50
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN 103 Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

  • Upload
    lykhanh

  • View
    240

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN PENELITIAN

103

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi/siang Bapak/Ibu/saudara/i, perkenalkan saya Yulis Hati

Mahasiswa dari Program Studi S2 Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara yang akan melakukan penelitian yang berjudul

“Efektifitas edukasi diabetes terpade terhadap efikasi diri pada pasien DM Tipe

2”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas edukasi diabetes terpadu

terhadap efikasi diri pada pasien DM Tipe 2.

Ibu/Bapak/Saudara yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini akan

diharapkan mengisi kuesioner dan menjawab pertanyaan yang telah disediakan.

Kami menjamin bahwa penelitian ini tidak berdampak negatif atau merugikan

pasien. Bila selama penelitian ini, Bapak/Ibu/Saudara/I merasakan

ketidaknyamanan, maka Bapak/Ibu/Saudara berhak untuk berhenti dari penelitian.

Kami akan berusaha menjaga hak-hak Bapak/Ibu/Saudara sebagai responden dari

kerahasiaan selama penelitian berlangsung, dan peneliti menghargai keinginan

responden untuk tidak meneruskan dalam penelitian, kapan saja saat penelitian

berlangsung. Hasil penelitian ini kelak akan dimanfaatkan sebagai masukan bagi

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien DM tipe 2.

Setelah Bapak/ibu/Saudara/I mengisi kuesioner ini, beberapa diantara

Bapak/Ibu/Saudara/I akan saya pilih untuk mengikuti edukasi/penyuluhan yang

akan dilakukan selama 6 hari. Saya sangat meminta kesedian Bapak/Ibu/Saudara/I

untuk program tersebut. Dan pada hari ke 6 saya kembali akan memberikan

kuesioner untuk mengisi kuesiner kembali.

Dengan penjelasan ini, kami sangat mengharapkan partisipasi dari

Bapak/Ibu/Saudara. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam

penelitian ini, kami ucapkan terima kasih.

Peneliti

(Yulis Hati)

104

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Judul penelitian : Efektifitas Edukasi DM Terpadu Terhadap Efikasi Diri

Pasien DM Tipe 2

Peneliti : Yulis Hati

NPM : 127046037

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh peneliti tentang

penelitian yang akan dilaksanakan sesuai judul tersebut diatas, saya mengetahui

bahwa tujuan penelitian ini adalah umtuk mengetahui Efektifitas Edukasi DM

Terpadu Terhadap Efikasi Diri Pasien DM Tipe 2. Saya memahami bahwa

keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besat manfaatnya bagi peningkatan

kualitas pelayanan keperawatan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan.

Saya memahami bahwa resiko yang akan terjadi sangat kecil dan saya

berhak untuk menghentikan keikutsertaan saya dalam penelitian ini tanpa

mengurangi hak-hak saya mendapatkan peleyanan perawatan di rumah sakit ini.

Saya juga mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dijamin

kerahasiaannya, semua berkas yang mencantumkan identitas subjek penelitian

hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak

digunakan akan dimusnahkan serta hanya peneliti yang tahu kerahasiaan data

tersebut.

Selanjutnya secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun,

dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Medan, Juli 2014

Responden Peneliti

(………………………...) (Yulis Hati)

105

Universitas Sumatera Utara

KUESIONER PENELITIAN

Efektifitas Diabetes Self-Management Education (DSME) Terhadap Efikasi Diri

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Petunjuk:

1. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu karakteristik responden, kuesioner

tentang dan kuesioner tentang efikasi diri

2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner tersebut sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya, beri tanda silang (x) pada jawaban yang

tersedia

3. Silakan mengisi pada tempat yang sesuai, khusus untuk pertanyaan pilihan

harap diisi dengan cara member tanda silang (x) pada jawaban yang tersedia

A. Karakteristik Responden

No.Responden :

Inisial responden :

1. Umur :……………tahun

2. Jenis kelamin :

1. Laki-laki

2. Perempuan

3. Tingkat pendidikan :

1. Tidak sekolah

2. SD

3. SMP

4. SMA

5. PT

4. Pekerjaan :

1. Tidak bekerja

2. PNS/POLRI/TNI

3. Petani/pedagang/buruh

4. LAIN-LAIN,sebutkan……

5. Penghasilan perbulan : Rp………………………

6. Status pernikahan :

1. Menikah

2. Tidak Menikah

3. Janda/duda

7. Lama menderita DM : ………………….tahun……..bulan

106

Universitas Sumatera Utara

B. Kuesioner Efikasi Diri

Petunjuk pengisisan:

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai kondisi

Bapak/Ibu/Saudara/i

a. Tidak Mampu (TM) : apabila anda merasa atau TIDAK MAMPU

melakukan sesuai pernyataan tersebut

b. Kadang Mampu/ (KM) : apabila anda merasa KADANG MAMPU atau

Kadang tidak mampu KADANG TIDAK MAMPU melakukan sesuai

pernyataan tersebut

c. Mampu (M) : apabila anda merasa MAMPU MELAKUKAN sesuai

pernyataan tersebut

No Pertanyaan TM KM M

1 Saya mampu memeriksa gula darah saya sendiri jika

perlu

2 Saya mampu memperbaiki gula darah saya saat gula

darah saya terlalu tinggi

3 Saya mampu memperbaiki gula darah saya ketika

tingkat gula darah terlalu rendah

4 Saya mampu memilih makanan yang tepat

5 Saya mampu menjaga berat badan saya tetap

terkontrol

6 Saya mampu memeriksa kaki saya ketika ada luka

7 Saya mampu mengatur pola makan ketika sakit

8 Saya mampu mengikuti aturan makan yang sehat

setiap waktu

9 Saya mampu berolah raga jika dokter menyarankan

10 Ketika saya berolah raga, saya mampu menyesuaikan

makan saya

11 Saya mampu menjaga pola makan yag sehat ketika

jauh dari rumah

12 Saya mampu mengikuti pola makan yang sehat ketika

saya makan di luar atau disebuah pesta

13 Saya mampu mengangatur pola makan saya ketika

saya merasa stress atau cemas

14 Saya dapat meminum obat yang diresepkan secara

teratur

15 Saya mempu menyesuaikan pengobatan jika saya

sakit

107

Universitas Sumatera Utara

CATATAN AKTIVITAS HARIAN RESPONDEN

No Aktivitas Hari

1 2 3 4 5 6 7

Pemeriksaan Kadar Gula Darah

1 Memeriksa Kadar Gula darah sendiri

2 Pergi ke petugas kesehatan untuk

mengukur kadar gula darah

Diet

3 Sarapan

4 Makan 3 x sehari

5 Makan Buah

6 Makan makanan tinggi lemak

Aktivitas Fisik

7 Olah raga selama 30 menit

8 Aktivitas fisik diluar rumah (bekerja)

Perawatan Kaki

9 Memeriksa kaki

10 Memeriksa sepatu, sandal sebelum

digunakan

11 Mencuci kaki

12 Merendam kaki

13 Mengeringkan kaki setelah dicuci

Terapi Obat

14 Minum obat sesuai aturan

Petunjuk Pengisian:

1. Tabel diisi setiap hari selama 7 hari

2. Jika aktivitas diatas dilakukan maka beri tanda (√)

3. Jika aktivitas diatas tidak dilakukan maka beri tanda (x)

108

Universitas Sumatera Utara

PANDUAN WAWANCARA

1. Apakah edukasi ini bermanfaat bagi Bapak/Ibu?

Ya Tidak

Alasan:…………………………………………………………………..

2. Apakah dengan edukasi ini, bapak/ibu sudah dapat mengontrol kadar glukosa

darah?

Ya Tidak

Jika Ya/Tidak, Bagaimana cara Bapak/ibu Mengontrol KGD?................

3. Apakah dengan edukasi ini, Bapak/Ibu sudah dapat mengatur diet setiap hari?

Ya Tidak

Jika Ya/Tidak, Bagaimana cara Bapak/ibu Mengatur Diet?................

4. Apakah dengan edukasi ini, Bapak/Ibu sudah dapat melakukan aktifitas

fisik/olah raga yang sesuai dengan kondisi saat ini?

Ya Tidak

Jika Ya/Tidak, Bagaimana cara Bapak/ibu melakukan aktivitas fisik/olah raga

selama ini?................

5. Apakah dengan edukasi ini, Bapak/Ibu sudah dapat mengelola stress jika

sedang frustasi mengenai kondisi penyakit saat ini?

Ya Tidak

Jika Ya/Tidak, Bagaimana cara Bapak/ibu mengelola stress jika sedang

frustasi dengan kondisi yang ibu hadapi?................

109

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR OBSERVASI (1 SESI EDUKASI/KELOMPOK)

NO OBSERVASI RESPONDEN

KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Hadir sesuai kontrak yang disepakati

2 Mengikuti edukasi sampai selesai

2 Aktif mendengarkan edukasi

3 Aktif bertanya

4 Mau mendemonstrasikan tindakan (senam

DM, perawatan kaki)

5 Memberikan perhatian penuh ketika

edukasi berlangsung

6 Menjawab ketika ditanya pendapat

Petunjuk Pengisian:

1. Diisi oleh peneliti

2. Jika responden melakukan aktivitas diatas dilakukan maka beri tanda (√)

3. Jika responden melakukan aktivitas diatas tidak dilakukan maka beri tanda (x)

110

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

MATERI EDUKASI I

GAMBARAN DIABETES MELLITUS

1. Definisi DM

Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala

yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar

glukosa (gula) darah akibat kekurangan insulin.

2. Patofisiologi DM

Pankreas (kelenjar ludah perut) adalah kelenjar penghasil insulin yang

terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang

berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau langerhans

yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin yang sangat berperan

dalam mengatur kadar gula darah.

Pada keadaan DM tipe 2, jumlah insulin bisa saja normal, bahkan lebih

banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap insulin) di permukaan sel bisa

kurang. Reseptor insulin dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk

kedalam sel. Pada keadaan DM tipe 2, jumlah lubang kuncinya kurang,

sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang

kuncinya (reseptornya) kurang, maka glukosa yang masuk kedalam sel

sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa) dan kadar glukosa

dalam darah meningkat.

3. Penyebab DM

Faktor bibit merupakan faktor penyebab utama timbulnya penyakit DM di

samping penyebab lain seperti infeksi, kehamilan dan obat-obatan. Tetapi

meskipun demikian, pada orang dengan bibit diabetes, belum menjamin

timbulnya penyakit diabetes. Masih mungkin bibit ini tidak menampakkan

secara nyata sampai akhir hayatnya.

111

Universitas Sumatera Utara

Beberapa faktor pencetus yang dapat memperburuk diabetes dan sering juga

merupakan faktor pencetus DM adalah: kurang gerak, makan berlebihan,

kehamilan, kurang produksi horon insulin, penyakit hormon.

4. Tanda dan Gejala DM

a. Keluhan klasik

1) Penurunan berat badan dan merasa lemah

Penurunan berat badan yang berlangsung dalam waktu yang relatif

singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah hebat menyebabkan

penurunan aktivitas. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak masuk

ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan

tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari

cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya pendrita kehilangan

jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.

2) Banyak kencing

Karena sifatnya, kadar gula darah yang tinggi akan menyebabkan banyak

kencing. Kencing yang sering dan jumlahnya banyak akan sangat

mengganggu penderita, terutama pada waktu malam hari

3) Banyak minum

Rasa haus amat sering dialami oleh pasien karena banyaknya cairan yang

keluar dari kencing. Keadaan ini justru sering disalah artikan. Dikira

sebab rasa haus ini adaah udara yang panas atau beban kerja yang berat.

Untuk menghilangkan rasa haus itu pasien minum banyak.

4) Banyak makan

Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisme menjadi

glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, pasien selalu

merasa lapar

b. Keluhan Lain

1) Gangguan saraf tepi/kesemutan

112

Universitas Sumatera Utara

Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di

waktu malam, sehingga sulit tidur

2) Gangguan penglihatan

Pada fase awal penyakit DM sering terjadi gangguan penglihatan yang

mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar ia

tetap dapat melihat dengan baik

3) Gatal/bisul

Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau

daerah lipatan kulit seperti ketiak dan dibawah payudara. Sering pula

dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini

dapat timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau

tertusuk peniti.

4) Gangguan ereksi

Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak

secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan

budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah seks,

apalagi meyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang

5) Keputihan

Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluha yang sering

ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang

dirasakan

5. Diagnosis

Apabila ditemukan gejala-gejala dan tanda-tanda seperti diatas, sebaiknya

anda pergi kedokter untuk berkonsultasi. Diagnosis DM hanya bisa ditegakkan

setelah terbukti dengan pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan dengan air

seni sering kurang dapat dipercaya karena beberapa keadaan dapat menyebabkan

ketidak akuratan.

6. Komplikasi

113

Universitas Sumatera Utara

Komplikasi yang dapat menyerang pasien DM yaitu:

a. Jantung diabetes

b. Ginjal diabetes

c. Mata diabetes

d. Saraf diabetes

e. Kaki diabetes

7. Pengobatan

Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan

kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Kadar gula darah yang benar-benar

normal sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang normal,

maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang

adalah semakin berkurang.

1. Obat Anti Diabetes (OAD)/Obat Hiperglikemik oral (OHO)

Tiap OAD memiliki susunan kimia yang berbeda dan cara menurunkan

glukosa yang berlainan. Ada yang erangsang pankreasuntuk memproduksi insulin

lebih banyak, yang lain bekerja mengurangi resistensi terhadap insulin, sedangkan

yang lainnya menghambat penyerapan karbohidrat dari usus.

a. Sulfonyurea

b. Biguanides

c. Alpha-Glucosidase Inhibitors

d. Meglitindes

Indikasi pemakaian OHO:

Pasien DM sudah umur 40 tahun

menderita DM kurang dari 5 tahun

memerlukan insulin dengan dosis kurang dari 40 unit sehari

DM tipe 2, berat normal atau lebih

8. Pencegahan

114

Universitas Sumatera Utara

Pencegahan pada DM sangat penting mengingat sifat penyakitnya yang

menahun dan dapat menimbulkan komplikasi juga biaya perawatan yang

sangat mahal.

Masyarakat perlu dilibatkan dalam program pencegahan dan pengelolaan

penyakit diabetes ini. Dengan pengetahuan yang memadai, masyarakat

dilibatkan dalam program skrining kasus baru terutama kelompok resiko

tinggi untuk timbulnya penyakit DM, disebut pencegahan primer. Sementara

itu kelompok mesyarakat yang telah menjadi pasien DM, dapat diajak

melakukan pencegahan mandiri terhadap kemungkinan timbulnya

komplikasi, disebut pencegahan sekunder atau mencegah berlanjutnya

komplikasi menjadi lebih buruk atau fatal, disebut pencegahan tersier.

Dengan program pencegahan pada tingkat manapun, akan sangat membantu

menyandang DM dan keluarga serta masyarakat secara keseluruhan.

115

Universitas Sumatera Utara

MATERI EDUKASI II

DIET DIABETES MELLITUS

Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hamper sama dengan

anjuran makan untuk masyarakat umumyaitu makanan yang seimbang dan sesuai

dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penyandang

diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan,

jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat

penurun glukosa darah atau insulin. Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri

dari:

1. Karbohidrat

a. Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi.

b. Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan

c. Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi.

d. Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes dapat

makan sama dengan makanan keluarga yang lain

e. Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.

f. Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak

melebihi batas aman konsumsi harian (Accepted-Daily Intake)

g. Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat

dalam sehari. Kalau diperlukan dapat diberikan makanan selingan buah

atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.as,

jangung gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan ie. Minyak,

margarine dan santan mengandung lemak yang juga menghasilkan

energy.

h. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari

i. Contoh zat tenaga: ber

2. Lemak

116

Universitas Sumatera Utara

a. Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori. Tidak

diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.

b. Lemak jenuh < 7 % kebutuhan kalori

c. Lemak tidak jenuh ganda < 10 %, selebihnya dari lemak tidak jenuh

tunggal.

d. Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung

lemak jenuh dan lemak trans antara lain: daging berlemak dan susu

penuh (whole milk).

e. Anjuran konsumsi kolesterol <200 mg/hari.

3. Protein

a. Dibutuhkan sebesar 10 – 20% total asupan energi.

b. Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi,dll),

daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,

kacang-kacangan, tahu, dan tempe.

c. Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi

0,8 g/KgBB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65%

hendaknya bernilai biologik tinggi.

4. Natrium

a. Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes sama dengan

anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau

sama dengan 6-7 gram (1 sendok teh) garam dapur.

b. Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400 mg.

c. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan

pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.

5. Serat

a. Seperti halnya masyarakat umum penyandang diabetes dianjurkan

mengonsumsi cukup serat dari kacang-kacangan, buah, dan sayuran

117

Universitas Sumatera Utara

serta sumber karbohidrat yang tinggi serat, karena mengandung

vitamin, mineral, serat, dan bahan lain yang baik untuk kesehatan.

b. Anjuran konsumsi serat adalah ± 25 g/hari.

6. Pemanis alternatif

a. Pemanis dikelompokkan menjadi pemanis berkalori dan pemanis tak

berkalori. Termasuk pemanis berkalori adalah gula alkohol dan

fruktosa.

b. Gula alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol,sorbitol dan

xylitol.

c. Dalam penggunaannya, pemanis berkalori perlu diperhitungkan

kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.

d. Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang diabetes karena

efek samping pada lemak darah.

e. Pemanis tak berkaloriyang masih dapat digunakan antara lain aspartam,

sakarin, acesulfame potassium, sukralose, dan neotame.

f. Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman

(Accepted Daily Intake / ADI)

7. Kebutuhan kalori

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan

penyandang diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan

kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kgBB ideal, ditambah atau dikurangi

bergantung pada beberapa faktor seperti: jenis kelamin, umur, aktivitas, berat

badan, dll.

Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang

dimodifikasi adalah sbb:

Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg.

Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm,

rumus dimodifikasi menjadi :

118

Universitas Sumatera Utara

Berat badan ideal (BBI) = (TB dalam cm - 100) x 1 kg.

BB Normal : BB ideal ± 10 %

Kurus : < BBI - 10 %

Gemuk : > BBI + 10 %

Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh

(IMT).Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus: IMT = BB(kg)/

TB(m2)

Klasifikasi IMT*

BB Kurang < 18,5

BB Normal 18,5-22,9

BB Lebih ≥ 23,0

*WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific Perspective:RedefiningObesity

and its Treatment.

Dengan risiko 23,0-24,9

Obes I 25,0-29,9

Obes II > 30

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain :

Jenis Kelamin

Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria. Kebutuhan kalori

wanita sebesar 25 kal/kg BB dan untuk pria sebesar 30 kal/ kg BB.

119

Universitas Sumatera Utara

Umur. Untuk pasien usia di atas 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 5%

untuk dekade antara 40 dan 59 tahun, dikurangi 10% untuk dekade antara 60

dan 69 tahun dan dikurangi 20%, di atas usia 70 tahun.

Aktivitas Fisik atau Pekerjaan

a. Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas fisik.

b. Penambahan sejumlah 10% dari kebutuhan basal diberikan pada kedaaan

istirahat, 20% pada pasien dengan aktivitas ringan, 30% dengan aktivitas

sedang, dan 50% dengan aktivitas sangat berat.

Berat Badan

a. Bila kegemukan dikurangi sekitar 20-30% tergantung kepada tingkat

kegemukan

b. Bila kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan kebutuhan untuk

meningkatkan BB

c. Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling

sedikit 1000-1200 kkal perhari untuk wanita dan 1200-1600 kkal perhari

untuk pria.

d. Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut di atas

dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%), dan

sore (25%), serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%) di antaranya.

Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan

dilakukan sesuai dengan kebiasaan.

e. Untuk penyandang diabetes yang mengidap penyakit lain, pola

pengaturan makan isesuaikan dengan penyakit penyertanya.

Berapa banyak boleh makan gula?

Sedikit gula untuk bumbu diperbolehkan. Anjurkan konsumsi gula pada

penyandang diabetes seperti orang normal , tidak lebih dari 5% total kalori (2

sendok makan/hari). Bagi pasien DM yang memerlukan gula, dalam

penggunaannya kalori gula diperhitungkan sebagai bagian dari perencanaan

120

Universitas Sumatera Utara

makan. Satu sendok makan gula akan menggantikan 1 penukar buah (mis: 1 buah

pisang)

Pasien DM juga harus membiasakan sarapan pagi, karena pasien DM yang

menggunakan obat penurun KGD ataupun insulin tidak makan pagi mempunyai

resiko menurunya KGD yang membahayakan kesehatan.

121

Universitas Sumatera Utara

MATERI EDUKASI III

AKTIVITAS FISIK

Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali

seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam

pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar,

menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Latihan jasmani selain

untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki

sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan

jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan

kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya

disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif

sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah

mendapat komplikasi DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang

kurang gerak atau bermalas-malasan.

Prinsip latihan jasmani bagi pasien DM pada prinsipnya sama saja dengan prinsip

latihan jasmani pada umumnya, yaitu mengikuti: F, I, D, J yang dapat dirinci

sebagai berikut: (F) Frekuensi 3 – 5 kali perminggu dan teratur, (I) intensitas

122

Universitas Sumatera Utara

ringan dan sedang (60% - 70% maksimum dari nadi), (D) Durasi 30 – 60 menit

setiap melakukan latihan jasmani, dan (J) jenis latihan yang dianjurkan adalah

aerobic yang bertujuan untuk meningkatkan stamina seperti jalan, jogging,

berenang, senam dan bersepeda. Jenis latihan jasmani juga harus ditentukan

secara hati-hati agar tidak membahayakan bagi penyandang M. Patut diperhatikan

pula latihan jasmani yang dipilih adalah latihan jasmani yang disenangi atau

memungkinkan untuk dilakukan oleh penyandang DM.

Untuk menentukan intensitas latihan, terlebih dahulu ditentukan denyut nadi

maksimum (MHR) yaitu: 220 – umur , lalu ditentukan denyut nadi sasaranb

(THR: target heart rate), sebagai contoh: pada penyandang FM yang baru mulai

melakukan latihan jasmani (pemula) yang berusia 40 tahun diberikan intensitas

latihan sebesar 60%, berarti:

THR = 60% x (220 – 40) = 108

THR adalah denyut nadi yang harus dicapai pada saat seseorang melakukan olah

raga (training zone) dan durasi pencapaian ini diharapkan berlangsung selama

minimal 15 – 20 menit agar member hasil yang diinginkan.

Dengan demikian bila pasien DM ini melakukan latihan jasmani, intensitas jangan

melebihi 60% yaitu denyut nadi pada training zone= zone latihan tidak melebihi

108. Sebagai informasi denyut nadi orang dewasa berkisar 70 – 80 kali permenit.

Berat ringannya intensitas latihan ditentukan oleh antara lain tingkat kebugaran,

umur dan kondisi pasian DM. sebaiknya intensitas latihan dikoreksi setiap selang

waktu tertentu sesuai perkembangan kebugaran dan kondisi pasien DM

Pada waktu pasien DM melalukan latihan jasmani perlu mengikuti latihan jasmani

perlu mengikuti tahapan kegiatan yang telah baku digunakan dan dianjurkan oleh

para ahli olah raga, yaitu:

1) Pemanasan

123

Universitas Sumatera Utara

Tahap untuk mempersiapakan tubuh yang akan melakukan aktivitas dengan

melakukan latihan jasmani yang ringan sesuai dengan jenis latihan jasmani

yang akan dilakukan.

2) Latihan inti

Pada tahap ini yang terjadi sasaran adalah denyut nadi latihan mencapai THR

atau zona latihan agar latihan yang dilakukan member hasil yang diinginkan.

THR digunakan sebagai acuan berat ringannya latihan jasmani yang

dilakukan, bila terlalu ringan (< THR) latihan jasmani yang dilakukan tidak

akan mencapai sasaran dan bila berat (> THR) akan member akibat yang

tidak diinginkan.

3) Pendinginan

Hal ini perlu dilakukan setiap selesai melakukan latihan jasmani untuk

mencegah terjadinya penumpukan darah pada otot-otot yang aktif yang akan

menyebabkan pasien DM merasa pusing setelah melakukan latihan jasmani.

Cara pendinginan sangat bervariasi, dapat jalan pelan, lari-lari santai atau

bersepeda perlahan-lahan yang penting pasien DM tetap bergerak dengan

intensitas rendah.

4) Peregangan

Untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang, elastic

dan hangat. Aktivitas ini lebih penting/diutamakan bagi para paasien DM

yang usia lanjut. Banyak ahli menempatkan peregangan sebagai bagian dari

pendinginan

Sebelum melakukan olah raga, pasien DM:

Melakukan evaluasi medis

Diidentifikasi kemungkinan adanya masalah mikro dan makroangiopathy

yang akan bertambah buruk dengan olahraga

Informasi yang perlu disampaikan ke pasien

Cek gula darah sebelum olahraga, cek apakah butuh tambahan olahraga

124

Universitas Sumatera Utara

Hindari dehidrasi, makan snack sebelum mulai

Diperlukan teman selama berolahraga

Selalu membawa makanan sumber glukosa cepat: permen, jely

Gunakan alas kaki yang baik

Jangan olahraga jika merasa “tidak enak badan”

125

Universitas Sumatera Utara

MATERI EDUKASI IV

SENAM KAKI DIABETES DAN PERAWATAN KAKI DIABETES

A. SENAM KAKI DIABETES

Senam kaki diabetes adalah kegiatan atau latihan yang digunakan oleh

pasien DM untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan

peredaran darah bagian kaki. Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi

darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan

bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha dan juga

mengatasi keterbatasan pergerakan sendi

a. Indikasi dan kontraindikasi senam kaki DM

Indikasi dari senam kaki DM ini dapat diberikan kepada seluruh pasien

DM dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa

menderita DM sebagai tindakan pencegahan dini.

Kontraindikasi pada pasien yang mengalami perubahan fungsi fisiologis

seperti dipsnea atau nyeri dada. Orang yang depresi, khawatir atau cemas.

Keadaan-keadaan seperti ini perlu diperhatikan sebelum dilakukannya tindakan

senam kaki. Selain itu kaji keadaan umum dan keadaan pasien apakah layak untuk

dilakukakan senam kaki DM tersebut, cek tanda vital dan status pernafasan, kaji

status emosi pasien (suasana hati/mood, motivasi), serta perhatikan indikasi dan

kontraindikasi dalam pemberian tindakan senam kaki DM tersebut

b. Prosedur

Alat yang harus disiapkan adalah:

Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk), prosedur pelaksanaan

senam.

Kertas Koran

Persiapan pasien:

126

Universitas Sumatera Utara

Perhatikan lingkungan yang mendukung (nyaman)

Langkah-langkah pelaksanaan senam kaki

Mencuci tangan

Posisi pasien duduk tegak diatas kursi dengan kaki menyentuh lantai.

Dapat juga dilakukan dalam posisi berbaring dengan meluruskan kaki

Dengan meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah

kakidiluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke

bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali. Pada posisi

tidur, jaru-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu

dibengkokkan kembali ke bawah deperti cakar ayam

sebanyak 10 kali

Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat

telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki

diletakkan di lantai dengan tumit diangkat ke atas.

Dilakukan pada kaki kanan dan kiri secara bergantian dan

diulang sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, menggerakkan

jari dan tumit kaki secara bergantian antara kaki kanan

dan kaki kiri

Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki

diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan

pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

Pada posisi tidur, kaki lurus ke atas dan buat gerakan

memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki

sebanyak 10 kali

127

Universitas Sumatera Utara

Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Tumit di anagkat dan

buat gerakan memutar dengan pergerakan pada

pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur kaki

harus diangkat sedikit agar dapat melakukan gerakan

memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada

pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari

angka nol himgga 10 lakukan secara bergantian. Gerakan

ini sama untuk posisi tidur

Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat

kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah

lalu turunkan kembali ke lantai. Ulangi sebanyak 10 kali.

Letakkan sehelai Koran dilantai. Bentuk kertas itu

menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian,

buka bola itu menjadi lemb

aran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara

ini dilakukan hanyas ekali saja, lalu robek Koran menjadi

dua bagian, pisahkan kedua bagian Koran. Sebagian

Koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua

kaki. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut

dengan kedua kaki lalu letakkan sobekan kertas pada

bagian kertas yang utuk. Bungkus semuanya dengan

kedua ujung kaki menjadi bola.

128

Universitas Sumatera Utara

B. PERAWATAN KAKI

a. Masalah-masalah pada kaki pasien DM

1. Gangguan Pembuluh darah

Gangguan pembuluh darah pada pasien DM terjadi karena keadaan

hiperglikemia sehimgga pembuluh darah tidak berkontraksi dan relaksasi

berkurang. Gejala-gejala gangguan sirkulasi antara lain:

a) Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dengan melakukan kegiatan fisik

b) Jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat

c) Rasa nyeri pada waktu istirahat dan malam hari

d) Sakit pada telapak kaki setelah berjalan

e) Jika luka sukar sembuh

f) Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang

g) Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat dan kebiruan

2. Gangguan Persarafan (neuropati)

Kaki DM dengan neuropati akan mengalami gangguan sensori dan

motorik. Neuropati sensori ditandai dengan perasaan pada baal atau kebal

(parastesia), kurang berasa (hipestesia), teritama diujung-ujung kaki terhadap rasa

panas, dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki

Neuropati motorik ditandai dengan kelemahan system otot, otot mengecil,

mudah lelah, kram otot, deformitas kaki (charchot) dan ibu jari seperti palu

(hummer toe), sulit mengatur keseimbangn tubuh. Gangguan saraf otonomik pada

kaki ditandai dengan kulit menjadi kering, pecah-pecah dan tampak mengkilat

karena kelenjar keringat di bawah kulit berkurang.

3. Infeksi

Penurunan sirkulasi darah pada daerah kaki akan menghambat proses

penyembuhan luka, akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi.

Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja leukosit dalam mengatasi

infeksi, luka menjadi ulkus ganggren dan terjadi perluasan infeksi sampai ke

tulang (osteomielitis). Kaki yang mengalami ulkus ganggren luas sulit diatasi,

yang memerlukan tindakan amputasi.

129

Universitas Sumatera Utara

4. Kapalan, Mata Ikan dan Melepuh

Kapalan (Callus), mata ikan (corn atau kutilmulmul) merupakan

penebalan atau pengerasan kulit yang terjadi pada kaki diabetes, akibat dari

adanya neuropati dan penurunan sirkulasi dara dan juga eskan atau tekana yang

berulang-ulang pada daerah tertentu di kaki. Jika kejadian tersebut tidak diketahui

dan diobati dengan tepat, maka akan menimbulkan luka pada jaringan di

bawahnya, yang berlanjut dengan infeksi menjadi ulkus.

Kejadian kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh pemakaian

sepatu yang sempit, jika ha ini terjadi jangan mengobati sendiri. Kulit yang

mengalami iritasi seringkali disertai dengan infeksi (ulkus) dan terkadang tidak

dirasa akibat adanya neuropati, dan diketahui setelah adanya nanah, yang

merupakan tanda awal terjadinya ulkus.

5. Cantengan (kuku masuk ke dalam jaringan)

Cantengan merupakan kejadian luka infeksi pada jaringan sekitar kuku

yang sering disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah. Keadaan ini

disebabkan oleh perawatan kuku yang tidak tepat misalnya pemotongan kuku

yang salah (terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor.

Kuku merupakan sumber kuman dan mudah terinfeksi. Cantengan ditandai

dengan sakit pada jaringan sekitar kuku, merah dan bengkak dan keluar cairan

nanah, yang harus segera ditanggulangi.

6. Kulit Kaki Retak dan Luka Kena Kutu Air

Kerusakan saraf dapat menebabkan kulit sangat kering, bersisik, retak dan

pecah-pecah terutama pada sela-sela jari kaki. Kulit kaki yang pecah

memudahkan berkembangnya infeksi jamur (kutu air) yang dapat menjadi ulkus

ganggren

7. Kutil Pada telapak Kaki

Kutil disebabkan oleh virus dan sangat sulit dibersihkan. Biasanya terjadi

pada telapak kaki hamper mirip dengan callus, jangan diobati sendiri. Periksalah

ke dokter

130

Universitas Sumatera Utara

8. Radang Ibu Jari Kaki

Pemakaian sepatu terlalu sempit dapat menimbulkan luka pada jari-jari

kaki, kemudaian terjadi peradangan. Adanya neuropati dan peradangan yang lain

pada ibu jari kaki menyebabkan terjadinya perubahan bentuk ibu jari kaki seperti

martil (hummer toe). Kejadain ini dapat disebabkan adanya kelainan anatomic

yang dapat menimbulkan titik tekan abnormal pada kaki. Kadang-kadang

pembedahan diperlukan untuk mencegah komplikasi ke tulang.

b. Pemeriksaan Kaki sehari-hari

Periksa bagian punggung, telapak, sisi-sisi kaki dan sela-sela jari. Untuk

melihat telapak kaki, tekuk kaki menghadap ke muka (bila sulit gunakan cermin

untuk melihat bagian bawah kaki atau minta bantuan orang lain) untuk

memeriksa kaki.

1. Periksa apakah ada kulit retak atau melepuh

2. Periksa apakah ada luka dan tanda-tanda infeksi (bengkak, kemerahan,

hangat, nyeri, darah atau cairan lain yang keluar dari luka dan bau)

c. Perawatan Kaki sehari-hari

1. Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun

mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lembut atau batu apung.

Keringkan kaki dengan handauk lembut dan bersih termasuk sela-sela

jari kaki , terutama sela jari kaki ketiga –keempat dan keempat-kelima

2. Berikan pelembab/lotion (body Lotion) pada daerah kaki yang kering

agar kulit tidak menjadi retak. Tetapi jangan berikan pelembab pada sela-

sela jari kaki karena sela-sela akan menjadi lembab dan dapat

menimbulkan tumbuhnya jamur.

3. Gunting kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu

pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudia kikir agar kuku tidak

tajam. Bila penglihatan kurang baik, mintalah pertolongan orang lain

untuk memotong kuku atau mengikir kuku setiap dua hari sekali. Hindari

terjadi luka pada jaringan sekitar kuku. Bila kuku keras sulit untuk

131

Universitas Sumatera Utara

dipotong, rendam kaki dengan air hangat (37oC) selama sekitar

5 menit,

bersihkan dengan sikat kuku, sabun dan air bersih. Bersihkan kuku setiap

hari pada waktu mandi dan berikan krem pelembab pada kuku

4. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak

terjadi luka, juga di dalam rumah. Jangan gunakan sandal jepit karena

dapat menyebabkan lecet di sela jari pertama dan kedua.

5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik sesuai dengan ukuran dan enak di

pakai, dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari-jari. Pakailah

kaus/stoking yang pas dan bersih terbuat dari bahan yang mengandung

katun. Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetic:

a) Ukuran : sepatu lebih dalam

b) Panjang sepatu ½ inci atau lebih panjang dari jari-jari kaki

terpanjang saat berdiri (sesuai cetakan kaki)

c) Bentuk: ujung sepatu lebar (sesuai dengan jari-jari kaki)

d) Tinggi tumit sepatu <2 inci

e) Bagian dalam bawah sepatu tidak kasar dan licin, terbuat dari bahan

busa karet, pelatik dengan tebal 10 – 12 mm

f) Ruang dalam sepatu longgar, lebar sesuai dengan bentuk kaki

6. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam

seperti jarum dan duri. Lepas sepatu tiap 4 – 6 jam serta gerakkan

pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik terutama

pada pemakaian sepatu baru

7. Bila menggunakan sepatu baru, lepaskan sepatu tiap 2 jam kemudian

periksalah keadaan kaki

8. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa

apakah ada tanda-tanda radang

9. Segera ke dokter jika kaki mengalami luka

10. Periksa kaki secara rutin ke dokter

132

Universitas Sumatera Utara

Hal-hal yang harus dihindari:

1. Jangan merendam kakibterlalu lama

2. Jangan menggunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan

kaki

3. Jangan berjalan diatas aspal atau batu panas

4. Jangan gunakan silet untuk mengurangi kapalan (callus)

5. Jangan merokok

6. Jangan pakai sepatu dan kaos kaki sempit

7. Jangan menggunkan sepatu berhak tinggi dan atau ujung sepatu lancip

8. Jangan menyilangkan kaki terlalu lama

9. Jangan menggukan obat-obat tanpa anjuran dokter untuk menghhilangkan

mata ikan

10. Jangan menggunakan sikat atau pisau untuk kaki

11. Jangan membiarkan luka kecil di kaki, sekecil apapun luka itu.

133

Universitas Sumatera Utara

MATERI EDUKASI V

MANAJEMEN STRES

Ada lima cara dalam mengendalikan stres yang menyebabkan timbulnya penyakit,

yaitu:

a. Mencoba merasa optimis mengenai masa depan

Meskipun sedang mengalami suatu gangguan yang ada didalam diri,

seseorang harus tetap optimis dalam menatap masa depan dan meneruskan

kehidupanya dengan selalu berfikir positf melangkah kedalam hidup yang sehat.

b. Menggunakan dukungan sosial

Keluarga dan masyarakat sangat mempengaruhi kondisi seseorang

sehingga dukungan sosial sangat penting dalam menjalani suatu strategi

manajemen stres yang baik. Dengan adanya dukungan maka motivasi diri

terhadap seorang penderita untuk selalu bahagia akan bisa tercapai.

c. Menggunakan sumber spiritual

Keyakinan terhadap segala suatu yang diyakini bisa mengurangi tingkat

stres seseorang yaitu dengan melakukan kegiatan yang bersifat spiritual misalnya

saja mengikuti kegiatan ibadah, yoga, perana, maupun kegiatan lain yang bisa

merelaksasikan pikiran.

d. Mencoba tetap mengontrol situasi maupun perasaan

Dalam kondisi tertentu seseorang akan mudah marah dan terbawa emosi

sehingga dalam hal ini sangat penting dalam mengendalikan emosi maupun

perasaan

134

Universitas Sumatera Utara

e. Mencoba menerima kenyataan yang ada

Meskipun dalam kondisi sakit tetapi tidak akan menghalangi seseorang

untuk melanjutkan hidupnya, penerimaan kondisi diri terhadap penyakit harus

dilakukan secara sadar dan menerima kenyataan yang ada.

Segi emosional ini meliputi sikap menyangkal, obsesif, marah, dan takut.

Semuanya tampak negatif, tetapi sebenarnya tidak selalu demikian. Bersikap

emosional menghadapi penyakit serius memang wajar, dan pada beberapa

keadaan tertentu sikap ini bahkan dapat membantu atau bersifat protektif

1. Sikap Menyangkal

Banyak orang yang menyangkal sewaktu mengetahui dirinya menyandang

diabetes, dan tidak mau menerima kenyataan bahwa ia harus menjalani kehidupan

sebagai penyandang diabetes. Bahkan ada penyandang diabetes yang memerlukan

beberapa tahun sampai ia mau mengubah cara hidupnya. Mereka tidak mau tahu

bahwa banyaknya makanan dan kelebihan berat badan sangat berhubungan

dengan tingginya kadar glukosa darah, dan juga berhubungan dengan gejala-

gekala diabetes seperti mudah lelah, mudah infeksi dan lain-lain

Pasien yang tidak mau menerima kenyataan sebagai penyandang diabetes

sering bertindak seperti di atas dengan alasan yang sama. Cara mengatasi hal ini

adalah dengan mengubah rasa tidak berdaya tersebut menjadi rasa percaya diri.

Anda akan tahu bahwa sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk

mengatasi diabetes.

Bagaimana cara membangun rasa percaya diri? Ada 3 faktor penting :

1. Pengetahuan/pengertian mengenai diabetes yang anda alami.

2. Keterampilan/kemampuan mengenai diabetes dari hari ke hari.

3. Kemampuan untuk mengendalikan emosi anda.

Faktor ketiga yaitu aspek emosi. Ikutilah ilustrasi di bawah ini :

135

Universitas Sumatera Utara

Tn. Bambang diminta oleh dokternya untuk memulai program latihan jasmani.

Yang pertama dipikirkan oleh Tn. Bambang adalah : “huh…Hal yang sama lagi!

Seperti dokter-dokter lain ang menyuruh hal yang sama.” Sebenarnya Tn.

Bambang sudah mengetahui pentingnya latihan jasmani : memperbaiki kadar

glukosa darah dan kesegaran tubuh, serta mengurangi risiko penyakit jantung.

Tetapi ia merasa tua, 52 tahun dan tidak pernah berolah raga lagi sejak lulus

SMU. Jadi bagaimana cara memulainya?

Jika anda ingin memulai program latihan jasmani seperti yang dianjurkan

dokter, langkah pertama adalah memikirkan jenis latihan jasmani yang ingin anda

coba. Itu saja. Anda tidak perlu langsung melakukan latihan jasmani tapi hana

membuat daftar jenis latihan jasmani yang menarik minat anda, misalnya jalan

pagi, senam, dan lain-lain. Langkah kedua adalah melihat kapan anda punya

kesempatan untuk melakukan latihan jasmani, pertimbangkan jenis latihan

jasmani mana yang masih sempat anda lakukan. Langkah ketiga adalah membuat

jadual kegiatan latihan jasmani, dimana anda akan melakukannya (di rumah atau

di luar rumah), termasuk bersama siapa anda ingin melakukannya (misalnya

dengan istri, anak anda). Buatlah jadual yang realistis, sehingga anda yakin

sempat, mau dan mampu melakukannya, mulai menggerakkan otot untuk latihan

jasmani. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan program latiha jasmani yang

telah anda buat. Bila ternyata kemudian jadual yang telah anda pilih tidak

berjalan, anda dapat menggubah jadual tersebut sesuai dengan kesempatan dan

kemampuan anda. Bila anda berhasil melakukan semua hal di atas, akan

meningkatkan rasa percaya diri bahwa anda dapat melakukannya.

2. Obsesi

Obsesi adalah kebalikan dari sikap penyangkalan terhadap diabetes. Pasien

yang terobsesi biasanya sangat memperhatikan setiap hal mengenai diabetesnya.

Ia akan melakukan semua hal sesempurna mungkin, karena yakin bahwa dengan

demikian diabetesnya dapat dikendalikan dengan sempurna. Tetapi sayangnya

manajemen diabetes bukan suatu hal yang sempurna. Sifat selalu ingin sempurna

136

Universitas Sumatera Utara

mungkin tidak akan berlangsung lama, sedangkan pengendalian diabetes harus

berlangsung seumur hidup. Suatu ketika sikap obsesif ini mungkin akan

menyebabkan kelelahan dan kekecewaan, dan merasa bahwa diabetes telah

membatasi segala segi kehidupan.

Perhatikan ilustrasi berikut ini :

Anna adalah seorang pengusaha yang sukses, sampai suatu saat mengetahui

bahwa ia menderita diabetes. Sejak saat itu ia berusaha sekuat tenaga untuk

mengendalikan glukosa darahnya agar selalu dalam batas normal. Dia selalu

makan tepat waktu, dan melakukan segala hal persis dalam textbook. Dia

memeriksa sendiri kadar glukosa darahnya 6 kali sehari, dan ingin agar glukosa

darahnya selalu di bawah 120 mg/dl. Seperti layaknya banyak orang yang sangat

disiplin, Anna selalu melakukan segala hal sesempurna mungkin. Akhirnya ia

merasa kehidupannya dikuasai oleh diabetes. Diabetes telah mengurangi

kebebasannya. Ia merasa lelah dengan semua hal tersebut dan tidak dapat

mempertahankannya terus menerus. “Saya sangat sibuk bekerja setiap hari.

Sangat merepotkan untuk dapat mengerjakan semua pekerjaan dan pengendalian

diabetes sekaligus bersamaan. Persetan dengan segala hal tersebut, sudah sebaik

mungkin saya berusaha tetapi tidak berhasil”.

Akhirnya Anna sadar, kemudian mengubah sikapnya yang selalu ingin sempurna

dalam pengendalian diabetes. Ia bisa lebih santai dan tidak memboroskan banyak

tenaga untuk selalu terobsesi dengan diabetesnya. Selanjutnya ia melaksanakan

hal-hal yang realistis saja, yang penting diabetesnya tetap terkontrol dengan baik.

Dengan sikap ini kehidupannya lebih bahagia, tidak tertekan (stress) dan

pekerjaannya lebih sukses.

3. Marah

Keadaan emosional yang sering didapatkan pada penyandang diabetes

adalah marah. Mereka marah karena merasa hidupnya terganggu/tertekan. Mereka

merasa dicabut kebebasannya karena banyak “larangan” dan “keharusan”

137

Universitas Sumatera Utara

menyangkut kehidupannya sebagai penyandang diabetes. Mereka tak dapat lagi

makan makanan kesukaannya, harus minum obat secara teratur, lengannya harus

ditusuk jarum suntik secara rutin untuk pemeriksaan darah atau suntik insulin, dll.

Kemarahan ini sering dipicu oleh sikap lingkungannya yang tidak mendukung,

misalnya keluarga/teman bersikap seperti polisi yang selalu mengawasi

makanannya, latihan jasmaninya atau kadar glukosa darahnya. Ia merasa seperti

tahanan yang dikelilinngi oleh para penjaga, bukan sebagai orang yang disayangi.

Target kemarahannya sering diarahkan kepada dokter/tenaga kesehatan

lainnya. Dokter dianggapnya member perintah atau larangan yang sulit dilakukan,

dokter terlalu sibuk sehingga tidak punya waktu untuk mendengarkan segala

keluhannya, ahli gizi memberikan rancangan menu makanan yang tidak sesuai

dengan selera, dan lain-lain.

Sebenarnya rasa marah ini wajar saja, karena meeupakan respons emosi

yang normal pada penyandang diabetes. Misalnya anda marah karena dilarang

makan makanan yang lezat yang sangat anda sukai dan biasa anda makan sebelum

menyandang diabetes. Apakah anda akan terus marah-marah seumur hhidup?

Tentunya tidak. Yang penting adalah bagaimana anda mengendalikan emosi dan

mencari cara lain yang sesuai dengan keinginan anda sehingga dapat mengurangi

rasa marah. Bila dilarang makan jenis makanan tertentu, pilihlah jenis makanan

lainnya yang sesuai selera anda dan diperbolehkan. Setiap larangan/keharusan

pasti ada alternatif pilihan lainnya. Anda yang berhak memilih, bukan ditentukan

oleh orang lain.

4. Frustasi

Penyandang diabetes sering merasa frustasi karena setiap hari harus selalu

memikirkan diabetesnya. Mereka merasa kebebasannya terganggu. Kadang-

kadang glukosa darah tinggi walaupun ia merasa sduah melakukan segala sesuatu

dengan benar. Mereka tak dapat memperkirakan apa yang akan terjadi dikemudian

hari akibat diabetesnya.

138

Universitas Sumatera Utara

Pada waktu menerima hasil pemeriksaan gul darah = 287 mg/dl, pasien

yang harus frustasi akan mengatakan “Saya telah lakukan segalanya dengan

benar, tetapi gula darah tetap tinggi. Sudahlah, saya menyerah”. Tentunya anda

tidak demikian. Coba analisis apa yang menyebabkan glukosa darah naik. Apakah

ada makanan yang melebihi takaran? Apakah lupa latihan jasmani? Bila ternyata

semuanya sudah dilakukan dengan benar, coba dari penyebab lainnya : apakah

obat sudah diminum? Apakah ada infeksi saluran nafas ? Stress di pekerjaan? Bila

ternyata tetap tidak ditemukan jawaban yang memuaskan, cobalah untuk minta

pertolongan tenaga kesehatan.

5. Takut

Banyak hal yang menimbulkan ketakutan pada penyandang diabetes.

Penyandang diabetes akan lebih sering memikirkan kematian bila ada keluarganya

yang meninggal akibat komplikasi diabetes. Penyandang diabetes lainnya takut

disuntik insulin atau takut akan mengalami komplikasi diabetes.

Sebenarnya rasa takut tersebut wajar saja, bahkan dapat memperkuat

motivasi untuk mengendalikan diabetes dengan baik. Kadang-kadang penyandang

diabetes mengalami stress yang menimbulkan gangguan emosi yang berat,

misalnya depresi, anxietas/kecemasan, dan gangguan makan. Gangguan ini dapat

berlangsung lama, terasa makin berat, dan sering berulang. Keadaan ini akan

menyebabkan pengendalian diabetes menjadi lebih sulit.

6. Depresi

Banyak orang mengatakan dia sedang depresi. Kebanyakan mereka

menggunakan istilah “depresi” yang tidak sesuai dengan apa yang dimaskud

sebagai depresi dalam klinik. Mungkin maksud mereka hanya bahwa saat itu

sedang mengalami kesedihan, dengan suatu sebab yang jelas, biasanya belangsung

hanya beberapa jam atau beberapa hari. Berbeda dengan depresi klinik. Biasanya

tidak jelas faktor penyebab/pemicunya, kalaupun ada maka respons emosional

yang timbul terlalu berlebihan dan berlangsung lama.

139

Universitas Sumatera Utara

Diabetes dan Depresi

Apakah adanya diabetes akan meningkatkan risiko timbulnya depresi?

Jawabannya adalah ya. Penelitian akhir-akhir ini mendapatkan bahwa penyandang

diabetes terutama yang mengalami komplikasi, mempunyai risiko depresi 3 kali

lipat dibandingkan masyarakat umum. Komplikasi diabetes dapat menyebabkan

kehidupan sehari-hari yang lebih sulit sehingga menimbulkan kesedihan

berkepanjangan.

Pengobatan Depresi

Ada beberapa cara/usaha yang dapat dilakukan oleh diri sendiri. Usaha ini

mungkin agak berat untuk mulai melakukannya, tetapi layak dicoba. Buatlah

daftar kegiatan yang dapat dilakukan. Mulailah dengan hal yang paling mudah

dan paling sederhana misalnya :

Bangun pagi jam 07.00 setiap hari, lalu segera mandi.

Bila badan bertambah kurus selama mengalami depresi, belilah pakaian

baru yang sesuai dengan ukuran tubuh anda saat ini.

Sering-seringlah menghubungi teman melalui telepon.

Jalan-jalan keluar rumah setiap hari.

Tambahkan pikiran positif dalam daftar anda : “Saya tidak ingin

mengalami depresi selamanya. Pasti ada suatu cara yang dapat saya

lakukan untuk mengatasinya”.

Seorang pasien kami selalu menyimpan dan membawa daftar kegiatan-

kegiatannya seperti di atas. Orang tuanya sudah mengerti apa guna daftar tersebut.

Bila dia mulai menunjukkan gejala depresi, orangtuanya akan mengingatkan :

“Ambillah daftarmu, dan coba kerjakan”. Kemudian dia memlilih salah satu

kegiatan dalam daftar tadi dan mengerjakannya ternyata hal tersebut dapat

menolongnya.

140

Universitas Sumatera Utara

Anda juga dapat melakukan cara yang sama dalam usaha mengendalikan glukosa

darah. Usaha ini mungkin terasa berat pada waktu anda mengalami depresi. Tetapi

yakinkan diri anda bahwa dengan mengendalikan gula darah mungkin dapat

mengurangi depresi yang anda alami. Setiap usaha, walaupun tampaknya

sederhana akan dapat menolong. Misalnya :

Rencanakan untuk mengikuti jadual (tepat waktu) untuk meinum obat

antidiabetes atau suntik insulin selama tiga hari mendatang.

Periksa kadar glukosa darah anda lebih teratur, baik dengan alat

glukometer yang anda miliki atau memeriksanya di laboratorium

langganan anda.

Mulai membuat jadwal kunjungan control ke dokter, yang telah beberapa

bulan tida anda lakukan.

Bagaimana jika anda mulai jalan-jalan sekitar rumah tiga kali seminggu,

mulai minggu depan?

Setiap usaha di atas tampaknya sederhana, tetapi merupakan langkah yang sangat

berarti. Yang terpenting adalah usaha untuk memulainya sebagai langkah wal

untuk dilanjutkan dengan langkah-langkah berikutnya.

Segala aktivitas fisik dapat menolong/memperbaiki situasi depresi yang anda

alami. Mungkin olah raga merupakan pilihan terakhir yang ingin anda lakukan

pada waktu anda mengalami depresi, tetapi perlu diingat bahwa olah raga dapat

memberikan beberapa keuntungan antara lain :

1. Dapat memperbaiki pengendalian glukosa darah secara tepat.

2. Dapat mengaktifkan suatu bahan kimia dari otak yang disebut Endorfin,

yang mnimbulkan rasa segar.

3. Dapat meningkatkan rasa percaya diri. Setelah anda mencoba, maka anda

yakin dapat melakukannya sehingga rasa tak berdaya atau putus asa yang

dialami waktu depresi dapat diatasi.

141

Universitas Sumatera Utara

4. Dapat menimbulkan rasa santai, dapat mengatasi gangguan tidur, pikiran

menjadi jernih, dan dapat berkonsentrasi.

Berobat ke Dokter

Bila anda mengalami depresi, maka anda dianjurkan untuk menemui dokter ahli.

Pergi ke dokter kadang-kadang merupakan keputusan yang berat bila anda merasa

pesimis dan menganggap tidak ada orang lain yang dapat menolong. Mungkin

anda mempunyai sifat tertutup dan tidak suka membicarakan persoalan anda

kepada orang lain. Tetapi percayalah bahwa sebenarnya mereka dapat membantu

mengatasi masalah anda.

Anda sendiri yang dapat memutuskan kapan waktunya untuk menemui dokter.

Tidak perlu menunggu sampai terjadi gangguan psikis yang berat untuk menemui

dokter. Walaupun secara psikologis masih baik, tetapi bila sudah merasa “lelah”

dalam usaha mengendalikan diabetes, maka anda sudah layak untuk meminta

pertolongan dokter. Pilihlah dokter/konsultan yang cocok buat anda. Cocok yang

dimaksud disini adalah yang membuat anda comfortable untuk mengungkapkan

segala keluhan, yang mau dan yang punya waktu untuk mendengarkan segala

keluhan anda, serta yang anda yakini mempunyai keahlian untuk membantu

mengatasi masalah depresi yang anda alami. Keahlian ini termasuk pengetahuan

tentang diabetes, khususnya kondisi diabetes pada diri anda.

Selain memberikan konseling kejiwaan biasanya dokter akan memberikan obat

anti-depresi. Terdapat beberapa macam obat antidepresi. Lama pengobatan pada

tiap pasien berbeda-beda (bersifat individual) dan sulit untuk dibuat patokan

secara umum. Perlu diketahui bahwa efek tiap orang bersifat individual dan

dibutuhkan waktu 1-2 minggu atau lebih untuk mendapatkan efek obat yang

diinginkan.

7. Anxietas/Kecemasan

142

Universitas Sumatera Utara

Setiap penyandang diabetes umumnya menngalami rasa cemas terhadap segala hal

yang terjadi berhubungan dengan diabetesnya,misalnya : cemas terhadap kadar

glukosa darah yang tinggi atau cemas akan timbulnya komplikasi akibat

diabetesnya, dan lain-lain. Hal ini wajar terjadi, seperti halnya

kecemasan/kekhawatiran yang terjadi sehari-hari (misalnya mengenai pekerjaan,

perkawinan, dll). Tetapi kecemasan dalam klinik bukan kecemasan yang wajar

seperti di atas. Cemas yang timbul cukup berat, dan berlangsung lama (6 bulan).

Diagnosis kecemasan klinik ditegakkan bila dalam waktu 6 bulan tersebut anda

mengalami minimal 3 dari 6 keadaan berikut :

1. Rasa gelisah/khawatir yang berlebihan, seperti mau mendapat musibah.

2. Kewaspadaan berlebihan sehingga mengganggu tidur, sukar konsentrasi.

3. Mudah lelah.

4. Merasa pikiran kosong.

5. Mudah tersinggung.

6. Otot-otot tegang, tidak bisa santai.

Beberapa gejala di atas memang hamper mirip dengan gejala depresi. Beberapa

gangguan psikis memang mempunyai gejala yang hamper mirip. Selain itu satu

orang pasien dapat mengalami lebih dari satu jenis gangguan psikis.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anxietas, antara

lain :

1. Cobalah mengidentifikasi apa penyebab kecemasan yang anda alami.

2. Carilah cara jalan keluar untuk mengatasi kecemasan tersebut.

Sekali lagi perlu diingat : bila anda mengalami gejala gangguan psikis segeralah

mencari pertolongan. Semua cara yang dianjurkan untuk mengatasi depresi seperti

tercantum di atas, dapat dilakukan juga pada anxietas.

8. Ganggguan Makan

143

Universitas Sumatera Utara

Penyandang diabetes biasanya sangat memperhatikan makanannya sehari-

hari, terutama pada wanita muda yang sangat memperhatikan berat badannya

karena selalu ingin langsing. Hal ini kadang-kadang terjadi berlebihan sehingga

timbul gangguan makan.

Terdapat dua jenis gangguan makan, keduanya berpengaruh buruh bagi

penyandang diabetes :

1. Anoreksia nervosa. Pasien ini biasanya sangat membatasi jumlah makanan

yang dimakannya, sering sampai di bawah 1000 kalori perhari. Mereka

juga cenderung untuk melakukan olahraga yang berlebihan.

2. Balimia nervosa. Pasien ini biasanya makan dalam jumlah besar dalam

satu kali makan, lalu berusaha mengeluarkan apa yang telah dimakannya

dengan berbagai cara misalnya memuntahkannya, menggunakan obat

pencahar, atau obat diuretika (obat untuk memperbanyak kencing).

Adalah wajar bila seseorang ingin selalu langsing dengan cara mengatur makanan

dan berolah raga. Lalu bagaimana cara mengetahui bahwa anda mengalami

gangguan makan?

Gejala berikut ini tidak normal dan dapat dipakai sebagai pedoman kemungkinan

terjadinya gangguan makan :

1. Sangat khawatir akan mengalami kenaikan berat badan atau menjadi

gemuk, padahal saat ini badan masih kurus. Berat badan kurang dari 85%

dari berat badan ideal.

2. Menganggap diri kegemukan padahal orang lain mengatakan anda kurus.

3. Olahraga berlebihan (melebihi kebutuhan).

4. Tidak mempedulikan akibat buruk dari kondisi badan yang kurus.

5. Mempunyai kebiasaan makan banyak pada sekali makan, yang terjadi

minimal 2 kali seminggu selama tiga bulan.

144

Universitas Sumatera Utara

6. Mempunyai kebiasaan selalu minum obat pencahar/diuretika untuk

menurunkan berat bdan atau berusaha untuk memuntahkan makanan yang

baru dimakan.

Berbeda dengan keadaan di atas, gangguan makan dapat juga berupa : perasaan

tidak dapat berhenti makan dan tidak dapat mengatur jenis/jumlah makanan yang

dimakan.

Semua jenis gangguan makan tersebut dapat berpengaruh buruk pada

pengendalian glukosa darah, yang berakibat timbulnya komplikasi diabetes akut

maupun kronik.

Bila anda merasa menderita gangguan makan seperti di atas, segeralah minta

pertolongan pada orang yang anda percayai misalnya psikolog atau dokter ahli

jiwa yang menangani masalah gangguan makan.

145

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 2

BIODATA TRASLETOR

146

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 3

IZIN PENELITIAN

147

Universitas Sumatera Utara

148

Universitas Sumatera Utara

149

Universitas Sumatera Utara

150

Universitas Sumatera Utara

151

Universitas Sumatera Utara