23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara yang terbaik bagi mahasiswa untuk belajar adalah mengalami dan menghadapi tantangan permasalahan ilmu pengetahuan, berpikir kritis, membiasakan bekerjasama dan melakukan tindakan yang berhubungan dengan usaha untuk memecahkannya. Ini menyiratkan bahwa belajar sebaiknya berbasis pada masalah yang nyata di masyarakat. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah suatu sarana yang relevan untuk konteks belajar, dimana masalah nyata menjadi kajiannya, mereka menyelidiki, sungguh-sungguh mendalami, apa yang mereka perlukan untuk mengetahui dan ingin mengetahui solusi suatu masalah Problem based learning, yang selanjutnya disebut dengan PBL merupakan model pembelajaran yang dapat mendorong para mahasiswa belajar melalui eksplorasi masalah, karena pada model ini mahasiswa bekerja dalam tim kecil untuk menggambarkan, menyelesaikan dan mencerminkan di atas tugas riset, yang didasarkan pada “real life”. 1

Isi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdsadsadadfds

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu cara yang terbaik bagi mahasiswa untuk belajar adalah mengalami dan menghadapi tantangan permasalahan ilmu pengetahuan, berpikir kritis, membiasakan bekerjasama dan melakukan tindakan yang berhubungan dengan usaha untuk memecahkannya. Ini menyiratkan bahwa belajar sebaiknya berbasis pada masalah yang nyata di masyarakat. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah suatu sarana yang relevan untuk konteks belajar, dimana masalah nyata menjadi kajiannya, mereka menyelidiki, sungguh-sungguh mendalami, apa yang mereka perlukan untuk mengetahui dan ingin mengetahui solusi suatu masalah

Problem based learning, yang selanjutnya disebut dengan PBL merupakan model pembelajaran yang dapat mendorong para mahasiswa belajar melalui eksplorasi masalah, karena pada model ini mahasiswa bekerja dalam tim kecil untuk menggambarkan, menyelesaikan dan mencerminkan di atas tugas riset, yang didasarkan pada real life. Pemecahan masalah dan pemikiran mandiri adalah ketrampilan yang tidak ternilai harganya untuk hidup sehari-hari.

Salah satu keberhasilan dari model pembelajaran ini, sangat tergantung pada adanya sumber sumber belajar bagi mahasiswa, alat-alat untuk menguji jawaban atau dugaan. Menuntut adanya perlengkapan praktikum, memerlukan waktu yang cukup karena data harus diperoleh dari lapangan, serta kemampuan mahasiswa dalam mengangkat dan merumuskan masalah. Dalam hal ini, mahasiswa dittuntut untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dan menjadikan teknologi informasi sebagai sarana dalam membantu proses belajar dengan sitem PBL (Problem Based Learning).

Dari strategi belajar tersebut diharapkan mahasiswa dapat menjadi seorang individu yang dapat memecahkan sebuah masalah dengan efektif sekaligus dapat menyeimbangkan antara perkembangan ilmu pengetahuan dalam proses dan strategi belajar.1.2 Skenario

Andi, seorang mahasiswa baru kedokteran gigi, merasa kesulitan menyesuaikan cara belajarnya dengan strategi belajar Problem Based Learning (PBL) yang diterapkan di fakultas Kedokteran Gigi UNEJ. Ia terbiasa belajar dengan menghafal. Namun kini harus mampu berpikir kritis terhadap penjelasan dosen dan menerapkan cara-cara pemecahan masalah yang efektif. Hal lain yang harus dikuasai adalah keterampilan teknologi informasi untuk penelusuran sumber belajar. Ini cukup sulit baginya. Ia memang sering mencari artikel melalui internet, tetapi ternyata dia kesulitan membedakan mana artikel yang sahih digunakan sebagai rujukan ilmiah mana yang tidak. Saat ini dia mendapat tugas membuat makalah. Andi bingung, ia ingin mendapat nilai baik pada tugas tersebut namun tak tahu harus berbuat apa supaya makalahnya memenuhi kaidah ilmiah yang ditetapkan. Diskusikan masalah-masalah yang dialami Andi dan cara-cara menyelesaikannya!1.3Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi belajar PBL (Problem Based Learning) dan keuntungannya?

2. Bagaimana cara menumbuhkan sikap berpikir kritis?

3. Mengapa kita perlu menguasai Teknologi Informasi khusunya dalam penerapan PBL(Problem Based Learning)?

4. Apakah yang dimaksud dengan artikel yang sahih?

5. Bagaimana cara membuat makalah yang memenuhi kaidah ilmiah?

6. Bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan efektif?

7. Bagaimana cara agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan?

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui strategi belajar PBL(Problem Based Learning) dan keuntungannya.

2. Untuk mengetahui cara menumbuhkan sikap berpikir kritis.

3. Untuk mengetahui perlunya menguasai Teknologi Informasi khusunya dalam penerapan PBL(Problem Based Learning).

4. Untuk mengetahui maksud dari artikel yang sahih.

5. Untuk mengetahui cara membuat makalah yang memenuhi kaidah ilmiah.

6. Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah dengan efektif.

7. Untuk mengetahui cara agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Problem Based Learning

2.1.1 Definisi PBL

Menurut Resnick dan Glaser dalam Bell Gredler (1991) masalah dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang melakukan tugasnya yang tidak ditemuinya diwaktu sebelumnya. Masalah pada umumnya timbul karena adanya kebutuhan untuk memenuhi atau mendekatkan kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi yang seharusnya. Pemecahan masalah adalah suatu proses menemukan suatu respon yang tepat terhadap suatu situasi yang benar-benar unik dan baru bagi pemecah masa-lah. Kemampuan memecahkan masalah adalah salah satu bentuk kemampuan tingkat tinggi dari hirarki belajar (Dahar: 1988). Dalam pengembangan pembelajaran ini pemecahan masalah didefinisikan sebagai proses atau upaya untuk mendapatkan suatu penyelesaian tugas atau situasi yang benar-benar sebagai masalah dengan menggunakan aturan- aturan yang sudah diketahui. Model pembelajaran berbasis masalah menurut Arends (1997:157) penggunaannya di dalam pengembangan tingkat berpikir yang lebih tinggi dalam situasi yang berorientasi pada masalah, termasuk pembelajaran bagaimana belajar. Model pembelajaran ini juga mengacu pada pembelajaran-pembelajaran lain, seperti pengajaran berdasar proyek (project base instruction), pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience base instruction), pembelajaran autentik (authentic instruction), dan pembelajaran bermakna. Pada pembelajaran ini, pembelajar berperan mengajukan permasalahan atau pertanyaan, memberikan dorongan, memotivasi dan menyediakan bahan ajar, dan fasilitas yang diperlukan pebelajar. Selain itu pembelajar memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan temuan dan perkembangan intelektual pebelajar.

Model pembelajaran ini banyak menumbuhkembangkan kreativitas belajar, baik secara individu maupun secara kelompok, bahkan hampir setiap langkahnya menuntut keaktifan pebelajar, sedangkan peranan pembelajar lebih banyak sebagai stimuli, membimbing kegiatan pebelajar, dan menentukan arah apa yang harus dilakukan oleh pebelajar. Salah satu keberhasilan dari model pembelajaran ini, sangat tergantung pada adanya sumber sumber belajar bagi pebelajar, alat-alat untuk menguji jawaban atau dugaan. Menuntut adanya perlengkapan praktikum, memerlukan waktu yang cukup apalagi data harus diperoleh dari lapangan, serta kemampuan pembelajar dalam mengangkat dan merumuskan masalah (Sudjana, 1989).

2.1.2Langkah-Langkah PBL

Dalam mengimplementasikan PBL, Arends (dalam Dasna dan Sutrisno, 2007:81) yang mengemukakan lima langkah yang perlu dilakukan, yaitu:

1. Mengorientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa agar aktif pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2. Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa membatasi dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mencari penjelasan dan pemecahan.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama berlangsungnya pemecahan masalah.

2.1.3 Kelebihan Dan Kekurangan PBLDalam pelaksanaannya, PBL tentunya memiliki kelebihan dan kelemahannya. Berikut ini adalah kelebihan dan kekuranag dari PBL.

1. Kelebihan PBL Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata

Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar

Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubunganna tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi

Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok

Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari perpustakaan, internet, wawancara dan observasi

Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri

Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka

Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching

2. Kekurangan PBL PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah

Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas

PBL kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah kemampuan bekerja dalam kelompok. PBL sangat cocok untuk mahasiswa perguruan tinggi atau paling tidak sekolah menengah

PBL biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan walapun PBM berfokus pada masalah bukan konten materi

Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memilki kemampuan memotivasi siswa dengan baik

Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap

2.2 Berpikir Kritis

2.2.1 Definisi

Kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah(Chance,1986).Sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan (Mertes,1991).Proses intelektual yang dengan aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan tindakan (Scriven & Paul, 1992).2.2.2 Keterampilan Berpikir Kritis

1. Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan2. Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi argumen3. Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan4. Memecahkan masalah secara sistematis5. Mengidentifikasi relevansi dan kepentingan gagasan6. Merefleksikan kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri2.2.3 Pentingnya Berpikir Kritis

Berpikir kritis memungkinkan anda memanfaatkan potensi anda dalam melihat masalah, memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadari diriBerpikir kritis merupakan keterampilan universal. Kemampuan berpikir jernih dan rasional diperlukan pada pekerjaan apapun, ketika mempelajari bidang ilmu apapun, untuk memecahkan masalah apapun, jadi merupakan aset berharga bagi karir seorangBerpikir kritis sangat penting di abad ke 21. Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi. Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan efektif, sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah.BAB III

PEMBAHASAN

3.1.Mapping

Penjelasan :

Dengan adanya pembelajaran berbasis masalah maka siswa dituntut untuk berpikir kritis. Berpikir kritis dimulai dengan menganalisis masalah (analysis), mengevaluasi masalah(evaluation), mencari artikel maupun materi yang terkait dengan masalah yang dibahas(interference), menginterpretasi masalah(interpretation), setelah itu kita diharuskan belajar secara individu(self-regulation), kemudian kita dapat menjelaskan suatu masalah dengan cara penyelesaiannya(explanation).3.2Tahapan strategi belajar PBL (Problem Based Learning) :

a. Mengidentifikasi topik

b. Menentukan tujuan belajar

c. Mengidentifikasi masalah

d. Mengakses materi

e. Memecahkan masalah

Keuntungan PBL (Problem Based Learning) :

a. Mahasiswa didorong untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata

b. Memiliki kemampuan membangun pengetahuan

c. Terjadi interaksi dalam kelompok kecil

d. Kesulitan dapat diatasi dengan kerja kelompok

e. Menjadikan pembelajaran tidak berpusat pada dosen

f. Lebih memahami konsep yang diajarkan

g. Melibatkan mahasiswa dalam memecahkan masalah dan menuntut keterampilan tinggi

h. Dapat merasakan manfaat dari pembelajaran

i. Mahasiswa dapat memiliki sifat ilmiah

j. Meningkatkan kolaborasi relevansi dan mengurangi beban kurikulum

3.3Cara menumbuhkan sikap berfikir kritis :

1. Mengemukakan pertanyaan dan merumuskan dengan jelas dan teliti

2. Memunculkan ide yang berguna dan relevan untuk melakukan tugas

3. Mengumpulkan informasi yang relevan

4. Menarik kesimpulan dengan alasan yang kuat dan menguji dengan

kriteria yang relevan

5. Berpikir terbuka dengan menggunakan berbagai alternative system pemikiran

3.4Keuntungan Teknologi Informasi dalam Problem-Based Learning : Penambahan akses belajar

Penambahan sumber informasi

Media alternatif untuk mengemukakan strategi belajar

Meningkatkan strategi belajar

Dapat menampilkan aspek yang terlalu besar

Dapat mengamati gerakan yang terlalu cepat

Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar.

3.5Cara membuat makalah yang sesuai dengan kaidah ilmiah:

1. Persiapan menentukan topik, masalah, judul, dan kerangka karangan.

2. Pengumpulan data mencari bahan/materi.

3. Pengorganisasian dan pengonsepan mengolah dan menganalisisi data.

4. Pemeriksaan dan penyuntingan konsep.

5. Penyajian dan pengetikan memperhatikan kerapian, kebersihan, dan tata letak unsur-unsur karya ilmiah.

3.6Menyelesaikan masalah secara efektif yaitu :

Mendefinisikan masalah

Menganalisis sebab-sebab

Identifikasi solusi yang memungkinkan

Memilih solusi yang terbaik

Menyusun rencana tindakan

Mengimplementasikan solusi dan evaluasi

Mengenal pasti masalah

Penyelesaian masalah

Satu penyelesaian diterima

Menurut Onmundsen 2001, pemecahan masalah yang efektif memerlukan langkah yang terurut, keterampilan memecahkan masalah merupakan kemampuan yang logis dan empiris yang sering memerlukan sejumlah waktu.

3.7Memilih artikel yang sahih untuk karya ilmiah :a.Penulisnya jelas dan ahlib.Artikel objektif dan dapat dipertanggungjawabkanc.Logisd.Menyajikan datae.Menggunakan bahasa formal dan tidak pleonastisf.Netralg.Menyajikan faktah.Sistematis3.8Cara agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuanSeiring dengan arus dan hidup pada era globalisasi individu dituntut untuk mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dengan bantuan perkembangan teknologi sekaligus dituntut agar tidak buta teknologi. Maka dari itu, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat erat kaitannya dan saling berhubungan satu sama lain.

BAB IV

KESIMPULANDari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa agar dapat melaksanakan system pembelajaran PBL(Problem Based Learning) dan memperoleh hasil pemecahan masalah yang maksimal seperti dapat memperoleh artikel yang sahih, membuat makalah yang sesuai dengan kaidah ilmiah, dan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan individu(mahasiswa) dituntut untuk dapat berpikir kritis, dengan cara analisis, interpretasi, inferensi, mengontrol diri, evaluasi, dan menjelaskan.

1