psikofarmaka RSKO

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat

Citation preview

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    1/43

    PSIKOFARMAKA

    I. Definisi

    Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada Sistem

    Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku,

    digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap taraf kualitas

    hidup pasien. Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya:

    antipsikosis, anti-depresi, anti-mania, anti-ansietas, anti-insomnia, anti-panik, dan anti

    obsesif-kompulsif,. Pembagian lainnya dari obat psikotropik antara lain: transquilizer,

    neuroleptic, antidepressants dan psikomimetika1

    II. Obat-0bat Psikotropika

    1. Obat Anti-Psikosis

    Obat-obat neuroleptika juga disebut tranquilizer mayor, obat anti psikotik atau

    obat anti skizofren, karena terutama digunakan dalam pengobatan skizofrenia tetapi juga

    efektif untuk psikotik lain, seperti keadaan manik atau delirium. Obat-obat anti psikotik

    ini terbagi atas dua golongan besar, yaitu :1,3

    A. Obat anti psikotik tipikal

    1. Phenothiazine

    Rantai aliphatic : CHLORPROMAZINE

    LEVOMEPROMAZINE

    Rantai piperazine : PERPHENAZINE

    TRIFLUOPERAZINE

    FLUPHENAZINE

    Rantai piperidine : THIORIDAZINE

    2. Butyrophenone : HALOPERIDOL

    3. diphenyl-butyl-piperidine : PIMOZIDE

    B. obat anti psikotik atipikal

    PSIKOFARMAKA Page 1

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    2/43

    1. Benzamide : SULPIRIDE

    2. Dibenzodiazepine : CLOZAPINE

    OLANZAPINE

    QUETIAPINE

    3. Benzisoxazole : RISPERIDON

    Obat-obat neuroleptika tipikal (tradisional) adalah inhibitor kompetitif pada

    berbagai reseptor, tetapi efek anti psikotiknya mencerminkan penghambatan kompetitif

    dari reseptor dopamin. Obat-obat ini berbeda dalam potensinya tetapi tidak ada satu

    obatpun yang secara klinik lebih efektif dari yang lain. Sedangkan obat-obat neuroleptika

    atipikal yang lebih baru, disamping berafinitas terhadap Dopamine D2 Receptors juga

    terhadap Serotonin 5 HT2 Receptors.2

    Obat neuroleptika bukan untuk pengobatan kuratif dan tidak menghilangkan

    gangguan pemikiran yang fundamental, tetapi sering memungkinkan pasien psikotik

    berfungsi dalam lingkungan yang suportif.2

    Farmakokinetik

    Obat-obat anti psikotik dapat diserap pada pemberian peroral, dan dapat

    memasuki sistem saraf pusat dan jaringan tubuh yang lain karena obat anti psikotik

    adalah lipid-soluble. Kebanyakan obat-obatan antipsikotik bisa diserap tapi tidak

    seluruhnya. Obat-obatan ini juga mengalami first-pass metabolism yang signifikan. Oleh

    karena itu, dosis oral chlorpromazine and thioridazine mempunyai availability sistemik

    25 35%. Haloperidol dimetabolisme lebih sedikit, dengan availability sistemik rata-rata

    65%. Kebanyakan obat antipsikotik bergabung secara intensif dengan protein plasma (92

    99%) sewaktu distribusi dalam dalam darah. Volume distribusi obat-obatan ini juga

    besar, biasanya lebih dari 7L/kg.

    1

    Obat-obatan ini memerlukan metabolisme oleh hati sebelum eliminasi dan

    mempunyai waktu paruh yang lama dalam plasma sehingga memungkinkan once-daily

    dosing. Walaupun setengah metabolit tetap aktif, seperti 7-hydroxychloropromazine dan

    reduced haloperidol, metabolit dianggap tidak penting dalam efek kerja obat tersebut.

    PSIKOFARMAKA Page 2

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    3/43

    Terdapat satu pengecualian, yaitu mesoridazine, yang merupakan metabolit utama

    thioridazin, lebih poten dari senyawa induk dan merupakan kontributor utama efek obat

    tersebut. Sediaan dalam bentuk parenteral untuk beberapa agen, seperti fluphenazine,

    thioridazine dan haloperidol, bisa dipakai untuk terapi inisial yang cepat.1

    Sangat sedikit obat-obatan psikotik yang diekskresi tanpa perubahan. Obat-obatan

    tersebut hampir dimetabolisme seluruhnya ke substansi yang lebih polar. Waktu paruh

    eliminasi (ditentukan oleh clearance metabolic) bervariasi, bisa dari 10 sampai 24 jam.

    Efek Kerja

    Penghambatan reseptor dopamin adalah efek utama yang berhubungan dengan

    keuntungan terapi obat-obatan antipsikotik lama. Terdapat beberapa jalur utama dopamin

    diotak, antara lain :1,4

    1. Jalur dopamin nigrostriatal

    Jalur ini berproyeksi dari substansia nigra menuju ganglia basalis. Fungsi jalur

    nigrostriatal adalah untuk mengontrol pergerakan. Bila jalur ini diblok, akan terjadi

    kelainan pergerakan seperti pada Parkinson yang disebut extrapyramidal reaction

    (EPR). Gejala yang terjadi antara lain akhatisia, dystonia (terutama pada wajah dan

    leher), rigiditas, dan akinesia atau bradikinesia.

    2. Jalur dopamin mesolimbik

    Jalur ini berasal dari batang otak dan berakhir pada area limbic. Jalur dopamin

    mesolimbik terlibat dalam berbagai perilaku, seperti sensasi menyenangkan, euphoria

    yang terjadi karena penyalahgunaan zat, dan jika jalur ini hiperaktif dapat

    menyebabkan delusi dan halusinasi. Jalur ini terlibat dalam timbulnya gejala positif

    psikosis.

    3. Jalur dopamin mesokortikal

    Jalur ini berproyeksi dari midbrain ventral tegmental area menuju korteks

    limbic. Selain itu jalur ini juga berhubungan dengan jalur dopamine mesolimbik. Jalur

    ini selain mempunyai peranan dalam memfasilitasi gejala positif dan negative psikosis,

    PSIKOFARMAKA Page 3

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    4/43

    juga berperan pada neuroleptic induced deficit syndrome yang mempunyai gejala pada

    emosi dan sistem kognitif.

    4. Jalur dopamin tuberoinfundibular

    Jalur ini berasal dari hypothalamus dan berakhir pada hipofise bagian

    anterior. Jalur ini bertanggung jawab untuk mengontrol sekresi prolaktin, sehingga

    kalau diblok dapat terjadigalactorrhea.

    Tindakan-tindakan penghambatan relatif pada reseptor oleh obat-obatan

    antipsikotik terdapat pada tabel berikut.

    Tindakan penghambatan relatif pada reseptor oleh obat-obatan neuroleptik

    Obat D2 D4 Alfa1 5-HT2 M H1

    Kebanyakan ++ - ++ + + +

    PSIKOFARMAKA Page 4

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    5/43

    phenothiazin

    e dan

    thioxanthene

    Thiordazine ++ - ++ + +++ +

    Haloperidol +++ - + - - -

    Clozapin - ++ ++ ++ ++ +

    Molindone ++ - + - + +

    Olazapin + - + ++ + +

    Quetiapin + - + ++ + +

    Risperidon ++ - + ++ + +

    Sertindole ++ - + +++ - -

    Mekanisme Kerja

    Semua obat anti-psikosis merupakan obat-obat potensial dalam memblokade

    reseptor dopamin dan juga dapat memblokade reseptor kolinergik, adrenergik dan

    histamin. Pada obat generasi pertama (fenotiazin dan butirofenon), umumnya tidak terlalu

    selektif, sedangkan benzamid sangat selektif dalam memblokade reseptor dopamine D2.

    Anti-psikosis atypical memblokade reseptor dopamine dan juga serotonin 5HT2 dan

    beberapa diantaranya juga dapat memblokade dopamin system limbic, terutama pada

    striatum.4

    Cara Penggunaan

    Umumnya dikonsumsi secara oral, yang melewati first-pass metabolism di

    hepar. Beberapa diantaranya dapat diberikan lewat injeksi short-acting Intra muscular

    (IM) atau Intra Venous (IV), Untuk beberapa obat anti-psikosis (seperti haloperidol dan

    flupenthixol), bisa diberikan larutan ester bersama vegetable oildalam bentuk depot IM

    yang diinjeksikan setiap 1-4 minggu. Obat-obatan depot lebih mudah untuk dimonitor.

    Pemilihan jenis obat anti-psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan

    efek samping obat. Penggantian obat disesuaikan dengan dosis ekivalennya. Apabila obat

    psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam dosis optimal setelah jangka

    waktu memadai, dapat diganti dengan obat anti-psikosis lainnya. Jika obat anti-psikosis

    PSIKOFARMAKA Page 5

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    6/43

    tersebut sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek sampingnya dapat ditolerir dengan

    baik, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang.

    Dalam pemberian dosis, perlu dipertimbangkan:1,2,3

    Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu

    Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam

    Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari)

    Dosis pagi dan malam berbeda untuk mengurangi dampak efek samping, sehingga

    tidak menganggu kualitas hidup pasien

    Mulailah dosis awal dengan dosis anjuran dinaikkan setiap 2-3 hari hingga

    dosis efektif (sindroma psikosis reda) dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu

    dinaikkan

    dosis optimal

    dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi)

    diturunkan setiap 2 minggudosis maintenance dipertahankan selama 6 bulan 2

    tahun (diselingi drug holiday 1-2 hari/minggu tapering off(dosis diturunkan tiap 2-4

    minggu)stop.

    Obat anti-psikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun

    diberikan dalam jangka waktu lama, sehingga potensi ketergantungan sangat kecil. Jika

    dihentikan mendadak timbul gejala cholinergic rebound, yaitu: gangguan lambung, mual,

    muntah, diare, pusisng, gemetar dan lain-lain dan akan mereda jika diberikan

    anticholinergic agents (injeksi sulfas atropine 0,25 mg IM dan tablet trihexylfenidil 3x2

    mg/hari). Obat anti-psikosis parenteral berguna untuk pasien yang tidak mau atau sulit

    teratur makan obat atau tidak efektif dengan medikasi oral. Dosis dimulai dengan 0,5 cc

    setiap bulan. Pemberiannya hanya untuk terapi stabilisasi dan pemeliharaan terhadap

    skizofrenia.

    Penggunaan CPZ sering menimbulkan hipotensi orthostatik pada waktu merubah

    posisi tubuh. Hal ini dapat diatasi dengan injeksi nor-adrenalin (effortil IM). Haloperidol

    juga dapat menimbulkan sindroma Parkinson, dan diatasi dengan tablet trihexylfenidil 3-

    4x2 mg/hari.

    Indikasi

    Obat anti-psikosis merupakan pilihan pertama dalam menangani skizofreni, untuk

    memgurangi delusi, halusinasi, gangguan proses dan isi pikiran dan juga efektif dalam

    PSIKOFARMAKA Page 6

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    7/43

    mencegah kekambuhan. Major transquilizer juga efektif dalam menangani mania,

    Tourettes syndrome, perilaku kekerasan dan agitasi akibat bingung dan demensia. Juga

    dapat dikombinasikan dengan anti-depresan dalam penanganan depresi delusional.2

    Efek Samping

    Extrapiramidal: distonia akut, parkinsonism, akatisia, dikinesia tardiv

    Endokrin: galactorrhea, amenorrhea

    Antikolinergik: hiperprolaktinemia

    Bila terjadi gejal tersebut, obat anti-psikosis perlahan-lahan dihentikan. Bisa

    diberikan obat reserpin 2,5 mg/hari. Obat pengganti yang yang paling baik adalah

    klozapin 50-100 mg/hari.

    Reaksi idiosinkrasi yang timbul dapat berupa diskrasia darah, fotosensitivitas,

    jaundice, dan Neuroleptic Malignant Syndrome(NSM). NSM berupa hiperpireksia,

    rigiditas, inkontinensia urin, dan perubahan status mental dan kesadaran. Bila terejadi

    NSM, hentikan pemakaian obat, perawatan suportif dan berikan agonis dopamine

    (bromokriptin 3x 7,5 sampai 60 mg/hari, L-Dopa 2x100 mg atau amantidin 200 mg/hari)

    Kontraindikasi

    Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris yang tinggi,

    ketergantungan alkohol, penyakit SSP dan gangguan kesadaran

    SEDIAAN ANTIPSIKOSIS DAN DOSIS ANJURAN

    No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

    1 Chlorpromazine LARGACTIL

    PROMACTIL

    MEPROSETIL

    ETHIBERNAL

    Tab. 25 mg, 100 mg

    Amp.25 mg/ml

    150-600 mg/h

    2 Haloperidol SERENACE Tab. 0,5 mg, 1,5&5

    mg

    5-15 mg/h

    PSIKOFARMAKA Page 7

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    8/43

    HALDOL

    GOVOTIL

    LODOMER

    HALDOL DECA-

    NOAS

    Liq. 2 mg/ml

    Amp. 5 mg/ml

    Tab. 0,5 mg, 2 mg

    Tab. 2 mg, 5 mg

    Tab. 2 mg, 5 mg

    Amp. 50 mg/ml

    50 mg / 2-4

    minggu

    3 Perphenazine TRILAFON Tab. 2 mg, 4&8 mg 12-24 mg/h

    4 Fluphenazine

    Fluphenazine-

    decanoate

    ANATENSOL

    MODECATE

    Tab. 2,5 mg, 5 mg

    Vial 25 mg/ml

    10-15 mg/h

    25 mg / 2-4

    minggu

    5 Levomepromazine NOZINAN Tab.25 mg

    Amp. 25 mg/ml

    25-50 mg/h

    6 Trifluoperazine STELAZINE Tab. 1 mg, 5 mg 10-15 mg/h

    7 Thioridazine MELLERIL Tab. 50 mg, 100 mg 150-600 mg/h

    8 Sulpiride DOGMATIL

    FORTE

    Tab. 200 mg

    Amp. 50 mg/ml

    300-600 mg/h

    9 Pimozide ORAP FORTE Tab. 4 mg 2-4 mg/h

    10 Risperidone RISPERDAL

    NERIPROS

    NOPRENIA

    PERSIDAL-2

    RIZODAL

    Tab. 1,2,3 mg

    Tab. 1,2,3 mg

    Tab. 1,2,3 mg

    Tab. 2 mg

    Tab. 1,2,3 mg

    Tab 2-6 mg/h

    11 Clozapine CLOZARIL Tab. 25 mg, 100 mg 25-100 mg/h

    PSIKOFARMAKA Page 8

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    9/43

    12 Quetiapine SEROQUEL Tab. 25 mg, 100 mg,

    200 mg

    50-400 mg/h

    13 Olanzapine ZYPREXA Tab. 5 mg, 10 mg 10-20 mg/h

    II. Anti Depresan

    Antidepresan terutama digunakan untuk mengobati depresi, gangguan obsesif-kompulsif,

    gangguan ansietas menyeluruh, gangguan panik, gangguan fobik dan pada kasus tertentu,

    enuresis nokturnal (antidepresn trisiklik) dan bulimia nervosa (fluoxetine). 1,3

    Penggolongan obat antidepresan yaitu sebagai berikut :

    Pengaruh antidepressan pada neurotransmitter biogenik amin memiliki mekanisme yang

    berbeda pada setiap golongan antidepressan. Terapi jangka panjang dengan obat-obat tersebut

    telah membuktikan pengurangan reuptake norepinephrine atau serotonin atau keduanya,

    penurunan jumlah reseptor beta pascasinaptik, dan berkurangnya pembentukan cAMP.1,6

    PSIKOFARMAKA Page 9

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    10/43

    Gambar : skema diagram kemungkinan tempat kerja obat antidepressan

    Tiga Fase Pengobatan Gangguan Depresif

    Saat merencanakan intervensi pengobatan, penting untuk menekankan kepada penderita

    bahwa ada beberapa fase pengobatan sesuai dengan perjalanan gangguan depresif : 6

    Fase akut bertujuan untuk meredakan gejala

    Fase kelanjutan untuk mencegah relaps

    Fase pemeliharaan/rumatan untuk mencegah rekuren

    Di pelayanan kesehatan primer, obat anti depresan yang tersedia biasanya golongan

    trisiklik. Meskipun antidepresan trisiklik sampai saat ini merupakan obat antidepresan yang

    paling banyak digunakan, tetapi penggunaannya masih belum optimal karena kemampuan

    PSIKOFARMAKA Page 10

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    11/43

    diagnostik dari pelayanan kesehatan primer belum ditingkatkan juga belum berperannya

    konselor apoteker. Dari hasil penelitian ternyata dosis yang digunakan masih terlalu rendah.

    Akibatnya, efek terapi yang ingin dihasilkan tidak tercapai.2,6

    Efek samping antidepresan trisiklik cukup banyak, tetapi hal ini tidak menghalangi

    penggunaannya, karena obat ini telah terbukti efektif dalam mengobati depresi. Dengan

    memberikan obat ini sebagai dosis tunggal pada malam hari, dan melakukan titrasi

    peningkatan dosis, maka efek samping yang mengganggu sedikit banyak akan dapat diatasi. 7

    Antidepresan baru terlihat efeknya dalam 4 sampai 12 minggu, sebelum ia mengurangi

    atau menghapus gejala-gejala gangguan depresif meski hasilnya dirasakan sudah membuat

    perbaikan dalam 2 sampai 3 minggu. Selama masa ini efek samping akan terasa. Banyak efek

    samping bersifat sementara dan akan menghilang ketika obat diteruskan, dan beberapa efek

    samping menetap seperti mulut kering, konstipasi dan efek seksual. Orang berusia lanjut

    perlu mendapatkan perhatian atas daya absorbsi dan kepekaannya terhadap efek obat.

    Monitor obat dan gejala perlu lebih cermat.7,8

    ANTIDEPRESI TRISIKLIK/POLISIKLIK

    Anti depresan trisiklik merupakan anti depresan generasi pertama untuk mengatasi pasien

    depresi. Belakangan ini kedudukan antidepresan trisiklik telah digeser oleh anti depresan

    baru karena ditolerir dengan lebih baik dan faktor keamanan. Pemberian antidepresan

    trisiklik secara oral diserap dengan baik dan level puncak dalam plasma dicapai setelah 2-6

    jam, namun reaksi klinik optimum setelah 2-4 minggu pemberian.1,3,6

    Antidepresan trisiklik dan polisiklik menghambat ambilan neropinefrin dan serotonin ke

    neuron. Terapi jangka panjang menyebabkan perubahan dalam reseptor-reseptor sistem saraf

    pusat tertentu. Obat penting dalam grup ini adalah imipramin, amitriptilin, desipramin, suatu

    derivat demetilasi imipramin, nortriplin, protriptilin dan doksepin. Amoksapin dan

    maprotilin disebut generasi kedua untuk membedakannya dengan antidepresan trisilik

    yang lama. Obat generasi kedua ini mempunyai kerja yang sama dengan imipramin,

    meskipun memperlihatkan farmakokinetik yang sedikit berbeda. Semua antidepresan trisiklik

    (TCA) memiliki efek terapi yang sama dan pilihan tergantung pada toleransi efek samping

    dan lama kerja obat. Pasien yang tidak responsif dengan salah satu TCA dapat diberikan

    pilihan obat lain dalam golongan ini. 1,2

    PSIKOFARMAKA Page 11

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    12/43

    A. Cara kerja

    1.menghambat uptake neurotransmiter: TCA menghambat ambilan norepinefrin dan

    serotonin neuron masuk ke terminal saraf prasinaptik. Dengan menghambat jalan utama

    pengeluaran neurotransmiter, TCA akan meningkatkan konsentrasi monoamin dalam

    celah sinaptik, menimbulkan efek antidepresan. Teori ini dibantah karena beberapa

    pengamatan seperti potensi TCA menghambat ambilan neurotransmiter sering tidak

    sesuai dengan efek antidepresi yang dilihat di klinik. Selanjutnya, penghambatan

    ambilan neurotransmiter terjadi segera setelah pemberian obat sedangkan efek

    antidepresan TCA memerlukan beberapa waktu setelah pengobatan terus menerus. Hal

    ini menunjukkan ambilan neurotransmiter yang menurun hanyalah satu peristiwa awal

    yang tidak ada hubungan dengan efek antidepresan. Diperkirakan bahwa densitas

    reseptor monoamin dalam otak dapat berubah setelah 2-4 minggu penggunaan obat dan

    mungkin penting dalam mulainya kerja obat. 1,6

    2.Penghambatan reseptor: TCA juga menghambat reseptor serotonik, a-adrenergik,

    histamin dan muskarinik.

    Gambar : Mekanisme kerja SSRI dan TCA

    B. Kerja

    TCA meningkatkan pikiran, memperbaiki kewaspadaan mental, meningkatkan

    aktivitas fisik dan mengurangi angka kesakitan depresi utama sampai 5O-70% pasien.

    PSIKOFARMAKA Page 12

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    13/43

    Peningkatan perbaikan alam pikiran lambat, memerlukan 2 minggu atau lebih. Obat-obat

    ini tidak menyebabkan stimulasi SSP atau peningkatan pikiran pada orang normal. 2

    Toleransi terhadap sifat antikolinergik TCA berkembang dalam waktu singkat.

    Beberapa toleransi terhadap efek autonom TCA juga terjadi. Ketergantungan fisik dan

    psikologik telah dilaporkan. Obat dapat digunakan untuk memperpanjang pengobatan

    depresi tanpa kehilangan efektivitas. 9

    C. Penggunaan dalam terapi

    Antidepresan trisiklik efektif mengobati depresi mayor yang erat. Beberapa gangguan

    panik juga responsif dengan TCA, lmipramin telah digunakan untuk mengontrol

    ngompol (kencing ditempat tidur) anak-anak (lebih tua dari 6 tahun) karena obat

    menyebabkan kontraksi sfingter interna kandung kencing. Pada waktu ini digunakan

    secara hati-hati karena terjadi aritmia jantung dan masalah kardiovaskular lainnya yang

    berbahaya. Indikasi TCA yaitu untuk depresi berat termasuk depresi psikotik kombinasi

    dengan pemberian antipsikotik, depresi melankolik dan beberapa jenis ansietas.

    Klomipramin banyak digunakan untuk gangguan obsesif kompulsif penggunaan lainnya

    adalah untuk migren, sakit kepala, enuresis dan nyeri kronik.1,6

    D. Farmakokinetik

    1. Absorbsi dan distribusi: TCA mudah diabsorbsi per oral dan karena bersifat lipofilik,

    tersebar luas dan mudah masuk SSP. Pelarutan lipid ini juga menyebabkan obat

    mempunyai waktu paruh panjang, misalnya 4-17 jam untuk imipramin. Akibat

    berbagai variasi metabolismefirstpass pada hati, TCA mempunyai ketersediaan hayati

    yang rendah dan tidak tetap. Karena itu, respons pasien digunakan untuk menetapkan

    dosis. Periode pengobatan awal biasanya 4 - 8 minggu. Dosis dapat dikurangai

    perlahan kecuali bila terjadi relaps. 1-2

    2. Nasib: Obat-obat ini dimetabolisme oleh sistem mikrosomal hati dan dikonjugasi

    dengan asam glukuronat. Akhirnya, TCA dikeluarkan sebagai metabolit non-aktif

    melalui ginjal.

    E. Efek samping

    PSIKOFARMAKA Page 13

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    14/43

    1. Efek antimuskarinik: Penghambatan reseptor asetilkolin menyebabkan penglihatan

    kabur, xerostomi (mulut kering), retensi urine, konstipasi dan memperberat glaukoma

    dan epilepsi. 1,6

    2. Kardiovaskular: Peningkatan aktivitas katekolamin menyebabkan stimulasi iantung

    berlebihan yang dapat membahayakan jika takar lajak dari salah satu obat dimakan.

    Perlambatan konduksi atrioventrikular di antara pasien tua yang depresi perlu

    mendapat perhatian.

    3. Hipotensi ortostatik: TCA menghambat reseptor a-adrenergik sehingga terjadi

    hipotensi ortostatik dan takikardia yang refleks. Pada praktik klinik, masalah ini sangat

    penting terutama untuk orang tua.

    4. Sedasi: Sedasi dapat menonjol,terutama selama beberapa minggu Pertama Pengobatan.

    5. Perhatian: Antidepresan trisiklik harus digunakan berhati-hati pada pasien mania

    depresi, karena dapat menutupi tingkah maniak. Pemberian pada pasien usia lanjut dan

    penderita kondisi medis lain khususnya penderita jantung juga harus berhati-hati. Usia

    lanjut sangat sensitif terhadap efek samping berkaitan dengan interaksi TCA dengan

    reseptor kolinergik dan alpha adrenergik sehingga menyebabkan pasien jatuh dan

    patah tulang.Antidepresan trisiklik mempunyai indeks terapi yang sempit sehingga

    berbahaya bila mengalami overdosis;puskes dan juara. misalnya 5-6 kali dosis

    maksimal harian imipramin dapat letal. Pasien depresi yang ingin bunuh diri harus

    diberikan obat secara terbatas dan perlu dimonitor.6

    F. Cara Pemberian

    Pemberian TCA dimulai dengan dosis rendah yang ditingkatkan secara bertahap

    setelah 7-10 hari tidak ada reaksi. Bila setelah 2 minggu masih tidak ada reaksi, dosis

    boleh ditingkatkan lagi. Reaksi klinik mungkin terlambat dan dicapai setelah 4 minggu

    pemberian. Pada usia lanjut dan pasien dengan gagal ginjal dan hepar, berikan dalam

    dosis kecil dan titrasi yang lebih bertahap untuk meminimalkan toksisitas. Penghentian

    obat secara mendadak dapat menyebabkan fenomena rebound pada efek samping

    kolinergik, oleh karena itu turnka disis secara bertahap sebanyak 25-50 mg setiap 3-7

    hari.7,8

    Tabel: Gambaran obat antidepresan trisiklik

    PSIKOFARMAKA Page 14

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    15/43

    SELECTIVE SEROTONIN REUPTAKE INHIBITOR

    Selective serotonin reuptake inhibitor(SSRI) merupakan grup kimia antidepresan baru

    yang khas, hanya menghambat ambilan serotonin secara spesifik. Berbeda dengan

    antidepresan trisiklik yang menghambat tanpa seleksi ambilan-ambilan norepinefrin,

    serotonin, reseptor muskarinik, H,-histaminik dan a,-adrenergik. Dibanding dengan

    antidepresan trisiklik, SSRI menyebabkan efek antikolinergik lebih kecil dan

    kordiotoksisitas lebih rendah. Namun demikian, inhibitor ambilan kembali serotonin yang

    PSIKOFARMAKA Page 15

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    16/43

    baru harus digunakan secara seksama sampai nanti setelah efek iangka panjang diketahui.

    1,6

    A. Kerja

    Gambar : mekanisme kerja SSRI 11

    Trisiklik (TCA) memblokade reuptake dari noradrenalin dan serotonin yang menuju

    neuron presinaps. SSRI hanya memblokade reuptake dari serotonin. MAOI menghambat

    pengrusakan serotonin pada sinaps. Mianserin dan mirtazapin memblokade reseptor alfa 2presinaps. Setiap mekanisme kerja dari antidepresan melibatkan modulasi pre atau post

    sinaps atau disebut respon elektrofisiologis.

    B. Penggunaan dalam terapi

    SSRI sangat efektif digunakan untuk mengobati depresi dan beberapa jenis

    gangguan cemas (misalnya gangguan obsesif komulsif, gangguan panik dan sosial

    fobia). SSRI juga efektif diguakan pada komorbiditas depresi dengan gangguan fisik,

    misalnya penyakit jantung. Kejang dan trauma kepala, stroke, demensia, penyakit

    parkinson, asma, glaukoma dan kanker.8

    C. Farmakokinetik dan Efek samping

    SSRI yang ada di indonesia fluoxelin, paroxetin, fluvoxamin dan sertralin. SSRI

    diserap baik dengan pemberian oral, level puncak dalam darah setelah 6 jam. Penyerap

    di usus tidak di pengaruhi oleh makanan.1,6

    PSIKOFARMAKA Page 16

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    17/43

    SSRI secara selektif menghambat ambilan kembali serotonin dan dapat

    menyebabkan efek samping saluran cerna dan penundaan orgasme; obat ini relatif aman

    pada overdosis. Golongan antidepresan antagonis 5-HT2 (nefazodone), SNRI

    (venlafaxine), NARI (reboxetine) dan NaSSA (mirtazapine) juga menyebabkan efek

    samping yang lebih sedikit dibandingkan antidepresan trisiklik, dan juga relatif aman

    pada overdosis, dizzines sementara, mengantuk, tremor, berkeringat, sakit kepala,

    mulut kering, diare, mual, muntah, penurunan berat badan (sementara), di fungsikan

    seksual. SSRI kadang-kadang juga memyebabkan efeksamping cemas dan insomnia

    (fluoxetin), somnolen atau mengantuk berat (paroxetin), diare (sertralin). Pada minggu

    pertama terapi dengan SSRI, sering menimbulkan gejala cemas, gelisah, insomnis, dan

    gangguan pada pencernaan. Apabila tidak dijelaskan kepada pasien bahwa gejala

    tersebut akan menghilang dengan berlalunya waktu, pasien sering kali menghentikan

    obat. Pemberian benzodiazepin sementara (misalnya alprazolam) dapat mengurangi

    lama dan beratnya gejala. 2,7

    SSRI lebih aman dibandingkan dengan antidepresan TCA bila terjadi overdosis.

    Penghentian obat secara mendadak dapat menimbulkan gejala yang bersifat sementara,

    misalnya lemas, anggota gerak kesemutan, dizziness dan lain-lain

    Fluoxetin dapat menyebabkan hipoglikemia oleh karen itu pada pasien yang yang

    mendapat terapi insulin harus ada penyesuaian dosis.

    D. Cara Pemberian

    Pemberian SSRI dimulai dengan dosis kecil yang ditingkatkan secara bertahap 2-3

    minggu. Reaksi optimal didapat setelah 4-6 minggu. Pada pasien usia lanjut, disfungsi

    ginjal dan hepar, berikan dosis rendah.puskes dimulai degan dosis tunggal 10 mg pada

    pagi hari. Reaksi klinis setelah beberapa minggu pemberian. Dosis dapat ditingkatkan

    secara bertahap setelah 2 minggu pemerian menjadi 20 mg, 40 mg dan dosis maksimal

    adalah 60 mg. Untuk bulimia nervosa dosis awal 60mg/hari. 3,9

    Fluoksetin

    1. Efek: Fluoksetin merupakan contoh antidepresan yang selektif menghambat

    ambilan serotonin. Fluoksetin sama manfaatnya dengan antidepresan trisiklik

    dalam pengobatan depresi major. Obat ini bebas dari efek samping antidepresan

    trisiklik, termasuk efek antikolinergik, hipotensi ortosiatik dan peningkatan berat

    PSIKOFARMAKA Page 17

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    18/43

    badan. Dokter umum yang banyak menulis resep antidepresan lebih menyukai

    fluoksetin dibanding antidepresan trisiklik. Dengan demikian, fluoksetin sekarang

    paling banyak diresepkan di AS sebagai antidepresan. 1

    2. Pengggunaan dalam terapi: lndikasi utama fluoksetin. Yang lebih unggul

    daripada antidepresan trisiklik, adalah depresi. Digunakan pula untuk mengobati

    bulimia nervosa dan gangguan obsesi kompulsif. Untuk berbagai indikasi lain,

    termasuk anoreksia nervosa, gangguan panik, nyeri neuropati diabetik dan sindrom

    Premenstrual.

    3. Farmakokinetik: Fluoksetin dalam terapi terdapat sebagai campuran R dan

    enantiomer S yang lebih aktif' Kedua senyawa mengalami demetilasi menjadi

    metabolit aktif,norfluoksetin. Fluoksetin dan norfluoksetin dikeluarkan secara

    lambat dari tubuh dengan waktu paruh 1 sampai 10 hari untuk senyawa asli dari 3-

    30 hari untuk metabolit aktif . Dosis terapi fluoksetin diberikan oral dan

    konsentrasi plasma yang mantap tercapai setelah beberapa minggu pengobatan

    Fluoksetin merupakan inhibitor kuat untuk isoenzim sitokrom P-450 hati yang

    berfungsi untuk eliminasi obat antidepresan trisiklik, obat neuroleptika dan

    beberapa obat antiaritmia dan antagonisB-adrenergik. Sekitar 7% kulit putih tidak

    mempunyai enzim P-450 sehingga metabolisme fluoksetin sangat lambat.

    4. Efek samping: Efek samping yang sering diakibatkan fluoksetin disimpulkan

    dalam. Efek-efek seperli hilang libido, ejakulasi terlambat dan anorgasme

    barangkali sedikit dilaporkan sebagai efek samping yang sering ditemukan dokter,

    dan tidak ditonjolkan dalam daftar standar efek samping. Takar lajak fluoksetin

    tidak menyebabkan aritmia jantung tetapi dapat menimbulkan kejang. Misalnya,

    laporan pasien yang minum overdosis fluoksetin (sampai 1200 mg dibanding

    dengan 20 mg/hari sebagai dosis terapi) kira-kira separuh di antaranya tidak

    memperlihatkan gejala. 1,6

    Antidepresan lain yang mempengruhi ambilan serotonin adalah trazodon,

    fluvoksamin, nefazodon,paroksetin,sertralin dan venlafaksin. Obat-obat SSRI ini berbeda

    dengan fluoksetin dalam efek relatif pada ambilan serotonin dan norepinefrin. Obat-obat ini

    tidak Iebih efektif dari fluoksetin tetapi bentuk efek samping agak berbeda. Eliminasi obat

    PSIKOFARMAKA Page 18

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    19/43

    antar pasien (termasukfluoksetin) bervariasi besar. Kegagalan dalam toleransi salah satu

    obat tidak perlu menghalangi percobaan SSRI lain. 2,7

    Fluvoxamine: dosis awal untuk gangguan obsesif-kompulsif adalah 50mg/hari.

    Dinaikkan secara bertahap 50mg/hari setiap 4-7 hari. Dosis maksimum 300mg/hari. Bila

    diperlukan dosis melebihi 100mg/harimaka dosis dibagi dalam 2 kali pemberian untuk

    mengurangi efek samping.

    Proxetin: dosis awal untuk depresi adalah 20 mg dosis tunggal di pagi hari. Bila

    reaksi kurang memadai setelah pemberiann 2-3 minggu dosis daat dinaikkan 10mg/hari

    sampai dosis maksimum 50mg/hari. Dosis awal untuk gangguan panik 10mg/hari, dosis

    tunggal di pagi hari ditingkatkan 10mg/hari setiap minggu, dosis maksimal 40mg/hari.

    Dosis awal untuk gangguan obsesif kompulsif, dosis tunggal 20mg di pagi hari,

    ditingkatkan setiap minggu 10mg/hari sampai dosis maksimal 60 mg/hari. Dosis awal

    untuk gangguan fobia sosial 20mg/hari, dosis tunggal di pagi hari, di tingkatkan 10mg/hari

    minggu sampai dosis maksimal 60mg/hari.

    Sertralin: dosis awal 50mg/hari diberikan sebagai dosis tunggal di pagi atau sore

    hari. Bila reaksi belum efektif setelah pemberian 1 minggu atau lebih, dosis dapat

    dinaikkan secara bertahap sampai dosis maksimal 200mg. Pada pasien usia lanjut atau

    gagal ginjal dan hepar mulai dengan dosis 25mg di pagi hari.

    Tabel Gambaran obat anti depresan SSRI.

    MONOAMIN OKSIDASE INHIBITORS (MAOI)

    Monoamin oksidase (MAO) adalah suatu enzim mitokondria yang ditemukan

    dalam jaringan saraf dan jaringan lain, seperti usus dan hati. Dalam neuron, MAO

    PSIKOFARMAKA Page 19

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    20/43

    berfungsi sebagai "katup penyelamat", memberikan deaminasi okidatif dan meng-

    nonaktifkan setiap molekul neurotransmiter (norepinefrin, dopamin, dan serotonin) yang

    berlebihan dan bocor keluar vesikel sinaptik ketika neuron istirahat. inhibitor MAO dapat

    meng-nonaktifkan enzim secara ireversibel atau reversibel, sehingga molekul

    neurotransmiter tidak mengalami degradasi dan karenanya keduanya menumpuk dalam

    neuron presinaptik dan masuk ke ruang sinaptik. Hal ini menyebabkan aktivasi reseptor

    norepine dan serotonin, dan menyebabkan aktivasi antidepresi obat, Tiga inhibitor MAO

    yang ada untuk pengobatan depresi sekarang:, isokarboksazid, dan tranilsipromin; tidak

    ada satu obat-pun sebagai prototip. Penggunaan inhibitor MAO sekarang terbatas karena

    pembatasan diet yang dibutuhkan pasien pengguna inhibitor MAO. 1,3

    MAOI secara ireversibel menghambat degradasi metabolik monoamine dengan

    berikatan secara ireversibel dengan MAO tipe A dan B, sehingga dapat menyebabkan

    krisis hipertensi yang dapat mematikan (cheese reaction) akibat penghambatan

    metabolisme perifer amin penekan: makanan yang kaya akan tiramin, amin

    simpatomimetik yang bekerja tidak langsung, L-dopa dan pethidine harus dihindari pada

    pasien yang menggunakan MAOI. MAOI dapat mematikan pada overdosis.

    A. Cara kerja

    Sebagian besar inhibitor MAO, seperti isokarboksazid membentuk senyawa

    kompleks yang stabil dengan enzim, menyebabkan inaktivasi yang ireversibel. Ini

    mengakibatkan peningkatan depot norepinefrin, serotonin dan dopamin dalam neuron

    dan difusi selanjutnya sebagai neurotransmiter yang berlebih ke dalam ruang sinaptik.

    Obat ini menghambat bukan hanya MAO dalam obat, tetapi oksidase yang

    mengkatalisis deaminasi oksidatif obat dan substansi yang mungkin toksik seperti

    tiramin yang ditemukan pada makanan tertentu. Karena itu, inhibitor MAO banyak

    berinteraksi dengan obat ataupun obat-makanan.1,6

    PSIKOFARMAKA Page 20

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    21/43

    Gambar : mekanisme kerja MAO inhibitor

    B. Kerja

    Meskipun MAO dihambat setelah beberapa hari pengobatan, kerja anti depresan

    MAO inhibitor seperti TCA terlambat beberapa minggu. Fenelzin dan tranilsipromin

    mempunyai efek stimulan ringan seperti amfetamin.

    C. Pengguna dalam terapi

    MAOI digunakan untuk pasien depresi yang tidak responsif atau alergi denganantidepresan trisiklik atau yang menderita ansietas hebat. Pasien dengan aktivitas

    psikomotor lemah dapat memperoleh keuntungan dari sifat stimulasi MAOI ini. Obat

    ini juga digunakan dalam pengobatan fobia. Demikian pula subkategori depresi yang

    disebut depresi atipikal. Depresi atipikal ditandai dengan pikiran yang labil, menolak

    kebenaran dan ganguan nafsu makan.

    PSIKOFARMAKA Page 21

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    22/43

    D. Farmakokinetik

    Obat-obat ini mudah diabsorsi pada pemberian oral tetapi efek antidepresan

    memerlukan 2-4 minggu pengobatan. Regenerasi enzim jika dinonaktifkan secara

    ireversibel, berbeda tapi biasanya terjadi beberapa minggu setelah penghentian

    pengobatan. Dengan demikian jika merubah obat antidepresan, mesti disediakan waktu

    minimum 2 minggu setelah penghentian terapi MAOI. Obat ini dimetabolisme dan

    diekskresikan dengan cepat dalam urin 1

    E. Efek samping

    Efek samping yang hebat dan sering tidak diramalkan membatasi penggunaan

    MAOI. Misalnya, tiramin, terdapat dalam makanan tertentu, seperti keju tua, hati

    ayam, bir dan anggur merah biasanya diinaktifkan oleh MAO dalam usus. Orang-

    orang yang menerima MAOI tidak dapat menguraikan tiramin yang diperoleh dalam

    makanan ini. Tiramin menyebabkan lepasnya katekolamin dalam jumlah besar, yang

    tersimpan di ujung terminal syaraf, sehingga terjadi sakit kepala, takikardia, mual,

    hipertensi, aritmia jantung dan stroke. Karena itu, pasien harus di beritahu

    menghindarkan makanan yang mengandung tiramin. Fentolamin atau prazosin

    berguna dalam pengobatan hiperensi akibat tiramin. [catatan: Pengobatan dengan

    MAOI dapat berbahaya terutama pasien depresi dengan tendensi bunuh diri. Ada

    kemungkinan pasien tersebut menggunakan makanan yang mengandung tiramin

    secara sengaja]. Efek samping lain dalam pengobatan MAOI termasuk mengantuk,

    hipotensi ortostatik, penglihatan kabur, mulut kering, disuria dan konatipasi. MAOI

    dan SSRI jangan diberikan bersamaan karena bahaya sindrom serotinin yang dapat

    mematikan. Kedua obat memerlukan periode pencucian 6 minggu sebelum

    memberikan obat lain.2,6

    SELECTIVE NOREPINEPHRIN AND SEROTONIN REUPTAKE INHIBITOR

    (SNRI)

    Salah satu contoh obat golongan SNRI adalah venlafaxine yang menyebabkan

    penghambtan sentral selektif terhadap ambilan kembali noradrenalin dan serotoni.

    Venlafaxien memiliki efek samping yang sama dengan SSRI, yang tersering adalah mual,

    sakit kepala, insomnia, somnolen, mulut kering, pusing, konstipasi, astenia, berkeringat dan

    PSIKOFARMAKA Page 22

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    23/43

    gugup. Kebaynyakan efek samping ini terkait dosis dan sebagian besar menurun intensitas

    dan frekuensinya seiring waktu. Pada dosis yang lebih tinggi dapat terjadi hipertensi.

    Overdosis mengakibatkan perubahan EKG (seperti pemanjangan interval QT,

    pemanjangan QRS) takikardi sinus, takikardi ventrikel, bradikardia dan kejang. 1,6

    ATYPICAL ANTIDEPRESSANT

    Salah satu contoh atypical antidpressant yaitu bupropion, memiliki struktur kimia

    mirip amfetamin, obat ini diduga bekerja pada efek dopaminergik. Efek samping utama

    berupa perangsangan sentral agitasi, ansietas dan insomnia pada 2% pasien. Efek samping

    lain yang dapat terjadi ialah mulut kering, migrain, mual, muntah, konstipasi dan tremor.

    Bupropion tidak memperlihatkan efek antikolinergik dan tidak mengahambat MAO.

    Dosis awal dewas 100mg 2 kali sehari, tergantung respons kliniknya, dapat

    ditingkatkan hinggga 300mg/hari. Diberika dalam dosis 100mg/kali. Efek terlihat setelah 4

    minggu atau lebih. Dosis dapat dinaikkan hingga 450mg/hari diberikan dalam dosis terbagi.

    1,7

    Pemilihan jenis obat anti-depresi tergantung pada banyak faktor, toleransi pasien

    terhadap efek samping dan penyesuain efek samping terhadap kondisi pasien (usia, penyakit fisiktertentu, jenis depresi), interaksi obat dan faktor harga.

    Sebaiknya dalam pemilihan sediaan antidepressan perlu dilakukan evaluasi psikiatrik

    pasien secara menyeluruh dan pemeriksaan kondisi medis pasien secara menyeluruh. Mengingat

    profil efek samping, untuk penggunaan pada sindrom depresi ringan dan sedang yang datang

    PSIKOFARMAKA Page 23

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    24/43

    berobat jalan pada fasilitas pelayanan umum kesehatan umum, pemilihan obat anti depresi

    sebaiknya mengikuti urutan (step care). 7,8

    Step 1 : golongan SSRI (sertaline, ect)

    Step 2 : golongan trisiklik (Amitriptyline, etc)

    Step 3 : golongan tetrasiklik (maprotiline, etc)

    golongan atypical (trazodone)

    golongan MAOI (moclobemide)

    Pertama-tama menggunakan golongan SSRI yang efek sampingnya sangat minimal

    (meningkatkan kepatuhan minum obat, bisa digunakan pada berbagai kondisi medik), spectrum

    efek anti-depresi luas, dan gejala putus obat minimal, serta lethal dose yang tinggi (>6000 mg)

    sehingga relatif aman. 1,6

    Bila telah diberikan dengan dosis yang adekuat dalam jangka waktu yang cukup (sekitar

    3 bulan) tidak efektif, dapat beralih ke pilihan kedua, golongan trisiklik, yang spektrum anti

    depresinya juga luas tetapi efek sampingnya relatif lebih berat.

    Bila pilihan kedua belum berhasil, dapat beralih ketiga dengan spectrum anti depresi

    yang lebih sempit, dan juga efek samping lebih ringan dibandingkan trisiklik, yang teringan

    adalah golongan MAOI. Disamping itu juga dipertimbangkan bahwa pergantian SSRI ke MAOI

    membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat untuk washout period guna mencegah timbulnya

    serotonin malignant syndrome.

    PEMBERIAN DOSIS

    Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:

    onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu

    efek sekunder (efek samping) : sekitar 12-24 jam

    waktu paruh : 12-48 jam (pemberian 1-2 kali perhari).

    Ada lima proses dalam pengaturan dosis, yaitu:a) Initiating Dosage (dosis anjuran), untuk mencapai dosis anjuran selama minggu I. Misalnya

    amytriptylin 25 mg/hari pada hari I dan II, 50 mg/hari pada hari III dan IV, 100 mg/hari pada

    hari V dan VI.

    PSIKOFARMAKA Page 24

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    25/43

    b) Titrating Dosage (dosis optimal), dimulai pada dosis anjuran sampai dosis efektif kemudian

    menjadi dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari selama 7 sampai 15 hari (miggu

    II), kemudian minggu III 200 mg/hari dan minggu IV 300 mg/hari.

    c) Stabilizing Dosage (dosis stabil), dosis optimal dipertahankan selama 2-3 bulan. Misalnya

    amytriptylin 300 mg/hari (dosis optimal) kemudian diturunkan sampai dosis pemeliharaan.

    d) Maintining Dosage (dosis pemeliharaan), selama 3-6 bulan. Biasanya dosis pemeliharaan

    dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari.

    e) Tappering Dosage (dosis penurunan), selama 1 bulan. Kebalikan dari initiating dosage.

    Misalnya amytriptylin 150 mg/hari 100 mg/hari selama 1 minggu, 100 mg/hari 75

    mg/hari selama 1 minggu, 75 mg/hari 50 mg/hari selama 1 minggu, 50 mg/hari 25

    mg/hari selama 1 minggu.

    Dengan demikian obat anti depresan dapat diberhentikan total. Kalau kemudian sindrom

    depresi kambuh lagi, proses dimulai lagi dari awal dan seterusnya. Pada dosis pemeliharaan

    dianjurkan dosis tunggal pada malam hari (single dose one hour before sleep), untuk golongan

    trisiklik dan tetrasiklik. Untuk golongan SSRI diberikan dosis tunggal pada pagi hari setelah

    sarapan. Pemberian obat anti depresi dapat dilakukan dalam jangka panjang oleh karena

    addiction potential-nya sangat minimal. 7

    PSIKOFARMAKA Page 25

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    26/43

    KEGAGALAN TERAPI

    Kegagalan terapi pada umumnya disebabkan:

    Kepatuhan pasien menggunakan obat (compliance), yang dapat hilang oleh karena adanya

    efek samping, perlu diberikan edukasi dan informasi

    Pengaturan dosis obat belum adekuat

    Tidak cukup lama mempertahankan pada dosis minimal

    Dalam menilai efek obat terpengaruh oleh presepsi pasien yang tendensi negative, sehingga

    penilaian menjadi bias.

    III.Anti-Mania

    Mania merupakan gangguan mood atau perasaan ditandai dengan aktivitas fisik yang

    berlebihan dan perasaan gembira yang luar biasa yang secara keseluruhan tidak sebanding

    dengan peristiwa positif yang terjadi. Hal ini terjadi dalam jangka waktu paling sedikit satu

    minggu hampir setiap hari terdapat keadaan afek (mood, suasana perasaan) yang meningkat

    ekspresif atau iritabel.1,2 Sindroma mania disebabkan oleh tingginya kadar serotonin dalam

    celah sinaps neuron, khususnya pada sistem limbik, yang berdampak terhadap dopamine

    receptor supersensitivity. Lithium karbonat merupakan obat pilihan utama untuk meredakan

    PSIKOFARMAKA Page 26

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    27/43

    sindroma mania akut dan profilaksis terhadap serangan sindroma mania yang kambuh pada

    gangguan afektif bipolar.2 Bentuk mania yang lebih ringan adalah hipomania. Mania

    seringkali merupakan bagian dari kelainan bipolar (penyakit manik-depresif). Beberapa

    orang yang tampaknya hanya menderita mania, mungkin sesungguhnya mengalami episode

    depresi yang ringan atau singkat. Baik mania maupun hipomania lebih jarang terjadi

    dibandingkan dengan depresi. Mania dan hipomania agak sulit dikenali, kesedihan yang berat

    dan berkelanjutan akan mendorong seseorang untuk berobat ke dokter, sedangkan

    kegembiraan jarang mendorong seseorang untuk berobat ke dokter karena penderita mania

    tidak menyadari adanya sesuatu yang salah dalam keadaan maupun perilaku mentalnya.10

    LITHIUM KARBONAT

    Lithium karbonat adalah jenis garam lithium yang paling sering digunakan untuk

    mengatasi gangguan bipolar, menyusul kemudian lithium sitrat. Sejak disahkan oleh Food and

    Drug Administration (FDA) pada tahun 1970 untuk mengatasi mania akut, lithium masih efektif

    PSIKOFARMAKA Page 27

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    28/43

    dalam menstabilkan mood pasien dengan gangguan bipolar. Efek samping yang ditimbulkan dari

    penggunaan lithium hampir serupa dengan efek mengonsumsi banyak garam, yakni tekanan

    darah tinggi, retensi air, dan konstipasi. Oleh karena itu, selama penggunan obat ini harus

    dilakukan tes darah secara teratur untuk menentukan kadar lithium mengingat dosis terapeutik

    lithium berdekatan dengan dosis toksik. Bagaimana kerja lithium sebenarnya dalam mengatasi

    mania belum diketahui secara pasti, diduga ion lithium menimbulkan efek menstabilkan mood

    dengan menghambat inositol monophosphatase (IMPase) dengan subsitusi satu dari dua ion

    magnesium pada sisi aktif IMPase. IMPase merupakan enzim yang diyakini sebagai penyebab

    beberapa gangguan bipolar.5,6 Pendapat lain mengatakan bahwa efek antimania lithium

    disebabkan oleh kemampuannya mengurangi dopamine receptor supersensitivity dengan

    meningkatkan cholinergic-muscarinic activity dan menghambat Cyclic AMP.3

    A. Dosis

    Dosis lithium tergantung pada kebutuhan medis pasien, umur, berat badan dan fungsi

    ginjal. Dosis dari lithium berkisar antara 600-2400 mg per hari, meskipun sebagian besar pasien

    akan stabil pada 600-1200 mg per hari. Untuk tablet atau kapsul immediate release biasa

    diberikan 3 dan 4 kali sehari.

    Sedangkan tablet controlled release diberikan dua kali sehari, interval 12 jam. Pemberian

    dosis lithium harus dilakukan hati-hati dan individual, yakni berdasarkan kadar dalam serum dan

    respon klinis. Pada mania akut, pasien biasanya memberikan respon optimal terhadap

    lithium karbonat jika diberikan dosis 1800 mg per hari, dengan dosis terbagi. Dosis ini secara

    normal akan menghasilkan kadar lithium serum yang diinginkan berkisar antara 1 dan 1,5 mEq/l.

    Kontrol jangka panjang, kadar serum lithium yang diinginkan adalah 0,6 -1,2 mEq/l. Dosis

    bervariasi per individu, tapi biasanya berkisar 900 - 1200 mg per hari dalam dosis terbagi.

    Monitor serum dilakukan setiap dua bulan. Pada pasien yang sangat sensitif biasanya

    memperlihatkan tanda toksik pada kadar lithium serum dibawah 1,0 mEq/l.1

    B. Efek Samping

    Efek samping lithium seperti tremor, diare, nausea, dan sering kencing, bergantung pada dosis yang

    dikonsumsi. Pada kadar lithium darah yang tinggi (> 2 mg), pasien akan mengalami ataksia,

    kebingungan, bahkan koma. Beberapapasien dapat mencapai kadar lithium darah normal (sekitar 1

    mg) dengan mengkonsumsi dua pil perhari sementara pada pasien lainnya perlu dua belas pil per

    hari. Jika kita dapat mengukur kadar obat dalam darah pada semua jenis obat serupa, kemungkinan

    PSIKOFARMAKA Page 28

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    29/43

    kita dapat menemukan perbedaan individual. Ini dapat menjelaskan mengapa beberapa pasien

    skizofrenia menunjukkan perbaikan dengan pemberian 200 mg klorpromazin per hari sementara

    yang lainnyamemerlukan 2000 mg per hari.

    Gejala intoksikasi (kadar serum lithium > 1,5 mEq/L) dapat berupa : 4

    Gejala dini : muntah, diare, tremor kasar, mengantuk, konsentrasi pikiran menurun, bicara

    sulit, pengucapan kata tidak jelas, dan gaya berjalan tidakstabil.

    Dengan semakin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran menurun dapat sampai

    koma dengan hipertoni otot dan kedutan, oliguria, dan kejangkejang

    KARBAMAZEPIN

    Karbamazepin adalah suatu obat iminodibenzylyang secara structuralmirip dengan imipramine(tofranil) dan disetujui digunakan di Amerika Serikat sebagai anti epilepsi. Struktur molekul

    adalah serupa dengan struk trisiklik dari imipramin. Karbamazepin sering digunakan sebagai

    terapi alternatif pengganti lithium walaupun efeknya tidak sekuat lithium. Cara kerja

    karbamazepin belum diketahuidengan pasti, dapat digunakan sebagai antimania akut dan terapi

    profilaksis. Efeksampingnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan lithium.5

    A. Indikasi

    Karbamazepin pertama-tama digunakan untuk pengobatan trigeminal neuralgia, kemudian

    ternyata bahwa obat ini efektif terhadap bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik-klonik

    (antikonvulsan) dan sebagai mood modulator. Saat ini karbamazepin merupakan antiepilepsi

    utama di Amerika Serikat untuk mengatasi berbagai bangkitan kecuali bangkitan lena.

    Karbamazepin juga dapat digunakan sebagai antimania dan terapi profilaksis. Indikasi

    penggunaan terapeutik penggunaan karbamazepin adalah :3

    Epilepsi

    Gangguan bipolar (mania, depresi)

    Skizofrenia dan gangguan skizoafektif

    Gangguan depresif

    Gangguan pengendalian impuls

    B. Dosis

    PSIKOFARMAKA Page 29

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    30/43

    Karbamazepin biasanya dimulai dengan dosis 200-400 mg per hari dalam 3 atau 4 dosis dan

    ditingkatkan menjadi 800-1000 mg per hari pada akhir minggu pertama pengobatan. Bila

    kemajuan terapi tidak tercapai pada akhir minggu ke-2 pengobatan dan pasien tidak mempunyai

    efek intoleransi obat maka dosis karbamazepin dapat ditingkatkan sampai 1600 mg per hari.4

    Dosis Anjuran untuk karbamazepin adalah 400-600 mg per hari 2-3 kali pemberian.2 Dalam

    buku Farmakologi dan Terapi FK Universitas Indonesia diterangkan bahwa dosis untuk anak di

    bawah 6 tahun adalah 100 mg per hari, anak usia 6-12 tahun adalah 2 kali 100 mg per hari. Dosis

    awal untuk dewasa 2 kali 200 mg hari pertama, selanjutnya dosis ditingkatkan secara bertahap.

    Dosis penunjang berkisar antara 800-1200 mg per hari untuk dewasa dan 20-30 mg per KgBB

    untuk anak. Dengan dosis ini umumnya tercapai kadar terapi dalam serum 6-8 g/ml.5

    NATRIUM DIVALPROEX

    Natrium divalproex adalah obat antikonvulsan, namun juga digunakan dalam terapi

    mania dan untuk membantu mencegah sakit kepala migrain. Di Amerika Serikat dijual dengan

    berbagai nama dagang seperti Depacon, Depakene, Depakote dan Depakote sprinkle.10 Obat ini

    secara kimia dibentuk oleh gabungan antara natrium valproat dan asam valproat dengan

    perbandingan 1 : 1. Pertama kali ditemukan pada tahun 1963 mempunyai efek sebagai

    antikonvulsan dan pada tahun 1978 diperbolehkan digunakan di Amerika Serikat. Melalui

    penelitian yang dlakukan pada tahun 1995 ditemukan bahwa natrium divalproex juga efektif

    sebagai antimania.5

    A. Indikasi

    Obat ini efektif untuk penanganan epilepsi, baik bangkitan sederhana, kompleks, absen,

    campuran dan tonik klonik (grand mall). Natrium divalproex ini juga digunakan untuk

    penanganan gangguan bipolar episode manik pada dewasa, dan mencegah sakit kepala migrain.

    Natrium divalproex juga merupakan alternatif terapi yang penting sebagai pengganti lithium

    dalam penggunaan dengan tujuan pemeliharaan untuk kasuskasus gangguan bipolar (terutama

    pada pasien dengan siklus berulang), penderita dengan riwayat disforia atau mania campuran,

    gangguan anxietas, atau penyakit

    otak organik.5

    B. Dosis

    PSIKOFARMAKA Page 30

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    31/43

    Sedian natrium divalproex tersedia dalam tablet 125 mg, 250 mg, 500 mg, bentuk kapsul 125 mg

    dan bentuk sirup 250 mg per 5 ml. Untuk penanganan mania, terapi diawali dengan dosis harian

    750 mg. pada beberapa pasien dosis harus ditingkatkan sampai 1000 mg per hari.

    C. Efek Samping

    HALOPERIDOL

    Haloperidol adalah turunan butiropenon yang mempunyai aktivitas sebagai antipsikotik dan

    efektif untuk pengelolaan hiperaktivitas, agitasi dan mania. Reaksi ekstrapiramidal timbul pada

    80% penderita yang diobati dengan haloperidol.9 Pada orang normal efek haloperidol mirip

    fenotiazin piperazin. Haloperidol memperlihatkan efek antipsikotik yang kuat dan efektif untuk

    mania dan skizofrenia. Efek penotiazin piperazin dan butiropenon berbeda secara kuantitatif

    karena butiropenon selain menghambat efek dopamin, juga meningkatkan turn over ratenya.9

    Haloperidol cepat diserap dari saluran cerna. Kadar puncaknya dalam plasma tercapai dalam

    waktu 2-6 jam sejak obat diminum, menetap sampai 72 jam dan masih dapat ditemukan dalam

    plasma sampai berminggu-minggu. Obat ini ditimbun dalam hati dan kira-kira 1% dari dosis

    yang diberikan dieksresikan melalui empedu. Eksresi haloperidol lambat melalui ginjal, kira-kira

    40% obat dikeluarkan selama 5 hari sesudah pemberian dosis tunggal.10

    A. Indikasi

    Haloperidol diindikasikan pada keadaan

    - Psikosis akut dan kronis

    - Halusinasi pada skizofrenia

    - Kelainan sikap dan tingkah laku pada anak

    PSIKOFARMAKA Page 31

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    32/43

    Haloperidol menenangkan dan menyebabkan tidur pada orang yang mengalami eksitasi. Efek

    sedatif haloperidol kurang kuat dibanding klorpromazin (CPZ), sedangkan efek haloperidol

    terhadap EEG menyerupai CPZ yakni memperlambat gelombang teta. Haloperidol dan CPZ

    sama kuat menurunkan ambang rangsang konvulsif. Haloperidol menghambat sistem dopamin

    dan hipotalamus, juga menghambat muntah yang ditimbulkan oleh apomorfin.5 Efek haloperidol

    terhadap sistem saraf otonom lebih kecil daripada antipsikotik lain, walaupun haloperidol dapat

    menyebabkan pandangan mata menjadi kabur (Blurring of Vision). Obat ini menghambat

    aktivitas reseptor alpa yang disebabkan oleh amin simpatomimetik, tetapi hambatannya tidak

    sekuat hambatan CPZ. Haloperidol menyebabkan hipotensi, tetapi tidak sesering dan sehebat

    hipotensi akibat CPZ. Haloperidol menyebabkan takikardi meskipun kelainan EKG belum

    pernah dilaporkan. Seperti halnya CPZ, haloperidol menyebabkan galaktore.10

    B. Dosis

    Sedian haloperidol terdapat dalam bentuk tablet : 0,5 mg, 1,5 mg dan 5 mg, serta dalam bentuk

    likuor (injeksi) : 2 mg/ml dan 5 mg/ml. Besarnya dosis tergantung kepada umur, keadaan fisik

    dan derajat kehebatan gejalanya.11 Untuk dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun :

    - Dosis awal bila gejala sedang : 0,5 mg 2 mg pemberian 2-3 kali per hari.

    - Dosis awal bila gejala berat : 3 mg 5 mg pemberian 2-3 kali per hari.

    Untuk anak 3 -12 tahun : 0,05 mg 0,15 mg per KgBB per hari terbagi dalam 2-3 dosis

    pemberian.10

    Selanjutnya dosis secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhan dan toleransi tubuh.

    C. Efek samping

    Haloperidol menimbulkan reaksi ekstrapiramidal dengan insiden tinggi, terutama pada penderita

    usia muda. Efek samping ekstrapiramidal akibat penggunaan haloperidol memberikan gejala

    Parkinsonisme, akatisia, distonia juga bisa terjadi opistotonus dan okulogirik krisis. Pengobatan

    dengan haloperidol harus dimulai dengan hati-hati. Dapat terjadi depresi akibat reverse keadaan

    mania atau sebagai efek samping yang sebenarnya. Perubahan hematologik ringan dan selintas

    dapat terjadi, tetapi hanya leukopenia dan agranulositosis yang sering dilaporkan. Frekuensi

    PSIKOFARMAKA Page 32

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    33/43

    kejadian ikterus akibat haloperidol rendah. Haloperidol sebaiknya tidak diberikan pada wanita

    hamil sampai obat ini terbukti tidak teratogenik.1,5

    Efek samping yang bisa ditimbulkan oleh haloperidol adalah Tardif diskinesia. Gejala ini muncul

    pada pasien dengan terapi jangka panjang atau muncul setelah terapi dihentikan. Risiko lebih

    besar terjadi pada orang tua, pada terapi dosis tinggi. Gambaran klinis yang terjadi adalah

    gerakan involunter dan berirama, pergerakan lidah, wajah, rahang atau mulut. Kadang-kadang

    bisa muncul gerakan involunter pada kaki. Pengobatan yang diberikan untuk gejala tardif

    diskinesia antara lain adalah pemberian antiparkinson.

    ASAM VALPROAT

    Valproat (depakene) juga disebut asam valproat karena obat ini dengan cepat diubah menjadi

    bentuk asam di dalam lambung. Pertama kali diperkenalkan sebagai obat anti epileptik yang

    efektif di tahun 1963. Di samping itu valproat dan karbamazepin telah terbukti efektif dalam

    PSIKOFARMAKA Page 33

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    34/43

    terapi gangguan bipolar.8 Pemberian valproat per oral cepat diabsorsi dan kadar maksimal serum

    tercapai setelah 1 sampai 3 jam. Dengan masa paruh 8-10 jam kadar dalam darah stabil setelah

    48 jam terapi.. Dari suatu uji klinik terkendali, dosis valproat 1200 mg sehari, hanya

    menyebabkan kantuk, ataksia, dan mual selintas. Terlalu dini untuk mengatakan bahwa obat ini

    aman untuk digunakan karena penggunaannya masih terbatas.8 Sebelum penggunaan asam

    valproat dianjurkan untuk melakukan uji darah komplit dan pemeriksaan faal hepar.5

    A. Indikasi

    Indikasi pemberian asam valproat adalah :

    - Epilepsi

    - Gangguan bipolar

    - Gangguan skizoafektif

    - Gangguan mental lain : gangguan depresif berat, gangguan panik, gangguan stres pasca trauma,

    gangguan bulimia nervosa, putus alkohol, dan hipnotik atau ansiolitik dan gangguan eksplosif

    intermiten. 3

    B. Dosis

    Asam valproat tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg dan bentuk sirup 250 per 5 ml. Dosis hari

    pertama adalah 250 mg diberikan bersama makanan. Dosis dapat dinaikkan sampai 250 mg per

    oral 3 kali per hari selama 3 sampai 6 hari. Kadar plasma teraputik untuk mengendalikan kejang

    adalah 50 dan 100 mg per ml bila obat ditoleransi dengan baik. Dosis anak yang disarankan

    berkisar antara 20- 30 mg per KgBB per hari.3,5

    C. Efek Samping Obat

    Toksisitas asam valproat berupa gangguan saluran cerna, sistem saraf, hati, ruam kulit dan

    allopesia. Gangguan saluran cerna berupa anoreksia, mual dan muntah terjadi pada 16% kasus.

    Efek terhadap sistem saraf pusat berupa kantuk, ataksia, dan tremor, menghilang dengan

    penurunan dosis. Gangguan pada hati berupa peninggian aktivitas enzim-enzim hati, dan sesekali

    terjadi nekrosis hati yang sering berakibat fatal. Kira-kira 60 kasus kematian telah dilaporkan

    akibat penggunaan obat ini. Efek samping pada penggunaan asam valproat dapat dilihat lebih

    rinci pada tabel berikut :

    PSIKOFARMAKA Page 34

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    35/43

    4. Anti-Ansietas

    Antiansietas adalah obat obat yang digunakan untuk mengatasi kecemasan dan

    juga mempunyai efek sedative, relaksasi otot, amnestic, dan antiepileptic.1

    Antiansietas yang terutama adalah benzodiazepine. Banyak golongan obat yang

    mendepresi system saraf pusat (SSP) lain telah digunakan untuk sedasi siang hari pada

    pengobatan ansietas, namun penggunaannya saat ini telah ditinggalkan. Alasannya ialah

    antara lain golongan barbiturate dan meprobamat, lebih toksik pada takar lajak(overdoses).2

    Dari golongan benzodiazepine, yang dianjurkan untuk antiansietas adalah

    klordiazepoksid, diazepam, oksazepam, klorazepat, lorazepam, prazepam, alprazolam,

    dan halozepam. Sedangkan klorazepam lebih dianjurkan untuk pengobatan panic

    disorder.2

    Klasifikasi yang sering dipakai adalah :1

    1. Derivate benzodiazepine :

    - Diazepam (valium)

    - Bromazepam (lexotan)

    PSIKOFARMAKA Page 35

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    36/43

    - Lorazepam (ativan)

    - Alprazolam (xanax)

    - Clobazam (frisium)

    2. Derivate gliserol :

    - Meprobamat

    3. Derivate berbiturat :

    - fenobarbital

    MEKANISME KERJA

    Mayoritas neurotransmitter yang melakukan inhibisi di otak adalah asam amino

    GABA (gamma-aminobutyric acid A). Secara selektif reseptor GABA akan membiarkan

    ion Chlorid masuk ke dalam sel, sehingga terjadi hiperpolarisasi neuron dam

    menghambat penglepasan transmisi neuronal. Secara umum obat obat antiansietas ini

    bekerja di reseptor GABA. Benzodiazepine menghasilkan efek pengikatan terhadap

    reseptor GABA tersebut.1

    EFEK SAMPING DAN KONTRAINDIKASI

    Pada penggunaan dosis terapi jarang timbul efek samping seperti rasa mengantuk,

    tetapi pada kadar takar lajak (overdoses) benzodiazepine menimbulkan efek depresi SSP.

    Efek samping akibat depresi susunan saraf pusat berupa kantuk dan ataksia yang

    merupakan kelanjutan dari efek farmakodinamik obat obat tersebut. Efek antiansietas

    diazepam dapat diharapkan terjadi bila kadar dalam darah mencapai 300-400 ng/mL dan

    pada kadar ini sudah terjadi efek sedasi dan gangguan psikomotor. Intoksikasi SSP yang

    menyeluruh terjadi pada kadar di atas 900-1000 ng/mL.2

    Hal yang ganjil adalah sesekali terjadi peningkatan ansietas. Respon semacam ini

    terjadi khusus pada pasien yang merasa ketakutan dan terjadi penumpulan daya pikir

    sebagai akibat efek samping sedasi antiansietas.Efek yang unik juga adalah dimana

    PSIKOFARMAKA Page 36

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    37/43

    terjadi peningkatan nafsu makan yang mungkin ditimbulkan oleh derivate

    benzodiazepine secara mental.2

    Umumnya, toksisitas klinik benzodiazepine rendah. Bertambahnya berat badan,

    yang mungkin disebabkan karena perbaikan nafsu makan, terjadi pada beberapa pasien.

    Banyak efek samping yang dilaporkan pasien tumpang tindih dengan dengan gejala

    ansietas, oleh sebab itu anamnesis yang cermat sangat penting sehingga dapat dibedakan

    apakah benar merupakan efek samping atau merupakan gejala ansietas.2

    Pemberian dalam jumlah besar dan jangka waktu lama dapat menyebabkan

    toleransi dan dependensi, serta gejala putus zat apabila obat dihentikan secara tiba tiba.1

    Derivate benzodiazepine sebaiknya jangan diberikan bersama dengan alcohol,

    barbiturate dan atau fenotiazin. Kombinasi ini mungkin menimbulkan efek depresi yang

    berlebihan. Pada pasien dengan gangguan pernapasan, benzodiazepine dapat

    memperberat gejala sesak napas.2

    INDIKASI DAN SEDIAAN

    Derivate benzodiazepine digunakan untuk menimbulkan sedasi, menghilangkan

    rasa cemas, dan keadaan psikosomatik yang ada hubungan dengan rasa cemas. Selain

    sebagai antiansietas, derivate benzodiazepine juga digunakan sebagai hipnotik,

    antikonvulsan, pelemas otot, dan induksi anestesi umum yang tentunya dosis untuk

    masing masing tujuan penggunaan berbeda.

    Sebagai antiansietas, klordiazepoksid dapat diberikan secara oral atau bila sangat

    diperlukan, suntikan dapat diulang 2-4 jam dengan dosis 25 100 mg sehari dalam 2 atau

    4 pemberian. Dosis diazepam adalah 2-20 mg sehari, dan pemberian suntik dapat diulang

    tiap 3-4 jam. Klorazepat diberikan secara oral 30 mg sehari dalam dosis terbagi.

    Klodiazepoksid tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan 10 mg. diazepam tersedia

    dalam bentuk tablet 2 mg dan 5 mg. diazepam tersedia sebagai larutan untuk pemberian

    PSIKOFARMAKA Page 37

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    38/43

    rektal pada anak dengan kejang demam. Alprazolam tersedia dalam bentuk tablet 0,5 mg,

    1 mg, dan 2 mg.

    TOLERANSI DAN KETERGANTUNGAN FISIK2

    Keadaan ini terjadi apabila benzodiazepine diberikan dalam dosis tinggi dan

    dalam jangka waktu yang lama. Jadi pemberian golongan obat ini lebih dari 3 minggu

    sebaiknya dihindari. Habituasi dapat terjadi akibat benzodiazepine, namun karena waktu

    paruhnya panjang dan terjadi perubahan menjadi metabolit aktif, gejala putus obat

    mungkin tidak akan Nampak selama 1 minggu sesudah penghentian obat pada pemakaian

    kronik. Umumnya pada pemberian dengan dosis biasa tidak akan terjadi gejala putus

    obat.

    5. Anti-Insomnia

    Pengobatan insomnia secara farmakologi dibagi menjadi dua golongan yaitu

    benzodiazepine dan non-benzodiazepine.

    A. Benzodiazepine (Nitrazepam,Trizolam, dan Estazolam)

    B. Non benzodiazepine (Chloral-hydrate, Phenobarbital)

    Pemilihan obat, ditinjau dari sifat gangguan tidur :

    - Initial Insomnia (sulit masuk ke dalam proses tidur)

    Obat yang dibutuhkan adalah bersifat Sleep inducing anti-insomnia yaitu golongan

    benzodiazepine (Short Acting)

    Misalnya pada gangguan anxietas

    - Delayed Insomnia (proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali ke

    proses tidur selanjutnya)

    Obat yang dibutuhkan adalah bersifat Prolong latent phase Anti-Insomnia, yaitu

    golongan heterosiklik antidepresan (Trisiklik dan Tetrasiklik)

    Misalnya pada gangguan depresi

    - Broken Insomnia (siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-pecah

    menjadi beberapa bagian (multiple awakening).

    PSIKOFARMAKA Page 38

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    39/43

    Obat yang dibutuhkan adalah bersifat Sleep Maintining Anti-Insomnia, yaitu

    golongan phenobarbital atau golongan benzodiazepine (Long acting).

    Misalnya pada gangguan stres psikososial.

    Pengaturan Dosis

    - Pemberian tunggal dosis anjuran 15 sampai 30 menit sebelum pergi tidur.

    - Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan dipertahankan sampai

    1-2 minggu, kemudian secepatnya tapering off (untuk mencegah timbulnya rebound

    dan toleransi obat)

    - Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis lebih perlahan-lahan,

    untuk menghindari oversedation dan intoksikasi

    Ada laporan yang menggunakan antidepresan sedatif dosis kecil 2-3 kali

    seminggu (tidak setiap hari) untuk mengatasi insomnia pada usia lanjut

    Lama Pemberian

    - Pemakaian obat antiinsomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu saja, tidak lebih dari 2

    minggu, agar resiko ketergantungan kecil. Penggunaan lebih dari 2 minggu dapat

    menimbulkan perubahan Sleep EEG yang menetap sekitar 6 bulan lamanya.

    - Kesulitan pemberhetian obat seringkali oleh karena Psychological Dependence(habiatuasi) sebagai akibat rasa nyaman setelah gangguan tidur dapat ditanggulangi.

    Efek Samping

    - Supresi SSP (susunan saraf pusat) pada saat tidur.

    - Hati hati pada pasien dengan insufisiensi pernapasan, uremia, gangguan fungsi hati,

    oleh karena keadaan tersebut terjadi penurunan fungsi SSP, dan dapat memudahkan

    timbulnya koma. Pada pasien usia lanjut dapat terjadi over sedation, sehingga

    resiko jatuh dan trauma menjadi besar, yang sering terjadi adala hip fracture.- Efek samping dapat terjadi sehubungan dengan farmakokinetik obat anti-insomnia

    (waktu paruh) :

    Waktu paruh singkat, seperti Triazolam (sekitar 4 jam) gejala rebound lebih

    berat pada pagi harinya dan dapat sampai menjadi panik

    PSIKOFARMAKA Page 39

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    40/43

    Waktu paruh sedang, seperti Estazolam gejala rebound lebih ringan

    Waktu paruh panjang, seperti Nitrazepam menimbulkan gejala hang over

    pada pagi harinya dan juga intensifying daytime sleepiness

    Penggunaan lama obat anti-insomnia golongan benzodiazepine dapat terjadi

    disinhibiting effect yang menyebabkan rage reaction (perilaku penyerang dan ganas)

    Perhatian Khusus

    - Kontraindikasi :

    Sleep apneu syndrome

    Congestive Heart Failure

    Chronic Respiratory Disease

    - Penggunaan Benzodiazepine pada wanita hamil mempunyai risiko menimbulkan

    teratogenic effect (e.g.cleft-palate abnormalities) khususnya pada trimester

    pertama. Juga benzodiazepine dieksresikan melalui ASI, berefek pada bayi

    (penekanan fungsi SSP)

    6. Anti Obsesif-Kompulsif

    Dalam membicarakan obat anti obsesi kompulsi yang menjadi acuan adalah

    klomipramin.

    Obat anti obsesi kompulsi dapat digolongkan menjadi :

    1. Obat anti obsesi kompulsi trisiklik, contoh klomipramin

    2. Obat anti obsesi kompulsi SSRJ, contoh sentralin, paroksin, flovokamin, Fluoksetin

    PSIKOFARMAKA Page 40

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    41/43

    Mekanisme kerja

    Menghambat re-uptake neurotransmitter serotonin sehingga gejala mereda.

    Cara penggunaan

    Sampai sekarang obat pilihan untuk gangguan obsesi kompulsi adalah

    klomipramin. Terhadap meraka yang peka dapat dialihkan ke golongan SSRI dimana

    efek samping relatif aman. Obat dimulai dengan dosis rendah klomopramin mulai dengan

    25-50 mg /hari (dosis tunggal malam hari), dinaikkan secara bertahap denganpenambahan 25 mg/hari sampai tercaapi dosis efektif (biasanya 200-300 mg/hari).

    Dosis pemeliharan umumnya agak tinggi, meskipun bersifat individual,

    klomipramin sekitar 100-200 mg/hari dan sertralin 100 mg/hari. Sebelum dihentikan

    lakukan pengurangan dosis secara tappering off. Meskipun respon dapat terlihatdalam 1

    2 minggu, untuk mendapatkan hasil yang memadai setidaknya diperlukan waktu 2- 3

    bulan dengan dosis antara 75-225 mg/hari

    7. Obat Anti Panik

    Dalam membicarakan antipanik yang menjadi obat acuan adalah imipramin

    PSIKOFARMAKA Page 41

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    42/43

    Mekanisme kerja

    Sindrom panik berkaitan dengan hipersensitivitas dari serotonic reseptor di SSP.

    Mekanisme kerja obat antipanik adalah menghambat reuptake serotonin pada celah

    sinaptik antar neuron

    Cara Penggunaan Obat

    Golongan SSRI mempunyai efek samping yang lebih ringan

    Alprozolam merupakan obat yang paling kurang toksiknya dan onset kerjanya

    lebih cepat

    Efek samping obat

    Mengantuk, sedasi, kewaspadaan berkurang, Neurotoksik.

    Lama Pemberian Obat

    Lamanya pemberian obat tergantung dari individual, umunya selama 6-12bulan,

    kemudian dihentikan secara bertahap selama 3 bulan bila kondisipenderita sudah

    memungkinkan

    PSIKOFARMAKA Page 42

  • 7/16/2019 psikofarmaka RSKO

    43/43

    Dalam waktu 3 bulan bebas obat 75% penderita menunjukkan gejala kambuh.

    Dalam keadaan ini maka pemberian obat dengan dosis semula diulangi selama2

    tahun. Setelah itu dihentikan secara bertahap selama 3 bulan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Gunawan SG, Setabudy R, Nafrialdi, dan Elysabeth. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-

    lima. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2007. hal. 171-7

    2. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Synopsis of Psychiatry : Behavioral Sciences/Clinical

    Psychiatry, 10th Ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2007.

    3. Maslim R. Panduan Praktis : Penggunaan Obat Psikotropik(Psychotropic Medication). Edisi

    ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Ama

    4. Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. Lippincotts Illustatrated Reviews:

    Pharmacology. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams&Wilkins; 2000.

    5. Lieberman JA, Tasman A.Handbook of Psychiatric Drugs. Chester city : JohnWiley&Sons

    Ltd ; 2006.

    6. Hollister LE. Obat antidepresan. Dalam: Farmakologi dasar dan klinik. Katzung BG.

    Edisi ke-enam.1998. Jakarta: EGC. hal. 467-77.

    7. Richard F, Michelle C, and Luigi C. Antidepressants; in Lippincott's Illustrated Reviews:

    Pharmacology. Harvey AR and Champe PC. 4th Edition. Philadelphia: Lippincott

    Williams & Wilkins. 2009. p. 142-50.

    8. Departemen Kesehatan Ditjen Bina Pelayanan Medik Direktorat Bina Pelayanan

    kesehatan Jiwa. Buku pedoman pelayana kesehatan jiwa di fasilitas pelayanan kesehatan

    dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan Ditjen Bina Pelayanan Medik Direktorat Bina

    Pelayanan kesehatan Jiwa.2006. hal. 59-64.

    9. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2010. hal.

    356-60.

    10.Support Hope Inc. Antipsychotic : Haloperidol, Haldol. Disitasi tanggal : 05 Mei2009 dari

    http://www.supporthope.com/medication/anti_anxiety/index.html. Last update : Januari

    2008.