112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN STATISTIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWA SMA DI KABUPATEN KOTA WARINGIN BARAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister Program Studi Pendidikan Matematika Diajukan Oleh : MUHAMAD HAMDANI S. 850809110 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

  • Upload
    dangtu

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN

TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN STATISTIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWA SMA

DI KABUPATEN KOTA WARINGIN BARAT

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister Program Studi

Pendidikan Matematika

Diajukan Oleh :

MUHAMAD HAMDANI S. 850809110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN

TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN STATISTIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWA SMA

DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Disusun Oleh

MUHAMAD HAMDANI

S. 850809110

Telah disetujui Tim Pembimbing

Pada Tanggal : Januari 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.Tri Atmojo K,M.Sc.Ph.D Drs. Suyono, M.Si NIP.19630826 198803 1002 NIP.19500301 197603 1002

Mengetahui Kaprodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Sebelas Maret

Dr. Mardiyana, M.Si NIP.19660225 199302 1002

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN STATISTIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWA SMA

DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Disusun Oleh :

MUHAMAD HAMDANI

S. 850809110

Telah Disetujui dan Disahkan Oleh Tim Penguji

Pada Tanggal : Januari 2011

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Dr. Mardiyana, M.Si ....................................

Sekretaris : Dr. Riyadi, M.Si ....................................

Penguji : 1. Drs. Tri Atmojo K, M.Sc, Ph.D ....................................

2. Drs. Suyono, M.Si ....................................

Surakarta, Januari 2011

Mengetahui Ketua Program Studi

Direktur PPs UNS Pendidikan Matematika

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D Dr. Mardiyana, M.Si

NIP.19570820 198503 1 004 NIP.19660225 199302 1 002

PERNYATAAN

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Muhamad Hamdani

NIM : S 850809110

Menyatakan dengan sungguhnya, bahwa tesis berjudul ”Eksperimentasi Metode

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan

Tipe Jigsaw Pada Pokok Bahasan Statistika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Pada

Siswa SMA Di Kabupaten Kotawaringin Barat adalah betul-betul karya saya

sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut ditunjukkan dalam daftar

pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari

tesis tersebut.

Surakarta, Januari 2011

Yang membuat pernyataan

Muhamad Hamdani

MOTTO

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan

orang-orang yang berilmu

( Q.S. Al-Mujadilah:11)

Lihatlah orang yang lebih bawah dari pada kalian, dan janganlah melihat orang yang

lebih atas dari kalian. Maka yang demikian itu lebih patut agar kalian tidak

meremehkan nikmat Allah kepada kalian.

(H.R. Abu Hurairah)

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan untuk:

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi,

mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan

tesis dan studi ini.

2.Anak-anakku Ahmad Fajrin Riadi, Nidia Fajriyati,

Ahmad Hafiz Noorfaizin, yang selalu mendo’akan untuk

keberhasilan dalam penyelesaian tesis dan studi ini.

3.Seluruh keluarga yang telah memberikan bantuan, motivasi,

dan do’anya dalam penulisan tesis dan studi ini.

4.Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan semangat

dan bantuan.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ini,yang merupakan sebagian persyaratan untuk mencapai derajad magister pada

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan judul:

“Eksperimentasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) dan Tipe Jigsaw Pada Pokok Statistika Ditinjau Dari Aktivitas

Belajar Pada Siswa SMA di Kabupaten Kotawaringin Barat” Pada kesempatan ini,

penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung

terselesaikannya tesis ini :

1. Prof. Dr. Much. Syamsul Hadi, dr. Sp Kj (K), Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menempuh

studi sampai selesai di Program Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto,M.Sc, Ph.D, Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis

sehingga penulis mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam melakukan

penelitian.

3. Rektor dan Dekan FKIP Universitas Palangkaraya yang telah memberikan ijin

untuk melanjutkan pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Dr. Mardiyana, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

dorongan dan pengarahan sehingga terselesaikan tesis ini.

5. Drs. Tri Atmojo K, M.Sc. Ph.D, sebagai pembimbing I, yang telah banyak

memberikan bimbingan dan dukungan penulisan tesis ini.

6. Drs. Suyono, M.Si, sebagai pembimbing II, yang telah dengan kesabarannya

memberikan bimbingan kepada penulis.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal dalam

penyusunan tesis ini melalui perkuliahan.

8. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga. Kabupaten Kotawaringin

Barat yang telah memberikan ijin/rekomendasi kepada penulis sehingga penulis

mendapatkan kemudahan dalam melakukan penelitian.

9. Kepala sekolah SMA-1 Pangkalan Bun dan Kepala sekolah SMAN-1 Kumai

serta Kepala Sekolah SMA PGRI Pangkalan Bun yang telah memberikan

kesempatan dan membantu penulis dalam mengumpulkan data penelitian.

10. Guru matematika SMAN-1 Pangkalan Bun dan SMAN-1 Kumai serta SMA

PGRI Pangkalan Bun yang telah melakasanakan pembelajaran dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kooperatif tipe Jigsaw.

11. Siswa-siswi kelas XI SMAN-1 Pangkalan Bun dan SMAN-1 Kumai dan SMA

PGRI Pangkalan Bun atas bantuan dan kerja samanya.

12. Semua keluarga yang telah membantu dan memberikan kesempatan, dorongan

dan kesabarannya.

13. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu

terselesainya tesis ini.

Semoga semua amal baik mereka yang telah diberikan kepada penulis,

mendapat ridha dari Allah SWT.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

pembaca. Semoga tesis ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu, khususnya dibidang

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pendidikan matematika.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL....................................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………....

HALAMAN PENGESAHAN................................................................

PERNYATAAN......................................................................................

MOTTO...................................................................................................

PERSEMBAHAN...................................................................................

KATA PENGANTAR…………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………...

DAFTAR TABEL...................................................................................

DAFTAR GAMBAR..............................................................................

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................

ABSTRAK...............................................................................................

ABSTRACT..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................……………...............

B. Identifikasi Masalah………………………………...........…

C. Pemilihan Masalah………………………………………….

D. Pembatasan Masalah…………………………………..........

E. Perumusan Masalah ………………………………………...

F. Tujuan Penelitian…………………………………………....

G. Manfaat Penelitian……………………………………….….

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori………………………………………...........

1. Pembelajaran Matematika..............…………………......

2. Teori Belajar Konstruktivistik…………………………..

3. Pembelajaran Kooperatif .................................………....

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.………………….

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw...........................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

x

xiv

xv

xvi

xviii

xx

1

7

8

10

10

11

12

13

13

17

18

24

28

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Aktivitas Belajar Siswa...................................................

B. Penelitian Yang Relevan………..............………………….

C. Kerangka Berpikir Dan Hipotesis................................…….

1. Kerangka Berpikir.……………………………………….

2. Hipotesis.............................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………............…

B. Metode Penelitian ..................................................................

C. Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel………...

1. Populasi..............................................................................

2. Sampel................................................................................

3. Teknik Pengambilan Sampel..............................................

D. Metode Pengumpulan Data…………………………………

1. Variabel Penelitian.............................................................

2. Teknik Pengambilan Data..................................................

3. Instrumen Penelitian...........................................................

E. Teknik Analisis Data………………………………………..

1. Uji Keseimbangan .............................................................

2. Uji Persyaratan Analisis ....................................................

3. Uji Hipotesis.......................................................................

4. Uji Lanjut Anava................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data………………………...........……………….

1. Data Nilai Rapor Naik Kelas XI Tahun 2010/2011.........

2. Data Hasil Uji Coba Instrumen.......…………………….

a. Hasil Uji Coba Instrumen Angket................................

1). Uji Validitas Isi.......................................................

2). Konsistensi Internal................................................

3). Uji Reliabilitas Angket...........................................

b. Hasil Uji Coba Instrumen Tes.....................................

1). Uji Validitas Isi.......................................................

32

34

37

37

40

42

43

46

46

47

47

49

49

52

54

60

60

62

65

71

74

74

74

74

74

75

75

76

76

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2). Tingkat Kesukaran Instrumen Tes..........................

3). Daya Beda Instrumen Tes.......................................

4). Uji Reliabilitas Instrumen Tes................................

5). Pembahasan Hasil Uji Coba Instrumen Tes............

c. Data Angket Aktivitas Belajar Siswa...........................

B. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal…….………………..

1. Uji Normalitas...................................................................

2. Uji Homogenitas................................................................

3. Hasil Uji Keseimbangan....................................................

C. Hasil Uji Persyaratan Analisis Prestasi Belajar……………..

1.Uji Normalitas Prestasi Belajar……………….…………..

2.Uji Homogenitas Prestasi Belajar….……………………..

D. Hasil Uji Hipotesis…………………….…...……………….

E. Hasil Uji Lanjut Hipotesis...……………...…………………

1.Komparasi Ganda Antar Kolom...…...……………………

2.Komparasi Ganda Antar Sel Pada Kolom yang Sama….....

3.Komparasi Ganda Antar Sel Pada Baris yang Sama…..….

F. Pembahasan Hasil Penelitian…………………...…………....

1.Hipotesis Pertama………………………………………….

2.Hipotesis Kedua……………………………………………

3.Hipotesi Ketiga…………………………………………….

4.Hipotesi Keempat………………………………………….

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………………………….

B. Implikasi………………………………………………….…

C. Saran………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

LAMPIRAN............................................................................................

76

77

77

77

78

79

79

80

80

80

80

81

82

83

83

84

85

86

86

86

87

89

91

92

94

98

101

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1. Hasil ujian nasional SMA mata pelajaran matematika Kabupaten

Kotawaringin Barat.........................................................................

2.1. Penentuan nilai perkembangan individu berdasarkan nilai...........

2.2. Tingkat penghargaan kelompok.......................................................

3.1 Jadwal Penelitian

3.2. Rancangan Penelitan.......................................................................

4.1. Deskripsi Data Nilai Rapor............................................................

4.2. Rangkuman Jumlah Siswa dan Rataan Aktivitas............................

4.3. Rangkuman Rataan Prestasi Belajar Siswa.....................................

4.4. Rangkuman Analisis Varians Dua Jalan Sel Tak Sama..................

4.5. Rangkuman Data Komparasi Ganda Antar Kolom.........................

4.6. Rangkuman Komparasi Ganda Antar Sel Pada Kolom yang Sama

4.7. Rangkuman Komparasi Ganda Antar Sel Pada Baris yan Sama.....

Halaman

3

27

27

42

44

74

78

79

82

83

84

85

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Hubungan kelompok asal dan kelompok ahli jigsaw.......................

2.2. Diagram kerangka pemikiran penelitian..........................................

Halaman

30

40

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Jigsaw ..........................

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas STAD............................

3. Kisi-kisi Instrumen Tes Prestasi Belajar..........................................

4. Tes Prestasi Belajar..........................................................................

5. Uji Reliabilitas,Daya Beda, dan Tingkat Kesukaran Tes.................

6. Validitas Tes Prestasi Belajar...........................................................

7. Kisi-kisi Instrumen Angket Aktivitas Belajar..................................

8. Angket Aktivitas Belajar..................................................................

9. Uji Konsistensi Internal Angket Aktivitas Belajar...........................

10. Validasi Angket Aktivitas Belajar....................................................

11. Data Induk Kelas STAD...................................................................

12. Data Induk Kelas Jigsaw..................................................................

13. Uji Normalitas Nilai Raport Kelas STAD......................................

14. Uji Normalitas Nilai Raport Kelas Jigsaw.......................................

15. Uji Homogenitas Nilai Raport Kelas STAD dan Jigsaw.................

16. Uji Keseimbangan Kelas STAD dan Jigsaw...................................

17. Rangkuman Uji Konsistensi Internal Angket..................................

18. Rangkuman Tingkat Kesukaran dan Daya beda Tes.......................

19. Data IndukAktivitas Belajar Kelas STAD......................................

20. Data Induk Aktivitas Belajar Kelas Jigsaw......................................

21. Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa Kelas STAD........................

22. Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa Kelas Jigsaw........................

23. Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa Kelas Aktivitas Belajar

Tinggi................................................................................................

24. Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa Kelas Aktivitas Belajar

Sedang...............................................................................................

25. Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa Kelas Aktivitas Belajar

Rendah..............................................................................................

26. Uji Homogenitas Prestasi Belajar Siswa Kelas STAD...................

Halaman

99

132

167

170

185

187

199

200

212

215

227

230

233

236

239

244

248

250

251

252

254

257

260

263

266

269

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27. Uji Homogenitas Prestasi Belajar Siswa Kelas Jigsaw...................

28. Uji Homogenitas Prestasi Belajar Siswa Kelas STAD dan Jigsaw.

29. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama.......................................

30. Uji Komparasi Ganda Antar Kolom.................................................

31. Uji Komparasi Ganda Antar Sel Pada Kolom yang

Sama.................................................................................................

32. Uji Komparasi Ganda Antar Sel Pada Baris yang Sama..................

272

275

277

285

288

291

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Muhamad Hamdani (S850809110), Eksperimentasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Tipe Jigsaw Pada Pokok Bahasan Statistika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Pada Siswa SMA di Kabupaten Kotawaringin Barat. Tesis, Komisi Pembimbing I Drs.Tri Atmojo K, M.Sc, Ph.D dan Pembimbing II Drs.Suyono, M.Si. Surakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) manakah yang lebih baik prestasi belajar matematika siswa dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD atau metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, (2) manakah di antara kategori aktivitas belajar siswa yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik,aktivitas tinggi, aktivitas sedang atau aktivitas rendah (3) pada masing-masing motode pembelajaran kooperatif tipe (STAD dan Jigsaw) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, pada masing-masing tingkat aktivitas belajar dan masing-masing tingkat aktivitas manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, metode pembelajaran kooperatif tipe STAD atau tipe Jigsaw. Penelitian ini menggunakan eksperimental semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA di Kabupaten Kotawaringin Barat tahun pelajaran 2010/2011. Pengambilan sampel dilakukan secara Stratified Cluster Random Sampling dengan hasil SMAN-1 Pangkalan Bun dari kelompok tinggi dan SMAN-1 Kumai dari kelompok sedang serta SMA PGRI Pangkalan Bun dari kelompok rendah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, angket dan dokumentasi. Instrumen tes untuk mengetahui prestasi belajar matematika materi statistika. Sedangkan instrumen angket untuk mengetahui aktivitas belajar siswa. Sebelum eksperimen dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji keseimbangan rataan menggunakan uji t dan α = 0,05 diperoleh tobs=0,3263 sedangkan untuk ttabel=1,960, tobs < ttabel semua sampel berasal dari populasi yang mempunyai kemampuan yang seimbang. Uji prasyarat analisis yang dilakukan adalah uji normalitas populasi dan uji homogenitas variansi populasi. Menggunakan taraf signifikasi α = 0,05 dengan hasil:(1) uji normalitas populasi menggunakan metode Lilliefors, diperoleh semua kelas sampel barasal dari populasi yang berdistribusi normal (2) uji homogenitas variansi populasi dengan menggunakan metode Bartlett, diperoleh semua kelas sampel berasal dari populasi yang mempunyai variansi yang sama. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varian dua jalan dengan sel tak sama. Dengan menggunakan taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan (1) terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika pada materi statistika (Fa = 16,9876 > 3,844 = Ftabel), (2) terdapat pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi statistika (Fb = 76,1492 > 3,00 = Ftabel), (3) terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi statistika (Fab = 4,94101 > 3,00 = Ftabel).

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil uji komparasi ganda dengan metode Scheffe dan dengan melihat rataan marginalnya, dapat disimpulkan bahwa: (1) Pada pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipa Jigsaw mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan prestasi belajar matematika menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.(2) Prestasi belajar siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang dan rendah serta prestasi belajar siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang lebih baik daripada siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah. (3) Pada kategori tingkat aktivitas tinggi, siswa yang diberi pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik prestasi belajarnya daripada dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tetapi tidak demikian halnya, pada kategori aktivitas sedang maupun tingkat aktivitas rendah, pemberian pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun tipe STAD tidak menyebabkan perbedaan prestasi belajar. (4) Baik pada metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun tipe STAD, siswa yang mempunyai aktivitas tinggi lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang yang mempunyai aktivitas sedang dan rendah, serta siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai aktivitas rendah. Sehingga untuk pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun metode pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan hasil prestasi belajar yang berbeda untuk setiap kategori aktivitas belajar yang berbeda.

Kata Kunci: Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw, Aktivitas, Prestasi Belajar

ABSTRACT

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Muhamad Hamdani, S850809110. The Experimentation of the Cooperative Learning of the Student Teams Achievement Divisions (STAD) Type and Jigsaw Type on the Topic of Discussion of Statistics Viewed from the Learning Activities of the Students of Senior Secondary School in West Kotawaringin Regency. Thesis: The First Commision Supervision is of Drs.Tri Atmojo K, M.Sc, Ph.D and Drs. Suyono, M.Si. The Graduate Program in Mathematics Education, Sebelas Maret University, Surakarta 2011. The objectives of the research are to investigate: (1) which students have a better learning achievement in Mathemathics between the students taught with the cooperative learning of the STAD type and those taught with the Jigsaw type; (2) which category of the learning activities, that is, high, medium, and or low activities, has a better effect on the learning achievement in Mathematics; (3) in each type of the Cooperative learning methods (STAD type and Jigsaw type), which one has a better effect on the learning achievement in Mathematics at each level of the learning activities, and in each level of the learning activities, which one has a better effect on the learning achievement in Mathematics between the STAD type and the Jigsaw type. The research used an quasi experimental. The population of the research was all of the students in Grade XI of State Senior Secondary Schools in West Kotawaringin in the academic year of 2010/2011. The samples of the research were taken by using a stratified cluster random sampling. The samples of the research were the students of State Senior Secondary School 1 of Pangkalan Bun for the group of high learning activities, State Senior Secondary School 1 of Kumai for the group of medium learning activities, and Senior Secondary School PGRI of Pangkalan Bun for the group of low learning activities. The data of the research were gathered through test, questionnaire, and documentation. The test was used to investigate the students’ learning achievement in Mathematics with the topic of discussion of Statistics. The questionnaire was used to investigate the students’ learning activities. Prior to the experimentation, the average balance was tested by using t –test at the significance level of α = 0.05. The result of the test shows that all of the samples of the research have the population with the balanced ability as indicated by tobs = 0.3263, < ttable = 1.960. In addition, pre-requisite tests were also conducted. The tests consisted of the normality test of population by using Lilliefors formula and the homogeneity test of population variance by using Bartlett method at the significance level of α = 0.05. The results of the test are as follows: 1) The samples of the research have a normal distribution. 2) All of the samples of the research have the same variance. The data of the research were analyzed by using a two-way analysis of variance with unequal cells at the significance level of α = 0.05. The result of the analysis shows that (1) there is an effect of the learning models on the achievement in Mathematics with the topic of discussion of Statistics as indicated by Fa = 16.9876 > 3.844 = Ftable; (2) there is an effect of the learning activities on the learning achievement in Mathematics with the topic of discussion of Statistics as indicated by Fb = 76.1492 > 3.00 = Ftable; and (3) there is an interaction between the learning models and the learning activities on the learning achievement in

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mathematics with the topic of discussion of Statistics as indicated by Fab = 4.94101 > 3.00 = Ftable.

The result of multiple comparison test with Scheffe method and by looking at the average marginal, it can be concluded that: (1) On learning the Jigsaw cooperative learning methods have better academic achievement than with mathematics learning achievement using cooperative learning method STAD type. (2) student achievement that have a high learning activities better than students who have learning activities as well as medium and low learning achievement of students who have learning activities are better than students who have low learning activities. (3) In the category of high activity level, students who are learning to type jigsaw cooperative learning method better academic achievement than students who were learning to type STAD cooperative learning methods. But is not the case, the category of moderate activity and low activity levels, provision of learning with cooperative learning methods as well as type STAD Jigsaw types do not cause differences in learning achievement. (4) Whether the Jigsaw cooperative learning model type or types of STAD, students who have high activity better academic achievement than students who are having medium and low activity, as well as students who have moderate activity is better academic achievement than students who have activity low. So for learning by using the Jigsaw method of cooperative learning and type of cooperative learning method STAD types provide different learning achievement results for each category. Keywords: Cooperative Type STAD and Jigsaw, Activities, Student Achievement.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat cepat dan

pesat. Dalam mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya

pengembangan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya yang bisa

ditempuh dalam membentuk manusia yang berkualitas adalah melalui proses

pendidikan, baik pendidikan melalui jalur sekolah maupun pendidikan luar

sekolah. Sekolah yang merupakan bagian dari masyarakat dan merupakan tempat

yang tepat bagi pembinaan sumber daya manusia yang sesuai dengan ilmu dan

teknologi. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Soedjadi (1995 : 8).

Bahwa satu-satunya wadah kegiatan yang dapat dipandang dan seyogyanya

berfungsi sebagai alat untuk membangun sumber daya manusia yang bermutu

tinggi adalah pendidikan, baik pendidikan jalur sekolah maupun jalur luar

sekolah. Ini menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai peranan yang penting

dalam mempersiapkan dan mencetak sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas.

Dalam pelaksanaan pendidikan formal di sekolah, untuk mengetahui

keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dan

masalah yang mendasar dari pembelajaran matematika adalah merupakan mata

pelajaran yang sulit untuk dipahami karena matematika merupakan mata

pelajaran yang abstrak. Menurut Marsigit (2007) bahwa: Diamati praktek

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengajar pada periode 2001-2003 menunjukkan bahwa banyak guru masih

mengalami kesulitan dalam menjabarkan silabus, sejumlah topik matematika

dianggap sulit bagi guru untuk mengajar, yang signifikan jumlah anak

mempertimbangkan beberapa topik matematika sebagai sulit dipahami, guru

menganggap bahwa mereka masih membutuhkan panduan untuk melakukan

proses pembelajaran sains. Hal ini berdampak kepada prestasi belajar siswa yang

rendah, dan rendahnya prestasi belajar matematika siswa kemungkinan

disebabkan pemahaman yang kurang baik dari siswa dalam menerima proses

pembelajaran yang di kelola oleh guru di kelas. Proses pembelajaran tersebut

dipengaruhi oleh banyak faktor, yang dapat digolongkan menjadi dua faktor, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Intelegensia, minat, bakat, motivasi, aktivitas

belajar dan sebagainya termasuk faktor internal, sedangkan yang termasuk dalam

faktor eksternal misalnya, guru, bahan pelajaran, fasilitas belajar, metode

mengajar dan sebagainya.

Matematika adalah ilmu yang sangat diperlukan dalam perkembangan ilmu

dan teknologi. Tetapi matematika selama ini dianggap pelajaran yang sulit untuk

dipahami, hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang tidak lulus karena tidak

terpenuhinya standar nilai matematika yang telah di tentukan, padahal standar

kelulusan matematika tahun pelajaran 2009/2010 masih rendah yaitu 5,50.

Gambaran umum dari prestasi belajar matematika di Kabupaten

Kotawaringin Barat hasil ujian nasional adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1. Hasil Ujian Nasional SMA Mata Pelajaran Matematika Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun Pelajaran 2009/2010

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No Nama Sekolah Rata-rata Terendah Tertinggi

1 SMAN-1PangkalanBun 7,82 3,75 9,25

2 SMAN-2 Pangakalan Bun 7,80 4,50 9,75

3 SMAN-3 Pangkalan Bun 8,13 6,25 9,50

4 SMAN Arut Utara 7,58 6,50 8,50

5 SMAN-1 Kumai 6,86 4,00 8,25

6 SMAN-2 Kumai 6,30 3,25 7,50

7 SMAN Pangkalan Banteng 6,19 2,50 7,40

8 SMAS Abdi Pangkalan Bun 6,08 2,75 7,00

9 SMAN Pangkalan Lada 5,30 2,50 6,75

10 SMAN Kotawaringin Lama 5,25 3,25 6,85

11 SMAS PGRI Pangkalan Bun 5,20 3,20 6.70

( Sumber: Dinas Dikpora Kabupaten Kotawaringin Barat )

Begitu juga pada pokok bahasan statistika di Kelas XI SMA, siswa masih

kesulitan dalam mempelajari pokok bahasan tersebut, padahal pokok bahasan ini

merupakan salah satu dari materi yang termasuk standar kompetensi lulusan

dalam ujian nasional.

Dalam upaya meningkatkan pembelajaran matematika, tugas seorang guru

adalah menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat

belajar siswa, sehingga siswa mempunyai keterampilan, keberanian serta

mempunyai kemampuan matematika. Dengan demikian matematika akan

mempunyai peran yang penting bagi siswa untuk mengaplikasikannya dalam

kehidupan sehari-hari. Selanjutnya hal ini akan berdampak dalam menciptakan

sumber daya manusia yang bermutu. Oleh karena itu guru sebagai pendidik perlu

mempersiapkan suatu model pembelajaran yang terprogram agar siswa sebagai

peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih baik.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam perkembangannya, pembelajaran matematika di sekolah banyak

mengalami perubahan, diantaranya perubahan yang menitikberatkan dari situasi

guru mengajar menjadi situasi siswa belajar. Agar pembelajaran dengan situasi

siswa belajar ini dapat tercapai, hendaknya guru dapat menggunakan strategi

belajar mengajar yang lebih banyak melibatkan siswa. Sebagaimana diungkapkan

oleh Soedjadi (1995 : 12), betapapun tepat dan baiknya bahan ajar matematika

yang ditetapkan belum menjamin akan tercapainya tujuan pendidikan, dan salah

satu faktor penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah proses mengajar yang

lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal. Selain itu menurut

M.A. Simon dkk (2000:307) mengatakan bahwa: supaya pengajaran matematika

lebih efektif para pengajar (guru) harus mampu mengartikualasi tujuan dan

menggeneralisasi hipotesis untuk perkembangan serta pemahaman konsep dasar

matematika itu sendiri.

Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa adalah melalui kreativitas yang dimiliki oleh para guru, dan dengan

keinginan untuk selalu mencari metode yang terbaik agar selalu menarik minat

dan motivasi siswa belajar, maka tujuan yang diharapkan akan tercapai.

Sejumlah metode pembelajaran telah diterapkan di sekolah-sekolah untuk

mencapai tingkat keberhasilan dalam proses pendidikan. Namun, mengingat

adanya variasi tujuan yang ingin dicapai, adanya lingkungan belajar yang

berlainan, keadaan siswa yang berbeda, karakteristik materi yang berbeda, dan

lain-lain, maka tidak dapat disusun suatu metode yang baik untuk semua jenis

kegiatan belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki

strategi agar siswa bekerja secara efektif dan efisien, tepat pada tujuan yang

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus

menguasai teknik-teknik penyajian materi, atau biasa disebut metode

pembelajaran. Sebenarnya ada beberapa metode pembelajaran yang dapat

digunakan dalam pembelajaran matematika. Tetapi tidak setiap metode

pembelajaran tersebut dapat diterapkan dalam setiap materi, sehingga pemilihan

metode pembelajaran sangatlah penting guna mencapai tujuan pembelajaran.

Oleh karena itu sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperlukan

pemikiran yang matang dalam pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk

suatu kompetensi dasar yang akan disajikan.

Dewasa ini banyak penelitian di bidang pendidikan yang menyatakan

metode-metode pembelajaran yang berlandaskan pada paham konstruktivisme

dapat memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan

dengan metode pembelajaran konvensional. Namun masih ada guru yang belum

menerapkan metode-metode pembelajaran yang berlandaskan faham tersebut,

karena berbagai faktor diantaranya pengetahuan dan pengalaman guru yang masih

kurang berkaitan dengan metode-metode pembelajaran tersebut.

Metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam belajar adalah

dengan menempatkan siswa secara kelompok-kelompok. Pembelajaran kelompok

dapat meningkatkan siswa dalam berpikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa

sosial yang tinggi. Pembejalaran yang dapat mewujudkan hal tersebut salah

satunya adalah pembelajaran kooperatif, yang sesuai dengan pembelajaran filsafat

konstruktivisme. Dalam pembelajaran konstruktivisme, siswa secara aktif

membangun pengetahuan mereka sendiri. Slavin (1955 : 18) menyatakan bahwa

siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan

temannya.

Untuk meningkatkan pembelajaran matematika selain metode

pembelajaran, keberhasilan belajar siswa juga tidak terlepas dari kemampuan

individu yang dimiliki oleh siswa yang merupakan salah satu faktor internal.

Dalam hal ini adalah keaktifan siswa dalam belajar. Sekolah merupakan salah

satu tempat untuk mengembangkan aktivitas siswa. Dalam belajar matematika,

aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat materi yang dijelaskan

oleh guru, namun demikian siswa harus lebih berpartisipasi aktif, misalnya

bertanya, mengerjakan soal, menjawab pertanyaan guru. Dalam melakukan

aktivitas belajar siswa bervariasi, ada siswa yang aktivitas belajarnya rendah,

sedang atau tinggi. Ada sebagian siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran

matematika, karena matematika dianggap pelajaran yang sangat sulit. Bagi siswa

yang kurang menyenangi dengan pelajaran matematika, maka aktivitas belajar

mereka juga rendah. Ada kemungkinan hal ini akan memberikan pengaruh pada

prestasi belajar siswa. Sedangkan siswa dengan aktivitas belajar yang tinggi, Ada

kemungkinan prestasi belajar yang akan diperoleh menjadi tinggi, sehingga

aktivitas belajar siswa sangatlah membantu dalam proses belajar matematika.

Dalam hal ini pentingnya aktivitas belajar siswa dalam proses

pembelajaran, maka guru diharapkan dapat membuat situasi pembelajaran yang

lebih banyak melibatkan keaktifan siswa.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah

sebagai berikut:

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Masih rendahnya prestasi belajar matematika, mungkin karena kurang tepatnya

penggunaan metode pembelajaran. Dari dugaan ini muncul sebuah

permasalahan yang menarik untuk dilakukan penelitian, yaitu apakah

pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika. Dapat diteliti pula apakah

pemilihan metode pembelajaran yang tepat tersebut cocok untuk berbagai

katagori aktivitas belajar siswa.

2. Terdapat kemungkinan penyebab lain rendahnya prestasi belajar matematika

adalah kurangnya aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari

hal ini juga menarik untuk dilakukan penelitian, yaitu untuk melihat apakah

dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan dapat meningkatkan

keterlibatan dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika.

3. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika siswa karena diajar

oleh guru-guru yang kurang kompeten dalam mengajar, karena mereka

memiliki kualifikasi pendidikan yang tidak relevan. Penelitian untuk melihat

apakah siswa yang diajar oleh guru dengan kualifikasi yang tidak relevan

menyebabkan hasil belajar yang berbeda dibanding dengan diajar guru yang

mempunyai kualifikasi yang relevan,menarik untuk dilakukan.

4. Faktor aktivitas belajar siswa juga dapat menjadi salah satu penyebab

rendahnya prestasi belajar matematika. Aktivitas belajar siswa yang rendah

memungkinkan menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika.

Penelitian untuk melihat pengaruh tinggi rendahnya aktivitas belajar siswa

terhadap prestasi belajar matematika ini juga menarik untuk dilakukan.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Penggunaan metode pembelajaran yang baru selalu memberikan prestasi

belajar matematika lebih baik dari pada metode pembelajaran konvensional

yang monoton tanpa variasi. Oleh karena itu, cukup menarik dilakukan

penelitian untuk melihat manakah yang memberikan prestasi belajar

matematika lebih baik antara metode pembelaharan kooperatif tipe STAD dan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dapat juga dilihat apakah

penggunaan metode-metode tersebut cocok untuk berbagai katagori aktivitas

belajar siswa

C. Pemilihan Masalah

Suatu penelitian yang dilakukan dengan banyak pertanyaan dalam waktu

yang sama bisa kurang cermat dalam mengamati perubahan perilaku subyek

penelitian, sehingga hasil penelitian yang diperoleh juga mungkin kurang akurat.

Untuk menghindari kekurangakuratan tersebut, maka dalam penelitian ini akan

diteliti masalah yang menyangkut penggunaan metode pembelajaran dihubungkan

dengan aktivitas belajar siswa.

Dari beberapa identifikasi masalah di atas, peneliti hanya ingin melakukan

yang terkait dengan permasalahan terakhir, yaitu manakah yang memberikan

prestasi belajar matematika lebih baik antara penggunaan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan metode pembelajaran tipe Jigsaw. Juga akan dilihat,

apakah pemberian perlakuan tersebut berlaku sama pada berbagai katagori

aktivitas belajar siswa. Pemberian variasi pembelajaran yang melibatkan siswa

secara aktif akan membangkitkan minat dan keterkaitan yang besar dalam diri

siswa terhadap pelajaran, sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemilihan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe Jigsaw

dikarenakan dalam tipe-tipe metode pembelajaran ini terdapat faktor kerjasama

dan diskusi yang mampu memberikan pengalaman eksplorasi potensi diri siswa

untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pembelajaran

matematika khususnya pada materi statistika menjadi lebih bermakna. Selain itu,

karena keterbatasan untuk dilakukan penelitian terhadap semua permasalahan

penyebab rendahnya prestasi belajar siswa, baik dalam hal biaya, waktu maupun

tenaga, sehingga tidak mungkin diungkap semua permasalahan rendahnya

prestasi belajar matematika tersebut.

D. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas agar penelitian yang dikaji dapat lebih

terarah maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan metode pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

2. Penelitian dilakukan di SMA se Kabupaten Kotawaringin Barat semester

ganjil tahun pelajaran 2010/2011.

3. Aktivitas belajar siswa dibatasi pada aktivitas siswa dalam belajar matematika

yang meliputi aktivitas memperhatikan, bertanya, mencatat, mendengarkan,

mengerjakan soal dan mempelajari materi pelajaran matematika.

4. Materi pelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah statistika.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Prestasi belajar matematika pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar

siswa yang dicapai melalui proses belajar mengajar, dalam hal ini adalah tes

prestasi belajar pada pokok bahasan statistika siswa kelas XI-IPA SMA.

E. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pemilihan

masalah dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Di antara metode pembelajaran kooperatif, manakah yang dapat memberikan

prestasi belajar matematika lebih baik, metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD atau kooperatif tipe Jigsaw?.

2. Di antara katagori aktivitas belajar siswa, manakah yang dapat memberikan

prestasi belajar matematika lebih baik, aktivitas tinggi, aktivitas sedang atau

aktivitas rendah?.

3. Pada masing-masing metode pembelajaran yaitu kooperatif tipe STAD dan

kooperatif tipe Jigsaw manakah yang dapat memberikan prestasi belajar

matematika lebih baik, siswa yang mempunyai aktivitas tinggi, aktivitas

sedang atau aktivitas rendah?.

4. Pada masing-masing katagori aktivitas belajar siswa ( tinggi, sedang dan

rendah), manakah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih

baik, metode pembelajaran kooperatif tipe STAD atau kooperatif tipe

Jigsaw?.

E. Tujuan Penelitian

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Metode pembelajaran kooperatif manakah yang dapat memberikan prestasi

belajar matematika lebih baik, metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

atau kooperatif tipe Jigsaw.

2. Manakah di antara katagori aktivitas belajar siswa, yang dapat memberikan

prestasi belajar matematika yang lebih baik, aktivitas tinggi, aktivitas sedang

atau aktivitas rendah.

3. Di antara masing-masing motode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

kooperatif tipe Jigsaw, manakah di antara katagori aktivitas belajar siswa

yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, aktivitas

belajar tinggi, aktivitas belajar sedang atau aktivitas belajar rendah.

4. Di antara masing-masing katagori aktivitas belajar siswa (tinggi,sedang dan

rendah), manakah di antara model pembelajaran kooperatif yang dapat

memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, kooperatif tipe STAD

atau kooperatif tipe Jigsaw.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

1. Sebagai bahan masukan bagi guru matematika dalam memilih metode

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar matematika.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru matematika tentang pentingnya aktivitas

belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Sebagai bahan masukan bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan dan

pembelajaran matematika.

4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan

penelitian lebih lanjut.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Matematika

Secara umum makna dari belajar adalah suatu usaha atau kegiatan dari

seseorang untuk mendapatkan suatu hal yang belum dipahami dan hal yang

belum diketahui sehingga akan memahami dan mengetahui tentang suatu hal

yang diinginkan. Menurut Aunurahman (2010) bahwa : Belajar menunjukan

suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. Oleh sebab itu

pemahaman pertama yang sangat penting adalah bahwa kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh pembelajar sendiri

dalam bentuk suatu aktivitas tertentu. Aktivitas ini menunjukan pada keaktivan

seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu, baik pada aspek-aspek

jasmaniah maupun aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada

dirinya. Menurut Witherington dalam Aunurrahman (2010 : 35) belajar adalah

suatu perubahan di dalam diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Sehingga belajar

adalah merupakan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berkaitan dengan

aspek pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang

yang terbentuk. Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan dimaksud adalah

merupakan proses belajar,sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri

merupakan hasil belajar.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengertian matematika menurut pendapat dari beberapa ahli di

antaranya adalah: Menurut Rotman dalam Brent Davis (2000) bahwa:

Matematika adalah suatu aktivitas, suatu praktek. Jika mengamati peserta-

pesertanya, lalu itu akan menjadi yang suka bertentangan bukan untuk

menyimpulkan/menduga bahwa untuk rentang waktu yang lama mereka sibuk

dengan proses tentang berkomunikasi hal yang kecil diri mereka satu sama lain;

satu kesimpulan yang diutarakan oleh kehadiran yang tetap dari text (notes

secara prestasi yang tertulis formal yang diperkenalkan, buku teks, papan tulis

memberi kuliah, artikel-artikel, intisari-intisari, tinjauan ulang, dan semacamnya)

seseorang membaca, menulis, dan menukar, dan semua aktivitas tanda yang

informal bahwa terjadi ketika mereka berbicara, menggerakkan tangan,

menguraikan

secara terperinci, terkaan-terkaan buatan, tidak sependapat,

menggambar/menarik gambar-gambar, dan seterusnya. Sedangkan menurut

Herman Hudoyo (1988:3), bahwa simbolisasi dalam matematika menjamin

adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk membentuk suatu

konsep baru. Konsep baru akan dapat terbentuk karena adanya pemahaman

terhadap konsep sebelumnya sehingga konsep-konsep matematika tersusun

secara hierarkis. Menurut Gagne, R. M dalam Soehardjo (1992:12) menyatakan

bahwa obyek penelaahan matematika adalah fakta, keterampilan (operasi

matematika) konsep dan prinsip atau aturan-aturan. Obyek penelaahan ini

menggunakan simbol-simbol sebagai sarana untuk melakukan penalaran.

Menurut Soehardjo (1992:12), matematika dapat digambarkan sebagai suatu

kumpulan sistem yang tiap-tiap sistem itu mempunyai struktur atau urutan,

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

interelasi dari pengetahuan atau operasi-operasi tersendiri yang terusun secara

deduktif. Matematika berkenaan dengan pikiran berstruktur yang relasi

operasinya maupun hubungan-hubungannya diatur secara logis. Oleh karena itu

matematika bersifat sangat abstrak yaitu berkenaan dengan konsep, prinsip,

abstrak dalam penalarannya. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa matematika berhubungan dengan aktivitas dalam praktek kehidupan

sehari-hari, ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan

penalarannya bersifat deduktif.

Adapun pengertian belajar matematika menurut Herman Hudoyo (1988:6),

seseorang dikatakan belajar matematika bila dapat diasumsikan dalam diri orang

tersebut terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan

tingkah laku yang berkaitan dengan matematika, dimana tingkah laku itu dapat

diamati, yang diperoleh dengan adanya usaha orang tersebut. Perubahan yang

disebabkan oleh proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti

perubahan pemahaman, perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku,

keterampilan serta aspek-aspek lain yang ada pada diri orang yang belajar.

Belajar matematika pada dasarnya merupakan proses yang diarahkan pada suatu

tujuan. Tujuan belajar matematika dapat dilihat dari kemampuan seseorang

memfungsikan materi matematika yang dipelajari, baik secara konseptual

maupun secara praktis. Secara konseptual dimaksudkan dapat mempelajari

matematika lebih lanjut, sedangkan secara praktis dimaksudkan menerapkan

matematika pada bidang-bidang lain dan dalam kehidupan nyata.

Sedangkan pengertian dari prestasi belajar matematika adalah proses

belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan pada diri siswa, dimana

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perubahan tersebut berupa kemampuan diberbagai bidang yang sebelumnya tidak

dimiliki siswa. Menurut Gagne dalam Winkel (1996:482), kemampuan-

kemampuan itu digolongkan atas kemampuan dalam hal informasi verbal,

kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, kemampuan motorik dan

sikap. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan kemampuan internal yang

harus dinyatakan dalam suatu prestasi belajar yang diberikan oleh siswa,

berdasarkan kemampuan internal yang diperolehnya. Jadi proses pembelajaran

matematika dikatakan berhasil jika tujuan instruksional atau indikator yang telah

ditetapkan dapat tercapai. Tujuan instruksional atau indikator tersebut merupakan

rumusan hasil belajar yang telah ditetapkan menurut aspek isi maupun aspek

perilaku. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994 : 120) yang menjadi petunjuk

bahwa suatu proses pembelajaran dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai

berikut:

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional atau indikator

telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok. Dari

beberapa pendapat tentang prestasi belajar, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses

belajar atau tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti proses

belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru.

2. Teori Belajar Konstruktivisme

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Teori Kostruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan

sendiri dan menginformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru

dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak

lagi sesuai ( Nur dalam Trianto, 2007: 13 ).

Adapun teoti-teori belajar konstruktivisme yang berpengaruh besar

dalam pendidikan sains dan matematika adalah:

a. Teori Perubahan Konsep

Carey dalam Paul Suparno (1997:51-52),menguraikan adanya dua

perubahan konsep, yaitu perubahan yang kuat dan perubahan yang lemah.

Perubahan konsep yang kuat terjadi bila seseorang mengadakan akomodasi

terhadap konsep yang telah ia punyai ketika berhadapan dengan dengan

fenomena yang baru. Sedangkan perubahan yang lemah terjadi bila orang

tersebut hanya mengadakan asimilasi skema yang lama ketika berhadapan

dengan fenomena yang baru. Dengan dua perubahan itu pengetahuan

manusia berkembang dan berubah. Untuk memungkinkan perubahan

tersebut, diperlukan situasi anomali, yaitu suatu keadaan yang

menciptakan ketidakseimbangan dalam pikiran manusia atau yang menantang

seseorang berpikir.

b. Teori Belajar Bermakna Ausubel

Menurut Ausubel (1978) dalam Paul Suparno (1997:53-54), ada dua

jenis belajar bermakna dan belajar menghafal. Belajar bermakna terjadi bila

siswa mengasimilasikan apa yang ia pelajari dengan pengetahuan yang ia

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

punyai sebelumnya. Dalam proses ini pengetahuan seseorang selalu

diperbaharui dan dikembangkan lewat fenomena-fenomena dan pengalaman

yang baru.

c. Teori Skema

Menurut teori skema Jonasen (1993) dalam Paul Suparno (1997:55).

Setiap orang dalam pikirannya mempunyai macam-macam skema mengenai

macam-macam hal. Teori skema lebih menunjukkan bahwa pengetahuan kita

itu tersusun dalam skema yang terletak dalam ingatan kita. Dalam belajar kita

dapat menambah dan mengubah skema yang ada sehingga dapat menjadi

lebih luas dan berkembang.

3. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang

berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama

dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut Harst (dalam Mau dan D Ambrosio, 2003), mengatakan bahwa:

Interaksi pembelajaran dapat berlansung saat:(1) berada dalam grup

(kelompok) kecil, (2) ketika sebuah grup atau kelompok Sharing dengan grup

lain, (3) ketika seorang guru mencoba untuk mengikuti keterangan dari siswa

dan membuat tanggapan atas pemikiran siswa.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran

dengan berdasar pada paham konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif

merupakan strategi belajar dimana siswa belajar pada kelompok kecil yang

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam pembelajaran kooperatif,

siswa belajar bersama dalam kelas/ kelompok-kelompok kecil yang terdiri

dari 4-6 orang siswa, dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus

saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami bahan pelajaran.

Menurut Anita Lie (2010:72), sistem pengajaran yang memberikan

kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa

dalam tugas yang berstruktur disebut sistem pengajaran gotong royong atau

cooperative learning. Dari hasil penelitian, pada beberapa bidang studi yang

melibatkan suatu pelajaran yang kompleks dan memerlukan keterampilan

dalam menyelesaikan, maka kerja kelompok lebih sesuai untuk mencapai

tujuan dibandingkan dengan kompetisi, khususnya bagi mereka yang

berkemampuan rendah.

Pendapat lain dinyatakan oleh Fengfeng K dan Grabowski (2007),

bahwa dalam model pembelajaran kooperatif, keberhasilan yang dapat dicapai

oleh tiap individu dalam kelompoknya sangat berarti dalam mencapai tujuan

kelompok. Pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk meningkatkan

prestasi akademik. Penelitian dalam pembelajaran matematika telah mengakui

bahwa ada efek positif antara pembelajaran kooperatif dengan peningkatan

kemampuan berpikir menguasai konsep.

b. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Manusia memiliki derajat, potensi, latar belakang historis, serta harapan

masa depan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itu manusia dapat saling

asah, asih dan asuh (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menciptakan interaksi yang saling asah, asih dan asuh sehingga tercipta

masyarakat belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari semua

siswa.

c. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat

elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif

menurut Johnson, Johnson dan Holubec (1999) dalam Effandi Zakaria dan

Zonaton Iksan (2007) adalah:

1) Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang

mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang

saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan ketergantungan

positif.

2) Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam

kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya

dilakukan dengan guru.

3) Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar

kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara

individual selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar

semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang

memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Nilai

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya,

karena itu tiap anggota harus memberi sumbangan demi kemajuan

kelompok. Penilaian kelompok secara individual ini yang di maksud

dengan akuntabilitas individual.

4) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap

teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani

mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri,

dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan

antar pribadi tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan.

Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan

memperoleh teguran dari guru juga dari sesama siswa.

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga

tujuan pembelajaran yaitu penerimaan, pengembangan keterampilan sosial,

prestasi akademik (Arends, 1997:111)

1. Penerimaan

Hal yang sangat penting dalam pembelajaran koperatif adalah

penerimaan yang lebih luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras,

budaya, tingkat sosial dan kemapuan. Belajar kooperatif memberikan

kesmpatan bagi siswa dengan berbagai latar belakang yang beragam untuk

bekerja sama saling membantu dalam mengerjakan tugas-tugas.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pengembangan Keterampilan Sosial

Yang menjadi tujuan terpenting dalam pembelajaran koperatif adalah

mengajarkan kepada siswa keterampilan-keterampilan kerjasama dan

kolaborasi. Hal ini menjadi penting karena siswa berasal dari masyarakat yang

heterogen. Banyak anak-anak dan orang dewasa kurang mempunyai

keterampilan kooperatif yang dibuktikan dengan ketidakharmonisan

hubungan antar individu. Hal ini dapat menyebabkan rasa tidak puas jika

diminta bekerja dalam situasi yang kooperatif.

3. Prestasi Akademik

Dalam Pembelajaran kooperatif selain mencakup berbagai tujuan sosial,

juga tidak kalah penting untuk meningkatkan prestasi akademik.

Pembelajaran koperatif dapat bermanfaat bagi siswa yang berprestasi rendah

dan tinggi yang bersama-sama pada tugas akademik. Siswa yang berprestasi

tinggi membantu siswa yang berprestasi rendah.

Sedangkan menurut Slavin ( 2005:15) bahwa tujuan yang paling

penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa

pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan

supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan

kontribusi. Sejak semula penelitian mengenai pembelajaran kooperatif telah

memperlihatkan bagaimana strategi ini bisa mengembangkan pencapaian yang

dibuat para siswa. Namun, penelitian ini juga memperlihatkan berbagai alasan

bahwa pembelajaran kooperatif memang meningkatkan pencapaian dan, yang

paling penting, penelitian juga menunjukkan bahwa unsur-unsur pembelajaran

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kooperatif harus ada pada tempatnya jika menginginkan dan pencapaian

maksimal.

e. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi

kebersamaan dalam kelompok atau tim.

2. Siswa akan lebih aktif dalam membantu dan mendorong semangat

untuk sama-sama berhasil.

3. Siswa yang berprestasi tinggi akan aktif berperan sebagai tutor sebaya

untuk dapat meningkatkan keberhasilan tim.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka

dalam berpendapat.

5. Interaksi antar siswa membantu meningkatkan perkembangan kognitif.

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Ide utama dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

memotivasi peserta didik saling memberi semangat dan membantu satu sama

lain untuk menguasai materi yang diajarkan. Apabila peserta didik

menginginkan timnya mendapat penghargaan mereka harus membantu teman

satu tim dalam mempelajari bahan ajar/ materi tersebut. Mereka bekerjasama

dengan membandingkan jawaban, berdiskusi apabila ada perbedaan atau

kesulitan dan kesalahpahaman dan saling membantu untuk memecahkan

masalah dan untuk menguasai materi yang mereka pelajari agar masing-

masing individu dalam tim tersebut berhasil dalam kuis.

Tahap pembelajaran metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

menurut M. Nur ( dalam Trianto, 2005:20) antara lain meliputi:

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Presentasi Kelas atau Tahap Penyajian Materi

Bahan ajar dalam STAD mula-mula diperkenalkan melalui presentasi

kelas. Presentasi kelas bisa menggunakan pengajaran langsung atau suatu

ceramah-diskusi yang dilakukan oleh guru, namun presentasi dapat

meliputi presentasi audio-visual atau kegiatan penemuan kelompok. Pada

kegiatan ini peserta didik bekerja lebih dulu untuk menemukan informasi

atau mempelajari konsep-konsep atas upaya mereka sendiri sebelum

pengajaran guru. Presentasi kelas dalam STAD meliputi pendahuluan, inti

yang dapat berisi komponen presentasi dapat berupa latihan terbimbing

dari keseluruhan pelajaran. Pendahuluan dengan mengatakan kepada

peserta didik apa yang akan dipelajari dan mengapa hal itu penting.

Presentasi berupa penyampaian materi kepada peserta didik. Latihan

terbimbing dengan meminta seluruh peserta didik untuk mengerjakan soal

atau contoh-contoh soal atau membahas jawaban dan pertanyaan-

pertanyaan guru.

3. Kerja Kelompok

Kelompok terdiri dan empat atau lima peserta didik yang mewakili

heterogenitas kelas dalam kinerja akademik, jenis kelamin, dan suku.

Fungsi utama kelompok adalah menyiapkan anggotanya agar berhasil

menghadlapi kuis. Setelah guru mempresentasikan bahan ajar, kelompok

berkumpul mempelajari lembar kegiatan yang didapatkan dari guru. ketika

peserta didik mendiskusikan masalah bersama dan membandingkan

jawaban, kerja kelompok yang paling sering dilakukan adalah

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membetulkan setiap kekeliruan apabila teman sesame kelompok membuat

kesalahan.

Kerja kelompok merupakan hal yang sangat penting dalam STAD.

Pada setiap saat penekanan diberikan pada anggota kelompok agar

melakukan yang terbaik buat kelompoknya, dan pada kelompok sendiri

agar melakukan yang terbaik untuk membantu anggotanya. Kelompok

tersebut menyediakan dukungan teman sebaya untuk kinerja akademik

yang memiliki pengaruh berarti pada pembelajaran, dan kelompok yang

menunjukkan saling peduli dan hormat, hal itulah yang memiliki pengaruh

berarti pada hasil-hasil belajar, seperti hubungan antar tim, harga diri, dan

penerimaan terhadap kebanyakan peserta didik.

4. Pelaksanaan Kuis Individual

Setelah satu sampai dua periode presentasi guru dan satu sampai dua

periode latihan kelompok, para peserta didik tersebut dikunai kuis

individual. Peserta didik tidak dibenarkan saling membantu selama kuis

berlangsung. Hal ini menjamin agar peserta didik secara individual

bertanggung jawab untuk memahami bahan ajar tersebut.

5. Nilai Perkembangan Individual

Setiap peserta didik dapat menyumbang poin maksimum kepada

kelompoknya dalam sistem penskoran, namun tidak seorang peserta didik

pun dapat melakukan seperti itu tanpa menunjukkan perbaikan atas kinerja

masa lalu. Setiap peserta didik diberikan sebuah skor dasar, yang dihitung

dari kinerja rata-rata peserta didik pada kuis serupa sebelumya. Kemudian

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peserta didik memperoleh poin untuk timnya didasarkan pada berapa

banyak skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka.

Tabel 2.1 Penentuan Nilai Perkembangan Individu Berdasarkan Nilai

Apabila suatu skor kuis adalah … Seorang peserta didik mendapat …

Nilai sempurna tidak memandang berapa pun skor dasarnya

30 poin perbaikan

Lebih dari sepuluh poin di atas skor dasar

30 pion perbaikan

Skor dasar sampai sepuluh poin di atas skor dasar

20 poin perbaikan

Sepuluh poin dibawah sampai satu poin dibawah skor dasar

10 poin perbaikan

Lebih dari sepuluh poin dibawah skor perbaikan

5 skor perbaikan

6. Penghargaan Kelompok

Kelompok dapat memperoleh penghargaan lain apabila skor rata-rata

mereka melampaui kriteria tertentu. Ada tiga tingkat penghargaan yang

diberikan didasarkan skor tim rata-rata. Ketiga tingkat itu adalah:

Tabel 2.2 Tingkat Pernghargaan Kelompok

Kriteria Rata-Rata Kelompok Penghargaan

X ≤ 20 TIM BAIK

20 < X ≤ 25 TIM HEBAT

X > 25 TIM SUPER

Seluruh kelompok dapat memperoleh penghargan tersebut, didalam

sebuah kelas dapat terjadi lebih dari satu tim yang kriteria di atas terpenuhi.

Kriteria di atas dibuat sedemikian rupa sehingga untuk mendapatkan

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok hebat, sebagian besar peserta didik mendapat skor di atas skor

dasar mereka, dan untuk mendapatkan kelompok super, sebagian besar

anggota kelompok paling sedikit mendapatkan sepuluh poin di atas skor

dasar mereka, Bila perlu kriteria ini dapat diubah.

Guru seharusnya mempersiapkan sejenis penghargaan atau hadiah

untuk kelompok yang mencapai tingkat tim hebat atau tim super.

Penghargaan tersebut dapat berupa sertifikat dengan ukuran besar untuk

tim super dan yang lebih kecil untuk tim hebat, sedangkan tim baik dapat

diberikan sekedar ucapan selamat di kelas. Selain berupa sertifikat guru

juga dapat menyiapkan selebaran satu halaman, memberi peserta didik

lencana atau pin untuk dipakai, perlakuan simpatik, atau bentuk apapun

yang sesuai sebagai penghargaan atau hadiah.

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pengertian Jigsaw dalam kooperatif adalah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang

bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu

mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends,

1997:73).

Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Eliot Aronso, kemudian digunakan

oleh Slavin dan temannya (Arends,1997:72). Dalam pembelajaran kooperatif

jigsaw ini, siswa belajar / bekerja dalam kelompok yang heterogen dan

beranggotakan 4-6 orang, yang disebut kelompok asal. Setiap anggota

kelompok bertangung jawab atas penguasaan bagian dari materi belajar yang

ditugaskan padanya, kemudian mengajarkan bagian tersebut kepada anggota

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok lain. Masing-masing anggota kelompok yang mendapat tugas

penguasaan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain. Masing-masing

anggota kelompok yang mendapat tugas penguasaan bagian materi itu disebut

ahli. Keahlian tersebut dapat diperoleh dari menawarkan bagian materi kepada

anggota kelompok menurut dari kelompok yang berbeda dengan topik yang

sama (ahli) bertemu untuk berdiskusi antar ahli. Mereka dapat saling membantu

satu sama lain tentang topik yang ditugaskan, serta mendiskusikannya. Setelah

itu siswa pada kelompok ahli kembali ke kelompok yang lainnya dari apa yang

dibahas/dan dipelajari dalam kelompok ahli.

Hubungan yang terjadi antara kelompok asal dan kelompok ahli

digambarkan oleh Arend,RI, sebagai berikut :

Kelompok asal

Kelompok Ahli

Gambar 2.1. Hubungan kelompok asal dan kelompok ahli Jigsaw

Masing-masing anggota kelompok asal bertemu dalam diskusi

kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan. Setelah selesai

berdiskusi dalam kelompok ahli, kembali pada kelompok asal untuk

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjelaskan pada teman sekelompoknya. Jigsaw di desain tidak hanya untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab secara mandiri, tetapi juga dituntut untuk

saling ketergantungan dalam arti positif terhadap teman sekelompoknya.

Dalam penelitian ini, masing-masing kelompok asal terdiri dari lima

siswa, karena pokok bahasan statistika terdiri dari lima sub pokok bahasan yang

saling independen. Setiap siswa terdiri dari lima sub pokok bahasan yang saling

independen. Setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan materi yang

ditugaskan kepadanya. Selanjutnya masing-masing kelompok ahli dengan

materi yang sama bertemu untuk berdiskusi dan mengerjakan latihan-latihan

yang diberikan. Setelah waktu yang diberikan selesai, masing-masing siswa

dalam kelompok ahli kembali lagi ke kelompok asal untuk menjelaskan materi

yang menjadi bagiannya pada siswa lain dengan materi yang berbeda. Siswa

yang mendapat bagian materi menyajikan data dalam bentuk diagram

menjelaskan pada siswa lain yang mendapat bagian materi yang lainnya.

Demikian seterusnya hingga siswa-siswa dalam kelompok asal sudah paham

materi pada pertemuan hari itu. Sedapat mungkin siswa berdiskusi dulu dengan

temannya dalam satu kelompok, jika menemui kesulitan baru bertanya pada

guru. Karena peran guru di sini masih diperlukan, baik sebagai motivator

maupun fasilitator. Sehingga hal ini dapat meminimalkan kelas yang ramai atau

gaduh, karena guru dapat terus memantau jalannya diskusi masing-masing

kelompok, baik dalam diskusi kelompok asal, maupun diskusi kelompok ahli

sehingga pembelajaran tetap berlangsung dengan efektif dan optimal.

Tahapan dari rencana pembelajaran kooperatif Jigsaw diatur secara

instruksional sebagai berikut :

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a). Membaca

Siswa mendapat topik-topik ahli, kemudian membaca dan mempelajari

materi tersebut untuk mendapatkan informasi.

b). Diskusi kelompok ahli

Siswa dengan topik ahli yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk

mendiskusikan topik tersebut.

c). Laporan Kelompok

Masing-masing ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan topik

pada kelompoknya.

d). Kuis /tes

e). Penghargaan kelompok

f). Rangkuman pembelajaran

6. Aktivitas Belajar Siswa

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (1996:17), aktivitas berarti

keaktifan, kegiatan atau kesibukan. Dalam kegiatan belajar mengajar, aktivitas

yang dimaksud adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Keduanya

harus selalu terkait (Nasution, 1995:89).

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Rousseau dalam Sardiman A.M

(1994:95) memberikan penjelasan bahwa dalam kegiatan belajar segala

pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri,

penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan

sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Hal ini menunjukan bahwa setiap

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

orang yang bekerja harus aktif sendiri, tanpa adanya aktivitas maka proses

belajar tidak mungkin terjadi.

Dari beberapa pendapat di atas diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas

belajar siswa adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa dengan cara

mengamati sendiri, menyelidiki sendiri dan bekerja secara aktif dengan fasilitas

yang diciptakan sendiri untuk berkembang sendiri dengan bimbingan dan

pengamatan dari guru. Guru harus berusaha membangkitkan aktivitas siswa

dalam menerima pelajaran baik aktivitas jasmani maupun rohani. Aktivitas

jasmani meliputi : melakukan percobaan, berkebun, dan lain-lain, sedang

aktivitas rohani meliputi memecahkan persoalan, mengambil keputusan, dan

lain-lain.

Aktivitas belajar siswa cukup hanya mendengarkan dan mencatat saja.

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa disekolah.

Paul B. Diedrich dalam Sardiman A.M (1994:99) membuat suatu daftar

aktivitas belajar yang dapat digolongkan sebagai berikut :

a). Visual activities, seperti : membaca, memperhatikan gambar, percobaan.

b). Oral activities, seperti : menyatakan, bertanya, memberi saran.

c). Listening activities, seperti : menulis cerita, laporan, angket, menyalin.

Drawing activities, seperti : menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

d). Emosional activities, seperti : menaruh minat, berani, tenang,

bersemangat.

Dengan klasifikasi seperti yang diuraikan di atas, menunjukkan bahwa

aktivitas di sekolah bermacam-macam. Kalau berbagai macam kegiatan

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah itu akan lebih

dinamis, tidak membosankan dan bisa menjadi aktivitas belajar yang maksimal.

Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini adalah :

1). Waktu untuk belajar matematika, yang meliputi frekuensi partisipasi

belajar matematika dan waktu yang digunakan.

2). Sikap dalam mengikuti pelajaran matematika, yang meliputi partisipasi

dalam mengikuti pelajaran matematika, mengikuti jam kosong, sikap

dalam mengerjakan setiap tugas di sekolah.

3). Belajar matematika sendiri, yang meliputi mengatasi kesulitan dalam

belajar matematika di rumah, belajar di luar sekolah atau les.

4). Belajar matematika secara kelompok, yang meliputi partisipasi dalam

belajar kelompok, mengatasi kesulitan dalam belajar secara kelompok.

5). Mengerjakan tugas, latihan atau pekerjaan rumah, yang meliputi

mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan, sikap dalam menghadapi

pekerjaan rumah yang sulit.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian-penelitian relevan yang terkait dengan penggunaan

model pembelajaran kooperatif STAD dan koopertif tipe Jigsaw adalah:

1. Siti Munjiyatun Aly (2009) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) dan tipe Group Investgation (GI) terhadap prestasi belajar

matematika ditinjau dari kreativitas siswa. Hasil dari penelitian ini adalah

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik prestasi belajarnya

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dibandingkan dengan yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Terdapat pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar matematika pada materi persamaan dan pertidaksamaan eksponen

dan logaritma, siswa dengan kreativitas tinggi lebih baik prestasi belajarnya

didandingkan dengan yang sedang dan rendah, sedangkan kreativitas siswa

sedang lebih baik dari yang kreativitasnya rendah. Model pembelajaran

kooperatif tipe STAD maupun tipe GI, siswa yang mempunyai kreativitas

tinggi lebih baik prestasinya dibandingkan dengan yang sedang dan rendah,

sedangkan siswa yang kreativitas belajarnya sedang lebih baik dari yang

kreativitasnya rendah. Untuk tingkat kreativitas tinggi, siswa yang diberi

pembelajaran dengan model kooperatif tipe GI lebih baik dari STAD, dan

pada katagori kreativitas sedang dan rendah pembelajaran kooperatif tipe

STAD maupun tipe GI tidak menyebabkan perbedaan prestasi belajar.

2. Ira Kurniawati (2003) dalam penelitiannya yang berjudul ” Pengaruh

Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar siswa Kelas II SLTP Negeri 15

Surakarta”. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran

kooperatif Jigsaw efektif untuk proses pembelajaran pada pokok bahasan

bangun datar jajaran genjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.

Hasil analisis menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dengan model

kooperatif Jigsaw lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional.

3. Chusnul Ainy (2000) dalam penelitiannya yang berjudul ”Model

Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dalam Pengajaran Matematika Sekolah

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dasar”. Hasil penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran Kooperatif

Jigsaw efektif untuk proses pembelajaran pada pokok bahasan luas dan

keliling di kelas V sekolah dasar. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

bahwa prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw

lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan medel pembelajaran

tradisional.

Dari hasil penelitian yang relevan di atas, persamaan dan

perbedaannya dengan penelitian ini adalah:

Persamaan : Dalam pembelajarannya sama-sama menggunakan metode

pembelajaran kooferatif tipe STAD dan tipe Jigsaw.

Perbedaan : Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah statistika, pada

sekolah menengah atas di Kabupeten Kotawaringin Barat Propinsi

Kalimantan Tengah, sedangkan dalam penelitian Siti Munjiyatun Aly pada

materi persamaan dan pertidaksamaan eksponen dan logaritma pada SMAN-

1 Sragen dan SMAN-1 Sumber Lawang Kabupeten Sragen propinsi Jawa

Tengah. Ira Kurniawati pada pokok bahasan bangun datar jajaran genjang,

belah ketupat, layang-layang, dan trapessium, pada Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama dan penelitian Chusnul Ainy pada pembelajaran

matematika di Sekolah Dasar dengan pokok bahasan luas dan keliling kelas

C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis

1. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai

pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kerangka pemikiran berguna untuk menempatkan teori- teori yang seolah-

olah terlepas menjadi suatu rangkaian yang utuh untuk menentukan jawaban

sementara.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini bahwa keberhasilan proses

belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran dapat dilihat dari

prestasi belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,

diantaranya adalah metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa.

Penggunaan metode pembelajaran cukup besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan metode pembelajaran yang

tidak tepat justru dapat menghambat tercapainya tujuan mengajar. Agar

metode pembelajaran terpilih dengan tepat, seorang guru harus mengetahui

macam-macam metode pembelajaran dan mengetahui pula metode

pembelajaran yang sesuai dengan materi pada pokok bahasannya.

Metode pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk

pembelajaran yang berdasarkan pada filsafat konstruktivisme, dimana siswa

secara aktif mengkonstruksikan pengetahuan mereka sendiri. Siswa akan

lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit dalam

pelajaran, apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah tersebut

dengan temannya. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran

untuk memotivasi peserta didik agar saling memberi semangat dan

membantu satu sama lain untuk menguasai materi yang diajarkan. Apabila

peserta didik menginginkan timnya mendapat penghargaan, mereka harus

membantu teman satu tim dalam mempelajari bahan ajar/materi tersebut.

Mereka bekerjasama dengan membandingkan jawaban, berdiskusi apabila

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ada perbedaan atau kesulitan dan kesalahpahaman dan saling membantu

untuk memecahkan masalah dan untuk menguasai materi yang mereka

pelajari agar masing-masing individu dalam tim tersebut berhasil. Jigsaw

adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa

anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan

materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain

dalam kelompoknya. Jigsaw adalah suatu sistim pembelajaran yang

berorientasi pada proses, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih

meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran. Pada

akhirnya, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan

demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif Jigsaw pada pokok

bahasan statistika diduga dapat menghasilkan prestasi belajar matematika

yang lebih baik dari pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Pada dasarnya untuk menyampaikan pokok bahasan statistika,

diperlukan keaktifan belajar siswa agar siswa dapat lebih memahami materi

yang disampaikan guru. Aktivitas belajar siswa dapat timbul jika pada diri

siswa motivasi yang menyebabkan mereka ingin berbuat sesuatu. Motivasi

tersebut dapat timbul dengan sendirinya pada diri siswa atau timbul karena

ada pengaruh dari luar, diantaranya dari guru. Oleh karena itu dalam proses

belajar mengajar seorang guru harus senantiasa menimbulkan motivasi pada

diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Siswa yang mempunyai

aktivitas belajar tinggi akan lebih mudah dalam menerima pelajaran dari

pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar yang sedang atau rendah.

Siswa dengan aktivitas belajar tinggi diduga akan mempunyai prestasi

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan aktivitas belajar yang sedang

atau rendah.

Berdasarkan uraian di atas, ternyata metode pembelajaran dan aktivitas

belajar siswa adalah faktor penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam

proses belajar mengajar. Metode pembelajaran kooperatif Jigsaw sangat

menuntut keaktifan belajar siswa, karena siswa mengkonstruksi pengetahuan

mereka sendiri melalui interaksi dengan obyek dan pengalaman dari

lingkungan. Pengetahuan bukanlah suatu hal yang sudah jadi, tetapi

merupakan suatu proses yang berkembang secara terus menerus dan dalam

proses inilah keaktifan siswa yang bukanlah suatu hal yang sudah jadi, tetapi

merupakan suatu proses yang berkembang secara terus menerus dan dalam

proses inilah keaktifan siswa yang ingin tahu sangat berperan dalam

perkembangan pengetahuannya. Dengan demikian siswa dengan aktivitas

belajar tinggi akan memberikan pengaruh yang kuat terhadap pencapaian

prestasi belajar yang baik.

Dari pemikiran di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian

dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2.2. Diagram Kerangka Pemikiran Penelitian

2. Hipotesis

Metode Pembelajaran pembelajaran

Aktivitas belajar

Prestasi belajar

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut, maka dalam

penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi

belajar matematika lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

2. Siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik prestasi

belajarnya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai aktivitas sedang

dan rendah serta siswa yang mempunyai aktivitas sedang lebih baik

prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai aktivitas

rendah.

3. Untuk katagori aktivitas tinggi, siswa yang diberi pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik prestasi belajarnya

dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan untuk katagori aktivitas

sedang dan aktivitas rendah, metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

memberikan prestasi belajar yang tidak berbeda dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

4. Baik untuk metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun

pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa yang mempunyai aktivitas

tinggi lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang

mempunyai aktivitas belajar sedang dan randah serta siswa yang

mempunyai aktivitas belajar sedang lebih baik prestasi belajarnya

dibandingkan dengan siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Se Kabupaten

Kotawaringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah.

2. Waktu Penelitian

Adapun jadwal kegiatan penelitian dimulai dari penyusunan proposal, pengajuan

proposal, seminar proposal, pelaksanaan, pengolahan data, penyempurnaan,

penulisan akhir, ujian dan pelaporan dengan waktu mulai bulan Juni 2010 sampai

dengan bulan Januari 2011 dengan jadwal sebagai berikut :

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

No

. Kegiatan Penelitian

Juni

Juli

Agt

Sept

Okt

Nop

Des

Jan

1. Penyusunan Proposal X

2. Pengajuan Proposal X

3. Seminar Proposal X

4. Sosialisasi Penelitian X

5. Pelaksanaan Penelitian X X X

6. Pengambilan data Aktivitas

Belajar Siswa X

7. Pembelajaran Kooperatif X X X

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tipe Jigsaw

8.

Pembelajaran Kooperatif

tipe

STAD

X X X

9. Pelaksanaan Tes X

10. Pengolahan Data Tes X

11. Penyusunan Laporan X

12. Penyempurnaan X

13. Penulisan Akhir X

14 Ujian Akhir dan Pelaporan X

B. Metode Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis yang

digunakan tergolong penelitian eksperimen semu (Quasi experimental). Karena

Peneliti tidak memungkinkan untuk mengontrol semua variabel yang relevan.

Seperti yang dimaksudkan Budiyono (2003:82) “Tujuan eksperimental semu

adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang

tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel

yang relevan”.

Pada awal sebelum memulai perlakuan, terlebih dahulu mengecek

keadaan kemampuan awal dari sampel yang dikenai perlakuan, baik dari

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Tujuannya untuk mengetahui

apakah dua kelompok tersebut dalam keadaan seimbang. Data yang digunakan

untuk menguji keseimbangan adalah nilai rapot siswa yang naik ke kelas XI pada

mata pelajaran matematika.

Kedua kelompok tersebut diasumsikan sama dalam semua segi yang

relevan dan hanya berbeda dalam penggunaan model pembelajaran matematika.

1. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan

faktorial 2x3. Rancangan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Tabel 3.2 Rancangan penelitian

B

A

b1

b2

b3

a1

a2

(a b)11

(a b)21

(a b)12

(a b)22

(a b)13

(a b)23

Keterangan :

A : Model pembelajaran

a1 : Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

a2 : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

B : Aktivitas belajar

b1 : Aktivitas tinggi

b2 : Aktivitas sedang

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b3 : Aktivitas rendah

2. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian akan dilakukan secara bertahap dan

berkesinambungan. Urut-urutan kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Melakukan observasi di SMA meliputi observasi objek penelitian,

pengajaran dan fasilitas yang dimiliki.

b. Memilih kelas mana yang akan digunakan untuk penelitian dan kelas untuk

uji coba instumen.

c. Mengambil nilai kemampuan awal untuk uji keseimbangan.

d. Memberikan perlakuan berupa pengajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD pada kedua kelas yang telah dipilih.

e. Memberikan tes prestasi belajar.

f. Mengolah dan menganalisis data penelitian.

g. Menguji hipotesis dan mengambil kesimpulan.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Nazir (1998:325) bahwa populasi adalah kumpulan dari

individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Dalam penelitian

ini populasinya adalah seluruh siswa kelas XI SMA di Kabupaten

Kotawaringin Barat tahun ajaran 2010/2011.

Sekolah Negeri dan Swasta di kabupaten Kotawaringin Barat ada 11 sekolah,

adapun nama-nama sekolah adalah sebagai berikut :

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. SMA Negeri 1 Pangkalan Bun

b. SMA Negeri 2 Pangkalan Bun

c. SMA Negeri 3 Pangkalan Bun

d. SMA Negeri 1 Kumai

e. SMA Negeri 2 Kumai

f. SMA Negeri Pangkalan Lada

g. SMA Negeri Kotawaringin Lama

h. SMA Negeri Pangkalan Banteng

i. SMA Negeri Arut Utara

j.SMA Swasta ABDI Pangkalan Bun

k.SMA Swasta PGRI Pangkalan Bun

2. Sampel

Pengertian sampel menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 115), adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sampel merupakan kelompok hasil individu yang diamati

dan dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian sekaligus dapat

meramalkan keadaan populasi.

3.Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah dengan stratified cluster random sampling (sampel random kelas

stratifikasi) karena terdapat tingkatan atau strata dalam populasi. Menurut

Budiyono (2003 : 37) sampling random stratifikasi adalah sampling random

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang dikenakan kepada populasi dibagi menurut strata-strata, kemudian dari

strata-strata tersebut ditarik anggota kelas-kelas sampel secara random dari

sub-populasinya (yaitu strata-strata tadi). Sampel dalam penelitian ini diambil

dengan cara stratified cluster random sampling digunakan untuk mendapatkan

satu Sekolah Menengah Atas (SMA) yang didasarkan pada peringkat sekolah

berdasarkan data nilai rata- rata hasil Ujian Nasional mata pelajaran

matematika tahun ajaran 2009/2010 Kabupaten Kotawaringin Barat. Dibagi

menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang, dan

kelompok rendah.

Tabel 3.2. Pengelompokan SMA di Kabupaten Kotawaringin Barat

No Nama Sekolah Rata-rata Nilai UN

Matematika

Peringkat Kriteria

1 SMAN-3 Pangkalan Bun 8,13 1 Tinggi

2 SMAN-1 Pangkalan Bun 7,82 2 Tinggi

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3 SMAN-2 Pangkalan Bun 7,80 3 Tinggi

4 SMAN Arut Utara 7,58 4 Tinggi

5 SMAN-1 Kumai 6,86 5 Sedang

6 SMAN-2 Kumai 6,30 6 Sedang

7 SMAN Pangkalan

Banteng

6,19 7 Sedang

8 SMAS Abdi Pangkalan

Bun

6,08 8 Sedang

9 SMAN Pangkalan Lada 5,30 9 Rendah

10 SMAN Kotawaringin

Lama

5,25 10 Rendah

11 SMAS PGRI Pangkalan

Bun

5,20 11 Rendah

Sumber: Dinas Dikpora Kabupaten Kotawaringin Barat.

Dari masing-masing kelompok ditentukan satu sampel. Dengan

membuat gulungan yang bertuliskan SMAN dari peringkat atas, kemudian

diambil satu secara acak untuk mendapatkan satu sekolah dari kelompok

tinggi. Dengan cara yang sama dilakukan untuk kelompok sedang dan

kelompok rendah. Dari kelompok tinggi terpilih SMAN-1 Pangkalan Bun dari

kelompok sedang terpilih SMAN-1 Kumai dan dari kelompok rendah terpilih

SMAS PGRI Pangkalan Bun. Dari masing-masing sekolah yang terpilih,

dipilih secara acak dengan cara diundi dari kelas XI. Undian tersebut

dilaksanakan dalam satu tahap dengan dua kali pemilihan. Nomor undian

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang terpilih pertama ditetapkan sebagai kelas yang diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan nomor undian yang terpilih kedua

diajarkan dengan pembelajaran tipe Jigsaw. Ternyata dari SMAN-1

Pangkalan Bun terpilih Kelas yang diajarkan dengan pembelajaran tipe STAD

adalah kelas XI-IPA.1 dan kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw kelas XI-IPA.2, dan SMAN-1 Kumai kelas yang

terpilih diajarkan dengan metode pembelajaran Kooperatif tipe STAD adalah

kelas XI-IPA.2 dan kelas yang diajarkan dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw kelas XI-IPA.1, sedangkan di SMA PGRI Pangkalan

Bun kelas yang terpilih diajarkan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD adalah kelas XI-IPA.1 dan yang diajarkan dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah kelas XI-IPA.2. Sehingga jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah 6 kelas yang terdiri dari 3 kelas sebagai

sampel kelompok yang diajarkan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD dan 3 kelas sebagai sampel kelompok yang diajarkan dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel

terikat, yaitu :

a. Variabel bebas

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran dan

aktivitas belajar siswa.

1). Metode Pembelajaran

a. Definisi operasional : Metode pembelajaran adalah cara

pembelajaran pada pokok bahasan statistika dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelompok

eksperimen 1 dan metode kooperatif tipe Jigsaw untuk kelompok

eksperimen 2

b. Indikator : metode pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas ekperimen 1,

metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw kelas eksperimen 2.

c. Skala pengukuran : nominal dengan dua kategori metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan metode pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw.

2. Aktivitas Belajar Siswa

a. Definisi operasional : Aktivitas belajar siswa adalah suatu

kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar matematika baik di

rumah maupun di sekolah. Aktivitas ini dibatasi pada aktivitas

memperhatikan, bertanya, mencatat,mendengarkan, mengerjakan

soal, dan mempelajari materi matematika.

b. Indikator : Skor angket aktivitas belajar matematika siswa

c. Skala pengukuran : Interval yang kemudian diubah menjadi skala

ordinal dengan tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Skala

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

interval yang diubah ke skala ordinal yang terdiri dari tiga kategori

yaitu:

Kelompok tinggi dengan skor ³ X + መ挠 s

Kelompok sedang dengan X - መ挠 s < skor < X +

መ挠 s

Kelompok rendah dengan skor £ X - መ挠 s

X : rata-rata nilai aktivitas belajar siswa

s : standar deviasi

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika

siswa.

1. Definisi operasional : Prestasi belajar adalah hasil yang siswa capai

sebagai akibat dari aktivitas selama mengikuti kegiatan belajar

mengajar matematika.

2. Skala pengukuran : interval.

3. Indikator : Nilai tes pretasi belajar matematika pokok bahasan

statistika

2.Teknik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data

adalah sebagai berikut :

a. Metode Dokumentasi

Menurut Budiyono (2003 : 55), mengatakan bahwa metode

dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dokumen yang telah ada. Dokumen tersebut biasanya adalah dokumen

resmi yang telah terjamin keabsahanya. Lebih lanjut mengatakan bahwa

jika dalam penelitian menggunakan teknik dokumentasi maka disyaratkan

untuk mengambil data primer dari pada data sekunder.

Fungsi dari metode dokumentasi pada penelitian ini adalah untuk

mendapatkan nilai raport siswa atau raport kenaikkan kelas X ke Kelas XI

tahun pelajaran 2009/2010 pada mata pelajaran matematika yang

digunakan untuk uji keseimbangan.

b. Metode Angket

Menurut Budiyono (2003 : 47), mengatakan bahwa metode angket adalah

cara pengumpulan data melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada

subyek penelitian, responden atau sumber data dan jawabannya. Lebih

lanjut mengatakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

menggunaan metode angket, antara lain:

1. Pada kata pengantar, hendaknya dihindari hal-hal yang bersifat egosentris.

berikanlah motivasi atau pengantar kepada pengisi angket untuk bersedia

meluangkan waktunya untuk mengisi angket.

2. Pada petunjuk pengisian hendaknya tidak menggunakan kata-kata

yang bersifat memerintah.

3. Pertayaan hendaknya disusun dalam bahasa dan kalimat yang mudah

dimengerti dan jelas serta tidak mempunyai arti ganda.

4. Dihindarkan supaya pihak pengisi angket tidak banyak pengorbanan

(pemikiran) yang terlalu berat.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Pergunakanlah kata-kata yang netral, tidak menyinggung perasaan dan

harga diri pengisi angket.

6. Cantumkanlah kemungkinan jawaban sebanyak mungkin sehingga

memberikan peluang kepada pengisi angket untuk memilih yang paling

tepat.

7. Agar lebih mudah dalam skoring, sebaiknya digunakan bentuk tertutup

dari pada terbuka.

8. Cara menarik kesimpulan dari metode ini harus lebih hati-hati.dalam

penelitian ini peneliti membuat kisi-kisi angket, soal angket sendiri

sesuai dengan prosedur penulisan angket.

c. Metode Tes

Menurut Budiyono (2003 :54), Metode tes adalah pengumpulan

data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau

suruhan-suruhan kepada subyek penelitian.

Dalam penelitian ini, tes prestasi belajar dibuat sendiri peneliti,

yang sebelum digunakan diuji cobakan pada kelas yang sudah

ditentukan.

3. Instrumen Penelitian

a. Angket Aktivitas Belajar

Dalam penelitian ini angket yang dimaksud adalah angket tentang

aktivitas belajar matematika. Angket berupa pilihan ganda, dengan alternatif

4 jawaban. Pemberian skor untuk item positif adalah jika A diberi skor 4, B

diberi skor 3, C diberi skor 2, dan D diberi skor 1. Sedangkan untuk item

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

negatif jika menjawab A diberi skor 1, B diberi skor 2, C diberi skor 3, dan

D diberi skor 4.

Prosedur penyusunan angket aktivitas belajar adalah:

1) Menentukan indikator.

2) Menentukan kisi-kisi angket aktivitas belajar.

3) Menulis butir soal angket.

4) Menelaah untuk melihat validitas konstruk.

Untuk menentukan validitas memerlukan validator, dan

memperhatikan hal-hal seperti berikut:

(1) Butir angket telah mengacu kepada kisi-kisi.

(2) Pernyataan butir jelas dan dapat dipahami peserta didik

(3) Pernyataan butir angket tidak memberikan interpretasi ganda.

(5) Uji coba angket untuk menentukan indeks konsistensi internal dan

reliabilitas angket.

b. Konsistensi Internal

Untuk mengetahui korelasi butir soal angket digunakan rumus korelasi

momen produk Karl Pearson

( )( )( ) ( )( )( )2222 YYnXXn

YXXYnrxy

å-åå-å

åå-å=

Keterangan :

rxy : indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

n : cacah subjek yang dikenai tes (instrumen)

X : skor untuk butir ke-i

Y : skor total (dari subyek uji coba)

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir

tersebut harus dibuang.

(Budiyono, 2003:65)

c. Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran

tersebut dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan

kembali kepada subyek yang sama. Digunakan rumus Alpha untuk

mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yaitu sebagai berikut:

r11 = ÷÷ø

öççè

æ å-÷

øö

çèæ

- 2

2

11 t

i

s

s

nn

dengan:

r11 = indeks reliabilitas instrumen.

n = banyak butir instrumen.

si2 = variansi butir ke-i, i = 1, 2,..., n.

st2 = variansi skor total yang diperoleh subyek uji coba.

Dalam penelitian ini disebut reliabel apabila indeks reliabilitas yang

diperoleh telah melebihi 0,70 (r11 > 0,70).

(Budiyono, 2003: 70)

b. Tes Prestasi Belajar

Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai prestasi belajar siswa. Tes yang digunakan berupa tes objektif

berbentuk pilihan ganda. Sebelum digunakan untuk mengambil data

penelitian, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

reliabilitas untuk mengetahui kualitas instrumen. Sedangkan untuk menguji

validitas instrumen dilakukan validitas isi, daya pembeda, tingkat kesukaran

dan uij reliabilitas.

1. Uji Validitas Isi

Dengan berdasar pada tujuan diadakannya tes hasil belajar yaitu

untuk mengetahui apakah prestasi belajar yang ditampakkan secara

individual dapat pula ditampakkan pada keseluruhan (universe) situasi,

maka uji validitas yang dilakukan pada metode tes ini adalah uji validitas

isi dengan langkah-langkah seperti yang dikemukakan Crocker dan

Algina dalam Budiyono (2003:60) sebagai berikut:

a. Mendefinisikan domain kerja yang akan diukur (pada tes prestasi dapat

berupa serangkaian tujuan pembelajaran atau pokok-pokok bahasan

yang diwujudkan dalam kisi-kisi),

b. Membentuk sebuah panel yang ahli (qualified) dalam domain-domain

tersebut,

c. Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir-butir

soal dengan domain performans yang terkait.

d. Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh

dari proses pencocokan pada langkah c),

Dalam ini disebut valid jika tandanya ( √ ) lebih dari atau sama

dengan 3.

2. Daya Pembeda

Indeks daya pembeda soal tes adalah sebagai selisih antara

proporsi jawaban benar pada kelompok atas dengan proporsi jawaban

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

benar pada kelompok bawah Crocker dan Algina (dalam Sumarna

Supranata:24).

DB = N

NrNt -

Keterangan:

Nt = banyaknya siswa menjawab benar kelompok atas

Nr = banyaknya siswa menjawab benar kelompok bawah

N = banyaknya siswa 50 % dari peserta tes

Klasifikasi :

0 £ DB < 0,20 ( Daya pembeda jelek )

0,20 £ DB < 0,30 ( Daya pembeda kurang baik )

0,30 £ DB < 0,40 ( Daya pembeda cukup baik )

0,40 £ DB £1,00 ( Daya pembeda baik )

Nilai daya beda yang digunakan adalah D ≥ 0,30

(Sumarna Supranata,2004:24)

3. Tingkat Kesukaran

Soal dikatakan baik apabila soal yang mempunyai indeks

kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes

digunakan rumus:

B P = J

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B= Banyak peserta tes yang menjawab soal benar

J = Jumlah seluruh peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran:

P < 0,3 ( Soal Sukar )

0,3 £ P £ 0,7 ( Soal Sedang )

P 使 0,7 ( Soal Mudah )

Dalam penelitian ini soal yang diguanakan tinkat kesukarannya adalah:

0,30 < P < 0,70

(Sumarna Supranata, 2004:24)

3. Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran

tersebut dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan

kembali kepada subyek yang sama. Digunakan rumus KR-20 untuk

mengetahui tingkat reliabilitas yaitu dengan cara sebagai berikut:

r11 = ÷÷ø

öççè

æ å-÷øö

çèæ

- 2

2

1 t

iit

s

qps

nn

Dengan keterangan:

r11 = indeks reliabilitas instrumen.

n = banyak butir soal.

pi = Proporsi banyaknya menjawab subjek yang menjawab benar

Pada butir ke-i.

qi = 1 – pi

st2 = variansi skor total.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam penelitian ini disebut reliabel apabila indeks reliabilitas yang

diperoleh telah melebihi 0,70 (r11 > 0,70).

(Budiyono, 2003: 69)

E.Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dengan cara statistik

menggunakan analisis uji t. Untuk menguji hipotesis dengan uji t ini,

sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas.

1. Uji Keseimbangan

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen 1 dan

kelompok eksperimen 2 dalam keadaan seimbang atau tidak seimbang

sebelum mendapat perlakuan, atau dengan kata lain secara statistik uji ini

dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan mean yang berarti

dari dua sampel. Sebelumnya perlu dilakukan uji Normalitas data dan

Homogenitas dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai raport

kenaikan kelas dari kelas X ke kelas XI tahun ajaran 2009/2010. Statistik uji

yang digunakan adalah uji t.

Langkah -langkahnya sebagai berikut:

1).Hipotesis

Ho 1µ = 2µ (kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama)

H1 : 1µ ¹ 2µ (kedua kelompok memiliki kemampuan awal berbeda)

2).Tingkat signifikansi : a = 5%

3). Statistik uji

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

21

11

)(

nns

XXt

p +

-= ~ t ( 221 -+ nn )

( ) ( )2

11

21

222

2112

-+-+-

=nn

snsnsp

Keterangan :

t = t hitung

X 1 = rata-rata nilai semester 1 pelajaran matematika kelompok

eksperimen 1.

X 2 = rata-rata nilai semester 1 pelajaran matematika kelompok

eksperimen 2.

s12 = varians kelompok eksperimen 1.

s22 = varians kelompok eksperimen 2.

1n = jumlah siswa kelompok eksperimen 1.

2n = jumlah siswa kelompok eksperimen 2. Daerah kritik ᬈú 实诅 丐 矢石 叠潜 ,剖 锅 使 叠潜 ,剖阻 dan v= 221 -+ nn

4). Keputusan uji

H0 tidak ditolak jika t Ï DK

(Budiyono, 2009:151)

2. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang

didapat berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Untuk uji

normalitas digunakan uji Lilliefors.

Langkah-langkah pengujian normalitas adalah :

(1).Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

(2).Statistik Uji

L = Maks |F(zi) - S(zi)|

dengan :

F (zi) = P (Z ≤ zi) ; Z ~ N(0,1).

S (zi) : proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh cacah z

zi = ( )

sX i C-

zi = skor standar

s = standar deviasi

Xi = skor item

(3).Taraf Signifikansi (a ) = 5%

(4).Daerah Kritik (DK)

DK={L| L > L α ; n} ; n adalah ukuran sampel

(5).Keputusan Uji

H0 ditolak jika L terletak di daerah kritik

(6).Kesimpulan

Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 diterima

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(Budiyono, 2009:170)

b. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian

mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini

digunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi kuadrat dengan prosedur

sebagai berikut:

(1).Hipotesis

H0 : 21s = 2

2s = … = 2ks (variansi populasi homogen)

H1 : tidak semua variansi sama (variansi populasi tidak homogen)

(2).Statistik Uji yang digunakan :

χ ÷ø

öçè

æ= å

=

k

1f

2jj

2 s log f -logRKG 303,2

fc

dengan:

χ 2 ~ χ 2(k – 1)

c = 1 + ( ) úúû

ù

êêë

é-å

f1

f1

1 -k 31

j

; RKG = jf

SSåå

SSj = ( )

j

2j2

j n

xx

å-å

k : banyaknya populasi

k = 2 ; k : metode pembelajaran,

k = 3 ; k : aktivitas belajar siswa

f : derajad kebebasan RKG = N – k

N : cacah semua pengukuran

fj : derajad kebebasan untuk sj = nj – 1

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

j : l, 2,..., k

nj : cacah pengukuran pada sampel ke-j

(3).Taraf signifikansi (a ) = 0,05

(4). Daerah Kritik (DK)

DK ={ c2| c2 > c2a; k-1 } untuk beberapa α dan (k-1), nilai c2

a; k-1 dapat

dilihat pada tabel nilai chi kuadrat dengan derajat kebebasan (k-1).

(5). Keputusan uji

H0 ditolak jika χ 2 terletak di daerah kritik

(6). Kesimpulan

Populasi-populasi homogen jika H0 diterima

(Budiyono, 2009: 176-177)

3. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini untuk menganalisa data digunakan analisis variansi dua

jalan (2 x 3) dengan frekuensi sel tidak sama

(1).Tujuan

Analisis variansi dua jalan yang merupakan perluasan dari analisis

variansi dua jalan, bertujuan untuk membandingkan rata - rata beberapa

populasi baik rata - rata baris maupun kolom dalam sel. Anava dua jalan

bertujuan untuk menguji signifikansi perbedaan efek baris, kolom dan

kombinasi efek baris dan kolom terhadap variabel terikat.

Model : Xijk= m + ai + bj + (ab)ij + eijk

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dimana

Xijk = Data pengamatan pada subyek ke-k pada baris ke-i dan

kolom ke-j

i = 1 ; 2 ; 1 = Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

2 = Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

j = 1 ; 2 ; 1 = Aktivitas belajar tinggi

2 = Aktivitas belajar sedang

3 = Ativitas belajar rendah

k = 1, 2, …,nij, nij = cacah data pengamatan pada sel ij

m = rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean)

ai = µi – µ = efek baris ke- i pada variabel terikat

bj = µj – µ = efek kolom ke-j pada variabel terikat

(ab)ij = µij – (µ + ai + bj ) interaksi baris ke-i dan kolom ke-j pada

variabel terikat.

eijk = deviasi data Xijk terhadap rerata populasinya (µij) yang

berdistribusi normal dengan rerata 0;

( Budiyono, 2009: 207-208)

(2). Prosedur

Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi

dua jalan dengan sel tak sama, yaitu :

H0A : ai = 0 untuk setiap i = 1,2 (tidak ada perbedaan efek antara baris

terhadap variabel terikat

H1A : paling sedikit ada satu ai yang tidak nol (ada perbedaan efek antara

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

baris terhadap variabel terikat)

H0B : bj= 0 untuk setiap j = 1,2,3 (tidak ada perbedaan antar kolom

terhadap variabel terikat)

H1B : paling sedikit ada satu bj yang tidak nol (ada perbedaan efek antar

kolom terhadap variabel terikat)

H0AB : (ab)ij = 0 untuk setiap i = 1,2 dan j = 1,2,3 (tidak ada interaksi

baris dan kolom terhadap variabel terikat)

HIAB : paling sedikit ada satu (ab)ij yang tidak nol (ada interaksi baris dan

kolom terdahap variabel terikat)

(Budiyono, 2009:212)

1. Komputasi

a. Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan

notasi-notasi sebagai berikut.

nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

= banyaknya data amatan pada sel ij

= frekuensi sel ij

hn = rataan harmonik frekuensi seluruh sel

å=

ji ijn

pq

,

1

N = banyaknya data seluruh amatan

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ijk

kijk

kijkij n

XXSS

2

2

÷ø

öçè

æ

-=å

å

= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

ijAB = rataan pada sel ij

å=j

iji ABA = jumlah rataan pada baris ke – i

å=i

ijj ABB = jumlah rataan pada kolom ke – j

å=ji

ijABG = jumlah rataan semua sel

Sedangkan rumus untuk mencari komponen JK sebagai berikut :

1. = pqG 2

2. = åji

jiSS

3. = åi

2i

qA

4. = åj

2i

pB

5. =åji

2jiAB

b. Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima

Jumlah kuadrat yaitu :

JKA = hn [(3)-(1)]

JKB = hn [(4)-(1)]

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

JKAB = hn [(1)+(5) - (3) - (4)]

JKG = 2

JKT = JKA +JKB + JKAB + JKG

Dengan

JKA = jumlah kuadrat baris

JKB = jumlah kuadrat kolom

JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara baris dan kolom

JKG = jumlah kuadrat galat

JKT = jumlah kuadrat total

(Budiyono, 2009:230-231)

c. Derajat Kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat adalah (dk)

dkA = p – 1

dkB = q – 1

dkAB = (p – 1) (q – 1)

dkG = N – pq

dkT = N – 1

d. Rerata Kuadrat

RKA = dkAJKA

RKB = dkBJKB

RKAB = dkABJKAB

RKG = dkGJKG

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Statistik Uji

Fa = RKGRKA

Fb = RKGRKB

Fab = RKG

RKAB

f. Daerah Kritik

Daerah kritik untuk Fa DK ={F | F > F a ;(p -1), N – pq}

Daerah kritik untuk Fb DK ={F | F > F a ;(q -1), N – pq}

Daerah kritik untuk Fab DK ={F | F > Fa ;(p -1) (q -1) N – pq}

g. Rangkuman Uji

Sumber var efek utama

JK dk RK F obs F a P

A baris JKA P - 1 RKA Fa < a atau > a B kolom JKB q - 1 RKB Fb < a atau > a

Interaksi AB JKAB (p-1)(q-1) RKAB Fab < a atau > a Galat(G) JKG N-pq RKG - -

Total JKT N-1 - - -

h. Keputusan uji

H0 ditolak jika Fhitung terletak di daerah kritik.

(Budiyono, 2009:215)

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4). Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava (komparasi ganda) adalah tindak lanjut dari analisis

varian, jika hasil analisis variansi menunjukkan hipotesis nol ditolak.

Tujuannya untuk melakukan pelacakan terhadap perbedaan rerata tetapi setiap

pasangan kolom, baris dan setiap pasangan sel. Metode komparasi ganda yang

dipakai adalah metode Scheffe.

Beberapa langkah dalam menerapkan metode Scheffe yaitu :

1. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata

2. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut

Menentukan taraf signifikansi ( α ) = 0,05

3. Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

pada analisis variansi dua jalan

e. Untuk komparasi rerata antar baris

)

11(

)(

..

2..

..

ji

jiji

nnRKG

XXF

+

-=-

Dengan :

Fi.-j. = nilai Fobs pada perbandinganbaris ke-i dan baris ke-j

i. = rataan pada baris ke-i

X j. = rataan pada baris ke-j

X

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dari

perhitungan analisis variansi

n i. = ukuran sampel baris ke-i

n j. = ukuran sampel baris ke-j

daerah kritik uji itu adalah : DK = {F | F > (q – 1) pq - N 1, - p ; αF }

komparasi rataan antar baris tidak digunakan karena hanya terdiri

dari dua baris sehingga tidak perlu dilakukan.

f. Komparasi rataan antar kolom

Untuk mencari komparasi rataan antar kolom adalah:

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=

ji

2

ji .j -..i

n.1

n.1

RKG

.X.XF

Dengan

F.i - .j = nilai Fobs pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

.i = rataan pada kolom ke-i

X .j = rataan pada kolom ke-j

RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan

analisis variansi

n.i = ukuran sampel kolom ke-i

n.j = ukuran sampel kolom ke-j

daerah kritik untuk uji itu adalah : DK = { F | F > (q – 1)

pq - N 1, - p ; αF }

X

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Makna dari lambang-lambang pada komparasi ganda rataan

antar kolom ini mirip dengan makna lambang-lambang komparasi

ganda rataan antar baris hanya dengan mengganti baris menjadi

kolom.

g. Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama

Untuk mencari komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama

adalah sebagai berikut.

kj-ijF = ( )

÷÷ø

öççè

æ+

-

kjij

2kjij

n1

n1

RKG

XX

dengan:

Fij – kj = nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan

rataan pada sel kj

ij = rataan pada sel ke-ij

X kj = rataan pada sel ke-kj

RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan

analisis variansi

nij = ukuran sel ij

nkj = ukuran sel kj

Daerah kritik untuk uji itu adalah :

DK = { F | F > (pq – 1) pq - N 1, - pq ; αF }

h. Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama

Untuk mencari komparasi rataan antar sel pada baris yang sama

antar sel pada baris yang sama adalah sebagai berikut.

X

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kj-ijF = ( )

÷÷ø

öççè

æ+

-

ikij

2kjij

n1

n1

RKG

XX

daerah kritik untuk uji itu adalah :

DK = { F | F > (pq – 1) pq - N 1, - pq ; αF }

1) Menentukan keputusan uji untuk masing-masing komparasi

ganda

2) Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang sudah ada.

(Budiyono, 2009:216-217)

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Coba Instrumen Angket

1. Uji Validitas Isi

Validitas dalam penelitian ini menngunakan validitas isi atau validitas

konstruk. Untuk mengetahui validitas angket dengan validator, dan sebagai validator

angket aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah Drs. Helmut.Y.Bunu, M.Pd,

Dosen Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Palangkaraya, Dra. Martini Djinu, M.Pd, Dosen Program Studi

Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Palangkaraya, dan Rahmat Dewi, S.Pd, Guru Bimbingan Konseling Pada SMA-1

Kumai. Lembar validasi instrumen angket aktivitas belajar terdapat pada

Lampiran 10 halaman 215-226.

Dari hasil uji validasi isi untuk soal angket Aktivitas belajar siswa dari 45 soal

termasuk soal kategori valid.

2. Konsistensi Internal

Uji coba angket dilakukan di SMAN-1 Kumai pada kelas selain kelas

tempat penelitian. Dari hasil uji coba angket Aktivitas Belajar Siswa maka dapat

dilihat bahwa dari 45 soal tes, 41 soal termasuk kategori yang dapat digunakan

sebagai instrumen angket. Hal tersebut menunjukkan bahwa 41 soal memiliki tingkat

konsistensi sama atau lebih dari 0,3 dan 4 soal yang memiliki tingkat konsistensi

kurang dari 0,3 yaitu untuk soal nomor:1,2,8,11 tidak dipergunakan dalam

pengumpulan data angket aktivitas belajar siswa dan satu soal memiliki konsistensi

lebih dari 0,3 tetapi tidak dipakai dalam pengambilan data aktivitas belajar siswa

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yaitu nomor 28 sehingga jumlah yang dipakai ada 40 butir angket aktivitas belajar

siswa. (Perhitungan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 212-214).

3. Uji Reliabilitas Angket

Hasil uji reliabilitas angket aktivitas belajar siswa menggunakan rumus

Alpha. Suatu angket dikatakan reliabel jika nilai reliabilitasnya (r11) > 0,70. Dari hasil

perhitungan diperoleh hasil yang reliabel dengan r11= 0,9439 yang berarti tingkat

reliabilitasnya tinggi. (Perhitungan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 9

halaman 212-214).

B. Hasil uji coba Instrumen Tes

1. Uji Validitas Isi

Validitas dalam penelitian ini menngunakan validitas isi. Untuk mengetahui

validitas tes prestasi belajar dengan validator, dan sebagai validator tes prestasi

belajar dalam penelitian ini adalah Drs. Dadang Lorida, M.Pd, Dosen Program Studi

Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Palangkaraya, Dra. Pancarita, M.Pd, Dosen Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangkaraya, dan Rahmat

Suseno, S.Pd, Guru Matematika Pada SMA-1 Kumai. Lembar validasi instrumen tes

prestasi belajar. ( Perhitungan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman

187-198).

Dari hasil uji validasi isi untuk soal tes prestasi belajar siswa dari 35 soal

semua termasuk soal kategori valid.

2. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Uji coba instrumen tes dilakukan di SMAN-1 Kumai pada kelas selain kelas

tempat penelitian. Hasil uji tingkat Kesukaran instrumen tes prestasi belajar dengan

teknik analisis tingkat kesukaran instrumen tes maka dapat dilihat bahwa dari 35 soal

tes, 31 soal termasuk kategori yang dapat digunakan sebagai instrumen uji tes prestasi

belajar, karena memiliki tingkat kesukaran (TK) lebih dari atau sama dengan 0,3 dan

kurang dari atau sama dengan 0,7 dan ada 4 soal yang memiliki tingkat kesukaran

kurang dari 0,3 yaitu soal nomor: 7, 15, 33, 35, sedangkan 1 soal tidak dipakai

meskipun memenuhi kriteria tingkat kesukaran yaitu soal nomor: 17 (Perhitungan

secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 18 halaman 250 ).

3. Daya Beda Instrumen Tes

Hasil uji daya beda instrumen tes prestasi belajar dengan teknik analisis daya

pembeda instrumen tes maka dapat dilihat bahwa dari 35 soal tes, 33 soal termasuk

kategori yang dapat digunakan sebagai instrumen uji tes prestasi belajar, karena

memiliki indeks daya beda lebih dari atau sama dengan 0,3 dan ada 2 soal yang

memiliki indeks daya beda kurang dari 0,3 yaitu soal nomor: 33, 35 (Perhitungan

secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 18 halaman 250 ).

4. Uji Reliabilitas Instrumen Tes

Hasil uji reliabilitas tes prestasi belajar siswa dalam penelitian ini

menggunakan rumus Kruder-Richardson 20 ( KR-20). Suatu tes dikatakan reliabel

jika nilai reliabilitasnya (r11) > 0,70. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil yang

reliabel dengan r11= 0,8532 yang berarti tingkat reliabilitasnya tinggi. (Perhitungan

secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 185-186)

5. Pembahasan Hasil Uji Instrumen Tes

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hasil uji validitas isi instrumen tes, uji tingkat Kesukaran

instrumen tes, uji daya beda instrumen tes dan uji reliabilitas instrumen tes dapat

dirangkum bahwa dari 35 soal tes yang diuji coba diperoleh 31 soal yang termasuk

katagori valid dan 4 soal yang tidak memenuhi kriteria validitas instrument tes yaitu

soal nomor: 7, 15, 33, 35, dan 1 soal tidak dipakai meskipun memenuhi kriteria

validitas yaitu soal nomor: 17. (Perhitungan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran

18 halaman 250 ).

C. Diskripsi Data

1. Angket Aktivitas Belajar Siswa

Berdasarkan pengambilan data nilai aktivitas belajar siswa dengan melalui angket

aktivitas belajar siswa yaitu : Rata-rata nilai untuk kelas Jigsaw adalah 109,2820 dan

rata-rata kelas STAD adalah 107,8608 sedangkan rata keseluruhan siswa kelas

Jigsaw dan kelas STAD adalah 108,5669. Berdasarkan hasil pengolahan data

Aktivitas Belajar siswa maka dapat dilihat standart deviasi untuk kelas Jigsaw adalah

8,6413. Sedangkan standart deviasi untuk kelas STAD adalah 8,9946. Dari standar

deviasi maka dapat dilihat kriteria Aktivitas belajar siswa yang dibagi menjadi tinggi,

sedang dan rendah, kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

i. Kelompok tinggi dengan skor ≥ sX21

+

ii. Kelompok sedang dengan skor sX21

- < skor < sX21

+

iii. Kelompok rendah dengan skor ≤ sX21

-

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Setelah data Aktivitas belajar siswa dikelompokkan menjadi

kemampuan tinggi, sedang dan rendah maka hasil pengolahan data tersebut dilihat

dalam rangkuman berikut :

Tabel. 4.2. Rangkuman Jumlah Siswa dan Rataan Aktivitas Belajar

Aktivitas Belajar Jumlah

Siswa Tinggi Sedang Rendah

n X n X n X

Kelas Jigsaw 28

115,45 28

105,41 22

98,86 78

Kelas STAD 23

118,7826 31

108,1290 25

97,48 79

Jumlah Siswa 51 59 47 157

2. Data Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil tes prestasi belajar setelah dilakukan pembelajaran

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD maka hasil dari prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel. 4.3. Rangkuman Rataan Prestasi Belajar Siswa

Prestasi Belajar

Rataan Marginal Tinggi

Sedang Rendah

Kelas Jigsaw 90,8709 74,4081 65,9996 76,5401

Kelas STAD 79,2839 71,7857 63,4855 72,1363

Rataan Marginal 84,5094 73,1636 64,8228 -

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal

Sebelum dilakukan uji keseimbangan kemampuan awal siswa pada

kelas Jigsaw dan kelas STAD terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis uji t

yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas nilai raport kelas jigsaw diperoleh Lobs= 0,0965

sedangkan untuk LTabel= 0,1003. Hal ini menyatakan bahwa sampel kemampuan awal

kelas Jigsaw mempunyai populasi yang berdistribusi normal, karena Lobs < LTabel.

( Perhitungan terperinci pada Lampiran 13 halaman 233-235).

Hasil uji normalitas nilai raport kelas STAD diperoleh Lobs= 0,0902

sedangkan untuk LTabel= 0,0997. Hal ini menyatakan bahwa sampel kemampuan awal

kelas STAD mempunyai populasi yang berdistribusi normal, karena Lobs < LTabel.

( Perhitungan terperinci pada Lampiran 14 halaman 236-238).

2. Uji Homogenitas

Hasil uji homogenitas nilai raport kelas jigsaw dan kelas STAD

diperoleh c2obs= 0,0310 sedangkan untuk c2

Tabel= 3,8415. Hal ini menyatakan bahwa

sampel kemampuan awal kelas Jigsaw dan STAD mempunyai variansi-variansi yang

sama (homogen), karena c2obs < c2

Tabel ( Perhitungan terperinci pada Lampiran 15

halaman 239-243).

3. Hasil Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan kemampuan awal siswa pada kelas Jigsaw dan kelas

STAD menggunakan uji t dengan α = 0,05. Adapun hasil perhitungannya dapat

dilihat bahwa tobs = 0,3263 sedangkan untuk tTabel = 1,960. Hal ini menyatakan bahwa

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sampel pada kelas Jigsaw mempunyai Aktivitas Belajar yang seimbang dengan kelas

STAD, karena tobs < tTabel.( Perhitungan terperinci pada Lampiran 16 halaman 244-

247).

C. Hasil Uji Persyaratan Analisis Prestasi Belajar

1. Uji Normalitas Prestasi Belajar

Uji normalitas prestasi belajar siswa untuk kelas Jigsaw dapat dilihat Lobs

= 0,0713 sedangkan untuk L Tabel = 0,1003. Hal ini menyatakan bahwa sampel pada

kelas Jigsaw mempunyai populasi yang berdistribusi normal, karena

Lobs < L Tabel. Adapun untuk kelas STAD dapat dilihat Lobs = 0,0723 sedangkan untuk

LTabel = 0,0997. Hal ini menyatakan bahwa sampel pada kelas STAD mempunyai

populasi yang terdistribusi normal, karena Lobs <L Tabel. Sedangkan untuk uji

normalitas data prestasi belajar pada siswa Aktivitas Belajar tinggi Lobs = 0,1084

sedangkan untuk L Tabel = 0,1241. Hal ini menyatakan bahwa sampel pada prestasi

belajar Aktivitas Belajar tinggi berdistribusi normal, karena Lobs < L Tabel, untuk uji

normalitas data prestasi belajar pada siswa Aktivitas Belajar sedang Lobs = 0,1078,

untuk LTabel = 0,1153. Hal ini menyatakan bahwa sampel pada prestasi belajar

Aktivitas Belajar sedang berdistribusi normal, karena Lobs < L Tabel, sedangkan untuk

uji normalitas data prestasi belajar siswa Aktivitas Belajar rendah Lobs = 0,0934

sedangkan untuk L Tabel = 0,1292. Hal ini menyatakan bahwa sampel pada prestasi

belajar siswa Aktivitas belajar rendah berdistribusi normal, karena Lobs < L Tabel

( Perhitungan terperinci pada Lampiran 21-25 halaman 254-268).

2. Uji Homogenitas Prestasi Belajar

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Uji homogenitas prestasi belajar siswa kelas Jigsaw untuk aktivitas

tinggi, sedang, rendah dapat dilihat dengan χ2obs = 4,4506 sedangkan χ2

Tabel = 5,991.

Hal ini menyatakan bahwa semua variansi pada kelas Jigsaw yang terdiri dari tiga

kriteria mempunyai homogenitas yang sama, karena χ2obs < χ2

Tabel. Adapun kelas

STAD untuk aktivitas tinggi, sedang, rendah dapat dilihat dengan χ2obs = 4,8958

sedangkan χ2Tabel = 5,991. Hal ini menyatakan bahwa semua variansi pada kelas

STAD yang terdiri dari tiga kriteria mempunyai homogenitas yang sama, karena

χ2obs< χ2

Tabel. Sedangkan untuk uji homogenitas prestasi belajar kelas Jigsaw dan

STAD dapat dilihat dengan χ2obs = 3,8415 sedangkan χ2

Tabel = 5,991, hal ini

menunjukkan bahwa semua variansi kelas pada kelas Jigsaw dan STAD mempunyai

homogenitas yang sama, karena χ2obs < χ2

Tabel. ( Perhitungan terperinci pada

Lampiran 26-28 halaman 269-276).

D. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil perhitungan uji analisis data prestasi belajar

(Perhitungan terperinci pada Lampiran 29 halaman 277-284) pengujian penelitian

dengan menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama (2 X 3) maka

dapat dilihat pada Tabel rangkuman berikut :

Tabel. 4. 4. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Sumber JK dk RK Fobs Fa Keputusan

Model Pembelajaran (A) 1202,2784 1 1202,28 16,9876 3,84 H0 ditolak

Aktivitas Belajar (B) 10778,721 2 5389,36 76,1492 3,00 H0 ditolak Interaksi (AB) 699,38786 2 349,694 4,94101 3,00 H0 ditolak Galat (G) 10,686,83 151 70,77 Total 23367,217 156

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan Tabel rangkuman analisis variansi dua jalan sel tak sama

terlihat dan disimpulkan bahwa :

1. Pada hasil Fa faktor (A) lebih dari FTabel maka H0A ditolak sehingga dikatakan

tidak semua metode pembelajaran memberikan rataan yang sama terhadap

prestasi belajar.

Dengan melihat rataan prestasi belajar siswa dikatakan bahwa pembelajaran

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dari pada

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Pada hasil Fb faktor (B) lebih dari Ftabel maka H0B ditolak sehingga dikatakan

tidak semua kriteria Aktivitas Belajar memberikan rataan yang sama terhadap

prestasi belajar.

3. Pada hasil Fab faktor (AB) lebih dari Ftabel maka H0AB ditolak maka dikatakan

bahwa faktor (A) dan faktor (B) menunjukkan terdapat interaksi antara

metode pembelajaran dan Aktivitas Belajar siswa terhadap prestasi belajar

siswa.

E. Hasil Uji lanjut Hipotesis

1. Komparasi Ganda Antar Kolom

Uji lanjut analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dengan

menggunakan metode Scheffe. Hasil perhitungan komparasi ganda antar kolom dapat

dilihat pada Tabel berikut : (Perhitungan terperinci pada Lampiran 30 halaman 285-

287).

Tabel 4.5. Rangkuman Data Komparasi Ganda Antar Kolom

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

H0 Fhitung Ftabel Keputusan

µ.1 = µ.2 49,75443518821 (3-1). 3,00 = 6 H0 ditolak

µ.2 = µ.3 25,71501394755 (3-1). 3,00 = 6 H0 ditolak

µ.1 = µ.3 133,94097301858 (3-1). 3,00 = 6 H0 ditolak

Dari Tabel rangkuman data komparasi ganda antar kolom terlihat

sehingga dapat disimpulkan bahwa :

1. Prestasi belajar pada siswa yang mempunyai aktivitas Belajar tinggi lebih baik

dari pada siswa yang berkemampuan sedang.

2. Prestasi belajar pada siswa yang mempunyai aktivitas Belajar sedang lebih baik

dari pada siswa yang berkemampuan rendah.

3. Prestasi belajar pada siswa yang mempunyai aktivitas Belajar tinggi lebih baik

dari pada siswa yang berkemampuan rendah.

2. Komparasi Ganda Antar Sel pada Kolom yang Sama

Uji lanjut analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dengan

menggunakan metode Scheffe. Hasil perhitungan komparasi ganda antar sel pada

kolom yang sama dapat dilihat pada Tabel berikut : (Perhitungan terperinci pada

Lampiran 31 halaman 288-290).

Tabel 4.6. Rangkuman Komparasi Ganda Antar Sel Pada Kolom Yang Sama

H0 Fhitung F tabel Keputusan

µ11= µ21 23,95418049607 (6-1). 2,21 = 11,05 H0 ditolak

µ12= µ22 1,42947688442 (6-1). 2,21 = 11,05 H0 diterima

µ13= µ23 1,04513806913 (6-1). 2,21 = 11,05 H0 diterima

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari Tabel rangkuman data komparasi ganda antar sel pada kolom yang

sama dapat disimpulkan :

1. Pada Aktivitas Belajar tinggi prestasi belajar pada siswa dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dari pada prestasi belajar

siswa dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Pada Aktivitas Belajar sedang prestasi belajar pada siswa dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sama dengan prestasi belajar siswa

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Pada Aktivitas Belajar rendah prestasi belajar pada siswa dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sama dengan prestasi belajar siswa

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Komparasi Ganda Antar Sel pada Baris yang sama

Uji lanjut analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dengan

menggunakan metode Scheffe. Hasil perhitungan komparasi ganda antar sel pada

baris yang sama dapat dilihat pada Tabel berikut : (Perhitungan terperinci pada

Lampiran 32 halaman 291-295)

Tabel 4.7. Rangkuman Komparasi Ganda Antar Sel pada Baris yang Sama

H0 Fhitung F tabel Keputusan

µ11= µ12 50,56284199703 (6-1). 2,21 = 11,05 H0 ditolak

µ12= µ13 13,82531715296 (6-1). 2,21 = 11,05 H0 ditolak

µ11= µ13 104,70093311972 (6-1). 2,21 = 11,05 H0 ditolak

µ21= µ22 11,12171512344 (6-1). 2,21 = 11,05 H0 ditolak

µ22= µ23 11,99284192874 (6-1). 2,21 = 11,05 H0 ditolak

µ21= µ23 43,44792344316 (6-1). 2,21 = 11,05 H0 ditolak

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari Tabel rangkuman data komparasi ganda antar sel pada kolom yang

sama dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, prestasi belajar siswa aktivitas belajar

tinggi lebih baik dari pada siswa aktivitas belajar sedang.

2. Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, prestasi belajar siswa kemampuan

sedang lebih baik dari pada siswa berkemampuan rendah.

3. Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, prestasi belajar siswa kemampuan

tinggi lebih baik dari pada siswa berkemampuan rendah.

4. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, prestasi belajar siswa kemampuan

tinggi lebih baik dari pada siswa berkemampuan sedang.

5. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, prestasi belajar siswa kemampuan

sedang lebih baik dari pada siswa berkemampuan rendah.

6. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, prestasi belajar siswa kemampuan

tinggi lebih baik dari pada siswa berkemampuan rendah.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan α =0,05

diperoleh Fa=16,9876 lebih dari Ftabel = 3,84 sehingga H0A ditolak. Ini berarti metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan STAD memberikan hasil prestasi belajar

siswa yang berbeda pada pokok bahasan Statistika SMA kelas XI. Dengan melihat

rataan prestasi belajar siswa dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

lebih baik dari pada dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam hal ini untuk

hipotesis pertama teruji.

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan α =0,05

diperoleh Fb= 76,1492 lebih dari Ftabel = 3,000 sehingga H0B ditolak. Ini berarti

Aktivitas Belajar siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah memberikan

hasil prestasi belajar siswa yang berbeda pada pokok bahasan Statistika SMA kelas

XI.

Dari uji lanjut pasca anava diperoleh perhitungan komparasi ganda

antar kolom dengan α = 0,05 diperoleh F1-2= 49,7544 lebih dari Ftabel = 6,000

sehingga H0 ditolak. Ini berarti, siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi

mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik dari pada siswa yang mempunyai

aktivitas belajar sedang. Selanjutnya, pada kolom kedua dan ketiga diperoleh F2-3 =

25,7150 lebih dari Ftabel = 6,000 sehingga H0 ditolak. Hal ini dapat dikatakan bahwa

siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar

matematika lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah.

Pada kolom kesatu dan ketiga diperoleh F1-3 = 133,9409 lebih dari Ftabel = 6,000

sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa siswa yang mempunyai mempunyai

aktivitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik dari pada

siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah. Dalam hal ini maka hipotesis kedua

dikatakan teruji untuk hasil prestasi belajar siswa yang mempunyai aktivitas Belajar

tinggi lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas Belajar sedang. Begitu

juga untuk prestasi belajar pada siswa yang mempunyai aktivitas Belajar sedang lebih

baik daripada prestasi belajar pada siswa yang mempunyai aktivitas Belajar rendah

dan hasil prestasi belajar siswa yang mempunyai aktivitas Belajar tinggi lebih baik

dari pada siswa yang mempunyai aktivitas Belajar rendah.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan α = 0,05

diperoleh Fab = 4,9410 lebih dari Ftabel = 3,000 sehingga H0AB ditolak. Ini berarti

terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan Aktivitas Belajar siswa terhadap

prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Statistika SMA kelas XI.

Sedangkan berdasarkan perhitungan komparasi ganda antar sel pada

kolom yang sama dengan α = 0,05. Pada kolom pertama diperoleh F11-21 = 23,95418

kurang dari Ftabel = 11,0500 dan sehingga H0 diterima, maka dapat dikatakan bahwa

pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi pembelajaran dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar matematika yang

lebih baik dari pada prestasi belajar matematika dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Selanjutnya pada kolom kedua diperoleh F12-22 = 1,42947

kurang dari Ftabel = 11,0500 sehingga H0 diterima, maka dapat dikatakan bahwa pada

siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang pembelajaran dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar matematika sama

dengan prestasi belajar matematika dengan metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Pada kolom ketiga diperoleh F13-23 = 1,04513 kurang dari Ftabel = 11,0500

sehingga H0 diterima, hal ini dikatakan bahwa pada siswa yang mempunyai aktivitas

belajar rendah pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

memberikan prestasi belajar matematika sama dengan prestasi belajar matematika

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa untuk setiap kategori Aktivitas belajar siswa mempunyai prestasi belajar yang

sama jika diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaan

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kooperatif tipe Jigsaw maupun metode pembelajaan kooperatif tipe STAD. Dari hal

tersebut dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ketiga teruji sebab dengan

penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa yang mempunyai Aktivitas Belajar

yang berbeda mendapatkan prestasi belajar yang berbeda pula. Hal ini sesuai dari

yang diharapkan dari hipotesis ketiga adalah pada siswa yang mempunyai Aktivitas

Belajar sedang maupun rendah dengan pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar matematika pokok

bahasan Statistika lebih baik dari pada pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4. Hipotesis Keempat

Pada hasil yang lain untuk perhitungan komparasi ganda antar sel pada

baris pertama kolom kesatu dan kedua diperoleh F11-12 = 50,5628 lebih dari FTabel =

11,0500 sehingga H0 ditolak, hal ini dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, prestasi belajar siswa pada aktivitas belajar

tinggi lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang. Berikut

pada sel baris pertama kolom kedua dan ketiga diperoleh F12-13 = 13,8253 lebih dari

FTabel = 11,0500 sehingga H0 ditolak, hal ini dikatakan bahwa pembelajaran dengan

metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, prestasi belajar siswa pada aktivitas

belajar sedang lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah.

Pada sel baris pertama kolom kesatu dan ketiga diperoleh F11-13 = 104,7009 lebih dari

FTabel = 11,0500 sehingga H0 ditolak, hal ini dikatakan bahwa pembelajaran dengan

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, prestasi belajar siswa pada aktivitas

belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah.

Berdasarkan perhitungan komparasi ganda antar sel pada baris kedua

kolom kesatu dan kedua diperoleh F21-22 = 11,1217 lebih dari FTabel = 11,0500

sehingga H0 ditolak, hal ini dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode

pembelajaran kooperatif STAD, prestasi belajar siswa pada aktivitas belajar tinggi

lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang. Kemudian sel

pada baris kedua kolom kedua dan ketiga diperoleh F22-23 = 11,9928 lebih dari FTabel =

11,0500 sehingga H0 ditolak. Hal ini mempunyai arti bahwa pembelajaran dengan

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, prestasi belajar siswa pada aktivitas

belajar sedang lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah.

Pada sel baris kedua kolom kesatu dan ketiga diperoleh F21-23 = 43,4479 lebih dari

FTabel = 11,0500 sehingga H0 ditolak maka dikatakan bahwa pembelajaran dengan

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, prestasi belajar siswa pada aktivitas

belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah.

Sehingga untuk pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw maupun metode pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan hasil

prestasi belajar yang berbeda untuk setiap kategori aktivitas belajar yang berbeda.

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif Jigsaw mempunyai

prestasi belajar yang lebih baik dibanding dengan prestasi belajar matematika

yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Prestasi belajar siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik dari

pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang, prestasi belajar siswa yang

mempunyai aktivitas belajar sedang lebih baik dari pada siswa yang mempunyai

aktivitas belajar rendah, begitu juga prestasi belajar siswa yang mempunyai

aktivitas belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas

belajar rendah.

3. Pada kategori tingkat aktivitas tinggi, siswa yang diberi pembelajaran dengan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik prestasi belajarnya

dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tetapi tidak demikian halnya, pada kategori

aktivitas sedang maupun tingkat aktivitas rendah, pemberian pembelajaran

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun tipe STAD tidak

menyebabkan perbedaan prestasi belajar.

4. Baik pada metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun tipe STAD, siswa

yang mempunyai aktivitas tinggi lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan siswa yang yang mempunyai aktivitas sedang dan rendah, serta siswa

yang mempunyai aktivitas sedang lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan

dengan siswa yang mempunyai aktivitas rendah. Sehingga untuk pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan hasil prestasi belajar

yang berbeda untuk setiap kategori aktivitas belajar yang berbeda.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Dari analisis hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa prestasi belajar

siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode pembelajaran Jigsaw

mempunyai prestasi belajar lebih baik dari pada pembelajaran dengan metode

pembelajaran STAD. Begitu juga bahwa siswa yang mempunyai aktivitas Belajar

tinggi lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang,

prestasi belajar siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang lebih baik dari

pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah pada pokok bahasan

Statistika Kelas XI, begitu juga prestasi belajar siswa yang mempunyai aktivitas

belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah.

Sedangkan untuk siswa mempunyai aktivitas belajar tinggi pembelajaran dengan

metode pembelajaran Jigsaw memberikan prestasi belajar matematika yang lebih

baik dari pada prestasi belajar matematika dengan metode pembelajaran STAD.

Pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang pembelajaran dengan model

pembelajaran Jigsaw memberikan prestasi belajar matematika tidak berbeda

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan prestasi belajar matematika dengan metode pembelajaran STAD. Pada

siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah pembelajaran dengan metode

pembelajaran Jigsaw memberikan prestasi belajar matematika tidak berbeda

dengan prestasi belajar matematika dengan metode pembelajaran STAD.

Sedangkan Pada pembelajaran dengan metode pembelajaran Jigsaw, prestasi

belajar siswa pada aktivitas belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang

mempunyai aktivitas belajar sedang. Pada pembelajaran dengan metode

pembelajaran Jigsaw, prestasi belajar siswa pada aktivitas belajar sedang lebih

baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah. Pada

pembelajaran dengan metode pembelajaran Jigsaw, prestasi belajar siswa pada

aktivitas belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas

belajar rendah. Pada pembelajaran dengan metode pembelajaran STAD, prestasi

belajar siswa pada aktivitas belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang

mempunyai aktivitas belajar sedang. Pada pembelajaran dengan metode

pembelajaran STAD, prestasi belajar siswa pada aktivitas belajar sedang lebih

baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah. Pada

pembelajaran dengan metode pembelajaran STAD, prestasi belajar siswa pada

aktivitas belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas

belajar rendah. Dari hal di atas bahwa metode pembelajaran Jigsaw adalah

metode yang tepat dalam menyajikan tentang pokok bahasan Statistika di kelas

XI. Begitu juga agar dapat menumbuhkan dan mengembangkan aktivitas belajar

siswa dari sejak dini sehingga diharapkan siswa mempunyai aktivitas belajar yang

tinggi yang pada akhirnya mendapatkan prestasi belajar yang baik pula.

Selanjutnya perlunya dapat memilih model pembelajaran yang paling tepat dalam

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, dan yang sesuai dengan

tingkat aktivitas belajar siswa terhadap pokok bahasan tertentu supaya siswa

dapat mudah menerima ilmu yang diajarkan yang pada akhirnya mendapatkan

prestasi belajar yang baik.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan penelitian dan

dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa pada bidang studi matematika dengan memperhatikan aktivitas belajar

siswa yang berbeda. Perlu juga untuk diperhatikan oleh guru bidang studi

matematika bahwa pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan

pokok bahasan yang akan dipelajari sehingga guru dapat mengkolaborasikan dari

beberapa metode pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan impilkasi di atas maka ada beberapa saran

yang perlu untuk disampaikan, diantaranya :

1. Kepada Siswa

a. Pada saat pembelajaran matematika dengan metode kooperatif tipe Jigsaw,

siswa, diharapkan selalu memperhatikan penjelasan atau jawaban yang

disampaikan oleh siswa lain, terutam pada saat diskusi dalam kelompok ahli

maupun saat diskusi kembali menyampaikan materi dalam kelompok asal.

b. Siswa diharapkan selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk

bertukar pikiran atau pendapat dalam diskusi tentang materi pelajaran yang

yang sedang dipelajari.

c. Sebelum materi tertentu untuk dibahas, siswa hendaknya membaca atau

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari. sehingga siswa

mudah memahami materi dan dapat aktif dalam mengikuti proses diskusi,

penjelasan dari siswa yang lain dalam menyampaikan materi ahli, penjelasan

guru atau menanggapi permasalahan yang dipresentasikan kelompok lain.

2. Kepada Guru Mata Pelajaran Matematika

a. Guru hendaknya lebih banyak melibatkan peran siswa secara aktif dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika, diharapkan siswa mampu

mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri sehingga pembelajaran akan lebih

bermakna, yaitu dengan memilih alternatif metode pembelajaran yang lebih

menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif, seperti dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

b. Diharapkan guru sebelumnya dapat melakukan persiapan yang lebih baik

dalam menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, khususnya

dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja

siswa (LKS) dan Evaluasi, sehingga mudah dipahami oleh siswa dalam diskusi

kelompok.

c. Guru matematika diharapkan untuk bisa menerapkan metode pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika,

karena metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan metode

pembelajaran yang berorientasi pada proses, sehingga pembelajaran lebih

bermakna dan dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran. Selain itu, metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, kreatif dan dapat

menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Kepada Kepala Sekolah

a. Untuk meningkatkan wawasan guru dalam dunia pendidikan khususnya

pembelajaran, hendaknya kepala sekolah secara aktif memberikan kesempatan

kepada guru khususnya guru matematika untuk ikut serta dalam kegiatan

MGMP, diskusi, seminar maupun kegiatan ilmiah lainnya. Sehingga dalam

pembelajaran matematika, guru akan lebih inivatif, kreatif dalam menggunakan

metode-metode pembelajaran dalam matematika.

b. Hendaknya selalu aktif untuk mengadakan hubungan kerjasama dengan

instansi pendidikan lain, maupun masyarakat dalam upaya untuk meningkatkan

kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran matematika, antara lain

dengan melalui pengembangan metode pembelajaran kreatif, misalnya metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

4. Kepada Orang Tua

a. Hendaknya selalu memperhatikan putra-putrinya dalam kegiatan belajar dan

menyediakanfasilitas belajar yang optimal dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar mereka terutama dalam mata pelajaran matematika.

b. Hendaknya membimbing putra-putrinya agar mudah dalam memahami materi

pembelajaran inovatif dan kreatif dalam diskusi kelompok pada pembelajaran

matematika dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

di sekolah.

5. Kepada Pejabat Instansi Terkait

a. Dalam menentukan kebijakan hendaknya dinas pendidikan kabupaten dapat

mendorong sekolah-sekolah dan guru untuk mengaktifkan musyawarah guru

mata pelajaran (MGMP) khususnya dalam mata pelajaran matematika.

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EKSPERIMENTASI ... · 1.Isteriku Antung Attaubah yang telah mendampingi, mendoakan dan memberikan motivasi dalam penulisan tesis dan studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Hendaknya bisa menghimbau kepada para guru agar menggunakan metode

pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa, misalnya metode pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw.