View
50
Download
0
Embed Size (px)
5/26/2018 fraktur femur
1/32
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangLayanan kesehatan yang dikembangkan oleh pemerintah tercantum dalam
sistem kesehatan meliputi upaya peningkatan (promotif), upaya pencegahan
(preventif), upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif).
Dalam upaya mewujudkan pelayanan yang menyeluruh tersebut
diperlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak dan disiplin ilmu. Dalam hal ini
Fisioterapi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan ikut berperan dan
bertanggung jawab dalam upaya meningkatkan kapasitas fisik dan kemampuan
fungsional supaya pasien dapat hidup mandiri secara optimal.
Dengan adanya kemajuan IPTEK mengakibatkan peningkatan mobilitas
masyarakat baik melaui darat, laut, udara sehingga semakin mempermudah
komunikasi antar masyarakat. Selain dampak positif tidak dapat dipungkiri bahwa
akan timbul pula berbagai dampak negatif, diantaranya adalah meningkatnya
resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, dan trauma trauma
lainnya. Salah satu kondisi yang cukup banyak terjadi akibat kecelakaan lalu
lintas adalah adanya fraktur pada tulang femur yang dapat menimbulkan kekakuan
pada sendi lutut.
Menurut Appley (1995), fraktur adalah patahan kontinuitas struktur tulang.
Patahan tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau
perimpilan korteks, biasanya patahan itu lengkap dengan fragmen tulang bergeser.
Kalau kulit diatasnya masih utuh, keadaan ini disebut fraktur tertutup atau
sederhana, kalau kulit atau salah satu dari rongga tubuh tertembus, keadaan ini
5/26/2018 fraktur femur
2/32
2
disebut fraktur terbuka atau compound, yang cenderung mengalami kontaminasi
dan infeksi. Dari patah tulang tersebut hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
kekakuan (stiff) pada sendi lutut.
Fraktur pada femur dapat diberikan beberapa penanganan diantaranya
yaitu Fisioterapi. Fisioterapi di artikan sebagai bentuk pelayanan dan ditujukan
kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan pemeliharaan dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur hidup kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutik dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi (SK.MENKES RI
NO.1363/MENKES/SK/XII/001.Pasal 1 dan 2).
Trauma adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera karena
salah satu sebab. Penyebab trauma antara lain kecelakaan lalu lintas, industri,
olahraga, maupun kecelakaan rumah tangga. Dampak dari kecelakaan tersebut
dapat mengakibatkan fraktur atau patah tulang, cedera tulang belakang, cedera
kepala, dan sebagainya.
Jenis kasus yang dapat diintervensi oleh Fisioterapi bermacam-macam,
salah satunya adalah femur yang disebabkan karena trauma langsung sehingga
menyebabkan tulang femur mengalami fraktur, sehingga memungkinkan korban
harus mendapat perawatan dari tim medis yang professional dengan berbagai
teknologi kesehatan. Sehubungan dengan hal tersebut, Fisioterapi mempunyai
peran yang sangat penting untuk meminimalisir keluhan yang biasanya diderita
terutama setelah pasca imobilisasi, yaitu berupa kekakuan sendi, nyeri, adanya
keterbatasan gerak serta komplikasi lainnya yang memungkinkan terjadi pada
kondisi ini.
5/26/2018 fraktur femur
3/32
3
B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diangkat
peneliti adalah Fraktur Femur. Adapun rumusan masalah yang akan diangkat
adalah:
1. Apakah yang dimaksud Fraktur Femur?2. Apakah etiologiFraktur Femur?3. Bagaimana tanda dan gejala Fraktur Femur?4. Bagaimana penatalaksanaan dari Fraktur Femur?
C. Tujuan MasalahDari rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang dapat dicapai penulis
yaitu, sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi Fraktur Femur2. Mengetahui etiologi Fraktur Femur3. Mengetahui tanda dan gejala Fraktur Femur4. Mengetahui penatalaksanaan Fraktur Femur
D. Manfaat PenulisanTulisan ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi baik
bagi tenaga kesehatan ataupun masyarakat umum mengenai Fraktur Femur.
5/26/2018 fraktur femur
4/32
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. DefinisiFraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang
yang ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya (Smeltzer & Bare, 2000). Fraktur
merupakan setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves, Roux,
Lockhart, 2001). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer,
2000).
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa
terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan
biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat
menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh
dalam syok (FKUI, 1995).
Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur, yang beresiko tinggi untuk
terjadinya fraktur adalah orang yang lanjut usia, orang yang bekerja yang
membutuhkan kesimbangan, masalah gerakan, pekerjaan-pekerjaan yang beresiko
tinggi (tukang besi, supir, pembalap mobil, orang dengan penyakit degeneratif
atau neoplasma) (Reeves, Roux, Lockhart, 2001).
B. Anatomi dan FisiologiPersendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan
acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan
kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua
5/26/2018 fraktur femur
5/32
5
kondilas. Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula
fibrosa, ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang
penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber
utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur
meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur (Platzer,
1995).
Gambar 2.1
Os Femur (Puzt, 2006)
5/26/2018 fraktur femur
6/32
6
C. Klasifikasi FrakturPenampikan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang
praktis, dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu (Smeltzer and Bare, 2003):
1. Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan).a. Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih
utuh) tanpa komplikasi.
b. Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antarahubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya
perlukaan kulit.
2. Berdasarkan komplit atau ketidakklomplitan fraktur.a. Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang
atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.
b. Fraktur Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampangtulang seperti:
1) Hair Line Fraktur (patah retidak rambut)2) Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks
dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya.
3)
Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi
korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang.
3. Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanismetrauma.
a. Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang danmerupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
5/26/2018 fraktur femur
7/32
7
b. Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudutterhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasi juga.
c. Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yangdisebabkan trauma rotasi.
d. Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yangmendorong tulang ke arah permukaan lain.
e. Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atautraksi otot pada insersinya pada tulang.
4. Berdasarkan jumlah garis patah.a. Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan.
b. Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidakberhubungan.
c. Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidakpada tulang yang sama.
5. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.a. Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap tetapi kedua
fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.
b.Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang yang
juga disebut lokasi fragmen, terbagi atas:
1) Dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran searahsumbu dan overlapping).
2) Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut).
5/26/2018 fraktur femur
8/32
8
3) Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen salingmenjauh).
6. Berdasarkan posisi frakurSebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian:
a. 1/3 proksimalb. 1/3 medialc. 1/3 distal
7. Fraktur Kelelahan: fraktur akibat tekanan yang berulang-ulang.8. Fraktur Patologis: fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang.9. Pada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan
jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:
a. Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera jaringanlunak sekitarnya.
b. Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringansubkutan.
c. Tingkat 2: fraktur yang lebih berat den