109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN PENDEKATAN PMRI DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 TESIS Disusun untuk memenuhi sebagaian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika Oleh SRI AMBARWATI NIM : S851102040 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN PENDEKATAN PMRI

DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagaian persyaratan mencapai derajat Magister

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

SRI AMBARWATI

NIM : S851102040

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1. Tesis yang berjudul : “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika

Dengan Pendekatan Quantum Learning dan Pendekatan PMRI

Ditinjau Dari Kreativitas Belajar Peserta Didik” (Studi Kasus Pada

Siswa Kelas VIII SMP Negeri Kota Madiun Tahun Pelajaran

2011/2012)” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat,

serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain

untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali

secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan

dalam sumber serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti

terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima

sangsi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas

No.17, tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum

ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author

dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-

kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak

melakukan publikasi dari sebagaian keseluruhan Tesis ini, maka Prodi

Pendidikan Matematika PPs UNS berhak mempublikasikannya pada

jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Matematika PPs

UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, Juli 2012

Mahasiswa

Sri Ambarwati

S851102040

Page 5: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukur kehadirat Allah SWT.

Karya ini penulis persembahkan pada :

Suami tercinta dan kedua anakku tercinta yang

senantiasa memberikan dukungan penuh dan

semangat, diwaktu pembuatan tesis ini, yang mana

mereka senantiasa mendampingi serta mendorong,

agar supaya terselesaikannya tesis ini.

Page 6: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Pada kesempatan kali ini penulis pajatkan puji syukur kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan petunjuk, kemudahan dan karunia sehingga penulis

dapat menyelesaikan tesis ini. Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, M.S., Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan fasilitas di Pascasarjana.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan fasilitas dalam menempuh

pendidikan pada Pascasarjana.

3. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

memberikan bimbingan arahan, nasehat, petunjuk dan saran-saran yang sangat

bermanfaat dengan penuh ketekunan, keikhlasan dan kesabaran hingga

terselesaikannya tesis ini.

4. Drs. Tri Atmojo K., M.Sc.,Ph.D., Pembimbing I, yang telah memberikan

bimbingan, arahan, motivasi, dan masukan yang sangat bermanfaat dalam

penyusunan tesis ini.

5. Dr. Budi Usodo, M.Pd., Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan,

arahan, motivasi, nasehat, petunjuk dan saran-saran yang sangat bermanfaat

dengan penuh ketekunan, keikhlasan dan kesabaran hingga terselesaikannya

tesis ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan

pengalaman dan wawasan keilmuannya kepada penulis.

7. Bapak Kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 11, SMP Negeri 8 Kota Madiun

yang telah memberikan ijin untuk penelitian.

Page 7: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

8. Bapak / Ibu Guru Matematika dan semua siswa kelas VIII SMP Negeri 1,

SMP Negeri 11, SMP Negeri 8 Kota Madiun yang telah membantu

penelitian.

9. Teman-teman seangkatan di Program Studi Pendidikan Matematika

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Semoga segala amal kebaikan yang telah diberikan, mendapat pahala dari

Allah SWT. Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca sekalian.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 8: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINILITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ............. iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

ABSTRAK ...................................................................................................... xiii

ABSTRACT ..................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................ 4

C. Pemilihan Masalah .......................................................... 5

D. Pembatasan Masalah ..................................................... 5

E. Perumusan Masalah ...................................................... 6

F. Tujuan Penelitian ............................................................ 7

G. Manfaat Penelitian................................................................ 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Prestasi Belajar Matematika .............................................. 10

1. Pengertian Prestasi ............................................................. 10

2. Pengertian Belajar ............................................... 10

3. Pengertian Prestasi Belajar ...................................... 12

4. Pengertian Matematika ............................................ 13

5. Pengertian Prestasi Belajar Matematika .................... 13

Page 9: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

B. Pendekatan Pembelajaran ........................................................ 14

1. Pendekatan PMRI .............................................................. 14

2. Pendekatan Quantum Learning ......................................... 22

3. Pembelajaran Konvensional .................................... 26

4. Perbandingan PMRI, Quantum Learning dan

Konvensional .......................................................... 28

C. Kreativitas Belajar Matematika Siswa ............................. 28

1. Kreativitas ...................................................................... 28

2. Belajar Kreatif ................................................................ 31

3. Motode Untuk Mendorong Belajar Kreatif .................... 31

4. Memupuk lklim Kreatif .................................................... 32

5. Kreativitas Belajar Matematika ........................................ 34

D. Penelitian yang Relevan .................................................. 35

E. Kerangka Berpikir ..................................................... 37

F. Hipotesis Penelitian ........................................................... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 46

1. Tempat Penelitian............................................................... 46

2. Waktu Penelitian ................................................................ 46

B. Jenis Penelitian ......................................................................... 46

1. Rancangan Penelitian ......................................................... 47

2. Prosedur Penelitian............................................................. 48

C. Populasi, Sampel dan Sampling ............................................... 48

1. Populasi .............................................................................. 48

2. Sampel dan Sampling ......................................................... 48

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 50

1. Variabel Penelitian ............................................................. 50

2. Metode Pengumpulan Data ................................................ 51

E. Teknik Analisis Data ................................................................ 57

Page 10: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Pengujian Instrumen ....................................................... 68

B. Deskripsi Data .......................................................................... 70

C. Hasil Uji Keseimbangan .......................................................... 71

D. Uji Prasyarat Analisis ............................................................... 72

E. Uji Hipotesis ............................................................................ 74

F. Pembahasan Hipotesis .............................................................. 79

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 89

B. Implikasi ................................................................................... 90

C. Saran ......................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94

LAMPIRAN .................................................................................................... 98

Page 11: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil UN Siswa SMP Negeri Kota Madiun ................................... 1

Tabel 2.1 Perbandingan Pembelajaran PMRI, Quantum Learning, dan

Konvensional ................................................................................. 28

Tabel 2.2 Tabel Ranah Kognitif dan Ranah Afektif ...................................... 32

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ..................................................................... 47

Tabel 3.2 Perolehan Nilai UN Matematika Tahun 2011dan Pembagian

Kategori untuk SMP Negeri di Kota Madiun ................................ 50

Tabel 3.3 Tata Letak Data Anava Satu Jalan Sel Tak Sama .......................... 60

Tabel 4.1 Nilai-nilai Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Matematika .......... 71

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Perhitungan Analisis Variansi Dua Jalur

pada Taraf Signifikansi = 0,05 .................................................. 72

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Normalitas............................................................ 73

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Perhitungan Analisis Variansi dua Jalan ......... 74

Tabel 4.5 Rangkuman Uji Lanjut Pasca Anava Antar Baris .......................... 75

Tabel 4.6 Rangkuman Uji Lanjut Pasca Anava Antar Baris .......................... 76

Tabel 4.7 Rangkuman Uji Lanjut Pasca Anava Pada Baris yang sama ......... 77

Tabel 4.8 Rangkuman Uji Lanjut Pasca Anava Pada kolom yang sama ...... 78

Page 12: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1......................... 98

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 ........................ 103

Lampiran 3 : Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar Matematika ............................ 110

Lampiran 4 : Soal Tes Matematika .............................................................. 111

Lampiran 5 : Kunci Jawab Tes Prestasi Belajar Matematika ...................... 117

Lampiran 6 : Lembar Jawaban Tes Prestasi Belajar Matematika ................ 118

Lampiran 7 : Lembar Validitas Soal Tes Pertasi Belajar Matematika ........ 119

Lampiran 8 : Lembar Validitas Angket Kreativitas Belajar ........................ 122

Lampiran 9 : Kisi-Kisi Angket Kreativitas Belajar ..................................... 125

Lampiran 10 : Angket Kreativitas Belajar Matematika ................................. 127

Lampiran 11 : Lembar Jawaban Angket Kreativitas Belajar......................... 134

Lampiran 12 : Konsistensi Internal Item Angket Kreativitas Belajar ........... 135

Lampiran 13 : Reliabilitas Angket Kreativitas Belajar ................................. 138

Lampiran 14 : Perhitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Tes

Prestasi Belajar ...................................................................... 140

Lampiran 15 : Perhitungan Reliabilitas Tes Prestasi Belajar ........................ 143

Lampiran 16 : Uji Prasyarat ........................................................................... 145

Lampiran 16a : Uji Normalitas ........................................................................ 145

Lampiran 16b : Uji Homogenitas .................................................................... 154

Lampiran 16c : Uji Keseimbangan .................................................................. 157

Lampiran 17 : Uji Normalitas Pendekatan Quantum Learning ..................... 160

Lampiran 18 : Uji Normalitas Pendekatan PMRI ......................................... 162

Lampiran 19 : Uji Normalitas Pendekatan Konvensional ............................. 165

Lampiran 20 : Uji Normalitas Kreativitas Belajar Tinggi ............................. 167

Lampiran 21 : Uji Normalitas Kreativitas Belajar Sedang ............................ 169

Lampiran 22 : Uji Normalitas Kreativitas Belajar Rendah ........................... 172

Lampiran 23 : Homogenitas Pendekatan ...................................................... 174

Lampiran 24 : Homogenitas Kreativitas ........................................................ 177

Lampiran 25 : Uji Hipotesis .......................................................................... 180

Lampiran 26 : Tabel-tabel Statistik ............................................................... 190

Page 13: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Sri Ambarwati. S851102040. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika

Dengan Pendekatan Quantum Learning dan Pendekatan PMRI Ditinjau Dari

Kreativitas Belajar Peserta Didik (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP

Negeri Kota Madiun Tahun Pelajaran 2011/2012. Tesis. Pembimbing I : Drs.

Tri Atmojo K., M.Sc., Ph.D. Pembimbing II : Dr. Budi Usodo, M.Pd. Program

Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Manakah yang

memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik, peserta didik yang

dikenai Pendekatan pembelajaran Quantum Learning, Pendekatan PMRI atau

Pendekatan Konvensional, (2) Manakah yang memberikan prestasi belajar

matematika yang lebih baik, siswa dengan kreativitas belajar tinggi, siswa dengan

kreativitas belajar sedang atau siswa dengan kreativitas belajar rendah, (3) Pada

pendekatan Quantum Learning, manakah yang memberikan prestasi belajar

matematika yang lebih baik, siswa dengan kreativitas belajar tinggi, siswa dengan

kreativitas belajar sedang atau siswa dengan kreativitas belajar rendah, (4) Pada

pendekatan PMRI, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, siswa

dengan kreativitas belajar matematika tinggi, siswa dengan kreativitas belajar

sedang, atau siswa dengan kreativitas belajar rendah, (5) Pada pembelajaran

konvensional manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, siswa dengan

kreativitas belajar tinggi, siswa dengan kreativitas belajar sedang, atau siswa

dengan kreativitas belajar rendah, (6) Pada siswa dengan kreativitas belajar tinggi,

manakah yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik antara

pendekatan Quantum Learning, pendekatan PMRI atau pembelajaran

konvensional, (7) Pada siswa dengan kreativitas belajar sedang, manakah yang

memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik antara pendekatan

Quantum Learning, pendekatan PMRI atau pembelajaran konvensional, (8) Pada

siswa dengan kreativitas belajar rendah, manakah yang memberikan prestasi

belajar matematika yang lebih baik antara pendekatan Quantum Learning,

pendekatan PMRI atau pembelajaran konvensional.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu dengan desain

faktorial 3x3. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri di

Kota Madiun. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified cluster

random sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 280 siswa. Uji coba

instrumen tes meliputi validitas isi, tingkat kesukaran, daya pembeda dan

reliabilitas. Uji prasyarat meliputi uji normalitas populasi dengan menggunakan

metode Lilliefors dan uji homogenitas variansi populasi dengan menggunakan uji

Bartlett. Dengan α = 0,05 diperoleh simpulan bahwa sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Uji

keseimbangan terhadap data kemampuan awal menggunakan anava satu jalan

diperoleh simpulan bahwa kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai

Page 14: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

kemampuan awal yang seimbang. Pengujian hipotesis menggunakan analisis

variansi dua jalan dengan sel tak sama.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Pembelajaran dengan

Pendekatan Quantum Learning dan Pendekatan PMRI dapat memberikan prestasi

belajar matematika yang sama sedangkan keduanya (Quantum Learning dan

PMRI) memberikan prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan

Pendekatan Konvensional. (2) Diantara ketiga tingkat kreativitas belajar,

kreativitas tinggi mempunyai prestasi belajar paling baik, dan prestasi belajar

siswa yang mempunyai kreativitas belajar sedang lebih baik dari pada tingkat

kreativitas belajar rendah. (3) Pada pendekatan Quantum Learning, prestasi

belajar matematika siswa dengan kreativitas belajar tinggi lebih baik daripada

siswa dengan kreativitas belajar sedang maupun rendah. Prestasi belajar

matematika siswa dengan kreativitas belajar sedang lebih baik daripada prestasi

belajar siswa dengan kreativitas belajar rendah, (4) Pada pendekatan PMRI,

prestasi belajar matematika siswa dengan kreativitas belajar tinggi lebih baik

daripada prestasi belajar siswa dengan kreativitas belajar sedang maupun rendah.

Prestasi belajar matematika siswa dengan kreativitas belajar sedang sama dengan

prestasi belajar siswa dengan kreativitas belajar rendah, (5) Pada pembelajaran

Konvensional, prestasi belajar matematika siswa dengan kreativitas belajar tinggi

sama dengan siswa dengan kreativitas belajar sedang. Prestasi belajar matematika

siswa dengan kreativitas belajar sedang sama dengan prestasi belajar siswa

dengan kreativitas belajar rendah . Prestasi belajar matematika siswa dengan

kreativitas belajar tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan

kreativitas belajar rendah, (6) Pada siswa dengan kreativitas belajar tinggi,

prestasi belajar matematika siswa yang belajar pada pendekatan Quantum

Learning sama dengan prestasi belajar matematika siswa yang belajar pada

pendekatan PMRI. Sedangkan keduanya( Quntum Learning dan PMRI) lebih baik

prestasinya pembelajaran konvensional, (7) Pada siswa dengan kreativitas belajar

sedang, prestasi belajar matematika siswa yang belajar pada pendekatan Quantum

Learning, PMRI, dan konvensional mempunyai prestasi yang sama, (8) Pada

siswa dengan kreativitas belajar rendah, prestasi belajar matematika siswa yang

belajar pada pendekatan Quantum Learning, PMRI, dan konvensional mempunyai

prestasi yang sama.

Kata Kunci ; Pendekatan Pembelajaran Quantum Learning, PMRI, Konvensional

dan Kreativitas.

Page 15: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Sri Ambarwati. S851102040. The experiment of Mathematics learning by

using the approaching of Quantum Learning and using PMRI learning

reviewed from the students learning creativity at 8th

grade at Secondary

school (SMP) in the year of 2011/ 2012. The 1st advisor: Drs. Tri Atmojo K.,

M.Sc., Ph.D. The 2nd

advisor: Dr. Budi Usodo, M.Pd. Thesis. Mathematics

Education. Postgraduate Program of Sebelas Maret University, Surakarta. 2012.

Page 16: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang memiliki akal. Dengan akal yang

dimilikinya, manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Perkembangan dan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini perlu diimbagi dengan

kemajuan diberbagai bidang, tak terkecuali dibidang pendidikan. Untuk itu perlu

diadakan pembangunan dalam bidang pendidikan.

Kenyataannya sampai saat ini matematika masih menjadi masalah bagi

sebagian siswa. Sebagian siswa masih menganggap matematika sangat sulit dan

takut sehingga mereka sering acuh tak acuh dalam proses belajar mengajar.Murat

Peker (2008) mengatakan bahwa: “Students’ low success level in mathematics has

been a worry for a long time in many countries. There are a lot of factors

affecting success in mathematics. One of these factors is students’ mathematical

anxiety, in other words, their mathematical fear”. Sudah sejak dulu rendahnya

prestasi belajar matematika siswa menjadi salah satu kekhawatiran di banyak

negara. Banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan belajar matematika. Salah

satu dari faktor tersebut adalah ketakutan pada matematika. Akibatnya dari sulit

dan takut sehingga menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Kondisi itu

terlihat dari hasil ujian nasional SMP Negeri tahun pelajaran 2010/2011 di kota

Madiun.

Tabel 1.1 Hasil UN Siswa SMP Negeri Kota Madiun

Mata Ujian B. Indonesia B. Inggris MTK IPA Jumlah

Klasifikasi A A A A A

Nilai rata-rata 7, 78 8, 52 7, 62 8, 71 32, 63

Nilai terendah 2, 20 2, 00 2, 25 1, 50 9, 80

Nilai Tertinggi 9, 80 10, 00 10, 00 10, 00 38, 45

Standar Deviasi 1, 18 1, 21 1, 96 1, 38 4, 76

(Sumber : Dinas Pendidikan Kota Madiun Tahun 2011)

Page 17: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Memang banyak sisi yang harus menjadi sorotan ketika mengkaji hal

tersebut, yaitu faktor-faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan ini. Faktor-

faktor tersebut meliputi faktor eksternal maupun internal siswa. Faktor eksternal

meliputi lingkungan belajar, sarana dan prasarana pendukung guru dan

pendekatan pembelajaran. Sedangkan faktor internal meliputi tingkat kecerdasan

dan kemampuan awal siswa, kreativitas, aktivitas, motivasi, dan minat siswa

terhadap suatu pelajaran, gaya dan cara belajar.

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh penyebab rendahnya mutu

pendidikan adalah pendekatan pembelajaran yang tidak tepat. Sistem yang dianut

selama ini adalah bahwa siswa dianggap sebagai penerima pengetahuan, karena

diyakini bahwa guru berfungsi sebagai pengajar. Marpaung (2002:3)

mengemukakan tentang pengertian mengajar yaitu bahwa, mengajar menunjuk

pada kegiatan seseorang yang aktif menyampaikan pengetahuan/informasi kepada

seseorang atau sekelompok orang dalam satuan waktu tertentu. Pola inilah yang

digunakan pada umumnya, akibatnya hanya guru yang aktif di depan kelas, dilain

pihak subjek yang diajar pasif, yang selalu menunggu apa yang aka disampaikan

oleh guru. Timbul kecenderungan bahwa siswa hanya memproduksi setepat

mungkin pengetahuan yang diajarkan tersebut. Tidak mengherankan kalau

diamati bagaimana sibuknya siswa mencatat semua yang ditulis atau dikatakan

guru. Begitu pula dengan banyaknya topic matematika dipelajari tidak memiliki

keterkaitan dengan dunia nyata dan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga

menyebabkan kreativitas belajar siswa kurang.

Situasi di atas mendorong dikembangkannya pemikiran bahwa

pembelajaran matematika sebaiknya bersifat kontekstual, artinya perlu

dilaksanakan dengan menggunakan konteks tertentu khususnya dunia nyata siswa.

Misalnya dengan mengambil contoh-contoh peristiwa atau benda-benda yang

berasal dari lingkungan disekitar siswa utnuk mengawali kegiatan pembelajaran,

sehingga siswa menjadi tertarik dan menyadari pentingnya belajar matematika.

Disinilah pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMRI) mengambil

perannya. Pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMRI) menganjurkan

kepada para pendidik untuk memilih atau mendesain sendiri lingkungan belajar

Page 18: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

yang memadukan sebanyak mungkin pengalaman belajar siswa. Dengan

pendekatan ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami baik

oleh guru maupun siswa. Siswa diharapkan dapat menemukan hubungan yang

bermakna antara pemikiran abstrak dengan penerapan praktis dalam konteks dunia

nyata dalam lingkungan pembelajaran. Melalui pengalaman belajar, fakta, konsep,

prinsip, dan prosedur sebagai materi pelajaran diinternalisasikan melalui proses

penemuan, penguatan, keterkaitan dan keterpaduan (Prawiradilaga, S.D, 2004:16).

Pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMRI) menekankan pada

kemampuan siswa untuk mentransfer pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang

telah dimiliki pada situasi lain. Dengan kata lain pengetahuan dan ketrampilan

yang telah dimiliki bukan untuk dihafal tetapi dapat digunakan atau dialihkan

pada situasi atau kondisi yang lain dan dapat digunakan dalam pemecahan

masalah yang dialami siswa sehari-hari.

Agar proses pembelajaran terjadi secara alamiah dan tidak membosankan

siswa maka diperlukan pendekatan pembelajaran dengan Quantum Learning.

Karakteristik umum yang tampak pada pendekatan Quantum Learning antara lain

bersifat konstruktivistis, menekankan kealamiahan dan kewajaran proses

pembelajaran sehingga menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai

dan menyenangkan.

Lingkungan belajar yang menyenangkan akan mampu menggabungkan

rasa percaya diri, ketrampilan belajar, dan ketrampilan berkomunikasi.

Pendekatan pembelajaran ini sangat memperhatikan lingkungan belajar yang

didesain sedemikian hingga siswa merasa aman, nyaman, dan dapat belajar

seoptimal mungkin. Quantum Learning memberikan kiat-kiat, petunjuk, strategi,

dan seluruh proses yang dapat menghemat waktu, mempertajam pemahaman dan

daya ingat, dan membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan

bermanfaat. Pendekatan Quantum Learning merupakan gabungan yang sangat

seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal.

Prinsip utama pendekatan Quantum Learning adalah bahwa sugesti dapat dan

pasti mempengaruhi hasil situasi belajar baik secara positif maupun negatif.

Jenning dan Dunne (1999) mengatakan bahwa, kebanyakan siswa

Page 19: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika dalam situasi kehidupan

nyata. Hal lain yang menyebabkan sulitnya matematika bagi siswa karena

pembelajaran matematika kurang bermakna. Guru dalam pembelajarannya di

kelas tidak mengkaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa. Siswa

kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi

sendiri ide-ide matematika mereka dengan mengkaitkan pengalaman kehidupan

nyata. Akibatnya kreativitas belajar siswa tidak tampak. Menurut Van den

Heuvel-Panhuizen (1998), bila anak belajar matematika terpisah dari pengalaman

mereka sehari-hari, maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan

matematika.

Hal ini mendorong agar pembelajaran matematika di kelas ditekankan

pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak

sehari-hari. Selain itu perlu menerapkan kembali konsep yang telah dimiliki anak

pada kehidupan sehari-hari atau pada bidang lain. Salah satu pembelajaran

matematika yang berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari

(mathematize of everyday experience) dan menerapkan matematika dalam

kehidupan sehari-hari adalah Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik

Indonesia (PMRI). Teori pendekatan PMRI sejalan dengan teori belajar yang

berkembang saat ini, seperti konstruktivisme dan pembelajaran kontekstual.

Namun, baik konstruktivisme maunpun kontekstual mewakili teori belajar secara

umum, sedangkan pendekatan PMRI adalah suatu teori pembelajaran yang

dikembangkan khusus untuk pelajaran matematika.

Konsep PMRI sejalan dengan kebutuhan untuk memperbaiki pendidikan

matematika di Indonesia yang didominasi oleh persoalan bagaimana

meningkatkan pemahaman siswa tentang matematika dan mengembangkan daya

nalar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Prestasi belajar matematika yang rendah disebabkan oleh kesulitan belajar

Page 20: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

matematika yang dialami siswa. Ada kemungkinan kesulitan yang dialami

siswa disebabkan oleh kurang tepatnya pendekatan pembelajaran yang

digunakan guru. Oleh karena itu muncul sebuah permasalahan yang

menarik untuk dilakukan penelitian, apakah pemilihan pendekatan

pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar matematika

siswa.

2. Penggunaan pembelajaran konvensional yang cenderung monoton, berpusat

pada guru, dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga

konsep-konsep matematika yang diberikan kurang dipahami siswa. Oleh

karena itu cukup menarik dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah

pendekatan PMRI dan Quantum Learning dapat meningkatkan prestasi

belajar matematika siswa.

3. Terdapat kemungkinan tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa

dikarenakan kurangnya kreativitas belajar siswa terhadap matematika. Untuk

itu dapat dilakukan penelitian apakah kreativitas belajar siswa terhadap

matematika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Pemilihan Masalah

Peneliti memandang perlu pemilihan masalah nomor 1, 2 dan 3 yaitu

tentang pendekatan pembelajaran yang tepat dan kreativitas belajar siswa dalam

pembelajaran matematika dengan alasan untuk mengetahui efektifitas pendekatan

pembelajaran dan untuk mengetahui kreativitas belajar siwa yang menghasilkan

prestasi belajar matematika, serta ada tidaknya keterkaitan antara pendekatan

pembelajaran PMRI, Quantum Learning, dan konvensional dengan tingkat

kreativitas belajar siswa sehingga diharapkan dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap

matematika.

D. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, agar permasalahan yang dikaji dapat

terarah dan mendalam, dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut :

Page 21: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1. Pendekatan pembelajaran PMRI adalah pendekatan pembelajaran yang

dapat menciptakan suasana untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan

berargumentasi dari siswa dalam memecahkan suatu persoalan. Konsep

matematika realistik ini sejalan dengan kebutuhan untuk memperbaiki

pendidikan matematika di Indonesia yang didominasi oleh persoalan

bagaimana meningkatkan pemahaman siswa tentang matematika dan

mengembangkan daya nalar. Pendekatan pembelajaran Quantum Learning

adalah pembelajaran dan falsafah belajar yang mengkombinasikan

penumbuhan rasa percaya diri, ketrampilan belajar dan kemampuan

berkomunikasi dalam suatu lingkungan yang menyenangkan.

2. Kreativitas sebagai kegiatan imaginative untuk menghasilkan karya yang

original dan bernilai (Fisher & Williams, 2004). Berdasar definisi tersebut

bisa kita rumuskan empat karakteristik dari kreativitas, yaitu : (1) melibatkan

kegiatan berpikir imaginative, (2) memiliki tujuan yang jelas, (3)

menghasilkan karya yang original, dan (4) karya yang dihasilkan memiliki

nilai (value).

3. Prestasi belajar matematika siswa yang dimaksud adalah hasil belajar siswa

yang dicapai melalui proses belajar-mengajar matematika pada materi Sistem

Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV).

E. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, permasalahan yang

akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

1. Manakah pembelajaran yang memberikan prestasi belajar matematika yang

lebih baik, pada siswa dengan pendekatan Quantum Learning, siswa dengan

pendekatan PMRI atau dengan pembelajaran konvensional?

2. Manakah yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik,

siswa dengan kreativitas belajar tinggi, siswa dengan kreativitas belajar

sedang, dan siswa dengan kreativitas belajar rendah?

3. Pada pendekatan Quantum Learning, manakah yang memberikan prestasi

belajar matematika yang lebih baik, siswa dengan kreativitas belajar tinggi,

Page 22: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

siswa dengan kreativitas belajar sedang atau siswa dengan kreativitas belajar

rendah?

4. Pada pendekatan PMRI, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih

baik, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi, siswa dengan

kreativitas belajar sedang, atau siswa dengan kreativitas belajar rendah?

5. Pada pembelajaran konvensional manakah yang memberikan prestasi belajar

lebih baik, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi, siswa dengan

kreativitas belajar sedang, atau siswa dengan kreativitas belajar rendah?

6. Pada siswa dengan kreativitas belajar tinggi, manakah yang memberikan

prestasi belajar matematika yang lebih baik antara pendekatan Quantum

Learning, pendekatan PMRI atau pembelajaran konvensional?

7. Pada siswa dengan kreativitas belajar sedang, manakah yang memberikan

prestasi belajar matematika yang lebih baik antara pendekatan Quantum

Learning, pendekatan PMRI atau pembelajaran konvensional?

8. Pada siswa dengan kreativitas belajar rendah, manakah yang memberikan

prestasi belajar matematika yang lebih baik antara pendekatan Quantum

Learning, pendekatan PMRI atau pembelajaran konvensional?

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Pembelajaran yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik,

pada siswa dengan pendekatan Quantum Learning, siswa dengan pendekatan

PMRIatau siswa dengan pembelajaran konvensional.

2. Pembelajaran yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik,

pada siswa dengan kretivitas belajar tinggi, siswa dengan kreativitas belajar

sedang, dan siswa dengan kreativitas belajar rendah.

3. Pada pendekatan Quantum Learning, manakah yang memberikan prestasi

belajar matematika yaang lebih baik, siswa dengan kreativitas belajar tinggi,

siswa dengan kreativitas belajar sedang atau siswa dengan kreativitas belajar

rendah

4. Pada pendekatan PMRI, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih

Page 23: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

baik, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi, siswa dengan

kreativitas belajar sedang, atau siswa dengan kreativitas belajar rendah.

5. Pada pembelajaran konvensional, manakah yang memberikan prestasi belajar

lebih baik, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi, siswa dengan

kreativitas belajar sedang, atau siswa dengan kreativitas belajar rendah.

6. Pada siswa dengan kreativitas belajar tinggi, manakah yang memberikan

prestasi belajar matematika yang lebih baik antara pendekatan Quantum

Learning, pendekatan PMRI atau pembelajaran konvensional.

7. Pada siswa dengan kreativitas belajar sedang, manakah yang memberikan

prestasi belajar matematika yang lebih baik antara pendekatan Quantum

Learning, pendekatan PMRI atau pembelajaran konvensional.

8. Pada siswa dengan kreativitas belajar rendah, manakah yang memberikan

prestasi belajar matematika yang lebih baik antara pendekatan Quantum

Learning, pendekatan PMRI atau pembelajaran konvensional.

G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

pengembangan pendekatan Quantum Learning dan pendekatan pembelajaran

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Dengan penerapan pendekatan Quantum Learning dan pendekatan

PMRI, maka proses belajar mereka lebih bermakna dan akhirnya mereka

dapat menerapkannya dalam pemecahan masalah pada kehidupan sehari-

hari serta adanya peningkatan prestasi belajar.

b. Bagi guru

Dapat mengembangkan pendekatan Quantum Learning dan pendekatan

PMRI di kelas dengan melibatkan secara aktif seluruh komponen yang

dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, yaitu siswa,

lingkungan belajar, sarana dan prasarana dan lain-lain. Serta sebagai

Page 24: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

umpan balik untuk guru dalam mengatasi kejenuhan siswa dalam

kegiatan pembelajaran di kelas.

c. Bagi peneliti

Memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam mengembangkan

pembelajaran, melakukan seleksi materi, dan mengembangkan seleksi

instrumen. Sebagai sarana pembelajaran dalam membuat sebuah karya

ilmiah yang baik.

Page 25: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Prestasi Belajar Matematika

1. Pengertian Prestasi

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar seorang

pendidik biasanya menggunakan suatu tes atau alat evaluasi sebagai alat

pengukur. Dengan demikian seorang pendidik dapat mengetahui prestasi yang

telah dicapai oleh anak didik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 787), "Prestasi adalah

hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb)". Prestasi

merupakan suatu usaha yang telah dilaksanakan menurut; batas kemampuan

dari pelaksanaan usaha tersebut. Prestasi merupakan akhir dari suatu usaha

yang raelalui proses pendidikan dan latihan tertentu yang telah dicapainya.

Prestasi yang dicapai sering mendatangkan konsekuensi-konsekuensi berupa

imbalan-imbalan yang bersifat material psikologis dan sosial. Menurut

Sutratinah Tirtonegoro (2001 : 43), pegertian prestasi adalah penilaian hasil

usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,

huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai dalam

periode tertentu.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai prestasi

yaitu bukti atau hasil yang telah dicapai setelah melaksanakan usaha sebaik-

baiknya.

2. Pengertian Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:13) disebutkan bahwa

belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah

tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Sementara itu Winkel (1996:36) mengemukakan bahwa belajar adalah

suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam perigetahuan-

pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Sementara itu, Sardiman AM

Page 26: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

(2001:21), "Belajar adalah berubah". Dalam hal ini yang dimaksud belajar

adalah berusaha untuk merubah tingkah laku. Selanjutnya dalam bukunya

Sardiman AM (2001:20) terdapat definisi tentang belajar yang dikemukakan

oleh beberapa ahli sebagai berikut :

a. Cronbach memberikan definisi ,"learning is shown by a change in

behaviour as a result of experience".

b. Harold Spears:"learning is to observe, to read, to imitate, to try

something them selves, to listen, to follow direction''.

c. Georch mengatakan: "learning is a change in performance as a result of

practice".

Muhibbin Syah (1995:92) menyatakan bahwa belajar adalah

tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai

hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif. Beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian belajar,

diantaranya adalah:

a. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, dimana perubahan itu

dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik tetapi juga ada

kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus

merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa

lama periode itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan

itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin

berlangsung sehari-hari, berbulan-bulan, ataupun bertahun-tahun.

d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut

berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan

dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, ketrampilan,

kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.

(Nana Sudjana, 1996:86)

Page 27: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri atau dari interaksi dengan lingkungan.

Perubahan ini meliputi berbagai aspek baik fisik maupun psikis.

3. PengertianPrestasi Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:895), "Prestasi belajar

adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes/angka nilai yang

diberikan oleh guru". Sedangkan Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) mengatakan

bahwa prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha

belajar. Dengan mengetahui prestasi belajar siswa dapat diketahui kedudukan

siswa dalam kelas yang dikategorikan dalam kelompok siswa pandai, sedang

atau kurang. Prestasi belajar siswa ini dinyatakan dalam bentuk angka, huruf

maupun simbol pada tiap-tiap periode tertentu yang diwujudkan dalam bentuk

rapot.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil usaha siswa dalam proses belajar yang dinyatakan dalam

simbol, angka, atau huruf yang menyatakan hasil yang sudah dicapai oleh

siswa pada periode tertentu.

Prestasi belajar semakin terasa penting karena mempunyai beberapa

fungsi utama sebagai berikut :

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai siswa;

b. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa

dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai

umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan;

c. Prestasi belajar sebagai indikator daya serap siswa.

Page 28: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

4. Pengertian Matematika

Matematika timbul dari olah pikir manusia yang berhubungan dengan

ide, proses, dan penalaran. Matematika mengarahkan cara berpikir dan cara

mengorganisasikan pembuktian secara logis sehingga dapat digunakan untuk

membuktikan kebenaran suatu ide. Dengan demikian matematika dapat

digunakan untuk memecahkan masalah yang memerlukan cara berpikir yang

logis dan teratur. Selain itu juga mampu mengembangkan sifat teliti, jujur,

kreatif, kritis, dan objektif.

Menurut Jaka Purnama (2004:2) matematika adalah pengetahuan

tentang struktur yang terorganisasikan, sifat-sifat, teori-teori yang dianut

secara deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak, dan kctat berdasarkan

unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak. Pendapat serupa juga diberikan

oleh Soedjadi (2000:4) bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang

eksak dan terorganisasi secara sistematik tenting penalaran, logika dan

masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan yang membantu orang

dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai ide dan kesimpulan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah pengetahuan tentang pola keteraturan yang terstruktur dan

terorganisasikan secara deduktif, akurat, abstrak, dan ketat berdasarkan unsur-

unsur yang belum didefinisikan yang mampu mengiterpretasikan secara tepat

berbagai ide dan kesimpulan.

5. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan pengertian prestasi belajar dan matematika yang telah

diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika

adalah hasil usaha siswa dalam proses belajar matematika yang dinyatakan

dalam simbol, angka, huruf yang menyatakan hasil yang sudah dicapai oleh

siswa pada periode tertentu.

Page 29: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

B. Pendekatan Pembelajaran

Salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar adalah

pendekatan pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005),

pendekatan pembelajaran adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik

untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dsb). Selain itu ada

beberapa ahli yang mendefinisikan pembelajaran sebagai berikut :

a. Dimyati dan Mudjiono menyatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan

guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk memhuat siswa

belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

b. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) no. 20 tahun

2003 menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

c. Menurut Knirk dan Gustafon, pembelajaran merupakan suatu proses yang

sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi.

(Marpaung, 2003:62 - 64)

Pendekatan dimaknakan suatu obyek atau konsep yang digunakan untuk

mempresentasikan suatu hal. Pendekatan pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan

pembelajaran di kelas. Dengan demikian, pendekatan pembelajaran merupakan

kerangka konseptual melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Jadi pendekatan pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan oleh

guru untuk menyampaikan atau menjelaskan materi ajar kepada siswa, agar

materi tersebut dapat dipahami, dikuasai, diserap dan mudah diingat,

pengetahuan dan kecakapan baik dalam arti efisiensi dan efektif, sehingga

informasi, pengetahuan dan kecakapan itu dapat dimanfaatkan untuk kemajuan

hidup dan kerja.

1. Pendekatan PMRI

PMRImerupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat

menciptakan suasana untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan

berargumentasi dari siswa dalam memecahkan suatu persoalan. PMRI

Page 30: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

berupaya untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran matematika,

dengan cara memberi kesempatan yang sangat luas kepada siswa untuk

melakukan proses yaitu mengembangkan kreatifitasnya dalam memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari. PMRImenggunakan masalah

kontekstual (contextual problem) sebagai titik awal dalam belajar

matematika, sebagai ganti dari pengenalan konsep dengan cara abstrak.

Proses pengembangan konsep-konsep dan gagasan matematika bermula dari

dunia nyata. Dunia nyata ini tidak berarti konkret secara fisik dan kasat mata,

namun juga termasuk yang dapat dibayangkan oleh pikiran siswa, namun

sudahpernahmelihat benda-benda yang ada dalam

pembahasan.PMRImembantu siswa untuk mengembangkan daya pikir dan

kemampuan berargumentasi dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Hal tersebut dapat dilakukan dalam suatu kelompok kecil, berdua atau

sendiri. Apabila siswa tidak mampu untuk bekerja sendiri dalam memecahkan

suatu permasalahan dapat dibuat suatu kelompok kecil untuk dapat

mendiskusikan perbedaan strategi serta memutuskan strategi mana yang terbaik

untuk suatu soal. Di sini seorang guru hanya sebagai fasilitator dan motivator

dalam interaksi antara siswa dengan guru ataupun antar siswa itu sendiri

sehingga dapat tercipta suasana aktif.

Suksesnya PMRI tergantung pada kemampuan guru dalam menciptakan

iklim dimana siswa mau mencoba berfikir dengan cara baru dan

mengkomunikasikan apa yang dihasilkan. Jika seorang guru dapat menghargai.

perbedaan ide atau jawaban siswa maka siswa akan respek untuk selalu

mencoba terus mencari ide-ide baru. Seperti yang dikemukakan Poincare

(1948) dalam Silver (1997)

Mathematicians may solve problems that have been posed for them by

others or may work on problems that have been identified as important

problem in the literature, but it is more common for them to formulate

their own problems, based on their personal experience and interest.

Dalam matematika, siswa biasanya memecahkan soal-soal yang

diberikan oleh guru atau yang sudah terdapat di dalam buku. Akan tetapi siswa

akan lebih memahami suatu materi apabila mereka memformulasikan soal

Page 31: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

sendiri berdasarkan pengalaman mereka.

Hal tersebut sesuai dengan karakteristik dari PMRI yang dikemukakan

oleh para ahli.PMRI memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Menggunakan masalah kontekstual (masalah kontekstual sebagai titik

tolak atau titik awal untuk belajar).

b. Menggunakan metode sebagai suatu jembatan antara real dan abstrak yang

membantu siswa belajar matematika pada level abstraksi yang berbeda.

lstilah metode berkaitan dengan metode situasi dan metode matematik

yang dikembangkan oleh siswa sendiri (self develop models). Peran self

develop models merupakan jembatan bagi siswa dan situasi real ke situasi

abstrak atau dari matematika informal ke matematika formal. Artinya

siswa membuat metode sendiri dalam menyelesaikan masalah. Pertama

metode situasi yang dekat dengan dunia nyata siswa. Generalisasi dari

formalisasi metode tersebut akan berubah menjadi model-ofmasalah

tersebut. Melalui penalaran matematik model-of akan bergeser menjadi

model-for masalah yang sejenis. Pada akhirnya, akan menjadi model

matematika formal.

c. Menggunakan produksi siswa sendiri atau strategi sebagai hasil dari

mereka. Dengan pembuatan produksi bebas siswa terdorong untuk

melakukan refleksi pada bagian mana yang mereka anggap penting dalam

proses belajar. Strategi-strategi informal siswa yang berupa prosedur

pemecahan masalah kontekstual merupakan sumber inspirasi dalam

pengembangan pembelajaran lebih lanjut yaitu untuk mengkonstruksi

pengetahuan matematika formal.

d. Menggunakan Interaktif

Interaksi antar siswa dengan guru merupakan hal yang mendasar dalam

PMRI. Secara eksplisit bentuk-bentuk interaksi yang berupa negosiasi,

penjelasan, pembenaran, setuju, tidak setuju, pertanyaan atau refleksi

digunakan untuk mencapai bentuk formal dari bentuk-bentuk informal

siswa.

Page 32: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

e. Menggunakan Keterkaitan

Dalam PMRIpengintegrasian unit-unit matematika adalah esensial. Jika

dalam pembelajaran kita mengabaikan keterkaitan dengan bidang yang

lain, maka akan berpengaruh pada pemecahan masalah. Dalam

mengaplikasikan matematika, biasanya diperlukan pengetahuan yang lebih

kompleks. (JakaPurnama, 2004: 21).

Karakteristik RME merupakan karakteristik PMRI. Van den Heuvel-

Panhuizen (dalamMarpaung, 2006:2), merumuskan karakteristik RME sebagai

berikut :

a. Prinsip aktivitas, yaitu matematika adalah aktivitas manusia. Si pembelajar

harus aktif baik secara mental maupun fisik dalam pembelajaran matematika.

b. Prinsip realitas, yaitu pembelajaran seyogyanya dimulai dengan masalah-

masalah yang realistik atau dapat dibayangkan oleh siswa.

c. Prinsip berjenjang, artinya dalam belajar matematika siswa melewati berbagai

jenjang pemahaman, yaitu dari mampu menemukan solusi suatu masalah

kontekstual atau realistik secara informal, melalui skematisasi memperoleh

pengetahuan tentang hal-hal yang mendasar sampai mampu menemukan

solusi suatu masalah matematis secara formal.

d. Prinsip jalinan, artinya berbagai aspek atau topik dalam matematika jangan

dipandang dan dipelajari sebagai bagian-bagian yang terpisah, tetapi terjalin

satu sama lain sehingga siswa dapat melihat hubungan antara materi-materi

itu secara lebih baik.

e. Prinsip interaksi, yaitu matematika dipandang sebagai aktivitas sosial. Siswa

perlu dan harus diberikan kesempatan menyampaikan strateginya

menyelesaikan suatu masalah kepada yang lain untuk ditanggapi, dan

menyimak apa yang ditemukan orang lain dan strateginya menemukan itu

serta menanggapinya.

f. Prinsip bimbingan, yaitu siswa perlu diberi kesempatan terbimbing untuk

menemukan (re-ivent) pengetahuan matematika.

Selanjutnya Gravemeijer, 1998 dalam Yenni B Widjaja dan Heck

(2003) menyebutkan “RME is more than “using real life contexts in

Page 33: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

mathematics education”. Its main points are guided reinvention, didactical

phenomenology, and emergent models” RME lebih dari sekedar penggunaan

riil konteks pada pendidikan matematika. Tujuan utamanya adalah penemuan

terbimbing, fenomena didaktik dan permodelan.

Mengacu pada karakteristik pembelajaran matematika realistik di atas,

maka langkah-langkah dalam kegiatan inti proses pembelajaran matematika

realistik pada penelitian ini adalah :

Langkah 1 : Memahami masalah kontekstual

Guru memberikan masalah kontekstual dan siswa memahami

permasalahan tersebut.

Langkah 2 : Menjelaskan masalah kontekstual

Guru menjelaskan situasi dan kondisi soal dengan memberikan

petunjuk / saran seperlunya (terbatas) terhadap bagian-bagian

tertentu yang belum dipahami siswa. Penjelasan ini hanya sampai

siswa mengerti maksud soal.

Langkah 3 : Menyelesaikan masalah kontekstual

Siswa secara individu menyelesaikan masalah kontekstual dengan

cara mereka sendiri. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan

masalah dengan cara mereka dengan memberikan pertanyaan /

petunjuk / saran.

Langkah 4 : Membandingkan dan mendiskusikan jawaban

Guru menyediakan waktu dan kesempatan pada peserla didik

untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dan soal

secara berkelompok. Untuk selanjutnya dibandingkan dan

didiskusikan pada diskusi kelas.

Langkah 5 : Menyimpulkan

Dari diskusi, guru menarik kesimpulan suatu prosedur atau

konsep.

Jaka Purnama (2004: 35-36).

Pandangan belajar yang berbasis pada PMRI adalah siswa secara aktif

mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematika. Hal terpenting adalah

Page 34: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

siswadapat mengetahui kapan dan dalam konstruk apa mereka menerapkan

konsep-konsep matematika itu dalam menyelesaikan suatu persoalan.

Materi Pelajaran dalam PMRI dikembangkan dari situasi kehidupan

sehari-hari yaitu dari apa yang telah didengar, dilihat atau dialami oleh siswa.

Situasi dan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang pernah dirasakan atau

dijumpai oleh siswa merupakan pengetahuan yang dimilikinya secara

informal. Oleh karena itu, dalam memberikan pengalaman belajar kepada

siswa hendaknya diawali dari sesuatu yang real/nyata bagi siswa.

Prinsip-prinsip pokok pembelajaran matematika secara PMRI

dikemukakan Marpaung (2003 : 5-6) yaitu :

a. Prinsip Aktivitas.

Prinsip ini menyatakan bahwa matematika adalah aktivitas manusia.

Matematika paling baik dipelajari dengan melakukannya sendiri.

b. Prinsip Realitas.

Prinsip ini menyatakan bahwa pembelajaran matematika dimulai dari

masalah-masalah dunia nyata yang dekat dengan pengalaman siswa

(masalah yang realistis bagi siswa). (Catatan : realistis bagi siswa diartikan

tidak selalu berkaitan dengan dunia nyata, bisa juga dari dunia lain tetapi

dapat dibayangkan oleh siswa). Jika matematika diajarkan lepas dari

pengalaman siswa maka matematika itu mudah dilupakan.

c. Prinsip Penjenjangan.

Prinsip ini menyatakan bahwa pemahaman siswa terhadap matematika

melalui berbagai jenjang yaitu dari menemukan (to invent) penyelesaian

kontekstual secara informal ke skematisasi. Kemudian perolehan insight

dan penyelesaian secara formal.

d. Prinsip Jalinan.

Prinsip ini menyatakan bahwa materi matematika di sekolah tidak di

pecahpecah menjadi aspek-aspek (learning strands) yang diajarkan

terpisah-pisah.

e. Prinsip lnteraksi.

Prinsip ini menyatakan bahwa belajar matematika dapat dipandang sebagai

Page 35: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

aktivitas sosial selain sebagai aktivitas individu. (Prinsip ini sesuai dengan

pandangan filsafat konstruktivisme, yaitu bahwa di satu pihak pengetahuan

itu adalah konstruksi sosial (Vijgotski) dan di lain pihak sebagai konstruksi

individu (Piaget)).

f. Prinsip Bimbingan

Prinsip ini menyatakan bahwa dalam menemukan kembali (reinvent)

matematika, siswa perlu mendapat bimbingan.

Menurut Suwarsono dalam (Jaka Purnama, 2004: 18) kelebihan-kelebihan

PMRI adalah sebagai berikut :

a. PMRI memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa

tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan

tentang kegunaan matematika pada umumnya kepada manusia.

b. PMRI memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa

bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dapat dikonstruksi dan

dikembangkan sendiri oleh siswa dan oleh setiap orang "biasa" yang lain,

tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut.

c. PMRI memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa

bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan

tidak harus sama antara orang satu dengan orang yang lain.

d. PMRI memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa

bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan

suatu yang utama dan untuk mempelajari matematika orang harus

menjalani sendiri proses itu dan berusaha untuk menemukan sendiri

konsep-konsep dan materi-materi matematika yang lain dengan bantuan

pihak lain yang sudah tahu (guru). Tanpa kemauan untuk menjalani sendiri

proses tersebut, pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi.

Page 36: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

e. PMRI memadukan kelebihan-kelebihan dari berbagai pendekatan

pembelajaran lain yang juga dianggap "unggul".

f. PMRI bersifat lengkap (menyeluruh), mendetail dan operasional. Proses

pembelajaran topik-topik matematika dikerjakan secara menyeluruh,

mendetail dan operasional sejak dari pengembangan kurikulum,

pengembangan didaktiknya di kelas, yang tidak hanya secara makro tapi

juga secara mikro beserta proses evaluasinya.

Selain kelebihan-kelebihan seperti yang diungkapkan diatas, terdapat

juga kelemahan-kelemahan PMRI yang oleh Suwarsono dalam (Jaka

Purnama, 2004 : 20) adalah sebagai berikut :

a. Pemahaman tentang PMRI dan pengimplementasian PMRI membutuhkan

paradigma, yaitu perubahan pandangan yang sangat mendasar mengenai

berbagai hal, misalnya seperti siswa, guru, peranan sosial, peranan

kontek, peranan alat peraga, pengertian belajar dan lain-lain. Perubahan

paradigma ini mudah diucapkan tetapi tidak mudah untuk. Dipraktekkan

karena paradigma lama sudah begitu kuat dan lama mengakar.

b. Pencarian soal-soal yang kontekstual, yang memenuhi syarat-syarat yang

dituntut oleh PMRI tidak selalu mudah untuk setiap topik matematika

yang perlu dipelajari siswa, terlebih karena soal tersebut masing-masing

harus bisa diselesaikan dengan berbagai cara.

c. Upaya mendorong siswa agar bisa menemukan cara untuk menyelesaikan

tiap soal juga merupakan tantangan tersendiri.

d. Proses pengembangan kemampuan berpikir siswa dengan memulai soal-

soal kontekstual, proses matematisasi horizontal dan proses matematisasi

vertikal juga bukan merupakan sesuatu yang sederhana karena proses dan

mekanisme berpikir siswa harus diikuti dengan cermat agar guru bisa

membantu siswa dalam menemukan kembali terhadap konsep - konsep

matematika tertentu.

e. Pemilihan alat peraga harus cermat agar alat peraga yang dipilih bisa

membantu proses berpikir siswa sesuai dengan tuntutan PMRI.

f. Penilaian (assesment) dalam PMRIlebih rumit daripada dalam pembelajaran

Page 37: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

konvensional.

g. Kepadatan materi pembelajaran dalam kurikulum perlu dikurangi secara

substansial, agar proses pembelajaran siswa bisa berlangsung sesuai dengan

prinsip-prinsip PMRI.

2. Pendekatan Quantum Learning

Quantum Learning adalah seperangkat pendekatan pembelajaran dan

falsafah belajar yang mengkombinasikan penumbuhan rasa percaya diri,

ketrampilan belajar, dan kemampuan berkomunikasi dalam suatu lingkungan

yang menyenangkan. (DePorter, Bobby& Hemacki, Mike, 2001:15). Menurut

pengakuan DePorter et al, pendekatan pembelajaran Quantum Learning

dikembangkan sejak awal tahun 1980-an.

DePorter menceritakan, pada musim panas 1982, kelompok pertama

yang terdiri dari enam puluhdelapan remaja tiba di perkemahan. Sebagian

besar mereka merasa enggan, curiga tidak mau bekerja sama. Putra saya sendiri

termasuk salah seorang yang ragu. “Bu, program ini harus baik, ya!” katanya

sebelum perkemahan dimulai. Saya tak dapat membayangkan apa yang ada

dalam pikirannya jika program gagal" (DePorter, Bobby& Hernacki, Mike,

2001: 6).

Ternyata setelah beberapa saat berjalan, DePorter et al dan rekan-

rekannya melihat terobosan-terobosan mengagumkan yang mengatakan

bahwa mereka menuju ke arah yang tepat. Akhirnya program ini lebih

berhasil dari apa diharapkan dan menjadi peristiwa penting bagi para

remaja yangmengikutinya. Ribuan remaja dan para remaja lulus dari

SuperCamp dan banyak mereka melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi dan

berhasil dalam karier mereka di bidang apapun yang dapat dibayangkan.

Menurut DePorter et al, Quantum Learning berakar dari upaya

Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang

bereksperimen dengan “Suggestology" atau "suggestopedia". Prinsipnya

adalah bahwa sugesti dapat dan mempengaruhi hasil situasi belajar, dan

setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif .

Page 38: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Menurut Lozanov, beberapa teknik yang digunakannya untuk

memberikan positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang

musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu,

menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar sambil

menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru terlatih baik dalam

seni pengajaran sugestif (DePorter, Bobby & Hernacki, Mike, 2001: 14).

Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan suggestologi

adalah “pemercepatan belajar" (accelerated learning). Pemercepatan

belajar sebagai "memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan

yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi

kegembiraan". Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas

tampak tidak mempunyai persamaan: hiburan, permainan, warna, cara

berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun semua

unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang

efektif.

a. Lingkungan Belajar yang Optimal

Jika kita bekerja pada lingkungan yang ditata dengan baik, maka

akan lebih mudah untuk mengembangkan dan mempertahankan sikap

juara. Dan sikap juara akan menghasilkan pelajar yang lebih berhasil.

Cara menata perabotan, musik yang dipasang, penataan cahaya, dan

bantuan visual di dinding dan papan iklan merupakan kunci yang

menciptakan lingkungan belajar yang optimal.

Menurut DePorter et al, satu alasan yang menyebabkan program-

program yang mereka lakukan begitu sukses dalam membantu

seseorang menjadi pelajar yang lebih baik adalah karena mereka

berjuang untuk menciptakan lingkungan belajar optimal, baik secara

fisik maupun mental.

"Sebelum suatu program dimulai, staf masuk ke dalam masing-

masing dan mengubahnya menjadi suatu tempat di mana siswa-siswa

akan merasa nyaman, terdorong, dan mendapat dukungan. Kami

memasukkan tanaman dan musik, dan jika diperlukan, kami

Page 39: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

menyesuaikan temperature dan memperbaiki pencahayaan. Kursi-kursi

diberi bantalan (jok) supaya lebih nyaman, jendela-jendela dilap dan

dinding-dinding, dihiasi dengan poster-poster indah dan tulisan-tulisan

yang bemakna positif"

(DePorter et al, 2001: 66)

b. IringanMusik : Kunci Menuju Quantum Learning

Alasan mengapa musik sangat penting untuk lingkungan

Quantum Learning adalah karena musik sebenarnya berhubungan dan

mempengaruhi kondisi fisiologis, dengan mendengarkan musik klasik

diharapkan anak dapat mengurangi ketegangan otak. Selama melakukan

pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung

cenderung meningkat. Gelombang-gelombang otak meningkat, dan

otot-otot menjadi tegang. Selama relaksasi dan meditasi, denyut jantung

dan tekanan darah menurun, dan otot-otot mengendur. Biasanya, akan

sulit berkonsentrasi ketika kita benar-benar relaks, dan sulit untuk relaks

ketika kita berkonsentrasi penuh.

Georgi Lozanov, yang teknik-teknik pemercepatan belajarnya

menjadi fondasi bagi Super Camp, mencari cara untuk

mengkombinasikan pekerjaan mental yang menekan dengan fisiologi

relaks agar melahirkan pelajar-pelajar yang istimewa. Setelah suatu

percobaan intensif dengan para siswa, ia mendapatkan bahwa musik

adalah kuncinya. Relaksasi yang diiringi dengan musik membuat

pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi

(DePorter et 2001: 72).

Musik yang menurut penemuan Lozanov paling membantu

adalah musik barok, seperti Bach, Handel, Pachelbel, dan Vivaldi. Para

komposer menggunakan ketukan yang sangat khas dan pola-pola yang

secara otomatis mensinkronkan tubuh dan pikiran kita. Misalnya

kebanyakan musik barok ini mempunyai tempo enam puluh ketukan

per menit, yang sama dengan detak jantung rata-rata dalam keadaan

normal.

Page 40: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

DePorter et al (2001: 74) juga menyebutkan, ada teori yang

bahwa dalam situasi otak kiri sedang bekerja, seperti mempelajari

materi baru, musik akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif

dan kreatif sehingga masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan

proses. Otak kanan cenderung terganggu selama rapat, kuliah dan

semacamnya, yang merupakan penyebab mengapa seseorang kadang-

kadang melamun dan memperhatikan pemandangan ketika anda berniat

untuk berkonsentrasi. Memasang musik adalah cara efektif untuk

menyibukkan otak kanan ketika sedang berkonsentrasi pada aktivitas-

aktivitas otak kiri.

c. Ikuti Tanda-Tanda Positif

DePorteret al (2001: 76) mengatakan bahwa, "Bila saya mengatakan

tanda-tanda positif, saya sedang berbicara mengenai rangsangan visual yang

mengingatkan anda mampu untuk menjadi orang yang istimewa". Ia

menyarankan beberapa hal yang dapat dimanfaatkan dalam tempat kerja,

yaitu pemacu semangat, seperti slogan atau kata-kata mutiara, sertifikat dan

penghargaan-penghargaan yang telah diterima, bentuk-bentuk dukungan

berupa foto-foto saat kita berada di puncak prestasi, serta catatan, hadiah,

atau kartu penghargaan dari teman-teman dan kolega.

Hal-hal di atas akan dapat memacu kerja dan memberi semangat

kepada kita bahwa kita dapat melakukan hal-hal yang membanggakan

dalam hidup.

d. Konsilidasi (Waktu untuk Berhenti)

DePorter et al (2001: 84) menceritakan bahwa, "Di Super Camp,

jeda berulang-ulang merupakan persyaratan untuk setiap jenis sesi belajar.

Jeda sangat penting hingga kami kadang-kadang membiarkan para siswa

menentukan kapan waktu jedanya, jika seorang anak mengangkat tangannya

dan minta jeda, itulah tanda yang setiap orang akan memanfaatkannya"..

la memberikan beberapa alasan mengapa jeda sangat penting, yaitu:

pertama, dalam setiap belajar, hal yang paling diingat dengan baik adalah

informasi yang dipelajari pertama dan terakhir. Jika kita sering melakukan

Page 41: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

jeda, akan banyak informasi yang diingat, karena banyaknya jeda pendek ini

berarti akan memperbanyak "pertama dan terakhir". Kedua, ketika. pikiran

menjadi letih, perubahan keadaan mental yang terjadi selama jeda akan

menyegarkan kembali sel-sel otak untuk langkah berikutnya.

3. Pembelajaran Konvensional

Pendekatan konvensional disebut juga pendekatan tradisional.

Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang telah

lama digunakan oleh guru pada proses belajar mengajar secara klasikal. Hal ini

sesuai dengan pendapat Suryobroto (2002: 165) yang mengemukakan bahwa

”Pengajaran konvensional yang dikenal sehari-hari adalah metode pengajaran

yang telah lama atau biasa dipakai”. Kegiatan belajar mengajar dengan

pendekatan konvensional biasanya masih mengandalkan ceramah dalam

memberikan dan menyampaikan materi pelajaran. Seorang guru memegang

peranan penting dalam pembelajaran konvensional ini, sehingga guru harus

menguasai materi pelajaran dan mempunyai kemampuan yang memadai dalam

menyampaikan materi kepada siswa. Pendekatan konvensional bertujuan

menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertian, dan prinsip)

yang banyak dan luas.

Pendekatan konvensional yang ada dipakai untuk pembelajaran lebih

cenderung menggunakan metode ceramah. Metode ceramah penyampaian

materi pelajarannya dilakukan oleh guru dengan cara memberi penjelasan-

penjelasan mengenai materi pelajaran yang diajarkan. Dalam pendekatan

konvensional, guru dijadikan sebagai pusat belajar atau pusat perhatian dari

proses belajar mengajar sehingga pelaksanaan proses belajar mengajar kurang

memperhatikan keseluruhan dari situasi belajar. Siswa yang sedang melakukan

proses belajar hanya bisa mendengarkan, bertanya pada guru, dan membaca

buku saja. Jadi pembelajaran yang ada dikelas atau klasikal ini bersifat

ekspositori karena yang menguasai adalah guru.

Tujuan metode ceramah adalah untuk menyampaiakan bahan yang

bersifat informasi (konsep, pengertian, prinsip-prinsip) yang banyak dan luas

Page 42: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

serta untuk penemuan-penemuan yang langka dan belum meluas.

Menurut Mulyani Sumantri ( 2001:117), secara spesifik metode

ceramah bertujuan untuk: (1) Menciptakan landasan pemikiran peserta didik

melalui produk ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga peserta

dapat belajar melalui bahan tulisan hasil ceramah guru; (2) Menyajikan garis-

garis besar isi pelajaran dan permasalahan penting yang terdapat dalam isi

pelajaran; (3) Merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan

menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pemerkayaan belajar; (4)

Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang

dan menyinggung penjelasan teori dan prakteknya; (5) Sebagai langkah awal

untuk metode yang lain dalam upaya memperjelas prosedur yang harus

ditempuh peserta didik. Misalnya sebelum sosiodrama peserta didik diberikan

penjelasan tentang peran-peran dan sebagainya.

Dalam penggunaan metode ceramah guru harus bener-benar

mempunyai kemampuan untuk memenipulasi proses pengajaran sehingga

metode ceramah dapat digunakan secara efektif.

Menurut Mulyani Sumantri (2001:118), Penggunaan metode ceramah

harus benar-benar bisa dipertanggungjawabkan misalnya karena:(1) Anak

benar-benar memerlukan penjelasan, misalnya kerena materi yang disampaikan

termasuk baru bagi siswa dan guru menghindari kesalahpahaman terhadap

daya tangkap siswa; (2) Benar-benar tidak ada sumber bahan pelajaran bagi

peserta didik; (3) Guru menghadapi siswa yang banyak jumlahnya sehingga

hanya sesuai dengan penerapan metode ceramah; (4) Menghemat biaya, waktu,

dan peralatan.

Dalam penggunaan metode ceramah, guru memiliki tujuan untuk

menyampaikan materi yang hanya bersifat informasi mengenai konsep,

pengertian-pengertian dan prinsip-prinsip dalam materi pelajaran tersebut,

selain itu siswa juga dapat belajar dari catatan hasil ceramah guru, memotivasi

siswa agar belajar mandiri serta memberikan garis-garis besar materi pelajaran

dan masalah yang ada dalam materi pelajaran tersebut. Kebanyakan guru

menggunakan pendekatan konvensional ini karena: (1) Menghemat waktu dan

Page 43: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

biaya pendidikan; (2) Mudah dalam penyampaian materi yang disesuaikan

dengan kondisi sekolah; (3) Meningkatkan pendengaran siswa dan

menumbuhkan minat belajar siswa dengan sumber lain.

Meskipun banyak digunakan pendekatan yang menggunakan metode

ceramah ini memiliki kekurangan yaitu: (1) Siswa akan mudah merasa jenuh

dan bosen; (2) Merugikan siswa yang memiliki pendengaran yang lemah; (3)

Tidak membuat siswa kreatif; (4) Materi yang disampaikan hanya sebatas yang

diingat oleh guru saja; (5) Informasi materinya mudah hilang jadi mudah

dilupakan oleh siswa.

4. Perbandingan antara Pendekatan PMRI, Quantum Learning, dan

Konvensional

Pendekatan pembelajaran PMRI, Quantum Learning, dan

Konvensional memiliki perbedaan dan persamaan. Perbandingan ketiga

pendekatan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perbandingan Pembelajaran PMRI, Quantum Learning, dan

Konvensional

A

s

p

e

k

P

M

R

I

Quantum Learning

K

o

n

v

e

n

s

i

o

n

a

l Teori belajar Teori belajar

Konstruktivisme

Teori belajar

konstruktivisme

Teori belajar

behaviorisme

Awal pembelajaran Pembelajaran dimulai

dengan mengajukan

permasalahan dari guru

dan tidak menekankan

pertanyaan dari siswa

Guru sebelum memulai

proses pembelajaran

siswa diputarakan musik

instrumental supaya

siswa lebih senang dan

semangat dalam belajar.

Kemudian guru baru

memberikan apersepsi

Pembelajaran dimulai

dengan menerangkan

materi oleh guru dan

permasalahan diberikan

setelah materi

disampaikan

M

a

t

Materi pada awal

pembelajaran berupa

masalah realistik

Materi pada awal

pembelajaran tidak

harus berupa masalah

Materi pada awal

pembelajaran berupa

fakta dan definisi.

Page 44: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

e

r

i

realistik

P

e

m

e

c

a

h

a

n

m

a

s

a

l

a

h

Pada pemecahan

masalah terdapat

matematisasi

horizontal dan vertikal

Pada pemecahan

masalah menggunakan

operasi matematika

Pemecahan masalah

menggunakan rumus

yang sudah diajarkan

guru

C. Kreativitas Belajar Matematika Siswa

1. Kreativitas

Salah satu konsep yang amat penting dalam bidang kreativitas

adalah hubungan antara kreativitas dan aktualisasi diri. Menurut psikolog

humanistik seperti Maslow dan Rogers, aktualisasi diri ialah apabila

seseorang menggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa

yang ia mampu mengaktualisasikan atau mewujudkan potensinya. Pribadi

yang dapat mengaktualisasikan dirinya adalah seseorang yang sehat

mental, dapat menerima dirinya, selalu tumbuh, berfungsi sepenuhnya,

berpikiran dan sebagainya. Menurut Maslow (1968) dalam Utami

Munandar (2004: 18) aktualisasi diri merupakan karakteristik yang

fundamental, suatu potensialitas yang ada pada semua manusia saat

dilahirkan, akan tetapi yang hilang, terhambat atau terpendam dalam

proses pembudayaan.

Kreativitas dalam berfikir sangat mempengaruhi proses belajar.

Seperti dikemukakan di muka bahwa belajar diawali dari proses ingin

tahu. Ketika seseorang mempunyai masalah dan ingin menyelesaikaanya, Ia

akan menggunakan pikirannya untuk melihat fakta-fakta apa saja yang terjadi

Page 45: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

di sekitarnya yang berhubungan dengan masalah tersebut. Kemudian Ia

menghubungkan fakta-fakta yang ada lalu berfikir mencari alternatif

penyelesaian sehingga nantinya didapatkan penyelesaian yang diinginkan.

Dalam proses pembelajaran, Nursisto (2000: 5) menyatakan, "...

Baik para ahli psikologi maupun guru atau dosen telah menyadari bahwa

siswa atau mahasiswa bukan semata-mata penerima informasi. Mereka

merupakan insan yang kemampuan kreatifnya harus dikembangkan

sepenuhnya melalui proses belajar mengajar". Oleh karena itu, khususnya

di kelas, peran guru sangat penting dalam mengembangkan kreativitas

peserta agar mereka mempunyai bekal masa depan yang lebih cerah.

Enny Semiawan, S. Munandar, CU. Munandar (1984: 9)

menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat

kombinasi-kombinasi baru ,atau melihat hubungan-hubungan baru antar

unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Dari pengertian di

atas kreativitas seakan hanya tertuju pada suatu produk dari hasil

pemikiran atau perilaku manusia. Namun sebenarnya kreativitas dapat pula

dilihat sebagai proses dan mungkin inilah yang lebih esensial dan perlu

dibina pada siswa sejak dini untuk diri secara kreatif.

Lebih lanjut Enny Semiawan et al menyatakan bahwa kreativitas

sebagai proses memikirkan berbagai gagasan dalam menghadapi suatu

masalah,sebagai proses "bermain" dengan gagasan-gagasan atau unsur-

unsur dalam pikiran yang merupakan keasyikan dan penuh tantangan bagi

siswa yang kreatif. Bagi pendidikan, yang terpenting bukanlah apa yang

dihasilkan dari tersebut, melainkan keasyikan dan kesenangan siswa

terlibat dalam proses ini sehingga minat dan sikap siswa untuk terlibat

dalam kegiatan kreatif harus senantiasa dirangsang dan dipupuk.

Enny Semiawan et al (1984: 10) mengungkapkan bahwa, "...

mengembangkan kreativitas anak didik meliputi segi kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

a. Pengembangan kognitif, antara lain dilakukan dengan merangsang

kelancaran, kelenturan, dan keaslian dalam berfikir.

Page 46: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Pengembangan afektif, dilakukan dengan memupuk sikap dan minat untuk

bersibuk diri secara kreatif.

c. Pengembangan psikomotorik, dilakukan dengan menyediakan sarana dan

prasarana pendidikan yang memungkinkan siswa mengembangkan

ketrampilannya dalam membuat karya-karya yang produktif-inovatif."

Adapun ciri-ciri kepribadian kreatif yang dikemukakan oleh S.C.U

Munandar (1984: 12) dalam Enny Semiawan et al adalah sebagai berikut:

a. Mempunyai daya imajinasi yang kuat

b. Mempunyai inisiatif

c. Mempunyai minat yang luas

d. Bebas dalam berfikir (tidak kaku atau terhambat) bersifat ingin tahu

e. Selalu ingin mendapat pengalaman-pengalaman baru

f. Percaya pada diri sendiri

g. Penuh Semangat (energetic)

h. Berani mengambil resiko (tidak takut membuat kesalahan)

i. Berani dalam pendapat dan keyakinan (tidak ragu-ragu dalam menyatakan

pendapat meskipun mendapat kritik dan berani mempertahankan pendapat

yang menjadi keyakinannya)

Bakat kreatif pada hakikatnya ada pada setiap orang. Namun ditinjau

dari segi pendidikan, yang lebih penting adalah bahwa bakat kreatif ini

dipupuk dan dikembangkan karena bakat itu dapat pula terhambat atau

terwujud.

2. Belajar Kreatif

Belajar kreatif berhubungan erat dengan penghayatan terhadap minat

belajar yang menyenangkan. Torrance dan Myers dalam Enny Semiawan et al

(1984:35) melihat proses belajar kreatif sebagai: "Keterlibatan sesuatu yang

berarti. Rasa ingin tahu, dan ingin mengetahui dalam kekaguman,

ketidaklengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan

dan sebagainya. Kesederhanaan dari struktur atau mendiagnosis suatu kesulitan

dengan mensintesiskan informasi yang telah membentuk kombinasi baru, atau

mengidentifikasi kesenjangan. Memerinci dan mendivergensi

Page 47: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

denganmenciptakan alternatif-altematif baru dan kemungkinan-kemungkinan

pemecahan yang tidak berhasil, salah, dan kurang baik. Memilih pemecahan

yang paling baik dan membuatnya menarik atau menyenangkan secara estetis.

Belajar kreatif berlaku untuk semua siswa, bukan hanya siswa yang

berbakat saja. Semua siswa memiliki sesuatu potensi kreatif, pemilikan kreatif

berbeda dari orang ke orang. Ada yang memilikinya banyak, ada yang sedikit.

Yang jelas semakin kreatif dalam mempelajari atau melakukan sesuatu, tentu ia

akan memperoleh pengalaman yang lebih banyak. Sehingga apa yang dipelajari

atau dilakukan akan .bertahan lebih lama dan menghasilkan prestasi yang lebih

baik.

Meskipun terdapat perbedaan pemilikan yang besar dari potensi kreatif,

kita harus mengakui bahwa semua siswa memiliki semua potensi untuk belajar

kreatif. Untuk itu menjadi tanggung jawab guru untuk dapat menciptakan

situasi belajar yang dapat menunjang proses kreatif siswa.

3. Metode Untuk Mendorong Belajar Kreatif

Utami Munandar (2004: 172) memberikan metode untuk mendorong

belajar kreatif yang diambil dari Treffinger (1986) menggambarkan susunan

tiga tingkat yang mulai dengan unsur-unsur dasar dan menanjak ke fungsi –

fungsi berpikir kreatif yang lebih majemuk. Setiap tahap dari metode ini

mencakup segi pengenalan (kognitif) dan afektif

Tingkat I : Basic tools meliputi ketrampilan berpikir divergen dan teknik-

teknik kreatif, dikatakan fungsi divergen karena tingkat ini

menekankan keterbukaan dan kemungkinan-kemungkinan.

Tingkat I merupakan landasan atau dasar dimana belajar kreatif

berkembang.

Tingkat II :Practice with process atau proses pemikiran dan perasaan yang

majemuk, pada tingkat ini faktor-faktor kognitif dan afektif

diperluas.

TingkatIII :Working with real problems atau keterlibatan dalam tantangan--

tantangan yang nyata. Siswa diarahkan untuk dapat terlibat

sendiri dalam proses belajarnya.

Page 48: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Berikut akan disajikan ranah kognitif dan afektif yang dilibatkan dari masing-

masing tingkat.

Tabel 2.2 Tabel Ranah Kognitif dan Ranah Afektif

Tingkat Ranah Kognitif Ranah Afektif

I Perkembangan dari kelancaran (fluency), kelenturan

(flexibility), keaslian (originality), pemerincian

(elaboration), pengenalan dan ingatan.

Rasa ingin tahu, Kesediaan untuk menjawab,

keterbukaan

terhadap pengalaman, keberanian mengambil

mengambil resiko, kepekaan terhadap

masalah, tenggang rasa terhadap

kesamaan atau kedwiartian (ambiguity),

percaya diri.

I

I

Penerapan, analisis, sintesis,

penilaian (evaluasi), ketrampilan metodologis dan

penelitian, transformasi, dan analogis dan

kiasan (metaphor).

Keterbukaan terhadap perasaan-

perasaan majemuk, meditasi dan

kesantaian, pengembangan nilai,

dan keselamatan psikologis dalam berkreasi,

serta penggunaan khayalan dan tamsil.

I

I

I

Pengajuan pertanyaan-pertanyaan secara mandiri,

pengarahan diri, pengelolaan sumber, dan

pengembangan produk.

Pempribadian nilai, pengikatan diri

terhadap hidup produktif, dan menuju

perwujudan diri.

4. Memupuk lklim Kreatif

Selain kemampuan untuk melibatkan siswa belajar kreatif, guru juga

perlu menciptakan lingkungan belajar yang menunjang pendayagunaan

kreativias. Lingkungan siswaperlu diusahakan agar ikut

membantumenghilangkan hambatan-hambatan untuk berfikir kreatif.

Adapun kondisi-kondisi lingkungan yang bersifat memupuk kreativitas

anak, pertama adalah keamanan psikologis dan kedua kebebasan psikologis.

Enny Semiawan et al (1984 : 11) mengatakan, anak akan merasa aman secara

psikologis apabila :

1) Pendidik dapat menerimanya apa adanya, tanpa syarat, dengan segala

kekuatan dan kelemahannya, serta memberi kepercayaan padanya bahwa.

pada dasarnya ia baik dan mampu.

2) Pendidik mengusahakan suasana dimana anak tidak merasa "dinilai" oleh

orang lain. Memang kadang-kadang pemberian nilai tidak dapat dihindari

dalam situasi sekolah, namun paling tidak diusahakan agar penilaian tidak

bersifat atau mempunyai dampak mengancam.

3) Pendidik memberikan penilaian dalam arti dapat memahami

Page 49: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

pemikiran,perasaan, dan perilaku anak. Pendidik dapat menempatkan diri

dalam situasi anak dan melihat dari sudut pandang anak. Dalam situasi ini

anak akan merasa aman dalam mengungkapkan kreativitasnya.

4) Bahkan Bobby DePorter et al (2001: 69) memberikan beberapa ide yang

dapat digunakan seorang pendidik dalam menciptakan lingkungan belajar

dan meningkatkan daya ingat siswa yaitu :

a. Mendesain lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga akan

memberikan kesan mendalam bagi siswa. Diantaranya dengan

memasang poster ikon atau simbol untuk setiap konsep utama yang

akan diajarkan, poster berisi informasi untuk meningkatkan motivasi

siswa, menggunakan berbagai macam warna untuk memperkuat

pembelajaran.

b. Menggunakan alat bantu yang dapat mewakili suatu gagasan.

c. Pengaturan bangku yang nyaman sesuai dengan kegiatan belajar yang

dilakukan.

d. Menggunakan tumbuhan atau tanaman yang menyejukkan, aroma

wewangian, atau hal-hal lain yang dapat membangkitkan semangat

siswa.

e. Menggunakan musik untuk mengatur suasana hati, mengubah keadaan

mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar.

5. Kreativitas Belajar Matematika

Beberapa uraian di atas telah menjelaskan bahwa kreativitas adalah

kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat

hubungan-hubungan baru antar unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada

sebelumnya. Dari uraian juga dijelaskan bahwa belajar matematika adalah

aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan dan

menghasilkan perubahan-perubahan, pemahaman serta kecakapan baru lainnya

tentang matematika. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar

matematika merupakan suatu proses memikirkan berbagai gagasan dalam

menghadapi suatu masalah sebagai proses "bermain" gagasan-gagasan atau

unsur-unsur dalam pikiran yang merupakan keasyikan dan penuh tantangan

Page 50: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dalam diri siswa terhadap matematika. Seperti menurut Lynch dalam Reese

(2002) ,

To most high school students, the traditional teaching methods involving

lecturing, lecturing with overhead or chalkboard, and working or reading

at one’s desk are boring. As a result, these disengaged students not only

do not learn well, but they also have difficulty retaining, and subsequently

applying, what they learned in both the short and long term. This contrasts

sharply with the result of studies who are actively engaged in their

learning, apply the content in context, draw on prior knowledge to

construct and sinthesize new knowledge, and are allowed to demonstrate

knowledge acquisition in a variety of ways. These students are

demonstrated to retain the knowledge and its practices far into the future.

Dalam proses pembelajaran matematika, melibatkan siswa secara

aktif sangatlah penting karena dalam matematika banyak kegitan

pemecahan masalah yang menuntut kreativitas dan aktifitas. Siswa sebagai

subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan

belajar.

Dari pengertian kreativitas belajar matematika tersebut, dengan adanya

kreativitas belajar matematika siswa yang tinggi diharapkan akan dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Hal ini akan ditunjang

penggunaan pendekatan Quantum Learning diharapkan juga dapat mendorong

timbulnya kreativitas belajar dari siswa.

D. Penelitian yang Relevan

1. Ifada Nofikasari (2007) dalam Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan Insania

vol 12, No.1, Januari-April 2007, 93-106. Yang berjudul Realistic Mathematics

Education (RME), diperoleh kesimpulan sebagai berikut : perubahan yang

terjadi dalam pendidikan matematika dapat meningkatkan minat, pemahaman /

daya nalar, serta mutu pendidikan siswa di Indonesia. Pola pendidikan

senantiasa berubah, hal ini tidak ada korelasi positif dengan banyaknya waktu

yang dihabiskan untuk mempelajarinya dan konsep RME yang mendasarkan

pada pendidikan matematika berbasis realistis ini dapat dijadikan sebagai salah

satu metode pendidikan matematika yang digunakan. Sebagaimana telah

dijelaskan, RME memberikan gambaran yang real tentang pendidikan yang

Page 51: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dapat menempatkan siswa sebagai solution maker aktif yang dapat

meningkatkan kreativitas siswa, imajinasi, serta peningkatan TLC (how to

think, how to learn and how to create) dan bukan sebagai mesin “penghafal”

rumus dari suatu proses pendidikan matematika. Melalui Institut

Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (IP-PMRI) sebagai

wadahnya, konsep RME mulai dikembangkan di Indonesia.

2. Kusno & Joko Purwanto (2011) dalam International Journal for Educational

Studies, 4 (1) 2011, yang berjudul Effectiveness of Quantum Learning For

Teaching Linear Program at The Muhammadiyah Senior High School of

Purwokerto In Central Java, Indonesia.

Based on the data analysis, it can be concluded that : (1) quantum

learning is effective to teach Mathematics on the topic of linear program,

and (2) the learning achievement of students taught with quantum method

is better than that of conventional method.

With this, the researchers recommend that quantum learning be used to

teach other topic because the method attract students’ interests due to

their experiencing and constructing knowledge with their own modes,

which in turn improve their achievement.

Persamaan dalam penelitian ini pada pendekatan Quntum Learning sedang

perbedaanya pada jenjang pendidikan dan materi yang diambil.

3. Jaka Purnomo (2004) dalam tesisnya yang berjudul Pengaruh Pembelajaran

Realistik terhadap Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Geometri.

Ditinjau dari Motivasi Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri, diperoleh

sebagai berikut :

a. Ada pengaruh metode pembelajaran dengan pendekatan RME terhadap

prestasi belajar geometri dimensi tiga pada siswa kelas III IPA SMU Negeri.

b. Ada pengaruh motivasi melanjutkan ke perguruan tinggi. negeri terhadap

prestasi belajar geometri dimensi tiga pada siswa kelas III IPA SMU Negeri.

c. Tidak ada pengaruh interaksi metode pembelajaran dengan RME dan

motivasi melanjutkan ke perguruan tinggi negeri.

Persamaan dalam penelitian ini terletak pada pendeketan pembelajaran

Realistik sedang perbedaanya pada jenjang pendidikan dan materi yang

diambil.

Page 52: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

4. Henry Suryo Bintoro (2007) dalam skripsinya yang berjudul Eksperimentasi

Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Quantum LearningPada

Sub Pokok Bahasan Luas Permukaan dan Volume Tabung, Kerucut, dan Bola

Ditinjau dan Kreativitas Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Semester II

SMP Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

a. Pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Quantum

Learningdengan metode pembelajaran penemuan lebih baik dari pada

metode pembelajaran pembelajaran konvensional pada sub pokok bahasan

luas permukaan dan volume tabung, kerucut dan bola.

b. Prestasi belajar matematika siswa dengan kreativitas belajar matematika

tinggi lebih baik daripada siswa dengan kreativitas belajar matematika

sedang pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume tabung,

kerucut dan bola.

c. Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan kreativitas belajar

matematika peseta didik terhadap prestasi belajar matematika siswa pada

sub pokok bahasan luas permukaan dan volume tabung, kerucut dan bola.

Persamaan dalam penelitian ini terletak pada pendekatan pembelajaran dan

tinjauan yang diambil sedangkan perbedaannya pada materi yang diambil.

5. Hasil penelitian Endang Sriningsih (2009) yang dilakukan pada siswa kelas

VIII SMPN di Surakarta menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika

realistik cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar

matematika siswa dengan pembelajaran konvensional.

Persamaan dalam penelitian ini adalah pada pendekatan pembelajaran dan

jenjang pendidikan sedangkan perbedaannya pada daerah yang berbeda.

E. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh pendekatan Quantum Learning, pendekatan PMRI dan Konvensional

terhadap prestasi belajar matematika siswa

Pendekatan pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam

menentukan prestasi belajar siswa. Penerapan pendekatan pembelajaran yang

Page 53: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

tidak sesuai dengan materi ajar dapat mempengaruhi prestasi belajar

matematika siswa. Pembelajaran matematika dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan Quantum Learning, pendekatan PMRI dan

pendekatan Konvensional.

Pembelajaran dengan pendekatan Quantum Learning memiliki

karakteristik yang membedakan dengan pendekatan pembelajaran lainnya,

yaitu (1) lingkungan fisik yang memberikan rasa aman dan nyaman. (2) Siswa

dihadapkan pada tantangan-tantangan yang dilalui dengan kesuksesan dari

waktu ke waktu, (3) komunikasi yang empatik.

Pembelajaran dengan pendekatan PMRI merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengkaitkan materi pelajaran dengan permasalahan

realistik, sehingga pembelajaran matematika akan lebih bermakna bagi siswa.

Siswa dapat dengan mudah mengkontruksikan konsep karena dimulai dari

pengalaman siswa, siswa diberikan permasalahan yang ada kaitannya dengan

pengetahuan yang telah dimiliki. Matematika diberikan secara informal untuk

kemudian dibawa ke matematika formal sehingga konsep yang dikontruksikan

siswa sendiri dapat diaplikannya untuk menyelesaikan masalah.

Sedangkan pada pembelajaran konvensioanl, materi diberikan secara

mekanistik dan strukturalis yaitu siswa diterangkan rumus, contoh soal

kemudian latihan soal. Pada pembelajaran konvensioanl, penekanan

pembelajaran pada aspek ingatan dan pemahaman, sedangkan aplikasi hanya

sedikit diberikan. Soal dalam pembelajaran konvensioanl merupakan aplikasi

dari latihan rumus dan latihan soal yang telah diberikan.

Perbedaan karakteristik ketiga pendekatan pembelajaran tentu saja akan

memberikan hasil yang berbeda. Pembelajaran dengan pendekatan Quantum

Learning lebih baik dari pada pembelajaran dengan pendekatan PMRI maupun

pendekatan konvensional dan pendekatan pembelajaran PMRI lebih baik dari

pada pendekatan Konvensional.

2. Pengaruh kreativitas belajar tinggi, sedang, dan rendah terhadap prestasi

belajar matematika

Kreativitas adalah kemampuan berfikir untuk membuat kombinasibaru

Page 54: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dalam menghasilkan gagasan jawaban atau pertanyaan berdasarkan data,

informasi atau unsur-unsur yang ada dalam menyelesaikan masalah. Pada

umumnya anak yang cerdas menunjukkan kreativitas yang besar dari anak

yang kurang cerdas, anak yang cerdas mempunyai lebih banyak gagasan-

gagasan baru, merumuskan lebih banyak penyelesaian masalah. Kreativitas

yang dilakukan oleh siswa saat proses belajar mengajar di kelas maupun

kreativitas di rumah akan mempengaruhi hasil belajar yang diperolehnya.

Siswa yang melakukan kreativitas belajar dengan mengulangi pelajaran yang

diberikan guru di kelas, mengerjakan tugas dan mempersiapkan pelajaran yang

akan diajarkan menunjukkan prestasi belajar yang baik.

Siswa yang ditunjang dengan kreativitas belajar tinggi akan lebih

mudah memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam proses belajar

maupun dalam pemecahan masalah belajar matematika, sehingga tujuan belajar

dapat tercapai dengan baik. Tercapainya tujuan belajar dengan baik akan

memberikan prestasi belajar matematika yang baik. Dengan demikian,maka

kemungkinan prestasi belajar matematika siswa yang berkreativitas tinggi lebih

baik dari pada prestasi belajar matematika yang berkreativitas sedang maupun

rendah. Prestasi belajar matematika siswa yang berkreativitas sedang lebih baik

dari pada prestasi belajar matematika yang berkreativitas rendah.

3. Pengaruh kreativitas belajar tinggi, sedang, dan rendah terhadap prestasi

belajar matematika pada siswa dengan pendekatan Quantum Learning

Pendekatan pembelajaran Quantum Learning merupakan pendekatan

pembelajaran yang memberikan lingkungan belajar menyenangkan dengan

memutarkan musik, menempelkan hasil karya siswa, memberikan reward,

sertamemberikan kesempatan pada siswa untuk berkreativitas sendiri dalam

menyelesaikan masalah. Karakteristik pendekatan pembelajaran Quantum

Learning yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplor

kemampuan berkreativitas menyelesaikan masalah, sehingga kemungkinan

siswa yang memiliki kreativitas belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kreatifitas belajar

sedang maupun rendah. Sedangkan prestasi belajar matematika siswa yang

Page 55: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

memiliki kreativitas belajar sedang lebih baik dari pada prestasi belajar

matematika siswa yang memiliki kreativitas belajar rendah.

4. Pengaruh kreativitas belajar tinggi, sedang, dan rendah terhadap prestasi

belajar matematika pada siswa dengan pendekatan PMRI

Pembelajaran dengan PMRI merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengarahkan siswa untuk mengontruksi konsep-konsep pada matematika

dengan bimbingan guru. Siswa dibimbing selama proses pembelajaran mulai

dari mengidentifikasi masalah hingga menyimpulkan konsep yang telah

dikonstruksi siswa melalui permasalahan realistik yang diberikan oleh guru.

Dari hasil mengontruksi konsep tersebut digunakan untuk memecahkan

masalah yang lebih tinggi tingkatannya.

Terkait dengan permasalahan realistik yang diberikan oleh guru, siswa

yang memiliki kreativitas belajar yang tinngi kemungkinan akan lebih mampu

menyelesaikan permasalahan yang diberikan, sehingga akan lebih mudah

mengontruksikan konsep yang dipelajari. Akibatnya pada pembelajaran PMRI,

kemungkinan prestasi belajar matematika siswa yang memiliki kreativitas

belajar tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang

memiliki kreativitas belajar sedang maupun rendah dan prestasi belajar

matematika siswa yang memiliki kreativitas belajar sedang lebih baik daripada

prestasi belajar matematika siswa yang memiliki kreativitas belajar rendah.

5. Pengaruh kreativitas belajar tinggi, sedang, dan rendah terhadap prestasi

belajar matematika pada siswa dengan pendekatan pembelajaran konvensional

Pendekatan pembelajaran konvensional merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengandalkan ceramah dalam memberikan dan

menyampaikan materi pelajaran. Pada pendekatan pembelajaran konvensional,

seorang guru memegang peranan penting dalam pembelajaran konvensional

ini, sehingga guru harus menguasai materi pelajaran dan mempunyai

kemampuan yang memadai dalam menyampaikan materi kepada siswa.

Pendekatan konvensional bertujuan menyampaikan bahan yang bersifat

informasi (konsep, pengertian, dan prinsip) yang banyak dan luas.

Siswa yang memiliki kreativitas belajar tinggi merupakan siswa yang

Page 56: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

mampu menyelesaikan masalah tanpa harus menggunakan aturan baku (rumus)

yang disampaikan oleh guru, tetapi dapat juga menggunakan kemampuan

logika berpikir yang benar. Akibatnya semakin tinggi kreativitas belajar siswa,

maka semakin tinggi pula prestasi belajar matematika siswa. Artinya pada

pendekatan pembelajaran konvensional, prestasi belajar matematika siswa yang

memilki kreativitas belajar tinggi lebih baik daripadaprestasi belajar

matematika siswa yang memilki kreativitas belajar sedang maupun rendah.

Prestasi belajar matematika siswa yang memilki kreativitas belajar sedang

lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang memilki kreativitas

belajar rendah.

6. Pengaruh pendekatan pembelajaran Quantum Learning, PMRI, dan

konvensional terhadap prestasi belajar matematika pada siswa yang memiliki

kreativitas belajar tinggi

Kreativitas belajar matematika merupakan suatu proses memikirkan

berbagai gagasan dalam menghadapi suatu masalah dengan penuh tantangan

dalam diri siswa terhadap matematika. Permasalahan yang diberikan dalam

pembalajaran akan berpengaruh terhadap kemampuan berkreativitas, artinya

semakin tinggi permasalahan yang diberikan akan membuat siswa semakin

terlatih dalam menyelesaikan masalah, akibatnya akan muncul ide-ide kreatif

yang dapat meningkatkan kreativitas siswa. Siswa yang memiliki kreativitas

tinggi akan semakin tertantang dengan masalah tingkat tinggi dibandingkan

dengan masalah rutin dan cenderung tidak membutuhkan pemikiran yang lebih

mendalam.

Pendekatan PMRI merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengaitkan pembelajaran dengan permasalahan realistik, sehingga siswa akan

lebih mudah menyelesaikan masalah karena masalah yang dihadapi siswa

berada di lingkungan siswa. Dengan demikian, permasalahan pada PMRI

cenderung lebih mudah dan kurang menantang. Berbeda dengan pendekatan

PMRI, pada pendekatan pembelajaran Quantum Learning siswa diberikan

permasalahan yang menantantang berpikir kritis tetapi difasilitasi dengan

lingkungan yang kondusif. Sedangkan pada pendekatan konvensional, guru

Page 57: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

memberikan permasalahan rutin yang merupakan penekanan pada contoh

sebelumnya yang telah diberikan oleh guru, artinya permaslahan tersebut

merupakan permasalahan yang menekankan pada aspek pengetahuan dan

pemahaman, bukan permasalahan yang menuntut siswa berpikir kreatif dengan

penuh kerumitan.

Terkait dengan perbedaan karakteristik permasalahan yang diberikan

oleh guru pada masing-masing pendekatan Quantum Learning, PMRI, dan

konvensional memungkinkan perbedaan prestasi belajar matematika pada

siswa dengan kreativitas belajar tinggi. Pada siswa yang memiliki kreativitas

belajar tinggi, kemungkinan prestasi belajar matematika siswa dengan

pendekatan Quantum Learning lebih baik daripada prestasi belajar matematika

siswa dengan pendekatan PMRI maupun konvensional. Prestasi belajar

matematika siswa dengan pendekatan PMRI lebih baik dari pada prestasi

belajar matematika siswa dengan pendekatan konvensional.

7. Pengaruh pendekatan pembelajaran Quantum Learning, PMRI, dan

konvensional terhadap prestasi belajar matematika pada siswa yang memiliki

kreativitas belajar tinggi

Kreativitas belajar matematika merupakan suatu proses memikirkan

tentang gagasan dalam menyelesaikan masalah matematika dengan penuh

tantangan dalam diri siswa. Permasalahan yang diberikan dalam pembalajaran

akan berpengaruh terhadap kemampuan berkreativitas, artinya semakin tinggi

permasalahan yang diberikan akan membuat siswa semakin terlatih dalam

menyelesaikan masalah, akibatnya akan muncul ide-ide kreatif yang dapat

meningkatkan kreativitas siswa. Siswa yang memiliki kreativitas sedang akan

terbantu dengan permasalahan yang tidak terlalu rumit tetapi lebih cenderung

pada permasalahan yang dalam kategori sedang.

Pendekatan PMRI merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengaitkan pembelajaran dengan permasalahan kontekstual, sehingga siswa

akan lebih mudah menyelesaikan masalah karena masalah yang dihadapi siswa

berada di lingkungan siswa. Pada pendekatan pembelajaran Quantum Learning

siswa diberikan permasalahan yang membutuhkan berpikir kritis. Sedangkan

Page 58: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

pada pendekatan konvensional, guru memberikan permasalahan rutin yang

merupakan penekanan pada contoh sebelumnya yang telah diberikan oleh guru,

artinya permaslahan tersebut merupakan permasalahan yang menekankan pada

aspek pengetahuan dan pemahaman, bukan permasalahan yang menuntut siswa

berpikir kreatif dengan penuh kerumitan.

Terkait dengan perbedaan karakteristik permasalahan yang diberikan

oleh guru pada masing-masing pendekatan Quantum Learning, PMRI, dan

konvensional memungkinkan perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa

dengan kreativitas belajar tinggi. Pada siswa yang memiliki kreativitas belajar

sedang, kemungkinan prestasi belajar matematika siswa dengan pendekatan

PMRI lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa dengan pendekatan

Quantum Learning maupun konvensional. Prestasi belajar matematika siswa

dengan pendekatan Quantum Learning lebih baik daripada prestasi belajar

matematika siswa dengan pendekatan konvensional.

8. Pengaruh pendekatan pembelajaran Quantum Learning, PMRI, dan

konvensional terhadap prestasi belajar matematika pada siswa yang memiliki

kreativitas belajar rendah

Kreativitas belajar matematika merupakan suatu proses memikirkan

berbagai gagasan dalam menghadapi suatu masalah dengan penuh tantangan

dalam diri siswa terhadap matematika. Permasalahan yang diberikan dalam

pembalajaran akan berpengaruh terhadap kemampuan berkreativitas karena

dalam menyelesaikan masalah diperlukan pemikiran yang kritis dan kreatif,

artinya semakin tinggi permasalahan yang diberikan akan membuat siswa

semakin terlatih dalam menyelesaikan masalah, akibatnya akan muncul ide-ide

kreatif yang dapat meningkatkan kreativitas siswa. Siswa yang memiliki

kreativitas rendah akan terbantu dengan permasalahan biasa dihadapi.

Pendekatan PMRI merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengaitkan pembelajaran dengan permasalahan kontekstual, sehingga siswa

akan lebih mudah menyelesaikan masalah karena masalah yang dihadapi siswa

berada di lingkungan siswa. Pada pendekatan pembelajaran Quantum Learning

siswa diberikan permasalahan yang membutuhkan berpikir kritis. Sedangkan

Page 59: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pada pendekatan konvensional, guru memberikan permasalahan rutin yang

merupakan penekanan pada contoh sebelumnya yang telah diberikan oleh guru,

artinya permaslahan tersebut merupakan permasalahan yang menekankan pada

aspek pengetahuan dan pemahaman, bukan permasalahan yang menuntut siswa

berpikir kreatif dengan penuh kerumitan.

Terkait dengan perbedaan karakteristik permasalahan yang diberikan

oleh guru pada masing-masing pendekatan Quantum Learning, PMRI, dan

konvensional memungkinkan perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa

dengan kreativitas belajar tinggi. Pada siswa yang memiliki kreativitas belajar

rendah, kemungkinan prestasi belajar matematika siswa dengan pendekatan

konvensional lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa dengan

pendekatan Quantum Learning maupun PMRI. Prestasi belajar matematika

siswa dengan pendekatan PMRI lebih baik daripada prestasi belajar matematika

siswa dengan pendekatan Quantum Learning.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka berpikir tersebut di atas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan Quantum Learning lebih baik daripada prestasi belajar

matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan

PMRImaupun pembelajaran konvensional.Prestasi belajar matematika

siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan PMRI lebih baik

daripada prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan pendekatan konvensional.

2. Prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai kreativitas belajar tinggi

lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai

kreativitas belajar sedang maupun rendah.Prestasi belajar matematika siswa

yang mempunyai kreativitas belajar sedang lebih baik daripada prestasi

belajar matematika siswa yang mempunyai kreativitas belajar rendah.

Page 60: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

3. Pada pendekatan Quantum Learning, prestasi belajar matematika siswa

dengan kreativitas belajar tinggi lebih baik daripada siswa dengan kreativitas

belajar sedang maupun rendah. Prestasi belajar matematika siswa dengan

kreativitas belajar sedang lebih baik daripada prestasi belajar matematika

siswa dengan kreativitas belajar rendah.

4. Pada pendekatan PMRI, prestasi belajar matematika siswa dengan kreativitas

belajar tinggi lebih baik daripada siswa dengan kreativitas belajar sedang

maupun rendah. Prestasi belajar matematika siswa dengan kreativitas belajar

sedang lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa dengan

kreativitas belajar rendah.

5. Pada pembelajaran konvensional, prestasi belajar matematika siswa dengan

kreativitas belajar tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa

dengan kreativitas belajar sedang maupun rendah.Prestasi belajar matematika

siswa dengan kreativitas belajar sedang lebih baik daripada prestasi belajar

matematika siswa dengan kreativitas belajar rendah.

6. Pada siswa dengan kreativitas belajar tinggi, prestasi belajar matematika

siswa dengan pendekatan Quantum Learning lebih baik daripada prestasi

belajar matematika siswa dengan pendekatan PMRI maupun pembelajaran

konvensional. Prestasi belajar matematika siswa dengan pendekatan PMRI

lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa dengan pendekatan

konvensional.

7. Pada siswa dengan kreativitas belajar sedang, prestasi belajar matematika

siswa dengan pendekatan PMRI lebih baik daripada prestasi belajar

matematika siswa dengan pendekatan Quantum Learning maupun

konvensional. Prestasi belajar matematika siswa dengan pendekatan Quantum

Learning lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa dengan

pendekatan pembelajaran konvensional.

8. Pada siswa dengan kreativitas belajar rendah, prestasi belajar matematika

siswa dengan pendekatan konvensional lebih baik daripada prestasi belajar

matematika siswa dengan pendekatan Quantum Learning maupun PMRI.

Prestasi belajar matematika siswa dengan pendekatan PMRI lebih baik

Page 61: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

daripada prestasi belajar matematika siswa dengan pendekatan pembelajaran

Quantum Learning.

Page 62: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri

(SMP) kota Madiun tahun pelajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu :

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilaksanakan mulai bulan Nopember 2011 sampai bulan

Pebruari dengan 2012. Tahap ini meliputi penyusunan proposal tesis,

penyusunan instrumen dan angket, pelaksanaan survai di sekolah,

permohonan ijin penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2012 dengan

perincian sebagai berikut:

1. Pelaksanaan eksperimen metode pembelajaran dilaksanakan pada

tanggal 5 s/d 28 April 2012

2. Pelaksanaan uji coba instrumen angket dilaksanakan pada tanggal 5

Maret 2012.

3. Pengambilan data prestasi belajar matematika siswa dilaksanakan

pada tanggal 30 April 2012.

c. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan :

1. Bulan Mei 2012 : Pengolahan data hasil penelitian

2. Bulan Juni 2012 : Penyusunan laporan.

B. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan dalam penelitian yaitu

langkah-langkah yang sistematis sebagai mana langkah dalam metode ilmiah.

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, jenis penelitian ini termasuk

Page 63: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

penelitian eksperimental semu. Menurut Budiyono (2003: 83) tujuan

penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang

merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen

yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol

dan memanipulasikan semua variabel yang relevan. Dalam penelitian ini yang

dilakukan adalah membandingkan prestasi belajar yang diberi pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan PMRI dan pendekatan Quantum Learning

pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rancangan faktorial 3 x 3. Dengan gambaran sebagai berikut :

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Kreativitas ( B)

b1 b2 b3

Pendekatan

(A)

a1 a1b1 a1b2 a1b3

a2 a2b1 a2b2 a2b3

a3 a3b1 a3b2 a3b3

Keterangan :

A : Pendekatan pembelajaran

a1 : Quantum Learning

a2 : PMRI

a3 : Konvensional

B : Kreativitas belajar

b1 : Kreativitas belajar tinggi

b2 : Kreativitas belajar sedang

b3 : Kreativitas belajar rendah

Page 64: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2. Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. Urutan

rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a. Melakukan observasi

Observasi dilakukan di Sekolah Menengah Pertama yang menjadi tempat

penelitian yang meliputi observasi objek penelitian.

b. Mengklasifikasikan Sekolah Menengah Pertama dalam kategori tinggi,

sedang dan rendah berdasarkan perolehan peringkat ujian nasional.

c. Memilih kelas mana yang akan digunakan untuk penelitian dan kelas

untuk uji instrumen.

d. Pemberian angket dan pengambilan data tentang kreativitas belajar siswa

terhadap matematika.

e. Pengambilan data nilai prestasi belajar siswa.

C. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan. Sedangkan menurut Suharsimi arikunto (2002:108) populasi

adalah keseluruhan obyek yang diteliti.

Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di kota Madiun.

2. Sampel dan Sampling

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 109) sampel adalah sebagian atau

wakil dari populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2009 : 81)

sampel adalah jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Budiyono (2003:34) teknik pengambilan sampel disebut sampling.

Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen

secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan

Page 65: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat

menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi

(Juliansyah, 2011 : 148-149).

Dalam penelitian tidak selalu perlu untuk meneliti semua subjek dalam

populasi, karena selain membutuhkan biaya yang besar juga membutuhkan

waktu yang lama. Untuk itu dengan mengambil sebagian subjek suatu populasi

atau sering disebut dengan pengambilan sampel diharapkan hasil penelitian

yang diperoleh, dapat menggambarkan populasi yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara

stratified cluster random sampling yaitu dengan memandang Sekolah

Menengah Pertama tersebut dalam strata-strata atau kelompok-kelompok.

Dalam pemilihan sampel Sekolah Menengah Pertama tersebut berdasarkan

kriteria peringkat nilai ujian nasional di Kota Madiun, maka dapat

dikelompokan menjadi Sekolah Menengah Pertama tingkat tinggi, sedang dan

rendah. Dari masing-masing kelompok dipilih 1 sekolah melalui teknik

random sampling. Selanjutnya dalam masing-masing sekolah dibagi menjadi

tiga kelas yaitu dua kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tekniknya dengan

populasi menjadi tiga bagian berdasarkan rata-rata nilai ujian nasional yaitu

SMP dengan prestasi belajar matematika tinggi yang memiliki nilai rata-rata

ujian nasional lebih dari X +2

1s, SMP dengan prestasi belajar matematika

sedang yang memiliki nilai rata-rata ujian nasional lebih dari atau sama dengan

X -2

1s dan kurang dari atau sama dengan X +

2

1s, sedangkan SMP dengan

prestasi belajar matematika rendah yang memiliki nilai rata-rata ujian nasional

kurang dari X -2

1s. Dengan X adalah nilai rata-rata seluruh populasi dan s

merupakan standar deviasi.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Madiun, diketahui X =

7,62 dan s = 1,61 sehingga diperoleh sekolah dengan kategori tinggi adalah

Page 66: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

sekolah yang rata-rata nilai ujiannya lebih dari 8,425, kategori sedang yang

lebih dari atau sama dengan 6,815 sampai kurang dari atau sama dengan 8,425

dan sekolah dengan kategori rendah jika nilai rata-rata ujian nasionalnya

kurang dari 6,815, sehingga diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3.2 Perolehan Nilai UN Matematika Tahun 2011 dan Pembagian Kategori

untuk SMP Negeri di Kota Madiun.

No Nama Sekolah Rata-rata UN Matematika Kategori

1 SMP NEGERI 1 MADIUN 9, 30 Tinggi

2 SMP NEGERI 2 MADIUN 9, 06 Tinggi

3 SMP NEGERI 3 MADIUN 8, 43 Tinggi

4 SMP NEGERI 4 MADIUN 8, 12 Sedang

5 SMP NEGERI 13 MADIUN 8, 07 Sedang

6 SMP NEGERI 11 MADIUN 7, 94 Sedang

7 SMP NEGERI 7 MADIUN 7, 80 Sedang

8 SMP NEGERI 5 MADIUN 7, 73 Sedang

9 SMP NEGERI 6 MADIUN 7, 59 Sedang

10 SMP NEGERI 9 MADIUN 6, 74 Rendah

11 SMP NEGERI 10 MADIUN 6, 48 Rendah

12 SMP NEGERI 12 MADIUN 6, 41 Rendah

13 SMP NEGERI 14 MADIUN 6, 31 Rendah

14 SMP NEGERI 8 MADIUN 6, 21 Rendah

(Sumber : Dinas Pendidikan Kota Madiun 2011)

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel

terikat. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Variabel bebas

1) Metode Pembelajaran

Page 67: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

a) Definisi Operasional : Metode pembelajaran adalah suatu strategi atau

cara teratur yang terencana yang digunakan untuk melaksanakan

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu

mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuan dengan menggunakan pendekatan PMRI

dan pendekatan Quantum Learning pada kelas eksperimen dan

pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

b) Indikator : pendekatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

PMRI dan pendekatan Quantum Learning pada kelas eksperimen dan

pembelajaran konvensional pada kelas control.

c) Skala pengukuran: nominal dengan tiga kategori yaitu pendekatan

PMRI, pendekatan pembelajaran Quantum Learning dan pembelajaran

konvensional.

2) Kreativitas Belajar Siswa

a) Definisi operasional : Kreativitas belajar siswa adalah suatu proses

pemikiran berbagai gagasan dalam menghadapi suatu masalah, sebagai

proses memikirkan berbagai gagasan dalam menghadapi suatu

masalah, sebagai proses bermain dengan gagasan-gagasan atau unsur -

unsur dalan pikiran yang merupakan keasyikan dan penuh tantangan

dalam diri siswa.

b) Indikator : skor angket kreativitas belajar matematika siswa.

c) Skala pengukuran : skala interval ditransformasikan keskala ordinal

dengan tiga kategori yaitu kreativitas belajar tinggi, sedang dan rendah.

b. Variabel terikat

1) Prestasi belajar

a) Definisi operasional: prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa

sebagai akibat dari aktivitas selama mengikuti kegiatan belajar

mengajar.

b) Indikator : nilai tes prestasi belajar matematika.

Page 68: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

c) Skala pengukuran : skala interval.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data

adalah sebagai berikut :

a. Metode Dokumentasi.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 135) metode dokumentasi

yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda

dan sebagainya. Fungsi dari metode dokumentasi pada penelitian ini adalah

untuk mendapatkan nilai ujian semester kelas VIII tahun pelajaran

2011/2012 mata pelajaran matematika yang digunakan untuk uji

keseimbangan.

b. Metode Angket

Metode angket merupakan metode pengumpulan data yang

dilaksanakan dengan cara mengajukan sejumlah daftar pertanyaan yang

harus dijawab oleh responden. Metode angket digunakan untuk memperoleh

data ilmiah. Data yang diperoleh berupa skor hasil pengisian angket dari

responden. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen

tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reabilitas untuk

mengetahui kualitas item angket. Sedangkan untuk butir instrumen

digunakan uji konsistensi internal.

Prosedur dalam penyusunan angket adalah sebagai berikut :

1) Menentukan kisi-kisi angket

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang indikator-indikator

apa saja yang diukur dalam penyusunan angket.

2) Menentukan jenis dan bentuk angket

Jenis dan bentuk angket yang digunakan adalah jenis angket langsung

tertutup dalam bentuk pilihan ganda.

3) Menyusun angket

Page 69: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Menyusun sejumlah pertanyaan sesuai dengan indikator dalam kisi-kisi

dengan skala penskoran tertentu.

4) Menetapkan skor angket

Penentuan skor tiap alternatif jawaban disesuaikan dengan kriteria item.

5) Analisis instrumen pada metode angket

a) Uji Validitas

Angket minat belajar siswa terhadap matematika dapat

mempunyai validitas isi jika memenuhi :

1. Butir-butir angket sudah sesuai dengan kisi-kisi angket.

2. Kesesuaian kalimat dengan ejaan yang disempurnakan.

3. Kalimat pada butir-butir angket merupakan kalimat yang mudah

dipahami oleh responden.

4. Ketepatan dan kejelasan perumusan petunjuk pengisian angket.

5. Kalimat pada butir angket tidak menimbulkan makna ganda.

6. Butir angket tidak memerlukan pengetahuan yang lain dalam

menjawab.

Instrumen dikatakan mempunyai validitas isi yang tinggi, yaitu

apabila kisi-kisi yang dibuat oleh pengembang tes telah menunjukan

bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili subtansi yang akan diukur

dan masing-masing butir angket telah disusun secara cocok atau

relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan. Penilaian

instrumen penilaian melalui para pakar.

b) Uji Reliabilitas

Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan

instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut

dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau

pada orang yang berlainan pada waktu yang sama atau waktu yang

berlainan. Kata reliabel sering disebut dengan nama lain terandalkan,

ajeg, stabil, konsisten. Untuk uji reliabilitas intrumen digunakan

rumus Alpha sebagai berikut .

Page 70: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2

2

11 11

t

i

s

s

n

nr

dengan

r11 = koefisien reabilitas instrumen

n = banyaknya butir instrumen

st² = variansi skor – skor yang diperoleh subyek uji coba

= variansi belahan ke-i, i = 1, 2, …, k (k ≤ n)

Hasil pengukuran yang mempunyai indeks reliabilitas 0, 70 atau lebih

cukup baik nilai kemanfaatannya, dalam arti instrumen dapat dipakai

untuk melakukan pengukuran.

(Budiyono, 2003: 70)

c) Konsistensi Internal

Tujuan uji konsistensi internal adalah untuk mengetahui

apakah instrumen angket tentang kreativitas belajar siswa terhadap

matematika telah konsisten. Konsistensi internal tiap butir soal dapat

dilihat dari korelasi antar skor tiap butirnya dengan skor totalnya.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui konsistensi internal

adalah rumus korelasi momen produk Karl Pearson sebagai berikut:

rxy = ))()()((

))((

2222 YYnXXn

YXXYn

dengan

rxy = indeks keandalan

X = skor tes prediktor

Y = skor kriteria

Jika terdapat n buah butir, maka akan dilakukan perhitungan sebanyak

n kali. Jika indeks untuk butir ke - i kurang dari 0,3 maka butir

tersebut harus dibuang.

(Budiyono, 2003 : 65)

d) Tahap seleksi

Page 71: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Instrumen yang telah diujicobakan diseleksi dengan

menghilangkan butir-butir instrumen yang tidak memenuhi syarat-

syarat instrumen yang baik.

e) Penetapan instrumen

Butir-butir instrumen yang memenuhi syarat-syarat instrumen

yang baik ditetapkan sebagai instrumen penelitian.

c. Metode tes

Menurut Budiyono (2003 : 32) menyatakan bahwa metode tes adalah

cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-

pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek penelitian. Tes juga dapat

didefinisikan sebagai perangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan

untuk memperoleh informasi tentang trai atau atribut pendidikan atau atribut

psikologik tertentu yang setiap butir atau tugas tersebut mempunyai jawaban

atau ketentuan yang dianggap benar (Asmawi Zainul dan Noehl Nasution

dalam Budiyono 2011: 8). Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai prestasi belajar siswa. Tes yang digunakan

berupa tes obyektif berbentuk pilihan ganda. Sebelum digunakan untuk

mengambil data penelitian, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan

uji validitas dan reabilitas untuk mengetahui kualitas item instrumen.

Sedangkan untuk analisis butir soal meliputi analisis untuk melihat: (1)

memadai atau tidaknya tingkat kesukaran, (2) memadai atau tidaknya daya

pembeda, dan (3) berfungsi atau tidaknya pengecoh.

Langkah-langkah dalam membuat tes terdiri dari:

a. Menyusun materi yang akan digunakan dalam membuat soal.

b. Membuat kisi-kisi soal tes

c. Menyusun soal

d. Menyususn prosedur pemberian skor

1) Analisis Instrumen

Page 72: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

a) Uji Validitas Isi

Budiyono (2011:9) mengatakan bahwa validitas adalah interpretasi

dari skor tes. Menurut Budiyono (2011:10) untuk menilai apakah

suatu instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi, yang biasanya

dilakukan adalah melalui experts judgment (penilaian yang

dilakukan oleh para pakar). Dalam hal ini para penilai (yang sering

disebut subject-matter experts), menilai apakah kisi-kisi yang dibuat

oleh pengembang tes telah menunjukan bahwa klasifikasi kisi-kisi

telah mewakili isi (subtansi) yang akan diukur atau telah susuai

dengan konsep yang telah didefinisikan. Langkah berikutnya, para

penilai menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun

cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan.

b) Reliabilitas

Menurut Budiyono (2011:13) suatu instrumen disebut reliabel

apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika

sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada

waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan pada waktu

yang sama atau waktu yang berlainan. Kata reliabel sering disebut

dengan nama lain terandalkan, ajeg, stabil, konsisten. Untuk uji

reliabilitas intrumen digunakan rumus Alpha sebagai berikut.

2

2

11 11

t

i

s

s

n

nr

dengan

r11 = koefisien reabilitas instrumen

n = banyaknya butir instrumen

st² = variansi skor-skor yang diperoleh subyek uji coba

si²= variansi belahan ke-i, i = 1, 2, …, k (k ≤ n)

Page 73: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Hasil pengukuran yang mempunyai indeks reliabilitas 0,70 atau lebih

cukup baik nilai kemanfaatannya, dalam arti instrumen dapat dipakai

untuk melakukan pengukuran.

(Budiyono, 2003: 70)

2) Analisis butir soal

a) Daya Beda

Daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Suatu butir soal mempunyai daya pembeda

baik jika kelompok siswa pandai menjawab benar butir soal lebih

banyak dari pada kelompok siswa yang tidak pandai. Sebagai tolok

ukur pandai atau tidak pandai adalah skor total dari sekumpulan

butir yang dianalisis. Untuk mengetahui daya beda suatu butir soal

digunakan rumus :

D = ))()()((

))((

2222 YYnXXn

YXXYn

Dengan :

D = indeks konsistensi daya pembeda untuk butir tes ke-i

n = banyak subjek yang dikenai tes

X = skor butir ke-i

Y = skor total

Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya beda yang baik apabila

indeks daya bedanya sama atau lebih dari 0,30 (D ≥ 0,30).

(Budiyono, 2011: 33)

b) Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat

kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir

tes digunakan rumus :

Page 74: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

P = N

B

Dengan P adalah indeks tingkat kesukaran butir soal, B

adalah banyaknya peserta tes yang menjawab benar butir soal

tersebut, dan N adalah banyaknya seluruh peserta tes. Dalam

penelitian ini kriteria butir yang baik adalah 0,30 ≤ P ≤ 0,70

(Budiyono, 2011:30)

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

variansi dua jalan dengan sel tak sama. Sebelum melakukan eksperimen perlu

dilakukan uji keseimbangan terhadap kemampuan awal prestasi belajar

matematika siswa pada ketiga kelas eksperimen ini. Uji ini dilakukan untuk

mengetahui apakah kemampuan awal dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol

dalam keadaan seimbang atau tidak. Uji keseimbangan yang digunakan adalah

anava satu jalan sel tak sama dan data nilai kemampuan awal yang digunakan

adalah nilai UAS murni. sebelum melakukan uji keseimbangan, harus dilakukan

uji prasyarat untuk keseimbangan terlebih dahulu. Uji prasyarat dipaparkan

sebagai berikut :

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas Populasi

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang

didapat berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji

normalitas digunakan uji Lilliefors. Langkah-langkah uji normalitas sebagai

berikut :

1) Formulasi Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Taraf Signifikansi : α = 5%

3) Statistik Uji

Page 75: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

L = Maks | F(zi) – S(zi)|

dengan

F(zi) = P(Z ≤ zi); Z ~ N( 0,1)

S(zi) = proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh zi

4) Daerah Kritik

DK = {L|L > Lα; n} dengan n adalah ukuran sampel

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika L DK

(Budiyono, 2009: 170)

b. Uji Homogenitas Variansi Populasi

Uji Homogenitas Variansi Populasi digunakan untuk menguji apakah

sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Untuk menguji

homogenitas variansi populasi digunakan uji Bartlett, dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1) Hipotesis

H0 : σ12 = σ2

2 = ... = σk

2 ; (populasi-populasi mempunyai variansi yang

homogen)

H1 : tidak semua variansi sama (populasi-populasi mempunyai variansi

tidak homogen)

2) Tingkat Signifikan = 5%

3) Statistik Uji

= c

303,2 ( f log RKG - Σ fj log sj

2 )

Dengan :

k = cacah populasi = banyaknya sampel

f = derajat kebebasan untuk RKG = N - k

fj = derajat kebebasan untuk S 2

j= nj - 1 ; j = 1, 2, …, k

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

Page 76: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke -j = ukuran sampel ke-j

c = ffk j

11

13

11

RKG = j

j

f

SS= rataan kuadrat galat

SSj = j

j

jn

xx

2

2)(

4) Daerah Kritik :

DK = 2

1;

22

k

5) Keputusan Uji :

H0 ditolak jika 2 DK

(Budiyono, 2009 :176)

2. Uji Keseimbangan

Sebelum diberikan perlakuan terhadap kedua eksperimen dan satu

kelompok kontrol, terlebih dahulu dilakukan uji keseimbangan. Uji ini

bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga kelompok tersebut dalam keadaan

seimbang atau tidak. Statistik uji yang digunakan adalah anava satu jalan

dengan sel tak sama. Adapun model untuk data pada populasi pada analisis

anava satu jalan dengan sel tak sama adalah:

Dengan :

ijX data ke-i pada perlakuan ke-j

rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean)

jjefek perlakukan ke-j pada variabel terikat

jijij X deviasi data terhadap rerata populasinya yang berdistribusi

normal dengan rerata 0.

i = 1, 2, …, ; j = 1, 2, …, k

k = cacah populasi (cacah perlakuan, cacah klasifikasi)

Page 77: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 3.3 Tata Letak Data Anava Satu jalan Sel Tak Sama

.... Total

Data Amatan

Cacah Data

Jumlah Data

Rerata

Jumlah Kuadrat

Suku Koreksi

Variansi

Dari tabel di atas, perlu diketahui bahwa:

kTTTTG ...21

N

GX

j

j

j

jjn

TXSS

2

2

Adapun langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

:0H αj = 0, untuk setiap j=1,2,3

:1H paling sedikit ada αj yang tidak nol

b. Tingkat Signifikansi: α = 0, 05

c. Statistik Uji

Page 78: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

N

G 2

1

ji

ijX,

22 j j

j

n

T 2

3

Berdasarkan besaran-besaran itu, JKA, JKG, dan JKT diperoleh:

JKA = (3) – (1) JKG = (2) – (3) JKT = (2) – (1)

Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat itu adalah:

dkA = k – 1

dkG = N – k

dkT = N – 1

Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing

diperoleh rerata sebagai berikut:

dkA

JKARKA

dkG

JKGRKG

Maka statistik ujinya adalah:

RKG

RKAF

d. Daerah Kritik

kNkFFFDK ,1;|

e. Keputusan Uji

Jika H0 ditolak berarti populasi mempunyai rataan yang tidak sama

(populasi tidak seimbang), jika H0 diterima berarti populasi

mempunyai rataan yang sama (populasi seimbang).

(Budiyono, 2009: 195)

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah uji prasyarat dan uji keseimbangan

selesai dianalisis dan hasil telah memenuhi. Nilai yang digunakan dalam uji

hipotesis ini adalah tes prestasi siswa pada materi persamaan linier dua variabel

ditinjau dari kreativitas siswa. Sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan uji

prasyarat terlebih dahulu yaitu meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

Page 79: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Dalam penelitian ini analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan

(3x3) pada sel tidak sama

a. Tujuan

Analisis variansi dua jalan yang merupakan perluasan dari analisis

variansi satu jalan, bertujuan untuk membandingkan rerata beberapa

populasi baik rerata baris maupun kolom dalam sel. Analisis variansi dua

jalan bertujuan untuk menguji signifikansi, perbedaan efek baris, kolom dan

kombinasi efek baris dan kolom terhadap variabel terikat. Adapaun

modelnya sebagai berikut :

b. Model Umum

Xijk = μ + αi + βj + ( αβ )ij + εijk

Dimana :

Xijk = Data ( nilai ) ke-k pada baris ke-i dan dan kolom ke-j

μ = rerata dari seluruh data ( rerata besar, grand mean )

αi = μi. – μ = efek baris ke-i pada variabel terikat

βj = μ.j – μ = efek kolom ke-j pada variabel terikat

(αβ )ij = μij – ( μ + αi + βi ) = interaksi baris ke-i dan kolom ke-j pada

variabel terikat

εijk = deviasi data Xijk terhadap rerata populasinya (μij) yang berdistribusi

normal dengan rerata 0

i = 1, 2, 3.

j = 1, 2, 3.

k = 1, 2, …, nij; nij = banyaknya data amatan pada setiap sel-ij

c. Prosedur

Ada tiga pasang hipotesis yang dapat diuji dengan analisis variansi

dua jalan. Tiga pasang hipotesis tersebut adalah :

1) Formulasi Hipotesis

H0A : i = 0 untuk setiap i = 1, 2, 3.

H1A : Paling sedikit ada satu i 0

Page 80: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

H0B : j = 0 untuk setiap j = 1,2, 3.

H1B : Paling sedikit ada satu j 0

H0AB : ( )ij = 0 untuk setiap i = 1, 2,3 dan j = 1, 2,3

H1AB : Paling sedikit ada satu ( )ij 0

Ketiga pasang hipotesis tersebut juga ekivalen dengan tiga pasang

hipotesis berikut :

H0A : Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat

H1A : Ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat

H0B : Tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat

H1B : Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat

H0AB : Tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat

H1AB : Ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat

2) Komputasi

a) Komponen Jumlah Kuadrat

Pada analisis variansi dua jalan sel tak sama didefinisikan notasi-

notasi sebagai berikut :

nij = ukuran sel-ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

= banyaknya data amatan pada sel-ij

= frekuensi sel-ij

hn = rataan harmonik frekuensi seluruh sel =

ji ijn

pq

,

1

N = ji

ijn,

= banyaknya seluruh data amatan.

ijk

k

ijk

k

ijkijn

X

XSS

2

2 = jumlah kuadrat deviasi data amatan pada

sel ij

ijAB = rerata pada sel ij

Page 81: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

j

iji ABA = jumlah rataan pada baris ke-i

i

ijj ABB = jumlah rataan pada kolom ke-j

ji

ijABG,

= jumlah rataan semua sel

Untuk memudahkan perhitungan didefinisikan besaran-besaran (1),

(2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut :

(1) = pq

G 2

(2) =ji

ijSS,

(3) =i

i

q

A2

(4) = j

j

p

B 2

(5) = ji

ijAB,

2

Jumlah Kuadrat SS

JKA = n h{ (3) – (1) }

JKB = n h { (4) – (1) }

JKAB = n h {(1) + (5) - (3) – (4) }

JKG = (2)

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

b) Derajat Kebebasan

dkA = p - 1

dkAB = ( p – 1) (q – 1)

dkT = N – 1

dkB = q – 1

dkG = N – pq

c) Rerata Kuadrat

RKA = dkA

JKA

RKAB = DkAB

JKAB

RKG = dkB

JKB

RKG = dkG

JKG

d) Statistik Uji

1. Untuk H0A adalah Fa =RKG

RKAyang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p – 1 dan

N - pq.

Page 82: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2. Untuk H0B adalah Fb = RKG

RKB yang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q – 1 dan

N – pq.

3. Untuk H0AB adalah Fab =RKG

RKAB yang merupakan nilai dari

variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan

(p – 1) ( q – 1) dan N – pq.

e) Daerah Kritis

Untuk masing-masing nilai F di atas, daerah kritiknya adalah :

1. Daerah kritis untuk Fa adalah DK = {F | F > F α; p – 1, N – pq}

2. Daerah kritis untuk Fb adalah DK = {F | F > F α; q – 1, N – pq}

3. Daerah kritis untuk Fab adalah DK = {F | F > F α; (p – 1)(q – 1), N – pq}

f) Rangkuman Uji Analisis Variansi

Sumber JK Dk RK Fobs Fα Keputusan

Baris (A)

Kolom (B)

Interaksi (AB)

Galat

JKA

JKB

JKAB

JKG

p-1

q-1

(p-1)(q-1)

N-pq

RKA

RKB

RKAB

RKG

Fa

Fb

Fab

-

F*

F*

F*

-

HOA diterima atau HOA ditolak

HOB diterima atau HOB ditolak

HOAB diterima atau HOAB ditolak

-

Total JKT N-1 - - - -

g) Keputusan Uji

HoA ditolak jika Fa DK

HoB ditolak jika Fb DK

HoAB ditolak jika Fab DK

h) Uji Lanjut Analisis Variansi

Uji Lanjut adalah tindak lanjut dari analisis variansi. Apabila

analisis variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak.

Untuk uji lanjutan setelah analisis variabel digunakan metode Scheffe.

Langkah-langkah dalam menentukan metode Scheffe :

a) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan dan

merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi

Page 83: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

tersebut.

b) Menentukan tingkat signifikansi.

c) Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut :

1) Untuk komparasi rataan antar baris ke-i dan ke-j

Jika H0A pada uji hipotesis ditolak sehingga ada perbedaan

efek antar baris, maka perlu dilakukan uji lanjut pasca anava yaitu uji

komparasi antar baris. Metode yang digunakan adalah uji Scheffe’:

ji

ji

ji

nnRKG

XXF

11

2

jiF = nilai Fobs pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j

iX = rataan pada baris ke-i

jX = rataan pada baris ke-j

RKG = rataan kuadrat galat dari perhitungan analisis variansi

in = ukuran sampel baris ke-i

jn = ukuran sampel baris ke-j

2) Untuk komparasi rataan antar kolom ke-i dan ke-j

Jika H0B pada uji hipotesis ditolak sehingga ada perbedaan

efek antar kolom, maka perlu dilakukan uji lanjut pasca anava yaitu

uji komparasi antar kolom. Metode yang digunakan adalah uji

Scheffe’:

ji

ji

ji

nnRKG

XXF

11

2

jiF = nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

iX .

= rataan pada kolom ke-i

jX . = rataan pada kolom ke-j

Page 84: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

RKG = rataan kuadrat galat dari perhitungan analisis variansi

in = ukuran sampel kolom ke-i

jn = ukuran sampel kolom ke-j

3) Untuk komparasi rataan antar sel ij dan sel kj

kjij

kjij

kjij

nnRKG

XXF

11

2

Fij-kj = nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan

pada sel kj

ijX = rerata pada sel ij,

kjX = rerata pada sel kj

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava

nij = ukuran sel ij,

nkj = ukuran sel kj

4) Untuk komparasi rataan antar sel ij dan sel ik

kjij

ikij

ikij

nnRKG

XXF

11

2

d) Menentukan tingkat signifikansi (α = 0,05)

e) Menentukan daerah kritik (DK)

pqNpjijiji FpFFDK ,1;1|

pqNqjijiji FqFFDK ,1;1|

pqNpqkjijkjijkjij FpqFFDK ,1;1|

pqNpqikijikijikij FpqFFDK ,1;1|

f) Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk setiap pasang komparasi

rerata 0H ditolak jika DKF

g) Menyusun rangkuman analisis (komparasi ganda).

(Budiyono, 2009: 215)

Page 85: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Pengujian Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari angket untuk

mengukur Kreativitas belajar siswa dan tes untuk mengukur prestasi belajar

Matematika siswa.

1. Angket Kreativitas Belajar

a. Uji Validitas

Instrumen dikatakan mempunyai validitas isi yang baik apabila klasifikasi kisi-

kisi telah mewakili substansi yang akan diukur dan masing-masing butir angket

telah disusun secara cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang

ditentukan. Penilaian instrumen penilaian melalui para pakar. Angket Kreativitas

belajar dalam penelitian ini telah diuji validitas isinya oleh orang validator yaitu

Drs. Adi Suprayitno, M.Pd (Dosen IKIP PGRI Madiun), Drs. Murdjito, M.Pd

(Dosen IKIP PGRI Madiun), dan Drs. Suprayogi (Ketua MGMP Matematika

SMP Kota Madiun).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha. Hasil pengukuran

yang mempunyai indeks reliabilitas 0,70 atau lebih cukup baik nilai

kemanfaatannya, dalam arti instrumen dapat dipakai untuk melakukan

pengukuran. Perhitungan reliabilitas instrumen angket menghasilkan koefisien

alpha sebesar 0,879. Koefisien alpha yang digunakan sebagai indeks reliabilitas

lebih dari 0,70 menunjukkan bahwa instrumen angket dapat dipakai untuk

melakukan pengukuran Kreativitas belajar (perhitungan selengkapnya pada

Lampiran 13).

c. Uji Konsistensi Internal

Konsistensi internal dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi

product moment dari Karl Pearson. Konsistensi internal tiap butir soal dapat

dilihat dari korelasi antar skor tiap butirnya dengan skor totalnya. Suatu butir soal

dikatakan memenuhi konsistensi internal apabila memiliki indeks korelasi

Page 86: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

minimal 0,3. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa indeks korelasi dari semua

butir soal angket lebih besar dari 0,3 sehingga semua butir soal tersebut digunakan

dalam penelitian (hasil perhitungan selengkapnya pada Lampiran 12).

2. Tes Prestasi Belajar

a. Uji Validitas

Sebagaimana angket Kreativitas belajar, validitas tes prestasi belajar dilakukan

dengan metode validitas isi. Tes prestasi belajar dalam penelitian ini telah diuji

validitas isinya oleh 3 orang validator yaitu Drs. Adi Suprayitno, M.Pd (Dosen

IKIP PGRI Madiun), Drs. Murdjito, M.Pd (Dosen IKIP PGRI Madiun), dan Drs.

Suprayogi (Ketua MGMP Matematika SMP Kota Madiun).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha. Hasil pengukuran

yang mempunyai indeks reliabilitas 0,70 atau lebih cukup baik nilai

kemanfaatannya, dalam arti instrumen dapat dipakai untuk melakukan

pengukuran.Perhitungan reliabilitas instrumen tes menghasilkan koefisien alpha

sebesar 0,868. Koefisien alpha yang digunakan sebagai indeks reliabilitas lebih

dari 0,70 menunjukkan bahwa instrumen tes dapat dipakai untuk melakukan

pengukuran prestasi belajar (perhitungan selengkapnya pada Lampiran 15).

c. Daya Beda

Daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Suatu butir soal

dikatakan mempunyai daya beda yang baik apabila indeks daya bedanya sama

atau lebih dari 0,30. Hasil perhitungan menunjukkkan bahwa dari 30 butir soal tes

terdapat 5 butir soal yang memiliki indeks daya beda kurang dari 0,30 yaitu soal

nomor 1, 2, 4, 27, dan 30. Dengan pertimbangan daya beda yang tidak memenuhi

kriteria maka kelima soal tersebut dihapus atau tidak digunakan dalam penelitian

(perhitungan selengkapnya pada Lampiran 14).

d. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai

artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Kriteria butir soal yang baik

adalah apabila indeks tingkat kesukarannya di antara 0,30 dan 0,70. Hasil

Page 87: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

perhitungan menunjukkan bahwa dari 30 soal tes terdapat 3 soal yang tidak

memenuhi kriteria tersebut yaitu soal nomor 1, 2, dan 4. Dengan pertimbangan

tingkat kesukaran yang tidak memenuhi kriteria maka ketiga soal tersebut dihapus

atau tidak digunakan dalam penelitian (perhitungan selengkapnya pada

Lampiran14).

Dari hasil analisis daya beda dan tingkat kesukaran dapat

disimpulkan soal tes prestasi yang memenuhi kriteria baik adalah berjumlah 25

soal dari 30 soal.

B. Deskripsi Data

Data penelitian ini meliputi data nilai ujian semester yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa, data prestasi belajar matematika siswa pada

pokok bahasan SPLDV, data angket kreativitas belajar matematika diperoleh dari

siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 1, SMP Negeri 8, dan SMP Negeri 11 Madiun

tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 280 siswa. Data yang digunakan

dalam analisis hasil penelitian ini adalah prestasi belajar Matematika pada pokok

bahasan SPLDV setelah diberikan pembelajaran dengan pendekatan Quantum

Learning, PMRI, dan konvensional yang dinyatakan dengan skor nilai yang

dicapai siswa.

Data prestasi belajar matematika ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh pendekatan pembelajaran yang digunakan terhadap prestasi belajar

matematika pada pokok bahasan SPLDV, dan mengetahui ada tidaknya pengaruh

kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan

SPLDV, serta ada tidaknya keterkaitan antara pendekatan pembelajaran dengan

kreativitas belajar yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajar matematika pada

pokok bahasan SPLDV. Nilai-nilai statistik deskriptif yang menggambarkan

karakteristik data prestasi belajar masing-masing kelompok disajikan pada Tabel

4.1.

Tabel 4.1 Nilai-nilai Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Matematika

Metode Kreativitas Belajar

Total Tinggi Sedang Rendah

Quantum Learning

n 29 39 25 93

mean 85,655 72,513 61,920 73,763

std deviasi 6,281 6,435 7,926 11,351

Page 88: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

max 96 84 76 96

min 76 60 48 48

PMRI

n 34 33 29 96

mean 86,941 70,303 63,310 74,083

std deviasi 5,683 8,777 8,490 12,569

max 96 92 76 96

min 76 56 48 48

Konvensional

n 30 30 31 91

mean 73,200 67,600 65,290 68,659

std deviasi 6,820 9,357 8,351 8,809

max 88 84 80 88

min 60 52 52 52

Total

n 93 102 85 280

mean 82,108 70,353 63,624 72,214

std deviasi 8,759 8,318 8,295 11,289

max 96 92 80 96

min 60 52 48 48

C. Hasil Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa

dari ketiga kelompok belajar dapat dikatakan seimbang atau tidak. Kemampuan

awal dinyatakan dengan prestasi belajar sebelum eksperimen dilakukan yaitu

dengan nilai Ujian Semester. Uji keseimbangan secara statistik dilakukan untuk

menguji hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan prestasi

belajar awal yang signifikan antara ketiga kelompok siswa. Pengujian dilakukan

dengan teknik analisis variansi satu jalan. Sebelum dilakukan analisis variansi

terlebih dahulu data prestasi belajar awal harus melalui uji prasyarat yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas. Perhitungan uji normalitas menunjukkan bahwa

data prestasi belajar ketiga kelompok siswa memenuhi syarat normalitas

(perhitungan selengkapnya pada Lampiran16a). Sedangkan uji homogenitas

digunakan untuk menunjukan apakah kedua kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol memiliki variansi yang sama atau tidak. Perhitungan uji homogenitas

selengkapanya dapat dilihat pada Lampiran 16b. Setelah uji normalitas dan

homogenitas dilakukan dipenuhi selanjutnya dilakukan Perhitungan uji

keseimbangan dengan analisis variansi satu jalan dan menghasilkan nilai uji

statistik Fobs sebesar 0,277. Nilai ini lebih kecil dibandingkan nilai kritis F0,05 yaitu

sebesar 3,028 disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.2 Rangkuman analisis variansi satu jalan sel tak sama

Page 89: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Sumber JK Dk RK Fobs F

Perlakuan 55,804 2 27,902 0,277 3,028

Galat 27861,307 277 100,582

Total 27917,111 279

Dengan demikian diputuskan untuk menerima H0, artinya disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan prestasi belajar awal yang signifikan antara ketiga kelompok

siswa atau siswa-siswa pada dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

memmpunyai kemampuan yang sama (perhitungan selengkapnya pada Lampiran

16c).

D. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Salah satu syarat perhitungan anava adalah data harus berdistribusi normal,

sehingga sebelum dilakukan perhitungan dengan menggunakan anava dua jalan

dengan sel tak sama, dilakukan uji normalitas. Uji normalitas data prestasi belajar

Matematika dilakukan dengan menggunakan metode Lilliefors Testkarena datanya

berupa data tunggal pada taraf signifikansi = 0,05. Pengujian dilakukan

terhadap hipotesis nol yang menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Kesimpulan didasarkan pada : (1) Jika nilai uji statistik L

lebih besar dari L0,05 maka distribusi data tidak normal, dan (2) Jika nilai uji

statistik L lebih kecil dari L0,05 maka distribusi data normal.

Hasil perhitungan uji normalitas prestasi belajar matematika pada pokok bahasan

SPLDV dirangkum pada Tabel 4.3 sebagai berikut (perhitungan selengkapnya

pada Lampiran 17, Lampiran 18, Lampiran 19, Lampiran 20, Lampiran 21, dan

Lampiran 22).

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Normalitas

Kelompok Data L L0,05 Kesimpulan

PendekatanQuantum Learning 0,063 0,092 H0 diterima

Page 90: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Pendekatan PMRI 0,082 0,090 H0 diterima

Pendekatan Konvensional 0,090 0,093 H0 diterima

Kreativitas Belajar Tinggi 0,069 0,092 H0 diterima

Kreativitas Belajar Sedang 0,082 0,088 H0 diterima

Kreativitas Belajar Rendah 0,092 0,096 H0 diterima

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa data prestasi belajar pada semua

kelompok memiliki nilai uji statistik normalitas L lebih kecil dari L0,05 sehingga

disimpulkan bahwa hipotesis nol diterima pada semua kelompok sampel. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa sampel secara keseluruhan berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Variansi

Untuk mengetahui homogenitas variansi populasi dalam penelitian ini dilakukan

pengujian dengan teknik Bartlett Testkarena metode ini dapat digunakan untuk

mengetahui beda rerata dengan taraf signifikasi relatif kecil.

Uji Homogenitas pada data prestasi belajar matematika dilakukan sebanyak dua

kali yakni homogenitas antar pendekatan dan homogenitas antar kreativitas

belajar. Perhitungan Homogenitas antar baris (pendekatan) mengahasilkan 2

obs=

4,7550 dengan2

tabel = 5,991 sehingga H0 diterimakarena2

obs<2

0,05;2

(4,7550<5,991) maka dapat disimpulkan bahwa dari ketiga populasi memiliki

variansi yang sama, perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 23. Perhitungan

Homogenitas antar kolom (kreativitas) mengahasilakan 2

obs= 0,3481

dengan2

tabel = 5,991 sehingga H0 diterimakarena2

obs<2

0,05;2 (0,3481<5,991)

maka dapat disimpulkan bahwa dari ketiga populasi memiliki variansi yang sama,

perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 24.

E. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi sebagai syarat

untuk analisis variansi dan diperoleh semua populasi berdistribusi normal dan

variansi populasi siswa homogen, maka dapat dilanjutkan ke uji selanjutnya yaitu

analisis variansi. Pada penelitian ini analisis variansi yang digunakan analisis

Page 91: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

variansi dua arah dengan sel tak sama dengan taraf signifikansi 5%. Hasil

perhitungan analisis variansi dua jalan dapat dirangkum dalam bentuk tabel anava

sebagai berikut :

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Perhitungan Analisis Variansi Dua Jalan

Sumber JK dk RK Fobs F Keputusan

Pendekatan (A) 1382,342 2 691,171 11,919* 3,029 HOA ditolak

Kreativitas Belajar (B) 16037,722 2 8018,861 138,278* 3,029 HOB ditolak

Interaksi (A × B) 2701,016 4 675,254 11,644* 2,405 HOAB ditolak

Galat 15715,581 271 57,991

Total 35836,661 279

(1) Pada efek utama (A), ada perbedaan antara efek pendekatan pembelajaran

terhadap prestasi belajar matematika.

(2) Pada efek utama (B), ada perbedaan antara efek kreativitas belajar terhadap

prestasi belajar matematika.

(3) Pada efek interaksi (AB), ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan

kreativitas belajar terhadap prestasi belajar matematika.

1. Uji Lanjut Pasca Anava

a. Uji Lanjut Antar Baris

1) Hipotesis

H0 : 1. = 2. H0 : 1. = 3. H0 : 2. = 3.

H1 : 1. ≠ 2. H1: 1. ≠ 3. H1 : 2. ≠ 3.

2) Tingkat Signifikansi

α = 0,05

3) Hasil Komputasi

Tabel 4.5 Rangkuman uji lanjut pasca anava antar baris

H0 (xi. - xj. )2

Fobs 2 F0,05;2;271 Keputusan

1. = 2. 0,467 0,177 6,058 Diterima

1. = 3. 13,998 155,402 6,058 Ditolak

Page 92: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

2. = 3. 14,464 168,539 6,058 Ditolak

4) Daerah Kritik

DK = {F | F > 6,058}

5) Kesimpulan

a). Pembelajaran siswa dengan pendekatan Quantum Learning

mempunyai prestasi sama dengan siswa pada pembelajaran dengan

pendekatan PMRI.

b). Pembelajaran siswa dengan pendekatan Quantum Learning

mempunyai prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa pada

pembelajaran konvensional, karena H0 ditolak dan rerata siswa pada

pembelajaran dengan pendekatan Quantum Learning lebih tinggi

dibandingkan rerata siswa pada pembelajaran konvensional.

c). Pembelajaran siswa dengan pendekatan PMRI mempunyai yang lebih

baik dibandingkan dengan siswa pada pembelajaran konvensional,

karena H0 ditolak dan rerata siswa pada pembelajaran dengan

pendekatan PMRI lebih tinggi dibanding rerata siswa pada

pembelajaran konvensional.

b. Uji Lanjut Antar Kolom

1) Hipotesis

H0 : .1 = .2 H0 : .1 = .3 H0 : .2 = .3

H1 : .1 ≠ .2 H1 : .1 ≠ .3 H1 : .2 ≠ .3

2) Tingkat Signifikansi

α = 0,05

3) Hasil Komputasi

Tabel 4.6 Rangkuman uji lanjut pasca anava antar kolom

H0 (x.i- x.j)2 Fobs 2 F0,05;2;271 Keputusan

.1 = .2 35,380 1050,063 6,058 Ditolak

.1 = .3 55,276 2339,855 6,058 Ditolak

.2 = .3 19,895 316,455 6,058 Ditolak

Page 93: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

4) Daerah Kritik

DK = {F | F > 6,058}

5) Kesimpulan

a). Siswa dengan kreativitas belajar tinggi lebih baik dibandingkan

siswa dengan kreativitas sedang, karena H0 ditolak dan rerata siswa

dengan kreativitas belajar tinggi lebih besar dibandingkan dengan

siswa kreativitas sedang.

b). Siswa dengan kreativitas belajar tinggi lebih baik dibandingkan

siswa dengan kreativitas rendah, karena H0 ditolak dan rerata siswa

dengan kreativitas belajar tinggi lebih besar dibandingkan dengan

siswa kreativitas rendah.

c). Siswa dengan kreativitas belajar sedang lebih baik dibandingkan

siswa dengan kreativitas rendah, karena H0 ditolak dan rerata siswa

dengan kreativitas belajar sedang lebih besar dibandingkan dengan

siswa kreativitas rendah.

c. Uji Lanjut Antar Sel pada Baris yang Sama

1). Hipotesis

H0 : 11 = 12 H0 : 11 = 13 H0 : 12 = 13

H1 : 11 ≠ 12 H1 : 11 ≠ 13 H1 : 12 ≠ 13

H0 : 21 = 22 H0 : 21 = 23 H0 : 22 = 23

H1 : 21 ≠ 22 H1 : 21 ≠ 23 H1 : 22 ≠ 23

H0 : 31 = 32 H0 : 31 = 33 H0 : 32 = 33

H1 : 31 ≠ 32 H1 : 31 ≠ 33 H1 : 32 ≠ 33

2). Tingkat Signifikansi

α = 0,05

3). Hasil Komputasi

Tabel 4.7 Ranguman uji lanjut pasca anava pada baris yang sama

H0 (x.i- x.j)2 Fobs 8 F0,05;8;271 Keputusan

11 = 12 13,142 49,538 15,781 Ditolak

Page 94: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

11 = 13 23,735 130,427 15,781 Ditolak

12 = 13 10,593 29,477 15,781 Ditolak

21 = 22 16,638 79,940 15,781 Ditolak

21 = 23 23,631 150,707 15,781 Ditolak

22 = 23 6,993 13,015 15,781 Diterima

31 = 32 5,600 8,112 15,781 Diterima

31 = 33 7,910 16,448 15,781 Ditolak

32 = 33 2,310 1,402 15,781 Diterima

4). Daerah Kritik

DK = {F | F > 15,781}

5). Kesimpulan

a). Pada pendekatan Quantum Learning siswa dengan kreativitas tinggi

memberikan prestasi yang lebih baik dibanding siswa dengan

kreativitas sedang.

b). Pada pendekatan Quantum Learning siswa dengan kreativitas tinggi

memberikan prestasi yang lebih baik dibanding siswa dengan

kreativitas rendah.

c). Pada pendekatan Quantum Learning siswa dengan kreativitas sedang

memberikan prestasi yang lebih baik dibanding siswa dengan

kreativitas rendah.

d). Pada pendekatan PMRI siswa dengan kreativitas tinggi memberikan

prestasi yang lebih baik dibanding siswa dengan kreativitas sedang.

e). Pada pendekatan PMRI siswa dengan kreativitas tinggi memberikan

prestasi yang lebih baik dibanding siswa dengan kreativitas rendah.

f). Pada pendekatan PMRI siswa dengan kreativitas sedang memberikan

prestasi yang lebih baik dibanding siswa dengan kreativitas rendah.

g). Pada pendekatan konvensional siswa dengan kreativitas tinggi

memberikan prestasi yang sama dengan siswa kreativitas sedang.

h). Pada pendekatan konvensional siswa dengan kreativitas tinggi

memberikan prestasi yang lebih baik dibanding dengan siswa

kreativitas rendah.

Page 95: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

i). Pada pendekatan konvensional siswa dengan kreativitas sedang

memberikan prestasi yang sama dibanding dengan siswa kreativitas

rendah.

d. Uji Lanjut Antar Sel Pada Kolom Yang Sama

1). Hipotesis

H0 : 11 = 21 H0 : 11 = 31 H0 : 21 = 31

H1 : 11 ≠ 12 H1 : 11 ≠ 31 H1 : 21 ≠ 31

H0 : 12 = 22 H0 : 12 = 32 H0 : 22 = 32

H1 : 12 ≠ 22 H1 : 12 ≠ 32 H1 : 22 ≠ 32

H0 : 13 = 23 H0 : 13 = 33 H0 : 23 = 33

H1 : 13 ≠ 23 H1 : 13 ≠ 33 H1 : 23 ≠ 33

2). Tingkat Signifikansi

α = 0,05

3). Hasil Komputasi

Tabel 4.8 Ranguman uji lanjut pasca anava pada kolom yang sama

H0 (xi.- xj.)2 Fobs 8 F0,05;8;271 Keterangan

11 = 21 1,286 0,446 15,781 Diterima

11 = 31 12,455 39,446 15,781 Ditolak

21 = 31 13,741 51,893 15,781 Ditolak

12 = 22 2,210 1,505 15,781 Diterima

12 = 32 4,913 7,057 15,781 Diterima

22 = 32 2,703 1,980 15,781 Diterima

13 = 23 1,390 0,448 15,781 Diterima

13 = 33 3,370 2,711 15,781 Diterima

23 = 33 1,980 1,013 15,781 Diterima

4). Daerah Kritik

DK = {F | F > 15,781}

5). Kesimpulan

a). Pada siswa dengan kreativitas tinggi pembelajaran dengan

menggunakan Quantum Learning memberikan efek yang sama

dengan pembelajaran menggunakan PMRI.

Page 96: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

b). Pada siswa dengan kreativitas tinggi pembelajaran dengan

menggunakan Quantum Learning memberikan efek yang lebih

baik dibanding dengan pembelajaran Konvensional.

c). Siswa dengan kreativitas tinggi pembelajaran dengan

menggunakan PMRI memberikan prestasi yang lebih baik

dibanding dengan pembelajaran konvensional.

d). Siswa dengan kreativitas sedang pembelajaran dengan

menggunakan Quantum Learning memberikan efek yang sama

dengan pembelajaran menggunakan PMRI.

e). Siswa dengan kreativitas sedang pembelajaran dengan

menggunakan Quantum Learning memberikan efek yang sama

dengan pembelajaran menggunakan Konvensional.

f). Siswa dengan kreativitas sedang pembelajaran dengan

menggunakan PMRImemberikan efek yang sama dengan

pembelajaran Konvensional.

g). Siswa dengan kreativitas rendah pembelajaran dengan

menggunakan Quantum Learning, PMRI maupun Konvensional

memiliki prestasi belajar yang sama.

F. Pembahasan Hipotesis

1. Perbedaan Prestasi Belajar Matematika antara Siswa yang Belajar dengan

Pendekatan Quantum Learning, PMRI, dan Konvensional

Dari Tabel 4.4 diketahui bahwa ada perbedaan rerata yang signifikan antara

prestasi belajar matematika dengan pendekatan Quantum Learning, PMRI

maupun Konvensional karena pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak

sama menghasilkan Fobs sebesar 11,919, sedangkan nilai kritis F untuk

pengujian dengan taraf signifikansi = 0,05 dan derajat kebebasan 2 dan 271

adalah F0,05;2;271 = 3,029. sehingga Fobs> F0,05;2;271 (11,919 > 3,029) maka

diputuskan bahwa H0A ditolak. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan prestasi belajar Matematika antara siswa yang belajar

dengan pendekatan Quantum Learning, PMRI, dan Konvensional.

Page 97: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Perhitungan statistik deskriptif uji lanjut pasca anava antar baris pada Tabel

4.5menunjukkan tidak ada perbedaan rerata yang signifikan antara prestasi belajar

matematika siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran

Quantum Learning dan PMRI, artinya prestasi belajar matematika siswa pada

pembelajaran Quantum Learning sama dengan prestasi belajar matematika siswa

pada pembelajaran PMRI. Ada perbedaan rerata yang signifikan antara prestasi

belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan

pembelajaran Quantum Learning dan konvensional. Berdasarkan rerata nilai

prestasi belajar siswa yang belajar dengan pendekatan Quantum Learning adalah

sebesar 73,763dan rerata nilai prestasi belajar siswa yang belajar dengan

pendekatan Konvensional adalah sebesar 68,659, dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar matematika siswa pada pembelajaran Quantum Learning lebih

baik daripada prestasi belajar matematika siswa pada pembelajaran konvensional.

Ada perbedaan rerata yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa

yang diberi pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran PMRI dan

konvensional. Berdasarkan rerata nilai prestasi belajar siswa yang belajar dengan

pendekatan PMRI adalah sebesar 74,083 dan rerata nilai prestasi belajar siswa

yang belajar dengan pendekatan Konvensional adalah sebesar 68,659, dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa pada pembelajaran PMRI

lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa pada pembelajaran

konvensional.

2. Perbedaan Prestasi Belajar Matematika antara Siswa yang Memiliki Kreativitas

Belajar Tinggi, Sedang, dan Rendah

Dari Tabel 4.4 diketahui bahwa analisis perbedaan prestasi belajar Matematika

karena pengaruh Kreativitas belajar siswa menghasilkan nilai uji statistik Fobs

sebesar 138,278 dan nilai kritis F untuk pengujian dengan taraf signifikansi =

0,05 dan derajat kebebasan 2 dan 271 adalah F0,05;2;271 = 3,029. Oleh karena

Fobs> F0,05;2;271 (138,278> 3,029) maka diputuskan bahwa H0B ditolak. Dengan

kata lain dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar

matematika antara siswa yang memiliki Kreativitas belajar tinggi, sedang, dan

rendah.

Page 98: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Perhitungan statistik deskriptif ( pada Lampiran 25) dan uji lanjut pasca anava

antar kolompada Tabel 4.6 menunjukkan ada perbedaan rerata yang signifikan

antara prestasi belajar matematika siswa yang memiliki Kreativitas belajar tinggi

dengan prestasi belajar matematika siswa yang memiliki Kreativitas belajar

sedang. Berdasarkan perhitungan rerata nilai prestasi belajar siswa yang memiliki

Kreativitas belajar tinggi sebesar 82,108 dan rerata nilai prestasi belajar siswa

yang memiliki Kreativitas belajar sedang sebesar 70,353, dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar matematika siswa yang memiliki Kreativitas belajar tinggi

lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang memiliki Kreativitas

belajar sedang.

Ada perbedaan rerata yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa

yang memiliki Kreativitas belajar tinggi dengan prestasi belajar matematika siswa

yang memiliki Kreativitas belajar rendah. Berdasarkan perhitungan rerata nilai

prestasi belajar siswa yang memiliki Kreativitas belajar tinggi sebesar 82,108 dan

rerata nilai prestasi belajar siswa yang memiliki Kreativitas belajar rendah sebesar

63,624, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang

memiliki Kreativitas belajar tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika

siswa yang memiliki Kreativitas belajar rendah.

Ada perbedaan rerata yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa

yang memiliki Kreativitas belajar sedang dengan prestasi belajar matematika

siswa yang memiliki Kreativitas belajar rendah. Berdasarkan perhitungan rerata

nilai prestasi belajar siswa yang memiliki Kreativitas belajar sedang sebesar

70,353 dan rerata nilai prestasi belajar siswa yang memiliki Kreativitas belajar

rendah sebesar 63,624, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika

siswa yang memiliki Kreativitas belajar sedang lebih baik daripada prestasi

belajar matematika siswa yang memiliki Kreativitas belajar rendah.

3. Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Siswa yang Belajar dengan Pendekatan

Quantum Learning antara Siswa yang Memiliki Kreativitas Belajar Tinggi,

Sedang, dan Rendah

Page 99: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Dari Tabel 4.4 diketahui bahwa analisis perbedaan prestasi belajar matematika

karena interaksi pengaruh pendekatan belajar dan Kreativitas belajar siswa

menghasilkan nilai uji statistik Fobs sebesar 11,644 dan nilai kritis F untuk

pengujian dengan taraf signifikansi = 0,05 dan derajat kebebasan 4 dan 271

adalah F0,05;4;271 = 2,405. Oleh karena Fobs> F0,05;4;271 (11,644>2,405) maka

diputuskan bahwa H0AB ditolak. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan prestasi belajar Matematika karena interaksi pengaruh

pendekatan belajar dan Kreativitas belajar siswa.

Perhitungan statistik deskriptif (Lampiran 25 hal 172) menunjukkan bahwa pada

siswa yang belajar dengan pendekatan Quantum Learning pada Tabel 4.7 terdapat

perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang memiliki

Kreartivitas tinggi dengan prestasi belajar matematika siswa yang memiliki

Kreartivitas sedang. Berdasarkan rerata nilai prestasi belajar siswa yang memiliki

Kreativitas belajar tinggi sebesar 85,655 dan rerata nilai prestasi belajar siswa

yang memiliki Kreativitas belajar sedang sebesar 72,513, dapat disimpulkan

bahwa pada pendekatan Quantum Learning, prestasi belajar matematika siswa

yang memiliki Kreativitas tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika

siswa yang memiliki Kreativitas sedang.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang

memiliki Kreativitas tinggi dengan prestasi belajar matematika siswa yang

memiliki Kreativitas rendah. Berdasarkan rerata nilai prestasi belajar siswa yang

memiliki Kreativitas belajar tinggi sebesar 85,655 dan rerata nilai prestasi belajar

siswa yang memiliki Kreativitas belajar sedang sebesar 61,920, dapat disimpulkan

bahwa pada pendekatan Quantum Learning, prestasi belajar matematika siswa

yang memiliki Kreativitas tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika

siswa yang memiliki Kreativitas rendah.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang

memiliki Kreativitas sedang dengan prestasi belajar matematika siswa yang

memiliki Kreativitas rendah. Berdasarkan rerata nilai prestasi belajar siswa yang

memiliki Kreativitas belajar sedang sebesar 72,513 dan rerata nilai prestasi belajar

Page 100: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

siswa yang memiliki Kreativitas belajar sedang sebesar 61,920, dapat disimpulkan

bahwa pada pendekatan Quantum Learning,prestasi belajar matematika siswa

yang memiliki Kreativitas sedang lebih baik daripada prestasi belajar matematika

siswa yang memiliki Kreativitas rendah.

4. Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Siswa yang Belajar dengan

Pendekatan PMRI antara Siswa yang Memiliki Kreativitas Belajar Tinggi,

Sedang, dan Rendah

Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa H0AB ditolak sehingga perlu dilakukan uji lanjut

pasca anava. Berdasarkan hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat

Tabel 4.7), didapat hasil bahwa pada siswa yang belajar dengan pendekatan

PMRI, terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika

siswa yang memiliki Kreativitas tinggi dengan prestasi belajar matematika siswa

yang memiliki Kreativitas sedang. Berdasarkan rerata nilai prestasi belajar siswa

yang memiliki Kreativitas belajar tinggi sebesar 86,941 dan rerata nilai prestasi

belajar siswa yang memiliki Kreativitas belajar sedang sebesar 70,303, dapat

disimpulkan bahwa pada pendekatan PMRI,prestasi belajar matematika siswa

yang memiliki Kreativitas tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika

siswa yang memiliki Kreativitas sedang (perhitungan selengkapnya pada

Lampiran 25 hal 172).

Berdasarkan hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat Tabel 4.7),

didapat hasil bahwa pada siswa yang belajar dengan pendekatan PMRI, terdapat

perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang memiliki

Kreativitas tinggi dengan prestasi belajar matematika siswa yang memiliki

Kreativitas rendah. Berdasarkan rerata nilai prestasi belajar siswa yang memiliki

Kreativitas belajar tinggi sebesar 86,941 dan rerata nilai prestasi belajar siswa

yang memiliki Kreativitas belajar rendah sebesar 63,310, dapat disimpulkan

bahwa pada pendekatan PMRI,prestasi belajar matematika siswa yang memiliki

Kreativitas belajar tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa

yang memiliki Kreativitas belajar rendah.

Berdasarkan hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat Tabel 4.7),

didapat hasil bahwa pada siswa yang belajar dengan pendekatan PMRI, tidak

Page 101: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang

memiliki Kreativitas belajar sedang dengan prestasi belajar matematika siswa

yang memiliki Kreativitas belajar rendah. Artinya pada pendekatan PMRI,

prestasi belajar matematika siswa yang memiliki Kreativitas sedang sama dengan

prestasi belajar matematika siswa yang memiliki Kreativitas rendah.

5. Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Siswa yang Belajar dengan

Pendekatan Konvensional antara Siswa yang Memiliki Kreativitas Belajar

Tinggi, Sedang, dan Rendah

Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa H0AB ditolak sehingga perlu dilakukan uji lanjut

pasca anava. Berdasarkan hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat

Tabel 4.7), didapat hasil bahwa pada siswa yang belajar dengan pendekatan

konvensional, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar

matematika siswa yang memiliki Kreativitas tinggi dengan prestasi belajar

matematika siswa yang memiliki Kreativitas sedang. Artinya pada pendekatan

PMRI, prestasi belajar matematika siswa yang memiliki Kreativitas tinggi sama

dengan prestasi belajar matematika siswa yang memiliki Kreativitas sedang.

Berdasarkan hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat Tabel 4.7),

didapat hasil bahwa pada siswa yang belajar dengan pendekatan konvensional,

terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang

memiliki Kreativitas tinggi dengan prestasi belajar matematika siswa yang

memiliki Kreativitas rendah. Berdasarkan rerata nilai prestasi belajar siswa yang

memiliki Kreativitas belajar tinggi sebesar 82,108 dan rerata nilai prestasi belajar

siswa yang memiliki Kreativitas belajar rendah sebesar 72,214, dapat disimpulkan

bahwa pada pendekatan konvensional, prestasi belajar matematika siswa yang

memiliki Kreativitas belajar tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika

siswa yang memiliki Kreativitas belajar rendah.

Berdasarkan hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat Tabel 4.7),

didapat hasil bahwa pada siswa yang belajar dengan pendekatan konvensional,

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa

yang memiliki Kreativitas belajar sedang dengan prestasi belajar matematika

siswa yang memiliki Kreativitas belajar rendah. Artinya pada pendekatan

Page 102: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

konvensional, prestasi belajar matematika siswa yang memiliki Kreativitas sedang

sama dengan prestasi belajar matematika siswa yang memiliki Kreativitas rendah.

6. Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Siswa yang Memiliki Kreativitas

Belajar Tinggi antara Siswa yang Belajar dengan Pendekatan Quantum

Learning, PMRI, dan Konvensional

Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa H0AB ditolak sehingga perlu dilakukan uji lanjut

pasca anava. Berdasarkan hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat

Tabel 4.8) didapat hasilbahwa pada siswa yang yang memiliki Kreativitas belajar

tinggi, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika

siswa yang belajar dengan pendekatan Quantum Learningdengan prestasi belajar

matematika siswa belajar dengan pendekatan PMRI. Artinya pada siswa yang

memiliki Kreativitas belajar tinggi, prestasi belajar matematika siswa yang yang

belajar dengan pendekatan Quantum Learningsama dengan prestasi belajar

matematika siswa belajar dengan pendekatan PMRI.

Pada hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat Tabel 4.8) didapat

hasilbahwa pada siswa yang yang memiliki Kreativitas belajar tinggi, terdapat

perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang belajar

dengan pendekatan Quantum Learning dengan prestasi belajar matematika siswa

belajar dengan pendekatan konvensional. Berdasarkan rerata nilai prestasi belajar

siswa yang memiliki Kreativitas belajar tinggi dengan pendekatan belajar

Quantum Learning sebesar 85,655 dan rerata nilai prestasi belajar siswa yang

memiliki Kreativitas belajar tinggi dengan pembelajaran konvensional sebesar

73,200, dapat disimpulkan bahwa pada pendekatan siswa yang memiliki

Kreativitas tinggi, prestasi belajar matematika siswa yang belajar dengan

pendekatan Quantum Learning lebih baik daripada prestasi belajar matematika

siswa belajar dengan pendekatan konvensional.

Pada hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat Tabel 4.8) didapat hasil

bahwa pada siswa yang yang memiliki Kreativitas belajar tinggi, terdapat

perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang belajar

dengan pendekatan PMRI dengan prestasi belajar matematika siswa belajar

dengan pendekatan konvensional. Berdasarkan rerata nilai prestasi belajar siswa

Page 103: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

yang memiliki Kreativitas belajar tinggi dengan pendekatan belajar PMRI sebesar

86,941 dan rerata nilai prestasi belajar siswa yang memiliki Kreativitas belajar

tinggi dengan pembelajaran konvensional sebesar 73,200, dapat disimpulkan

bahwa pada pendekatan siswa yang memiliki Kreativitas tinggi, prestasi belajar

matematika siswa yang belajar dengan pendekatan PMRI lebih baik daripada

prestasi belajar matematika siswa belajar dengan pendekatan konvensional.

7. Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Siswa yang Memiliki Kreativitas

Belajar Sedang antara Siswa yang Belajar dengan Pendekatan Quantum

Learning, PMRI, dan Konvensional

Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa H0AB ditolak sehingga perlu dilakukan uji lanjut

pasca anava. Berdasarkan hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat

Tabel 4.8) didapat hasilbahwa pada siswa yang yang memiliki Kreativitas belajar

sedang, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar

matematika siswa yang belajar dengan pendekatan Quantum Learning dengan

prestasi belajar matematika siswa belajar dengan pendekatan PMRI. Artinya pada

siswa yang memiliki Kreativitas belajar sedang, prestasi belajar matematika siswa

yang yang belajar dengan pendekatan Quantum Learning sama dengan prestasi

belajar matematika siswa belajar dengan pendekatan PMRI.

Pada hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat Tabel 4.8) didapat

hasilbahwa pada siswa yang yang memiliki Kreativitas belajar sedang, tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang

belajar dengan pendekatan Quantum Learning dengan prestasi belajar matematika

siswa belajar dengan pendekatan konvensional. Artinya pada siswa yang memiliki

Kreativitas belajar sedang, prestasi belajar matematika siswa yang yang belajar

dengan pendekatan Quantum Learning sama dengan prestasi belajar matematika

siswa belajar dengan pendekatan konvensional.

Pada hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat Tabel 4.8) didapat hasil

bahwa pada siswa yang yang memiliki Kreativitas belajar sedang, tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang belajar

dengan pendekatan PMRI dengan prestasi belajar matematika siswa belajar

dengan pendekatan konvensional. Artinya pada siswa yang memiliki Kreativitas

Page 104: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

belajar sedang, prestasi belajar matematika siswa yang yang belajar dengan

pendekatan PMRI sama dengan prestasi belajar matematika siswa belajar dengan

pendekatan konvensional.

8. Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Siswa yang Memiliki Kreativitas

Belajar Rendah antara Siswa yang Belajar dengan Pendekatan Quantum

Learning, PMRI, dan Konvensional

Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa H0AB ditolak sehingga perlu dilakukan uji lanjut

pasca anava. Berdasarkan hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat

Tabel 4.8) didapat hasil bahwa pada siswa yang yang memiliki Kreativitas belajar

rendah, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar

matematika siswa yang belajar dengan pendekatan Quantum Learning dengan

prestasi belajar matematika siswa belajar dengan pendekatan PMRI. Artinya pada

siswa yang memiliki Kreativitas belajar rendah, prestasi belajar matematika siswa

yang yang belajar dengan pendekatan Quantum Learning sama dengan prestasi

belajar matematika siswa belajar dengan pendekatan PMRI.

Pada hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat Tabel 4.8) didapat hasil

bahwa pada siswa yang yang memiliki Kreativitas belajar rendah, tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang belajar

dengan pendekatan Quantum Learning dengan prestasi belajar matematika siswa

belajar dengan pendekatan konvensional. Artinya pada siswa yang memiliki

Kreativitas belajar rendah, prestasi belajar matematika siswa yang yang belajar

dengan pendekatan Quantum Learning sama dengan prestasi belajar matematika

siswa belajar dengan pendekatan konvensional.

Pada hasil uji lanjut pasca anava dengan uji Scheffe (lihat Tabel 4.8) didapat hasil

bahwa pada siswa yang yang memiliki Kreativitas belajar redah, tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang belajar

dengan pendekatan PMRI dengan prestasi belajar matematika siswa belajar

dengan pendekatan konvensional. Artinya pada siswa yang memiliki Kreativitas

belajar rendah, prestasi belajar matematika siswa yang yang belajar dengan

pendekatan PMRI sama dengan prestasi belajar matematika siswa belajar dengan

pendekatan konvensional.

Page 105: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut :

1. Siswa dengan pembelajaran Quantum Learning mempunyai prestasi belajar

matematika yang sama dengan siswa-siswa yang belajar dengan pendekatan

pembelajaran PMRI. Sedangkan prestasi belajar siswa yang belajar dengan

pendekatan Quantum Learning lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang

belajar dengan pendekatan konvensional. Prestasi belajar siswa yang belajar

dengan pendekatan PMRI lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang

belajar dengan pendekatan konvensional.

2. Siswa dengan kreativitas belajar tinggi memiliki prestasi belajar matematika

yang lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa dengan kreativitas

belajar sedang maupun rendah. Siswa dengan kreativitas belajar sedang

memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada prestasi belajar

matematika siswa dengan kreativitas belajar rendah.

3. Pada pendekatan Quantum Learning, prestasi belajar matematika siswa

dengan kreativitas belajar tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa

dengan kreativitas belajar sedang maupun rendah. Prestasi belajar matematika

siswa dengan kreativitas belajar sedang lebih baik daripada prestasi belajar

siswa dengan kreativitas belajar rendah.

4. Pada pendekatan PMRI, prestasi belajar matematika siswa dengan kreativitas

belajar tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan kreativitas

belajar sedang maupun rendah. Prestasi belajar matematika siswa dengan

kreativitas belajar sedang sama dengan prestasi belajar siswa dengan

kreativitas belajar rendah.

5. Pada pendekatan Konvensional, prestasi belajar matematika siswa dengan

kreativitas belajar tinggi sama dengan prestasi belajar siswa dengan kreativitas

belajar sedang. Prestasi belajar matematika siswa dengan kreativitas belajar

Page 106: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

sedang sama dengan prestasi belajar siswa dengan kreativitas belajar rendah

Prestasi belajar matematika siswa dengan kreativitas belajar tinggi lebih baik

daripada prestasi belajar siswa dengan kreativitas belajar rendah.

6. Pada siswa dengan kreativitas belajar tinggi, prestasi belajar matematika siswa

yang belajar pada pendekatan Quantum Learning sama dengan prestasi belajar

matematika siswa yang belajar pada pendekatan PMRI. Prestasi belajar

matematika siswa yang belajar pada pendekatan Quantum Learning lebih baik

daripada prestasi belajar matematika siswa yang belajar pada pendekatan

konvensional. Prestasi belajar matematika siswa yang belajar pada pendekatan

PMRI lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang belajar pada

pendekatan konvensional.

7. Pada siswa dengan kreativitas belajar sedang, prestasi belajar matematika

siswa yang belajar pada pendekatan Quantum Learning, PMRI, dan

konvensional mempunyai prestasi yang sama.

8. Pada siswa dengan kreativitas belajar rendah, prestasi belajar matematika

siswa yang belajar pada pendekatan Quantum Learning, PMRI, dan

konvensional mempunyai prestasi yang sama.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan secara umum tidak terdapat

perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran

matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran PMRI,

pendekatan Quantum Learning dan siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional. Hal ini menunjukkan secara teoritis hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai salah satu acuan untuk mengembangkan pendekatan

pembelajaran inovatif yang disesuaikan dengan materi pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai. Dari hasil penelitian diketahui jika ditinjau

secara umum bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran PMRI dan siswa

pembelajaran dengan pendekatan Quantum Learning memperoleh prestasi

belajar matematika siswa yang sama. Prestasi belajar siswa yang mengikuti

Page 107: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

pembelajaran Quantum Learning dan PMRI lebih baik dari pada prestasi

belajar siswa dengan pemebelajaran konvensional. jika pendekatan

pembelajaran ditinjau dari kreativitas belajar siswa (kreativitas tinggi,

kreativitas sedang dan kreativitas rendah) maka terdapat perbedaan yang

menunjukkan interkasi. Jika ditinjau dari siswa dengan kreativitas tinggi

kedua pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan PMRI dan pendekatan

Quantum Learning memberikan efek yang sama dan keduannya lebih baik

daripada konvensional, tetapi jika ditinjau dari kreativitas sedang, ketiga

pendekatan pembelajaran memberikan prestasi belajar yang sama. Begitu

juga jika ditinjau dari kreativitas rendah, pendekatan PMRI, pendekatan

Quantum Learning dan pendekatan Konvensional memberikan prestasi

belajar yang sama.

2. Implikasi Praktis

Pembelajaran PMRI akan memberikan manfaat bagi upaya

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Rendahnya prestasi belajar

matematika siswa yang menjadi masalah bagi sebagian besar guru, dapat

dipecahkan antara lain dengan merancang suatu pembelajaran yang inovatif,

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran PMRI

dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat memberikan dampak positif

bagi peningkatan belajar siswa.

Pembelajaran PMRI materi yang diajarkan dikaitkan dengan situasi

dunia nyata dengan membuat hubungan antara pengetahuan yang mereka

konstruksi sendiri ketika belajar dengan menerapkannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga

siswa mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka

dan bagaimana mencapainya. Siswa harus menyadari bahwa apa yang mereka

pelajari akan berguna bagi hidupnya nanti.

Pada Pembelajaran Quantum Learning siswa dalam proses

pembelajaran lingkungan belajar sangat diperlukan sehingga siswa dalam

belajar senang seperti ketika proses pembelajaran siswa dikelompok-

Page 108: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

kelompokkan dan siswa diberi tugas untuk membuat materi yang

berhubungan dengan SPLDV, sehingga siswa dapat berkesan dengan tugas

membuat poster yang ditempel didinding. Dan ketika pembelajaran

berlangsung siswa juga diiringi musik instrumental sehingga siswa merasa

refres dengan lingkungan belajar yang menyenangkan.

C. Saran

1. Bagi Siswa

a. Pada pembelajaran PMRI dan Quatum Learning, sebaiknya siswa dapat

berperan aktif sesuai dengan langkah-langkah yang disampaikan oleh

guru sehingga prestasi belajar matematika dapat meningkat.

b. Pada pembelajaran PMRI, hendaknya siswa dapat belajar untuk

bersosialisasi dengan teman satu kelompok dan mengerjakan tugas

kelompok dengan bersama-sama serta tidak ragu untuk membagi

pengetahuan atau informasi kepada siswa yang belum paham tentang

suatu hal.

2. Bagi Guru

a. Diharapkan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

matematika, guru lebih banyak melibatkan keaktifan siswa dan guru

hanya sebagai motivator misalnya melalui pendekatan PMRI

b. Hendaknya guru memperhatikan karakteristik siswa misalnya

kreativitas belajar yang dimiliki siswa yaitu kreativitas tinggi,

kreativitas sedang dan kreativitas rendah atau mungkin bisa

memperhatikan dari gaya belajar siswa, kreativitas siswa dan lain-

lain.

c. Hendaknya guru matematika ada keinginan untuk mencoba

menggunakan pendekatan PMRI untuk mengajarkan materi

pelajaran yang sesuai, dan mau melakukan koreksi serta refleksi

untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Page 109: digilib.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS VIII SMP NEGERI KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 O SRI AMBARWATI commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

d. Hendaknya guru melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran

karena menurut aliran konstruktivisme bahwa pengetahuan dapat dipahami

oleh siswa jika siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan siswa sendiri.

3. Kepada Pihak Sekolah

a. Memberi kesempatan guru agar aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan

yang sifatnya menambah pengetahuan, baik itu dari materi maupun

pendekatan pembelajaran.

b. Hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam

pendekatan PMRI dan pendekatan Quantum Learning sehingga dapat

diperoleh prestasi belajar matematika siswa yang optimal.

c. Hendaknya menghimbau para guru untuk menggunakan pendekatan yang

bersifat konstruktivisme yang lainnya serta memodifikasi sesuai kebutuhan

pembelajaran di kelas sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.

d. Hendaknya para Kepala Sekolah selalu aktif menjalin kerjasama dengan

Instansi Pendidikan lain, Perguruan Tinggi maupun Masyarakat dalam

rangka meningkatkan kualitas pendidikan khususnya kualitas penddidikan

matematika.

4. Kepada Peneliti / Peneliti Lain

a. Pada penelitian ini menggunakan kreativitas belajar, bagi para calon

peneliti mungkin dapat melakukan peninjauan yang lain, misalnya, gaya

belajar, motivasi, aktivitas, minat siswa, dan lain-lain agar dapat lebih

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika

siswa.

b. Hasil penelitian hanya terbatas pada materi persamaan linier dua variabel

kelas VIII SMP, sehingga dapat dikembangkan pada materi lain di jenjang

yang lain pula.

c. Penulis berharap agar para peneliti atau calon peneliti dapat meneruskan

atau mengembangkan penelitian ini untuk variabel-variabel yang sejenis

yang masih bayak jumlahnya seperti jigsaw, STAD, CTL dan lain-lain.