Kasus Konstipasi hvuyvjk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jbsubdj akjvaukjb cm,s vasuvcjam jcjkabviub sanmc makjcvasu cnma cjuasvcuia scjasucvafsuc asmn ciasvca cjuavcjh chja vchas chasvcyuviclh0opwhfiwgfuq ucfiqvfw78vfqwi dcqn

Citation preview

MAKALAH STUDI KASUS

FARMAKOTERAPI PERNAFASAN DAN PENCERNAAN

PENYAKIT KONSTIPASI

Disusun oleh:

1. Nur Khasanah(12613234)

2. Muhammad Juniardy(12613236)

3. Annur Riska Eka(12613237)

4. Asniar(12613238)

5. Budy Wijiyanto(12613241)

6. Agnia Widya(12613243)

Kelas D

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2015

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan kodrat yang akan dialami oleh seluruh wanita di dunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapat penatalaksanaan yang benar dan tepat karena ada berberapa wanita yang mengalami ketidaknyamanan yang umum muncul selama kehamilan dari yang ringan hingga berat. Cara mengatasi ketidaknyamanan ini didasarkan pada penyebab dan penatalaksanaan didasarkan pada gejala yang muncul. Salah satu rasa ketidaknyamanan selama kehamilan adalah kejadian konstipasi(2).

Konstipasi bukan merupakan suatu penyakit, akan tetapi gejala dari suatu penyakit. Berbeda dalam kasus kehamilan, konstipasi merupakan masalah yang sering ditemui selama kehamilan, hal ini terjadi akibat penurunan peristaltis yang disebabkan relaksi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron. Pergeseran dan penekanan pada usus akibat pembesaran uterus juga dapat menurunkan motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi (2).

Selama masa kehamilan, gerakan gerakan makanan melalui usus berlangsung sangat lambat. Ini memungkinkan nutrien dan air diserap dengan lebih banyak, tetapi kadang hubungan pola makan ibu hamil dengan kejadian konstipasi terkadang juga menyebabkan konstipasi (3). Konstipasi berkaitan dengan setidaknya 6 macam kondisi dalam tubuh, diantaranya : (1) Rahim yang membesar menekan rektum dan kolon sehingga mengganggu ekskresi; (2) Peningkatan kadar progesteron merelaksasikan otot saluran cerna, serta menurunkan motilitas; (3) Asupan cairan tidak adekuat; (4) Diet serat tidak cukup; (5) Suplemen zat besi; (6) Kebiasaan defekasi yang buruk; (7) jarang berolahraga dan sering melewatkan satu waktu makan terutama sarapan (4). Pola makan seseorang sangat mempengaruhi terjadinya konstipasi pada kehamilan, pola makan yang tepat meliputi jenis, jadwal dan jumlahnya, membatasi pemberian suplemen zat besi bukan setiap hari, melainkan 2 hari sekali dan berolahraga secara teratur. Dengan pola makan yang benardan makanmakanan yang mengandung gizi seimbang akan mencegah terjadinya konstipasi pada kehamilan (4).

Kejadian konstipasi pada trimester pertama, ini diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang disebabkan akibat relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron dan juga beberapa faktor yang memungkinkan ibu mengalami konstipasi pada masa kehamilannya, anatara lain : pengetahuan, sosial ekonomi, pola makan, sosial budaya, usia kehamilan, aktivitas fisik, dan obat obatan (2).

Konstipasi akut terjadi tiba-tiba dan tampak dengan jelas sedangkan konstipasi kronik kapan terjadinya tidak jelas dan menetap selama berberapa bulan atau tahun. Jika penyebab konstipasi adalah penyakit maka harus segera diobati sedangkan jika tidak ditemukan peyakit maka pengobatan serta pencegahan terbaik adalah memperbanyak minum air putihsetidaknya 8-10 gelas ( 2-3 liter )sehari, olahraga yang rutin, dan memperbanyak makanan tinggi serat dan untuk terapi farmakologi pilhan obatnya adalah golongan laksatif (4).

Golongan obat pencahar yang biasa digunakan diantaranya adalah bulking agents, pelunak tinja, mineral oil,bahan osmotik, dan pencahar perangsang. Psilium merupakan golongan obat bulking agents dengan menambahkan serat pada tinja, penambahan serat ini dapat menyebabkan kontraksi usus serta tinja yang lebih lunak sehingga akan lebih mudah untuk dikeluarkan.

Metoclopramide merupakan agen prokinetik yang bekerja sebagai antagonis D2-dopamin reseptor. Inhibisi dopamin dapat meningkatkan kekuatan sphincter esophageal bagian bawah, meningkatkan motilitas saluran pencernaan bagian atas tanpa mempengaruhi usus halus dan kolon, serta meningkatkan laju pengosongan lambung tanpa mempengaruhi sekresi lambung, empedu dan pancreas. Mekanisme aksi metoclopramide selain sebagai antagonis D2-dopamin reseptor, juga melibatkan agonis 5-HT4 reseptor, antagonis 5-HT3 vagal dan sentral, serta sensitisasi reseptor muscarinic pada otot polos. Keterlibatan beberapa reseptor pada mekanisme aksi metoclopramide menimbulkan efek yang lebih kuat dibandingkan obat antiemetic yang lain (5).

Absorbsi cepat melalui saluran cerna dan konsentrasi puncak dalam tubuh tercapai dalam 1 jam setelah administrasi per oral. Onset aksi dalam 30-60 menit setelah administrasi per oral (administrasi parenteral menimbulkan onset aksi yang lebih cepat) dengan durasi 1-2 jam. Distribusi luas dapat melewati blood-brain barrier dan placenta, dapat dikeluarkan pada air susu pada ibu menyusui. Metoclopramide mengalami konjugasi sulfat dan glucoronide di hepar. Ekskresi utama melalui urin dan feses, eliminasi terminal waktu paruh obat adalah 4 6 jam (5) .

BAB II

ISI

Kasus

Ny. K, usia 30 tahun datang ke apotek anda dengan keluhkan susah buang air besar, perut terasa kembung dan penuh sejak 5 hari yang lalu. Pasien tidak begitu makan sayur dan jarang berolahraga. Ketika defekasi, pasien mengeluhkan adanya rasa sakit karena feses keras. Sebelumnya pasien pernah mengalami gejala yang sama ketika masih kuliah dan mengkonsumsi obat pencahar (tapi pasien lupa nama obat pencaharnya apa) sebagai terapi sembelit. Akan tetapi pasien malah mengalami diare dan lemes. Paien memiliki riwayat penyakit keluarga hipertensi. Pasien tidak memiliki riwayat gangguan GI yang lain. Saat ini pasien sedang hamil 3 bulan dan sering mengalami muntah dan mendapatkan terapi metoclporamid dari dokter.

Building Database PatientData SubjektifNama Pasien : Ny. KKondisi Umum : Hamil 3 bulan dan sering muntahKeluhan : Susah BAB, perut kembung dan penuh sejak 5 hari, sakit saat defekasi kerena feses kerasRiwayat penyakit : Sembelit, hipertensi (keluarga)Riwayat pengobatan : Obat pencahar, metoclopramid Data ObjektifUsia : 30 tahun

AssesmentPemberian metoklopramid sudah tepat.Konstipasi yang diderita belum mendapat terapi.DRPsPasien tidak menerima pengobatan untuk mengatasi keluhan susah BAB (Indikasi tanpa obat).Pasien menerima metoklopramid untuk mengatasi muntah. Metoclopramid menurut DIH perlu perhatian khusus ketika digunakan pada pasien hipertensi, sedangkan pasien memiliki riwayat keluarga hipertensi.Non DRPsTidak begitu makan sayurJarang berolahraga

PlanRekomendasi TerapiTerapi FarmakologiUntuk mengatasi konstipasi yang dialami pasien, obat yang diberikan yaitu psyllium yang merupakan golongan bulk-forming laxative. Psyllium merupakan serat yang soluble, psyllium akan mengabsorbsi air pada usus sehingga membentuk cairan kental yang memicu gerak peristaltik usus dan mengurangi waktu transit diusus(7). Dosis yang dianjurkan untuk ibu hamil yaitu 28 g/hari dalam dosis terbagi(10).Untuk mengatasi muntah yang dialami pasien, Metoklopramid bisa dilanjutkan dengan dosis oral 30 - 40mg/hari. Digunakan tidak boleh lebih dari 12 hari karena dapat bersiko dyskinesia(8) (9).

Metoclopramide menurut FDA termasuk category B artinya tidak ditemukan efek samping yang signifikan pada manusia.

Metoklopramid menunjukkan adanya interaksi dengan obat-obat antiparkinson, cyclosporine, sertraline, dan venlafaxine. Sedangkan dengan psyllium tidak dilaporkan adanya interaksi (10).Terapi non FarmakologiMeningkatkan asupan serat

Serat diberikan dalam bentuk makanan seperti gandum, sayuran, roti coklat. namun, hati-hati terhadap jumlah asupan seratnya karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan tinggi polisakarida non-pati dapat mengakibatkan defisiensi kalsium, zat besi, atau kekurangan zinc selama kehamilan (6).

Meningkatkan asupan cairan

Minum air setidaknya 8-10 gelas (2-3 liter) sehari. dalam keadaan normal, cairan akan mengisi sebagian besar usus dan feces sehingga fesec mudah dikeluarkan (1).

Meningkatkan aktivitas fisik

Lakukan gerakan badan harus dengan seizing dokter.

Aktifitas yang baik untuk ibu hamil (1) :

Memiliki pola defekasi yang baik dan teratur, pola penyediaan waktu yang teratur untuk melakukan defekasi dan kesadaran untuk tidak menunda defekasi.Melakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari untuk mempertahankan postur yang baik, latihan konstraksi otot abdomen bagaian bawah secara teratur untuk memfasilitasi sirkulasi vena sehingga mencegah kongesti.

Rekomendasi KonselingMemberikan informasi terkait efek yang terjadi jika tidak patuh dalam pengobatan terapi.Memberikan informasi cara penggunaan obat, penyimpanan, perhatian khusus, dan lain-lain.Menganjurkan pada pasien untuk memperbanyak konsumsi asupan makanan berserat, minum air putih yang banyak, dan aktivitas olahraga yang teratur.Rekomendasi MonitoringPasien dengan riwayat keluarga hipertensi memiliki resiko terhadap hipertensi, oleh karena itu perlu diperhatikan penggunaan obat metoklopramid terhadap riwayat hipertensi dengan cara memonitoring tekanan darah pasien. Pantau kepatuhan minum obat pasien.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Konstipasi bukan merupakan suatu penyakit tetapi gejala dari suatu penyakit. Konstipasi adalah suatu penurunan defekasi yang normal pada seseorang disertai dengan kesulitan keluarnya feses atau keluarnya fese yang sangat keras dan kering. Psyllium merupakan obat golongan bulk-forming laxative dapat digunakan untuk mengatasi konstipasi pada ibu hamil, dan metoklopramid dapat digunakan untuk mengatasi muntah pada ibu hamil. Penggunaan bersamaan psyllium dan metoklopramid tidak ada laporan adanya interaksi.

Saran

Untuk dapat mengatasi konstipasi dengan baik, juga perlu perbaikan pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi makanan berserat dan minum air putih yang banyak. Jika tidak sembuh dalam jangka waktu yang lama, perlu konsultasi ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Daftar Pustaka

1. Rahayu, Dharna Afrida Puji, et al.,2010, Hubungan Pola Makan Ibu Hamil Dengan Kejadian Konstipasidi Bps Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan, 3 (7), 44-46.

2. Varney Helen,2006, Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

3. Simkin, Peny. (2007). Kehamilan,Melahirkan, dan Bayi, Jakarta :Arcan

4. Arisman, MB. 2004. Buku Ajar Ilmu Gizi.Jakarta: EGC

5.Drugs.com (2013), Metoclopramide Tablets, Drugs.com , diakses 24 April 2015.

6. Trottier, Magan,. Aida Erebara, Pina Bozzo. 2012. Treating Constipation During Pregnancy. Canadian Family Physician Le Mdecin de famille canadien , 58.

7. Ghahramani, Leila., et al, 2013, The effect of oral Psyllium Herbal Laxative Powder in Prevention of Hemorrhoids and Anal Fissure during Pregnancy, a Randomized Double Blind Clinical Trial, Annals of Colorectal Research, 1 (1)

8.Matok, Ilan., et al, 2009, The Safety of Metoclopramide Use in the First Trimester of Pregnancy, The New England Journal of Medicine, 360 (24)

9.Niebyl, Jennifer R., 2010, Nausea and Vomiting in Pregnancy, The New England Journal of Medicine, 363 (16)

10.Charles, F., Lora L., Martin, O., and Leonard, L., 2009, Drug Information Handbook, 18th edition, Lexi-Comp, American.