Author
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
i
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2019 merupakan perwujudan bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan
program dan kegiatan dan hasil
(outcome) yang dicapai pada tahun
2019, yang merupakan tahun terakhir
periode Renstra Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2015-2019.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan
merupakan media akuntabilitas kinerja kepada para pemangku kepentingan
atas pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Selatan. Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan diukur
berdasarkan penilaian indikator kinerja utama (IKU) yang merupakan ukuran
keberhasilan pencapaian program dan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Selatan sebagaimana telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja
Tahun 2019.
Capaian kinerja sasaran program dan kegiatan Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Selatan secara umum telah sesuai dengan target yang
ditetapkan, meskipun beberapa indikator belum menunjukkan capaian sesuai
target. Hal tersebut dikarenakan perwujudan tata kelola pemerintahan dan
korporasi yang bersih dan efektif sebagai hasil pengawasan atas akuntabilitas
pengelolan keuangan dan pembangunan nasional yang dilaksanakan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan juga sangat ditentukan dari
dukungan dan komitmen dari para pemangku kepentingan di Provinsi
Kalimantan Selatan.
Hasil analisis dan evaluasi atas efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
program dan kegiatan yang dilakukan dalam Laporan Kinerja ini, diharapkan
iii
DAFTAR ISI
Uraian
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Diagram
Ikhtisar Eksekutif
BAB I PENDAHULUAN
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang
B. Aspek Strategis Organisasi
C. Kegiatan dan Produk Organisasi
D. Struktur Organisasi
E. Sistematika Penyajian
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis 2015 - 2019
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA
1. ANALISIS CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Sasaran Program 1
Sasaran Program 2
Sasaran Program 4
Sasaran Program 5
Sasaran Program 6
Sasaran Program 7
Sasaran Program Dukungan Pengawasan
2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA KEGIATAN
3. AKUNTABILITAS KINERJA LAINNYA
B. REALISASI KEUANGAN
BAB IV – PENUTUP
Lampiran - lampiran
Halaman
i
iii
iv
vi
vii
viii
1
1
6
8
9
13
15
15
19
23
23
25
26
33
37
39
41
46
54
55
67
68
89
iv
DAFTAR TABEL
Uraian
Tabel 1.1 Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan
Tabel 1.2 Komposisi SDM Berdasarkan Strata Pendidikan
Tabel 1.3 Komposisi SDM Berdasarkan Usia Pegawai
Tabel 1.4 Komposisi SDM Berdasarkan Golongan
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama Sasaran Program
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Tabel 3.1 Capaian IKU Sasaran Program Tahun 2019
Tabel 3.2 Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian IKU Sasaran
Program Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas
Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi
Tabel 3.3 Permasalahan Kinerja PDAM
Tabel 3.4 Permasalahan Kinerja BLUD
Tabel 3.5 Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian IKU Sasaran
Program Pengawasan 2
Tabel 3.6 Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian Indikator
Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP Pemda
Tabel 3.7 Tingkat Maturitas SPIP Pemda Tahun 2015 s.d. 2019
Tabel 3.8 Skor Maturitas SPIP Level 3 Pemda Tahun 2015 s.d.
2019
Tabel 3.9 Skor Maturitas SPIP Level 2 Pemda Tahun 2015 s.d.
2019
Tabel 3.10 Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian Indikator
Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kapabilitas
Pengawasan Intern Pemerintah Daerah
Tabel 3.11 Tingkat Kapabilitas APIP Pemda Tahun 2015 s.d. 2019
Tabel 3.12 Skor Kapabitas APIP Level 3 Pemda s.d. 2019
Tabel 3.13 Permohonan Reviu Kepada Rendal PK APIP BPKP
Tabel 3.14 Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Kegiatan Tahun
2019
Halaman
10
11
12
12
18
19
24
26
30
32
35
41
42
44
45
47
46
47
50
50
55
v
Tabel 3.15 Implementasi Simda tahun 2015 s.d. tahun 2019
Tabel 3.15 Target, Realisasi Dan Capaian Indikator Kinerja
Sasaran Kegiatan Dukungan
Tabel 4.1 Capaian Sasaran Program Tahun 2019
59
64
69
vi
DAFTAR GAMBAR
Uraian
Gambar 1.1 Strategi Pengawasan BPKP
Gambar 1.2 Struktur Organisasi
Gambar 1.3 Sistematika Penyajian
Halaman
8
10
14
vii
DAFTAR DIAGRAM
Uraian
Halaman
Diagram 1.1 Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan 11
Diagram 1.2 Komposisi SDM Berdasarkan Strata Pendidikan 11
Diagram 1.3 Komposisi SDM Berdasarkan Usia Pegawai 12
Diagram 1.4 Komposisi SDM Berdasarkan Golongan 12
Diagram 3.1 Anggaran dan Realisasi 68
viii
IKTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
menyajikan 8 (delapan) sasaran program dan 9 (sembilan) sasaran kegiatan beserta
indikator kinerjanya, sebagaimana dimuat Perjanjian Kinerja Tahun 2019 sebagai
upaya untuk mendukung pencapaian visi dan misi BPKP. Target kinerja yang telah
diperjanjikan tersebut secara umum dapat dicapai sesuai dengan rencana yang
ditetapkan, bahkan melebihi target yang ditetapkan. Meskipun demikian, masih
terdapat beberapa indikator kinerja yang masih belum tercapai secara optimal.
Pencapaian target indikator kinerja memberikan gambaran tingkat
keberhasilan pelaksanaan Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan
Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Tahun 2019 dengan realisasi anggaran sebesar
Rp4.185.129.352,00,- dan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Tahun 2019 dengan realisasi anggaran sebesar
Rp22.974.548.835,00. Ikhtisar tingkat capaian indikator kinerja dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
SASARAN
PROGRAM/ KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-
SASI
%
Capai-
an
A. Sasaran
Program
Indikator Kinerja Program
1. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan
negara/korporasi
1.1 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil
Pengawasan %
70,00 82,14 117,34
1.2 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal
berpredikat baik dari BUMD yang dievaluasi %
56,00 83,33 148,80
1.3 Presentase BLUD yang tatakelolanya minimal baik dari BLUD yang dievaluasi %
62,00 100,00 161,29
2. Meningkatnya Efektivitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian
2.1
Persentase hasil pengawasan keinvestigasian
yang dimanfaatkan di persidangan %
60,00 38,89 64,82
2.2
Persentase hasil pengawasan keinvestigasian
yang dimanfaatkan oleh APH %
75,00 100,00 133,33
3. Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional
ix
3.1
Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan %
80,00 100,00 125,00
4. Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan
korupsi
4.1
Persentase K/L/P/K yang
mengimplementasikan FCP (termasuk FRA) %
55,00 100,00 181,82
5. Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi
5.1
Persentase K/L/P/K Komunitas Pembelajar
Anti Korupsi (KPAK) yang
mengimplementasikan sistem pengaduan
masyarakat
%
70,00 100,00 142,86
6. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda
6.1 Maturitas SPIP Pemerintah Propinsi (level 3) % 100,00 100,00 100,00
6.2
Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota
(level 3)
% 84,62 92,31 109,09
6.3 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota
(level 2)
% 15,38 7,69 150,00
7. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
7.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)
% 100,00 100,00 100,00
7.2
Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/ Kota (Level 3)
% 84,62 84,62 100,00
7.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/ Kota(Level 2)
% 15.38 15,38 100,00
Sasaran
Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan
1. Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Proyek Strategis dan Prioritas Presiden Perwakilan BPKP
1.1
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Proyek Strategis dan Prioritas Presiden Perwakilan BPKP
Laporan 30 36 120,00
2. Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP
2.1
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP
laporan 98 117 119,39
3. Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Penerapan SIMDA Integrasi
3.1
Jumlah Laporan Hasil Pembinaan Penerapan SIMDA Integrasi Perwakilan BPKP laporan
9 9 100,00
4. Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Dana Desa
4.1
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Dana Desa Perwakilan BPKP
laporan 16 16 100,00
5. Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemilu Tahun 2019
5.1 Jumlah Laporan Hasil Pengawasan atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemilu Tahun 2019 Perwakilan BPKP
laporan 6 6 100,00
6. Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan SPIP Perwakilan BPKP
6.1 Jumlah Laporan Hasil Pembinaan SPIP Perwakilan BPKP
laporan 35 42 120,00
7. Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP
x
7.1 Jumlah Laporan Hasil Pembinaan Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP
laporan 31 31 100,00
B. Sasaran
Program
Indikator Kinerja Program
1. Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP
1.1
Kepuasan atas Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP (skala likert 1-10)
skala 8 7,98 99,75
Sasaran
Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan
1. Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya dalam Mencapai Kepuasan Layanan
1.1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
laporan 83 83 100,00
2. Termanfaatkannya Aset secara Optimal
2.1 Terlaksananya Rehabilitasi Rumah Negara
Perwakilan BPKP Unit
3 3 100,00
2.2 Tersedianya Alat Pengolahan Data BPKP Unit 13 13 100,00
2.3 Tersedianya Meubelair Perwakilan BPKP Unit 81 81 100,00
2.4 Tersedianya Sarana Prasarana BPKP Unit 10 11 110,00
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja pada tahun-tahun selanjutnya, langkah-
langkah perbaikan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Aktif melakukan koordinasi dengan Pimpinan Objek Pemeriksaan dalam rangka
percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil audit.
2. Mendorong PDAM untuk meningkatkan jam pelayanan, membentuk Zona Air
Minum, meminimalisir kebocoran air, menetapkan penyertaan di BUMD yang
belum ditetapkan, dan meningkatkan cakupan pelayanan sehingga presentase
BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik semakin meningkat.
3. Mendorong BLUD untuk mencapai SPM yang ditetapkan dalam peraturan dan
memberikan rekomendasi yang tepat sasaran untuk membenahi aspek-aspek
yang belum optimal di BLUD dalam rangka peningkatan presentase BLUD yang
kinerjanya minimal baik.
4. Koordinasi dengan APH terkait dengan kasus yang ditangani untuk
meningkatkan presentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan
di persidangan.
5. Pemantauan tindak lanjut secara berkala dalam rangka peningkatan jumlah hasil
pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH.
6. Koordinasi dengan K/L/P/K terkait dengan kemungkinan diadakannya penugasan
Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan, Sosialisasi, dan Bimtek FCP
xi
7. Melaksanakan sosialisasi Pengelolaan Risiko pada Pemerintah Daerah,
melaksanakan bimbingan teknis, dan mendorong Pemda untuk meningkatkan
penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah Daerah.
8. Melaksanakan bimbingan teknis dan quality assurance pada Inspektorat
Kabupaten/Kota, menyelenggarakan workshop regional PK APIP bagi SDM
APIP, dan mengintensifkan komunikasi dengan APIP melalui saluran komunikasi,
baik melalui email maupun whatsapp group untuk peningkatan kapabilitas APIP
di Kalimantan Selatan.
Perbaikan layanan keuangan, penyediaan sarana prasarana secara tepat dan
efisien, dan peningkatan layanan kepegawaian yang lebih responsif dengan
mengedepankan kebutuhan pegawai untuk peningkatan kepuasan atas pelayanan
ketatausahaan Perwakilan BPKP.
1
BAB I PENDAHULUAN
alam kedudukannya sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memiliki tugas,
fungsi, dan wewenang sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan
Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan. Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi,
kegiatan dan produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta
sistematika penyajian Laporan Kinerja Tahun 2019 lebih lanjut diuraikan sebagai
berikut.
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, BPKP mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan
keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang
bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan
penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan
kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;
2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban
akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran
keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan
lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran
negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya
yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas
pembiayaan keuangan negara/ daerah;
D
2
3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan
aset negara/daerah;
4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian
intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/ badan lainnya dan
program/ kebijakan pemerintah yang strategis;
5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau
kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas
penyesuaian harga, audit klaim, audit investigasi terhadap kasus-kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit
penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan
ahli, dan upaya pencegahan korupsi;
6. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional
bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;
7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah
pusat;
8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan
sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan
atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
9. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah
sesuai peraturan perundang-undangan;
10. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan
fungsional auditor;
11. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di
bidang pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;
12. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi
hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
13. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
BPKP; dan
14. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan,
3
kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah
tangga.
Selain tugas dan fungsi di atas, juga dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, BPKP
memiliki peran untuk mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan
pengelolaan keuangan negara melalui fungsi:
1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
tertentu yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral; kegiatan
kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).
2. Pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.
3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan
Menteri Keuangan kepada Presiden.
4. Pengawasan ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional (dari
hasil pengawasan BPKP dan APIP lainnya).
Sedangkan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, BPKP
mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan
penerimaan negara/daerah serta efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran
negara/ daerah, meliputi:
1. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerimaan pajak, bea dan cukai;
2. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak
pada Instansi Pemerintah, Badan Hukum lain, dan Wajib Bayar;
3. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Pendapatan Asli Daerah;
4. Audit dan evaluasi terhadap pemanfaatan aset negara/ daerah;
5. Audit dan evaluasi terhadap program/kegiatan strategis di bidang
kemaritiman, ketahanan energi, ketahanan pangan, infrastruktur,
pendidikan, dan kesehatan;
6. Audit dan evaluasi terhadap pembiayaan pembangunan nasional/ daerah;
7. Evaluasi terhadap penerapan sistem pengendalian intern dan sistem
pengendalian kecurangan yang dapat mencegah, mendeteksi, dan
menangkal korupsi;
4
8. Audit investigatif terhadap penyimpangan yang berindikasi merugikan
keuangan negara/daerah untuk memberikan dampak pencegahan yang
efektif;
9. Audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara/ daerah dan
pemberian keterangan ahli sesuai dengan peraturan perundangan.
Secara khusus kedudukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan
merupakan instansi vertikal BPKP di daerah yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Menurut Peraturan Kepala BPKP
Nomor 1 Tahun 2016, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan
mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan
serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Secara rinci Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan memiliki tugas
sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral.
2. Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara.
3. Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden
dan/atau atas permintaan Kepala Daerah.
4. Melaksanakan pembinaan penyelengaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah pada wilayah kerjanya.
5. Melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan
menjalankan fungsi:
1. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah
dan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah;
2. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah,
BUMN/BUMD dan kinerja instansi Pemerintah
Pusat/Daerah/BUMN/BUMD;
3. Pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang
di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik
5
daerah atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil
dan kontrak kerja sama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima
pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
4. Evaluasi terhadap pelaksanaan tata kelola dan laporan akuntabilitas kinerja
pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang didalamnya
terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas
permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
5. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan
akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan
nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya
dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan
usaha dan badan lainnya yang di dalamnya terdapat kepentingan lain dari
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas
pembiayaan keuangan negara/daerah;
6. Pengawasan intern terhadap perencanaan, dan pelaksanaan pemanfaatan
aset negara/daerah;
7. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian
intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan
program/kebijakan pemerintah yang strategis;
8. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau
kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas
penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah,
pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi;
9. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan
nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah
lainnya;
10. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan
sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah
6
daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan
keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah;
11. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah
Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang-
undangan;
12. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah;
13. Pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan
akuntabilitas keuangan negara Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;
dan
14. Pelaksanaan dan pelayanan administrasi Perwakilan BPKP.
B. Aspek Strategis Organisasi
Arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP menjadi salah satu pendukung
terwujudnya sasaran pembangunan nasional, yaitu pembangunan tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Hakekat
pengawasan intern adalah hasil pengawasannya berperan penting dalam
meningkatkan tata kelola, memperbaiki pengelolaan risiko dan menguatkan
sistem pengendalian intern. Dengan demikian, pembangunan tata kelola
pemerintahan dan aparatur tidak dapat lepas dari pengawasan intern yang akan
diperankan oleh BPKP dalam lingkup nasional.
1. Arah Kebijakan Pengawasan BPKP
Kerangka kebijakan pengawasan BPKP diarahkan untuk mencapai sasaran
terwujudnya kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan
terpercaya, mencapai terwujudnya penguatan kebijakan sistem pengawasan
intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan
nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern yang independen,
profesional dan sinergis serta kebijakan penerapan sistem manajemen
kinerja pembangunan nasional yang efisien dan efektif.
Arah kebijakan pengawasan BPKP secara rinci, sebagai berikut:
a. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan peran
APIP yang mampu mendorong pemantapan penerapan sistem
pengendalian intern kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan
7
korporasi (K/L/P/K) dan mampu bersinergi dengan APIP lain dalam
membangun tata kelola pemerintah yang baik (good governance) dan
dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional;
b. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
sinergis bersama-sama dengan APIP kementerian, lembaga, pemerintah
daerah dan korporasi untuk mengawal pencapaian sasaran program
pembangunan yang bersifat lintas bidang di RPJMN 2015-2019;
c. Peningkatan ruang fiskal negara melalui pengawasan untuk
meningkatkan penerimaan negara/daerah; pengawasan untuk efisiensi
pengeluaran negara/daerah; pengawasan terhadap optimalisasi
pemanfaatan aset negara/daerah; pengawasan pembiayaan keuangan
negara/daerah; dan pengawasan terhadap alokasi keuangan daerah
(dana transfer);
d. Pengamanan keuangan negara/daerah yang efektif melalui
debottlenecking dan clearing house; pengawasan represif untuk
preventif serta pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
2. Strategi Pengawasan BPKP
Strategi pengawasan BPKP terdiri atas strategi eksekutif maupun strategi
operasional. Strategi eksekutif diharapkan menjadi acuan terutama bagi
pimpinan BPKP di pusat maupun daerah untuk membangun kemitraan dan
jejaring pengawasan dan perencanaan pembangunan nasional. Strategi
operasional mengindikasikan kegiatan dan langkah-langkah dalam program
teknis pengawasan BPKP yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu 2015-2019 memfokuskan
pada peningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis
melalui penguatan SPIP, penguatan kapabiliitas APIP, dan penguatan
kompetensi sumber daya manusia BPKP.
Secara lebih spesifik strategi untuk mewujudkan visi dan misi adalah melalui
program-program induktif, sebagaimana terlihat pada gambar berikut:
8
Gambar 1.1 Strategi Pengawasan BPKP
C. Kegiatan dan Produk Organisasi
BPKP melaksanakan kegiatan berdasarkan tugas dan fungsinya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Selatan yang merupakan unit eselon II berkewajiban melaksanakan
kegiatan-kegiatan teknis yang telah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan teknis yang
dilaksanakan berupa:
1. Pengawasan atas kegiatan lintas sektoral
2. Pengawasan atas permintaan stakeholders
3. Pengawasan atas permintaan Presiden
4. Pengawasan atas Proyek PHLN
5. Pembinaan penyelenggaraan SPIP
6. Pembinaan peningkatan kapabilitas APIP
7. Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara
8. Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL
9. Pengawasan penerimaan negara
10. Bimtek/asistensi penyusunan LKPD
11. Pengawasan atas kinerja pelayanan publik
12. Bimtek/asistensi GCG/KPI
13. Pengawasan atas kinerja BUMD
9
14. Bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD
15. Sosialisasi masalah korupsi
16. Bimtek/asistensi implementasi FCP
17. Kajian pengawasan
18. Audit investigatif, Perhitungan Kerugian Keuangan Negara, dan Pemberian
Keterangan Ahli atas Permintaan Aparat Penegak Hukum
19. Audit investigasi atas permintaan instansi lainnya
20. Reviu terhadap laporan dan pengaduan masyarakat
21. Pengawalan Pembangunan Nasional
22. Monitoring BUMDes
D. Struktur Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan merupakan instansi vertikal di
daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP
berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 1 Tahun 2016 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu,
Provinsi Lampung, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur,
Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Sulawesi
Tengah, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Maluku dan Provinsi Papua. Struktur
organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari:
1. Bagian Tata Usaha
a) Sub Bagian Umum
b) Sub Bagian Kepegawaian
c) Sub Bagian Keuangan
2. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Pengawasan Bidang Instansi
Pemerintah Pusat (IPP)
3. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Pengawasan Bidang Akuntabilitas
Pemerintah Daerah (APD)
4. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Pengawasan Bidang Akuntan Negara
(AN)
5. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Pengawasan Bidang Investigasi
10
6. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Program dan Pelaporan serta
Pembinaan APIP (P3A)
Gambar 1.2 Struktur Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh seorang Kepala,
yakni Herman Hermawan berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor
KEP-113/K/SU/2019 tanggal 29 Maret 2019.
Sumber Daya Manusia (SDM) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan
per 31 Desember 2019 sebanyak 126 orang, terdiri atas:
Tabel 1.1 Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan
Jabatan Orang %
Pejabat Struktural 5 3,97
Auditor Madya Selaku Korwas 5 3,97
Auditor Madya 9 7,14
Auditor Muda 12 9,52
Auditor Pertama 41 32,54
Auditor Penyelia 4 3,17
Auditor Pelaksana Lanjutan 17 13,49
Auditor Pelaksana 9 7,14
Analis Kepegawaian 2 1,59
Arsiparis 3 2,38
Pranata Komputer 1 0,79
Fungsional Umum 18 14,29
Jumlah 126 100
11
Diagram 1.1 Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan
55912
41
4
179
231
18
Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan
Tabel 1.2 Komposisi SDM Berdasarkan Strata Pendidikan
Strata Pendidikan Orang %
S2 7 5,56
S1/ DIV 76 60,32
DIII 34 26,98
SMA 9 7,14
SMP 0 0,00
SD 0 0,00
Jumlah 126 100
Diagram 1.2 Komposisi SDM Berdasarkan Strata Pendidikan
6%
60%
27%
7%
Komposisi SDM Berdasarkan Strata Pendidikan
S2 S1/ DIV DIII SMA
12
Tabel 1.3 Komposisi SDM Berdasarkan Usia Pegawai
Usia Pegawai (Tahun) Orang %
< 30 48 38,10
31 s.d. 40 28 22,22
41 s.d. 50 13 10,32
51 s.d. 58 37 29,37
> 58 0 0,00
Jumlah 126 100
Diagram 1.3 Komposisi SDM Berdasarkan Usia Pegawai
Tabel 1.4 Komposisi SDM Berdasarkan Golongan
Jabatan Orang %
IV 17 13,49
III 93 73,81
II 16 12,70
Jumlah 126 100
Diagram 1.4 Komposisi SDM Berdasarkan Golongan
13%
74%
13%
Komposisi SDM Berdasarkan Usia Pegawai
IV III II
13
E. Sistematika Penyajian
Laporan Kinerja ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan selama Tahun 2019. Capaian
kinerja tahun 2019 tersebut diukur berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2019
sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian
kinerja terhadap target kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya
sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Sistematika penyajian Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:
Bab I - Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tugas, fungsi dan
wewenang organisasi, aspek strategis, kegiatan dan produk,
serta struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Selatan.
Bab II - Perencanaan dan Perjanjian Kerja, menjelaskan secara ringkas
Rencana Strategis 2015-2019 dan Perjanjian Kinerja Tahun
2019.
Bab III - Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan capaian kinerja Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Selatan dikaitkan dengan sasaran
program dan sasaran kegiatan serta realisasi keuangan.
Bab IV - Penutup, menyajikan ringkasan substansi Laporan Akuntabilitas
Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2019, disertai dengan rencana perbaikan kinerja Tahun 2020.
14
Gambar 1.3 Sistematika Penyajian
15
BAB II PERENCANAAN KINERJA
B 1. Pengawalan Pembangunan Nasional
2. Peningkatan Ruang Fiskal
3. Pengamanan Aset Negara/Daerah
4. Peningkatan Governance System
Dalam upaya mendukung strategi BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Selatan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) periode 2015-2019
sebagai salah satu alat untuk mengelola sumber daya yang terbatas dalam
rangka mengeksekusi strategi pengawasan tersebut. Renstra telah diselaraskan
dengan visi, misi, dan tujuan BPKP sebagaimana tertuang dalam Rencana
Strategis (Renstra) BPKP periode 2015-2019 sebagai berikut:
A. Rencana Strategis 2015-2019
1. Pernyataan Visi
BPKP telah menetapkan suatu komitmen untuk mewujudkan visi BPKP
ke depan yaitu:
Pernyataan visi ini sekaligus mengartikan bahwa visi BPKP ini telah
konsisten dengan visi Presiden yang telah berwujud menjadi visi
pembangunan nasional sebagai gambaran yang diimpikan Tahun
2019 atau setelahnya. Visi BPKP diharapkan menjadi acuan bagi
setiap pegawai BPKP di semua tingkatan untuk melaksanakan
PKP telah merancang strategi pengawasan ke dalam empat fokus
atau dimensi sebagai respon terhadap kompleksitas isu
pembangunan nasional sebagai berikut:
16
tugasnya sehingga terwujudnya visi BPKP merupakan suatu
keniscayaan.
2. Pernyataan Misi
Misi BPKP merupakan pengejawantahan tugas dan fungsi, yaitu
sebagai pelaksana fungsi pengawasan intern sebagaimana
diamanatkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, Instruksi
Presiden Nomor 9 Tahun 2014, dan Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008. Wilayah tugas dan kewenangan BPKP juga dinyatakan
dalam Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 dan Undang Undang
Nomor 20 Tahun 1997. Rumusan misi BPKP adalah:
a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional guna
mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih
dan efektif;
b. Membina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah yang efektif;
c. Mengembangkan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten.
3. Tujuan dan Sasaran Program
Tujuan merupakan pengejawantahan serta operasionalisasi visi dan
misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan
misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lebih dari
satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan, BPKP
mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa
modifikasi disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai organisasi
publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor private/bisnis yang
berorientasi kepada profit, BPKP memodifikasi perspektif keuangan
menjadi perspektif manfaat bagi stakeholders dan perspektif pelanggan
menjadi perspektif manfaat bagi auditan/pengguna jasa. Dengan
menggunakan pendekatan BSC tersebut maka tujuan utama dari
perspektif manfaat bagi pihak stakeholders utama dan
auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang
17
berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama BPKP
tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:
a. Peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
pembangunan nasional yang bersih dan efektif;
b. Peningkatan efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah;
c. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang
professional dan kompeten.
Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, BPKP telah menyusun
sasaran strategis sebagai bentuk penjabaran lebih lanjut dari tujuan
yang dirumuskan secara spesifik dan terukur, untuk dapat dilaporkan
pencapaiannya dalam kurun waktu satu tahun. Sasaran strategis
BPKP yang diharapkan dicapai setiap tahun adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
pembangunan nasional;
b. Meningkatnya maturitas sistem pengendalian intern pada
Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi dan
Program Prioritas Pembangunan Nasional;
c. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemerintah pada
Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi.
4. Indikator Kinerja Utama
Pencapaian sasaran strategis BPKP harus didukung dengan capaian
sasaran program dan kegiatan oleh perwakilan yang diukur melalui
indikator sasaran program dan kegiatan.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan telah menetapkan
beberapa indikator sasaran program sebagai indikator kinerja utama
(IKU). Yang merupakan indikator kinerja pada perspektif manfaat bagi
stakeholders yang menunjukkan peran dalam pengawasan
akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan
SPIP.
18
Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Selatan sebanyak tujuh indikator dapat dilihat dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1
Indikator Kinerja Utama Sasaran Program
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan
Negara/Korporasi
1.1 Persentase tindak lanjut rekomendasi rekomendasi hasil pengawasan
1.2 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD
yang dievaluasi
1.3 Presentase BLUD yang tata kelolanya minimal Baik dari BLUD yang dievaluasi
2. Meningkatnya Efektifitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian
2.1 Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan di Persidangan
2.2 Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH
3. Meningkatnya Penyelesaian Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional
3.1 Persentase Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan
4. Meningkatnya Kualitas Tatakelola Pemerintah dan Korporasi dalam Pencegahan Korupsi
4.1 Persentase K/L/P/K Yang Mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)
5. Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan Masyarakat terhadap Korupsi
5.1 Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) Yang Mengimplementasikan Sistem Pengaduan Masyarakat
6. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemerintah Daerah
6.1 Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP Level 3
6.2 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 3
6.3 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 2
7. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah
7.1 Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 3
7.2 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 3
7.3 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 2
Di samping IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Selatan juga memiliki sasaran program tersedianya dukungan teknis
kepuasan atas pelayanan ketatausahaan Perwakilan BPKP yang dinilai
dengan indikator kinerja persepsi kepuasan layanan ketatausahaan
Perwakilan BPKP (skala likert 1-10).
19
5. Program dan Kegiatan
Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan telah menetapkan
program dan kegiatan yang sejalan dengan program dan kegiatan
BPKP.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan memiliki dua program
utama pada Tahun 2019 dengan nilai anggaran sebesar
Rp28.415.672,000,00 dengan rincian sebagai berikut:
1) Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan
pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah dengan anggaran sebesar
Rp5.373.943.000,00;
2) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya dengan anggaran sebesar Rp23.051.729.000,00.
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Selatan berisi indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi
stakeholders dan berfungsinya output yang menunjukkan peran Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Selatan dalam pengawasan akuntabilitas
keuangan negara/daerah, pembinaan penyelenggaraan SPIP, dan
pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah daerah.
Indikator kinerja merupakan ukuran keberhasilan dari sasaran program dan
kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan. Penetapan
indikator dilakukan dengan mempertimbangkan visi, misi, dan kegiatan-
kegiatan yang mendukung tujuan strategis BPKP.
Target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2019 dapat dilihat dalam tabel 2.3.
20
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2019
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
Satuan Jumlah
A. Sasaran
Program
Indikator Kinerja Program
1. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan
negara/korporasi
1.1 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi
Hasil Pengawasan % 70
1.2 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal
berpredikat Baik dari BUMD yang dievaluasi
% 56
1.3 Presentase BLUD yang tata kelolanya minimal Baik dari BLUD yang dievaluasi
% 62
2. Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian
2.1
Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan di
persidangan
%
60
2.2
Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
APH
%
75
3. Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional
3.1
Persentase penyelesaian hambatan
kelancaran pembangunan % 80
4. Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan
Korupsi
4.1
Persentase K/L/P/K yang
mengimplementasikan FCP (termasuk
FRA)
%
55
5. Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi
5.1
Persentase K/L/P/K anggota Komunitas
Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang
mengimplementasikan sistem pengaduan
Masyarakat
%
70
6. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda
6.1
Persentase Pemerintah Provinsi dengan
Maturitas SPIP Level 3 % 100
6.2
Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Maturitas SPIP Level 3 % 84,62
6.3
Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Maturitas SPIP Level 2 % 15,38
7. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
7.1
Persentase APIP Pemerintah Provinsi
dengan Kapabilitas Level 3 % 100
21
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
Satuan Jumlah
7.2
Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 3
%
84,62.
7.3
Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 2
%
15,38.
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
Satuan Jumlah
Sasaran
Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan
1. Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Proyek Strategis dan Prioritas Presiden Perwakilan BPKP
1.1
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Proyek Strategis dan Prioritas Presiden Perwakilan BPKP
laporan 30
2. Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP
2.1
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan
Prioritas Nasional Perwakilan BPKP laporan 98
3. Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Penerapan SIMDA Integrasi
3.1
Jumlah Laporan Hasil Pembinaan Penerapan SIMDA Integrasi Perwakilan BPKP
laporan 9
4. Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Dana Desa
4.1
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Dana Desa Perwakilan BPKP
laporan 16
5. Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemilu Tahun 2019
5.1
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemili Tahun 2019 Perwakilan BPKP
laporan 6
6. Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan SPIP Perwakilan BPKP
6.1
Jumlah Laporan Hasil Pembinaan SPIP
Perwakilan BPKP laporan 35
7. Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP
7.1
Jumlah Laporan Hasil Pembinaan
Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP laporan 31
B. Sasaran
Program
Indikator Kinerja Program
1. Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP
1.1
Kepuasan atas Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP (skala likert 1-10)
Skala 8
22
Sasaran
Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan
1. Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Dalam
Mencapai Kepuasan Layanan
1.1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen
Perwakilan BPKP laporan 83
2. Termanfaatkannya Aset Secara Optimal
2.1
Terlaksananya rehabilitasi rumah negara
perwakilan BPKP paket 3
2.2 Tersedianya alat pengolahan data BPKP unit 13
2.3 Tersedianya Meubelair Perwakilan BPKP unit 81
2.4 Tersedianya Sarana Prasarana Perwakilan BPKP
unit 10
23
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
ebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsi, kebijakan yang diambil dalam pencapaian sasaran, serta
penggunaan sumber daya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Selatan telah melaksanakan pengukuran kinerja dan menyajikan
akuntabilitas kinerja Tahun 2019.
A. CAPAIAN KINERJA
Pengukuran capaian kinerja Tahun 2019 merupakan bagian dari
penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Selatan.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi dengan target
kinerja yang diperjanjikan dalam dokumen perjanjian kinerja Tahun 2019.
Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian target
indikator kinerja terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Semakin tinggi realisasi, capaian kinerjanya semakin baik
Capaian = Realisasi
x 100% Target
2. Semakin tinggi realisasi, capaian kinerjanya semakin buruk
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dilakukan evaluasi capaian setiap
indikator kinerja untuk mengidentifikasi faktor yang mendukung keberhasilan dan
kendala yang menghambat pencapaian target kinerja sebagai bahan perbaikan
pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang.
Dalam evaluasi kinerja juga dilakukan pembandingan-pembandingan antara
realisasi kinerja dengan target tahun berjalan, realisasi dan capaian kinerja
tahun berjalan dengan realisasi dan capaian kinerja tahun lalu dan
pembandingan lain yang diperlukan.
S
Capaian = 2 x Target - Realisasi
x 100% Target
24
Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara
membandingkan proporsi capaian kinerja dengan proporsi penggunaan sumber
daya baik dana dan sumber daya manusia, yang dalam hal ini direpresentasikan
dengan Orang/Hari (OH). Efisiensi sumber daya terjadi manakala capaian
kinerja lebih tinggi dari pada capaian penggunaan sumber daya, baik dana
maupun OH. Analisis efisiensi dilakukan terpisah antara sumber daya keuangan
dan sumber daya manusia.
Capaian atas indikator kinerja utama (IKU) yang menunjukkan capaian tujuan
dan sasaran program secara ringkas disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Capaian IKU Sasaran Program Tahun 2019
No INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI %
CAPAIAN
Sasaran Program 1 : Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional Dan Pengelolaan
Keuangan Negara/Korporasi
1.1 Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Pengawasan
% 70,00 82,14 117,34
1.2 Persentase BUMD yang kinerjanya
minimal berpredikat baik dari BUMD
yang dievaluasi
% 56,00 83,33 148,80
1.3 Persentase BLUD yang tata
kelolanya minimal cukup baik dari
BLUD yang dievaluasi
% 62,00 100,00 161,29
Sasaran Program 2 : Meningkatnya Efektivitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian
2.1 Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan di
persidangan
% 60,00 38,89 64,82
2.2 Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan
oleh APH
% 75,00 100,00 133,33
Sasaran Program 3: Meningkatnya Penyelesaian Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional
3.1 Persentase penyelesaian hambatan
kelancaran pembangunan
% 80,00 100,00 125,00
Sasaran Program 4: Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintah Dan Korporasi Dalam
Pencegahan Korupsi
4.1 Persentase K/L/P/K yang
mengimplementasikan FCP
(termasuk FRA)
% 55,00 100,00 181,82
25
No INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI %
CAPAIAN
Sasaran Program 5: Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K Dan Masyarakat Terhadap Korupsi
5.1 Persentase K/L/P/K Anggota
Komunitas Pembelajar Anti Korupsi
(KPAK) yang mengimplementasikan
Sistem Pengaduan Masyarakat
% 70,00 100,00 142,86
Sasaran Program 6: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda
6.1 Persentase Pemerintah Provinsi
dengan Maturitas SPIP Level 3
% 100,00 100,00 100,00
6.2 Persentase Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Maturitas
Level 3
% 84,62 92,31 109,09
6.3 Persentase Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Maturitas
Level 2
% 15,38 7,69 150,00
Sasaran Program 7: Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
7.1 Persentase APIP Pemerintah Provinsi
dengan Kapabilitas Level 3
% 100,00 100,00 100,00
7.2 Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/ Kota dengan Kapabilitas
Level 3
% 84,62 84,62 100,00
7.3 Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/ Kota dengan Kapabilitas
Level 2
% 15.38 15,38 100,00
Sasaran Program Dukungan Pengawasan : Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas
Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP
8.1 Kepuasan atas Pelayanan
Ketatausahaan Perwakilan BPKP
(skala likert 1-10)
Skala 8 7,98 99,75
Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran program berserta
realisasi anggarannya sebagaimana disajikan dalam Lampiran 1.
1. ANALISIS CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Analisis terhadap sasaran program dan masing-masing indikator kinerja
program yang disajikan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Selatan sebagai berikut:
26
Pencapaian sasaran program “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas
Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi” diukur menggunakan
tiga IKU yaitu “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan”,
“Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD
yang dievaluasi”, dan “ Persentase BLUD yang tata kelolanya minimal Baik
dari BLUD yang dievaluasi”.
Ketiga IKU terkait langsung dengan kualitas akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan pembangunan program prioritas nasional dengan ringkasan
target, realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian IKU
Sasaran Program Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan
Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi
No. IKU Satuan Target Realisasi Capaian (%)
1.1 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
% 70,00 82,14 117,34
1.2 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD yang dievaluasi
% 56,00 83,33 148,80
1.3 Persentase BLUD yang tata kelolanya minimal Baik dari BLUD yang dievaluasi
% 62,00 100,00 161,29
Uraian masing-masing IKU sasaran program “Perbaikan Pengelolaan
Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi” ini
sebagai berikut:
1.1.
Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
Pada tahun 2019, IKU “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil
Pengawasan” ditargetkan sebesar 70,00%. Kinerja diukur dengan menghitung
jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang ditindaklanjuti di tahun 2019
(kejadian) dibandingkan dengan jumlah rekomendasi yang disampaikan di
27
tahun 2019. Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan
rumus:
Realisasi IKU Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
= TL Rekomendasi 2019
X 100%
Rekomendasi 2019
Realisasi IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan”
Tahun 2019 adalah sebesar 82,14% atau tercapai 117,34% dari target
sebesar 70,00%, dengan perhitungan sebanyak 46 rekomendasi (kejadian)
yang telah ditindaklanjuti dari 56 rekomendasi (kejadian) yang disampaikan
pada Tahun 2019.
Faktor pendorong tercapainya target tindak lanjut hasil pengawasan adalah
adanya kesadaran objek pemeriksaan tentang pentingnya menindaklanjuti
rekomendasi hasil pengawasan.
Rekomendasi yang telah ditindaklanjuti antara lain:
a. Penyetoran ke Kas Negara dan pemberian teguran kepada pihak-pihak
terkait atas permasalahan yang ditemukan dalam Audit Independen
Dukungan atas Laporan Keuangan Village Innovation Project
(VIP)/Program Inovasi Desa (PID) Loan IBRD 8217-ID pada Satuan Kerja
Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)
Provinsi Kalimantan Selatan untuk tahun anggaran yang berakhir per 31
Desember 2017;
b. Pelaksanaan pengujian kualitas air yang belum dilakukan akibat
keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang ditemukan dalam Audit
Independen Dukungan Atas Laporan Keuangan Program Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Program PAMSIMAS III) Loan
IBRD No.8578-ID Kabupaten Banjar untuk Tahun Anggaran yang Berakhir
31 Desember 2017;
c. Pelaksanaan revisi tata tertib jam kerja dan monitoring evaluasi bagi
Koordinator Kota, Asisten Koordinator dan Fasilitator Program Kotaku
Provinsi Kalimantan Selatan yang direkomendasikan tim Audit atas
Laporan Keuangan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Loan IBRD
No. 8536-ID pada Satker PKP Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
Anggaran 2017;
28
d. Penyetoran ke Kas Negara atas kelebihan pembayaran management fee
dan gaji fasilitator serta pemberian teguran tertulis kepada pihak-pihak
terkait atas permasalahan yang ditemukan dalam Audit Independen
Dukungan atas Laporan Keuangan Third Water Supply and Sanitation for
Low Income Communities Project (WSLIC-3)/PAMSIMAS (Loan ID 8578)
pada Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Anggaran 2017;
e. Penyetoran ke Kas Negara serta pemberian teguran tertulis kepada pihak-
pihak terkait atas permasalahan yang ditemukan dalam Audit atas
Laporan Keuangan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Loan IBRD
No. 8536-ID pada Satker PIP Kabupaten Tanah Laut Tahun Anggaran
2017;
f. Penyetoran SILPA Dana Desa Tahun 2016 ke rekening Kas Desa yang
sebelumnya disimpan oleh Kepala Desa, yang ditemukan dalam Evaluasi
Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 dan SILPA Dana Desa Tahun 2015
Desa Simpang Nungki Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala;
g. Penyetoran ke rekening Kas Desa karena kelebihan pembayaran atas
kegiatan penimbunan halaman yang ditemukan dalam Evaluasi
Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 dan SILPA Dana Desa Tahun 2015
Desa Simpang Nungki Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala;
h. Penyetoran ke rekening Kas Desa karena penyertaan modal kepada
BUMDes yang tidak benar dan masih disimpan Kepala Desa yang
ditemukan dalam Evaluasi Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 dan
SILPA Dana Desa Tahun 2015 Desa Simpang Nungki Kecamatan Cerbon
Kabupaten Barito Kuala;Penyetoran SILPA dana desa Tahun 2016 ke
rekening Kas Desa yang sebelumnya disimpan oleh Kepala Desa, yang
ditemukan dalam Evaluasi Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 dan
SILPA Dana Desa Tahun 2015 Desa Sungai Rasau Kecamatan Cerbon
Kabupaten Barito Kuala;
i. Penyetoran ke rekening Kas Desa karena kelebihan pembayaran atas
kegiatan pengadaan perlengkapan dan pembuatan sarana dan prasarana
kantor desa yang ditemukan dalam Evaluasi Penggunaan Dana Desa
Tahun 2016 dan SILPA Dana Desa Tahun 2015 Desa Sungai Rasau
Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala;
29
j. Penyetoran ke rekening Kas Desa karena penyertaan modal kepada
BUMDes yang tidak benar dan masih disimpan Kepala Desa yang
ditemukan dalam Evaluasi Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 dan
SILPA Dana Desa Tahun 2015 Desa Sungai Rasau Kecamatan Cerbon
Kabupaten Barito Kuala.
Realisasi IKU sampai dengan Tahun 2019 sebesar 82,14% menurun
meningkat 18,11% dibandingkan dengan realisasi Tahun 2018 sebesar
64,03%. Capaian IKU Tahun 2019 sebesar 117,34% meningkat 10,63%
dibandingkan dengan capaian Tahun 2018 sebesar 106,72%.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 70%, maka realisasi IKU Tahun 2019 mencapai 117,34%.
Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja IKU
pada tahun 2020 antara lain
dengan aktif melakukan
koordinasi dengan Pimpinan
Obyek Pemeriksaan dalam
rangka percepatan
pelaksanaan tindak lanjut
hasil audit.
30
1.2.
Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD
yang Dievaluasi
Pada tahun 2019 IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal
berpredikat baik dari BUMD yang dibina” ditargetkan sebesar 56,00%. Kinerja
diukur dengan menghitung persentase jumlah BUMD yang kinerjanya
mendapatkan skor minimal baik di tahun 2019 dibandingkan dengan jumlah
BUMD yang dievaluasi pada tahun 2019.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi IKU Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dievaluasi
=
BUMD yg kinerjanya minimal baik/sehat 2019 X 100%
BUMD yang dievaluasi 2019
Realisasi IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik
dari BUMD yang dievaluasi” tahun 2019 adalah sebesar 83,33% atau
tercapai 148,80% dari target sebesar 56,00%, dengan perhitungan 10
(sepuluh) BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik/sehat tahun 2019
dari 12 (dua belas) BUMD yang dievaluasi tahun 2019. Daftar predikat kinerja
PDAM selengkapnya disajikan pada Lampiran III
Faktor pendukung tercapainya target tersebut adalah pelaksanaan evaluasi
kinerja PDAM yang efektif dengan pihak PDAM secara berkala melakukan
konsultansi mengenai permasalahan yang ada di PDAM sehingga Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Selatan dapat memberikan arahan sesuai dengan
kondisi PDAM tersebut
Dari hasil evaluasi tahun 2019, masih diidentifikasi permasalahan kinerja yang
paling signifikan pada PDAM sebagaimana disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Permasalahan Kinerja PDAM
No. Permasalahan Jumlah PDAM
1. Kapasitas menganggur 12
2. Kebocoran air 12
3. Cakupan pelayanan masih rendah 7
4. Pelayanan belum 24 jam 12
31
Realisasi IKU sampai dengan Tahun 2019 sebesar 83,33% menurun 8,34%
dibandingkan dengan realisasi Tahun 2018 sebesar 91,67%. Demikian pula
dengan capaian IKU Tahun 2019 sebesar 148,80% menurun 17,87%
dibandingkan dengan capaian Tahun 2018 sebesar 166,67%. Faktor
penyebab menurunnya realisasi maupun capaian IKU antara lain karena
beberapa PDAM mengalami peningkatan kebocoran air pada tahun 2019.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 60,00%, maka realisasi IKU tahun 2019 mencapai 138,88%.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja IKU agar dapat mencapai
perbaikan pada tahun 2020, antara lain mendorong PDAM untuk:
1. Meningkatkan jam pelayanan,
2. Membentuk Zona Air Minum,
3. Meminimalisir kebocoran air,
4. Menetapkan penyertaan di BUMD, dan
5. Meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat
1.3.
Persentase BLUD yang Tata Kelolanya Minimal Cukup Baik dari BLUD
yang Dievaluasi
Pada tahun 2019 IKU “Presentase BLUD yang tata kelolanya minimal Baik
dari BLUD yang dievaluasi” ditargetkan sebesar 62,00%. Kinerja diukur
dengan menghitung persentase jumlah BLUD yang yang tata kelolanya
minimal Baik tahun 2019 dibandingkan dengan jumlah BLUD yang dievaluasi
pada tahun 2019.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi IKU Persentase BLUD yang tata kelolanya minimal Baik dari BLUD yang dievaluasi
=
BLUD yang tata kelolanya
minimal baik 2019 X 100%
BLUD yang dievaluasi 2019
Realisasi IKU “Persentase BLUD yang tata kelolanya minimal Baik dari BLUD
yang dievaluasi” tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau tercapai 161,29%
dari target sebesar 62,00%, dengan perhitungan sebanyak 3 (tiga) BLUD
yang tata kelolanya minimal cukup baik tahun 2019 dari 3 (tiga) BLUD yang
dievaluasi tahun 2019, yaitu RSUD Kabupaten Balangan dengan kategori
32
Baik, RSUD Datu Sanggu Rantau Kabupaten Tapin dengan kategori Baik,
dan RSUD H. Badaruddin Kasim Tanjung Kabupaten Tabalong dengan
kategori Baik.
Faktor pendukung tercapainya target tersebut adalah pelaksanaan evaluasi
kinerja BLUD BPKP Provinsi Kalimantan Selatan yang efektif dan secara rutin
memberikan konsultansi dan coaching clinic terkait pengelolaan BLUD dan
mendorong perbaikan pencapaian SPM pada BLUD tersebut.
Dari hasil evaluasi tahun 2019, masih diidentifikasi permasalahan kinerja yang
paling signifikan pada BLUD sebagaimana disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Permasalahan kinerja BLUD
No. Permasalahan Jumlah
BLUD
1. Kinerja aspek keuangan belum optimal 3
2. Kinerja aspek pelayanan belum optimal 3
3. Capaian SPM belum seluruhnya mencapai
standar
3
Realisasi IKU sampai dengan Tahun 2019 sebesar 100,00% sama dengan
realisasi tahun 2018 sebesar 100,00%. Sedangkan capaian IKU Tahun 2019
sebesar 161,29% menurun 20,53% dibandingkan dengan capaian Tahun
2018 sebesar 181,82%. Faktor penyebab menurunnya capaian IKU antara
lain beberapa rekomendasi belum ditindaklanjuti oleh pihak BLUD.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 60,00%, maka realisasi IKU tahun 2019 mencapai 166,67%.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja IKU agar dapat mencapai
peningkatan pada tahun 2019 antara lain:
1. Mendorong BLUD untuk mencapai SPM yang ditetapkan dalam peraturan
2. Memberikan rekomendasi yang tepat sasaran untuk membenahi aspek-
aspek yang belum optimal di BLUD.
33
Capaian sasaran program diukur melalui empat IKU dengan ringkasan
target, realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian
IKU Sasaran Program Pengawasan 2
No. Indikator Kinerja Sasaran
Program
Satuan Target Realisasi Capaian
(%)
1.1 Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan
di persidangan
% 60,00 38,89 64,82
1.2 Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan
oleh APH
% 75,00 100,00 133,33
Uraian masing-masing IKU sasaran program “Meningkatnya Efektifitas Hasil
Pengawasan Keinvestigasian” ini sebagai berikut:
2.1.
Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang Dimanfaatkan di
Persidangan
IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di
persidangan” merupakan tingkat pemanfaatan laporan hasil pengawasan
keinvestigasian berupa Audit Investigatif dan Audit dalam rangka
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN) pada sidang di
pengadilan.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan di persidangan” tahun 2019 sebesar 38,89% atau tercapai
64,82% dari target 60,00% dengan perhitungan sebanyak 14 PKA yang
dilakukan pada tahun 2019 dari 36 LHAI dan LHPKKN yang terbit tiga tahun
terakhir (2017, 2018, dan 2019).
Realisasi IKU Persentase hasil
pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan di persidangan
=
PKA Tahun 2019
X 100% LHAI+LHPKKN tiga tahun terakhir
34
Realisasi IKU sampai dengan Tahun 2019 sebesar 38,89% menurun 11,11%
dibandingkan dengan realisasi Tahun 2018 sebesar 50,00%. Capaian IKU
Tahun 2019 sebesar 64,82% menurun 35,18% dibandingkan dengan capaian
Tahun 2018 sebesar 100,00%. Faktor penyebab menurunnya realisasi
maupun capaian IKU karena realisasi IKU tahun 2019 sebesar 38,89%
dihitung dari jumlah 14 PKA dibandingkan dengan jumlah LHAI dan LHPKKN,
dibandingkan realisasi IKU Tahun 2018 sebesar 50% dari jumlah PKA yang
lebih sedikit sebanyak 12 PKA dan jumlah LHAI dan LHPKKN yang lebih
sedikit sebanyak 24 LHAI dan LHPKKN.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 60,00%, maka realisasi IKU tahun 2019 mencapai 64,82%.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja IKU agar dapat mencapai
peningkatan antara lain:
1. Koordinasi dengan APH terkait dengan kasus yang ditangani.
2. Pemantauan tindak lanjut secara berkala.
35
2.2.
Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang Dimanfaatkan
oleh APH
IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
APH” merupakan tingkat penyelesaian penugasan bidang investigasi berupa
audit Investigatif yang dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh APH.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi IKU Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH
=
LHAI yang ditindaklanjuti/ dimanfaatkan APH 2019 X 100%
LHAI yang terbit 2019
Realisasi IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan oleh APH” tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau tercapai
133,33% dari target sebesar 75,00%, dengan perhitungan sebanyak 6 (enam)
Laporan Hasil Audit Investigatif (LHAI) yang ditindaklanjuti dan dimanfaatkan
oleh APH pada tahun 2019.
Realisasi IKU sampai dengan Tahun 2019 sebesar 100,00% sama dengan
realisasi Tahun 2018 sebesar 100,00%. Capaian IKU Tahun 2019 menurun
5,56% dibandingkan dengan capaian Tahun 2018 sebesar 138.89%. Faktor
penyebab menurunnya capaian IKU karena target di tahun 2019 lebih besar
yaitu 75,00% dibanding target tahun 2018 sebesar 72,00%.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 75,00%, maka realisasi IKU tahun 2019 mencapai 133,33%.
Upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan kinerja
IKU agar dapat mencapai
peningkatan pada tahun
2020 antara lain:
1. Koordinasi dengan APH
terkait dengan kasus yang
ditangani.
2. Pemantauan tindak lanjut
secara berkala
36
3.1.
Persentase Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan
IKU “Persentase Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan”
merupakan tingkat penyelesaian penugasan bidang investigasi berupa
Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan yang dicapai kesepakatan
oleh pihak-pihak yang bersangkutan atas permasalahan dalam pelaksanaan
pembangunan.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi IKU Persentase Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan
=
EHKP yang ditindaklanjuti kesepakatannya oleh para pihak
di tahun 2019 X 100%
EHKP 2019
Realisasi IKU “Persentase Penyelesaian Hambatan Kelancaran
Pembangunan” tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau tercapai 125,00%
dari target sebesar 80,00%, dengan perhitungan terdapat 2 hasil evaluasi
atas hambatan kelancaran pembangunan yang telah disepakati, yaitu pada
pekerjaan infrastruktur bangunan penunjang dan perluasan apron (paket 1)
pada proyek pengembangan Bandar udara Syamsuddin Noor Banjarmasin
dan pekerjaan infrastruktur bangunan penunjang dan perluasan apron
(paket 2) pada proyek pengembangan Bandar udara Syamsuddin Noor
Banjarmasin.
Realisasi IKU sampai dengan Tahun 2019 sebesar 100,00% meningkat
100,00% dibandingkan dengan realisasi Tahun 2018 sebesar 0,00%.
Capaian IKU Tahun 2019 meningkat 125,00% dibandingkan dengan capaian
Tahun 2018 sebesar 0,00%. Faktor penyebab meningkatnya realisasi
maupun capaian IKU karena pada tahun 2018 tidak terdapat penugasan
terkait Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 80,00%, maka realisasi IKU tahun 2019 mencapai 125,00%.
37
Upaya yang dilakukan untuk mempertahankan kinerja IKU agar dapat
mencapai target tahun 2020 adalah meningkatkan koordinasi dengan
K/L/P/K terkait dengan kemungkinan diadakannya penugasan Evaluasi
Hambatan Kelancaran Pembangunan.
Sasaran program “Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan
korporasi dalam pencegahan korupsi” diukur menggunakan satu IKU yaitu
“Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan Fraud Control Plan (FCP)
termasuk Fraud Risk Assessment (FRA)”. Capaian IKU diuraikan sebagai
berikut:
4.1.
Persentase K/L/P/K yang Mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)
IKU “Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)”
merupakan tingkat penyelesaian penugasan Fraud Control Plan (FCP)
38
termasuk Fraud Risk Assessment (FRA) baik atas permintaan K/L/P/K atau
inisiatif sendiri pada tahun 2019 pada salah satu dari tahapan:
a. Sosialisasi
b. Diagnostic Assessment
c. Bimbingan Teknis Implementasi
d. Evaluasi
e. Monitoring
yang dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh K/L/P/K.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi IKU Persentase K/L/P/K yang mengimplemen- tasikan FCP (termasuk FRA)
=
K/L/P/K yang IMPL FCP/FRA tahun berjalan X 100%
Penugasan yang telah dilakukan pada tahun berjalan
Realisasi IKU “Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP
(termasuk FRA)” tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau tercapai 181,82%
dari target sebesar 55,00%, dengan perhitungan 7 (tujuh) K/L/P/K yang
mengimplementasikan FCP termasuk FRA pada tahun 2019 dibandingkan
dengan 7 (tujuh) penugasan yang telah dilakukan pada tahun 2019, yaitu:
1. Fraud Control Plan - Bimtek 7 Atribut di PD PAL Kota Banjarmasin,
2. Penilaian Risiko Kecurangan (FRA) atas Penyelenggaraan Program /
Kegiatan pada Pemkot Banjarmasin,
3. Penilaian Risiko Kecurangan (FRA) atas Penyelenggaraan Program /
Kegiatan pada Pemprov Kalsel,
4. Penilaian Risiko Kecurangan (FRA) atas Penyelenggaraan Program /
Kegiatan pada Pemkot Banjarbaru,
5. Penilaian Risiko Kecurangan (FRA) atas Penyelenggaraan Program /
Kegiatan pada Pemkab Banjar,
6. Penilaian Risiko Kecurangan (FRA) atas Penyelenggaraan Program
Reforma Agraria pada Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Selatan, Kota
Banjarmasin, dan Kota Banjarbaru, dan
7. Penilaian Risiko Kecurangan (FRA) atas Penyelenggaraan Program
Penurunan Stunting pada Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara
(HSU).
39
Realisasi IKU sampai dengan Tahun 2019 sebesar 100,00% sama dengan
realisasi Tahun 2018 sebesar 100,00%. Capaian IKU Tahun 2019 menurun
10,49% dibandingkan dengan capaian Tahun 2018 sebesar 192,31%. Faktor
penyebab menurunnya realisasi maupun capaian IKU karena target di tahun
2019 lebih besar yaitu sebesar 55,00%, sedangkan target di tahun 2018
sebesar 52,00%.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 55,00%, maka realisasi IKU tahun 2019 mencapai 181,82%.
Upaya yang dilakukan untuk mempertahankan kinerja IKU agar dapat
mencapai target tahun 2020 adalah meningkatkan koordinasi dengan K/L/P/K
terkait dengan kemungkinan diadakannya penugasan Sosialisasi dan Bimtek
FCP.
Sasaran program “Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat
terhadap korupsi” diukur menggunakan satu IKU yaitu “Persentase K/L/P/K
Anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang
mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat”.
40
Uraian capaian IKU sasaran program “Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan
masyarakat terhadap korupsi” ini adalah:
5.1.
Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK)
yang Mengimplementasikan Sistem Pengaduan Masyarakat
IKU “Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK)
yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat” merupakan rasio
K/L/P/K atau unit kerja eselon I/II di lingkungan KLP atau unit kerja setara di
lingkungan Korporasi yang memenuhi tiga unsur kriteria yaitu:
a. Mempunyai Daftar Risiko Fraud yang terungkap dari hasil kegiatan
pembelajaran KPAK;
b. Mempunyai rencana penanganan risiko fraud yang dibahas bersama
dengan anggota KPAK;
c. Mempunyai peraturan KLPK mengenai sistem pengaduan masyarakat/
whistleblowing, atau belum mempunyai peraturan KLPK mengenai sistem
pengaduan masyarakat/ whistleblowing namun menyatakan kesediaannya
untuk dilakukan bimtek pengembangan sistem pengaduan masyarakat/
whistleblowing.
dibandingkan dengan K/L/P/K atau unit kerja eselon I/II di lingkungan KLP
atau unit kerja setara di lingkungan Korporasi yang telah menjadi anggota dari
Komunitas Pembelajar Anti Korupsi.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi IKU Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat
=
K/L/P/K atau unit kerja yang
memenuhi 3 unsur kriteria X 100%
K/L/P/K atau unit kerja yang
telah menjadi anggota KPAK
Realisasi IKU “Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas Pembelajar Anti
Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat”
tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau tercapai 142,86% dari target
sebesar 70,00%, dengan perhitungan terdapat dua SKPD, yaitu Dinas
Kesehatan Kota Banjarmasin dan Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar yang
telah memenuhi tiga unsur kriteria dibandingkan dengan dua SKPD yang
telah menjadi anggota dari Komunitas Pembelajar Anti Korupsi.
41
Realisasi IKU sampai dengan Tahun 2019 sebesar 100,00% lebih tinggi dari
realisasi Tahun 2018 sebesar 0,00%. Capaian IKU Tahun 2019 sebesar
142,86% lebih tinggi dari capaian Tahun 2018 sebesar 0,00%. Kondisi ini
disebabkan karena realisasi IKU “Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas
Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem
pengaduan masyarakat” pada tahun 2018 tidak tercapai karena memang
belum ada SKPD dilingkungan Pemerintah Daerah yang menjadi anggota dari
Komunitas Pembelajar Anti Korupsi yang sudah memenuhi ketiga unsur
kriteria yang dimaksud.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 70,00%, maka realisasi IKU tahun 2019 mencapai 100,00%.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja IKU agar dapat mencapai
target tahun 2020 adalah meningkatkan koordinasi dengan K/L/P/K terkait
dengan kemungkinan diadakannya penugasan Sosialisasi dan Bimtek FCP.
SPIP merupakan IKU BPKP yang melekat pada RPJMN Tahun 2015-2019.
Sasaran program “Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda” dilengkapi
dengan tiga indikator kinerja utama yang capaiannya pada tahun 2019
disajikan pada Tabel 3.6 pada halaman berikutnya.
Tabel 3.6
Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP Pemda
No. Indikator Kinerja Sasaran Program
Satuan Target Realisasi Capaian (%)
6.1 Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP Level 3
% 100,00 100,00 100,00
6.2 Persentase Pemerintah Kabupaten/ Kota dengan Maturitas Level 3
% 84,62 92,31 109,09
6.3 Persentase Pemerintah Kabupaten/ Kota dengan Maturitas Level 2
% 15,38 7,69 150,00
Dari hasil penilaian tahun 2019, diidentifikasi sub unsur yang masih
memerlukan perbaikan sebagai berikut:
42
No. Sub Unsur Jumlah
Pemda
1. Penilaian Risiko 14
Perkembangan tingkat maturitas SPIP sejak tahun 2015 sampai dengan
tahun 2018 disajikan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Tingkat Maturitas SPIP Pemda Tahun 2015 s.d. 2019
No. Level Jumlah Pemda
2015 2016 2017 2018 2019
1. 1 0 0 0 0 0
2. 2 14 14 12 2 1
3. 3 0 0 2 12 13
Jumlah
Pemda
14 14 14 14 14
Daftar nama pemda dengan skor dan level maturitas SPIPnya pada tahun
2019 selengkapnya disajikan pada Lampiran.
Uraian capaian masing-masing IKU sebagai berikut:
6.1.
Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP level 3
IKU “Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP Level 3”
mencerminkan bahwa Pemerintah Provinsi telah melaksanakan praktik
pengendalian intern dan terdokumentasi dengan baik. Namun evaluasi atas
pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi IKU Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP level 3
= Pemprov Min Level 3 SPIP
X 100%
seluruh Pemprov
Realisasi IKU “Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP level
3” tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau tercapai 100,00% dari target
sebesar 100%.
Faktor pendukung tercapainya target tersebut adalah pelaksanaan Bimbingan
Teknis dan Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) atas Kualitas Penerapan
SPIP pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang dilakukan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan telah berjalan dengan efektif
43
dan komitmen Gubernur Kalimantan Selatan yang tinggi untuk menerapkan
SPIP di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Realisasi IKU sampai dengan Tahun 2019 sebesar 100,00% atau sama jika
dibandingkan dengan realisasi Tahun 2018 sebesar 100,00%. Capaian IKU
Tahun 2019 sama jika dibandingkan dengan capaian Tahun 2018 sebesar
100,00%.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 100,00%, maka realisasi IKU tahun 2019 mencapai 100,00%.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja IKU pada tahun 2020
adalah dengan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan untuk mempertahankan level maturitas SPIP pada level 3
dan mulai mempersiapkan diri untuk dapat meningkatkan level maturitas
SPIP setingkat lebih tinggi.
6.3.
Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 3
IKU “Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 3”
mencerminkan bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota telah melaksanakan
praktik pengendalian intern dan terdokumentasi dengan baik. Namun evaluasi
atas pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi IKU Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 3
= Pemkab/kota Min Level 3
SPIP X 100%
seluruh Pemkab/kota
Realisasi IKU “Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas
SPIP Level 3” tahun 2019 adalah sebesar 92,31% atau mencapai 109,09%
dari target sebesar 84,62%, dengan perhitungan 12 Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan maturitas SPIP minimal level 3 dibandingkan dengan
13 Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Selatan. Sebanyak satu Pemerintah Kabupaten telah dilakukan
penilaian maturitas SPIP di Tahun 2019, yaitu Kabupaten Barito Kuala.
44
Faktor pendukung tercapainya target tersebut adalah pelaksanaan Bimbingan
Teknis dan Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) atas Kualitas Penerapan
SPIP pada Pemda yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Selatan telah berjalan dengan efektif dan komitmen para Bupati/ Walikota
yang tinggi untuk menerapkan SPIP di lingkungan Pemerintah Kabupaten/
Kota.
Pemerintah Kabupaten/Kota yang sudah mencapai minimal level 3 sebagai
berikut:
Tabel 3.8
Skor Maturitas SPIP Level 3 Pemda Tahun 2015 s.d. 2019
No. Nama Pemda Skor Level Status
1. Kota Banjarmasin 3,0870 3 Terdefinisi
2. Kota Banjarbaru 3,0600 3 Terdefinisi
3. Kabupaten Tanah Laut 3,1205 3 Terdefinisi
4. Kabupaten Kotabaru 3,0602 3 Terdefinisi
5. Kabupaten Banjar 3,0057 3 Terdefinisi
6. Kabupaten Barito Kuala 3,0000 3 Terdefinisi
7. Kabupaten Tapin 3,0375 3 Terdefinisi
8. Kabupaten Hulu Sungai Selatan 3,0830 3 Terdefinisi
9. Kabupaten Hulu Sungai Utara 3,0600 3 Terdefinisi
10. Kabupaten Tabalong 3,0380 3 Terdefinisi
11. Kabupaten Tanah Bumbu 3,0830 3 Terdefinisi
12. Kabupaten Balangan 3,0230 3 Terdefinisi
Realisasi IKU sampai dengan Tahun 2019 sebesar 92,31% meningkat 9,09%
dibandingkan dengan realisasi Tahun 2018 sebesar 84,62%. Terdapat 1
(satu) kabupaten yang memperoleh level 3 dalam penyelenggaraan SPIP,
yaitu Kabupaten Barito Kuala.
Capaian IKU Tahun 2019 sebesar 109,09% lebih tinggi jika dibandingkan
dengan capaian tahun 2018 sebesar 100,00%.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 100,00%, maka realisasi IKU tahun 2019 mencapai 92,31%.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja IKU agar dapat mencapai
peningkatan antara lain:
1. Melaksanakan sosialisasi Pengelolaan Risiko pada Pemerintah Daerah.
45
2. Melaksanakan bimbingan teknis peningkatan penyelenggaraan SPIP pada
Pemerintah Daerah untuk mempertahankan level maturitas SPIP pada
level 3 dan mulai mempersiapkan diri untuk dapat meningkatkan level
maturitas SPIP setingkat lebih tinggi.
6.4.
Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 2
IKU “Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 2”
mencerminkan bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota telah melaksanakan
praktik pengendalian intern, namun tidak terdokumentasi dengan baik dan
pelaksanaannya sangat tergantung pada individu dan belum melibatkan
semua unit organisasi. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi sehingga
banyak terjadi kelemahan yang belum ditangani secara memadai.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi IKU Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 2
= Pemkab/kota Min Level 2
SPIP X 100%
seluruh Pemkab/kota
Realisasi IKU “Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas
SPIP Level 2” tahun 2019 adalah sebesar 7,69%, atau tercapai 150,00% dari
target sebesar 15,38% dengan perhitungan satu Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan maturitas SPIP minimal level 2 dibandingkan dengan 13 Pemerintah
Kabupaten/Kota yang menjadi mitra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Selatan.
Pemerintah Kabupaten/Kota yang baru mencapai level 2 sebagai berikut:
Tabel 3.9
Skor Maturitas SPIP Level 2 Pemda Tahun 2015 s.d. 2019
No. Nama Pemda Skor Leve
l
Status
1. Kabupaten Hulu Sungai
Tengah
2,4057
2 Berkembang
Capaian IKU Tahun 2019 sebesar 150,00% meningkat 50,00% dibandingkan
dengan capaian Tahun 2018 sebesar 100,00%. Faktor penyebab
meningkatnya capaian IKU yaitu bertambahnya 1 (satu) pemda yang
46
sebelumnya memperoleh level 2 menjadi level 3 dalam penyelenggaraan
SPIP, yaitu Kabupaten Barito Kuala.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 0,00%, maka realisasi IKU tahun 2019 mencapai 7,69%.
Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja IKU
agar dapat mencapai
peningkatan antara lain:
1. Melaksanakan bimbingan
teknis peningkatan
penyelenggaraan SPIP
pada Pemerintah
Kabupaten Hulu Sungai
tengah.
2. Mendorong Pimpinan Kabupaten Hulu Sungai Tengah untuk meningkatkan
penyelenggaraan SPIP.
Kapabilitas APIP merupakan IKU BPKP yang melekat pada RPJMN Tahun
2015-2019. Sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern
Pemerintah Daerah” merupakan peran BPKP dalam membangun
pengawasan intern di Indonesia sebagai salah satu pilar untuk mewujudkan
good governance dan clean government.
Sasaran program didukung tiga indikator kinerja utama yang capaiannya pada
tahun 2019 disajikan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.10
Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kapabilitas
Pengawasan Intern Pemerintah Daerah
No. Indikator Kinerja Sasaran
Program
Satuan Target Realisasi Capaian
(%)
7.1 Persentase APIP Pemerintah
Provinsi dengan Kapabilitas Level 3
% 100,00 100,00 100,00
47
7.2 Persentase APIP Pemkab/Pemkot
dengan Kapabilitas Level 3
% 84,62 84,62 100,00
7.3 Persentase APIP Pemkab/Pemkot
dengan Kapabilitas Level 2
% 15,38 15,38 100,00
Perkembangan tingkat kapabilitas APIP sejak tahun 2015 sampai dengan
tahun 2019 disajikan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.11
Tingkat Kapabilitas APIP Pemda Tahun 2015 s.d. 2019
No. Level Jumlah Pemda
2015 2016 2017 2018 2019
1. 1 8 1 - - -
2. 2 6 11 7 1 2
3. 3 0 2 7 13 12
Jumlah
Pemda
14 14 14 14 14
Daftar APIP pemda dan level kapabilitasnya pada tahun 2019 disajikan pada
Lampiran V.
Uraian capaian IKU sasaran program sebagai berikut:
7.1.
Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 3
IKU “Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 3”
mencerminkan kualitas Kapabilitas APIP Provinsi yang diharapkan berada
pada Level 3. Kapabilitas APIP diukur menggunakan skala 1-5. Semakin
tinggi nilai Kapabilitas APIP menunjukkan kualitas APIP yang semakin baik
dalam menjalankan perannya sebagai auditor intern. Tingkat Kapabilitas APIP
disimpulkan dari hasil penilaian tingkat Kapabilitas yang dilaksanakan oleh
BPKP dan/atau dilaksanakan sendiri oleh APIP K/L/Pemda menggunakan
pedoman penilaian Kapabilitas APIP yang dikembangkan oleh BPKP dengan
quality assurance dari BPKP.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi IKU Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 3
= Pemprov Min. Level 3 APIP
X 100% Seluruh Pemprov
48
Realisasi IKU “Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas
Level 3” tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau tercapai 100,00% dari
target sebesar 100,00%. Capaian tersebut diperoleh dari hasil ekspos yang
dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan dengan Rendal,
dengan simpulan Kapabilitas APIP berada pada Level 3 berdasarkan SP
Deputi nomor SP-1104/D3/04/2019 tanggal 25 Juli 2019.
Faktor pendukung tercapainya target tersebut adalah pelaksanaan Bimbingan
Teknis dan Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) atas Kapabilitas APIP
pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang dilakukan Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Selatan telah berjalan dengan efektif dan
komitmen Gubernur dan Inspektur Provinsi Kalimantan Selatan yang tinggi
untuk meningkatkan Kapabilitas APIP Inspektur Provinsi Kalimantan Selatan.
Realisasi IKU sampai dengan tahun 2019 sama dengan realisasi tahun 2018,
yakni sebesar 100,00%. Demikian pula dengan capaian IKU tahun 2019 sama
dengan capaian tahun 2018, yakni sebesar 100,00%.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 100,00%, maka realisasi IKU tahun 2019 telah mencapai 100,00%.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja IKU agar dapat mencapai
perbaikan di masa mendatang antara lain:
1. Melaksanakan bimbingan teknis dan quality assurance pada Inspektorat
Provinsi Kalimantan
Selatan untuk
mempertahankan level
Kapabilitas APIP Level
3 dan mempersiapkan
diri untuk mencapai
level Kapabilitas APIP
setingkat lebih tinggi.
2. Menyelenggarakan
workshop regional PK
APIP bagi SDM APIP
di Provinsi Kalimantan
49
Selatan.
3. Melakukan koordinasi dengan Inspektorat Provinsi Kalimantan Selatan
untuk mendukung workshop PK APIP di Provinsi Kalimantan Selatan.
4. Mengintensifkan komunikasi dengan APIP melalui saluran komunikasi, baik
melalui email maupun whatsapp group.
7.3.
Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 3
IKU “Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 3” mencerminkan kualitas Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota yang
diharapkan berada pada Level 3. Kapabilitas APIP diukur menggunakan skala
1-5. Semakin tinggi nilai Kapabilitas APIP menunjukkan kualitas APIP yang
semakin baik dalam menjalankan perannya sebagai auditor intern. Tingkat
Kapabilitas APIP disimpulkan dari hasil penilaian tingkat Kapabilitas yang
dilaksanakan oleh BPKP dan/atau dilaksanakan sendiri oleh APIP K/L/Pemda
menggunakan pedoman penilaian Kapabilitas APIP yang dikembangkan oleh
BPKP dengan quality assurance dari BPKP.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi IKU Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/ Kota dengan Kapabilitas Level 3
=
Pemkab/kota Min Level 3 APIP X 100%
Seluruh Pemkab/kota
Realisasi IKU “Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
Kapabilitas Level 3” tahun 2019 adalah sebesar 84,62% atau tercapai
100,00% dari target sebesar 84,62%, dengan perhitungan 11 Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan kapabilitas minimal level 3 APIP dibandingkan
dengan 13 APIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Selatan.
50
Inspektorat Kabupaten/Kota dan capaian level kapabilitas APIP level 3
sampai Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12
Skor Kapabitas APIP Level 3 Pemda s.d. 2019
No. Nama APIP Level Status
1 Inspektorat Kota Banjarmasin 3 Reviu Rendal
2 Inspektorat Kabupaten Banjar 3 DC QA Perwakilan
3 Inspektorat Kabupaten Batola 3 DC QA Perwakilan
4 Inspektorat Kabupaten HSS 3 Reviu Rendal
5 Inspektorat Kabupaten HSU 3 DC QA Perwakilan
6 Inspektorat Kabupaten Balangan 3 QA Perwakilan
7 Inspektorat Kabupaten Tabalong 3 DC QA Perwakilan
8 Inspektorat Kabupaten Tapin 3 DC QA Perwakilan
9 Inspektorat Kabupaten Kotabaru 3 DC QA Perwakilan
10 Inspektorat Kabupaten Tanah Laut 3 DC QA Perwakilan
11 Inspektorat Kabupaten Tanah Bumbu 3 DC Reviu Rendal
Sampai dengan saat penyusunan LKj ini, hasil QA oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Selatan telah diajukan permohonan reviu kepada Rendal
PK APIP BPKP dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.13
Permohonan Reviu Kepada Rendal PK APIP BPKP
No. Nama APIP Surat Permintaan Reviu
Nomor Tanggal
1 Inspektorat Kota Banjarbaru S-2993/PW16/2019 31 Desenber 2019
51
2 Inspektorat Kabupaten Banjar S-2516/PW16/2019 5 November 2019
3 Inspektorat Kabupaten Batola S-2959/PW16/2019 23 Desember 2019
4 Inspektorat Kabupaten HST S-2998/PW16/2019 31 Desember 2019
5 Inspektorat Kabupaten HSU S-2876/PW16/2019 12 Desember 2019
6 Inspektorat Kabupaten Balangan S-33/PW16/2020 6 Januari 2020
7 Inspektorat Kabupaten Tabalong S-2605/PW16/2019 15 November 2019
8 Inspektorat Kabupaten Tapin S-2888/PW16/2019 16 Desember 2019
9 Inspektorat Kabupaten Kotabaru S-2610/PW16/2019 18 November 2019
10 Inspektorat Kabupaten Tanah Laut S-2882/PW16/2019 13 Desember 2019
Realisasi IKU sampai dengan tahun 2019 sebesar 84,62% menurun 7,69%
dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 92,31%.
Faktor penyebab menurunnya realisasi IKU tahun 2019 karena terdapat 1
(satu) APIP, yaitu Inspektorat Kota Banjarbaru yang level Kapabilitas APIP-
nya menurun dari 3 DC menjadi level 2.
Capaian IKU tahun 2019 lebih lebih tinggi 7,69% dibandingkan dengan
capaian tahun 2018 sebesar 92,31%.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada tahun 2019
sebesar 100%, maka realisasi IKU tahun 2019 mencapai 84,62%.
Kinerja tahun 2019 masih perlu ditingkatkan sehingga kapabilitas seluruh
Inspektorat Kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Selatan mencapai Level 3
penuh.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja IKU agar dapat mencapai
perbaikan pada tahun 2020, antara lain:
1. Meningkatkan kualitas bimbingan teknis dan quality assurance pada
Inspektorat Kabupaten/Kota.
2. Menyelenggarakan workshop regional PK APIP bagi SDM APIP di Provinsi
Kalimantan Selatan.
3. Melakukan koordinasi dengan KPK untuk mendukung workshop PK APIP
yang diselenggarakan oleh KPK di Provinsi Kalimantan Selatan.
4. Mengintensifkan komunikasi dengan APIP melalui saluran komunikasi, baik
melalui email maupun whatsapp group.
52
7.4.
Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 2
IKU “Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 2” mencerminkan kualitas Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota yang
diharapkan berada pada Level 2. Kapabilitas APIP diukur menggunakan skala
1-5. Semakin tinggi nilai Kapabilitas APIP menunjukkan kualitas APIP yang
semakin baik dalam menjalankan perannya sebagai auditor intern. Tingkat
Kapabilitas APIP disimpulkan dari hasil penilaian tingkat Kapabilitas yang
dilaksanakan oleh BPKP dan/atau dilaksanakan sendiri oleh APIP K/L/Pemda
menggunakan pedoman penilaian Kapabilitas APIP yang dikembangkan oleh
BPKP dengan quality assurance dari BPKP.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi IKU Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/
= Pemkab/kota Min Level 2 APIP
X 100%
53
Kota dengan Kapabilitas Level 2 Seluruh Pemkab/kota
Realisasi IKU “Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
Kapabilitas Level 2” tahun 2019 adalah sebesar 15,38% atau tercapai
100,00% dari target sebesar 15,38%, dengan perhitungan dua Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan kapabilitas minimal level 2 APIP dibandingkan
dengan 13 APIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Selatan. Masih adanya APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 2 antara lain disebabkan:
1. Kurangnya pemahaman pimpinan daerah terkait pentingnya peningkatan
Kapabilitas APIP;
2. Kurangnya jumlah, kompetensi,dan profesionalisme SDM APIP;
3. Keterbatasan anggaran dan sarana prasarana yang dimiliki APIP;
4. Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh APIP masih terbatas;
5. Perencanaan pengawasan oleh APIP belum berbasis risiko;
6. Kegiatan untuk peningkatan kompetensi dan kapabilitas SDM APIP masih
terbatas;
Inspektorat Kabupaten/Kota yang kapabilitasnya sampai Tahun 2019 masih
berada pada Level 2 adalah Inspektorat Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan
Inspektorat Kota Banjarbaru.
Realisasi IKU sampai dengan tahun 2019 sebesar 15,38% menurun 7,69%
dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 7,69%. Namun, untuk
capaian IKU tahun 2019 lebih tinggi 100,00% dibandingkan dengan capaian
tahun 2018 sebesar 0,00%.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada tahun 2019
sebesar 0,00%, maka realisasi IKU tahun 2019 sebesar 15,38% menunjukkan
bahwa kinerja tahun 2019 masih perlu ditingkatkan sehingga kapabilitas
seluruh Inspektorat Kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Selatan mencapai
Level 3.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja IKU agar dapat mencapai
perbaikan di masa mendatang antara lain:
54
1. Meningkatkan kualitas bimbingan teknis dan quality assurance pada
Inspektorat Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kota Banjarbaru.
2. Menyelenggarakan workshop regional PK APIP bagi SDM APIP di
Provinsi Kalimantan Selatan.
3. Mengintensifkan komunikasi dengan APIP melalui saluran komunikasi,
baik melalui email maupun whatsapp group.
Sasaran program “Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan
Ketatausahaan Perwakilan BPKP” didukung dengan satu IKU “Kepuasan atas
Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan dengan target 8 Skala 1-10". Persepsi
kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan
ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat
terpenuhi. Pernyataan puas atau tidak puas diperoleh melalui survei dengan
menyebarkan kuesioner secara online kepada para penerima layanan (dalam
hal ini pegawai) dari seluruh bidang/bagian di lingkungan BPKP secara uji
petik dan dihitung menggunakan metode skala 1-10. Survei yang dilakukan
meliputi tiga bidang layanan yaitu kepegawaian, keuangan, serta umum.
Terdapat 76 Pegawai atau 60,32% dari jumlah pegawai sebanyak 126 orang
yang telah mengisi kuesioner secara online.
Realisasi IKU “Persepsi kepuasan layanan ketatausahaan Perwakilan BPKP”
sebesar 7,98 skala atau mencapai 99,75% dari target tahun 2019 sebesar 8
skala. Nilai persepsi kepuasan layanan ketatausahaan Perwakilan BPKP
sebesar 7,98 adalah rata-rata dari nilai layanan kepegawaian sebesar 8,00,
layanan keuangan sebesar 8,38, dan layanan umum sebesar 7,57.
Capaian IKU sebesar 99,75% menunjukkan bahwa layanan belum
sepenuhnya memenuhi harapan stakeholders.
Belum tercapainya target IKU antara lain disebabkan pegawai belum
sepenuhnya puas terhadap layanan ketatausahaan pada Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Selatan, dengan empat unsur penilaian dengan nilai
terendah:
55
a. Pelayanan perpustakaan;
b. Penyelenggaraan kegiatan poliklinik;
c. Pengelolaan kearsipan; dan
d. Jaringan intranet dan internet di Bidang.
Realisasi IKU tahun 2019 sebesar 7,98 meningkat 0,25 dibandingkan dengan
realisasi tahun 2018 sebesar 7,73. Demikian pula dengan capaian IKU tahun
2019 sebesar 99,75% lebih tinggi 3,12% dibandingkan dengan capaian tahun
2018 sebesar 96,63%.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 8,00, maka realisasi IKU tahun 2019 mencapai 99,75%. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja tahun 2019 perlu ditingkatkan.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja IKU agar dapat mencapai
perbaikan pada tahun 2020, antara lain:
1. Perbaikan layanan perpustakaan dan kegiatan poliklinik,
2. Perbaikan pengelolaan kearsipan dan kualitas jaringan intranet dan internet
pada masing-masing Bidang di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Selatan.
3.
2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA KEGIATAN
Dalam Perkin tahun 2019 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan
ditargetkan tujuh sasaran kegiatan pengawasan dengan tujuh indikator kinerja
kegiatan (IKK) dan dua sasaran kegiatan dukungan pengawasan dengan lima
IKK. Capaian IKK tahun 2019 disajikan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.14
Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Kegiatan Tahun 2019
No. Sasaran
Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan
Target
Tahun
2019
Realisasi
Tahun
2019
Capaian
Kinerja
1 Tersedianya
Informasi Hasil
Pengawasan
Proyek
Strategis dan
Prioritas
Presiden
Perwakilan
1.1 Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan Proyek
Strategis dan
Prioritas Presiden
Perwakilan BPKP
Laporan
30 36 120.00%
56
No. Sasaran
Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan
Target
Tahun
2019
Realisasi
Tahun
2019
Capaian
Kinerja
BPKP
2 Tersedianya
Informasi Hasil
Pengawasan
Pembangunan
Prioritas
Nasional
Perwakilan
BPKP
2.1 Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan
Pembangunan
Prioritas Nasional
Perwakilan BPKP
Laporan
98 117 119.39%
3 Tersedianya
Informasi Hasil
Pembinaan
Penerapan
SIMDA
Integrasi
3.1 Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan
Penerapan SIMDA
Integrasi Perwakilan
BPKP
Laporan
9 9 100.00%
4 Tersedianya
Informasi Hasil
Pengawasan
Dana Desa
4.1 Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan Dana
Desa Perwakilan
BPKP
Laporan
16 16 100.00%
5 Tersedianya
Informasi Hasil
Pengawsan
atas
Pengelolaan
dan
Pertanggungja
waban
Keuangan
Dana Pemilu
Tahun 2019
5.1 Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan atas
Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban
Keuangan Dana
Pemilu Tahun 2019
Perwakilan BPKP
Laporan
6 6 100.00%
6 Tersedianya
Informasi Hasil
Pembinaan
SPIP
Perwakilan
BPKP
6.1 Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan SPIP
Perwakilan BPKP
Laporan
35 42 120.00%
7 Tersedianya
Informasi Hasil
Pembinaan
Kapabilitas
APIP
Perwakilan
BPKP
7.1 Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan
Kapabilitas APIP
Perwakilan BPKP
Laporan
31 31 100.00%
No. Sasaran
Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan
Target
Tahun
2019
Realisasi
Tahun
2019
Capaian
Kinerja
8 Sasaran Kegiatan Dukungan
57
No. Sasaran
Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan
Target
Tahun
2019
Realisasi
Tahun
2019
Capaian
Kinerja
8.1 Tersedianya
dukungan
manajemen
dan
pelaksanaan
tugas teknis
lainnya dalam
mencapai
kepuasan
layanan
8.1.1 Jumlah Layanan
Dukungan
Manajemen
Perwakilan BPKP
Laporan 83 83 100%
8.2 Termanfaatkan
nya Aset
secara optimal
8.2.1 Terlaksananya
Rehabilitasi Rumah
Negara Perwakilan
BPKP
Paket 3 3 100%
8.2.2 Tersedianya Alat
Pengolahan Data
Perwakilan BPKP
Unit 13 13 100%
8.2.3 Tersedianya
Meubelair Perwakilan
BPKP
Unit 81 81 100%
8.2.4 Tersedianya Sarana
Prasarana BPKP
Unit 10 11 110%
Capaian kinerja masing-masing IKK di atas diuraikan sebagai berikut:
Realisasi sasaran kegiatan ini pada Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2019 dilaksanakan oleh Bidang IPP, APD, dan AN.
Sasaran kegiatan ” Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Proyek
Strategis dan Prioritas Presiden Perwakilan BPKP” didukung satu IKK
“Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Proyek Strategis dan Prioritas Presiden
Perwakilan BPKP”.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 36 laporan atau mencapai 120,00%
dari target sebanyak 30 laporan. Realisasi sebanyak 36 laporan tersebut
terdiri dari 30 laporan PKPT Awal dan 6 laporan PKPT Tambahan.
Realisasi output dan capaian output sampai dengan tahun 2019 tidak dapat
dibandingkan dengan realisasi dan capaian tahun 2018 karena tidak terdapat
target atas sasaran kegiatan ini pada tahun 2018.
Sasaran Kegiatan 1: Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Proyek Strategis dan
Prioritas Presiden Perwakilan BPKP
58
Realisasi indikator kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar
Rp401.118.945.00 atau 94,92% dari anggaran tahun 2019 sebesar
Rp422.580.000,00 dan dengan SDM sebanyak 1.519 OH atau 70,32% dari
rencana tahun 2019 sebanyak 2.160 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Proyek
Strategis dan Prioritas Presiden Perwakilan BPKP” telah tercapai secara
efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar
120,00% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian dana tahun 2019 sebesar
94,92%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan Proyek Strategis dan Prioritas Presiden Perwakilan BPKP” telah
tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun
2019 sebesar 120,00% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian OH tahun
2019 sebesar 70,32%.
Realisasi sasaran kegiatan ini pada Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2019 dilaksanakan oleh Bidang IPP, APD, AN, dan Investigasi.
Sasaran kegiatan ”Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Pembangunan
Prioritas Nasional Perwakilan BPKP” didukung satu IKK “Jumlah Laporan
Hasil Pengawasan Pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP”.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 117 laporan atau mencapai 119,39%
dari target sebanyak 98 laporan. Realisasi sebanyak 117 laporan tersebut
terdiri dari 96 laporan PKPT Awal dan 21 laporan PKPT Tambahan.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 117 meningkat sebanyak 47 laporan
dibandingkan dengan realisasi output tahun 2018 sebanyak 70 laporan.
Capaian output tahun 2019 sebesar 119,39% meningkat sebesar 6,48%
dibandingkan dengan realisasi output tahun 2018 sebesar 112,90%.
Realisasi indikator kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar
Rp2.255.846.628.00 atau 81,47% dari anggaran tahun 2019 sebesar
Sasaran Kegiatan 2: Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Pembangunan Prioritas
Nasional Perwakilan BPKP
59
Rp2.768.782.000,00 dan dengan SDM sebanyak 6.659 OH atau 100,06% dari
rencana tahun 2019 sebanyak 6.655 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Jumlah Laporan Hasil Pengawasan
Pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP” telah tercapai secara
efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar
119,39% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian dana tahun 2019 sebesar
81,47%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan Pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP” telah
tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun
2019 sebesar 119,39% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian OH tahun
2019 sebesar 100,06%.
Sepanjang Tahun 2019 telah dilaksanakan beberapa pengawasan terkait
pembinaan penerapan SIMDA.
Sasaran kegiatan ”Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Penerapan
SIMDA Integrasi” didukung satu IKK “Jumlah Laporan Hasil Pembinaan
Penerapan SIMDA Integrasi Perwakilan BPKP”.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 9 laporan atau mencapai 100% dari
target sebanyak 9 laporan.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 9 menurun sebanyak 8 laporan
dibandingkan dengan realisasi output tahun 2018 sebanyak 17 laporan.
Capaian output tahun 2019 sebesar 100,00% menurun sebesar 750,00%
dibandingkan dengan realisasi output tahun 2018 sebesar 850,00%.
Implementasi Simda tahun 2015 s.d. tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.15
Implementasi Simda tahun 2015 s.d. tahun 2019
No. Nama Aplikasi Jumlah
Pemerintah
Daerah
Jumlah Pemerintah Daerah yang
mengimplementasikan Simda
2015 2016 2017 2018 2019
1. Simda Keuangan 14 12 12 12 12 12
Sasaran Kegiatan 3: Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Penerapan SIMDA
Integrasi
60
2. Simda BMD 14 12 12 13 13 13
3. Simda Pendapatan 14 0 1 4 6 9
4. Simda Perencanaan 14 0 0 1 7 10
5. Simda Gaji 14 0 0 0 0 0
Realisasi IKK didukung dengan dana sebesar Rp 244.505.295,00 atau
99,73% dari anggaran tahun 2019 sebesar Rp245.169.000,00 dengan
menggunakan SDM sebanyak 199 OH atau 55,28% dari rencana tahun 2019
sebanyak 360 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Jumlah Laporan Hasil Pembinaan
Penerapan SIMDA Integrasi Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien.
Kondisi ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 100,00%
lebih tinggi dibandingkan dengan capaian dana tahun 2018 sebesar 99,73%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan Penerapan SIMDA Integrasi Perwakilan BPKP” telah tercapai
secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKK tahun 2019 sebesar
100,00% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian OH tahun 2018 sebesar
55,28%.
Sepanjang Tahun 2019 telah dilaksanakan beberapa pengawasan terkait
pengawasan Dana Desa.
Sasaran kegiatan “Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Dana Desa”
didukung satu IKK “Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Dana Desa
Perwakilan BPKP”.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 16 laporan atau mencapai 100,00%
dari target sebanyak 16 laporan.
Realisasi output dan capaian output sampai dengan tahun 2019 tidak dapat
dibandingkan dengan realisasi dan capaian tahun 2018 karena tidak terdapat
target atas sasaran kegiatan ini pada tahun 2018.
Realisasi indikator kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar
Rp337.611.080.00 atau 99,83% dari anggaran tahun 2019 sebesar
Sasaran Kegiatan 4: Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Dana Desa
61
Rp338.176.000,00 dan dengan SDM sebanyak 545 OH atau 85,16% dari
rencana tahun 2019 sebanyak 640 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Dana
Desa Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari
capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 100,00% lebih tinggi
dibandingkan dengan capaian dana tahun 2019 sebesar 99,83%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan Dana Desa Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien.
Kondisi ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 100,00%
lebih tinggi dibandingkan dengan capaian OH tahun 2019 sebesar 85,16%.
Sasaran kegiatan ”Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan atas
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemilu Tahun 2019”
didukung satu IKK “Jumlah Laporan Hasil Pengawasan atas Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemilu Tahun 2019 Perwakilan BPKP”.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 6 laporan atau mencapai 100,00% dari
target sebanyak 6 laporan.
Realisasi output dan capaian output sampai dengan tahun 2019 tidak dapat
dibandingkan dengan realisasi dan capaian tahun 2018 karena tidak terdapat
target atas sasaran kegiatan ini pada tahun 2018.
Realisasi indikator kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar
Rp169.192.320.00 atau 99,93% dari anggaran tahun 2019 sebesar
Rp169.308.000,00 dan dengan SDM sebanyak 356 OH atau 65,93% dari
rencana tahun 2019 sebanyak 540 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Jumlah Laporan Hasil Pengawasan atas
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemilu Tahun 2019
Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari
capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 100,00% lebih tinggi
dibandingkan dengan capaian dana tahun 2019 sebesar 99,93%.
Sasaran Kegiatan 5: Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan atas Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemilu Tahun 2019
62
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana
Pemilu Tahun 2019 Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien. Kondisi
ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 100,00% lebih
tinggi dibandingkan dengan capaian OH tahun 2019 sebesar 65,93%.
Sasaran kegiatan ” Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan SPIP Perwakilan
BPKP” didukung satu IKK “Jumlah Laporan Hasil Pembinaan SPIP
Perwakilan BPKP”.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 42 laporan atau mencapai 120,00%
dari target sebanyak 35 laporan. Realisasi sebanyak 42 laporan tersebut
terdiri dari 35 laporan PKPT Awal dan 7 laporan PKPT Tambahan.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 42 meningkat sebanyak 23 laporan
dibandingkan dengan realisasi output tahun 2018 sebanyak 19 laporan.
Capaian output tahun 2019 sebesar 120,00% meningkat sebesar 20,00%
dibandingkan dengan realisasi output tahun 2018 sebesar 100,00%.
Realisasi indikator kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar
Rp1.007.706.282.00 atau 98,38% dari anggaran tahun 2019 sebesar
Rp1.024.262.000,00 dan dengan SDM sebanyak 2.062 OH atau 108,81% dari
rencana tahun 2019 sebanyak 1.895 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Jumlah Laporan Hasil Pembinaan SPIP
Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari
capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 120,00% lebih tinggi
dibandingkan dengan capaian dana tahun 2019 sebesar 98,38%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan SPIP Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini
terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 120,00% lebih tinggi
dibandingkan dengan capaian OH tahun 2019 sebesar 108,81%.
Sasaran Kegiatan 6: Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan SPIP Perwakilan BPKP
63
Sasaran kegiatan ”Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Kapabilitas APIP
Perwakilan BPKP” didukung satu IKK “Jumlah Laporan Hasil Pembinaan
Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP”.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 31 laporan atau mencapai 100,00%
dari target sebanyak 31 laporan.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 31 menurun sebanyak 3 laporan
dibandingkan dengan realisasi output tahun 2018 sebanyak 34 laporan.
Capaian output tahun 2019 sebesar 100,00% menurun sebesar 36,00%
dibandingkan dengan realisasi output tahun 2018 sebesar 136,00%.
Realisasi indikator kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar
Rp399.148.802.00 atau 98,39% dari anggaran tahun 2019 sebesar
Rp405.666.000,00 dan dengan SDM sebanyak 943 OH atau 53,28% dari
rencana tahun 2019 sebanyak 1.770 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Jumlah Laporan Hasil Pembinaan
Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini
terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 100,00% lebih tinggi
dibandingkan dengan capaian dana tahun 2019 sebesar 98,39%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien.
Kondisi ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 100,00%
lebih tinggi dibandingkan dengan capaian OH tahun 2019 sebesar 53,28%.
Sasaran kegiatan ”Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis lainnya dalam Mencapai Kepuasan Layanan” didukung satu
IKK “Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP”.
Sasaran Kegiatan 7: Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Kapabilitas APIP
Perwakilan BPKP
Sasaran Kegiatan 8: Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis lainnya dalam Mencapai Kepuasan Layanan
64
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 83 laporan atau mencapai 100,00 %
dari target sebanyak 83 laporan.
Realisasi output sampai dengan Tahun 2019 sebesar 83 meningkat
dibandingkan dengan realisasi Tahun 2018 sebesar 80. Capaian output
Tahun 2019 sama dengan capaian Tahun 2018 sebesar 100,00%.
Realisasi kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar
Rp22.191.380.851,00 atau 99,71% dari anggaran tahun 2019 sebesar
Rp22.256.499.000,00 dan dengan SDM sebanyak 6.340 OH atau 100,00 %
dari rencana tahun 2019 sebanyak 6.340 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Tersedianya Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya dalam Mencapai Kepuasan Layanan”
telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKK tahun 2019
sebesar 100,00% lebih besar dibandingkan dengan capaian dana tahun 2019
sebesar 99,71%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Tersedianya
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya dalam
Mencapai Kepuasan Layanan” telah tercapai dengan efisien. Kondisi ini
terlihat dari capaian IKK tahun 2019 sebesar 100,00% dibandingkan dengan
capaian OH tahun 2019 sebesar 100,00%.
Sasaran kegiatan ”Termanfaatkannya aset secara optimal” didukung empat
IKK dengan target, realisasi dan capaian sebagaiamana disajikan pada
Tabel 3.12.
Tabel 3.16
Target, Realisasi Dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Dukungan
No. IKK Satuan Target Realisasi
Capaian (%)
8.2.1 Terlaksananya rehabilitasi rumah negara perwakilan BPKP
Unit 3 3 100,00%
8.2.2 Tersedianya alat pengolahan data BPKP
Unit 13 13 100,00%
8.2.3 Tersedianya meubelair perwakilan BPKP
Unit 81 81 100,00%
Sasaran Kegiatan 9: Termanfaatkannya Aset secara Optimal
65
8.2.4 Tersedianya Alat Rumah tangga BPKP
Unit 10 11 110,00%
Uraian capaian IKK sasaran kegiatan dukungan “Termanfaatkannya aset
secara optimal” sebagai berikut:
Realisasi IKK “Terlaksananya Rehabilitasi Rumah Negara Perwakilan BPKP”
tahun 2019 adalah sebanyak 3 unit atau 100,00 % dari target sebesar 3 unit.
Realisasi sebanyak 3 unit merupakan rehabilitasi atas rumah dinas Kepala
Perwakilan, rumah dinas Banjarmasin dan gedung arsip Banjarmasin.
Realisasi output sampai dengan Tahun 2019 sebanyak 3 unit meningkat 1
unit dibandingkan dengan realisasi Tahun 2018 sebesar 2 unit. Capaian
output Tahun 2019 masih sama dibandingkan dengan capaian Tahun 2018
sebesar 100,00%. Faktor penyebab meningkatnya realisasi output karena
Tahun anggaran 2018 tidak tersedia anggaran untuk rehabilitasi rumah dinas.
Realisasi kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar Rp442.498.500,00
atau 100,00 % dari anggaran tahun 2019 sebesar Rp442.500.000,00.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Terlaksananya Rehabilitasi Rumah Negara
Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari
capaian IKK tahun 2019 sebesar 100,00 % sama dengan capaian dana
tahun 2019 sebesar 100,00%.
Realisasi IKK “Tersedianya Alat Pengolahan Data BPKP” tahun 2019 adalah
sebanyak 13 unit atau 100,00% dari target sebesar 13 unit.
Realisasi output sampai dengan Tahun 2019 sebanyak 13 lebih besar 8 unit
dibandingkan dengan realisasi Tahun 2018 sebanyak 5 unit. Capaian output
Tahun 2019 masih sama dibandingkan dengan capaian Tahun 2018 sebesar
100,00%.
Realisasi kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar Rp121.791.949,00
atau 99,24% dari anggaran tahun 2019 sebesar Rp122.730.000,00.
9.1
Terlaksananya Rehabilitasi Rumah Negara Perwakilan BPKP
9.2
Tersedianya Alat Pengolahan Data BPKP
66
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Tersedianya Alat Pengolahan Data BPKP”
telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKK tahun 2019
sebesar 100,00 % lebih besar dibandingkan capaian dana tahun 2019
sebesar 99,24%.
Realisasi IKK “Tersedianya Meubelair Perwakilan BPKP” tahun 2019 adalah
sebanyak 81 unit atau 100,00% dari target sebesar 81 unit.
Realisasi output sampai dengan Tahun 2019 sebanyak 81 unit meningkat 39
unit dibandingkan dengan realisasi Tahun 2018 sebesar 42 unit. Capaian
output Tahun 2019 masih sama dibandingkan dengan capaian Tahun 2018
sebesar 100,00%.
Realisasi kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar Rp130.000.000,00
atau 100,00% dari anggaran tahun 2019 sebesar Rp130.000.000,00.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Tersedianya Meubelair Perwakilan BPKP”
telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKK tahun 2019
sebesar 100,00% sama dengan capaian dana tahun 2019 sebesar 100,00%.
Realisasi IKK “Tersedianya Sarana Prasarana BPKP” tahun 2019 adalah
sebanyak 11 unit atau 110,00% dari target sebesar 10 unit. Faktor penyebab
capaian indikator kinerja ini adalah terdapat realisasi pengadaan sebanyak 11
unit AC yang terdiri dari 9 AC Split dan 2 AC Standing Floor dibandingkan
dengan target sebanyak 10 unit AC Split.
Realisasi output sampai dengan tahun 2019 tidak dapat dibandingkan dengan
realisasi tahun 2018 karena tidak terdapat target atas sasaran kegiatan ini
pada tahun 2018.
Realisasi kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar Rp 88.877.535,00
atau 98,75% dari anggaran tahun 2019 sebesar Rp90.000.000,00.
9.3
Tersedianya Meubelair Perwakilan BPKP
9.4
Tersedianya Sarana Prasarana BPKP
67
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Tersedianya Sarana Prasarana BPKP”
telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKK tahun 2019
sebesar 110,00 % lebih besar dibandingkan capaian dana tahun 2019
sebesar 98,75%.
3. AKUNTABILITAS KINERJA LAINNYA
a. Kinerja Lain
Selain kinerja pengawasan dan dukungan pengawasan yang diuraikan di
atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan juga melaksanakan
inovasi, antara lain:
1. Penambahan Papan Informasi Digital
2. Pembuatan survey online
3. Kotak saran/komentar online
4. Monitoring SPJ Perjalanan dinas online
b. Penghargaan
Penghargaan yang diterima oleh perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 adalah Satker Terbaik atas Nilai Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Triwulan III T.A 2019 Kategori Pagu Sedang
(diantara 25 M s.d. 50M) dari Kantor Wilayah DJPb Provinsi Kalimantan
Selatan.
68
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Realisasi anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019
sebesar Rp27.789.678.187,00 atau terserap 97,80% dibandingkan dengan
anggaran tahun 2019 sebesar Rp28.415.672.000,00.
Diagram 3.1 Anggaran dan Realisasi
69
BAB IV PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan, di
samping merupakan pertanggungjawaban kinerja perwakilan dalam mencapai
sasaran program tahun 2019, juga mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah
diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar dapat dilakukan berdasarkan
hasil analisis dan evaluasi capaian kinerja terhadap proses perencanaan kinerja,
pengukuran kinerja, pelaporan kinerja dan evaluasi kinerja dalam upaya peningkatan
pencapaian sasaran organisasi di masa mendatang.
Secara umum Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan telah mencapai kinerja
sebagaimana ditargetkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019. Hal ini dibuktikan
dengan realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) yang mencapai/melebihi target
sebanyak 13 indikator dari 15 indikator yang ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Capaian Sasaran Program Tahun 2019
Sasaran Program Indikator Kinerja Program
Sasaran Program 1 IKU 1 tercapai 117,34%
IKU 2 tercapai 148,80%
IKU 3 tercapai 161,29%
Sasaran Program 2 IKU 1 tercapai 64,82%
IKU 2 tercapai 133,33%
Sasaran Program 3 IKU 1 tercapai 125,00%
Sasaran Program 4 IKU 1 tercapai 181,82%
Sasaran Program 5 IKU 1 tercapai 142,85%
Sasaran Program 6 IKU 1 tercapai 100,00%
IKU 2 tercapai 109,09%
IKU 3 tercapai 150,00%
Sasaran Program 7 IKU 1 tercapai 100,00%
IKU 2 tercapai 100,00%
IKU 3 tercapai 100,00%
Sasaran Program 8 IKU 1 tercapai 99,75%
Meskipun begitu, masih terdapat beberapa indikator yang belum tercapai sesuai
target. Hal ini merupakan tugas ke depan dalam memperbaiki kinerja yang belum
tercapai dan sekaligus mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja perwakilan
yang telah tercapai.
70
Upaya yang akan dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja di masa yang akan
datang terhadap IKU yang belum mencapai target, antara lain:
1. Meningkatkan Koordinasi dengan APH terkait dengan kasus yang ditangani
untuk meningkatkan presentase hasil pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan di persidangan.
2. Perbaikan layanan keuangan, penyediaan sarana prasarana secara tepat dan
efisien, dan peningkatan layanan kepegawaian yang lebih responsif dengan
mengedepankan kebutuhan pegawai untuk peningkatan kepuasan atas
pelayanan ketatausahaan Perwakilan BPKP.
Lampiran I/1 - 2
Anggaran (Rp000) Realisasi (Rp000) % Rencana Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi
Hasil Pengawasan
% 70.00 82.14 117.34
Persentase BUMD yang Kinerjanya
Minimal Berpredikat Baik dari BUMD
yang Dievaluasi
% 56.00 83.33 148.80
Presentase BLUD yang tata kelolanya
Minimal Cukup Baik dari BLUD yang
Dievaluasi
% 62.00 100.00 161.29
Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang Dimanfaatkan di
Persidangan
% 60.00 38.89 64.82
Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang Dimanfaatkan oleh
APH
% 75.00 100.00 133.33
3 Meningkatnya
Penyelesaian Hambatan
Pelaksanaan Pembangunan
Nasional
Persentase Penyelesaian Hambatan
Kelancaran Pembangunan
% 80.00 100.00 125.00
4 Meningkatnya Kualitas
Tatakelola Pemerintah dan
korporasi dalam
Pencegahan Korupsi
Persentase K/L/P/K Yang
Mengimplementasikan FCP (termasuk
FRA)
% 55.00 100.00 181.82
5 Meningkatnya Kepedulian
K/L/P/K dan Masyarakat
terhadap Korupsi
Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas
Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) Yang
Mengimplementasikan Sistem
Pengaduan Masyarakat
% 70.00 100.00 142.86
Persentase Pemerintah Provinsi dengan
Maturitas SPIP Level 3
% 100.00 100.00 100.00
Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Maturitas SPIP Level 3
% 84.62 92.31 109.09
Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Maturitas SPIP Level 2
% 15.38 7.69 150.00
Persentase APIP Pemerintah Provinsi
dengan Kapabilitas Level 3
% 100.00 100.00 100.00
Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 3
% 84.62 84.62 100.00
Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 2
% 15.38 15.38 100.00
6
Realisasi Capaian (%)
Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP Pemda
Meningkatnya Kapabilitas
Pengawasan Intern
Pemerintah Pemda
7
KINERJA SASARAN PROGRAM DAN PENGGUNAAN DANA/SDM (OH) TAHUN 2019
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Keuangan (Rp000) SDM (OH)
Satuan TargetNo. Sasaran Program Indikator Kinerja Program
Perbaikan Pengelolaan
Program Prioritas Nasional
dan Pengelolaan Keuangan
Negara/Korporasi
Meningkatnya Efektifitas
Hasil Pengawasan
Keinvestigasian
2
1
Lampiran I/2 - 2
Anggaran (Rp000) Realisasi (Rp000) % Rencana Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Realisasi Capaian (%)
Keuangan (Rp000) SDM (OH)
Satuan TargetNo. Sasaran Program Indikator Kinerja Program
5,373,943 4,815,129 89.60142212 14,020 12,283 87.61055635
8Tersedianya Dukungan
Teknis Kepuasan atas
Pelayanan Ketatausahaan
Perwakilan BPKP
Kepuasan atas Pelayanan
Ketatausahaan Perwakilan BPKP
(skala likert 1-10) skala 8 7.98 99.75
23,041,729 22,974,549 99.7084413 6,340 6,340 100
28,415,672 27,789,678 97.80 20,360 18,623 91.47JUMLAH
Sub Jumlah Dukungan Teknis
Sub Jumlah Pengawasan
Lampiran II / 1 - 2
No Sasaran Program Indikator Kinerja Program SatuanNaik /
(Turun)
Naik /
(Turun)
2018 2019 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7=6-5 8 9 10=9-8 11 12 13=11/12*100%
Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi
Hasil Pengawasan% 64.03 82.14 18.11 106.72 117.34 10.63 82.14 70.00 117.34
Persentase BUMD yang Kinerjanya
Minimal Berpredikat Baik dari BUMD
yang Dibina% 91.67 83.33 (8.34) 166.67 148.80 (17.87) 83.33 60.00 138.88
Presentase BLUD yang Kinerjanya
Minimal Cukup Baik dari BLUD yang
Dievaluasi% 100.00 100.00 - 181.82 161.29 (20.53) 100.00 60.00 166.67
Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang Dimanfaatkan di
Persidangan% 50.00 38.89 (11.11) 100.00 64.82 (35.18) 38.89 60.00 64.82
Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang Dimanfaatkan oleh
APH% 100.00 100.00 - 138.89 133.33 (5.56) 100.00 75.00 133.33
Persentase Hasil Audit Penyesuaian Harga
yang Dimanfaatkan oleh K/L/P/K % 100.00 (100.00) -
3 Meningkatnya Penyelesaian
Hambatan Pelaksanaan
Pembangunan Nasional
Persentase Penyelesaian Hambatan
Kelancaran Pembangunan % - 100.00 N/A - 125.00 N/A 100.00 80.00 125.00
4 Meningkatnya Kualitas
Tatakelola Pemerintah dan
korporasi dalam Pencegahan
Korupsi
Persentase K/L/P/K Yang
Mengimplementasikan FCP (termasuk
FRA) % 100.00 100.00 - 192.308 181.82 (10.49) 100.00 55.00 181.82
5 Meningkatnya Kepedulian
K/L/P/K dan Masyarakat
terhadap Korupsi
Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas
Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) Yang
Mengimplementasikan Sistem Pengaduan
Masyarakat
% 0.00 100.00 100.00 0.00 142.86 142.86 100.00 70.00 142.86
Persentase Pemerintah Provinsi dengan
Maturitas SPIP Level 3% 100.00 100.00 - 100.00 100.00 - 100.00 100.00 100.00
Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Maturitas SPIP Level 3 % 85.00 92.31 7.31 100.00 109.09 9.09 92.31 100.00 92.31
Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Maturitas SPIP Level 2 % 15.00 7.69 7.31 100.00 150.00 50.00 7.69 0.00 -
PERBANDINGAN REALISASI DAN CAPAIAN OUTCOME TAHUN 2019 DENGAN TAHUN 2018 DAN TARGET 2019
1
2
Realisasi
2019
Target
2019
% realisasi
2018 dari
target 2019
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
6 Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP Pemda
Realisasi Capaian
Perbaikan Pengelolaan Program
Prioritas Nasional dan
Pengelolaan Keuangan
Negara/Korporasi
Meningkatnya Efektifitas Hasil
Pengawasan Keinvestigasian
Lampiran II / 2 - 2
No Sasaran Program Indikator Kinerja Program SatuanNaik /
(Turun)
Naik /
(Turun)
2018 2019 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7=6-5 8 9 10=9-8 11 12 13=11/12*100%
Realisasi
2019
Target
2019
% realisasi
2018 dari
target 2019
Realisasi Capaian
Persentase APIP Pemerintah Provinsi
dengan Kapabilitas Level 3% 100.00 100.00 - 100.00 100.00 - 100.00 100.00 100.00
Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 3 % 92.31 84.62 (7.69) 92.31 100.00 7.69 84.62 100.00 84.62
Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 2 % 7.69 15.38 (7.69) 0.00 100.00 100.00 15.38 0.00 -
Tersedianya Dukungan Teknis
Kepuasan atas Pelayanan
Ketatausahaan Perwakilan BPKP
Kepuasan atas Pelayanan
Ketatausahaan Perwakilan BPKPskala 7.73 7.98 0.25 96.63 99.75 3.12 7.98 8 99.75
7 Meningkatnya Kapabilitas
Pengawasan Intern Pemerintah
Pemda
Lampiran III / 1 - 1
No. Nama PDAM SKOR TINGKAT KESEHATAN
1 2 3 4
1 PDAM Bandarmasih 3.66 Sehat
2 PDAM Intan Banjar 3.44 Sehat
3 PDAM Kabupaten Tapin 2.93 Sehat
4 PDAM Kabupaten Hulu Sungai Selatan 3.05 Sehat
5 PDAM Kabupaten Hulu Sungai Tengah 3.12 Sehat
6 PDAM Kabupaten Hulu Sungai Utara 3.12 Sehat
7 PDAM Kabupaten Balangan 3.36 Sehat
8 PDAM Kabupaten Tabalong 3.28 Sehat
9 PDAM Kabupaten Tanah Laut 2.80 Kurang Sehat
10 PDAM Bersujud Kabupaten Tanah Bumbu 3.03 Sehat
11 PDAM Kabupaten Kotabaru 2.79 Kurang Sehat
12 PDAM Kabupaten Barito Kuala 3.02 Sehat
TINGKAT KESEHATAN BUMD TAHUN 2019
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Lampiran IV / 1 - 1
Self Assessment QA Perwakilan Reviu Rendal/SP
1 2 3 5 6 7 8
1 Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 3.038 3 (Terdefinisi) v
2 Pemerintah Kota Banjarmasin 3.087 3 (Terdefinisi) v
3 Pemerintah Kota Banjarbaru 3.06 3 (Terdefinisi) v
4 Pemerintah Kabupaten Tanah Laut 3.1205 3 (Terdefinisi) v
5 Pemerintah Kabupaten Kotabaru 3.0602 3 (Terdefinisi) v
6 Pemerintah Kabupaten Banjar 3.0057 3 (Terdefinisi) v
7 Pemerintah Kabupaten Barito Kuala 3.0000 3 (Terdefinisi) v
8 Pemerintah Kabupaten Tapin 3.0375 3 (Terdefinisi) v
9 Pemerintah Kabupaten HSS 3.083 3 (Terdefinisi) v
10 Pemerintah Kabupaten HST **) 2.4057 2 (Berkembang)
11 Pemerintah Kabupaten HSU 3.06 3 (Terdefinisi) v
12 Pemerintah Kabupaten Tabalong 3.038 3 (Terdefinisi) v
13 Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu 3.083 3 (Terdefinisi) v
14 Pemerintah Kabupaten Balangan 3.023 3 (Terdefinisi) v
Keterangan : *) untuk status terakhhir diisi tanda V pada kolom (6, 7 atau 8) yang sesuai dengan status level yang disajikan
**) Hasil evaluasi oleh BPKP, tahun 2016
Status Terakhir *)
No. Nama Pemda Skor Level
MATURITAS SPIP PEMDA TAHUN 2019
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Lampiran V / 1 - 1
Self Assessment QA Perwakilan Reviu Rendal
1 2 3 4 5 6
1 Inspektorat Provinsi Kalsel 3 V
2 Inspektorat Kota Banjarmasin 3 V
3 Inspektorat Kota Banjarbaru 2 V
4 Inspektorat Kabupaten Banjar 3 DC V
5 Inspektorat Kabupaten Batola 3 DC V
6 Inspektorat Kabupaten HSS 3 V
7 Inspektorat Kabupaten HST 2 V
8 Inspektorat Kabupaten HSU 3 DC V
9 Inspektorat Kabupaten Balangan 3 V
10 Inspektorat Kabupaten Tabalong 3 DC V
11 Inspektorat Kabupaten Tapin 3 DC V
12 Inspektorat Kabupaten Kotabaru 3 DC V
13 Inspektorat Kabupaten Tanah Laut 3 DC V
14 Inspektorat Kabupaten Tanah Bumbu 3 DC V
Keterangan: *) untuk status terakhir diisi tanda V pada kolom yang sesuai dengan status level yang disajikan
No. Nama Pemda Level
Status Terakhir *)
KAPABILITAS APIP PEMDA TAHUN 2019
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Lampiran VI /1 - 2
Penggunaan
Dana
Penggunaan
SDM/OH
Target Realisasi % Target Realisasi %Efisien/
Tidak Efisien
Efisien/
Tidak Efisien
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Tersedianya Informasi
Hasil Pengawasan Proyek
Strategis dan Prioritas
Presiden Perwakilan
BPKP
Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan Proyek Strategis
dan Prioritas Presiden
Perwakilan BPKP
Laporan 30 36 120.00 422,580 401,119 94.92 2,160 1,519 70.32 Efisien Efisien
2 Tersedianya Informasi
Hasil Pengawasan
Pembangunan Prioritas
Nasional Perwakilan
BPKP
Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan Pembangunan
Prioritas Nasional Perwakilan
BPKP
Laporan 98 117 119.39 2,768,782 2,255,847 81.47 6,655 6,659 100.06 Efisien Efisien
3 Tersedianya Informasi
Hasil Pembinaan
Penerapan SIMDA
Integrasi
Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan Penerapan SIMDA
Integrasi Perwakilan BPKP
Laporan 9 9 100.00 245,169 244,505 99.73 360 199 55.28 Efisien Efisien
4 Tersedianya Informasi
Hasil Pengawasan Dana
Desa
Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan Dana Desa
Perwakilan BPKP
Laporan 16 16 100.00 338,176 337,611 99.83 640 545 85.16 Efisien Efisien
5 Tersedianya Informasi
Hasil Pengawasan atas
Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban
Keuangan Dana Pemilu
Tahun 2019
Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan atas Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban
Keuangan Dana Pemilu Tahun
2019 Perwakilan BPKP
Laporan 6 6 100.00 169,308 169,192 99.93 540 356 65.93 Efisien Efisien
6 Tersedianya Informasi
Hasil Pembinaan SPIP
Perwakilan BPKP
Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan SPIP Perwakilan
BPKP
laporan 35 42 120.00 1,024,262 1,007,706 98.38 1,895 2,062 108.81 Efisien Efisien
7 Tersedianya Informasi
Hasil Pembinaan
Kapabilitas APIP
Perwakilan BPKP
Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan Kapabilitas APIP
Perwakilan BPKP
laporan 31 31 100.00 405,666 399,149 98.39 1,770 943 53.28 Efisien Efisien
225 257 114.22222 5,373,943 4,815,129 89.60 14,020 12,283 87.61
8 Tersedianya Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
lainnya dalam Mencapai
Kepuasan Layanan
Jumlah Layanan Dukungan
Manajemen Perwakilan BPKP
laporan 83 83 100.00 22,256,499 22,191,381 99.71 6,340 6,340 100.00 Efisien Efisien
9 Termanfaatkannya Aset
secara Optimal
Terlaksananya Rehabilitasi
Rumah Negara Perwakilan
BPKP
Paket 3 3 100.00 442,500 442,499 100.00 n/a Efisien
Tersedianya Alat Pengolahan
Data BPKP
unit 13 13 100.00 122,730 121,792 99.24 n/a Efisien
Tersedianya Meubelair
Perwakilan BPKP
unit 81 81 100.00 130,000 130,000 100.00 n/a Efisien
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN DANA/OH (SDM)
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2019
Dana (Rp000) SDM (OH)
Target RealisasiCapaian
(%)
JUMLAH SASARAN KEGIATAN PENGAWASAN
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan
Lampiran VI /2 - 2
Penggunaan
Dana
Penggunaan
SDM/OH
Target Realisasi % Target Realisasi %Efisien/
Tidak Efisien
Efisien/
Tidak Efisien
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN DANA/OH (SDM)
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2019
Dana (Rp000) SDM (OH)
Target RealisasiCapaian
(%)No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan
Tersedianya Sarana Prasarana
BPKP
unit 10 11 110.00 90,000 88,878 98.75 n/a Efisien
23,041,729 22,974,549 99.71 6,340 6,340 100.00
28,415,672 27,789,678 97.80 20,360 18,623 91.47
JUMLAH SASARAN KEGIATAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA
TOTAL
Lampiran VII / 1 - 2
2018 2019 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7=6-5 8 9 10=9-8
1
Tersedianya Informasi Hasil
Pengawasan Proyek Strategis
dan Prioritas Presiden
Perwakilan BPKP
Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan Proyek Strategis
dan Prioritas Presiden
Perwakilan BPKP
Laporan - 36 36 n/a 120.00 120.00
2
Tersedianya Informasi Hasil
Pengawasan Pembangunan
Prioritas Nasional Perwakilan
BPKP
Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan Pembangunan
Prioritas Nasional Perwakilan
BPKP
Laporan 70 117 47 112.90 119.39 6.48
3
Tersedianya Informasi Hasil
Pembinaan Penerapan SIMDA
Integrasi
Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan Penerapan SIMDA
Integrasi Perwakilan BPKPLaporan 17 9 (8) 850.00 100.00 (750.00)
4Tersedianya Informasi Hasil
Pengawasan Dana Desa
Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan Dana Desa
Perwakilan BPKP
Laporan - 16 16 n/a 100.00 100.00
5
Tersedianya Informasi Hasil
Pengawsan atas Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban
Keuangan Dana Pemilu Tahun
2019
Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan atas Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban
Keuangan Dana Pemilu Tahun
2019 Perwakilan BPKP
Laporan - 6 6 n/a 100.00 100.00
6Tersedianya Informasi Hasil
Pembinaan SPIP Perwakilan
BPKP
Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan SPIP Perwakilan
BPKP
laporan 19 42 23 100.00 120.00 20.00
7
Tersedianya Informasi Hasil
Pembinaan Kapabilitas APIP
Perwakilan BPKP
Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan Kapabilitas APIP
Perwakilan BPKPlaporan 34 31 (3) 136.00 100.00 (36.00)
8 Tersedianya Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis lainnya dalam
Mencapai Kepuasan Layanan
Jumlah Layanan Dukungan
Manajemen Perwakilan BPKP
laporan 80 83 3 100.00 100.00 -
Naik / (Turun)
PERBANDINGAN REALISASI DAN CAPAIAN KEGIATAN TAHUN 2019 DENGAN TAHUN 2018
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
Realisasi Capaian No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan
Naik /
(Turun)
Lampiran VII / 2 - 2
2018 2019 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7=6-5 8 9 10=9-8
Naik / (Turun)Realisasi Capaian
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Naik /
(Turun)
9 Termanfaatkannya Aset secara
Optimal
Terlaksananya Rehabilitasi
Rumah Negara Perwakilan
BPKP
Paket 2 3 1 100.00 100.00 -
Tersedianya Alat Pengolahan
Data BPKP unit 5 13 8 100.00 100.00 -
Tersedianya Meubelair
Perwakilan BPKP unit 42 81 39 100.00 100.00 -
Tersedianya Sarana Prasarana
BPKPunit - 11 11 - 110.00 110
Lampiran VIII / 1 - 2
NO NAMA PENGHARGAANINSTANSI/LEMBAGA PEMBERI
PENGHARGAAN
TAHUN
PENGHARGAAN
RINGKASAN SUBSTANSI
PENGHARGAAN
1 2 3 4 5
1Anugrah Media Kehumasan BPKP
Tahun 2015BPKP Pusat 2015
Juara 1 Unit Kerja Pengirim Berita Harian
Teraktif
2Anugrah Media Kehumasan BPKP
Tahun 2015BPKP Pusat 2015
Juara 2 Unit Kerja Pengunggah Berita
Harian Teraktif
3Anugrah Media Kehumasan BPKP
Tahun 2015BPKP Pusat 2015 Juara 3 Majalah Internal Terbaik
4Penghematan Energi dan Air Tahun
2016 di Lingkungan BPKPBPKP Pusat 2016
Juara Harapan 1 dalam Perlombaan
Penghematan Energi dan Air Tahun 2016
di Lingkungan BPKP
5
Penghargaan kepada BPKP atas
kerjasama yang baik sehingga Kota
Banjarmasin meraih WTP pada
tahun 2013,2014 dan 2015
Kota Banjarmasin 2016
Apresiasi dan ucapan terima kasih atas
kinerja BPKP dari Pemerintah Kota
Banjarmasin
6
Penghargaan kepada BPKP atas
kerjasama yang baik sehingga Kota
Banjarmasin meraih WTP pada
tahun 2015
Kota Banjarbaru 2016
Apresiasi dan ucapan terima kasih atas
kinerja BPKP dari Pemerintah Kota
Banjarbaru
7
Perwakilan BPKP Terbaik Kedua
dalam Pengelolaan Keuangan
Daerah
BPKP Pusat 2016Perwakilan BPKP Terbaik dalam
Pengelolaan Keuangan Daerah
8
Penghargaan kepada BPKP atas
kerjasama yang baik sehingga
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
meraih WTP pada tahun 2015
Kabupaten Hulu Sungai Selatan 2016
Apresiasi dan ucapan terima kasih atas
kinerja BPKP dari Pemerintah Kabupaten
HSS
9
Penghargaan kepada BPKP atas
kerjasama yang baik sehingga
Kabupaten Hulu Sungai Utara
meraih WTP pada tahun 2015
Kabupaten Hulu Sungai Utara 2016 Apresiasi dan ucapan terima kasih atas
kinerja BPKP dari Pemerintah Kabupaten
HSU
10
Penghargaan kepada BPKP atas
kerjasama yang baik sehingga
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
meraih WTP pada tahun 2013,2014,
dan 2015
Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016 Apresiasi dan ucapan terima kasih atas
kinerja BPKP dari Pemerintah Kabupaten
HST
11
Unit Kerja Perwakilan BPKP Terbaik
III untuk Peningkatan Kapabilitas
APIP Pemerintah Daerah
BPKP Pusat 2017 Unit Kerja Perwakilan BPKP Terbaik
untuk Peningkatan Kapabilitas APIP
Pemda
12
Unit Kerja Perwakilan BPKP Terbaik
II untuk Implementasi SIMDA pada
Pemerintah Daerah
BPKP Pusat 2017 Unit Kerja Perwakilan BPKP Terbaik
untuk Implementasi SIMDA pada Pemda
13
Penghargaan dan ucapan terima
kasih atas kinerja BPKP dalam
membantu Pemkab Tanah Laut
meraih Opini WTP Tahun 2013,
2014, 2015, 2016
Pemerintah Kabupaten Tanah Laut 2017 Apresiasi dan ucapan terima kasih atas
kinerja BPKP dari Pemerintah Kabupaten
Tanah Laut
14
Penghargaan dan ucapan terima
kasih atas kinerja BPKP dalam
membantu Pemkab HSU meraih
Opini WTP Tahun 2015,2016,2017
dan Maturitas SPIP Level 3 Tahun
2018
Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara 2018 Apresiasi dan ucapan terima kasih atas
kinerja BPKP dari Pemerintah Kabupaten
HSU
DAFTAR PENGHARGAAN YANG DITERIMA SEJAK TAHUN 2015 SAMPAI DENGAN TAHUN 2019
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Lampiran VIII / 2 - 2
NO NAMA PENGHARGAANINSTANSI/LEMBAGA PEMBERI
PENGHARGAAN
TAHUN
PENGHARGAAN
RINGKASAN SUBSTANSI
PENGHARGAAN
1 2 3 4 5
15
Perwakilan BPKP Terbaik Kedua
dalam Realisasi PKPT pada Aplikasi
SIMA
BPKP Pusat 2018 Perwakilan BPKP Terbaik Kedua dalam
Realisasi PKPT pada Aplikasi SIMA
16
Perwakilan BPKP Terbaik Kedua
dalam Percepatan Penerbitan
Laporan pada Aplikasi SIMA
BPKP Pusat 2018 Perwakilan BPKP Terbaik II dalam
Percepatan Penerbitan Laporan pada
Aplikasi SIMA
17
Penghargaan atas capaian kinerja
untuk peningkatan Maturitas SPIP
Pemerintah Daerah
BPKP Pusat 2018 Capaian Kinerja Terbaik I untuk
Peningkatan Maturitas SPIP Pemda
18
Olahraga Hari Oeang ke-72 se-
Provinsi Kalimantan Selatan
Kementrian Keuangan 2018 Juara Umum Olahraga Hari Oeang ke-72
se-Provinsi Kalimantan Selatan
19
Satker terbaik atas Nilai Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Triwulan III
T.A 2019 Kategori Pagu Sedang
(diantara 25 M s.d. 50M)
Kantor Wilayah DJPb Provinsi Kalimantan
Selatan
2019 Satker terbaik atas Nilai Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Triwulan III T.A
2019 Kategori Pagu Sedang (diantara 25
M s.d. 50M)