112
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN SIKAP DENGAN KEPATUHAN DIET PASIEN HEMODIALISA DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Program Studi S1 Gizi Disusun Oleh : RIZQI AYU PRATIWI 2015030099 INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN

SIKAP DENGAN KEPATUHAN DIET PASIEN HEMODIALISA DI RSUD

PANDAN ARANG BOYOLALI

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir

Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi S1 Gizi

Disusun Oleh :

RIZQI AYU PRATIWI

2015030099

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

ii

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

iii

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN

SIKAP DENGAN KEPATUHAN DIET PASIEN HEMODIALISA DI RSUD

PANDAN ARANG BOYOLALI

Merupakan karya saya sendiri (ASLI). Dan isi dalam tugas akhir ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh

gelar akademis di suatu Institusi Pendidikan dan sepanjang pengetahuan saya

juga tidak terdapat karya atau pendapat pernah ditulis dan / atau diterbitkan oleh

orang lain atau kelompok lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Februari 2019

Rizqi Ayu Pratiwi

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

v

MOTTO

Learn from the mistakes in the past, try by using a different way, and always hope

for a successful future.

(Penulis)

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.Sesungguhnya bersama

kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu

urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap"

(QS. Al-Insyirah, 6-8)

Memulai dengan penuh keyakinan

Menjalankan dengan penuh keikhlasan

Menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan

(Penulis)

Jadilah diri kita sendiri karena itu lebih baik daripada berpura-pura menjadi orang

lain yang baik.

(Penulis)

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

vi

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas

dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta. Oleh karena itu, dengan rasa bangga

dan bahagiaskripsi ini saya persembahkan sebagai ungkapan rasa terima kasih

yang tak terhingga kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah–Nya sehingga saya

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan dalam keadaan sehat.

2. Rasulullah SAW sebagai idola, suri tauladan dan panutan bagi saya dalam

menjalani kehidupan yang fana.

3. Kedua orang tua saya, Bapak Sunarno dan Ibu Sumanti sebagai bukti dan rasa

terimakasih saya kepada beliau yang telah memberikan dukungan moril

maupun non moril, motivasi, semangat, pengorbanan, dan do’anya selama ini

yang tiada henti.

4. Adikku, Endah Siti Norjannah yang telah memberikan dukungan dan semangat

kepada saya.

5. Sahabat Long Distance Relationship Khairatunnisa, Aunia Ulfah, Isma Wati,

Hj. Novia Rahmi dan Muzdalifah terima kasih atas semangat dan dukungan

jarak jauh yang telah diberikan.

6. Sahabat sehidup, seperjuangan, sependeritaan Aninda, Janah, Rachma, Ria,

Putri dan Risqi sertateman-teman seperjuangan S1 Gizi angkatan 2015 yang

selalu memberikan dukungan, semangat, dan motivasi selama perjalanan dalam

menyelesaikan studi.

7. Almamater tercinta ITS PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah

memberikan ilmu, pengalaman, dan menjadi saksi perjuangan saya selama

menempuh pendidikan S1 Gizi.

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulisanskripsi yang berjudul “Hubungan

Pengetahuan Gizi, Dukungan Keluarga, dan Sikap dengan Kepatuhan Diet Pasien

Hemodialisa di RSUD Pandan Arang Boyolali” dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini tersusun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Weni Hastuti, S.Kep., M.Kes., selaku Rektor ITS PKU Muhammadiyah

Surakarta.

2. Cemy Nur Fitria, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Wakil Rektor I ITS PKU

Muhammadiyah Surakarta.

3. Tuti Rahmawati, S.Gz., M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Gizi ITS PKU

Muhammadiyah Surakarta dan selaku penguji yang telah memberikan

bimbingan, arahan saran dan kritik dalam penyusunan skripsi.

4. Dewi Marfuah, S.Gz., MPH., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.

5. Dewi Pertiwi DK, S.Gz., M.Gizi.,selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.

6. dr. Siti Nur Rokhmah Hidayati, selaku Direktur RSUD Pandan Arang Boyolali

yang telah membantu dan memberikan izin penulis dalam melakukan

penelitian.

7. Semua pihak yang terlibat dan telah membantu penulis selama penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna.Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Surakarta, April 2019

Penulis

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN

SIKAP DENGAN KEPATUHAN DIET PASIEN HEMODIALISA DI RSUD

PANDAN ARANG BOYOLALI

Rizqi Ayu Pratiwi1

, Dewi Marfuah2, Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati

3

Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi penyakit gagal ginjal kronik di Indonesia

sebanyak 0,2% dari keseluruhan penduduk Indonesia. Provinsi Jawa Tengah menempati

peringkat 5 dengan angka kejadian gagal ginjal kronik sebesar 0,3%.Kepatuhan diet

adalah tingkat kesediaan pasien melaksanakan diet mengikuti pengaturan pola makan

yang dianjurkan oleh ahli gizi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.Terdapat

beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi kepatuhan diet pasien hemodialisa

adalah tingkat pengetahuan, sikap dan dukungan yang diberikan oleh keluarga.Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi, dukungan keluarga

dan sikap dengan kepatuhan diet pasien hemodialisa di RSUD Pandan Arang

Boyolali.Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross

Sectional.Sampel sebanyak 29 pasien hemodialisa diambil secarapurposive

sampling.Data pengetahuan gizi, dukungan keluarga, dan sikap diperoleh melalui

wawancara.Analisis data menggunakan Rank Spearmandan Pearson Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan hubungan pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet

diperoleh nilai p=0,712, hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet diperoleh

nilai p=0,251, dan hubungan sikap dengan kepatuhan diet diperoleh nilai p=0,477.

Kesimpulan tidak ada hubungan pengetahuan gizi, dukungan keluarga, dan sikap dengan

kepatuhan diet pasien hemodialisa di RSUD Pandan Arang Boyolali.

Kata kunci : Pengetahuan Gizi, Dukungan Keluarga, Sikap, Kepatuhan Diet:

1. Mahasiswa program S1 Gizi ITS PKU Muhammadiyah Surakarta.

2. Dosen Pembimbing I S1 Gizi ITS PKU Muhammadiyah Surakarta.

3. Dosen Pembimbing II S1 Gizi ITS PKU Muhammadiyah Surakarta.

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

ix

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE OF NUTRITION, FAMILY

SUPPORT, AND ATTITUDES WITH DIETARY ADHERENCE TO

HEMODIALYSIS PATIENTS IN PANDAN ARANG BOYOLALI HOSPITAL

Rizqi Ayu Pratiwi1

, Dewi Marfuah2, Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati

3

The 2013 Riskesdas data showed the prevalence of chronic kidney failure in Indonesia

was much as 0,2% of the total population of Indonesia. The Central Java province ranks

5th with the incidence of chronic kidney failure by 0,3%. Dietary compliance is the level

of willingness of patients to carry out a diet following the dietary arrangements

recommended by nutritionists in accordance with established rules. The purpose of this

study was to determine the correlation between knowledge of nutrition, family support

and attitudes with dietary adherence to hemodialysis patients in Pandan Arang Hospital

Boyolali. The method of this research was observational analytic with Cross Sectional

approach. Thesample of 29 hemodialysis patients were taken using purposive sampling.

The data on nutrition knowledge, family support, and attitudes were obtained through

interviews. The analysis of data used Rank Spearman and Pearson Product Moment. The

results showed that the correlation between nutritional knowledge with dietary

compliance obtained p = 0.712, the correlation family support with dietary compliance

obtained p value = 0.251, and the relationship between attitude with dietary compliance

obtained p value = 0.477. The conclusion is there is no correlation between knowledge of

nutrition, family support, and attitudes with dietary adherence to hemodialysis patients in

Pandan Arang Boyolali Hospital.

Keyword :knowledge of nutrition, family support, attitudes and dietary adherence

1. Student of S1 nutrition ITS PKU Muhammadiyah Surakarta.

2. Lecturer of S1 nutrition ITS PKU Muhammadiyah Surakarta.

3. Lecturer of S1 nutrition ITS PKU Muhammadiyah Surakarta.

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...i

LEMBAR PERSETUJUAN................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ....................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian .................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 8

A. Landasan Teori ........................................................................................ 8

1. Gagal Ginjal Kronik ......................................................................... 8

2. Hemodialisa .................................................................................... 11

3. Kepatuhan Diet ............................................................................... 15

4. Sikap ............................................................................................... 18

5. Dukungan Keluarga ........................................................................ 22

6. Pengetahuan Gizi ............................................................................ 26

B. Kerangka Teori ...................................................................................... 32

C. Kerangka Konsep .................................................................................. 32

D. Hipotesis ................................................................................................ 33

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 35

A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................... 35

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

xi

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 35

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ................................................ 35

D. Variabel Penelitian ................................................................................ 37

E. Definisi Operasional .............................................................................. 37

F. Instrumen Penelitian .............................................................................. 38

G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ........................................................ 39

H. Teknik Analisis Data ............................................................................. 40

I. Jalannya Penelitian ................................................................................ 42

J. Etika Penelitian ...................................................................................... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 44

A. Profil Lokasi Penelitian ......................................................................... 44

B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 45

1. Karakteristik Sampel ...................................................................... 45

2. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan Diet. .................. 47

3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet. .............. 48

4. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Diet. ...................................... 48

C. Pembahasan ........................................................................................... 49

1. Karakteristik Sampel ...................................................................... 49

2. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan Diet ................... 53

3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet ............... 55

4. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Diet ....................................... 57

D. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 58

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 59

A. Kesimpulan ............................................................................................ 59

B. Saran ...................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keaslian Penelitian .................................................................................... 5

Tabel 2. Rencana Tatalaksana ............................................................................... 11

Tabel 3. Definisi Operasional ............................................................................... 37

Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................... 45

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................. 45

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Pekerjaan .............................................. 46

Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Pengetahuan Gizi ................................. 46

Tabel 8. Distribusi Sampel Berdasarkan Dukungan Keluarga.............................. 46

Tabel 9. Distribusi Sampel Berdasarkan Sikap ..................................................... 47

Tabel 10. Distribusi Sampel Berdasarkan Kepatuhan Diet ................................... 47

Tabel 11. Hasil Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan Diet ................ 48

Tabel 12. Hasil Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet ............ 48

Tabel 13. Hasil Hubungan sikap dengan Kepatuhan Diet .................................... 48

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Kerangka Teori ..................................................................................... 32

Gambar 2.Kerangka Konsep ................................................................................. 32

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal penelitian

Lampiran 2. Lembar penjelasan kepada sampel penelitian

Lampiran 3. Permohonan menjadi sampel penelitian

Lampiran 4. Formulir pernyataan kesediaan sebagai sampel penelitian

(Informed Consent)

Lampiran 5. Formulir pengumpulan data sampel penelitian

Lampiran 6. Kuesioner pengetahuan gizi

Lampiran 7. Kuesioner dukungan keluarga

Lampiran 8. Kuesioner sikap

Lampiran 9. Kuesioner kepatuhan diet

Lampiran 10. Kunci Jawaban kuesioner kepatuhan diet

Lampiran 11. Master Tabel

Lampiran 12. Output SPSS

Lampiran 13. Dokumentasi

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kegagalan fungsi ginjal untuk

mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi

penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) didalam darah (Muttaqin &

Kumala Sari, 2011). Gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang masih

menjadi masalah besar didunia, setidaknya 500 juta orang mengalami

gagal ginjal kronik bahkan menyebabkan 850 ribu kematian setiap

tahunnya (Supriyadi, dkk, 2011).

Angka kejadian tertinggi gagal ginjal kronik di dunia berada pada

benua Eropa yang mencapai 18,38% dari keseluruhan penduduk yang

tinggal dibenua Eropa (Hill, et al. 2016). Pada tahun 2013 di Indonesia

jumlah penderita gagal ginjal kronik sebanyak 0,2% dari keseluruhan

penduduk Indonesia. Provinsi Jawa Tengah menempati peringkat 5 dengan

angka kejadian gagal ginjal kronik sebesar 0,3% setelah provinsi Sulawesi

Tengah, Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara (Riskesdas, 2013). Pada

tahun 2015 kematian di Indonesia yang disebabkan karena gagal ginjal

kronik mencapai 1.243 orang (Kemenkes RI, 2017). Kabupaten Boyolali

merupakan daerah yang memiliki angka prevalensi gagal ginjal kronik

sebesar 0,1%, dengan angka tersebut maka kabupaten Boyolali berada di

peringkat 22 seprovinsi Jawa Tengah (Riskesdas, 2013). Berdasarkan data

rekam medis Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali pada tahun 2015,

kunjungan pasien yang melakukan hemodialisa mencapai 7.283 pasien

dengan rata-rata 600 pasien cuci darah setiap bulannya.

Penatalaksanaan gagal ginjal kronik dapat dilakukan dengan

berbagai cara diantaranya pengaturan diit, asupan suplemen dan vitamin,

pembatasan asupan cairan, obat-obatan, terapi penggantian ginjal seperti

transplantasi ginjal dan hemodialisa (Muttaqin & Sari, 2011). Terapi

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

2

hemodialisa harus dijalankan secara teratur agar dapat mempertahankan

fungsi ginjal yang stabil sehingga tidak mengalami kondisi penyakit yang

semakin parah (Nurchayati, 2011). Hemodialisa yang cukup lama

seringkali menurunkan semangat hidup pasien sehingga dapat

mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam mematuhi ketentuan diit yang

harus dipatuhi pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa (Sari,

2009).Banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pasien

hemodialisa. Menurut Desitasari, dkk (2014) faktor yang mempengaruhi

kepatuhan diet pasien hemodialisa adalah tingkat pengetahuan, sikap dan

dukungan yang diberikan oleh keluarga.

Pemberian edukasi dengan pedoman yang jelas dapat

meningkatkan pengetahuan dalam melaksanakan praktek diet sehari-hari

(Desroches, et al. 2011).Tingkat pengetahuan pasien berhubungan dengan

kepatuhan diet. Kepatuhan diet dapat meningkat dengan pemberian

konseling gizi dan edukasi dapat memotivasi pasien untuk berubah dan

patuh terhadap rekomendasi diet (Widiany, 2017). Dalam hal ini

pengetahuan dapat membuat pasien menentukan sikap, berpikir dan

berusaha untuk tidak terkena penyakit maupun mengurangi kondisi

penyakitnya.Apabila pasien mempunyai pengetahuan yang baik, maka

dapat mendukung sikap (Efendi, 2009).Menurut Richard (2016) pasien

menggunakan informasi dan keterampilan untuk membuat keputusan

tentang kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan intervensi tertentu.

Dukungan keluarga merupakan sistem pendukung bagi anggotanya

dan selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan.Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan

keluarga terhadap pasien yang sakit (Sumigar,dkk. 2015). Dukungan

keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan terapi agar dapat

mempertahankan status kesehatan keluarga.Keberhasilan diet hemodialisis

dipengaruhi oleh kepatuhan seseorang dalam menjalankan diet yang

dianjurkan. Tanggung jawab dalam pengaturan makanan akan dipegang

oleh pasien dan keluarganya saat berada di rumah. Dengan demikian,

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

3

sangat perlu bagi seorang pasien dan keluarga untuk mengetahui dan

memahami pengaturan makanan bagi pasien.Menurut penelitian Widiany

(2017)menunjukkan bahwa jika kerjasama anggota keluarga sudah terjalin,

ketaatan terhadap program-program medis yang salah satunya adalah

program diet menjadi lebih tinggi.Pasien yang memiliki dukungan

keluarga yang baik dan patuh dalam menjalankan diet disebabkan oleh

faktor dukungan keluarga yang baik.Hal ini sangat berpengaruh dalam

menentukan keyakinan dan nilai kesehatan serta dapat menentukan

program pengobatan yang diterima. Selain itu, dukungan yang diberikan

oleh keluarga kepada pasien sangat mempengaruhi proses penyembuhan

lewat pemberian perhatian, rasa dicintai, dan dihargai yang dapat menjadi

dukungan yang besar untuk patuh dalam menjalankan diet

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk

mengetahui hubungan pengetahuan gizi, dukungan keluarga, dan sikap

dengan kepatuhan diet pasien hemodialisa di RSUD Pandan Arang

Boyolali.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian : apakah ada hubungan pengetahuan gizi,

dukungan keluarga, dan sikap dengan kepatuhan diet pasien hemodialisadi

RSUD Pandan Arang Boyolali ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan gizi, dukungan keluarga,

dan sikap dengan kepatuhan diet pada pasien hemodialisa di

RSUDPandan Arang Boyolali.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan pengetahuan gizi pasien hemodialisa di RSUD

Pandan Arang Boyolali.

b. Mendeskripsikan dukungan keluarga pasien hemodialisa di RSUD

Pandan Arang Boyolali.

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

4

c. Mendeskripsikan sikap pasien hemodialisa di RSUDPandan Arang

Boyolali.

d. Mendeskripsikan kepatuhan diet pasien hemodialisa di RSUD

Pandan Arang Boyolali.

e. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan kepatuhan diet pasien

hemodialisa di RSUD Pandan Arang Boyolali.

f. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet

pasien hemodialisa di RSUD Pandan Arang Boyolali.

g. Menganalisis hubungan sikap dengan kepatuhan diet pasien

hemodialisa di RSUD Pandan Arang Boyolali.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam memperkaya wawasan terutama dalam hubungan

pengetahuan gizi, dukungan keluarga, dan sikap dengan kepatuhan diet

pasien hemodialisa di RSUD Pandan Arang Boyolali.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi RSUD Pandan Arang Boyolali

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam

meningkatkan upaya penatalaksanaan dan penanganan pasien

hemodialisa di RSUD Pandan Arang Boyolali.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

sebagai pengalamandalam merealisasikan teori yang telah di dapat

di bangku kuliah, khususnya mengenai hubunganpengetahuan gizi,

dukungan keluarga, dan sikap dengan kepatuhan diet pasien

hemodialisa.

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

5

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan literatur yang ada, penelitian yang akan dilakukan

belum pernah ada sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan sebelumnya adalah pada pengetahuan gizi.Penelitian yang

pernah dilakukan seperti tersaji pada tabel 1.

Tabel 1. Keaslian Penelitian

No Keaslian Penelitian

1 Nama Peneliti/ Tahun

Judul

Desain dan Variabel

Hasil

Persamaan

Perbedaan

Firdaus / 2018

Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan

diit pasien gagal ginjal kronik di RSUD Pandan

Arang Boyolali.

Desain : Deskriptif korelasi dengan pendekatan

cross sectional.

Variabel bebas :dukungan keluarga.

Variabel Terikat :kepatuhan diet pasien gagal ginjal

kronik.

Terdapat hubungan yang signifikan antara

dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien

gagal ginjal kronik.

Meneliti dukungan keluarga sampel pasien gagal

ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dan

desain studi Cross Sectional.

Tidak meneliti pengetahuan gizi dan sikap.

2 Nama Peneliti/ Tahun

Judul

Desain dan Variabel

Hasil

Persamaan

Umayah, E. / 2016

Hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan

dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam

pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal

kronik (GGK) yang menjalani hemodialisa (HD)

rawat jalan di RSUD Kabupaten Sukoharjo.

Desain : Studi analitik observasional analitik

dengan rancangan cross sectional.

Variabel bebas : tingkat pendidikan, Pengetahuan,

dan dukungan keluarga.

Variabel Terikat : Kepatuhan Dalam Pembatasan

Asupan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

yang Menjalani Hemodialisa.

Terdapat Hubungan antara tingkat pendidikan,

pengetahuan dan dukungan keluarga dengan

kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan pada

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisa rawat jalan di RSUD Kabupaten

Sukoharjo.

Meneliti pengetahuan dan dukungan keluarga

terhadap pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisa.

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

6

No Keaslian Penelitian

Perbedaan Penelitian ini tidak meneliti kepatuhan diet.

3 Nama Peneliti/ Tahun

Judul

Desain dan Variabel

Hasil

Persamaan

Perbedaan

Syamsiah, N / 2011

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan

pasien CKD yang menjalani hemodialisa di RSPAU

Dr Esnawan Antariksa Halim Perdana Kusuma

Jakarta.

Desain : rancangan deskriptif analitik dengan

pendekatan Cross Sectional.

Variabel bebas : faktor-faktor yang berhubungan

dengan kepatuhan.

Variabel Terikat : kepatuhan pasien CKD yang

menjalani hemodialisa.

Ada hubungan yang signifikan antara usia,

pendidikan, lamanya hemodialisa, motivasi dan

dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien CKD

yang menjalani hemodialisa.

Meneliti dukungan keluarga dengan kepatuhan

pasien CKD yang menjalani hemodialisa.

Penelitian ini tidak meneliti pengetahuan dan sikap

4 Nama Peneliti/ Tahun

Judul

Desain dan Variabel

Hasil

Persamaan

Perbedaan

Dani,R., dkk / 2015

Hubungan motivasi, harapan, dan dukungan

petugas kesehatan terhadap kepatuhan pasien gagal

ginjal kronik untuk menjalani hemodialisis.

Desain : deskriptif korelasi dengan pendekatan

cross sectional.

Variabel bebas : motivasi, harapan, dan dukungan

petugas kesehatan.

Variabel terikat : kepatuhan pasien gagal ginjal

kronik untuk menjalani hemodialisis.

Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi,

harapan dan dukungan petugas kesehatan terhadap

kepatuhan pasien GGK untuk menjalani

hemodialisis.

Meneliti dukungan terhadap kepatuhan pasien GGK

menjalani hemodialisis.

Penelitian ini tidak meneliti pengetahuan, dan

sikap.

5 Nama Peneliti/ Tahun

Judul

Desain dan Variabel

Hasil

Mailani, F. dan Andriani,R.F./ 2017

Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan

diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis.

Desain : cross-sectional

Variabel bebas : dukungan keluarga

Variabel terikat : Kepatuhan diet pada pasien gagal

ginjal kronik.

Terdapat hubungan yang bermakna antara

dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis.

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

7

No Keaslian Penelitian

Persamaan

Perbedaan

Meneliti dukungan keluarga terhadap kepatuhan

diet pasien GGK menjalani hemodialisis.

Penelitian ini tidak meneliti pengetahuan,sikap dan

sikap.

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Gagal Ginjal Kronik

a. Pengertian

Gagal ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan

etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang

progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Gagal

ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan menurunnya

fungsi ginjal yang bersifat irreversible, dan memerlukan terapi

pengganti ginjal yaitu berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Selain

itu, gagal ginjal kronik juga dapat diartikan dengan terjadinya

kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa

kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju

filtrasi glomerulus (LFG), dengan manifestasi adanya kelainan

patologis, adanya kelainan ginjal seperti kelainan dalam komposisi

darah atau urin serta adanya kelainan pada tes pencitraan (imaging

tests) serta laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/mnt/1.73

m² (Nurchayati, 2011).

Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal selama tiga

bulan atau lebih akibat abnormalitas struktur atau fungsi ginjal, dengan

atau tanpa penurunan LFG, atau kadar LFG kurang dari 60

mL/menit/1,73m² lebih dari tiga bulan dengan atau tanpa kerusakan

ginjal (PERNEFRI, 2011).

b. Penyebab

Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) tahun 2014

menyebutkan bahwa penyebab gagal ginjal di Indonesia adalah

glomerulonefritis 46.39%, DM 18.65% sedangkan obstruksi dan infeksi

sebesar 12.85% dan hipertensi 8.46% sedangkan penyebab

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

9

lainnya 13,65%,dan dapat juga dikelompokkan menjadi nefritis lupus,

nefropati urat, intoksikasi obat, penyakit ginjal bawaan, tumor ginjal,

dan penyebab yang tidak diketahui. Etiologi gagal ginjal kronik dapat

disebabkan oleh penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,

glomerulonefritis kronis, pielonefritis, hipertensi yang tidak dapat

dikontrol, obstruksi traktus urinarius, lesi herediter seperti penyakit

ginjal polikistik (Brunner & Suddarth, 2008).

c. Patofisiologi

Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada

penyakit yang mendasarinya, tapi dalam perkembangannya proses yang

terjadi sama. Pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi

struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa (surviving

nephrons) sebagai upaya kompensasi, yang diperantarai oleh molekul

vasoaktif seperti sitokin dan growth factors. Hal ini mengakibatkan

terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler

dan aliran darah glomerulus (Brunner & Suddarth, 2008).

Stadium awal penyakit ginjal kronik mengalami kehilangan daya

cadangan ginjal (renal reverse) dimana basal Laju Filtrasi Glomerulus

(LFG) masih normal atau malah meningkat dan dengan perlahan akan

terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif ditandai adanya

peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar

60%, masih belum ada keluhan atau asimptomatik tetapi sudah terjadi

peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum. Pada LFG sebesar 30%

mulai timbul keluhan seperti nokturia, lemah, mual, nafsu makan

kurang dan penurunan berat badan dan setelah terjadi penurunan LFG

dibawah 30% terjadi gejala dan tanda uremia yang nyata seperti

anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan

kalsium, pruritus, mual, muntah dan juga mudah terjadi infeksi pada

saluran perkemihan, pencernaan dan pernafasan, terjadi gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit yaitu hipovolemia, hipervolemia,

natrium dan kalium (Brunner & Suddarth, 2008).

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

10

LFG di bawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih

serius, dan pasien memerlukan terapi pengganti ginjal (renal

replacement therapy) antara lain dialisis atau transplantasi ginjal, pada

keadaan ini pasien dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal

(Hidayati, 2012).

d. Gambaran Klinis Gagal Ginjal Kronik

Menurut Sudoyo (2014) gambaran klinis pada pasien dengan gagal

ginjal kronik, yaitu:

1) Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes mellitus,

infeksi traktus urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi,

hiperuremia, Lupus Erimatosus Sistemik (LES) dan lain

sebagainya.

2) Sindrom uremia, yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual

muntah, nokturia, kelebihan volume cairan (volume overload),

neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang

sampai koma.

3) Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia, osteodistrofi

renal, payah jantung, asidosis metabolic, gangguan keseimbangan

elektrolit (sodium, kalium dan klorida).

e. Stadium Gagal Ginjal Kronik

Menurut Brunner & Suddarth (2008) perjalanan umum gagal ginjal

progresif dapat dibagi menjadi 3 (tiga) stadium, yaitu :

1) Stadium I, dinamakan penurunan cadangan ginjal. Pada stadium ini

kreatinin serum dan kadar BUN normal, dan penderita

asimptomatik. Gangguan fungsi ginjal hanya dapat diketahui

dengan test pemekatan kemih dan test Laju Filtrasi Glomerulus

(LFG) secara seksama.

2) Stadium II, dinamakan insufisiensi ginjal, pada stadium ini, 75%

lebih jaringan yang berfungsi telah rusak, LFG besarnya 25% dari

normal, kadar BUN dan kreatinin serum mulai meningkat dari

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

11

normal, gejala-gejala nokturia atau sering berkemih di malam hari

sampai 700 ml dan poliuria (akibat dari kegagalan pemekatan).

3) Stadium III, dinamakan gagal ginjal stadium akhir atau uremia,

sekitar 90% dari massa nefron telah hancur atau rusak, atau hanya

sekitar 200.000 nefron saja yang masih utuh dan nilai LFG hanya

10% dari keadaan normal.

f. Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik

Hal utama yang harus diperhatikan adalah penatalaksanaan

penyakit sesuai dengan penyebab yang mendasarinya. Pencegahan yang

tepat pada pasien gagal ginjal kronik dapat dilakukan dengan

memperhatikan beberapa hal antara lain restriksi protein, kontrol

glukosa, tekanan darah, proteinuria, serta penyesuaian dosis obat-obatan

dan edukasi (Brenner & Lazarus, 2012)

Tatalaksana gagal ginjal kronik berdasarkan LFG terlihat pada

tabel berikut :

Tabel 2.Rencana Tatalaksana

Kategori LFG

(m L/mnt/1,73m²)

Rencana

Tatalaksana

1 ≥ 90 Terapi penyakit dasar, kondisi

komorbid, evaluasi pemburukan fungsi

ginjal, memperkecil resiko

kardiovaskuler.

2 60-89 Menghambat pemburukan fungsi dengan

terapi farmakologi dan nutrisi.

3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi

4 15-29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal

5 < 15 Terapi pengganti ginjal.

Sumber : Brenner dan Lazarus, 2012

2. Hemodialisa

a. Pengertian

Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi

sampah buangan. Hemodialisa digunakan bagi pasien dengan tahap

akhir gagal ginjal atau pasien dengan penyakit akut yang membutuhkan

dialisis waktu singkat (Nursalam, 2008).

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

12

Hemodialisis merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien

dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek

(beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit

ginjal stadium akhir atau End Stage Renal Disease (ESRD)yang

memerlukan terapi jangka panjang atau permanen. Tujuan hemodialisis

adalah untuk mengeluarkan zat-zat nitrogen yang bersifat toksik dari

dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan (Suharyanto dan

Madjid, 2009).

b. Tujuan Hemodialisa

Tujuan dilakukan hemodialisa adalah untuk mengeluarkan zat-zat

nitrogen yang bersifat toksik atau racun dari dalam darah dan

mengeluarkan air yang berlebihan.Terdapat tiga prinsip yang mendasari

kerja hemodialisis, yaitu difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi.Toksin dan zat

limbah di dalam darah dikeluarkan melalui proses difusi dengan cara

bergerak dari darah yang memiliki konsentrasi tinggi, ke cairan dialisat

dengan konsentrasi yang lebih rendah. Cairan dialisat tersusun dari

semua elektrolit yang penting dengan konsentrasi ekstrasel yang ideal

(Hudak & Gallo, 2010).

c. Prinsip yang Mendasari Kerja Hemodialisa

Tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisis, yaitu difusi,

osmosis, ultrafiltrasi. Toksin dan zat limbah di dalam darah dikeluarkan

melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah yang memiliki

konsentrasi tinggi, ke cairan dialisat dengankonsentrasi yang lebih

rendah (Ozkan & Ulusoy, 2011). Cairan dialisat tersusun dari semua

elektrolit yang penting dengan konsentrasi ekstrasel yang ideal.

Kelebihan cairan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses osmosis.

Pengeluaran air dapat dikendalikan dengan menciptakan gradien

tekanan, dimana air bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih

tinggi (tubuh pasien) ke tekanan yang lebih rendah (cairan

dialisat).Gradient ini dapat ditingkatkan melalui penambahan tekanan

negatif yang dikenal sebagai ultrafiltrasi pada mesin dialisis. Tekanan

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

13

negatifditerapkan pada alat ini sebagai kekuatan penghisap pada

membran dan memfasilitasi pengeluaran air (Elizabeth, dkk, 2011).

d. Komplikasi Hemodialisa

Komplikasi terapi dialisis mencakup beberapa hal seperti hipotensi,

emboli udara, nyeri dada, gangguan keseimbangan dialisis, dan

pruritus.Masing – masing dari point tersebutdisebabkan oleh beberapa

faktor.Hipotensi terjadi selama terapi dialisis ketika cairan

dikeluarkan.Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian

dialisat asetat, rendahnya dialisis natrium, penyakit jantung,

aterosklerotik, neuropati otonomik, dan kelebihan berat cairan. Emboli

udara terjadi jika udara memasuki sistem vaskuler pasien (Hudak &

Gallo, 2010 ). Nyeri dada dapat terjadi karena PCO₂ menurun

bersamaan dengan terjadinya sirkulasi darah diluar tubuh, sedangkan

gangguan keseimbangan dialisis terjadi karena perpindahan cairan

serebral dan muncul sebagai serangan kejang.Komplikasi ini

kemungkinan terjadinya lebih besar jika terdapat gejala uremia yang

berat.Pruritus terjadi selama terapi dialisis ketika produk akhir

metabolisme meninggalkan kulit (Smeltzer & Bare, 2008).

Terapi hemodialisis juga dapat mengakibatkan komplikasi sindrom

disekuilibirum, reaksi dializer, aritmia, temponade jantung, perdarahan

intrakranial, kejang, hemolisis, neutropenia, serta aktivasi komplemen

akibat dialisis dan hipoksemia, namun komplikasi tersebut jarang

terjadi (Brunner & Suddarth, 2008).

e. Penatalaksanaan Pasien yang Menjalani Hemodialisa

Hemodialisis merupakan hal yang sangat membantu pasien sebagai

upaya memperpanjang usia penderita. Hemodialisis tidak dapat

menyembuhkan penyakit ginjal yang diderita pasien tetapi hemodialisis

dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan pasien yang gagal ginjal

(Dani, dkk, 2015).

Pasien hemodialisis harus mendapat asupan makanan yang cukup

agar tetap dalam gizi yang baik.Gizi kurang merupakan prediktor yang

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

14

penting untuk terjadinya kematian pada pasien hemodialisis.Menurut

Almatsier (2010) syarat-syarat diet penyakit gagal ginjal kronik dengan

hemodialisa yaitu:

1) Pemberian energi yang cukup sebanyak 35 kkal/kgBB ideal/hari

pada pasien Hemodialisis (HD) maupun Continous Ambulatory

Peritoneal Dialysis(CAPD). Bila diperlukan penurunan berat

badan, harus dilakukan secara berangsur (250-500 g/minggu) untuk

mengurangi risiko katabolisme massa tubuh tanpa lemak (Lean

Body Mass).

2) Pemberianprotein tinggiyaitu sebanyak 1-1,2 g/kg BB ideal/hari

pada HD yang terdiri dari 50% protein bernilai biologi tinggi,

untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mengganti

asam amino yang hilang selama dialisis.

3) Pemberian karbohidrat yang cukup, yaitu sebanyak 55-75% dari

kebutuhan energi total.

4) Pemberian lemak dengan normal yaitu sebanyak 15-30% dari

kebutuhan energi total.

5) Pemberian Natrium sesuai dengan jumlah urin yang keluar /24 jam,

yaitu : 1 gram + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1

gram untuk tiap ½ liter urin (HD).

6) Pemberian kalium sesuai dengan urin yang keluar /24 jam, yaitu : 2

gram + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gram

untuk tiap 1 liter urin (HD).

7) Pemberian kalsium yang tinggi, yaitu sebanyak 1000 mg/hari. Bila

perlu, maka akandiberikan suplemen kalsium.

8) Pembatasan fosfor yaitu sebanyak < 17 mg/kg BB ideal/hari.

9) Pembatasan cairan, yaitu jumlah urin/24 jam ditambah 500-750 ml.

10) Pemberian suplemen vitamin bila diperlukan, terutama vitamin

larut air seperti , asam folat, dan vitamin C.

11) Pemberian suplemen enteral yang mengandung energi dan protein

tinggi, jika nafsu makan berkurang.

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

15

Banyak obat yang diekskresikan seluruhnya atau atau sebagian

melalui ginjal. Pasien yang memerlukan obat-obatan (preparat glikosida

jantung, antibiotik, antiaritmia, antihipertensi) harus dipantau dengan

ketat untuk memastikan agar kadar obat-obatan ini dalam darah dan

jaringan dapat dipertahankan tanpa menimbulkan akumulasi toksik.

Risiko timbulnya efek toksik akibat obat harus dipertimbangkan

(Hudak & Gallo, 2010).

3. Kepatuhan Diet

a. Pengertian

Kepatuhan adalah suatu bentuk perilaku yang timbul karena

adanya interaksi antara petugas kesehatan dengan pasien sehingga

pasien mengetahui rencana tersebut serta melaksanakannya (Kemenkes,

2011).Diet sendiri menurut Kariadi (2009) adalah pengaturan makan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepatuhan diet adalahtingkat

kesediaan pasien melaksanakan diet mengikuti pengaturan pola makan

yang dianjurkan oleh ahli gizi yang sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Diet

Menurut Notoatmodjo (2010) faktor yang mempengaruhi

kepatuhan diet adalah:

1) Faktor predisposisi

a) Kepercayaan atau agama yang dianut

Kepercayaan atau agama merupakan dimensi spiritual

yang dapat menjalani kehidupan. Penderita yang berpegang

teguh terhadap agamanya akan memiliki jiwa yang tabah dan

tidak mudah putus asa serta dapat menerima keadaannya,

demikian juga cara akan lebih baik. Kemauan untuk

melakukan kontrol penyakitnya dapat dipengaruhi oleh

kepercayaan penderita, dimana penderita memiliki

kepercayaan yang kuat dan lebih patuh terhadap anjuran dan

larangan kalau tahu akibatnya.

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

16

b) Faktor geografis

Lingkungan yang jauh atau jarak yang jauh dari

pelayanan kesehatan memberikan kontribusi rendahnya

kepatuhan.

c) Sikap individu yang ingin sembuh

Sikap merupakan hal yang paling kuat dalam diri

individu sendiri.Keinginan untuk tetap mempertahankan

kesehatannya sangat berpengaruh terhadap faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku penderita dalam kontrol

penyakitnya.

d) Pengetahuan

Pengetahuan adalah faktor yang menentukan perilaku

seseorang terhadap masalah yang dialaminya. Seseorang yang

memiliki pengetahuan baik akan mudah untuk

mengaplikasikan pengetahuannya menjadi perilaku yang

positif dan memungkinkan pasien dapat mengontrol dirinya

dalam mengatasi masalah yang dihadapi, mempunyai rasa

percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan mempunyai

perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi kejadian serta

mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh pertugas

kesehatan, akan dapat mengurangi kecemasan sehingga dapat

membantu individu tersebut dalam membuat keputusan.

2) Faktor reinforcing

a) Dukungan petugas

Dukungan dari petugas sangat penting artinya bagi

penderita sebab petugas adalah pengelola penderita yang

paling sering berinteraksi sehingga pemahaman terhadap

kondisi fisik maupun psikis lebih baik, dengan sering

berinteraksi, sangat mempengaruhi rasa percaya dan selalu

menerima kehadiran petugas kesehatan termasuk anjuran-

anjuran yang diberikan.

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

17

b) Dukungan keluarga

Keluarga merupakan bagian dari penderita yang paling

dekat dan tidak dapat dipisahkan. Penderita akan merasa

senang dan tentram apabila mendapat perhatian dan dukungan

dari keluarganya, karena dengan dukungan tersebut akan

menimbulkan kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau

mengelola penyakitnya dengan baik, serta penderita mau

menuruti saran saran yang diberikan oleh keluarga untuk

penunjang pengelolaan penyakitnya.

3) Faktor enabling

Fasilitas kesehatan merupakan sarana penting dalam

memberikan penyuluhan terhadap penderita yang diharapkan

dengan prasarana kesehatan yang lengkap dan mudah terjangkau

oleh penderita dapat lebih mendorong kepatuhan penderita.

c. Cara Pengukuran Kepatuhan Diet

Pengukuran penilaian variabel kepatuhan diet, peneliti akan

menggunakan skala kepatuhan diet yang diadaptasi dan dikembangkan

dari Handayani (2011). Pada pengisian skala ini, sampel diminta untuk

menjawab pertanyaan yang ada dengan memilih salah satu jawaban dari

beberapa alternatif jawaban yang tersedia.

Menurut penelitian Widiany (2017), pengukuran kepatuhan diet

dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu :

1) Patuh, apabila total skor ≥ 75%

2) Tidak patuh, apabila total skor < 75%

Rumus yang digunakan untuk mengukur persentase dari

jawaban, yaitu (Sugiono, 2012):

Persentase =

x 100%

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

18

4. Sikap

a. Pengertian

Sikap adalah sebuah evaluasi umum yang dibuat manusia

terhadap dirinya sendiri atau orang lain atas reaksi atau respon terhadap

stimulus (obyek) yang menimbulkan perasaan yang disertai dengan

tindakan yang sesuai dengan obyeknya (Azwar, 2011).

Menurut Sani (2011) pengertian sikap diartikan sebagai suatu

reaksi atau respon yang muncul dari seseorang individu terhadap objek

yang kemudian memunculkan perilaku individu terhadap objek tersebut

dengan cara-cara tertentu.

b. Komponen-komponen Sikap

Menurut Azwar (2009) sikap dibagi menjadi 3 komponen pokok

yaitu :

1) Komponen Kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai

apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.

2) Komponen Afektif

Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut

masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek

sikap.Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang

memiliki terhadap sesuatu.

3) Komponen Perilaku

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur

sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan

berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek

sikap yang dihadapinya.Kaitannya ini didasarkan oleh asumsi bahwa

kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.

Dimana ketiga komponen pokok diatas secara bersama-sama

membentuk sikap yang utuh (total attitude).

c. Pembentukan Sikap

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

19

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang

dialaminya oleh individu.Interaksi sosial mengandung arti lebih dari

pada sekedar adanya kontrak sosial dan hubungan antara

individusebagai kelompok sosial.Dalam interaksi sosial, terjadi

hubungan antara saling mempengaruhi diantara individu sebagai

anggota masyarakat.Lebih lanjut, interaksi sosial itu meliputi hubungan

antara individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologi

disekelilingnya(Azwar, 2009).

Dalam interaksi sosialnya individu bereaksi membentuk pola

sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Di

antaranya berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap

adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap

penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan(Azwar, 2009).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Azwar (2013), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi sikap yaitu :

1) Pengalaman Pribadi

Tanggapan adalah salah satu dasar terbentuknya sikap.Untuk

dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus

mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang merupakan salah satu komponen sosial yang ikut

mempengaruhi sikap individu.

3) Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

4) Media Massa

Sarana komunikasi, mempunyai pengaruh beda dalam

pembentukan opini dan kepercayaan individu.

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

20

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

6) Pengaruh Faktor Emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh

emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap yang demikian

dapat merupakan sikap yang sementaradan segera berlalu begitu

frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang

lebih persisten dan bertahan lama.

e. Sifat Sikap

Menurut Maemanah (2014), sikap dapat bersifat positif dan

bersifat negatif, yaitu :

1) Sifat positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan objek tertentu.

2) Sifat negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai objek tertentu.

f. Cara Pengukuran Sikap

1) Skala Likert

Merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok

orang tentang fenomena sosial.Skala likert adalah teknik skala non-

komparatif dan unidimensional (hanya mengukur sifat tunggal)

secara alami. Sampel diminta untuk menunjukkan tingkat

kesepakatan melalui pernyataan yang diberikan dengan cara skala

ordinal (Sugiono, 2012). Penilaian pertanyaan yaitu sangat setuju =

4, setuju = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1 dengan

skor tertinggi 4 dan terendah 1. Total skor tertinggi 48 dan

terendah 12 (Sugiono, 2012).

Menurut Azwar (2011), pengukuran sikap diklasifikasikan

menjadi 2 kategori, yaitu :

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

21

1) Sikap baik, apabila total skor ≥ nilai median.

2) Sikap kurang baik, apabila total skor < nilai median.

g. Hubungan Sikap Pasien dengan Kepatuhan Diet

Berdasarkan hasil penelitian Desitasari, dkk.,(2014) didapatkan

mayoritas sampel bersikap positif terhadap kepatuhan diet yaitu

sebanyak 21 sampel (58,3%). Berdasarkan hasil Chi-square,

menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

kepatuhan diet pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.

Hal ini disebabkan karena sikap merupakan faktor predisposisi untuk

terjadinya perilaku, maka sikap klien gagal ginjal kronik yang

menjalani terapi hemodialisa yang merasa terancam kesehatannya oleh

penyakit yang diderita dan percaya bahwa program pembatasan asupan

diet akan memunculkan sikap positif sehingga cenderung mereka untuk

berperilaku patuh.

Menurut Notoatmodjo (2012) terbentuknya perilaku baru yaitu

sikap dimulai dari domain kognitif dalam arti subjek atau individu

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus berupa materi atau objek

diluarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada individu dan

terbentuk respon batin yang tampak dalam bentuk sikap individu

terhadap objek yang diketahuinya tersebut.

Penelitian Sari (2009) dengan judul faktor-faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan pada

pasien gagal ginjal kronik.Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan

cairan. Hal ini disebabkan karena sikap merupakan faktor predisposisi

untuk terjadinya perilaku, maka sikap klien gagal ginjal kronik yang

menjalani terapi hemodialisa yang merasa terancam kesehatannya oleh

penyakit yang diderita dan percaya bahwa program pembatasan asupan

diet akan memunculkan sikap positif sehingga cenderung mereka untuk

berperilaku patuh.

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

22

5. Dukungan Keluarga

a. Pengertian

Dukungan keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu

individu menyelesaikan suatu masalah. Apabila ada dukungan, maka

rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi

masalah yang akan terjadi dapat meningkat (Tamher dan Noorkasiani,

2009).

Menurut Friedman (2013), dukungan keluarga adalah proses yang

terjadi terus menerus disepanjang masa kehidupan manusia. Dukungan

keluarga berfokus pada interaksi yang berlangsung dalam berbagai

hubungan sosial sebagaimana yang dievaluasi oleh individu.Dukungan

keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap

anggotanya.Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan.

b. Jenis Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (2013) sumber dukungan keluarga terdapat

berbagai macam bentuk seperti :

1) Dukungan informasi

Dukungan informasi adalah keluarga berfungsi sebagai

pemberi informasi, dimana keluarga menjelaskan tentang pemberian

saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan untuk

mengungkapkan suatu masalah.

2) Dukungan penilaian atau penghargaan

Dukungan penilaian adalah keluarga yang bertindak

membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber

dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan

support, penghargaan, dan perhatian.

3) Dukungan instrumental

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

23

Dukungan instrumental adalah keluarga yang merupakan

sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya adalah dalam

hal kebutuhan keuangan, makan, minum dan istirahat.

4) Dukungan emosional

Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang

aman dan damai untuk istirahat, serta pemulihan dan membantu

penguasaan terhadap emosi.Dukungan emosional meliputi dukungan

yang diwujudkan dalam bentuk adanya kepercayaan dan perhatian.

c. Sumber Dukungan Keluarga

Sumber dukungan keluarga adalah sumber dukungan sosial

keluarga yang dapat berupa dukungan sosial keluarga secara internal

seperti dukungan dari suami atau istri serta dukungan dari saudara

kandung atau dukungan sosial keluarga secara eksternal seperti paman

dan bibi (Friedman, 2013).

Menurut Gustina & Heryati (2014), dukungan sosial keluarga

mengacu kepada dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai

sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga yaitu

dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

d. Manfaat Dukungan Keluarga

Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi

sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial keluarga

berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namun

demikian dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial

keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai

kepandaian dan akal.Sebagai akibatnya hal ini meningkatkan kesehatan

dan adaptasi keluarga dan dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga

dapat meningkatkan kesehatan fisik, manajemen, reaksi stress,

produktivitas, kesejahteraan psikologi dan kemampuan penyesuaian diri

(Friedman, 2013).

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

24

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga

Menurut Purnawan (2009), faktor yang mempengaruhi

dukungan keluarga yaitu:

1) Faktor Internal

a) Tahap perkembangan

Dukungan dapat ditentukan dengan pertumbuhan dan

perkembangan faktor usia, dengan demikian setiap rentang usia

memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan

yang berbeda-beda.

b) Pendidikan atau tingkat pengetahuan

Latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman

masa lalu akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk

keyakinan adanya penting dukungan keluarga.

c) Faktor emosi

Emosi mempengaruhi sikap individu dalam memberikan

respon dukungan. Respon saat stress cenderung melakukan hal

yang mengkhawatirkan dan merugikan, tetapi saat respon

emosionalnya kecil akan lebih tenang dalam menanggapi.

d) Aspek spiritual

Aspek ini mencakup nilai dan keyakinan seseorang dalam

menjalani hubungan dengan keluarga, teman, dan kemampuan

mencari arti hidup.

2) Faktor eksternal

a) Menerapkan fungsi keluarga

Sejauh mana keluarga mempengaruhi para anggota

keluarga lain saat mengalami masalah kesehatan serta membantu

dalam memenuhi kebutuhan.

b) Faktor sosial ekonomi

Setiap individu membutuhkan dukungan terhadap

kelompok sosial untuk mempengaruhi keyakinan akan

kesehatannya dan cara pelaksanaannya. Biasanya individu dengan

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

25

ekonomi diatas rata-rata akan lebih cepat tanggap terhadap

masalah kesehatan yang sedang dihadapi.

c) Latar belakang budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi nilai, keyakinan

dan kebiasaan individu dalam memberikan dukungan dan cara

mengatasi masalah kesehatan.

f. Cara Pengukuran Dukungan Keluarga

Pengukuran penilaian variabel dukungan keluarga, peneliti akan

menggunakan skala dukungan keluarga yang diadaptasi dan

dikembangkan dari Riyanti (2017). Pada pengisian skala ini, sampel

diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada dengan memilih salah

satu jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang tersedia. Skala ini

menggunakan skala model likert yang terdiri dari pernyataan dengan 3

(tiga) alternatif jawaban yaitu selalu = 3, jarang = 2, dan tidak pernah =

1.

Menurut Azwar (2011), pengukuran dukungan keluarga

diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu :

1) Dukungan keluarga Baik, apabila total skor ≥ nilai median.

2) Dukungan keluarga Tidak baik, apabila total skor <nilai median.

g. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet

Berdasarkan hasil penelitian Syamsiah (2011) dengan judul

faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien CKD yang

menjalani hemodialisa didapatkan mayoritas sampel memiliki

dukungan keluarga baik yaitu sebanyak 87sampel (55,4%). Adapun

proporsi kepatuhan didapatkan lebih besar pada sampel yang mendapat

dukungan keluarga baik yaitu sebesar 59 (67,8%) dibandingkan dengan

sampel yang mendapat dukungan keluarga kurang baik yaitu sebesar 33

(47,1%). Hasil uji Chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang

bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien CKD

yang menjalani hemodialisa.Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

26

berpengaruh dan menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu

dan dapat juga menentukan tentang program pengobatan yang diterima.

Berdasarkan hasil penelitian Ahrari, et al (2014) di Iran

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

dukungan sosial dengan kepatuhan diet pasien hemodialisis.Keluarga

berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya.Anggota keluarga

juga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jka diperlukan. Dukungan

keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap

penderita yang sakit (Sumigar,dkk., 2015).

Dukungan keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan terapi

agar dapat mempertahankan status kesehatan keluarga.Keberhasilan

diet hemodialisis dipengaruhi oleh kepatuhan seseorang dalam

menjalankan diet yang dianjurkan. Tanggung jawab dalam pengaturan

makanan akan dipegang oleh pasien dan keluarganya saat berada di

rumah. Dengan demikian, sangat perlu bagi seorang pasien dan

keluarga untuk mengetahui dan memahami pengaturan makanan bagi

pasien (Pratiwi dan Endang, 2009)

6. Pengetahuan Gizi

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap suatu objek dari indra yang dimilikinya

(Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan gizi adalah pemahaman seseorang tentang ilmu gizi,

zat gizi, serta interaksi, antara zat gizi terhadap status gizi dan

kesehatan.Pengetahuan gizi yang baik dapat menghindarkan seseorang

dari konsumsi pangan yang salah atau buruk.Pengetahuan gizi dapat

diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal. Selain itu, dapat

diperoleh dengan melihat, mendengar sendiri, atau melalui alat-alat

komunikasi seperti, membaca surat kabar dan majalah, mendengar

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

27

siaran radio dan menyaksikan siaran televisi maupun melalui

penyuluhan kesehatan atau penyuluhan gizi (Suhardjo, 2010).

Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan bahan

makanan dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua

zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.Pemilihan dan

konsumsi bahan makanan berpengaruh terhadap status gizi

seseorang.Status gizi baik atau optimal terjadi apabila tubuh

memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh.Status gizi kurang,

terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi

penting, sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh

zat gizi dalam jumlah yang berlebihan sehingga menimbulkan efek

yang membahayakan (Almatsier, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan Gizi

Menurut Kholid dan Notoadmodjo (2012) terdapat 6 tingkat

pengetahuan, yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan

tentang suatu objek yang diketahui dan diinterpretasikan secara

benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk mempraktekkan

materi yang sudah dipelajari pada kondisi real (sebenarnya).

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan menjabarkan atau menjelaskan

suatu objek atau materi tetapi masih di dalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya.

5) Sintesis (Synthesis)

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

28

Sintesis adalah suatu kemampuan menghubungkan bagian-

bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evalusi adalah pengetahuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Gizi

Menurut Budiman dan Riyanto (2013) faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku

seseorang atau kelompok dan merupakan usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Budiman

&Riyanto, 2013). Semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin cepat menerima dan memahami suatu informasi sehingga

pengetahuan yang dimiliki juga semakin tinggi (Sriningsih, 2011).

2) Informasi / Media Massa

Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,

menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,

menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan

tertentu.Informasi diperoleh dari pendidikan formal maupun

nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga

menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan.Semakin

berkembangnya teknologi menyediakan bermacam-macam media

masa sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat.

Informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang jika sering

mendapatkan informasi tentang suatu pembelajaran maka akan

menambah pengetahuan dan wawasannya, sedangkan seseorang

yang tidak sering menerima informasi tidak akan menambah

pengetahuan dan wawasannya.

3) Sosial, Budaya dan Ekonomi

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

29

Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk akan menambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi juga

akan menentukan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk

kegiatan tertentu sehingga status ekonomi akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

Seseorang yang mempunyai sosial budaya yang baik maka

pengetahuannya akan baik tapi jika sosial budayanya kurang baik

maka pengetahuannya akan kurang baik. Status ekonomi seseorang

mempengaruhi tingkat pengetahuan karena seseorang yang memiliki

status ekonomi dibawah rata-rata maka seseorang tersebut akan sulit

untuk memenuhi fasilitas yang diperlukan untuk meningkatkan

pengetahuan.

4) Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan

kedalam individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak

yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan

yang baik akan pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika

lingkungan kurang baik maka pengetahuan yang didapat juga akan

kurang baik.

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain

maupun diri sendiri sehingga pengalaman yang sudah diperoleh

dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Pengalaman seseorang

tentang suatu permasalahan akan membuat orang tersebut

mengetahui bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dari

pengalaman sebelumnya yang telah dialami sehingga pengalaman

yang didapat bisa dijadikan sebagai pengetahuan apabila

mendapatkan masalah yang sama.

6) Usia

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

30

Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang

diperoleh juga akan semakin membaik dan bertambah.

d. Cara Pengukuran Pengetahuan Gizi

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

sampel penelitian.Pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk

pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi

dua jenis yaitu pertanyaan subjektif dengan essaydan pertanyaan

objektif dengan pilihan ganda (multiple choice), betul-salah dan

pertanyaan menjodohkan (Notoatmodjo, 2012).

Pertanyaan pilihan ganda, betul-salah, menjodohkan disebut

dengan pertanyaan objektif karena pertanyaan-pertanyaan dapat dinilai

secara pasti oleh penilainya tanpa melibatkan faktor subjektifitas dari

penilai. Pertanyaan objektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih

disukai dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan

dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilaianya akan lebih cepat

(Notoatmodjo, 2012).

Menurut Arikunto(2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori

yaitu:

1) Pengetahuan Gizi Baik, apabila total skor 76 - 100%.

2) Pengetahuan Gizi Sedang, apabila total skor 56 - 75%.

3) Pengetahuan Gizi Kurang, apabila total skor ≤ 55%.

Sedangkan untuk mendapatkan skor pengetahuan dilakukan

perhitungan dengan rumus (Sugiono, 2012) :

Skor = umla a aban benar

umla pertanyaanx100%

e. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan Diet

Berdasarkan hasil penelitian Desitasari,dkk (2013)

menunjukkan bahwa mayoritas sampel dengan berpengetahuan tinggi

yaitu sebanyak 23 sampel (63,9%). Hasil Chi-square, menunjukkan ada

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

31

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan diet

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.

Faktor pengetahuan adalah faktor yang menentukan perilaku

seseorang terhadap masalah yang dialaminya. Seseorang yang memiliki

pengetahuan baik akan mudah untuk mengaplikasikan pengetahuannya

menjadi perilaku yang positif dan memungkinkan pasien dapat

mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang dihadapi,

mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan

mempunyai perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi kejadian serta

mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan

yang dapat mengurangi kecemasan sehingga dapat membantu individu

tersebut dalam membuat keputusan (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian yang dilakukan Ismail(2012) menunjukkan hasil

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

kepatuhan diet.Menurut peneliti pengetahuan sampel tentang GGK dan

diet bisa saja dipengaruhi oleh seberapa lama penderita menjalani terapi

hemodialisa sehingga informasi yang didapatkan juga sudah banyak

dari berbagai media maupun penyuluhan kesehatan. Seseorang yang

memiliki pendidikan rendah tetapi mendapatkan informasi yang baik

dari berbagai media hal itu akan meningkatkan pengetahuannya.

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

32

B. Kerangka Teori

Sumber : Notoatmodjo (2010)

Gambar 1.Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.Kerangka Konsep

Pengetahuan Gizi

Dukungan

Keluarga

Kepatuhan Diet

pada Pasien

Hemodialisa

Sikap

A. Faktor Predisposisi

(Pendorong) :

1. Kepercayaan atau agama

yang dianut.

2. Faktor geografis

3. Sikap individu yang ingin

sembuh

4. Pengetahuan

B. Faktor Reinforcing (Penguat):

1. Dukungan petugas

2. Dukungan keluarga

Kepatuhan Diet pada

Pasien Hemodialisa

C. Faktor Enabling

(Pemungkin):

Fasilitas kesehatan

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

33

D. Hipotesis

Ha : 1. Ada hubungan pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet pasien

hemodialisa di RSUD Pandan Arang Boyolali.

2. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet

pasien hemodialisa di RSUD Pandan Arang Boyolali.

3. Ada hubungan sikap dengan kepatuhan diet pasien hemodialisa

di RSUD Pandan Arang Boyolali.

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional

analitikdengan pendekatan Cross Sectional.Pengukuran variabel

pengetahuan gizi, dukungan keluarga, sikap dan kepatuhan diet diambil

dalam satu kali pada satu waktu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Pandan Arang Kabupaten

Boyolali, pada bulan Januari - Februari 2019.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah subjek penelitian yang memenuhi kriteria yang

telah ditetapkan oleh peneliti (Nursalam, 2013). Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pasien hemodialisa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 2010).Sampel dalam penelitian ini adalah pasien

hemodialisa.

Sampel pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi

sebagai berikut :

a) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel

(Notoatmojo, 2013).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Pasien hemodialisa yang melakukan HD secara rutin di RSUD

Pandan Arang.

2) Bersedia menjadi sampel penelitian.

3) Mampu berkomunikasi dengan baik.

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

36

36

4) Pasien dalam keadaan sadar dan kooperatif.

5) Pernah mendapatkan konsultasi gizi dari ahli gizi rumah sakit

mengenai diet hemodialisa.

b) Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana populasi

penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak dapat

memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.Kriteria eksklusi dalam

penelitian ini yaitupasien yang mengalami penurunan kesadaran.

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

teknik purposive sampling.Teknik purposive sampling yaitu penentuan

sampel berdasarkan pertimbangan berdasarkan kriteria inklusi dan

kriteria eksklusi.

4. Besar Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Rumus yang digunakan

adalah (Lemeshow, et al, 1997) :

n= (Z2

1 – α/2). P (1-P). N

d2 (N – 1) + Z

21 – α/2 P (1-P)

Keterangan:

n : Jumlah sampel yang diperlukan

N : Besar populasi

Z : Derajat kepercayaan / nilai distribusi normal baku

(95% Z : 1,96)

P : Proporsi di populasi (karena belum pernah diteliti p= 0,5)

d2

: Derajat ketepatan yang digunakan 15% (0,15)

n = (Z2

1 – α / 2) P (1-P) N

d2 (N – 1) + Z

21 – α/2 P (1-P)

n = (1,96) 2

. 0,5 (1-0,5). 95

(0,15)2. (95-1) + (1,96)

2. 0,5 (1-,0,5)

n = 3,8416. 0,5 (0,5). 95

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

37

37

0,0225. 94 + 3,8416. 0,5 (0,5)

n = 3,8416. 0,25. 95

2,115 + 3,8416. 0,25

n = 177,674

2,115 + 0,9604

n = 91,238

3,0754

n = 29,06dibulatkan menjadi 29

Berdasarkan rumus diatas didapatkan jumlah sampel 29

orang. Kemungkinan drop out sebesar 10%, maka besar sampel

minimal 32 orang.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : pengetahuan gizi, dukungan keluarga dan sikap.

2. Variabel Terikat : kepatuhan diet.

E. Definisi Operasional

Tabel 3.Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Hasil Ukur

Skala

Pengukuran

Pengetahuan

gizi

Kemampuan

pemahaman pasien

hemodialisa dalam

memahami diet yang

tepat.

Kuesioner

pengetahuan

gizi

Skor

pengetahuan

gizi

Rasio

Dukungan

Keluarga

Sikap, tindakan dan

penerimaan keluarga

terhadap anggotanya.

Kuesionerdu

kungan

keluarga

Skor

dukungan

keluarga

Rasio

Sikap Sebuah evaluasi

umum yang dibuat

manusia terhadap

dirinya sendiri atau

orang lain atas reaksi

atau respon terhadap

stimulus yang

menimbulkan

perasaan yang

disertai dengan

tindakan yang sesuai

dengan obyeknya.

Kuesioner

sikap

Skorsikap Rasio

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

38

38

Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Hasil Ukur

Skala

Pengukuran

Kepatuhan

diet

Keterlibatan aktif

pasien untuk

mengikuti aturan diet

sehingga penyakit

gagal ginjal kronik

pada pasien lebih

terkontrol.

Kuesioner

kepatuhan

diet

Skor

kepatuhan

diet

Rasio

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Formulir penjelasan kepada sampel penelitian

Digunakan untuk menjelaskan penelitian yang dilakukan kepada

sampel penelitian.

2. Formulir permohonan menjadi sampel penelitian.

3. Informed Consent (formulir pernyataan kesediaan menjadi sampel).

4. Formulir pengumpulan data

Kuesioner ini dibuat oleh peneliti untuk mengetahui

karakteristik sampel yang meliputi kode sampel penelitian, jenis

kelamin, usia, alamat, pendidikan terakhir, status pekerjaan.

5. Formulir kuesioner pengetahuan gizi

Kuesioner ini digunakan untuk menilai tingkat pengetahuan gizi

pasien hemodialisa.

6. Formulir kuesioner dukungan keluarga

Dukungan keluarga merupakan dukungan eksternal yang sangat

kuat mempengaruhi perilaku pasien yang meliputi dukungan dalam

kehadiran hemodialisa, pemberian motivasi, dukungan dalam

pengaturan diet, cairan dan obat-obatan serta perasaan pasien terhadap

dukungan keluarganya.

7. Formulir kuesioner sikap

Respon pasien dalam menyikapi pelaksanaan program

diet.Digunakan untuk menilai sikap pasien hemodialisa.

8. Kuesioner kepatuhan diet

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

39

39

Digunakan untuk menilai tingkat kepatuhan diet pasien

hemodialisa.

G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis dan Sumber data

a. Data primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Data primer secara

khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset

atau penelitian meliputi :

1) Data identitas sampel meliputi nama, usia, jenis kelamin,

alamat, pekerjaan, pendidikan terakhir

2) Pengetahuan gizi.

3) Dukungan keluarga.

4) Sikap.

5) Kepatuhan diet.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan pihak lain

untuk mengutip laporan yang sudah ada. Data sekunder meliputi :

pencatatan rekam medik.

2. Cara pengumpulan data yang digunakan yaitu :

a. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui keterangan data-

data yang diperlukan oleh peneliti.Wawancara dilakukan untuk

mengetahui identitas sampel, pengetahuan gizi, dukungan

keluarga,sikap dan kepatuhan diet.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu.Teknik pengumpulan data dengan menyelidiki dokumen-

dokumen tertulis berkaitan dengan hal penelitian yang dilakukan,

atas dokumen yang dimiliki oleh sampel.Hasil penelitian dari

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

40

40

observasi atau wawancara akan menjadi lebih dapat dipercaya

apabila didukung oleh adanya dokumentasi.

H. Teknik Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Memeriksa data dengan cara melihat kembali hasil

pengumpulan data, baik isi maupun wujud alat pengumpulan data.

Data-data yang melalui proses editing adalah data identitas, data

rekam medis, dukungan keluarga, pengetahuan gizi,sikap dan

kepatuhan diet.

b. Coding

Merupakanupaya klasifikasi data dengan pemberian kode

pada data menurut jenisnya, yaitu memberikan kode pada tiap

variabel pengetahuan gizi, dukungan keluarga, sikap dan kepatuhan

diet. Kemudian tiap variabel dikategorikan sesuai jumlah skor atau

nilai untuk masing masing variabel, sebagai berikut :

1) Menurut Widiany (2017) pengetahuan gizi dikategorikan

sebagai berikut :

a) Kode 1 : Baik (76 - 100%).

b) Kode 2 :Sedang(56 - 75%).

c) Kode 3 : Kurang (≤ 55%).

2) Menurut Azwar (2011) dukungan keluargadikategorikan

sebagai berikut :

a) Kode 1 :Baik (≥ Nilai Median).

b) Kode 2 :Tidak baik (<Nilai Median).

c) Menurut Azwar (2011) pengukuran sikap dikategorikan

sebagai berikut :

a) Kode 1 : Baik ( ≥ Nilai Median).

b) Kode 2 : Tidak baik (< Nilai Median).

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

41

41

d) Menurut Widiany (2017) kepatuhan dietdikategorikan sebagai

berikut:

a) Kode 1 :Patuh (≥ 75%).

b) Kode 2 : Tidak Patuh (<75%).

c. Tabulating

Tabulating adalah proses menempatkan data dalam bentuk

tabel yang berisi data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis

yang dibutuhkan.

d. Entry Data

Proses pemasukan data dalam program komputer pada

programSPSS Versi 17.0.

2. Analisis Data

Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini dilakukan uji

statistik dengan menggunakan program SPSS versi 17.0.Analisis pada

penelitian ini menggunakan 2 jenis analisis yaitu analisis univariat dan

analisis bivariat.

a. Analisis Univariat

Analisis yang dilakukan dengan mendeskripsikan setiap

variabel dalam penelitian yaitu pengetahuan gizi, dukungan

keluarga, sikap, dan kepatuhan diet.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menghubungkan variabel

bebas dengan variabel terikat.Dalam penelitian ini analisis bivariat

dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan gizi,

dukungan keluarga, sikap dan kepatuhan diet pada pasien

hemodialisa.

Penelitian ini menggunakan uji korelasi atau uji hubungan,

sebelum dilakukan uji hubungan, terlebih dahulu dilakukan uji

kenormalan data dengan menggunakan uji Shapiro Wilk dan

didapatkan hasil bahwa data pengetahuan gizi dan kepatuhan diet

berdistribusi normal, dukungan keluarga dan sikap berdistribusi

Page 55: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

42

42

tidak normal, sehingga diuji menggunakan uji Pearson Product

Momentdan uji Rank Spearman.Uji Pearson Product Moment dan

uji Rank Spearman digunakan untuk menganalisis :

a. Hubungan Pengetahuan gizi dengan Kepatuhan diet.

b. Hubungan Dukungan keluarga dengan Kepatuhan diet.

c. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan diet.

I. Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun proposal penelitian.

b. Melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui jumlah populasi

sampel.

c. Mengajukan surat izin melakukan penelitian di RSUD Pandan

Arang Boyolali.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan koordinasi dengan pihak RSUD Pandan Arang

Boyolali.

b. Menentukan sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi.

c. Menjelaskan mekanisme penelitian yang dilakukan.

d. Mengumpulkan data dengan wawancara langsung untuk pengisian

data identitas sampel penelitian, kuesioner pengetahuan gizi,

kuesioner dukungan keluarga, kuesioner sikap dan kuesioner

kepatuhan diet.

3. Tahap Akhir

a. Memeriksa hasil pengumpulan data baik maupun jumlah lembar

data.

b. Pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 17.0

c. Hasil yang telah diolah kemudian dibahas melalui analisis data.

d. Penyusunan laporan akhir.

Page 56: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

43

43

J. Etika Penelitian

Etika penelitian berguna sebagai pelindung terhadap institusi

tempat penelitian dan peneliti itu sendiri.Penelitian ini dilaksanakan

setelah peneliti memperoleh rekomendasi dari pembimbing dan mendapat

izin dari Rektor ITS PKU Muhammadiyah Surakarta. Selanjutnya peneliti

mengajukan permohonan ijin kepada pihak RSUD Pandan Arang Boyolali

untuk mendapatkan persetujuan, kemudian melakukan negoisasi dengan

para sampel dan meminta persetujuannya untuk jadi sampel dengan

menekankan masalah etika yang dilakukan :

1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi sampel penelitian)

Tujuannya agar sampel mengetahui maksud dan tujuan

penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data.Jika

sampel bersedia menjadi sampel maka harus menandatangani lembar

persetujuan menjadi sampel penelitian. Jika sampel menolak, maka

peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati (Terlampir).

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas sampel, peneliti tidak

mencantumkan namasampel pada hasil pembahasan penelitian

nantinya.

3. Confidentialy (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh sampel dijamin oleh

peneliti. Informasi yang diberikan oleh sampel serta semua yang

dikumpulkan tanpa nama yang dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

Hal ini tidak dipublikasikan atau diberikan kepada orang lain tanpa

seiijin sampel penelitian.

K. Jadwal Penelitian

Terlampir

Page 57: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lokasi Penelitian

RSUD Pandan Arang Boyolali adalah Rumah Sakit Umum Daerah

milik Pemerintah dan merupakan salah satu rumah sakit tipe C yang

terletak di wilayah boyolali, Jawa Tengah.Rumah sakit ini memberikan

pelayanan di bidang kesehatan yang didukung oleh layanan dokter

spesialis serta ditunjang dengan fasilitas medis lainnya (Profil RSUD

Pandan Arang Boyolali, 2018).

RSUD Pandan Arang juga sebagai rumah sakit rujukan dari faskes

tingkat 1, seperti puskesmas atau klinik. RSUD Pandan Arang ini telah

teregistrasi sejak 1 Februari 2016 dengan Nomor Surat Izin

503/2490/30/2012 dan Tanggal Surat Izin 29 Oktober 2012 dari DPRGR

dengan Sifat Tetap, dan berlaku sampai 29 Oktober 2017. Setelah

melangsungkan Metode AKREDITASI Rumah Sakit Seluruh Indonesia

dengan proses Pentahapan III (16 Pelayanan) akhirnya ditetapkan status

Lulus Akreditasi Rumah Sakit. Rumah Sakit Umum ini beralamat di Jl.

Kantil No. 14, Boyolali, Indonesia.RSUD Pandan Arang Boyolali

mempunyai layanan unggulan dalam bagian Bedah Gilut, Pelayanan

PONEK, ICU, Hemodialisa.RSUD ini mempunyai luas tanah 42.179

kmdengan luas bangunan 11.951,92km2(Profil RSUD Pandan Arang

Boyolali, 2018).

Visi RSUD Pandan Arang Boyolali yaitu melayani dengan sepenuh

hati. Adapun misi RSUD Pandan Arang Boyolali sebagai berikut (Profil

RSUD Pandan Arang Boyolali, 2018):

1. Menjadi Rumah Sakit yang berorientasi pada pelayanan paripurna dan

bermutu bagi seluruh lapisan masyarakat.

2. Mendukung Boyolali sehat, produktif, dan berdaya saing dalam

rangka Boyolali Pro Investasi.

Page 58: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

45

3. Mewujudkan Boyolali yang maju dan lebih sejahtera ditunjang dengan

sumber daya manusia yang profesional, produktif, dan berkomitmen

serta manajemen mandiri, efektif dan efisien.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Sampel

a. Jenis Kelamin

Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4.Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin n %

Laki-laki 20 69

Perempuan 9 31

Total 29 100

Sumber: Data primer yang diolah 2019

Berdasarkan tabel 4 distribusi sampel menurut jenis kelamin

diketahui bahwa sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu

sebesar 69%.

b. Pendidikan Terakhir

Distribusi sampel berdasarkan pendidikan terakhir dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5.Distribusi Sampel Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir n %

Tidak Sekolah 1 3,4

SD Sederajat 7 24,1

SMP Sederajat 4 13,8

SMA Sederajat 14 48,3

PT 3 10,3

Total 29 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2019

Berdasarkan tabel 5 distribusi sampel menurut pendidikan

terakhir diketahui bahwa sebagian besar berpendidikan SMA

sederajat yaitu sebesar 48,3%.

c. Pekerjaan

Distribusi sampel berdasarkan pekerjaan sampel dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

Page 59: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

46

Tabel 6.Distribusi Sampel Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan n %

Tidak Bekerja 11 37,9

IRT 4 13,8

Buruh 4 13,8

Swasta 3 10,3

Wiraswasta 5 17,2

PNS 2 6,9

Total 29 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2019

Berdasarkan tabel 6 distribusi sampel menurut pekerjaan

diketahui bahwa sebagian besar sampel yang tidak bekerja yaitu

sebesar 37,9%.

d. Pengetahuan Gizi

Distribusi pengetahuan gizi dalam penelitianini dapat dilihat

pada tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Pengetahuan Gizi Pengetahuan Gizi n % ̅±SD

Baik 14 48,3 16,52±1,99

Sedang 15 51,7

Kurang 0 0

Total 29 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2019

Berdasarkan tabel 7,distribusi sampel menurut pengetahuan

gizi diketahui sebagian besar sampel memiliki tingkat pengetahuan

gizi sedang sebanyak 15 orang (51,7%) dengan rata-rata

pengetahuan gizi16,52±1,99.

e. Dukungan Keluarga

Distribusi sampel berdasarkan dukungan keluarga dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut :

Tabel 8. Distribusi Sampel Berdasarkan Dukungan Keluarga Dukungan Keluarga n % ̅±SD

Baik 17 58,6 39,17±2,31

Tidak Baik 12 41,4

Total 29 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2019

Berdasarkan tabel 8, distribusi sampel menurut dukungan

keluarga diketahui sebagian besar sampel memiliki dukungan

Page 60: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

47

keluarga yang baik sebanyak 17 orang (58,6%) dengan rata-rata

dukungan keluarga 39,17±2,31.

f. Sikap

Distribusi sampel berdasarkan sikap dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut :

Tabel 9. Distribusi Sampel Berdasarkan Sikap

Sikap n % ̅±SD

Baik 16 55,2 39,93±4,21

Kurang Baik 13 44,8

Total 29 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2019

Berdasarkan tabel 9, distribusi sampel menurut sikap

diketahui sebagian besar memiliki sikap baik sebanyak 16 orang

(55,2%) dengan rata-rata sikap 39,93±4,21.

g. Kepatuhan Diet

Distribusi sampel berdasarkan kepatuhan diet dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut :

Tabel 10. Distribusi Sampel Berdasarkan Kepatuhan Diet Kepatuhan Diet n % ̅±SD

Patuh 2 6,9 10,52±2,44

Tidak Patuh 27 93,1

Total 29 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2019

Berdasarkan tabel 10, distribusi sampel menurut kepatuhan

diet diketahui sebagian besar sampel memiliki tingkat kepatuhan

diet tidak patuh sebanyak 27 orang (93,1%) dengan rata-rata

kepatuhan diet 10,52±2,44.

2. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan Diet Pasien

Hemodialisa.

Hubungan pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet sampel

dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:

Page 61: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

48

Tabel 11.Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan Diet

Variabel ̅±SD r

p*

Pengetahuan Gizi 16,52±1,99 0,003 0,712

Kepatuhan Diet 10,52±2,44

* Pearson Product Moment

Berdasarkan tabel 11 diketahui hasil analisis hubungan

pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet didapatkan nilai p = 0,712

yang berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan

kepatuhan diet pada pasien hemodialisa rawat jalan di RSUD Pandan

Arang Boyolali.

3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Pasien

Hemodialisa.

Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet sampel

dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut:

Tabel 12.Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet

Variabel ̅±SD rs p*

Dukungan Keluarga 39,17±2,31 0,220 0,251

Kepatuhan Diet 10,52±2,44

*Rank Spearman

Berdasarkan tabel 12 diketahui hasil analisis hubungan

dukungan keluarga dengan kepatuhan diet didapatkan nilai p = 0,251

yang berarti tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

kepatuhan diet pada pasien hemodialisa rawat jalan di RSUD Pandan

Arang Boyolali.

4. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Diet Pasien Hemodialisa.

Hubungan sikap dengan kepatuhan diet sampel dapat dilihat

pada tabel 13 sebagai berikut:

Tabel 13. Hubungan sikap dengan Kepatuhan Diet

Variabel ̅±SD rs p*

Sikap 39,93±4,21 -0,138 0,477

Kepatuhan Diet 10,52±2,44

*Rank Spearman

Page 62: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

49

Berdasarkan tabel 13 diketahui hasil analisis hubungan sikap

dengan kepatuhan diet didapatkan nilai p = 0,477 yang berarti tidak

ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan diet pada pasien

hemodialisa rawat jalan di RSUD Pandan Arang Boyolali.

C. Pembahasan

1. Karakteristik Sampel

a. Jenis Kelamin

Sampel pada penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 20orang (69%).Secara umum, setiap

penyakit dapat menyerang laki-laki maupun perempuan, tetapi pada

beberapa penyakit seperti gagal ginjal kronik terdapat perbedaan

frekuensi antara laki-laki dan perempuan.Hal ini dapat disebabkan

perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup, genetika, atau kondisi

fisiologi (Dani, dkk. 2015).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Desitasari, dkk (2014), dimana jenis kelamin laki-

laki lebih banyak dengan jumlah 22 orang (61,1%) dan perempuan

14 orang (38,9%).Hal ini disebabkan karena faktor pola makan dan

pola hidup sampel laki-laki yang suka merokok dan minum kopi

(Nurchayati, 2011).

Jenis kelamin berkaitan dengan peran kehidupan dan

perilaku yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam

masyarakat. Kaum perempuan biasanya yang lebih menjaga

kesehatan dibandingkan dengan laki-laki, pola makan yang tidak

teratur dan sebagian besar laki-laki suka mengkonsumsi minuman

beralkohol serta pada laki-laki juga memiliki kadar kreatinin yang

lebih tinggi daripada perempuan (Sumigar, dkk. 2015).

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan pada penelitian ini didapatkan sebagian

besar sampel memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 14 orang

(48,3%). Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang

Page 63: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

50

dapat mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah

menerima ide-ide dan teknologi, pendidikan memiliki peranan yang

penting dalam menentukan kualitas hidup manusia, melalui

pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan dan

implikasinya. Semakin tinggi pendidikan, maka hidup manusia

akan semakin berkualitas karena pendidikan yang tinggi akan

menghasilkan pengetahuan yang baik dan mampu menjadikan

hidup lebih berkualitas (Notoatmodjo, 2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dani (2015)

yang menunjukkan bahwa mayoritas sampel berpendidikan

Menengah (SMP dan SMA) yaitu sebanyak 50,0%. Penderita gagal

ginjal kronik yang memiliki pendidikan yang tinggi akan

mempunyai pengetahuan yang luas. Hal ini memungkinkan

penderita untuk dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah

yang dihadapi, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi,

berpengalaman, dan mempunyai perkiraan yang tepat

untukmengatasi kejadian, mudah mengerti tentang apa yang

dianjurkan oleh petugas kesehatan (Yuliaw, 2009).

c. Pekerjaan

Pada penelitian ini sebagian besar sampeltidak bekerja yaitu

sebanyak 11 orang(37,9%).Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Dani (2015) yang menyatakan pekerjaan sampel pasien

Gagal Ginjal Kronik mayoritas adalah tidak bekerja yaitu sebanyak

37 orang atau 51,4%. Hal ini disebabkan karena sebagian mereka

telah pensiun dan ketidakmampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan karena tidak mempunyai kesempatan sehingga mereka

lebih fokus dalam menjalani terapi hemodialisa.Pekerjaan

merupakan kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud

memperoleh penghasilan, besarnya pendapatan yang diterima akan

mempengaruhi pekerjaan yang dilakukan (Sunaryo, 2004).

Page 64: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

51

d. Pengetahuan Gizi

Hasil pengetahuan gizi sampel yaitu sebagian besar memiliki

tingkat pengetahuan gizi sedang sebanyak 15 orang (51,7%). Rata-

rata pengetahuan gizi sampel 16,52±1,99 dengan nilai minimum 13

dan nilai maksimum 21. Faktor penyebab sampel memiliki

pengetahuan gizi sedang adalah tingkat pendidikan sampel yang

sebagian besar SMA sederajat (48,3%). Tingkat pendidikan turut

pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan

memahami pengetahuan yang diperoleh, pada umumnya semakin

tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula

pengetahuannya.Tingginya tingkat pendidikan seseorang dapat

digunakan sebagai modal untuk menerima informasi sehingga

dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2013).

Faktor pengetahuan adalah faktor yang menentukan perilaku

seseorang terhadap masalah yang dialaminya. Seseorang yang

memiliki pengetahuan baik akan mudah untuk mengaplikasikan

pengetahuannya menjadi perilaku yang positif dan memungkinkan

pasien dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang

dihadapi, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman,

dan mempunyai perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi

kejadian serta mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh

petugas kesehatan yang dapat mengurangi kecemasan sehingga

dapat membantu individu tersebut dalam membuat keputusan

(Notoatmodjo, 2013).

e. Dukungan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian ini dari 29 sampel didapatkan

jumlah dukungan keluarga yang baik yaitu 17 orang (58,6%)

sampel.Rata-rata dukungan keluarga sampel 39,17±2,31 dengan

nilai minimum 33 dan nilai maksimum 42. Hasil penelitian ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Desitasari (2014)

yaitu terdapat 23 orang (63,9%) sampel dengan dukungan keluarga

Page 65: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

52

yang baik dan 13 orang (36,1%) sampel dengan dukungan keluarga

yang kurang.

Keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi

anggotanya.Anggota keluarga juga memandang bahwa orang yang

bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan

bantuan jika diperlukan.Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan

dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Dukungan

keluarga merupakan suatu bentuk perhatian, dorongan yang

didapatkan individu dari orang lain melalui hubungan interpersonal

yang meliputi perhatian, emosional dan penilaian (Sumigar, dkk.

2015).

f. Sikap

Berdasarkan hasil dari penelitian ini sebagian besar memiliki

sikap yang baik sebanyak 16 orang (55,2%). Rata-rata sikap sampel

39,93±4,21 dengan nilai minimum 33 dan nilai maksimum 48. Hal

ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) terbentuknya

perilaku baru yaitu sikap dimulai dari domain kognitif dalam arti

subjek atau individu mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

berupa materi atau objek diluarnya, sehingga menimbulkan

pengetahuan baru pada individu terbentuk respon batin yang

tampak dalam bentuk sikap individu terhadap objek yang

diketahuinya tersebut.

Sikap mengandung motivasi berarti sikap mempunyai daya

dorong bagi individu untuk berperilaku secara tertentu terhadap

objek yang dihadapinya.Sikap merupakan faktor penentu dalam

tingkah laku seseorang termasuk dalam memutuskan untuk selalu

taat dalam menjalani terapi hemodialisa.Sikap pasien terhadap

ketaatan yang dijalaninya dapat dinilai dari waktu kedatangan,

tingkat keparahan penyakit, komplikasi penyerta, gagal ginjal yang

makin memburuk (Fitriani, 2010).

Page 66: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

53

g. Kepatuhan Diet

Berdasarkan hasil dari penelitian ini dari 29 sampel terdapat 2

orang (6,9%) sampel yang patuh dan 27 orang (93,1%) sampel

yang tidak patuh menjalankan diet.Rata-rata kepatuhan diet sampel

10,52±2,44 dengan nilai minimum 5dan nilai maksimum 15.

Tingkat kepatuhan adalah sikap yang ditunjukkan oleh penderita

Gagal Ginjal Kronik untuk mematuhi diet yang harus

dijalani.Kepatuhan menurut Niven (2013) bahwa kepatuhan pasien

adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang

diberikan oleh professional kesehatan.Kepatuhan sebagai ketaatan

pasien dalam melaksanakan tindakan terapi.Kepatuhan pasien

berarti bahwa pasien beserta keluarga harus meluangkan waktu

dalam menjalankan pengobatan yang dibutuhkan termasuk dalam

menjalani diet.

2. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan Diet Pasien

Hemodialisa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet pada pasien hemodialisa rawat

jalan di RSUD Pandan Arang Boyolali dengan nilai p = 0,712. Rata-rata

pengetahuan gizi 16,52±1,99termasuk dalam kategori pengetahuan gizi

sedangdan rata-rata kepatuhan diet 10,52±2,44 termasuk dalam kategori

tidak patuh terhadap diet. Sampel dengan pengetahuan gizi baik

maupun pengetahuan gizi sedang, juga banyak yang tidak patuh dalam

menjalani diet gagal ginjal kronik.Data tersebut menggambarkan bahwa

semakin baik pengetahuan sampel tidak diikuti dengan semakin patuh

menjalani diet gagal ginjal kronik. Meskipun sampel mempunyai

pengetahuan yang cukup baik tentang diet gagal ginjal kronik, namun

karena gaya hidup atau kebiasaan dalam pola makan sehari-hari yang

masih jauh untuk dapat menjalani diet gagal ginjal kronik dengan ketat.

Selain itu, faktor kondisi ekonomi mempengaruhi kepatuhan diet,

karena semakin tinggi keadaan ekonomi seseorang maka akan semakin

Page 67: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

54

mudah orang tersebut tidak mematuhi diet dibandingkan dengan

keadaan ekonomi yang rendah

Berdasarkan hasilpenelitian tersebut, dapat dinyatakan bahwa

pengetahuan gizi bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi

kepatuhandiet gagal ginjal kronik.Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sumilati dan Soleha (2015) yang menyebutkan bahwa

kondisi ekonomi sangat erat kaitannya dengan status kesehatan, karena

semakin tinggi keadaan ekonomi seseorang maka akan semakin mudah

orang tersebut tidak mematuhi diet dibandingkan dengan keadaan

ekonomi yang rendah. Penderita gagal ginjal kronik yang sudah

puluhan kali menjalani terapi hemodialisis cenderung patuh terhadap

diet gagal ginjal kronik karena mereka sudah memahami pengaruh dan

efek bila mereka tidak patuh terhadap diet gagal ginjal kronik yang

dapat mengakibatkan meningkatnya stadium gagal ginjal kronik yang

dapat berpengaruh pada faktor psikologi mereka seperti rasa kurang

percaya diri dan emosi, peran keluarga sangat penting dan berpengaruh

pada pasien gagal ginjal kronik dalam menjalankan kepatuhan diet

gagal ginjal kronik dalam bentuk dukungan moril, selalu menyertai dan

memberi semangat yang tinggi dapat menjadi pemicu kepatuhan pasien

gagal ginjal kronik dalam menjalankan dietnya (Sumilati dan Soleha,

2015).

Faktor risiko lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan gizi

adalah pendidikan terakhir dari sampel penelitian. Berdasarkan hasil

penelitian didapatkan sebagian besar sampel berpendidikan

SMA/sederajat. Menurut Notoatmojo (2013), tingkat pendidikan yang

rendah akan mempersulit seseorang atau masyarakat menerima dan

mengerti pesan-pesan kesehatan yang disampaikan sedangkan tingkat

pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau

masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya

dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam hal

kesehatan dan gizi.

Page 68: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

55

3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Pasien

Hemodialisa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien hemodialisa

rawat jalan di RSUD Pandan Arang Boyolali dengan nilai p = 0,251.

Rata-rata skor dukungan keluarga 39,17±2,31termasuk dukungan

keluarga baikdan rata-rata skor kepatuhan diet 10,52±2,44 termasuk

tidak patuh terhadap diet.Sampel dengan dukungan keluarga baik juga

banyak yang tidak patuh dalam menjalani diet gagal ginjal kronik.Data

tersebut menggambarkan bahwa semakin baik dukungan keluarga

sampel tidak diikuti dengan semakin patuh menjalani diet gagal ginjal

kronik karena dapat disebabkan oleh faktor sampel sendiri.Hal ini

sesuai dengan penelitian Sari (2009) meskipun sampel mendapat

dukungan yang baik dari keluarga dalam penerapan diet, namun sampel

masih belum dapat memperbaiki kebiasaan pola makan, hal ini dapat

disebabkan karena informasi yang diberikan keluarga kepada pasien

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan diet

asupan cairan mereka.Kemungkinan karena informasi tersebut tidak

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atau informasi yang

disampaikan kurang jelas sehingga dapat mempengaruhi kepatuhan

pasien untuk diet asupan cairan.

Menurut Desitasari, dkk (2014), keluarga dapat menjadi faktor

yang sangat berpengaruh dan menentukan keyakinan dan nilai

kesehatan individu dan dapat juga menentukan tentang program

pengobatan yang diterima. Keluarga dapat membantu menghilangkan

gangguanpada ketidakpatuhan dan keluarga seringkali dapat menjadi

kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan.

Penelitian yang dilakukan oleh Desitasari, dkk (2014) dengan

judul hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga

terhadap kepatuhan diet pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisa. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dukungan

Page 69: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

56

keluarga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan

diet. Menurut Desitasari, dkk(2014)hal ini disebabkan karena masih

banyaknya faktor lain yang mendukung untuk tercapainya status

kesehatan yang optimal klien seperti faktor motivasi dalam diri klien

untuk melakukan pembatasan asupan diet.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan diet yaitu

status sosial ekonomi. Berdasarkan karakteristik pekerjaan sampel yang

sebesar 37,9% berada pada kategori tidak bekerja. Jika sampel tidak

bekerja maka mereka tidak memiliki penghasilan, padahal biaya yang

harus dikeluarkan untuk melaksanakan terapi hemodialisis cukup

banyak.Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Susetyo (2009), bahwa

biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien cukup besar meliputi obat,

pemeriksaan laboratorium, transportasi, dan hemodialisis, sehingga

klien dapat tidak begitu memperhatikan makanan dan minuman yang

dikonsumsi meskipun semua sampel sudah menggunakan jaminan

kesehatan.

Tingkat pendidikan sampel yang sebagian besar adalah lulusan

SMA atau sederajat, yang berarti sampel sudah mampu memahami

tentang kondisi penyakit, terapi hemodialisa, upaya pencegahan, diet,

dan obat-obatan. Pemahaman sampel yang cukup dan pengalaman

sampel yang banyak tentang cara mengatasi kondisi tubuhnya yang

memburuk akibat diet yang salah dapat membuat sampel tidak

memperdulikan diet yang dianjurkan terlebih ketika akan melakukan

terapi hemodialisis.

Selain itu kemungkinan sampel merasa bahwa dukungan yang

diberikan oleh keluarga tidak sesuai dengan yang dibutuhkan atau

diharapkan oleh sampel.Hasil dari wawancara terhadap sampel

menunjukkan bahwa bentuk dukungan informasi yang diterima sampel

masih rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sujono, dkk (2010)

bahwa dukungan sosial keluarga dapat bermanfaat positif bagi

kesehatan bila sampel merasakan dukungan tersebut sebagai dukungan

Page 70: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

57

yang layak dan sesuai dengan apa yang sampel butuhkan, karena bentuk

dukungan informasi tentang diet dari keluarga kepada sampel kurang

optimal maka sampel kurang peduli pada diet yang dianjurkan. Oleh

karena itu, semua hal yang dapat mempengaruhi kepatuhan diet pasien

gagal ginjal kronik dengan terapi hemodialisis harus berjalan selaras

dan seimbang sehingga dengan semua faktor tersebut baik, dapat

meningkatkan kepatuhan diet dan kualitas hidup pasien.

4. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Diet Pasien Hemodialisa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

sikap dengan kepatuhan diet pada pasien hemodialisa rawat jalan di

RSUD Pandan Arang Boyolali dengan nilai p = 0,477. Rata-rata skor

sikaptermasuk sikap yang baikdan rata-rata skor kepatuhan

diettermasuk tidak patuh terhadap diet.Hasil penelitian menunjukkan

sebagian besar sampel memiliki sikap yang baik namun tidak patuh

terhadap diet. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti

pengalaman baik diri sendiri ataupun orang lain dan budaya. Sikap yang

diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung

terhadap perilaku berikutnya.

Ketidakpatuhan diet pasien menjalani hemodialisis dikarenakan

pasien merasa bosan dengan frekuensi hemodialisis yang dijalani serta

merasa sia-sia dengan menjalani hemodialisis karena tidak memberikan

manfaat untuk kesembuhanyang dibuktikan dengan riwayat hemodialisa

yang lama yaitu lebih dari 1 tahun. Selain itu, faktor usia juga

mempengaruhi kepatuhan diet, karena semakin bertambah usia pasien

maka semakin turun kemauan untuk mengikuti anjuran kepatuhan diet

dan terjadi penurunan fungsi biologis tubuh. Hal ini sesuai dengan

penelitianSyamsiah (2011) diketahui bahwa prediktor ketidakpatuhan

pada usia adalah bahwa usia muda beresiko untuk tidak patuh

dibandingkan usia yang lebih tua.

Masa dewasa juga merupakan periode emas dari perkembangan

fisiologis perkembangan kognitif, dan perkembangan psikososial,

Page 71: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

58

sehingga ketika seorang dewasa terganggu tugas perkembangannya,

maka dapat terjadi kekecewaan hingga mengarah pada perilaku-

perilaku maladaptif yaitu tanggapan atau reaksi seseorang yang tidak

sesuai (dapat) menyesuaikan diri dengan lingkungan baik badan

maupun ucapannya.Walaupun demikian, masa dewasa juga merupakan

masa dimana dia memiliki daya tahan yang luar biasa terhadap berbagai

permasalahan.Namun kondisi pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis dengan berbagai permasalahan lanjutan, sering

menyebabkan kelelahan dan akhirnya klien merasa tidak berdaya dan

putus asa, yang berlanjut pada ketidakpatuhan (Syamsiah, 2011).

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti belum bisa mengendalikan faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi kepatuhan diet seperti kondisi ekonomi, lama pasien

mengalami penyakit gagal ginjal kronik dan faktor psikologis.

Page 72: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan gizi sebagian besar sampel dalam kategori sedangsebesar

51,7% dengan nilai rata-rata 16,52±1,99.

2. Dukungan keluarga sebagian besar sampel dalam kategori baiksebesar

58,6% dengan nilai rata-rata 39,17±2,31.

3. Sikap sebagian besar sampel dalam kategori baik sebesar 55,2%

dengan nilai rata-rata 39,93±4,217.

4. Kepatuhan diet sebagian besar sampeldalam kategori tidak patuh

sebesar 93,1% dengan nilai rata-rata 10,52±2,44.

5. Tidak ada hubungan pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet pada

pasien hemodialisa (p = 0,673).

6. Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada

pasien hemodialisa (p = 0,251).

7. Tidak ada hubungan sikap dengan kepatuhan diet pada pasien

hemodialisa (p = 0,477).

B. Saran

1. Bagi Unit Hemodialisa RSUD Pandan Arang Boyolali

Bagi ahli gizi perlu lebih aktif lagi dalam memberikan

bimbingan atau penyuluhan kesehatan tentang asupan diet gagal ginjal

kronik yang menjalani hemodialisa agar hasil yang diharapkan lebih

maksimal.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Melakukan penelitian sejenis dengan menambah variabel

kondisi ekonomi, lama pasien mengalami penyakit gagal ginjal kronik

dan faktor psikologis.

Page 73: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

60

DAFTAR PUSTAKA

Ahrari S, Moshki M, Bahrami M. 2014. The relationship between social support

and adherence of dietary and fluids restrictions among hemodialysis

patients in Iran.Journal of Caring Sciences 3(1).

Almatsier, S. 2010. PrinsipDasarIlmuGizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Arikunto, S. 2010. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.Jakarta: Rineka

Cipta.

_______, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Azwar, S. 2009. SikapManusiaTeoridanPengukurannya.Yogyakarta:

PustakaPelajar.

______,S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

______, S. 2013. MetodePenelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Brenner, B. M., & Lazarus, J. M. 2012.GagalGinjalKronikdalamPrinsip-

prinsipIlmuPenyakitdalamHorrisonEdisi 13. Jakarta: EGC.

Brunner & Suddarth. 2008. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap

Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dani, R., Utami, G. T., & Bayhakki. 2015. Hubungan Motivasi, Harapan dan

Dukungan Petugas Kesehatan terhadap Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal

Kronik untuk menjalani Hemodialisa. JOM2(2).

Desitasari., Utami, G.T., &Misrawati. 2014. Hubungan tingkat pengetahuan,

sikap dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet pasien Gagal

ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Jurnal Keperawatan 2(3).

Effendi, F. 2009.KeperawatanKesehatanKomunitas: Teori Dan

PraktikDalamKeperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Firdaus, R. B. 2018. Hubungan Dukungan keluarga dengan kepatuhan diit

pasien gagal ginjal kronik di RSUD Pandan Arang

Boyolali.Skripsi.Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Fitriani.2010. Pengalaman Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani

Perawatan Hemodialisa Di Rumah Sakit Telogorejo Semarang.Thesis.

Universitas Diponegoro.

Page 74: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

61

Friedman. 2010. Buku Ajar KeperawatanKeluarga. Jakarta: ECG.

________. 2013. KeperawatanKeluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Gustina & Heryati. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan

diet DM pada pasien DM. Jurnal Keperawatan2(3): 97-107.

Hidayati. 2012. Efektifitas konseling analisis transaksional tentang diet cairan

terhadap penurunan interdyalisis weigh Gain (IDWG) pasien GGK

yang menjalani hemodialisa di RSUD Kardinah Tegal.

Tesis.Universitas Indonesia.

Hill, N., L Oke, J., A. Hirst, J., O Callaghan, C, A., S. Lasserson, D., Richard

Hobbs, F., et al. 2016. Global Prevelances Of Chronic Kidney Disease

– A Systematic Review And Meta-Analysis. PloS ONE: 11(7).

Hudak, S. M. & Gallo.2010. KeperawatanKritispendekatan holistic (Critical

Care Nursing).Edisi 6.Jakarta: EGC.

Ismail. 2012. Hubungan pendidikan, pengetahuan dan motivasi dengan

kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Umum

Pusat dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jurnal Ilmu Kesehatan 1(1).

Kariadi, S. H. 2009. Diabetes? SiapaTakut: PaduanLengkapuntuk Diabetes,

Keluarganya, dan Professional Medis.Bandung: PT. MizanPustaka.

Kemenkes.2011. Laporan Akhir Riset Fasilitas Kesehatan tahun 2011. Jakarta.

_________. 2017. SituasiPenyakitGinjalKronik. Jakarta.

Ozkan, G., and Ulusoy, S. 2011. Acute Complication During

Hemodyalisis.Karadeniz Technical University, School of Medicine,

Department of Nephrology. Turkey

Maemanah. 2014. Hubungan antara sikap terhadap layanan dasar bimbingan dan

konseling dengan Self Disclosure pada peserta didik kelas VII SMP

Negri 3 Purwokerto. Skripsi: UMP.

Mailani, F. & Andriani R. F. 2017.Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani

Hemodialisis.Jurnal Endurance 2(3).

Muttaqin A, Kumala S. 2011. Gangguan gastrointestinal:

aplikasiasuhankeperawatan medical bedah. Jakarta: SalembaPustaka.

Niven, Neil. 2013. Psikologi Kesehatan: Pengantar untuk Perawat dan

Professional Kesehatan lain. Edisi Kedua. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. 2010. MetodologiPenelitianKesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Page 75: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

62

___________, S. 2012. PromosiKesehatandanPerilakuKesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

___________, S. 2013. IlmuPerilakuKesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurchayati, Sofiana. 2011. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan

kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis di RumahSakit Islam Fatimah Cilacap dan Rumah Sakit

Umum Daerah Banyumas. Skripsi.Universitas Indonesia.

Nursalam. 2008. KonsepdanpenerapanMetodologiPenelitianIlmuKeperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

PERNEFRI. 2011. Konsensus Dialisis. Perhimpunan Nefrologi (PERNEFRI).

Jakarta.

__________. 2014. 7th

Report of Indonesia Renal Registry.Yogyakarta.

Pratiwi Y, Endang N. 2009. Hubungan antara dukungan keluarga dengan

kepatuhan diit pada pasien diabetes mellitus tipe 2 rawat jalan di RSUD

dr. Soediran Mangun Sumarso. Skripsi.Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Profil RSUD Pandan Arang Boyolali.2018. Profil RSUD Pandan Arang

Boyolali.

Purnawan. 2009. My Blassed Family: Inspirasi Menuju Keluarga Bahagia.

Jakarta: Gunung Mulia.

Richard CJ. 2016. Self-care management in adults undergoing hemodialysis.

Nephrology Nursing Journal33(4): 387-94.

RisetKesehatanDasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

DepartemenKesehatan, Republik Indonesia: Jakarta.

Riyanti, W., Purwanti, E., & Setianingsih, E. 2017.Faktor-faktor yang

mempengaruhi ketidakpatuhan diit pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisa di ruang hemodialisa RSUD Dr. Soedirman

Kebumen.Skripsi. Sekolah Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

Sani, F.N. 2011. Hubungan tingkat pengetahuan sehat-sakit dengan sikap

mahasiswa UMS tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Jurnal

KesMaDaSKa 2(2).

Sapri, A. 2008. Faktor-faktor yang

MempengaruhiKepatuhandalamMengurangiAsupanCairanpadaPenderit

aGagalGinjalKronik yang MenjalaniHemodialisis di RSUD

dr.H.AbdulMoeloek Bandar Lampung. Skripsi. FK UGM. Yogyakarta.

Page 76: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

63

Sari, L. K. (2009).Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dalam

pembatasan asupan cairan pada klien gagal ginjal kronik yang

menjalani terapi hemodialisa di ruang hemodialisa RSUP Fatmawati

Jakarta.Skripsi.Uin Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Sastroasmoro. 2008. Dasar-dasarMetodologiPenelitianKlinis. Jakarta: Sagung

Seto.

Smeltzer, S. & Bare, B. 2008.Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner

&Suddart. Jakarta: EGC.

Sriningsih. 2011. Faktor demografi, pengetahuan ibu tentang air susu ibu dan

pemberian asi eksklusif. Jurnal Kesehatan Masyarakat 6(2).

Sudoyo, A. W. 2014. Buku Ajar IlmuPenyakitDalam. Jakarta: Departemen Ilmu

Penyakit Dalam FKUI.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suhardjo.2010. PerencanaanPangandanGizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharyanto, T. &Madjid.2009.

AsuhanKeperawatanpadaKliendenganGangguanSistemPerkemihan.

Jakarta: Trans Info Media.

Sujono., Bambang., dan Yuliani. 2010. Analisis faktor dukungan sosial terhadap

Kepatuhan dalam Menjalani Hemodialisa rutin di Unit Hemodialisa

RSUD Kota Salatiga. Skripsi. Stikes Kusuma Husada: Surakarta.

Sulistyaningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Sumigar G,Rompas S, Pondaag L. 2015. Hubungan dukungan keluarga dengan

kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik di Irina C2 dan C4

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.Jurnal Keperawatan 3(1).

Sumilati & Soleha. 2015. Hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet

pada pasien gagal ginjal kronik yang dilakukan hemodialisa regular di

Rumah Sakit Darmo Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan 8(2): 131-136.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Supriyadi, Wagiyo, Sekar Ratih Widowati. 2011. Tingkat Kualitas Hidup Pasien

Gagal Ginjal Kronik Terapi Hemodialisis.Jurnal Kesehatan

Masyarakat 6(2): 107-112.

Page 77: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

64

Syamsiah, N.2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien

CKD yang menjalani hemodialisa di RSPAU Dr. Esnawan Antariksa

Halim Perdana Kusuma Jakarta.JUIPERDO4(1).

Tamher, S. &Noorkasiani.2009.

KesehatanUsiaLanjutdenganPendekatanAsuhanKeperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Umayah, E. 2016.Hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan dukungan

keluarga dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan pada

pasien gagal ginjal kronik (GGK) yang menjalani hemodialisa (HD)

rawat jalan di RSUD Kabupaten Sukoharjo.Skripsi.Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Utami, Sri. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Dalam

Pembatasan Diet Dan Asupan Cairan Pada Pasien GGK dengan

Hemodialisa di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010. Skripsi.

Keperawata Poltekkes Medan

Widiany, F. L. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pasien

hemodialisa.Jurnal Gizi Klinik Indonesia14(2): 72-79.

Yuliaw, Anny. 2009. Hubungan Karakteristik Individu dengan Kualitas Hidup

Dimensi Fisik pasien Gagal Ginjal Kronik di RS Dr. Kariadi

Semarang.Skripsi.Universitas Muhammadiyah Semarang.

Page 78: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

65

Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan proposal

2 Ujian proposal

3 Revisi proposal

danpengurusanperijina

n

4 Pengambilan data

penelitian

5 Analisa data

6 Penyusunanlaporanhas

ilpenelitian

7 Ujianhasilpenelitian

8 Revisihasilpenelitiand

anpengumpulanskripsi

Page 79: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

66

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SAMPEL PENELITIAN

Saya Rizqi Ayu Pratiwiakan melakukan penelitian yang berjudul

“Hubungan pengetahuan gizi, dukungan keluarga dan sikap dengan kepatuhan

diet pada pasien hemodialisa di RSUDPandan Arang Boyolali”. Penelitian ini

bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan gizi, dukungan keluarga dan

sikapdengan kepatuhan diet pasien hemodialisa.

A. Keikutsertaan dalam Penelitian

Bapak/Ibu memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa ada

paksaan dan bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa dikenakan

denda atau sanksi apapun.

B. Prosedur Penelitian

Apabila bapak/ibu bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini,

bapak/ibu diminta untuk menandatangani lembar persetujuan ini dua rangkap,

satu untuk pihak RSUD Pandan Arang Boyolali dan satu untuk peneliti.

Prosedur selanjutnya adalah :

1. Melakukan wawancara kepada Bapak/Ibu untuk menanyakan identitas.

2. Wawancara tentang pengetahuan gizi menggunakan kuesioner

pengetahuan gizi.

3. Wawancara tentang dukungan keluarga menggunakan kuesioner

dukungan keluarga.

4. Wawancara tentang sikap menggunakan kuesioner sikap.

5. Wawancara tentang kepatuhan diet menggunakan kuesioner kepatuhan

diet.

C. Kewajiban Sampel Penelitian

Sebagai sampel penelitian, bapak/ibu berkewajiban mengikuti aturan

atau petunjuk penelitian seperti yang tertulis diatas.

D. Risiko dan Efek Samping

Penelitian ini tidak menimbulkan risiko dan efek samping apapun.

Page 80: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

67

E. Manfaat

Manfaat yang diperoleh sampel adalah mengetahui hasil pengetahuan

gizi, dukungan keluarga, sikap dan kepatuhan diet sebagai acuan untuk

perbaikan.

F. Kerahasiaan

Semua informasi yang berkaitan dengan identitas sampel penelitian

akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan dalam penelitian.

G. Pembiayaan

Semua biaya yang berkaitan dengan penelitianakan ditanggung oleh peneliti.

H. Informasi Tambahan

Pihak RSUD Pandan Arang Boyolali diberikan kesempatan untuk

menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini.

Sewaktu-waktu jika membutuhkan penjelasan lebih lanjut, pihak RSUD

Pandan Arang Boyolali dapat menghubungi: Rizqi Ayu Pratiwi

(081327723899).

Page 81: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

68

Lampiran 3

PERMOHONAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

Sampel yang sayahormati,

Saya yang bertandatangandibawahini :

Nama : Rizqi Ayu Pratiwi

NIM : 2015030099

Mahasiswa Program Studi SI Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta,

melakukanpenelitiantentang :

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN

SIKAP DENGAN KEPATUHAN DIET PASIEN HEMODIALISA DI RSUD

PANDAN ARANG BOYOLALI

Olehkarena itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi sampel.

Jawabanakansayajagakerahasiaannyadanhanyadigunakanuntukkepentingan

penelitian. Atasbantuandankerjasama yang

telahdiberikan.Sayaucapkanterimakasih.

Surakarta, Februari 2019

Penulis

(Rizqi Ayu Pratiwi)

Page 82: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

69

Page 83: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

70

Page 84: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

71

Page 85: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

72

Page 86: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

73

Page 87: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

74

Page 88: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

75

Page 89: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

76

Page 90: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

77

Page 91: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

78

Page 92: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

79

Page 93: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

80

Page 94: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

81

Page 95: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

82

Page 96: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

83

Page 97: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

84

Page 98: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

85

Page 99: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

86

Page 100: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

87

Page 101: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

88

Lampiran11. Master Tabel

No. Id

Jenis

Kelamin

Usia (th)

Pendidikan

Terakhir

Pekerjaan

Skor Pengetahuan

Gizi

Kat. Pengetahuan

Gizi

Skor dukungan keluarga

Kat. dukungan keluarga

Skor Sikap

Kat. Sikap

Skor kepatuhan

diet

Kat. Kepatuhan

diet

1 Laki-laki 57 SMA

Sederajat PNS 17 Baik 42 Baik 42 Baik 12 TidakPatuh

2 Laki-laki 57 SMP

Sederajat Buruh 15 Sedang 42 Baik 36 KurangBaik 13 TidakPatuh

3 Laki-laki 42 SMA

Sederajat Buruh 16 Sedang 38 TidakBaik 44 Baik 9 TidakPatuh

4 Laki-laki 60 SMA

Sederajat TidakBekerja 14 Sedang 40 Baik 48 Baik 10 TidakPatuh

5 Laki-laki 40 SMA

Sederajat Wiraswasta 17 Baik 37 TidakBaik 40 Baik 5 TidakPatuh

6 Laki-laki 71 SD Sederajat TidakBekerja 16 Sedang 38 TidakBaik 38 KurangBaik 11 TidakPatuh

7 Perempuan 51 TidakSekolah IRT 17 Baik 41 Baik 48 Baik 12 TidakPatuh

8 Laki-laki 64 SD Sederajat TidakBekerja 16 Sedang 40 Baik 48 Baik 15 Patuh

9 Laki-laki 59 SD Sederajat Buruh 13 Sedang 37 TidakBaik 39 Baik 8 TidakPatuh

10 Perempuan 28 SMA

Sederajat TidakBekerja 16 Sedang 42 Baik 36 KurangBaik 12 TidakPatuh

11 Laki-laki 43 SD Sederajat Wiraswasta 19 Baik 36 TidakBaik 39 Baik 10 TidakPatuh

12 Laki-laki 52 SD Sederajat TidakBekerja 13 Sedang 42 Baik 36 KurangBaik 8 TidakPatuh

13 Laki-laki 39 SMA

Sederajat Wiraswasta 20 Baik 37 TidakBaik 41 Baik 9 TidakPatuh

14 Laki-laki 49 SMP

Sederajat TidakBekerja 14 Sedang 38 TidakBaik 33 KurangBaik 11 TidakPatuh

Page 102: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

89

15 Perempuan 61 SD Sederajat Buruh 16 Sedang 38 TidakBaik 36 KurangBaik 12 TidakPatuh

16 Laki-laki 27 PT PNS 17 Baik 40 Baik 39 Baik 9 TidakPatuh

17 Laki-laki 60 SD Sederajat TidakBekerja 16 Sedang 42 Baik 36 KurangBaik 12 TidakPatuh

18 Laki-laki 31 SMA

Sederajat TidakBekerja 19 Baik 39 Baik 37 KurangBaik 8 TidakPatuh

19 Perempuan 48 SMA

Sederajat Wiraswasta 17 Baik 42 Baik 38 KurangBaik 13 TidakPatuh

20 Perempuan 49 SMA

Sederajat IRT 17 Baik 40 Baik 36 KurangBaik 13 TidakPatuh

21 Perempuan 40 SMP

Sederajat IRT 16 Sedang 40 Baik 43 Baik 6 TidakPatuh

22 Laki-laki 70 PT TidakBekerja 18 Baik 36 TidakBaik 40 Baik 11 TidakPatuh

23 Laki-laki 38 SMA

Sederajat Swasta 19 Baik 42 Baik 38 KurangBaik 10 TidakPatuh

24 Perempuan 40 SMA

Sederajat IRT 21 Baik 39 Baik 47 Baik 8 TidakPatuh

25 Laki-laki 52 SMP

Sederajat Swasta 15 Sedang 33 TidakBaik 39 Baik 12 TidakPatuh

26 Perempuan 57 SMA

Sederajat Wiraswasta 15 Sedang 37 TidakBaik 37 KurangBaik 13 TidakPatuh

27 Laki-laki 37 SMA

Sederajat Swasta 18 Baik 41 Baik 36 KurangBaik 9 TidakPatuh

28 Laki-laki 57 PT TidakBekerja 18 Baik 39 Baik 44 Baik 15 Patuh

29 Perempuan 26 SMA

Sederajat TidakBekerja 14 Sedang 38 TidakBaik 44 Baik 9 TidakPatuh

Page 103: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

90

Lampiran22. Output SPSS

OUTPUT SPSS

1. UjiKenormalan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PengetahuanGizi .128 29 .200* .969 29 .533

DukunganKeluarga .130 29 .200* .921 29 .032

Sikap .174 29 .026 .904 29 .012

Kepatuhan Diet .142 29 .142 .965 29 .430

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

2. Frequency

JenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 20 69.0 69.0 69.0

Perempuan 9 31.0 31.0 100.0

Total 29 100.0 100.0

PendidikanTerakhir

Page 104: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

91

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TidakSekolah 1 3.4 3.4 3.4

SD Sederajat 7 24.1 24.1 27.6

SMP Sederajat 4 13.8 13.8 41.4

SMA Sederajat 14 48.3 48.3 89.7

PT 3 10.3 10.3 100.0

Total 29 100.0 100.0

PekerjaanSampel

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TidakBekerja 11 37.9 37.9 37.9

IRT 4 13.8 13.8 51.7

Buruh 4 13.8 13.8 65.5

Swasta 3 10.3 10.3 75.9

Wiraswasta 5 17.2 17.2 93.1

PNS 2 6.9 6.9 100.0

Total 29 100.0 100.0

Page 105: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

92

KategoriPengetahuanGizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 14 48.3 48.3 48.3

Sedang 15 51.7 51.7 100.0

Total 29 100.0 100.0

KategoriDukunganKeluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 17 58.6 58.6 58.6

TidakBaik 12 41.4 41.4 100.0

Total 29 100.0 100.0

Page 106: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

93

KategoriSikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 16 55.2 55.2 55.2

KurangBaik 13 44.8 44.8 100.0

Total 29 100.0 100.0

KategoriKepatuhan Diet

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Patuh 2 6.9 6.9 6.9

TidakPatuh 27 93.1 93.1 100.0

Total 29 100.0 100.0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PengetahuanGizi 29 13 21 16.52 1.993

DukunganKeluarga 29 33 42 39.17 2.316

Sikap 29 33 48 39.93 4.217

Kepatuhan Diet 29 5 15 10.52 2.444

Valid N (listwise) 29

Page 107: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

94

3. UjiHubunganRank Spearman’s

Correlations

DukunganKe

luarga Sikap

Kepatuhan

Diet

Spearman's rho Sikap Correlation Coefficient -.207 1.000 -.138

Sig. (2-tailed) .282 . .477

N 29 29 29

DukunganKe

luarga

Correlation Coefficient 1.000 -.207 .220

Sig. (2-tailed) . .282 .251

N 29 29 29

4. UjiHubunganPearson Product Moment

Correlations

PengetahuanGizi Kepatuhan Diet

PengetahuanGizi Pearson Correlation 1 -.072

Sig. (2-tailed) .712

N 29 29

Kepatuhan Diet Pearson Correlation -.072 1

Sig. (2-tailed) .712

N 29 29

Page 108: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

95

Page 109: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

96

Page 110: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

97

Page 111: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

98

Page 112: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, DUKUNGAN KELUARGA DAN …

99

Lampiran 13. Dokumentasi

DOKUMENTASI

Wawancara Kuesioner pada sampel penelitian