Upload
ike-maike-keke
View
83
Download
21
Embed Size (px)
DESCRIPTION
GANGGUAN VASKULER
Citation preview
PEGANGGUAN VASKULER
Dosen Pembimbing : Anita Rahmawati S.Kep.,NsKelas : 4B
Nama Kelompok :1. Anang Kurniawan 7. Intan Riski Yunitari2. Bayu Indra S. 8. Nirwana Dewi A.3. Desi Purwantini 9. Maike Mitra P.4. Dyah Ayu Intan P.D 10. Ria Aprilia S.5. Ifa Nita Safitri 11. Siti fatimah6. Ika Yusnia R.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2015/2016
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah Swt Tuhan Yang Maha
Esa.atas rahmat, ridlo dan Inayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dalam
rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Kardiovaskuler I.
Tak lupa kami sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam segala hal sehingga tercapai apa yang kami inginkan dalam penyusunan tugas
makalah kami ini, khususnya kepada :
1. Anita Rahmawati S.Kep.,Ns selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Sistem
Kardiovaskuler
2. Teman-teman yang ikut sertad alam mengerjakan makalah ini
Akhirnya, kami banyak berharap agar makalah tentang “Gangguan Vaskuler” ini dapat
membawa manfaat untuk yang membaca dan membantu kami menjadi seorang Perawat yang
benar-benar Profesional sehingga dapat memajukan Keperawatan di Indonesia.
Jombang, 11 Maret 2016
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................
1.3 Tujuan ..............................................................................................
BAB 2 TINJAUAN MEDIS
2.1 Definisi Gangguan Vaskuler..............................................................
2.2 Jenis-jenis Gangguan Vaskuler..........................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................
3.2 Saran…..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA…........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelainan pada setiap factor yang terlibat dalam proses hemostasis baik kelainan
kuantitatif maupun kualitatif dapat mengakibatkan gangguan hemostasis. Derajat gangguan
hemostasis sesuai dengan derajat kelainan factor hemostasis sendiri. Pada beberapa kasus,
tidak disadari adanya kelainan bahkan baru diketahui setelah secara kebetulan dilakukan
pengujian hemostasis untuk keperluan lain, misalnya sebagai pemeriksaan prabedah,
tindakan obsterik, dan lain-lain. Gejala yang membawa penderita memeriksakan diri
biasanya pendarahan tidak wajar atau adanya pendarahan bawah kulit yang timbul berulang
kali secara spontan. Saat mulainya gejala pendarahan sering memberikan petunjuk kearah
diagnosis. Pendarahan yang berulang-ulang sejak kecil menunjukkan kemungkinan kelainan
congenital, sedangkan bila terjadi mendandak atau pada orang dewasa biasanya kelainan
sekunder atau didapat.
Kelaianan hemostasis biasanya digolongkan sesuai pathogenesis, yaitu :
1. Kelainan Vaskuler
2. Kelainan Trombosit
3. Kelainan Sistem Pembekuan Darah
Pendekatan diagnostic gangguan pendarahan
Sebagaimana diketehui gangguan dapat disebabkan oleh gangguan vaskuler, trombosit
atau sistem pembekuan darah. Tanda tanda tertentu yang spesifik dapat membantu
menentukan penyebab gangguan pendarahan. Tanda-tanda tersebut dapat dibagi atas 2
kelompok, yaitu tanda-tanda lebih sering dijumpai pada gangguan vaskuler dan trombosit,
sedangkan kelompok lainnya tanda-tanda yang lebih sering dijumpai pada gangguan
pembekuan darah, seperti terlihat pada table dibawah ini :
Tanda-Tanda Kelainan Pembekuan
Darah
Kelainan Vaskuler atau
Trombosit
Ptechiae Jantung Khas
Hematoma Khas Jarang
Ekhimosis Besar dan soliter Kecil dan multiple
Hemarthosis Khas Jarang
Delayed bleeding Sering Jarang
Pendarahan dari luka
permukaan
Sedikit Terus menerus sering banyak
Jenis kelamin penderita 80-90% bentuk herediter Relative lebih sering pada
wanita
Riwayat keluarga positif Jarang
Gangguan vaskuler atau trombosit sering disebut gangguan purpura karena gejala
pendarahan pada kulit dan mukosa. Ptechiae merupakan tanda spesifik untuk gangguan
vaskuler atau trombosit dan jarang dijumpai pada kelainan pembekuan darah. Lesi ini
merupakan perdarahan kapiler kecil, munculnya sekaligus dalam jumlah banyak begitu pula
menghilannya. Pada kelainan purpura, pteciae sering dijumpai bersama ekhimosis superficial
yang multiple.
Pada kelainan pembekuan darah, tanda yang karakteristik adalah hematoma yang besar.
Hematoma tersebut dapat timbul spontan atau setelah trauma ringan. Hemarthrosis adalah
perdarahan kedalam rongga sendi dan merupakan gejala yang diagnostic untuk kelainan
pembekuan darah yang bersifat bawaan. Sering tanpa perubahan warna kulit, sehingga
gejalany seperti arthritis.
Pada orang dengan gangguan perdarahan, bila mengalami trauma perdarahan yang terjadi
lebih banyak dan berlangsung lebih lama dari pada orang normal. Pada kelainan pembekuan
darah, mulainya proses perdarahan sering terlambat (delayed bleeding). Setelah trauma,
perdarahan dapat berhenti selama beberapa jam, tetapi kemudian timbul perdarahan yang
tidak dapat dihentikan dengan vasokonstriktor. Penghentian perdarahan yang sementara
disebabkan trombosit dapat membentuk sumbat hemostatik.
Pada kelainan trombosit atau vaskuler, pendarahan terjadi segera setelah trauma,
walaupun darah yang keluar tidak sebanyak pada kelainan pembekuan darah, tetapi dapat
berlangsung lama sampai berhari-hari.
Pendarahan spontan seperti seperti menorrhagia, metrorhagia, hematuria, hematemesis,
melena dan epistaksis dapat terjadi pada kelainan purpura maupun kelainan pembekuan
darah, sedangkan hemoptisis jarang terjadi karena gangguan pendarahan.
Pada kelainan bawaan gejala pendarahan biasnya mulai tampak sejak bayi atau masa
anak-anak dan pada anamnesa dijumapi riwayat keluarga yang positif. Pada pemeriksaan
laboratorium sering kali dijumpai kekurangan salah satu factor pembekuan.
Pada kelainan pembekuan darah yang didapat, gejala pendarahan tidak seberat kelainan
bawaan, sifatnya multiple dan gambaran kliniknya sering didominasi penyakit primernya.
Pada anamnesa perlu ditanyakan tentang obat-obatan yang diminum, karena banyak obat
yang menyebabkan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit atau gngguan vaskuler.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan vaskuler ?
2. Apa saja jenis-jenis dari gangguan vaskuler ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui gangguan vaskuler ?
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari gangguan vaskuler ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gangguan VaskulerGangguan vaskuler adalah kelompok keadan heterogen yang ditandai oleh mudah memar
dn pendarahan spontan dari pembuluh darah kecil. Gangguan yang mendasari terletak dalam
pembuluh darah itu sendiri atau dalam jaringan ikat perivaskuler. Sebagaian besar kasur
pendarahan akibat defek vaskuler saja tidak bersifat parah. Pendarahan yang seringkali
terjadi terutama pada kulit menimbulkan ptechiae, ekimosis, atau keduanya. Pada beberapa
kelainan, terdapat juga pendarahan dari selaput lender. Pada keadaan ini, uji penyaring yang
standar memberi hasil normal. Masa perdarahan normal dan uji hemostasis lain juga normal.
Defek vascular dapat bersifat herediter atau didapat.
Perdarahan abnormal dapat terjadi akibat berbagai kelainan sistem vaskuler baik herediter
maupun didapat. Kelainan ini merupakan penyebab perdarahan yang paling sering dijumpai
di klinik. Biasanya merupakan perdarahan kulit ringan dan berlangsung ± 48 jam.
Penyebab kelainan ini bisa karena :
a. Struktur pembuluh darah yang abnormal
b. Adanya proses radang atau reaksi imun
c. Jaringan perivaskular yang abnormal
Pemeriksaan laboratorium :
a. Masa pendarahan mungkin memanjang atau normal
b. Percobaan pembendungan bisa positif atau negatif
c. Pemeriksaan lainya normal
2.2 Jenis-jenis Gangguan Vaskuler
1. Gangguan Vaskuler yang bersifat Herediter (bawaan)
a. Hereditary Hemorregic Teleangiectasia (HHT)
Hereditary Hemorregic Teleangiectasia merupakan penyakit keturunan cacat
pembuluh darah yang ditularkan melalui sifat dominan autosom yang dapat
menyerang lakui-laki atau perempuan. Terdapat pembengkakan mikrovaskuler yang
berdilatasi multiple sehingga dinding tipis akibatnya vasokontriksi jelek sehingga
perdarahan memanjang. Teleangiectasia ini berkembang dalam kulit, selpaut lender,
dan alat dalam serta terlihat pada kulit dan mukosa mulut serta hidung. Gejala yang
sering dijumpai adalah epistaksis. Pada penyakit ini, percobaan pembendungan dan
masa pendarahan biasanya normal. Perdarahan gastrointestinal berulang dapat
menyebabkan anemia defisiensi besi kronis.
Pengobatannya dalah dengan embolisasi, terapi laser, estrogen, asam
traneksamatt, dan suplementasi besi.
b. Hereditary capillary fraglity
Hereditary capillary fragility merupakan variant Von Willenbrand disease
(kekurangan factor VIII), waktu pendarahan memanjang.
c. Echlers Danlos Syndrom
Echlers Danlos Syndrom adalah kelainan kolagen, waktu pendarahan memanjang.
d. Kelainan jaringan ikat
Pada syndrome Echlers Danlos terdapat kelaian kolagen herediter disertai dengan
purpura yang terjadi akibat gangguan agregasi trombosit, hiperekstensibilitas sendi,
dan kulit pecah-pecah yang hiperastis. Pseudoxanthoma elastikum disertai dengan
pendarahan dan thrombosis arteri.kasus ringan dapat muncul dengan memar
superficial dan purpura setelah terjadi trauma ringan.
2. Gangguan vascular di dapat
a. Henoch schonlein syndrome
Gangguan ini dasarnya adalah reaksi hipersensitifas yang menimbulkan
peradangan akut yang meluas pada kapiler dan arteri. Hal ini mengakibatkan
permeabilitas vaskuler meningkat sehingga terjadi pendarahan kejaringan.
Secara klinik tampak sebagai keadaan akut yang ditandai dengan macular rash,
purpura, sakit sendi, sakitb perut dan hematuria. Purpura terutama di jumpai pada
daerah punggung, panta, siku, tungkai dan kaki. Penyakit ini bersifat self limited dan
biasanya terjadi pada anak walaupun dapat dijumpai pada orang dewasa. Seringkali
menyertai infeksi saluran nafas bagian atas oleh streptotok beta hemotikus grup A
atau setelah minum obat-obatan tertentu. Keadaan ini terkadang bersifat suasirna,
namun ada beberapa pasien dapat terjadi gagal ginjal.
b. Purpura Senilis
Purpura senilis yang disebabkan oleh atrofi jaringan penunjang pembuluh darah
kulit ditemukan terutama pada aspek dorsal lengan bawah dan tangan. Gangguan ini
dijumpai pada orang berusia lanjut. Kulit pada tempat yang terkena bersifat tidak
elastic, halus dan licin karenan digenerasi dan kehilangan jaringan kolagen, elastin
dan lemak.
c. Purpura Kortikostiroid
Purpura sering dijumpai pada penyakit cushing dan penderita yang mendapat
kortikostiroid dosis tinggi dalam waktu lama. Dasarnya adalah karenan kehilangan
jaringan subcutan yang merupakan jaringan penunjang pembulu darah. Pada
defisiensi vitamin C, gangguan pada kolagen dapat menimbulkan ptechiae
perivolikular, memar dan perdarahan mukosa.
d. Purpura simpleks
Gangguan ini sering dijumpai pada wanita dalam masa menstruasi dan tampak
sebagai lebam kebiruan pada kulit. Penyebabnya tidak jelas, mungkin karenan
peningkatan fragilitas pembuluh darah dikulit. Tidak dijumpai kelainan pada masa
pendarahan maupun percobaan pembendungan.
Purpura simpleks ditandai dengan pelebaran eritrosit dan inflamasi permukaan
vaskuler tanpa adanya nekrosis fibrinoid.
Penyebab : Asupan obat dan biopsy kulit (contoh obat NSAIDs-Non Steroid Anti
Inflamation Drugs, obat diuretic, goalongan meprobarnat, dan ampicilin). Gejala :
mudah memar, terutama pada tungkai bawah, muncul luka baru tanpa diketahui
adanya trauma, dan meninggalkan bekas luka, berwarna coklat luntur. Waktu
pendarahan normal, tourniquet test (+) lemah. Pemeriksaan fungsi trombosit,
pembekuan darah, dan fibrinolisis: normal.
e. Scurvy
Penyebabnya adalah kekurangan vitamin C yang mengakibatkan gangguan
pembentukan kolagen. Akibatnya fragilitas vaskuler meningkat dan gambaran
kliniknya adalah ptechiae dan ekahimossis. Biasanya ptechiae bersifat perifolikuler,
yaitu sekitar folikel rambut. Masa pendarahannya biasanya memanjang dan
percobaan pembendungan positif.
f. Purpura karena obat-obatan
Beberapa obat-obatan dapat menimbulkan purpura dan gejalanya menghilang
setelah pemakaian obat dihentikan. Patofisiologisnya tidak jelas, kemungkinan
dasarnya idonsinkrasi individual.
Asam traneksamat dan asam amino kaproat adalah obat-obat antivibrioloitik
bermanfaat yang dapat mengurangi pendarahan akibat ganguam vaskuler atau
trombositopenia, namun obat ini merupakan kontra indikasi bila terdapat hematoria
karena dapat menyebabkan bekuan darah menyumbat saluran ginjal.
g. Purpura karena infeksi
Beberapa penyebab infeksi seperti virus, riketsia, meningkokus dan toksin bakteri
dapat menyebabkan kerusakan endotel vaskuler oleh organism akibat pembentukan
kompleks imun, misalnya campak, demam, dengue, atau septicemia meningokok.
Pada endocarditis bacterial purpura disebabkan emboli pada mikrovaskuler. Pada
beberapa keadaan terjadi juga trombositopenia dan disseminated intravascular
coagulation
h. Purpura mekanik
Kontraksi otot yang berlebihan seperti pada pertusis dan kejang-kejang akan
meningkatkan tekanan intrakapiler sehingga terjadi ekstravasasi darah. Purpura
dijumpai pada daerah leher, kepala dan ekstremitas atas. Purpura ortostatik yang
timbul karena mekanisme yang sama adalah purpura dikaki pada orang yang berdiri
terlalu lama.
i. Purpura yang dihubungkan dengan paraproteinemia
Kerusakan vaskuler merupakan akibat langsung atau tidak langsung dari protein
abnormal. Hal yang sama juga terjadi pada cryoglobulin dan macroglobulinemia
waldenstrom’s.
2.3 Beberapa Kelainan Akibat Kerusakan Vaskuler
1. Ekimosis
Ekimosis adalah pendarahan yang terjadi di bawah kulit. Kondisi tersebut terjadi
karena pecahnya suatu pembuluh darah. Pada umumnya pembuluh darah yang pecah itu
disebabkan oleh trauma, aterosklerosis, gangguan dinding pembuluh darah, dan lain-
lain. Salah satu contoh ekimosis adalah luka memar. Biasanya pendarahan yang terjadi
berdiameter 1-2 sentimeter.
Hemoglobin yang dilepaskan dari darah dipecah menjadi bilirubin dan
hemosiderin. Inilah yang memberikan warna biru kehitaman pada kulit di daerah
pendarahan tersebut. Banyak atau sedikitnya pendarahan yang terjadi tergantung pada
volume darah yang hilang. Di samping itu, kondisinya tak lepas dari perbandingan
kehilangan darah dan tempat pendarahannya. Faktor tempat pendarahan menjadi hal
yang sangat penting. Misalnya, pendarahan di bawah kulit akan menjadi tak berarti bila
dibandingkan dengan pendarahan di otak. Pendarahan yang terakhir ini bahkan bisa
mengakibatkan kematian penderita
2. Purpura Alergika
Purpura alergika (purpura henoch-schönlein) adalah suatu peradangan pada
pembuluh darah kecil yang mungkin disebabkan oleh suatu reaksi autoimun yang
abnormal.
pembuluh darah di kulit, sendi, saluran pencernaan atau ginjal meradang dan mengalami
kebocoran
3. Hemofilia
Hemofilia merupakan penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor pembekuan
dan bersifat herediter (menurun). Penyakit ini diturunkan melalui kromosom X (Xh) dan
lebih banyak mengenai laki-laki, sementara perempuan yang memiliki kromosom
tersebut menjadi pembawa sifat (carrier). gejala klinis hemofilia yang sering ditemui
adalah perdarahan di tempat yang dalam. Perdarahan bisa timbul spontan atau setelah
terjadi benturan. Perdarahan yang sering terjadi yaitu di bagian mulut (pada bayi), sendi
(hemartrosis), mimisan, air kencing hingga perdarahan kepala (intrakranial). Perdarahan
berlanjut dapat terjadi setelah tindakan operatif ringan seperti cabut gigi atau khitan.
4. Hematemesis
Hematemesis Hematemesis merupakan istilah untuk muntah darah. Hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya tukak lambung atau pecahnya pembuluh
darah balik di sekitar lambung dan tenggorokan sebagai akibat dari penyakit hati. Darah
yang dimuntahkan dapat berwarna merah segar. Artinya, darah tersebut berasal dari
saluran di atas lambung. Darah tersebut bisa pula berwarna kehitaman yang artinya,
darah telah bercampur dengan asam lambung.
Untuk tindakan pertolongan terhadap pasien yang mengalami hematemesis,
diperlukan penentuan letak perdarahannya. Kadang-kadang, batuk darah juga berasal
dari paru-paru. Perdarahan dari paru-paru sulit dibedakan dengan muntah darah yang
berasal dari saluran pencernaan.Pada batuk darah, warna darah pasti masih merah segar.
Biasanya, darah tersebut bercampur dengan gelembung-gelembung udara bersama
dengan dahak sehingga tampak berbuih.Hematemesis sering diikuti dengan berak darah
atau disebut juga melena. Gejala dari melenaini adalah keluarnya tinja dengan warna
hitam.
5. Hemoptisis
Hemoptisis sering dijumpai pada pasien penyakit paru, Ekspektorasi darah ini
sering menunjukkan adanya penyakit dasar yang serius. Bila perdarahan masif dapat
terjadi sufokasi dan eksangunisasi/kekurangan darah hingga tindakan pencegahan perlu
dilakukan. Hal ini merupakan keadaan darurat. Menurut Busroh (1978) yang disebut
hemoptisis masif adalah : lebih dari 600 ml/24 jam dan perdarahan belum berhenti. 250-
600 ml/24 jam dengan disertai kadar Hb kurang dari/ sama dengan 10 g%, namun
hemoptisis berlangsung terus.
6. Stroke
Stroke ialah masalah kesihatan yang diakibatkan oleh salur darah tersumbat dan
bekalandarah ke sebahagian otak diganggu. Bahagian otak tersebut tidak lagi
menerima oksigen yang mencukupi dan oleh itu, sel-sel otak akan rusak atau mati, dan
mengakibatkan bahagian badan yang dikuasai oleh bahagian otak itu tidak berfungsi.
Angin ahmar ialah kecederaansaraf yang serius dan gejalanya ialah kehilangan fungsi
saraf secara tiba-tiba.
Gangguan peredaran darah biasanya terjadi pada sisi arteri peredaran itu,
walaupun gangguan ini juga boleh terjadi pada sisi vena. Angin ahmar telah
dikategorikan sebagai kecemasan perubatan yang boleh menyebabkan kerusakan saraf
yang kekal serta juga kematian jika tidak dikesan dan dirawat dengan cepat. Penyakit ini
ialah penyakit ketiga yang menyebabkan paling banyak kematian dan kehilangan
upaya di kalangan dewasa Amerika Serikat dan negara-negara perindustrian di Eropa.
Pada puratanya, satu kejadian angin ahmar terjadi pada setiap 45 saat, dan seorang mati
setiap 3 menit, akibat angin ahmar. Bagi setiap lima kematian tersebut, 2 kematian
adalah orang lelaki dan 3 kematian ialah orang wanita.
Puncak angin ahmar termasuk kelanjutan umur, darah tinggi, kencing
manis, kolesterol tinggi, dan merokok. Merokok merupakan puncak boleh ubah sesuai
yang paling penting. Istilah "serangan otak" kini semakin digunakan di Amerika Serikat
untuk angin amar, disebabkan penyakit ini adalah sebutan untuk "serangan jantung"
yang merupakan masalah kesehatan yang diakibatkan oleh pembuluh darah tersumbat
dan suplai darah ke sebagian jantungterganggu.
BAB IIIPENUTUP
3.1 KesimpulanGangguan vaskuler adalah kelompok keadaan heterogen yang ditandai oleh mudah
memar dan pendarahan spontan dari pembuluh darah kecil titik. Kelinan yang mendasari
terletak dalam pembuluh darah itu sendiri atau dalam jaringan ikat perivaskuler. Sebagian
besar kasus pendarahan akibat defek vascular saja tidak bersifat parah.
Jenis-jenis gangguan vaskuler terdiri dari gangguan vaskuler yang bersifat herediter atau
bawaan, yaitu: hereditary hemorrhagic teleyangiechtacia (HHT), hereditary capillary
fragility, echlers danlos syndrome, kelainan jaringan ikat dan gangguan vaskuler didapat,
yaitu: henoch schonlein syndrome, purpura senilis, purpura karena kortikosteroid, purpura
simplex, scurvy, purpura karena obat-obatan, purpura karena infeksi, purpura mekanik,
purpura yang dihubungkan dengan paraproteinemia.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Febriyanti, Mardiana. Hematologi. 2011. Diunduh dari :
http://mardianafebriyanti.blogspot.com/2011/12/hematologi.html
http://medicaluntar.blogspot.com/2011/08/kelainan-fungsi-hemostasis.html
http://www.docstoc.com/docs/159755669/hemostasis-kelainan-vaskular