti serangan nafas pendek. Meskipun dahulu istilah ini digunaan untuk menyatakan gambaran klinis nafas pendek tanpa memandang sebabnya, sekarang istilah ini hanya ditujukan untuk keadaan-keadaan yang menunjukkan respon abnormal saluran pernafasan terhadap berbagai ranganagn yang menyebabkan penyempitan jalan nafas yang meluas. (Patofisiologi 2, hal 189).

Asma adalah satu keadaan klinis yang ditandai dengan episode berulang penyempitan bronkus yang reversible, biasanya diantara episode terhadap periode pernafasan yang lebih normal. (Patofisiologi 1, hal 189).

2. Penyebab AsmaPenyebab yang umum ialah hipersensitivitas bronkiolus terhadap benda-benda asing di udara. Pada pasien yang lebih muda, di bawah usia 30 tahun, sekitar 70% asma disebabkan oleh hipersensitivitas alergik, terutama hipersensitivitas terhadap serbuk sari tanaman. Pada pasien yang lebih tua, penyebabnya hamper selalu pipersensitivitas terhadap bahan iritan non alergik di udara, seperti iritan pada kabut/ debu (smog). (Guyton & Hall Fisiologi Kedokteran, hal 675).

3. Tanda dan GejalaGejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat hiperaktivitas bronkus. Obstruksi jalan nafas dapat reversible secara spontan maupun dengan pengobatan. Gejala-

Page 35: Asuhan Keperawatan Pada Asma

gejala asma antara lain : a. Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskopb. Batuk produktif, sering pada malam haric. Nafas atau dada seperti tertekan.Gejalanya bersifat paroksismal, yaitu membaik pada siang hari dan memburuk pada malam hari. (Kapita Selekta, hal. 477).

Jalan penyakit asma/ Patiofisiologi asmaSetelah pasien terpajan allergen penyebab atau factor pencetus, segera akan timbul dispma. Pasien merasa seperti tercekik dan harus berdiri atau duduk dan berusaha penuh mengerahkan tenaga untuk bernafas. Kesulitan utama yang dirasakan pasien adalah pada saat ekspirasi. Percabangan trakeobronkial melebar dan memanjang selama inspirasi, tetapi sulit untuk memaksakan udara keluar dari bronkolus yang semoit, mengalami edema dan terisi mucus, yang dalam keadaan akan berkontraksi sampai tingkatan tertentu pada ekspirasi. Udara terperangkap pada bagian distal tempat penyumbatan, sehingga terjadi hiperinflasi progresif paru. Akan timbul mengi ekspirasi memanjang yang merupakan cirri khas asma sewaktu pasien berusaha memaksanakan udara keluar. Serangan asma seperti ini dapat berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam, diikuti dengan batuk produktif dengan spuntum berwarna keputih-putihan. Selang waktu antara dua serangan biasanya bebas dari kesulitan bernafas. Serangan asma yang berlangsung terus menerus selama berhari-hari dan tidak dapat ditanggulangi dengan cara pengobatan biasa. Dikenal dengan nama status asmatikus. Dalam kasus ini fungsi vertical dapat sangat memburuk sehingga mengakibatkan sianosis dan kematian. (Patofisiologi 2, hal 785).

Page 36: Asuhan Keperawatan Pada Asma

4. PenatalaksanaanTujuan terapi asma :a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asmab. Mencegah kekambuhanc. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannyad. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan execusee. Menghindari efek samping obat asmaf. Mencegah obstruksi jalan nafas yang ireversibel

Yang termasuk obat anti asma adalah :a. Bronkodilator1) Agenis P2Obat ini mempunyai efek bronkodilatasi, salbutamol, dan feneterol memiliki lama kerja 4-6 jam, sedangkan agonis β2 log-acting bekerja lebih dari 2 jam, seperti salmeterol, formoterol, bombuterol, dan lain-lain. Bentuk aerosol dan instalasi memberikan efek bronkodialatasi yang sama dengan dosisi yang jauh lebih kecil yaitu spersepuluh dosis oral dan pemberiannya local.2) MetixantinTeoflilin termasuk golongan ini. Efek bronkodilaturnya berkaitan dengan konsentrasinya di dalam sarum. Efek samping obat ini dapat ditekan dengan pemantauan kadar teoflin serum dalam pengobatan jangka panjang.3) AntikolgenikGolongan ini menurunkan tenus vogus intrinsic dari saluran nafas.b. Antiinflamasi Antiinflamasi menghambat inflamasi jalan nafas dan mempunyai efek supresi dan profilaksis.1) Kontikosteroid2) Natrium kromdin (sodium cromoglycate) merupakan antiinflamasi non steroid.

Table Pengobatan asma jangka panjang berdasarkan berat penyakitDerajat asma Obat pengontrol Obat pelegaAsma peristen Tidak perlu - Bronkodlator aksi singkat, yaitu instalasi agonis β2 bila perlu- Intensitas pengobatan tergantung berat ekgoserbasi- Inhalasi agonis β2 atau kronoln dipakai sebelum aktivitas atau pajanan allergenAsma persisten ringan - Inhalasi kontitosteroid 200-500 μg/komdin/nedokramil atau teofilin lepas lambat- Bila perlu ditingkatkan sampai 800 μg atau ditambahkan bronkadilator aksi lama instalasi atau oral atau teofilin lepas lambat - Inshalasi agorius β2 aksi singkat bila perlu dantidak melebihi 3-4 kali sehari

Asma persisten sedang - Inshalasi kartikosteroid 800-2000 μg - Bronkodilator aksi lama terutama untuk mengontrol asma malam. Dapat diberikan agonis β2 aksi lama instalasi atau oral teofilin lepas lambat - Inhagarus agorus β2 aksi singkat bila perlu dan tidak melebih 3-4 kali sehari

Page 37: Asuhan Keperawatan Pada Asma

Asma peristen berat - Inhalasi kardikolesteroid 800-2000 μg atau lebih- Brinkadilatir aksi lama, berupa agonis β2 inhalasi atau oral atau teofilin lepas lambat- Kortikosteroid oral jangka panjang - 

Tabel terapi serangan asma akutBeratnya serangan Terapi LokasiRingan - Aktivitas hamper normal- Bicara dengan kalimat - Penuh denyut nadi < 100/ menit (APE> 60%) Terbaik :- Agonis P2 isap (MDI) 2 isap boleh diulangi 1 jam kemudian atau tiap 20 menit dalam 1 jamAlternative :- Agonis β-2 oral dan atau 3x, -1 tablet (2 mg) oral.- Teofilin 75-150 mg- Lama terapi menurut kebutuhan - Di rumahSedang :- Hanya mampu berjalan jarak dekat- Bicara dalam kalimat terputus-putus- Denyut nadi 100-120/ menit- (APB 40-60 %) Terbai :- Agonis β-2 secara nebulisasi 2,5-5 mg, dapat diulangi sampai 3 kali dalam 1 jam pertama dan dapat dilanjutkan setiap 1-4 jam kemudian.Alternative :- Agonis β-2 I m/ adrenalin S.K.- Teufilin iv 5 mg/kg BB/ir pelan-pelan- Steroid iv/konsisten 100-200 mg, im deksametasan 5 mg iv- Oksigen 4 liter/ menit - Puskesmas- Klinik rawat jalan- UGD- Praktek dokter umum- Dirawat di RS bila tida respon dalam 2-4 jamBerat :- Sesak pada istirahat- Bicara dalam kata-kata terputus- Denyut nadi > 120 l/mnt- (APE <40% atau wol/mnt. Terbaik : - Agonis β-2 secara nebulasi dapat diulangi sampai dengan 3 kali dalam 1 jam pertama selanjutnya dapat diulang setiap 1-4 jam kemudian - Teofilin iv dan infus - Steroid iv dapat diulang / 8-12 jam - Agonist beta-2 sk/iv/6 jam - Oksigen 4 liter/ menit - Pertimbangkan nebulisasi pratopium bromide 20 tetes Alternative : - Lanjutkan terapi sebelumnya - Pertimbangkan intubasi dan ventilasi mekanik - Pertimbangkan anestesi umum untuk terapi pernafasan intensif. Bila perlu dilakukan kurasan bronco diveolar (BAL) - UGD - Rawat bila tidak respon dalam 2 jam maksimal 3 jam - Pertimbangkan rawat ICU bila cenderung prograsif - ICU Terapi awal, yaitu : 1) Oksigen 4-6 liter/ menit 2) Agonis β-2 (salburanol 5 mg atau feneterol 2,5 mg atau ferbutalin 18 mg). inhalasi nebulisasi dan pemberiannya dapat diulang setia 20 menit sampai 1 jam. Pemberian agonis β-2 dapat secara subkutan atau iv dengan dosisi salbutanol 0,25 mg atau terbutalin 0,25 mg dalamn larutan dekstrosa 5% dan diberikan perlahan 3) Aminofilin belus iv 5-6 mg/ kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya maka cukup

Page 38: Asuhan Keperawatan Pada Asma

diberikan setengah dosis. 4) Kartikosteroid hidrokortison 100 – 200 mg iv jika tidak ada respon segera atau pasien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat. Respon terhadap terapi awal baik, jika didapatkan keadaan berikut : 1) Respon menetap selama 60 menit setelah pengobatan 2) Pemeriksaan fisik normal 3) Arus puncak ekspirasi (APE) > 70%Jika respon tidak ada atau tidak baik terhadap terapi awal maka pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit.Terapi asma kronik adalah sebagai berikut :1) Asma ringan : agonis β-2 inhalasi bila perlu atau agnois β-2 oral sebelum becise atau terpapar allergen2) Asma sedang : inflamasi setiap hari dan agonies β-2 inhalasi bila perlu3) Asma berat : steroid inhalasi setiap hari, teofilin slow release atau agonis β-2 long acting, steroid oral selang sehari atau dosis tunggal harian dan agonis β-2 inhalasi sesuai kebutuhan.

Asma dapat dibagi menjadi 3 kategori : Asma ekstrinsik atau alergik : disebabkan oleh allergen yang diketahui Asma intrinsic atau idiooatik : lebih sering timbul sesudah 40 tahun Asma campuran : terdiri dari komponen-komponen asma ekstrinsik dan intrinsic.

B. Pemeriksaan DadaPada pemeriksaan dada, yang perlu diketahui adalah garis atau batas di dada seperti gambar di bawah ini. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, atau auskultasi.

Keterangan :a. Garis midsternalGaris vertical melalui pertengahan sternumb. Garis SternalGaris sejajar dengan garis misdsternal melalui tepo sternum kanan dan kiric. Garis parasternalGaris sejajar dengan garis midsternal melalui titik 1 cm lateral dari garis sternal kanan dan kirid. Garis midklavikularisGaris sejajar dengan garis midsternal melalui pertengahan klavikula kanan dan kirie. Garis aksilaris anteriorGaris sejajar dengan garis midsternal melalui lipatan aksilaris anteriorf. Garis midaksilaris (aksilaris medial)Garis sejajar garis midsternal pertengahan garis aksilaris anterior dan posturiorg. Garis aksilaris posteriorGaris sejajar dengan garis midsternal melalui lipatan aksilaris posteriorh. Garis midspinalisGaris vertical di tengah punggung melalui prosesus spinosus tulang belakangi. Garis midskapularisGaris sejajar dengan garis midspinalis melalui puncak scapula.

Dalam pemeriksaan dada, yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan besar dada, kesimetrisan, gerakan dada, adanya deformitas, penonjolan, pembangkakan, atau kelainan

Page 39: Asuhan Keperawatan Pada Asma

yang lain. Dada memiliki beberapa bentuk, diantarannya : 1. Fumel chest, sternum bagian bawah serta iga masuk ke dalam, terutama saat inspirasi, yang dapat disebabkan oleh hipertropi adenoid yang berat.2. pigeon chest, atau sering disebut dada burung, baian sternum menonjol ke arah luar, dimana biasanya disertai dengan depresi ventrikel pada daerah kostrokadral. Kelainan ini dapat dilihat pada kasus osteporosis3. Barrel chest, dada berbentuk bulat seperti tong, sternum berddorong ke arah depan dengan iga horizontal, yang dapat ditemukan pada penyakit obstruksi paru seperti asma, emfisema dan lain-lain.

Pemeriksaan ParuPemeriksaan paru terdiri atas beberapa langkah, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan asukultasi.1. Inspeksi, untuk melihat apakah terdapat kelainan patofisiologis ataukah hanya fisiologis dengan melihat pengembangan paru saat bernafas.2. Palpasi, untuk menilai :a. Simetri atau asimetri dada yang dapat diperoleh dari adanya benjolan yang abnormal, pembesaran kelenjar limfe pada aksila, dan lain-lain.b. Adanya fremintus suara, merupakan getaran pada daerah toraks saat bicara atau menangis, yang sama dalam kedua sisi toraks. Penilaiannya apabila meninggi suaranya maka terjadi konsolidasi seperti pada pneumonia dan apabila menurun terjadi obstruksi, atelekrasis, pleuritis, efusi pleura, tumor pada paru. Caranya dengan meletakan telapak tangan kanan dan kiri di daerah dada atau punggung.c. Adanya krepitasi subkutis, yaitu udara daerah bawah jaringan kulit. Adanya krepitasi ini dapat terjadi spontan, setelah trauma atau tindakan trakeostomi dan lain-lain.3. Perkusi, dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung dengan mengetukkan ujung jari atau jari telunjuk langsung ke dinding dada, sedangkan cara tidak langsung dengan cara meletakkan satu jari pada dinding dada dan mengetuknya dengan jari tangan yang lainnya dimulai dari atas ke bawah kanan ke kiri, lalu dibandingkan hasilnya. Hasil dari pemeriksaan ini adalah :

a. Sonar, merupakan suara paru normalb. Redup atau pekak suara perkusi yang berkurang normalnya pada daerah scapula, diafragma, hati, dan jantung. Suara pekak atau redup ini biasanya merupakan konsolidasi jaringan paru seperti pada atelektosis, daerah iga keenam pada garis aksilaris media kanan yang menunjukkan adanya gerakan pernafasan, yaitu turun pada saat inspirasi dan naik pada ekspirasi, dan pada anak khususnya berusia di bawah 2 tahun akan mengalami kesulitan.c. Hipersonar atau timpani yang terjadi apabila udara dalam paru bertambah atau pleura bertambah seperti pada emfisema atau pneumotoraks.4. AuskultasiUntuk menilai suatu nafas dasar dan suara nafas tambahan yang dilakukan di seluruh dada dan punggung. Bandingkan suara nafas dari kanan atau ke kiri, kemudian dari bagian atas ke bawah, dan tekan daerah stetoskop dengan kuat. Khusus pada bayi, suara nafasnya akan lebih keras karena dinding dada masih tipis.

Suara nafas dasar.Suara nafas dasar merupakan suara nafas biasa, yang meliputi nafas vaskuler, bronchial,

Page 40: Asuhan Keperawatan Pada Asma

amforik, cog wheel breath sound, dan metamorphosing breath sound.1. Suara nafas vesicularMerupakan suara nafas normal. Udara masuk dan keluar melalui jalan nafas dan suara inspirasi lebih keras dan panjang dari pada suara ekspirasi. Apabila suara vaskuler ini melemah, maka terjadi penyempitan dada daerah bronkus, atau keadaan ventilasi yang kurang seperti pada pneumonia, atelektaksis edema paru, efusi pleura, emfisema, pneumotoraks, dan vesikuler mengeras apabila konsolidasi bertambah seperti pneumonia, adanya tumor, dan lain-lain. Khusus pada asma, suara nafas pada saat ekspirasi lebih panjang disbanding inspirasi.2. Suara nafas bronchialMerupakan suara nafas yang inspirasinya keras, disusul dengan ekspirasinya juga keras. Suara ini normal terdengar pada daerah bronkus besar kanan dan kiri, di daerah parasternal atas dada depan, dan daerah interskapular di belakang, akan tetapi, apabila terjadi pada daerah lain, kemungkinan terjadi adanya konsolidasi paru.3. Suara nafas amforik merupakan suara yang menyerupai bunyi tiupan di atas mulut botol kosong.4. Cog wheel breath soundMerupakan suara nafas yang terdengar secara terputus-putus, tidak terus menerus pada saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Hal ini dapat menunjukkan adanya kelainan pada bronkus kecil.5. Metamorphosing breath soundMerupakan suara nafas dengan awalan yang halus kemudian mengeras namun dapat pula dimulai dari suara veskular kemudian menjadi bronkial

Suara nafas tambahan Suara nafas tambahan merupakan suara nafas yang dapat didengar melalui bantuan auskultasi yang meliputi ronki basah/ ronki kering, wheezing, suara krepitasi, bunyi gesekan pleura (pleural friction rub).1. Ronki basah (rules)Merupakan suara nafas seperti vibrasi terputus-putus tidak menerus yang terjadi akibat getaran karena cairan dalam jalan nafas dilalui oleh udara. Ronki kering (rhonchi) merupakan suara yang terus menerus yang terjadi karena udara melalui jalan nafas yang menyempit akibat proses penyempitan pada saat ekspirasi daripada inspirasi.2. WheezingMerupakan suara nafas yang termasuk daam ronki kering, akan tetapi terdengar secara musical atau sonor apabila dibandingkan dengan ronki kering, dan lebih terdengar pada saat ekspirasi

3. KrepitasiMerupakan suara nafas yang terdengar akibat membukanya alerdi suara krepitasi terdengar normal pada daerah belakang bawah dan samping pada saat inspirasi yang dalam, sedangkan patologis terdapat pada pneumonia lobaris.4. Gesekan pleura (pleural friction rub)Merupakan suara akibat gesekan pleura yang terdengar kasar seolah-olah dekat dengan telinga pemeriksa, terjadi pada saat inspirasi maupun ekspirasi, namun terdengar lebih jelas pada saat akhir inspirasi.

Tabel Bunyi Nafas

Page 41: Asuhan Keperawatan Pada Asma

Deskripsi Karakteristik Lokasi Asal- VaskulerBunyi vaskuler halus, lembut dan bernada rendah. Fase inspirasi 3 kali lebih lama dari ekspirasiInspirasi > ekspirasi Normal : seluruh lapangan paru Diciptakan oleh udara yang bergerak melewati nafas yang lebih kecil- BronkovesikulerBunyi bronkovesikuler bernada sedang dan bunyi tiupan dengan itensitas sedang Inspirasi = ekspirasi Normal : ruang interastal 1 atau 2Abnormal : perifer Diciptakan oleh suara yang bergerak melewati jalan nafas yang besarBronkotubular/ bronchial Bunyi bronchial terdengar keras dan bernada tinggi dengan kualitas bergema. Inspirasi < ekspirasi Normal : di atas trakeaAbnormal : diarea paru Diciptakan oleh udara yang bergerak melewati trakea yang dekat dengan dinding dada.Tabel Bunyi TambahanBunyi Daerah yang diauskultasi Penyebab karakteristik Rales/ krekels- Halus Paling umum terdengar di lokus dependen: dasar paru kanan dan kiri - Pneumonia, gagal jantung koingestif - Karakteristik halus, nada tinggi, bunyi gemesir halus terdengar di akhir inspirasi menunjukkan adanya cairan di alveoli - Sedang - Edema paru - Karakteristik interminten, basal keras, nada sedang, terdengar diawal/ tengah inspirasi, hilang dengan batuk, menunjukkan cairan dalam bronkus- Kasar - Pneumonia dengan gejala paru yang mereda, bronchitis - Keras bergelembung, nada rendah, terdengar pada ekspirasi, hilang dengan batuk, menunjukkan adanya cairan dalam bronkiolus dan bronkus- Ronki Terdengar di atas trakea dan bronkus - - - Sonor Jika cukup keras terdengar di sebagian besar paru-paru - Bronchitis - Kontinu, mendengur, nada rendah, terdengar di seluruh siklus pernafasan, hilang dengan batuk menunjukkan keterlibatan bronkus dan trakea Sibilant - Asma - Kontinu, musical, nada tinggi, terdengar di tengah hingga akhir ekspirasi, menunjukkan edema dan obstruksi jalan nafas yang lebih kecil, mungkin terdengar dengan stetoskop.- Mengi- Inspirasi

- Ekspirasi Dapat didengar di seluruh bidang paru - Obstruksi tinggi

- Obstruksi rendah - Sonor, musical terdengar pada inspirasi- Bunyi bersiul, bunyi seperti menggosok, keras, nada tinggi, terdengar selama eskpirasi- Gesekan plueral Terdengar dibidang paru lateral anterior (jika klien duduk tegak) - Permukaan pleura yang meradang - Seperti memarut, menggosok keras, nada tinggi mungkin terdengar selama inspirasi atau ekspirasi

C. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul Pada Tuan K1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan asthma ditandai dengan dispnea. Suara nafas tambahan wheezing, arthopneu, dan terdapat spuntum.2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveoli

Page 42: Asuhan Keperawatan Pada Asma

ditandai dengan dispnea, warna kulit pucat dan irama nafas abnormal.3. Pada nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperuentilasi ditandai dengan dispnea retraksi otot dada, frekuensi nafas lebih dari 24 x/ menit, ekspirasi memanjang.4. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan gangguan tidur, perubahan nafas, dan perubahan nafsu makan.5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu dalam memasukkan, mencerna mengabsorbpsi makanan karena factor biologis.

Tujuan (NOC) dari diagnosa yang diterapkan1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan asthma ditandai dengan dispnea, suara nafas tambahan wheezing.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dari sebelumnya dengan hasil :a. Respiratory status : vebtilation (0403)- Memudahkan jalan nafas (040305)- Mampu mengeluarkan spuntum dari jalan nafas (040306)- Tidak ada pusect lips (040312)- Meniadakan sesak nafas pada saat istirahat (040313)b. Resoiratory status : airway patency (0401)- Membebaskan dari suara yang abnormal (041007)- Mengelurkan spuntum dari jalan nafas (041006)c. Aspiration control (1918)- Mampu mengidemtifikasi factor (19801)- Mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas (19802)- 2. Kerusakan pertuaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveoli ditandai dengan dispnea, warna kulit pucat dan irama nafas abnormal.a. Respiratory status : ventilation (0403)- Memudahkan jalan nafas (040305)- Mampu mengeluarkan sputum dari jalan nafas (040306)- Tidak ada pused lips (040312)- Meniadakan sesak nafas pada saat istirahat (040313)b. Vital sign status (0802)- Respirasi rate (080204)

3. Pola nafas tidak efektif denbgan hiperventilasi ditandai dengan dispnea, retraksi otot dada, frekuensi nafas lebih dari 24 x /menit, ekspresi mamanjang.Setalah dilakukan tindakan keperawatan selama ……………..x…………jam, pola pasien lebih efektif dari sebekumnya dengan kiteria :a. Respiratoiry stus : ventilation- Memudahkan jalan nafas (040305) - Mampu mengeluarkan spuntum dari jalan nafas (040306)- Tidak ada pused lips (040312- Meniadakan sesak nafas pada saat istirahat (040313)b. Respiratory status : airway patency (080)- Resipartion reta (080204).

4. Dx 4 Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam nyeri pasien berkurang dari

Page 43: Asuhan Keperawatan Pada Asma

sebelumnyua denan krieria : Pain level (1202)- Melaporkan nyeri berkurang (210201)- Frekuensi berkurang di sebekumnuya dengan alkhitub. (210203)- Change in RR (210210) Pan kontrol (1605)- Mengetahui penyebab nyert (160451)- Mampu mengontrol nyeri (160502)- Mencari bantuan apabila ada tanda-tanda sakit (160506)- Melaporkan apabila ada gejala kepada tenaga professional kesehatan (160506)- Melaporkan control nyeri (160511)

5. Dx 5Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan masukan dan pengeluaran nutrisi efektif dengan criteria :Nutritional status : food and fluid intake (1008)- Pemasukan makanan ke mulut (100801)- Zat cairan masuk ke mulut baik (100803)- Memasukan ke saluran makanan (100802)- Fluid intake (100804)INTERVENSIDx 1Airway Management (3140)- Buka jalan nafas, gunakan teknik chinlift atau jaw thrats bila perlu- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi semifowlar- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan- Keluarkan secret dengan batuk atau suction. Dx 2Acid –Base Management (1910)- Maintain a patient airway- Memantau respirasi pasienAirway Management (3140)- Membuka jalan nafas, menggunakan teknik chift lift atau jaw thrust bila perluDx 3Airway Management (3140)- Membuka jalan nafas- Pasien diposisikan untuk memaksimalkan ventilasi dengan posisi semi fowler- Mengeluarkan secret dengan batuk atau suction- Mengatur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbanganDx 4 Pain Management (1400)- Melakukan pengkajian nyeri pada lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi- Memilih dan melakukan penanganan nyeri dengan bantuan farmakologi- Tingkatkan istirahatDx 5Nutrision Management (1100)- Mengkaji adanya alergi makanan

Page 44: Asuhan Keperawatan Pada Asma

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien- Memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori- Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

Kamis, 26 November 2009

ASKEP ASMAPENGKAJIAN TINJAUAN KASUS

Tanggal masuk : 29-06-2009 jam (09.20)Tanggal pengkajian : Senin 29-06-2009Ruang : Cempaka(GIB)Pengkaji : Mei stiawandanaREVISITanggal pengkajian harus ada waktu / jamnya.I. PENGKAJIANTanggal masuk : 29 Juni 2009 Jam : 09.20 WIBTanggal pengkajian : 29 Juni 2009 Jam : 09.20 WIBRuang / kelas : Cempaka ( GIB )Pengkaji : Mei stiawandana

A. DATA SUBJEKTIFa. Identitas pasienNama : Tn.SUmur : 72thAgama : IslamPendidikan : SDPekerjaan : -Alamat : Krandegan RT 01/RW 02,Puring,KebumenNo.RM : -Diagnosa keperawatan : Asma bronchialREVISIPekerjaan, Jenis kelamin, suku / bangsa, status perkawinan, no.RM seharusnya terkajiA. IDENTITAS PASIENNama : Tn.SUmur : 72 th

Page 45: Asuhan Keperawatan Pada Asma

Agama : IslamPendidikan : SDPekerjaan : -Alamat : Krandegan RT 01 RW 02, Puring, Kebumen.Jenis kelamin : Laki - lakiSuku / bangsa : Jawa / IndonesiaStatus perkawinan : Sudah kawinNO RM : 154952Dx : Asma Bronkhial

b. Penanggung jawabNama : Tn.PUmur : 42Agama : IslamPendidikan : S1Pekerjaan : SwastaAlamat : Krandegan RT 01/RW 02,Puring,KebumenHub.dengan pasien : AnakREVISIJenis kelamin harusnya terkajib. Penanggung jawabNama : Tn.PUmur : 42Agama : IslamJenis kelamin : Laki - lakiPendidikan : S1Pekerjaan : SwastaAlamat : Krandegan RT 01/RW 02,Puring,KebumenHub.dengan pasien : Anak

c. Keluhan utamaPasien mengeluh sesak nafas

d. Riwayat kesehatana) Riwayat kesehatan saat ini/sekarangPasien datang ke IGD pada tanggal 29-06-2009 dengan keluhan sesak nafas yang disertai batuk berdahak, saat di kaji pasien dalam keadaan sadar (compos mathis) dengan TD:120/80mmHg,

Page 46: Asuhan Keperawatan Pada Asma

N:120x/menit, RR:40x/menit, S:36,5ºC, pasien mengatakan sesaknya akan bertambah bila beraktifitas berat dan akan berkurang jika beristirahat, sesak yang dirasakan pasien seperti ditekan sesuatu, sesak di rasakan di bagian dada sebelah atas. Ketika sedang sesak nafas pasien sangat kesakitan, dengan durasi 15-30 menit.REVISIWaktu / jam pasien datang ke IGD seharusnya terkaji.

b) Riwayat kesehatan dahulupasien tidak pernah dirawat dan tidak menderita penyakit serupa hanya sakit biasa seperti : demam, batuk, flu.

c) Riwayat kesehatan keluargapasien dan keluarga mengatakan tidak memiliki penyakit menular dan keturunan seperti : DM, TBC

e. Pola Pemenuhan kebutuhan dasar Virginia Handerson1. Pola oksigenasi/nafas- Sebelum sakit : Nafas pasien normal, tapi terkadang mengalamisesak nafas.- Saat Dikaji : Pasien terpasang oksigen 4liter/mnt denganRR : 35x/mnt.REVISIFrekwensi normal pasien, tidak / menggunakan alat bantu pernafasan, tidak ada / ada nafas cuping hidung bisa ditambahkan ke dalam pola oksigenasi.

2. Nutrisi- Makan : - Sebelum sakit : Normal 3xsehari(nasi,lauk,sayur)- Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak nafsumakan- Minum: - Sebelum sakit : Minum normal 8gelas/hari (2 liter)- Saat dikaji : Minum perhari 1500ml (1,5 liter)REVISIHanya menghabiskan ½ porsi makanan dari RS / menghabiskan makanan dari RS, berat badan turun / tidak. Bisa ditambahkan ke dalam pola nutrisi.

Page 47: Asuhan Keperawatan Pada Asma

3. Eliminasi- Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1kali/hari, konsistensi padat dan warna kuning, BAK normal 3-5x/hari. BAB dan BAK tidak mengalami gangguan. Pasien dapat melakukan sendiri tanpa bantuan.- Saat dikaji : BAB dan BAK pasien normal tapi terkadang pasien perlu dibantu kekamar mandi.REVISIBau khas pada BAB bisa ditambahkan.4. Gerak dan Keseimbangan-Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan kegiatan sendiri-Saat dikaji : Pasien mengatakan mengalami kaku/sakit di areapunggung karena banyak tidur.5. Pola Istirahat dan tidur-Sebelum sakit : Pasien tidur 6-7jam/hari dan terkadang tidur siang-Saat dikaji : Selama di Rumah sakit pasien tidak bisa tidurhanya 6-7 jam.REVISISeharusnya kalau tidak bisa tidur kapasitas tidurnya 2-3 jam bukan 6-7 jam.6. Berpakaian- Sebelum sakit : Pasien mampu memakai pakaian sendiri.- Saat dikaji : Pasien mampu menggunakan pakaian sendiri.7. Mempertahankan suhu tubuh- Sebelum sakit : Pasien suhu tubuhnya baik dan tidak panas.- Saat dikaji : Pasien mengatakan tubuhnya terkadang panas, suhu : 37ºC.REVISI- Sebelum sakit : Pada saat udara panas pasien memakai pakaian tipis, bila udara dingin memakai baju tebal / selimut.- Saat dikaji : Pada saat udara panas / dingin pasien tetap memakai selimut.

8. Personal HygieneMandi, gosok gigi, dan kramas

Page 48: Asuhan Keperawatan Pada Asma

- Sebelum sakit : Pasien biasa melakukan sendiri baik mandi, gosok gigi dan karmas, pasien mandi dan gosok gigi 2kali sehari.- Saat dikaji : Mandi, gosok gigi, dan kramas biasanya sendiri tapi setelah sakit pasien mandi hanya diseka oleh keluarganya 2 kali sehari.REVISISaat dikaji cukup ditulis pasien mandi hanya diseks oleh keluarganya 2 kali sehari.9. Bahaya lingkungan dan kecelakaan- Sebelum sakit : Tidak ada bahaya lingkungan dan kecelakaan.- Saat dikaji : Resiko terpeleset di kamar mandi karena tubuh pasien lemah dan kadang – kadang tidak mampu menopang hidupnya.REVISIBahaya lingkungan dan kecelakaan adalah pola fungsional Gordon, maka yang Virginia handerson adalah kebutuhan aman dan nyaman.Misalnya : - Sebelum sakit : Pasien merasa aman dan nyaman dirumah bersama keluarga.- Saat dikaji : Pasien tidak merasa aman dan nyaman karena penyakitnya.10. Komunikasi- Sebelum sakit : Tidak ada gangguan komunikasi- Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam berkomunikasiREVISIBisa ditambahkan bahasa yang digunakan sehari-hari.

11. Spiritual dan Ibadah- Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan sholat 5 waktu- Saat dikaji : Pasien dapat melakukan sholat 5 waktu meski sambil tiduran.12. Kebutuhan bekerja- Sebelum sakit : Bisa melakukan aktifitas pekerjaan seperti biasa.- Saat dikaji : Tidak dapat melakukuan aktifitas pekerjaan dikarenakan badan pasien lemah13. Rekreasi dan bermain- Sebelum sakit : Pasien terkadang diwaktu luang berkumpul dan berakreasi dengan keluarganya.

Page 49: Asuhan Keperawatan Pada Asma

- Saat dikaji : Pasien hanya tiduran ditempat tidur.

14. Belajar- Sebelum sakit : Pasien dapat belajar.- Saat dikaji : - Pasien tidak bisa belajar karena waktu dihabiskan di tempat tidur.- Kurang informasi dan berita perkembangan.- Pasien dapat belajar tentang penyakitnya dan penyebabnya.REVISI- Sebelum sakit : Pasien tidak mengetahui tentang penyakit yang dideritanya.- Saat dikaji : Pasien sudah mengetahui tentang penyakitnya dari perawat dan dokter.

B. DATA OBJEKTIFa. Pemeriksaan Umum1.Keadaan Umum : Sedang2. Kesadaran : Komposmetis ( sadar )3. Tekanan Darah : 120/80 mmHg4. Nadi : 90x/menit5. Suhu : 36,6ºC6. Respirasi Rate : 40 x/menitb. Pemeriksaan Fisik ( inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi ) meliputi fungsi bila merupakan organ panca indra.1. Kepala : Mesosepal.REVISIPada kepala bisa ditambahkan ada / tidak ada benjolan, ada / tidak ada lesi.2. Rambut : Lurus, bersih, sudah beruban diseluruh rambut.3. Kulit kepala : Bersih.REVISIPada kulit kepala bisa ditambahkan ada / tidak ada ketombe, ada / tidak ada lesi.4. Muka : Tampak pucat dan cemas5. Mata : Simetris, tidak ada gangguan penglihatan , konjungtifa tidak anemis.

Page 50: Asuhan Keperawatan Pada Asma

REVISIPada mata bisa ditambahkan kelopak mata pasien ada / tidak ada lesi, sklera ikterik / tidak ikterik, ada / tidak ada keluhan pada mata dan menggunakan / tidak menggunakan alat bantu, fungsi penglihatan normal / tidak normal.6. Hidung : Simetris,tidak ada polipREVISIPada hidung bisa ditambahkan ada / tidak ada secret, ada / tidak ada cuping hidung, fungsi pembau normal / tidak normal.7. Telinga : Simetris, bersih,tidak mengalami gangguan pendengaran,tidak ada lesi.REVISIPada telinga bisa ditambahkan daun telinga pasien normal tidak sakit bila digerakan, bersih tidak ada serumen / ada serumen, dan menggunakan / tidak menggunakan alat bantu pendengaran.8. Mulut : Mukosa kering.REVISIPada mulut bisa ditambahkan ada / tidak ada stomatitis, sianosis / tidak.9. Leher : Tidak terdapat distensi pada vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar thiroid.10. Dada : Suara paru – paru mengi.REVISIPada dada bisa ditambahkan :- Inspeksi : Datar- Palpasi : Tidak ada benjolan.- Perkusi : tidak terjadi pembesaran jantung.- Auskultasi : Suara paru-paru wizzing/ mengi, suara jantung normal.11. Abdomen- Inspeksi : Datar.- Perkusi : Thimpani- Auskultasi : Bunyi peristaltik usus 7-8x/mnt- Palpasi : Tidak ada benjolan12. EkstremitasAtas : - Dapat digunakan seperti biasa tanpa ada kesulitan- Terpasang infus pada tangan kananBawah : Dapat digerakan seperti biasa namun pasien mengalami

Page 51: Asuhan Keperawatan Pada Asma

sedikit kesulitan jalan karena penurunan kekuatan otot.REVISIBerarti ada kesulitan di ekstremitas bawah13. Kulit : Tidak ada edema14. Punggung : Normal, tidak ada luka / lesi15. Genetalia : Bersih, tidak ada lesi

c. Pemeriksaan Penunjang- Infus set Rl 20tpm- Aminophilin- Cefotaxim- Oksigen 4 ltr- NebuliserLaboraturium Batas normal- Hb : 12gr/dl - 12 - 16- Leukosit : 9.000/mm3 - 5.000 - 10.000- Trombosit : 100.000/mm3 - 150.000 - 250.000- Hematoksit : 37 vol% - 37 - 43- Gula : 110- 100 - 130

C. ANALISA DATATanggal/jam Data Etiologi Problem29-06-2009 Ds : pasien mengatakanSesak nafas

Do : Respirasi rate 40x/mntTD : 120/80mmHgN : 80x/mntS : 36,50CTerpasang O2 : 2 ltr/mnt Penyempitan jalan nafasKebersihan

REVISISeharusnya analisa data dikaji satu hari penuh dengan waktu yang runtut. Misal sif pagi berarti pasien kita analisa datanya dari pagi sampai sore kita pertukaran sif.ANALISA DATA

Page 52: Asuhan Keperawatan Pada Asma

No. Tanggal/jam Data Etiologi Problem1. 29-06-2009Jam 09.20 WIB Ds : - Pasien mengeluh sesak nafas yang disertai batuk berdahak

Do: - Pasien terlihat batuk.- Terpasang oksigen 4 ltr.- Terdapat bunyi mengi.- TD : 120/80 mmHg- N : 120x/mnt- RR : 40x/mnt- S : 36,5°C Akumulasi sekret berlebih. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas.

NIC NOC Halaman 172. 29-06-2009Jam 12.00 WIB Ds : - Nafsu makan turun.- Klien hanya menghabiskan 1/2 porsi makan yang disediakan RS.

Do : - Mukosa kering.- BB turun Intake yang tidak adekuat.

Resiko Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

NIC NOCHalaman 3193. 29-06-2009Jam 15.00 WIB Ds : - Pasien mengatakan tidak dapat tidur.- Hanya tidur 2 – 3 jam.

Do : - Mata pasien terlihat merah.- Pasien tampak lesu.- Terlihat lingkaran hitam pada mata pasienKegaduhan Ganguan pola tidur

NIC NOCHalaman 474

Page 53: Asuhan Keperawatan Pada Asma

D. DIAGNOSA KEPERAWATANKebersihan jalan nafas berhubungan dengan HiperventilasiREVISIAnalisa Data- Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d akumulasi sekret berlebih.- Resiko Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat.- Ganguan pola tidur b/d kegaduhan.

E. INTERVENSITanggal / jam Intervensi Rasional Paraf29/06/2009 - Anjurkan pasien memakai pakaian longgar.

- Berikan posisi yang nyaman (semi fowler).

- Mengajarkan batuk efektif.

- Pemberian O2.

- Batasi aktivitas.

- Kolaborasi dalam pemberian obat. - Respirasi kulit lancer.

- Pertukaran O2 dan CO2 lebih mudah dan cepat.

- Membantu inspirasi O2 lebih mudah.

- Pernafasan menjadi teratur dan lancar.

- Sesak nafas dapat berkurang dan dapat istirahat.

REVISINo. Dx Tujuan Intervensi Paraf1. 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan dengan KH :

Page 54: Asuhan Keperawatan Pada Asma

- Pasien tidak sesak nafas.- Batuk dan klien dapat mengeluarkan sputum.- Bersihan pola nafas kembali efektif.- Wheezing berkurang/hilang.- Vital dalam batas normal.- Keadaan umum baik.

1. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas,2. Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi.c. Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada sandaran. Peninggian kepala tidak mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi.d. Latih dan ajarkan batuk efektif.e.Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk keefektipan memperbaiki upaya batuk. Berikan air hangat. penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.f. Kolaborasi obat sesuai indikasi.Bronkodilator spiriva 1x1 (inhalasi).Membebaskan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.

6. IMPLEMENTASITanggal / jam Implementasi Respon Paraf29/06/2009 - Memakaikan pakaian longgar kepada pasien.

- Mengatur posisi pasien semi fowler.

- Menginstruksikan batuk efektif.

- Memasang O2 : 2ttp.

- Menganjurkan istirahat.

- Memberikan obat :- Salbotamol 2mg 3x1- Ekspetoran 3x1 sdm - Keringat pasien agak berkurang dan untuk

Page 55: Asuhan Keperawatan Pada Asma

bernafas tidak mengalami hambatan.

- Sesak nafas berkurang.

- Pasien tampakterlihat mudah dalam bernafas.

- Pasien tidak kesulitan dalam inspirasi.

- Tenang dan irama nafas teratur.

- RR menjadi normal 24x/menit 

7. EVALUASITanggal/jam Evaluasi Paraf29/06/2009 S : Pasien mengatakan sesaknya berkurang.

O : - RR pasien berkurang 24x / menit.- Pasien terpasang O2 2ltr / menit.- Batuk berdahak agar berkurang.- TD : 120/80 mmHgN : 80x / menit.S : 36,5 ºC.

A : - Masalah kebersihan jalan nafas teratasi sebagian.- Indikator sesak nafas (+).- Batuk berdahak (+).

P : - Pantau pemberian O2.- Berikan obat batuk ekspektoran.- Ajarkan batuk efektif.- Pantau / monitoring TTV.- Melakukan pemeriksaan fisik paru 

8. PEMBAHASAN

Page 56: Asuhan Keperawatan Pada Asma

Berdasarkan tindakan dan praktek yang saya lakukan berdasarkan instruksi pembimbing di bangsal CEMPAKA RSUD Kebumen saya tambah pengalaman tetapi terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek lapangan. Hal ini dikarenakan :- Kepraktisan dalam tindakan upaya efektif karena banyaknya pasien yang dirawat.- Menghemat biaya yang dikeluarkan pasien dalam setiap tindakan keperawatan.- Mempermudah dan tidak membingungkan perawat dalam setiap tindakan.

asuhan keperawatan asmaPosted on May 1, 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN

ASTHMA BRONCHIAL DI RUANG UGD

RS TELOGOREJO SEMARANG

A. Pengkajian

I. Identitas Pasien

Nama : Ny. S

Umur : 32 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Suku/bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Kencana Wungu Gg IV Semarang

Page 57: Asuhan Keperawatan Pada Asma

Tgl MRS : 10 April 2008

Dx Medis : Asma bronkial, susp gastritis

II. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. Z

Umur : 38 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Suku/bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Kencana Wungu Gg IV Semarang

Hub dg ps : Suami

III. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama : Sesak nafas

b. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang jam 15.00

dengan keluhan sesak nafas mulai tadi siang,

mual, ,muntah 2 kali dan perut sakit ulu hati

c. Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengatakan pernah

opname kurang lebih satu tahun yang lalu dengan penyakit

yang sama

d. Riwayat penyakit keluarga / keturunan : Pasien

mengatakan orang tua pernah sakit asma dan hipertensi

IV. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

• Survey Primer

a. Airway (A) :

Bunyi ronchi basah dan wheezing

b. Breathing (B) : Nafas spontan, RR: 22 kali/menit, ada

Page 58: Asuhan Keperawatan Pada Asma

retraksi dada

c. Circulation (C) :

TD : 100/70 mmHg, Nadi : 156 x/m, Suhu : 36,4 oC,

Saturasi 93 %, dan akral dingin

• Survey Sekunder

a. Tanda vital

TD : 100/70 mmHg

Nadi : 156 x/m

Suhu : 36,4 o C

RR : 22 x/m

b. Kesadaran

Composmentis, GCS : E=4, M=6,V=5

c. Keadaan umum

Sadar, sesak nafas dan lemes

d. Pemeriksaan Fisik

1. Kepala : Bentuk mesochepale, tak ada lesi, bersih

2. Rambut : Warna kehitaman, tak rontok bersih

3. Mata : Konjungtiva anemis, sclera anikterik, pupil isokor

4. Hidung : Bersih, dipasang O2 masker 8 liter / menit

5. Telinga : Bersih, tak ada hematom / perdarahan,

serumen kental

6. Mulut : Bersih, tak ada lesi, tak ada perdarahan.

7. Gigi : Lengkap, terdapat caries gigi dan bersih

8. Thorax : Pergerakan simetris, bunyi sonor, auskultasi

ada ronchi basah, dan wheezing

9. Abdomen :

I : simetris, tak ada pembesaran

A : peristaltik 25 x/menit

Page 59: Asuhan Keperawatan Pada Asma

P : nyeri tekan pada ulu hati dan epigastrik skala 5 (0-10)

P : bunyi hipertimpani

10. Kulit : Pucat, bersih, tak ada lesi

11. Genitalia : Bersih, tak ada phimosis

12. Extremitas

ROM penuh, aktif tanpa bantuan, capillary refill time < 3

detik

V. Pola Kesehatan Fungsional

No Pola Sebelum sakit Sesudah sakit

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan jika sakit selalu berobat ke dokter

Pasien mengatakan akan tetap berobat sampai sembuh,

badan enak

2. Pola nutrisi dan metabolisme

Pasien mengatakan makan 3x sehari (nasi, sayur,

lauk,minum teh) Pasien mengatakan mual, muntah 2x cair

dari siang.

Pasien dari tadi siang belum makan hanya minum hangat.

3. Pola eliminasi Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan

BAK 7-8x/ hr Sejak tadi siang BAK 1x

4. Pola aktivitas dan latihan Keluarga mengatakan pasien

aktif bekerja ibu rumah tangga, mengurus anak Keluarga

mengatakan hanya tiduran soalnya kalau dibawa bekerja

tambah sesek

5. Pola istirahat dan tidur Keluarga mengatakan tidur

biasanya 6-7 jam / hari, tak ada gangguan tidur

Page 60: Asuhan Keperawatan Pada Asma

6. Pola persepsi dan konsep diri Keluarga mengatakan

yakin penyakitnya akan sembuh Pasien mengatakan yakin

penyakitnya akan segera sembuh

7. Pola hubungan dan peran Keluarga mengatakan

hubungan keluarga selalu harmonis Harmonis, selama di

UGD anak dan adik menunggui

8. Pola reproduksi seksual Pasien mengatakan mempunyai

anak 4 orang, sudah besar-besar

9. Pola persepsi kognitif Pasien mengatakan memang

penyakitnya kadang kambuh-kambuhan dan segera akan

sembuh, tapi kok yang sekatang ada mual-mualnya

10. Pola penganggulangan stress Pasien mengatakan

apabila ada masalah penting yang mengganggu pikiran

saya kan cerita sama anak dan suami jadi hati lega

11 Pola nilai dan kepercayaan Pasien mengatakanTuhan

akan menyembuhkan penyakit saya dan saya akan

berusaha berobat

VI. Data Penunjang

1. GDS =131 mg/dl

2. SaO2 = 96 %

3. Therapi obat

• Sesdent = papaferin 1ml

• Zantidine 1 ampul oplos 20cc dengan NaCl

Page 61: Asuhan Keperawatan Pada Asma

B. ANALISA DATA

Nama : Ny. S No RM : 11001233

Umur : 52 tahun Dx medis :asma bronkial

Ruang : UGD

No Tgl/wkt Data Fokus Etiologi Problem

1. 10 April 2008 DS : Pasien mengatakan sesak nafas dan

mempunyai riwayat penyakit asma

DO : Pasien sesak, RR : 22x/menit, bunyi ronchi basah,

wheezing. Nadi : 156 x/m, SaO2 : 96 %, TD : 110/70 mmHg,

tak batuk peningkatan sekresi dan bronchospasme

Gangguan jalan nafas

2. 10 April 2008 DS : Pasien mengatakan mual, muntah 2x

cair dari siang, ulu hati nyeri seperti diremes-remes

dengan skala 5 (0-10)

DO : Pasien muntah, wajah tampak tegang, turgor kulit

elastis, Nadi : 156 x/m, TD: 110/70 mmHg, S: 36,4 0C

Peningkatan asam lambung Gangguan rasa nyaman nyeri

(epigastrik)

3 10 April 2008 DS:Keluarga mengatakan hanya tiduran

soalnya kalau dibawa aktivitas tambah sesak

DO : Pasien tampak membatasi aktivitas, kulit pucat Nadi :

156 x/m, SaO2 : 96 %, TD : 110/70 mmHg Ketidak

seimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan Intoleransi

aktifitas

C. PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

peningkatan sekresi dan bronchospasme

Page 62: Asuhan Keperawatan Pada Asma

2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan

Peningkatan asam lambung

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan