18
KASUS UJIAN SKIZOAFEKTIF Penguji : Dr. Agung Frijanto, Sp.KJ Disusun oleh : Silpi Hamidiya !""#.$#"#.$%#& KE'ANITE(AAN K)INIK I)*U KESEHATAN JI+A (S JI+A IS)A* K)ENDE( JAKA(TA $#" 1

KASUS - UJIAN SKIZOAFEKTIF

Embed Size (px)

DESCRIPTION

word

Citation preview

KASUS UJIANSKIZOAFEKTIF

Penguji :Dr. Agung Frijanto, Sp.KJ

Disusun oleh :

Silpi Hamidiyah (110.2010.270)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

RS JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA

2015

STATUS PASIENI. IDENTITAS Nama

: Nn. ES Umur

: 23 Tahun Jenis Kelamin

: Perempuan Agama

: Islam Suku/Bangsa

: Betawi / Indonesia Pendidikan

: Mahasiswi (Tidak Tamat) Pekerjaan

: Saat ini tidak bekerja Alamat

: Bekasi Status Perkawinan: Belum Menikah Tanggal MRS

: 15 Mei 2015 Cara MRS

: Pasien datang dibawa oleh AyahnyaII. RIWAYAT PSIKIATRIRiwayat penyakit pasien diperoleh dari :

Autoanamnesis pada tanggal 16 Mei 2015 di ruang rawat inap RSJI Klender Alloanamnesis pada tanggal 16 Mei 2015 terhadap : Ny.E (31 tahun), kakak perempuan, ibu rumah tangga Tn.A (23 tahun), teman sejak kecil, bekerja sebagai karyawan Nn.N (23 tahun), teman SMA, mahasiswi Rekam Medis pasienA. Keluhan UtamaMengamuk dan meresahkan tetangga sejak 1 hari sebelum masuk RS.B. Riwayat Gangguan SekarangSejak 8 bulan SMRS, pasien berubah jadi pendiam, murung, sering melamun dan tidak merespon bila diajak bicara. Beberapa hari kemudian pasien jadi sering bicara-bicara sendiri didalam kamar dan bicaranya melantur. Pasien pernah mengaku-ngaku bahwa dirinya utusan Tuhan dan bisa berkomunikasi dengan mahluk halus. Menurut pasien, dirinya tiba-tiba merasa lemas, cepat lelah, mudah mengantuk dan malas kemana-mana. Pasien juga tidak mengerti apa yang diucapkan oleh orang, tidak mengerti caranya mencuci piring bahkan tidak tahu cara menumpuk gelas. Ia tidak tahu mengapa bisa seperti itu. Pasien mengatakan dirinya dianugerahi kemampuan untuk melihat, mendengar dan berkomunikasi dengan mahluk gaib. Pasien mendengar bisikan gaib yang melarangnya untuk solat dan mengaji serta menyuruhnya untuk bunuh diri, pasien selalu menyangkal bisikan itu. Pasien mengatakan kemampuannya berkomunikasi terjadi hanya bila makluk gaib tersebut memasuki pikirannya dan badannya, mahluk itu akan mengendalikan badan dan pikirannya untuk berkomunikasi. Pasien juga mampu menerawang perjodohan seseorang dan meramal berkat mahluk gaib tersebut. Belakangan ini pasien gelisah karena ia yakin beberapa mahluk gaib berusaha untuk mencelakainya. Pasien pernah melihat ada tangan setan yang menarik stang motornya saat sedang berkendara hingga ia akhirnya terjatuh. Kakak pasien mengatakan adiknya dengan sengaja memiringkan motor kemudian menjatuhkannya tanpa alasan dan tiba-tiba berteriak Alhamdulilah Allah telah melindungi saya. Pasien yakin mahluk jahat tersebut adalah guna-guna dari istri teman kerjanya yang tidak suka pada pasien karena pasien dekat dengan suaminya. Kakak pasien mengatakan keanehan pasien ini tidak didahului oleh demam, pingsan, kecelakaan, kejang-kejang atau Napza. Pasien mulai seperti ini sejak berhenti kerja beberapa hari yang lalu. Karena khawatir pada pasien, keluarga membawanya berobat ke paranormal. Selama 1 bulan berobat, pasien tidak mengalami perbaikan, sehingga keluarga mencoba membawa pasien menemui ustad dan kyai untuk di rukiah dan diberikan bimbingan agama. Selama 2 bulan pengobatan, pasien belum banyak berubah, hanya tidak murung lagi.3 bulan SMRS, pasien menjadi tidak murung lagi, bisa merespon bila diajak bicara. Pasien jadi senang keluyuran keluar rumah dan pulang malam. Pasien juga gemar belanja padahal tidak punya uang sehingga keluarga terpaksa membayar tagihan belanjanya. Menurut pasien dirinya mulai sembuh, tidak seperti sebelumnya dimana ia merasa sekelilingnya tidak nyata dan seperti ada di alam lain yang tak dikenalnya. Dirinya kini lebih bersemangat dan ceria kembali, malah pasien ingin banyak bicara dan banyak bercerita, ingin jalan-jalan melihat pemandangan dan ingin belanja. Pasien mengatakan dengan kemampuannya berkomunikasi dan melihat mahluk gaib, ia ingin menolong orang lain yang sedang diguna-guna, caranya dengan membunuh dan membelah mahluk gaib itu menggunakan pedang gaib yang ia miliki. Menurut pasien kegiatan tersebut lebih bermanfaat daripada dirumah dan tidak melakukan apa-apa, hanya membuat pasien tambah bosan dan stres. Pasien bersikap seperti ini selama kurang lebih 2 bulan.

1 bulan SMRS pasien dibawa ke poli jiwa RS POLRI karena keluarga sudah tidak sanggup mengendalikan perilaku pasien. Pasien sempat memberontak saat dibawa dan berkata bahwa dirinya tidak gila. Selama di RS pasien gelisah dan tidak bisa diam. Kakak pasien lupa diagnosis pasien saat itu, namun pasien mendapatkan 3 jenis obat salah satunya Seroquel. Pasien selalu mengamuk setiap kali disuruh minum obat, ia mengatakan bahwa dirinya tidak gila dan tidak perlu minum obat gila. Sehingga pengobatan pasien tidak pernah teratur dan pasien tidak pernah kontrol lagi.3 minggu SMRS pasien kabur dari rumah saat disuruh minum obat. Pasien tidak pulang seharian dan tidak ada yang tahu dimana keberadaan pasien. Keesokan paginya pasien tiba-tiba pulang sendiri. Pasien mengatakan dirinya pergi ke bandung sendirian naik travel dengan maksud untuk mencari uang agar bisa membeli Seroquel. Selama di Bandung pasien menginap di rumah teman kerjanya dulu dan pasien pulang naik travel juga. Pasien mengatakan akhir-akhir ini keluarganya menjadi tega padanya karena mengurung pasien tiap malam, keluarganya tidak pernah mengerti dirinya dan malah terus-menerus membuatnya marah. Pasien mengatakan tidak akan pernah tenang selama masih di rumah.1 minggu SMRS, pasien tiba-tiba membatalkan acara lamaran yang sudah ia rencanakan sebelumnya dengan kekasihnya R. Pasien membatalkannya secara sepihak tanpa sebab jelas. Ia memutuskan hubungan cinta dengan kekasihnya yang sudah berjalan selama 4 tahun. Setiap tengah malam pasien kabur dari rumah, pergi ketempat selingkuhannya F yg merupakan seorang pecandu narkoba. Setiap kabur ke tempat F, pasien tidak pulang semalaman. Pasien baru pulang keesokan paginya. Keluarga selalu melarang pasien berhubungan dengan F, namun pasien akan marah-marah dan mengamuk bila dilarang, sehingga keluarga memutuskan untuk mengurung pasien di kamarnya tiap kali akan kabur. Menurut pasien, ia yakin bahwa jodohnya bukanlah R melainkan F, sehingga ia harus menikah dengan F apapun yang terjadi. Keyakinan pasien ini berasal dari bisikan-bisikan Tuhan yang mengatakan bahwa pasien dan F sudah ditakdirkan berjodoh dan bila pasien menikah dengan F hokinya akan besar, selalu diberkahi serta hidup bahagia. Pasien terus mencoba untuk kabur dari rumah dan menemui F tiap malam dan keluarga selalu mengurungnya.1 hari SMRS, pasien kabur lagi saat tengah malam untuk menemui F sehingga keluarga mengurungnya lagi di rumah. Pasien kembali mengamuk-ngamuk dan memecahkan perabot rumah, ia juga teriak-teriak sehingga mengganggu warga yang sedang beristirahat. Pasien mengaku kesal pada keluarganya karena tidak pernah mengerti dirinya, ia tidak menyangka keluarganya tega selalu mengurungnya dan merebut kebebasannya untuk hidup dan memilih pasangan hidupnya. Kakak pasien mengatakan bahwa keluarga pun tidak tega selalu mengurung pasien tiap kali akan kabur, sehingga keluarga memutuskan untuk merawat inap pasien di RS Jiwa. Setelah tenang, pasien kemudian dibawa ke RS Jiwa Klender oleh ayahnya, kali ini pasien tidak memberontak karena pasien dijanjikan akan dinikahi dengan F sehingga pasien menurut saja. Saat ditanya, pasien masih bersikeras bahwa dirinya tidak sakit jiwa.C. Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Psikiatri

Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.2. MedisRiwayat Epilepsi

: disangkal

Cedera / Trauma kepala: disangkal

Riwayat Pingsan

: disangkal

Kejang Demam

: disangkal

Riwayat Alergi

: disangkalRiwayat Opname

: disangkal3. Penggunaan zatPasien tidak merokok, riwayat minum alkohol dan memakai NAPZA disangkal.D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Prenatal dan Perinatal

Pasien adalah anak yang diinginkan, merupakan anak ke-2 dari 6 bersaudara. Selama hamil ibu pasien tidak pernah sakit, tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan, alkohol atau merokok. Persalinan ditolong oleh bidan. Lahir spontan, Tidak ada cacat bawaan atau kelainan lain. Saat lahir langsung menangis.2. Masa Anak Awal (0-3 tahun)

Pasien di susui ibunya hingga usia 2 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur serta tidak ada riwayat trauma dan infeksi pada masa ini. Pasien kurang mendapatkan kasih sayang orang tua karena kedua orang tua sibuk bekerja. Pasien diasuh oleh nenek yang tinggal didekat rumahnya.3. Masa Anak Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien tumbuh dan berkembang sehat seperti anak lain. Pasien suka bermain dengan teman- temannya dan dibiarkan bebas bermain. Pasien dikenal sebagai anak yang ceria dan sedikit nakal. Di sekolah, pasien dikenal sebagai anak yang rajin dan pandai. Pasien selalu naik kelas dan selalu mendapat juara 1 di kelasnya. Dikelompok bermainnya pasien berperan sebagai pemimpin. Di rumah, pasien adalah anak yang penurut. Bila pasien nakal, ibunya tidak menghukumnya tapi hanyaditakut-takuti saja. Pasien punya teman dekat seorang anak laki-laki sebaya dengan pasien.4. Masa Remaja (12-18 tahun)a. Hubungan Sosial

Pasien dikenal sebagai pribadi yang baik dan supel, pasien senang bercanda dan bicara ceplas-ceplos, pasien punya banyak teman, pasien punya geng di sekolah dan pasien adalah pemimpinnya. Pasien punya beberapa teman dekat, laki-laki dan perempuan. Pasien pernah berkelahi dengan teman maupun adik kelasnya. Pasien pernah berbohong pada orang tua agar bisa pergi malam-malam bersama teman-temannya.b. Riwayat Pendidikan

Selama bersekolah dari SD sampai SMP, pasien selalu naik kelas, nilai pasien selalu diatas rata-rata dan selalu menjadi peringkat 1 dikelasnya. Namun sejak SMA pasien mulai turun peringkat. Pasien tidak lagi mendapatkan ranking 1 di kelasnya. Pasien tidak melanjutkan pendidikan kuliah karena terhalang biaya.c. Riwayat Psikoseksual

Pasien pertama kali mens di usia 11 tahun. Pasien menyukai lawan jenis. Pasien mulai senang berpakaian ketat dan minim sejak SMA. Pasien pertama kali pacaran saat SMP. Pasien sering berganti-ganti pacar. Pasien juga pernah punya lebih dari 1 pacar disaat yang sama. Pasien tidak pernah mendapatkan pendidikan seksual dari keluarganya. Pasien tidak pernah mendapatkan pelecehan seksual.5. Masa Dewasa ( > 18 tahun)a. Riwayat Pekerjaan

PT Dakota Cargo (4 tahun), pasien merasa sangat nyaman dengan pekerjaannya ini meskipun gajinya pas-pasan, namun pasien memutuskan untuk berhenti karena pasien dituduh berselingkuh dengan teman kerjanya oleh istri teman kerjanya itu. Pasien bekerja sebagai staf kasir di Superindo (2 bulan) berhenti sendiri tanpa sebab jelas.

Sales susu Nestle di Mall (3 bulan) berhenti sendiri tanpa sebab jelas.

PT Herba medika (3 bulan) berhenti sendiri tanpa sebab jelas.

PT Maxindo (seminggu) berhenti sendiri tanpa sebab jelas.

b. Kehidupan SeksualPasien belum menikah. Pasien berpacaran dengan R (teman kerjanya di PT Dakota Cargo) selama 4 tahun dan sering bertengkar karena masalah uang. Pasien punya selingkuhan bernama F (seorang pecandu narkoba) dan sudah berlangsung selama 6 bulan belakangan ini. Selama pacaran, pasien pernah berhubungan badan dengan R dan F. Pasien pernah aborsi di tahun 2012 akibat hubungannya dengan R. Keluarga pasien baru mengetahui peristiwa ini setelah pasien masuk RS akibat pendarahan.c. Riwayat Beragama

Pasien beragama Islam dan berasal dari keluarga yang taat menjalankan ibadah. Pasien rutin mengerjakan sholat 5 waktu dan solat malam. Pasien sering mengaji ke masjid dekat rumah. Setelah bekerja, pasien jadi jarang solat 5 waktu, jarang mengaji dan tidak pernah lagi ke masjid.d. Riwayat Pelanggaran hukum

Pasien tidak pernah dipenjara maupun berurusan dengan polisi.e. Aktivitas Sosial

Sejak bekerja, pasien mulai sering berdandan. Pasien juga lebih banyak bergaul dengan teman pria. Jumlah teman pria lebih banyak daripada teman wanita. Pasien sering keluar malam untuk dugem dan berpesta bersama teman-teman prianya. Pasien pernah menginap dan tidur beramai-ramai dengan teman-teman prianya tersebut.E. Situasi Kehidupan SekarangPasien tinggal di Bekasi bersama dengan ayah, ibu dan ke empat adiknya. Kakak perempuan pasien sudah menikah dan tinggal tidak jauh dari rumah pasien. Ibu pasien sudah tidak bekerja sejak sakit diabetes dan hipertensi. Dalam keluarga yang mencari nafkah adalah Ayah (cleaning servis) dan adik laki-laki (buruh pabrik). Ketiga adik perempuannya masih bersekolah. Kegiatan pasien sehari-hari yaitu bekerja di pagi hari dan setelah pulang kerja pasien menyempatkan mencuci piring, mengepel lantai, menonton tv dan mengobrol dengan kekasihnya R via telepon. Pasien kadang nongkrong-nongkrong dengan temannya. Sejak sakit, pasien sudah tidak bekerja dan lebih sering berada di rumah. Pasien dilarang nongkrong dengan temannya dan jarang ngobrol dengan tetangga.F. Riwayat KeluargaPasien merupakan anak ke 2 dari 6 bersaudara. Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga disangkal. Ibu pasien menderita diabetes dan hipertensi. Hubungan pasien dengan orang tua kurang baik. Pasien paling dekat dengan kakak perempuannya yang sudah menikah dan tidak tinggal serumah dengan pasien. Keluarga pasien termasuk golongan ekonomi menengah ke bawah. Dukungan sosial dari keluarga terbatas.Genogram Keluarga

G. Persepsi Pasien Tentang Dirinya dan Kehidupannya

Pasien melihat teman-temannya sudah menikah dan bahagia bersama suami dan anak mereka sehingga pasien memiliki mimpi-mimpi kelak dirinya juga bisa menemukan jodohnya dan hidup bahagia mengarungi bahtera rumah tangga. Pasien ingin menikah di usia muda dan setelah punya anak, pasien tidak ingin anak-anaknya kekurangan kasih sayang seperti dirinya.III. PEMERIKSAAN STATUS MENTALA. DESKRIPSI UMUM1. PenampilanNampak seorang perempuan, berkulit sawo matang, wajah dengan dandanan yang sedikit mencolok, nampak lebih tua dari usianya, berambut panjang tersisir rapi, perawatan diri baik, kebersihan dan kerapihan cukup baik, memakai kaos warna merah muda, celana panjang dan sandal jepit.2. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Perilaku normoaktif, selama wawancara pasien duduk dengan tenang, perhatian tidak mudah teralihkan.3. Pembicaraana. Irama

: Teratur

b. Kecepatan: Cepatc. Volume: Meningkatd. Kelancaran: Lancar4. Sikap terhadap pemeriksa

Pasien dapat merespon saat diucapkan salam, selama wawancara pasien tidak menghindari kontak mata dengan pemeriksa, pasien berusaha menjawab semua pertanyaan yang diajukan.B. KONDISI AFEKTIF1. Mood

: Hipertimik2. Afek

: Meluap-luap3. Kesesuaian : SerasiC. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi : Auditorik: Pasien mendengar bisikan dari Tuhan bahwa ia adalah utusan-Nya dan ia dianugerahi kemampuan berkomunikasi dengan mahluk gaib. Pasien mendengar bisikan gaib yang melarangnya solat dan mengaji, serta menyuruhnya untuk bunuh diri. Pasien mendengar bisikan bahwa F adalah jodohnya. Visual

: Pasien mampu melihat mahluk gaib, seperti kuntilanak, jin, setan dan gandoruwo. Pasien mengatakan pernah melihat ada tangan setan yang menarik stang motornya saat ia sedang berkendara. Taktil

: - Olfaktorik: - Gustatorik: -2. Ilusi

: -3. Depersonalisasi: -4. Derealisasi: Pasien merasa sekelilingnya seperti palsu dan tidak nyata, seperti tidak pernah dikenalnya.D. GANGGUAN PIKIRAN1. Proses Pikir

a. Proses Pikir Primer : Non Realistikb. Kontinuitas (Arus Pikir) Blocking

: - Asosiasi Longgar: - Inkoherensi

: - Flight of Ideas: YA Sirkumstansial:

Tangensial

: - Neologisme

: - Word Salad

: -c. Hendaya Berbahasa: Logorre2. Isi Pikiran

a. Produktifitas

: Meningkatb. Preokupasi

:c. Pikiran magis

: YAd. Waham

: Bizarre

: - Sistematik

: - Nihilistik

: - Cemburu

: - Erotomania

: - Paranoid :

:

Kebesaran:

Pasien mengaku dirinya punya kemampuan berkomunikasi dengan mahluk halus, mampu menerawang perjodohan dan meramal. Kejaran

:Pasien yakin bahwa ada seseorang yang berusaha mencelakainya melalui guna-guna. Rujukan

: - Kendali

: - Tought of Withdrawal: - Tought of Insertion:

Kemampuan pasien berkomunikasi terjadi hanya bila makluk gaib tersebut memasuki pikirannya dan badannya. Tought of Control:

Setelah masuk ke badan pasien, mahluk gaib itu akan mengendalikan badan dan pikiran pasien untuk berkomunikasi. Tought of Broadcasting: -e. Obsesi

: -f. Kompulsif

: -g. Fobia

: - Fobia spesifik: - Fobia sosial

: - Akrofobia

: - Agorafobia

: - Klaustrofobia: - Ailurofobia

: - Zoofobia

: - Xenofobia

: -E. FUNGSI KOGNITIF DAN PENGINDERAAN

1. Kesadaran

GCS: E4M6V5Total : 15 Kesan: Kompos mentis2. Orientasi

Orang: Baik Waktu : Baik Tempat : Baik3. Daya Ingat

a. Jangka Segera: baikb. Jangka Pendek : baikc. Jangka Panjang : baik4. Konsentrasi dan Perhatian

Baik 5. Kemampuan Visuospasial

Baik6. Pikiran Abstrak

Baik7. Kemampuan Informasi dan Intelegensi

Baik8. Kemampuan Menolong Diri SendiriBaik

F. DAYA NILAI

Daya Nilai Sosial: Tidak Terganggu Uji Daya Nilai

: Baik Penilaian Realita: Terganggu Tilikan Diri

: Derajat 1 (Pasien menyangkal penuh kondisinya)G. TARAF DAPAT DIPERCAYA : Dapat dipercayaIV. PEMERIKSAAN FISIK

1. STATUS GENERALIS

Kesan Umum: Baik, gizi cukup, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-).

Tanda Vital: TD : 120/90 mmHg, Nadi : 92x/menit, regular, isi cukup.

Suhu : 36.4, Pernapasan : 24x/menit.

Kepala: dalam batas normal

Leher: dalam batas normal

Thorak: dalam batas normal

Abdomen: dalam batas normal

Ekstremitas: dalam batas normal2. STATUS NEUROLOGIS

Kesadaran

: GCS E4V5M6 Fungsi Luhur: baik Fungsi Kognitif: dalam batas normal Fungsi Sensorik:

Fungsi Motorik:

Kekuatan Tonus Refleks Fisiologis R. Patologis

Nervus Cranialis : dalam batas normalV. IKHTISAR TEMUAN BERMAKNA

Perempuan 23 tahun, belum menikah, dibawa oleh ayahnya karena mengamuk tanpa sebab dan meresahkan tetangga sejak 1 hari SMRS. Riwayat kehidupan pribadi, sejak kecil pasien kurang mendapat kasih sayang orang tua. Pasien dikenal sebagai anak yang cerdas dan punya banyak teman. Saat kecil, pasien adalah anak yang baik dan penurut namun setelah remaja, pasien sering membantah orang tua dan mulai berkelahi dengan teman dan adik kelasnya. Dalam kelompok, pasien bertindak sebagai pemimpin. Pasien pernah berbohong pada orang tua agar bisa pergi nongkrong bersama teman-temannya. Pasien mulai berpakaian terbuka dan minim. Pasien punya banyak kekasih dan prestasinya di sekolah mulai menurun. Setelah bekerja pasien mulai sering berdandan, sering nongkrong saat malam hari bersama teman-teman prianya, sering dugem dan kumpul kebo. Pasien tidak menggubris larangan orang tuanya. Pasien pernah berhubungan badan dan pernah aborsi. Sejak bekerja pasien mulai meninggalkan solat.Pemeriksaaan status mentalis : pasien seorang perempuan, wajah dengan dandanan, sedikit mencolok, nampak lebih tua dari usia, perawatan diri baik. Perilaku normoaktif, selama wawancara pasien dapat duduk tenang, perhatian tidak mudah teralihkan dan berusaha menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Pasien menjawab spontan, cepat, intonasi meningkat dan jelas logorhea. Mood hipertimik, afek meningkat, meluap-luap dan serasi. Bentuk pikiran non-realistik, isi pikiran meningkat. Pada pasien ditemukan pikiran magis, waham kebesaran, waham kejar, tought of control dan tought of insertion dengan arus flight of idea. Ditemukan juga adanya halusinasi auditorik dan visual serta derealisasi. Kesadaran dan kognitif baik, pengendalian impuls tidak terganggu, daya nilai sosial tidak terganggu dan uji daya nilai baik, penilaian realita terganggu. Tilikan derajat 1 dan taraf dapat dipercaya.VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

a. AKSIS IBerdasarkan anamnesis, pasien mengutarakan berbagai keluhan yang menimbulkan adanya penderitaan (distress) berupa murung, melamun, sulit diajak komunikasi, bicara-bicara sendiri, gelisah, marah-marah, teriak-teriak, kabur dari rumah, keluyuran tiap malam, melihat dan mendengar bisikan. Distres tersbut menimbulkan suatu gangguan (dissability) pada fungsi sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang pasien berupa sering gonta-ganti pekerjaan, tidak dapat melakukan kegiatannya sehari-hari, tidak dapat nongkrong bersama temannya dan tidak jadi menikah dengan kekasihnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan jiwa.Gangguan jiwa pada pasien ini tidak termasuk Gangguan Mental Organik karena pada riwayat penyakit dahulu, pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan kelainan organ dan pada saat wawancara pasien dalam keadaan sadar. Gangguan Jiwa pada pasien ini tidak termasuk Gangguan Mental Perilaku Akibat Zat karena tidak ada riwayat pasien menggunakan zat psikoaktif.Berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ-III), gangguan jiwa pada pasien ini termasuk Gangguan Skizoafektif Tipe Manik, karena pada pemeriksaan status mental ditemukan :

Gangguan mood tipe manik berupa ceria, bersemangat, banyak bicara, banyak ide dan cerita, sulit tidur, sering keluyuran dan gemar belanja, yang onsetnya 3 bulan SMRS, sebelumnya terdapat gangguan mood depresi dimana pasien menjadi pendiam, murung, lemas, mudah mengantuk, malas beraktifitas, sering melamun dan tidak merespon bila diajak bicara, yang onsetnya 8 bulan SMRS. Gejala psikotik yang muncul beberapa hari setelah gangguan mood, berupa halusinasi auditorik, visual, derealisasi, waham kebesaran, waham kejar, tought of control dan tought of insertion yang onsetnya 8 bulan SMRS.

Kedua gangguan diatas terjadi dalam waktu yang relatif bersamaan dan keduanya sama-sama dominan.b. AKSIS IIBerdasarkan anamnesis diketahui bahwa pasien memiliki kecendrungan besar untuk bertindak secara impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensi dan tidak stabil secara emosional, sehingga pasien dimasukkan ke dalam ciri kepribadian emosional tidak stabil.c. AKSIS IIITidak ditemukan kelainan organobiologis.d. AKSIS IVBeberapa stressor pada pasien, meliputi :

Masalah dalam pekerjaan : Pasien memutuskan berhenti dari pekerjaannya yang sudah ia jalani selama 4 tahun karena masalah tuduhan perselingkuhan dengan teman kerjanya. Masalah dalam lingkungan sosial : Pasien melihat teman-teman sebayanya sudah menikah dan mempunyai anak sementara pasien belum menikah dan menganggur. Masalah dalam keluarga : hubungan pasien dengan orang tua yang kurang harmonis, tingkat ekonomi keluarga yang rendah.e. AKSIS VPenilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assesment of Functioning (GAF) menurut PPDGJ-III didapatkan :

GAF HLPY (Highest Level Past Year) adalah 90-81, dimana terdapat gejala minimal, masih dapat berfungsi baik, cukup puas dan tidak lebih dari masalah harian yang biasa. Penilaian GAF ini berdasarkan pada anamnesis. GAF saat ini (current) adalah 40-31, dimana terdapat beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

1. AKSIS I: Gangguan Skizoafektif Tipe ManikDiagnosis Banding : Gangguan Bipolar Episode Kini Manik dengan Psikotik2. AKSIS II: Ciri kepribadian Emosional Tak Stabil3. AKSIS III: Tidak ada diagnosis4. AKSIS IV: Masalah pekerjaan, lingkungan sosial dan keluarga5. AKSIS V: HLPY: GAF 90-81 Saat ini: GAF 40-31VIII. DAFTAR MASALAH

1. Masalah Organobiologis

Tidak ada2. Psikologis Dan Perilaku

Gangguan mood berupa hipertimik, afek meluap-luap dan serasi. Logorrhea dengan arus pikir flight of ideas Halusinasi auditorik, halusinasi visual, derealisasi Tought of insertion, tought of control, waham kebesaran, waham kejar, pikiran magis Gangguan dalam penilaian realita Tilikan diri buruk (derajat 1)3. Lingkungan Dan Keluarga

Pasien berhenti kerja dari pekerjaan yang ia sukai Pasien melihat teman-temannya sudah menikah semua sementara dirinya belum Hubungan pasien dengan orang tua yang kurang harmonis

Tingkat ekonomi keluarga yang rendahX. RENCANA TERAPI

1. FARMAKOTERAPI

Anti psikotik jenis long acting : (pilih salah satu) Fluphenazine depot injection (PROLIXIN) dosis 12.5-25 mg/mL secara intramuskular. Interval penyuntikan 1-2 kali sebulan. Haloperidol depot injection (HALDOL) dosis 50 mg/mL secara intramuskular. Interval penyuntikan 1-2 kali sebulan. Anti Kolinergik : bila muncul gejala efek samping dari obat antipsikotik Triheksilfenidil (THP) 2 mg, 2 kali sehari per oral Mood stabilizer : Asam Valproat (DEPAKENE) 250 mg, sekali sehari per oral2. PSIKOEDUKASI Psikoedukasi pasien dilakukan jika kondisinya sudah membaik :

Menerangkan kepada pasien bahwa gejala-gejalanya tersebut adalah suatu gangguan kejiwaan dan menjelaskan pengobatannya (manfaat, cara dan efek samping pengobatan) Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol setelah pulang dari perawatan.

Psikoedukasi terhadap keluarga :

Menjelaskan pada keluarga mengenai gangguan yang dialami pasien. Menjelaskan pentingnya suport dan kerja sama keluarga terhadap kesembuhan pasien. Menyarankan keluarga untuk meningkatkan sambung rasa dan komunikasi hangat dengan pasien, berikan curahan perhatian kepada pasien.

Menyarankan keluarga untuk memantau kondisi pasien, membawa pasien kontrol secara teratur, mengawasi minum obat pasien.

Menyarankan keluarga untuk memberi dukungan yang membangun agar pasien mempunyai aktivitas yang positif.XI. PROGNOSIS

Quo Ad Vitam

: ad bonam Quo Ad Functionam

: dubia ad malam Quo Ad Sanationam

: dubia ad malamINDIKATOR PROGNOSIS BAIKINDIKATOR PROGNOSIS BURUK

Genetik tidak adaGenetik ada

Onset akutOnset kronik

Usia tuaUsia muda

Faktor pencetus jelasFaktor pencetus tidak jelas

Riwayat premorbid baikRiwayat premorbid buruk

Belum pernah sakit seperti iniPernah sakit seperti ini

MenikahBelum menikah

Suportif lingkungan adequatSuportif lingkungan kurang

Tilikan baikTilikan buruk

Status ekonomi baikStatus ekonomi kurang baik

Keterangan gambar:

: Laki-laki: Laki-laki meninggal

: Perempuan: Perempuan meninggal

: Pasien

: Tinggal serumah

NN

NN

--

--

++

++

55

55

NN

NN

21