Upload
luludhiyanty
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
1/23
BAB I
PENDAHULUAN
Pitiriasis Rosea adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya yang
dimulai dengan sebuah lesi perimer yang dikarakteristikkan dengan gambaran herald patch
berbentuk eritema dan skuama halus yang kemudian diikuti dengan lesi sekunder yang
mempunyai gambaran khas1.
Istilah Pitiriasis Rosea pertama kali dideskripsikan oleh Robert Willan pada tahun
1798 dengan nama Roseola Annulata, kemudian pada tahun 186, !ilbert memberi nama
Pitiriasis Rosea yang berarti skuama ber"arna merah muda #rosea$.
Insiden tertinggi pada usia antara 1% & ' tahun. Wanita lebih sering terkena
dibandingkan pria dengan perbandingan 1.% ( 1.
)iagnosis Pitiriasis Rosea dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan *isik.
)apat +uga dilakukan pemeriksaan penun+ang untuk memastikan diagnosis apabila sulit
menegakkan diagnosis Pitiriasis Rosea. Pitiriasis Rosea bisa didahului dengan ge+ala
prodromal #lemas, mual, tidak na*su makan, demam, nyeri sendi, pembesaran kelen+ar lim*e$.
etelah itu mun-ul gatal dan lesi di kulit. anyak penyakit yang memberikan gambaran
seperti Pitiriasis Rosea seperti dermatitis numularis, si*ilis sekunder, dan sebagainya.
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea 1 | P a g e
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
2/23
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identifikasi
/ama ( /n. 0A
enis kelamin ( Perempuan
2mur ( 13 tahun
Alamat ( l. 0urbay /o. 47 5empaka Putih arat akarta Pusat
Agama ( Islam
Peker+aan ( Pela+ar
anggal berobat ( 13 0aret 316
2.2 Anamnesis
eluhan utama (
erdapat ber-akber-ak merah dan gatal di daerah punggung se+ak 4 minggu
sebelum datang ke poliklinik.
eluhan tambahan (atuk dan demam se+ak 3 hari yang lalu.
Ri"ayat Per+alanan Penyakit (
isaran 4 minggu yang lalu, pasien mengeluh terdapat ber-ak merah disertai gatal
di punggung. er-ak dia"ali oleh ber-ak kemerahan, gatal yang berukuran 4 3 -m,
berbentuk o:al dengan "arna merah di pinggir lebih tua dari "arna di tengah. arena
mengeluh gatal maka pasien +uga menggaruknya pada saat malam hari.
isaran 3 minggu yang lalu, ber-ak kemerahan bertambah pada daerah sekiar nya
namun berukuran ke-il. Pasien mengatakan sempat memberikan salep pada ber-ak
kemerahan tersebut, namun tidak ada perubahan.
aat ini pasien sedang bersekolah di salah satu pesantren di +akarta. Pasien
mengatakan bah"a temanteman pasien ada yang mengeluh hal yang sama seperti ini..
Penderita datang ke Poli ulit RI 5empaka Putih untuk mendapatkan
pengobatan.
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea 2 | P a g e
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
3/23
Ri"ayat penyakit dahulu (
eluhan seperti ini baru pertama kali dirasakan oleh penderita.
Ri"ayat penyakit dalam keluarga (
idak ada keluarga yang menderita keluhan yang sama
Ri"ayat Alergi (
idak ada ri"ayat alergi
3.3. Pemeriksaan Fisik
eadaan 2mum
anda ;ital
esadaran ( omposmentis
/adi ( 89
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
4/23
5or (
Inspeksi ( iktus kordis tidak tampak
Palpasi ( teraba iktus kordis pada I5 I; linea aksilaris anterior sinistra
Perkusi ( dalam batas normal
Auskultasi ( 1
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
5/23
3.. Pemeriksaan Pen!n"an#
1. Pemeriksaan kerokan kulit dengan C= 1D.
3. Pemeriksaan serologis RPR # Rapid Plasma Reagin $ dan EA Abs # Fluoresent
Treponemal Antibody Absorbed $.
4. Pemeriksaan =istopatologi
3.$. Res!me
/n. 0A, 13 tahun, datang dengan keluhan se+ak kisaran 4 minggu yang lalu,
pasien mengeluh terdapat ber-ak merah disertai gatal di punggung. er-ak dia"ali oleh
ber-ak kemerahan, gatal yang berukuran 4 3 -m, berbentuk o:al dengan "arna merah
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea 5 | P a g e
plaBue eritem,
lon+ong, multiple,
ukuran numular,
tersebar diskret,
sebagian ditutupi
skuama ber"arna
putih halus
plaBue eritem,
lon+ong, multiple,
ukuran numular,
tersebar diskret,
sebagian ditutupi
skuama ber"arna
putih halus
pat-h eritem
multiple, dengan
ukuran miliar
sampai lentikuler,
tersebar diskret,
sebagian ditutupi
skuama ber"arna putih halus
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
6/23
di pinggir lebih tua dari "arna di tengah. arena mengeluh gatal maka pasien +uga
menggaruknya pada saat malam hari.
isaran 3 minggu yang lalu, ber-ak kemerahan bertambah pada daerah sekiar nya
namun berukuran ke-il. Pasien mengatakan sempat memberikan salep pada ber-ak
kemerahan tersebut, namun tidak ada perubahan.
aat ini pasien sedang bersekolah di salah satu pesantren di +akarta. Pasien
mengatakan bah"a temanteman pasien ada yang mengeluh hal yang sama seperti ini.
Pada pemeriksaan *isik didapatkan status generalis dalam batas normal. 2ntuk
pemeriksaan dermatologis didapatkan Regio trunkus posterior, terdapat plaBue
hiperpigmentasi, lon+ong, multiple, ukuran numular, tersebar diskret, sebagian ditutupi
skuama ber"arna putih halus sampai sedang.
3.%. Dia#n&sis Bandin#
1. inea orporis
3. i*ilis ipe II
4. )ermatitis numular
3.'. Dia#n&sis Ker"a
Pitiriasis Rosea
3.(. Penata)aksanaan
I. Pitiriasis R&sea
a. /on medikamentosa
1. Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa Pitiriasis Rosea bersiat
self limited disease ! dapat se"buh sendiri #$ pasien dapat terganggu
dengan lesi %ang "un&ul. 'ntuk itu diperlukan penjelasan kepadapasien tentang (
Pitiriasis Rosea akan se"buh dala" waktu %ang la"a
Lesi kedua rata)rata berlangsung sela"a 2 "inggu$ ke"udian "enetap
sela"a sekitar 2 "inggu$ selanjutn%a berangsur hilang sekitar 2 "inggu.
Pada beberapa kasus dilaporkan bahwa Pitiriasis Rosea berlangsung
hingga 3)4 bulan
2. Penatalaksanaan %ang penting pada Pitiriasis Rosea adalah dengan
"en&egah berta"bah hebatn%a gatal %ang diti"bulkan. Pakaian %ang
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea * | P a g e
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
7/23
"engandung wol$ air$ sabun$ dan keringat dapat "en%ebabkan lesi
"enjadi berta"bah berat.
b. 0edikamentosa
1. opikal
2ntuk mengurangi rasa gatal dapat menggunakan Fink oksida, kalamin losion
atau ,3%D mentol. Pada kasus yang lebih berat dengan lesi yang luas dan gatal
yang hebat dapat diberikan glukokortikoid topikal ker+a menengah
# bethametasone dipropionate ,3%D ointment 3 kali sehari $.
3. istemik
antihistamin ( -lor*eniramin maleat 4 3 mg tab
anti:irus ( asiklo:ir % 8 mg tab #1 minggu$
:itamin ( b -omp 4 1 tab
3.*. Prn&sis
a. Buo ad :itam( bonam
b. Buo ad *un-tionam( bonam
-. Buo ad sanationam( dubia ad bonam
d. Buo ad -osmeti-a( dubia ad bonam
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea + | P a g e
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
8/23
BAB III
+IN,AUAN PUS+AKA
3.1 DEFINISI
Pitiriasis rosea ialah penyakit akut, kelainan kulit berupa timbulnya papuloskuamosa
yang dapat hilang dengan sendirinya, umumnnya menyerang anakanak dan de"asa muda
yang sehat, "alaupun sebenarnya dapat ditemukan pada semua umur. Penyebabnya belum
diketahui, diduga :irus sebagai penyebab timbulnya erupsi. Penyakit ini merupakan salah
satu dari penyakit kulit yang paling sering ditemukan pada praktek klinis.' Ri"ayat
per+alanan penyakit dan penemuan klinis yang didapatkan hampir selalu sama. Anak ataupun
de"asa muda yang terkena penyakit ini, tidak merasakan ge+ala yang berarti, kemudian
timbul ber-ak merah dan bersisik yang bisa mun-ul di batang tubuhnya, paha atas, atau di
daerah bahu. Pitiriasis rosea mungkin akan lebih sulit untuk didiagnosa apabila lesilesi ke-il
yang mun-ul setelah lesi pertama belum didapatkan se-ara klinis.' >esi yang timbul bisa
disalahartikan sebagai in*eksi +amur atau dermatitis.%
3.2 EPIDE-IOLOI
urang lebih 7%D kasus pitiriasis rosea didapatkan pada usia antara 14% tahun. ',%
Pun-ak insidensnya terdapat pada usia antara 339 tahun.6 /amun ada +uga yang
mengatakan pun-ak insidensinya terdapat pada usia antara 1%' tahun.4,7 /amun
bagaimanapun penyakit ini bisa mun-ul dari usia 4 bulan sampai dengan 84 tahun.'
Insidensnya meningkat terutama pada musim semi, musim gugur, dan musim dingin.4,',6,8,9
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia dan didapatkan kirakira sebanyak 3D dari setiap
kun+ungan pasien yang berobat +alan pada ahli penyakit kulit. Pre:alensi ter+adinya pitiriasis
rosea lebih banyak ditemukan pada golongan sosioekonomi masyarakat kelas menengah dan
yang kurang mampu.' Insidens pada pria dan "anita hampir sama, "alaupun sedikit lebih
banyak ditemukan pada "anita.4,',6 Pre:alensinya tidak dipengaruhi oleh golongan ras
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea , | P a g e
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
9/23
tertentu. Penyakit ini biasanya bertahan antara 68 minggu, tapi dapat +uga didapatkan :ariasi
lamanya sakit yang berbeda.'
3.3 E+IOLOI
Penyebab ter+adinya pitiriasis rosea masih belum diketahui, "alaupun sudah
dikemukakan beberapa dugaan penyebab timbulnya penyakit ini. udah lama dipikirkan
bah"a :irus sebagai penyebab timbulnya penyakit ini, karena adanya ge+ala prodromal yang
biasa mun-ul pada in*eksi :irus bersamaan dengan mun-ulnya ber-ak kemerahan di kulit.
Human herpes virus 7 telah dikemukakan sebagai penyebabnya, namun beberapa penelitian
telah gagal menun+ukkan buktibukti yang meyakinkan. Penelitian yang dilakukan akhirakhir
ini ter*okus pada peranan ==;6 dan ==;7 pada pitiriasis rosea. )alam suatu penelitian,
partikel ==; telah terdeteksi pada 7D pasien penderita pitiriasis rosea. Partikelpartikel
:irus ini ditemukan dalam +umlah banyak diantara seratserat kolagen dan pembuluh
pembuluh darah pada lapisan dermis atas dan ba"ah. Partikel :irus ini +uga berada selang
seling diantara keratinosit dekat dengan perbatasan dermalepidermal.'
Watanabe dkk telah membuktikan keper-ayaan yang sudah lama ada bah"a pitiriasis
rosea merupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh :irus. 0ereka mendemonstrasikan
replikasi akti* dari ==;6 dan ==;7 dalam sel mononuklear pada lesi kulit, hal ini sama
dengan mengidenti*ikasi :irus:irus pada sampel serum pasien.4 )imana :irus:irus ini
hampir kebanyakan didapatkan pada masa kanakkanak a"al dan tetap ada pada *ase laten
dalam sel mononuklear darah peri*er, terutama 5)' dan sel , dan pada air liur.4,' rupsi
kulit yang timbul dianggap sebagai reaksi sekunder akibat reakti:asi :irus yang mengarah
pada ter+adinya :iremia.4, umber lain mengatakan beberapa penulis menduga herpes
simpleks virus 1 yang men+adi penyebabnya.
Penelitian barubaru ini menemukan bukti dari in*eksi sistemik akti* ==;6 dan
==;7 pada kulit yang kelainan, kulit yang sehat, air liur, sel mononuklear darah peri*er, dan
serum dari pasien penderita pitiriasis rosea. erdapat hipotesis bah"a reakti:asi ==;7
memi-u ter+adinya reakti:asi ==;6. /amun apa yang men+adi pemi-u utama reakti:asi
==;7 masih belum +elas. Pitiriasis rosea tidak disebabkan langsung oleh in*eksi :irus
herpes melalui kulit, tapi kemungkinan disebabkan karena in*iltrasi kutaneus dari in*eksi
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea - | P a g e
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
10/23
lim*osit yang tersembunyi pada "aktu replikasi :irus sistemik. ukti lain mengesankan
reakti:asi :irus men-akup ke+adian timbulnya kembali penyakit dan timbulnya pitiriasis
rosea pada saat status imunitas seseorang mengalami perubahan. )idapatkan sedikit
peningkatan insidens pitiriasis rosea pada pasien yang sedang menurun imunitasnya, seperti
ibu hamil, dan penerima transplantasi sumsum tulang.'
!hlamydia pneumonia" #ycoplasma pneumonia dan $egionella pneumonia telah
dikemukakan sebagai agen penyebab pitiriasis rosea yang berpotensi kuat, namun belum ada
penelitian yang menun+ukkan kenaikan kadar antibodi yang signi*ikan terhadap
mikroorganisme yang telah disebutkan di atas pada penderita pitiriasis rosea.',6 rupsi kulit
yang mirip dengan pitiriasis rosea dapat timbul sebagai akibat dari reaksi obat. 0a-am
ma-am obat yang berhubungan dengan mun-ulnya erupsi kulit mirip pitiriasis rosea antaralain(
Bar/it!rat Bism!t0
at&ri) )&nidine
+&ks&id difteri Deni4i))amine
Sen5a6a emas Imatini/ 7)ee8e49
Is&retini&n Ket&tifen 7:adit&r9
Le8amis&)e -et0&r&ma;ine
-etr&nida;&)e Omera;&)e
+er/inafine Hidr&ksik)&r&k!inInterfer&n Lisin&ri)
Arsen +rie)ennamine 0idr&k)&rida
Er#&tamine Peni4i))amine
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
11/23
am/ar 1. am/aran Hist&at&)is Pitiriasis R&sea#http(//e"edi&ine."eds&ape.&o"/arti&le/11+532)workup0a+23#
3.$ E,ALA KLINIS
urang lebih pada 3%D kasus, ber-ak merah pada pitiriasis rosea didahului dengan
mun-ulnya ge+ala mirip in*eksi :irus seperti gangguan traktus respiratorius bagian atas atau
gangguan gastrointestinal. umber lain menyebutkan kirakira %D dari kasus pitiriasis rosea
didahului dengan ge+ala prodormal berupa sakit kepala, rasa tidak nyaman di saluran
pen-ernaan, demam, malaise, dan artralgia. >esi utama yang paling umum ialah mun-ulnya
lesi soliter berupa makula eritem atau papul eritem pada batang tubuh atau leher, yang se-ara
bertahap akan membesar dalam beberapa hari dengan diameter 31 -m, ber"arna pink
salmon, berbentuk o:al dengan skuama tipis.
>esi yang pertama mun-ul ini disebut dengan Herald patch/Mother
plaque/Medalion. Insidens mun-ulnya Herald patch dilaporkan sebanyak 139'D, dan pada
banyak penelitian kirakira 8D kasus pitiriasis rosea ditemukan adanya Herald patch%' ika
lesi ini digores pada sumbu pan+angnya, maka skuama -enderung untuk melipat sesuai
dengan goresan yang dibuat, hal ini disebut dengan &Hanging curtain sign'. Herald patch ini
akan bertahan selama satu minggu atau lebih, dan saat lesi ini akan mulai hilang, e*loresensi
lain yang baru akan bermun-uluan dan menyebar dengan -epat. 4 /amun kemun-ulan dan
penyebaran e*loresensi yang lain dapat ber:ariasi dari hanya dalam beberapa +am hingga
sampai 4 bulan.' entuknya ber:ariasi dari makula berbentuk o:al hingga plak berukuran
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea 11 | P a g e
http://emedicine.medscape.com/article/1107532-workup#a0723http://emedicine.medscape.com/article/1107532-workup#a0723
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
12/23
,%3 -m dengan tepi yang sedikit meninggi. Warnanya pink salmon #atau berupa
hiperpigmentasi pada orangorang yang berkulit gelap$ dan khasnya terdapat koleret dari
skuama di bagian tepinya. 2mum ditemukan beberapa lesi berbentuk anular dengan bagian
tengahnya yang tampak lebih tenang.
am/ar 2. Hera)d Pat40
#http(//www.eer%da%health.&o"/skin)and)beaut%)pi&tures/skin)&ondition)pit%riasis)
rosea.asp#
Pada pitiriasis rosea ge+alanya akan berkembang setelah 3 minggu, dimana ia
men-apai pun-aknya. arenanya akan ditemukan lesilesi ke-il kulit dalam stadium yang
berbeda. Ease penyebaran ini se-ara perlahanlahan akan menghilang setelah 3' minggu.
umber lain yang menyebut erupsi kulit akan menghilang se-ara spontan setelah 48
minggu.4 /amun pada beberapa kasus dapat +uga bertahan hingga 4% bulan. >esilesi ini
mun-ul terutama pada batang tubuh dengan sumbu pan+ang se+a+ar pelipatan kulit.8
ampilannya tampak seperti pohon natal yang terbalik (inverted christmas tree appearance).
=al ini membingungkan karena susunan lesi yang mun-ul membentuk garis yang mengarah
ke ba"ah dari -olumna :ertebra bila dilihat dari belakang, namun +ika dilihat dari depan
maka garisnya mengarah ke atas dari sentral abdomen. =al ini nampak tidak sesuai +ika kita
bandingkan dengan arsitektur dari pohon natal sebenarnya. api bagaimanapun, terlepas dari
tampilan lesi yang mirip dengan pohon natal, terbalik ataupun tidak, tidak diragukan lagi
Herald patch merupakan lesi patognomonik dari pitiriasis rosea.
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea 12 | P a g e
http://www.everydayhealth.com/skin-and-beauty-pictures/skin-condition-pityriasis-rosea.aspxhttp://www.everydayhealth.com/skin-and-beauty-pictures/skin-condition-pityriasis-rosea.aspxhttp://www.everydayhealth.com/skin-and-beauty-pictures/skin-condition-pityriasis-rosea.aspxhttp://www.everydayhealth.com/skin-and-beauty-pictures/skin-condition-pityriasis-rosea.aspx
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
13/23
am/ar 3. In8erted 0ristmas +ree!http(//www."a%o&lini&.&o"/health/"edi&al/M515#
>okasinya +uga sering ditemukan di lengan atas dan paha atas. >esilesi yang mun-ul
berikutnya +arang menyebar ke lengan ba"ah, tungkai ba"ah, dan "a+ah. /amun sesekali
bisa didapatkan pada daerah tertentu seperti leher, sela paha, atau aksila. Pada daerah ini lesi
berupa ber-ak dengan bentuk sirsinata yang bergabung dengan tepi yang tidak rata sehingga
sangat mirip dengan inea -orporis. !atal ringansedang dapat dirasakan penderita, biasanya
saat timbul ge+ala.4 !atal merupakan hal yang biasa dikeluhkan dan gatalnya bisa men+adi
parah pada 3%D pasien. !atal akan lebih dirasakan saat kulit dalam keadaan basah,
berkeringat, atau akibat dari pakaian yang ketat. Akan tetapi, 3%D penderitanya tidak
merasakan gatal.' Relaps dan rekurensi +arang sekali ditemukan. kskoriasi +arang
ditemukan.4 *ek dari terapi yang berlebih atau adanya dermatitis kontak, umum ditemukan.
erkadang pitiriasis rosea bisa mun-ul dalam bentuk distribusi yang tidak khas, dan
penegakan diagnosanya tergantung dari mani*estasi klinis yang ada dan lesi utama berupa
Herald patch% Predileksi tempat yang atipikal men-akup telapak kaki, "a+ah, s-alp, dan
genitalia. ebagai tambahan, multipel Herald patch ditemukan pada %,%D kasus. Gang lebih
tidak umum lagi, +enisnya sendiri tidak khas, -ontohnya ruam kulit bisa dikelilingi oleh
:esikel:esikel.
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea 13 | P a g e
http://www.mayoclinic.com/health/medical/IM00515http://www.mayoclinic.com/health/medical/IM00515
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
14/23
3.% esi kulit banyak terdapat di "a+ah dan distal ekstremitas, daerah *leksor
seperti aksila dan sela paha, hanya sedikit yang terdapat di tubuh.
o
2mumnya ter+adi pada anakanak.
'
am/ar . Pitiriasis R&sea In8ersa!http(//www.aap.org/ap/24/11/p,+.ht"l#
3. Pitiriasis rosea unilateralis
o >esinya tidak mele"ati garis median tubuh.'
am/ar $. Pitiriasis R&sea Uni)atera)is!http(//www.ijdl.&o"/arti&les/23/*-/1/i"ages/ijdl23*-1425,231.jpg#
4. Pitiriasis rosea giganta
o )itemukan papulpapul atau plak yang besar.'
'. Pitiriasis -ir-inata et marginata o* ;idal
o ila plakplak yang besar bergabung men+adi satu.'
%. Pitiriasis rosea irritata
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea 14 | P a g e
http://www.aafp.org/afp/2004/0101/p87.htmlhttp://www.ijdvl.com/articles/2003/69/1/images/ijdvl_2003_69_1_42_5823_1.jpghttp://www.aafp.org/afp/2004/0101/p87.htmlhttp://www.ijdvl.com/articles/2003/69/1/images/ijdvl_2003_69_1_42_5823_1.jpg
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
15/23
o ;arian dengan lesi berupa makula dengan predileksi tempat yang tidak khas
#pergelangan tangan dan kaki$, yang makin lama mengalami perubahan
dermatologi akibat iritasi berat atau keringat yang berlebih.
o )apat menyerupai psoriasis gutata.'
6. Papular pitiriasis rosea
o 2mum ditemukan pada anak usia diba"ah % tahun (toddler)%4,'
o erutama pada anak berkulit gelap keturunan A*rika dan "anita hamil.4,',9
o Warna makula bisa terlihat lebih gelap dibanding kulit sekitarnya.'
o Predileksi tempatnya sama seperti bentuk umumnya atau dapat +uga pada
daerah lipatan.4
am/ar %. Pa!)ar Pitiriasis R&sea!http(//i"ages.suite11.&o"/+-+*+&o"papularpi.jpg#
7. ;esi-ular pitiriasis rosea
o >ebih sering ditemukan pada anakanak dan de"asa muda.
o 0enyerupai in*eksi :arisela.'
am/ar '.
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
16/23
8. Purpuri- pitiriasis rosea
o =anya ada 1 kasus yang dilaporkan, anakanak dan de"asa sama banyak.
o e-ara histopatologi terdapat perbedaan pada ekstra:asasi eritrosit ke stratum
papilare dermis tanpa adanya bukti :askulitis.'
o
0ani*estasi klinisnya berupa pete-hie, dan ekimosis sepan+ang $anger line pada leher, tubuh dan ekstremitas proksimal.4
o >esinya mungkin dengan skuama yang lebih sedikit atau didominasi oleh
pustule atau purpura.
o 5enderung meninggalkan tanda hipo atau hiperpigmentasi postin*lamasi
setelah sembuh, terutama pada orangorang yang memiliki banyak pigmen.'
am/ar (. P!r!ri4 Pitiriasis R&sea!http(//www.s&ielo.br/i"g/reistas/abd/+,n2/133*-1.jpg#
9. 2rti-arial pitiriasis rosea
o ;arian yang +arang ditemukan.
o 0enyerupai urtikaria akut.'
3.' LABORA+ORIU-
Pitiriasis rosea merupakan diagnosa klinis. idak ada tes laboratorium yang
membantu dalam membuat diagnosa. =asil biopsi lesi kulit yang dilakukan hanya
menampakkan ter+adinya in*lamasi nonspesi*ik. =arus diingat bah"a si*ilis sekunder +uga
termasuk dalam erupsi papuloeritroskuamosa dan dapat sulit dibedakan dari pitiriasis rosea
+ika hanya berdasarkan penemuan klinis.6 Cleh karena itu, menanyakan ri"ayat hubungan
seksual penting +ika diagnosa pitiriasis rosea masih diragukan. Pada pasien dengan ri"ayat
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea 1* | P a g e
http://www.scielo.br/img/revistas/abd/v78n2/13369f1.jpghttp://www.scielo.br/img/revistas/abd/v78n2/13369f1.jpg
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
17/23
adanya penyakit hubungan seksual atau beker+a sebagai P yang membuat mereka
termasuk dalam *aktor risiko, pemeriksaan serologis untuk si*ilis perlu untuk dilakukan.6,1
3.( DIANOSA
)iagnosa pitiriasis rosea ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan *isik.
Anamnesa harus bisa memberikan in*ormasi yang berkenaan dengan mun-ulnya erupsi kulit
pertama kali dan pengobatan apa sa+a yang sudah dilakukan oleh pasien. In*ormasi mengenai
ge+ala prodormal atau in*eksi traktus respiratorius bagian atas harus bisa didiapatkan. Pada
pemeriksaan *isik harus didapatkan adanya erupsi kulit berupa papiloeritroskuamosa. Pada
pemeriksaan klinis minimal terdapat dua lesi dari tiga kriteria di ba"ah ini(
• 0akula berbentuk o:al atau sirkuler.
• kuama menutupi hampir semua lesi.
• erdapatnya koleret pada tepi lesi dengan bagian tengah yang lebih tenang.
i*ilis stadium II ge+alanya menyerupai pitiriasis rosea, harus dipikirkan kemungkinan
si*ilis stadium II +ika pasien masih akti* berhubungan seksual dan tidak didapatkannya
gambaran yang khas dari pitiriasis rosea. 2ntuk membedakannya perlu dilakukan
pemeriksaan serologis terhadap si*ilis, biopsi kulit +uga mungkin berman*aat. :aluasi yang
tepat meliputi u+i *loresen antibodi langsung dari eksudat lesi, u+i ;)R>, atau dengan
pemeriksaan mikroskop lapangan gelap.'
3.* DIANOSA BANDIN
)iagnosa banding dari pitiriasis rosea men-akup(
1. i*ilis stadium II #yang paling penting$
i*ilis stadium II dapat menyerupai pitiriasis rosea, namun biasanya pada si*ilis
sekunder lesi +uga terdapat di telapak tangan, telapak kaki, membran mukosa,
mulut, serta adanya kondiloma lata atau alopesia. idak ada keluhan gatal #99D$.
Ada ri"ayat lesi pada alat genital. es serologis terhadap si*ilis perlu dilakukan
terutama +ika gambarannya tidak khas dan tidak ditemukan Herald patch.'
3. Psoriasis gutata
elainan kulit yang terdiri atas ber-akber-ak eritem yang meninggi #plak$ dengan
skuama diatasnya. ritem sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium
penyembuhan sering eritem yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di
pinggir. kuama berlapislapis, kasar dan ber"arna putih seperti mika, serta
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea 1+ | P a g e
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
18/23
transparan. esar kelainan ber:ariasi, +ika seluruhnya atau sebagian besar
lentikuler disebut sebagai psoriasis gutata. 2mumnya setelah in*eksi
*treptococcus di saluran napas bagian atas sehabis in*luenFa atau morbili,
terutama pada anak dan de"asa muda.11
4. >i-hen planus4
)apat menyerupai pitiriasis rosea papular.4 >esinya memiliki lebih banyak papul
dan ber"arna :iolet
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
19/23
sedikit yang ditemukan adanya Herald patch, umumnya sering didapatkan adanya
lesi pada mulut berupa hiperpigmentasi postin*lamasi. ebagai tambahan, erupsi
kulit mirip pitiriasis rosea karena obat yang berlangsung lama dikatakan ada
hubungannya dengan AI).'
3.1= KO-PLIKASI
!atal yang hebat bisa sa+a ter+adi dan mengarah pada pembentukan eksema dan
in*eksi sekunder akibat garukan.4
3.11 PENA+ALAKSANAAN
ebanyakan pasien tidak memerlukan pengobatan karena si*atnya yang
asimptomatik.4 Penatalaksanaan pada pasien yang datang berobat pertama kali(
a. enangkan pasien bah"a ia tidak memiliki penyakit sistemik dalam tubuhnya,
penyakit ini tidak menular, dan biasanya tidak akan berulang kembali.
b. !olloidal bath
1 bungkus bubur gandum A:eeno dituangkan ke dalam bak mandi atau ember besar
yang berisi 68 in-i air yang hangatnya suamsuam kuku. Pasien diminta untuk mandi
selama 11% menit setiap harinya. =indari sabun dan air panas sebisanya untuk
mengurangi rasa gatal yang ada.
-. >otion ko-ok putih nonalkohol atau 5alamine lotion digunakan 3 kali sehari pada
lesi kulit.
d. Antihistamin +ika ada keluhan gatal.
e. erapi 2; dapat diberikan pada kasus dengan peningkatan suberitem, sebanyak 13
kali seminggu. !e+ala klinis yang berat akan berkurang namun tidak akan
berpengaruh terhadap rasa gatal dan lamanya sakit.
un+ungan berikutnya(
a. ika kulitnya men+adi terlalu kering karena !olloidal bath dari lotionnya, hentikan
pemakaian lotion atau diganti dengan krim atau salep hidrokortison 1D, gunakan 3
kali sehari pada daerah yang kering.
b. eruskan *ototerapi.
ika disertai dengan gatal hebat(
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea 1- | P a g e
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
20/23
a. elain obatobat di atas diberikan pula prednison % mg. )iberikan ' kali 1 tablet
selama 4 hari, kemudian 4 kali 1 tablet selama ' hari, kemudian 3 tablet setiap pagi
selama 13 minggu, sampai gatalnya menghilang.
b. ritromisin 3% mg, diberikan 3 kali sehari selama 3 minggu, telah di-oba oleh
beberapa penulis.
)ari suatu penelitian diketahui eritromisin dosis 3% mg yang diberikan ' kali sehari pada
orang de"asa dan dosis 3%' mg
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
21/23
• Pasien biasanya kha"atir akan berapa lama ber-ak di kulitnya akan hilang dan apakah
penyakitnya bersi*at menular. 0ereka harus ditenangkan hatinya dengan meyakinkan
bah"a pitiriasis rosea akan sembuh dengan sendirinya dan tidak bersi*at menular.
• Pasien sebaiknya diminta untuk datang kembali apabila ruam masih tetap ada setelah
4 bulan lebih dari ree:aluasi dan akan bi+aksana +ika dipikirkan adanya diagnosa lain.
3.12 PRONOSA
Pitiriasis rosea merupakan penyakit akut yang bersi*at sel+ limiting illnes yang akan
menghilang dalam "aktu kurang lebih 6 minggu. /amun pada beberapa kasus dapat +uga
bertahan hingga 4% bulan.', )apat sembuh tanpa meninggalkan bekas. Relaps dan rekuren
+arang ditemukan.4
BAB I<
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea 21 | P a g e
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
22/23
RESU-E
Pitiriasis Rosea adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya yang
dimulai dengan sebuah lesi primer yang dikarakteristikkan dengan gambaran herald patch
berbentuk eritema dan skuama halus yang kemudian diikuti dengan lesi sekunder yang
mempunyai gambaran khas.3
Penyakit ini lebih banyak ter+adi pada anakanak dan usia de"asa muda dengan rentang
usia antara 1%' tahun. %D kasus mengenai usia di ba"ah 3 tahun. arang ter+adi pada
bayi dan orang lan+ut usia.3
iasanya Pitiriasis Rosea didahului dengan ge+ala prodromal # lemas, mual, tidak na*su
akan, demam, nyeri sendi, pembesaran kelen+ar lim*e $. etelah itu mun-ul gatal dan lesi
dikulit. anyak penyakit yang memberikan gambaran seperti Pitiriasis Rosea seperti
dermatitis numularis, si*ilis sekunder, dan sebagainya.
Pitiriasis alba merupakan suatu penyakit kulit yang asimptomatik dengan -iri khas
berupa lesi kulit yang hipopigmentasi, penebalan, dan skuama dengan batas yang kurang
tegas. ondisi seperti ini biasanya terletak pada daerah "a+ah, lengan atas bagian lateral, dan
paha. ika terkena pada anakanak biasanya lesinya menghilang setelah de"asa. Pitiriasis
alba umumnya ditemukan pada anakanak dan de"asa muda dan sering didapatkan pada
"a+ah, leher, dan bahu. >esi men+adi +elas pada saat setelah musim panas dimana hanya pada
bagian lesi, kulit tidak men+adi gelap. 2kuran lesinya ber:ariasi namun biasanya ratarata
berdiameter 3 & '-m.
Pada kasus ini, didapatkan /n. 0A, 13 tahun, datang dengan keluhan se+ak kisaran 4
minggu yang lalu, pasien mengeluh terdapat ber-ak merah disertai gatal di punggung. er-ak
dia"ali oleh ber-ak kemerahan, gatal yang berukuran 4 3 -m, berbentuk o:al dengan "arna
merah di pinggir lebih tua dari "arna di tengah. arena mengeluh gatal maka pasien +uga
menggaruknya pada saat malam hari.
isaran 3 minggu yang lalu, ber-ak kemerahan bertambah pada daerah sekiar nya
namun berukuran ke-il. Pasien mengatakan sempat memberikan salep pada ber-ak
kemerahan tersebut, namun tidak ada perubahan.
)iagnosis pasien ini adalah pitiriasis rosea dan pitiriasis alba berdasarkan anamnesis
dan status dermatologis.
DAF+AR PUS+AKA
Laporan Kasus Pitiriasis Rosea 22 | P a g e
8/19/2019 Lapkas 1 Pitiriais Rosea
23/23
.
1. )+uanda, A. Pitiriasis rosea. )alam ( )+uanda A, =amFah 0, Aisah , editor. Ilmu
Penyakit ulit dan elamin. E2I. akarta, 311, edisi ke6.
3. >i-henstein, A. Pityriasis Rosea. )iunduh dari """.medi-ine.-om
4. lau:elt, Andre". Pityriasis Rosea In( )ermatology in !eneral 0edi-ine EitFptri-kHs.
he 0-!ra"=ill 5ompsnies, I-n. 38 46336.
4. terling, .5, ,iral -n+ections. In ( RookHs tetbook o* )dermatology . 7th ed. 3'.
3%. 7983.
L K Piti i i R 23 | P
http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/