168
LAPORAN KULIAH LAPANGAN MORFOLOGI TUMBUHAN Sicincin,Kab.Padang Pariaman 4 JUNI 2010 Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Morfologi Tumbuhan Oleh: Kelopok 3 Pendidikan Biologi (RM) JURUSAN BIOLOGI 1

Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Kuliah Lapangan Morfologi TumbuhanDiupload OlehAhmad FadliPendidikan Biologi UNPFacebook: Fadli Alfin ExpreszTwitter: ApinFadliBlog: fadli-ahmad.blogspot.comLaporan kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Citation preview

Page 1: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

MORFOLOGI TUMBUHAN

Sicincin,Kab.Padang Pariaman

4 JUNI 2010

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Morfologi

Tumbuhan

Oleh:

Kelopok 3

Pendidikan Biologi (RM)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2010

1

Page 2: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dan

berkat rahmat dan izin-Nya, kegiatan penulisan Laporan Kuliah Lapangan

Morfologi tumbuhan telah dapat penulis laksanakan sesuai dengan waktu

yang ditetapkan dan Insya Allah dapat diselesaikan dengan baik. Adapun

tujuan penulisan Laporan Kuliah Lapangan ini adalah untuk melengkapi

tugas-tugas mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah, selain itu

untuk memberikan hasil pengamatan dalam kuliah lapangan.

Adapun laporan ini tersusun dengan baik atas kerjasama dan

partisipasi teman-teman dari kelompok 3 Pendidikan Biologi (RM) 2009.

Laporan ini dapat tersusun dengan baik tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang dalam kepada :

1. Bapak/Ibu dosen yang telah membantu kami dalam

mengidentifikasi/mengklasifikasi objek.

2. Kakak-kakak asisten yang telah membantu kami dalam

pelaksanaan kuliah lapangan, pembuatan herbarium, dan

pengklasifikasian objek.

Semoga semua kebaikan dan bantuan Bapak/Ibu dosen serta kakak-

kakak asisten dapat menjadi amal ibadah dan Allah SWT melipat gandakan

semua itu.

Penulis sangat menyadari, dalam penulisan laporan ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, masukan, saran, dan

kritik yang menunjang untuk kesempurnaan laporan ini sangat diharapkan.

Semoga laporan kuliah lapangan Morfologi Tumbuhan ini dapat

bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Padang, 4 Juni 2010

TimPenulis

2

Page 3: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

B. Tujuan...............................................................................................

C. Waktu dan tempat..............................................................................

BAB 2. DASAR TEORI

A. Pendahuluan.................................................................

B. Akar.............................................................................

C. Batang..........................................................................

D. Daun.............................................................................

E. Bunga...........................................................................

F. Buah.............................................................................

G. Biji................................................................................

KESIMPULAN.....................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................

BAB 1

PENDAHULUAN

3

Page 4: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

A. Latar Belakang

Mata kuliah morfologi tumbuhan ini tidak hanya mempelajari

bentuk dan susunan tubuh tumbuhan,tapi juga menentukan apakah fungsi

masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan

Sekarang ini jenis tanaman beragam, dengan struktur dan ciri khas

yang berbeda -beda. Begitu juga dengan habitat dan habitusnya. Dalam hal

ini kita akan mengalami kesulitan untuk mengenal dan mempelajari

tanaman-tanaman yang ada ataupun pernah ada. Usaha yang dapat kita

lakukan untuk mengatasi kesulitan itu salah satunya adalah dengan cara

mempelajari struktur morfologinya serta mengoleksi dan mengawetkan

tanaman tersebut, yang disebut dengan specimen herbarium.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan kuliah lapangan Morfologi Tumbuhan Ini

adalah :

1. Mahasiswa dapat lebih mengenal dan memahami organ-organ

Spermathophyta dari tumbuhan yang didapat

2. Mahasiswa dapat mengetahui bermacam-macam tumbuhan yang ada

di hutan yang telah ditempuh.

3. Mahasiswa mengetahui morfologi atau bentuk luar dari masing-

masing tumbuhan yang didapat tersebut.

C. Waktu dan Tempat

Hari / tanggal : Jumat / 4 Juni 2010

Pukul : 08.00- selesai

Tempat : Sicincin, Kec. 2X11 enam lingkung, kab. Padang

Pariaman.

BAB II

TEORI DASAR

4

Page 5: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Bentuk-Bentuk Hidup Tumbuhan

A. Macam-macam habitat

Bentuk-bentuk hidup tumbuhan berdasarkan penyesuaian terhadap

lingkungan dapat dibedakan atas :

1. tumbuhan hidrofit (hidrophyte) yang hidup dilingkungan

yang basah berair.

2. mesofit (mesophyte) yang hidup dilingkungan yang lebab.

3. xerofit (xerophyte) yang hidup dilingkungan yang kering.

4. halofit (halophyte) yang hidup dilingkungan yang beragam

B. Macam-macam habitus

Habitus atau perawakan batang tumbuhan dapat dibedakan seperti

berikut :

1. Batang basah (herbaceus), batang lunak dan berair. Contoh

inai (Impatien balsamina L), kangkung (Impomoea aquatica

Forsk.)

2. Batang berkayu (lignosus), batang yang biasanya keras dan

kuat karena sebahagian besar terdiri atas kayu. Batang

berkayu dapat dibedakan atas 3 bentuk yaitu:

Pohon (arbores), tumbuhan berkayu, tingginya lebih

dari 2 meter, yang jelas batang pokoknya,

percabangan jauh di atas tanah. Contoh pohon jambu,

pohon mangga dan lain-lain.

Perdu (frutices), tumbuhan berkayu, tingginya

sampai 2 meter, jelas batang pokoknya, percabangan

dekat dari tanah. Contoh cabe, rimbang dan lain-lain.

Semak (suffrutices), tumbuhan berkayu, tingginya

sampai 2 meter, tidak jelas batang pokok,

percabangan dekat dari tanah. Contoh melati,

tembolok ayam dan lain-lain.

3. Batang rumput (calmus), batang bulat, berongga, mempunyai

ruas dan buku yang jelas dan pendek. Contoh padi, tebu, bambu,

dan lain-lain.

5

Page 6: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

4. Batang mendong (calmus), batang segitiga, tidak berongga,

mempunyai 1 ruas yang panjang . Contoh rumput teki.

C. Morfologi Daun

Daun biasanya tipis melebar, berwarna hijau karena banyak

mengandung klorfil, merupakan organ pokok dari tumbuhan. Fungsi utama

dau adalah untuk pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang

berupa gas (CO2), pengolahan zat-zat makanan (asimilasi), penguapan air

(transpirasi) dan pernafasan (respirasi).

1. Perkembangan daun

Bakal daun terbentuk dari satu sisi meristem apeks pada pucuk

batang. Meristem apeks itu sendiri akan tumbuh membesar dengan adanya

pembelahan dan pembesaran sel. Hal ini membuat meristem apeks menjadi

lebih tinggi. Pada tumbuhan dikotil pangkal bakal daun biasanya terbatas

pada sebagian kecil di sekeliling meristem apeks batang. Sedangkan pada

tumbuhan monokotil pangkal daun biasanya menempati sebagian besar

keliling batang.

Ukuran daun bertambha melalui pembelahan dan pembesaran sel

daun lambat laun mencapai ukuran dan bentuk akhir. Penambahan ukuran

disebabkan penambahan dalam pembelahan sel dan perluasan sel. Pada

perkembangan daun dad beberapa meristem yang bekerja yaitu :

a. Meristem apeks (apical meristem) yang menyebebkan daun

menjadi tinggi.

b. Meristem tepi (marginal meristem) yang menyebabkan daun

menjadi lebar.

c. Meristem lebar (plate meristem) yang menyebabkan daun

menjadi pipih.

d. Meristem antara (intercalary meristem/0 memperpanjang

tangkai daun dan juga ikut memperpanjang daun terutama

pada graminea.

e. Meristem adaksial yang menyebabkan tulang daun lebih

tebal dari helaian daun.

6

Page 7: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Pada tumbuhan dikotil dan monokotil terdapat perbedaan yang

mendasar dalam aktifitas meristematiknya kea rah bagian atas (distal) atau

kea rah bagian bawah (proksimal) daun. Pada daun dikotil bagian proksimal

daun berkembang menjadi pangkal daun dan daun penumpu jika ada.

Bagian distal daun akan berkembang menjadi helaian daun. Sedangkan pada

daun monokotil ternyata hanya sebentar saja aktif. Untuk pembentukan

seluruh hlaian daun dan pelepah serta tangkai daun jika ada berasala dari

bagian bawah bakal daun. Bagian distal hamper tidak aktif dan kadang-

kadang terlihat sebagai ujung daun yang bersifat rudimen.

2. Variasi daun

a. Kelengkapan daun

Daun lengkap yaitu daun yang terdiri atas helaian daun

(lamina), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Daun

yang tidak lengkap adalah daun yang tidak mempunyai satu atau dua

bagian dari bagian-bagian tersebut. Ada beberapa macam daun yang

tidak lengkap, yaitu :

a. Terdiri dari tangkai dan helaian daun disebut dengan daun

bertangkai

b. Terdiri dari pelepah dan helaian daun disebut daun

duduk.berupih.

c. Terdiri dari helaian daun saja disebut daun duduk.

d. Terdiri dari tangkai daun saja disebut helaian daun semu atau

palsu.

b. Bangun (bentuk) daun (Circumscriptio)

Berdasarkan letak bagian daun terlebar, bentuk umum daun

dapat dibedakan atas 4 golongan yaitu :

A. Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun

1. Jika panjang : lebar = 1: 1 disebut bulat atau bundar

(orbicularis). Contoh : pada teratai besar (Jatropa curcas).

2. Jika panjang : lebar = (1,5-2) : (1) disebut jorong (ovalisatau

ellipticus) seperti pada nangka (Arthrocarpus communis).

7

Page 8: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

3. Jika panjang : lebar = (2,5-3) : (1) disebut memanjang

(oblongus), seperti pada srikaya (Annona squamosa)

4. Jika panjanag :lebar = (3,5) : (1) disebut lanset ( lanceolatus)

5. Jika tangkai daun tertanam pada bagian tengah disebut

bangun perisai (peltatus), contoh pada keladi (Caladium

bicolor).

B. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah daun

1. Pangkal daun tidak bertoreh

a. Bulat telur (ovatus), contoh pada daunkembang

sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

b. Segi tiga (triangularis), segi tiga sama kaki, seperti

pada kembang bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa)

c. Delta (deltoids), segi tiga sama sisi, seperti pada daun

air mata pengantin ( Antigonon leptopus)

d. Belah ketupat (rhomboiides), bangun segi empat

tetapi sisinya tidaskl sama panjang, contoh pada anak daun

yang di ujung pada bengkuang (Pachyrrhizus erosus)

2. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk

a. Jantung (cordatus), seperti bulat telur tapi pangkalnya

berlekuk, seperti pada daun waru (Hibiscus tilliaceus).

b. Ginjal atau kerinjal (reniformis), seperi pada pgagan (Centela

asiatica).

c. Anak panah (sagitatus), seperti pada enceng (Saginataria

shitifolia)

d. Tombak (hastatus), pada wewehan (Monocharia hastata)

e. Bertelinga (auriculatus), pada tempuyung (Sonchus arvensis)

C. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian

daun

1. Bulat telur sungsang (obovatus), pada sawo kecik (Manikara

kauki)

2. Jantung sungsang (obcordatus), seperti pada sidaguri (Sida

retusa)

8

Page 9: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

3. Segi tiga terbalik (cuneatus), pada anak daun semanggi

(Marsilea crenata)

4. Sudip (sphatulatus), pada daun tapak liman (Elephantopus

scaber)

D. Tidak ada bagian yang terlebar, dari pangkal sampai ke ujung

hamper sama lebar

1. Garis (linearis), contoh pada daun padi (Oryza sativa)

2. Pita (ligulatus), serupa garis tetapi lebih panjang lagi dan

agak lebar, contoh pada jagung (Zea mays)

3. Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal

dibagian tengahnya dan tipis dibagian tepinya, pada nenas

seberang (Agave sisalana).

4. Paku atau dabus (subulatus), bentuk daun seperti silindr,

ujung runcing, seluruh bagian kaku, pada daun cemara

(Araucaria cuninghamii)

5. Jarum (acerosus), serupa paku lebih kecil dan meruncing

panjang, pada Pinus merkusii.

c. Ujung daun (apex folii)

Ada beberapa bentuk ujung daun yaitu :

1. Jika pertemuan tepi daun puncak dengan membentuk sudut

lancip, maka disebut ujung daun meruncing (acutus).

Biasanya ditemukan pada daun bangun bulat memanjang,

lanset, segi iga, delta, belah ketupat dan lain-lain. Contoh

pada daun padi.

2. Jika pwertemuan tepi daun berada di bawah puncak maka

ujung daun disebut meruncing (acuminatus). Ditemukan pada

daun kembang sepatu.

3. Jika pertemuan tepi daun berada di atas puncak dan

membentuk sedut tumpul maka ujung daun ini disebut

tumpul (obtusus), ditemukan pada daun sawo kecik.

9

Page 10: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

4. Jika pertemuan tepi daun tidak membentuk sudut atau bulat

maka disebut ujung daun daun membulat (rotundatus).

5. Jika ujung daun rata disebut romping (truncates), contoh

pada daun jambu monyet.

6. Jika ujung daun berlekuk maka disebut ujung daun terbelah

(retusus), contoh pada daun saliguri (Sida retusa)

7. Jika ujung daun berduri naka disebut mucronatus, contoh

daun nenas seberang.

8. Jika ujung daunnya menggulung disebut cirrhosus, biasanya

ditemukan pada ujung daun yang bersulur seperti kembang

sunsang.

9. Jika pada daun yang distalnya sempit terdapat ujung yang

panjang seperti jarum disebut aristatus

10. Jika pada daun yang bagian distalnya lbar dan terdapat ujung

yang panjang seperti jarum disebut caudatus.

d. Pangkal Daun (basis folii)

Untuk menentukan bentuk pangkal daun, kita terlebih dahulu

menghubungkan kedua tepi daun ke arah basal.

Adakalanya kedua tepi daun tidak menyatu pada pangkal

daun karena dibatasi oleh tangkai daun. Berdasarkan ini maka

bentuk bentuk pangkal daun dapat dijumpai sebagai berikut :

1. Pangkal daun yang tidak menyatu

a. Runcing / acutus

b. Meruncing / acuminatus

c. Tumpul / obtusus

d. Membulat / rotundatus

e. Rompang atau rata / truncatus

f. Berlekuk / emarginatus

g. Hestatus

2. Kedua tepi daun menyatu (connatus)

10

Page 11: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

3. Ditembus batang, jika pangkal daun tumbuh menyatu dengan

daun yang ada dihadapannya disebut connatus-perfoliatus, dan

apabila kedua tepi daun menyatu dan mengelilingi batang

disebut perfoliolatus.

e. Tulang Daun (nervus)

Fungsi tulang daun adalah:

1). Memperkuat daun seperti halnya tulang tulang hewan dan

manusia, oleh sebab itu tulang daun disebut juga rangka daun

2). Transportasi zat zat karena tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas pembuluh angkut.

Berdasarakan besar kecilnya tulang daun, dapat dibedakan menjadi

1). Ibu tulang daun (costa), ukuran terbesar, merupakan terusan

dari tangkai daun, biasanya membagi daun menjadi dua bagian.

2). Tulang daun lateral (nervus lateral), cabang tulang daun yang

keluar dari ibu tulang daun.

3). Urat daun (vena), tulang daun yang amat kecil yang tersusun

seperti jala atau sejajar.

Sistem tulang daun menunjukkan cara tulang daun tersusun

dalam helaian daun. Menurut susunan tulang daunnya dikenal:

1. Jika tulang daun terpencar ke arah tepi daun

a. Bertulang menjari / palminervis, cabang tulang daun

terpencar dari satu titik pada pangkal ibu tulang.

b. Bertulang menyirip / penninervis, cabang keluar di

sepanjang ibu tulang daun.

2. Jika di bagian atas ujung daun tulang tulang menyatu

a. Bertulang lurus / rectinervis, biasanya ditemukan pada

daun rumput rumputan

b. Bertulang melengkung / curvinervis, biasanya

ditemukan pada hampir semua Melastomataceae.

Biasanya tumbuhan monokotil mempunyai pertulangan sejajar

dan melengkung, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai pertulangan

11

Page 12: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

menyirip dan menjari. Begitu juga dengan vena (urat daun), pada

tumbuhan monokotil umumnya mempunyai vena sejajar, sedangkan

tumbuhan dikotil mempunyai vena seperti jala. Namun terkadang pada

beberapa jenis, ditemukan pengecualian terhadap hal yang umum di

atas.

f. Tepi Helaian Daun

Berdasarkan torehan yang ada pada daun suatu tumbuhan,

maka daun dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu daun dengan

pinggiran rata / intinger dan daun dengan torehan pada tepinya /

divisus.

Torehan pada pinggir daun sangat beraneka ragam sifatnya,

berdasarkan dalam atau tidaknya torehan pingir daun dapat dibedakan

menjadi dua kelompok.

1. Torehan merdeka, maksudnya bangun daun tidak dipengaruhi

oleh torehan itu. Seringkali torehan tidak berkaitan dengan ibu

tulang daun atau cabang tulang daun.

2. Torehan mempengaruhi bentuk, tepi daun mengubah bangun

umum daun. Torehan biasanya terjadi diantara tulang tulang

cabang dengan tulang daun utama.

Lekukan yang terjadi pada pinggir daun disebut sinus, serta

tonjolannya disebut dengan angulus. Berdasarkan bentuk sinus dan

angulusnya, maka pinggir daun dengan torehan merdeka dapat

dibedakan atas:

1. Bergerigi / serratus, sinus dan angulusnya sama sama runcing.

2. Bergerigi ganda / biserratus, jika angulus pada daun yang

bergerigi mempunyai gerigi lagi.

3. Berombak / repandus, jika sinus dan angulusnya sama sama

tumpul

4. Bergigi / dentatus, jika sinus tumpul dan angulusnya runcing.

5. Beringgit / crenatus, jika sinus lancip dan angulus tumpul.

12

Page 13: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Pada pinggir daun yang mempengaruhi bentuk, berdasarkan

dalamnya torehan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Berlekuk / lobatus, dalam torehan kurang dari setengah

panjang tulang cabang.

2. Bercangap / fissus, dalam torehan sampai dengan setengah

panjang tulang cabang.

3. Berbagi / partitus, dalam torehan melebihi setengah panjang

tulang cabang.

Berdasarkan macam torehan serta hubungannya dengan

pertulangan daun itu sendiri maka pinggir daun dapat berbentuk:

1. Palmatilobus / berlekuk menjari

2. Palmatividus / bercangap menjari

3. Palmatipartitus / berbagi menjari

4. Pinnatilobus / berlekuk menyirip

5. Pinnatividus / bercangap menyirip

6. Pinnatipartitus / berbagi menyirip

g. Daging Daun (Intervenium)

Tebal dan tipisnya daun disebabkan kerja dari meristem papan.

Berdasarkan sifat ini daun dapat dibedakan menjadi :

1. Tipis seperti selaput (membranaceus), ex. Hymenophyllum

australe

2. Seprti kertas (papyraceus atau chartaceus), ex. Musa

paradisiacal

3. Tipis lunak (herbaceous), ex. Nasturtium officinale

4. Seperti perkamen, ex. Cocos nucifera

5. Seperti kulit atau tulang, ex.Calophyllum inophylum

6. Berdaging (carnosus), ex. Aloe sp

h. Warna daun

13

Page 14: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Daun biasanya berwarna hijau sesuai dengan fungsinya sebagai

alat fotosintesis, naun kita temukan daun tidak berwarna hijau seperti

merah kuning kecoklatan dan lain lain.

Misalnya pada daun Acalypha wilkesiana yang berwarna merah

disebabkan karena warna antosianin menutupi warna hijau klorofil.

Untuk mengamati daun sebaiknya dilihat pada tanaman yang

sudah dewasa, karena adakalanya daun muda dari beberapa tumbuhan

mempunyai warna yang tidak sama dengan daun yang sudah dewasa.

i. Permukaan Daun

Permukaan atas daun biasanya berwarna lebih hijau dan

mengkilat dibandingkan dengan permukaan bawah daun. Kadang

kadang permukaan daun dapat ditumbuhi oleh sisik, rambut, duri dan

lain lain.

Berdasarkan hal yang demikian maka permukaan daun

dibedakan atas:

1. Licin (laevis), dapat terlihat mengkilat(nitidus), suram(opacus)

atau juga berselaput lilin (pruinosus).

2. Gundul (glaber)

3. Kasap (scaber)

4. Berkerut (rugosus)

5. Berbingkul bingkul (bullatus), seperti berkerut tapi kerutannya

lebih besar.

6. Berambut (pilus)

a. Berambut (pilosus), rambut pendek dan tersebar (bulu

halus dan jarang).

b. Berambut panjang (villosus), rambut panjang dan lunak.

c. Berambut beludru (velutinus), rabut pendek dan rapat.

d. Berambut kasar (hirsutus), jika rambut kaku, jika diraba

terasa kasar.

e. Berambut bintang (stellato-pillosus), rambut bercabang.

f. Berambut duri (sedtotus), rambut amat kaku dan tegar.

14

Page 15: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

g. Berambut bulu (plumosus), rambut seperti bulu yakni

rambut yang masing masing berambut lagi.

h. Berambut empuk (pubescens), rambut pendek, lunak

merapat pada permukaan.

i. Berambut sutera (sericeus), rambut tegak, rapat, lurus,

lunak dan mengkilap.

j. Berambut wol (lonatus), panjang, keriting tidak teratur.

k. Berambut seperti vilt (tomentosus), jika rambut kacau

yang tidak teratur namun padat membentuk suatu lapisan

padat.

l. Berambut seperti sikat dan merapat (strigosus), jika

rambut kaku dan merapat ke permukaan.

7. Bersisik (lepidus), terdapat pada sisi bawah daun durian.

j. Pelipatan Daun

Macam macam cara pelipatan daun:

1. Conduplicate, daun melipat di sepanjang ibu tulang daun.

2. Plicate, daun melipat berulang ulang di sepanjang ibu tulang

daun secara longitudinal dalam bentuk zig zag.

3. Circinate, daun menggulung dari ujung daun menuju dasar daun.

4. Convolute / supervolute, daun menggulung dari salah satu

pinggir daun, sehingga menutupi bagian yang lain.

5. Involute, kedua pinggir daun menggulung sampai bagian

tengahdaun pada permukaan atas.

6. Revulute, kedua pinggir daun menggulung sampai bagian tengah

pada permukaan bawah daun.

k. Sendi Daun (pulvinus)

Yaitu bagian tangkai daun atau tangakai anak daun yang

membengkak, baik pada monokotil dan dikotil. Berfungsi sebagai engsel

yang memungkinkan gerakan bolak balik antara bagian daun tersebut.

15

Page 16: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Engsel tersebut disebut sendi daun (pulvinus), yang bisa juga ditemukan

antara tangkai dan helaian daun dan helaian anak daun.

Selain pulvinus, ada pembengkakan pada tangkai daun yang

mirip dengan pulvinus, tetapi hanya bisa merubah satu kali orientasi

daun atau membentuk kaitan sebagai bantuan untuk memanjat, sendi ini

disebut pulvinoid.

Sendi absisi adalah bagian daun yang lemah dimana daun atau

anak daun atau sebagian tangkai daun atau rakhis akhirnya akan patah.

Biasanya sisa sendi absisi bisa dikenali dengan adanya cekungan yang

melingkar disekeliling tempat bekas daun. Sendi absisi seringkali

membengkak, menandai bagian yang akan patah atau berabsisi.

l. Daun Penumpu (stipula)

Merupakan lembaran serupa daun kecil atau tonjolan yang akan

tumbuh ketika kuncup masih kecil. Dapat segera tanggal atau tetap

tinggal lebih lama.

Macam macam stipula :

1. Stipula liberae (daun penumpu bebas), daun penumpu ini bebas

terletak di kanan kiri pangkal daun.

2. Stipula adnate, daun penumpu ini melekat pada kanan kiri

pangkal tangkai daun.

3. Stipula axillaris / stipula interpetiolaris, daun penumpu

berlekatan menjadi satu di dalam ketiak daun.

4. Stipula petiolo opposita / stipula antidroma, daun penumpu

berlekatan menjadi satu dan berhadapan dengan tangkai daun.

Biasanya agak lebar sehingga melingkari batang.

5. Stipula interpetiolaris, dua stipula yang berlekatan terletak

diantara dua tangkai daun. Biasanya terdapat pada daun yang

duduk berhadapan pada satu buku.

16

Page 17: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

m. Selaput Bumbung (ochrea)

Merupakan selaput tipis berbentuk tabung yang menyelubungi

atau mengelilingi pangkal suatu ruas batang. Sering dianggap sebagai

daun penumpu. Misalnya pada Ixora sp dan Morinda citrifolia.

n. Lidah lidah (ligula)

Merupakan suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas

antara upih dengan helaian daun pada rumput rumputan (Graminae).

Fungsinya adalah untuk mencegah masuknya air ke dalam ketiak daun,

sehingga terhindar dari pembusukan.

D. Morfologi Batang

1.Ciri-ciri umum batang :

1. Berbentuk panjang bulat seperti silinder dan bisa juga mempunya

bentuk lain namun bersifat aktinomorf

2. Terdiri atas ruas dsan buku tempat tumbuh daun

3. Arah tumbuhnya bersifat fototrop

4. Selalu bertambah panjang

5. Mengadakan percabangan

6. Tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang berumur pendek dan

batang muda

2.Perkembangan batang

Pada ujung batang terdapat titrik tumbuh karena pada daerah ini

sel-selnya aktif membelah, meristem apical bersama dengan daun-daun

muda yang baru di dekatnya membentuk pucuk batang. Dalam

perkembangan selanjutnya ruas di antara daun-daun muda akan

memanjang sehingga keseluruhan batang menjadi lebih panjang.

Pemanjangan batang juga disebabkan karena penambahan jumlah sel.

Kerangka tmbuhan di bangun oleh sejumlah sumbu, suatu

sumbu(cabang ataupun sumbu utama) bisa dibangun dengan tiga cara :

1. Monopodium

17

Page 18: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Meristem apical tumbuh terusmembentuk sumbu utama

dan bersifat monopodial dan cabang bias terbentuk dari meristem

aksilar yang terletak lebih rendah.

2. Simpodium

Meristem apical berkembang menjadi bunga atau organ

lain atau tidak berfungsi lagi atau berdiferensiasi menjadi

parenkim. Dari kuncup aksilar di ketiak daun dekat di bawah

meristem apikal yang tak berfungsi itu akan tumbuh cabang yang

arahnya sejajar dengan sumbu sebelumnya dan tumbuh seperti

sumbu yang digantikannya. Sifat ini dapat terjadi berulang dan

sumbu yang terbentuk bisa berkesinambungan seakan-akan seperti

monopodium, ini yang disebut monopodium semu.

a. Dikotomi (percabangan menggarpu)

Meristem apical berhenti , kemudian titik tumbuh terbagi

dua bagian yang ekuivalen yang masing-masing menghasilkan

sumbu baru. Percabangan ini disebut dikotom. Contoh pada

Selaginella. Kadang-kadang percabangan dikotom ujung sumbu

utama yang terhenti masih dapat dilihat, percabangan seperti ini

disebut dikotom semu. Contoh pada paku resam.

Berdasarkan sifatnya batang dibedakan :

i. Tumbuhan yang tidak

berbatang (planta acaulis), batang sederhana ada tetapi amat

pendek, sehingga duduk daun amat rapat yang merupakan

roset.

ii. Tumbuhan yang jelas berbatang

1) Batang basah (herbaaceus) yaitu batang lunak dan berair,

seperti pada Ipomoea aguatica L

2)Batang berkayu (lignosus)

a) Arbores (pohon), contoh : Nangka (Artocarpus integra

L)

Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar, batang berkayu

dan bercabang jauh dari tanah

18

Page 19: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

b) Frutices (perdu), contoh : Rimbang (Solanum torvum

L)\

c) Suffrutices (semak), contoh : melati (Jasminum sambac

L)

Semak adalah tumbuhan yang tak seberapa besar, batang

berkayu, bercabang-cabang dekat dengan permukaan tanah

atau malahan dalam tanah

3)Batang rumput (calmus) adalah batang yang tidak keras,

mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga,

contoh : padi (Oryza sativa L)

4)Batang mendong (calamus) adalah seperti batang rumput,

tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang dan tidak

berongga contoh : teki (Cyperus rotundus L)

a.Bentuk batang

Bentuk batang dapat dibedakan atas :

1. Bulat (teres), comtoh : tebu ( Sacharum oficinarum)

2. Bersegi (angularis)

a) Segitiga (triangularis), contoh : teki (Cyperus rotundus)

b) Segi empat (quadrangularis), contoh : piladang (Coleus

hibridus)

3. Pipih

a) Filokladia (phyllocladia), tumbuh terus, contoh : kaktus

(Opuntia dilenii)

b) Kladodia (cladodia), pertumbuhan terbatas, contoh :

asparagus (Asparagus plumosus)

b.Permukaan batang

a. licin (laevis), pada jagung (Zea mays)

b. berambut (pilosus), pada tembakau (Nicotiana tobacum)

c.berusuk (costatus), pada piladang (Coleus hibridus)

19

Page 20: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

b. beralur (sulcatus), jika mebujur batang terdapat alur-alur yang jelas,

misalnya pada bayam berduri (Amaranthus spinosus) yang sudah tua

c. bersayap (alatus) biasanya pada batang bersegi dan pada sudutnya

terdapat pelebaran tipis, contoh : Markisah (Passiflora

quadrangularis)

d. berduri (spinosus), misalnya : bunga ros (Rosa hybrida)

e. ada bekas-bekas daun penumpu, pada nagka (Artocarpus integra)

f. ada bekas-bekas daun, pada Pepaya (Carica papaya)

g. lepasnya kerak (bagian kulit yang mati), pada jambu biji (Psidium

guajava)

c.Arah tumbuh batang

a. Tegak lurus (erectus), pada carica papaya

b. Menggantung (dependens, pendulus), bisanya tumbuhan yang hidup

di lereng-lereng atau jurang, contoh pada Zebrina pendula

c. Berbaring (humifisus), jika batang terletak di permukaan tanah

hanya ujungnya saja yang berdiri ke atas, contoh semangka (Citrulus

vulgaris)

d. Menjalar atau merayap, jika batang berbaring di atas tanah dan pada

buku (nodus) yang bersentuhan dengan tanah akan mengeluarkan

akar, contoh : ubi jalar (Ipomoea batatas)

e. Serong ke atas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti

hendak berbaring, tetapi bagian yang lainnya membelok ke ata,

contoh : kacang tanah (Arachis hypogaea)

f. Menggangguk (nutans), batang tegak lurus, tetapi ujungnya,

membengkok ke bawah contoh : bunga matahari (Helianthus annus)

g. Memanjat (scandens), dengan berbagai macam alat pemanjat seperti

1. Akar pelekat, contoh sirih (Piper betle L)

2. Akar pembelit, contoh : panili (Vanilla planifolia)

3. Cabang pembelit atau sulur, contoh anggur (Vitis vinifera) dan

labu siam (Sechium edule)

20

Page 21: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

4. Daun pembelit/sulur contoh : daun kembang sungsang (Gloriosa

superba)

5. Tangkai pembelit, contoh : kacang kapri (Pissum sativum)

6. Duri, contoh kembang kertas (Bougenvillea spec

7. tabilis)

8. Duri daun, misalnya rotan (Calamus caesius)

9. Kait, misalnya gambir (Uncaria gambir)

h. Membelit , batang memanjat tidak menggunakan alat seperti pada

batang memanjattetapi batang itu sendiri yang dibelitkan ke tempat

penyanggany. Menurut arah membelitnya dibedakan atas :

i. Membelit ke kiri (sinistrosum volubilis), misalnya pada kembang

telang (Clitoria ternatea)

ii. Membelit ke kanan (dextrosum volubiis), misalnya pada gadung

(Discorea hispida)

d.Sifat cabang

h. geragih (flagellum, stolo), cabang-cabang kecil merayap di atas

tanah atau merayap di bawag tanah dan diujung stolon tumbuh akar

dan kuncup ke atas ini bisa dipisah menjadi individu baru. Contoh

o merayap di atas tanah : pegagan (Centela asiatica)

o di bawah tanah rumput teki (Cyperus rotundus)

i. wiwilan atau tunas air (virga singularis), cabang biasanya cepat

tumbuh dengan ruas yang panjang sering kali berasal dari kuncup

liar/tidur, contoh : kopi (Coffea robusta)

j. sirung panjang (virga), cabang-cabang biasanya pendukung daun

dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang, tidak pernah

dihasilkan bunga dan sering disebut cabang mandul

k. sirung pendek (virgula), cabang-cabang kecil dengan ruas yang

pendek selain daun biasanya pendukung bunga dan buah dan sering

disebut cabang fertile, contoh : pinus (Pinus merkusii)

21

Page 22: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

e.Arah tumbuh cabang

l. tegak (fastigiatus), jika sudut antara batang dan cabang amat kecil

sehingga pada pangkal saja yang serong ke atas tetapi selanjutnya

hamper sejajar dengan batang pokok atau bersifat ototrop. Contoh :

wiwilan pada kopi (Coffea sp)

m. condong ke atas (patens), jika cabang dengan batang pokok

membentuk sudut lebih kurang 45 derajat atau bersifat ototrop,

contoh : cemara laut (Casuarina equisetifolia)

n. mendatar (horizontalis), jika cabang batang pokok membentuk sudut

900 atau bersifat plagiotro[, missal ; pohon randu (Ceiba petandra)

o. terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkal mendatar tetapi

ujungnya melengkung ke bawah, missal : kpoi (Coffea robusta)

p. bergantung (pendulus0, cabang-cabang tunbuh ke bawah, missal :

Zebrina pendula

Konstruksi percabangan

Percabangan pada batang menghasilkan arsitektur batang serta

menentukan bentuk dari tumbuhan secara keseluruhan.

Klasifikasi percabangan

1. Pohon tak bercabang

Contoh: kelapa (Cocos nucifera)

2. Pohon bercabang

a) Sumbu vegetatif semua ekivalen dan ortotrop.Contoh: pada

kamboja

b) Sumbu vegetatif terdiferensiasi.Contoh: pohon coklat

(Theobroma cacao)

c) Sumbu vegetatif dengan struktur

campur.Contoh:Flamboyan(Delonix regia)

Pohon Tidak Bercabang

Jenis-jenisnya yaitu:

Model Holtum:pohon memiliki satu sumbu saja,tidak bercabang dan

tunas terminal berkembang menjadi perbungaan.Contoh:Agave

sp,Metroxylon sagu

22

Page 23: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Model Corner:Pohon memiliki satu sumbu,tidak bercabang dan

perbungaan lateral,meristem apek tumbuh terus.Contoh: Carica

papaya,Cocos nucifera.

Pohon bercabang

A.Sumbu vegetatif semua ekivalen dan ortotrop

Ada beberapa model dalam kelompok ini,yaitu:

Model Tomlinson

- Dari tunas ketiak di bawah tanah tumbuh sumbu baru tegak

ke atas

- Tiap sumbu di atas tanah membentuk perakaran sendiri dan

ekivalen dengan kaulomer lain

- Contoh: pisang(Musa spp),jahe-jahean(Zingiberaceae)

Model Chamberlain

- Sumbu vegetatif di atas tanah lurus yang terdiri dari beberapa

kaulomer yang bersinambungan (simpodial)

- Tiap kauloer tumbuh sampai menghasilkan perbungaan

terminal dan setiap kaulomer hanya menghasilkan satu

kaulomer anak di bawah perbungaan terminal.

- Contoh: Clerodendron paniculatum,Jatropha multifida

Model Leeuwenberg

- Sumbu batang di atas tanah beruas dalam tiga dimensi,karena

kaulomer awal tumbuh sampai tunas terminal berkembang

jadi perbungaan

- Tepat di bawah perbungaan berkembang 3 tunas ketiak yang

masing-masing tumbuh menjadi kaulomer dan menempati

ruang 3 dimensi.

- Contoh: Manihot esculenta(ubi gajah),Plumeria

acuminate(kamboja)

23

Page 24: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

B. Sumbu vegetatif terdiferensiasi

Ada 15 model kelompok ini,diantaranya yaitu:

Model Kwan Koriba

- Pohon memperlihatkan struktur beruas,dan beberapa

kaulomer monocarp

- Percabangan batang simpodial,dari kaulomer induk

perbungaan terminal,kemudian dari tunas ketiak berkembang

3 kaulomer yang identik,salah satu kaulomer memperlihatkan

pertumbuhan yang cepat denan arah vertical dan

berdiferensiasi menjadi batang tengah sedangkan yang lain

menjadi kaulomer cabang

- Contoh: Combreto dendron africanum

Model Aubreville

- Batang pokok monopodium yang ritmis

- Cabang beruas dan plagiotrop menurut aposisi caulomer

secra tak terbatas

- Letak daun pada kaulomer spiral

- Perbungaan lateral baik pada batang pokok atau kaulomer

cabang

- Kaulomer cabang tumbuh tak terbatas tetapi sangat lambat

- Contoh:Teminalia catappa(ketaping)

Model Roux

- Batang pokok monopodium ortotrop dengan cabang kontiniu

atau difus da duduk daun spiral

- Cabang plagitrop dengan daun berhadapan

- Cabang sering monopodium dan dapat juga simpodium

- Contoh:Coffea Arabica(kopi)

C.Sumbu vegetatif dengan struktur campur

Ada beberapa model dalam kelompok ini di antaranya adalah:

Model champagnat

24

Page 25: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

- Batang pokok ortotrop simpodial,bagian distal dari setiap

unit simpodial melengkung karena terlalu berat dan tidak di

dukung oleh jaringan penyokong yang cukup

- Filotaksis daun spiral

- Contoh:Sambucus sp

Model Troll

- Bisa terjadi pada batang pkok monopodium atau simpodium

- Pertumbuhan awal ortotrop kemudian berubah menjadi

plagiotrop,daun cendrung berhadapan

- Sumbu pertama bersifat ortotrop,sumbu berikutnya mulai

berdiferensiasi ke arah horizontal secara bertahap dan pada

pohon yang sudah dewasa cabang sama sekali plagiotrop

- Contoh:pada flamboyant(Delonix regia)

Batang Termodifikasi

Bentuk-bentuk batang termodifikasi,antara lain:

Rimpang(rhizoma)

- Merupakan batang yang tumbuh horizontal di bawah tanah

dengan buku dan ruas-ruas yang pendek dengan daun-daun

yang berbentuk sisik-sisik

- Dapat digunakan sebagai perbanyakan vegetatif dan

penyimpan cadangan makanan

- Contoh:pada Zingiberaceae,Poaceae,Cannaceae

Umbi batang(tuber)

- Merupakan batang yang berada di bawah permukaan tanah

yang juga menebal,namun tidak berdaun sisik

- Permukaan seringkali tampak licin

- Buku-buku batang dan ruas-ruasnya tidak jelas

- Seringkali dinamakan umbi telanjang(tuber nudus)

- Contoh:kentang(Solanum tuberosum)

Umbi lapis(bulbus)

25

Page 26: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

- Merupakan modifikasi dari batang beserta daun

- Bagian yang merupakan modifikasi dari batang adalah

subangatau cakram dengan titik tumbuh di ujungnya

- Pada subang terdapat daun dengan pelepah yang membentuk

lapisan berdaging

- Berdasarkan sifat-sifat fisiknya,umbi lapis dibedakan

menjadi dua macam,yaitu:

1. umbi berlapis,yaitu bila daunnya menyerupai bagian yang

lebar,dan yang lebih luar menyelubungi bagian yang

lebih dalam,misalnya umbi bawang merah(Allium cepa

L)

2. umbi bersisik,yaitu bila modifikasi daunnya tidak

merupakan bagian yang lebar yang dapat menyelubungi

seluruh umbi,melainkan tersusun seperti

genting,misalnya pada (Lilium candidum L)

Subang(comus)

- Merupakan batang yang pendek yang tebal dan membengkak

yang berada di dalam tanah

- Ruas dan buku masih dapat terlihat

- Daun berupa sisik yang kering menutupi subang

- Sebagian besar jaringan dalam subang parenkim merupakan

penutup yang melindungi subang terhadap luka dan

kekeringan

- Di ujung distal subang terdapat tunas terminal yang akan

membentuk daun-daun dan bunga

- Pada buku-buku terdapat tunas ketiak

- Pada bagian bawah subang di bentuk sistem akar serabut

- Beberapa di antara akar dalam sistem tersebut merupakan

akar kontraktil

- Contoh:Gladiolus dandavensis

26

Page 27: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Stolon

- Merupakan cabang yang ramping lagi panjang,tumbuh ke

samping di atas tanah,kemudian pada ujung stolon di bentuk

tumbuhan baru

- Berfungsi juga untuk reproduksi secara vegetatif

- Contoh:pada teki (Cyperus rotundus)

Filokladodia dan kladodia

- Batang yang mengambil alih fungsi daunnya,karena daunnya

mengalami reduksi yang lanjut atau berubah menjadi duri

- Contoh kladodia :Muehlenbeckia platyclada

- Contoh filokladodia:Opuntia vulgaris

Sulur batang atau sulur cabang

- Tumbuh dari ketiak daun

- Biasanya disangga sisa-sisa daun atau bunga

- Contoh:tanaman air mata pengantin (Antigonom leptopus)

Kait

- Merupakan bentuk antara duri dan sulur,keras seperti

duri,tetapi berpilin-pilin seperti sulur pendek

- Contohnya:pada tanaman gambir

Duri batang atau duri cabang

- Berasal dari modifikasi cabang

- Terletak di ketiak daun dan seringkali menyangga daun-daun

atau bunga-bunga yang rudi meter

- Contoh:Bougenville

d) Morfologi Akar

Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di

bawah tanah yang berfungsi untuk memberkuat berdirinya tumbuhan,

menyerap air dan zat– zat makanan yang terlarut dalam tanah, mengangkut

air dan zat–zat makanan tadi kebagian tumbuhan yang memerlukan dan

kadang–kadang untuk menimbun makanan.

27

Page 28: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Sifat–sifat akar antara lain yaitu :

1. tidak mempunyai klorofil,

2. tidak mempunyai nodus dan internodus serta tidak mendukung daun-

daun atau sisik maupun bagian-bagian lainnya,

3. arah tumbuh ke pusat bumi atau menuju air dan meninggalkan udara

dan cahaya matahari,

4. bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk

menembus tanah,

5. tumbuh terus pada ujungnya, tetapi pertumbuhannya masih kalah

jika dibandingkan dengan batang.

Bagian-bagian akar yaitu :

1. Leher akar atau pangkal akar (collum) yaitu bagian akar yang

bersambungan dengan pangkal batang.

2. Ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda, terdiri atas

jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan.

3. Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara akar

dan leher akar dan ujungnya.

4. Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang

tak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar

dari akar pokok, dan masing-masing dapat mengadakan percabangan

lagi.

5. Serabut akar ( fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-

halus dan berbentuk serabut.

6. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu

bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan

sel-sel kulit akar yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau rambut,

oleh sebab itu dinamakan rambut akar atau bulu akar.

7. Tudung akar (calypra), yaitu bagian akar yang letaknya paling

ujung, terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung

akar yang masih muda dan lemah.

28

Page 29: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Sewaktu tumbuhan masih kecil yaitu, dalam bentuk lembaga

dalam biji, calon akar itu sudah ada, da disebut akar lembaga (radicula).

Pada perkembangan lanjutannya, kalau biji mulai berkecambah sampai

menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan

perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya dibedakan

dua macam sistem perakaran yaitu :

a.Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar-

akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga

disebut akar tunggang (radix primaria). Biasanya terdapat pada

tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) atau tumbuhan biji telanjang

(Gymnospermae).

b. Sistem akar serabut yaitu, jika akar lembaga dalam

perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh

sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar

dari pangkal batang. Bentuknya seperti serabut oleh karena itu

dinamakan akar serabut (radix adventicia).

1.Sistem Akar Tunggang

Berdasarkan percabangan dan bentuknya akar tunggang dapat

dibedakan atas :

a. Akar tunggang yang tidak bercabang/ sedikit bercabang

Mempunyai bentuk yang istimewa yaitu :

1. Bentuk tombak (fusiformis), yaitu akar yang memiliki pangkal

yang besar meruncing keujung dengan serabut-serabut akar sebagai

percabangan, biasanya menjadi tempat penimbunan makanan.

Misalnya pada Daucus carota.

2.Bentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat, akar-akar

serabut sebagai cabang hanya pada ujung yang sempit meruncing,

seperti pada Beta vulgaris.

29

Page 30: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

3.Bentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti

akar serabut saja dan juga sedikit sekali bercabang, misalnya pada

kacang panjang (Phaseolus lunatus).

b. Akar tunggang yang bercabang (ramosus)

Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke

bawah, bercabang-cabang banyak dan cabang-cabangnya bercabang

lagi, sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang

dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat menyerap

air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.

2.Sistem akar serabut

Sistem akar serabut dapat dibedakan atas :

a. Akar serabut kecil-kecil berbentuk benang. Contohnya pada akar

padi (Oriza sativa).

b. Akar serabut kaku, keras dan cukup besar seperti tambang.

Contohnya pada akar kelapa (Cocus nocifera).

c. Akar serabut besar-besar, hampir sebesar lengan dan masing-

masingnya tidak banyak percabangan. Contohnya pada pandan

(Pandanus tectorius

3. Akar terspesialisasi

Akar terspesialisasi adalah akar yang dapat berubah bentuk karena

fungsinya berbeda dengan fungsi asal, karena cara-cara hidup yang harus

disuaikannya dengan keadaan-keadaan tertentu.

Akar ini dapat di bedakan atas :

a. Akar fotosintesi, yaitu akar udara dan mengandung klorofil.

b. Akar penyokong batang (akar tunjang/akar enggrang), yaitu akar

yang keluar dari batang membentuk lengkungan ke bawah dan

masuk ke dalam tanah sebagai penunjang tubuh tumbuhan.

Misalnya pada Pandanus tectorius.

30

Page 31: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

c. Akar peluk atau akar pembelit, yaitu akar yang keluar pada buku-

buku yang digunakan untuk memanjat dengan memeluk

penunujangnya. Misalnya pada Vanila planifolia.

d. Akar pelekat, yaitu akar yang keluar pada buku-buku batang

tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel pada penunjang.

Misalnya pada sirih.

e. Akar banir atau akar penyangga, yaitu akar yang berbentuk seperti

papan pada pangkal batang yang letaknya miring untuk

memperkokoh berdirinya batang. Misalnya pada Arthocarpus

communis (sukun)

f. Akar penyimpan cadangan makanan, yaitu akar yang membesar

karena dipakai sebagai penumpukan makanan yang disebut umbi

akar. Misalnya pada Manihot utilissima.

g. Akar nafas, akar ini terdapat pada tumbuhan magrof.

Terbagi atas :

1) Akar pasak

Dari akar horizontal dekat permukaan tanah tumbuh cabang-

cabang arah vertikal keatas dan muncul dipermukaan tanah

karena kandungan oksigen tanah rawa kurang

2) Akar lutut

Akar horizontal dekat permukaan tanah akan mereorientasi

arah pertumbuhannya secara periodik yang tumbuh menjadi

akar utama.

3) Akar engarang

Akar yang keluar dari batang melengkung ke bawah dan

masuk ke dalam tanah.

h. Akar kontraktil, yaitu akar yang ditemukan pada tumbahan yang

berumbi yang berkontraksi sehingga terjadi pengerutan yang dapat

mengakibatkan pemendekan akar sampai 30 – 40% sehingga umbi

dapat tertarik kedalam tanah. Misalnya pada akar Gladiolus sp.

31

Page 32: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

i. Akar simbiotik, yaitu bintil akar tempat penambat nitrogen bebas

dari udara seperti Rhizobium berasosiasi dengan akar kacang-

kacanagan.

j. Akar reproduksi, yaitu pada akar tersebut dapat tumbuh tunas

menjadi tumbuhan baru. Contoh pada akar sukun.

k. Akar udara atau akar gantung, yaitu akar keluar pada bagian atas,

mengantung di udara dan menuju ke tanah. Misalnya pada anggrek

kalajengking.

l. Akar pengisap atau akar penggerak, yaitu akar yang terdapat pada

tumbuhan parasit yang berguna untuk menyerap air ataupun zat

makanan dari inangnya yang dapat menembus batang dari inang

tersebut sampai ke bagian kayunya. Misalnya pada benalu

e) Morfologi Bunga

Bunga merupakan modifikasi dari daun dan batang, dan

berkembang dari pucuk yang tumbuh menjadi ranting diiringi daun-daun

yang sangat rapat.

Pada ujung ranting tersebut terdapat ada bagian yang

membengkak yang disebut dasar bunga (receptalum) dan dibawahnya

terdapat tangakai bunga (pedicle). Pada dasar tangkai bunga terdapat daun

pelindung (braktea). Bila daun pelindung itu terdapat pada tangkai bunga

pebungaan dan melindungi seluruh perbungaan disebut dengan seludang

bunga (spatha). Sedangkan daun pelindung untuk setiap anak bunga

disebut brakteola.

Bunga yang biasanya terdapat di ujung-ujung cabang atau batang

disebut bunga terminalis dan ada juga yang terdapat pada ketiak daun

disebut dengan bunga axilaris.

Morfologi umum bunga

Bunga tediri dari:

1. Perhiasan bunga (periantum), yang terdiri dari:

a. Sepal/daun kelopak (sepalum, jamak sepala).

Keseluruhan daun kelopak disebut kaliks (calix).

32

Page 33: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

b. Petal/daun mahkota (petalum, jamak petala).

Keseluruhan petal (daun mahkota) disebut korola

(corola).

c. Perigonium/tenda. Bila bentuk sepal dan petal tidak

dapat dibedakan maka disebut tepal (tepalum, jamak

tepala).

2. Alat kelamin yang terdiri dari:

a. Stamen atau benang sari. Keseluruhan stamen bunga

disebut androecium. Bagiannya adalah kepala sari

(anthera) yang berisi serbuk sari (pollen) serta tangkai

sari (filamen).

b. Pistilum (putik) terdiri dari ovarium, stilus dan stigma.

Ovarium disusun oleh karpel atau daun buah.

Umumnya berjumlah lebih dari satu. Jika bunga

memiliki satu karpel arau lebih yang semuanya bersatu

maka karpel tesebut disebut pistilum. Didalam ovarium

terdapat bakal biji (ovulum).

Variasi bunga

Alat Kelamin dan Kelengkapannya

1. Bunga lengkap, yaitu bunga yang mempunyai sepal,

stamen, dan pistilum. Bunga tidak lengkap, yaitu bunga

yang tidak memliki salah satu atau lebih bagian-bagian

tersebut.

2. Bunga banci (bisexual), yaitu bunga yang memiliki alat

kelamin jantan dan betina. Sedangkan bunga yang hanya

memiliki salah satunya disebut bunga unisexual : bunga

jantan (flos maskulus), dan bunga betina (flos femineus).

3. Bunga mandul, yaitu bunga yang tidak memiliki alat

kelamin. Seperti bunga pita pada bunga matahari.

4. Bunga yang mengalami adnasi adalah bunga yang

memiliki bagian-bagian yang menyatu.

33

Page 34: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Sepal atau petal

Jika sepal berlekatan dengan sepal yang lain disebut sinsepal,

yang akan membentuk tabung kaliks atau bersatu pada pangkalnya saja.

Bila petanya terpisah satu sama lain disebut koriopetal.

Stamen

Bila semua stamen menyatu pangkal sarinya sehingga berbentuk

tabung da menjadi berbekas satu disebut monodelphous. Bila berbekas

dua disebut diadelphous, dan bila berbekas banyak disebut polydelphous.

Karpel

Bila semua karpel menyatu sehingga pada tepinya terdapat

singkap, maka pistilum berstruktur majemuk. Bila karpel menyatu di tepi-

tepinya maka tidak akan terdapat sekat di dalam ruang ovarium.

Adnasi

Adnasi yang terjadi antara sepal dan petal akan membentuk

tabung perianthium. Pada adnasi antara sepal dan stamen, petal tidak ada

sehingga tangkai sari melekat pada tabung kaliks.

Berdasarkan alat kelamin bunga yang terdapat pada satu

tumbuhan, maka tumbuhan dapat dibedakan mejadi:

a. Berumah satu (monoecus/monoecious), yaitu tumbuhan yang

mempunyai bunga jantan dan bunga betina dalam satu individu.

b. Berumah dua (dioecus/dioecious), jika bunga janta dan bunga

betina terletak pada individu berbeda.

c. Poligami (polygamus), jika suatu tumbuhan terdapat bunga

jantan, bunga betina dan bunga banci seperti pada pepaya. Ada beberapa

macam sifat poligami:

1) Gynodeoecus, jika pada satu individu hanya terdapat bunga

betina saja, sedangkan pada individu lain bunga banci.

Contoh pada Labiate.

34

Page 35: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

2) Androdeiocus, jika pada satu individu terdapat bunga jantan

saja sedangkan pada individu lain tedapat bunga banci.

Contoh pada Dyras octopelata.

3) Monoeco-polygamus, jika pada satu ndividu terdapat bunga

jantan, betina, dan banci bersama-sama. Contoh pada

pepaya.

4) Gynomonoecus, jika pada satu individu terdapat bunga

betina da bunga banci bersama-sama.

5) Trioecus atau trioeco-polygamus, jika bunga jantan, betina,

dan banci terpisah pada individu ynag berlainan.

Aestifasi

Aestifasi merupakan tata letak daun kelopak dan mahkota tehadap

sesamanya. Variasi susunan daun kelopak dan mahkota antara lain sebagai

berikut:

1. Terbuka (aperta), jika tepi daun kelopak atau mahkota tidak

bersenuhan sama sekali.

2. Berkatup (valvata), jika tepi daun kelopak atau mahkota tidak

bertemu (bersentuhan) tapi tidak berlekatan.

3. Berkatup dengan tepi melipat kedalam (induplicativa).

4. Berkatup dengan tepi melipat keluar (reduplicativa)

5. Menyirap (impricata), tepi saling menutup seperti genting.

Susunan yang saling meutupi ini dapat dibedakan sbb:

a) yang terpuntir satu arah (convulata)

b) mengikuti rumus 2/5 (quniacuncialis)

c) coclearis (koklearis), jika daun mahkota atau kelopak

satu di dalam dan satu di luar.

Simetri Pada Bunga

Bidang simetri pada bunga merupakan bidang vertikal yang

membelahbunga dalam berbagai arah sehingga terbagi menjadi dua bagian

yang sebangun.

35

Page 36: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Ada tiga tipe simetri, yaitu:

1. Radial simetri (achriomorphus).

Bunga dibelah oleh sebuah bidang simetri dalam 3 atau 6 jurusan

dan setiap kali akan menjadi dua bagian yang sama dan sebangun.

2. Bilateral simetri (zygomorphus)

Bunga dibagi oleh bidang simetri dalam satu jurusan yang sama

dan sebangun.

3. Asimetri (asymetrus), dimana suatu bunga yang tidak dapat

dibagi sama sekali oleh bidang sinetri menjadi dua bagia yang

sama atau setangkup.

Bentuk-bentuk Perhiasan Bunga

Perhiasan bunga ada yang berbentuk bintang, tabung, terompet,

mangkuk, periuk, corong, lonceng, dll.

Bentuk-bentuk Perhiasan Bunga yang Zigmorph

Bentuk bentuk bunga yang tidak beraturan antara lain bertaji,

berbibir, seperti kupu-kupu pita, dan berkedok.

Bagian-Bagian Bunga

A. Dasar Bunga (receptaculum)

Dasar bunga (receptaculum) merupakan ujung tangkai bunga

tempat melekatnya bagian-bagian bunga seperti calyx, corola, stamen, dan

ovarium. Dasar bunga biasanya berukuran kecil dan letak perhiasan bunga

merapat pada dasar bunga dengan ruas yang pendek sekali.

Dasar bunga dapat megalam perkembangan sebagai berikut:

a. Hipantium (hipanthium). Jika dasar bunga berbentuk seperti

cangkir atau tabung. Calyx, corola, dan stamen melekat di

tepinya. Contoh pada bunga ros.

b. Torus. Dasar bunga berbentuk kuba yang tinggi dan bakal

buah melekat di sisi-sisinya. Contoh pada Passifloraceae.

36

Page 37: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

c. Antofor (anthophore). Jika ruas dasar bunga diantara kelopak

dan bagian lain dari bunga menjadi panjang. Contoh pada

bunga anyelir.

d. Androginofor (androgynophore). Jika dasar bunga memanjang

diantara hiasan bunga da mendukung benang sari serta putik.

Contoh pada Passiflora.

e. Androfor (androphore). Jika sumbu dasar bunga memanjang di

antara hiasan bunga dan mendukung benang sari, ditemukan

pada bunga jantan seperti pada Myristica corticosa.

f. Ginofor (gynophore). Jika sumbu dasar memanjang dan

mendukung putik. Seperti pada bunga cempaka.

g. Discus atau cakram (discus). Tonjolan yang tumbuh di dasar

bunga. Diskus seringkali menghasilkan sekret. Diskus bisa

berbentuk tipis dan tak mencolok serta melapisi bagian dalam

hipantium. Namun ada pula diskus yang membentuk dasar

yang tebal bagi bakal buah, dan bisa berkembang berbentuk

cincin , bantal, atau struktur yang terbagi-bagi.

Kedudukan perhiasan bunga pada dasar bunga dibandingkan

dengan putik:

1. Hipoginus, hiasan bunga lebih rendah dari kedudukan putik.

2. Periginus, jika perhiasan bunga sama tinggi dengan putik atau

sedikit lebih tinggi. Contohnya pada bunga bungur.

3. Epiginus, jika perjiasan bunga lebih tinggi dari putik atau putik

tenggelam pada dasar bunga. Cotoh pada bunga kaki kuda

.

B. Kelopak (calyx)

Kelopak merupakan daun-daun hiasan bunga yang terletak pada

lingkaran bunga paling luar. Kelopak tersusun dari daun-daun kelopak

(sepala) yang mempunyai sifat:

1. berlekatan (gamosepalus)

2. berbagi (paritus)

3. bercangap (fissus)

37

Page 38: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

4. berlekuk(labotus)

5. lepas dan bebas (polysepalus)

6. beraturan atau aktinomorf

7. setangkup tunggal atau zigomorf

C. Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (Corolla)

Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk (petala),

menunjukkan sifat yang berbeda-beda pula:

a. Berlekatan (sympetal, gamopetalus, atau

monopetalus)

b. Lepas atau bebas (choriopetalus, dialypetalus, atau

polypetalus). Dalam hal ini, setiap daun tajuk dapat

dibedakan :

1) Kuku daun tajuk

2) Helaian daun tajuk

Tajuk bunga bentuknya bermacam-macam, dan berdasarkan

simetri bunga dapat dibedakan:

a. Beraturan (regularis). Bila tajuk bunga dapat dibagi

menjadi dua bagian yang sama atau setangkup dengan

beberapa cara , meliputi bentuk-bentuk bintang, tabung,

terompet, mangkuk, corong.

b. Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimetris. Jika

tajuk bunga hanya dapat dibagi menjadi dua bagian yang

setangkup dengan satu cara, seperti pada bunga yang

bertaji, berbibir, seperti kupu-kupu, bertopeng atau

berkedok, pita.

D. Tenda Bunga

Tenda bunga dalah hiasan bunga yang tidak dapat dibedakan

anatra kelopak dan tajuk bunganya. Bagian-bagian yang menyusun tenda

bunga disebut daun tenda bunga (tepala).

Menurut bentuk dan dan warnanya, tenda bunga dapat dibedakan:

1. Serupa kelopak (calycinus)

38

Page 39: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

2. Serupa tajuk (corollinus)

E. Benang Sari (Stamen)

Benang sari adalah alat kelamin janatn. Pada benang sari dapa

dibedakan 3 bagian yaitu: angkai sari (filamentum), kepala sari (anrhera),

dan penghubung benang sari(connectivum).

Duduk benang sari dapat dibedakan dalam 3 golongan:

3. Duduk pada dasar bunga (thalamiflorae)

4. Tampak seperti duduk di atas kelopak (calyciflorae)

5. Tampak duduk di atas tajuk bunga (corolliflorae)

Jumlah benang sari umumnya dibedakan 3 golongan:

1. Benang sari banyak atau lebih dari 20 benang sari

2. Benang sari dua kali lipat jumlah tajuknya,biasanya tersusu

dalam dua lingkaran dan ada dua kemungkinan:

a. diplostemon, pada lingkaran luar berseling dengan daun

tajuk.

b. obdiplostemon, pada lingkarn dalam berseling dengan

daun tajuk.

3. Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang,

duduknya ada yang episepal (berhadapan dengan daun

kelopak), dan ada yang epipetal (berhadapan dengan daun

tajuk).

Berdasarkan panjangnya, benang sari dapat dibedakan:

a). Benang sari panjang dua (didynamus)

b). Benang sari panjang empat (tetradynamus)

Tangkai Sari( filanentum)

Tangkai sari biasanya duduk terpisah-pisah diatas dasar bunga,

namun ada pula yang bersatu:

1. berbekas satu atau bertukal satu (monodelphus)

39

Page 40: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

2. berbekas dua atau bertukal dua (diadelphus)

3. berbekas banyak atau bertukal banyak (polyadelphus).

Kepala Sari (anthera)

Daun kepala sari duduk pada tangkai sari bermacam-macam

seperti: tegak (innatus), menempel (adnatus), dan bergoyang (vertasilis).

F. PUTIK

Putik disusun oleh daun buah (carpellum), dan daun-daun sebagai

keseluruhan yang menyusun putik dinamakan gynaecium. Putik merupakan

alat kelamin betina yang salah satu bagiannya mengandung sel telur atau

bakal biji (ovulum) yang akhirnya akan menjadi biji (semen).

Putik terdiri dari tiga bagian yaitu : kepala putik (stigma), tangkai

putik (sylus), dan bakal buah ovarium)

Bakal buah (ovarium), menurut letaknya pada dasarnya bunga dapat

dibedakan :

a. Bakal buah menumpang (superus)

b. Bakal buah setengah tenggelam (semi inferus)

c. Bakal buah tenggelam (inferus)

Jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah :

a. Beruang satu (inilocular)

b. Beruang dua ( bilocularis)

c. Beruangn tiga (trilocularis)

d. Beruang banyak (multilocularis)

Tembuni adalah bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal

biji. Menurut letaknya tembuni dibedakan menjadi :

1. Marginal (marginalis). Letaknya pada tepi daun buah

2. Laminal (laminalis), letaknya pada helaian tepi daun buah

Untuk bakal buah yanghanya satu ruang maka letak tembuninya

adalah :

40

Page 41: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

a. Parietal (parietalis), yaitu hanya pada dinding daun buah yang

dapat pula dibedakan

1. pada dinding di tepi daun buah (parietalis-marginalis)

2. pada dinding di helaian daun buah (parietalis-laminalis)

b. Sentral )centralis atau axilis), yaitu di pusat atau diporos

c. Aksilar (axilaris), yaitu di sudut tengah.

Bakal biji atau calon biji sendiri duduk pada tembuni dengan cara yang

berbeda-beda. Bagian-bagian bakal biji dapat dibedakan menjadi :

1. Kulit bakal biji (integumentum)

2. Badan bakal biji atau nuselus ( nucellus)

3. Kandang lembaga (saccus embryonalis), yang mengandung sel

telur (ovum)

4. Liang bakal biji (micropyle)

5. Tali pusar (funiculus)

Tata letak bakal biji pada tembuni

a. Tegak (antropus)

b. Mengengguk (anatropus)

c. Bengkoko (compilotropus) atau disebut juga mengangguk

d. Melipat (comptotropus)

Kepala putik (Stigma)

Bentuk kepala putik beraneka ragam, biasanya disesuaikan dengan

cara penyerbukan pada bunga

a. Seperti benang, pada bunga jagung

b. Seperti bulu ayam, pada bunga padi

c. Seperti bulu-bulu, pada kecipir

d. Bulat, pada jeruk

e. Bermacam bentuk lain, seperti bentuk bibir, cawan, serupa daun

mahkota

Tangkai kepala putik (stylus)

Tangkai putik biasanya berbentuk buluh yang di dalamnya berongga.

Stylus ada yang panjang dan ada yang pendek bahkan ada yang tidak

41

Page 42: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

mempunyai stylus (sangat pendek sekali), ada yang bercabang dan ada yang

tidak, tapi ujung yang bercabang mendukung stigma.

Diagram Dan Rumus Bunga

A. Diagram bunga

Adalah suatu gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-

bagiannya, atau lebih jelasya sebagai berikut :

1. Suatu gambar proyeksi pad bidang datar dari semua bagian binga

yang dipotong melintang (yaitu daun kelopak, tajuk, benang sari dan

putik)

2. Suatu gambar yang bersifat skematis atau suatu peta skematis dari

bunga

Gambar dari suatu diagram bunga harus memperhatikan hal :

3. Letak bunga (terminalis atau axilaris)

4. Lingkaran bagian-bagian bunga yang disebut lingkaran Consentris

1. Kemudian alam menggambarkan bagian-bagian bunganya harus

diperhatikan mengenai :

1. jumlah masing-masing bagian bunga

2. Susunan terhadap sesamanya, umpama susunan sesama sepal

dan lain-lain

3. Susunan terhadap bagian-bagian bunga yang satu dengan yang

lain, seperti antara sepal terhadap petal atau stamen terhadap

corolla dan lain-lain.

4. Letak bagian-bagian bugna terhadap bidang median

Dalam menggambarkan penampang melintang setiap bagian bunga

harus salng berbeda bisanya dengan bentuk-bentuk tertentu seperti braktea

dengan bentuk segitiga. Kaliks berbentuk bulan sabit yang hamper sama

dengan corolla tapi bias dibedakan dengan memberi warna gelap pada kaliks

dan punya sudut ditengahnya. Untuk stamen bentuk angkan 8 (atau bentuk

dari anteranya) dan putik bentuk bundar harus sesuai dengan jumlah karpel,

ruang dan ovulnya.

Mengenai diagram bunga ada 2 macam:

42

Page 43: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

1. Diagram bunga empirik, dimana yang digambarkan adalah

bagian-bagian yang benar ada.

2. Diagram teoritik, selain bagian bunga yangbenar ada juga

dicantumkan bagian-bagian yang sudah tereduksi dan sibolnya

biasanya bentuk bintang atau tanda silang.

B. Rumus Bunga

Yaitu susunan yang dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri

dari lambing-lambang huruf dan angka.

a. Lambang yang dipakai memberitahukan sifat bunga mengenai

simetris dan jenis kelamin bunga.

Actinomorphous : * ; zygomorphous : , berkelamin jantan : ♂ :

Berkelamin betina : ♀; banci : ♀

b. Huruf yang dipakai untuk singkatan nama bagian-bagian bunga :

Kelopak : K (singkatan dari kaliks)

Tajuk : C ( singkatan dari Corola)

Benang sari : A (singkatan dari Abdsoecium)

Tenda : P ( singkatan dari Perigonium)

c. Angka-angka diletakkan dibelakang huruf menunjukkan jumlah

masing-masing bagian, umpamanya : kaliks mempunyai 3 sepal : K3

d. Cara untuk menyatakan keadaan lain-lain seperti contoh ;

Corolla 6 dalam 2 lingkaran : C3 + 3

Stamen berlekatan pada corola :[C5, A(…)]

Duduk bakal buah menumpang : G (3), kalau terbenam G (3)

Daun kelopak berbentuk tabung : K (5)

Contoh : ♀ K (5) [C 3+3, A6] G (3)

BUNGA MAJEMUK (inforescentia, Anthotaxia)

43

Page 44: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Bunga majemuk yang disebut juga dengan perbungaan adalah

serangkaian atau sekolompok bunga yang disusun dengan percabangan

tetentu pada sebuah sumbu yang mendukung bunga.

Bunga-bunga dapat berkumpul pada ibu tangkai bunga yang

merupakan tangkai bung majemuk ( pedunculus). Sumbu primer atau sumbu

utama utama disebut dengan rakis (rachls), yang merupakan perpanjangan

dari ibu tangkai bunga. Sedangkan sumbu sekunder merupakan cabang dari

sumbu utama. Masing-masing bunga dari bunga majemuk dapat mempunyai

tangkai sendiri (pedcellus), atau dapat pula tidak bertangkai, sehingga dapat

dikatakan duduk (sessilis) pada ibu tangkai bunga.

Bunga majemuk dapat dibedakan 3 tipe, yaitu bunga majemuk tak

terbatas, bunga majemuk terbatas dan bunga majemuk campuran.

a. Bunga majemuk tak terbatas

Ciri-ciri bunga majemuk ini adalah :

1. Sumbu utama (rakis) biasanya panjang dan tidak mempunyai bunga

pada ujungnya.

2. Dalam pertumbuhannya, sumbu utama berturut-turut membentuk

cabang-cabang (sumbu sekunder dari pangkal ke ujung dari bawah

ke atas)

3. Jumlah sumbu sekunder yang berbentuk pada sumbu utama biasanya

tidak terbatas atau banyak

4. Sumbu utama biasanya lebih panjang daripada sumbu sekunder

5. Karena sumbu sekunder terbentuk dari pangkal ke ujung, maka

meker bunga dari bawah ke atas (makin mendekati ujung sumbu

utama), atau dapat dikatakan dari luar ke dalam (ke pusat)

6. Bunga yang paling tua (lebih dulu mekar) terletak paling bawah,

atau paling jauh dari ujung sumbu utama, sedangkan bunga

yangpaling muda terletak pada ujung sumbu utama (susunan

acropetal)

Bunga majemuk ini dibedakan atas :

44

Page 45: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

1. Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga

langsung terdapat pada ibu tangkainya. Yang termasuk golongan

ini adalah :

a. Tandan (racemes atau botrys)

b. Bulir (spica)

c. Untai atau bunga lad (amentum)

d. Tongkol (spad tx)

e. Payung (umbrella)

f. Cawan (corymbus atau anthodium)

g. Bongkol (Capitulum)

h. Periuk (hypanthodium)

2. Ibu tangkai bercabang-cabang, dan cabangnya dapat bercabang

lagi, sehingga binga tidak terdapat pad ibu tangkainya. Yang

termasuk golongan ini adalah :

a. Malai (panicula)

b. Malai rata (corymbus ramulus)

c. Payung Majemuk (umbrella composita)

d. Tongkol majemuk

e. Bulir majemuk

b. Bunga Majemuk Terbatas

Ciri-ciri bunga mejemuk adalah :

5. Pada ujung sumbu utama selalu terdapat sebuah kuncup bunga, yang

menyebabkan sumbu utama tidak dapat tumbuh terus

6. Bunga pada ujung sumbu utama akan mekar lebih dahulu daripada

bunga-bunga lain. Mekar bunga terjadi berturut-turut dari ujung

sumbu utama, sehingga dapat dikatakan dari atas ke bawah atauu

dari dalam (dari pusat) keluar

7. Sumbu utama biasanya lebih pendek daripada sumbu sekunder,

karena tumbuhnya lambat dan cepat berhenti.

8. Sumbu utama membentuk sumbu sekunder hanya sedikit karena

tumbuhya terbatas. Sumbu sekunder terbentuk pada tempat-tempat

yang sama atau tempat-tempat tertentu.

45

Page 46: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

9. Cara sumbu sekunder bercabang tidak berbeda dengan sumbu utama.

Bentuk gubahan bunga yang termasuk golongan ini adalah :

1. Anak payung menggarpu (dichasium)

2. Tangga atau bunga bercabang seling (chicinus)

3. Sekerup (bostryx)

4. Sabit (rhipidium)

c. Bunga Majemuk Campuran

Bunga majemuk ini memperlihatkan baik sifat-sifat bunga

majemuk terbatas maupun sifat bunga majemuk tak terbatas, sehingga

bagian-bagiannya tidak mengikuti pola perkembangan yang seragam.

Pada bunga majemuk terdapat beberapa bagian yang bersifat

seperti daun, seperti :

1. Daun pelindung bunga majemuk (bracea)

2. Daun pelindung satu bunga (bracreola), kadang-kadang disebut juga

dengan profil

3. Seludang bunga (spatha)

4. Daun pembalut (bracea involucralis/involucrum)

5. Kelopak tambahan (epicalyx)

f)Morfologi Buah

Buah yang telah berhasil diserbuki,akan mengalami pembuahan.

Pembuahan berlangsung dalam bakal biji yang telah mempersiapkan sel

telur dalam kantong embrio. Setelah pembuahan, bakal buah berkembang

menjadi buah dan bakal biji berkembang jadi biji. Setelah pembuahan,

kelopak, tajuk, benang sari tangkai dan kepala putik akan layu dan

gugur.Kadang-kadang ada bagian bunga tersebut yang tidak gugur seperti:

daun-daun pelindung pada jagung, daun kelopak pada terung, tangkai kepala

putik (rambut jagung) dan kepala putik pada manggis.

46

Page 47: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Pada umumnya buah hanya terbentuk setelah terjadi pernyerbukan dan

pembuahan pada bunga. Tetapi ada buah terjadi tanpa pembuahan, peristiwa

ini disebut partenokarpi (parthenocarpy), contohnya pada pisang.

Pada perkembangan dinding buah sering menebal, bahkan berdaging,dan

dapat dibedakan atas beberapa lapis:

a.eksokarp (exocarpium,epicarpium)

b.mesokarp (mesocarpium)

c.endokarp (endocarpium)

Jika tidak dapat dibedakan lapisan-lapisan itu,dinding buah juga

disebut perikarpium (pericarpium)

Penggolongan Buah

1.Buah sejati atau buah telanjang

Buah terbentuk hanya dari bakal buah,jika ada bagian yang

tertinggal tapi tidak

merupakan bagian yang berarti.

a.buah sejati tunggal, berasal dari satu bunga,satu ovarium dan

satu atau lebih daun buah, satu atau lebih ruang .Contoh:buah

mangga,pepaya,durian.

b.buah sejati ganda, berasal dari satu bunga dengan ginesium

apokarp, masing-masing bakal buah menjadi buah. Contoh

pada cempaka.

c.buah sejati majemuk, berasal dari bunga majemuk,masing-

masing bunga mendukung satu ovarium, setelah jadi buah tetap

bersatu (berkumpul), sehingga tampak seperti satu buah,

seperti pada pandan.

2.Buah semu atau buah tertutup

Jika buah terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain

dari bunga (lebih besar dan menarik) sehingga buah yang

sesungguhnya tersembunyi.

a.buah semu tunggal, misalnya pada jambu monyet, pada

ciplukan.

47

Page 48: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

b.buah semu ganda, buah berasal dari ginesium apokarpseperti

pada arbei.

c. buah semu majemuk, berasal dari bunga majemuk seperti

pada nangka

Menurut perkembangan bakal buah dikenal:

a. Buah tunggal,berasal dari satu bakal buah dari satu bunga.

b. Buah ganda, berasal dari bakal buah satu bunga (ginesium

apokarp).setiap buah mempertahankan identitasnya.

c. Buah majemuk,jika berasal dari bunga majemuk.

Buah sejati tunggal.

a. Buah sejati tunggal yang kering.

Buah sejati tunggal kering hanya mengandung satu biji, tidak

pecah (indehisoen)

- buah padi (caryopsis), misalnya pada padi, jagung,dll.

-.buah kurung (achenium) pada bunga matahari dan kembang pukul

empat.

-.buah keras (nux),seperti buah kurung tetapi berasal dari bakal buah

beruang banyak tetapi kemudian lebur menjadi satu, misalnya pada

sarangan.

-.buah keras bersayap ( samara) seperti buah keras tetapi pada kulit

ada sayap, contoh meranti-merantian.

Buah sejati tunggal kering, banyak biji dan bila masak bisa pecah

menjadi beberapa bagian buah (mericartia), atau pecah dengan

biji terlempar keluar.

a. buah berbelah (schizocarpium), buah ini mempunyai 2 ruang atau

lebih, tiap ruang berisi satu biji.

Buah berbelah dibedakan lagi berdasarkasn jumlah ruangannya atas

:

1. buah berbelah dua (diachenium),pada pegagan

2. buah berbelah tiga (trichenium)

48

Page 49: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

3. buah berbelah empat (tetrachenium)

4. buah berbelah lima (pentachenium)

5. buah berbelah banyak (polyachenium)

b. buah kendaga (rhegma), buah ini mempunyai sifat yang sama

dengan buah belah tetapi tiap bagian dapat pecah lagi sehingga biji

dapat melompat keluar.

b. Buah sejati tunggal berdaging, buah ini tidak pecah kalau masak kecuali

pada pala. Buah ini dapat dibedakan atas :

1. buah buni (bacca), dindingnya 2 lapis :

2. lapisan luar tipis agak menyangat atau kaku seperti kulit,

lapisan dalam yang tebal, lunak , tebal dan berair seringkali

dapat dimakan.

3. kulit buahnya tidak begitu tebal, seringkali mempunyai sifat

yang agak kaku seperti kulit, tidak lunak, dan tidak berdaging,

biji terdapat bebas di dalamnya seperti buah duku.

Buah mentimun (pepo), susunannya hampir sama dengan buah

buni. Buah ini mempunyai 3 buah karpel yang tadinya melipat

kedalm membentuk sekat sejati, kemudian melipat lagi ke arah

dinding luar sehingga ruangan yang sudah terjadi ini terbagi 2 lagi

oleh sekat yang tak sempurna. Jika buah masak, sekatnya lenyap

hingga buah hanya mempunyai satu ruang saja dengan rongga

kosong di tengah.

Buah jeruk (hisperidium), kulit buah terdiri dari tiga lapis :

a. lapisan luar, kaku mengandung munyak atsiri (flavedo)

b. lapisan tengah, seperti sepon (albedo)

c. lapisan dalam yang bersekat-sekat hingga terdapat

beberapa ruangan

Buah batu (drupa), kulit buah tiga lapis :

a. kulit luar (exocarpium/epicarpium), tipis menjangat

b. kulit tengah (mesocarpium), tebal berdaging atau

berserabut

c. kulit dalam (endocarpium), tebal keras dan berkayu

49

Page 50: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Buah delima, kulit luar kaku seperti kulit atau hampir mengayu,

lapisan dalam tipis dan licin. Buah beberapa ruang dengan biji

yang berarrilus.

Buah apel (pomum), seperti buah batu dan mempunyai beberapa

ruang, tiap ruang mempunyai beberapa biji.

Buah Sejati Ganda

Adalah buah yang berasal dari satu bunga dengan bakal buah yang banyak

dan masing-masing bebas, kemudian berkumpul menjadi satu kesatuan buah

dengan satu tangkai.

Tipe-tipe buah sejati ganda adalah :

a. buah kurung ganda , di dalam dasar bunga yang hipantium terdapat

banyak buah-buah kurung,misalnya pada bunga ros

b. buah batu ganda, satu bunga mrmpunyai banyak bakal buah, masins-

masing tumbuh menjadi buah batu, misalnya pada Rubus sp.

c. Buah bumbung ganda, satu bunga dengan banyak ovarium, masing-

masing tumbuh menjadi buah bumbung, misalnya pada cempaka.

d. Buah buni ganda, dari satu bunga dengan ovarium yang banyak

masing-masing berkembang menjadi buah buni dan bersatu seperti

satu buah, contoh pada sirsak.

Buah Sejati Majemuk

1. Buah buni majemuk. Berasal dari bunga majemuk, setiap bakal buah

berkembang menjadi buah buni dan bersatu menjadi satu

buah,contoh pada nenas.

2. buah batu majemuk, berasal dari bunga majemuk, masing-masing

bakal buah berkembang menjadi buah batu dan bersatu menjadi satu

buah contoh pada pandan.

3. Buah kurung majemuk, berasal dari bunga majemuk masing-masing

ovarium berkembang menjadi buah kurung yang bersatu menjadi

satu buah majemuk nisalnya pada bunga matahari

g) Morfologi Biji

50

Page 51: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Setelah terjadi pembuahan, bakal buah berkembang menjadi buah

dan bakal biji berkembang menjadi biji. Bagi tumbuhan spermatophyta

( tumbuhan berbiji), biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama,

karena biji menagndung calon tumbuhan baru (lembaga).

Biji duduk pada tangkai biji (tali pusar) atau funiculus yang keluar dari

tembuni (placenta). Bagian biji tempat meletakkan tali pusar disebut pusar

biji (hillus).

Ada kalanya tali pusar ikut tumbuh dan berubah sifatnya menjadi salut

atau selaput biji (arillus). Salut biji ada yang :

1. berdaging atau berair, dan sering kali dapat dimakan seperti pada

biji rambutan dan durian.

2. menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji seperti biji pala.

Biji dapat dibedakan bagian-bagiannya, yaitu berupa :

a. kulit biji (spermodermis)

b. tali pusar (funiculus)

c. inti biji atau isi biji (nucleus seminis )

A. Kulit Biji (spermodermis)

Kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumen), oleh sebab itu

biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (angiospermae) terdiri dari

dua lapisan yaitu ;

1. lapisan luar seperti kulit (testa),ada yang tipis, kaku seperti kulit, ada

yng keras seperti kayu atau batu.

2. lapisan kulit dalam 9tegmen) biasanya tispis seperti selaput, seringkali

dinamakan kulit ari..

Pada tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae), biji mempunyai tiga

lapisan seperti pada tumbuham melinjo (Gnetum gnemon), yaitu :

a. kulit luar (sacrotesta),biasanya tebal berdaging, pada watu muda

berwarna hijau.

b. kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu,

dan menyerupai kulit dalam pada buah batu.

51

Page 52: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

c. Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis sepeti selaput, seringjkali

melekat erta pada inti biji.

Pada kulit luar masih dapat ditemukan bagian-bagian seperti :

1. sayap (alae) terdapat pada kulit luar biji yang berguna agar biji mudah

diterbangkan oleh angin.Dapat kita amati pada kelor (Moringa

oleifera)

2. bulu(koma),yaitu penonolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-

rambut halus. Berfungsi sepert sayap, dapat diamati pada kapas

(gossypium).

3. salut biji (arillus), berasal dari pertumbuhan tali pusar, misal pada biji

durian (durio zibenthinus).

4. salut biji semu(arillodium), seperti salut biji, tapi berasal dari liang

bakal biji, misalnya pada biji pala.

5. pusar biji (hilus), merupakan bekas perlekatan kulit luar biji dengan

tali pusar.Contoh pada kacang panjang (vigna siensis).

6. liang biji (micropyle), sering kali tumbuh menjadi badan berwarna

putih, yang lunak dan disebut dengan karunkula, seperti yang terlihat

pada biji jarak (richinus communis).

7. berkas pembuluh pengangkut (chalaza), adalah tempat pertemuan

antaraintegumen dengan nuselus, seperti pada biji anggur (vitis

vinifera).

8. tulang biji (rape), merupakan terusan tali pusar pada biji, hanya dapat

diamati pada tumbuhan yang mengangguk (anatropus), seperti pada

biji jarak (richinus communis).

B. Tali Pusar (Funiculus)

Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan

tembuni, jadi merupakan tangkai biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas

dari tali pusarnya (tangkai biji ), dan padanya hanya tampak bekasnya yang

dikenal sebagai pusar biji.

C. Inti Biji (Nucleus Seminis)

52

Page 53: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Yaitu semua bagian biji yang terdapat di dalam kulit, karenanya inti

biji dinamakan juga isi biji.

Inti biji terbagi dua yaitu :

1. lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru.

2. putih lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan

untuk masa pertumbuhan (kecambah).

D. Lembaga (Embryo)

Adalah calon tumbuhan baru,yang akan tumbuh menjadi tumbuhan

baru, setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga

memiliki tiga bagian yaitu, :

a. Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya akan

tumbuh menjadi akar tunggang (untuk tumbuhan dikotil). Akar ini

ujungnya menghadap ke arah liang biji.

b. Daun lembaga (cotyledo), yang merupakan daun pertama suatu

tumbuhan. Memiliki fungsi yang berbeda-beda, yaitu :

1. sebagai tempat penimbun makanan, yang kelihatan tebaldan

jumlahnya dua pada sisi-sisinya.

2. sebagai alat untuk melakukan asimilasi, bertugas seperti daun-daun

biasa.

3. sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga.

c.Batang lembaga (cauliculus), yang dapat dibedakan menjadi dua

bagian yaitu:

a) ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum).

b) ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum).

Jumlah daun lembaga pada biji erupakan salah satu ciri penting dalam

penggolongan tumbuhan berbiji (spermatophyta).Yaitu :

1. tumbuhan berbiji tunggal (monocotyledon), yaitu tumbuhan yang

bijinya mempunyai satu daun lembaga.

2. tumbuhan berbiji belah (dicotyledon), yaitu tumbuhan yang

mempunyai dua daun lembaga.

53

Page 54: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

3. tumbuhan berbiji telanjang (gymnospermae), yaitu tumbuhan yang

bijinya mempunyai lebih dari dua daun lembaga, bahkan sampai 15

daun lembaga.

Pada sebagian tumbuhan bagian-bagian di atas ada yang belum

kelihatan dan akan tampak kemudian setelah perkecambahan, misalnya pada

anggrek (orcidaceae).

F. Putih Lembaga

Adalah bagian dari biji yang terdiri dari suatu jaringan yang menjadi

tempat cadangan makanan bagi lembaga. Putih lembaga dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu :

1. putih lembaga dalam (endospermium), yaitu jaringan penimbun

makanan terdiri dari inti lembaga sekunder. Biasanya hanya

ditemukan pada tumbuhan angiospermae.

2. putih lembaga luar (perispermium), yaitu jaringan yang berasal dari

bagian luar kandung lenbaga, baik nuselus atau selaput bakal biji.

G. Kecambah

Yaitu tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan

masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji.

Perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. perkecambahan di atas tanah (epigaeis), jika pada

perkecambahan daun lembaga terangkat ke atas, muncul di atas

tanah,misal pada kacang hijau (Phaseolus radiatus)

2. perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis), yaitu bila

daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji, dan tetap di dalam

tanah, misal pada kacang kapri (Pisum sativum)

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa biji hanya akan berkecambah

jika syarat-syarat untuk hidup telah terpenuhi, seperti: udara, air, cahaya,

dan panas. Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka biji akan dalam

keadaan tidur (latent). Dalam keadaan ini biji tetap hidup tanpa kehilangan

daya untuk tumbuh. Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang

seiring waktu, tapi ada pula biji yang memerlukan waktu istirahatbaru

54

Page 55: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

kemudian akan berkecambah. Sebelum dicukupi waktu yang diperlukan,

walaupun ada air, cahaya, udara, dan panas. Dalam dunia botani, hal ini

dinamakan dormansi (dormancy).

BAB III

ALAT DAN BAHAN

Alat dan Bahan di Lapangan :

Cutter / pisau / gunting tanaman

Kantong plastik 10 kg 4 buah

Botol slai 8 buah

Botol film 5 buah

Plastik ukuran 1Kg 15 buah

Koran 8 terbitan

Kertas kardus ukuran 40 X 30 cm 20 buah

Tali rafia secukupnya

Kertas label ukuran 4 X 3 cm 30 buah

Pensil

Karung beras 4 buah

Seloptip bening

Alat dan Bahan di Kampus

Kertas Monting

Benang

Jarum jahit

Kertas Kalkir

Larutan alkohol

Larutan FAA

55

Page 56: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

BAB IV

PEMBAHASAN

No Koleksi : 001

Nama Kollektor : Yulia Espinda

Nim/BP : 96878/2009

Nama species : Solanum torvum

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

56

Page 57: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asterida 

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae (suku terung-terung)

Genus : Solanum

Spesies : Solanum torvum

N. Indonesia : terung pipit, rimbang (Minangkabau)

Deskripsi :

Daur hidup

Tanaman Solanum torvum ini berdasarkan daur hidupnya tergolong

policarpa yaitu tyumbuhan yang berbunga dan berbuah beberapa kali selama

daur hidupnya

Habitus

Batang dari tanaman Solanum torvum ini tergolong batang

berkayu(lignosus), dimana termasuk dalam tipe frutices(perdu) dengan cirri:

Tumbuhan berkayu

Tinggi sampai 2 meter

Jelas batang pokoknya

Percabangan dekat dari tanah

Habitat

Dilihat dari tanaman ini dijumpai pada saat pengamatan kemarin

adalah tergolong halofit (lingkungan beragam), karma tanaman ini dapat

hidup di lingkungan yagng kering yg terkena cahaya matahari, dan di

lingkungan yang sedikit lembab seperti di hutan yang tidak terlalu tertutu

pohon sehingga masih terkena sinar matahari.

Daun

57

Page 58: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Daunnya bewarna hijau, tergolong kepada daun tidak lengkap karena

hanya terdiri dari tangkai daun dan helaian daun saja. Daunnya bercangap

dan permukaannya ditutupi rambut tipis yang agak rapat. Bangun daun

tergolong orbicularis dengan ujung daun meruncing. Pertulanagan daunnya

menyirip dimana cabang keluar dari sepanjang ibu tulang daun dengan tipe

torehan tepi daun pinnatilobus (berlekuk menyirip) karena torehan kurang

dari setengah panjang tulang cabang.

Batang

Batang bewarna hijau dengan tipe yang telah disebutkan di atas yaitu

frutices. Bentuk batang bulat dengan permukaan batang ditutupi bulu-bulu

halus seprti duri dan beberapa dari bulu halus tersebut berkenbang menjadi

duri. Arah tumbuh batangnya tumbuh keatas. Arah tumbuh cabang batang

beragan, ada yang tumbuh lurus sejajar induk batang, ada yang condong

keatas.

Akar

Tipe perakarannya adalah system perakaran tunggang dengan

serabut-serabut akar kecil-kecil seperti benang. Sehingga jika kita berusaha

untuk mencabut tanaman ini, cukup sulit karena selain karma perakarannya

yang tungga, juga karma batangg cukup tinggi.

Bunga

58

Page 59: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Bunga secara umum

Jika diamati bunga dari Solanum torvum ini dap[at kita lihat bahwa

bunga dari tanaman ini ini adalah tipe majemuk tak terbatas dengan cabang

bunga tumbuh disepanjang ibu tangkai daun. Tata letak perhiasn bunganya

adalah periginus yaitu perhiasan bugasama tinggi dengan kedudukan putik.

1. Kelengkapan Bunga

Bunganya tergolong bunga lengkap karena memiliki sepal, petal,

stamen, gynaecium. Stamen mengalami adnasi dengan petal dimana

stamennya tertanam pada sebelah atas tabung korola. Sementara dasar

bunga dari tanaman ini adalah tipe hiphantium karena corolla dan stament

melekat ditepinya.

2. Aestivatio

Tata letak kelopak/mahkota dari bunga tanaman ini adalah tipe

aperta(terbuka) karena aik tepi daun ataupun tepi mahkota tidak bersentuhan

sama ssekali bisa juga disebut bebas.

3. simetri bunga

Adapun simetri bunga dari tanaman ini adalah tipe radial simetri

(actinomorphous) karena bentuk perhiasan bunganya adalah berbentuk

bintang sehingga dapat dibagi dalam 5 bagian yang sama.

Bagiian-bagian bunga

1.Daun kelopak(sepal)

Sepalnya bewarna hijau dengan jumlah 5 buah dan tersususn saling

bebas(koriosepal). Simetri dari sepal adalah simetri radial kerena dapat

dibagi menjadi 5 bagian yang sama.

2.Daun Mahkota(petal)

59

Page 60: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Mahkota dari tanaman ini bewarna putih yang terdiri dari 5 petal

yang actinimorph seperti bintang dengan sifat susunan koriopetal sehingga

simetrinya adalah tipe radial simetri.

3. Stamen

Stamen dari Solanum torvum ini barjumlah 5 dan bewarna kuning.

Duduk benang sarinya adalah tipe calyciflorae yaitu tampak duduk diatas

kelopak dengan susunan episepal yakni duduk berhadapan dengan daun

kelopak. Tangkai sari dari tiap banang sari terpisah satu sama lainnya.

Kepala sari besar dan tegak, menutupi putiknya.

4. Putik

Putik terdiri dari satu gynaecium dengan bakal buah tipe superus

yaitu menumpang. Setelah diamati dibawah mikroskop didapat bahwa

jumlah karpellum pada bunga tanaman Solanum torvum ini berjumlah 4

dengan ruang pada masing-masing carpel.

5. Buah dan Biji

Pada saat kuliah lapangan kemarin kami tidak menemukan buah dari

tanaman ini karena pada saat itu tanaman ini sedang berbunga sehingga

kami tidak bisa menjelaskan secara spesifik dari buah atau biji dari tanaman

ini.Namun gambar dari buah pada tanaman ini tetap kami masukkan untuk

dapat kita ketahui, gambar ini kami ambil dari internet, untuk dapat

dimaklumi. Tapi secara umum buahnya berbentuk bulat seperti buah pada

tanaman beringin bewarna hijau saat masih muda.

60

Page 61: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Dari pengamatan diatas didapat:

Rumus bunga:

Diagram bunga:

No Coll : 002

Kolektor : Nila Hermanita

NIM/BP :96864/2009

Spesies :Hyptis capitata

Klasifikasi

Regnum : Plantae (Tumbuhan)

Sub Regnum : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

61

Page 62: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Hyptis

Spesies : Hyptis capitata

AKAR

Memiliki system akar tunggang,dengan ciri-ciri akar primer tumbuh

terus menjadi akar pokok dan tetap menyolok karena lebih besar dari akar

lainnya,serta bercabang banyak menjadi akar-akar yang lebih kecil. Namun

pada objek tidak terlihat akar tunggangnya dikarenakan akrnya sudah

mengalami benturan,bias saja karena terbentur batu sehingga untuk tumbuh

baik maka munculah akar pembantu yang muncul dari pangkal akar.

BATANG

Tumbuhan ini termasuk planta caulis, karena jelas memiliki batang,

habitusnya yaitu herbaceus atau berbatang basah. Batang bersegi empat atau

quadra gularis. Batang berambut atau pilosus. Tumbuh tegak lurus ke atas.

DAUN

Tumbuhan ini memiliki daun tidak lengkap yaitu daun bertangkai,

karena hanya terdapat bagian tangkai daun atau petuiolus dan helaian daun

atau lamina saja. Ujung daunnya yaitu termasuk type aculus atau runcing,

dengan tepi daun bertipe bergerigi ganda. Tata letak daun berselingan atau

disebut juga folia oppusita. Pada bagian ibu tangkai daun terdapat warna

keungu-unguan, kedua sisi rambut memiliki rambut-rambut yang panjang.

62

Page 63: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

BUNGA

Bunga pada tanaman ini adalah bunga axsilaris, yaitu dimana bunga

tersebut muncul di ketiak daun. Bunganya adalah bunga majemuk yang

hanya terdiri atas bunga tabung. Termasuk bunga majemuk tidak berbatas

atau Inflorescentia rasemosa. Karena tidak ada bunga pada ujungnya.

Termasuk dalam bunga majemuk dengan ibu tangkainya tidak bercabang-

cabang yaitu tipe bunga cawan atau corymbus. Corolla atau mahkotanya

berwarna putih, atau ada yang berbintik-bintik ungu.

Rumus Bunga

*♀K5[C(5)A4]G(2)

63

Page 64: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Diagaram Bunga

HABITAT

Tumbuhan ini sering kita jumpai pada daerah tropis lembab, seperti

pada pinggir jalan, sumber air, padang rumput dan hutan terbuka. Namun

obek ini di temukan pada hutan dengan keadaan tanah yang lembab.

PERBANYAKAN

Benih di kepala bunga disebarkan oleh air. Biji juga disebarkan oleh

hewan, manusia biji ini setiap tahun menjamin kelangsungan hidup Benih,.

sensitif terhadap cahaya dan perkecambahan membutuhkan paparan cahaya

Di sisi lain, yang dominan sinar matahari disaring melalui kanopi daun. ,

64

Page 65: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Nama species : Elephantopus tomentosus

No koleksi : 003

Nama kolektor : Raya Shoraya

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Asterales

65

Page 66: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Family : Asteraceae

Genus : Elephantopus

Species : Elephantopus tomentosus

Deskripsi Tumbuhan:

Nama Lokal :

Tapak liman (Indonesia), Tutup bumi (Sumatera), Balagaduk, jukut

cancang, tapak liman (Sunda),Tampak liman, tapak tangan, talpak tana

(Madura), Ku di dan (China).

Ciri-ciri tumbuhan:

Batang

Batang tumbuhan ini berwarna hijau dan berambut yang hingga

mencapai panjang 0,9 mm. Batang tumbuh tegak dan berada diatas tanah.

Pada saat dipotong melintang, batang tampak dan berwarna hijau dari

epidermis luar hingga bagian dalam (korteks). Hal ini mengindikasikan

bahwa batang tersebut banyak mengandung klorofil. Percabangan yang

dibentuk batang bertipe monopodial, sehingga masih nampak batang utama.

Pada bagian pangkal percabangan umumnya terdapat satu daun yang

bentuknya agak memanang. Cabang muncul diatas ketiak daun tersebut.

Pada umumnya bentuk batang muncul ketika tumbuhan akan membentuk

bunga. Hal ini karena bunga terlatak dibagian apeks atau terminalis.

66

Page 67: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Daun

a). Daun tunggal dengan permukaan daun berbulu

b). Daun berwarna hijau tua,bentuk daun jorong.

c). Tepi daun bergerigi.

d). Ujung daun runcing dan pangkal daun runcing.

e). Panjang daun 10 cm - 18 cm, lebar 3 cm - 5 cm.

f). Daun pada percabangan jarang dan kecil, dengan panjang 3 cm - 9

cm, lebar 1 cm - 3 cm.

g). Tulang daun menyirip

Akar

Elephantopus tomentosus memiliki akar tunggang yang berkembang dari

akar pokok dengan bentuk akar filiformis. Akar berwarna putih dan

bercabang-cabang membentuk akar lateral dari akar pokok.

Bunga

Elephantopus tomentosus memiliki bunga yang terletak dibagian apeks,

atau lebih dikenal dengan bunga terminalis.Termasuk bunga majemuk tipe

bongkol. Bunga ini berkelamin dua atau biseksual yang biasanya mekar

diantara bulan agustus dan september. Termasuk dalam planta multiflora.

Memiliki putik dan benang sari yang fungsional sehingga dapat melakukan

penyerbukan. Stamen berjumlah 5 yang bersilangan dengan corola. Sepal

termodifikasi, corola berjumlah lima. Bunga ini memiliki simetri

aktinomorf. Dibagian bawah bunga terdapat daun yang melingkupi bunga.

Umumnya berjumlah tiga helai. Daun tersebut tampak berbeda dengan daun

yang ada pada batang karena berukuran lebih kecil. Daun ini disebut sebagai

braktea (daun pelindung). Bunga berupa bunga majemuk dengan susunan

67

Page 68: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

bunga corymbus.Bunga ini memiliki warna yang bervariasi antara lain

warna merah muda, ungu atau putih.

Buah

Buah berupa buah longkah,keras,berwarna hitam dan berambut.

Biji

Berbentuk kerucut berwarna coklat kehitaman

Perkembangbiakan

Perkembangbiakan E. tomentosus menggunakan biji. Biji berukuran

sangat kecil sehingga dapat diterbangkan oleh angin. Biji dapat terbentuk

dari pembuahan dari tumbuhan sendiri atau dari pembuahan oleh bunga

yang berada pada tumbuhan lain namun masih dalam satu spesies.

Umumnya penyerbukannya dilakukan oleh serangga seperti kupu-kupu dan

lebah.

Habitus: Merupakan tumbuhan semak,tinggi 60-80cm

Habitat:

Tumbuh liar di lapangan rumput, pematang, kadang-kadang

ditemukan dalam jumlah banyak, terdapat di dataran rendah sampai dengan

1.200 m di atas permukaan laut.

Rumus bunga

Diagram bunga

68

Page 69: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Kandungan kimia tanaman ini:

Daun pada tumbuhan ini mengandung zat semacam glukosida. Ekstrak

daun berkhasiat sebagai antibiotik terhadap Staphylococcus, dan pada

daunnya juga telah ditemukan suatu zat pahit dan glikosid berupa kristal

putih.

Kegunaan tanaman ini:

Daunnya digunakan sebagai obat demam, batuk, sariawan, mencret

menahun, panas, penyakit cacing dan sebagai perangsang nafsu kelamin.

Akarnya bila ditumbuk halus, bisa dijadikan sebagai obat malaria pada

anak-anak. Seluruh tumbuhan digunakan untuk mengobati epistaxis (hidung

berdarah), sakit kuning, infeksi saluran kencing, cacar air, busung, absces,

borok, gigitan ular dan gigitan serangga.

69

Page 70: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

No Koleksi : 004

Nama Kollektor : Kesi Adilla

Nim/BP : 96843/2009

Nama species : Eclipta alba Hassk

A. KLASIFIKASI

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Asteridae

70

Page 71: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Eclipta

Spesies : Eclipta alba Hassk.

B. DESKRIPSI

1. Akar: Tunggang,berwarna putih.

2. Batang: Bulat, bercabang,berambut putih,ungu.

3. Daun: Tunggal,bulat telur,berseling berhadapan,ujung

runcing,pangkal meruncing,tepi bergerigi panjang 2-3,5 cm,lebar

5-10 mm,pertulangan menyirip,permukaan berambut,berwarna

hijau.

4. Bunga majemuk,bentu bongkol,diameter +4 mm di ketiak daun

dan di ujunh batang, tangkai panjang +4 cm,silindris,kelopak

bentuk corong,ujung bertoreh enam, berwarna hijau.

5. Buah: Bulat telur,diameter +1 mm,berwarna hitam.

6. Biji: Bentuk jarum,panjang +2 mm,berwarna hitam.

7. Habitat: daerah basah,parit,sekitar sungai.

GAMBAR

71

Page 72: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

DAUN BATANG

BUNGA DAUN

PEMBAHASAN

Penyebaran

Terna semusim, dengan batang tegak atau berbaring, kerap

bercabang-cabang, hingga 0,8 m. Batang bulat pejal, sering keunguan,

72

Page 73: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

dengan rambut putih. Daun berhadapan, duduk, lanset memanjang hingga

bundar telur memanjang, 2–12,5 × 0,5–3,5 cm, dengan pangkal menyempit

dan ujung runcing, tepi daun bergerigi atau hampir rata, kedua

permukaannya berambut

Bunga-bunga tergabung dalam bongkol bunga majemuk bertangkai

panjang, selanjutnya 2-3 bongkol bersama-sama berkumpul di ujung

(terminal) atau di ketiak. Daun pembalut dalam 2 lingkaran, panjang 5 mm,

membentuk mangkuk. Bunga tepi dengan mahkota bentuk pita sempit,

bergigi dua. Bunga cakram bentuk tabung, berwarna putih. Buah keras

( achene ) memanjang hingga serupa baji pendek, 2 mm, berbintil-bintil.

Urang-aring mampu beradaptasi pada lingkungan yang berubah,

terutama di tempat-tempat yang berdrainase buruk, daerah-daerah basah di

sekitar sungai, parit, atau rawa, namun kaya akan sinar matahari. Mulai dari

wilayah pantai –gulma ini tahan hidup di tanah bergaram– hingga

ketinggian 2000 m. Kemampuan berbiaknya tinggi: berbunga di sepanjang

tahun, urang-aring mampu menghasilkan 17.000 biji per individu tumbuhan.

Urang-aring menghasilkan zat pewarna hitam. Cairan sarinya

digunakan untuk menghitamkan rambut dan untuk membuat tato. Daun

urang-aring diremas-remas dalam air, yang kemudian digunakan untuk

mendinginkan kepala serta untuk menyuburkan dan menghitamkan rambut.

Cairan urang-aring dioleskan pada kepala bayi agar lekas mendapatkan

rambut yang hitam. Seduhan urang-aring dalam minyak kelapa digunakan

sebagai minyak penyubur rambut. Minyak urang-aring semacam ini populer

di Jawa hingga sekitar tahun ’70-an.

Dalam Ayurveda (ilmu pengobatan India), urang aring diyakini

sebagai semacam rasayana yang memiliki khasiat panjang usia dan awet

muda. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa tumbuhan ini memiliki

daya pengobatan terhadap gangguan hati (hepar) dan lambung.

73

Page 74: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Di tempat-tempat lain, urang-aring digunakan sebagai obat luar

untuk penyakit kulit, eksim, "kutu air", bahkan untuk mengatasi serangan

hewan berbisa seperti sengatan kalajengking atau gigitan ular. Daun urang-

aring juga dimanfaatkan sebagai lalap, atau di Bali, dicampurkan ke dalam

sayur.

Sejarah

Urang aring merupakan tanaman liar bertangkai banyak, tumbuh

di tempat terbuka seperti di pinggir jalan, tanah lapang, pinggir

selokan. Tanaman ini dapat hidup di daerah mulai dari tepi pantai

sampai ketinggian 1.500 m diatas permukaan laut. Tinggi tanaman

mencapai 80 cm, posisi tumbuh tegak kadang-kadang berbaring.

Asal tanaman urang aring masih belum diketahui dengan pasti.

Pada umumnya tanaman ini tumbuh di Indonesia sebagai tanaman liar

yaitu terdapat di Sumatera, Jawa, Madura dan Maluku.

Telah dilakukan telaah titokimia ekstrak eter minyak bumi herba

urang – aring (Elicta prostrata L, Asteraceae). Hasil kromatografi

lapis tipis preparatif menunjukkan ekstrak tersebut mengandung

steroid.

Berdasarkan analisis spektroskopi inframerah dan ultraviolet-

sinar tampak, streroid tersebut diduga ( 3-sitosterol dan saponifikasi

ekstrak) menghasilkan satu senyawa karotenoid yang teroksigenasi.

Tanaman ini merupakan tanaman obat herba, seluruh bagian

tanaman baik segar maupun kering dapat menyembuhkan berbagai

penyakit, sebagai obat luar dan untuk diminum, tanaman ini sudah

diteliti oleh ahli farmasi. Dalam industri kosmetika telah diproduksi

menjadi minyak rambut urang aring dan sampo urang aring yang

sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Manfaat dan kegunaan

74

Page 75: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Jenis tanaman liar bertangkai banyak, tumbuh di tempat terbuka

seperti di pinggir jalan, tanah lapang, pinggir selokan, dari tepi pantai

sampai ketinggian 1.500 m. di atas permukaan laut. Tinggi tanaman

mencapai 80 cm., posisi tumbuh tegak kadang-kadang berbaring.

Batang bulat berwarna hijau kecoklat-coklatan, berambut agak kasar

warna putih. Daun warna hijau bentuk bulat telur memanjang, ujung

daun meruncing, pinggir bergerigi halus atau hampir rata, kedua

permukaan daun berambut, terasa agak kasar. Bunga majemuk

berbentuk bongkol warna putih kecil-kecil. Buahnya memanjang,

pipih, keras dan berbulu.

Manfaat tanaman urang aring, untuk penyembuhan penyakit yaitu

dengan herba segar dilumatkan dibubuhkan ke tempat yang sakit, atau

herba segar direbus, untuk cuci pada : Eczema, tinea pedis (jamur),

koreng (termasuk koreng di kepala), luka berdarah, gusi bengkak,

penyubur rambut.

Seluruh bagian tanaman baik segar maupun kering dapat

digunakan untuk pengobatan baik sebagai obat luar maupun untuk

obat penyakit dalam, seperti :

1. Menghentikan perdarahan pada muntah darah

(hematemesis).

2. batuk darah (hemoptoe).

3. mimisan (epistaxis).

4. kencing darah (hematuria).

5. berak darah (melena).

6. perdarahan rahim (uterine bleeding).

7. Chronic hepatitis.

8. diare.

9. Kurang gizi pada anak (infantile malnutrition).

10. Keputihan (leucorrhoe).

75

Page 76: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

11. Rambut memutih (ubanan) pada usia muda.

12. Neurasthenia.

No Koleksi : 006

Nama Kollektor : Nella Yunita B

Nim/BP : 96861/2009

Nama species : Ixora sp.

76

Page 77: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisio : Spermatophyta

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub-kelas : Asteridae

Ordo : Rubiales

Familia : Rubiaceae

Genus : Ixora

Spesies : Ixora sp.

Deskrisi

Ixora sp merupakan tumbuhan dengan berakar kayu, dan merupakan

tumbuhan dikotil. Memiliki kambium sehingga berkas pengangkutnya

tersusun sistematik antara floem yang berada di luar kambium dan xylem

yang berada di dalam kambium. Karena mamiliki kambium, maka pada

Ixora sp terdapat floem dan xylem sekunder. Pada lingkaran tahunnya

mengalami perkembangan dan pembelahan aktif, dengan kambium dan

lingkaran tepi berdiameter yang tumbuh membesar.

1. Morfologis dan Jenisnya

Tanaman soka merupakan tanaman yang menghendaki penyinaran

matahari penuh teruatama untuk merangsang pembungaan. Meskipun

jenisnya cukup beragam, secara umum bentuk morfologis tanaman terutama

bagian bunganya tidak berbeda jauh yaitu tersusun atas beberapa bunga

kecil yang masing-masing memiliki empat petal mahkota dalam satu tangkai

mirip payung terbuka. Bunga soka yang masih kuncup mirip jarum sehingga

akan terkesan gundukan jarum berwarna merah disaat belum mekar. Warna

kelopak bunga ada yang merah, merah muda, ungu , putih dan kuning.

Namun di Indonesia jumlah soka berwarna merah lebih banyak

dibandingkan lainnya. Berbeda dengan bentuk bunganya, penampilan

batang dan daun bunga soka bisa bermacam-macam. Ada yang lebar, ada

77

Page 78: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

yang sempit, ada juga yang medium tergantung asalnya. Soka Jawa lebih

condong berdaun lebar dengan tandan bunga ramping dan kuntum bunganya

berwarna merah.

Jenis-jenis soka terbagi dalam dua macam yaitu soka biasa dan soka

hibrida. Yang tergolong soka biasa diantaranya : Ixora coccinea, Ixora

lutea, Ixora fulgen, Ixora chinensis, Ixora Granifolia, Ixora Amboinica.

Sedangkan soka hibrida antara lain :I. Mocrothyrsa, I. American, I.

Pitsanuloke dan Soka bangkok.

Tanaman ini berasal dari daerah Asia Tropis. Bahkan disinyalir ada

yang menyebutkan berasal dari negara Indonesia. Namun sejauh ini belum

teruji kebenarannya, yang pasti dengan ditemukannya jenis bunga soka

kuno yaitu Ixora javanica di pulau Jawa telah cukup menjadikannya alasan

mengapa tanaman tersebut berasal dari negara kita. Dugaan kuat mengenai

asal usul tanaman ini lebih cenderung kepada negara India dan China,

dimana di dua negera tersebut memiliki beragam jenis tanaman Soka.

Penyebaran tanaman Soka ke seluruh wilayah negara bisa jadi tidak terlepas

dari peran para pendeta beragama Hindu yang membawanya kemana dia

pergi termasuk salah satunya ke negara kita. Perlu diketahui pula bahwa ini

ada hubungannya dengan kepercayaan umat Hindu terhadap bunga Soka

dimana bunga ini merupakan simbol hidup bersuka hati, sehingga sering

digunakan sebagai sesaji untuk persembahan dewa Siwa dan Wisnu.

Bunga soka awalnya hanya sebagai tanaman liar type perdu. Dengan

penampilan bunganya yang memancar seperti kembang api dan hidup di

hutan-hutan liar, tidaklah mengherankan bila orang-orang Eropa

menjulukinya dengan flame of the wood atau api dari hutan. Mungkin

karena penampilannya yang menarik tersebut mengundang orang untuk

membawanya ke rumah dan mmeliharanya sebagai tanaman hias. Dengan

semakin berkembangnya pengetahuan, jenis soka hibrida saat ini telah

bermunculan dengan menghadirkan warna-warna bunga yang lebih beragam

78

Page 79: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

dan meriah. Secara ringkas dapat dikemukakan morfologi tanaman soka

sebagai berikut:

a. Batang : tegak, berkayu bulat, percabangan simpodial, putih

kotor.

b. Daun : tunggal, lonjong, pangkal meruncing, tepi rata, ujung

runcing, pertulangan daun menyirip.

c. Bunga : majemuk, berwarna merah, berkelamin dua, kelopak

bentuk corong, benang sari 4, kepala sari melekat pada mahkota.

d. Akar : tunggang, berwarna cokelat.

2. ANATOMI

Secara anatomi bunga mempunyai 4 bagian utama, yaitu daun

mahkota, daun kelopak, benang sari dan putik. Bagian-bagian

tersebut terpaut pada ujung batang tangkai, disebut penyangga. Daun

mahkota dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama terdiri

dari sel-sel parenkimatis. Pada jaringan dasar mungkin terdapat sel-

sel yang mengandung kristal, idioblas atau saluran getah.

Daun-daun timbul dari jaringan yang berada tepat di belakang titik

tumbuh kuncup-kuncup. Umumnya, sebuah daun terdiri dari sebuah tangkai

daun atau petiol, dan lembar daun itu sendiri, disebut helai daun. Pada

beberapa daun terdapat tonjolan-tonjolan kecil yang disebut penumpu, di

tempat petiol bertemu dengan batang. Tangkai daun berisi xylem dan floem

yang membentuk bagian dari sistem pengantar tumbuhan. Daun-daun

tertentu tidak mempunyai tangkai daun, helai daun langsung tumbuh dari

batang. Rangka semua helai daun terbuat dari sebuah jaringan tulang daun.

Jaringan yang terdapat pada daun adalah jaringan dermal serta derivatnya,

jaringan dasar yang menyusun mesofil, jaringan pengangkut, jaringan

penguat dan jaringan sekresi.

Perbedaan antara daun monokotil dan daun dikotil yaitu pada

susunan sel mesofilnya. Seperti tulang daun pada monokotil yang menyirip

dan helai daun memanjang atau tidak melebar. Sedangkan pada dikotil

79

Page 80: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

tulang daun membuka dan berhadapan berpasangan atau menjari, dan helai

daun umumnya melebar.

Pada daun Ixora sp, ditemukan epidermis atau mesofil dengan sel lebih

dari selapis, jaringan palisade atau jaringan pagar dan di bawah jaringan

pagar tersebut terdapat jaringan bunga karang. Yang terbungkus secara

longgar dan terdapat banyak ruang diantara sel-sel ini. Baik pada jaringan

pagar/ palisade maupun jaringan bunga karang banyak mengandung klorofil

dan sel-sel penutup. Selama masa pertumbuhan daun, kebanyakan

tumbuhan berwarna hjau. Warna ini disebabkan klorofil, yang sebenarnya

terdiri dari 2 pigmen, yaitu klorofil A dan klorofil B. Dua pigmen lainnya

yaitu xantofil, suatu pigmen kuning dan karotein pigmen berwarna orange

kekuning-kuningan yang juga terdapat pada daun. Namun tersamarkan oleh

klorofil yang jauh lebih banyak. Adapun warna lain yang agak berbeda

disebabkan pigmen antosianin yang berwarna ungu pada bunga ataupun

daun terdapat pada beberapa macam tanaman lainnya. Dan pada bagian

bawah bunga karang terdapat stoma yang berbentu seperti setengan

lingkaran.

No Koleksi : 007

Nama Kollektor : Rahmatika Husna

Nim/BP : 96855/2009

Nama species : Wedelia trilobata l...

Klasifikasi objek:

80

Page 81: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Dicotiyledoneae

Clas : Dycotyledoneae

Ordo : Asteriales

Familia : Asteraceae

Genus : Wedelia

Species : Wedelia trilobata L.

Nama Daerah : Saruni laut (sunda), cinga-cinga (Ternate), Widelia (Jawa),

A. Deskripsi Objek

Bunga widelia trilobata merupakan anggota familia

Asteraceae. Bunga ini adalah bunga majemuk terbatas dengan ibu

tangkai tidak bercabang-cabang dan trmasuk bunga cawan. Pada

pangkal bunga ini terdapat daun-daun pembalut. Bunga majemuk

ini terdiri atas unga pita dan bunga tabung. Bunga pita adalah

bunga mandul yang terdapat pada tepi cawan dengan mahkota yang

berbentuk pita pancung-pancung. Yang menandakan bunga ini

memiliki lima daun tajuk. Bungan ini berfungsi sebagai pemikat.

Bunga tabung berukuran kecil dan berbentuk tabung. Bungan ini

bunga banci mempunyai kedua macam alat kelamin yaitu benang

sari dan putik yang nantinya akan menghasilkan buah.

1. Bentuk hidup

81

Page 82: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

a.Daur hidup

polycarpa,yaitu berbunga dan berbuah beberapa kali dalam siklus

hidupnya.

b.umur

annual,yaitu umurnya kurang dari I tahun mulai dari biji sampai

mengahasilkan biji kembali.

c.habitat/perawakan

merupakan batang basah(herbaceous),yaitu berbatang lunak dan

berair.

2.organ tumbuhan

a.organum nutritivum/organ vegetatif/organ pokok

yaitu,organ tumbuhan yang terbentuk pada lembaga atau merupakan

perkembangan dari zigot.contoh :daun,batang,akar.

b.organ metarnorfosa

yaitu,organ vegetaif yang mengalami perkembangan diikuti

modifikasi yang beranekaragam.contoh : batang,akar

terspesialisasi,daun terspesialisasi,dan batang trespesialisasi.

c.organ accessoria

yaitu,organ tambahan dan bukan merupakan modifikasi dari organ

pokok.contoh :rambut,sisik bulu.

A.DAUN

Bagian-bagian daun :

Merupakan daun tak lengkap,yaitu daun brupih,tidak memiliki

tangkai daun(petiolus),daun terdiri dari pelepah daun(vagina),dan

helaian daun(lamina).merupakan daun tunggal tak memiliki daun

penumpu(stipula),sendi absisi,pulvinoid,selaput bumbung(ochrea).

Bangun/bentuk daun(Circumscription)

Bagian yang terlebar terletak di atas tengah-tengah helaian

daun,yaitu tipe bulat telur sungsang(obovatus)

82

Page 83: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Ujung daun (Apex foli)

Ujung daun runcing(acutus),yaitu pertemuan tepi daun pada puncak

membentuk sudut lancip.

Pangkal daun (Basis foli)

Tumpul(obtusus),yaitu pertemuan tepi daun arah ke basal

membentuk sudut tumpul.

Tulang daun (Nervus)

Tulang daun terpencar ke arah tepi daun yaitu bertipe tulang daun

menyirip(penninervus),dimana cabang tulang keluar di sepanjang ibu

tulang daun.

Tipe helaian daun (Margo)

Berlekuk (lobatus),dalam torehan kurang dari setengah panjang

tulang cabang,yaitu bertipe berlekuk menyirip(pinatilobus)

Daging daun(Intervenium)

Seperti kertas(papiraceus/chartaceus),tipis tetapi cukup tegar.

Warna daun

Daun berwarna hijau.

Permukaan daun(Intervenium)

Kedua permukaan berambut(pilus),rambut pada buku terdapat dua

helai daun yang berhadapan.

B.AKAR

cirri-ciri akar:

-akar tunggang,coklat

-akar pokok,jelas

-ada cabang-cabang akar

-tidak berklorofil

Tanaman ini termasuk dalam tanaman dikotil sehingga perakarannya

adalah tunggang.salah satu keunikan dari tanaman ini adalah akar

dapat tumbuah pada ruas-ruas batangnya.hal ini karena tanaman ini

tumbuh merayap di permukaan tanah.

C.BUNGA

83

Page 84: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

merupakan bunga majemuk,terdiri dari bunga tabung dan bunga

pita,terletak diujung batang dan ada yang diketiak daun,termasuk

bunga tidak berbatas (rasemosa)

tipe bunga majemuk :bunga.cawan yang terdiri atas bunga pita dan

bunga tabung.

1.Bunga pita (flos ligulatus),bunga mandul yang terdapat di sepanjang

tepi cawan dan mempunyai mahkota berbentuk pita

2.Bunga tabung (flos disci)bunga yang terdapat di atas cawannya

sendiri,umumnya berbentuk tabung.

Cirri-ciri bunga majemuk:

-daun pelindung : ada,berupa daun pembalut (bractea

involucralis involucrum)

-epikaliks : ada

-dasar bunga :cawan

-sepal bunga pita dan bunga tabung saling bebas,berwarna

hijau.

-petal bunga pita dan bunga.tabung berlekatan.

-stamen :

:bunga pita

:bunga tabung :monadelphous

-tipe antera bunga tabung :innatus

-pistil :

:bunga pita

:bunga tabung :ada,monocarp

:tipe kepala putik bunga tabung

D.BATANG

Batang tanaman ini berbentuk bulat dan termasuk berbatang

basah(herbaceous).mempunyai panjang 1-3 dm.posisi batang

tanaman ini merayap di atas permukaan tanah.

E.BUAH

84

Page 85: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Ternasuk ke dalam golongan buah kurung (archenium),dinding

buahnya tipis,berdampingan dengan kulit biji tetapi tidak

berlekatan,dan mempunyai panjang 4-5 mm

Habitat

Wedelia biasanya melimpah pada belakang pantai,batas hutan

bakau.jenis ini dapat membentuk belukar yang sulit di tembus.jenis

ini juga umum di hutan sekunder,kebun yang di

tinggalkan,perkebunan kelapa dan sawah yang belum di Tanami.

Manfaat :

Daunnya memiliki kepentingan untuk obat,terutama untuk penggunaan

luar.mengobati luka terpotong atau terkena gigitan.cairan yang di

ambil dari daunnya dapat di gunakan untuk ibu yang baru

bersalin.akar di gumakan untuk obat penyakit kelamin.

Rumus bunga

Bunga pita : ♀↑K(2)C(3)A0G0

Bunga tabung : ♀٭K5[ C(5) A(5) ] G(2)

.Diagram

Bunga tabung bunga pita

85

Page 86: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

No. Koleksi : 008

Nama Kolektor : Ayu Wandri Julianti

Nim/ BP : 96881/ 2009

Nama Objek : Stachytarpheta indica

Stachytarpheta indica (Pecut kuda)

86

Page 87: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Angiospermae

Ordo : Lamiales

Family : Verbenaceae

Genus : Stachytarpheta

Species : Stachytarpheta indica

Deskripsi

Batang Daun

87

Page 88: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Terna tahunan, tumbuh tegak, tinggi ± 50 cm, tumbuh liar di sisi

jalan daerah pinggir kota, tanah kosong yang tidak terawat. Daun letak

berhadapan, bentuk bulat telur, tepi bergerigi, tidak berambut. Bunga duduk

tanpa tangkai pada bulir-buhr yang berbentuk seperti pecut, panjang ± 4-20

cm. Bunga mekar tidak berbarengan, kecil-kecil warna ungu, putih.

Stachytarpheta indica Vahl, lebih tinggi dapat mencapai 1 - 2 m, dipelihara

sebagai tanaman pagar hidup, mempunyai khasiat obat yang sama.

NamaLokal :

Pecut kuda, Jarongan, Jarong lalaki, ngadi rengga, ; remek getih, jarong,

biron, sekar laru, laler mengeng,; rumjarum, ki meurit beureum.; Yu long

bian (China).;

    Penyakit Yang Dapat Diobati :

Infeksi dan Batu saluran kencing, Reumatik, Sakit tenggorokan; Pembersih

darah, haid tidak teratur, Keputihan, Hepatitis A;

Semak, tegak, tinggi 20-90 cm.

Berkayu, bulat, bercabang, hijau kepulih-putihan.Tunggal, berhadapan,

bulat telur, ujung runcing, tepi beringgil, pangkal meruncing, panjang 4-9

cm, lebar2,5-5 cm. pertulangan menyirip, berbulu, tangkai 1-1,5 cm,

hijau.Majemuk, bentuk bulir, tangkai pendek, kelopakbertaju empat,

panjang z 5 mm, hijau, mahkola bentuk tabung, bagian dalam berambut

88

Page 89: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

putih,bertaju lima, tumpul, ungu, benang sari dua,tangkai ungu, kepala sari

coklat, kepala pulik kuning,ungu.Bentuk bulir, masih muda hijau setelah tua

hitam.

Bentuk jarum, panjang ± 5 mm, hitam.Tunggang, kuning muda.

Khaslat

Daun Stachytarpheta mutabtlis berkhasiat obat batuk, obat mencret dan

obat luka.

Untuk obat batuk dipakai ± 30 gram daun segar Stachytarpheta mutabilis,

direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, setelah dmgin disaring. Hasil

saringan dirninurn sekaligus.

Kandungan krmia

Daun dan akar Stachytarpheta mutabilis mengandung saponin dan

flavonoida. Di samping itu daunnya juga mengandung tanin, sedangkan

akarnya juga mengandung polifenol.

No. coll : 009

Collector: Elsa Mardian

Nim/BP : 96836/2009

89

Page 90: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus : Cassia

Spesies : Cassia alata

Deskripsi

A. Akar

90

Page 91: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Sistem perakaran pada tanaman Cassia alata adalah akar tunggang

dengan jenis akar tunggang bercabang. Bentuk akarnya bulat dengan warna

kehitaman.

B. Batang

Batang pada Cassia alata tampak jelas, berwarna coklat kotor.

Tipe batangnya adalah batang berkayu (lignosus) yang termasuk perdu

dengan tinggi batang 1-5 m. Bentuk batangnya bulat (teres) dengan

permukaan batang yang beralur serta memiliki sistem percabangan

simpodial.

C. Daun

Cassia alata mempunyai ukuran daun yang lumayan besar dengan

bentuk bulat panjang (oblong) berwarna hijau. Daun pada tanaman ini

merupakan daun majemuk yang mana letak daunnya berhadap-hadapan

satu sama lain dalam satu buku, sehingga disebut folio opposite atau folio

decussate. Anak daunnya ini ada yang berjumlah delapan sampai dua puluh

empat pasang, sepasang yang terbawah langsung terletak diatas pangkal

tangkai daun hampir memeluk ranting berdasarkan jumlah daunnya ini

maka daun ini merupakan daun majemuk menyirip genap (abrupte

pinnatus).

Ukuran anak daun pada Cassia alata adalah: panjangnya lebih

kurang 3,5-15 cm sedangkan lebarnya lebih kurang 2,5-9 cm. Ujung

daunnya tumpul dan tepi rata serta pangkal daun membulat. Pertulangan

daunnya menyirip dengan tangkai daun yang pendek. Poros daun tanpa

kelenjar dan memiliki stipula (daun penumpu) yang terlihat pada ujung ibu

tangkai daun lama tetap tinggal.

91

Page 92: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

D. Bunga

Bunga pada Cassia alata merupakan bunga majemuk dengan tipe

bunga majemuk tak berbatas, karena sumbu utamanya panjang dan tidak

terdapat bunga diujungnya sumbu utama lebih panjang dan bunga mekar

dari bawah ke atas (makin mendekati ujung sumbu utama), jadi bunga yang

paling tua (lebih dulu mekar) terletak paling bawah dan sebaliknya disebut

susunan acropetal. Bentuk bunga majemuk tak berbatasnya adalah bentuk

tandan.

Kelopak pada bunga ini berbagi (partitus) yang berjumlah lima

dan berwarna kuning tua dan merupakan simetri radial. Benang sari

berjumlah tiga, letak bakal buahnya adalah inferus (menumpang) dan

jumlah ruang pada bakal buah adalah beruang 2 (bilocularis) serta letak

plasentanya merupakan aksilar. Daun pelindung bunga pendek dan rontok

sebelum mekar, berwarna jingga ukuran 3x2 cm. Daun mahkota berwarna

kuning cerah dan mahkota berbentuk kupu-kupu, berjumlah 4 buah. Tandan

bunga tidak bercabang, tangkai bunga lebih kurang 10-20 cm. simrtri pada

bunga ini adalah radial simetri (actinomorphous)

92

Page 93: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

E. Buah dan Biji

Buahnya mirip seperti pete cina hanya ukurannya lebih besar.

Apabila tanaman ini sudah berbunga, maka setelah bunga gugur akan

muncul buah. Buah yang sudah tua dan kering digunakan untuk

memperbanyak tanaman.

Buah pada Cassia alata merupakan buah sejati, digolongkan pda

buah Polong (legumen), bentuknya panjang dan bersegi empat, panjang ±

18 cm, lebar ± 2,5 cm. Pada buah masih muda akan berwarna hijau

kemudian setelah tua akn berwarna hitam kecoklatan. Buah ini bersayap

pada kedua sisinya dan akan memecah bila telah masak dan bijinya dapat

50-70 butir. Biji berbentuk segi tiga lancip, pipih, ketika masih muda

berwarna hijau setelah tua berwarna hitam.

.

Rumus dan diagram bunga

93

Page 94: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Sejarah dan Penyebaran

Asal mula tanaman ini agaknya dari Amerika Tengah (sekitar

Mexico

sekarang ini), tetapi kemudian tersebar keman-manam terutama di Asia dan

Afrika. Di Australia dianggap sebagai hama (intrusive weed) karena

kecepatan tumbuhnya mengalahkan tanaman asli/lokal. Nama baru

diberikan

di setiap lokasi tumbuh yang baru, misalnya Gelenggang (Malaysia),

Akapulko (Filipina), Kupang, Gelenggang, Ketepeng Badak, Ketepeng

Cina,

Ketepeng, Ki Manila, Ludanggan (beberapa daerah Indonesia). Di

Singapura tanaman ini disebut Golden Candlesticks atau Candle Bush

karena sebelum mekar tandan bunganya dilapisi oleh semacam lilin tipis.

Orang Indian Amerika sudah menggunakan tanaman ini selama

ribuan tahun, ada banyak nama yang dipakai oleh masing-masing daerah,

seperti Bajagua, Dorance, Hierba de playa, Laureno, Lenguevaca,

Lucutema, Lucutena,

Majaguilla, Majaguillo, Mocuteno, Senna. Nama Guajava juga banyak

dikenal secara umum, sedangkan nama yang dipakai dalam bahasa Inggris,

oleh pendatang di Benua Baru ini, adalah "Cure-all" - menyembuhkan

segala macam penyakit! Membudidayakan tanaman ini sangat mudah,

dengan bijinya.

Habitat

Cassia alata merupakan jenis perdu yang besar dan banyak tumbuh

secara liar di tempat-tempat yang lembab. Kini tumbuhan ini sering

dipelihara sebagai perindang halaman rumah/gedung. Ketepeng Cina

tumbuh subur pada dataran rendah sampai ketinggian 1400 meter diatas

permukaan

94

Page 95: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Manfaat tanaman

Selain bisa digunakan tanaman hias di halaman rumah, Cassia

alata juga berkhasiat sebagai tanaman obat, karena daun pada Cassia alata

ini mempunyai kandungan kimia, diantaranya: alkaloida, saponin,

flavonoida, tanin dan antrakinon.

Daun Cassia alata adalah bagian yang umumnya dipakai sebagai

obat penyakit kulit karena mempunyai khasiat anti-fungal (obat kadas, panu,

rang,

borok, kudis, gatal-gatal, sariawan, sembelit, cscing kremi pada anak-anak

dsb). Di Filipina bahkan ekstraknya dicampurkan dalam produk hygienis

seperti sabun, sampo dan lotion [dengan label "Akapulko", nama lokal

Cassia alata disitu]

Di Afrika orang minum air seduhan daun Cassia alata untuk

menurunkan tekanan darah. Di Amerika Selatan tanaman ini dipakai untuk

mengobati berbagai penyakit, disamping problem kulit, seperti sakit perut

(bijinya

mengandung saponin yang berkhasiat sebagai urus-urus dan obat cacingan),

demam, asma, gigitan ular, rematik, bahkan penyakit kelamin (syphilis,

gonorrhoea)

.

95

Page 96: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Nomor kolektor : 010

Nim/ BP : 96867/ 2009

Nama kolektor : Visca Nursyahira

Nama spesies : Melastoma malabatricum

Klasifikasi

Domain : Eukaryota

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyte

Subdivisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Subclass : Sympetalae

Ordo : Myrtales

Family : Melastomataceae

Genus : Melastoma

Spesies : Melastoma malabatricum

96

Page 98: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Melastoma malabatricum di masukkan ke dalam divisi spermatophyte

karena merupakan tumbuhan berbiji dan mempunyai alat kelamin nyata

yaitu mempunyai alat kelamin yang jelas dibedakan dari alat-alat vegetative

dari bentuk maupun warnanya.

Melastoma malabatricum di masukkan ke dalam subdivisi

angiospermae karena bakal biji dilindungi oleh daun buah atau karpel,

karena adanya perlindungan ini tumbuhan berbiji tertutup lebih maju dari

pada tumbuhan berbiji terbuka.

Melastoma malabatricum dimasukkan kedalam class dicotyledoneae

karena mempunyai habitus perdu, mempunyai daun lembaga. Akar lembaga

tumbuh terus menjadi akar pokok atau akar tunggang yang bercabang-

cabang dan selalu bertambah panjang dan bertambah besar. Batang

mempunyai ruas dan buku yang tidak jelas dan percabangan daun tersebar

dan berhadapan.

Melastoma malabatricum di masukkan ke dalam subdivisi sympetalae

karena mempunyai dua macam perhiasan bunga, yaitu kelopak dan

mahkota. Dimana kelopaknya saling berlekatan.

Melastoma malabatricum termasuk ke dalam ordo Myrtales, family

Melastomataceae. Adapun cirri-ciri dari ordo dan family ini adalah pohon

kecil atau perdu, banir tidak ada, akar tunjang tidak ada, tidak bergetah,

ujung kuncup tidak tertutup oleh kuncup daun, bulu komplek tidak ada, bulu

bersengant tidak ada, bulu pada cabang tua ada atau tidak ada.

Daun berhadapan, tidak seperti sisik, tunggal, semua daun bentuknya

seragam, tidak ada kelenjer minyak, simetri tidak terbelah, halus atau rata.

Kulit daun tidak berlilin. Pertulangan tiga tulang daun dari pangkal daun.

Tulang daun kedua jelas, tulang daun yang paling kecil tidak jelas, tetapi

masih dapat dilihat, seperti tangga. Pertulangan tepi daun ada. Tangkai daun

pendek atau panjang, tidak bersayap, menempel di bawah daun, ujung tidak

membengkak. Daun penumpu tidak ada. Daun buah kelenjar pada dasar

helaian tidak ada. Bulu pada daun tua ada atau tidak ada, banyak atau

sedikit.

98

Page 99: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Perbungaan berkelompok atau sendiri, di ujung ranting ada di ketiak

bunga dari sumbu utama perbungaan bercabang, bentuk khusus tidak ada.

Banyaknya cabang yang berkelompok dibawah tidak ada. Bunga berkelamin

dua, bertangkai kecil, sedang atau besar, beraturan atau tidak beraturan.

Hypantium tidak ada. Cakram tidak ada.

Ekologi tumbuhan Melastoma malabatricum ini tumbuh liar yaitu

pada tempat-tempat yang memperoleh sinar matahari cukup, mulai dari

pantai yang berlumpur, lapangan terbuka, lahan terlantar, pinggir jalan

hingga lereng gunung. Biasannya muncul bersama tanaman semak lainnya.

Penyebarannya di seluruh Indonesia.

3. Pembahasan

a. Bentuk hidup

Berdasarkan daur hidupnya, Melastoma malabatricum tergolong

tumbuhan policarpa (polycarpa). Karena Melastoma malabatricum

berbunga dan berbuah beberapa kali selama daur hidupnya. Sedangkan lama

hidup atau umur sikaduduk ini termasuk tumbuhan perenial, yaitu

tumbuhan yang yang dapat mencapai umur lebih dari dua tahun bahkan

sampai ratusan tahun. Umumnya tumbuhan perenial ini berbunga dan

berbuah berkali-kali.

Habitus atau perawakan batang tumbuhan Melastoma malabatricum

ini termasuk batang berkayu (lignosus) dalam bentuk perdu (frutices).

Tingginya sampai 2 meter, jelas batang pokoknya, percabangannya dekat

dari tanah. Berdasarkan penyesuaian terhadap lingkungan hidupnya

(habitat), Melastoma malabatricum banyak ditemukan di lingkungan yang

beragam (halofit) dan percabangannya banyak.

b. Daun

Melastoma malabatricum mempunyai daun yang berwarna hijau, hijau

tua, sampai hijau kekuningan. Dimana tipe daunnya merupakan daun

tunggal dan termasuk daun tidak lengkap karena hanya mempunyai tangkai

dan helaian daun saja (daun bertangkai). Bangun atau bentuk daunnya lanset

99

Page 100: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

terbalik (oblanceolate), Bentuk ujung daunnya meruncing (acuminatus),

Pertemuan tepi daunnya di bawah puncak ujung daun. Dan pangkal daun

juga berbentuk meruncing. Pertulangan daun melengkung (curvinervis).

Tepi helaian daun rata (integer). Daging daunnya tipis.

Melastoma malabatricum mempunyai permukaan daun yang kasap

(scaber), tidak mempunyai pelipatan daun dan tata letak daunnya saling

berhadapan. Daunnya tidak termasuk daun termodifikasi.

c. Batang

Melastoma malabatricum mempunyai warna batang yang cokelat,

sifat batang yang jelas berbatang karena ruas dan bukunya jelas, termasuk

batang berkayu (lignosus). Tipe perbatangannya perdu (frutices). Bentuk

batang bulat dan permukaan batangnya kasar, lepasnya kerak atau bagian

kulit yang telah mati. Batang mengadakan percabangan. Arah tumbuh

batang tegak lurus (erectus). Diameter batangnya kira-kira 2 cm.

d. Akar

Tipe perakaran Melastoma malabatricum yaitu akar tunggang.

Dimana akar tunggang yang bercabang. Akar ini berbentuk kerucut panjang,

tumbuh terus kebawah, bercabang-cabang banyak dan cabangnya bercabang

lagi. Akarnya tidak termasuk akar terspesialisasi.

e. Bunga

Bunga Melastoma malabatricum bersifat terminalis yaitu bunga

terdapat di ujung-ujung cabang atau ujung-ujung batang. Melastoma

malabatricum memiliki bunga majemuk dengan tipe bunga simosa, dimana

pada ujung sumbu utama selalu terdapat sebuah kuncup bunga, bunga pada

ujung sumbu utama akan mekar lebih dahulu daripada bunga-bunga lain dan

sumbu utama lebih pendek daripada sumbu sekunder

Daun kelopak (sepal) berwarna merah muda, pada objek terhitung 5

sepal dan tersusun saling berlekatan (symsepal) dengan simetri aktinomorf.

Daun mahkota (petal) berwarna ungu yang berjumlah 5 buah,

membuka penuh secara horizontal. Susunan petal saling bebas (kariopetal)

100

Page 101: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

dengan simetrinya aktinomorf. Kedudukan perhiasan bunga pada dasar

bunga dibandingkan dengan putik yaitu hipogimus, dimana hiasan bunga

lebih rendah dari kedudukan putik

Stamen (benang sari) berjumlah 2 kali jumlah petal, pada lingkaran

dalam berseling dengan daun tajuk (obdiblostemon). Benang sari tersusun

dalam 2 lingkaran dan tangkai benang sari tidak menyatu antara sesamanya.

Melastoma malabatricum mempunyai putik dengan daun buah

berjumlah satu dengan jumlah ruang pada bakal buah 5 dan letak bakal buah

superus. Tangkai putik warnanya kuning keputihan panjangnya 8-17 mm.

Antara petal, sepal stamen dan putik tidak ada adnasi. Hypanthium bentuk

corong, campanulate, cyathiform, atau urceolate.

f. Buah

Buah suatu kapsul yang gemuk atau kering. Benih atau biji berukuran

3-6 mm ketika kecil, di bengkokkan melalui /sampai separuh suatu

lingkaran. Buah jika sudah masak akan merengkah dan terbagi-bagi ke

dalam beberapa segmen (bagian), warna ungu tua kemerahan. Biji kecil

sekali berupa bintik-bintik berwarna cokelat. Ukuran diameter buah 8-10

mm.

g. Rumus dan diagram bunga

Rumus bunga merupakan deskripsi bagian-bagian bunga yang

dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri dari lambing-lambang huruf

dan angka. Mencantumkan rumus bunga sangat penting dalam

mengidentifikasi sebuah tanaman. Pada bunga Melastoma malabatricum

atau sering dikenal sikaduduk ini mempunyai rumus bunga yakni, bunga

merupakan bunga banci yang terdiri dari putik dan benang sari, simetri

banyak atau aktinomorf, terdiri dari kelopak 5 buah yang bebas, benang sari

atau androecium 10 buah dan putik satu.

Rumus bunga : ♂ K(5) C5 A10 G1

Diagram bunga :

101

Page 102: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

No. koleksi :005

Nama kolektor:Widia Pita Loka

NIM/BP : 968 /2009

Nama species : Leea rubra

Klasifikasi :

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa: Vitales

Suku : Vitaceae

Marga : Leea

Spesies : Leea rubra

Habitat:

Habitat/ekologi Leea rubra: Dalam regrowth sekunder dan

semak belukar sampai ketinggian 500 m. Juga pada batu kapur.

Lebih suka tanah subur yang lembab, tetapi akan tahan terhadap

masa kekeringan.

102

Page 103: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Batang (Caulis)

Sifat batang pada tanaman ini bersifat planta caulis yang merupakan

tumbuhan yang jelas berbatang.Tanaman ini tergolong kedalam batang

berkayu (lignosus).Bentuk dari batang ini berbentuk bulat

(teres).Berdasarkan pada permukaan pada batang ini yaitu licin

(laevis).Arah tumbuh batang yaitu tegak lurus (erectus).

Daun

Daun merupakan organ pokok dari tumbuhan, biasanya terdapat

pada batang dan berwarna hijau.Daun ini memiliki fungsi sebagai resorbsi,

asimilasi, transpirasi, dan respirasi.Berdasarkan kelengkapan bagian-

bagiannya, daun pada tanaman ini termasuk kedalam daun tidak lengkap

karena hanya memiliki helaian (lamina), tangkai daun (petiolus) namun

tidak memiliki pelepah daun (vagina), sehingga daun ini termasuk daun

bertangkai.Bangun dari daun ini adalah memanjang (oblongus) berbentuk

ellips (elliptic).Ujung daun (apex folii) yaitu meruncing (acuminatus)

karena pertemuan tepi daun di bawah puncak, pangkal daun (Basis folii)

berbentuk tumpul (obtuse).Tulang daun yang dimiliki pada tanaman ini

bertulang menyirip (penninervis).Tepi daun (margo folli) termasuk bertoreh

merdeka bergerigi.Tanaman ini tergolong daun majemuk menyirip genap.

Tata letak daun pada buku terdapat satu helai daun tergolong distik

Karena jika dilihat dari atas, daun tersusun dalam dua baris (sudut antara ke

dua baris adalah 180)

Buah

Buah Leea rubra , 9 mm diameter, merah-biru-ungu, drupes.

Biji

Biji Leea rubra berbentuk pipih, berukuran kecil, dan

permukaannya licin dan berwarna kuning pucat.

Akar

Akar pada Leea rubra adalah akar tunggang yaitu jika akar lembaga

tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar

yang lebih kecil.susunan akar yang demikian biasanya terdapat pada

103

Page 104: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

tumbuhan berbiji belah (Dicotyledoneae),dan tumbuhan biji telanjang

(Gymnospermae) dan berwarna kunimg pucat.

Bunga

Tumbuhan ini termasuk bunga mejemuk karena adanya sekelompok

bunga yang tersusun dengan system percabangan pada sebuah sumbu

yang mendukung dan berbentuk malai.Tumbuhan ini adalah bunga

majemuk tak berbatas (inflorescentia rasemosa) Karena pada

pertumbuhannya sumbu utama berturut-turut membentuk cabang-cabang

dari pangkal ke atas, sumbu utama lebih panjang dari pada sumbu

sekunder.

Bunganya berbentuk seperti bintang kelopaknya berbulu, bertaju

lima, bunganya runcing panjangnya lebih kurang 5 mm, berwarna hijau

muda, benang sarinya lima, tangkai bunga panjangnya lebih kurang 1

mm, kepala sari panjangnya 6 mm, bentuk jarum berwarna kuning,

tangkai putik lebih kurang 1 mm, kepala putik hijau dan putih.

Rumus Bunga : *♀ K(5) [C(5) A5] G1

104

Page 105: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

No. koleksi : 011

Kolektor : Erfina Febri

Nim/TM : 96862/2009

Objek : Ageratum conyzoides

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Ageratum

Spesies : Ageratum conyzoides L.

Karakteristik

Morfologi Herba, annual, 20-100cm, tegak atau rebah; Batang bulat,

berambut; Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang,

bentuk helaian daun bulat telur, panjang 2-12 cm, lebar 3-8cm, dengan

pangkal membulat, ujung runcing, tepi bergerigi, kedua permukaan daun

berambut, warnanya hijau.

105

Page 106: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

BungaTipe majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang

keluar

dari ujung tangkai, kelopak berbulu, hijau, mahkota bentuk lonceng,

putih atau ungu, panjang bonggol bunga 6 - 8 mm, dengan tangkai yang

berambut; Buah Padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau berambut

jarang, warna hitam; Biji kecil, hitam; Akar tunggang, keputihan

a. Pembahasan

1) Bentuk hidup

a) Daur hidup

Berdasarkan daur hidupnya, tumbuhan Ageratum conyzoides

termasuk tumbuhan policarpa karena berbunga dan berbuah

beberapa kali selama daur hidupnya.

b) Lama hidup/umur

Berdasarkan lama hidup/umurnya, tumbuhan Ageratum

conyzoides termasuk tumbuhan perennial karena tumbuh

mencapai umur lebih dari dua tahun serta berbunga dan

berbuah berkali-kali.

c) Habitus

Berdasarkan habitus atau perawakannya, batang tumbuhan

Ageratum conyzoides merupakan tumbuhan herbaceus atau

batang basah, dimana batangnya lunak dan berair.

d) Habitat

Berdasarkan habitat atau penyusaian terhadap lingkungan,

tumbuhan Ageratum conyzoides merupakan tumbuhan halofit

(halophyte) karena dapat hidup di lingkungan beragam, baik

di lingkungan kering maupun di lingkungan lembab.

2) Akar

Tipe perakaran tumbuhan Ageratum conyzoides adalah akar

tunggang, dimana akar primer (akar dari embrio atau lembaga)

106

Page 107: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

tumbuh terus menjadi akar pokok dan tetap menyolok karena

lebih besar dari akar lainnya serta berkembang banyak menjadi

akar-akar yang lebih kecil.

Akar Ageratum conyzoides termasuk akar tunggang

bercabang dengan bagian-bagian sebagai berikut:

a) Leher akar atau pangkal akar (collum)

Yaitu bagian akar yang bersambungan dengan batang

b) Ujung akar (apex radicis)

Bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan-

jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan

c) Batang akar (corpus radicis)

Bagian akar yang terdapat antara leher akar dan ujungnya

d) Cabang-cabang akar (radix lateralis)

Yaitu bagian akar yang tak langsung bersambungan

dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok dan

masing-masing dapat mengadakan percabangan laggi

e) Serabut akar (fibrilla radicalis)

Yaitu cabang-cabang akar yang halus yang berbentuk

serabut

f) Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis)

Merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang

panjang, bentuknya seperti bulu atau rambut

g) Tudung akar (calyptra)

Bagian akar yang terletak pada bagian ujung dan

berfungsi untuk melindungi akar yang masih muda

Akar tumbuhan Ageratum conyzoides bukan merupakan

akar terspesialisasi

3) Batang

a) Warna batang

Batang Ageratum conyzoides waktu masih muda berwarna

hijau, dan setelah tua berwarna hijau kecoklatan

b) Sifat batang

107

Page 108: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Berdasarkan sifatnya, batang Ageratum conyzoides

merupakan tumbuhan yang jelas berbatang (planta caulis)

dengan tipe batang basah (herbaceus), yaitu batang yang

lunak dan berair

c) Bentuk batang

Bentuk batang Ageratum conyzoides adalah bulat (teres)

d) Permukaan batang

Dilihat dari permukaannya, batang Ageratum conyzoides

memiliki permukaan yang berambut (pilosus)

e) Arah tumbuh batang

Batang Ageratum conyzoides memiliki arah tumbuh yang

tegak (erectus) dan ada juga arah batang Ageratum

conyzoides yang ditemukan menjalar atau merayap (repens),

yaitu jika batang berbaring di atas tanah dan pada setiap

batang yang bersentuhan dengan tanah akan mengeluarkan

akar

Batang tumbuhan Ageratum conyzoides bukan

merupakan batang termodifikasi

4) Daun

a) Warna daun

Daun Ageratum conyzoides berwarna hijau karena memiliki

zat warna hijau. Hal ini juga sesuai dengan fungsi daun yaitu

sebagai tempat foto sintesis

b) Tipe daun

Daun Ageratum conyzoides merupakan daun tunggal karena

pada satu tangkai daun terdapat satu helaian daun.

c) Kelengkapan daun

Berdasarkan kelengkapannya, daun Ageratum conyzoides

merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki satu

atau dua bagian dari bagian-bagian daun lengkap (vagina,

petioles, dan lamina). Daun Ageratum conyzoides merupakan

108

Page 109: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

daun bertangkai karena hanya memiliki tangkai daun

(petioles) dan helaian daun (lamina) saja.

d) Bangun (bentuk) daun (circumscriptio)

Bangun (bentuk) daun Ageratum conyzoides adalah bulat

telur (ovatus) karena mempunyai bagian yang terlebar di

bawah tengah-tengah helaian daun dan memiliki pangkal

daun tidak bertoreh.

e) Ujung daun (apex folii)

Bentuk ujung daun Ageratum conyzoides adalah runcing

(acutus) karena pertemuan kedua tepi daun di kanan kiri ibu

tulang daun membentuk sudut lancip.

f) Pangkal daun

Pangkal daun Ageratum conyzoides adalah tumpul (obtusus)

karena pertemuan tepi daun membentuk sudut tumpul.

g) Pertulangan daun

Pertulangan daun Ageratum conyzoides adalah melengkung

(curvinervis) karena mempunyai tulang daun yang semula

memencar kemudian kembali menuju ke satu arah, yaitu ke

ujung daun, hingga selain tulang yang di tengah semua

tulang-tulangnya kelihatan melengkung.

h) Tepi helaian daun

Tepi helaian daun Ageratum conyzoides adalah tepi daun

dengan toreh merdeka dengan tipe bergerigi (serratus) karena

memiliki sinus dan anulus sama-sama lancip.

i) Daging daun

Daging daun Ageratum conyzoides adalah tipis seperti

selaput (membranaceus).

j) Permukaan daun

Permukaan daun Ageratum conyzoides adalah berbulu

(pilosus) karena memiliki bulu yang halus dan jarang-jarang.

k) Pelipatan daun

Daun Ageratum conyzoides tidak memiliki pelipatan daun.

109

Page 110: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

l) Tata letak daun (filotaksis)

Tata letak (filotaksis) daun Ageratum conyzoides adalah folia

opposita decusata karena daun Ageratum conyzoides terletak

berhadapan dan berselang-seling.

Daun Ageratum conyzoides tidak memiliki alat tambahan.

5) Bunga

a) Tipe bunga

Bunga Ageratum conyzoides merupakan bunga majemuk

(inflorescentia) dengan tipe perbungaannya rasemosa (bunga

majemuk tak berbatas). Bunga Ageratum conyzoides

merupakan bunga yang termasuk golongan malai rata

(corymbus ramosus) karena ibu tangkai mengadakan

percabangan dan juga termasuk bunga cawan dalam bentuk

bunga tabung karena ujung ibu tangkainya melebar dan

merata, sehingga mencapai bentuk seperti cawan dengan

bunganya berbentuk tabung. Dan bunga Ageratum

conyzoides mempunyai kedua macam alat kelamin (benang

sari dan putik) serta dapat menghasilkan buah. Pada tangkai

bunga terdapat alat tambahan, yaitu braktea dan pada

masing-masing bunga juga terdapat braktea (daun-daun

pelindung)

b) Daun kelopak (sepal)

Daun kelopak (sepal) Ageratum conyzoides berwarna hijau

yang berbentuk seperti pappus. Daun kelopak (sepal)

berjumlah lima. Susunan sepal saling bebas (koriosepal)

dengan simetri aktinomorf karena kelopak dapat dibagi

menjadi dua bagian yang setangkup (simetris) dengan

beberapa cara.

c) Daun mahkota (petal)

Daun mahkota (petal) Ageratum conyzoides berwarna putih

dan berjumlah lima. Susunan petal saling berlekatan

110

Page 111: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

(sympetal) dengan berbentuk tabung dengan simetri

aktinomorf karena mahkota dapat dibagi menjadi dua bagian

yang setangkup (simetri) dengan beberapa cara.

d) Kedudukan perhiasan bunga pada dasar bunga

Kedudukan perhiasan bunga Ageratum conyzoides pada

dasar bunga adalah hipoginus karena kedudukan perhiasan

bunga lebih rendah daripada putik.

e) Stamen (benang sari)

Stamen (benang sari) Ageratum conyzoides berjumlah sama

dengan sama dengan jumlah petal. Tangkai benang sari

(filament) Ageratum conyzoides tidak bersatu, tapi kepala

sari (anthera) saling berlekatan (singenesis).

f) Pistillum (putik)

Putik (pistilum) Ageratum conyzoides memiliki daun buah

(karpel) yang berjumlah dua dengan jumlah ruang pada bakal

buah satu. Letak bakal buah superus (menumpang) karena

bakal buah duduk di atas dasar bunga.

Pada bunga Ageratum conyzoides tidak terdapat adnasi

antara bagian-bagian bunga (sepal, petal, stamen, dan putik).

6) Buah

Padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau berambut jarang,

hitam, ovarium superus.

7) Rumus bunga

8) Diagram bunga

111

Page 112: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

9) Biji

Kecil, hitam

10) Manfaat

Tumbuhan ini berkhasiat stimulan, tonik, pereda demam

(antiperik), antitoksik, menghilangkan pembengkakan,

menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh haid (emenagog)

, peluruh kencing (diuretik) dan peluruh kentut (karminatif).

Selain itu daun bandotan dapat digunakan pula sebagai

insektisida nabati.Tumbuhan mengandung asam amino,

organacid, pectic sub-stance, minyak asiri kumarin, friedelin, B-

siatosterol, stigmasterol, tanin sulfur dan potasium klorida. Akar

bandotan mengandung minyak asiri, alkaloid dan kumarin.

112

Page 113: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Nomor kolektor : 013

Nim/ BP : 96859/ 2009

Nama kolektor : Ahmad Fadli

Nama spesies : Piper sp.

Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisio :

Classis :

Order : Piperales

Familia : Pipereceae

Genus : Piper

Species : Piper sp.

113

Page 114: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau

bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa

dimakan dengan cara mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur.

Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan

pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan.

Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna

coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya

akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh

berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila

diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya

majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk

bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat

dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar

1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna

putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna

hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat

kekuningan.

114

Page 115: Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

DAFTAR PUSTAKA

Adi Yudianto, Suroso.1992. Mengerti Morfologi Tumbuhan. Bandung:

Tarsito

Des,dkk.2007. Buku Ajar Morfologi Tumbuhan. Padang:Jurusan Biologi

FMIPA UNP

---------. 2007. Struktur PerkembanganTumbuhan 1. Padang: Jurusan

Biologi FMIPA UNP

Des,dkk.2010. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Padang:

Universitas Negeri Padang

Tjitrosoepomo,Gembong.2005.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta:Gajah

Mada Univercity Press

115