Upload
widya-susilowati
View
241
Download
25
Embed Size (px)
Citation preview
1
Klinik Dokter Keluarga FK UNISMA No. Berkas : 3-20-53
Berkas Pembinaan Keluarga No. RM :08-02-30
Rumah Sakit Islam Malang Nama KK : An. P
Tanggal kunjungan pertama kali : 06 Juli 2010
Tabel 1. Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
Hari/tanggal TingkatPemahaman
Pembimbing Paraf Keterangan
Rabu, 07 Juli 2010 dr. V. H. PratomoKamis,08 Juli 2010 dr. V. H. PratomoJumat, 09 Juli 2010 dr. V. H. Pratomo
2
BAB I
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga: An.P
Alamat lengkap : Jl. Gajayana IV/640 Rt.03 Rw.02 Malang
Bentuk Keluarga : Nucklear Family
Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Dalam Satu Rumah
No Nama Status L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien
Klinik
1 Tn. E Suami L 42 thn S1 Swasta T
2 Ny. J Istri P 30 thn D3 Karyawan T
3 An. P Anak L 15
bulan
- - Y
Kesimpulan
Dalam keluarga An. P yang berbentuk Nuclear family, terdiri dari Tn. E (42 thn)
merupakan ayah penderita, Ibu penderita Ny.J (30 thn) dan penderita yaitu An. P (15
bulan) yang beralamat di Jl. Gajayana IV/640 Rt.03, Rw.02, Kec.Lowokwaru, Malang.
Diagnosa klinis penderita adalah Obs.Vomiting dan Susp.HIS Susp Hernia Incaserata.
Penderita adalah seorang anak yang mempunyai kedua orang tua dimana ibu pasien yang
bekerja sebagai perawat dan ayah pasien bekerja sebagai swasta.
BAB II
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Dalam Satu Rumah
3
STATUS PENDERITA
A. PENDAHULUAN
Laporan ini disusun berdasarkan kasus yang diambil dari seorang penderita hernia
inguinalis sinistra susp hernia incaserata berjenis kelamin laki-laki dan beruia 1,5 tahun
yang tinggal di Jl.Gajayana IV/640 Rt.03, Rw.02, Kec.Lowokwaru, Malang. Hernia
inguinalis lateralis sinistra adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang
terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar
ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Pada pria, kanalis inguinalis berisi
fasikulus spermatikus, vasa spermatika, nervus spermatikus, muskulus kremaster, prosesus
vaginalis peritonei dan ligamentum rotundum. Disebut hernia inkarserata bila isi kantung
terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibat yang berupa
gangguan pasase usus. Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang
sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah
zakar.
B. IDENTITAS PENDERITA
Nama :An. P
Umur : 1,5 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak : 1
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Belum menikah
Alamat : Jl.Gajayana IV/640 Rt.03, Rw.02, Kec.Lowokwaru, Malang
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 06 Juli 2010
C. Anamnesis
4
1. Keluhan utama : Muntah-muntah
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan muntah-muntah 5x isinya makanan dan air, perut
kembung, BAB nya keras. Biasanya benjolan akan timbul di perut sebelah kiri bila
berdiri, batuk, bersin, dan mengejan. Pasien anak juga akan mudah menangis dan
terus menerus terlihat gelisah. Benjolan di lipatan paha tersebut juga akan terlihat
hilang timbul ketika anak menangis.
3. Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat mondok (+) : ISPA
Riwayat hipertensi: (-)
Riwayat sakit DM: (-)
Riwayat asma : (-)
Riwayat alergi obat makanan (-)
Riwayat alergi lain (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
4. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga dengan penyakit serupa (-)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat sakit DM: (-)
Riwayat alergi obat dan makanan (-)
Hipertensi (-)
5. Riwayat kebiasaan
Riwayat merokok (-)
Riwayat minum alkohol (-)
Riwayat olahraga: tidak ada
Riwayat pengisian waktu luang: (-)
5
6. Riwayat sosial ekonomi :
An. P adalah anak pertama dari seorang ayah yang bekerja sebagai swasta
dan ibunya yang bekerja sebagai perawat di rumah sakit. Dalam satu rumah
beranggotakan 3 orang, yang terdiri dari ayah pasien (Tn. E) 42 tahun, ibu pasien
(Ny. J) 30 tahun, dan pasien (An. P) 1,5 tahun. Untuk kehidupan sehari-hari
biayanya ditanggung oleh kedua orang tuanya.
Hubungan penderita dengan kedua orang tuanya sangat baik dan harmonis
dan saling menyayangi yang dapat terlihat saat pasien sedang sakit, kedua orang tua
pasien selalu berada di samping pasien.
7. Riwayat gizi
Penderita untuk makan sehari-harinya teratur, duakali hingga tigakali dalam
sehari, dengan nasi, sayuran, dan lauk berupa telor, tahu, tempe,atau ikan, yang
disuapi oleh ibunya. Penderita setiap harinya selalu meminum susu, penderita juga
selalu mengkonsusi air putih.
8. Anamnesis sistem
1. Kulit : kulit gatal (-)
2. Kepala : sakit kepala(-), pusing (-), rambut tidak rontok, luka (-), benjolan (-)
3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan kabur (-)
4. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)
5. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdengung (-), cairan (-)
6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa pahit (-)
7. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)
8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk (-), mengi (-)
9. Kardiovaskuler:berdebar-debar (-), nyeri dada (-), ampeg (-)
10. Gastrointestinal: mual (+), muntah (+), diare (-), nafsu makan turun, nyeri perut (+),
BAB keras
11. Genitourinaria : BAK lancar, jumlah dalam batas normal.
6
12. Neurologik : kejang (-), lumpuh (-), kaki kesemutan (-)
13. Psikiatrik : emosi stabil (+), mudah marah (-)
14. Musculoskeletal: kaku sendi (-), nyeri sendi pinggul (-), nyeri tangan dan kaki (-),
nyeri otot (-)
15. Ekstremitas atas: bengkak (-), sakit (-), ujung jari tangan dingin (-), telapak tangan
pucat (-)
16. Ekstremitas bawah: bengkak (-), sakit (-), ujung jari kaki dingin (-), telapak kaki
pucat (-)
D. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum: Tampak lemah, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6),
BB : 8 kg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36oC
2. Kulit Warna:
Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
3. Kepala:
Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut tidak mudah dicabut
4. Mata:
conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek kornea
(+/+), warna kelopak (coklat kehitaman), radang/conjunctivitis/uveitis (-/-).
5. Hidung:
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-)
6. Mulut:
Bibir pucat (-), bibir kering (-)
7. Telinga:
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping telinga dalam
batas normal
7
8. Tenggorokan:
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
9. Leher:
Trakhea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi
pada kulit (-)
10. Thoraks:
Cor (Tidak dilakukan)
Pada keadaan normal didapatkan hasil sebagai berikut:
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kiri atas : SIC II linea para sternalis sinistra
Batas kanan atas: SIC II linea para sternalis dekstra
Batas kiri bawah: SIC V 1cm medial linea medioclavicularis sinistra
Batas kanan bawah : SIC IV linea para sternalis dekstra
Pinggang jantung : SIC III linea para sternalis sinistra (batas jantung
kesan tidak melebar)
Auskultasi: bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-)
Pulmo (Tidak dilakukan)
Pada keadaan normal didapatkan hasil sebagai berikut:
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi : Vokal Fremitus kanan=kiri
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi: suara dasar = vesikuler
Suara tambahan = ronkhi wheezing
Dinamis ( depan dan belakang)
Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi : Vokal Fremitus kanan=kiri
---
-
-
-
- - -
---
8
Perkusi : sonor/sonor
Abdomen :
Inspeksi : dinding perut tidak sejajar dengan dinding dada
Palpasi : supel
Perkusi : Hipertimpani seluruh lapang perut
Auskultasi : bising usus normal
11. Ekstremitas : Palmar eritema (-)
12. Sistem genitalia :DBN
13. Pemeriksaan neurologi:
Kesadaran : GCS, E4V5M6
Fungsi Luhur : DBN
Fungsi vegetative : DBN
Fungsi Sensorik :
Fungsi Motorik :
14. Pemeriksaan Psikiatri :
Penampilan : Perawatan diri baik,
Kesadaran : Kualitatif tidak berubah, kuantitatif: compos mentis
- -
- -
- -
- -
N N
N N
N N
N N
N N
N N
Akral dingan Oedema
Kekuatan Tonus
9
Afek : appropriate
Psikomotor : Normoaktif
Proses pikir : bentuk :realistik
isi :waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
arus :koheren
Insight : baik
E. Resume
An. P, usia 1,3 tahun datang ke UGD RSI Unisma dengan di gendong ibunya, rewel
dan menangis dengan keluhan muntah-muntah sudah 5 kali yang berisi makanan dan
air, perut kembung, dan BAB yang keras. Keadaan umum pasien kesan kompos mentis
dalam keadaan lemah dan rewel. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
kompos mentis, GCS 456, nadi 100 x/menit, suhu 36oC. Pada pemeriksaan abdomen
didapatkan massa dengan ukuran sebesar telur ayam kampung yang terletak di abdomen
bawah sebelah kiri yang terlihat saat pasien mengejan ataupun saat menangis, dengan
perut kembung. Pada awal masuk penderita didiagnosa Obs.Vomiting dan Susp.HIS
Susp Hernia Incaserata.
F. Diagnostik Holistik
An. P dengan usia 1,3 tahun adalah penderita Hernia inguinalis lateralis sinistra dan
hernia inkarserata yang tinggal dalam nuckler family. Hubungan An. P dengan keluarga
cukup harmonis dan saling menyayangi, dalam kehidupan social An. P adalah anggota
masyarakat biasa.
1) Diagona dari segi biologis
Hernia inguinalis lateralis susp.hernia inkarserata
2) Diagnosa dari segi psikologi
Hubungan An. P dengan kedua orang tuanya sangat dekat, saling
menyayangi, dan saling mendukung.
10
3) Diagnosa dari segi sosial
Penderita hanya sebagai anggota masyarakat biasa, aktif bermain dengan
teman-teman dilingkungan tempat tinggalnya.
G. Penatalaksanaan
Non Medikamentosa :
Melakukan pendekatan dan penjelasan kepada orang tua pasien tentang penyakit
yang diderita pasien dari penyebabnya, cara mencegaah dan bagaimana
mengobatinya.
Medikamentosa
Pengobatan yang biasa dilakukan adalah pembedahan. Herniotomi bisa dilakukan
melalui Pembebasan kantong dan pengikatan kantong hernia seproksimal mungkin
tanpa melakukan plastik, baik dengan membuka atau tanpa membuka kanalis
inguinalis .
H. Follow Up
1. Tanggal 06 Juli 2010 .
S : Perut kembung, muntah-muntah 5x isi makanan dan air, mencret (-), BAB keras
O : KU: Tampak lemah.
Tanda vital : N: 100 x/menit, Suhu 36oC.
A : Hernia inguinalis lateralis sinistra susp. Hernia inkarserata
P : Infus RL 12 tetes/menit
Inj. Novalgin 3x1/4
Inj. Gracef 2x250 mg
Inj. Narfos 2x2 mg
Persiapan operasi herniotomi
2. Tanggal 07 Juli 2010.
S : belum BAB
O : KU: Tampak lemas, rewel.
11
Tanda vital : N: 100 x/ment, Suhu: 36,4oC
A: Post op Hernia inguinalis lateralis sinistra susp.hernia inguinalis inkarserata
P: Infus RL 12 tetes/menit
Injeksi gracef 2x250 mg
Diet cair
Observasi setiap saat.
3. Tanggal 08 Juli 2010
S : perut tidak kembung, tidak muntah
O : KU: Tampak lemas.
Tanda vital : N: 100x/ment, S: 36
A : Observasi post op hernia inguinalis lateralis sinistra susp.hernia inkarserata
P : Infus RL 12 tetes/menit
Injeksi gracef 2 x 250 mg
Flow Sheet.
Nama : An. P
Diagnosis : Hernia inguinalis lateralis sinistra susp.hernia inkarserata
Tabel 2. Flow Sheet
No Tangg
al
Vital Sign BB Keluhan Rencana
1 06
Juli
2010
N:100
x/menit
S: 36
8 kg Perut
kembung,
muntah 5x isi
makanan dan
air,
abd.hipertimp
ani.
Op.Herniotomi
Infus RL 26
tetes/menit
Inj.Gracef 2x250
mg
Inj.Novalgin
12
3x1/4
Inj.Narfos 2x2
mg
2. 07 Juli
2010
N: 100
x/menit,
S: 36,4
8 kg Post. Op
herniotomi
belum BAB
3. 09 juli
2010
N: 100
x/menit,
S: 36
8 kg Perut tidak
kembung,
tidak muntah
Hasil Follow up An. P selama 3 hari secara umum menunjukkan perbaikan
BAB II
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
13
Keluarga terdiri atas pasien (An. P, 1,3 th), ayah pasien (Tn. E, 42th), dan ibu
pasien (Ny. J, 30 th). Pasien adalah penderita hernia inguinalis lateralis sinistra
susp.hernia inkarserata. Keluarga menganggap bahwa hernia yang diderita akibat
bawaan dari lahir dimana prosesus vaginalis tidak menutup sempurna. Kedua orang tua
dari An.P sangat menyayangi pasien dan selalu berada disisi pasien hingga pasien
sembuh, mereka saling mendukung dan memotivasi pasien agar cepat sembuh.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan An. P dengan keluarganya cukup harmonis saling pengertian, perhatian
dan saling menyayangi, selama di rumah sakit keluarga pasien setiap harinya selalu
bergantian menjaga pasien tiap harinya.
3. Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu, hanya sebagai anggota
masyarakat biasa.
KESIMPULAN
Fungsi psikologis dan sosial dalam keluarga An. P dalam kondisi baik
B. GENOGRAM KELUARGA
Diagram 1. Genogram Keluarga Tn. I
14
Keterangan:
Kesimpulan:
Tidak didapatkan penyakit keturunan.
C. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA
Diagram 2. Pola interaksi keluarga Ny. D
Tn. E. 42 th
Tn.E Ny.J
An.P
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
Ny.J, 30 th
15
Keterangan:
Kesimpulan:
Hubungan An. P dengan kedua orang tuanya sangat harmonis
BAB III
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
: Hubungan baik
: Hubungan jelek : Perempuan
: Laki-laki
An. P. 1,3 th
16
1. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1. Faktor Perilaku Keluarga
a. Pengetahuan
Keluarga memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan karena
tingkat pendidikan yang baik. Keluarga mengerti tentang penyakit yang
diderita oleh pasien dan menganggap bahwa diakibatkan oleh faktor dari
lahir. Penderita juga sering berobat ke rumah sakit karena ibu penderita
merupakan seorang perawat di rumah sakit.
b. Sikap
Keluarga ini sangat menyayangi penderita, keluarga ini sangat perduli
terhadap kesehatan penderita, sehingga penderita dengan cepat dapat
dilakukan operasi herniotomi.
2. Faktor Non Perilaku
a. Lingkungan
Rumah yang dihuni keluarga ini berukuran 8x12 meter, mempunyai 2 kamar
tidur dan mempunyai satu lantai, satu dapur dan satu kamar mandi, untuk dihuni
oleh 3 orang: cukup luas, ventilasi cukup banyak,tidak lembab, pencahayaan
cukup, sumber air dalam keluarga dari sumur sendriri, dinding rumah
berdinding tembok, belantai keramik, dan tampak bersih dan rapi.
b. Pelayanan Kesehatan.
Pelayanan kesehatan, apotik,praktek dokter, dan rumah sakit tergolong cukup
dekat dengan rumah keluarga sehingga lebih sering berobat ke rumah sakit.
c. Keturunan
Tidak ada faktor penyakit yang dapat diiturunkan dalam keluarga.
17
Diagram 3. Faktor perilaku dan non perilaku.
Kesimpulan :
Identifikasi faktor perilaku keluarga An. P yaitu keluarga sudah cukup memahami penyakit
penderita. Faktor non perilaku, lingkungan rumah sudah memenuhi syarat kesehatan, dan
keluarga pasien sering memeriksakan diri ke rumah sakit.
2. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
Dinding rumah terbuat dari batako sedangkan lantai rumah terbuat dari semen. Rumah
ini terdiri dari empat ruangan yaitu ruang tamu, 2 kamar tidur, satu dapur dan satu kamar
mandi. Rumah ini hanya mempunyai satu pintu untuk keluar masuk (di bagian depan) serta
dua jendela kaca. Keluarga ini sudah mempunyai fasilitas MCK keluarga. Ventilasi udara
masih kurang karena hanya tedapat 2 jendela tanpa lubang ventilasi untuk pertukaran udara.
Rumah penderita terasa lembab dan pencahayaannya kurang.
Keluarga Ny. TKeluarga Ny. T
Faktor Perilaku
Keluarga An. PKeluarga An. PSikap: keluarga peduli
terhadap penyakit penderita
Lingkungan : rumah sudah memenuhi syarat
kesehatan
Tindakan: keluarga mengantarkan An. P
untuk berobat
Faktor Non Perilaku
Pemahaman: keluarga cukup
memahami penyakit penderita
Keturunan : tidak ada faktor keturunan
penyakit dalam keluarga
Pelayanan Kesehatan : Jika sakit An. P ke
Rumah Sakit
18
3. Diagram 4. Denah Rumah An. P
Kesimpulan :
Lingkungan rumah sudah memenuhi syarat kesehatan.
BAB IV
Kamar tidur 2
Kamar tidur 1
Dapur + ruang makan
Ruang tamu + Ruang keluarga
Kamar mandi
Teras
8 m
12 m
19
DAFTAR MASALAH
A. MASALAH MEDIS
An. P dengan hernia inguinalis lateralis sinistra susp.hernia inkarserata
B. MASALAH NON MEDIS
Kesimpulan:
Adanya masalah medis , tidak teradapat masalah non medis.
HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN HERNIA INGUINALIS
LATERALIS SINISTRA INKARSERATA
Hernia adalah prostrusi dari organ melalui lubang defektif yang didapat atau
kongenital pada dinding rongga yang secara normal berisi organ yang bisa terjadi pada
anak-anak, bahkan juga bayi yang baru lahir. Hernia sendiri terdiri dari cincin, kantong dan
isi hernia. Pada bayi dan anak-anak, hernia merupakan keadaan bawaan sejak lahir
(kongenital) dan berisi cairan. Hernia dapat terjadi pada anak-anak, terutama laki-laki di
banding perempuan.
Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang
terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar
ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Pada pria, kanalis inguinalis berisi
fasikulus spermatikus, vasa spermatika, nervus spermatikus, muskulus kremaster, prosesus
vaginalis peritonei dan ligamentum rotundum.
Pada bayi yang sudah lahir, kanalis inguinalis sudah menutup. Namum dalam
beberapa hal kanalis masih terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka akan
menutup pada usia 2 bulan. Bila terbuka terus (tidak mengalami obliterasi) akan timbul
hernia inguinalis lateralis congenital. Hernia terdiri dari kantong, isi dan cincin hernia.
A. Macam – macam hernia.
Ditinjau dari letaknya, hernia dibagi menjadi 2 golongan :
20
1. Hernia eksterna.
Hernia yang tonjolannya tampak dari luar yaitu hernia inguinalis lateralis (indirek), hernia
inguinalis medialias (direk), hernia femoralis, hernia umbilikalis, hernia supra umbilikalis,
hernia sikatrikalis, dan lain – lain.
2. Hernia interna
Hernia yang tonjolannya tidak tampak dari luar, yaitu hernia obturatorika, hernia
diafragmatika, hernia foramen Winslowi dan hernia ligamen treitz.
Hernia inguinalis lateralis inakserata merupakan hernia yang sering atau paling banyak
didapat terutama pada laki – laki, dengan bentuknya bulat lonjong. Disebut inkaserata
karena hernia yang isi kantongnya tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai
gangguan passage dan atau vaskularisasi.
Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar
masuk. Isi hernia keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau
didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantung hernia
tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga disebut hernia irreponibel.
B. Penyebab.
Penyebab terjadinya hernia ada dua yaitu :
1. Kongenital
Terjadi sejak lahir.
2. Didapat (acquired)
Terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan adanya tekanan intraabdominal
yang meningkat dan dalam waktu yang lama misalnya batuk kronis, konstipasi kronis,
gangguan proses kencing (hipertropi prostat, striktur uretra), ascites dan sebagainya.
C. Patologi anatomi
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritoneum, isi
hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ intraperitoneal lain
atau organ ekstraperitoneal seperti ovarium, apendiks divertikel dan buli – buli. Unsur
terakhir adalah struktur yang menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum)
umbilikus atau organ - organ lain misalnya paru dan sebagainya.
21
Pada hernia inguinal lateralis (indirek) lengkung usus keluar melalui kanalis
inguinalis dan mengikuti kora spermatikus (pria) atau ligamen sekitar (wanita). Ini
diakibatkan gagalnya prosesus vaginalis untuk menutup testis turun ke dalam skrotum atau
fiksasi ovarium.
Pada pertumbuhan janin (+ 3 minggu) testis yang mula – mula terletak di atas
mengalami penurunan (desensus) menuju ke skrotum. Pada waktu testis turun melewati
inguinal sampai skrotum prossesus vaginalis peritoneal yang terbuka dan berhubungan
dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi dan setelah testis sampai pada skrotum,
prossesus vaginalis peritoneal seluruhnya tertutup (obliterasi). Bila ada gangguan obliterasi
maka seluruh prossesus vaginalis peritoneal terbuka, terjadilah hernia inguinalis lateralis.
Hernia inguinalis lateralis lebih sering didapatkan dibagian kanan (+ 60 %). Hal ini
disebabkan karena proses desensus dan testis kanan lebih lambat dibandingkan dengan
yang kiri.
Hernia Pada Anak :
1. Hernia inguinalis atau hernia pada lipatan paha
umumnya diderita bayi/anak laki-laki (dominan pada bayi prematur). Sebab saluran
tempat turunnya buah pelir dari rongga perut ke kantung buah pelir tetap terbuka
saat lahir. Ukuran lubang cukup besar, sehingga sebagian usus bayi bisa turun
‘mengikuti’ buah pelir membentuk benjolan (kurang-lebih sebesar ibu jari orang
dewasa). Kamaluan penderita hernia tipe ini membesar.
2. Hernia pada pusar (umbilikus)
sering diderita oleh bayi yang baru lahir. Sebab saat bayi dalam kandungan, dinding
perut di bawah pusarnya terbuka dan akan menutup ketika lahir. Jika dinding perut
tidak menutup sempurna saat lahir, kala bayi itu menangis terlalu lama maka daerah
sekitar pusar tampak membesar dan menonjol.
3. Hernia diafragmatik,
sebagian usus (dan dapat disertai isi rongga perut lain) masuk ke dalam rongga
dada.
BAB V
22
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN HOLISTIK
Diagnosa holistik : An. P (1,3 tahun) adalah seorang penderita hernia inguinalis
lateralis sinistra susp. Hernia inkarserata, dengan kondisi keluarga yang harmonis,
sosial ekonomi yang cukup baik, dan lingkungan rumah yang cukup sehat.
1. Segi biologis
An. P (1,3 tahun) adalah seorang penderita penderita hernia inguinalis lateralis
sinistra susp. Hernia inkarserata
2. Segi psikologis
Hubungan antar anggota keluarga yang harmonis.
3. Segi sosial
Sejak sakit penderita tidak lagi aktif bermain bersama temannya. Penderita
adalah anggota masyarakat biasa yang tidak mempunyai kedudukan tertentu.
B. SARAN KOMPREHENSIF
1. Promotif
Keluarga An. P perlu diberikan penjelasan mengenai penyakit yang
mendasari. Perlu diberikan pengetahuan yang benar bahwa penyakitnya dapat
dikontrol dengan pengobatan dan ketelatenan penderita untuk kontrol ke petugas
kesehatan atau dokter.
2. Preventif
Mengatur pola makan sehat, olahraga teratur. Dan membiasakan untuk
hidup sehat.
3. Kuratif
23
Kontrol ke Rumah sakit atau puskesmas untuk perawatan luka yang baik
sehingga mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut, dan terjadi hernia yang lain
maupun komplikasinya.
4. Rehabilitatif
Penderita dianjurkan untuk tetap aktif bermain bersama temannya jika sudah
benar-benar sembuh sesuai kemampuan dalam kegiatan masyarakat.