10

Click here to load reader

Gigi Mulut

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gigi Mulut

Program Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas

2.1 Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung

jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.3,13 Wilayah kerja puskesmas

meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah

puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas

perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yaitu Puskesmas Pembantu dan

Puskesmas Keliling. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang optimal.

Upaya kesehatan di puskesmas merupakan upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu, yang paling

dekat dengan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan.

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat. Upaya kesehatan tersebut terdiri atas upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan

pengembangan. Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen

nasional, regional, dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap puskesmas.

2.2 Program Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan

puskesmas. Salah satu program upaya kesehatan pengembangan di puskesmas adalah program kesehatan

gigi dan mulut. Program upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas terdiri atas pelayanan kesehatan

gigi di balai pengobatan gigi, usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS), dan usaha kesehatan gigi masyarakat

(UKGM).

2.2.1. Pelayanan Kesehatan Gigi di BPG

Page 2: Gigi Mulut

Pelayanan kesehatan gigi di puskesmas ditujukan kepada masyarakat atau penderita yang berkunjung ke

puskesmas.14 Tujuan umum upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas yaitu tercapainya derajat

kesehatan gigi yang layak. Tujuan khusus upaya kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas yaitu ;

1. Meningkatkan keadaan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam kemampuan pelihara diri (self care) di

bidang kesehatan gigi dan mulut serta mencari pengobatan sedini mungkin.

2. Menurunnya prevalensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat (karies dan

periodontitis) dengan upaya perlindungan atau pencegahan tanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan

pemulihan terutama pada kelompok masyarakat yang rawan.

3. Terhindarinya atau berkurangnya gangguan fungsi pengunyahan akibat kerusakan gigi dan mulut.

Pelayanan medik gigi dasar yang diberikan di puskesmas adalah tumpatan gigi tetap dan gigi sulung,

perawatan saluran akar, pencabutan gigi tetap dan gigi sulung, pengobatan, pembersihan karang gigi,

tindakan bedah ringan seperti insisi abses, dan operkulektomi.

Tugas dokter gigi di puskesmas yaitu melaksanakan pelayanan medik gigi umum dan khusus merujuk,

menerima rujukan kasus-kasus medik gigi dasar dan kasus-kasus spesialistik, dan melaksanakan

pelayanan baik asuhan sistematik maupun asuhan masyarakat (bila tidak ada perawat gigi). Tugas

perawat gigi di puskesmas yaitu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi pelayanan asuhan

sistematik (pada kelompok anak sekolah/UKGS, ibu hamil/menyusui, dan anak pra sekolah dan

pelayanan asuhan kesehatan masyarakat), dan melakukan pelayanan medis gigi dasar berdasarkan

pendelegasian dari dokter gigi.

Sarana dan prasarana untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas yaitu fasilitas

ruangan, peralatan dan dokumen. Fasilitas ruangan terdiri atas ruangan berventilasi, listrik, air yang

mengalir. Peralatan terdiri atas bahan dan alat pengobatan gigi, peralatan non medis berupa kursi, meja,

lemari peralatan. Dokumen terdiri atas dokumen inventaris alat dan catatan bahan habis pakai. Secara

umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan atas dua macam yaitu seluruhnya bersumber dari

anggaran pemerintah dan sebagian ditanggung oleh masyarakat.16 Petugas pelaksana pengobatan gigi di

setiap puskesmas minimal terdiri atas satu dokter gigi dan satu perawat gigi.

2.2.2. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

Page 3: Gigi Mulut

UKGS merupakan suatu komponen dari UKS dan merupakan strategi teknis pelayanan kesehatan gigi

mulut bagi anak sekolah yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.

1. Tujuan UKGS

Tujuan UKGS adalah:

1. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dengan jalan mengadakan usaha preventif dan

promotif.

2. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi

perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene).

3. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar mau memelihara kebersihan mulutnya di rumah (habit

formation).

4. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dasar dengan menjalankan usaha kuratif apabila usaha

preventif gagal melalui sistem selektif (selective approach).

5. Meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan gigi dengan suatu sistem pembayaran yang bersifat pra

upaya (pre-payment system).

2. Tahapan UKGS

Pelaksanaan UKGS dibagi dalam tiga tahap yaitu :

1. Tahap I atau paket minimal UKGS.

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi.

Kegiatan berupa :

a. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru Pembina UKS sesuai

dengan kurikulum yang berlaku.

b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan kegiatan sikat gigi

masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1

kali/bulan.

2. Tahap II atau paket standar UKGS

Page 4: Gigi Mulut

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa SD/MI yang sudah terjangkau tenaga fasilitas kesehatan

gigi namun sarananya masih terbatas.

Kegiatan berupa :

a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi.

b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru Pembina UKS

sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan kegiatan sikat gigi

masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1

kali/bulan.

d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah

waktunya tanggal.

e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan.

g. Rujukan bagi yang memerlukan.

3. Tahap III atau paket optimal UKGS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi

yang sudah memadai , dipakai sistem inkrimental dengan pemeriksaan ulang setiap dua tahun untuk gigi

tetap. Kegiatan berupa :

a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi.

b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru Pembina UKS

sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan kegiatan sikat gigi

masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali

per bulan.

d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah

waktunya tanggal.

Page 5: Gigi Mulut

e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I – VI(care of demand).

g. Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan (treatment need).

h. Rujukan bagi yang memerlukan.

Sarana dan prasarana diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program UKGS yang minimal dapat

menunjang pelaksanaan UKGS yang secara bertahap akan ditingkatkan sesuai dengan mutu pelayanan.

Sarana dan prasarana tersebut terdiri atas kartu status, bahan dan obat-obatan, alat peraga, dan

transportasi. Biaya pelaksanaannya dapat diperoleh dari pemerintah dan sumber lain yang tidak mengikat

berupa dana sehat. Dana sehat bersumber dari orang tua siswa, bantuan sponsor dari perusahaan pasta gigi

dan sikat gigi yang merupakan suatu promosi produk perusahaan tersebut ke SD sasaran. Sumber

pembiayaan dari masyarakat ini dapat dilaksanakan dengan membuat perencanaan atau proposal tentang

promotif-preventif. UKGS dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi, dokter kecil, dan guru yang telah

dilatih dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Guru bertugas untuk membantu tenaga kesehatan,

membina dokter kecil, latihan sikat gigi massal, dan merujuk siswa. Dokter kecil yang dipilih akan

bertugas membantu dalam pelaksanaan sikat gigi massal, membantu guru, dan mendampingi murid yang

dirujuk ke puskesmas.

2.2.3 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)

UKGM adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran

serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya promotif, preventif

kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang berlandaskan pendekatan

primary health care (posyandu, bina keluarga balita, polindes, ponstren, dan taman kanak-kanak).

Sasaran UKGM yaitu semua masyarakat yang berpenghasilan rendah dan diutamakan bagi kelompok

rentan penyakit gigi mulut yaitu golongan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Tujuan UKGM yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, dan peran serta masyarakat dalam

pemeliharaan kesehatan gigi. Program UKGM di posyandu, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi dari

puskesmas dan kader. Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau perempuan yang dipilih oleh

masyarakat dan dilatih menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta

bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.

Kegiatan UKGM yang dilaksanakan di posyandu yaitu pemeriksaan kesehatan gigi, memebrikan

penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, dan pelatihan kader. Kemampuan pendanaan

Page 6: Gigi Mulut

dari pemerintah terbatas, karenanya perlu dikembangkan pendanaan yang berasal dari masyarakat untuk

kepentingan pelayanan. Dana ini dapat berwujud dana sehat atau bentuk-bentuk asuransi kesehatan

lainnya yang merupakan bentuk swadaya masyarakat.

Posyandu dapat digolongkan menjadi empat tingkatan, yaitu :

1. Posyandu Pratama (warna merah)

Posyandu yang belum mantap, kegiatannya belum rutin tiap bulan dan kader aktifnya masih terbatas.

Intervensinya yaitu pelatihan kader ulang.

2. Posyandu Madya (warna kuning)

Posyandu ini sudah melakukan kegiatan lebih dari delapan kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader 5

orang atau lebih. Intervensi posyandu ini yaitu pelatihan kader dan penggarapan dengan pendekatan

PKMD untuk menentukan penyelesaian masalah dan program tambahan sesuai kebutuhan.

3. Posyandu Purnama (warna hijau)

Posyandu ini frekuensinya lebih dari delapan kali per tahun, dan sudah ada program tambahan. Intervensi

pada posyandu ini yaitu penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat dalam

menentukan pengembangan program di posyandu dan pelatihan dana sehat.

4. Posyandu Mandiri (warna biru)

Posyandu ini sudah melakukan kegiatan secara teratur. Intervensi posyandu madya yaitu pembinaan dana

sehat yang diarahkan menggunakan prinsip JPKM.

2.3 Derajat Kesehatan Gigi Masyarakat

Derajat kesehatan gigi dapat diketahui dari skor karies yaitu salah satu ukuran tingkat keparahan dari

kerusakan gigi dan indeks CIPTN yaitu indeks yang digunakan WHO untuk mengukur kondisi jaringan

periodontal.13 Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan,

dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. Indeks karies

digunakan untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies. Dalam hal ini indeks karies yang

dipakai adalah indeks DMFT Klein diperkenalkan oleh Klein H, Palmer CE, Knutson JW pada tahun

1938. Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga karena gigi molar tiga biasanya tidak tumbuh, sudah

dicabut atau tidak berfungsi. Indeks ini tidak menggunakan skor, pada kolom yang tersedia langsung diisi

kode D (gigi yang karies), M (gigi yang hilang), dan F (gigi yang ditumpat) dan kemudian dijumlahkan

Page 7: Gigi Mulut

sesuai kode. Rata-rata DMF adalah jumlah seluruh nilai DMF dibagi jumlah orang yang diperiksa.Untuk

mencapai kesehatan gigi masyarakat yang layak maka Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) menetapkan

target pencapaian tahun 2010 meliputi peningkatan status kesehatan gigi dan mulut, dan kemampuan

masyarakat untuk melakukan pencegahan. Sasaran WHO pada tahun 2010 terdiri atas 90% untuk umur 5

tahun bebas karies, angka DMF-T <1 untuk anak umur 12 tahun, penduduk umur 18 tahun tidak ada gigi

yang dicabut karena karies atau kelainan periodontal, sebesar 90% penduduk umur 35-44 tahun memiliki

20 gigi berfungsi, dan hanya 2% diantara mereka tidak bergigi dan tidak lebih dari 0,1 sektan mempunyai

sakit gusi dalam. Pada penduduk umur 65-74 tahun hanya 5% yang tidak bergigi, 75% diantaranya

memiliki 20 gigi berfungsi, dan tidak lebih dari 0,5 sektan dengan saku gusi dalam.