Upload
trandiep
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DENGAN
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI MADRASAH ALIYAH WAHID HASYIM YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
AGUS BAYA UMAR
NIM. 07410072
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011
v
MOTTO
ANDA MESTI BERSAMA PEKERJAAN ITU DAN PEKERJAAN
ITU MESTI BERSAMA ANDA, IA MENYERAP ANDA SECARA
TOTAL DAN ANDA MENYERAPNYA SECARA TOTAL 1
(LOUISE NEVELSON)
KEYAKINAN SESEORANG MENGENAI KEHIDUPANNYA
SANGAT BERPENGARUH PADA KEMAMPUAN ITU SENDIRI2
(ALBERT BANDURA)
1 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif (Memberdayakan Dan Mengubah Jalan Hidup Siswa), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 56
2 Ibid. hal. 56
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
SKRIPSI INI AKU PERSEMBAHKAN KEPADA
ALMAMATER JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
vii
KATA PENGANTAR
الرحيم الرحمن اهللا بسم
والسالم الصالة .اهللا رسول محمدا ان اشهد و اهللا اال اله ال ان اشهد .العالمين رب هللا الحمد
.امابعد .اجمعين وصحبه اله وعلى والمرسلين االنبياء اشرف على
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Shalawat dan salam tetap
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah menuntun manusia
menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Penyusunan skripsi ini merupakan kajian tentang hubungan antara
supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru PAI di
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta. Penyusun menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Zulkifli Lessy, M.Ag, M.S.W, selaku Penasehat Akademik.
4. Bapak Drs. Nur Munajat, M.Si., selaku pembimbing skripsi.
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
ix
ABSTRAK
Agus Baya Umar. Hubungan Antara Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dengan Kompetensi Profesional Guru PAI di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2011.
Latar belakang penelitian ini adalah adanya banyak guru yang telah bertahun-tahun mengajar, tetapi sebenarnya kegiatan yang dilakukannya tidak banyak memberikan aspek perubahan positif dalam kehidupan siswanya. Sebaliknya ada juga guru yang relatif baru, namun telah memberikan kontribusi konkret ke arah kemajuan dan perubahan positif dalam diri para siswa. Disisi lain salah satu tugas seorang kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik kepada guru agar kemampuan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.Maka dilakukan penelitian tentang hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa tinggi kompetensi profesional guru PAI, seberapa intensifkah pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah serta adakah hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru PAI di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi kompetensi profesional guru PAI, seberapa intensifkah pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dan adakah hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru PAI di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah guru PAI di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta sebanyak 6 orang guru. Penelitian dilakukan pada seluruh populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis instrumen meliputi analisis validitas dan reliabilitas. Uji persyaratan analisis data meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Analisis data dilakukan dengan menggunakan perhitungan Korelasi Product Moment (Product of the Moment Correlation) dan semuanya menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan : (1) Kompetensi profesional guru PAI secara rata-rata ada pada taraf sedang dengan nilai mean 66,83 dan standar deviasi 23,87. (2) Supervisi akademik kepala sekolah ada pada taraf tinggi dengan mean 79,67 dan standar deviasi 14,60. (3). Korelasi antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional ditunjukkan dengan nilai R product moment adalah 0,831 lebih besar dari R tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,754, dan angka ini menunjukkan adanya korelasi yang positif dan nilai signifikansi 0,04 < 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan adanya hubungan positif dan signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ...................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii
BAB : I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 5
D. Kajian Pustaka ........................................................................... 6
E. Landasan Teori .......................................................................... 8
F. Hipotesis..................................................................................... 17
G. Metode Penelitian ...................................................................... 17
H. Sistematika pembahasan ............................................................ 25
xi
BAB : II GAMBARAN UMUM MADRASAH ALIYAH
WAHID HASYIM YOGYAKARTA........................................... 27
A. Letak dan Keadaan Geografis ................................................... 27
B. Sejarah Berdiri dan Proses Perkembangannya .......................... 27
C. Visi dan Misi Madrasah.............................................................. 29
D. Struktur Organisasi Madrasah..... .............................................. 29
E. Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan ....................................... 32
F. Keadaan Sarana dan Prasarana ................................................ 35
G. Kurikulum MA Wahid Hasyim................................................. 37
H. Kegiatan Santri MA Wahid Hasyim ........................................ 39
BAB : III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 41
A. Kompetensi Profesional Guru PAI Madrasah Aliyah
Wahid Hasyim......................................................................... 41
B. Supervisi Akademik Kepala Sekolah...................................... 46
C. Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dengan
Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam
di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta....................... 52
D. Pembahasan Penelitian............................................................... 57
BAB : IV PENUTUP .................................................................................. 59
A. Kesimpulan ................................................................................ 59
B. Saran-saran ............................................................................... 60
C. Kata Penutup ........................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………........................... 66
xii
DAFTAR TABEL
Tabel. 1 Standar Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran
di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK .............................. 10
Tabel. 2 Nilai Skala Likert ........................................................................... 20
Tabel. 3 Keadaan Guru PAI MA Wahid Hasyim ........................................ 33
Tabel. 4 Keadaan Karyawan MA Wahid Hasyim ....................................... 34
Tabel. 5 Keadaan Siswa MA Wahid Hasyim .............................................. 35
Tabel. 6 Kegiatan Santri MA Wahid Hasyim ............................................. 40
Tabel. 7 Kisi-Kuisioner Kompetensi Profesional ........................................ 41
Tabel. 8 Hasil Uji Linieritas ........................................................................ 42
Tabel. 9 Kategori Kompetensi Profesional Guru ......................................... 44
Tabel. 10 Hasil Perhitungan Kompetensi Profesional Guru ........................ 44
Tabel. 11 Sebaran Skor Kompetensi Profesional Guru ............................... 45
Tabel. 12 Grafik Skor Kompetensi Profesional Guru .................................. 46
Tabel. 13 Kisi-kisi Kuisioner Supervisi Akademik ..................................... 47
Tabel. 14 Hasil Uji Linieritas ...................................................................... 48
Tabel. 15 Kategori Supervisi Akademik Kepala Sekolah ........................... 50
Tabel. 16 Hasil Perhitungan Supervisi Akademik ...................................... 50
Tabel. 17 Sebaran SkorSupervisi Akademik Kepala Sekolah ..................... 51
Tabel. 18 Grafik Skor Kompetensi Supervisi Akademik ............................ 52
Tabel. 19 Hasil Uji Normalitas Data ........................................................... 54
Tabel. 20 Anova(b) ……………………………………………………….. 55
Tabel. 21 Correlations …………………………………………………….. 56
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Angket Penelitian ............................................................... 66
Lampiran II : Data Pengisian Kuisioner Kompetensi Profesional ............ 69
Lampiran III : Data Pengisian Kuisioner Supervisi Akademik .................. 70
Lampiran IV : Uji Validitas Angket Kompetensi Profesional ................... 71
Lampiran V : Uji Validitas Angket Supervisi Akademik ......................... 79
Lampiran VI : Data Valid .......................................................................... 85
Lampiran VII : Uji Reliabilitas ................................................................... 86
Lampiran VIII : Kategori Nilai .................................................................... 87
Lampiran IX : Uji Normalitas Data ........................................................... 88
Lampiran X : Analisis Hipotesis... ........................................................... 99
Lampiran XI : Tabel dan Grafik Frekuensi ............................................... 93
Lampiran XII : Tabel Nilai r Product Moment ........................................... 95
Lampiran XIII : Pedoman Pengumpulan Data Lapangan ............................ 96
Lampiran XIV : Catatan Lapangan I ........................................................... 97
Lampiran XV : Catatan Lapangan II ........................................................... 99
Lampiran XVI : Catatan Lapangan III ......................................................... 100
Lampiran XVII : Surat Pengajuan Judul Skripsi ............................... 101
Lampiran XVIII : Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi ............... 102
Lampiran XIX : Surat Keterangan Bebas Nilai ................................. 103
Lampiran XX : Berita Acara Seminar Proposal ............................... 104
Lampiran XXI : Bukti Seminar Proposal .......................................... 105
Lampiran XXII : Surat Perubahan Judul Skripsi ................................ 106
xiv
Lampiran XXIII : Surat Izin Penelitian Kepada Gubernur .................. 107
Lampiran XXIV : Surat Izin Penelitian Kepada Sekolah .................... 108
Lampiran XXV : Surat Izin dari Gubernur ......................................... 109
Lampiran XXVI : Surat Izin dari Bupati ............................................. 110
Lampiran XXVII : Surat Keterangan Melakukan Penelitian ............... 111
Lampiran XXVIII : Kartu Bimbingan Skripsi ....................................... 112
Lampiran XXIX : Fotokopi Sertifikat PPL ......................................... 113
Lampiran XXX : Fotokopi Sertifikat PPL-KKN Integratif ............... 114
Lampiran XXXI : Fotokopi Sertifikat TOEC ..................................... 115
Lampiran XXXII : Fotokopi Sertifikat TOAFL .................................. 116
Lampiran XXXIII : Fotokopi Sertifikat IT ........................................... 117
Lampiran XXXIV : Daftar Riwayat Hidup .......................................... 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Esensi sebuah pendidikan persekolahan adalah proses pembelajaran.
Tidak ada kualitas pendidikan persekolahan tanpa kualitas pembelajaran.
Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan persekolahan dapat dianggap
kurang berguna bilamana belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran.
Oleh karena itu dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan persekolahan
Pemerintah, dalam hal ini Depatemen Pendidikan Nasional, mengembangkan
berbagai program yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Di antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran guru
merupakan komponen organik yang sangat menentukan. Tidak ada kualitas
pembelajaran tanpa kualitas guru. Apapun yang telah dilakukan oleh
Pemerintah, namun yang pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran
tidak mungkin ada tanpa kualitas kinerja guru, sehingga peningkatan kualitas
pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada tanpa peningkatan kualitas para
gurunya. Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat
dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di
sekolah dan banyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai
tujuan.
2
Begitu sangat strategisnya kedudukan guru sebagai tenaga
profesional, di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, tepatnya Bab III Pasal 7, diamanatkan bahwa:
”Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.”1 Lebih lanjut di dalam bab dan pasal yang sama juga diamanatkan
bahwa pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan
diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan
berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,
nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.
Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka
pemberdayaan guru adalah supervisi akademik. Supervisi akademik adalah
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan akademik. Supervisi
akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, berarti,
1 UU RI No. 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hal 3
3
esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan
kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam
konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada
peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga
pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau
motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan
motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat.2
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa
salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah
kompetensi supervisi.3 Dengan Permendiknas tersebut berarti seorang kepala
sekolah harus kompeten dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru-
guru yang dipimpinnya.
Banyak guru yang telah bertahun-tahun mengajar, tetapi sebenarnya
kegiatan yang dilakukannya tidak banyak memberikan aspek perubahan
positif dalam kehidupan siswanya. Sebaliknya ada juga guru yang relatif
baru, namun telah memberikan kontribusi konkret ke arah kemajuan dan
perubahan positif dalam diri para siswa. Mereka yang mampu memberi
”pencerahan” kepada siswanya dapat dipastikan memiliki kompetensi sebagai
2 Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan
Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Profesionalisme Guru dalam Materi Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah, 2007, hal. 3
3 Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah, hal. 7
4
guru profesional.4 Hal seperti ini sudah lazim ada pada setiap sekolah, baik
negeri maupun swasta, guna menyikapi hal seperti di atas, maka dari itu salah
satu tugas seorang kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik
kepada guru agar kemampuan guru dalam melaksanakan tugas-tugas
pengelolaan proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Semakin berkualitas pelaksanaan supervisi akademik seorang kepala sekolah
maka akan dapat banyak memberi perubahan sikap profesional kepada
seorang guru dan begitu sebaliknya.5
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim merupakan sebuah instansi formal di
bawah naungan Kementerian Agama dengan para guru dan stafnya yang
relatif muda-muda, dimana perlu adanya bantuan pembinaan untuk
melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan
efisien. Maka dari itu supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala
sekolah sangat membantu khususnya bagi para guru muda, yang mana belum
banyak pengalaman di lapangan tentang pendidikan .
Bertitik tolak pada uraian dan asumsi diatas, maka penulis mencoba
untuk menguatkan serta menyempurnakn penelitian yang telah ada, dengan
menjawab secara statistik asumsi-asumsi diatas dengan melakukan penelitian
kuantitatif yang berjudul ”Hubungan Antara Supervisi Akademik Kepala
Sekolah Dengan Kompetensi Profesional Guru PAI di Madrasah Aliyah
Wahid Hasyim Yogyakarta”.
4 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif (Memberdayakan Dan Mengubah Jalan Hidup
Siswa), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 57 5 Hasil wawancara dengan bapak Hanang Ar Rasyid, S.E (Waka bag Kurikulum MA
Wahid Hasyim Yogyakarta), pada hari jum’at, tanggal 18 maret 2011
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kompetensi profesional guru PAI di Madrasah Aliyah
Wahid Hasyim Yogyakarta?
2. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara pelaksanaan supervisi
akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru PAI di
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dijabarkan diatas, maka tujuan
penelitian yang hendak dicapai adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimanakah kompetensi profesional guru PAI
dan pelaksanaan supervisi akademik kepala Madrasah Aliyah Wahid
Hasyim Yogyakarta.
b. Untuk membuktikan hubungan antara pelaksanaan supervisi akademik
kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru PAI di Madrasah
Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta.
2. Kegunaan penelitian
a. Kegunaan teoritik-akademik
1) Untuk mengembangkan wawasan mengenai supervisi akademik
kepala sekolah dan juga kompetensi profesional guru PAI di
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta.
6
2) Untuk mengembangkan pengetahuan mengenai hubungan supervisi
akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru PAI
di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta.
b. Kegunaan praktis
1) Sebagai bahan masukan atau input bagi Kepala Madrasah Aliyah
Wahid Hasyim agar mampu mengambil langkah-langkah tepat
dalam melaksanakan supervisi akademik dan berusaha
meningkatkan kompetensi profesional dan kinerja guru yang
dipimpinnya.
2) Memberi dorongan para guru PAI di Madrasah Aliyah Wahid
Hasyim untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya sebagai
seorang pendidik.
D. Kajian Pustaka
Berdasarkan telaah pustaka yang penulis lakukan terkait dengan
penelitian tentang hubungan supervisi akademik kepala sekolah dengan
kompetensi profesional guru, terdapat beberapa penelitian yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung dengan tema penelitian yang penulis susun,
sehingga dapat dijadikan bahan penunjang dalam penulisan skripsi ini,
diantaranya:
1. Skripsi karya Dewi Fajar Retno Paripih, Jurusan Kependidikan Islam,
Fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008, yang berjudul
“ Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru
Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta”.
7
Skripsi saudara Dewi tersebut mencermati pelaksanaan supervisi di SD
Muhammadiyah Sapen dari berbagai teknik yang dilaksanakan.
2. Skripsi karya Maryati, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2006, yang berjudul “Peran
Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pendidikan Islam Dalam
Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI di SMU Muhammadiyah
4 Yogyakarta”. Dalam skripsi tersebut pembahasannya lebih terfokus pada
peran serta upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi
profesional guru.
3. Skripsi karya Restu Nur Ciptasari, Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009, yang berjudul
“ Kompetensi Profesional Guru PAI Kelas XII di SMA Kolombo Sleman
Yogyakarta”. Dalam skripsi tersebut lebih membahas pada bagaimana
kompetensi professional guru dan usaha-usaha dalam peningkatannya.
4. Skripsi karya Barik Fidorain, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2010, yang
berjudul “ Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Professional Guru
Mata Pelajaran Fiqih Dalam Mengelola Proses Pembelajaran di MAN
Pakem Sleman Yogyakarta”. Dalam skripsi tersebut pembahasannya
meliputi bagaimana kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional
guru mata pelajaran fiqih dan bagaimana upaya-upaya peningkatannya
dalam mengelola proses pembelajaran.
8
Secara umum keempat skripsi di atas hampir serumpun dengan
penelitian yang penulis lakukan. Akan tetapi dalam penelitian ini tentu
mempunyai perbedaan yang mendasar yaitu lebih terfokus pada adakah
hubungan positif dilihat dari persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi
akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru PAI di
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta.
E. Landasan Teori
1. Kompetensi Profesional Guru
a. Pengertian Kompetensi Profesional Guru
Dalam Kamus Bahasa Indonesia kompetensi berarti
kecakapan.6 Padanan kata yang berasal dari Bahasa Inggris ini cukup
relevan dengan pembahasan, karena kompetensi guru merupakan
kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban
dan tanggung jawabnya.
Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau
dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.7
Pada Undang-Undang yang sama disebutkan dalam pasal 10
ayat (1) dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi
6 Suharno dkk, Kamus Bahasa Indonesia Terbaru, (Surabaya: Indah, 1996), hal. 141 7 UU RI No. 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hal 7
9
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.8
Berdasar pada Undang-Undang yang sama juga dinyatakan
bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan
yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodologi keilmuannya.
Menurut PP No. 19 Tahun 2005 penjelasan pasal 28 yang
dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Berdasar pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru ditegaskan bahwa setiap guru wajib
memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang
berlaku secara nasional. Adapun Standar Kompetensi Profesional
Guru Mata Pelajaran di SD/MI SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
sebagai berikut:
8 Ibid, hal. 3
10
Tabel.1
Standar Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran di SD/MI
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
Kompetensi Profesional
20.
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
Jabaran kompetensi Butir 20 untuk masing-masing guru mata pelajaran disajikan setelah tabel ini.
21.
Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
21.1 21.2
Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.
22.
Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
22.1 Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
22.2 Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
23.
Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
23.1 23.2
Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan.
23.3 Melakukan penelitian
11
tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.
23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
24.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
24.1 24.2
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan yang
harus dimiliki sebagai dasar dalam melaksanakan tugas profesional
yang bersumber dari pendidikan dan pengalaman yang diperoleh.
Kompetensi profesional tersebut berupa kemampuan dalam
memahami landasan kependidikan, kemampuan merencanakan proses
pembelajaran, kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, dan
kemampuan mengevaluasi proses pembelajaran.
b. Indikator Kompetensi Profesional Guru `
Menurut E. Mulyasa ruang lingkup kompetensi profesional
guru ditunjukkan oleh beberapa indikator. Secara garis besar indikator
yang dimaksud adalah:
1) Kemampuan dalam memahami dan menerapkan landasan
kependidikan dan teori belajar siswa.
12
2) Kemapuan dalam proses pembelajaran seperti pengembangan
bidang studi, menerapkan metode pembelajajaran secara variatif,
mengembangkan dan menggunakan media, alat dan sumber dalam
pembelajaran.
3) Kemampuan dalam mengorganisasikan program pembelajaran, dan
4) Kemampuan dalam evaluasi dan menumbuhkan kepribadian
peserta didik.9
Dari pendapat yang dinyatakan oleh E. Mulyasa dan juga
merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Butir 20-25, penulis mengambil
beberapa indikator untuk menganalisis data pada penelitian ini sebagai
berikut:
1) Menguasai materi, struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran yang diampu.
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
9 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), hal. 135-136
13
2. Supervisi Akademik
a. Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu
guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan. Meskipun demikian, supervisi
akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam
mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi
akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran,
maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran
merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya.
Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru
dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi
akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang
terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan
silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran,
penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran,
menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan
kelas.10
b. Tujuan Supervisi Akademik adalah:
1) Membantu guru mengembangkan kompetensinya,
10 Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan
Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Profesionalisme Guru dalam Materi Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah, 2007, hal. 7
14
2) Mengembangkan kurikulum,
3) Mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
c. Indikator Supervisi Akademik Yang Intensif
Salah satu tugas kepala sekolah/madrasah adalah
melaksanakan supervisi akademik. Namun sering dijumpai adanya
seorang kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik
hanya datang ke sekolah dengan membawa instrumen pengukuran
unjuk kerja. Kemudian masuk ke kelas melakukan pengukuran
terhadap unjuk kerja guru yang sedang mengajar. Setelah itu,
selesailah tugasnya, seakan-akan supervisi akademik sama dengan
pengukuran guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
Perilaku supervisi akademik sebagaimana digambarkan di atas
merupakan salah satu contoh perilaku supervisi akademik yang salah.
Perilaku supervisi akademik yang demikian tidak akan memberikan
banyak pengaruh terhadap peningkatan kualitas unjuk kerja guru
dalam mengelola proses pembelajaran. Seandainya memberikan
pengaruh, pengaruhnya sangat kecil artinya bagi peningkatan kualitas
unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran. Supervisi
akademik sama sekali bukan penilaian unjuk kerja guru. Apalagi bila
tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya dalam arti sempit, yaitu
mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi
kepentingan akreditasi guru belaka.
15
Berdasar pada Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Standar Kepala Sekolah, ada tiga kompetensi supervisi yang
seharusnya dimiliki kepala sekolah dalam rangka melaksanakan
supervisi akademik di sekolahnya masing-masing, yaitu meliputi:
merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang
tepat, dan juga menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap
guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Bertitik tolak dari kasus diatas dan juga berdasar pada
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala
Sekolah, seorang kepala sekolah harus dapat melaksanakan tiga
kompetensi supervisi dengan sebaik-baiknya dengan langkah sebagai
indikatornya sebagai berikut:
1) Menggugah kesadaran guru untuk melakukan pekerjaan yang lebih
baik.
2) Membangun pengertian atas apa yang harus dilakukan dan
bagaimana caranya.
3) Mengawasi jalannya kegiatan pelaksanaan dari hasil yang telah
dibicarakan bersama.
4) Menilai dan membetulkan yang perlu dijalankan agar lebih baik
sambil memberi masukan tambahan yang ditemukan ketika sedang
dilaksanakan.
16
5) Uji sukses pekerjaan guru, dengan mengamati bagaimana murid
memahami dan menerimanya.11
3. Hubungan Antara Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dengan
Kompetensi Profesional Guru
Menurut pendapat Soetjipto dan Raflis Kosasi ditinjau dari
pendekatan kompetensi maka supervisi merupakan upaya agar guru
mempunyai kompetensi tertentu dalam menjalankan tugasnya. Supervisi
dalam hal ini adalah untuk membentuk kompetensi minimal yang harus
dikuasai guru karena guru yang tidak memenuhi kompetensi dianggap
tidak produktif. Supervisor dalam hal ini bertugas untuk menciptakan
lingkungan terstruktur yaitu melalui kegiatan supervisi yang terencana
sehingga secara bertahap guru dapat menguasai kompetensi yang
dibutuhkan dalam tugas mengajarnya.12
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riyani Hadiyanti
(2005) diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan supervisi kepala
sekolah mempunyai pengaruh terhadap kompetensi profesional guru.
Pengaruh yang dimaksud yaitu bahwa adanya peningkatan pelaksanaan
supervisi oleh kepala sekolah memberi pengaruh terhadap peningkatan
kompetensi perofesional guru.
Dalam penelitian ini penulis juga meneliti tentang korelasi antara
pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi
11 Dadang Suhardan, Supervisi Professional (Layanan Dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Di Era Otonomi Daerah), (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 161 12 http// pdfwindows.com/pdf/hubungan-supervisi-kepala-sekolah-terhadap-kompetensi-
profesional.Diakses 17 Maret 2011, 14.00 WIB
17
profesional, yang mana penulis ingin menguatkan serta menyempurnakan
penelitian sebelumnya dengan menjawab secara statistik baik dari
supervisi akademik kepala sekolah maupun kompetensi profesional guru
PAI di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim ini. 13
F. Hipotesis
Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang akan dibuat oleh
peneliti bagi problematika yang akan diajukan dalam penelitiannya.14
Hipotesis yang diajukan dari penelitian yang akan dilakukan ini
adalah adanya hubungan positif dan signifikan antara pelaksanaan supervisi
akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesionalitas guru PAI di
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian lapangan
yang bersifat kuantitatif. Yaitu penelitian yang menggunakan data yang
dinyatakan dengan skor angka. Atau dengan kata lain data verbal
dikuantifikasikan ke dalam skor angka berdasarkan definisi operasional.
Sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian korelasional, yaitu
penelitian yang berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel
13http//file:J:/Eksperime,%20Expost%20Facto,%20Korelasional,%20Komparatif.htm.
Diakses 29 Juni 2011, 23.30 WIB 14 Suharsismi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, hal.71.
18
yang lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan
tingkat atau derajat hubungan di antara variabel-variabel tersebut.15
Yang dimaksud variabel ialah suatu atribut dari sekelompok objek
yang diteliti yang memiliki variasi antara satu objek dengan objek yang
lain dalam kelompok tersebut.16
2. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan penelitian korelasional. Sebab dalam penelitian ini akan
melihat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan veriabel
terikat (dependent).17 Yaitu supervisi akademik yang dilakukan oleh
kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru PAI.
Pendekatan korelasi dapat dibangun memulai teori yang berfungsi
untuk mengetahui, meramalkan dan mengontrol suatu fenomena. Bentuk
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ada tiga yaitu:
simetris, kausal dan interaktif.18
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan populasi,
yakni seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup
dan waktu yang ditentukan.19 Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
15 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta:
Raja Grafindo, 1996, hal. 277. 16 Mardalis, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
hal. 53-54. 17 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: GP Press, 2008, hal.
63. 18 Ibid, hal. 64. 19Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Teori-Aplikasi, Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2006, hal. 116.
19
penelitian yakni semua guru PAI di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim
Yogyakarta. Penelitian ini mengambil subjek sebanyak 6 guru PAI,
jumlah ini merupakan jumlah total guru PAI di Madrasah Aliyah Wahid
Hasyim Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Maka subjek tersebut harus
diambil semua seperti yang dikatakan Suharsimi bahwa jika subjeknya
kurang dari seratus maka diambil semua.20
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode-metode sebagai
berikut:
a. Metode Kuisioner
Yaitu teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada
seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.21 Penelitian ini
ada dua sumber data yang dijaring untuk keperluan penelitian ini,
yaitu:
1) Data tentang persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi
akademik kepala sekolah.
2) Data tentang kompetensi profesional guru PAI
Semua kuisioner tersebut menggunakan skala likert. Setiap
pertanyaan mempunyai lima alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Antara Setuju dan Tidak (N), Tidak Setuju (TS),
20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta, 1993. hal. 107.
21 Ibid, hal. 55-56.
20
Sangat Tidak Setuju (STS). Nilai dari alternatif jawaban yang ada
dapat dilihat dalam tabel berikut. 22
Tabel. 2 Nilai Skala Likert
Jawaban
Nilai
Favorabel Tidak
Favorabel
SS
(Sangat Setuju) 5 1
S
(Setuju) 4 2
N
(Antara Setuju dan Tidak) 3 3
TS
(Tidak Setuju) 2 4
STS
(Sangat Tidak Setuju) 1 5
Untuk menentukkan tinggi rendahnya tingkat kompetensi
profesional yang ada pada guru PAI di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim
Yogyakarta dan juga persepsi guru PAI tersebut terhadap pelaksanaan
supervisi kepala sekolah digunakan nilai standar skala 5. Nilai standar
skala 5 tersebut adalah Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan
Sangat Rendah untuk mengetahui tingkat kompetensi profesional guru
22 Ibid., hal. 32.
21
PAI dan juga supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah.
23
Untuk menentukan skor dari masing-masing kategori dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :24
1) Menentukan jumlah kelas (K).
2) Menentukan Range (R) = Nilai Maksimum – Nilai Minimum.
3) Menentukkan interval (I) = R/K
4) Kemudian menentukkan bilangan dasar interval dan membangun tabel
distribusi.
b. Metode observasi
Yaitu kegiatan yang meliputi pemusatan terhadap objek yang
menggunakan alat indera. 25 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi
observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematika
tentang fenomena-fenomena yang diselidiki.26
c. Metode wawancara
Yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.27 Guna
dari metode ini adalah mengumpulkan data dengan cara tanya jawab
yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan
23 Ibid., hal. 109. 24 Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, hal. 272. 25 Ibid, hal. 120 26 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1982, hal.
136. 27 Opcit, hal. 145
22
penyelidikan pada umumnya dua orang atau lebih yang hadir secara
fisik dalam proses tanya jawab tersebut.
Metode ini ditujukan kepada kepala sekolah, guru dan karyawan
untuk mengetahui tentang kondisi sekolah dan juga tentang
pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah, kompetensi guru dan
lain-lain, yang akan penulis perlukan untuk kelengkapan penelitian
ini. Bentuk interview yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah interview bebas terpimpin. Dengan kebebasan akan tercapai
kewajaran dengan semaksimal mungkin dan dengan terpimpin tidak
menyimpang dari tujuan. Untuk itu penulis menyiapkan pedoman
wawancara yang berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disiapkan.
d. Metode dokumentasi
Adalah mencari data dengan menyelidiki benda-benda tertulis
seperti catatan harian, buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat dan sebagainya.28 Guna dari metode ini
adalah penulis dapat melihat penelitian sebelumnya yang serumpun,
serta untuk mencari data tentang visi dan misi, kurikulum yang
diterapkan, keadaan guru, keadaan karyawan, keadaan siswa yang
mana semua tersebut terdapat di database madrasah dan tidak
mungkin penulis lakukan wawancara satu per satu.
28 Ibid, hal. 149.
23
5. Metode Analisis Data
a. Uji Analisis Kualitas Instrumen
1) Validitas Instrumen
Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data
variabel yang akan diteliti secara tepat. Penelitian ini
menggunakan uji validitas yang dilakukan dengan analisis
butir. Sedangkan untuk analisisnya menggunakan teknik
analisis product moment dengan bantuan SPSS v. 16 modul
analisis butir item Program Analisis Kesahihan (Validitas)
Butir.
Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil
perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya validitas variabel
yang diukur. Selanjutnya harga koefisien ini dibandingkan
dengan harga r tabel, jika r hitung lebih besar daripada r tabel,
maka butir pernyataan tersebut dikatakan valid atau sahih.
2) Reliabilitas Instrumen
Sebuah instrumen dikatakan reliabel jika instrumen
tersebut mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya dan
sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Reliabilitas suatu
item menunjukkan bahwa intrumen tersebut dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
24
instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas dilakukan
setelah didapatkan butir-butir pernyataan yang valid.
Hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh dengan
menggunakan bantuan SPSS modul analisis butir program Uji
Keandalan Teknik Alpha Cronbach.
b. Uji prasyarat analisis
Sebelum dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang berfungsi
memeriksa keabsahan data. Uji prasyarat analisis dalam penelitian
ini meliputi:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah
data dari variabel itu berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data dari
variabel itu berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS.
2) Uji Linieritas
Uji linieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat berbentuk
linier atau tidak. Hubungan variabel bebas dan variabel terikat
dikatakan linier jika f hitung < f tabel atau signifikansi (p) >
0.05.
25
c. Analisis Hipotesis
Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan dengan
pengujian Korelasi Product Moment (Product of the Moment
Correlation), dengan rumus:
rxy = N ( ∑ XY ) – ( ∑ X ) . (∑ Y )
N ∑ X² – ( ∑ X )² . N ∑ Y² – ( ∑ Y )²
di mana:
rxy = koifisien korelasi
N = number of cases
∑ XY = jumlah hasi kali antar skor x dengan skor y
∑ X = jumlah seluruh skor x
∑ Y = jumlah seluruh skor y29
Dalam perhitunganya akan menggunakan bantuan program SPSS.
Setelah diperoleh harga nilai r, selanjutnya nilai r tersebut
dibandingkan dengan r tabel.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penelitian yang sistematis dan konsisten dari isi
skripsi, maka perlu disusun suatu sistematika penulisan sedemikian rupa
sehingga penelitian ini dapat menunjukkan suatu totalitas yang utuh dari
sebuah skripsi. Untuk itu penulis akan mengemukakan sistematika
29 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Graffindo, 2007), hal
206.
26
pembahasan secara keseluruhan skripsi ini terdiri dari 3 bagian sebagai
berikut:
Bagian awal merupakan bagian formalitas yang terdiri dari: Halaman
judul, Halaman Persetujuan Skripsi, Halaman Pengesahan, Halaman Motto,
Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Tabel.
Bagian kedua merupakan bagian isi terdiri dari 4 bab dan pada tiap
bab terdiri dari:
Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian,
dan sistematika pembahasan. Hal ini dimaksudkan sebagai kerangka awal
dalam mengantarkan isi pembahasan kepada bab selanjutnya.
Bab II : Gambaran Umum Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta
yang memuat tentang letak geografisnya, sejarah berdirinya, struktur
organisasi, keadaan guru, siswa dan karyawan, sarana dan fasilitasnya.
Bab III : Menjadi inti pembahasan ini yakni berisi tentang hasil penelitian
dan pembahasan
Bab IV : Penutup, yaitu meliputi : Kesimpulan, saran-saran, dan kata
penutup
Bagian ketiga atau bagian terakhir dari penulisan skripsi ini adalah
daftar pustaka, lampiran, daftar riwayat hidup dan daftar ralat.
41
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam
Untuk mengetahui tentang kompetensi profesional guru PAI
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta digunakan kuisioner sebagai
sumber data primer. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan kuisioner berstruktur. Kuisioner berstruktur berisi pertanyaan-
pertanyaan yang disertai sejumlah alternative jawaban yang disediakan dan
responden menjawab dengan memilih jawaban yang sesuai keadaan dirinya.47
Kuisioner kompetensi profesional ini terdiri dari 20 soal. Kisi-kisi
pertanyaan yang ada dalam kuisioner tersebut dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel. 6
Kisi-kisi Kuisioner Kompetensi Professional
Aspek Nomor item F T-F
Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
1, 2 8, 22
Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
5, 10, 17 3, 16
Mengembangkan materi pembelajan yang diampu secara kreatif.
4, 13, 18 15, 19
Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tidakan reflektif.
7, 21 6, 11
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
12, 20 9, 14
Keterangan: F =Favorabel T-F =Tidak Favorabel
47 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal.
167-168
42
Kuisioner disebarkan kepada bapak/ibu guru PAI di Madrasah Aliyah
Wahid Hasyim hari jum’at tanggal 20 Mei 2011 pukul 08.00-11.00. kuisioner
ini diisi oleh 6 responden, yaitu semua guru PAI di Madrasah Aliyah Wahid
Hasyim ini. Setelah kuisioner diisi oleh bapak/ibu guru, kemudian penulis
melakukan perhitungan terhadap hasil kuisioner tersebut.
1. Uji Validitas
Uji validitas item dilakukan dengan menggunakan rumus Product
Moment. Perhitungan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for
windows. Kuisioner berjumlah 22 yang diujikan kepada 6 responden. Dari
hasil uji validitas butir kuisioner, terdapat 20 kuisioner yang valid dengan
taraf signifikansi 5% dari 22 kuisioner. (Lampiran IV, hal. 74). Kuisioner
yang tidak valid adalah nomor 3 dan 20. Kuisioner yang tidak valid tidak
digunakan untuk penghitungan selanjutnya. Kuisioner yang digunakan
dalam perhitungan selanjutnya adalah nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21 dan 22.
2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0
for windows. Uji reliabilitas dilakukan pada kuisioner yang valid dari hasil
pengukuran validitas kuisioner.
Tabel. 7
Hasil Uji Linieritas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.985 20
43
Dari perhitungan reliabilitas di atas diketahui nilai reliabilitas
adalah 0,985. Hal ini menunjukkan bahwa kuisionernya reliabel karena
diatas 0,70.48
3. Analisis Kompetensi Profesional Guru PAI Madrasah Aliyah Wahid
Hasyim Yogyakarta
Analisis kompetensi guru PAI dikategorikan dalam lima kategori
yaitu, Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah.
Pengkategorian tersebut untuk mengetahui tingkat kompetensi profesional
guru.49
Kuisioner berjumlah 20 dengan nilai harapan tertinggi 100 dan
nilai harapan terendah 20. Kemudian dilakukan perhitungan untuk
membagi kategori kompetensi profesional guru. Perhitungan yang
dilakukan sebagai berikut : 50
Jumlah kelas (K) = 5
Range (R) = Nilai maksimum – Nilai minimum
= 100 – 20 = 80
Interval = R / K = 80 / 5 = 16
Pemberian kategori kompetensi profesional guru dilakukan dengan
memperhatikan skor kompetensi profesional guru. Skor yang paling besar
diberi kategori Sangat Tinggi, kemudian diikuti dengan kategori Tinggi,
48 Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1996), hal. 217 49 Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, hal. 26.
50 Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, hal. 272.
44
dan seterusnya sampai pada skor yang paling kecil diberi kategori Sangat
Rendah.
Tabel. 8
Kategori Kompetensi Profesional Guru
Interval Kategori
88 – 104 Sangat Tinggi
71 – 87 Tinggi
54 – 70 Sedang
37 – 53 Rendah
20 – 36 Sangat Rendah
Dari perhitungan yang sudah dilakukan dihasilkan nilai mean dan
standar deviasi sebagai berikut:
Tabel. 9
Hasil Perhitungan Kompetensi Profesional Guru
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Y 66.8333 23.86141 6
Dari tabel di atas diketahui nilai mean skor kompetensi profesional
guru adalah 66,83.dan standar deviasi 23,86. Nilai mean skor kompetensi
profesional guru ada pada taraf sedang. Hal ini menunjukkan bahwa secara
45
rata-rata kompetensi profesional guru MA Wahid Hasyim Yogyakarta ada
taraf sedang, karena para guru masih tergolong muda dan baru. Sedangkan
sebaran skor dan grafik kompetensi profesional guru pada masing-masing
kategori dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel. 10
Sebaran Skor Kompetensi Profesional Guru
Skor Responden Prosentase Kategori
88 – 104 2 33,3% Sangat Tinggi
71 – 87 0 0,0% Tinggi
54 – 70 0 0,0% Sedang
37 – 53 4 66,7% Rendah
20 – 36 0 0,0% Sangat Rendah
46
Tabel. 11
Grafik Skor Kompetensi Profesional Guru
B. Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Untuk mengetahui tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah MA
Wahid Hasyim Yogyakarta digunakan kuisioner sebagai sumber data primer.
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuisioner
berstruktur. Kuisioner berstruktur berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai
sejumlah alternative jawaban yang disediakan dan responden menjawab
dengan memilih jawaban yang sesuai keadaan yang sebenarnya.
47
Kuisioner supervisi akademik kepala sekolah ini terdiri dari 22 soal.
Kisi-kisi pertanyaan yang ada dalam kuisioner tersebut dapat dilihat dalam
tabel berikut.51
Tabel. 12
Kisi-kisi Kuisioner Supervisi Akademik
Aspek Nomor item
F T-F Menggugah kesadaran guru untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik.
1, 4 3, 18
Membangun pengertian atas apa yang harus guru lakukan, dan bagaimana caranya.
2, 7 6, 14
Mengawasi jalannya kegiatan pelaksanaan dari hasil yang telah dibicarakan bersama.
13, 16 5, 19
Menilai dan membetulkan yang perlu dijalankan agar lebih baik dan juga member masukan tambahan yang ditemukan ketika sedang dilaksanakan.
8, 11 10, 15
Menguji kesuksesan guru mengajar dengan memantau bagaimana murit memahami dan menerimanya.
17, 20 9, 12
Keterangan: F =Favorabel T-F =Tidak Favorabel
Kuisioner disebarkan kepada bapak/ibu guru PAI Madrasah Aliyah
Wahid Hasyim hari jum’at tanggal 20 Mei 2011 pukul 08.00-11.00. kuisioner
ini diisi oleh 6 responden, yaitu semua guru PAI di Madrasah Aliyah Wahid
Hasyim ini. Setelah kuisioner diisi oleh bapak/ibu guru, kemudian penulis
melakukan perhitungan terhadap hasil kuisioner tersebut.
51 Saifuddin Anwar, Penyusun Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal.
26
48
1. Uji Validitas
Uji validitas item dilakukan dengan menggunakan rumus Product
Moment. Perhitungan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for
windows. Kuisioner berjumlah 20 yang diujikan kepada 6 responden. Dari
hasil uji validitas butir kuisioner, semua butir kuisioner dinyatakan valid
dengan taraf signifikasi 5% dari 20 kuisioner tersebut. (Lampiran V, hal.
82)
2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0
for windows. Uji reliabilitas dilakukan pada kuisioner yang valid dari hasil
pengukuran validitas kuisioner.
Tabel. 13
Hasil Uji Linieritas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.980 20
Dari perhitungan reliabilitas diketahui nilai reliabilitas adalah
0,980. Hal ini menunjukkan bahwa kuisionernya reliabel karena diatas
0,70.
3. Analisis Supervisi Akademik Kepala Sekolah MA Wahid Hasyim
Yogyakarta
Analisis Supervisi Akademik Kepala Sekolah dikategorikan dalam
lima kategori yaitu, Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat
49
Rendah. Pengkategorian tersebut untuk mengetahui tingkat supervisi
akademik kepala sekolah.
Kuisioner berjumlah 20 dengan nilai harapan tertinggi 100 dan
nilai harapan terendah 20. Kemudian dilakukan perhitungan untuk
membagi kategori supervisi akademik kepala sekolah. Perhitungan yang
dilakukan sebagai berikut :
Jumlah kelas (K) = 5
Range (R) = Nilai maksimum – Nilai minimum
= 100 – 20 = 80
Interval = R / K = 80 / 5 = 16
Pemberian kategori supervisi akademik kepala sekolah dilakukan
dengan memperhatikan skor supervisi akademik kepala sekolah. Skor yang
paling besar diberi kategori Sangat Tinggi, kemudian diikuti dengan
kategori Tinggi, dan seterusnya sampai pada skor yang paling kecil diberi
kategori Sangat Rendah.
50
Tabel. 14
Kategori Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Interval Kategori
88 – 104 Sangat Tinggi
71 – 87 Tinggi
54 – 70 Sedang
37 – 53 Rendah
20 – 36 Sangat Rendah
Dari perhitungan yang sudah dilakukan dihasilkan nilai mean dan
standar deviasi sebagai berikut
Tabel. 15
Hasil Perhitungan Penilaian Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
X 79.6667 14.59680 6
Dari tabel di atas diketahui nilai mean skor supervisi akademik
kepala sekolah adalah 79,67 dan standar deviasi 14,60. Nilai mean skor
supervisi akademik kepala sekolah ada pada taraf tinggi. Artinya hal ini
menunjukkan bahwa secara rata-rata supervisi akademik kepala sekolah
MA Wahid Hasyim Yogyakarta ada pada taraf tinggi, karena baiknya
51
kualitas supervisi akademik kepala sekolah yang dibuktikan dengan
adanya penilaian baik dari guru pendidikan agama islam tersebut.
Sedangkan sebaran skor dan grafik supervisi akademik kepala sekolah
pada masing-masing kategori dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel. 16
Sebaran Skor Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Skor Responden Prosentase Kategori
88 – 104 2 33,3% Sangat Tinggi
71 – 87 2 33,3% Tinggi
54 – 70 2 33,3% Sedang
37 – 53 0 0,0% Rendah
20 – 36 0 0,0% Sangat Rendah
52
Tabel. 17
Grafik Skor Supervisi Akademik
C. Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dengan Kompetensi
Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Aliyah Wahid
Hasyim Yogyakarta
Untuk mengetahui tentang hubungan antara supervisi akademik
kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru PAI di Madrasah Aliyah
Wahid Hasyim Yogyakarta dilakukan perhitungan terhadap data yang sudah
terkumpul dan sudah dilakukan uji validitas dan realibilitas. Kemudian
dilakukan uji pra syarat yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Hal ini akan mempengaruri pengujian analisis selanjutnya.
53
Data yang berdistribusi normal diuji dengan statistik parametris dan data
yang tidak normal diuji dengan menggunakan analisis statistik
nonparametris. Maka perlu dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu.
52
Pengujian normalitas data menggunakan bantuan program SPSS
16.0 for windows. Hasil uji normalitas diketahui dengan melihat pada nilai
Asymp. Sig (2-tailed). Suatu distribusi dikatakan normal apabila nilai p
lebih besar dari 0,05.53
a. Uji Normalitas Data Kompetensi Profesional
Pada uji normalitas data kompetensi profesional diketahui bahwa
nilai p pada Asymp. Sig adalah 0,380. Nilai ini lebih besar dari 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa data kompetensi profesional berdistribusi
normal.
b. Uji Normalitas Data Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Pada uji normalitas data supervisi akademik kepala sekolah
diketahui bahwa nilai p pada Asymp. Sig adalah 0,980. Nilai ini lebih
besar dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa data supervisi akademik
kepala sekolah berdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas data
kompetensi profesional dan supervisi akademik kepala sekolah sebagai
berikut:
52 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, hal. 75. 53 Bina Patria, Uji Normalitas, http://inparametric.com/, 10 Desember 2010.
54
Tabel. 18
Hasil Uji Normalitas Data Kompetensi Profesional Dan Supervisi
Akademik Kepala Sekolah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X Y
N 6 6
Normal Parametersa
Mean 79.6667 66.8333
Std. Deviation 1.45968E1 2.38614E1
Most Extreme Differences
Absolute .192 .371
Positive .192 .371
Negative -.176 -.227
Kolmogorov-Smirnov Z .470 .910
Asymp. Sig. (2-tailed) .980 .380
a. Test distribution is Normal.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui status linier tidaknya suatu
distribusi data penelitian. Suatu distribusi data yang linier diselesaikan
selesaikan dengan teknik anareg linier, sedangkan suatu distribusi data yang
tidak linier diselesaikan dengan teknik anarek non-linier. Jadi, uji linieritas
ini dilakukan untuk menentukan teknik analisis yang akan digunakan. 54
Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan bantuan program
SPSS 16.0 for windows. Hasil uji linieritas diketahui dengan memperhatikan
nilai signifikansi atau Sig F pada tabel anova hasil analisis regresi.
Ketentuan yang digunakan adalah jika angka signifikansi penelitian < 0,05
54 Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, hal. 180.
55
maka ada hubungan linier antara variabel yang mempengaruhi dengan
variabel yang dipengaruhi.55
Tabel. 19
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1967.214 1 1967.214 8.946 .040a
Residual 879.619 4 219.905
Total 2846.833 5
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Dari tabel Anova hasil analisis regresi tersebut di atas (Lampiran. X,
hal. 93) diketahui bahwa angka signifikansi F adalah 0,04. Angka tersebut
kemudian dibandingkan dengan 0,05. Angka signifikansi ternyata lebih
kecil dari nilai 0,05 (0,04 < 0,05) atau dikatakan signifikan. Dengan
demikian ada hubungan linier antara supervisi akademik kepala sekolah
dengan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta ini.
3. Analisis Hipotesis
Untuk melakukan analisis data penelitian, dilakukan dengan
pengujian Korelasi Product Moment (Product of the Moment Correlation).
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara
55 Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: CV
Andi Offset, 2006), hal. 134 – 135.
56
supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta.
Proses Perhitungan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for
windows. Hasil analisis diketahui dengan memberikan angka indeks
korelasi ”r” Product Moment ( xyr ) dengan berkonsentrasi pada tabel nilai
( ), maka terlebih dahulu harus mencari df-nya (degres of freedom) dengan
rumus: df=N-nr. Setelah diperoleh df-nya, maka dapat dicari besarnya“r”
yang tercantum dalam Tabel Nilai “r” Product Moment, pada taraf
signifikansi 5%. Jika xyr sama atau lebih besar dari nilai “r” table, maka
hipotesis alternative (Ha) diterima, artinya antara variabel X dan Y ada
hubungan positif.
Tabel. 20
Correlations
Y X
Pearson Correlation Y 1.000 .831
X .831 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .020
X .020 .
N Y 6 6
X 6 6
Dari tabel Correlation di atas (Lampiran X, hal. 92) hasil analisis
dapat dihitung, harga ( xyr ) = 0,831 dengan sedangkan df=N-nr (6-2) pada
taraf signifikansi 5% diperoleh 0,754. Hal ini berarti bahwa ( xyr ) sebesar
0,831lebih besar dari “r” tabel yang sebenarnya pada taraf signifikansi 5%
57
yaitu sebesar 0,754.56 Angka ini menunjukkan adanya korelasi yang positif
antara variabel X (supervisi akademik kepala sekolah) dengan variabel Y
(kompetensi profesional).
D. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan analisis di atas, kompetensi professional guru PAI
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta berada pada kategori sedang/
cukup. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah prosentase kompetensi
profesional rata-rata ada pada katagori sedang yakni sebesar 66,83%.
Sedangkan supervisi akademik kepala sekolah Madrasah Aliyah
Wahid Hasyim Yogyakarta berada pada kategori tinggi/ baik. Hal ini
ditunjukkan dengan jumlah prosentase penilaian supervisi akademik rata-
rata ada pada katagori tinggi atau baik yakni sebesar 79,67%.
Terdapat hubungan positif dan signifikan antara supervisi akademi
kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru PAI di Madrasah
Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta. hal ini ditunjukkan bahwa ( xyr ) sebesar
0,831 dengan taraf signifikansi 0,04 lebih besar dari “r” tabel yang
sebenarnya pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0,754.57 Dan nilai
signifikansi 0,04 < 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan.
Artinya dari angka-angka di atas menunjukkan adanya korelasi yang positif
56 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Graffindo, 2007), hal
195.
57 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Graffindo, 2007), hal 195.
58
dan signifikan antara variabel X (supervisi akademik kepala sekolah)
dengan variabel Y (kompetensi profesional).
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan
signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi
profesional guru PAI di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta, serta
tinggi dan rendahnya kompetensi profesional guru PAI di Madrasah Aliyah
Wahid Hasyim Yogyakarta salah satunya adalah supervisi akademik kepala
sekolahnya. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Riyani
Hadiyanti (2005) diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan supervisi kepala
sekolah mempunyai pengaruh terhadap kompetensi profesional guru.
Pengaruh yang dimaksud yaitu bahwa adanya peningkatan pelaksanaan
supervisi oleh kepala sekolah memberi pengaruh terhadap peningkatan
kompetensi perofesional guru. Artinya kedua variabel tersebut mempunyai
hubungan yang positif dan signifikan, jadi letak penelitian ini menguatkan
penelitian sebelumnya serta memberi data statistik tentang tingkat
kompetensi professional guru, dan pelaksanaan supervisi akademik kepala
sekolah serta hubungan keduanya.
59
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan penelitian, hasil analisis data, dan hipotesis
penelitian yang diajukan, maka dapat disimpulkan:
1. Kompetensi professional guru PAI Madrasah Aliyah Wahid Hasyim
Yogyakarta berada pada kategori sedang/ cukup. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai mean kompetensi professional guru sebesar 66,83 dengan
standar deviasi 23,86. Artinya guru PAI Madrasah Aliyah Wahid
Hasyim masih membutuhkan banyak pembinaan dari Kepala Madrasah
selaku supervisor.
2. Pelaksanaan supervisi akademik Kepala Madrasah Aliyah Wahid
Hasyim Yogyakarta berada pada kategori tinggi/ baik. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai mean penilaian guru terhadap intensifitas
supervisi akademik sebesar 79,67 dengan standar deviasi 14,60. Artinya
para guru, khusunya guru PAI menilai supervisi akademik yang
dilaksanakan kepala sekolah sudah berjalan semestinya.
3. Terdapat hubungan positif antara supervisi akademik kepala sekolah
dengan kompetensi profesional guru PAI di Madrasah Aliyah Wahid
Hasyim Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan bahwa “r” product moment
sebesar 0,831 dengan taraf signifikansi 0,04 lebih besar dari “r” tabel
yang sebenarnya pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0,754. Dan
nilai signifikansi 0,04 < 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang
60
signifikan. Angka di atas menunjukkan adanya korelasi yang positif dan
signifikan antara variabel X (supervisi akademik kepala sekolah)
dengan variabel Y (kompetensi profesional). Jadi dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara supervisi
akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru PAI di
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta.
B. Saran-saran
1. Kepada Kepala Sekolah
a. Diharapkan kepala sekolah untuk selalu meningkatkan
pemberdayaan SDM yang ada secara terus menerus.
b. Hendaknya dalam melaksanakan supervisi akademik, kepala sekolah
melaksanakannya dengan terus menerus, berkesinambungan,
sehingga hasil yang dicapai dapat optimal, mengingat guru-guru
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim khusunya masih muda dan baru
yang mana masih kurang pengalaman di lapangan dalam dunia
pendidikan.
c. Hendaknya kepala sekolah memperhatikan kelengkapan sarana
pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan dengan
efektif dan optimal.
61
2. Kepada Guru
a. Para guru hendaknya selalu meningkatkan kompetensi
profesionalnya dengan menganggap mengajar sebagai sebuah
tanggung jawab, bukan hanya sekedar kewajiban menyampaikan
materi.
b. Para guru hendaknya selalu terbuka dan selalu menjalin hubungan
yang sinergis dengan kepala madrasah (selaku supervisor) agar
segala kekurangan dan juga masalah-masalah yang timbul dalam
proses belajar mengajar dapat teratasi.
c. Sebagai guru yang profesional hendaknya selalu memotivasi dan
berusaha meningkatkan belajar siswa.
C. Kata Penutup
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya tercurahkan kepada
Allah SWT yang telah memberi segala kekuatan, perunjuk, dan kemudahan
sehingga dengan segala kekurangan dan kelemahan yang penulis rasakan
skripsi ini dapat terselesaikan
Mengingat skripsi ini masih banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik guna
sempurnanya tulisan ini. Tidak banyak harapan dari penulis selain apa yang
ada dalam tulisan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan semua kalangan pembaca umumnya.
62
Akhir kata semoga Allah selalu memberikan kemudahan bagi orang-
orang yang mau berusaha dan bekerja keras dalam menggapai cita-citanya.
Amin.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsismi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Azwar, Saifuddin, Penyusunan Skala Psikologi, yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005
Bina Patria, Uji Normalitas, http://inparametric.com/, 2010.
Dadang Suhardan, Supervisi Professional (Layanan Dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Di Era Otonomi Daerah), Bandung: Alfabeta, 2010.
Denim, Sudarmawan dan Khairil, Profesi Kependidikan, Bandung: Alfabeta,
2010.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM,
1982.
Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
Jakarta: Raja Grafindo, 1996
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: GP Press, 2008.
Jurnal Pelatihan Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Profesionalisme Guru
(Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional),
2007.
Jurnal Supervisi Akademik (Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala
Sekolah), (Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jendral
Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan Nasional), 2010.
Mardalis, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,
2008.
64
Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Naim, Ngainun, Menjadi Guru Inspiratif (Memberdayakan Dan Mengubah Jalan
Hidup Siswa), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Panduan Penulisan Skripsi, Yogyakarta: Jur PAI Fak. TY, UIN Sunan Kalijaga,
2008.
Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13
Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah
Sarwono, Jonathan, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, Yogyakarta:
CV Andi Offset, 2006.
Siswadi, “Membaca Output SPSS : Penelitian SDM”,
http://nazwadzulfa.wordpress.com, 2010.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1996.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Graffindo, 2007.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Graffindo, 2007.
Sudjono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1996.
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta, 2007.
UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bandung: Fokus Media,
2009.
65
Winarsunu, Tulus, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang, 2006.
ANGKET PENELITIAN
Petunjuk:
1. Tuliskan identitas Bapak/Ibu sebelum menjawab angket!
2. Beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang telah disediakan!
3. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan dijamin kerahasiannya dan tidak berpengaruh terhadap kondisi bapak/ibu.
Nama :……………………………………………………………………................
Mapel yang diampu :……………………………………………………………………................
SS= Sangat Setuju S= Setuju N=Antara setuju atau tidak TS= Tidak Setuju STS=Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan SS S N TS STS A 1 Saya memahami materi, struktur, konsep dan pola pikir ilmu-ilmu
yang relevan dengan pembelajaran pendidikan agama islam.
2 Saya menginterpretasikan materi, struktur, konsep dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran pendidikan agama islam.
3 Saya kurang memahami tujuan pembelajaran yang saya ampu. 4 Saya menggunakan banyak buku referensi untuk sumber belajar. 5 Saya memahami standar kompetensi mata pelajaran yang saya
ampu.
6 Saya tidak pernah melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan saya.
7 Saya melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.
8 Saya tidak menganalisis materi, struktur, konsep dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran pendidikan agama islam.
9 Saya tidak pernah memanfaatkan perpustakaan dan laboratorium untuk mengajar.
10 Saya memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang saya ampu.
11 Saya kurang mengikuti kemajuan zaman dalam sumber belajar. 12 Saya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pengembangan diri.
13 Saya memilih materi pembelajaran yang saya ampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
14 Saya tidak memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi dengan peserta didik.
15 Saya tidak pernah mengolah materi pelajaran yang saya ampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
16 Saya tidak menggunakan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
17 Saya menggunakan standar kompetensi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
18 Saya menggunakan metode pengajaran sesuai dengan materi pembelajaran.
19 Saya jarang menggunakan alat peraga dalam menyampaikan materi pembelajaran.
20 Saya selalu meminta siswa untuk mencari referensi lain dari berbagai media.
21 Saya memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan saya.
22 Saya kurang mengintegrasikan dan menginterkoneksikan materi, struktur, konsep dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran pendidikan agama islam.
B
SS S N TS STS
1 Kepala sekolah menggugah kesadaran guru untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik.
2 Kepala sekolah member pengarahan atas apa yang harus dilakukan oleh seorang guru.
3 Kepala sekolah tidak pernah menyusun jadwal pelaksanaan supervisi akademik.
4 Kepala sekolah selalu memberi semangat kepada guru yang dipimpinnya.
5 Kepala sekolah tidak mengawasi jalannya kegiatan pelaksanaan supervisi akademik.
6 Kepala sekolah tidak memberi contoh cara untuk peningkatan kompetensi professional.
7 Kepala sekolah memperhatikan peningkatan kualitas pembelajaran guru.
8 Kepala sekolah menilai unjuk kerja guru. 9 Kepala sekolah tidak pernah menilai keberhasilan pembelajaran
guru dengan melihat pemahaman peserta didik.
10 Kepala sekolah tidak pernah memberi masukan tambahan ketika menilai unjuk kerja guru.
11 Kepala sekolah mengunjungi guru saat mengajar. 12 Kepala sekolah tidak pernah menilai keberhasilan pembelajaran
guru dengan melihat daya serap peserta didik .
13 Kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik yang didasarkan pada kebutuhan dan masalah nyata yang dihadapi guru.
14 Kepala sekolah tidak memberi contoh dalam setiap instruksinya. 15 Kepala sekolah tidak membetulkan kesalahan guru. 16 Kepala sekolah memilih pendekatan supervisi akademik yang
tepat sesuai karakteristik individual guru.
17 Kepala sekolah melaksanakan evaluasi proses, output, dan outcame supervisi akademik.
18 Kepala sekolah tidak menempatkan pertumbuhan kompetensi guru sebagai tujuan supervisi akademik.
19 Kepala sekolah tidak membangun hubungan dengan guru dalam supervisi yang terbuka.
20 Kepala sekolah merumuskan dampak supervisi akademik.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 4 4 3 4 4 3 4 2 2 4 2 4 4 2 2 2 4 4 2 4 642 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 803 3 4 2 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 2 2 2 4 4 2 4 634 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 805 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 916 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
NODATA KUISIONER SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 3 2 4 2 2 2 2 3 2 4 4 2 2 4 2 3 4 1 2 4 542 2 2 4 2 2 2 2 1 2 4 4 2 2 4 1 2 4 1 2 4 493 2 3 3 3 1 2 3 1 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 4 3 514 2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 525 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 956 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
NODATA KUISIONER KOMPETENSI PROFESIONAL
JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 3 2 4 2 2 2 2 3 2 4 4 2 2 4 2 3 4 1 2 4 542 2 2 4 2 2 2 2 1 2 4 4 2 2 4 1 2 4 1 2 4 493 2 3 3 3 1 2 3 1 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 4 3 514 2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 525 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 956 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 4 4 3 4 4 3 4 2 2 4 2 4 4 2 2 2 4 4 2 4 642 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 803 3 4 2 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 2 2 2 4 4 2 4 634 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 805 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 916 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
NODATA KUISIONER KOMPETENSI PROFESIONAL
JUMLAH
NODATA KUISIONER SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
JUMLAH
Uji Normalitas Data
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X Y
N 6 6
Normal Parametersa Mean 79.6667 66.8333
Std. Deviation 1.45968E1
2.38614E1
Most Extreme Differences
Absolute .192 .371
Positive .192 .371
Negative -.176 -.227
Kolmogorov-Smirnov Z .470 .910
Asymp. Sig. (2-tailed) .980 .380
a. Test distribution is Normal.
Pedoman Pengumpulan Data Lapangan
A. Pedoman Observasi
1. Letak geografis
2. Situasi dan kondisi lingkungan sekolah
3. Keadaan sarana dan prasarana
4. Fasilitas yang ada
5. Keadaan siswa dan guru pada saat proses belajar mengajar
B. Pedoman Wawancara
a. Kepala Sekolah
1. Sejarah singkat berdirinya MA Wahid Hasyim dan
perkembangannya
2. Keadaan guru dan siswa
3. Tanggapan terhadap kompetensi professional guru PAI
4. Tanggapan terhadap guru PAI dalam menjalankan profesinya
5. Usaha-usaha yang dilaksanakan pihak sekolah dalam meningkatkan
kompetensi professional guru PAI
b. Guru PAI
1. Bagaimana tanggapan terhadap kinerja kepala sekolah
2. Bagaimana tanggapan terhadap supervisi akademik kepala sekolah
khususnya
3. Usaha-usaha yang dilaksanakan guru guna meningkatkan
kompetensi profesionalnya
C. Pedoman Dokumentasi
1. Sejarah berdirinya
2. Visi dan misi madrasah
3. Struktur organisasi
4. Keadaan tenaga pengajar, karyawan dan staff.
Analisis Hipotesis
Descriptive Statistics
Mean Std.
Deviation N
Y 66.8333 23.86141 6
X 79.6667 14.59680 6
Correlations
Y X
Pearson Correlation
Y 1.000 .831
X .831 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .020
X .020 .
N Y 6 6
X 6 6
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Xa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .831a .691 .614 14.82919 .691 8.946 1 4 .040 3.039
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1967.214 1 1967.214 8.946 .040a
Residual 879.619 4 219.905
Total 2846.833 5
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) -41.425 36.698 -1.129 .322 -143.315 60.465
X 1.359 .454 .831 2.991 .040 .097 2.620 .831 .831 .831 1.000 1.000
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std.
Deviation N
Predicted Value 44.1852 94.4640 66.8333 19.83539 6
Std. Predicted Value -1.142 1.393 .000 1.000 6
Standard Error of Predicted Value
6.056 11.045 8.357 2.037 6
Adjusted Predicted Value
39.0984 87.5664 64.1703 20.06151 6
Residual -1.82863E
112.76596 .00000 13.26363 6
Std. Residual -1.233 .861 .000 .894 6
Stud. Residual -1.351 1.020 .073 1.032 6
Deleted Residual -2.19463E
117.91045 2.66299 17.82903 6
Stud. Deleted Residual -1.587 1.026 .000 1.096 6
Mahal. Distance .001 1.940 .833 .773 6
Cook's Distance .128 .210 .172 .032 6
Centered Leverage Value
.000 .388 .167 .155 6
a. Dependent Variable: Y
Catatan lapangan I
Metode Pengumpulan Data: Observasi
Hari/Tanggal : Senin, 09 Mei 2011
Jam : 08.00 - 10.30
Lokasi : Madrasah Aliyah Wahid Hasyim
Sumber Data : Pengamatan Letak Geografis Madrasah Aliyah Wahid Hasyim
Deskripsi data:
Sumber data adalah kegiatan pengamatan dan dokumentasi letak keadaan
geografis Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta. Observasi dilakukan pada
hari senin, 09 Mei 2011 pukul 08.00 - 10.30.
Dari hasil observasi penulis, diperoleh informasi bahwa Madrasah Aliyah
Wahid Hasyim secara geografis terletak di Dusun Gaten, Desa Condongcatur,
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Yogyakarta, lebih tepatnya alamat
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim terletak di jalan K.H Wahid Hasyim No 3, dan
berada di komplek PP. Wahid Hasyim Yogyakarta.
Adapun batas-batas lingkungan sekitar Madrasah Aliyah Wahid Hasyim
adalah sebagai berikut:
1. Sebelah barat dibatasi oleh pedukuhan Pringwulung
2. Sebelah utara dibatasi oleh selokan Mataram
3. Sebelah timur dibatasi oleh jalan ke Perumnas
4. Sebelah selatan dibatasi oleh pedukuhan Nologaten.
Sekalipun Madrasah Aliyah Wahid Hasyim ini terletak di dekat jalan raya
yang banyak dilalui lalu lintas kendaraan, namun tidak mengganggu jalannya
proses belajar mengajar, karena Madrasah Aliyah Wahid Hasyim dikelilingi oleh
lingkungan yang nyaman, rindang, dan mempunyai halaman yang luas sehingga
dapat mengurangi kebisingan.
Interpretasi:
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim secara geografis terletak di Dusun
Gaten, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman
Yogyakarta, lebih tepatnya alamat Madrasah Aliyah Wahid Hasyim terletak di
jalan K.H Wahid Hasyim No 3, dan berada di komplek PP. Wahid Hasyim
Yogyakarta.
Catatan lapangan II
Metode Pengumpulan Data: Wawancara dan Observasi
Hari/Tanggal : Senin, 12 Mei 2011
Jam : 09.00 - 11.00
Lokasi : Madrasah Aliyah Wahid Hasyim
Sumber Data : Kepala Madrasah Aliyah
Deskripsi data:
Sumber data adalah observasi dan wawancara dengan bapak M. Nur
Achlis sebagai Kepala Madrasah di ruang Kepala Madrasah Aliyah Wahid
Hasyim Yogyakarta. Observasi dan wawancara dilakukan pada hari kamis, 12
Mei 2011 pukul 09.00 - 11.00.
Dari hasil observasi dan wawancara penulis, diperoleh informasi bahwa
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim dikelola oleh tenaga-tenaga muda, baik guru,
staf maupun karyawannya. Kurikulum MA Wahid Hasyim terdiri dari gabungan
antara Kemenag, Diknas, maupun Pesantren. Adapun kurikulum Diknas dan
Kemenag diajarkan di pelajaran formal pagi, dan kurikulum pesantren untuk
mendukung kurikulum Kemenag diajarkan di tutorial sore hari. Observasi penulis
meliputi melihat keadaan dan jumlah gedung, dan juga penyalinan beberapa
dokumentasi dari arsip tata usaha.
Interpretasi:
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim dikelola oleh tenaga-tenaga muda.
Kurikulum MA Wahid Hasyim terdiri dari gabungan antara kurikulum
Kemenag, Diknas dan Pesantren..
Catatan lapangan III
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal : Jum’at, 20 Mei 2011
Jam : 08.00 - 11.00
Lokasi : Madrasah Aliyah Wahid Hasyim
Sumber Data : Guru PAI Madrasah Aliyah Wahid Hasyim
Deskripsi data:
Sumber data adalah wawancara dengan guru PAI Madrasah Aliyah Wahid
Hasyim Yogyakarta. Wawancara dilakukan pada hari jum’at, 20 Mei 2011 pukul
08.00 - 11.00.
Dari hasil wawancara penulis, diperoleh informasi bahwa guru PAI
Madrasah Aliyah Wahid Hasyim banyak didominasi oleh santri PP. wahid
Hasyim, jadi memudahkan penulis dalam menyebar angket. Guru PAI MA Wahid
Hasyim masih tergolong muda, dan butuh pembinaan baik dari Kepala Madrasah
maupun Pengawas. Guru PAI menyampaikan kepuasannya terhadap kinerja dan
kebijakan Kepala Madrasah. Kepala Madrasah bapak M. Nur Achlis selalu
mendukung dan memantau kinerja guru PAI. Dengan hal ini guru PAI merasa
diperhatikan, sampai-sampai ketika para guru PAI menyampaikan kalau jadwal
MGMP PAI dilaksanakan pada hari sabtu disetiap bulannya, beliau langsung
memerintahkan Waka Kurikulumnya agar hari sabtu semua guru PAI tidak ada
jam mengajar, supaya mereka dapat mengikuti MGMP.
Interpretasi:
Guru PAI Madrasah Aliyah Wahid Hasyim kebanyakan adalah santri
PP. Wahid Hasyim sendiri. Guru PAI merasa puas dengan kinerja Bapak
Kepala Madrasah, serta penulis dapat menyebar angket pada hari tersebut.
CURRICULUM VITAE
Nama : Agus Baya Umar
TempatTanggalLahir : Ngawi, 03 Agustus 1989
JenisKelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Jl. Raya Solo-Ngawi km. 8 Ngawi, ds Ngale, kec.
Paron, kab. Ngawi 63253
Nama Ayah : H. Asnawi
NamaIbu : Hj. Ida Ista’la
Pekerjaan : PNS
RiwayatPendidikan :
1. MI PSM Ngale : 1995 – 2001
2. MTsN 1 Paron : 2001 – 2004
3. MAN 1 Surakarta : 2004 – 2007
4. UIN SunanKalijaga Yogyakarta : 2007