20
Nama: Nina Amelinda NIM: 2013730162 Psikotik 1 Definisi Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau atau aneh. Gangguan psikotik adalah semua kondisi yg menunjukkan adanya hendaya berat dalam kemampuan daya nilai realitas, baik dalam perilaku individu dlm suatu saat maupun perilaku individu dalam perjalanannya mengalami hendaya berat kemampuan daya nilai realitas ( perlu dipertimbangkan faktor budaya ). Bukti langsung hendaya daya nilai realitas terganggu misal adanya ; waham, halusinasi tanpa tilikan akan sifat patologinya; adanya perilaku yg demikian kacau ( grossly disorganized ) misalnya bicara yg inkoheren, perilaku agitasi tanpa tujuan, disorientasi pd delirium dst; adanya kegagalan fungsi sosial dan personal dgn penarikan diri dari pergaulan sosial dan tidak mampu dlm tugas pekerjaan sehari-hari. Gangguan psikotik adalah gangguan mental yang ditandai dengan kerusakan menyeluruh dalam uji realitas

gangguan psikotik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: gangguan psikotik

Nama: Nina AmelindaNIM: 2013730162

Psikotik

1 Definisi

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan

individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham

atau perilaku kacau atau aneh.

Gangguan psikotik adalah semua kondisi yg menunjukkan adanya

hendaya berat dalam kemampuan daya nilai realitas, baik dalam perilaku

individu dlm suatu saat maupun perilaku individu dalam perjalanannya

mengalami hendaya berat kemampuan daya nilai realitas ( perlu

dipertimbangkan faktor budaya ).

Bukti langsung hendaya daya nilai realitas terganggu misal adanya ;

waham, halusinasi tanpa tilikan akan sifat patologinya;

adanya perilaku yg demikian kacau ( grossly disorganized ) misalnya

bicara yg inkoheren, perilaku agitasi tanpa tujuan, disorientasi pd

delirium dst;

adanya kegagalan fungsi sosial dan personal dgn penarikan diri dari

pergaulan sosial dan tidak mampu dlm tugas pekerjaan sehari-hari.

Gangguan psikotik adalah gangguan mental yang ditandai dengan kerusakan

menyeluruh dalam uji realitas seperti yang ditandai dengan delusi, halusinasi, bicara

inkohern yang jelas, atau perilaku yang tidak teratur atau mengacau, biasanya tanpa

ada kewaspadaan pasien terhadap inkomprehensibilitas dalam tingkah lakunya.

II. 2 Etiologi Gangguan Psikotik

Faktor psikodinamik yang harus diperhatikan di dalam kelompok

gangguan psikotik ini adalah stresor pencetus dan lingkungan interpersonal. Di

dalam mengambil riwayat penyakit dan memeriksa pasien, klinisi harus

memperhatikan tiap perubahan atau stres pada lingkungan interpersonal

pasien. Pasien rentan terhadap kebutuhan psikosis untuk mempertahankan

jarak interpersonal tertentu; seringkali, pelanggaran batas pasien oleh orang

lain dapat menciptakan stres yang melanda yang menyebabkan dekompensasi.

Page 2: gangguan psikotik

Demikian juga, tiap keberhasilan atau kehilangan mungkin merupakan stresor

yang penting dalam kasus tertentu.

Pemeriksaan pasien psikotik harus mempertimbangkan kemungkinan

bahwa gejala psikotik adalah disebabkan oleh kondisi medis umum (sebagai

contohnya, suatu tumor otak) atau ingesti zat (sebagai contohnya,

phencyclidine).

Kondisi fisik seperti neoplasma serebral, khususnya di daerah

oksipitalis dan temporalis dapat menyebabkan halusinasi. Pemutusan sensorik,

seperti yang terjadi pada orang buta dan tuli, juga dapat menyebabkan

pengalaman halusinasi dan waham. Lesi yang mengenai lobus temporalis dan

daerah otak lainnya, khususnya di hemisfer kanan dan lobus parietalis, adalah

disertai dengan waham.

Zat psikoaktif adalah penyebab yang umum dari sindroma psikotik. Zat

yang paling sering terlibat adalah alkohol, halusinogen indol sebagai

contohnya, lysergic acid diethylamid (LSD) – amfetamin, kokain. Mescalin,

phencyclidine (PCP), dan ketamin. Banyak zat lain, termasuk steroid dan

thyroxine, dapat disertai dengan halusinasi akibat zat.2 Beberapa obat-obatan

seperti fenilpropanolamin bromocriptine dan juga dapat menyebabkan atau

memperburuk gejala-gejala psikotik.5

II. 3 Klasifikasi

1. Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya

a. Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hamper

1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup

mereka.3Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia, dimana

adanya gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun

waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase

nonpsikotik prodromal).

Tabel 1. Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Skizofrenia.A. Gejala Karakteristik : Dua (atau lebih) poin berikut, masing – masing terjadi

dalam porsi waktu yang signifikan selama periode 1 bulan (atau kurang bila berhasil diobati) :

(1) Waham(2) Halusinasi(3) Bicara kacau (sering melantur atau inkoherensi)(4) Perilaku yang sangat kacau atau katatonik

Page 3: gangguan psikotik

(5) Gejala negative, yaitu afektif mendatar, alogia, atau kehilangan minatB. Disfungsi social/okupasional : selama satu porsi waktu yang signifikan sejak

awitan gangguan, terdapat satu atau lebih area fungsi utama, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, yang berada jauh di bawah tingkatan yang telah dicapai sebelum awitan (atau apabila awitan terjadi pada masa kanak – kanak atau remaja, kegagalan mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademik, atau okupasional yang diharapkan ).

C. Durasi : tanda kontiyu gangguan berlangsung selama setidaknya 6 bulan. Periode 6 bulan ini harus mencakup setidaknya 1 bulan gejala(atau kurang bila berhasil diobati) yang memenuhi criteria A (gejala fase aktif) dan dapat mencakup periode gejala prodromal atau residual ini, tanda gangguan dapat bermanifestasi sebagai gejala negative saja atau dua atau lebih gejala yang terdaftar dalam Kriteria A yang muncul dalam bentuk yang lebih lemah (cth, keyakinan aneh, pengalaman perceptual yang tidak lazim)

D. Ekslusi gangguan mood dan skizoafektif : Gangguan skizoafektif dan gangguan mood dengan cirri psikotik telah disingkirkan baik karena (1) tidak ada episode depresif,manic, atau campuran mayor yang terjadi bersamaan denga gejala fase aktif, maupun (2) jika episode mood terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya relative singkat dibandingkan durasi periode aktif dan residual.

E. Eklusi kondisi medis umum/zat : gangguan tersebut tidak disebabkan oleh fisiologis langsung suatu zat(cth obat yang disalahguakan,obat medis) atau kondisi medis umum

F. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasive : jika terdapat riwayat gangguan autistic atau gangguan perkembangan pervasive lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia hanya dibuat bila waham atau halusinasi yang prominen juga terdapat selama setidaknya satu bulan(atau kurang bila telah berhasil diobati)

Tabel 2. Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Subtipe Skizofrenia.Tipe ParanoidTipe Skizofrenia yang memenuhi criteria berikut

A. Preokupasi terhadap satu atau lebih waham atau halusinasi auditorik yang sering

B. Tidak ada hal berikut ini yang prominen: bicara kacau, perilaku kacau atau katatatonik, atau afek datar atau tidak sesuai.

Tipe Hebefrenik (Disorganized)Tipe skizofrenia yang memenuhi criteria berikut

A. Semua hal di bawah ini prominen(1) Bicara kacau(2) Perilaku kacau(3) Afek datar atau tidak sesuai

B. Tidak memenuhi criteria tipe katatonikTipe KatatonikTipe skizofrenia yang gambaran klinisnya didominasi setidaknya dua hal berikut :

(1) Imobilitas motorik sebagaimana dibuktikan dengan katalepsi (termasuk fleksibilitas serea) atau stupor

(2) Aktivitas motorik yang berlebihan (yaitu yang tampaknya tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi stimulus eksternal)

(3) Negativism ekstrim (resistensi yang tampaknya tak bermotif terhadap semua instruksi atau dipertahankannya suatu postur rigid dari usaha menggerakkan)

Page 4: gangguan psikotik

atau mutisme(4) Keanehan gerakan volunteer sebagaimana diperlihatkan oleh pembentukkan

postur (secara volunteer menempatkan diri dalam postur yang tidak sesuai atau bizar), gerakan stereotipi, menerisme prominen, atau menyeringai secara prominen

(5) Ekolalia atau ekopraksia

Tipe tak TerdiferensiasiTipe skizofrenia yang gejalanya memenuhi Kriteria A, namun tidak ,memenuhi criteria tipe paranois,hebefrenik, atau katatatonik.Tipe ResidualTipe Skizofrenia yang memenuhi criteria sebagai berikut

A. Tidak ada waham, halusinasi, bicara kacau yang prominen, serta perilaku sangat kacau atau katatonik

B. Terdapat bukti kontinu adanya gangguan sebagaimana diindikasikan oleh adanya gejala negative atau dua atau lebih gejala yang tercantum pada Kriteria A untuk skizofrenia, yang tampak dalam bentuk yang lebih lemah (cth keyakinan yang aneh, pengalaman perceptual tak lazim)

b. Gangguan Skizotipal

Tidak terdapat onset yang pasti dan perkembangan serta perjalanannya

biasanya menyerupai gangguan kepribadian.

c. Gangguan Waham Menetap

Kelompok ini meliputi gangguan dengan waham-waham yang

berlangsung lama (paling sedikit selama 3 bulan) sebagai satu-satunya

gejala klinis yang khas atau yang paling mencolok dan tidak dapat

digolongkan sebagai gangguan mental organic, skizofrenia atau

gangguan efektif.

d. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara

Memiliki onset yang akut (dalam masa 2 minggu), kesembuhan yang

sempurna biasanya terjadi dala 2-3 bulan, sering dalam beberapa

minggu atau bahkan beberapa hari, dan hanya sebagian kecil dari

pasien dengan gangguan ini berkembang menjadi keadaan yang

menetap dan berhendaya.

e. Gangguan Waham Induksi

Dua orang atau lebih mengalami waham atau system waham yang

sama, dan sling mendukung dalam keyakinan waham itu. Yang

menderita waham orisinil (gangguan psikotik) hanya satu orang,

Page 5: gangguan psikotik

waham tersebut terinduksi (mempengaruhi) lainnya, dan biasanya

menghilang apabila orang-oarang tersebut dipisahkan. Hampir selalu

orang-orang yang terlibat mempunyai hubungan yang sangat dekat.

Jika ada alas an untuk percaya bahwa duaorang yang tinggal bersama

mempunyai gangguan psikotik yang terpisah, maka tidak astupun

diantaranya boleh dimasukkan dalam kode diagnosis ini.

f. Gangguan Skizoafektif

Merupakan gangguan yang bersifa episodic dengan gejala afektif dan

skizofrenik yang sama-sama menonjol dan secara bersamaan ada

dalam episode yang sama.

g. Gangguan Psikotik Non-Organik Lainnya

Gangguan psikotik yang tidak memenuhi criteria untuk skizofrenia

atau untuk gangguan afektif yang bertipe psikotik, dan gangguan-

gangguan yang psikotik yang tidak memenuhi criteria gejala untuk

gangguan waham menetap.

2. Gangguan Suasana Perasaan (Mood {Afektif})

a. Episode Manik

Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai

peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental,

dalam berbagai derajat keparahan.

b. Gangguan Afektif Bipolar

Gangguan ini bersifat episode berulang (sekurang-kurangnya 2

episode) dimana afek pasien dan yingkat aktivitasnya jelas terganggu,

pada wktu tertentu terdiri dari peningkatan afekdisertai penembahan

energy dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain

berupa penurunan afek disertai pengurangan energy dan aktivitas

(depresi).

c. Episode Depresi

Gejala utama berupa afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan,

dan berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah

lelah dan menurunnya aktivitas. Pada episode depresi, dari ketiga

tingkat keparahan tersebut diperlukan sekurang-kurangnya 2 minggu

Page 6: gangguan psikotik

untuk menegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat

dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

d. Gangguan Depresif Berulang

Terbagi atas episode depresi ringan, episode depresi sedang dan

episode depresi berat. Masing-masing episode tersebut rata-rata

lamanya sekitar 6 bulan, akan tetapi frekuensinya lebih jarang

dibandingkan dengan gangguan bipolar.

e. Gangguan Suasana Perasaan Menetap

Terbagi atas (i)Skilotimia, ciri esensialnya adalah ketidak-stabilan

menetap dari afek(suasana perasaan), meliputi banyak periode depresi

ringan dan hipomania ringan, diantaranya tidak ada yang cukup parah

atau cukup lama untuk memenuhi criteria gangguan afektif bipolar.

(ii)Distimia, cirri esensialnya ialah afek depresif yang berlangsung

sangat lama yang tidak pernah atau jarang sekali cukup parah untuk

memenuhi criteria gangguan depresif berulang ringan atau sedang.

f. Gangguan Suasana Perasaan Lainnya

Kategori sisa untuk gangguan suasana perasaan menetap yang tidak

cukup parah atau tidak berlangsung lama untuk memenuhi criteria

skilotimia dan distimia.

II. 4 Manifestasi Klinis

Perilaku kacau

Kewajiban umum dan dasar manusia dalam masyarakat lingkungan

kehidupan serta rumah tangga adalah bekerja untuk mendapatkan nafkah, atau

bekerja sesuai fungsinya, walaupun bukan untuk mendapatkan uang atau

materi. Kewajiban dalam rumah tangga, kehidupan sosial dalam masyarakat

yaitu bersosialisasi dan penggunaan waktu senggang.

Pada penderita psikotik fungsi pekerjaan sering tak bisa dijalankan

dengan seksama, tak mau bekerja sesuai kewajiban dan tanggungjawab dalam

keluarga, atau tak mampu bekerja sesuai dengan tingkat pendidikan. Sering

terjadi tak mau, tak mampu bekerja dan malas.

Dalam kehidupan sosial sering ada penarikan diri dari pergaulan sosial

atau penurunan kemampuan pergaulan sosial. Misalnya setelah sakit stres

berat menarik diri dari organisasi sosial kemasyarakatan, atau sering terjadi

Page 7: gangguan psikotik

kemunduran kemampuan dalam melaksanakan fungsi sosial dan

pekerjaannya.4

Pada penggunaan waktu senggang orang normal bisa bercengkrama

dengan anggota keluarga atau masyarakat, atau membuat program kerja

rekreasi dan dapat menikmatinya. Namun pada penderita gangguan jiwa berat

keadaan tersebut dilewatkan dengan banyak melamun, malas, bahkan kadang-

kadang perawatan diri sehari-hari dilalaikan seperti makan, minum, mandi,

dan ibadah.

Waham

Waham adalah isi pikir (keyakinan atau pendapat) yang salah dari

seseorang. Meskipun salah tetapi individu itu percaya betul, sulit dikoreksi

oleh orang lain, isi pikir bertentangan dengan kenyataan, dan isi pikir terkait

dengan pola perilaku individu. Seorang pasien dengan waham curiga, maka

pola perilaku akan menunjukkan kecurigaan terhadap perilaku orang lain,

lebih-lebih orang yang belum dikenalnya. Bisa terjadi kecurigaan kepada

orang sekitarnya akan meracuni atau membunuh dia. Akibat waham curiga ini

pada orang yang sebelumnya bersifat emosional agresif. Ia bisa membunuh

orang karena wahamnya kalau tidak dibunuh, ia akan dibunuh. Atau ia akan

diracuni dan dibuat celaka oleh orang yang dibunuhnya.

Halusinasi

Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa ada rangsangan. Pasien

merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun

tak ada sesuatu rangsang pada kelima indera tersebut.

Halusinasi dengar adalah gejala terbanyak pada pasien psikotik (99 %). Pasien

psikotik yang nalar (ego)-nya sudah runtuh, maka halusinasi tersebut dianggap

real dan tak jarang ia bereaksi terhadap halusinasi dengar. Bila halusinasi

berisi perintah untuk membunuh ia pun akan melaksanakan pembunuhan. Ini

memang banyak terjadi pada pasien psikotik yang membunuh keluarganya

sendiri. Sebaliknya halusinasi yang memerintah untuk bunuh diri tak jarang

pasien pun akan bunuh diri.

Illusi

Page 8: gangguan psikotik

Illusi adalah sensasi panca indera yang ditafsirkan salah. Pasien

melihat tali bisa ditafsirkan sebagai seekor ular. Illusi ini sering terjadi pada

panas yang tinggi dan disertai kegelisahan, dan kadang-kadang perubahan

kesadaran (delirium). Illusi juga sering terjadi pada kasus-kasus epilepsi

(khususnya epilepsi lobus temporalis), dan keadaan-keadaan kerusakan otak

permanen.

Misalnya seorang petinju di Malang terungkap di pengadilan ia menderita

epilepsi. Ia membunuh anaknya sendiri yang masih tidur di kasur dengan

parang, karena menganggap anaknya adalah seekor kucing yang sedang tidur.

Juga kasus seorang ibu yang menyiram anak balitanya dengan air panas di

Semarang beberapa waktu yang lalu, dan akhirnya si anak meninggal dunia. Ia

melihat dan merasa menyiram hewan.

Tilikan Yang Buruk

Pasien psikotik merasa dirinya tidak sakit, meskipun sudah ada bukti

adanya perubahan perilaku yang jelas tidak wajar. Pasien tak mau minum obat

atau tak mau diajak berobat, atau bila ada waham dianggap mau diracuni.

Keadaan merasa tidak sakit ini yang mempersulit pengobatan, apalagi

keluarga juga mengiyakan karena merasa tak sakit ia tak mau mencari

pengobatan.

Tilikan yang buruk ini merupakan ciri khas pasien psikotik. Di sini peran

keluarga penting, kalau memang menemukan gejala tersebut seperti waham,

halusinasi dan illusi, segera berkonsultasi kepada tenaga kesehatan jiwa.

A. Gangguan/ gejala Psikotik Akut

Gambaran Utama Perilaku

Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :

Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya

Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal

Kebingungan atau disorientasi

Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti

menyendiri, kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain

atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul

tanpa alasan

Page 9: gangguan psikotik

Pedoman Diagnostik

Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah

sebagai berikut :

Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan :

misalnya, mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat

sesuatu yang tidak ada bendanya)

Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat

diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa

mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau

merasa diamati/diawasi oleh orang lain)

Agitasi atau perilaku aneh (bizar)

Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)

Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

B. Gangguan Psikotik kronik

Gambaran Perilaku

Untuk menetapkan diagnosa medik psikotik kronik data berikut

merupakan perilaku utama yang secara umum ada.

Penarikan diri secara sosial

Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri

Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak nyambung

atau aneh)

Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan

kebersihan yang dilaporkan keluarga

Perilaku lain yang dapat menyertai adalah :

Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi

Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara

Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki kekuatan

supranatural, merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang

hebat/terkenal

Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan atau

objek yang tak lazim di dalam tubuhnya

Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran

Page 10: gangguan psikotik

Untuk lebih jelasnya mengenai psikotik kronik, disini dapat dijelaskan

melalui skizofrenia Dimana Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang

kronik, pada orang yang mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan

baik dan pemahaman diri buruk. Gejala klinis dari skizofrenia dapat dilihat

di bawah ini:

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan

biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau

kurang jelas):

a. “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau

bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan,

walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; atau

“thought insertion or withdrawal” = isi yang asing dan luar masuk

ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar

oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan

“thought broadcasting”= isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang

lain atau umum mengetahuinya; 

b. “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh

suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

“delusion of passivitiy” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan

pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” =

secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke

pikiran, tindakan, atau  penginderaan khusus);

“delusional perception” = pengalaman indrawi yang tidak wajar,

yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifatmistik

atau mukjizat; 

c. Halusinasi auditorik:

suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus

terhadap perilaku pasien, atau

mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri

(diantara berbagai suara yang berbicara), atau

jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian

tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya

setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya

Page 11: gangguan psikotik

perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan

kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu

mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing

dan dunia lain)

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara

jelas:

a. halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai

baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah

berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh

ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila

terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan

terus menerus;

b. arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan

(interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang

tidak relevan, atau neologisme;

c. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement),

posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea,

negativisme, mutisme, dan stupor;

d. gejala-gejala “negative”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang

jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar,

biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial

dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal

tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi

neuroleptika;

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama

kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase

nonpsikotik (prodromal)

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi

(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak

bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-

absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

II. 5 Epidemiologi

Page 12: gangguan psikotik

Menurut penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat

berkisar satu sampai tiga permil penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan penduduk

lebih kurang 30 juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila

10% dari penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus

dirawat. Tetapi tidak semua bisa dirawat karena kapasitas pelayanan perawatan

psikiatrik di Jateng masih di bawah 1.000 tempat tidur. Sisa yang tidak terawat berada

dalam masyarakat dan pasien ini seharusnya perlu pengawasan yang seksama. Pasien

psikotik yang mungkin tenang terkadang tak terduga akan menjadi agresif tanpa

stressor psikososial yang jelas. Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda semua

pasien psikotik (skizofrenia) dirawat di Rumah Sakit Jiwa seumur hidup (dibuat

koloni). Hal ini sekarang menjadi stigma masyarakat, bahwa RSJ identik dengan gila.

Tetapi sekarang situasi sudah berbeda, tidak semua pasien dapat dirawat di RSJ.

Mereka yang fase aktif gangguan psikotiknya dirawat, sedang yang tenang

dipulangkan namun masih dalam pengawasan dalam bentuk perawatan jalan. Fase

aktif adalah pasien-pasien yang menunjukkan perilaku yang membahayakan diri atau

membahayakan lingkungannya, dan mudah dikenali gejalanya. Pada fase tenang

pasien dapat beradaptasi dengan lingkungannya, meskipun terbatas. Perjalanan

psikiatrik tidak terbatas pada Rumah Sakit Jiwa yang ada, tetapi di Rumah Sakit

Umum pun ada pelayanan psikiatrik yang dilakukan oleh psikiater. Yakni pelayanan

integrasi dan konsultasi psikiatri di RSU, mengingat jumlah psikiater yang ada belum

memadai sesuai kebutuhan.

Referensi:

1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi

ke-2. Cetakan 2010. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010.