21
BAB I PENDAHULUAN Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang: merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya (yaitu dapat berempati dan tidak secara apriori bersikap negative terhadap orang atau kelompok lain yang berbeda), dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. 1 Saat ini gangguan psikotik masih menjadi masalah di Indonesia. Menurut penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai tiga permil penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang 30 juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat. Tetapi tidak semua bisa dirawat karena kapasitas pelayanan perawatan psikiatrik di Jateng masih di bawah 1.000 tempat tidur. Sisa yang tidak terawat berada dalam masyarakat dan pasien ini seharusnya perlu pengawasan yang seksama. Pasien psikotik yang mungkin tenang terkadang tak terduga akan menjadi agresif tanpa stressor psikososial yang jelas. Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda semua pasien psikotik (skizofrenia) dirawat di Rumah Sakit Jiwa seumur hidup (dibuat koloni). Hal ini sekarang menjadi stigma masyarakat, bahwa RSJ identik dengan gila. Tetapi sekarang situasi sudah berbeda, tidak semua pasien dapat dirawat di RSJ. Mereka yang fase aktif gangguan psikotiknya dirawat, sedang yang tenang dipulangkan namun masih dalam pengawasan dalam bentuk perawatan jalan. Fase aktif adalah pasien-pasien yang menunjukkan perilaku yang membahayakan diri atau membahayakan lingkungannya, dan mudah dikenali gejalanya. Pada fase tenang pasien dapat beradaptasi dengan lingkungannya, meskipun terbatas. Perjalanan psikiatrik tidak terbatas pada Rumah Sakit Jiwa yang ada, tetapi di Rumah Sakit Umum pun ada pelayanan psikiatrik yang dilakukan oleh psikiater. Yakni pelayanan integrasi dan konsultasi psikiatri di RSU, mengingat jumlah psikiater yang ada belum memadai sesuai kebutuhan. Dengan melihat hal tersebut, diharapkan dokter dapat berperan dalam pencegahan, deteksi dini, terapi maupun rehabilitasi dari gangguan psikotik ini. Penulis berusaha untuk menuliskan aspek-aspek yang dirasakan perlu untuk dipahami melalui tinjauan pustaka dalam referat ini dan diharapkan dapat bermanfaat. 1

117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

  • Upload
    anzzun

  • View
    77

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pasien mengaku sejak satu tahun ini sering mendapat bisikan dari seseorang yang kadang dia kenal suaranya (Mas Nando) dan ada juga yang pasien tidak kenal suaranya. Bisiskan tersebut ada yang bersifat positif dan negative.

Citation preview

Page 1: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

BAB I

PENDAHULUAN

Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang: merasa sehat dan bahagia, mampu

menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya (yaitu dapat

berempati dan tidak secara apriori bersikap negative terhadap orang atau kelompok lain yang

berbeda), dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.1

Saat ini gangguan psikotik masih menjadi masalah di Indonesia. Menurut penelitian

WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai tiga permil

penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang 30 juta, maka akan ada

sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari penderita perlu pelayanan

perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat. Tetapi tidak semua bisa dirawat

karena kapasitas pelayanan perawatan psikiatrik di Jateng masih di bawah 1.000 tempat tidur.

Sisa yang tidak terawat berada dalam masyarakat dan pasien ini seharusnya perlu

pengawasan yang seksama. Pasien psikotik yang mungkin tenang terkadang tak terduga akan

menjadi agresif tanpa stressor psikososial yang jelas.

Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda semua pasien psikotik (skizofrenia)

dirawat di Rumah Sakit Jiwa seumur hidup (dibuat koloni). Hal ini sekarang menjadi stigma

masyarakat, bahwa RSJ identik dengan gila. Tetapi sekarang situasi sudah berbeda, tidak

semua pasien dapat dirawat di RSJ. Mereka yang fase aktif gangguan psikotiknya dirawat,

sedang yang tenang dipulangkan namun masih dalam pengawasan dalam bentuk perawatan

jalan. Fase aktif adalah pasien-pasien yang menunjukkan perilaku yang membahayakan diri

atau membahayakan lingkungannya, dan mudah dikenali gejalanya. Pada fase tenang pasien

dapat beradaptasi dengan lingkungannya, meskipun terbatas. Perjalanan psikiatrik tidak

terbatas pada Rumah Sakit Jiwa yang ada, tetapi di Rumah Sakit Umum pun ada pelayanan

psikiatrik yang dilakukan oleh psikiater. Yakni pelayanan integrasi dan konsultasi psikiatri di

RSU, mengingat jumlah psikiater yang ada belum memadai sesuai kebutuhan.

Dengan melihat hal tersebut, diharapkan dokter dapat berperan dalam pencegahan,

deteksi dini, terapi maupun rehabilitasi dari gangguan psikotik ini. Penulis berusaha untuk

menuliskan aspek-aspek yang dirasakan perlu untuk dipahami melalui tinjauan pustaka dalam

referat ini dan diharapkan dapat bermanfaat.

1

Page 2: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

BAB II

PEMBAHASAN

II. 1 Definisi

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan

individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau

perilaku kacau atau aneh.2

Gangguan psikotik adalah semua kondisi yg menunjukkan adanya hendaya

berat dalam kemampuan daya nilai realitas, baik dalam perilaku individu dlm suatu

saat maupun perilaku individu dalam perjalanannya mengalami hendaya berat

kemampuan daya nilai realitas ( perlu dipertimbangkan faktor budaya ).3

Bukti langsung hendaya daya nilai realitas terganggu misal adanya ;

• waham, halusinasi tanpa tilikan akan sifat patologinya;

• adanya perilaku yg demikian kacau ( grossly disorganized ) misalnya bicara

yg inkoheren, perilaku agitasi tanpa tujuan, disorientasi pd delirium dst;

• adanya kegagalan fungsi sosial dan personal dgn penarikan diri dari pergaulan

sosial dan tidak mampu dlm tugas pekerjaan sehari-hari.

Gangguan psikotik adalah gangguan mental yang ditandai dengan kerusakan

menyeluruh dalam uji realitas seperti yang ditandai dengan delusi, halusinasi, bicara

inkohern yang jelas, atau perilaku yang tidak teratur atau mengacau, biasanya tanpa

ada kewaspadaan pasien terhadap inkomprehensibilitas dalam tingkah lakunya.4

II. 2 Etiologi Gangguan Psikotik

Faktor psikodinamik yang harus diperhatikan di dalam kelompok gangguan

psikotik ini adalah stresor pencetus dan lingkungan interpersonal. Di dalam

mengambil riwayat penyakit dan memeriksa pasien, klinisi harus memperhatikan tiap

perubahan atau stres pada lingkungan interpersonal pasien. Pasien rentan terhadap

kebutuhan psikosis untuk mempertahankan jarak interpersonal tertentu; seringkali,

pelanggaran batas pasien oleh orang lain dapat menciptakan stres yang melanda yang

menyebabkan dekompensasi. Demikian juga, tiap keberhasilan atau kehilangan

mungkin merupakan stresor yang penting dalam kasus tertentu.

2

Page 3: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

Pemeriksaan pasien psikotik harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa

gejala psikotik adalah disebabkan oleh kondisi medis umum (sebagai contohnya,

suatu tumor otak) atau ingesti zat (sebagai contohnya, phencyclidine).

Kondisi fisik seperti neoplasma serebral, khususnya di daerah oksipitalis dan

temporalis dapat menyebabkan halusinasi. Pemutusan sensorik, seperti yang terjadi

pada orang buta dan tuli, juga dapat menyebabkan pengalaman halusinasi dan waham.

Lesi yang mengenai lobus temporalis dan daerah otak lainnya, khususnya di hemisfer

kanan dan lobus parietalis, adalah disertai dengan waham.

Zat psikoaktif adalah penyebab yang umum dari sindroma psikotik. Zat yang

paling sering terlibat adalah alkohol, halusinogen indol sebagai contohnya, lysergic

acid diethylamid (LSD) – amfetamin, kokain. Mescalin, phencyclidine (PCP), dan

ketamin. Banyak zat lain, termasuk steroid dan thyroxine, dapat disertai dengan

halusinasi akibat zat.2 Beberapa obat-obatan seperti fenilpropanolamin bromocriptine

dan juga dapat menyebabkan atau memperburuk gejala-gejala psikotik.5

II. 3 Klasifikasi

1. Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya

a. Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hamper 1%

penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka.3 Memenuhi

kriteria umum diagnosis skizofrenia, dimana adanya gejala-gejala khas

tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak

berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal).

Tabel 1. Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Skizofrenia.4

A. Gejala Karakteristik : Dua (atau lebih) poin berikut, masing – masing terjadi dalam porsi waktu yang signifikan selama periode 1 bulan (atau kurang bila berhasil diobati) :

(1) Waham(2) Halusinasi(3) Bicara kacau (sering melantur atau inkoherensi)(4) Perilaku yang sangat kacau atau katatonik(5) Gejala negative, yaitu afektif mendatar, alogia, atau kehilangan minat

B. Disfungsi social/okupasional : selama satu porsi waktu yang signifikan sejak awitan gangguan, terdapat satu atau lebih area fungsi utama, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, yang berada jauh di bawah tingkatan yang telah dicapai sebelum awitan (atau apabila awitan terjadi pada masa kanak – kanak atau remaja, kegagalan mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademik, atau okupasional yang diharapkan ).

C. Durasi : tanda kontiyu gangguan berlangsung selama setidaknya 6 bulan. Periode 6 bulan ini harus mencakup setidaknya 1 bulan gejala(atau kurang bila berhasil diobati)

3

Page 4: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

yang memenuhi criteria A (gejala fase aktif) dan dapat mencakup periode gejala prodromal atau residual ini, tanda gangguan dapat bermanifestasi sebagai gejala negative saja atau dua atau lebih gejala yang terdaftar dalam Kriteria A yang muncul dalam bentuk yang lebih lemah (cth, keyakinan aneh, pengalaman perceptual yang tidak lazim)

D. Ekslusi gangguan mood dan skizoafektif : Gangguan skizoafektif dan gangguan mood dengan cirri psikotik telah disingkirkan baik karena (1) tidak ada episode depresif,manic, atau campuran mayor yang terjadi bersamaan denga gejala fase aktif, maupun (2) jika episode mood terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya relative singkat dibandingkan durasi periode aktif dan residual.

E. Eklusi kondisi medis umum/zat : gangguan tersebut tidak disebabkan oleh fisiologis langsung suatu zat(cth obat yang disalahguakan,obat medis) atau kondisi medis umum

F. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasive : jika terdapat riwayat gangguan autistic atau gangguan perkembangan pervasive lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia hanya dibuat bila waham atau halusinasi yang prominen juga terdapat selama setidaknya satu bulan(atau kurang bila telah berhasil diobati)

Tabel 2. Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Subtipe Skizofrenia.4

Tipe ParanoidTipe Skizofrenia yang memenuhi criteria berikut

A. Preokupasi terhadap satu atau lebih waham atau halusinasi auditorik yang seringB. Tidak ada hal berikut ini yang prominen: bicara kacau, perilaku kacau atau

katatatonik, atau afek datar atau tidak sesuai.Tipe Hebefrenik (Disorganized)Tipe skizofrenia yang memenuhi criteria berikut

A. Semua hal di bawah ini prominen(1) Bicara kacau(2) Perilaku kacau(3) Afek datar atau tidak sesuai

B. Tidak memenuhi criteria tipe katatonik Tipe KatatonikTipe skizofrenia yang gambaran klinisnya didominasi setidaknya dua hal berikut :

(1) Imobilitas motorik sebagaimana dibuktikan dengan katalepsi (termasuk fleksibilitas serea) atau stupor

(2) Aktivitas motorik yang berlebihan (yaitu yang tampaknya tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi stimulus eksternal)

(3) Negativism ekstrim (resistensi yang tampaknya tak bermotif terhadap semua instruksi atau dipertahankannya suatu postur rigid dari usaha menggerakkan) atau mutisme

(4) Keanehan gerakan volunteer sebagaimana diperlihatkan oleh pembentukkan postur (secara volunteer menempatkan diri dalam postur yang tidak sesuai atau bizar), gerakan stereotipi, menerisme prominen, atau menyeringai secara prominen

(5) Ekolalia atau ekopraksia

Tipe tak TerdiferensiasiTipe skizofrenia yang gejalanya memenuhi Kriteria A, namun tidak ,memenuhi criteria tipe paranois,hebefrenik, atau katatatonik.Tipe ResidualTipe Skizofrenia yang memenuhi criteria sebagai berikut

4

Page 5: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

A. Tidak ada waham, halusinasi, bicara kacau yang prominen, serta perilaku sangat kacau atau katatonik

B. Terdapat bukti kontinu adanya gangguan sebagaimana diindikasikan oleh adanya gejala negative atau dua atau lebih gejala yang tercantum pada Kriteria A untuk skizofrenia, yang tampak dalam bentuk yang lebih lemah (cth keyakinan yang aneh, pengalaman perceptual tak lazim)

b. Gangguan Skizotipal

Tidak terdapat onset yang pasti dan perkembangan serta perjalanannya

biasanya menyerupai gangguan kepribadian.

c. Gangguan Waham Menetap

Kelompok ini meliputi gangguan dengan waham-waham yang berlangsung

lama (paling sedikit selama 3 bulan) sebagai satu-satunya gejala klinis yang

khas atau yang paling mencolok dan tidak dapat digolongkan sebagai

gangguan mental organic, skizofrenia atau gangguan efektif.

d. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara

Memiliki onset yang akut (dalam masa 2 minggu), kesembuhan yang

sempurna biasanya terjadi dala 2-3 bulan, sering dalam beberapa minggu atau

bahkan beberapa hari, dan hanya sebagian kecil dari pasien dengan gangguan

ini berkembang menjadi keadaan yang menetap dan berhendaya.6

e. Gangguan Waham Induksi

Dua orang atau lebih mengalami waham atau system waham yang sama, dan

sling mendukung dalam keyakinan waham itu. Yang menderita waham orisinil

(gangguan psikotik) hanya satu orang, waham tersebut terinduksi

(mempengaruhi) lainnya, dan biasanya menghilang apabila orang-oarang

tersebut dipisahkan. Hampir selalu orang-orang yang terlibat mempunyai

hubungan yang sangat dekat.

Jika ada alas an untuk percaya bahwa duaorang yang tinggal bersama

mempunyai gangguan psikotik yang terpisah, maka tidak astupun diantaranya

boleh dimasukkan dalam kode diagnosis ini.

f. Gangguan Skizoafektif

Merupakan gangguan yang bersifa episodic dengan gejala afektif dan

skizofrenik yang sama-sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam

episode yang sama.

g. Gangguan Psikotik Non-Organik Lainnya

5

Page 6: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

Gangguan psikotik yang tidak memenuhi criteria untuk skizofrenia atau untuk

gangguan afektif yang bertipe psikotik, dan gangguan-gangguan yang psikotik

yang tidak memenuhi criteria gejala untuk gangguan waham menetap.

2. Gangguan Suasana Perasaan (Mood {Afektif})

a. Episode Manik

Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan

dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat

keparahan.

b. Gangguan Afektif Bipolar

Gangguan ini bersifat episode berulang (sekurang-kurangnya 2 episode)

dimana afek pasien dan yingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada wktu

tertentu terdiri dari peningkatan afekdisertai penembahan energy dan aktivitas

(mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai

pengurangan energy dan aktivitas (depresi).

c. Episode Depresi

Gejala utama berupa afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan

berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan

menurunnya aktivitas. Pada episode depresi, dari ketiga tingkat keparahan

tersebut diperlukan sekurang-kurangnya 2 minggu untuk menegakkan

diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar

biasa beratnya dan berlangsung cepat.

d. Gangguan Depresif Berulang

Terbagi atas episode depresi ringan, episode depresi sedang dan episode

depresi berat. Masing-masing episode tersebut rata-rata lamanya sekitar 6

bulan, akan tetapi frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan

bipolar.

e. Gangguan Suasana Perasaan Menetap

Terbagi atas (i)Skilotimia, ciri esensialnya adalah ketidak-stabilan menetap

dari afek(suasana perasaan), meliputi banyak periode depresi ringan dan

hipomania ringan, diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup lama

untuk memenuhi criteria gangguan afektif bipolar. (ii)Distimia, cirri

esensialnya ialah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak

6

Page 7: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi criteria gangguan

depresif berulang ringan atau sedang.

f. Gangguan Suasana Perasaan Lainnya

Kategori sisa untuk gangguan suasana perasaan menetap yang tidak cukup

parah atau tidak berlangsung lama untuk memenuhi criteria skilotimia dan

distimia.

II. 4 Manifestasi Klinis

Perilaku kacau

Kewajiban umum dan dasar manusia dalam masyarakat lingkungan kehidupan

serta rumah tangga adalah bekerja untuk mendapatkan nafkah, atau bekerja sesuai

fungsinya, walaupun bukan untuk mendapatkan uang atau materi. Kewajiban dalam

rumah tangga, kehidupan sosial dalam masyarakat yaitu bersosialisasi dan

penggunaan waktu senggang.

Pada penderita psikotik fungsi pekerjaan sering tak bisa dijalankan dengan

seksama, tak mau bekerja sesuai kewajiban dan tanggungjawab dalam keluarga, atau

tak mampu bekerja sesuai dengan tingkat pendidikan. Sering terjadi tak mau, tak

mampu bekerja dan malas.

Dalam kehidupan sosial sering ada penarikan diri dari pergaulan sosial atau

penurunan kemampuan pergaulan sosial. Misalnya setelah sakit stres berat menarik

diri dari organisasi sosial kemasyarakatan, atau sering terjadi kemunduran

kemampuan dalam melaksanakan fungsi sosial dan pekerjaannya.4

Pada penggunaan waktu senggang orang normal bisa bercengkrama dengan

anggota keluarga atau masyarakat, atau membuat program kerja rekreasi dan dapat

menikmatinya. Namun pada penderita gangguan jiwa berat keadaan tersebut

dilewatkan dengan banyak melamun, malas, bahkan kadang-kadang perawatan diri

sehari-hari dilalaikan seperti makan, minum, mandi, dan ibadah.

Waham

Waham adalah isi pikir (keyakinan atau pendapat) yang salah dari seseorang.

Meskipun salah tetapi individu itu percaya betul, sulit dikoreksi oleh orang lain, isi

pikir bertentangan dengan kenyataan, dan isi pikir terkait dengan pola perilaku

individu. Seorang pasien dengan waham curiga, maka pola perilaku akan

menunjukkan kecurigaan terhadap perilaku orang lain, lebih-lebih orang yang belum

7

Page 8: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

dikenalnya. Bisa terjadi kecurigaan kepada orang sekitarnya akan meracuni atau

membunuh dia. Akibat waham curiga ini pada orang yang sebelumnya bersifat

emosional agresif. Ia bisa membunuh orang karena wahamnya kalau tidak dibunuh, ia

akan dibunuh. Atau ia akan diracuni dan dibuat celaka oleh orang yang dibunuhnya.

Halusinasi

Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa ada rangsangan. Pasien merasa

melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tak ada sesuatu

rangsang pada kelima indera tersebut.

Halusinasi dengar adalah gejala terbanyak pada pasien psikotik (99 %). Pasien

psikotik yang nalar (ego)-nya sudah runtuh, maka halusinasi tersebut dianggap real

dan tak jarang ia bereaksi terhadap halusinasi dengar. Bila halusinasi berisi perintah

untuk membunuh ia pun akan melaksanakan pembunuhan. Ini memang banyak terjadi

pada pasien psikotik yang membunuh keluarganya sendiri. Sebaliknya halusinasi yang

memerintah untuk bunuh diri tak jarang pasien pun akan bunuh diri.

Illusi

Illusi adalah sensasi panca indera yang ditafsirkan salah. Pasien melihat tali

bisa ditafsirkan sebagai seekor ular. Illusi ini sering terjadi pada panas yang tinggi dan

disertai kegelisahan, dan kadang-kadang perubahan kesadaran (delirium). Illusi juga

sering terjadi pada kasus-kasus epilepsi (khususnya epilepsi lobus temporalis), dan

keadaan-keadaan kerusakan otak permanen.

Misalnya seorang petinju di Malang terungkap di pengadilan ia menderita epilepsi. Ia

membunuh anaknya sendiri yang masih tidur di kasur dengan parang, karena

menganggap anaknya adalah seekor kucing yang sedang tidur. Juga kasus seorang ibu

yang menyiram anak balitanya dengan air panas di Semarang beberapa waktu yang

lalu, dan akhirnya si anak meninggal dunia. Ia melihat dan merasa menyiram hewan.

Tilikan Yang Buruk

Pasien psikotik merasa dirinya tidak sakit, meskipun sudah ada bukti adanya

perubahan perilaku yang jelas tidak wajar. Pasien tak mau minum obat atau tak mau

diajak berobat, atau bila ada waham dianggap mau diracuni. Keadaan merasa tidak

sakit ini yang mempersulit pengobatan, apalagi keluarga juga mengiyakan karena

merasa tak sakit ia tak mau mencari pengobatan.

8

Page 9: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

Tilikan yang buruk ini merupakan ciri khas pasien psikotik. Di sini peran keluarga

penting, kalau memang menemukan gejala tersebut seperti waham, halusinasi dan

illusi, segera berkonsultasi kepada tenaga kesehatan jiwa.

A. Gangguan/ gejala Psikotik Akut

Gambaran Utama Perilaku

• Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :

• Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya

• Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal

• Kebingungan atau disorientasi

• Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri,

kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan,

bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasan

Pedoman Diagnostik

Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai

berikut :

• Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya,

mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada

bendanya)

• Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima

oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni

oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh

orang lain)

• Agitasi atau perilaku aneh (bizar)

• Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)

• Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

B. Gangguan Psikotik kronik

Gambaran Perilaku

Untuk menetapkan diagnosa medik psikotik kronik data berikut merupakan

perilaku utama yang secara umum ada.

• Penarikan diri secara sosial

• Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri

• Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak nyambung atau aneh)

9

Page 10: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

• Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan kebersihan

yang dilaporkan keluarga

Perilaku lain yang dapat menyertai adalah :

• Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi

• Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara

• Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki kekuatan

supranatural, merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang hebat/terkenal

• Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan atau objek

yang tak lazim di dalam tubuhnya

• Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran

Untuk lebih jelasnya mengenai psikotik kronik, disini dapat dijelaskan melalui

skizofrenia Dimana Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada

orang yang mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan

pemahaman diri buruk. Gejala klinis dari skizofrenia dapat dilihat di bawah ini:

• Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua

gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

a. “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema

dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya

sama, namun kualitasnya berbeda ; atau

“thought insertion or withdrawal” = isi yang asing dan luar masuk ke

dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh

sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan

“thought broadcasting”= isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain

atau umum mengetahuinya;

b. “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar; atau

“delusion of passivitiy” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas

merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan,

atau penginderaan khusus);

“delusional perception” = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau mukjizat;

c. Halusinasi auditorik:

10

Page 11: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

perilaku pasien, atau

mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara

berbagai suara yang berbicara), atau

jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat

dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal

keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di

atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau

berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain)

• Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

a. halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik

oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa

kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan

(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama

berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus;

b. arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan

(interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak

relevan, atau neologisme;

c. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi

tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme,

dan stupor;

d. gejala-gejala “negative”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang,

dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang

mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya

kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan

oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

• Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun

waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik

(prodromal)

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan

(overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior),

bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu

11

Page 12: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara

sosial.2

II. 5 Epidemiologi

Menurut penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat

berkisar satu sampai tiga permil penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan penduduk

lebih kurang 30 juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila

10% dari penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus

dirawat. Tetapi tidak semua bisa dirawat karena kapasitas pelayanan perawatan

psikiatrik di Jateng masih di bawah 1.000 tempat tidur. Sisa yang tidak terawat berada

dalam masyarakat dan pasien ini seharusnya perlu pengawasan yang seksama. Pasien

psikotik yang mungkin tenang terkadang tak terduga akan menjadi agresif tanpa

stressor psikososial yang jelas. Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda semua

pasien psikotik (skizofrenia) dirawat di Rumah Sakit Jiwa seumur hidup (dibuat

koloni). Hal ini sekarang menjadi stigma masyarakat, bahwa RSJ identik dengan gila.

Tetapi sekarang situasi sudah berbeda, tidak semua pasien dapat dirawat di RSJ.

Mereka yang fase aktif gangguan psikotiknya dirawat, sedang yang tenang

dipulangkan namun masih dalam pengawasan dalam bentuk perawatan jalan. Fase

aktif adalah pasien-pasien yang menunjukkan perilaku yang membahayakan diri atau

membahayakan lingkungannya, dan mudah dikenali gejalanya. Pada fase tenang

pasien dapat beradaptasi dengan lingkungannya, meskipun terbatas. Perjalanan

psikiatrik tidak terbatas pada Rumah Sakit Jiwa yang ada, tetapi di Rumah Sakit

Umum pun ada pelayanan psikiatrik yang dilakukan oleh psikiater. Yakni pelayanan

integrasi dan konsultasi psikiatri di RSU, mengingat jumlah psikiater yang ada belum

memadai sesuai kebutuhan.2

II. 6 Patofisiologi7

Gambar otak pertama dari sebuah individu dengan psikosis selesai sejauh

kembali sebagai 1935 dengan menggunakan teknik yang disebut

pneumoencephalography (prosedur yang menyakitkan dan sekarang usang di mana

cairan serebrospinal dikeringkan dari seluruh otak dan digantikan dengan udara untuk

memungkinkan struktur otak untuk menunjukkan lebih jelas pada gambar sinar-X).

12

Page 13: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

Tujuan dari otak adalah untuk mengumpulkan informasi dari tubuh (nyeri,

kelaparan, dll), dan dari dunia luar, menafsirkannya dengan pandangan dunia yang

koheren, dan menghasilkan respon yang bermakna. Informasi dari indera masuk ke

otak di daerah sensorik primer. Mereka memproses informasi dan mengirimkannya ke

daerah-daerah sekunder dimana informasi itu ditafsirkan. Aktivitas spontan di daerah

sensorik primer dapat menghasilkan halusinasi yang disalahartikan oleh daerah

sekunder sebagai informasi dari dunia nyata.

Sebagai contoh, PET scan atau fMRI dari seseorang yang mengaku sebagai

mendengar suara-suara dapat menunjukkan aktivasi di korteks pendengaran primer,

atau bagian otak yang terlibat dalam persepsi dan pemahaman berbicara.

Tersier korteks otak mengumpulkan penafsiran dari cortexes sekunder dan

menciptakan sebuah pandangan dunia yang koheren itu. Sebuah studi yang

menyelidiki perubahan-perubahan struktural dalam otak orang dengan psikosis

menunjukkan ada pengurangan materi abu-abu yang signifikan dalam gyrus medial

temporal yang tepat, frontalis lateral yang temporal, dan inferior, dan di cingulate

korteks bilateral orang sebelum dan setelah mereka menjadi psikotik.

Temuan seperti ini telah memicu perdebatan tentang apakah psikosis itu

sendiri menyebabkan kerusakan otak dan apakah perubahan eksitotoksik berpotensi

merusak otak berhubungan dengan panjang dari episode psikotik. Penelitian terbaru

telah menyarankan bahwa hal ini tidak terjadi meskipun penyelidikan lebih lanjut

masih berlangsung.

Studi dengan kekurangan indera telah menunjukkan bahwa otak tergantung

pada sinyal dari dunia luar untuk berfungsi dengan baik. Jika aktivitas spontan di otak

tidak diimbangi dengan informasi dari indra, kerugian dari realitas dan psikosis

mungkin terjadi sudah setelah beberapa jam.

Fenomena serupa paranoid pada orang tua ketika mendengar penglihatan,

miskin dan memori menyebabkan orang menjadi abnormal curiga terhadap

lingkungan.

Di sisi lain, kerugian dari realitas juga dapat terjadi jika aktivitas kortikal

spontan meningkat sehingga tidak lagi diimbangi dengan informasi dari indra.

13

Page 14: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

Reseptor 5-HT2A tampaknya menjadi penting untuk ini, karena obat yang

mengaktifkan mereka menghasilkan halusinasi.

Namun, fitur utama dari psikosis bukan halusinasi, tetapi ketidakmampuan

untuk membedakan antara rangsangan internal dan eksternal. Kerabat dekat untuk

pasien psikotik mungkin mendengar suara-suara, tapi karena mereka sadar bahwa

mereka tidak nyata mereka dapat mengabaikan mereka, sehingga halusinasi tidak

mempengaruhi persepsi realitas mereka. Oleh karena itu mereka tidak dianggap

sebagai psikotik.

Psikosis telah secara tradisional dikaitkan dengan dopamin neurotransmitter.

Secara khusus, hipotesis dopamin psikosis telah berpengaruh dan menyatakan bahwa

hasil psikosis dari overactivity dari fungsi dopamin di otak, khususnya di jalur

mesolimbic.

Dua sumber utama bukti yang diberikan untuk mendukung teori ini adalah

bahwa reseptor dopamin D2 memblokir obat (misalnya, antipsikotik) cenderung

mengurangi intensitas gejala psikotik, dan bahwa obat yang meningkatkan aktivitas

dopamin (seperti amfetamin dan kokain) dapat memicu psikosis di beberapa orang.

Namun, bukti meningkat dalam waktu belakangan ini telah menunjuk

kemungkinan disfungsi neurotransmitter glutamat excitory, khususnya, dengan

aktivitas reseptor NMDA. Teori ini diperkuat oleh fakta bahwa antagonis reseptor

NMDA disosiatif seperti ketamin, PCP dan dekstrometorfan / detrorphan (pada

overdosis besar) menginduksi keadaan psikotik yang lebih mudah daripada stimulan

dopinergic, bahkan pada "normal" dosis rekreasi.

Gejala-gejala keracunan disosiatif juga dianggap cermin gejala skizofrenia,

termasuk gejala psikotik negatif, lebih erat dari psikosis amphetamine. Psikosis yang

diinduksi disosiatif terjadi secara lebih handal dan diprediksi daripada psikosis

amphetamine, yang biasanya hanya terjadi dalam kasus-kasus overdosis, penggunaan

jangka panjang atau dengan kurang tidur, yang secara independen dapat menghasilkan

psikosis. Obat antipsikotik baru yang bertindak pada reseptor glutamat dan yang

sedang menjalani uji klinis. Hubungan antara dopamin dan psikosis umumnya

diyakini menjadi kompleks. Sementara reseptor dopamin D2 menekan aktivitas

14

Page 15: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

adenilat siklase, reseptor D1 meningkat itu. Jika D2-blocking obat diberikan dopamin

diblokir tumpah ke reseptor D1.

II. 7 Penatalaksanaan

i. Farmakoterapi

Pada keadaan gawat darurat, seorang pasien yang teragitasi parah harus

diberikan suatu obat antipsikotik secara intramuskular. Walaupun percobaan

klinik yang dilakukan secara adekuat dengan sejumlah pasien belum ada,

sebagian besar klinisi berpendapat bahwa obat antipsikotik adalah obat terpilih

untuk gangguan delusional. Pasien gangguan delusional kemungkinan menolak

medikasi karena mereka dapat secara mudah menyatukan pemberian obat ke

dalam system wahamnya. Dokter tidak boleh memaksakan medikasi segera

setelah perawatan di rumah sakit, malahan, harus menggunakan beberapa hari

untuk mendapatkan rapport dengan pasien. Dokter harus menjelaskan efek

samping potensial kepada pasien, sehingga pasien kemudian tidak menganggap

bahwa dokter berbohong.

Riwayat pasien tentang respon medikasi adalah pedoman yang terbaik

dalam memilih suatu obat. Seringkali, dokter harus mulai dengan dosis rendah

― sebagai contoh, haloperidol (haldol) 2 mg ― dan meningkatkan dosis secara

perlahan-lahan. Jika pasien gagal berespon dengan obat pada dosis yang cukup

dalam percobaan selama enam minggu, antipsikotik dari kelas lain harus dicoba.

Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa pimozide (Orap) mungkin efektif

dalam gangguan delusional, khususnya pada pasien dengan waham somatik.

Penyebab kegagalan obat yang tersering adalah ketidakpatuhan, dan

kemungkinan tersebut harus diperhitungkan.

Jika pasien tidak mendapatkan manfaat dari medikasi antipsikotik, obat

harus dihentikan. Pada pasien yang berespon terhadap antipsikotik, beberapa

data menyatakan bahwa dosis pemeliharaan adalah rendah. Walaupun pada

dasarnya tidak ada data yang mengevaluasi penggunaan antidepresan, lithium

(Eskalith), atau antikonvulsan ― sebagai contohnya, carbamazepine (Tegretol)

dan valproate (Depakene) ― di dalam pengobatan gangguan delusional,

percobaan dengan obat-obat tersebut mungkin diperlukan pada pasien yang

tidak responsif terhadap obat antipsikotik. Percobaan dengan obat-obat tersebut

15

Page 16: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

harus dipertimbangkan jika seorang pasien memiliki ciri suatu gangguan mood

atau suatu riwayat keluarga adanya gangguan mood.

Dua kelas utama obat yang harus dipertimbangkan di dalam pengobatan

gangguan psikotik singkat adalah obat antipsikotik antagonis reseptor dopamine

dan benzodiazepine. Jika dipilih suatu antipsikotik, suatu antipsikotik potensi

tinggi ― sebagai contohnya, haloperidol (Haldol) ― biasanya digunakan.

Khususnya pada pasien yang berada dalam resiko tinggi untuk mengalami efek

samping ekstrapiramidal (sebagai contohnya, orang muda), suatu obat

antikolinergik kemungkinan harus diberikan bersama-sama dengan antipsikotik

sebagai profilaksis terhadap gajala gangguan pergerakan akibat medikasi. Selain

itu, benzodiazepine dapat digunakan dalam terapi singkat psikosis. Walaupun

benzodiazepine memiliki sedikit kegunaan atau tanpa kegunaan dalam

pengobatan jangka panjang gangguan psikotik, obat dapat efektif untuk jangka

singkat dan disertai dengan efek samping yang lebih jarang daripada

antipsikotik. Pada kasus yang jarang benzodiazepine disertai dengan

peningkatan agitasi, dan pada kasus yang lebih jarang lagi, dengan kejang putus

obat (withdrawal seizure), yang biasanya hanya terjadi pada penggunaan dosis

tinggi terus menerus. Penggunaan obat lain dalam terapi gangguan psikotik

singkat, walaupun dilaporkan di dalam laporan kasus, belum didukung oleh

penelitian skala besar. Tetapi, medikasi hipnotik seringkali berguna selama satu

sampai dua minggu pertama setelah resolusi episode psikotik. Pemakaian jangka

panjang medikasi harus dihindari dalam pengobatan gangguan ini. Jika medikasi

pemeliharaan diperlukan, klinisi harus mempertimbangkan ulang diagnosis.

ii. Psikoterapi

Secara umum tujuan psikoterapi adalah untuk memperkuat struktur

kepribadian, mematangkan kepribadian, memperkuat ego, meningkatkan citra

diri, memulihkan kepercayaan diri yang semuanya itu untuk mencapai

kehidupan yang berarti dan bermanfaat.

a. Psikoterapi supportif

Untuk memberi dukungan, semangat, dan motivasi agar penderita tidak

merasa putus asa dan semngat juang dalam menghadapi hidup ini tidak

kendur dan menurun

b. Psikoterapi re-edukatif

16

Page 17: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

Untuk memberi pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki

kesalahan pendidikan di waktu lalu dan juga dengan pendidikan ini

dimaksudkan mengubah pola pendidikan lama dengan baru sehingga

penderita lebihadaptif terhadap dunia luar.

c. Psikoterapi re-konstruktif

Untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami

keretakan menjadi pribadi yang utuh seperti semula sebelum sakit.

d. Psikoterapi kognitif

Untuk memulihkan kembali daya kognitif (daya piker dan daya ingat)

rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai-nilai moral etika,

mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, mana yang halal dan

haram dan sebagainya.

e. Psikoterapi psiko-dinamik

Psiko-dinamik adalah suatu pendekatan konseptual yang memandang

proses-proses mental sebagai gerakan dan interaksi kuantitas-kuantitas

energy psikik yang berlangsung intra-individual (antar bagian-bagian

struktur psikik) dan inter-individual (antar orang).8

Untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaaan yang

dapat menjelaskan seseorang jatuh sakit dan upaya untuk mencari jalan

keluarnya. Diharapkan penderita dapat memahami kelebihan dan kelemahan

dirinya dan mampu menggunakan mekanisme pertahanan diri dengan baik.

f. Psikoterapi perilaku

Untuk memulihkan gangguan prilaku yang terganggu menjadi prilaku

yang adaptif (mampu menyesuaikan diri). Kemampuan adaptasi penderita

perlu dipulihkan agar penderita mampu berfungsi kembali secara wajar

dalam kehidupannya sehari-hari baik dirumah, disekolah dan lingkungan

sosialnya.

g. Psikoterapi keluarga

Untuk memulihkan hubungan penderita dengan keluarganya

diharapkan keluarga dapat memahami mengenai gangguan jiwa skizofrenia

dan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan penderita.

iii. Psikososial

17

Page 18: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

Diupayakan untuk tidak menyendiri, tidak melamun, banyak kegiatan

dan kesibukan dan banyak bergaul (silaturahmi/sosialisasi)

iv. Psikospiritual9

D.B. Larson, dkk (1992) dalam penilitiannya sebagaimana termuat

dalam “Religious Commitment and Health” (APA, 1992), menyatakan antara

lain bahwa agama (keimanan) amat penting dalam meningkatkan seseorang

dalam mengatasi penderitaan bila ia sedang sakit serta mempercepat

penyembuhan selain terapi medis yang diberikan. Synderman (1996)

menyatakan bahwa terapi medis tanpa agama (doa), tidak lengkap; sebaliknya

agama (doa) saja tanpa terapi medis, tidak efektif.

II. 8 Prognosis10

a. Prognosis kearah baik

i. Onset akut dengan factor pencetus yang jelas

ii. Riwayat hubungan social dan pekerjaan yang baik

(Premorbid)

iii. Adanya gejala afekstif (depresi)

iv. Subtipe paranoid

v. Subtipe katatonik

vi. Sudah menikah

vii. Banyak simptom positif

viii. Kebingungan

ix. Tension, cemas hostilitas

b. Prognosis kearah buruk

i. Onset perlahan-lahan dengan factor pencetus tidak jelas

ii. Riwayat hubungan social dan pekerjaan buruk (premorbid)

iii. Menarik diri, tingkah laku yang artristik

iv. Tipe hebepenik dan tipe tak tergolongkan

v. Belum manikah

vi. Riwayat skizofrenia dalam keluarga

vii. Adanya gejala neurologik

viii. Banyak simptom negatif

ix. Tidak ada gejala afektif atau hostilitas yang jelas

18

Page 19: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

II. 9 Pencegahan9

Perkembangan kepribadian seseorang manusia itu ditentukan oleh interaksi

dari 4 pilar; yaitu organobiologik, psiko-edukatif, psikososial dan psikoreligius. Hal

ini sesuai dengan batasan sehat oleh WHO (1984) yaitu sehat fisik, sehat jiwa/mental,

sehat social, dan sehat spiritual yang juga diadopsi oleh APA (American Psychiatric

Associatiom, 1992)

a) Organobiologik

Menghindari kemungkina adanya factor genetic (turunan), maka

perluditeliti riwayat atau silsilah keluarga.

Menghindari adanya kemungkinan factor epigenetic, maka hendaknya

selama kehamilan seorang ibu perlu mendapatkan perawatan yang baik agar

tidak terjadi gangguan pada perkembangan otak janin.

b) Psiko-edukatif

Pendidikan anak hendaknya sedemikian rupa sehingga dapat dihindari

terbentuknya sifat atau cirri kepribadian yang rawan atau rentan bagi

terjadinya gangguan skizofrenia, misalnya yang tergolong kepribadian

promorbid (kepribadian paranoid, schizoid, skizotipal dan ambang).

c) Psiko-religius

Setiap manusia (meskipun ia seorang atheis sekalipun) pada

hakekatnya ada kebutuhan dasar kerohanian. Setiap orang membutuhkan rasa

aman, tenang, tentram, terlindungi; bebas dari rasa cemas, ketakutan, depresi,

stress, dan lain sebagainya. Bagi mereka yang beragama kebutuhan rohani ini

dpat diperoleh lewat agama; namun bagi mereka yang sekuler dan

mengingkarinya, menempuh lewat penyalahgunaan NAZA ataupun jalur

lainnya.

d) Psikososial

Dalam kehidupan sehari-hari anak tumbuh kembang di tiga tempat,

yaitu di rumah (Keluarga), di sekolah (lembaga pendidikan) dan di lingkungan

masyarakat sosialnya. Kondisi social di masing-masing tempat tersebut akan

berinteraksi satu dengan lainnya dan mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Maka untuk mencegahnya kita harus menciptakan keluarga yang harmonis,

lembaga pendidikan yang baik dan lingkungan pergaulan social yang sehat.

19

Page 20: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

BAB III

PENUTUP

Gangguan psikotik adalah semua kondisi yg menunjukkan adanya hendaya berat

dalam kemampuan daya nilai realitas, baik dalam perilaku individu dlm suatu saat maupun

perilaku individu dalam perjalanannya mengalami hendaya berat kemampuan daya nilai

realitas ( perlu dipertimbangkan faktor budaya ).

Bukti langsung hendaya daya nilai realitas terganggu misal adanya ;

• waham, halusinasi tanpa tilikan akan sifat patologinya;

• adanya perilaku yg demikian kacau ( grossly disorganized ) misalnya bicara

yg inkoheren, perilaku agitasi tanpa tujuan, disorientasi pd delirium dst;

• adanya kegagalan fungsi sosial dan personal dgn penarikan diri dari pergaulan

sosial dan tidak mampu dlm tugas pekerjaan sehari-hari.

Banyak faktor yang menyebabkan gangguan psikotik yaitu: Faktor psikodinamik yang

harus diperhatikan di dalam kelompok gangguan psikotik ini adalah stresor pencetus dan

lingkungan interpersonal, pemeriksaan pasien psikotik harus mempertimbangkan

kemungkinan bahwa gejala psikotik adalah disebabkan oleh kondisi medis umum (sebagai

contohnya, suatu tumor otak) atau ingesti zat (sebagai contohnya, phencyclidine), Zat

psikoaktif adalah penyebab yang umum dari sindroma psikotik. Zat yang paling sering

terlibat adalah alkohol, halusinogen indol sebagai contohnya, lysergic acid diethylamid

(LSD) – amfetamin, kokain. Mescalin, phencyclidine (PCP), dan ketamin. Banyak zat lain,

termasuk steroid dan thyroxine, dapat disertai dengan halusinasi akibat zat.

Prognosis gangguan psikotik yaitu berdasarkan: onset akut dengan factor pencetus

yang jelas, riwayat hubungan social dan pekerjaan yang baik (Premorbid), adanya gejala

20

Page 21: 117248744 Referat Gangguan Psikotik RSKO Dr Imelda Sp Kj

afekstif (depresi), sudah menikah, banyak simptom positif, kebingungan, tension, cemas

hostilitas

DAFTAR PUSTAKA

1. Kusumawardhani A, Husain AB, dkk. Buku Ajar Psikiatrik. Jakarta: Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010. Hal 13

2. Nurmah, Islamiyah N, dkk. Psikotik dan Skizofrenia. 12 April 2011. Diunduh dari:

http://id.scribd.com/doc/74666207/PSIKOTIK-lengkap

3. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi ke-2.

Cetakan 2010. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010. Hal 147-16

4. Tirtakusuma A, Nugraha A, dkk. Bisikan Gaib. 29 Februari 2012. Diunduh dari:

http://id.scribd.com/doc/83142602/4/Menjelaskan-definisi-gangguan-psikotik

5. News Medical. Apa Penyebab Psikosis. 1 November 2012. Diunduh dari:

http://www.news-medical.net/health/What-Causes-Psychosis-(Indonesian).aspx

6. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi ke-2.

Cetakan 2010. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010. Hal 169-187

7. News Medical. Psikosis Patofisiologi. 1 November 2012. Diunduh dari:

http://www.news-medical.net/health/Psychosis-Pathophysiology-(Indonesian).aspx

8. Kusumawardhani A, Husain AB, dkk. Buku Ajar Psikiatrik. Jakarta: Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010. Hal 38

9. Hawari HD. Pendekatan holistic pada gangguan jiwa skizofrenia. Edisi ke-2. Cetakan

3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006

10. Maramis WF. Ilmu kedokteran jiwa. Cetakan 6. Jakarta: Airlangga University Press,

1994

21